ANALISIS FAKTOR KEPUASAN PELAKU BISNIS TERHADAP PENGGUNAAN BILYET GIRO SYARIAH ( Studi Kasus Pelaku Bisnis Perusahaan Dagang Kayu Kasemen Serang Banten ) Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: MUCHAMMAD RIZAL K NIM: 1111046100042
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2015
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama
: Muchammad Rizal Kurniawan
NIM
: 1111046100042
Fakultas
: Syariah dan Hukum
Konsentrasi
: Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini tellah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta 3. Jika di kemudian hari ada tuntunan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dipertanggungjawabkan, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarifhidayatullah Jakarta Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 2 mei 2016
Muchammad Rizal Kurniawan
iv
ABSTRAK Muchammad Rizal Kurniawan, 1111046100042. Analisis Faktor Kepuasan Pelaku Bisnis Terhadap Penggunaan Bilyet Giro Syariah. Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1436 H/2016. Tujuan dari penelitian ini dalah untuk menganalisis faktor faktor kepuasan yang terdapat pada pelaku bisnis perusahaan kayu terhadap penggunaan bilyet giro syariah. Dalam penelitian ini data yang dgunakan adalah data primer dengan memberikan kuisioner kepada pelaku bisnis / pemilik perusahaan dagang kayu dengan total kuisioner 50 kuisoner yang terdiri dari 18 pertanyaan. Dalam menentukan sampel ini metode yang digunakan accidental sampling. Uji statistic yang digunakan adalah analisis faktor dengan bantuan analisis program SPSS versi 16. Hasil penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi kepuasan pelaku bisnis perusahaan kayu Faktor 1 pelayanan. Faktor pelayanan variabel respon pegawai 0.530 variabel penjelasan pegawai 0.779, variabel kesigapan pegawai dengan loading 0,845, variabel dilayani dengan cepat/tepat 0,530, variabel fasilitas pelayanan 0,593, variabel solusi yang tepat dengan nilai loading 0,699, variabel kesopanan pegawai 0,519. Faktor harga. yaitu variabel biaya administrasi yang murah 0,632, variabel perkembangan market yang sudah baik 0,869, variabel bagi hasil yang kompetitif 0,604 Faktor emosional, faktor emosional Variabel berminat memberikan informasi kepada kerabat 0,604. Faktor produk variabel jumlah besar kecilnya nominal 0,604, variabel fungsi lain 0,706, variabel gangguan tekhnis 0,635, variabel kualitas produk lebih dari yang dijanjikan dengan nilai loading 0,579, variabel mampu bersaing dengan competitor 0,681, variabel bagi hasil yang konsisten dengan nilai 0,761 variabel promosi yang menarik 0,761 Dari 4 faktor yang terbentuk tersebut, terdapat 2 yang paling mempengaruhi kepuasaan pelaku bisnis dalam menggunakan bilet giro syariah dengan angka diatas 0,700 yaitu variabel penjelasan pegawai terhadap produk giro dengan nilai loading 0,779 dan variabel kesigapan pegawai dalam melayani dengan nilai loading 0,845. Kata kunci
: Kepuasan konsumen, bilyet giro syariah, analisis faktor
Pembimbing : Edi setiadi, SE, MM Daftar pustaka : Tahun 1995 sampai dengan tahun 2013
v
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analsis Faktor Kepusan Pelaku Bisnis Terhadap Penggunaan Bilyet Giro Syariah ( Studi Kasus Pelaku Bisnis Perusahaan Dagang Kayu Kasemen Serang Banten ) Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh keberkahan dan cahaya Islam. Skripsi ini merupakan tugas akhir harus di selesaikan sebagai syarat guna merai gelar S.E,sy di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang terlah membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kelancaran dan kemudahan yang telah Allah SWT berikan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 2. Bapak AM.Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Bapak Abdurrauf, LC, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarifhidayatullah Jakarta 3. Bapak Edi Setiadi, SE, MM selaku dosen pembimbing yang berperan banyak dalam memberikan bimbingan, arahan, koreksi, saran dan selalu sabar membimbing penulis Terima kasih atas ilmu dan kesabaranya yang bapak berikan selama ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.
vi
5. Bapak staff kantor kecamatan kasemen, beserta seluruh jajaranya yang telah memberikan tempat, waktu dan bantuan untuk melengkapi data penelitian yang dibutuhkan. 6. Rasa cinta yang sangat mendalam penulis berikan kepada kedua orang tua penulis yang selalu sabar menanti skripsi penulis cepat selesai Almarhumah Ibuku Erom Sudarmi dan Bapak Faiz Mb H yang membuat dorongan terbesar penulis untuk menyalesaikan perkuliahan. 7. Untuk perempuanku Anggita Rizki Chapriani yang tidak pernah kenal lelah memberikan dorongan semangat kepada penulis ketika penulis malas mengerjakan penyelesaian skipsi. Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang selalu membuat penulis semangat. 8. Sahabat-sahabat penulis tersayang Afrizal Fathoni Amnan, Nimas Rani Purbasari, Bayu Prasetyo, Jili Rasis Wirautama yang selalu membantu dan memberi motivasi agar bisa mengikuti atau bersama untuk diwisuda. Terima kasih atas suka dan duka dari kalian. 9. Untuk teman teman Perbankan syariah 2011, Indra Dwi Prasetyo, Sherty Junita, Syamsul bahri, Fahmi AB, Rifki ikhsani, Denis Eka Saputra, Ryandika Bestari, dan teman teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, terimakasih atas canda tawa kalian selama proses perkuliahan hingga skripsi ini selesai. 10. Untuk senior senior perbankan syariah, Abdurahman Zuhad, Andhika Febrya Dharma,yang sudah membantu dengan nyata atas selesainya skripsi ini. 11. Untuk teman teman Kos ciputat, Sugeng, Abdul Karim Muzakky, dan kontrakan Tebet mas ciming mas dodi, Hasnan Aji, Deden Eka, terimakasih penulis sampaikan untuk kalian yang selalu memberi semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai. 12. Terima kasih untuk seluruh teman-teman seperjuangan, khususnya Perbankan Syariah kelas Perbankan Syariah 2011 pada umumnya yang telah menjadi teman sejak masuk hingga keluar bersama walaupun penulis sedikit terlambat. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga diluar sana.
vii
13. Untuk teman teman KKN PRIMA, kalian adalah pengalaman terbaik bagi penulis yang tidak bisa dilupakan,semoga silaturrahmi kita tetap terjaga 14. Kepada seluruh responden, pemilik perusahaan dagang kayu didaerah kasemen serang banten yang mau meluangkan waktunya untuk membantu mengisi lembar kuisioner penulis, semoga bantuan dan doanya dijadikan amal kebaikan.
