ANALISIS FEMINISME RADIKAL DI DALAM FILM ANIMASI MONONOKE HIME Angelia Jl. Sunter Karya Selatan blok HB6 no.10, Jakarta Utara, 08568867177,
[email protected] Angelia, Roberto Masami Prabowo, S.S., M.Si
ABSTRAK
Budaya pop Jepang merupakan salah satu budaya yang memiliki daya tarik bagi negara lain, salah satunya adalah anime. Anime Jepang adalah salah satu produk budaya Jepang yang seringkali memasukkan unsur-unsur budaya, kritik-kritik sosial, dan sebagainya ke dalam ceritanya. Mononoke Hime adalah salah satu film animasi Jepang yang menceritakan tentang kehidupan manusia dengan alam. Tokoh Eboshi di dalam film animasi ini digambarkan sebagai pribadi wanita yang kuat dan tidak membiarkan pria mendominasi di dalam kehidupannya. Hal ini membawa pengaruh kepada para pekerja wanita di pabrik besi yang didirikannya. Feminisme merupakan salah satu gerakan yang mendukung persamaan hak antara wanita dan pria. Di dalam skripsi ini, penulis akan mencari hubungan antara tokoh Eboshi beserta para pekerja wanita dengan gerakan feminisme, khususnya feminisme radikal. Penulis menggunakan metode kepustakaan dengan cara mencari buku-buku dan teori penunjang. Selain itu, penulis juga akan menggunakan metode analisis deskriptif di dalam penulisan skripsi ini. Pada penelitian ini ditemukan adanya gerakan feminisme radikal yang dilakukan oleh tokoh Eboshi dan para pekerja wanitanya. Kata kunci: anime, feminisme, dominasi, Mononoke Hime
ABSTRACT
Japan pop culture is one kind of pop cultures that has it’s own charm for the other countries in the world. One of them is anime. Japanese anime is one of a products of Japan pop culture that contains a lot of cultural elements and social critics, etc into the stories. Mononoke Hime is one of Japan animation film which tells about human life with nature. The character called Eboshi in this animation film is described as a strong woman. She doesn't let even a man to dominate her life. Her personality has an effect to a woman workers in a iron factory that she has built. Feminism is one of woman’s movement that support that equality between women and men. In this thesis, writer will search connection between Eboshi character and the women workers with feminism movement, especially radical feminism. The writer use library research in finding books and supporting theories. Beside that, the writer will also use descriptive analysis method
in this thesis writing. In this research, it is found radical feminism movement done by Eboshi character and her woman workers. Keywords: anime, feminism, domination, Mononoke Hime
PENDAHULUAN Setelah perang dunia kedua, Jepang dikenal sebagai salah satu negara maju di Asia. Jepang telah banyak memberi pengaruh di berbagai bidang, baik dalam teknologi sosial dan budaya. Budaya Jepang sudah sangat dikenal di seluruh dunia, khususnya Pop Culture atau budaya popnya. Pop Culture yang terkenal diantaranya adalah anime, manga, musik, game dan masih banyak lagi yang lainnya. Anime seringkali diartikan sebagai film animasi buatan Jepang. Di Indonesia sendiri, kita dapat melihat berbagai macam Anime, baik untuk anak-anak maupun remaja yang diputar di layar televisi. Anime memang agak berbeda dari film animasi di negara lain. Setiap produk dari sebuah negara biasanya memiliki ciri khasnya sendiri. Misalnya, film animasi atau komik Amerika yang kerapkali bertemakan superhero. Hal yang sama berlaku juga untuk Anime. Anime memiliki ciri khas tersendiri dalam gaya gambar maupun ceritanya, misalnya penggambaran mata karakter yang besar . Genre anime pun sangat beragam, mulai dari anime untuk anak-anak, remaja sampai anime untuk orang dewasa. Anime bukan hanya bercerita tentang hal yang bersifat fantasi saja. Anime seringkali memasukkan unsur-unsur budaya atau kritik sosial di dalam alur ceritanya, seperti yang dipaparkan oleh Napier (2001:12) Salah satu anime yang alur cerita banyak memasukkan unsur budaya dan kritik sosial adalah anime-anime produksi Studio Ghibli. Anime karya Studio Ghibli ini sudah sangat terkenal, bahkan anime-animenya sudah mendunia. Salah satu anime karya Studio Ghibli yang sempat menjadi sorotan adalah Mononoke Hime (Princess Mononoke). Mononoke Hime menceritakan tentang Ashitaka, seorang pemuda yang terkena kutukan dan terpaksa harus pergi dari desanya untuk mencari cara untuk menyembuhkan dirinya. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Eboshi, seorang wanita pemimpin desa yang sedang berselisih dengan San, seorang gadis yang dibesarkan oleh dewa serigala di hutan. San dan ibu angkatnya sedang berusaha menyelamatkan hutan dari Eboshi yang ingin membunuh dewa rusa demi menyembuhkan penyakit orang-orang di desa, yang menjadi pelindung hutan tempat mereka tinggal. Ashitaka juga bertemu dengan San dan penghuni hutan lainnya, yang semuanya membenci manusia. Ashitaka berusaha melerai pertengkaran mereka dan mengatakan kalau hutan dan pabrik sama pentingnya, namun perang antara kedua belah pihak telah terjadi, dan Ashitaka masih mencoba melerai mereka sekaligus mencari cara untuk menyembuhkan kutukannya. Pada akhirnya, penyakit Ashitaka dapat disembuhkan, tetapi desa menjadi hancur akibat peperangan. Hutan yang hancur karena peperangan itu dapat diselamatkan berkat bantuan dewa rusa. Para penduduk desa mamutuskan untuk memulai semua dari awal dan membuat desa yang lebih baik dengan tidak lagi mengusik ketenangan para penghuni hutan. Di dalam ceritanya, film ini juga menyinggung isu tentang kepedulian lingkungan. Selain itu, isu feminisme juga disinggung di dalam film ini. Karakter-karakter wanita di dalam film ini sangat menonjol. Eboshi digambarkan sebagai wanita yang kuat. Dia adalah seorang pemimpin desa yang memperbolehkan para wanita di desa untuk bekerja di pabrik, bahkan memakai senjata untuk melindungi desa. San juga menggambarkan wanita yang kuat. Ia turut berperang, bahkan tidak segan membunuh demi melindungi hutan. Film animasi Mononoke Hime ini disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Hayao Miyazaki adalah seorang sutradara terkenal asal Jepang yang sudah menyutradarai 12 film dan beliau juga salah satu dari pendiri Studio Ghibli. Film-film buatannya kerapkali menyinggung tentang masalah sosial yang dikemas secara apik, walaupun kebanyakan dari film-filmnya menyiratkan arti yang berat. Beberapa filmnya dibuat
memang untuk anak-anak, dengan nilai moral yang terkandung di dalamnya. Karyanya sudah terkenal di seluruh dunia, bahkan salah satu karyanya, Spirited Away menjadi film animasi Jepang pertama yang berhasil meraih penghargaan bergengsi Academy Award. Mononoke Hime sendiri berhasil meraih 30 penghargaan di Jepang. Hayao Miyazaki seringkali membuat film dengan tokoh utama wanita. Tokohtokoh wanita di dalam karya Miyazaki kerapkali memiliki semangat hidup yang kuat, bahkan melebihi tokoh lelakinya. Benjamin Liu, salah seorang penulis tesis tentang budaya Jepang dalam buku Beautiful Girls Fighting karya Tamaki Saito menyebutkan kalau Hayao Miyazaki adalah seorang pembuat animasi yang paling mencerminkan paham feminisme di dalam karya-karyanya (Saito, 2011:50) Feminisme merupakan isu sosial yang muncul akibat diskriminasi jenis kelamin yang masih kerapkali terjadi di seluruh dunia. Tidak terkecuali di negara maju seperti Jepang. Wanita di Jepang dikatakan tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti pola hidup mereka seiring menuanya umur mereka, sedangkan pria lebih banyak mempunyai pilihan dalam hidupnya. (Iwao,1993:3) Paham feminisme sendiri mulai muncul di akhir abad 19 dan awal abad 20 di negara-negara barat seperti Amerika, Prancis dan Inggris. Feminisme memiliki slogan “The personal is political” yang berarti personal berarti politik. Hal ini dikarenakan gerakan feminisme sendiri muncul dari pengalaman pribadi wanita yang tertindas. Oleh karena itu, slogan ini sendiri ada yang menentang maupun mendukung. Para politisi feminis memperjuangkan penindasan wanita secara ‘pribadi’ di hadapan publik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti salah satu produk budaya Jepang yang cukup populer saat ini yaitu anime. Penulis ingin meneliti apakah memang produk anime dari Jepang memang mengangkat isu feminisme di dalamnya. Film animasi Mononoke Hime dipilih sebagai korpus data karena kentalnya unsur feminisme yang terkandung di dalamnya.
