1
ANALISIS HASIL BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 (THE ANALYSIS OF 2013 CURRICULUM BASED LEARNING ACHIEVEMENT IN MATHEMATICS) Muhammad Taqiyuddin1, Nurhayati Abbas2, Yamin ismail3 (
[email protected]) Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 82721
1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 2
2
ABSTRAK
Muhammad Taqiyuddin, 2015. Analisis Hasil Belajar Matematika Berbasis Kurikulum 2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Prof.Dr. Nurhayati Abbas, M. Pd. Pembimbing II Drs. Yamin Ismail, M. Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara lebih mendetail tentang hasil belajar matematika berbasis Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri 1 Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian penelitian adalah siswa kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo. Data hasil belajar matematika terdiri atas data penilaian sikap spiritual dan sosial, penilaian pengatahuan dan penilaian keterampilan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 hingga pelaksanaan ujian tengah semester genap. Data-data ini diperoleh langsung dari guru pemegang mata pelajaran. Teknik analisis data menggunakan statistik sederhana berupa mean, median, modus, dan persentase kemudian di kualitatifkandalam bentuk kategori.pengkategorian mengacu pada PERMENDIKBUD No 104 tahun 2014. Hasil penelitian diperoleh: (1) penilaian kompetensi sikap dalam kategori baik dengan skor rata-rata capaian 3,05, (2) penilaian kompetensi pengetahuan dalam kategori cukup dengan skor rata-rata capaian 2,76 dan penilaian kompetensi keterampilan dalam kategori baik dengan skor rata-rata capaian 3,06. Secara keseluruhan penilaian hasil belajar matematika berbasis kurikulum 2013 di kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo untuk pembelajaran semester genap tahun pelajaran 2014/2015 hingga pelakasanaan ujian tengah semester dalam kategori baik. Ini berarti di SMP Negeri 1 Gorontalo sudah tergolong baik dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan kurikulum 2013. Kata Kunci : Hasil belajar matematika, Kurikulum 2013, Siswa Kelas VII. PENDAHULUAN Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 9) menjelaskan bahwa kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang berkaitan dengan kognitif, afektif maupun psikomotor. Kurikulum yang berlaku pada setiap sekolah di segala jenjang pendidikan baik mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi berdasarkan standarnya telah ditentukan secara nasional. Dalam konteksnya, kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah. Artinya kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk
3
meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Karakteristik Kurikulum 2013 Pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, karakteristik kurikulum 2013 tersebut menyangkut (1) pendekatan pembelajaran, (2) kompetensi lulusan dan (3) penilaian. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Fadillah (2014) bahwasannya karakteristik yang menjadi ciri khas adalah terletak pada pendekatan pembelajaran, kompetensi lulusan dan proses penilaiannya. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran 2013 adalah pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara scientific tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan scientific ini pada masingmasing prosesnya aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dilakukan adalah (1) Mengamati (observing), pada proses ini aktivitas yang dilakukan adalah melihat, mengamati, membaca, mendengar dan menyimak (tanda dan dengan alat), (2) Menanya (questioning), pada proses ini aktivitas yang dilakukan adalah mengajukan pertanyaan dari permasalahn yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis dengan diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri atau menjadi suatu kebiasaan, (3) Mencoba (experimenting), pada proses ini aktivitas yang dilakukan adalah menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (data, dokumen, buku, hasil eksperimen) hingga mengumpulkan data, (4) Menalar (associating) pada proses ini aktivitas yang dilakukan adalah menganalisis data dalam bentuk membuat katagori dan menentukan hubungan data hingga menyimpulkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan, dan yang terakhir (5) Mengkomunikasikan (communicating), pada proses ini aktivitas yang dilakukan adalah menyampaikan hasil konseptual dari kesimpulan yang didapat dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya. Sementara pendekatan tematik-terintegrasi dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Contoh pembelajaran terintegrasi dengan lingkunagan dalam pembelajaran matematika yakni dalam pembelajaran guru merancang bagaimana pemanfaatan lingkunga sekitar kelas di kaitkan dengan tema yang akan dipelajari serta dikaitkan denagnmata prlajaran yang lainnya, misalkan dalan materi volume bagun runag dalam matematika dikaitkan dengan materi satuan dan besaran dalam pemlajaran ilmu pengetahuan alam pada satuan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP). Dengan demikian, akan terjadi keterpaduan yang seimbang sehingga diharapkan mampu
4
