ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN BESARNYA MODAL DENGAN MOTIVASI KERJA WIRAUSAHA DI BETENG TRADE CENTER SOLO
NASKAH PUBLIKASI AYUDHA PUSPITA DEWI B 100 110 183
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan besarnya modal dengan motivasi para wirausaha. Data yang digunakan yaitu data primer, penelitian dilakukan secara langsung dengan melakukan pengisian kuesioner oleh responden yang bersangkutan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 41 responden dengan syarat yang telah ditentukan, yakni responden adalah pedagang yang memiliki kios di Beteng Trade Center Solo, setiap responden hanya berhak mengisi satu kuesioner dan responden berhak menerima dan menolak survei. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan teknik nonprobability sampling yaitu pengambilan sempel dengan cara tidak acak. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan dan besarnya modal berhubungan dengan motivasi kerja para wirausaha penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi berganda, sedangkan untuk menguji kevalidan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas serta uji normalitas. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel valid dan reliabel. Hasil uji asumsi klasik menyatakan bahwa seluruh variabel berdistribusi normal. Selanjutnya menggunakan analisis korelasi berganda menghasilkan variabel mana yang memiliki tingkat hubungan dengan motivasi kerja. Hasilnya yaitu variabel tingkat pendidikan dan besarnya modal memiliki hubungan dengan motivasi kerja para wirausaha di Beteng Trade Center Solo. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal, Motivasi Wirausaha
PENDAHULUAN Kebutuhan individu akan barang dan jasa menjadi semakin kompleks. Pemerintah di negara-negara kawasan Asia tenggara pun mulai berbondongbondong mengikuti konsep ekonomi negara kawasan Eropa dalam memenuhi kebutuhan bersama. Yakni dengan membentuk pasar bebas yang beranggotakan negara-negara tetangga yang notabene saling berdekatan dan saling berhubungan. Jika di Eropa membentuk EFTA atau Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa yang didirikan sejak tahun 1960, maka negara-negara di kawasan Asia tenggara menggunakan istilah MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. Dalam perjanjian tersebut negara anggota berkewajiban untuk meminimalkan pajak ekspor impor untuk negara anggota lainnya. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan para wiraswasta dalam negara anggota dapat termotivasi atau terdorong untuk bersaing secara terbuka serta menciptakan produk baru yang efektif dan sesuai dengan perkembangan jaman. Waters (Bappenas dan World Bank, 1999) dalam buku Sudjana (2011) menyebutkan bahwa pasar global yang saat ini sedang hangat diperbincangkan berasal dari lima perubahan, yakni: 1.
Akibat dinamika teknologi yang mengurangi jarak global serta mobilitas manusia yang serba cepat.
2.
Akibat masalah-masalah lingkungan dan kependudukan.
3.
Akibat dari kemunduran kemampuan negara dalam memecahkan masalah nasional.
4.
Munculnya sub-sub kelompok yang semakin kuat dalam masyarakat, misalnya lahirnya berbagai bentuk LSM.
5.