METODE PENELITIAN Metode yang akan dipakai oleh penulis adalah metode kepustakaan. Penulis akan mengumpulkan datadata dari buku, internet, artikel, maupun jurnal yang berhubungan dengan tema. Sedangkan untuk menganalisa, penulis akan menggunakan metode analisis deskriptif.
HASIL DAN BAHASAN ANALISIS FENOMENA FEMINISME RADIKAL DI MATA KAUM PRIA Data 1 Menit 33:42 – 35:05 Situasi: Ashitaka yang baru saja tiba di Tataraba, menjadi bahan pembicaraan di antara para wanita yang tinggal disana. Saat Ashitaka sedang makan malam bersama para pria di Tataraba, para wanita mengajak Ashitaka untuk mengunjungi tempat mereka bekerja. Saat itu pula, Ashitaka mendengar perdebatan antara pihak pria dan wanita disana. Para pria menganggap remeh pekerjaan para wanita dan membicarakan tentang asal-usul para wanita yang ternyata dibeli oleh Eboshi pada saat mereka akan dijual.
Gambar 1 Perdebatan di Tataraba (Sumber : Mononoke Hime, 1997)
Dialog:
ある町の女 ある町の女 ある町の女 ある町の人 ある町の女 ある町の女 ある町の人 ある町の女 アシタカ ある町の女 ある町の女 ある町の女 ある町の女 甲六 ある町の人 アシタカ ある町の人 甲六 Terjemahan: Wanita A Wanita B Wanita C Wanita A Pria A Pria B Wanita A Wanita B Pria C Wanita A Ashitaka Wanita A Wanita C Wanita A Para wanita
:ほんとトキの言ったとおりじゃん。 :いい男ね~ :ちょっと若すぎない? :しずかにしねぇか。 通夜をやってるんだぞ。 :ネィ、旅のおかたあたいたちの所へきな。 :こんなクサイ小屋はやめてさ。 :てやんでェ。 おれたちが生命がけで運んだをくらってよ。 :その米を買う鉄はだれがつくってるのさ。 あたいたちは夜っぴいてタタラを ふんでるんだ。 :よかったらあなたたちのはたらく所を見せてください。 :おしろいぬってタタラを。 :紅(べに)もさす? :きっとだよ:まってるからね~ :ダンナ気をわるくしねぇでください。 :エボシさまが甘やかしすぎるんで。 :いい村は女が元気だと聞いています。 :でもなぁタタラ場に女がいるなんてなぁ。 ふつうは鉄を汚すってそりゃ~~ いやがるもんだ。 :おっ! はじめやがった。 エボシさまときたら売られた娘を見るとみんなひき とっちまうんだ。 そのくせ掟もタタリもヘッチャラなコワイ人だよ。 : Ah, seperti yang dikatakan Toki! : Lelaki yang tampan bukan? : Bukankah dia agak terlalu muda? : Bukannya kau tidak peduli kepada umur? : Bisakah kalian tenang? Kami hampir mati untuk kembali kesini! : Kalau kalian mencari pria tampan, disini juga ada! : Peternak seperti kalian? Tentu saja tidak! : Hei pengembara, bagaimana kalau kau datang ke tempat kami saja? Jangan berlamalama di dalam kandang yang bau seperti ini. : Apa? Kau pikir siapa yang membawa beras yang kalian makan? Kuharap mulutmu segera membusuk! : Hah? Kau pikir siapa yang membuat besi untuk membeli beras itu? Kita bekerja di tatara sepanjang malam! : Kalau kalian tidak keberatan, aku ingin mengunjungi tempat kalian bekerja. : Benarkah?! :Kalau begitu, malam ini kita akan bekerja dengan memakai bedak. : Pakai lipstik juga? : Tentu saja! Akan kami tunggu!
Pria C Ashitaka Pria A Pria C
: Tuan, mohon jangan diambil hati. Nona Eboshi terlalu memanjakan mereka. : Kudengar, desa yang baik memiliki wanita yang sehat. : Tetapi saya terheran, kenapa di Tataraba ada wanita? Biasanya keberadaan mereka akan mengotori besi, karena itu kita jadi tidak suka. : Ya, sejak dulu sudah begitu kan. Begitu Nona Eboshi melihat ada wanita yang dijual, ia akan langsung membelinya. Ia wanita yang tak peduli pada hukum maupun aturan!
Analisis: Dari adegan dan dialog di atas, dapat dilihat kalau para pekerja pria di Tataraba cenderung menganggap rendah wanita. Hal ini dapat dilihat dari dialog berikut:
「でもなぁタタラ場に女がいるなんてなぁ。 ふつうは鉄を汚すってそりゃ~~いやがるもん だ。」 “Tetapi saya terheran, kenapa di Tataraba ada wanita? Biasanya kebaradaan mereka akan mengotori besi, karena itu kita jadi tidak suka.”
