ANALISIS FORMULASI MODEL PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD ”PT. Catudaya Data Prakasa” Oleh: Mutqi Sopiawadi & Deden Ramdhan (Dosen Tetap STIESA) ABSTRAK Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT. Catudaya Data Prakasa selama ini menggunakan ukuran-ukuran dalam bidang keuangan seperti misalnya ROI (Return On investment) dan Profiabilitas yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun atau satu satuan waktu tertentu, Saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan alat ukur kinerjanya hanya dengan perspektif keuangan saja, perusahaan cenderung berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Kaplan Norton sendiri (2000), Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer performance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui mekanisme sebab akibat (cause and
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 67
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
effect), perspektif keuangan menjadi tolak ukur operasional pada tiga perspektif lainnya sebagai driver ( lead indicators). Penulis dalam melakukan Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang mendeskripsikan keadaan sebenarnya dari obyek penelitian atau menggunakan metode deskriptif dan modeling dengan melakukan wawancara kepada para manajer perusahaan dan direksi, dilakuaknnya penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan formulasi model pengukuran kinerja perusahaan bisnis pada PT. Catudaya Data Prakasa. Hasil penelitian, tentang visi PT.Catudaya Data Prakasa Menjadi industri nasional dengan teknologi tinggi dan siap bersaing di era pasar bebas Memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri akan produk-produk power electronik, Menyediakan produk berkualitas baik dengan harga yang kompetitif Memberikan solusi teknologi dibidang perlistrikan, manajemen data, dan sistem Kontrol, dan misi Menjadi perusahaan yang bergerak di Bidang Industri DC Power System & Control dengan solusi yang menyeluruh, berkonsep mutual sinergi dan mutual benefit secara optimal dengan profesionalisme dan mampu memenuhi harapan stakeholders. Dan tujuan-tujuan strategis yang berdasarkan Balanced Scorecard perusahaan adalah Mempersiapkan sumber dana untuk mendukung pengembangan perusahaan, Pencapaian target penjualan yang ditetapkan dengan mempertahankan customer lama dan menambah customer baru, serta diversifikasi bidang kerja baru, Memenuhi standar LMK (lembaga masyarakat kelistrikan) dan ISO uji mutu, Peningkatan kualitas SDM dan organisasi megarah pada running by sistem. Pengukuran kinerja yang selama ini digunakan oleh PT.Catudaya Data Prakasa hanya menggunakan pespektif keuangan, dan pengukuran kinerja yang berdasarkan keuangan ternyata tidak mengukur dan menggambarkan kondisi 68 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
perusahaan secara menyeluruh, hanya menunjukan kinerja perusahaan yang sebatas dari sudut pandang profitabilitas, dan hanya mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian aset perusahaan, sehingga pada bagian intangible tidak terlalu diperhatikan yang bisa menjadi investasi jangka panjang. Dan untuk kesimpulan PT.Catudaya Data Prakasa lebih menitik beratkan pada perspektif pelanggan dan peran divisi marketing menjadi ujung tombak perusahaan dalam melakukan prospek proyek, Dan untuk saran mengoptimalkan peran marketing dalam pencapaian target perusahaan di perspektif pelanggan, dalam hal keuangan menggunakan seluruh rasio keuangan dalam mengukur kinerja keuangan dan. PT. Catudaya Data Prakasa harus menggunakan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen perusahaan dan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan.
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dan saat mendatang, kebanyakan perusahaan-perusahaan menghadapi kondisi lingkungan bisnis yang kompleks dan rumit, karena meningkatnya proses globalisasi yang mempengaruhi kondisi bisnis yang hampir di semua Negara termasuk Indonesia. Lingkungan ini menuntut sebuah sistem penilaian kinerja yang sangat berbeda dari yang pernah digunakan dengan sukses di masa lalu. Sistem penilaian kinerja yang dibutuhkan adalah sistem yang dapat menilai kinerja seluruh komponen dari fungsi manajemen bisnis yang ada dalam perusahaan. Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 69
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Sistem tersebut harus mampu mengetahui keadaan dan kedudukan perusahaan dalam bidang usahanya. Berdasarkan informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja tersebut, pihak manajemen menentukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi perkembangan terkini. Sistem penilaian kinerja perusahaan tradisional masih kental diwarnai oleh tolak ukur keuangan seperti Return on investment (ROI), Earning per Share (EPS) dan terakhir memakai Economic value added (EVA). Penekanan penilaian kinerja perusahaan pada aspek nonkeuangan, seperti tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan karyawan dan kegiatan operasi internal perusahaan masih sangat kurang diperhatikan. Pengukuran yang hanya mempertimbangkan kinerja keuangan tersebut memiliki kelemahan, yaitu ketidakmampuan perusahaan untuk mengukur kinerja aset tidak tampak (intangible assets) dan kemampuan sumber daya manusianya. Menggunakan persepektif finansial sebagai alat ukur kinerja perusahaan, sudah tidak lagi memadai, karena ada beberapa kelemahan antara lain: 1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan kurang memperhatikan kepentingan jangka panjang. Misalnya, untuk menaikkan profit atau ROI, seorang manajer bisa saja mengurangi komitmennya
70 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
terhadap pengembangan atau pelatihan bagi karyawan, termasuk investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untuk kepentingan perusahaan masa depan. Dalam jangka pendek kinerja keuangan meningkat, namun dalam jangka panjang akan menurun. 2. Aspek pengukuran non-finansial dan intangible asset pada umumnya diabaikan, baik dari sumber internal maupun eksternal akan memberikan suatu pandangan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa datang. 3. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan tidak sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah tujuan perusahaan. Agar sukses perusahaan harus melakukan pengelolaan dan investasi aset intelektual perusahaan, karena aset intlektual dapat memampukan untuk: - Menjalin hubungan dengan konsumen dengan baik dan memelihara kesetiaan pelanggan yang ada dan memungkinkan segmentasi pasar yang telah didapat atau yang baru, dapat dilayani dengan efektif dan efisien. - Mampu memperkenalakan inovasi dan kualitas produk yang diinginkan oleh pelanggan.