Akibat meningkatnya keahlian, pendidikan, dan keberdayaan reflektif warga negara dewasa sehingga mampu melihat permasalahan di luar batas negaranya. Tanpa terkecuali negara Indonesia, dengan jumlah penduduk yang sangat
banyak, maka membutuhkan lebih banyak kebutuhan ekonomi dibanding kan negara lain. Karenanya bangsa Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga negara, pemerintah perlu merangsang sumber daya manusia untuk menghasilkan produk yang inovatif dan kualitas yang dapat bersaing dengan negara lain, Indonesia membutuhkan motivasi. Sebuah pendorong yang mampu mengajak masyarakat untuk membantu negara menciptakan ruang di kancah Internasional. Banyak hal yang dapat menjadi motivasi atau pendorong seseorang untuk menciptakan produk baru. Seperti halnya dengan negara-negara Asia timur yakni negara Jepang dan Korea Selatan yang mendorong masyarakatnya untuk melakukan inovasi melalui pendidikan yang maksimal. Dua negara tersebut memiliki sumber daya alam yang terbatas. Namun dengan sumber daya manusia yang terdidik dan sangat berkualitas mereka mampu mencukupi kebutuhan dalam negerinya. Dua negara yang saat ini menjadi ikon Asia tersebut selalu mengedepankan pendidikan. Kesadaran masing-masing individu bahwa pendidikan merupakan hal yang penting untuk masa depan, membuat pemerintah dua negara tersebut pernah
mengklaim bahwa pengeluaran negara paling banyak tertuang pada pendidikan. Sebagaimana yang telah disebut oleh Notoadmojo (2003) bahwa tujuan akhir dari pendidikan adalah perubahan sikap seperti yang diharapkan. Usaha mereka terbukti dengan keberhasilan negara yang awalnya berdiri dari keterpurukan bersamaan dengan merdekanya Indonesia kini telah menjadi negara yang syarat menjadi tujuan para wisatawan dan investor asing dan begitu jauh meninggalkan Indonesia. Pendidikan terhadap masyarakat yang belum memadai menjadi salah satu penyebab tertinggalnya negara Indonesia. Selain karena kualitas sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih dengan baik, negara Jepang memiliki banyak cara untuk berhasil dalam berkarier menjadi seorang wirausahawan. Menurut Ujiro Nonaka dalam buku Winardi (2007), keberhasilan perusahaan Jepang bukanlah disebabkan oleh keberhasilan mereka dalam bidang produksi melainkan mereka dapat mencapai modal yang murah, memiliki hubungan yang erat dengan pelanggan dan pemerintah mereka. Cara perolehan yang mudah dan terarah menjadikan usaha di negara tersebut cepat dan awet berkembang hingga beberapa generasi berikutnya. Pendidikan dan modal usaha merupakan motivator penting dalam setiap usaha. Mengelola modal tanpa pendidikan yang memadai dipandang sebagai sebuah kesia-siaan. Begitu juga jika mengenyam pendidikan tinggi tanpa mempunyai modal menjadikan manusia tidak dapat memulai usahanya. Berkaca dari hal tersebut, maka Indonesia memiliki masalah yang besar untuk menghadapi pasar global dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dalam negeri. Dikarenakan Pemerintah Indonesia lebih berorientasi pada ekonomi
daripada pendidikan. Selain itu wirausaha di Indonesia juga sering mendapat kesulitan dalam mendapatkan modal. Padahal kedua hal tersebut
merupakan
pendorong utama dalam memulai sebuah usaha. Menilik dari kedua variabel ini sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja para wiraswasta beserta permasalahan pendidikan dan modal di Indonesia, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: βANALISIS HUBUNGAN TINGKAT
PENDIDIKAN
DAN
BESARNYA
MODAL
DENGAN
MOTIVASI KERJA WIRASWASTA DI BETENG TRADE CENTER SOLOβ METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah wirausaha di Beteng Trade Center Solo. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria : (1) responden adalah pedagang yang memiliki kios di Beteng Trade Center Solo, (2) setiap responden hanya mempunyai satu kali kesempatan untuk di survei, (3) responden bebas menerima atau menolak survei, dan tidak ada ikatan kekerabatan, intimidasi atau hadiah-hadiah dalam bentuk apapun yang dapat menurunkan derajat keyakinan terhadap kualitas data yang dikumpulkan.. Dalam penelitian ini menentukan sampel sebanyak 41 wirausaha. Jenis dan Sumber Data a.
Jenis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh melalui komunikasi secara langsung terhadap
responden dengan pengisian kuesioner oleh responden (Cooper dan Emory, 1996). Dalam penelitian ini jawaban yang didapat adalah jawaban kuisioner pedagang di Beteng Trade Center Solo. b.
