Analisis Hubungan Implementasi Knowledge Management terhadap Peneliti pada Lembaga Penelitian: Studi Kasus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Radityo Shaddiqa
[email protected]
Dana Indra Sensuse
[email protected]
Lukman
[email protected]
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini membahas tentang pengaruh dari implementasi Knowledge Management (KM) terhadap peneliti pada sebuah lembaga penelitian di Indonesia bernama LIPI. Untuk memastikan agar KM yang diimplementasikan pada organisasi memberikan manfaat yang diharapkan maka perlu dilakukan penilaian terhadap KM. Dengan mempertimbangkan sifat dari lembaga penelitian yang people-centric, maka implementasi KM pada lembaga penelitian dinilai melalui pengaruhnya terhadap penelitinya. Implementasi KM tersebut diukur berdasarkan proses-proses Discovery, Capture, Sharing, dan Application. Sedangkan pengaruh terhadap peneliti diukur berdasarkan tingkat pembelajaran peneliti, kemampuan penyesuaian diri peneliti, dan kepuasan peneliti dalam bekerja. Berdasarkan pengukuran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh proses-proses KM, yaitu Discovery, Capture, Sharing, dan Application terhadap peneliti dari sisi pembelajaran, penyesuaian diri, dan kepuasan bekerja. Model penelitian yang digunakan didasarkan pada model pengaruh KM terhadap pegawai dari teori Becerra-Fernandez, Gonzalez, dan Sabherwal (2004). Metode Structural Equational Modelling (SEM) digunakan untuk menguji teori dan model dari data penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capture, Sharing, dan Application berpengaruh positif terhadap pembelajaran peneliti dan pembelajaran peneliti juga berpengaruh positif terhadap penyesuaian diri dan kepuasan bekerja peneliti. Proses KM yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap peneliti adalah Application, dilanjutkan dengan Capture, dan kemudian Sharing. Kata kunci: Knowledge Management, peneliti, pengaruh, Structural Equational Modelling Abstract This study discusses about the impact of Knowledge Management (KM) implementation to the researchers in a research institute in Indonesia, named LIPI. To ensure that the implementation of KM has delivered the expected benefit, it is necessary to do KM assessment. By considering the characteristic of a research institute which is people-centric, then the implementation of KM in the research institute is assessed based on its impact to the researchers. The implementation of KM is measured by the processes of Discovery, Capture, Sharing, and Application. While the impact to researchers is measured by the learning extent of researchers, researchers adaptability, and researchers job satisfaction. Based on the measurement, this study aims to assess the impact of KM processes such as Discovery, Capture, Sharing, and Application to researchers by their learning, adaptability, and job satisfaction. The research model is adapted from the theory model of Becerra-Fernandez, Gonzalez, dan Sabherwal (2004) about the impact of KM to people. Structural Equational Modelling (SEM) method is used to test the theory and the model based on the research data. The result shown that the process of Capture, Sharing, and Application positively impact the learning of the researchers and the learning of researchers also positively impact the adaptability and job satisfaction of the researchers. The KM process with the most significant
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
impact is Application, followed by Capture, and then Sharing. Keyword: impact, Knowledge Management, researcher, Structural Equational Modelling
Pendahuluan Knowledge merupakan salah satu sumber daya utama yang berbeda dengan land, labor, dan capital [2]. Pengelolaan knowledge dilakukan secara sistematis untuk menjaga kualitas dan produktivitasnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem, yaitu Knowledge Management System (KMS) untuk mendukung pengelolaan knowledge pada organisasi. Knowledge Management (KM) memiliki pengaruh terhadap pegawai. Salah satu pengaruh tersebut antara lain adalah dengan memfasilitasi pembelajaran bagi pegawai. Melalui KMS, pegawai dapat saling bertukar dan mempelajari knowledge terbaru dalam bentuk dokumen, pembicaraan elekronik, atau forum. Pembelajaran pegawai terhadap ide-ide baru membuat pegawai terbuka terhadap perubahan sehingga membuat pegawai menjadi lebih adaptif [2]. Selain itu, pembelajaran dan penyesuaian diri yang diberikan KM juga memberikan pegawai kontrol terhadap pekerjaan sehingga meningkatkan kepuasan terhadap pekerjaannya [2]. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sampai saat ini memiliki 7 (tujuh) sistem di bawah portal knowledge bernama Bibliotainment. Ketujuh sistem tersebut menyajikan knowledge yang berbeda satu sama lain. Penelitian ini fokus terhadap salah satu dari ketujuh sistem tersebut, yaitu Indonesian Scientific Journal Database (ISJD). Pemilihan tersebut didasarkan karena ISJD sudah berjalan selama lebih dari 3 tahun sehingga cukup diketahui kebanyakan peneliti LIPI [7]. Lembaga riset bersifat people-centric [9]. Selain itu, lembaga riset juga bergantung terhadap human capital sebagai sumber pengetahuan, inovasi, dan pembaharuan [9]. Oleh karena itu, implementasi KM di LIPI sebagai lembaga riset dinilai berdasarkan pengaruhnya terhadap penelitinya. KMS dapat diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Idealnya, setelah diimplementasikan perlu adanya penilaian untuk kinerja KM. Meskipun begitu, hanya 4% perusahaan yang dikategorikan baik atau sangat baik dalam mengukur nilai aset knowledge dan pengaruh dari KM [2]. Dikhawatirkan implementasi KMS juga belum memberikan manfaat yang signifikan terhadap organisasi. Dikarenakan investasi terhadap KMS memerlukan biaya, maka implementasi KM khususnya KMS perlu diukur tingkat keberhasilannya demi mempertimbangakan investasi ke depannya. Penelitian ini berusahan untuk menilai implementasi KM di LIPI yang diukur
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
berdasarkan implementasi salah satu KMS, yaitu ISJD. Organisasi perlu memastikan bahwa implementasi KMS mampu memfasilitasi perpindahan knowledge sehingga mampu meningkatkan produktivitas pegawai di dalam organisasinya [2]. Oleh karena itu, masalah yang dirumuskan pada penelitian ini adalah: Apakah implementasi KM di LIPI yang diukur berdasarkan proses discovery, capture, sharing, dan application memberikan pengaruh yang positif terhadap peneliti LIPI dari sisi pembelajaran, penyesuaian diri, dan kepuasan bekerja? Penelitian ini bertujuan untuk menilai seberapa besar pengaruh implementasi ISJD di LIPI terhadap penelitinya. Dari penilaian tersebut akan didapatkan informasi seberapa sukses implementasi ISJD berdasarkan manfaatnya terhadap peneliti yang dinilai dari pembelajaran, penyesuaian diri, dan kepuasan bekerja. Tanpa adanya penilaian terhadap implementasi KM, kontribusi dari upaya KM tidak mungkin dapat ditentukan sehingga menyulitkan manajemen dalam mengidentifikasikan kebutuhan dan target perbaikan KM [2].
Tinjauan Teoritis Berdasarkan wujudnya, knowledge dibagi menjadi 2 (dua), yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan knowledge yang tersimpan di dalam kepala setiap individu dan tidak memiliki wujud nyata. Biasanya tacit knowledge berwujud wawasan, intuisi, atau wawasan. Sedangkan explicit knowledge merupakan knowledge yang diwujudkan dalam bentuk huruf atau kata-kata. Explicit knowledge tersebar dalam wujud yang formal atau sistematis melalui media-media berupa data, spesifikasi, petunjuk, gambar, buku, suara, gambar, atau video. KM dibagi atas 4 (empat) proses, yaitu discovery, capture, sharing, dan application [2]. Discovery merupakan proses mengembangkan tacit knowledge atau explicit knowledge yang baru dari data atau informasi maupu dari perpaduan knowledge sebelumnya. Capture merupakan proses mendapatkan knowledge baik dalam bentuk explicit maupun tacit dari orang, artefak, atau entitas organisasi. Sharing merupakan proses dimana explicit knowledge maupun tacit knowledge dikomunikasikan ke individu lain. Application merupakan proses menerapkan knowledge yang tersedia untuk pengerjaan tugas atau pengambilan keputusan demi meningkatkan kinerja organisasi. Knowledge discovery dibagi menjadi dua subproses, yaitu combination dan socialization [2]. Combination merupakan proses pembuatan explicit knowledge yang baru dan lebih kompleks sebagai hasil dari perpaduan explicit knolwedge, data, atau informasi yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan socialization merupakan perpaduan tacit knowledge
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
dari berbagai individu yang didapatkan dari aktivitas bersama. Knowledge capture dibagi menjadi dua subproses, yaitu externalization dan internalization [2].Externalization merupakan proses mengubah tacit knowledge menjadi explicit knowledge dengan melibatkan proses pencatatan knowledge dalam bentuk kata-kata, konsep atau gambar agar knowledge lebih mudah untuk dipelajari orang lain. Internalization merupakan proses pemindahan explicit knowledge menjadi tacit knowledge yang direpresentasikan sebagai pembelajaran individu melalui media tertulis. Knowledge sharing dibagi menjadi dua subproses, yaitu socialization dan exchange [2]. Socialization selain dapat berfungsi sebagai proses untuk memadukan tacit knowledge, juga dapat berfungsi sebagai proses untuk saling berbagi tacit knowledge yang baru diciptakan maupun yang sudah ada. Sedangkan exchange merupakan proses penyebaran explicit knowledge antara individu melalui pertukaran informasi dalam media tertulis. Knowledge application dibagi menjadi dua subproses, yaitu direction dan routine [2]. Direction merupakan proses penerapan knowledge dimana orang yang memiliki knowledge mengarahkan tindakan orang lain tanpa ada proses perpindahan knowledge. Sedangkan routine merupakan proses penerapan knowledge melalui prosedur, peraturan, dan norma yang membimbing perilaku di masa depan.