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 71
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
- Memproduksi atau menyediakan produk dan jasa berkualitas tinggi pada tingkat biaya yang rendah dan dengan waktu proses yang singkat. - Mengoptimalakan dalam pengerahan kemampuan dan motivasi karyawan untuk melakukan peningkatan produktivitas secara terus menerus dalam kapabilitas, kualitas, dan waktu respon. Dalam hal ini, kesuksesan perusahaan tidak dapat dimotivasi dan diukur yang hanya dari perspektif keuangan saja, dengan menggunakan model akutansi keuangan tradisional. Balanced Scorecard adalah kerangka pengukuran kinerja perusahaan baru, untuk mengintegerasikan ukuran yang diperoleh dari strategi. Dengan tetap menjadikan perspektif keuangan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan pada sebelumnya, Balanced Scorecard memperkenalkan driver tambahan yang meliputi perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, pespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard tidak hanya sebagai sistem pengukuran kinerja perusahaan, perusahaan dapat menggunakan Balanced Scorecard sebagai dasar untuk membentuk dan mengatur kerangka kerja untuk proses manajemen perusahaan. Perusahaan dapat membangun Balanced Scorecard bermula dengan tujuan terbatas, misalnya untuk mengklarifikasi, konsensus, dan fokus terhadap strategi perusahaan, lalu perusahaan
72 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
mengkomunikasikan strategi tersebut kepada seluruh anggota perusahaan. Secara tidak langsung, Balanced Scorecard memberikan pelatihan dan pembelajaran kepada manajemen dan organisasi pada umumnya untuk memandang kualitas kinerja perusahaan kurang lebih dari empat perspektif: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, serta pespektif bisnis internal, yang menghubungkan pengendalian proses operasional jangka pendek dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang. Kekuatan Balanced Scorecard sebenarnya adalah terjadi ketika mentransform sebagai sistem pengukuran menjadi sistem manajemen, dengan kata lain Balanced Scorecard dapat digunakan untuk: 1. Mengklasifikasi konsensus (persetujuan) mengenai strategi. 2. Mengkomunikasikan strategi perusahaan kepada seluruh anggota perusahaan. 3. Menjelaskan tujuan tiap departemen dan individu terhadap strategi. 4. Menghubungkan tujuan strategis dengan target jangka panjang dan anggaran tahunan. 5. Mengidentifikasi dan menjelaskan inisiatif strtegis. 6. Melakukan peninjauan strategis secara berkala dan sistematis. 7. Memperoleh umpan balik untuk mempelajari dan mengembangkan strategi. Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 73
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Berdasarkan yang telah dijelaskan diatas, Balanced Scorecard mengklasifikasikan pengukuran kinerja perusahaan dengan empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, pertumbuhan dan pembelajaran, proses bisnis internal, keempat perspektif ini menawarkan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu hasil yang diharapkan adalah pemicu kinerja dan tolak ukur kinerja. Berdasarkan kelebiahan yang ada pada Balanced Scorecard, penuslis tertarik untuk menganalisis rancangan model pengukuran kinerja perusahaan bisnis dengan menggunakan pendekatan instrumen-instrumen yang terdapat dalam Balanced Scorecard kedalam skripsi yang berjudul ” Analisis formulasi model pengukuran kinerja perusahaan bisnis dengan pendekatan Balanced Scorecard pada PT. Catudaya Data Prakasa” yang berlokasi di jalan Skejati no.8 Bandung 40285, Jawa Barat Indonesia. Karena Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT. Catudaya Data Prakasa selama ini hanya menggunakan ukuran-ukuran dalam bidang keuangan saja. 1.2. Identifikasi Masalah Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT. Catudaya Data Prakasa selama ini menggunakan ukuranukuran dalam bidang keuangan seperti misalnya ROI (Return On investment) dan Profit Margin dan EVA yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun atau satu satuan
74 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
waktu tertentu. Penilaian kinerja perusaahaan ini dilakukan dengan maksud memberikan feed back dan atau evaluasi mengenai efektivitas dan efesiensi operasional perusahaan dalam mencapai tujuannya. Akan tetapi ukuran-ukuran ini hanya ukuran dalam aspek keuangan saja dan terikat dengan waktu yang relatif pendek, sehingga penilaian kinerja dengan cara ini dirasakan manajemen perusahaan belum cukup untuk menggambarkan pengukuran kinerja perusahaan yang sebenarnya, karena hanya menilai aspek internal saja tidak menyangkut pengukuran aspek eksternal, seperti pelanggannya. Sehubungan dengan itu, manajemen perusahaan mengharapakan adanya suatu rancangan pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif yaitu dengan menggunakan Balanced Scorecard (BSC), karena BSC suatu sistem pengukuran yang mampu menggambarkan empat macam perspektif (keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran) dalam menilai kinerja perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan BSC ini pada dasarnya adalah memberikan penilaian kinerja berdasarkan visi, misi dan tujuan perusahaan dalam berbagai aspek sehingga diperoleh sebuah grand design strategy (bersifat jangka panjang) yang perlu dijadikan panduan oleh perusahaan dalam operasional dilapangan sehingga mampu memenangkan
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 75
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
kompetisi dan mengembangkan perusahaan dengan target yang telah ditetapkan.
sesuai
1.3. Rumusan Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan alat ukur kinerjanya hanya dengan perspektif keuangan saja, perusahaan cenderung berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu penulis mencoba membuat formulasi analisis pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard. Adapun masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penjabaran Visi dan Misi, dan strategi PT Catudaya Data Prakasa ke dalam tujuan-tujuan strategis 2. Bagaimana pengukuran kinerja selama ini yang diterapkan oleh PT.Catudaya Data Prakasa dengan pendekatan perspektif finansial 3. Bagaimana formulasi model pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard pada PT Catdaya Data Prakasa 1.4.Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi tujuan-tujuan strategis dari masingmasing perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
76 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
2. 3.
internal, proses pembelajaran dan pertumbuhan berdasarkan visi, misi dan strategi PT Catudaya Data Prakasa. Mengidentifikasi kinerja perusahaan dengan pengukuran pendekatan perspektif finasial. mengidentifikasi kinerja perusahaan dengan formulasi model pengukuran kinerja pendekatan (BSC) Balanced Scorecard.