Menurut analisis penulis, para pria yang tidak senang dengan keberadaan wanita di Tataraba merupakan wujud dari paham misogini. Misogini adalah sebutan kepada pria yang tidak suka kepada wanita, karena mereka menganggap wanita sebagai makhluk yang menjijikkan (Ueno, 2010:7) Selain itu, dialog di atas juga menunjukkan, para pria di Tataraba percaya kalau wanita akan mengotori besi. Istilah “mengotori besi” ini merujuk kepada kepercayaan di dalam ajaran agama Budha di Jepang tentang menstruasi. Kepercayaan tersebut mengatakan kalau wanita tidak boleh melakukan beberapa hal dikarenakan siklus menstruasi mereka yang akan membuat aktivitas tersebut menjadi tidak bersih lagi. Padahal, wanita mengalami siklus menstruasi demi proses reproduksi yang merupakan hal yang sangat penting. Menurut Firestone di dalam Tong, tidak peduli seberapa banyak persamaan di dalam bidang edukasi, hukum dan politik yang didapatkan wanita, tidak akan ada hal azas yang berubah bagi wanita apabila reproduksi alami tetap ada (Tong, 2009:75). Ketidaksukaan para pria ini juga berhubungan dengan anggapan para pria kepada wanita, dimana dilihat dari segi ekonomi, wanita yang merupakan makhluk yang bisa bereproduksi di masyarakat, mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan pria (Ehara, 2009:64) Hal ini menunjukkan kemampuan wanita untuk reproduksi dianggap sebagai hambatan untuk wanita dalam menjalani hidupnya. Para pria masih beranggapan wanita adalah makhluk yang “kotor”. Kate Millet, salah satu aktivis feminis radikal di dalam buku Feminist thought menyatakan kalau ideologi patriarkal cenderung membesar-besarkan perbedaan biologis antara pria dan wanita, dimana pria selalu mempunyai peran yang dominan atau maskulin sedangkan wanita memiliki posisi di bawah atau bersifat feminim. Ideologi patriarkal ini sangat kuat dan seringkali dipakai sebagai alasan untuk menindas wanita. Ideologi ini diterapkan di dalam berbagai institusi seperti akademi, gereja dan keluarga, dimana wanita selalu diposisikan berada di bawah pria. Hal ini mengakibatkan para wanita merasa kalau posisi kelas sosialnya berada di bawah pria. (Tong, 2009:52). Menurut analisa penulis, Eboshi, tokoh yang ada di animasi ini, dia membeli wanita yang dijual merupakan cerminan dari pemikiran feminis radikal yang ingin mengubah sistem partiarkal dimana wanita dapat diperjualbelikan dan dianggap lebih rendah daripada pria, bahkan memberi pekerjaan yang biasanya seharusnya dilakukan pria kepada mereka. Selain itu, dapat dilihat kalau para wanita di Tataraba sedikit banyak memiliki sifat-sifat feminis radikal. Hal ini dapat dilihat dari dialog yang diucapkan salah satu wanita pekerja pada saat berdebat dengan pekerja pria berikut ini:
「その米を買う鉄はだれがつくってるのさ。 あたいたちは夜っぴいてタタラをふん でるんだ。」 Terjemahan :
“Hah? Kau pikir siapa yang membuat besi untuk membeli beras itu? Kita bekerja di tatara sepanjang malam!”
Dapat disimpulkan kalau para pekerja wanita tidak merasa diri mereka lebih rendah dibandingkan pria hanya karena jenis kelamin yang berbeda. Menurut mereka, pekerja wanita juga bisa bekerja, bahkan bekerja lebih keras daripada para pekerja pria. Namun para pria di Tataraba tidak berpikir demikian. Bagi mereka, wanita bukanlah makhluk yang berhak untuk mendapatkan hak kesetaraan yang sama dengan pria.
ANALISIS GERAKAN ATAU PROTES KAUM FEMINIS RADIKAL TERHADAP KAUM PRIA
Data 3 Menit 31.08 – 32.18 Situasi: Ashitaka baru saja menolong dua orang anak buah Eboshi dari sungai, dan mengantar mereka pulang ke Tataraba. Sesampainya disana, orang-orang di Tataraba bingung karena mereka melihat Ashitaka yang tidak mereka kenal sebelumnya. Salah satu pekerja Eboshi yang bernama Gonza langsung mendatangi Ashitaka dan menanyakan asal-usul Ashitaka. Gonza curiga karena kemunculan Ashitaka yang tiba-tiba setelah pertempuran mereka dengan dewa hutan. Ketika Ashitaka baru saja akan menjawab, tiba-tiba muncul seorang wanita yang bernama Toki. Ternyata Toki adalah suami dari Kouroku, salah satu pekerja yang ditolong oleh Ashitaka. Toki memarahi suaminya yang hampir saja meninggal akibat pertempuran dan memarahi Gonza yang akan memarahi Ashitaka.
