ANALISIS HUBUNGAN DIMENSI EKUITAS MEREK DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (STUDI KASUS SUSU ULTRA MILK DI KOTA MALANG) Relationship Analysis of Brand Equity’s Dimension to Consumer’s Purchase Decision Using Partial Least Square Method (Case Study at Ultra Milk in Malang City) Puti Fathima Adinta1)* , Panji Deoranto2) , Sucipto 2) 1)Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang 2)Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang Email: *
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi ekuitas merek yang terdiri dari brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty terhadap keputusan pembelian konsumen susu Ultra Milk di Kota Malang. Metode analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Dari hasil analisis yang dilakukan brand awareness, perceived quality, dan brand loyalty berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen, sedangkan brand association berpengaruh negatif. Faktor penentu keputusan pembelian konsumen terbesar ialah brand loyalty. Kata Kunci: ekuitas merek, PLS, susu UHT. ABSTRACT The purpose of this research is to study the effect dimensions of brand equity which consist brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty to Ultra Milk consumer’s purchase decision in Malang City. This study used Partial Least Square (PLS) method for analyzing the data. From the result analysis that had been done, brand awareness, perceived quality, and brand loyalty have positive effect on consumer purchasing decisions, while brand association has negative effect. The most determining factor of consumer purchasing decision is brand loyalty. Keywords: brand equity, PLS, UHT Milk.
PENDAHULUAN Saat ini Industri pengolahan susu cair UHT di Indonesia sudah berkembang pesat sehingga berdampak pada ketatnya persaingan antar industri susu cair UHT. Salah satu perusahan yang bergerak di bidang pengolahan susu ialah PT Ultrajaya Milk Industry dengan merek dagang Ultra Milk. Berdasarkan riset Nielsen (2013) Ultra Milk memimpin pasar dengan presentase 47.1%, disusul oleh Frisian Flag dan Indomilk. Karakteristik produk yang hampir sama menuntut para pengusaha terus melakukan pengembangan dari segi produk dan pemasaran. Ekuitas merek adalah aset intangible yang dimiliki oleh sebuah merek karena nilai yang diberikan baik kepada produsen maupun pelanggan (Kartajaya et al., 2004). Produk yang memiliki ekuitas merek memiliki kekuatan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut Rangkuti (2008), memelihara brand equity adalah menciptakan asosiasi terhadap merek sehingga sebuah produk dapat memiliki posisi
strategis di pasar, memiliki life cycle lebih panjang, dan dapat menahan gempuran para pesaing. Menurut Aaker (1996), terdapat empat dimensi utama ekuitas merek yaitu, brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty. Brand awareness menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity (Durianto et al., 2004). Brand association merupakan asosiasi yang diingat konsumen sehingga membentuk citra tentang brand atau brand image didalam benak konsumen (Rangkuti, 2010). Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas dan superioritas produk relatif terhadap pesaing, sedangkan brand loyalty merupakan loyalitas yang diberikan oleh pelanggan terhadap suatu merek (Kartajaya et al., 2004). Partial Least Square (PLS) merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) berbasis kovarian menjadi berbasis
varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Fungsi PLS adalah sebagai alat prediksi kausalitas yang digunakan untuk pengembangan teori (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty terhadap keputusan pembelian konsumen. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Malang pada Desember 2014 hingga April 2015. Pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah (1) Objek penelitian difokuskan hanya pada susu UHT Ultra Milk dan (2) Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) brand awareness (X1) dengan indikator kedalaman pengenalan (X11), ingatan terhadap merek (X12), dan perbedaan dengan kompetitor (X13); (2) brand association (X2) dengan indikator popularitas merek (X21), merek yang inovatif (X22), dan keunggulan dibanding kompetitor (X23); (3) perceived quality (X3) dengan indikator kualitas sebanding dengan harga (X31), kualitas produk (X32), dan kualitas terbaik dibanding kompetitor (X33); dan (4) brand loyalty (X4) bertindak sebagai variabel mediasi dengan indikator pengukuran perilaku (X41), pengukuran switching cost (X42), pengukuran kepuasan (X43), merek kesukaan (X44), dan komitmen (X45). Sedangkan variabel terikatnya ialah keputusan pembelian konsumen (Y) dengan indikator efek positif dari merek (Y1), nilai lebih (Y2), dan liabilitas merek (Y3). Penentuan Populasi dan Sampel Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel ditentukan dengan
rumus Slovin dengan populasi penduduk Kota Malang: n= …………………………………....(1) = = 99.98 100 responden Keterangan: n= ukuran sampel N= ukuran populasi e= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir Analisis Data Untuk menentukan apakah kuesioner yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur (validitas) dan relatif konsisten (reliabilitas), dilakukan uji instrumen penelitian menggunakan SPSS Statistic 17.0. Hubungan antar variabel dan pengujian hipotesis dievaluasi dengan model PLS menggunakan SmartPLS. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company berdiri pada tahun 1958 di Kabupaten Bandung Barat. Produk susu UHT yang diproduksi oleh perusahaan bermerek dagang Ultra Milk yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu Ultra Milk, Ultra Milk Low Fat High Calcium, dan Ultra Mimi. Ultra Milk menggunakan kemasan tetrapak yang berada di bawah pengawasan Forest Stewardship Council (FSC) Gambaran Umum Responden Hasil dari kuesioner didapatkan bahwa seluruh responden berdomisili di Kota Malang, pernah mengkonsumsi Ultra Milk, Frisian Flag, dan Indomilk. Hal ini berarti persaingan antara ketiga merek sangat ketat. Mayoritas responden adalah wanita berusia 15-25 tahun dan berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa dengan pendapatan perbulan sebesar Rp 750.000,00 – Rp 1.499.999,00. Tabulasi identitas responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabulasi Identitas Responden NO
ITEM
1
Domisili
2
Pernah mengkonsumsi Ultra Milk
3
Pernah mengkonsumsi merek lain selain Ultramilk
PILIHAN ITEM Kota Malang Kabupaten Malang Ya Tidak Frisian Flag atau Indomilk Lainnya, (Greenfields, Clevo, Anlene, Ovaltine, Milo, Hi-Lo, dan Bear Brand)
JUMLAH 100 0 100 0
% 100 0 100 0
100 27
100 27
4
Jenis kelamin
5
Usia
6
Pekerjaan
7
Pendapatan perbulan
Pria Wanita 15-25 tahun 26-36 tahun 37-47 tahun 48-58 tahun >58 tahun Pegawai Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Lainnya < Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 – Rp 1.499.999,00 Rp 1.500.000,00 – Rp 2.999.999,00 Rp 3.000.000,00 – Rp 5.999.999,00 Rp 6.000.000,00 – Rp 7.999.999,00 > Rp 8.000.000,00
31 69 67 20 9 4 0 30 1 10 57 1 1 24 28 8 16 9 15
31 69 67 20 9 4 0 30 1 10 57 1 1 24 28 8 16 9 15
Sumber: Data primer diolah (2015)
Gambar 1. Diagram Jalur Penelitian Hasil Uji Instrumen Penelitian Seluruh indikator pada kuesioner telah memenuhi syarat rhitung > rtabel (= 0.1; df= 98). Cronbach’s alpha untuk seluruh variabel yang digunakan pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik karena seluruhnya bernilai lebih dari 0.6. Maka instrumen penelitian yang digunakan telah valid dan reliabel. Hasil Pengolahan Data dengan PLS Diagram jalur menunjukkan diagram kausalitas antara variabel brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty dengan keputusan pembelian konsumen serta menunjukkan nilai dan hubungan antara indikator dengan variabel
serta antar variabel laten eksogen dan laten endogen. Gambar diagram jalur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil Pendugaan Parameter Seluruh indikator merupakan instrumen pengukur yang baik bagi seluruh variabel penelitian karena telah signifikan. Begitupun nilai AVE seluruh variabel lebih dari 0.5 maka dapat dinyatakan seluruh variabel dan indikator penelitian ini valid. Kontsruk juga telah memiliki diskriminan yang memadai karena nilai setiap indikator lebih besar dibanding nilai indikator lain. Konstruk reliabel karena hasil dari cronbach’s alpha dan composite reliability seluruh variabel memiliki nilai > 0.6.
