PENGUKURAN KINERJA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PERFORMANCE MEASUREMENT OF MAKASSAR HEALTH POLYTECHNIC WITH THE BALANCED SCORECARD APPROACH
Israria Rahman1, Sumardi2, Mediaty3 1
Magister Keuangan Daerah, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, 2 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Israria Rahman Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar, 90222 HP: 08114105020 Email:
[email protected]
Abstrak
Pengukuran kinerja secara komprehensif bukan hanya aspek keuangan, tetapi juga mencakup aspek non keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja keseluruhan Balanced Scorecard di Politeknik Kesehatan Makassar dengan menggunakan The Baldrige Criteria. Desain penelitian menggunakan pendekatan deskriptif selama tiga tahun. Sampel penelitian adalah 272 reponden dari mahasiswa, dosen dan staf yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dan sampel data laporan keuangan tahun 2011, 2012, dan 2013. Data perspektif keuangan dikumpulkan dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menggunakan metode value for money. Data perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan diperoleh dari kuesioner dan literatur terkait. Analisis data menggunakan sistem scoring (nilai) untuk setiap perspektif Balanced Scorecard dan nilai keseluruhan kinerja Balanced Scorecard menggunakan The Baldrige Criteria. Hasil penelitian perspektif keuangan sudah sangat efisien dan sangat efektif dalam mengelola keuangan. Sebaliknya penyerapan anggaran berada pada kategori sangat tidak ekonomis karena belum dapat menghemat anggaran. Perspektif pelanggan belum memberikan hasil yang cukup baik. Perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kedunya memberikan kinerja yang cukup baik. Nilai akhir keseluruhan kinerja Balanced Scorecard sebesar 247,437. Disimpulkan bahwa Politeknik Kesehatan Makassar telah memiliki pendekatan yang sistematik dalam pengukuran kinerja dan dapat mencapai suatu keseimbangan yang baik, namun masih memiliki kelemahan dalam mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai.
Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, The Baldrige Criteria
Abstract
The comprehensive performance measurement is not just the financial aspect, but also include non-financial aspects. This study aim to measure the overall performances of The Balanced Scorecard in Makassar Health Polytechnic using The Baldrige Criteria. The study design use a descriptive approach for three years. The sample is 272 respondents from students, lecturers and staff which are selected based on purposive sampling technique and it is also use Financial statement data in 2011, 2012, and 2013. Financial perspective data collected from operating statement using value for money method. Data of customer, internal business process, and learning and growth perspectives obtained from questionnaires and related literatures. Scoring system analysis is used for each perspective of The Balanced Scorecard and the overall performances score of The Balanced Scorecard using The Baldrige Criteria. Financial perspective results have been very efficient and very effective categories in managing money. But otherwise the money can not be saved so the budget spending has not been very economically. Customer perspective has not given good results. Both of internal business processes and learning and growth perspectives give a good performance. The final score of the overall performances of The Balanced Scorecard is 247.437. Therefore, Makassar Health Polytechnic has a systematic approach and can achieve a good performance in The Balanced Scorecard performances measurement. But also still has weaknesses in measuring customer and employee satisfaction.
