Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 (Studi Kasus: PT. Yakult) Dian Indah Sari Program Studi Sistem Informasi Akuntansi AMIK BSI Bekasi
[email protected]
ABSTRACT To produce products and goods with better quality, competitive prices and better service than competitors required quality improvement in aspects related to the product that is labor, materials, services that satisfy customers. The method used is literature study (library research) were sourced from a number of literature which includes reference books that can support the content writing, literature, books, journals, official reports and information from a number of internet sites that can add science as a support vehicle for the discussion topic. Main principles of TQM include Customer Satisfaction, Respect for Everyone, Fact Based Management, Continuous Improvement. potential benefits of TQM implementation in companies which Maintaining competitiveness institution Eliminating inefficiencies in the organization, Help focus the organization to market needs, Achieving high performance in all areas, Satisfying the needs of all stakeholders. Basic Principles of ISO 9001: 2000, among others, Customer Focus, Leadership, Involvement of Personnel, Process Approach, System Approach To Management. Some of the advantages of the application of ISO 9000 as follows Customer Orientation, Gain Market, Recognition, Confidence, Consistency of Quality, Legal Aspects, Increased Productivity Increase financial performance, Documented, Organizational Capability, Human Resources Development, Monitoring, Improved export potential. Application of TQM on companies can improve the quality of the company's products on an ongoing basis and increase customer satisfaction. Implementation of TQM and ISO 9000 in the company can increase profits and improve the competitiveness of companies. Keywords : Implementation,, Quality, Management, ISO 9001:2008 I. PENDAHULUAN Sejalan dengan ketatnya persaingan dan perkembangan dalam dunia industri, peningkatan kinerja manajerial merupakan tuntutan dari setiap perusahaan dengan tujuan agar eksistensi atau kelangsungan hidup perusahaan dapat lebih terpelihara. Manajer di setiap organisasi dituntut agar mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dengan efektif dan mampu memaksimumkan daya saing organisasi. Sehingga untuk mencapai kesuksesan organisasi, manajer di setiap level organisasi dituntut untuk menghasilkan kinerja manajerial yang baik sesuai dengan bidang yang mereka tangani. Untuk menghasilkan produk dan barang dengan mutu yang lebih baik, harga yang bersaing dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing-pesaingny amaka diperlukan perbaikan mutu dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan produk tersebut yaitu tenaga kerja,bahan-bahan, layanan yang memuaskan pelanggan, sehingga hal ini bisa
66
menarik pelanggan yang akhirnya bisa meningkatkan jumlah pelanggan. Total Quality Management (TQM) merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis, yang berupaya untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi. TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi masa kini untuk memperbaiki kualitas produknya, menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitasnya. Sukses tidaknya implementasi.TQM sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikannya. Penerapan manajemen sumber daya manusia tidak berdiri sendiri tetapi terikat dengan paket TQM dan harus selaras dengan perubahan proses. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penerapan TQM Menurut Mulyasa dalam Suwarno (2009:28), “Implementasi (penerapan)
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis, sehingga memberi dampak baik perubahan pengetahuan , ketrampilan maupun nilai dan sikap”. Sedangkan Yusuf (2010:1) mengatakan bahwa “Implementasi (penerapan) bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan”. Implementasi sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan dalam suatu tindakan praktis akan menjadi aktual melalui proses pembelajaran (Suwarno, 2009:29). Menurut Susilo (2007:174) “Implementasi (penerapan) merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap” Total Quality Management merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan (Sallis, 2011: 136). Gaspersz (2005:6) menjelaskan lebih lanjut bahwa TQM atau manajemen kualitas terpadu adalah suatu cara meningkatkan performasi secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Juga dikatakan TQM merupakan sistem yang yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan terus menerus. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Tjiptono (2006:10). 2.2. Karakteristik TQM Tjiptono (2006:15–18) menerangkan bahwa TQM memiliki beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai bahan mengukuran standar kualitas, karakteristik itu meliputi:
1. Fokus pada pelanggan, dalam TQM fokus pelanggan baik internal maupun eksternal maupun driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka. Sedangkan pelanggan internal menentukan kualitas manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi terhadap kualitas, dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal atau eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang diterapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Oleh karena itu, karyawan harus mengerjakan pekerjaan sesuai pembagian. 3. Pendekatan ilmiah, sangat diperlukan dalam penerapan TQM terutama dalam desain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang di desain tersebut. 4. Komitmen jangka panjang, TQM merupakan suatu paradigma baru dalam menjalankan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru juga. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna melakukan perubahan budaya agar penerpan TQM dapat berjalan dengan sukses. 5. Kerjasama tim, perusahaan yang menerpakan TQM harus menerapkan kerjasam tim yang baik. Kerjasama dibangun antara karyawan dan manager. Perusahaan juga harus menjalin kerja sama secara baik dengan pihak-pihak lain. 6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan, setiap produk atau jasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada harus diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat. 7. Pendidikan dan pelatihan, bagi perusahaan yang menerapkan TQM adalah faktor yang sangat fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan ketrampilan teksnis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang terkendali, dalam TQM keterlibatan dan pemberdayan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung
67
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. 9. Kesatuan arah dan tujuan, agar TQM daopat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, ada dua manfaat yang bisa diambil dengan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Pertama, hal ini dimungkinkan untuk mendapatkan keputusan yang baik, rencana yang lebih baik atau perbaikan yang lebih efektif pula. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki atau tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya. 2.3. Konsep ISO 9000 Nasution (2005:218) mengungkapkan bahwa “ISO adalah organisasi internasional khusus dalam hal standarisasi”. Jadi ISO merupakan sebuah organisasi bertaraf internasional yang khusus bergerak dalam bidang standarisasi.Seperti halnya organisasi lainnya, ISO juga mempunyai suatu tujuan. Adapun tujuan ISO adalah mengembangkan dan mempromosikan standar-standar untuk umum yang berlaku secara internasional (Nasution, 2005: 218). Lebih lanjut Nasution (2005: 219) juga menyampaikan ISO 9000 merupakan suatu seri dari standar-standar internasional untuk sistem kualitas, yang menspesifikasikan persyaratanpersyaratan dan rekomendasi untuk desain dan untuk penilaian dari suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemasok (perusahaan) akan menyerahkan barang dan atau jasa yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Menurut Suardi (2008:33-34) terdapat berbagai macam seri dari ISO 9000 yang memiliki standar, pedoman, dan laporan yang terangkum di dalamnya. Seri ISO 9000 menurut terdiri dari: 1. Seri ISO 9000:2000 tentang Dasar dan Kosakata Sistem Manajemen Mutu 2. Seri ISO 9001:2000 tentang Persyaratan Sistem Manajemen Mutu 3. Seri ISO 9004:2000 tentang Pedoman untuk Kinerja Peningkatan Sistem Manajemen Mutu 4. Seri ISO 19011 tentang Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan Selain memiliki seri ISO 9000 juga mempunyai beberapa tujuan, tujuan tersebut
68
akan menjadi acuan bagi setiap organisasi atau perusahaan. Pada intinya, ISO bertujuan untuk mengharmonisasi standar-standar nasional di masing-masing negara menjadi satu standar internasional yang sama. Tujuan ISO adalah mengembangkan dan mempromosikan standarstandar yang berlaku secara internasional. Diantara tujuan yang lain, yaitu: (Nasution ,2005:219) 1. Organisasi dapat mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli. 2. Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan. 3. Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dihasilkan. Menurut Rabbit & Bergh (2006), Selain memiliki tujuan seperti yang diutarakan diatas, ISO juga sanga berperan dan dapat digunakan sebagai: 1. Fondasi dari kegiatan perbaikan yang kontinu untuk kepuasan pelanggan. 2. Sistem dokumentasi yang benar dari perusahaan. 3. Cara yang jelas dan sistematik dari manajemen mutu. 4. Mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem. 5. Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan mutu. 6. Praktek manajemen yang lebih efektif dengan otoritas dan tanggung jawab yang jelas terhadap orang yang berkaitan dengan mutu proses dan produk. 7. Pedoman untuk melakukan segala sesuatu dengan benar di setiap saat. 8. Cara untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu dan kemampuan berkompetensi dari perusahaan 9. Persyaratan untuk melakukan bisnis internasional ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratanpersyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin kepuasan pelanggan. Gasperz (2005:1) menyatakan ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk,
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