menghasilkan peserta didik yang memiliki sikap, keterampilan dan multi pengetahuan yang memadai. Selanjutnya, dalam kurikulum 2013 kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada kompetensi lulusan ini dapat terlihat pada proses pembelajarannya dan pendidik dapat langsung mengamati untuk kompetensi sikap ketika peserta didik dapat menerima, menjalankan, menghargai, menghayati hingga mengamalkan aspek-aspek spiritual dan sosial, sedangkan pada kompetensi pengetahuan dapat terlihat pada saat siswa mampu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis hingga mengevaluasi terkait materi-materi yang diberikan oleh pendidik, adapun untuk kompetensi keterampilan pendidik dapat melihat ketika peserta didik mulai dari mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji hingga mencipta. Dengan keseimbangan dari ketiga kompetensi lulusan yang ada pada peserta didik, setelah menempuh bangku pendidikan diharapkan memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yang mumpuni. Kemampuan ini yang akan memjadi dasar dalam menentukan keberhasilan peserta didik di mana dan kapan pun peserta didik berada. Pada kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (aunthentic assesment). Penilaian otentik ialah penelitian secara utuh meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik ini dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrumen penilaian masing-masing. Hasil Belajar Matematika Berbasis Kurukulum 2013 Dalam suatu proses pembelajaran untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat diketahui melalui hasil belajar peserta didik. Hasil belajar diperlukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang diperoleh peserta didik setelah pembelajaran berlangsung. Menurut Gagne dan Briggs dalam (Suprihatiningrum, 2013: 37) mendefinikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Lebih lanjut Bloom dalam (Sudjana, 2005: 22-23) menjelaskan kemampuan sebagai hasil belajar terdiri dari ranah, yaitu: (1) ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. (3) ranah psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan preseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.
5
Pada dasarnya hasil belajar berkenaan dengan akibat perubahan kemampuan peserta didik setelah melakukan pembelajaran. Perubahan kemampuan peserta didik yang dimaksudkan dapat dilihat dan diamati setelah proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik sebagai akibat dari perubahan kemampuan yang dimilikinya setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar peserta didik ini dapat diperoleh melalui pemberian tes, observasi langsung maupun melalui wawancara guru pada peserta didik. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran yakni dengan melakukan penilaian. Penilaian sangat penting dilakukan untuk mengumpulkan informasi-informasi yang berkesinambungan tentang ketercapaian peserta didik selama proses pembelajaran. Penilaian dapat berupa angka atau nilai maupun deskripsi atau gambaran yang menjelaskan kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran secara menyeluruh, sistematis dan mudah dipahami. Dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, agar proses penilaian peserta didik objektif, akurat serta sistematis. Menurut Mulyasa (2013: 142) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Pertama, apakah penilaian yang dilakukan telah mengukur seluruh isi kurikulum. Kedua, apakah penilaian dilakukan secara rasional dan efisien. Ketiga, apakah penilaian yang dilaksanakan telah mengukur standar nasional dan lokal yang kompleks dalam berbagai cara. Dalam melakukan penilaian hasil belajar dapat dilakukan melalui pengumpulan data dengan cara pemberian tes, baik tes tulisan ataupun lisan, dapat pula dilakukan dengan cara melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan ataupun portofolio, serta dapat pula dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap peserta didik. Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum 2013 sedikit berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kurikulum sebelumnya yakni kurikulum KTSP lebih menekankan pada penilaian kognitifnya (pengetahuan) meskipun tidak menyampingkan penilaian afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Berbeda pada kurikulum 2013, penilaian lebih rinci terhadap penilaian sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan sesuai dengan penilaian hasil belajar yang dikemukakan oleh Bloom. Deskripsi penilaian hasil belajar dirinci lebih jelas pada masing-masing kategori penilaiannya. Hal ini sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yakni berbasis karakter dan kompetensi sehingga diperoleh peningkatan dan keseimbangan antara soft skill dan hard skill. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Bloom yaitu hasil belajar terdiri dari tiga ranah yaitu afektif, koginitif dan psikomotor, maka dalam penilaian hasil belajar pada pembelajaran Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada satu aspek seperti penilaian pada kurikulum sebelumnya. Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 dilakukan berdasarkan indikatorindikator pencapaian hasil belajar yang dikelompokkan menjadi tiga sesuai dengan hasil belajar menurut Bloom yaitu penilaian sikap (afektif), penilaian pengetahuan (kognitif) dan penilaian keterampilan (psikomotor).