Keywords : Performance Measurement, Balanced Scorecard, The Baldrige Criteria
PENDAHULUAN Pengukuran kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya organisasi (Mardiasmo, 2002). Kinerja instansi pemerintah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian tujuan dan sasaran sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatankegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan (LAN., 2003). Indikator kinerja keuangan instansi pemerintah Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan aspek rasio keuangan diberi bobot nilai 70% yang dibagi berdasarkan penilaian vertikal sebesar 50% dan penilaian horisontal sebesar 20%. Bobot 30% lagi untuk menilai aspek kepatuhan satuan kerja BLU terhadap jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dalam menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) serta laporan keuangan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait keuangan (Direktorat Pembinaan PK BLU Kemenkeu., 2013). Pengukuran kinerja secara komprehensif mencakup bukan hanya aspek keuangan, tetapi juga mencakup aspek non keuangan. Dengan menambahkan ukuran kinerja non keuangan, seperti kepuasan pelanggan, produktivitas dan cost effectiveness process, SDM dan Teknologi Informasi, organisasi dipacu untuk memperhatikan dan memberikan layanan yang merupakan pemacu sesungguhnya (the real drivers) untuk mewujudkan kinerja keuangan. Konsep yang menyeimbangkan usaha dan perhatian pada kinerja keuangan dan non keuangan dikenal dengan konsep Balanced Scorecard (Mulyadi, 2007). Pengukuran kinerja Balanced Scorecard memandang empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1996). Hasil pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard pada institusi pendidikan tinggi di Kenya untuk perspektif keuangan memberikan kontribusi hingga 35,8% terhadap kinerja organisasi, perspektif pelanggan memberikan kontribusi hingga 51% terhadap kinerja organisasi, perspektif proses bisnis internal memberikan kontribusi hingga 35,1% terhadap kinerja organisasi, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan kontribusi hingga 29% terhadap kinerja organisasi (Seth, 2013). Hal yang sama juga dilakukan dalam penelitian yang mengukur kinerja layanan Universitas Islam Indonesia (UII) dengan pendekatan Balanced Scorecard dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa perspektif keuangan UII memiliki keberhasilan efisiensi dan keefektivan penggunaan dana serta jumlah sisa dana untuk kepentingan pengembangan (Susilo, 2007), dari perspektif proses bisnis internal menghasilkan hubungan yang positif
antara inovasi dengan kinerja organisasi (mediaty, 2010), studi lain dari perspektif pelanggan menyatakan bahwa mahasiswa puas terhadap kinerja universitas, perspektif proses bisnis internal dimana hasil kuesioner penelitian menunjukkan bahwa proses pelayanan terhadap mahasiswa telah dilakukan dengan baik. Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan juga menunjukkan kepuasan karyawan terhadap universitas (Sukesti, 2010). Pengukuran kinerja keseluruhan perspektif Balanced Scorecard didasarkan pada The Baldrige Criteria yang merupakan suatu kriteria dalam pengukuran kinerja yang efektif dan dapat mengetahui seberapa jauh organisasi atau perusahaan terlibat dalam standard dan praktik Balanced Scorecard yang ada (Yuwono dkk., 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai keseluruhan kinerja Balanced Scorecard di Politeknik Kesehatan Makassar yang dilakukan dengan menggunakan The Baldrige Criteria.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini berlokasi di Politeknik Kesehatan Makassar Jalan Bendungan Bili-Bili No.1 Makassar. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk memberikan gambaran tentang bagaimana kinerja Politeknik Kesehatan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya untuk memperoleh pemahaman makna. Gambaran kinerja Politeknik Kesehatan Makassar akan disajikan dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen, staf, dan mahasiswa di Politeknik Kesehatan Makassar. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosen, staf, dan mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Sampel 196 mahasiswa bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diterima selama menjadi mahasiswa di Politeknik Kesehatan Makassar. Sementara sampel 44 dosen dan 32 staf bertujuan untuk mengetahui kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Politeknik Kesehatan Makassar. Untuk perspektif keuangan menggunakan sampel data laporan keuangan tahun 2011, 2012, dan 2013. Metode Pengumpulan Data Data perspektif keuangan diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tahun 2011, 2012, dan 2013. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan metode value for money (Mahsun, 2009) sehingga diperoleh tolok ukur:
Realisasi belanja operasional Efsiensi
=
X 100 Realisasi pendapatan usaha
Realisasi belanja operasional Ekonomis
=
X 100 Anggaran belanja operasional
Realisasi pendapatan usaha Efektif
=
X 100 Anggaran pendapatan usaha
Dengan menggunakkan skala likert, maka kinerja keuangan Politeknik Kesehatan Makassar akan dapat dikategorikan tingkat efisiensi, ekonomis, dan efektifitasnya. Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value preposition (Kaplan dan Norton, 1996). Customer core measurement yang akan digunakan yaitu: Customer satisfaction dengan melihat kepuasan mahasiswa terhadap kinerja layanan Politeknik Kesehatan Makassar melalui kuesioner dan Customer acquisition dengan melihat jumlah pendaftar dan mahasiswa baru. Customer value preposition akan mengukur image and reputation, yaitu faktor-faktor intangible yang menarik mahasiswa untuk memilih Politeknik Kesehatan Makassar melalui kuesioner. Perspektif proses bisnis internal membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses internal secara berkelanjutan (Mahmudi, 2010). Tolok ukur yang digunakan adalah proses inovasi dan kualitas layanan akademik melalui kuesioner, produktivitas lulusan, serta kinerja perpustakaan dan laboratorium. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Sumber utamanya adalah manusia, sistem, dan prosedur (Rangkuti, 2011). Tolok ukur yang digunakan dalam perspektif ini adalah kepuasan pegawai, produktivitas dosen dan pegawai, serta layanan sistem informasi melalui kuesioner, pelatihan bagi dosen dan pegawai, pengembangan pendidikan lanjut bagi dosen dan pegawai, serta fasilitas IT yang tersedia. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem scoring (nilai) untuk setiap perspektif Balanced Scorecard yang didasarkan pada skala likert. Perhitungan nilai keseluruhan kinerja Balanced Scorecard yang menggunakan The Baldrige Criteria (Yuwono dkk,. 2004) adalah sebagai berikut:
Total pernyataan 1-5
__________ x 2 =
__________
Total pernyataan 6-40
__________ +
Total pernyataan 41-50 __________ x 2 =
__________ +
Total nilai
__________
=
Nilai akhir akan diinterpretasikan sebagai berikut: Nilai antara 276 hingga 325, berarti organisasi telah memiliki pendekatan yang sangat baik dalam mengukur kinerja organisasi. Nilai antara 226 hingga 275, organisasi memiliki pendekatan yang sistematik dalam pengukuran dan dapat mencapai suatu keseimbangan yang baik, namun organisasi memiliki kelemahan dalam mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai. Nilai antara 176 hingga 225 menempatkan organisasi pada level menengah dan mengindikasikan suatu awal yang baik untuk mulai melakukan pembenahan terhadap pendekatan pengukuran yang ada. Nilai antara 175 atau kurang mengindikasikan bahwa organisasi masih jauh tertinggal dalam menerapkan Balanced Scorecard.
HASIL Data yang bersumber dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tahun 2011-2013 menunjukkan sisi pendapatan jasa layanan dan belanja operasional yang terlihat pada tabel 1 (lampiran). Dari sisi pendapatan yang bersumber dari pembayaran SPP mahasiswa, sumbangan pembangunan, wisuda dan sipenmaru tahun 2011-2012 realisasi pendapatan jasa layanan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan berhasil melebihi target. Namun pada tahun 2013 mengalami penurunan disebabkan Politeknik Kesehatan Sulbar yang telah mandiri dan telah siap melaksanakan sipenmaru yang sebelumnya masih bergantung pada Politeknik Kesehatan Makassar. Dari sisi belanja, tahun 2011-2012 Politeknik Kesehatan Makassar telah membelanjakan hampir 100 % dari anggaran yang ada yang sebetulnya bisa dilakukan penghematan pada kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting. Hal inilah yang menyebabkan Politeknik Kesehatan Makassar sangat tidak ekonomis setelah dilakukan perhitungan berdasarkan time value for money. Pada tahun 2013 penyerapan anggaran belanja Politeknik Kesehatan Makassar menurun sebesar 89%. Hal yang perlu digarisbawahi adalah seluruh kegiatan dan kebutuhan pada tahun 2013 telah berjalan lancar dan sesuai dengan renstra tanpa harus menghabiskan anggaran yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Sisa anggaran di tahun 2013 akan menjadi saldo yang dapat digunakan pada tahun berikutnya sehingga tidak perlu menghabiskan anggaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kinerja Politeknik Kesehatan Makassar dari perspektif keuangan dilihat dari value for money