Jakarta, 5 MEI 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................................................v KATA PENGANTAR.................................................................................................................. vi DAFTAR ISI................................................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR................................................................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................................................5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................................6 D. Kajian pustaka (review study terdahulu) ...........................................................................7 E. Kerangka Pemikiran...........................................................................................................13 F. Metode Penelitian ..............................................................................................................14 G. Hipotesis Penelitian ...........................................................................................................15 H. Sistematika Penulisan ........................................................................................................16 BAB II: LANDASAN TEORI ...................................................................................................17 Sikap Konsumen ..................................................................................................................17 1. Definisi Sikap Konsumen...........................................................................................17 2. Komponen Sikap Konsumen ......................................................................................18 3. Peranan Sikap Dalam Pengembangan Strategi Pemasaran ........................................19 4. Pengertian Kepuasan Konsumen ................................................................................22 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen ..................................................................25 1. Kualitas Produk...........................................................................................................25 2. Harga...........................................................................................................................26
ix
3. Kualitas pelayanan ......................................................................................................28 4. Faktor Emosional ........................................................................................................29 5. Biaya Kemudahan untuk mendapatkan produk ..........................................................30 Pengertian Bilyet Giro..........................................................................................................30
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...........................................................................................................53 B. Lokasi Penelitian ............................................................................................................55 C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel........................................................................58 D. Pengukuran Variabel ......................................................................................................60 E. Uji Validitas & Reliabilitas ............................................................................................61 F. Analisis faktor ................................................................................................................64
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik responden..................................................................................................70 B. Interpretasi Hasil ............................................................................................................76 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................................................................94 B. Saran...............................................................................................................................97 DAFTAR PUSTAKA
100
LAMPIRAN
101
x
NO
DAFTAR GAMBAR Keterangan ...........................................................................................................................1
1.1
Kerangka Pemikiran...........................................................................................................13
2.1
Hubungan Antara Tiga Komponen Sikap..........................................................................19
3.1
Peta Kecamatan Kasemen..................................................................................................56
4.1
Karakteristik Responden....................................................................................................70
4.2
Pendidikan Terakhir...........................................................................................................71
4.3
Jumlah Pendapatan.............................................................................................................72
4.4
Manfaat Yang Diperoleh Bilyet giro .................................................................................73
4.5
Pelayanan Yang Didapat....................................................................................................74
4.6
Tertarik menggunakan Bilyet giro .....................................................................................75
xii
NO
DAFTAR TABEL Keterangan ..........................................................................................................................1
1.1
Review Study Terdahulu....................................................................................................12
2.1
Pengukuran Kualitas Pelayanan………………………………………………………….29
2.2
Perbedaan Cek dan Dengan Bilyet Giro ...........................................................................34
2.3
Asumsi Dasar .....................................................................................................................47
3.1
Peta Kecamatan Kasemen..................................................................................................56
3.2
Jumlah Penduduk Kecamatan Kasemen ...........................................................................58
3.3
Uji Validitas .......................................................................................................................62
3.4
Uji Reliabilitas ...................................................................................................................64
4.1
Kmo and Balett’s Test ...................................................................................................... 78
4.2
Comunalities .....................................................................................................................80
4.3
Total variance explained ...................................................................................................84
4.4
Component Matrix ............................................................................................................86
4.5
Rotated component matrix ................................................................................................ 88
4.6
Component Transformation Matrix ..................................................................................92
xi
BAB I A. Latar Belakang Zaman modern sekarang ini membawa dampak segala sesuatu diselesaikan dengan cepat mudah dan aman dalam kehidupan bermasyarakat terutama dunia usaha dan perdagangan. Sistem pembayaran dalam dunia bisnis mulai berubah dari pembayaran tunai ke pembayaran giral rekening giro bank. Dengan memudahkan alat pembayaran yang berbentuk giral yakni dengan menerbitkan berbagai surat berharga seperti cek, wesel, promes, dan bilyet giro. Perkembangan dalam bidang usaha yang semakin pesat menyebabkan orang-orang menginginkan segala sesuatu bersifat praktis dan aman dalam lintas pembayaran. Kerjasama antara pengusaha dengan bank keduanya rekan yang saling membantu dan menolong demi kemajuan masing-masing serta demi kelancaran lalu lintas pembayaran dan saat ini sudah mulai banyak pembayaran yang bersifat giral. Dalam lalu lintas perdagangan, pihak-pihak dapat melakukan bermacam macam transaksi, lalu timbulah hak dan kewajiban para pihak itu antara satu sama lain. Transaksi juga dapat terjadi antara kedua belah pihak, di mana pihak yang satu akan menyerahkan sejumlah uang dan pihak lainnya mendapatkan perintah untuk mencairkan sejumlah uang tersebut.1 Untuk memudahkan transaksi tersebut diciptakanlah surat-surat berharga yang bernilai uang yang diakui dan dilindungi oleh hukum untuk keperluan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan dan lain-lain.2
1
Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta: Sinar Grafikaa, 2011), hlm. 265 C.S.T Kansil dan Christine S.T.Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), hlm. 153. 2
Salah satu surat berharga tersebut adalah bilyet giro, istilah “bilyet giro” mulai digunakan secara tegas dalam pengertian tentang “giro”, yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang
Perbankan. Giro adalah simpanan dana yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan.3 Sedangkan bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindah bukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.4 Penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran giral telah memasyarakat. Dalam praktek sehari-hari penggunaan bilyet giro sering terjadi pada pengusaha sebagai pemegang bilyet giro menggunakan bilyet giro sebagai alat bayar kredit dengan memindah tangankan bilyet giro kepada pengusaha lain. Dalam pemakaian surat berharga di kalangan para pedagang atau pengusaha lebih menyukai pembayaran melalui surat berharga yang dapat diuangkan. Artinya, walaupun pembayaran dilakukan dengan surat berharga dengan uang tunai sehingga kemungkinan jatuh ke tangan orang lain yang tidak berhak dapat diatasi. Dalam lalu lintas pembayaran penggunan bilyet giro ini sama dengan surat berharga yang lain yaitu surat wesel dan surat cek. Penerbitan cek/bilyet giro tidak hanya dilakukan oleh bank Bank konvensional pada umumnya seiring berkembangnya bank syariah, rekening giro dibank syariah dikelola dengan sistem titipan dan bagi hasil sehingga biasa dikenal dengan giro wadi’ah dan giro mudharabah karena pada dasarnya rekening giro adalah dana masyarakat dibank untuk tujuan pembayaran 3
Pasal 1 angka (6) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 4 Tri Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), hlm.160.
dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya giro hanyalah merupakan dana titipan nasabah,bukan dana yang diinvestasikan. Namun demikian,dana nasabah pada bank dapat dimanfaatkan oleh bank selama masih mengendap, tetapi kapanpun nasabah ingin menariknya bank wajib membayarnya. Sebagai imbalan dari titipan yang dimanfaatkan oleh bank syariah,nasabah dapat menerima imbalan jasa berupa bonus. Namun, bonus ini tidak diperjanjikan didepan, melainkan tergantung pada kebijakan bank yang dikaitkan pada pendapatan bank.5 Sebagai lembaga keuangan yang sangat bergantung pada sektor – sector yang sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat bank dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal dengan selalu mengutamakan kualitas pelayanan sehingga nasabah akan merasa puas dan aman dalam berttransaksi didunia perbankan. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatau bisnis. Kualitas pelayanan bank yang sangat baik dan efektif akan meningkatkan kepuasaan pada nasabah dan loyalitas konsumen.6 Dengan demikian kualitas pelayanan harus benar benar dikelola secara professional, karena bank adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Adapun tujuan dari manajemen jasa pelayanan adalah untuk mencapai kualitas pelayanan tertentu dimana erat kaitannya bila dihubungkan dengan kepuasan konsumen. Perusahaan harus memulai memikirkan pentingnya pelayanan pelanggan secara lebih matang melalui kualitas pelayanan, karena kini semakin disadari bahwa
5 6
Sutedi, Adrian SH., M.H. PERBANKAN SYARIAH Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum .hlm 94 Love lock, H Christoper,Service Marketing,2nd edition,Prentice hall (Bandung : PT Rafika Aditawa,1991)
pelayanan dan kepuasan pelanggan merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis dan memenangkan persaingan.7 Gambaran
giro konvensional yang dapat memperjanjikan pemberian bunga kepada
pemilik rekeningnya seperti yang dijelaskan diatas menunjukan bahwa pelayanan perbankan konvensional dalam bentuk rekening giro tidak sesuai dengan prinsip syariah,karena mengandung bunga. Oleh karena itu, perlu adanya pelayanan perbankan dalam bentuk giro yang sesuai dengan prinsip syariah, karena mengandung bunga dengan tidak mengurangi feature yang sudah melekat dalam giro konvensional dalam rangka memudahkan urusan manusia dalam transaksi transaksi keuangan.8 Maksud dikeluarkannya bilyet giro adalah untuk memudahkan dalam transaksi ekonomi, dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana bilyet giro bisa memberi dampak kepuasan bagi para penggunanya terutama para pelaku bisnis yang sering menggunakan bilyet giro. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada perusahaan apakah perlu perbaikan pelayanan atau sudah cukup untuk dipertahankan. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah Pembatasan
masalah
berdasarkan
latar
belakang
tersebut,peneliti
membatasi
permasalahan yang akan dibatasi adalah dalam hal kepuasan konsumen terhadap produk bilyet giro secara umum 2. Perumusan masalah
7 8
Tjiptono Fandy, Manajemen Jasa (Yogyakarta : Andi, 2004) h.145 Penjelasan Fatwa No 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang giro
Dari judul di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a) Bagaimana efektifitas pelayanan bank terhadap nasabah pengguna bilyet giro? b) Seberapa besar para pengguna bisnis merasa puas terhadap produk bilyet giro? c) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen atas pelayanan yang diberikan oleh pihak bank ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a) Tujuan penelitian adalah tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah i.
Mengetahui bagaimana tingkat kepuasan konsumen atas produk bilyet giro
ii.
Untuk mengetahui bagaimana harapan nasabah kedepannya terhadap produk bilyet giro
iii.
Mengetahui bagaimana kenyataan pelayanan yang telah diberikan oleh bank
b) Manfaat yang diberikan dalam penulisan ini adalah : Manfaat akademis: i.
Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur mengennai tigkat kepuasan konsumen terhadap produk bank.
ii.
Hasil penelitian ni dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Pemerintahan, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap kepuasaan konsumen terhadap suatu produk
Manfaat praktisi :
i.
Untuk bank, penelitian ini ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengambil keputusan terhadap produk
ii.