tetapi hanya merupakan standar sistem manajemen. Hal ini karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk namun hanya merupakan standar sistem manajemen mutu. Menurut Gaspersz (2005:3), model proses ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian utama yang menggambarkan sistem manajemen organisasi yaitu: 1. Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 dari ISO 9001:2000). 2. Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2000). 3. Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2000). 4. Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2000). 5. Analisis, Pengukuran, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2000). 2.4. ISO 9001:2008 The International Organization for Standardization (ISO) terdiri dari beberapa Technical Committee (TC) yang menangani standar-standar yang akan dikeluarkan. Untuk ISO 9001 dikeluarkan oleh Technical Committee (TC) 176 yang bertanggung jawab untuk standar sistem manajemen mutu. Sejak tahun 1987, TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima sampai dengan enam tahun, bertujuan menjamin bahwa standard-standard akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Menurut Garrity , ISO 9001 bertujuan agar setiap organisasi memiliki: 1. Continual Improvement, yaitu kemampuan untuk melakukan peningkatan yang berkesinambungan, 2. Consistency Product, yaitu kemampuan untuk menghasilkan mutu produk yang konsisten, 3. Comply to Costumer & Regulation, yaitu kemampuan untuk melakukan pemenuhan keinginan konsumen & regulasi. Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka berdasarkan Badan Standardisasi Nasional, 2001, ISO 9001 memiliki 8 (delapan) prinsip manajemen mutu, yaitu: 1. Fokus pada Pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Pelibatan orang 4. Pendekatan proses 5. Pendekatan Sistem pada Manajemen 6. Perbaikan Berkesinambungan 7. Pendekatan Fakta pada Pengambilan Keputusan
8. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok. Adapun menurut SGS-Indonesia, 2001, klausul-klausul pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah: Klausul 1 Ruang Lingkup; Klausul 2 Acuan Normatif; Klausul 3 Istilah dan Definisi; Klausul 4 Sistem Manajemen Mutu; Klausul 4.1 Persyaratan Umum; Klausul 4.2 Persyaratan dokumentasi; Klausul 4.2.1 Umum; Klausul 4.2.2 Manual mutu; Klausul 4.2.3 Pengendalian dokumen; Klausul 4.2.4 Pengendalian rekaman; Klausul 5 Tanggung Jawab Manajemen; Klausul 5.1 Komitmen Manajemen; Klausul 5.2 Fokus pada pelanggan; Klausul 5.3 Kebijakan mutu; Klausul 5.4 Perencanaan; Klausul 5.5 Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi; Klausul 5.6 Tinjauan manajemen; Klausul 6 Pengelolaan Sumber Daya; Klausul 6.1 Penyediaan sumber daya; Klausul 6.2 Sumber daya manusia; Klausul 6.3 Prasarana; Klausul 6.4 Lingkungan Kerja; Klausul 7 Realisasi Produk; Klausul 7.1 Perencanaan realisasi produk; Klausul 7.2 Proses yang berkaitan dengan pelanggan; Klausul 7.3 Desain dan pengembangan; Klausul 7.4 Pembelian; Klausul 7.5 Produksi dan penyediaan jasa; Klausul 7.6 Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran; Klausul 8 Pengukuran Analisis dan Perbaikan; Klausul 8.1 Umum; Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran; Klausul 8.3 Pengendalian Ketidaksesuaian Produk; Klausul 8.4 Analisis data; Klausul 8.5 Perbaikan Berkesinambungan. III. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif; sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: Penelitian kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu melalui buku-buku, literatur, majalahmajalah, surat kabar, kliping. Sumber-sumber literatur diperoleh dari perpustakaan, dan referensi perusahaan. Penelitian lapangan digunakan untuk memperoleh data primer dengan melakukan kunjungan ke PT. Yakult Sukabumi sebagai obyek penelitian untuk memperoleh data perusahaan. Penelitian lapangan ini dilakukan kepada karyawan dengan wawancara dan kuesioner Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka perlu dilakukan serangkaian pengujian pada instrumen yang akan digunakan
69
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
maupun pada data yang akan diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Uji Kualitas Instrumen yaitu Uji Reliabilitas dan Uji Validitas. Uji Asumsi Klasik yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Linieritas dan Uji Heteroskedastisitas. Adapun untuk populasi diambil dari PT. Yakult yang terlibat langsung pada penerapan ISO 9001:2008 berjumlah 30 orang. Adapun jumlah sampel penelitian yang diambil yang terdiri atas: Top Manajemen = 4 orang, Middle Manajemen = 16 orang, Low Manajemen = 10 orang. Hal ini didasarkan pada keterlibatan secara langsung personil terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling non probabilitas yaitu teknik ”purposive sampling”, dimana pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan kriteria tertentu sehingga relevan dengan rencana penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan pengambilan sampel terdapat wakil dari segala lapisan populasi. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen Dalam melakukan analisis terhadap data-data yang relevan terlebih dahulu dilakukan berbagai macam uji guna menilai apakah data yang disajikan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada penelitian ini variabel yang digunakan untuk alat pengukuran yaitu: Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Environment (X4) dan Kinerja Proyek (Y).