Sumber Data Sumber data merupakan acuan dan praktek dalam peneltian ini yang akan
dilakukan dalam mengambil sampel yang diperlukan agar peneltian dapat berjala sesuai yang diinginkan. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Studi Pustaka Metode pengumpulan data yang bersumber pada literatur, jurnal, skripsi
dan hasil penelitian sebelumnya yang diperoleh melalui perpustakaan maupun tempat lain yeng mempunyai informasi. 2.
Kuisioner atau Angket Kuisioner atau angket merupakan metode pengumpulan data dengan
mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan sehingga jelas dalam pengambilan sampel itu. Arikunto (2006) mendefinisikan angket sebagai pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai laporan pribadi atau hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2003) angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan secara lisan maupun tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
Teknik Analisis Data Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Melakukan perhitungan hasil kuesioner variabel tingkat pendidikan, modal kerja dan motivasi kerja. 2) Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap item-item pertanyaan pada setiap variabel independen dan dependen. 3) Menganalisis uji normalitas dari data yang diuji. 4) Analisis Korelasi Berganda dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel ke fungsi korelasi. Rumus model ekonometrika dari korelasi yang digunakan adalah :
π
π¦π₯1 π₯2 :
β
π + π«π π«π²π±π π²π±π β ππ«π²π±π π«π²π±π π«π±ππ±π π πβ π«π±ππ±π
Keterangan : π
π¦π₯1 π₯2
: koefisien korelasi antara variabel π₯1 dan π₯2 secara bersama-sama
dengan variabel y. π
π¦π₯1 : koefisien korelasi Product Moment antara π₯1 dengan y π
π¦π₯2 : koefisien korelasi Product Moment antara π₯2 dengan y π
π₯1 π₯2 : koefisien korelasi Product Moment antara π₯1 dengan x2 (Sugiyono 2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Analisis Data 1. Uji Validitas Arikunto (2006), menyatakan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian penelitian ini jumlah n adalah 41 dengan tingkat signifikan 0,05 maka nilai ππ‘ππππ adalah 0,312. Dari hasil pengolahan menggunakan SPSS 16.0 seluruh variabel memiliki nilai πβππ‘π’ππlebih dari ππ‘ππππ sehingga seluruh variabel dikatakan valid. 2. Uji Reliabilitas Supardi (2005) menyatakan bahwa realiabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif tetap apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Hasil pengukuran dapat dikatakan reliabel yakni apabila angka Alpha Cronbach > 0,6. Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 dapat diperoleh variabel tingkat pendidikan sebesar 0,792 besarnya modal 0,777 dan motivasi kerja sebesar 0,747. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari pada 0,6. Dengan demikian kuesioner dari semua variabel dikatakan reliabel. 3.
Uji Normalitas Berdasarkan uji normalitas pada tabel 3.9 dengan pengujian KolmogorovSmirnov Test diperoleh nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov Z sebesar
0,376 dengan nilai signifikansi Asymp.Sig (2-tailed) 0,913 > 0,05. Pengujian tersebut menunjukan bahwa data tersebut berdistribusi normal. 4.
Uji Korelasi Regresi Berdasarkan hasil pengolahan korelasi berganda, diketahui bahwa koefisien korelasi antara tingkat pendidikan dan besarnya modal terhadap motivasi kerja bernilai positif sebesar 0,502 sehingga tingkat korelasinya termasuk dalam kategori sedang.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan diatas mengenai pengaruh tingkat pendidikan dan besarnya modal terhadap motivasi kerja wirausaha di Beteng Trade Center Solo, hasil penelitian ini dapat di simpulkan sebagai berikut: 1.
Nilai korelasi dari variabel tingkat pendidikan dengan motivasi kerja adalah sebesar 0,399 yang berarti bahwa hubungan antara variabel pendidikan dan variabel motivasi kerja memiliki tingkat intepretasi rendah. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan tidak terlalu memiliki andil dalam memotivasi para wirausaha di Beteng Trade Center Solo.
2.