Hasil Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Loading factor seluruh indikator yang mewakili konstruknya bernilai > 0.5. Begitupun nilai AVE seluruh variabel lebih dari 0.5 maka dapat dinyatakan seluruh variabel dan indikator penelitian ini valid. Kontsruk juga telah memiliki diskriminan yang memadai karena nilai setiap indikator lebih besar dibanding nilai indikator lain. Konstruk reliabel karena hasil dari cronbach’s alpha dan composite reliability seluruh variabel memiliki nilai > 0.6. Hasil Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Pembentuk model dari brand loyalty dipengaruhi oleh brand awareness, brand association, dan perceived quality sebesar 54.6% dan variabel keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty sebesar 53.1%. Maka dapat ditentukan nilai Q2 predictive relevance sebagai berikut: Q2= 1 – (1 – 0.546) (1 – 0.531)= 0.788 Nilai Q2 penelitian ini telah memenuhi syarat konstruk yang memiliki relevansi prediksi yang baik dan layak digunakan karena Q2 > 0. Pengaruh Dimensi Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen 1. Brand Awareness Nilai outer loading tertinggi pada variabel brand awareness adalah perbedaan dengan pesaing (X13). Brand awareness dapat diciptakan melalui keterkenalan merek yang mendalam melalui penglihatan, pendengaran, dan ingatan konsumen. Untuk dapat meraih dan meningkatkan brand awareness, perusahaan perlu membedakan Ultra Milk dengan merek lain, menggunakan simbol atau logo yang khas, dan melakukan promosi (Aaker, 2013). Salah satu aspek merek yang khas ialah kemasan produk. Kemasan merupakan media paling efisien untuk berkomunikasi dengan pelanggan bahkan dapat digunakan sebagai media promosi (Gobe, 2001). Berbeda dengan Frisian Flag dan Indomilk yang mensegmentasi kemasan produk berdasarkan target pasarnya, kemasan Ultra Milk mentargetkan pasar semua umur untuk produknya, kecuali produk Ultra Mimi. Maka, Ultra Milk dapat menarik perhatian semua umur.
Brand awareness berpengaruh positif terhadap brand loyalty namun tidak signifikan, begitu pula hubungannya dengan keputusan pembelian konsumen. Hal ini berarti peningkatan/penurunan brand awareness tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan/penurunan brand loyalty dan keputusan pembelian konsumen. Semakin tinggi brand awareness maka tidak berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty dan keputusan pembelian konsumen. Jika responden dapat mengenal, mengingat, dan membedakan Ultra Milk dengan merek lain, responden belum tentu loyal dan membeli Ultra Milk. Dalam hal ini ekuitas merek memberikan peran penting dalam meningkatkan persaingan antar merek sehingga konsumen mampu menyadari eksistensi dan kekuatan yang dimiliki Ultra Milk. 2. Brand Association Indikator yang memiliki hubungan paling tinggi terhadap brand association adalah keunggulan dibanding pesaing (X23). Menurut Kotler dalam Alfian (2012), keunikan asosiasi merek dapat dilakukan dengan melakukan diferensiasi merek dengan merek lain. Suatu perusahaan harus mencoba mengidentifikasi cara-cara spesifik yang dapat mendiferensiasikan produknya untuk mencapai keunggulan kompetitif. PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company dan PT Indolakto memasarkan produk susu UHT lebih dahulu dibanding PT Frisian Flag Indonesia meskipun PT Frisian Flag Indonesia berdiri lebih dahulu dibanding keduanya. Masingmasing merek memiliki keunggulannya masing-masing dimata pasar. Ultra Milk memenangkan pasar susu UHT karena fokus pada produk susu UHT, sedangkan PT Frisian Flag lebih fokus pada susu kental manis dan PT Indolakto fokus pada susu segar, sehingga konsumen dengan mudah mengasosiasikan susu UHT dengan merek Ultra Milk. Hubungan brand association terhadap brand loyalty adalah positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa peningkatan/ penurunan brand association akan berpengaruh terhadap peningkatan/ penurunan brand loyalty. Sebaliknya, hubungan antara brand association terhadap
keputusan pembelian konsumen negatif dan tidak signifikan. Saat responden menganggap Ultra Milk merek yang terkenal, inovatif, dan unggul dibanding pesaing, responden akan menjadi konsumen loyal. Menurut Alfian (2012), favorability of brand association adalah asosiasi merek dimana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Jika konsumen belum loyal, profil Ultra Milk sebagai merek terkenal, diproduksi oleh perusahaan nasional yang bertaraf internasional, menggunakan teknologi canggih dalam proses pembuatannya, dan selalu melakukan inovasi produk justru meningkatkan harga jual Ultra Milk sehingga lebih mahal dibandingkan harga Frisian Flag dan Indomilk. Hal ini menimbulkan gap pada profil responden penelitian dimana mayoritas responden berpendapatan dibawah UMR Kota Malang yaitu Rp 1.882.250,00. Konsumen (khususnya yang belum loyal) lebih memilih susu UHT merek lain yang manfaatnya sama dengan Ultra Milk namun harga jualnya lebih murah karena keputusan pembelian didasarkan atas harga jual, bukan brand association. 