Gambar 1 Proses-proses KM [2] KM mempengaruhi pegawai dengan berbagai cara [2]. Efek langsung dari KM dapat dilihat dari pembelajaran pegawai melalui KM. Dari pembelajaran tersebut pegawai menjadi lebih adaptif dalam pekerjaannya. Oleh karena peningkatan pembelajaran dan penyesuaian diri tersebut, pegawai menjadi memiliki kontrol lebih besar terhadap pekerjaannya sehingga membangun kepuasan dalam bekerja. Pembelajaran pegawai dipengaruhi KM melalui beberapa cara, yaitu internalization, externalization, socialization, dan community of practice [2]. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa internalization dan externalization merupakan subproses yang saling
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
melengkapi dalam membantu pembelajaran individu dalam organisasi. Sedangkan socialization mampu memfasilitasi pembelajaran individu melalui komunikasi baik formal maupun informal. Community of practice sebagai kelompok individu yang memiliki lokasi geografis atau organisasi berbeda tetapi memiliki komunikasi yang rutin juga membantu dalam memperluas jaringan pembelajaran individu. Salah satu karakteristik dari penyesuaian diri pegawai adalah dilihat dari keluwesannya [1]. Keluwesan tersebut ditunjukan dari seberapa luwes pemikiran dan sifat seorang pegawai dalam menciptakan ide dan knowledge baru. Pegawai yang mempelajari knowledge dan keahlian baru menjadi lebih bisa beradaptasi dan responsif terhadap perubahan dalam lingkungan kerja [1]. Kesadaran terhadap ide yang baru dan keterlibatan pegawai dalam diskusi yang mengalir bebas membuat pegawai siap dalam menerima perubahan. Dengan demikian KM secara tidak langusng mempengaruhi penyesuaian diri pegawai melalui pembelajarannya. Peningkatan pembelajaran dan penyesuaian diri pegawai menyebabkan pegawai lebih puas terhadap keahlian yang dimiliki [2]. Keberadaan aktivitas yang melibatkan penyebaran knowledge antar pegawai menyebabkan tingkat turnover menurun [2, 5]. Kompetensi yang didapatkan pegawai melalui pembelajaran menyebabkan pegawai lebih efisien dalam menyelesaikan masalah dalam pekerjaannya. Pegawai menjadi lebih termotivasi
dikarenakan
memiliki
kompetensi
yang
cukup
dalam
menyelesaikan
pekerjaannya.
Gambar 2 Pengaruh KM terhadap Pegawai [2]
Metode Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kuantitatif dengan menggunakan
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
pendekatan survei. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel dan populasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Kuesioner disusun berdasarkan variabel yang ada pada model penelitian. Model penelitian diadaptasikan dari model pengaruh KM terhadap pegawai [2]. Kemudian, data primer yang diperoleh dari kuesioner akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik pemodelan statistik SEM untuk menjawab masalah penelitian. Populasi dari penelitian adalah seluruh peneliti LIPI yang tersebar di lima kedeputian di LIPI yang merupakan pengguna dari sistem ISJD. Kelima kedeputian tersebut terdiri atas Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik, Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, dan Kedeputian Bidang Jasa Ilmiah. Dari kelima kedeputian tersebut diambil 46 pusat penelitian di bawahnya dengan mengecualikan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) untuk mengurangi bias sebagai pendiri ISJD. Sampel dipilih dari seluruh populasi di atas secara purposive sampling dari seluruh populasi. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dikaitkan dengan suatu tujuan [P]. Dalam kasus penelitian ini, sampel dipilih dengan cara memilih sejumlah pegawai di bawah setiap kedeputian LIPI yang merupakan peneliti dan menggunakan ISJD. Alasan teknik pemilihan sampel tersebut dikarenakan pengguna langsung ISJD yang memiliki kepentingan untuk mengirimkan, mengakreditasikan, atau menerbitkan jurnal hasil penelitiannya merupakan para peneliti LIPI [7]. Dari 323 peneliti LIPI yang dipilih sebagai sampel, 221 di antaranya mengisi kuesioner yang disebarkan. Jumlah tersebut sesuai dengan persyaratan jumlah sampel minimum untuk teknik SEM dengan prosedur MLE, yaitu 200 [13].
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
Gambar 3 Alur Penelitian Model penelitian diadaptasikan dari model pengaruh KM terhadap pegawai [2]. Model penelitian memiliki tujuh variabel laten. 4 (Empat) di antaranya merupakan variabel eksogen yang merepresentasikan proses-proses KM, yaitu Discovery, Capture, Sharing, dan Application. Sedangkan 3 (tiga) variabel lainnya merupakan variabel endogen yang merepresentasikan pengaruh terhadap pegawai, yaitu Pembelajaran, Penyesuaian Diri, dan Kepuasan Bekerja.