Gambar 2 Ashitaka tiba di Tataraba (Sumber: Mononoke Hime, 1997)
Dialog:
ゴンザ トキ 甲六
:チッ......!! そこの者待てぇ!! ケガ人を届けてくれたこと、まず礼を言う。だが得心がいかぬ。我らがこ こへ着いて半刻もせぬ内にお前は来た。 しかも、谷底から大の大人を担ぎ、シシ神の森を抜けてだと...... :甲六ーーッ、生きとったんかーー :おトキー
トキ 甲六 トキ 甲六 ゴンザ トキ ゴンザ とき アシタカ
:アーアーアー、このグズ!!牛飼いが足を挫いて、どうやってオマンマ食っ てくんだよ。 :ンナッタッテ...... :心配ばかりかけやがって。いっそ山犬に食われちまえば良かったんだ。そう すりゃ、あたしはもっとイイ男を見つけてやる。 :おトキ、堪忍してくれよ~ :トキー、夫婦喧嘩はよそでやらんかい。 :何さ偉そうに。ケガ人を捨てて来やがって。なんのための普段タタラのひと つもふまないんだ。いざという時は生命を張りやがれ...... :仕方がなかろう...... ア...... :ありがと。あんな亭主でも助けてくれて嬉しいよ。 :よかった。連れて来てはいけなかったのかと心配してしまった。
Terjemahan: Gonza
Toki Kouroku Toki Kouroku Toki Kouroku Gonza Toki
Gonza Toki Ashitaka
: Hei! Kau! Tunggu! Terima kasih kau sudah mengantar kembali orang-orang yang terluka. Tapi aku tidak puas dengan situasi ini. Kami baru saja kembali satu jam yang lalu. Terlebih lagi, mereka bilang kau membawa dua orang dewasa dari dasar lembah. Dan kau muncul dari hutan dewa rusa... : Kouroku! Kau masih hidup? : Oiii! Toki! : Dasar payah! Kalau peternak kita kakinya patah, bagaimana kita bisa makan? : A..apa boleh buat... : Kau selalu saja membuatku khawatir! Harusnya kau dimakan saja oleh serigala itu, agar aku bisa mencari suami yang lebih baik! : Toki, maafkan aku.. : Toki, bisakah kau lanjutkan pertengkaran suami istrimu di tempat lain? : Apa yang membuatmu sok hebat begitu?! Membiarkan orang yang terluka begitu saja.. Memangnya untuk apa kau menjadi seorang penjaga? Bahkan kau tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di dalam tatara. Kau harus mempertaruhkan nyawamu untuk melakukannya.. : A.. apa boleh buat.. : Terima kasih telah menolong suamiku! : Syukurlah, aku mulai khawatir apakah aku harus membawa mereka atau tidak.
Dari adegan di atas dapat dilihat sosok Toki yang merupakan salah satu pekerja wanita di Tataraba yang tidak takut menegur pria. Toki memarahi suaminya karena selalu membuatnya khawatir, selain itu dia juga memarahi Gonza karena ia membiarkan orang-orang yang terluka begitu saja, bahkan malah mencurigai Ashitaka yang sudah menolong mereka berdua. Okpe di dalam Makama menyatakan bahwa patriarkal merupakan suatu jaringan umum atau sistem organisasi hierarki yang melintasi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, industri dan keuangan, dimana kebanyakan jumlah orang yang menduduki posisi atas yang mengontrol dan mendominasi semuanya adalah pria. (Makama, 2013:117) Ketika situasi Eboshi tidak ada di Tataraba, Gonza merasa kalau dirinya yang paling berkuasa di tempat itu dan ia memarahi Ashitaka, bahkan dia mencurigainya. Saat itu tidak ada juga pekerja lain yang kebanyakan pria yang menegurnya, karena merasa posisi Gonza memang di atas mereka semua. Menurut analisis penulis, Gonza melambangkan ideologi patriarkal, dimana ia merasa menjadi orang yang paling berkuasa saat itu. Toki dengan berani menegur Gonza karena keteledorannya membiarkan para pria yang terluka tanpa diobati terlebih dahulu. Gerakan feminisme radikal dikelompokkan ke dalam kelompok feminisme yang menentang sistem gender. Feminis tipe ini ingin suara dan sudut pandang wanita didengar untuk membentuk ulang struktur
sosial. Pada kasus feminis radikal, mereka seringkali mengkritik tentang seksualitas pria dan kekerasan seksual, atau lebih tepatnya kekerasan yang dilakukan pria secara umum (Lorber, 2010:11) Tindakan Toki melambangkan sosok feminis radikal. Ia merasa Gonza bersalah dan langsung menegurnya. Toki mengkritik hal-hal yang dia anggap salah dan mengkritik Gonza yang sudah bersikap kasar kepada Ashitaka.