menunjukkan sangat efisien dan sangat efektif namun sangat tidak ekonomis seperti yang terlihat pada tabel 2 (lampiran). Kinerja perspektif pelanggan terlihat pada tabel 3 (lampiran) menunjukkan jumlah pendaftar pada tahun 2011-2013 mengalami penurunan. Hal ini disebakan tingginya tingkat persaingan penyelenggaraan pendidikan tinggi serta pemisahan Politeknik Kesehatan Sulbar menjadi institusi yang mandiri. Penyerapan lulusan di pasar kerja juga harus lebih ditingkatkan. Realisasi tahun 2011-2013 menunjukkan angka yang sangat jauh tertinggal dari targetnya. Dari survey kepuasan pelanggan diperoleh hasil yaitu secara umum mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar merasa cukup puas dengan kinerja saat ini. Namun mahasiswa merasa kurang puas terhadap layanan informasi akademik dan sistem pengisian KRS yang belum online sehingga tidak memudahkan mereka. Secara umum kinerja Politeknik Kesehatan Makassar dari perspektif pelanggan/mahasiswa dilihat dari jumlah pendaftar dan jumlah mahasiswa baru, penyerapan lulusan di pasar kerja, dan dari survey kepuasan pelanggan belum memberikan hasil yang maksimal. Kinerja Politeknik Kesehatan Makassar dari perspektif proses bisnis internal tampak pada tabel 4 (lampiran) yang ditinjau dari produktivitas lulusan, pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium serta penilaian mahasiswa berdasarkan kuesioner. Produktivitas lulusan Politeknik Kesehatan Makassar pada tahun 2011-2013 adalah memiliki produktivitas kelulusan yang tinggi yang berarti bahwa hampir seluruh mahasiswa yang lulus pada tahun 2011-2013 adalah lulus tepat waktu. Selain itu, pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium juga memiliki pertumbuhan yang melebihi target pada tahun 2011-2013. Hal ini mengartikan bahwa perpustakaan dan laboratorium dari tahun ke tahun semakin sering digunakan oleh mahasiswa. Dari hasil penilaian mahasiswa terhadap perspektif proses bisnis internal diketahui bahwa rata-rata mahasiswa menganggap proses bisnis internal di Politeknik Kesehatan Makassar cukup baik. Secara umum kinerja Politeknik Kesehatan Makassar dari perspektif proses bisnis internal dilihat dari produktivitas lulusan, pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium, serta penilaian mahasiswa terhadap proses bisnis internal cukup baik Kinerja Politeknik Kesehatan Makassar dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada tahun 2011-2013 terlihat pada tabel 5 (lampiran). Secara umum perspektif ini mengalami peningkatan dilihat dari jumlah pelatihan baik yang dilaksanakan oleh Politeknik Kesehatan Makassar maupun oleh pusat. Jumlah dosen yang tersertifikasi juga mengalami peningkatan setiap tahun, begitu pun jumlah dosen dan pegawai yang mengikuti pendidikan lanjut mengalami peningkatan dari tahun 2011-2013. Dari segi fasilitas IT juga sangat melebihi
target pada tahun 2011-2013. Namun pengadaan fasilitas IT pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012. Penilaian dosen dan pegawai terhadap perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sudah baik. Rata-rata dosen dan pegawai merasa puas dalam bekerja dan menilai sistem remunerasi dan sistem informasi juga sudah baik. Kinerja Keseluruhan Balanced Scorecard menggunakan The Baldrige Criteria berasal dari hasil pengukuran kuesioner dan diperoleh nilai sebagai berikut: Total pernyataan 1-5
:
Total pernyataan 6-40
:
Total pernyataan 41-50
:
5.448
= 35.220 10.346
Total nilai Nilai akhir
x 2 = 10.896
x 2 = 20.692 + = 66.808/270
:
=
247,437