Untuk selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini guna memperoleh gambaran hasil terhadap objek yang diteliti. 1. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data primer karena instrumen tersebut sudah baik dan layak untuk didistibusikan kepada responden. Realibilitas suatu kontruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,571. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner penelitian ini, didapat hasil uji reliabilitas (R) sebesr 0,791 lebih besar dari 0,571 pada tabel Product Moment dengan N = 30 dan instrumen tersebut dapat dinyatakan reliabel 2. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu instrumen/variable. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dari variabel yang diteliti secara tepat. Hasil uji validitas instrumen kuesioner semua terlihat valid, nilai rhitung yang merupakan nilai dari Corrected Item Total Correlation > dari r-tabel dengan r-tabel = 0,306 (tabel 1).
Tabel 1. Uji Validitas
Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Material
13.8933
4.156
.343
.304
.812
Man
13.7900
2.738
.822
.705
.656
Machine
13.8433
3.345
.637
.578
.731
Environment
14.2367
2.860
.730
.574
.693
Kinerja
13.8767
3.928
.346
.317
.817
Sumber: Hasil penelitian (2015) Hasil analisis menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena nilai rhitung semuanya lebih besar dari r-tabel sehingga dikatakan memenuhi syarat validitas. Sehingga dapat disimpulkan
70
bahwa pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu PT. Yakult telah sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
4.2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui data terdistribusi dengan
normal atau tidak. Hal ini dapat diketahui melalui grafik Histogram dan Output yang ditunjukkan pada grafik dan tabel dibawah ini:
Sumber: Hasil penelitian (2015) Gambar 1. Grafik Histogram disertai Kurva Normal Dari Grafik diatas, dapat dilihat kemungkinan data terdistribusi dengan normal, dilihat dari sumbu 0 (nol) regresi.
Hal ini dapat dipastikan terdistribusi dengan normal dengan melihat hasil uji Kolmogorov Smirnov Z dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Material
Man
Environmen Machine t Kinerja
30
30
30
30
30
Mean
3.5167
3.6200
3.5667
3.1733
3.5333
Std. Deviation
.48000
.68148
.58683
.69428
.57854
.171
.145
.100
.105
.179
Positive
.131
.131
.100
.105
.122
Negative
-.171
-.145
-.088
-.101
-.179
Kolmogorov-Smirnov Z
.935
.793
.545
.577
.982
Asymp. Sig. (2-tailed)
.347
.556
.927
.893
.290
N Normal Parametersa,,b
Most Differences
Extreme Absolute
Sumber: Hasil penelitian (2015) Pada tabel 2 diatas dapat diketahui nilai Asymptotic Significance adalah berada diatas nilai 0,05 yang berarti data terdistribusi dengan normal. Dari dua alat uji Normalitas yaitu Grafik Histogram dan Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov Z, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas Hasil Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel independent dan apabila terjadi hubungan antar variabel independent maka hal ini yang dihindari pada suatu model regresi. Hal ini dapat ditunjukkan melalui tabel 3 dibawah ini:
71
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Material
.863
1.159
Man
.437
2.290
Machine
.480
2.082
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil penelitian (2015) Dari tabel diatas didapat nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk setiap variabel berada dibawah angka 10 atau nilai Tolerance diatas nilai 0,1. Hal ini berarti bahwa tidak ada Multikolinearitas antar variabel independent.
Hasil uji ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent, dengan melihat nilai Significance-nya. Jika nilai tersebut < 0,05; maka terdapat hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent.
3. Uji Liniearitas
Tabel 4. Hasil Uji Linieritas Sum Squares Kinerja Material
* Between Groups
df
Mean Square F
Sig.