6
Dalam penilaian sikap dapat menggunakan beberapa teknik penilaian misalkan observasi atau pengamatan, penilaian diri, penilaian antar peserta didik serta melalui jurnal. Teknik penilaian yang digunakan dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan instrumen penilaian yang jelas dan terarah. Penilaian pengetahuan berkaitan dengan penilaian kognitif peserta didik dalam prsoses pembelajaran. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu tes, baik tes tulisan ataupun lisan, maupun pemberian tugas. Dalam pemberian tes baik tes tulsan maupun lisan serta penugasan instrumen penilaian tes yang diberikan harus jelas untuk mempermudah pada saat penilaian. Lebih lanjut Fadlillah (2014: 215) menjelaskan instrumen penilaian pengetahuan yaitu: (a) instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran, (b) instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan dan (c) instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Adapaun sasaran penilaian kompetensi pengatahuan meliputi tingkatan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif. Penilaian keterampilan yang dimaksud adalah penilaian keterampilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Penilaian keterampilan dibutuhkan untuk merangsang keterampilan peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk aktif. Dalam penilaian keterampilan ini guru dituntut untuk dapat memberikan suatu pembelajaran yang membuat peserta didik untuk berperan aktif misalnya melalui pemberian tugas praktik, proyek dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan dapat berupa lembar pengamatan yang berisi daftar ceklis dilengkapi dengan rubrik penilaian yang jelas. Prinsip-Prinsip Penilaian Kurikulum 2013 Penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilakukan oleh guru dengan menggunakan beberapa cara. Meskipun demikian, ada beberapa prinsip-prinsip penilaian pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang perlu menjadi perhatian agar proses penilaian tidak menyimpang dan merugikan peserta didik. Berdasarkan PERMENDIKBUD No 104 Tahun 2014 dalam Fadlillah (2014) prinsip-prinsip penilaian pembelajaran Kurikulum 2013 menyangkut hal berikut : 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas penilaian. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efektif dan efisien dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan (terbuka) berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
7
6. Edukatif, berarti dapat mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Selain itu, ada beberapa prinsip-prinsip penilaian yang sebagaimana tercantum dalam PERMENDIKNAS No. 81A Tahun 2013 yaitu: 1. Sahih berarti penilaian diambil dari data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2. Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. 3. Menyeluruh dan berkesinambungan berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan barbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 4. Sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang berlaku. 5. Beracuan kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Berbagai prinsip-prinsip penilaian yang telah diuraikan di atas harus menjadi acuan oleh guru dalam melakukan penilaian pembelajaran terutama pada Kurikulum 2013 ini. prinsip-prinsip penilaian tersebut harus beriringan dan saling terhubung sehingga guru tidak terpaku pada satu prinsip saja melainkan melibatkan seluruh prinsip-prinsip penilaian tersebut sehingga penilaian hasil belajar yang diperoleh sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik. Pendekatan Penilaian Kurikulum Dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Kurikulum 2013 terdapat dua pendekatan yang digunakan. Dua pendekatan penilaian hasil belajar tersebut dijelaskan Fadlillah (2014) terdiri dari acuan pendidikan dan ketuntasan belajar. Acuan patokan yang dikenal pula dengan PAK yaitu penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM ini ditentukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Masing-masing dari sekolah untuk masing-masing mata pelajaran memiliki nilai ketuntasan yang berbeda dan bervariasi. Hal ini dikarenakan dalam setiap sekolah dan setiap mata pelajaran memiliki karakterisitik dan hasil analisis yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sekolah maupun guru tidak bisa meniru atau mengikuti KKM yang berlaku di sekolah-sekolah lain. Tabel. 2.3.1 Tabel Pedoman Penskoran dan Ketuntasan Belajar Kurikulum 2013 untuk Setiap Ranah Penilaian SIKAP MODUS