2. Kajian Teori Dan Kerangka Pemikiran 2.1.
Konsep Manajemen Strategi Perusahaan membutuhkan sistem manajemen yang mampu memotivasi personel dalam menempuh langkah-langkah strtegik dalam usha untuk melipat gandakan kinerja perusahaan. Manajemen strtegik merupakan sistem manajemen yang menjanjikan dihasilkannya langkah-langkah strategik dalam membangun masa depan perusahaan. Menurut Mulyadi (2009:38) Manajemen stretegik adalah suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam penyediaan customer value terbaik unutk mewujudkan visi perushaan. Pada dasarnya manajemen strategik adalah suatu upaya manajemen dan karyawan untuk membangun masa depan perusahaan. Strategi adalah pola tindakan yang dipilih untuk mewujudkan visi perusahaan, melalui misi. Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 77
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
2.1.1. Pengertian Strategi Menurut Webster’s Dictionary (2000: 725) “strategy as the skillful employment and coordination of tactics” and “as artful planning and management”. Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu: strategeia, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Pada zaman dahulu, konsep ini dipandang tepat menghadapi situasi perang yang berkepanjangan dalam mempertahankan wilayah kekuasaan. Pada waktu itu, seorang jenderal diperlukan untuk memimpin suatu angkatan perang untuk dapat memenangkan perang. Oleh karena itu, strategi juga dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang untuk mampu memenangkan perang. 2.1.2. Pengertian Manajemen Strategi Menurut Fred R. David (2009:5) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasai komputeruntuk mencapai keberhasilan organisasional. Pengertian manajemen strategi menurut Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson
78 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
(1997,XV) adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategik semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata. 2.1.3. Tujuan Manajemen Strategi Fred R. David (2009:5) Istilah manajemen strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan, implementasi, dan evaluasi strtegi, sedangkan perencanaan strategis menunjuk hanya pada perumusan strategi. Tujuan manajemen strategis adalah: 1. Untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok. 2. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien. 3. Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi. Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 79
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
2.1.4. Tingkatan Manajemen Strategi Strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan perang dan untuk memenangkan perang tersebut adalah dengan menggunakan taktik. Dalam bisnis, taktik merupakan sekumpulan program-program kerja yang dibentuk untuk melengkapi suatu strategi bisnis. Dibawah ini merupakan jenis strategi berdasarkan tingkatannya: a. Strategi perusahaan b. Strategi Bisnis c. Strategi fungsional Strategi fungsional menitik beratkan pada pembuatan keputusan-keputusan strategik mulai dari tahap produksi barang dan jasa sampai pada barang dan jasa tersebut sampai kepada konsumen atau pada manajemen fungsi yaitu manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen produksi/operasional, manajemen SDM. 1. Manajemen Keuangan 2. Manajemen Pemasaran 3. Manajemen Operasional 4. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.3.Pengukuran Kinerja Anderson dan Clancy (1991) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai: feedback from the accountant to management that providers information
80 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
about well the actions represent the plans; it also identifies where manager may need to make corrections or adjustments in future planning and controlling activities. Hansen dan Mowen (1995) membedakan pengukuran kinerja secara tradisional dan kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik pertanggung jawabannya, sedangkan pengukuran kinerja kontemporer menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip dalam pengukuran kinerja menurut Hansen dan Mowen (1995) dalam Rosyati dan Hidayati (2004) adalah: a. Konsistensi dengan tujuan perusahaan. b. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan. c. Dapat mengukur aktivitas yang signifikan. d. Mudah dipublikasikan. e. Akseptabilitas dari atas ke bawah. f. Biaya yang digunakan efektif. g. Tersaji tepat waktu. Menurut Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendifinisikan pengukuran kinerja sebagai : the
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 81
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
activity of measuring the performance of an activity or the entire value chain. 2.3. Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard Asal mula adanya Balanced Scorecard adalah hasil dari proses penelitian pada tahun 1990 oleh Nolan Norton Institute, bagian riset kantor akuntan publik KPMG di USA, Proyek penelitian ini dipimpin oleh David Norton, CEO Nolan Norton, denngan Robert Kaplan sebagai konsultan akademis, mensponsori penelitian yang berlangsung satu tahun yang melibatkan berbagai perusahaan, ”mengukur kinerja Organisasi Masa Depan”. 2.3.1. Pengertian Balanced Scorecard Menurut Kaplan Norton sendiri (2000), Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer performance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui mekanisme sebab akibat (cause and effect), perspektif keuangan menjadi tolak ukur operasional pada tiga perspektif lainnya sebagai driver ( lead indicators). (Mulyadi, 2009) Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: kartu skor (scorecard) dan berimbang
82 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
(Balanced). Pada tahap eksperimen awal, Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, yang hendak diwujudkan eksekutif dimasa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi atas kinerja eksekutif. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kinerja eksekutif diukur secara berimbang dari dua persepektif: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal. 2.3.3. Perspektif-perspektif Dalam Balanced Scorecard Balanced Scorecard mengukur empat perspektif yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai sasaran strategi yang sudah direncanakan oleh perusahaan. Keempat perspektif tersebut saling berkaitan yang nantinya akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan. Keempat perspektif tersebut diuraikan berikut ini.