PEMBAHASAN Perspektif keuangan Politeknik Kesehatan Makassar telah memiliki keberhasilan dengan adanya efektivitas dan efisiensi dari pengelolaan dana. Hal yang sama juga didukung dalam penelitian yang mengukur kinerja layanan Universitas Islam Indonesia (UII) dengan pendekatan Balanced Scorecard (Susilo, 2007) dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa dari perspektif keuangan UII memiliki keberhasilan adanya efisiensi dan efektivitas penggunaan dana serta jumlah sisa dana untuk kepentingan pengembangan. Meskipun pengeluaran dana mengalami kenaikan sebesar 7%, tetapi kenaikan ini diimbangi bahkan ditutup dengan adanya kenaikan penerimaan dana sebesar 20% sehingga terjadi efisiensi dan efektivitas penggunaan dana oleh UII. Perspektif pelanggan Politeknik Kesehatan Makassar belum memberikan hasil yang cukup baik dilihat dari adanya penurunan jumlah pendaftar dan jumlah mahasiswa yang diterima, jumlah lulusan yang telah bekerja tidak mencapai terget, dan berdasarkan survey kepuasan mahasiswa, rata-rata mahasiswa merasa kurang puas terhadap layanan informasi akademik dan sistem pengisian KRS yang belum online sehingga tidak memudahkan mahasiswa. Perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kedunya memberikan hasil kinerja yang cukup baik. Secara umum kinerja Politeknik Kesehatan Makassar dari perspektif proses bisnis internal dilihat dari produktivitas lulusan, pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium, serta penilaian mahasiswa terhadap proses bisnis internal cukup baik. Begitu juga halnya dengan penilaian dosen dan pegawai terhadap
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sudah baik. Rata-rata dosen dan pegawai merasa puas dalam bekerja dan menilai sistem remunerasi dan sistem informasi juga sudah baik (Mediaty, 2010). Jumlah pelatihan, jumlah dosen yang tersertifikasi serta jumlah dosen dan pegawai yang mengikuti pendidikan berkelanjutan juga mengalami peningkatan. Namun pengadaan fasilitas IT mengalami penurunan pada tahun 2013. Penelitian yang sama menganalisis Balanced Scorecard sebagai alternatif untuk mengukur kinerja pada Universitas Muhammadiyah Semarang memberikan hasil yang baik pada perspektif proses bisnis internal dimana hasil kuesioner penelitian tersebut menunjukkan bahwa proses pelayanan terhadap mahasiswa telah dilakukan dengan baik. Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan juga menunjukkan kepuasan karyawan terhadap universitas (Sukesti, 2010). Nilai akhir sebesar 247,437 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Politeknik Kesehatan Makassar telah memiliki pendekatan yang sistematik dalam pengukuran kinerja dan dapat mencapai suatu keseimbangan yang baik, namun Politeknik Kesehatan Makassar memiliki kelemahan dalam mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai. Survey terhadap kepuasan pelanggan dan pegawai di Politeknik Kesehatan Makassar belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai. Namun item pernyataan yang digunakan sedikit dan tidak mengkhususkan pada kepuasan pelanggan dan pegawai saja. Oleh sebab itu penelitian selanjutnya dapat menekankan pada kontribusi kepuasan pelanggan dan pegawai terhadap kinerja Politeknik Kesehatan Makassar. Meskipun Politeknik Kesehatan Makassar masih lemah dalam mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai, namun secara umum dari tiap perspektif telah memberikan hasil yang cukup baik.
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil pengukuran kinerja Politeknik Kesehatan Makassar dengan menggunakan Balanced Scorecard secara umum memberikan hasil yang cukup baik dari tiap perspektif. Kinerja keseluruhan berdasarkan The Baldrige Criteria memberikan nilai akhir sebesar 247, 43. Nilai ini mengindikasikan bahwa Politeknik Kesehatan Makassar telah memiliki pendekatan yang sistematik dalam pengukuran dan dapat mencapai suatu keseimbangan yang baik, namun Politeknik Kesehatan Makassar masih memiliki kelemahan dalam mengukur kepuasan pelanggan dan pegawai. Dari perspektif keuangan, Politeknik Kesehatan Makassar sebaiknya melakukan penghematan anggaran dengan mengutamakan kebutuhan yang lebih mendesak dan pendapatan jasa layanan agar lebih ditingkatkan lagi dengan cara penyewaan
gedung auditorium, mengaktifkan seminar-seminar yang terbuka untuk umum, dll. Dari perspektif pelanggan, jumlah mahasiswa baru ditingkatkan dengan strategi marketing yang gencar untuk menarik mahasiswa, sistem database alumni diperkuat agar lulusan yang telah bekerja terdata dengan baik dengan mengupayakan berbagai cara melalui berbagai media, dan melakukan survey kepuasan pelanggan secara berkala untuk mengukur kepuasan mahasiswa terhadap layanan yang sudah diberikan. Perspektif proses bisnis internal dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan pelayanan dari staf administratif maupun tenaga dosen serta
meningkatkan
sistem
informasi
akademik
pembelajaran dan pertumbuhan dilakukan dengan
melalui komputerisasi.