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
PREDIKAT
SKOR RERATA
HURUF
CAPAIAN OPTIMUM
HURUF
4,00
SB (Sangat Baik)
3,85 - 4,00
A
3,85 - 4,00
A
3,51 - 3,84
A-
3,51 - 3,84
A-
3,00
B (Baik)
3,18 - 3,50
B+
3,18 - 3,50
B+
2,85 - 3,17
B
2,85 - 3,17
B
8
2,00
1,00
C (Cukup)
2,51 - 2,84
B-
2,51 - 2,84
B-
2,18 - 2,50
C+
2,18 - 2,50
C+
1,85 - 2,17
C
1,85 - 2,17
C
1,51 - 1,84
C-
1,51 - 1,84
C-
1,18 - 1,50
D+
1,18 - 1,50
D+
1,00 - 1,17
D
1,00 - 1,17
D
K (Kurang)
Keterangan: a. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.67 dari hasil tes formatif. b. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator > 2.67 dari hasil formatif. c. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan peserta didik dilakukan dengan memerhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil peserta didik secara umum pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika berbasis kurikulum 2013 terdiri atas tiga indikator penilaian yakni penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Ketiga indikator penilaian dimaksudkan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki soft skill dan hard skill yang seimbang, dimana penilaian sikap dapat digunakan dalam mengukur soft skill siswa sedangkan penilaian pengetahuan dan keterampilan untuk hard skill. Dengan menggunakan teknik dan instrumen penelitian yang dilengkapi dengan rubrik penilaian yang jelas dan terarah dengan baik dan benar sesuai dengan karakteriktik dan hasil analisis pada masing-masing pembelajaran sehingga penilaian hasil belajar dapat teridentifikasi dengan baik. METODDOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gorontalo pada siswa kelas VII, Jl. Jaksa A. Suprapto No. 1 Kelurahan Limba U 2 Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Peneliti menetapkan tempat ini sebagai lokasi penelitian sebab SMP Negeri 1 Gorontalo merupakan salah satu sekolah percontohan dan satusatunya sekolah menengah pertama (SMP) yang diberikan wewenang oleh Dinas Pendidikan Kota Gorontalo untuk mengaplikasikan kerikulum 2013 dalam proses pembelajarannya dan juga merupakan sekolah yang diunggulkan dalan aspek prestasi dan lulusannya pada tataran sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kota Gorontalo. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mencari dan menemukan kebenaran terhadap acuan rumusan yang menjadi pertanyaan dalam penelitian. Untuk menemukan kebenaran yang dimaksud dapat menggunakan pendekatan penelitian tertentu. Oleh karena penelitian ini bermaksud untuk mengkaji dan mengetahui hasil belajar siswa berbasis Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gorontalo secara lebih mendalam, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
9
Berdasarkan tujuan penelitian yakni bermaksud menganalisis dan mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas VII pada SMP Negeri 1 Gorontalo berbasis Kurikulum 2013, maka penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryabrata (2011: 76) yang menyatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif yakni untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada serta mengidenifikasi masalah-masalah untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Meninjau dari jenis permasalahan yang diselidiki, karakteristik subjek, tempat dan waktu penelitian maka peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam studi kasus yang berkaitan dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gorontalo. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo yang berjumlah 342 yang tersebar dalam 10 kelas, karena penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang hasil penelitiannya tidak hanya berupa data yang terlihat namun perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam, maka dalam pemilihan sumber data hanya dipilih satu kelas VII pada SMP Negeri 1 Gorontalo disebabkan karena keterbatasan kemampuan, tenaga dan waktu serta faktor lainnya, sehingga hasil yang diperoleh dapat dikaji secara maksimal. Dari 10 kelas tersebut akan dipilih 1 kelas yang akan dijadikan fokus penelitian. Adapun kelas yang akan dipilih adalah kelas yang telah dipertimbangkan untuk dapat memberikan informasi data sesuai dengan tujuan penelitian yakni kelas VII-6. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dokumentasi hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Gorontalo dari guru mata pelajaran Matematika di kelas tersebut dengan tahapan-tahapan berikut yaitu, Observasi yang dilakukan dalam tahapan ini yakni melakukan pengamatan untuk memastikan apakah di sekolah tersebut melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Kurikulumm 2013. Adapun dalam penelitian ini peneliti mengamati aktivitas peserta didik dan guru dalam pembelajaran serta melihat hasil belajar yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran matematika yang mengaplikasikan kurikulum 2013. Sehingga melalui hasil observasi ini peneliti memastikan dalam memperoleh data berupa hasil belajar siswa kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo berbasis kurikulum 2013 khususnya hasil belajar berupa penilaian sikap dan penilaian keterampilan yang datanya telah didapatkan oleh guru pada pembelajaran sebelumnya. Sebelum pemberian tes akan dibahas terlebih dahulu definisi konseptual dan operasional dari hasil belajar matematika berbasis kurikulum 2013 sebai berikut : a. Definisi Konseptual Hasil belajar matematika berbasis kurikulum 2013 terdiri atas tiga ranah penilaian yakni penilaian kompetensi sikap, penilaian kompetensi pengetahuan dan penilaian kompetensi keterampilan. Ketiga ranah penilaian dimaksudkan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki soft skill dan hard skill yang seimbang yang sesuai dengan tujaun pendidikan nasional. b. Definisi Operasional Hasil belajar metematika dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penilaian siswa kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalao oleh guru pengampu mata pelajaran matematika pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 hingga
10
terlaksananya ujian tengah semester. Hasil belajar yang diperoleh terdiri dalam tiga ranah, yakni penilaian kompetensi pengetahuan dan penilaian kompetensi keterampilan. Pada kompetensi sikap indikator penilaiaanya adalah sikap spiritual dan soial yang terdiri dari sikap jujur, disiplin dan tanggung jawab, sedangkan pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan indikator penilaiannya terdapat pada indikator materi segiempat dan segi tiga, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Pemberian tes dilakukan guna untuk mengumpulkan atau mendapatkan data yang berupa hasil belajar siswa khususnya pada penilaian pengetahuan siswa. Dalam hal ini tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes pada yang diselenggarakan oleh sekolah tersebut pada Ujian Tengah Semester (UTS) Genap mata pelajaran Matematika tahun akademik 2014/2015 yang dilaksanakan pada selasa 21 Maret 2015. Pada tes tersebut terdapat 20 soal yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 5 soal isian dan 5 soal uraian serta penyusunan tes ini disusun langsung oleh guru pemegang mata pelajaran Matematika pada sekolah tempat peneliti malakukan penelitian. Adapun tes tersebut terlampir pada lampiran 2. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif melalui rata-rata, modus median dan persentase, kemudian dikuantitatifkan dengan kategori-kategori pencapaiaan hasil belajar kurikulum 2013 berdasarkan PERMENDIKBUD No 104 Tahun 2014. Data diperoleh melalui catatan lapangan (observasi), pemberian tes. data selama di lapangan berupa hasil belajar matematika siswa berbasis Kurikulum 2013 berupa nilai kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Dari masing-masing data dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan statistik dasar melalui persentase kemudian dikualitatifkan dengan kategori- kategori penilaian hasilbelajar kurikulum 2013 yang ada di PEERMENDIKBUD No 104 Tahun 2014. Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo berupa hasil belajar yang ditinjau dalam kategori nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan standar penilaian yang diatur dalam PERMENDIKBUD Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian hasil belajar ini dilakukan dengan skala penilaian yaitu 1,00 sampai 4,00 untuk penilaian pengetahuan dan keterampilan, sedangkan untuk penilaian sikap menggunakan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) belajar peserta didik 2,67. Berdasarkan data hasil belajar matematika siswa yang bersumber dari 34 siswa pada kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo diperoleh yaitu untuk penilaian pengetahuan dapat dilihat dari hasil ujian tengah semester genap tahun akademik 2014/2015 yang dilaksanakan oleh sekolah tersebut, sedangkan untuk penilaian sikap dan keterampilan dapat dilihat melalui penilaian guru pada peserta didik selama proses pembelajaran semester genap tahun akademik 2014/2015 hingga pelaksanaan ujian tengah semester (UTS). Adapun skor yang diperoleh dari 34 peserta didik yaitu untuk penilaian pengetahuan skor maksimum 3,36, skor minimum 2,20, skor rata-rata 2,76, nilai
11
median 2,91dan nilai modus 3,21, dan untuk penilaian keterampilan skor maksimum 3,90, skor minimum 2,50, skor rata-rata 3,06, nilai median 3,00, dan nilai modus 2,67, sedangkan untuk penilaian sikap skor maksimum 4,00, skor minimum 2,00, skor rata-rata 3,05, nilai median 3,00, dan nilai modus 3,00. Untuk data hasil penelitiannya dapat dilihat lampiran 2. Secara umum data hasil penelitian dapat disajikan dalam Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Hasil Penelitian KRITERIA PENILAIN
BANYAK DATA
JUMLAH SKOR
SKOR MAKS
SKOR MIN
MEAN
MEDIAN
MODUS
PENGETAHUAN
34
93,78
3,36
2,20
2,76
2,91
3,21
SIKAP
34
103,75
4,00
2,00
3,05
3,00
3,00
KETERAMPILAN
34
103,94
3,90
2,50
3,06
3,00
2,67
PEMBAHASAN Hasil belajar matematika siswa dapat dijadikan acuan untuk melihat sejauh mana kemajuan siswa dalam memperoleh pembelajaran matematika. Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka perlu dilakukan suatu penilaian. Dalam penelitian ini hasil belajar matematika siswa berbasis kurikulum 2013 yakni penilaiannya mengisyaratkan pada penilaian autentik (authentic assesment). Seperti yang terurai pada lampiran PERMENDIKBUD Nomor 104 Tahun 2014 penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang mengkehendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu dalam penelitian ini hasil belajar siswa ditinjau melalui tiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian Hasil Belajar Pada Kompetensi Pengetahuan Tabel 4.2 Persentase Pencapaian Nilai Sikap NILAI SIKAP
FREKUENSI
PRESENTASI (%)
Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
7 24 3 0
20,59 70,59 8,82 0,00
JUMLAH
34
100,00
Berdasarkan tabel 4.2 data yang diperoleh bahwa dari 34 siswa yang menjadi objek penelitian ditemukan hasil belajar matematika siswa pada kompetensi sikap dapat dipersentasekan yaitu 20,59 % atau terdiri dari 7 orang siswa dapat dikategorikan memiliki sikap Sangat Baik (SB), 70,59 % atau terdiri dari 24 orang siswa dapat dikategorikan memiliki sikap Baik (B) dan 8,82 % atau terdiri dari 3 orang siswa dapat dikategorikan memiliki sikap Cukup (C), serta berdasarkan penilaian sikap pada kelas VII-6 tidak ada yang memiliki sikap Kurang (K). Oleh karena itu, berdasarkan persentase tersebut maka dapat dikategorikan hasil belajar matematika siswa kelas VII-6 pada predikat baik dan dapat dikategorikan telah memenuhi ketuntasan hasil belajar pada kompetensi sikap karena sudah sebagian besar yakni 91,18 % atau terdiri dari 31 orang siswa
12
yang melampaui kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu memiliki rata-rata nilai kelasnya adalah 3,05. Dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
PERSENTASE PENILAIAN SIKAP 0% 9%
21%
70%
Gambar 4.1 Diagram Persentase Penilaian Sikap Berdasarkan pada gambar 4.1 dapat disimpulkan persentase penilaian sikap untuk siswa kelas VII-6 dapat dikategorikan baik. Hal ini dikarenakan tidak ada siswa yang memiliki sikap kurang baik. Artinya dari penilaian sikap yakni sikap spiritual dan sikap sosial siswa kelas VII-6 telah baik. Dari sikap spiritual yang diamati selama proses pembelajaran, siswa terbiasa membacakan doa belajar sebelum melakukan pembelajaran, yang artinya mengindikasikan bahwa siswa di kelas tersebut memiliki sikap positif yakni mengawali pembelajaran dengan sesuatu yang baik. Sedangkan untuk penilaian sikap sosialnya yaitu sikap jujur, disiplin dan tanggung jawab terlihat dari adanya tanggung jawab seluruh siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan. Sikap disiplin pun mulai terbiasa