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 83
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:28 Gambar 2.1 Hubungan keempat perspektif dalam konsep Balanced Scorecard 1. Perspektif Keuangan 2. Pespektif Pelanggan/Konsumen Perspective)
(Customer
84 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:60 Gambar 2.2 Perspektif pelanggan/konsumen dalam konsep Balanced Scorecard 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Process Perspektive).
(Internal Business
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:84 Gambar 2.3 Perspektif proses internal bisnis dalam konsep Balanced Scorecard. Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 85
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growtth Perspective).
Sumber. Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:112 Gambar 2.4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam konsep Balanced Scorecard 2.3.4. Keunggulan Balanced Scorecard Tabel 2.1. Keunggulan BSC dibanding konsep manajemen tradisional Sistem manajemen strtegik dalam manajemen trdisional
Sistem manajemen strtegik dalam manajemen kontemporer
86 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
Hanya berfokus pada perspektif keuangan
Mencakup perspektif yang komprehensif: keuangan, customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan
Sistem perncanaan yang mengandalkan pada anggaran tahunan sistem perencanaan menluruh yang tidak koheren
Koheren : membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strtegis
Perencanaan jangka panjang yang tidak bersistem
Terukur: semua sasaran strategis ditentukan ukurannya baik sasaran strategis perspektif keuangan maupun perspektif non keuangan
Tidak koheren
Seimbang: keseimbnagan sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strtegis penting untuk menghaslkankinerja keuangan jangka panjang
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 87
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
2.4.Kerangka Pemikiran Financial
Vision & Strategy
Customer
Internal busuness processses
Learning & Growth
Gambar 2.5. Sistem manajemen yang mengintegrasikan visi, strategi dan keempat perspektif Tabel 2.2. Pengukuran generik bagi setiap perspektif Perspektif
Pengukuran generic
Keuangan
profitabilitas
Pelanggan
Kepuasan, loyalitas, pasar, dan porsi saham Kualitas, waktu respon, biaya, dan pengenalan Kepuasan karyawan dan ketersediaan sistem
Proses bisnis internal Pembelajaran pertumbuhan
dan
88 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
financial Customer
Internal proces
Learning & growth
Sumber: Adveson (2003) Gambar 2.8. Balnced Scorecard casuses-effect Hypohothesis
3.
Metode Penelitian
3.1.Metode Penelitian Yang Digunakan Penulis dalam melakukan Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang mendeskripsikan keadaan sebenarnya dari obyek penelitian atau menggunakan metode deskriptif dan modeling. Metode deskriptif yaitu metode dalam meneliti suatu objek, suatu set kondisi , suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa sebenarnya terjadi untuk mendeskripsikan khususnya berkaitan dengan sistem ataupun model pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan. Sedangkan modeling yaitu suatu metode rancangan pada suatu Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 89
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
subjek yang diteliti (perusahaan) dengan pendekatan model skema tentang sistem pengukuran kinerja perusahaan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengawasi dan mempelajari secara langsung pada PT Catudaya Data Prakasa yang bergerak dibidang industri & jasa yang meliputi “Industri Peralatan Tenaga Elektrik, Peralatan Transportasi Kereta Api, Peralatan Penunjang Elektrik lainnya, serta Penyedia Jasa Konstruksi Listrik & Mekanikal Elektrikal”, yang berkedudukan di Bandung, studi ini bermaksud untuk memperoleh data-data perusahaan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard. 3.3.Model Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard Kerangka pemecahan masalah dalam penelitian ini terbagi atas 5 fase yaitu: 1. penelitian awal dan perumusan masalah 2. fase pembuatan format perancangan 3. fase pembuatan format dan pengukuran 4. fase analisis 5. fase kesimpulan 1.
Penentuan Arsitektur Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorcard a. Visi dan Misi PT Catudaya Data Prakas b. Tujuan Strategis Perusahaan
90 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
c. Penentuan Indicators)
Performansi
(Key
Performance
Gambar III.1 Langkah-langkah penelitian
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 91
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
3.4. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri & jasa yang meliputi “Industri Peralatan Tenaga Elektrik, Peralatan Transportasi Kereta Api, Peralatan Penunjang Elektrik lainnya, serta Penyedia Jasa Konstruksi Listrik & Mekanikal Elektrikal”, yaitu PT Catudaya Data Prakasa yang berada di jalan sekejati no 8 Bandung. 3.5.Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu dan perorangan sesuai dengan kondisi dan kesempatan pada saat melakukan penelitian. Adapun pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan melalui : a. Observasi b. Kuisioner c. Wawancara 2. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain untuk mengumpulkan data sekunder dalam penelitian ini adalah melalui : a. Studi kepustakaan b. Studi lapangan
92 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
3.5.Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode wawancara, kuisioner, dan studi kepustakaan. 1. Wawancara. 2. Kuisioner. a. Kuisioner untuk konsumen b. Kuisioner untuk karyawan 3. Studi kepustakaan.