Bagi nasabah, literature ini diharapkan akan menjadi dasar pengambilan keputusan bank sehingga pelayanan yang diberikan bisa menjadi lebih baik lagi
D. Kajian pustaka (review study terdahulu) NO Nama Peneliti,
1 Prayoga Nalendra Pratama UIN Syarif Hidayatullah (muamalat)
Universitas Jenis
SKRIPSI
Penelitian Judul Penelitian Isi Penelitian
Tingkat Kepuasan Konsumen Bank BNI Syariah Terhadap Pelayanan Bank Di Sosial Media Pada penelitian ini. peneliti menunjukan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk yang terdapat bank BNI SYARIAH yaitu pelayanan bank di sosial media
Perbedaan
Perbedaan yang terletak pada penelitian yang akan saya tulis adalah,pada
dengan
penelitian
ini
akan
membahas
penulis
mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap transaksi bilyet giro syariah
NO Nama Peneliti,
meneganai
2 Winda Utami, UIN syarif Hidayatullah (muamalat)
analisis
factor
yang
Universitas
Jenis
SKRIPSI
Penelitian Judul Penelitian Isi Penelitian
Analisis Faktor Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Produk E-Banking Pada BNI Syariah cabang jakarta pusat Pada penelitian ini, peneliti menggambarkan faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah terhadap suatu produk di BNI Syariah yatuproduk E-Banking
Perbedaan dengan
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam produk yang digunakan yaitu bilyet giro secara umum tidak terpaku oleh satu bank syariah saja
penulis NO Nama Peneliti,
3 Siti Humaeroh UIN Syarif hidayatullah jakarta (muamalat) ,
Universitas Jenis
SKRIPSI
Penelitian Judul Penelitian Isi Penelitian
Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Pembiyaan Hunian Syariah Di Bank Muamalat Cabang Ciledug” Pada penelitian ini,peneliti menggambarkan hasil dari pelayanan pembiayaan konsumtif di Bank Muamalat apakah pelayanan yang diberikan mampu memberikan kepuasan pelayanan terhadap nasabahnya
Perbedaan
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam hal pelayanan bank dibidang
dengan
pembiayaan konsumtif,sedangkan pada penelitian ini membahas mengenai
penulis
pelayanan bank terhadap nasabah funding diproduk giro
NO Nama Peneliti,
4 Citra Dwiratih Avriza UIN syarif hidyatullah jakarta (muamalat)
Universitas Jenis
SKRIPSI
Penelitian Judul Penelitian
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Mitra Dalam Memilih
Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok
Isi Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai faktor faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen menggunakan suatu produk syariah di BMT Madani Cimanggis Depok
Perbedaan
Perbedaan dengan penulis adalah, pada penelitian ini penulis mengambil
dengan
faktor faktor kepuasaan terhadap suatu produk bank, jadi yang
penulis
membedakan adalah pada penelitian sebelumnya faktor faktor sebelum pengambilan keputusan, dan pada penelitian ini adalah faktor faktor sesudah seorang nasabah mengambil keputusan
NO
5
Nama Peneliti, Universitas
Wiyono Aziz Slamet UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Jenis Penelitian
Tesis
Judul Penelitian
Studi tentang kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen di ruamh sakit islam manisrenggo klaten”
Isi Penelitian
Penelitian ini berfokus untuk melihat sejauh mana kualitas pelayanan dalam mempengaruhi kepuasan konsumen
Perbedaan
Perbedaan dengan yang penulis teliti adalah, disini
dengan penulis
penulis tidak hanya mencari dari faktor kualitas pelayanan, tetapi juga membahas faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen
NO Nama Peneliti, Universitas
6 Bagyo Mugiharjo UNIVERSITAS DIPONEGORO,
Jenis Penelitian
Tesis
Judul Penelitian
Analisis Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Bank (STUDI PADA BANK BRI DEMAK )
Isi Penelitian
Pada penelitian ini terbagi menjadi yaitu pertama faktor yang mempengaruhi dan dilihat dari sisi pengaruhnya
loyalitas pelanggan
Perbedaan dengan penulis
Pada penelitian ini, penulis hana melihat faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kepusaan konsumen
NO Nama Peneliti, Universitas
7 Basrah Saidani & Samsul Arifin Universitas Negri Jakarta
Jenis Penelitian
Jurnal, jurnal riset manajemen sains indonesia
Judul Penelitian
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN MINAT BELI PADA RANCH MARKET
Isi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara jelas tentang kualitas produk, kualitas layanan,Kepuasan pelanggan dan niat pembelian kembali pada pelanggan di Ranch
Perbedaan dengan penulis
Pada penelitian ini penulis berfokus terhadap faktor kepuasan konsumen yang mempengaruhi suatu produk Tabel 1.1 Kajian pustaka (review study terdahulu)
E. Kerangka pemikiran
ANALISIS FAKTOR KEPUASAN PELAKU BISNIS TERHADAP PENGGUNAAN BILYET GIRO SYARIAH
KEPUASAN KONSUMEN
BILYET GIRO SYARIAH
1
2
1. 2. 3. 4. 5.
HARGA PROMOSI KUALITAS PRODUK PELAYANAN FAKTOR EMOSIONAL
1. 2. 3. 4.
NOMINAL PENERBITAN TERJANGKAU KEPRAKTISAN
3 PELAKU BISNIS
Keterangan gambar:
PELAKU BISNIS PERUSAHAAN DAGANG KAYU KASEMEN SERANG
Gambar 1.1 kerangka pemikiran
1. Faktor faktor kepuasan konsumen 2. Indikator bilyet giro syariah 3. Objek penelitian
F. Metode penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah : 1.
Pendekatan Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis
yaitu untuk menggambarkan secara jelas faktor kepuasaan apa saja yang mempengaruhi pelaku bisnis dalam menggunakan bilyet giro 2. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Data Primer: yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, misalnya hasil interview langsung atau kuisioner angket yang disebar b) Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya, misalnya dari buku-buku, majalah atau literature-literatur yang berkaitan dengan tema skripsi. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian adalah:
a) Angket Kuisioner: pada penelitian survai, penggunaan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuisioner tersebut akan terjelma dalam angka – angka, tabel – tabel, analisa statistikdan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.9
G. Hipotesis Penelitian Dalam peneltian ini terdapat dua hipotesis yang akan diteliti secara terpisah, yaitu: (Ho) hipotesis nol juga sering disebut dengan hipotesis statistic yaitu hipotesis yang diuji dengan statistic. Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel (X) dan variabel(Y) yang akan diteliti atau variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen (Ha) lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, hipotesis alternative dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitiaan, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan ada hubungan, yang berarti signifikansi hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) Ho : Tidak ada faktor kepuasan pelaku bisnis khususnya dari dalam penggunaan bilyet giro syariah Ha : Ada faktor kepuasan pelaku bisnis khususnya dari dalam penggunaan bilyet giro syariah
9
Masri Singarimbun & Sofian Effendi METODE PENELITIAN SURVAI EDISI REVISI Hlm 175
H. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi dari penulisan skripsi ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-masing bab, sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian,serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang metodelogi penelitian yang digunakan meliputi variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang deskriptif objek penelitian, analisa data dan pembahasannya.
BAB V : PENUTUP Bab ini menguraikan tentang simpulan atas hasil pembahasan analisa dan penelitian, dan saran saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. SIKAP KONSUMEN
1. Definisi Sikap Konsumen Definisi sikap menurut engel adalah suatu mental dan saraf yang berkaitan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman, dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan/atau dinamis terhadap perilaku sikap disebut juga konsep yang paling penting khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologi sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Selain itu, Mowen dan Minor menjelaskan sikap (attitude) sebagai afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan dengan demikian sikap dapat didefiniskan sebagai berikut : 1 a) Sikap merupakan kategorisasi objek pada rangkaian kesatuan evaluatif. b) Karakteristik yang membedakan sikap dari konsep adalah sifat evaluatif dan afektif c) Sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi, objek, dan ide ide tidak berwujud tertentu. Fungsi dari sikap adalah membantu menyimpan memori jangka panjang sehingga orang bisa dengan mudah mengingat kembali suatu hal pada saat yang tepat ketika sedang menghadapi isu atau masalah pada produk, merek, dan jasa dalam rangka membuat pernyataan tentang diri mereka. Definisi tersebut menggambarkan kognitif dari psikologi sosial, dimana sikap dianggap 1
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian (YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.195.
memiliki tiga unsur, yaitu (1) kognitif (pengetahuan), (2) afektif (emosi,perasaan), dan (3) konatif (tindakan). Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu mental dan saraf sehubungan dengan kesiapan konsumen untuk menanggapi apa yang mereka sukai dan yang tidak disukai karena adanya rangsangan. 2. Komponen sikap konsumen Kepercayaan merek merupakan komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek merupakan komponen afektif atau perasaan, maksud untuk membeli merupakan komponen konatif atau tindakan hubungan anara ketiga komponen ini dijelaskan pada gambar berikut :2
Komponen Kognitif Kepercayaan Terhadap Merek
Komponen Afektif Evaluasi Merek
Komponen Konatif maksud untuk membeli
Gambar 2.1 hubungan antara tiga komponen sikap (sumber :setiadi, 2003)
2
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian (YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.197.