Perspektif
meningkatkan kemampuan dan
produktivitas pegawai dan dosen dengan memberikan berbagai pelatihan dan memberikan studi lanjut bagi dosen dan staf. Selain itu penambahan fasilitas berbasis teknologi juga perlu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembinaan PK BLU Kementerian Keuangan RI. (2013). Penilaian Kinerja Keuangan Satker BLU. Jakarta: Direktorat Pembinaan PK BLU Kementerian Keuangan RI. Kaplan, Robert & David P. Norton. (1996). The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Massachusetts: Harvard Business School Press. Lembaga Administrasi Negara. (2003). Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Mahsun. (2009). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Mediaty. (2010). Analisis Pengaruh Lingkungan Strategi, Budaya, dan Perencanaan Strategi terhadap Kinerja Perusahaan Daerah (Studi Kasus Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Di Sulawesi Selatan). Makassar: Universitas Hasanuddin. Mulyadi. (2007). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personil Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Rangkuti F. (2011). SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Seth A. (2013). Influence of Balanced Scorecard on Organizational Performance in Institutions of Higher Learning in Kenya (A Case Study of University of Nairobi). Kenya: University of Nairobi. Sukesti F. (2010). Analisis Penggunaan Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja pada Universitas Muhammadiyah. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah. Susilo J. (2007). Kinerja Layanan Universitas Islam Indonesia Diukur dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Yuwono S, Sukarno E & Ichsan M. (2004). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN (Tabel 1) Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Operasional Tahun Pendapatan Jasa Layanan Belanja Operasional (dalam ribuan Rp) (dalam ribuan Rp) Target Realisasi Target Realisasi 2013 2012 2011
12.530.156 10.794.628 8.968.520
16.776.529 19.001.605 13.541.226
13.462.486 12.941.813 8.968.520
12.102.333 12.863.066 8.901.698
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2011, 2012, dan 2013
Ukuran Efisiensi Ekonomis Efektivitas
2011 65,74 99,25 150,99
(Tabel 2) Kinerja Perspektif Keuangan 2012 2013 Rata-Rata Kategori 67,69 72,14 68,5 Sangat Efisien 99,39 89,89 96,17 Sangat Tidak Ekonomis 176,03 133,89 153,64 Sangat Efektif
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Ukuran Jumlah Pendaftar (org) Penyerapan Lulusan (%) Kepuasan Mahasiswa
(Tabel 3) Kinerja Perspektif Pelanggan 2011 2012 2013 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 4400 5319 4700 5114 5000 4746 75 22,4 80 23,52 85 26,70 3,568
Sumber: Data Sekunder yang diolah
(Tabel 4) Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal 2011 2012 2013 Ukuran Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Produktivitas Lulusan (%) 97,34 94,64 97,84 92 98,34 90,7 Pemanfaatan Perpustakaan 1,05 1,07 1,06 1,09 1,07 1,09 Pemanfaatan Laboratorium 1,21 1,23 1,22 1,24 1,23 1,26 Penilaian Mahasiswa 3,582 Sumber: Data Sekunder yang diolah
(Tabel 5) Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 2011 2012 2013 Ukuran Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Pelatihan Dosen dan Staf 214 110 225 245 232 282 Dosen yang Tersertifikasi 50 154 100 179 150 191 Pendidikan Lanjut SDM 42 10 46 61 47 62 Fasilitas IT 5 62 5 63 5 21 Penilaian Dosen dan Staf 3,958 Sumber: Data Sekunder yang diolah