dengan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, karena biasanya siswa diberikan motivasi jika tugas diberikan tepat pada waktunya maka akan memperoleh nilai yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. Hal tersebut dilakukan guna untuk mengasah sikap disiplin siswa kelas VII-6. Untuk sikap jujur dapat dinilai melalui guru melakukan pemberian tes mulai dari kuis, ulangan harian hingga ujian tengah semester (UTS) dan berdasarkan hasil yang diperoleh siswa di kelas tersebut mulai mengaplikasikan sikap jujurnya dengan mengerjakan tes yang diberikan, tentu hal ini pun didukung dengan sikap guru yang disiplin dalam menjaga suasana saat ujian berlangsung. Penilaian sikap tentunya sangat penting dalam proses pembelajaran dengan berbasis pada kurikulum 2013. Hal tersebut dilakukan guna menampakan perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Dengan berbasis pada kurikulum 2013 yang mengacu pada pembelajaran yang berbasis karakter disamping berbasis kompetensi dirasakan perlu menanamkan sikap sikap positif pada siswa yang sering kali hanya menjadi tanggung jawab guru BK saja. Dalam proses penilaian sikap pada penelitian ini dilakukan hingga saat ujian tengah semester berlangsung. Dari hasil yang diperoleh bahwa sebagian besar siswa di kelas tersebut sudah memiliki sikap yang baik, baik dari sikap spiritual maupun sikap sosialnya. Siswa-siswa tersebut mulai menanamkan sikap spiritual dalam pembelajaran meskipun dari hal kecil yakni membiasakan berdoa sebelum belajar. Siswa di
13
kelas itu pun sudah mampu menghargai dan memperhatikan guru di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Serta mulai terbiasa dalam bertanggung jawab dan jujur dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan disiplin tepat pada waktunya. Meskipun guru butuh tenaga ekstra ataupun mengerahkan kemampuan yang maksimal untuk mencapai hal tersebut. Hal ini untuk melahirkan generasi muda yang tidak hanya berpengetahuan dan berwawasan yang luas tetapi juga beretika dan bermoral dalam kehidupan bermasyarakat. Penilaian Hasil Belajar Pada Kompetensi Pengetahuan Tabel 4.3 Persentase Pencapaian Nilai Pengetahuan NILAI PENGETAHUAN A AB+ B BC+ C CD+ D JUMLAH
FREKUENSI 1 0 3 14 10 6 0 0 0 0
PRESENTASI (%)
34
100,00
2,94 0,00 8,82 41,18 29,41 17,65 0,00 0,00 0,00 0,00
Mengacu pada tabel pedoman penskoran dan ketuntasan belajar kurikulum 2013 untuk setiap ranah penilaian yang telah dijelaskan pada kajian teori, maka berdasarkan tabel 4.3 data yang diperoleh bahwa dari 34 peserta didik yang menjadi objek penelitian, persentase hasil belajar peserta didik untuk kompetensi pengetahuan yaitu 2,94 % atau terdiri dari 1 orang siswa memperoleh nilai A, 8,82 % atau terdiri dari 3 orang siswa memperoleh nilai B+, 41,18 % atau terdiri dari 14 orang siswa memperoleh nilai B, 29,41 % atau terdiri dari 10 orang siswa memperoleh nilai B-, 17,65 % atau terdiri dari 6 orang siswa memperoleh nilai C+, sedangkan untuk nilai A-, C, C-, D+ dan D tidak ada siswa yang memperolehnya. Oleh karena itu, berdasarkan persentase tersebut maka dapat dikategorikan hasil belajar matematika siswa pada kompetensi pengetahuan cukup baik, hal ini didukung dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas VII-6 adalah 2,76 yang dapat dikategorikan pada predikat B- atau cukup baik walaupun memiliki presentasi ketentusan 73,53 % atau terdiri dari 25 siswa yang telah melampaui kriteria ketuntasan minimumnya. Dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
14
PERSENTASE PENILAIAN PENGETAHUAN 0%
0%
0% 3% 18%
29%
0%
9%
41%
Gambar 4.1 Diagram Persentase Penilaian Pengetahuan Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengetahuan siswa kelas VII-6 dapat dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Dari hasil analisis jawaban yang diberikan siswa telah mampu memahami serta mengetahui penyelesaian soal-soal sederhana yang diberikan, namun masih terhitung cukup dalam menyelesaikan soal-soal yang kompleks terutama soal soal yang butuh penganalisisian. Penilaian Hasil Belajar Pada Kompetensi Keterampilan Tabel 4.4 Persentase Pencapaian Nilai Keterampilan NILAI KETERAMPILAN
FREKUENSI
PRESENTASI (%)
A AB+ B BC+ C CD+ D
5 2 4 7 12 4 0 0 0 0
14,71 5,88 11,76 20,59 35,29 11,76 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH
34
100,00