(Combined)
1.640
9
.182
.452
.890
Linearity
.001
1
.001
.003
.958
Deviation from Linearity
1.638
8
.205
.508
.836
Within Groups
8.067
20
.403
Total Sumber: Hasil penelitian (2015)
9.707
29
4. Uji Heteroskesdastisitas Hasil Uji Heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui model regresi apakah terjadi ketidaksamaan variasi atau tidak, dari kesalahan residual melalui satu pengamatan ke pengamatan yang lain melalui metode Scatterplot. Jika grafik membentuk satu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diduga telah terjadi Heteroskedastisitas, dan jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat
72
of
pada gambar 2. Berdasarkan gambar 2. tersebut dapat dilihat suatu kemungkinan tidak terjadinya Heteroskedastisitas, ditunjukkan dengan pola pada grafik yang menyebar. 4.3. Kesesuaian Kinerja dan Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada PT. Yakult Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT. Yakult dilihat pada variabel Material (X1), Man (X2), Machine (X3) dan Environment (X4), seperti terlihat pada tabel 5.
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
Sumber: Hasil penelitian (2015) Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot Berdasarkan tabel diatas maka diketahui tingkat kesesuaian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT. Yakult berada pada tingkatan nilai A karena termasuk pada
kelompok nilai 90 s/d 100%; yang berarti bahwa PT. Yakult telah sangat sesuai terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Tabel 5. Hasil Perolehan Kuesioner pada Variabel Independent
No
Nama Variabel
Nilai Perolehan
Nilai Maksimum
%
Predikat
1
Material (X1)
580
640
90.63%
Sangat Sesuai
2
Man (X2)
584
640
91.25%
Sangat Sesuai
3
Machine (X3)
583
640
91.09%
Sangat Sesuai
Environment (X4) 575 Rata-rata Tingkat Kesesuaian Sumber: Hasil penelitian (2015)
640
89.84%
Sesuai
90.70%
Sangat Sesuai
4
Pencapaian Kinerja PT. Yakult diukur berdasarkan Biaya, Mutu, dan Waktu, hal ini
dapat ditunjukkan pada tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6. Hasil Perolehan Kuesioner pada Biaya, Mutu & Waktu
No
Nama Variabel
Nilai Perolehan
Nilai Maksimum
%
Predikat
1
Biaya
570
640
89.06%
Sangat Sesuai
2
Mutu
584
640
91.25%
Sangat Sesuai
575
640
89.84%
Sangat Sesuai
90.05%
Sangat Sesuai
3
Waktu Rata-rata Tingkat Kesesuaian Sumber: Hasil penelitian (2015)
73
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
Hal yang pertama dilakukan adalah menganalisa hubungan dan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang lain, maka digunakan uji regresi. Hubungan antara variabel dependent dengan lebih dari satu variabel independent disebut regresi berganda dengan sebesar 5%, seperti pada tabel 7.
4.4. Pengaruh Faktor-Faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT. Yakult Untuk mengetahui pengaruh faktorfaktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT. Yakult, maka dapat dilihat dari ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel-variabel independent terhadap variabel dependent.
Tabel 7. Hasil Regresi Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
3.129
.854
Material
-.314
.230
.605
Man Machine Environmen t
Beta
t
Sig.
3.665
.001
-.260
-1.362
.185
.228
.712
2.653
.014
-.266
.245
-.270
-1.085
.288
.084
.210
.101
.399
.693
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil penelitian (2015) Adapun bentuk dari persamaan regresi berganda berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan melalui rumus regresi berganda sebagai berikut:
Setelah diketahui pola hubungan diantara variabel selanjutnya dilakukan Uji F, yang bertujuan untuk menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independent terhadap variabel dependent seperti pada tabel 8.
Y = 3,129 - 0,314X1 +0,605X2 -0,266X3 + 0,084X4
Tabel 8. Hasil Uji F Sum of Squares
Model 1
Regression
3.081
4
.770
Residual
6.626
25
.265
Total 9.707 Sumber: Hasil penelitian (2015)
29
Dari tabel 8 diatas diketahui nilai significance sebesar 0,042 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel independent secara simultan berpengaruh pada variabel dependent (kinerja proyek). Uji selanjutnya adalah Uji Goodness of Fit untuk menentukan kelayakan suatu model
74
Mean Square
df
F 2.906
Sig. .042a
regresi dengan memperhatikan sejauh mana kecocokan antara data dengan garis estimasi regresi. Kelayakan dari model regresi juga ditunjukkan pula melalui nilai Adjusted RSquare.