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 93
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
3.6.Operasionalisasi Variabel Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Pada Balanced Scorecard Perspektif keuangan
Pelanggan
a) b) c) d) e) f)
Indikator Keberhasilan Strategi Debit dan Kredit Negosiasi Margin laba Laba operasi Laba bersih ROA
a) % pertumbuhan pelanggan b) Kepekaan c) Tingkat kepuasan pelanggan d) Keluhan pelanggan e) Waktu pemenuhan keluhan
-
94 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
Sub Indikator Pengukuran
Ukuran
Surplus dan Defisit Laporan kinerja keuangan laba bersih penjualan penjualan bersih aktiva lancar profit penjualan biaya keluar pelanggan laba bersih penjualan operating asset Jumlah pelanggan jumlah penjualan produk tingkat kepekaan rancangan survey database survey akurasi data, dukungan
Rasio Interval Rasio Rasio
Rasio Rasio Rasio Rasio Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Perspektif
Indikator Keberhasilan Strategi pelanggan
f) Tingkat loyalitas pelanggan proses bisnis internal
pembelajaran dan pertumbuhan
a) jumlah produk Pengakuan kualitas b) Tingkat ketepatan waktu c) Efisiensi biaya proses
a) Evaluasi kualitas kinerja karyawan b) Tingkat produktivitas c) tingkat kepuasan kerja d) tingkat pengembangan karir e) Keteresediaan informasi f) jenis informasi
Sub Indikator Pengukuran
Ukuran
administrasi, dukungan sistem informasi - waktu tanggapan (respon time) - rancangan survey
Interval Ordinal
- standarisasi mutu ISO dan RKS - waktu yang diperlukan melaksanakan proses pelayanan - jumlah biaya pelayanan - tingkat pnecapaian target kinerja - jumlah penjualan produk - total jumlah karyawan - survey kepuasan karyawan
Interval Interval
- survey pengembangan karir
Ordinal
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 95
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Interval
Interval Rasio Ordinal
Perspektif
Indikator Keberhasilan Strategi g) persamaan persepsi tim dan kordinasi secara berkesinambungan
96 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
Sub Indikator Pengukuran
Ukuran Rasio
- total nilai pemenuhan informasi - jumlah jenis informasi - rancangan survey
Ordinal
3.7.Metode Analisis Data Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis sebagai berikut: 1. Mengetahui visi dan misi PT Catudaya Data 2. Penetapan target dari masing-masing 3. Pengukuran kinerja dari masing-masing perspektif Pengukuran kinerja ini dilakuakan melalui emapat perspektif yaitu: a. Pengukuran kinerja perspektif keuangan b. Pengukuran kinerja perspektif pelanggan/konsumen c. Pengukuran kinerja perspektif proses bisnis internal d. Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 3.8. Formulasi Alat Analisis Alat analisis yang digunakan untuk mengimplementasi metode Balanced Scorecard terdiri dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan/konsumen, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. :
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 97
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
1. Pengukuran kinerja perspektif keuangan. Pengukuran kinerja dari perspektif keuangan diukur dengan menggunkan rasio keuangan yaitu: a. Return on Investment (ROI) Laba bersih penjualan ROI= × Penjualan operating asset
×100%
b. Profit margin Laba bersih profit margin =
×100% Penjualan
c. Rasio operasi Penjualan bersih Rasio Operasi =
×100% Aktiva lancar
98 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
2. Pengukuran kinerja pespektif pelanggan/konsumen Pengukuran kinerja dari perspektif pelanggan/konsumen menggunakan perhitungan: a. Market share b. Tingkat kepuasan konsumen Jumlah Pernyataan × skor Kepuasan konsumen =
×100% Total Bobot
c. Profitabilitas konsumen Pendapatan jasa Profitabilitas konsumen =
×100% Total keuntungan jasa
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis 99
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
3.
Pengukuran kinerja perspektif proses bisnis internal Kinerja dari perspektif proses bisnis internal menggunakan perhitungan: a. Proses inovasi produk atau jasa, b. Proses operasional c. Proses pelayanan 4.
Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Pengukuran kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggunakan perhitungan:
100 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
a. Tingkat produktivitas karyawan Laba bersih Produktivitas karyawan = Jumlah karyawan
× 100%
b. Tingkat retensi karyawan Jumlah karyawan yang keluar Retensi karyawan =
×100% Total jumlah karyawan
c. Tingkat kepuasan karyawan Jumlah pernyataan puas × skor Kepuasan karyawan =
×100% Total bobot
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis101
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
3.9. Sistematika Penulisan Dalam melakukan penelitian penulis melakuaan dalam lima tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap perancangan alat ukur, tahap pengumpulan dan olah data, tahap penelitian dan tahap kesimpulan dan saran. 1. Tahap pendahuluan 2. Tahap perancangan alat ukur 3. Tahapan pengumpulan dan pengolahan data 4. Tahap analisis 5. Kesimpulan dan saran
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian PT. Catudaya Data Prakasa adalah salah satu perusahaan industri yang bergerak dibidang industri DC Power System Control dan jasa pemasangan kontruksi listrik, PT. Catudaya Data Prakasa memproduksi Peralatan Tenaga Elektrik, Peralatan Transportasi Kereta Api, Peralatan Penunjang Elektrik lainnya, serta Penyedia Jasa Konstruksi Listrik dan Mekanikal Elektrikal. Bahanbahan yang untuk meproduksi produk tersebut didapatkan dari lokal dan impor.
102 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
4.1.1.1. Visi dan Misi PT. Catudaya Data Prakasa Visi, dan Misi, PT. Catudaya Data Prakasa telah dirumuskan dan disahkan melalui surat keputusan dirktur utama No CDP/PDM/02-001, tanggal 1 maret 2010. Adapun visi dan misinya adalah sebagai berikut: Visi Menjadi industri nasional dengan teknologi tinggi dan siap bersaing di era pasar bebas Memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri akan produk-produk power electronik, Menyediakan produk berkualitas baik dengan harga yang kompetitif Memberikan solusi teknologi dibidang perlistrikan, manajemen data, dan sistem Kontrol. Misi Menjadi perusahaan yang bergerak di Bidang Industri DC Power System & Control dengan solusi yang menyeluruh, berkonsep mutual sinergi dan mutual benefit secara optimal dengan profesionalisme dan mampu memenuhi harapan stakeholders. 4.1.1.2. Struktur PT. Catudaya Data Prakasa PT.Catudaya Data Prakasa mempunyai struktur organisasi yang menerangkan hubungan kerja antara yang satu dengan yang lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan dari dibuatnya struktur organisasi adalah untuk mempertegas kedudukan suatu bagian dalam menjalankan suatu tugas sehingga memprmudah untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis103
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Gambar 4.1 Struktur PT. Catudaya Data Prakasa
104 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
yang telah ditetapkan, maka biasanya struktur dibuat sesuai dengan tujuan dari organisasi yang telah ditetapkan, maka biasanya struktur dibuat sesuai dengan tujuan oraganisasi perusahaan sendiri.