3. Perceived Quality Kualitas produk merupakan indikator yang memiliki nilai outer loading paling tinggi dari variabel perceived quality. Konsumen dapat merasakan efek positif gizi yang dikandung Ultra Milk secara baik pada tubuh. Dibandingkan dengan Frisian Flag dan Indomilk, kualitas Ultra Milk cenderung sebanding dengan pesaingnya karena hasil dari responden mayoritas netral. Dari segi komposisi bahan, ketiga merek tersebut memiliki kandungan nutrisi cenderung sama. Ketiganya juga telah memiliki sertifikat ISO 22000 untuk sistem manajemen keamanan pangan, sehingga perceived quality yang positif akan menciptakan loyalitas dan mendorong keputusan pembelian konsumen, jika perceived quality negatif maka merek tidak akan disukai. Persepsi akan kualitas menjadi faktor yang dominan dalam pemilihan merek (Vranesevic dan Ranko, 2003). Pengaruh antara perceived quality terhadap brand loyalty adalah positif dan signifikan, begitupun pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian konsumen. Semakin tinggi perceived quality maka semakin tinggi loyalitas konsumen dan keputusan pembelian konsumen. Saat responden merasa kualitas Ultra Milk sebanding dengan harga, kualitas Ultra Milk dapat dirasakan secara nyata, dan Ultra Milk merupakan merek pilihan terbaik, maka responden cenderung akan menjadi konsumen loyal. Menurut Durianto et al (2004), perceived quality harus diikuti dengan peningkatan kualitas yang nyata dari produknya. Kesan atau mutu yang dirasakan mencerminkan perasaan konsumen secara menyeluruh mengenai suatu merek, sehingga menjadi sangat berperan dalam keputusan pembelian konsumen dalam memutuskan merek yang akan dibeli. 4. Brand Loyalty Indikator yang memiliki hubungan paling tinggi terhadap brand loyalty adalah merek kesukaan (X44). Menurut Widjaja (2009), terdapat dua tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek yang pertama ialah friend of brand buyer (pembeli menyukai merek) yaitu pembeli yang menganggap suatu merek sebagai teman karena pembeli mempunyai asosiasi, pengalaman, atau kesan kualitas yang tinggi dan terdapat perasaan emosi yang terkait. Yang kedua ialah commited buyer (pembeli komit) yaitu pembeli yang mempunyai kebanggaan sebagai konsumen dari suatu merek tertentu. Konsumen menjadikan Ultra Milk sebagai pilihan susu UHT pertama karena Ultra Milk dianggap sebagai merek susu yang mudah diperoleh, harga jual terjangkau, memiliki kualitas tinggi, rasanya enak, dan dapat dipercaya. Ketika konsumen telah menyukai suatu merek dan merasa puas, maka konsumen cenderung akan menjadi konsumen yang loyal dan nantinya akan melakukan pembelian kembali. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan hubungan antar kedua variabel positif dan signifikan. Hal ini berarti peningkatan/penurunan brand loyalty akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Semakin tinggi brand loyalty maka semakin besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen. Dari hasil penyebaran kuesioner, responden termasuk satisfied buyer, dimana pada tingkat ini
pembeli masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, namun mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan (switching cost) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. 5. Keputusan Pembelian Konsumen Efek positif dari merek adalah indikator yang merefleksikan keputusan pembelian konsumen dengan nilai tertinggi. Menurut Morling dan Strannegard (2004), popularitas dan kepercayaan terhadap suatu merek dapat memberikan rasa prestige dan bangga kepada konsumen sehingga menjadi hal utama yang menjadi pertimbangan konsumen untuk berniat membeli suatu produk. Rasa bangga saat membeli dan mengkonsumsi Ultra Milk dapat dirasakan konsumen karena selain Ultra Milk merupakan merek terkenal, dengan membeli produk Ultra Milk maka konsumen secara tidak langsung turut membantu pelestarian hutan. Hal tersebut karena Ultra Milk berada di bawah pengawasan FSC. FSC adalah organisasi internasional yang menyediakan sistem untuk akreditasi dan sertifikasi yang independen dan sukarela. Sistem ini memungkinkan pemegang sertifikat untuk memasarkan produk dan layanan mereka sebagai hasil dari pengelolaan hutan yang layak secara lingkungan, menguntungkan secara sosial, dan berkesinambungan secara ekonomi (FSC, 2009). Urutan Variabel Dimensi Ekuitas Merek yang Dominan Berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Persamaan model struktural pada penelitian ini terdiri dari dua persamaan. Pertama ialah persamaan yang menyatakan hubungan variabel laten brand awareness, brand association, dan perceived quality terhadap brand loyalty. Persamaan struktural untuk variabel tersebut adalah sebagai berikut: X4= 0.043X1 + 0.318X2 + 0.475X3 + ξ…………….(2)
Melalui persamaan (2) diketahui bahwa brand loyalty direfleksikan oleh variabel brand awareness, brand association, dan perceived quality berturut-turut sebesar 0.043; 0.318; dan 0.475.