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
Tabel 9. Hasil Uji Goodness of Fit – Adjusted R-Square Model 1
R
Adjusted R Square
R Square .563a
.317
Std. Error of the Estimate
.208
.51482
Sumber: Hasil penelitian (2015) Berd asarkan hasil pada tabel 9, dapat disimpulkan model regresi layak untuk digunakan karena data hasil penelitian dengan nilai Adjusted R Square ( R 2) bernilai 0,208 atau 20,8%; berarti bahwa 20,8% Kinerja Proyek PT. Yakul dipengaruhi variabel independent, sedangkan
78,2% dipengaruhi faktor lain diluar model regresi. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara parsial pada kinerja PT. Yakult, maka hal ini dapat dilakukan dengan melakukan uji t statistik. Hasil uji t tersaji pada tabel 10.
Tabel 10. Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
3.129
.854
Material
-.314
.230
.605
t
Sig.
3.665
.001
-.260
-1.362
.185
.228
.712
2.653
.014
-.266
.245
-.270
-1.085
.288
Environme .084 nt Sumber: Hasil penelitian (2015)
.210
.101
.399
.693
Man Machine
Dari tabel 10 diatas diketahui variabel dengan nilai significance di atas 0,05 atau 5% adalah variabel Man (X2) sebesar 0,014 yang berarti variabel ini berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja. ketiga variabel yang lain secara parsial tidakberpengaruh terhadap variabel kinerja. V. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan terkait penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, sebagai berikut: 1. Hasil analisis tingkat kesesuaian Sistem Manajemen Mutu PT. Yakult terhadap Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 berada pada tingkatan Sangat Sesuai dengan tingkat kesesuaian 70%. 2. Dari hasil analisis kinerja diperoleh bahwa skor Kinerja PT. Yakult adalah 90,05%; hal ini berada pada katagori Sangat Baik. 3. Dari hasil analisa regresi berganda diperoleh bahwa:
-
Hasil Uji F didapat nilai significance sebesar 0,042<0,05 yang berarti variabel independen secara simultan berpengaruh pada variabel dependen - Hasil Uji Goodness of Fit menjelaskan bahwa model regresi layak untuk digunakan, karena data hasil penelitian berada sekitar garis estimasi regresi. - Koefisien determinasi yang disesuaikan atau Adjusted R Square ( R 2) sebesar 0,208 atau 20,8%, berarti Kinerja PT. Yakult dipengaruhi secara bersamasama oleh variabel Man dan sisanya sebesar 79,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi. 4. Dari hasil analisis parsial terhadap koefisien-koefisien regresi diperoleh bahwa Man, berpengaruh secara signifikan, sedangkan Material, Machine, Environment tidak berpengaruh. Sedangkan saran-saran yng dapat dsampaikan dalam penelitian ini adalaht: 1. Dari hasil analisis kesesuaian manajemen PT. Yakult terhadap Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, variabel Environment
75
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
(X4) memiliki tingkat kesesuaian yang paling rendah dibandingkan 3 (tiga) variabel yang lain. Untuk itu disarankan hal berikut: a. Lay-out & Identitas Area, dalam pelaksanaan di lapangan harus berdasarkan perencanaan yang telah disepakati. b. Temperatur & Kelembaban lingkungan perlu lebih diperhatikan. c. ebersihan Area, perlu koordinasi pihak internal dan eksternal untuk menjaga kebersihan lingkungan. d. Kecukupan Penerangan yaitu perlu adanya standarisasi pengukuran yang berdasarkan pada standard penerangan untuk aktivitas tertentu. 2. Dari hasil analisis kinerja pada PT. MAK, walaupun secara umum telah Sangat Baik, peningkatan perlu ditekankan pada variabel Biaya (Y1) dan Waktu (Y3) karena memiliki tingkat pencapaian kinerja yang lebih rendah dibandingkan variabel Mutu (Y2). DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional. 2001. Sistem Manajemen Mutu – Dasar-Dasar dan Kosa Kata. SNI 19-9000-2001
.
76
Badan Standardisasi Nasional. 2001. Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan. SNI ISO 9001:2008. Tjiptono, Fandy. 2006. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Offset Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineta Cipta. Sallis, Edward. 2011. Total Quality Manajemen in Education. Jogjakarta: Divapress Banguntapan. Susilo, Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Vincent, Gaspersz. 2005. Total Quality Manajemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yusuf, Munir. 2010. Pedoman Pengembangan Koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media