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis105
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
4.1.2. Tujuan Strtegis PT. Catudaya Data Prakasa Tabel 4.1 Penjabaran visi dan misi dan strategi PT. Catudaya Data Prakasa Visi Menjadi industri nasional dengan teknologi tinggi dan siap bersaing di era pasar bebas Memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri akan produk-produk power electronik, Menyediakan produk berkualitas baik dengan harga yang kompetitif Memberikan solusi teknologi dibidang perlistrikan, manajemen data, dan sistem Kontrol. Misi Menjadi perusahaan yang bergerak di Bidang Industri DC Power System & Control dengan solusi yang menyeluruh, berkonsep mutual sinergi dan mutual benefit secara optimal dengan profesionalisme dan mampu memenuhi harapan stakeholders. no perspektif Strategi Perusahaan Tujuan Strategis 1 keuangan Mempersiapkan sumber dana 1. Pengaturan cash flow keuangan untk mendukung 2. Hubungan baik dengan BANK pengembangan perusahaan 3. kinerja keuangan yang bisa menunjukan pertumbuhan perusahaan
106 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
2
pelanggan
Pencapaian target penjualan yang ditetapkan dengan mempertahankan customer lama dan menambah customer baru, serta diversifikasi bidang kerja baru. Memenuhi standar LMK dan ISO uji mutu
3
proses bisnis internal
4
pembelaja Peningkatan kualitas SDM dan ran dan organisasi megarah pada pertumbuh running by sistem an
1. menyusun rencana penjualan produk 2. memberikan perhatian khusus dalam penanganan bidang kerja baru 3. mengaktifkan kemabali aftersales service 4. Kepuasan pelanggan 5. Loyalitas pelanggan 1. produk berkualiatas dan dapat di handalkan, dan inovativ 2. mampu memberikan solusi teknis terhadap permasalahan teknis pada customer 1. tingkat kemajuan SDM terukur 2. Meningkatkan produktivitas karyawan 3. Iklim kerja yang kondusif 4. Sistem informasi lengkap 5. Arus komunikasi lancar
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis107
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
4.1.3 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Keuangan PT. Catudaya Data Prakasa Tabel 4.2 Net profit margin pada periode 2008-2009 selisih tahun laba bersih penjualan profit margin % 2008 540,758,783 17050846739 0.031714483 0.54% 2009 603,227,586 18917713376 0.031886919
tahun 2008 2009
Tabel 4.3 Return On Investment pada periode 2008-2009 laba bersih total Aktiva ROI selisih% 540,758,783 10338364401 0.052306028 15.66% 603,227,586 13672701047 0.044119123
Tabel 4.4 Return On Equity pada periode 2008-2009 modal tahun laba bersih sendiri ROE selisih% 2008 540,758,783 2850162353 0.189729116 14.49% 2009 603,227,586 3718124864 0.162239733
108 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
4.1.4 Hubungan Keterkaitan (Cause And Effect Relationship) Antar Tujuan-Tujuan Strategis
Gambar 4.2 Hubungan keterkaitan (Cause and Effect Relationship) antar tujuan strategis Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis109
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
4.1.5. Rancangan Pengukuran Formulasi Dari Key Performance Indicators (KPI) Dalam Model Perancangan Kinerja Balanced Scorecard PT Catudaya Data Prakasa Tabel 4.5 Pengukuran key performance indicators (KPI) PT. Catudaya Data Prakasa KPI (KEY PERFORMANCEN INDICATORS) FORMULASI 1. Perspektif Keuangan chas flow in a. Chas flow chas flow out b. Negosiasi dengan pihak BANK c. tingkat margin laba perusahaan (NPM) Net presentasi laporan kinerja keuangan perushaan kepada BANK Profit Margin d. tingkat pengembalian asset/investasi (ROA) profit m arg in laba bersih x100% penjualan Return Of Asset laba bersih penjualan ROA x x100% e. tingkat laba operasi penjualan
f.
tingkat laba bersih
Rasio operasi
operating asset
penjualan bersih x100% aktiva lancar
Profit Pelanggan – Biaya Keluar Pelanggan n 110 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
2. Perspektif Pelanggan kualifikasi tender jumlah bidang kerja baru yang terperhatikan Informasi kebutuhan pelanggan yang dapat x100% total bidang kerja baru di prospek Total waktu dari keluhan masuk sampai keluhan b. Kepekaan bidang kerja baru terlayani c. Waktu pemenuhan keluhan Survey kepuasan pelanggan pelanggan jumlah pernyataan x skor d. tingkat kepuasan pelanggan tingkat kepuasan x100% a.