ANALISIS GERAKAN FEMINISME YANG MENENTANG PARTIARKAL Data 3 Menit 1.18.02 – 1.18.48 Situasi: Eboshi sedang merencanakan rencana untuk membunuh Dewa rusa agar bisa menguasai hutan. Ia memutuskan untuk membawa para pekerja pria saja. Para pekerja wanita khawatir dan memaksa untuk ikut pergi ke hutan untuk memburu dewa rusa karena mereka juga sudah diajarkan cara memakai senjata. Namun, Eboshi tidak setuju, ia ingin para wanita berjaga di pabrik, untuk menghindari serangan dari prajurit shogun. Para wanita tetap khawatir walaupun para pria ikut dengan Eboshi dan mengatakan lebih baik kalau wanita saja yang ikut.
Gambar 3 Rapat perburuan dewa rusa (Sumber: Mononoke Hime, 1997)
Dialog:
女A 女B 女C エボシ
ゴンザ トキ ゴンザ トキ ゴンザ エボシ
:わたしたちもおともさせてください! :あんな連中を信用しちゃダメです!エボシさまになんかあったらとりかえしがつ かないもの。 :せっかく石火矢をおぼえたんだから… :だからこそみんなにここを守ってもらいたいのさ。 こわいのはもののけより人 間のほうだからね。 シシ神殺しがすんだらいろいろわかるだろうよ。唐傘連 の師匠たちがシシ神の首だけでここから手をひくもんかね…… 侍だけじゃな いよ。 石火矢衆が敵となるかもしれないんだ。 男はたよりにできない。 し っかりやりな、みんな。 :エボシさまのことは案ずるな! このゴンザ、かならずお守りする。 :それがホントならねぇ… :なにい! :あんたも女だったらよかったのさ。 んべ~~ッ。 :う…… :ハハハハハハハ…
Terjemahan: Wanita A : Ijinkan kami untuk ikut! Wanita B : Kami tidak percaya dengan orang-orang asing itu! Kalau terjadi sesuatu pada nona Eboshi, kami tidak bisa berbuat apa-apa disini.. Wanita C : Lagipula, kami sudah mengerti cara menggunakan Ishibiya. Eboshi : Karena itu aku ingin kalian melindungi tempat ini. Manusia lebih menakutkan daripada Mononoke. Setelah dewa rusa mati, kita akan tahu banyak hal. Apakah gerombolan
Gonza Toki Gonza Toki Gonza Eboshi
pertapa gembel berpayung akan puas hanya dengan kepala dewa rusa? Kita bukan hanya akan menghadapi samurai, tapi juga pasukan penembak. Pria tidak bisa diandalkan dalam hal ini. Karena itu, kalian harus lakukan yang terbaik. : Kalian jangan khawatir soal nona Eboshi! Gonza akan melindungi Nona Eboshi dengan mempertaruhkan nyawa. : Kalau saja itu benar ya... : Apaa? : Kalau saja kau seorang wanita, akan jauh lebih baik. Weeeek! : Ugh.. : Ha...ha..ha..ha...