Gambar 4 Model Penelitian
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
Dari ketujuh variabel laten tersebut kemudian dibentuk indikator-indikator yang digunakan untuk membantu pembuatan pertanyaan kuesioner. Untuk setiap indikator diukur dengan menggunakan skala Likert-6 dengan mempertimbangkan nilai diskriminasi, reliabilitas, deviasi, dan sensitivitas terhadap jumlah variabel [5]. Skala Liker-6 disusun untuk merepresentasikan tingkat kesetujuan responden terhadap pertanyaan kuesioner dari skala 1 (satu) sampai 6 (enam). Tabel 1 Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Discovery
D1 D2 D3 D4 D5 C1 C2 C3 C4 C5 S1 S2 S3 S4 S5 A1 A2 A3 A4 A5
Capture
Sharing
Application
Pembelajaran Pegawai
Penyesuaian Diri
Kepuasan Bekerja
PP1 PP2 PP3 PP4 PD1 PD2 PD3 KB1 KB2 KB3
Indikator Eksogen Ketertarikan melakukan penelitian koordinatif lintas lembaga Pengetahuan yang didapatkan dari internal pegawai satuan kerja Pengalaman terhadap rotasi pegawai Keikutsertaan dalam diklat di luar LIPI Kontribusi dengan menerbitkan jurnal Akes terhadap jurnal ISJD Langganan terhadap jurnal Kehadiran dalam presentasi penelitian Presentasi penelitian yang dilakukan Kehandalan metode learning by doing Kehandalan informasi yang disediakan ISJD Ketersediaan informasi yang disediakan ISJD Penggunaan ISJD untuk mencari jurnal dan mempublikasikan jurnal Kecukupan alokasi tempat yang disediakan ISJD Keseringan menerbitkan jurnal pada ISJD Penggunaan ISJD untuk mendapatkan masukan Penggunaan ISJD untuk mendapatkan informasi kompetensi peneliti Penggunaan ISJD untuk memberikan masukan Bantuan ISJD dalam pengambilan keputusan Keseringan mengakses situs ISJD Endogen Waktu yang dihabiskan untuk belajar melalui ISJD Keseringan menghadiri konferensi atau seminar Waktu yang dihabiskan untuk berbagi pengetahuan melalui ISJD Kesadaran kontribusi pembelajaran terhadap nilai kredit fungsional Ketertarikan bekerja di unit kerja lain Pengalaman bekerja di banyak unit kerja yang berbeda Pengalaman bekerja di banyak negara atau kebudayaan berbeda Pernyataan kepuasan bekerja di LIPI Kecenderungan untuk tetap bekerja di LIPI Kesiapan untuk meningkatkan karir melalui peningkatan kompetensi
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung melalui email kepada seluruh sampel. Dengan demikian data yang diperoleh merupakan data primer. Pengumpulan data ini dilakukan selama jangka waktu dua sampai tiga minggu. Tahapan ini menghasilkan data mentah penelitian yang akan digunakan untuk diolah pada tahapan selanjutnya. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis data adalah metode SEM. SEM
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
dipilih karena banyak digunakan untuk membuktikan teori pada model pada penelitianpenelitian sebelumnya. SEM juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu: (1) pelibatan korelasi terhadap atenuasi; (2) keluwesan mengembangkan model; (3) pengujian yang komprehensif; dan (4) SEM mampu mengatasi masalah ketidaknormalan distribusi [13]. Sedangkan teknik estimasi yang digunakan untuk penelitian adalah MLE Tools yang digunakan untuk menganalisis data adalah AMOS 21 dan Microsoft Excel 2007. AMOS 21 dapat secara otomatis melakukan mulai dari mengubah data masukan berupa jawaban dari ke-30 pertanyaan penelitian menjadi matriks kovarians sampai menghitung nilai estimasi dari tiap-tiap variabel dan indikator. Sedangkan Microsoft Excel 2007 digunakan untuk menyimpan data mentah hasil isian kuesioner dan menganalisis data demografi responden yang disusun berdasarkan 5 pertanyaan terkait data pribadi respondenl, yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, organisasi, dan lama bekerja.
Hasil Penelitian Dari 221 responden yang menjawab kuesioner dibentuk data demografi responden yang dbagi berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, organisasi, dan lama bekerja. Data demografi disusun dengan mengolah rekap jawaban kuesioner melalui Microsoft Excel 2007. Di bawah merupakan gambar-gambar yang mendeskripsikan persebaran data demografi responden.
Gambar 5 Deskripsi Jenis Kelamin Responden
Gambar 6 Deskripsi Umur Responden
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
Gambar 7 Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden
Gambar 8 Deskripsi Organisasi Responden