Mengacu dari tabel pedoman penskoran dan ketuntasan belajar kurikulum 2013 untuk setiap ranah penilaian yang telah dijelaskan pada kajian teori, maka berdasarkan tabel 4.4 data yang diperoleh bahwa dari 34 peserta didik yang menjadi objek penelitian, hasil belajar untuk kompetensi keterampilan persentase skor yaitu 14,71 % atau terdiri dari 5 orang siswa memperoleh nilai A, 5,88 % atau terdiri dari 2 orang siswa memperoleh nilai A-, 11,76 % atau terdiri dari 4 orang siswa memperoleh nilai B+, 20,56 % atau terdiri dari 7 orang siswa memperoleh nilai B, 35,29 % atau terdiri dari 12 orang siswa memperoleh nilai B, dan 11,76 % atau 4 orang siswa memperoleh nilai C+, sedangkan untuk nilai C, C-, D+, dan D tidak siswa yang memperoleh. Untuk analisis datanya dapat dilihat pada lampiran 3. Oleh karena itu, berdasarkan persentase tersebut maka dapat dikategorikan hasil belajar matematika siswa pada kompetensi pengetahuan cukup
15
baik, hal ini didukung dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas VII-6 adalah 2,76 yang dapat dikategorikan pada predikat B- atau cukup baik. Dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut. PERSENTASE PENILAIAN KETERAMPILAN 0%
0%
0% 12%
15%
6% 12%
35% 20%
Gambar 4.1 Diagram Persentase Penilaian Keterampilan Berdasarkan gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa kemampuan keterampilan di kelas VII-6 cukup baik. Hal ini diperoleh melalui keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan. Dengan adanya tugas kelompok tersebut siswa akan dilatih mengembangkan kemampuan keterampilannya, contohnya dalam memberikan tugas mencari luas segitiga dan segiempat melalui suatu permasalahan untuk dipecahkan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian penilaian hasil belajar matematika siswa kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo sudah dapat dikategorikan baik. Hal ini didukung melalui perolehan skor rata-rata untuk hasil belajar matematika siswa pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan yaitu masing-masing skor rata-rata adalah 2,76 dan 3,06 telah melebihi skor ketuntasan yaitu 2,67. Sedangkan untuk hasil belajar matematika siswa pada kompetensi sikap dapat dikategorikan baik. Secara keseluruhan hasil belajar matematika berbasis kurikulum 2013 di kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo untuk pembelajaran semester genap tahun pelajaran 2014/2015 hingga pelakasanaan ujian tengah semester dalam kategori baik dengan skor rata-rata dari ketiga aspek penilaian 2,96. Ini berarti di SMP Negeri 1 Gorontalo sudah tergolong baik dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan kurikulum 2013. KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo sudah dapat dikategorikan baik. Hal ini didukung melalui perolehan skor rata-rata untuk hasil belajar matematika siswa pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan yaitu masing-masing skor rata-rata adalah 2,76 dan 3,06 telah melebihi skor ketuntasan yaitu 2,67. Sedangkan untuk hasil belajar matematika siswa pada kompetensi sikap dapat dikategorikan baik. Secara keseluruhan hasil belajar matematika berbasis kurikulum 2013 di kelas VII-6 SMP Negeri 1 Gorontalo untuk pembelajaran semester genap tahun pelajaran 2014/2015 hingga
16
pelakasanaan ujian tengah semester dalam kategori baik dengan skor rata-rata dari ketiga aspek penilaian 2,96. Ini berarti di SMP Negeri 1 Gorontalo sudah tergolong baik dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan kurikulum 2013. DAFTAR PUSTAKA Bito, Nursiya. 2009. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Sub Materi Pokok Prisma dan Limas di Kelas VIII SMP Negeri 11 Gorontalo. Tesis UNS: Surabaya, Tidak diterbitkan. Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Jamaludin. 2002. Pembelajaran Yang Efektif. Departemen Agama Islam Kyriacou, Chris. 2011. Efective Teaching. Bandung: Nusa Media Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakrya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Ratumanan, Tanwey G. Theresia, Laurens. 2003. Evaluasi Hasil Belajar Yang Relevan Dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: UNESA University Press Riduwan. 2010. Metode dan Tehnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama Sundayana, Rostina.2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.