3. Peranan sikap dalam pengembangan strategi pemasaran Pengukuran sikap konsumen bagi pemasar merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengetahui
sikap
konsumen,
pemasar
dapat
mengidentifikasikan
segmen
manfaat,
mengembangkan produk baru, dan memformulasikan serta mengevaluasi strategi promosi. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui sikap konsumen. Pengukuran sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi berdasarkan demografi,kelas sosial dan gaya hidup Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh produsen untuk mengubah sikap konsumen,yaitu : 3 a) Mengombinasikan beberapa fungsi Strategi pengubahan sikap sering dilakukan dengan memaparkan beberapa fungsi sikap untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka terdorong untuk mengubah sikapnya. b) Mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa Berbagai kelompok, atau peristiwa nasional dan internasional sering kali menumbuhkan sikap positif konsumen terhadap kelompok atau peristiwa tersebut. c) Memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan Konsumen sering kali memiliki dua sikap yang berlawanan terhadap suatu produk. Konsumen akan memandang susu secara positif karena susu mengandung zat – zat yang dibutuhkan tubuh seperti protein, kalsium, zat besi, dan vitamin. Namun disisi lain
3
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian (YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.199.
konsumen juga mungkin bersikap negatif terhadap produk susu karena susu dianggap mengandung banyak lemak sehingga menyebabkan kegemukan, dengan demikian pemasar harus membuat strategi komunikasi yang tepat untuk memecahkan konflik sikap yang dihadapi konsumen tersebut. d) Mengubah evaluasi relative terhadap atribut Suatu produk sering kali dikenAl oleh konsumen karena popularitas atributnya yang memiliki fungsi spesifik, atau yang dikenal karena situasi pemakaian yang khas e) Mengubah kepercayaan merek Para produsen berkewajiban untuk selalu mengingatkan konsumen bahwa produknya adalah produk yang lebih baik atau yang terbaik sehingga konsumen memiliki sikap positif yang permanen dan konsisten terhadap produk tersebut. f) Menambahkan sebuah atribut pada produk Strategi mengubah sikap konsumen dapat dilakukan dengan memberikan atribut baru pada produk. Atribut yang ada pada sebuah pada sebuah produk akan memberikan citra positif kepada konsumen bahwa produk tersebut selalu inovatif, kehadiran atribut baru akan menyebabkan konsumen melihat perbedaan yang nyata antara
merek tersebut
dengan merek pesaingnya g) Mengubah penilaian merek secara menyeluruh Salah satu cara lain untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk atau merek adalah dengan membangun sikap positif secara keseluruhan terhadap merek h) Mengubah kepercayaan terhadap merek pesaing Strategi lain untuk mengubah sikap adalah dengan mengubah sikap atau kepercayaan konsumen terhadap merek pesaing.
4. Pengertian Kepuasan Konsumen Berikut adalah teori –teori yang membahas kepuasan konsumen :4 a) Teori perasaan afektif eksperiental (experientially affective feeling theory). Menurut Jones 2008 , teori ni beranggapan bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh perasaan positif dan negatif yang diasosiasikan konsumen dengan produk yang sudah dibeli dan dikonsumsi. b) Teori kepuasan (the expectancy disconfirmation model). Teori kepuasan mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumenmerupakan dampak dari perbandingan antara harapan onsumen sebelum pembelian dengan kinerja produk yang sesungguhnya. Ketika membeli suatu produk konsumen memiliki harapan tentang bagaimana kinerja produk tersebut (product performance) : i.
Produk berkinerja lebih baik dari yang diharapkan. Inilah yang disebut diskonfirmasi positif. Jika ini terjadi konsumen akan merasa puas.
ii.
Produk bekerja seperti yang diharapkan. Inilah yang disebut konfirmasi sederhana. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, tetapi juga tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan yang netral.
iii.
Produk bekerja lebih buruk dari yang diharapkan. Inilah yang disebut diskonfirmasi negative. Produk yang berkinerja buruk tidak sesuai dengan
4
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian (YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.183.
apa yang diharapkan konsumen akan menyebabkan kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas. c) Teori Atribusi,Kegagalan Produk dan Kepuasan Konsumen Ketika membahas teori atribusi, teori ini merupakan cara untuk mengidentifikasi penyebab suatu tindakan. Atribusi yang dibuat konsumen dapat sangat memengaruhi kepuasan pascapembelian mereka terhadap suatu produk atau jasa. Bila produk gagal konsumen akan berupaya menentukan penyebab kegagalan itu. Bila melambangkan kegagalan pada produk atau jasa tu sendiri, mereka mungkin merasa tidak puas, tetapi jika melambangkan kegagalan pada faktr kebetulan atau tindakan mereka sendiri mereka tidak mungkin merasa tidak puas. Ada tiga jenis atribusi menurut Jones (2008), yaitu : i.
Atribusi kausal (causal attribution). Bila terjadi kesalahan, konsumen akan menilai siapa yang patut disalahkan
ii.
Atribusi control (control attribution). Konsumen akan menilai apakah ketidakpuasan masih berada dalam control pemasar atau tidak
iii.
Atribusi stabilitas (stability attribution). Konsumen akan memberi penilaian jika mereka tiak puas dengan kinerja produk/perusahaan, apakah hal ini akan terulang dikemudian hari atau tidak. Jika mereka meyakini jawabannya ya, intensitas ketidakpuasan yang dirasakan akan semakin tinggi.
Dari perspektif manajerial, mempertahankan dan/ atau meningkatkan kepuasan pelanggan adalah hal sangat kritis. Oleh karena itu, para manajer harus memandang program – program
yang
dapat
meningkatkan
kepuasan
pelanggan
sebagai
investasi.
Tingkat
kepuasan/ketidakpuasan ini juga akan dipengaruhi oleh evaluasi konsumen atas ekuitas pertukarab, seta oleh atribusi mereka terhadap kinerja produk. Membuat produk berkualitas tinggi merupakan hal yang krits bagi keberhasilan pemasaran internasional sekarang ini dan pemasaran bisnis yang satu ke bisnis yang lainnya. Unsur yang penting dalam manajemen kualitas total adalah konsep bahwa kualitas “dikendalikan oleh konsumen” dan karenanya, perusahaan harus menilai persepsi konsumen atas kualitas. Kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa
B. Faktor Faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Untuk memuaskan nasabah perlu diketahui faktor faktor yang menentukan tingkat kepuasan nasabah. Menurut Handi Irawan ada lima faktor yang menentukan tingkat kepuasan nasabah, yaitu :5 1. Kualitas Produk Konsumen merasa puas kalua telah membeli dan menggunakan suatau produk dan ternyata produk yang digunakan berkualitas. Ada 6 elemen kualitas produk, yaitu Performance,Durability,Feature,Reliability,Consistency dan Design. Agar produk yang dibuat laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus harus diciptakan setiap waktu, sehingga 5
Handi Irawan “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan (Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002),h 37
dapat menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini.
Ada banyak keuntungan atau manfaat yang dapat dipetik dengan adanya produk plus, misalnya :6 a) Untuk meningkatkan penjualan. Dalam hal ini produk yang memiliki nilai lebih akan menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut antar nasabah. Setiap kelebihan produk tersebut akan dibandingkan dengan produk pesaing, sehingga berpotensi untuk menarik nasabah lain atau akan menambbah nasabah lama untuk menambah konsumsi produk tersebut. b) Menimbulkan rasa bangga bagi nasabahnya. Hal ini disebabkan produk yang dijual memiliki keunggulan diabndingkan produk pesaing, misalnya dalam hal fasilitas tabungan yang diberikan dengan multifungsi. Artinya, apa yang dapat diberikan bank kita belum dapat dipenuhi pesaing. c) Menimbulkan kepercayaan. Dalam hal ini akan memberikan keyakinan kepada nasabah akan kesenangannya dari fasilitas yang diberikan. Sehingga nasabah semakin percaya kepada produk yang dibelinya. d) Menimbulkan kepuasan. Pada akhirnya nasabah akan mendapatkan kepuasan dari jasa yang dijual sehingga kecil kemungkinan untuk pindah ke produk lain, bahkan kemungkinan akan menambah konsumsinya. 2. Harga Untuk nasabah yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapat Value For Money yang tinggi. Komponen harga 6
Kasmir “Pemasaran Bank” (Jakarta: Kencana,2005) h 137
ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. Untuk industri ritel, komponen harga ini sungguh penting dan kontribusinya terhadap kepuasan reatif besar. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan nantinya. Adapun tujuan penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut :7 a) Untuk Bertahan Hidup Artinya dalam kondisi tertentu, terutamma dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran b) Untuk Memaksimalkan Laba Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi. c) Untuk Memperbesar Market Share Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih keproduk yang ditawarkan d) Mutu Produk Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga
7
Kasmir “Pemasaran Bank” (Jakarta: Kencana,2005) h 153
ditentukan setinggi mungkin dan untuk bunga simpanan ditawarkan dengan suku bunga rendah e) Karena pesaing Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing, artinya bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman dibawah pesaing. 3. Kualitas Pelayanan Konsumen merasa puas apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu konsep kualitas pelayanan popular adalah serqual yang dikembangkan oleh parasuraman Berry dan Zeithaml. Berdasarkan konsep ini,
kualitas
pelayanan
mempunyai
lima
dimensi
yaitu
reliability,responsive,assurance,empathy dan tangibles Pengukuran Kualitas Pelayanan Dimensi Reliability
Definisi Kemampuan pegawai untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali
(keandalan) Kesediaan dan kemampuan pegawai untuk membantu para pelanggan dan Responsives (daya merespon permintaan segera tanggap) Assurance
Pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan merekan dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan pelanggan
(jaminan) Empathy (empati)
Kesediaan pegawai memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal para pelanggan
Fasilitas visi,fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan dan sumber daya Tangibles (wujud) manusia Tabel 2.1 Pengukuran Kualitas Pelayanan
Atau dengan kata lain dengan faktor pelayanan yang baik terhadap pengguna bilyet giro akan menambah kepuasan pelaku tersebut 4. Faktor Emosional Pelanggan yang merasa bangga dan yakin orang lain kagum terhadap dia bila menggunakan produk merek tertentu, cenderung memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan bukan karena kualitas produk,tetapi rasa bangga, percaya diri yang menjadikan pelanggan tersebut terhadap merek tertentu. Jadi apabila pengguna bilyet giro sudah merasa bangga dengan produk yang dimilikinya, pengguna bilyet giro tidak akan berpindah kelain produk yang sama oleh bank lain 5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah dan efisien dalam mendaapatkan produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidaak perlu menabung waktu untuk mendapatkan produk atau jasa. Dengan penggunan bilyet giro,pelaku bisnis tidak perlu repot mengirim dana dengan bentuk fisik uang yang keamanannya kurang, sehingga bilyet giro lebih aman dalam bentuk uang yang nantiny bisa lanngsung dipindahkan kerekening yang tertera pada bilyet tersebut. C. Pengertian Bilyet Giro
Istilah bilyet giro berasal dari kata belanda. “Bilyet” yang berarti surat dan “giro” berarti simpanan nasabah pada bank yang pengambilannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan pemindahbukuan. Menurut H.M.N. Purwosujipto, SH., bilyet giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan bentuknya, kepada bank penyimpanan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya, kepada bank yang sama, atau kepada bank lainnya. Lebih lanjut, Imam Syakir dan Soedarjanto, mengartikan bilyet giro sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya kepada pihak penerima yang disebutkan namanya serta bank dimana penerima menjadi nasabah. Dalam pengertian lain Munir Fuady merumuskan pengertian bilyet giro sebagai suatu perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank dimana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup, dana tersebut dipindah bukukan/ditransfer ke rekening (baik pada bank yang sama atau pada bank lain). Sejalan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.28/32/KEP/DIR tentang Bilyet Giro. Dalam ketentuan tersebut yang dimaksud dengan bilyet giro adalah surat peritah nasabah kepada bank penyimpanan dana untuk memindakbukukan seumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya. Sedangkan dalam ketentuan Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 ditentukan bahwa bilyet giro adalah salah satu cara untuk melakukan pemindahbukuan terhadap simpanan dalam bentuk giro yang dapat dilakukan setiaap saat oleh nasabah yang bersangkutan. 8 Dari berbagai pengertian tentang bilyet giro dapat dikemukakan bahwa dalam pengertian bilyet giro tersebut mengandung unsur – unsur sebagai berikut :
8
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h108
1. Surat perintah 2. Dari nasabah penyimpan kepada bank 3. Pemindahbukuan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan 4. Sejumlah
uang
tersebut
ditujukan
kepada
penerima
yang
disebutkan
namanya Bilyet giro adalah perintah dari penarik (nasabah) kepada bank untuk memindah bukukan sejumlah dana tertentu pada tanggal tertentu kepada pihak yang tercantum di dalam BG. 9 Adapun perbedaan Perbedaan cek dan dengan bilyet giro adalah sebagai berikut :10 BILYET GIRO
CEK
1. Tidak dapat diambil tunai
1. Dapat diambil secara tunai
2. Mempunyai tanggal aktif
2. Tidak mengenal tanggal aktif
3. Tidak dapat diendosmen
3. Dapat dilakukan secara endosemen
4. Tanggal waktu penawaran 70 hari sejak tanggal penarikan 5. Dapat dibatalkan
4. Masa berlaku 70 hari sejak tanggal penerbitan 5. Tidak dapat dibatalkan kecuali dengan lapor polisi
Tabel 2.2 Perbedaan cek dan dengan bilyet giro11
9
Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,2008 h105 10 Faisal afiff dkk STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996 h 61 11 Faisal afiff dkk STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996 h 61
dalam giro terdapat jasa giro, yang dimaksud jasa giro adalah bunga yang diberikan kepada nasabahnya untuk setiap hari pengendapan dana dalam giro terdapat istilah cross cliring yang artinya adalah fasilitas yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya untuk menarik dana, meskipun dana tersebut belum efektif istilah selanjutnya yang disebut dengan Over Draft,yaitu fasilitas yang diberikan oleh bank kepada nasabah apabila penarikan dana lebih besar daripada saldo yang tersedia Berkaitan dengan itu dapat dikemukakan bahwa bilyet giro merupakan salah satu sarana dalam lalu lintas uang utamanya sebagai instrrumen pembayaran. Di Indonesia ketentuan mengenai bilyet giro dapat ditemukan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 4/670/HPPB/PBB tanggal 24 januari 1972. Dalam surat edaran tersebut ditentukan bahwa syarat formal bilyet giro, antara lain : 1. mencantumkan nama bilyet giro dan nomor seri pada formulir bilyet giro 2. perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindah bukukan atas sejumlah dana atas beban saldo penarik 3. nama dan tempat bank tertarik, kepada siapa perintah tersebut ditujukan 4. nama pihak yang harus menerima pemindahbukuan dana secara administratif tersebut dan jika dianggap perl juga alamatnya 5. jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf 6. tanda tangan cap penarik dan cap (stempel) badan usaha jika si penarik merupakan suatu perusahaan berbentuk badan usaha 7. tempat dan tanggal penarikan 8. tanggal mulai efektif berlakunya amanat (perintah) dalam bilyet giro
9. nama bank dimana pihak yang harus menerima dana pemindahbukuan tersebut mempunyai rekening, sepanjang nama bank si penarik diketahui oleh penarik. Sebagai alat perintah pemindah bukuan, bilyet giro tidak dapat dilakukan pembayarannya dengan uang tunai. Bilyet giro sebagai alat pembayaran mempunyai 2 macam tanggal, yaitu tanggal efektif dan tanggal penerbitan. Sebelum tanggal efektifnya berlaku, bilyet giro sudah dapat diedarkan, tetapi hanya sebagai alat pembayaran kredit saja. Walaupun demikia bilyet giro tidak dapat dipindah tangankan melalui endosemen, karena didalamnya tidak terdapat kalusul yang mengatur cara pemindahannya. Dalam lalu lintas pembayaran dengan bilyet giro pihak penerbit adalah nasabah bank yang mempunyai rekening giro, sedangkan pihak tersangkutnya adalah bank dimana penerbit mempunyai rekening giro. Pihak pemegang atau penerbit adalah bank juga, baik bank yang sama maupun yang lain, oleh karena itu pembayaran pemindahbukuan dengan menggunakan bilyet giro dapat dilakukan. Dalam suatu transaksi perdagangan yang pembayarannya menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran, maka kemudahan kemudahan yang akan diperoleh oleh nasabah bank adalah sebagai berikut : 12 a) Bebas bea materai Bilyet giro termasuk surat berharga jangka pendek. Tenggang waktu pembayarannya adalah 70 hari terhitung sejak tanggal penerbitannya. Oleh
karena bilyet giro ala
pemindahbukuan, dan tidak dapat dibayar secara tunai, maka ia dibebaskan dari beban bea materai. Mengenai pembebasan bea materai ini tercantum dalam kalusul yang tertulis pada bilyet giro (bebas bea materai). b) Lebih aman penggunaannya
12
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h112
Bilyet giro telah diisi lengkap dengan nama dan bank penerima dana sehingga tidak dapat digunakan oleh orang lain apabila hilang. c) Kewajiban penyediaan dana Pada bilyet giro penyediaan dana oleh penerbit baru timbul pada saat tanggal efektifnya tiba. Oleh karena itu, masih ada kesempatan bagi penerbit untuk mencari dana, dan bilyet giro yang sudah dapat diedarkan sebagai alat pembayaran dan pemindahbukuan d) Pelaksanaan amanat samai pada tujunnya Bilyet giro yang telah diisi lengkap oleh penerbit tidak dapat beredar lagi dan penerbit dpat mengetahui segera bahwa dananya sudah dipindahbukukan kedalam rekening orang yang menjadi tujuannya e) Dapat dibatalkan Selama amanat dalam bilyet giro belum dilaksanakan oleh bank yang bersangkutan, maka bilyet giro tersebut dapat dibatalkan oleh penerbitnya. Faktor ini merupakan penolong yang sangat tepat bagi penerbit yang kebetulan berhubungan dengan pihak yang tidak jujur, beritikad buruk, mupun wanprestasi. 13 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dam setiap penerbitan bilyet giro, antara lain :14 a.
Tidak dapat dibayar tunai
b.
Pembayaran bilyet giro dilakukan pada saat jatuh tempo
c.
Tenggang waktu penawaran bilyet giro adalah 70hari sejak tanggal penarikan. Bila tidak disebutkan, maka yang berlaku adalah tanggal efektif bilyet giro. Setelah masa
13
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h112 Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,2008 h105 14
tenggang, bank masih dapat membayar BG. Bilyet giro dapat dibatalkan secara seihak melewati masa tenggang 70 hari. d.
Cek/bilyet giro hapus karena kadaluwarsa setelah 6 bulan terhitung mulai akhir tenggang waktu pengunjukkan/penawaran.
e.
Nilai bilyet giro harus ditulis dengan angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara huruf dan angka, maka yang berlaku adalah nilai yang tertera dalam huruf. Menurut KUHD, apabila terdapat perbedaan antara angka dan huruf maka diambil nilai yang terkecil. Sementara itu menurut aturan tentang materai, apabila terdapat perbedaan, maka pembayaran cek tersebut dapat ditolak
Bank wajib menolak pembayaran cek atau bilyet giro dalam hal : a.