Dari adegan di atas, para pekerja wanita terlihat tidak percaya kepada para pria yang akan ikut dengan Eboshi ketika mereka akan pergi memburu dewa rusa. Mereka merasa bisa melindungi Eboshi karena sudah diajarkan menggunakan senjata. Hal ini berkaitan dengan anggapan para feminis radikal yang menyatakan kalau untuk menghancurkan dominasi pria ini mereka harus menjadi wanita yang androgini. Menurut Heilburn di dalam studi literatur dan budayanya, androgini merupakan cara pembebasan yang ideal untuk menawarkan penyembuhan dari budaya yang terlalu dikuasai oleh maskulinitas. (Hargreaves, 2005:99) Dari adegan di atas, dapat disimpulkan kalau para wanita mencoba menjadi seorang yang androgini untuk menyamakan status mereka dengan para pria. Namun, pada akhirnya mereka tidak diijinkan untuk ikut pergi bersama Eboshi karena Eboshi mempercayakan para wanita untuk menjaga Tataraba, karena ia juga khawatir kalau-kalu pihak shogun akan menyerang Tataraba, dan ia merasa hanya bisa mempercayakan hal ini kepada para wanita. Millet dalam Tong mengemukakan feminisme kontemporer bertekad untuk menghancurkan sistem jenis kelamin atau gender yang merupakan asal muasal dari penindasan wanita. Hal ini dilakukan untuk membentuk masyarakat baru dimana pria dan wanita dianggap sama eksistensinya di berbagai tingkatan.(Tong, 2009:54) Eboshi yang mengajari wanita cara menggunakan senjata dan mempertahankan diri, merupakan cerminan dari pembentukan masyarakat baru, dimana wanita dan pria dianggap setara dalam berbagai hal. Di dalam gerakan feminisme terdapat istilah separatisme yang merupakan sebuah strategi untuk menghentikan supremasi pria. Menurut para feminis, supremasi pria bukan hanya mengucilkan wanita. Namun juga merenggut berbagai macam hal dari wanita. Mulai dari status sebagai manusia dan juga nilai- nilai di dalam kehidupan seperti usaha-usaha wanita di dalam pemerintahan, kekayaan dan usaha wanita untuk berkreativitas. Hal ini juga membuat wanita sebagai pendukung dan pemelihara bagi maskulinitas, dimana wanita berperan sebagai ibu, istri dan wadah yang menunjang para pria. Para wanita diminta untuk diam dan memendam ketertarikan mereka kepada hal-hal yang berhubungan dengan maskulinitas. Separatisme ini merupakan strategi dari feminisme gelombang dua, dimana separatisme ini menolak untuk melibatkan pria di berbagai macam aktivitas mereka. (Thompson, 2001:15) Pada adegan di atas, Toki menunjukkan ketidaksukaannya terhadap pria yang akan melindungi Eboshi dengan berkata:
「あんたも女だったらよかったのさ。 んべ~~ッ。」 “Kalau saja kau seorang wanita, akan jauh lebih baik. Weeeek!”
Kata-kata Toki mencerminkan kebencian wanita terhadap pria, dan mengatakan lebih baik kalau Gonza adalah wanita yang akan melindungi Eboshi. Hal ini menunjukkan wanita yang tidak suka dikucilkan dalam berbagai bidang dan memulai gerakan separatisme, dimana hanya wanita yang boleh terlibat di dalam aktivitas mereka. Selain itu, Eboshi yang berkata kalau pria tidak bisa diandalkan untuk menjaga Tataraba juga mencerminkan kalau ia menolak supremasi pria dimana hanya pria yang boleh melakukan berbagai macam hal. Eboshi memberi kepercayaan kepada para wanita untuk menjaga Tataba dari serangan shogun, yang ia anggap tidak dapat dilakukan oleh para pria.
ANALISIS IKATAN DALAM GERAKAN FEMINISME DI DALAM KELOMPOKNYA Data 4 Menit 47.10 – 47.28 Situasi: San, putri Mononoke, datang ke Tataraba untuk mencari Eboshi dan membunuhnya. Eboshi dan para pekerjanya baik yang pria maupun perempuan, sudah siap bertarung dengan membawa senjata.
Gambar 4 Pertengkaran Eboshi dan San (Sumber: Mononoke Hime, 1997)
Dialog:
エボシ
:もののけ姫! きこえるか。 わたしはここにいるぞ。 おまえが一族の仇をうと うというならこちらにも山犬にくい殺された夫の無念をはらそうと心に決めた 者たちがいる。 でておいて。 今夜こそケリをつけてやる。 町の人たち : 出ておいで、今夜こそケリをつけてやる Terjemahan: Eboshi
Wanita A
: Putri Mononoke! Kau bisa dengar? Aku disini. Kalau kau ingin balas dendam demi klanmu, silahkan! Disini juga ada orang2 yang ingin balas dendam demi suaminya yang dibunuh oleh serigala! : Ayo! Kita selesaikan malam ini!