Persamaan yang kedua adalah persamaan yang menyatakan hubungan variabel laten brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty terhadap variabel laten keputusan pembelian konsumen. Persamaan struktural untuk variabel tersebut adalah sebagai berikut: Y= 0.026X1 – 0.024X2 + 0.259X3 + 0.528X4 + ξ.....(3)
Dari empat dimensi ekuitas merek tersebut, urutan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen adalah brand loyalty, perceived quality, brand awareness, dan brand association. Untuk variabel brand association nilai koefisien jalurnya bertanda negatif, artinya brand association berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini berarti peningkatan atau penurunan popularitas, bertambahnya variasi (inovasi rasa, kemasan, dan ukuran), serta keunggulan Ultra Milk dibanding pesaing tidak berpengaruh dalam peningkatan/penurunan keputusan pembelian konsumen Ultra Milk di Kota Malang. Hasil Uji Mediasi Berdasarkan syarat efek dalam uji mediasi didapatkan bahwa brand loyalty memediasi secara penuh pengaruh brand association terhadap keputusan pembelian konsumen karena efek antara variabel brand association terhadap keputusan pembelian konsumen tidak signifikan, namun efek antara variabel brand association dengan brand loyalty dan antara variabel brand loyalty dengan keputusan pembelian konsumen signifikan. Hal ini menunjukkan jika brand association konsumen terhadap Ultra Milk tinggi, maka brand loyalty konsumen terhadap Ultra Milk cenderung meningkat, dan meningkatnya brand loyalty akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap Ultra Milk. Brand loyalty memediasi secara parsial hubungan antara perceived quality terhadap keputusan pembelian konsumen, karena efek antara perceived quality terhadap keputusan pembelian konsumen, perceived quality terhadap brand loyalty, dan brand loyalty terhadap keputusan pembelian konsumen signifikan. Hal ini berarti pengaruh perceived quality konsumen terhadap Ultra Milk secara langsung dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan dapat pula melalui brand loyalty.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan brand awareness, perceived quality, dan brand loyalty memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Brand association berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian konsumen, namun jika melalui variabel mediasi (brand loyalty), maka hubungannya menjadi positif karena brand loyalty dapat memediasi brand association secara penuh. Variabel paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen adalah brand loyalty diikuti perceived quality brand awareness, dan brand association. Saran PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company harus dapat menciptakan asosiasi merek Ultra Milk yang kuat agar asosiasi merek dapat menciptakan brand image sesuai dengan keinginan perusahaan dan pasar. Misalnya dengan melakukan promosi berupa potongan harga khususnya bagi konsumen remaja. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah merek susu pembanding yang digunakan sebagai objek penelitian misalkan Real Good, Milo, Bear Brand, dan Greenfields. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat menambah variabel penelitian seperti brand image, brand knowledge, brand trust, dan aset merek lain (trademark, paten, dan hubungan dengan saluran distribusi). DAFTAR PUSTAKA Aaker, D. 1996. Building Strong Brands. The Free Press. New York. _______. 2013. Strategic Market Management 8th Edition. John Wiley & Sons. New Jersey.
Alfian, B. 2012. Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova pada PT Hadji Kalla Cabang Polman. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar. Durianto, D., Sugiarto, dan Budiman, L.J. 2004. Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. FSC. 2009. FSC-Forest Stewardship Standard for Indonesia. Dilihat 4 May 2015. <www.scsglobalservices.com> Gobe, M. 2001. Emotional Branding. Allworth Press. New York. Jogiyanto dan Abdillah, W. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris. BP-FE. Yogyakarta. Kartajaya, H., Yuswohady, Mussry, J., dan Taufik. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Morling, M.S dan Stannegard, L. 2004. Silence of the Brands. European Journal of Marketing 38 (1): 224-238. Rangkuti, F. 2010, Spiritual Leadership in Business Wake Up. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. __________. 2008. The Power of Brands. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Vranesevic, T dan Ranko, S. 2003. The Effect of the Brand on Perceived Quality. British Food Journal 105 (11). Widjaja, B.T. 2009. Lifestyle Marketing. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.