Gambar 9 Deskripsi Lama Bekerja Responden Sebelum melakukan pengujian model, data mentah diolah agar memenuhi beberapa asumsi. Asumsi-asumsi tersebut adalah ukuran sampel, normalitas, outlier, multikolinearitas, dan offending estimates. Ukuran sampel berjumlah di atas 200, yaitu 221, sudah cukup untuk melakukan estimasi dengan prosedur ML [13]. Sedangkan normalitas awalnya memiliki nilai critical ratio (cr) untuk multivariate sebesar 6.117 sehingga data dikategorikan tidak normal [11]. Tetapi setelah penghapusan outlier sebanyak 18 data, cr untuk multivariate berubah dengan nilai dari -2.58 sampai +2.58, yaitu 0.407, sehingga data dikategorikan sebagai normal [11]. Kemudian untuk multikolinearitas dan offending estimates juga dikarenakan tidak ada indikator yang memiliki korelasi lebih dari 0.90 dan tidak ada variabel dengan nilai variance negatif maka data juga lolos untuk pengujian kedua asumsi tersebut [10]. Model SEM yang dibuat melalui AMOS diuji dengan data mentah yang telah memenuhi seluruh asumsi di atas. Pengujian model dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu pengujian measurement model dan pengujian structural model. Pengujian measurement model dilakukan untuk memastikan bahwa data mentah yang digunakan fit untuk mengukur variabel-variabel pada model SEM. Pengujian ini didasarkan pada Goodness of Fit yang diuji
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
dengan beberapa indeks, yaitu chi-square (X2), normed chi-square (X2/DF), probabilitas (p), Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), Goodness of Fit Index (GFI), dan Tucker-Lewis Index (TLI). Setelah model dianggap fit, maka dilakukan pengujian structural model untuk mengukur estimasi hubungan antara tiap variabel. Hasil estimasi tersebut digunakan sebagai hasil penelitian. Model SEM awal dibentuk mirip dengan model penelitian sebenarnya pada Gambar 4. Model awal tersebut memiliki empat variabel eksogen, yaitu Discovery, Capture, Sharing, dan Application, dan tiga variabel endogen, yaitu Pembelajaran, Penyesuaian Diri, dan Kepuasan Bekerja. Tiap-tiap variabel tersebut memiliki indikator-indikator seperti pada Tabel 1. Kemudian dari model awal tersebut dilakukan pengujian measurement model dengan cara mengukur Goodness of Fit. Tabel 2 Goodness of Fit Model Awal Indeks X2 X2/DF P RMSEA GFI TLI
Standar semakin kecil, semakin fit < 2.0 > 0.05 < 0.08 > 0.90 > 0.95
Nilai 668.486 1.680 0.000 0.058 0.822 0.869
Keterangan Good fit Poor fit Good fit Poor fit Poor fit
Berdasarkan hasil pengukuran Goodness of Fit model awal pada Tabel 2, didapatkan bahwa model belum fit karena nilai p, AGFI, dan TLI belum memenuhi standar yang seharusnya. Oleh karena itu, dilakukan eliminasi untuk indikator dengan factor loading kurang dari 0.50 untuk memperbaiki nilai Goodness of Fit model [11]. Pengukuran factor loading menunjukan bahwa 9 indikator yang memiliki factor loading di bawah standar. Indikator-indikator tersebut adalah D2 (0.05), D3 (0.06), C5 (0.495), C2 (0.089), C1 (0.198), A2 (0.342), A1 (0.101), PP2 (0.444), dan PP4 (0.091). Tabel 3 Goodness of Fit Setelah Penghapusan Indikator Indeks X2 X2/DF P RMSEA GFI TLI
Standar semakin kecil, semakin fit < 2.0 > 0.05 < 0.08 > 0.90 > 0.95
Nilai 254.855 1.400 0.000 0.045 0.899 0.957
Keterangan Good fit Poor fit Good fit Poor fit Good fit
Setelah penghapusan indikator dengan factor loading kurang dari 0.50, model masih
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
belum fit. Oleh karena itu dilakukan modifikasi model dengan cara menambahkan keterhubungan antara dua buah variabel berdasarkan besar nilai Modification Indices (MI). Modifikasi pertama yang dilakukan adalah dengan menambahkan keterhubungan antara variabel Sharing dengan Application dengan MI sebesar 23.169. Pemberian akses atau Sharing terhadap knowledge antar anggota dalam organisasi dapat memberikan perspektif yang baru terhadap proses Application [4]. Proses Application dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan proses Sharing [8]. Application yang diterapkan untuk melakukan Sharing dapat mempengaruhi kinerja dari proses Sharing [8]. Oleh karena itu, Application dan Sharing saling memiliki keterhubungan dalam mempengaruhi satu sama lain. Tabel 4 Goodness of Fit Setelah Modifikasi Pertama Indeks X2 X2/DF P RMSEA GFI TLI
Standar semakin kecil, semakin fit < 2.0 > 0.05 < 0.08 > 0.90 > 0.95
Nilai 230.074 1.271 0.008 0.037 0.908 0.971
Keterangan Good fit Poor fit Good fit Good fit Good fit
Meskipun sudah dimodifikasi dengan menambahkan keterhubungan antara Sharing dengan Application ternyata model masih belum fit .Oleh karena itu, dibuat keterhubungan lain antara variabel berdasarkan nilai MI. Setelah itu variabel Sharing dan Capture dihubungkan dengan MI sebesar 5.842. Knowledge menjadi memiliki arti apabila dikodifikasi, diklasifikasikan, diberikan bentuk atau format, dan disimpan (Capture) [14]. Proses Capture tersebut memungkinkan knowledge untuk dapat dipergunakan oleh orang yang tepat, dengan waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat [14]. Selain itu, tacit knowledge dapat dengan mudah ditangkap (Capture) dengan cara interaksi sosial. Bentuk interaksi sosial tersebut merupakan salah satu subproses Sharing, yaitu Socialization [14]. Sedangkan untuk explicit knowledge, dapat ditangkap (Capture) melalui dokumen-dokumen yang tersebar di organisasi dengan cara exchange yang merupakan salah satu subproses Sharing. Oleh karena itu, Sharing dan Capture saling memiliki keterhubungan dalam mempengaruhi satu sama lain.