Nilai korelasi dari variabel besarnya modal dengan motivasi kerja adalah sebesar 0,304 yang berarti bahwa hubungan antara variabel besarnya modal dan variabel motivasi kerja memiliki tingkat intepretasi rendah. Hal ini menunjukan bahwa besarnya modal tidak terlalu memiliki andil dalam memotivasi para wirausaha di Beteng Trade Center Solo.
3.
Besarnya nilai korelasi secara bersamaan antara variabel tingkat pendidikan dan besarnya modal dengan motivasi kerja adalah sebesar 0,502 yang berarti bahwa hubungan antara variabel tingkat pendidikan dan variabel besarnya modal dinyatakan memiliki tingkat intepretasi hubungan yang sedang terhadap motivasi kerja wirausaha.
SARAN Setelah diuraikan kesimpulan tersebut maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Wirausaha di Beteng Trade Center Solo sebaiknya lebih meningkatkan minatnya terhadap pendidikan. Karena pendidikan penting untuk masa depan. Bukan hanya untuk dunia perdagangan, namun juga untuk kegiatan bisnis secara lebih luas. Seperti dalam hal distribusi, promosi dan penyususnan keuangan secara tepat.
b.
Sebaiknya wirausaha tidak hanya terpacu pada modal. Karena sebenarnya modal yang kecil pun dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan menarik jika wirausaha mengembangkan kreativitasnya.
c.
Sebaiknya para wirausaha di Beteng Trade Center Solo menambah kreatifitas dalam segmentasi pasar dan jenis produk yang dijual. Agar menambah minat beli konsumen. Karena produk yang dijual di Beteng Trade Center masih terfokus pada pakaian dewasa dan produk yang belum banyak memiliki variasi. Seperti yang telah diketahu bahwa para wirausaha di Beteng Trade
Center masih terfokus hanya pada produk kain batik dan pakaian menengah kebawah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.Rineke Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Cooper, D.R. dan C.W. Emory, 1996. Metode Penelitian, Edisi Kelima, alih bahasa Widyono Soetjipto, Jakarta: Erlangga. Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro Semarang. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro. Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara. Kuncoro, M. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi : Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis. Jakarta : Erlangga. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama. Mudyahardjo. 2008. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasardasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Notoadmojo, Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. Orsino, Philip S.. 1996. Strategi Ekpansi Bisnis. Jakarta : Gramedia Pusat Utama. Pereira, Fernando, dkk. 2004. βThe entrepreneurβs motivation, human and financial capital as determining factors of growth for new companies. The Colombian caseβ. Jurnal. Kolombia : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Manajemen, Universitas Pontificia Universidad Javeriana (Cali, Kolombia).
Rahma, Aulia. 2011. βAnalisi Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaanβ. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Ramadhan, Ilham. 2009. βPengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada KUD Trisula di Kabupaten Majalengkaβ. Skripsi. Bandung: Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Usaha Edisi IV cetakan 7. Yogyakarta: BPFE. Robbins, S., dan Timothy A. J.. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : Gramedia. Rynes, Sara L., dkk. 2004. βThe Importance Of Pay In Employee Motivation: Discrepancies Between What People Say And What They Doβ. Jurnal. Lowa: Fakultas Bisnis, Universitas Lowa. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Siagian, Sondong. P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT Rineka Cipta. Singgih, Santoso. 2001. SPSS Versi 10 : Mengelola Data Statisitik Secara Profesional. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Sudjana, Nana. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sukestiyarno YL. 2011. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Pres. Susanty, A. dan Andi Saputra, N.B. (2011). βPengaruh Brand Image Speedy Telkom Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Kecamatan Banyumanik Semarangβ. Jurnal Undip. Vol: VI (3), 147-154. Tunggal, Widjaja, Amin. 2000. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : PT. Rineka Cipta Wahyuni, Dwi Retno. 2013. βDefinisi hipotesisβ http://Retno9293.blogspot.com/2013/04/hipotesis.html?m=1, tanggal 15 April 2013.
(online), diakses
Winardi. 2007. Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembangan). Bandung: CV. Mandar Maju.