Menurut Tong, para feminis yang dijuluki feminis radikal merupakan feminis revolusioner yang memperkenalkan ide-ide feminisme dengan cara melatih dan meningkatkan kesadaran diri. Para wanita akan berkumpul dalam suatu kelompok kecil dan berbagi pengalaman mereka sebagai wanita satu sama lain. (Tong, 2009:48). Lewat adegan di atas, dapat dilihat kalau para pekerja wanita si Tataraba cenderung memiliki latar belakang yang sama, yaitu pernah diperjualbelikan dan diselamatkan oleh Eboshi. Selain itu mereka yang suaminya dibunuh, ikut dengan Eboshi untuk berperang melawan Mononoke yang sudah membunuh suami mereka. Mereka membentuk suatu kesatuan di dalam Tataraba, dan para wanita tersebut mempunyai ideologi yang sama. Kelompok kecil mereka memiliki kesamaan dengan para feminis radikal.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis yang penulis lakukan di bab 3, dapat disimpulkan film animasi Mononoke Hime mengandung unsur-unsur feminisme, atau lebih khususnya lagi dinamakan dengan feminisme radikal. Unsur-unsur feminisme radikal ini terlihat terutama pada tokoh Eboshi dan para pekerja di Tataraba tempat Eboshi mendirikan dan memimpin pabrik besi. Pada tokoh Eboshi, ia mendirikan sebuah pabrik besi dimana wanita dan pria bisa bekerja secara sama dan setara, berbeda dengan kondisi masyarakat dimana wanita tidak dianggap setara dengan pria. Eboshi bukan hanya mendirikan pabrik saja. Ia mendapatkan para pekerja di tempatnya dengan cara yang tidak biasa. Eboshi membeli para wanita yang akan dijual, lalu memperkerjakan mereka di pabrik tersebut. Keadaan di dalam film animasi ini menggambarkan sistem partiarkal yang berlaku di dalam
masyarakatnya. Eboshi mencoba menghancurkan sistem tersebut, dengan cara membuat suatu tempat dimana wanita dan pria dianggap setara. Akan tetapi, para pekerja pria di Tataraba menganut paham Misogini. Misogini adalah kondisi dimana orang membenci wanita dan terkesan merendahkannya karena hal-hal tertentu misalnya reproduksi dan lain sebagainya. Selain itu, Eboshi juga mencerminkan seorang wanita yang androgini. Wanita dengan sifat androgini adalah wanita yang mempunyai sifat baik feminim dan maskulin yang seimbang di dalam dirinya. Sifat maskulin dalam diri Eboshi terlihat ketika Eboshi berusaha mempertahankan pabriknya dengan cara mengajarkan para wanita cara menggunakan senjata dan berusaha mencari cara untuk menciptakan senjata yang lebih ringan sehingga lebih mudah digunakan oleh wanita. Sedangkan sifat feminim bisa dilihat ketika Eboshi mengobati orang-orang sakit di pabriknya dan ketika ia mempertunjukkan ambisinya untuk membunuh dewa rusa yang tadinya dianggap mustahil oleh banyak orang. Dengan melihat beberapa potongan adegan yang sudah dianalisis sebelumnya, benar bahwa tokoh Eboshi dan para pekerja wanita di Tataraba menganut ideologi feminisme radikal dikarenakan tekanan dari keadaan sosial dimana pria dianggap lebih dominan dibanding wanita.
REFERENSI Ehara, Yumiko.(2009). Nihon no Feminizumu 2: Feminizumu Riron.Japan: Iwanami Shoten. Hargreaves, Tracy.(2005).Androgyny in Modern Literature.New York:Palgrave Macmillan. Iwao, Sumiko.(1993).The Japanese Woman: Traditional Image And Changing Reality.New York: The Free Pass. Lorber, Judith.(2010).Gender Inequality: Feminist Theories and Politics.New York: Oxford University Press. Makama, Godiya Allanana.(2013). Patriarchy and Gender Inequality in Nigeria: The Way Forward.Europan Scientific Journal,9(17),117. Diunduh dari http://eujournal.org/index.php/esj/article/viewFile/1161/1177. Napier, Susan Jolliffe. (2001). Anime from Akira to Princess Mononoke. New York:Palgrave. Saito, Tamaki.(2011).Beautiful Fighting Girl.Minneapolis:University of Minnesota Press. Thompson, Denise.(2001).Radical Feminism Today.London:Sage Publications. Tong, Rosemarie.(2009).Feminist Thought: A More Comprehensive Introduction. Philadelpia: Westview Press. Toshio, Suzuki (Produser) & Miyazaki, Hayao (Direktur), (1997). Mononoke Hime [motion picture]. Japan: Studio Ghibli. Ueno, Chizuko.(2010).Onnagirai-Nippon no Misojini.Japan: Tosho Insatsu Kabushi Kaisha.
RIWAYAT PENULIS Angelia lahir di kota Jakarta, pada tanggal 21 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2013.