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
Tabel 5 Goodness of Fit Setelah Modifikasi Kedua Indeks X2 X2/DF P RMSEA GFI TLI
Standar semakin kecil, semakin fit < 2.0 > 0.05 < 0.08 > 0.90 > 0.95
Nilai 224.604 1.248 0.013 0.035 0.910 0.973
Keterangan Good fit Poor fit Good fit Good fit Good fit
Tabel 5 menunjukkan bahwa kedua modifikasi yang dilakukan sebelumnya masih belum dapat membuat model menjadi fit. Untuk mendapatkan model yang lebih fit maka dilakukan modifikasi lagi dengan menambahkan keterhubungan lain antar variabel. Kemudian variabel Capture dan Discovery dihubungkan dengan MI sebesar 11.81. Organisasi lebih suka mengambil knowledge dari sumber lain dan mengadopsinya sesuai kebutuhan [4]. Selain itu, organisasi belajar dengan cara menggabungkan knowledge yang didapatkan baik secara internal maupun secara eksternal dengan knowledge yang sudah pernah dimiliki sebelumnya [14]. Dari kedua pernyataan tersebut, ada dua proses yang disebutkan secara implisit, yaitu Capture dan Discovery. Dengan kata lain, kualitas dari knowledge yang diciptakan melalui proses Discovery dapat dipengaruhi oleh kualitas knowledge yang berhasil ditangkap oleh organisasi melalui proses Capture. Selain itu, knowledge yang dihasilkan proses Discovery dapat disimpan dan dipergunakan lebih lanjut oleh organisasi melalui proses Capture. Oleh karena itu, Discovery dan Capture saling memiliki keterhubungan dalam mempengaruhi satu sama lain. Tabel 6 Goodness of Fit Setelah Modifikasi Ketiga Indeks X2 X2/DF P RMSEA GFI TLI
Standar semakin kecil, semakin fit < 2.0 > 0.05 < 0.08 > 0.90 > 0.95
Nilai 210.417 1.176 0.054 0.029 0.915 0.981
Keterangan Good fit Good fit Good fit Good fit Good fit
Setelah ketiga modifikasi tersebut akhirnya model memenuhi nilai Goodness of Fit yang telah ditentukan sebelumnya. Dikarenakan model sudah fit, maka dilakukan uji structural model untuk mengetahui estimasi hubungan antara tiap variabel. Hubungan variabel yang diterima memiliki nilai p < 0.05 dan cr > 1.65.
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
Tabel 7 Hasil Uji Struktural Hubungan Discovery Pembelajaran Capture Pembelajaran Application Pembelajaran Sharing Pembelajaran Penyesuaian_Diri Pembelajaran Kepuasan_Bekerja Pembelajaran Kepuasan_Bekerja Penyesuaian_Diri
Estimasi -0.009 0.387 0.419 0.281 0.257 0.15 0.038
cr -0.089 2.612 6.612 4.994 2.327 2.418 0.952
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa ada lima hubungan
p 0.929 0.009 0.001 0.001 0.02 0.016 0.341 yang lolos uji
structural model. Kelima hubungan tersebut dapat dilihat pada baris tabel yang di-highlight dengan warna hijau. Hubungan yang dianggap lolos uji structural model memiliki cr lebih dari 1.65 dan p kurang dari 0.05. Berikut ini adalah penjabaran hasil pengujian di atas: 1. Discovery berpengaruh terhadap Pembelajaran Berdasarkan keluaran AMOS, hipotesis ini memiliki nilai critical ratio sebesar 0.089 dan p sebesar 0.929. Kedua nilai tersebut di luar nilai critical ratio dan p yang diterima. Oleh karena itu hipotesis ini ditolak dengan hasil yang menunjukan bahwa discovery tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pembelajaran peneliti. 2. Capture berpengaruh terhadap Pembelajaran Berdasarkan keluaran AMOS, hipotesis ini memiliki nilai critical ratio sebesar 2.612 dan p sebesar 0.009. Kedua nilai tersebut di dalam nilai critical ratio dan p yang diterima. Oleh karena itu hipotesis ini diterima dengan hasil yang menunjukan bahwa capture memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran peneliti dengan nilai koefisien sebesar 0.387. 3. Application berpengaruh terhadap Pembelajaran Berdasarkan keluaran AMOS, hipotesis ini memiliki nilai critical ratio sebesar 6.612 dan p sebesar 0.001. Kedua nilai tersebut di dalam nilai critical ratio dan p yang diterima. Oleh karena itu hipotesis ini diterima dengan hasil yang menunjukan bahwa application memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran peneliti dengan nilai koefisien sebesar 0.419. 4. Sharing berpengaruh terhadap Pembelajaran Berdasarkan keluaran AMOS, hipotesis ini memiliki nilai critical ratio sebesar 4.994 dan p sebesar 0.001. Kedua nilai tersebut di dalam nilai critical ratio dan p yang
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
diterima. Oleh karena itu hipotesis ini diterima dengan hasil yang menunjukan bahwa application memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran peneliti dengan nilai koefisien sebesar 0.281. 5. Pembelajaran berpengaruh terhadap Penyesuaian Diri Berdasarkan keluaran AMOS, hipotesis ini memiliki nilai critical ratio sebesar 2.357 dan p sebesar 0.02. Kedua nilai tersebut di dalam nilai critical ratio dan p yang diterima. Oleh karena itu hipotesis ini diterima dengan hasil yang menunjukan bahwa application memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran peneliti dengan nilai koefisien sebesar 0.257. 6. Pembelajaran berpengaruh terhadap Kepuasan Bekerja Berdasarkan keluaran AMOS, hipotesis ini memiliki nilai critical ratio sebesar 2.418 dan p sebesar 0.016. Kedua nilai tersebut di dalam nilai critical ratio dan p yang diterima. Oleh karena itu hipotesis ini diterima dengan hasil yang menunjukan bahwa application memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembelajaran peneliti dengan nilai koefisien sebesar 0.15. 7. Penyesuaian Diri berpengaruh terhadap Kepuasan Bekerja Berdasarkan keluaran AMOS, hipotesis ini memiliki nilai critical ratio sebesar 0.952 dan p sebesar 0.341. Kedua nilai tersebut di luar nilai critical ratio dan p yang diterima. Oleh karena itu hipotesis ini ditolak dengan hasil yang menunjukan bahwa discovery tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pembelajaran peneliti.