Saldo tidak cukup
b.
Rekening telah ditutup
c.
Tidak memenuhi syarat formal cek/BG
d.
Diajukan sebelum tanggal efektif BG
e.
Cek ditarik kembali oleh penarik setelah berakhir masa tenggang
f.
BG dibatalkan oleh penarik setelah berakhir masa tenggang
g.
Kadaluarsa
h.
Terdapat coretan/perubahan yang tidak ditanda tangani penarik
i.
Bea materai belum lunas
j.
Tanda tangan tidak cocok dengan specimen
k.
Stempel kliring tidak ada
l.
Stempel kliring tidak sesuai dengan bank penerima
m. Endosemen pada cek atas nama atau cek atas order tidak ada
n.
Warkat diblokir oleh instansi berwenang
o.
Perhitungan/encode tidak sesuai dengan nominal yang sebenarnya
1) Kuitansi Kuitansi adalah surat perintah kepada seseorang yang namanya tertera pada kuitansi tersebut untuk melakukan pembayaran atas sejumlah uang tertentu. Masa tenggang kuitansi adalah 20 hari,kuitansi sekurang kurangnya harus memenuhi unsur unsur sebagai berikut : a.
Tanda tangan pihak penerbit
b.
Pengakuan dari penerbit telah menerima uang sejumlah tertentu
c.
Penyebutan nama pihak yang ditujuk oleh penerbit untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu terhadap diri penerbit
d.
Tanggal kuitansi
2) Alat perintah bayar lainnya Selain media tersebut diatas, giro juga dapat ditarik dengan menggunakan alat perintah bayar lainya seperti surat kuasa, ataupun surat pemindah bukuan lainnnya D. Operasional Bilyet Giro di Bank Syariah Sebelum membuka rekening giro, petugas bank harus melakukan analisa terhadap calon nasabah, analisa ini meliputi :15 a.
Meminta tanda bukti diri seperti KTP,SIM,Paspor, dan lain-lain
b.
Meminta refrensi tertulis dari pihak ketiga yang dikenal baik oleh bank. Biasanya hal ini dilakukan oleh pejabat bank itu sendiri
15
Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,2008 h108
c.
Untuk calon nasabah berbadan hukum, maka harus menyerahkan akta pendirian atau anggaran dasar sesuai ketentuan pemerintah. Hal in dilakukan antara lain untuk melihat kewenangan penarikan dana
d.
Melakukan BI (Bank Indonesia) checking, antara lain memeriksa daftar hitam dan daftar kredit macet Bank Indonesia.
e.
Melakukan bank checking, antara lain dengan memperhatikan record nasabah tersebut dibank lain. Hal ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan hubungan baik antara officer bank.
f.
Kepada calon nasabah yang bersangkutan, bank harus membuat perjanjian pembukaan rekening yang memuat antara lain : i.
Apabila dana tidak mencukupi cek atau bg yang ditarik oleh nasabah,maka cek atau bg tersebut akan ditolak bank dan dinyatakan sebagai cek/bg kosong
ii.
Penarikan cek/bg atas dana yang belum efektif (cross kliring) dan ternyata ditolak pembayarannya dinyatakan sebagai cek/bg kosong.
iii.
Bila dalam jangka waktu 6 bulan nasabah menarik cek/bg kosong sebanyak 3 kali, maka rekening yang bersangkutan akan dimasukkan dalam daftar hitam Bank Indonesia
iv.
Jika nasabah tercantum dalam daftar hitam yang dikelurkan Bank Indonesia, maka otomatis rekeningnya akan ditutup
v.
Apabila rekening ditutup, maka nasabah wajib mengembalikan sisa buku cek/bg kepada bank
g. Pemberian cek/bg kepada nasabah sebaiknya juga memperhatikan bonafiditas nasabah atau sesuai keperluan saja seperti misalnya untuk nasabah baru hanya diberikan 10 lembar saja. Selain itu bank dalam mengelola bilyet giro pun ikut mengikuti peraturan mengenai tenggang waktu penawaran bilyet giro. Tenggang waktu penawaran bilyet giro perlu ditetapkan, agar amanat atau perintah dalam bilyet giro yang bersangkutan tidak terlalu terus menerus sehingga menyulitkan administrasinya. Adapun penetapan yang dimaksud adalah 70 hari terhitung sejak tanggal penarikannya. Tenggang waktu penawaran ini sama dengan tenggang waktu penawaran pada surat cek, yaitu 70 hari terhitng sejak tanggal penerbitannya. Jika dibandingkan dengan dengan surat cek, bilyet giro mempunyai dua macam tanggal efektif yang merupakan tenggang waktu dimana penerbit diberi kesempatan untuk mengusahakan dana untuk membayar dengan cara pemndahbukuan. Tenggang waktu yang dikenal pada bilyet giro ada dua macam yaitu : 16 a) Tenggang waktu dari tanggal penerbitan sampai pada tanggal efektif. Dalam hal ini diberikan kesempatan kepada penerbit untuk mempersiapkan dana guna membayar bilyet giro dengan pemindahbukuan. Dalam tenggang waktu ini bilyet giro ttentunya sudah beredar. b) Tenggang waktu mulai tanggal efektif sampai berakhirnya waktu tenggang yaitu 70 hari. Dalam hal ini, kesempatan diberikan kepada pemegang untuk menawarkan kepada bank tersangkut guna pemindah bukuan dana. Setiap saat pemegang bilyet giro menawarkan kepada bank tersangkut. Bank tersebut harus
16
Farida hasyim “hukum dagang” Jakarta : Sinar Grafika,2009 h 265
menerima untuk pemindahbukuan kecuali jika bilyet giro itu kosong atau tidak ada dananya. c) Bebas bea materai Karena tenggang waktu penawarannya 0 hari, baik surat cek maupun bilyet giro termasuk surat berharga jangka pendek, artinya surat berharga yang tenggang waktu peredarannya kurang dari tiga bulan. Menurut ketetuan Pasal 69 ayat (3) Aturan Bea Materai 1921, surat berharga jangka pendek yang dapat dibayar dengan uang tunai dikenakan bea materai. Karena bilyet giro merupakan surat berharga yang tidak dapat dibayar dengan uang tunai sehingga membuat bilyet giro dibebaskan dari bea materai Selain itu dari sisi penarikan simpanan giro, yang dilakukan melalui bank lain, disebut dengan kliring. Kliring adalah pertukaran warkat dan/atau data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Bank yang menerima setoran cek dan/atau bilyet giro bank lain akan menagihkan kepada bank yang menerbitkan cek dan/atau bilyet giro tersebut. Penagihannya dilakukan melalui lembaga kliring setempat, yaitu Bank Indonesia atau bank yang ditunjuk sebagai lembaga kliring oleh Bank Indonesia.17 Dalam pengertian lain, kliring diartikan sebagai sarana perhitungan warkat antar bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna memperlancar dan memperluas lalu lintas pembayaran giral. Berdasarkan pengertian diatas
17
PBI No 8/29/PBI/2006 Tentang daftar hitam nasional penarik cek dan atau bilyet giro kosong no 23
dapat dikatakan bahwa tujuan pokok diadakannya kliring adalah untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral dan merupakan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. 18 Kliring diselenggarakan oleh bank Indonesia antara bank bank disuatu wilayah kliring yang biasa disebut dengan kliring local. Wilayah kliring adalah suatu lingkungan tertentu yang memungkinkan kantor kantor tersebut memperhitungkan warkat warkatnya dalam jadwal kliring yang telah ditentukan. Berkaitan dengan itu, untuk wilayah wilayah yang tidak terdapat kantor Bank Indonesia, maka penyelenggaraan kliring diserahkan kepada bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Tentu bank yang ditunjuk sebagai penyelenggaara kliring harus memenuhi beberapa persyaratan, persyaratan yang dimaksud sebagai berikut :19 a. Bank bank yang sudah mendapat izin dari menteri keuangan dan mendapat persetujuan dari Bank Indonesia terlebih dahulu b. Bank tersebut telah menjalankan usahanya minimal 3 bulan atas izin menteri keuangan c. Bank tersebut sudah memenuhi penilaian sebagai bank yang sehat ditinjau dibidang administrasi,pimpinan maupun keuangan d. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran kredit yang diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang kurangnya 20% dari syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank baru diwilyahnya. e. Bank peserta kliring wajib membuka rekening koran di Bank Indonesia f. Bank yang tidak tercatat sebagai peserta dapat ikut serta secara tidak langsung melalui pengikutsertaanya dengan bank lain (peserta) penyertaan secara tidak 18 19
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h85 Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h85
langsug tersebut bisa terjadi karena kemungkinan menghadapi masalah keuangan, jarak antara bank yang bersangkutan dengan penyelenggaraan kliring, dan lain lain. g. Menyetor jaminan kliring sebesar 50% rata rata kewajiban 20 hari terakhir dikurangi 40% rata rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban tersebut hanya berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru direhabilitasi. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring h. Bank peserta menentukan anggotanya sebagai wakil tetap pada lembaga kliring dan memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Selain kliring dikenal juga istilah yang disebut dengan inkaso, inkaso adalah kuasa pada bank oleh perusahaan atau perorangan untuk menagihkan, atau memintakan persetjuan pembayaran (akseptasi) atau menyerahkan begitu saja kepada pihak yang bersangkutan (tertarik) ditempat lain (dalam atau luar negri) atas surat surat berharga, dalam rupiah atau valuta asing seperti wesel, cek kuitansi surat aksep (promissory notes), dan lain lain. Inkaso dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu : 20 a. Inkaso berdokumen, yaitu apabila surat surat berharga yang dinnkasokan itu disertai (dilampiri) dengan dokumen dokumen lain yang mewakili barang dagangan, seperti konsumen (bill of loading) faktur, polis asuransi dan lain lain b. Inkaso tak berdokumen, yaitu apabila surat surat berharga yang diinkasokan itu tidak disertai dokumen dokumen yang mewakili barang.