Bobot
e. f.
tingkat loyalitas pelanggan tingkat pemenuhan keluhan pelanggan
g.
tingkat pertumbuhan pelanggan
Survey loyalitas pelanggan jumlah keluhan yang terlayani x100% total keluahan Tingkat penjualan t Tingkat Penjualan t-1 Tingkat penjualan t -1
3. Perspektif Bisnis Internal
a. jumlah pengakuan kualitas produk SNI, memenuhi standar SNI ISO dan LMK , RKS
memnuhi standar LMK dan RKS
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis111
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
b. inovasif produk c. Tingkat Efisiensi biaya proses d. Tingkat ketepatan waktu penyeleseian contract proyek 4. perspektif pembelajaran dan pertumbuhan a. Evaluasi kualitas kinerja b. Tingkat produktivitas c. tingkat kepuasan kerja d. tingkat pengembangan karir e. Ketersediaan informasi f. tingkat motivasi karyawan g. persamaan persepsi tim dan kordinasi secara berkesinambungan
jumlah produk yang terinovasi x100% jumlah produk yang masih pola lama total biaya untuk proses produksi dan pelayanan x100% total pendaptan waktu proses x100% waktu throughput
tingkat pencapaian target kinerja sesuai SOP produktivitas karyawan
laba bersih x100% jumlah karyawan
survey kepuasan karyawan survey pengembangan karir total nilai pemenuhan informasi x100% jumlah jenis informasi
survey motivasi karyawan survey persamaan persepsi
112 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
4.2. Pembahasan Tabel 4.6 Perspektif dan ukuran hasil Balanced Scorecard PT.Catudaya Data Prakasa NO 1 2 3 4 5 6 1 2
PERSPEKTIF Keuangan Chas flow Negosiasi dengan pihak BANK tingkat margin laba perusahaan (NPM) tingkat laba bersih tingkat laba operasi tingkat pengembalian investasi Pelanggan Informasi kebutuhan pelanggan yang dapat di prospek Kepekaan bidang kerja baru
UKURAN HASIL
SATUAN
Chas flow in & Chas flow Out laporan kinerja keuangan - Net Profit Margin
% % %
- Profit Pelanggan–Biaya Keluar Pelanggan n - Operating Ratio - Return of invesment
%
- Kualifikasi tender
Contract Order %
- Bidang kerja baru yang terperhatikan
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis113
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
% %
- Waktu penyeleseian
waktu
4 5
Waktu pemenuhan keluhan pelanggan tingkat kepuasan pelanggan tingkat loyalitas pelanggan
- pemenuhan dead line dan kualitas - pembelian ulang
6
waktu pemenuhan keluhan pelanggan
- keluahan yang tertangani
7
tingkat pertumbuhan pelanggan
- tingkat penjualan setiap periode
% laba bersih % total penjualan % total penjualan % pertumbuhan
3
1 2 3 4 1 2
Bisnis Internal jumlah pengakuan kualitas produk SNI dan LMK efisiensi Cost pemenuhan dead line inovatif Pembelajaran Dan Pertumbuhan Evaluasi kualitas kinerja prduktivitas karyawan
- memenuhi SNI, ISO, LMK
% terpenuhi
- surplus atau tidak melebihi anggaran - waktu proses dan throughput - jumlah produk yang teronivasi
% % waktu %
- tingkat pnecapaian target kinerja - laba yang diahasilkan per karyawan
SOP Rp
114 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
3
pengembangan karir
- kenaikan gaji atau pangkat
4
persamaan persepsi tim dan kordinasi secara berkesinambungan tingkat kepuasan kerja Keteresediaan informasi tingkat motivasi karyawan
- kordinasi berkesinambungan
5 6 7
- survey kepuasan karyawan - jumlah jenis informasi - survey motivasi karyawan
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis115
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
lama bekerja dan prestasi
% % %
5. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Catudaya Data Prakasa dan pembahasan pada babbab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tujuan strategis PT. Catudaya Data Prakasa muncul dari sebuah visi dan misi yang telah ditetapkan. Karena pada dasarnya misi adalah sebuah harapan perusahaan yang sangat realistis, kredibel (terpercaya) atau memungkinkan untuk dicapai oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Adapun tujuan strategi dari masing-masing perspektif adalah sebagai berikut: a. Perspektif keuangan dengan strategi korporasi perusahaan adalah mempersiapkan sumber dana untuk mendukung pengembangan perusahaan. b. Perspektif pelanggan, dengan strategi korporasi Pencapaian target Pencapaian target penjualan yang ditetapkan dengan mempertahankan customer lama dan menambah customer baru, serta diversifikasi bidang kerja baru. c. Proses bisnis internal dengan strategi korporasi Memenuhi standar LMK (lembaga masyarakat kelistrikan) dan ISO uji mutu d. Pembelajaran dan pertumbuhan dengan strategi korporasi Peningkatan kualitas SDM dan organisasi megarah pada running by sistem.