Gambar 10 Hasil Penelitian
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
Pembahasan Proses pembuatan knowledge baru yang terjadi di LIPI dengan didukung oleh ISJD tidak memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap pembelajaran peneliti. Proses pembuatan knowledge bukanlah proses yang dapat dengan ketat direncanakan dan dikendalikan [14]. Proses discovery merupakan proses yang paling tidak sistematis dari seluruh proses KM. Proses pembuatan knowledge juga terus berkembang sebagai akibat dari motivasi dan inspirasi [4]. Dikarenakan karakter tersebut, meskipun dengan keberadaan KMS seperti ISJD, proses discovery sulit dikendalikan melalui sistem untuk memberi pengaruh yang diharapkan. Oleh karena itu, maka discovery tidak terlalu berpengaruh terhadap pembelajaran peneliti LIPI. Proses penangkapan knowledge di LIPI yang didukung oleh ISJD memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap pembelajaran peneliti. Salah satu subproses dari proses capture, yaitu internalization pada dasarnya merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh manusia [2]. Nilai dari knowledge yang didapatkan dari proses capture dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam menangkap knowledge tanpa menghilangkan keunikan yang dimilikinya [14]. Dengan demikian, apabila proses externalization gagal dalam menangkap nilai yang berharga yang dimiliki knowledge, maka pembelajaran yang dilakukan juga akan menjadi kurang berharga. Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat dilihat adanya keterhubungan antara capture dengan pembelajaran. Proses berbagi knowledge yang terjadi di LIPI dengan didukung ISJD memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap pembelajaran peneliti. Proses sharing merupakan proses yang paling dominan dibandingkan proses discovery dan proses capture dalam mempengaruhi kinerja KM [14]. Pada dasarnya proses Sharing merupakan salah satu bentuk dari budaya pembelajaran organisasi [4]. Proses penerapan knowledge pada pekerjaan peneliti di LIPI yang didukung ISJD memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap pembelajaran peneliti. Proses Application dapat membantu untuk memperbaiki batasan dari kognitif seorang individu [12]. Application juga memberikan pembelajaran dengan perspektif yang lebih fokus terhadap proses daripada terhadap hasil [12]. Proses menerapkan knowledge di dalam pekerjaan merupakan salah satu bentuk pembelajaran [12]. Pembelajaran yang dilakukan peneliti di LIPI memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap penyesuaian diri peneliti. Pegawai yang mendapatkan pengajaran
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
menyeluruh dibandingkan dengan pegawai yang diberikan instruksi prosedural memiliki kinerja yang lebih baik pada kemampuan penyesuaian dirinya [3]. Selain itu, pembelajaran individu yang dilengkapi kemampuan metacognitive sangat mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri individu [3]. Pembelajaran yang dilakukan peneliti di LIPI memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap kepuasan bekerja peneliti. Keberadaan budaya pembelajaran organisasi dapat memotivasi individu untuk berbagi knowledge [6]. Persepsi karyawan terhadap tingkat budaya pembelajaran organisasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan bekerja dan komitmen terhadap organisasi [6]. Penyesuaian diri peneliti di LIPI tidak memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap kepuasan bekerja peneliti. Hasil uji hipotesis ini berbeda dengan hasil penelitian lain yang menemukan bahwa ada keterhubungan antara penyesuaian diri pegawai terhadap kepuasan bekerja pegawai [1]. Hal itu mungkin disebabkan karena pada umumnya peneliti memiliki fokus satu bidang ilmu atau satu kedeputian penelitian. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya kemampuan peneliti LIPI dalam menyesuaikan diri tidak terlalu mempengaruhi kepuasan bekerja pegawai.
Kesimpulan Dari masalah yang dirumuskan sebelumnya dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian proses KM yang diimplementasikan di LIPI memiliki pengaruh yang positif kepada peneliti LIPI. Proses-proses KM yang berpengaruh tersebut adalah proses penangkapan knowledge (Capture), proses berbagi knowledge antar peneliti (Sharing), dan proses penerapan knowledge tersebut terhadap pekerjaan peneliti (Application). Ketiga proses tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan pembelajaran peneliti. Peningkatan pembelajaran peneliti tersebut juga berpengaruh positif langsung terhadap penyesuaian diri peneliti dan kepuasan bekerja peneliti. Dengan kata lain, proses KM, yaitu proses Capture, proses Sharing, dan proses Application yang berjalan di LIPI memiliki pengaruh langsung terhadap pembelajaran pegawai dan pengaruh tidak langsung terhadap penyesuaian diri dan kepuasan bekerja peneliti. Di balik kesimpulan di atas, ada beberapa keterbatasan yang dimiliki penelitian ini, yaitu: 1. Indikator yang digunakan pada penelitian diadaptasi sendiri oleh penulis secara langsung hanya dari satu sumber, yaitu Becerra-Fernandez, Gonzalez, dan Sabherwal
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
(2004). 2. Waktu yang dialokasikan untuk pilot study tidak cukup untuk ditujukan kepada lebih banyak peneliti LIPI dan untuk melakukan pengujian reliabilitas dan validitas dari indikator penelitian. 3. Teknik sampling yang digunakan, yaitu purposive sampling bukan merupakan teknik yang terbaik untuk merepresentasikan seluruh populasi. 4. Hasil analisis kuantitatif dengan SEM belum dipetakan terhadap data demografi responden. 5. Belum ada wawancara yang dikhususkan untuk mempelajari karakteristik dan pekerjaan peneliti LIPI secara keseluruhan.