20
Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h83
Setiap jasa yang diberikan oleh bank tertentu mempunyai manfaat, baik bagi pengguna jasa (nasabah) maupun bagi bank yang bersangkutan. Manfaat bagi inkaso adalah sebagai berikut : a. Nasabah pengirim tidak perlu menagih sendiri atau mendatangi sendiri pihak yang ditagih, yang berada ditempat lain, cukup menyerahkan surat tagihan tersebut kepada bank b. Nasabah dapat menghemat tenaga dan biaya serta keamanan pun terjamin. Sedangkan yang menjadi objek inkaso adalah hal hal sebagai berikut : a. Wesel b. Cek c. Surat undian d. Money order e. Kupon dan deviden f. Surat aksep g. Kuitansi h. Nota nota tagihan lainnya. Tata cara perhitungan bilyet giro antar bank yaitu terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan amanat dalam bilyet giro.21 a) Bank penyimpanan dana menerima bilyet giro dari penarik dan memindahkan dana tersebut dalam bilyet giro dengan nota kredit kepadda bankir nasabah penerima dana
21
Farida hasyim “hukum dagang” Jakarta : Sinar Grafika,2009 h 271
untuk dikreditkan ke rekening penerima yang namanya tercantum dalam bilyet giro tersebut. b) Bilyet giro langsung diserahkan oleh penarik kepada penerima dana yang terakhir disetorkan ke rekeningnya kepada bank tertarik itu sendiri ataupun pada bank lainnya. Dalam hal ini, apabila disetorkan kepada bank berlainan, maka bank nasabah memperhitungkan untuk menyetor bilyet giro tersebut melalui clearing kepada bank tertarik. Jadi dalam bilyet giro sendiri penulis menarik kesimpulan bahwasannya kriteria dari blyet giro sendiri adalah 1. Nominal 2. Kemudahan jangkauan 3. Kepraktisan 4. Kepercayaan penerbit Bila disambungkan dengan faktor kepuasan yang terdiri dari kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor emosional dan biaya kemudahan asumsinya adalah
Bilyet giro (X)
Kepuasan pelaku bisnis (Y) 1. Kualitas produk
1. Nominal 2. Kemudahan jangkauan
2. harga
3. Kepraktisan
3. kualitas pelayanan
4. Kepercayaan penerbit
4. faktor emosional 5. Biaya kemudahan
5. Kliring dan inkaso Tabel 2.3 Asumsi Dasar
Bila asumsikan hubungan antar variabel adalah x1 dan y1 : Apakah jumlah nominal mempengaruhi kualitas produk ? Asumsinya adalah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan,atau bank mampu mencairkan dana sesuai yang tertera pada bilyet giro syariah. x1 dan y2 : apakah nominal mempengaruhi harga ? asumsinya adalah semakin tinggi nominal mempengaruhi harga/beban kepada penarik dana atau sebaliknya.
x1 dan y3 : apakah nominal mempengaruhi kualitas pelayanan bank ? asumsinya adalah besar kecilnya nominal yang tertera bank tetap memberikan pelayanan yang memuaskan x1 dan y4 : apakah nominal akan mempengaruhi faktor emosional
asumsinya adalah nominal mampu memberikan faktor kepuasan emosional kepada nasabah x1 dan y5 : apakah nominal mempengaruhi biaya kemudahan ? asumsinya adalah nominal yang besar atau kecil sama sama diberikan biaya kemudahan yang reatif sama Asumsi X1 ini berdasarkan teori bilyet giro, Hal ini Bank penyimpanan dana menerima bilyet giro dari penarik dan memindahkan dana tersebut dalam bilyet giro dengan nota kredit kepada bankir nasabah penerima dana untuk dikreditkan ke rekening penerima yang namanya tercantum dalam bilyet giro tersebut. x2 dan y1 : kemudahan akses jangkauan mempengaruhi produk ? asumsinya adalah semakin mudah aksesnya biyet giro syarah mempengaruhi kualitas produk x2 dan y2 : kemudahan akses jangkauan mempengaruhi harga ? asumsinya adalah semakin mudah bilyet giro dijangkau tidak mempengarhi harga/biaya x2 dan y3 : kemudahan jangkauan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ? asumsinya adalah kemudahan jangkauan pemegang bilyet giro akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan bank x2 dan y4 : kemudahan jangkauan mempengaruhi faktor emosional ? karena kemudahan jangkauan yang diberikan oleh bilyet giro memberikan kepuasan faktor emosional
x2 dan y5 : kemudahan jangkauan mempengaruhi biaya kemudahan? Asumsinya adalah kemudahan jangkauan yang diberikan oleh bilyet giro mempengaruhi biaya kemudahan untuk pemindahan dana di bilyet giro. Ini berdasarkan teori kemudahan jangkauanDan juga teori mengenai faktor emosional, biaya Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah dan efisien dalam mendaapatkan produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidaak perlu menabung waktu untuk mendapatkan produk atau jasa.
x3 dan y1 : kepraktisan mempengaruhi kualitas produk ? Asumsinya adalah kepraktisan produk bilyet giro akan mempengaruhi kualitas produk, semakin praktis penggunaannya semakin baik kualitas yang diberikan x3 dan y2 : kepraktsan mempengaruhi harga ? Asumsinya adalah kepraktisan bilyet giro tidak berpengaruh terhadap bilyet giro x3 dan y3 : kepraktisan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ? asumsinya adalah kepraktisan pemindahan dana pada bilyet giro dapat meningkatkan kualitas pelayanan bank x3 dan y4 : kepraktisan mempengaruhi faktor emosional ? Asumsinya adalah kepraktisan terhadap penggunaan bilyet giro dapat meningkatkan faktor emosional pelaku bisnis,jadi pelaku bisnis merasa terbantu dengan kehadiran bilyet giro syariah
x3 dan y5 : kepraktisan mempengaruhi biaya kemudahan ? Asumsinya adalah kepraktisan yang diberikan oleh bilyet giro bisa memberikan biaya kemudahan terhadap penggunanya x4 dan y1 : kepercayaan penerbit mempengaruhi kualitas produk ?
asumsinya adalah kepercayaan penerbit bilyet giro sendiri akan mempengaruhi kualitas produk bilyet giro tersebut x4 dan y2 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi harga ? asumsinya adalah beda pihak penerbit akan memberikan harga atau return yang berbeda x4 dan y3 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ? asumsinya adalah kepercayaan pihak penerbit bilyet giro syariah akan memberikan kualitas pelayanan yang berbeda x4 dan y4 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi faktor emosional asumsinya adalah pihak penerbit bilyet giro syariah akan memberikan pengaruh yang berbeda dalam memberikan faktor emosional nasabahnya x4 dan y5 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi biaya kemudahan ? asumsinya adalah setiap bank syariah yang menerbitkan bilyet giro akan memberikan biaya kemudajan yang berbeda pula.
Hal ini berdasarkan teori kualitas produk. Untuk memuaskan nasabah perlu diketahui faktor faktor yang menentukan tingkat kepuasan nasabah. Menurut Handi Irawan ada lima faktor yang menentukan tingkat kepuasan nasabah, yaitu : 22 Konsumen merasa puas jikalau telah membeli dan menggunakan suatau produk dan ternyata produk yang digunakan berkualitas. Ada 6 elemen kualitas produk, yaitu Performance,Durability,Feature,Reliability,Consistency dan Design. Agar produk yang dibuat laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus harus diciptakan setiap waktu, sehingga dapat menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini.