116 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
2. Key performance indicators (KPI) untuk masingmasing aspek PT. Catudaya Data Prakasa adalah sebagai berikut: a. Perspektif keuangan, dengan strategi korporasi adalah Pengaturan cash flow, hubungan baik dengan pihak BANK dan Laporan keuangan yang bisa menunjukan pertumbuhan perusahaan. Key performance indicators KPI adalah pengaturan chasflow, negosiasi dengan pihak BANK, Tingkat margin laba perusahaan (NPM) Net Profit Margin, Tingkat laba bersih, tingkat laba operasi, tingkat pengembalian asset/investasi ROI. b. Perspektif pelanggan, dengan strategi korporasi menyusun rencana penjualan produk , memberikan perhatian khusus dalam penanganan bidang kerja baru, mengaktifkan kemabali aftersales service, Kepuasan pelanggan, Loyalitas pelanggan. Key performance indicators adalah informasi kebutuhan pelanggan yang dapat di prospek, kepekaan terhadap bidang kerja baru, Tingkat pertumbuhan pelanggan,Tingkat kepuasan pelanggan,Tingkat loyalitas pelanggan,Tingkat pemenuhan keluhan pelanggan. c. Proses bisnis internal dengan strategi produk berkualiatas dan dapat di handalkan, dan inovativ, mampu memberikan solusi teknis terhadap permasalahan teknis pada customer. Key Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis117
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
performance indicators adalah Tingkat efisiensi biaya proses,Tingkat ketepatan waktu penyeleseian proyek, Jumlah pengakuan kualifikasi standar produk dan jasa, inovasi produk. d. Pembelajaran dan pertumbuhan dengan strategi korporasi tingkat kemajuan SDM terukur,Meningkatkan produktivitas karyawan,Iklim kerja yang kondusif ,Sistem informasi lengkap,Arus komunikasi lancar. Key performance idicators adalah evaluasi kualitas kinerja, Tingkat produktivitas karyawan, Tingkat pengembangan karir, Tingkat ketersediaan informasi, Tingkat motivasi kerja karyawan, persamaan persepsi timdan kordinasi secara berkesinambungan. 3. Perspektif pelanggan mendapatkan porsi ukuran yang paling dominan dalam sistem penilaian kinerja di PT.Catudaya Data Prakasa, karena perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan melalui sistem tender yang dimana disini menjadi tugas marketing dalam melakuaka prospek proyek dari pelanggan, sehingga disini tim dari marketing harus menguasai informasi dari pelanggan tentang tender yang akan dikeluarkan berkaitan barang dan jasa yang ditawarkan oleh PT. Catudaya Data Prakasa. a. Pada aspek keuangan tetap menjadi main central, karena perusahaan bergerak bertujuan untuk
118 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
mendapatkan profitabilitas yang tinggi, divisi marketing ujung tombak perusahaan ini dalam melakukan prospek proyek kepada palanggan yang akan meningkatkan proyek tender melalui marketing, juga didukung dengan kualitas produk dan pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan. Strategi keuangan di perusahaan dipengaruhi oleh proyek dikerjakan oleh perusahaa, maka itulah laporan kinerja keuangan salah satunya bisa memberikan informasi kepada pihak BANK sebagai alat negosiasi, agar penyelesian proyek berjalan lancar dan sesuai dengan rencana. b. Proses bisnis internal dengan strategi korporasi melakuakan kordinasi oraganisai antara divisi marketing dan divisi teknik dalam melakaukan penyaleseian proyek, memnuhi standar LMK (lemabaga masarakat kelistrikan) dan mengikuti RSK rencana kerja dan syarat yang dikordinasikan oleh divisi marketing kepada divisi teknik, dan di dukung dengan anggaran yang terpenuhi. c. Pembelajaran dan pertumbuhan dengan strategi korporasi adalah peningkatan dari aspek organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki, tujuannya adalah meningkatkan tingkat motivasi dan kompetensi dari para sumber daya manusianya agar mampu melaksanakan tugas Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis119
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
yang diberikan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka dari itu direksi yang menangani SDM telah menetapkan kriteria personil yang terkait dan mempengaruhi pada kualitas pelayanan, harus memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan dan keahlian dalam menjalankan program kerja perusahaan yang tertuang dalam pengaturan Balanced Scorecard dalam upaya strategy deployment yang diterbitkan PT Catudaya Data Prakasa.
5.2. Saran. Pada bagian akhir dari skripsi ini, penulis bermaksud mengajukan bebrapa saran yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. 1. Pada aspek manajemen SDM, pada aspek ini perusahaan dapt memperhatikan kemampuan personil yang berada di divisi marketing, agar kemampuan dalam penanganan tender bisa optimal dan bisa melakukan hubungan baik denga pelanggan. Dan juga adanya komitmen perusahaan dalam mengevaluasi dan mengukur kinerja perushaan secara komprehensif. 2. Sistem keuangan tidak dapat mengukur intangible, akan tetapi hanya bisa mengukur tangible Asset, sehingga laporan keuangan yang dibuat hanya bisa memberi gambaran secara parsial kondisi
120 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
3.
perusahaan, dan menhasilkan keputusan yang berjangka pendek, khusus untuk keuangan menyarankan untuk mengukur dengan seluruh rasio keuangan, rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Menjadikan Balanced Scorecard sebagai sistem penyusunan strategi perusahaan dan pengukuran kinerja, karena Kelebihan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja perusahaan lebih koprehenshif, berimbang, terukur. Sehingga pengukuran kinerja memberikan gambaran performance perusahaan secara menyeluruh dan terukur, dan dapat menjadi informasi yang mnjadi dasar pengambilan keputusan secara jangka panjang dan jangka pendek.
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis121
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
DAFTAR PUSTAKA
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. Dr, Drs., M.Si. Psi. (2009). Manajemen sumber daya manusia perusahaan: Rosda. A.A.Anwar Prabu Mangkunegara Dr, Drs., M.Si. Psi. (2009). Evaluasi kinerja SDM: Refika Aditama. Bambang Riyanto. Prof. Dr. (2001). Pembelanjaan perusahaan: YOGYAKARTA.
Dasar-dasar BPFE-
Converse.Paul D. Harvey W. Huege, and V. Mitchell Robert. Elements of Marketing: Gaspersz Vincent. (2006). Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard Dengan Six Sigma untuk organisasi bisnis dan pemerintahan: PT Gramedia Pustaka Utama. Kaplan, Robert S. & Norton.David P. (2000). Menerapkan strategi menjadi aksi Balanced Scorecard: Erlangga Moh. Nazir, Ph.D. (2005). Metode Penelitian: ghalia Indonesia
122 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124
Mulyadi. (2009). Sistem terpadu pengelolaan kinerja personel berbasis Balanced Scorecard: UPP STIM YKPN. R.David Fred. (2009). Manajemen Strategis konsep: Salemba empat. Sony Yuwono, Edy sukarno, Muhammad Ichsan. (2007). Petunjuk praktis penyusunan Balanced Scorecard: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiono. Prof. DR. (2010). Statistika untuk penelitian: Alfabeta Syofyan Siregar, Ir.M.M. (2010) Statisitik Deskriptif untuk penelitian:rajawali pers T. Hani Handoko. (2000). Dasar-dasar manajemen produksi dan operasi: BPFE-YOGYAKARTA.
Analisis Formulasi Model Pengukuran inerja Perusahaan Bisnis123
Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
124 Dimensia Volume 11 Nomor 2, September 2014 : 67-124