Saran Berikut ini merupakan saran-saran yang dirumuskan dari penelitian ini, yaitu: 1. Proses Discovery sulit untuk dikendalikan melalui sistem, maka proses Discovery mungkin untuk dapat dibangun dengan memotivasi inovasi peneliti melalui kompetisi dan pembangunan perspektif yang lebih dinamis. 2. Proses Capture dapat ditingkatkan dengan cara memotivasi peneliti untuk lebih sering menggunakan ISJD untuk mencari sumber penelitian dan menulis jurnal untuk memperkaya knowledge di dalam sistem. 3. Proses Sharing dapat ditingkatkan dengan memfasilitasi sosialisasi peneliti melalui sistem agar peneliti dapat berbagi knowledge secara interaktif. 4. Proses Application dapat ditingkatkan dengan menyajikan framework penelitian yang dapat digunakan untuk memandu peneliti dalam melakukan penelitian. 5. LIPI sebaiknya memelihara budaya pembelajaran karena dapat mempengaruhi kepuasan bekerja dan kemampuan menyesuaikan diri peneliti. 6. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melakukan pengujian model penelitian terhadap lembaga-lembaga riset lain untuk membuat model menjadi lebih representatif. 7. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memetakan hasil penelitian terhadap karakteristik dan pekerjaan peneliti LIPI. 8. Sebaiknya pilot study dilengkapi dengan uji reliabilitas dan validitas model untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan sudah sesuai sebelum kuesioner disebarkan.
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013
Kepustakaan [1] Almahamid, Soud, McAdams, Arthur C., Kalaldeh, Taher. (2010). Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge, and Management, Volume 5, 2010: 327-356. [2] Becerra-Fernandez, Irma, Gonzalez, Avelino, dan Sabherwal, Rajiv. 2004. Knowledge Management: Challenge, Solutions, and Technologies. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. [3] Bell, Bradford S., Kozlowski, Steve W.J. (2008). Active Learning: Effects of Core Training Design Elements on Self-Regulatory Processes, Learning, and Adaptability. Journal of Applied Psychology, 93: 296-316. [4] Bhatt, Ganesh D. (2000). Information Dynamics, Learning and Knowledge Creation in Organizations. MCB University Press© The Learning Organization, Volume 7, Number 2, 2000: 89-99. [5] Chomeya, Rungson. (2010). Quality of Psychology Test Between Likert Scale 5 and 6 Points. Journal of Social Sciences, 6 (3), 2010: 399-403. [6] Hsu, Hsiu-Yen. (2009). Organizational Learning Culture's Influence on Job Satisfaction, Organizational Commitment, and Turnover Intention among R&D Professionals in Taiwan during an Economic Downturn. Minneapolis, University of Minnesota, Disertasi. [7] Lukman (2010). Konten dan Aksesabilitas Indonesian Scientific Journal Database (ISJD). Disampaikan dalam Seminar Nasional “How to be part of Indonesian Scientific Resources Portal”, Jakarta, 20 April 2010. [8]Nicholson, Brian dan Sahay, Sundeep. (2004). Embedded Knowledge and Offshore Software Development. Science Direct® Information and Organization, 14 (2004): 329– 365. [9] Nur, Pita Fauziah, Sensuse, Dana Indra, dan Handoko, Dwi. (2010). Model Knowledge Management System Pada Lembaga Riset Berbasis Semantic Web dan Web 2.0. Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 2, October 2010: 85-93. [10] Ramdhani, Asa. (2009). Analisis Adopsi Teknologi Komputer dengan Pendekatan Structural Equation Modelling: Studi Empiris pada Asisten Dosen Universitas Indonesia. Depok, Universitas Indonesia, Skripsi. [11] Santoso, Singgih. (2012). Analisis SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [12]Schulz. (2000). Organizational Learning. Diakses pada 31 Desember 2012, dari: http://www.unc.edu/~healdric/Classes/Soci245/Schulz.pdf. [13] Widhiarso, Wahyu. (2010). Jumlah Sampel dalam Pemodelan Persamaan Struktural (SEM). Diakses pada 11 Desember 2012, dari: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010__jumlah_sampel_dalam_pemodelan_persamaan_struktural__sem_.pdf. [14] Zaim, Halil. (2007). Knowledge Management Implementation in IZGAZ. Journal of Economic and Social Research, 8(2): 1-25
Analisis hubungan implementasi..., Radityo Shaddiqa, FIK UI, 2013