22
Handi Irawan “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan (Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002),h 37
BAB III A. Metode Penelitian Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu tersendiri. Ada dua format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigm dominan dalam metodologi penelitian kuantitatif yaitu format deskriptif dan format eksplanasi, kedua format ini dijelaskan sebagai berikut :
Penelitian kuantitatif
Deskripsi
Survei / pemasaran Studi kasus
Dilihat dari pendekatan penelitian Penelitian kualitatif
Survei/ pemaiaran Eksplanasi Eksperimen
Gambar 3.1. Format penelitian kuantitatif Penelitian kuantitatif dengan format deskritif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkut ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Fomat deskriptif studi kasus tidak memiliki ciri – ciri pemairan (menyebar dipermukaan). Tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai variabel. Dari ciri yang demikian, memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan menusuk sasaran penelitian. Sedangkan format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Lazimnya format deskriptif
suvei tidak menggunakan sampel penelitian, karena itu secara mutlak tidak menggunakan hipotesis penelitian, tetapi penggunaan hipotesis dalam pengumpulan data merupakan sebuah keharusan.1 Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptip, penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang terstruktur dan mengkuantifikasikan data untuk digeneralisasikan.2 Selain itu metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.4 Agar penelitian lebih terarah peneliti menggunakan pendekatan secara kuantitatif untuk mengolah data yang diperoleh dari teknik kuisioner diwilayah penelitian. Tujuan pokok kuisioner adalah untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Melalui kuisioner, informasi yang diperoleh mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi.5 B. Lokasi Penelitian
1
Burhan bungin, Metode Penelitian Kuantitatif (JAKARTA : KENCANA), H 35 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR), h.13 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (BANDUNG : Alfabeta,2009), h8 4 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama (JAKARTA : Kencana,2005) h.36 5 Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”(Jakarta : LP3ES,2012) h 182 2
Alasan peneliti melakukan penelitian didaerah kasemen adalah karena perekonomian didaerah kasemen dan putaran uang yang tinggi disetiap harinya. Dan semua perusahaan kayu memiliki karyawan yang berasal dari daerah tersebut, sehingga hal ini mampu menyerap pengangguran didaerah tersebut dan perekonomian masyarakat kasemen serang banten. Maraknya usaha jual beli kayu di wilayah Kasemen, Kota Serang, menghidupkan ekonomi di wilayah tersebut. Bukan hanya bagian-bagian kayu yang sudah dipilah dan dipotong sesuai keinginan yang dijual, tetapi juga potongan kayu yang tidak terpakai dan menjadi limbah. 6 PETA KECAMATAN KASEMEN
Gambar 3.2Peta kecamatan kasemen Kecamatan Kasemen memiliki luas wilayah 56,36 Km2, dengan batas-batas Kecamatan sebagai berikut : Utara
: Laut Jawa
Selatan
: Kecamatan Serang
Barat
: Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang
6
“Pengolahan Limbah Kayu di Desa Banten Menghidupi Kasemen” , BANTEN RAYA, 21 FEBRUARI 2014
Timur
: Kecamatan
Pontang
Kabupaten
Serang
Tabel 3.1 Batas Kecamatan kasemen
Ibukota Kecamatan Kasemen terletak pada jarak ± 9 Km dari ibukota Serang. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Kasemen sebagian besar merupakan dataran, dengan ketinggian rata-rata 500-700 m dari permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan 12 mm/tahun. 1. Secara Administrasi wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi 70 Dusun, 70 Rukun Warga (RW), 245 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah penduduk 91.852 jiwa, yang terdiri dari 47.725 jiwa laki-laki, dan 44.127 jiwa perempuan. 2. Kecamatan Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian utara dari kota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Utara ini diarahkan dengan fungsi utama pariwisata cagar budaya dan cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum. 3. Di wilayah Kecamatan Kasemen melintas sebuah sungai yang cukup besar dan terkenal yaitu Sungai Cibanten yang bermuara di Karangantu yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Di Kecamatan Kasemen juga terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan Cagar Alam Pulau Dua. Cagar Budaya Banten Lama ini merupakan tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh
peziarah baik dari daerah Banten sendiri maupun dari luar daerah Banten, serta masih banyak peninggalan sejarah di masa Kesultanan Banten yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen.
Jumlah Penduduk Kecamatan Kasemen Serang Banten Desa/Kelurahan
Laki-laki
Perempuan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Kasemen
7.539
7.106
14.645
2. Warung Jaud
4.454
4.343
8.797
3. Mesjid Priyayi
3.793
3.414
7.207
4. Bendung
3.745
3.727
7.472
5. Sawah Luhur
5.076
5.198
10.274
6. Kilasah
3.763
3.351
7.114
7. Terumbu
4.719
4.505
9.224
8. Margaluyu
3.021
3.015
6.036
9. Kasunyatan
3.451
3.988
7.439
10. Banten
8.061
7.760
15.821
Kasemen
47.622
46.407
94.029
Tabel 3.2
C. Metode Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilyah generalisai yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sampelnya.7 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudan ditarik kesimpulannya. 8 Pada penelitian ini menggunakan populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas batasannya secara kuantitatif. 9 Jumlah populasi perusahaan dagang pada peelitian ini berjumlah 143 yang mana angka disebut diperoleh dari data industri non formal kota serang yang peneliti dapatkan dari kantor kecamatan serang 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Hal hal yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan iberlakukan untuk populasi. Untuk tu sampel yang diambl dari populasi harus betul betul representative (mewakili) populasinya.10 Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu mengambil sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel.11 Metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan memilih respon secara kebetulan dan cocok sebagai sumber data dengan 7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (BANDUNG : Alfabeta,2009), h80 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR), h.92 9 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama (JAKARTA : Kencana,2005) h.99 10 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR), h.94 11 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 13, h.61 8
berbagai pertimbangan, yaitu responden merupakan mitra yang bergabung di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok. D. Pengukuran variabel Dalam penelitian ini digunakan ukuran nominal. Ialah suatu ukuran yang diberikan kepada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja. Ukuran nominal ini merupakan ukuran yang paling sederhana. Obyek dikelompokan dalam set – set dan kepada semua anggota set diberikan angka12 Dan untuk ukuran skala pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial, dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapar berupa pertanyaan atau pernyataan. 13 E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuisioner didalam pengumpulan data penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal lain yang mengurangi 12
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR), h.65 13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (BANDUNG : Alfabeta,2009), h93
validitas data. Misalnya apakah si pewawancara yang mengumpulkan data betul betul mengikuti petunjuk yang diberikan dalam kuisioner tersebut. 14 Untuk mengkorelasikan data tersebut dapat digunakan formula perhitungan rumus korelasi product moment dari pearson yaitu.15
N∑ XY – (∑ X) (∑ Y)
rxy = (N∑ X2 – (∑X2)
(N∑Y2 – (∑ Y2)
Untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan valid, maka dilakukan uji validitas terhadap 50 kuesioner yang telah diisi oleh responden. Suatu pertanyaan dapat dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi positif dan bernilai >0,27. Nilai validitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Pernyataan A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 B1 B2 B3 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 14
Corrected Item- Total Correlation 0.595 0.682 0.442 0.397 0.537 0.459 0.559 0.223 0.473 0.511 0.776 0.102 0.478 0.313 0.399 0.441 0.408
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”(Jakarta : LP3ES,2012) h 125 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR), h.84 15
D6 D7
0.453 0.456
Valid Valid
Tabel 3.3 Uji Validitas Sedangkan uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur suatu gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang pengukuran hasil yang konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik, seperti berat dan panjang beban, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang sulit dicapai. Akan tetapi mengukur fenomena sosial,seperti sikap,opini dan persepsi, pengukuran yang konsisten agak sulit dicapai. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya, makin besar kesalahan pengukuran makin tidak reliabel alat pengukur tersebut.16 Suatu kuesioner dikatakan realibel jika nilai koefisien alpha > 0,27. Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
16
Pernyataan A1
Cronbach Alpha 0.874
A2
0.876
A3
0.880
A4
0.874
A5
0.876
A6
0.875
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”(Jakarta : LP3ES,2012) h 141
A7
0.875
B1
0.882
B2
0.876
B3
0.876
C1
0.904
C2
0.890
D1
0.878
D2
0.881
D3
0.876
D4
0.878
D5
0.877
D6
0.872
D7
0.877
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas F.
Analisis faktor Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dikarenakan peneliti ingin
mengetauhi faktor-faktor yang mempengaruhi kepusan pelaku bisnis perusahaan kayu dalam menggunakan bilyet giro syariah. Metode analisis faktor memungkinkan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian karena tujuan penggunaan analisis faktor adalah: a. Mengidentifikasi dimensi pokok atau faktor yang menerangkan korelasi antara sekumpulan variabel. b. Menentukan atau menyeleksi variabel-variabel mana yang dominan dan yang saling berhubungan dari sekumpulan variabel yang semula dianggap tidak saling berhubungan.
c. Mengidentifikasi beberapa variabel yang lebih menonjol dari yang lainnya. Pada awalnya teknik analisis faktor dikembangkan pada awal abad ke-20. Teknik analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli statistik Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan mengukur intelegensia seseorang. Pada analisis faktor dapat dibagi dua macam yaitu analisis komponen utama (principal component analiysis = PCA) dan analisis faktor (factor analisis = FA). Kedua analisis itu bertujuan menerangkan struktur ragam-peragam melalui kombinasi linear dari variabel-variabel pembentuknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor atau komponen adalah variabel bentukan bukan variabel asli. Secara umum analisis faktor atau analisis komponen utama bertujuan untuk mereduksi data dan menginterpretasikan sebagai suatu variabel baru yang berupa variabel bentukan.17 Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Analisis faktor merupakan analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang paling mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian uji yang dilakukan atas serangkaian variabel independen sebagai faktornya. Sebelum melakukan analisis faktor, sejumlah asumsi yang harus dipenuhi adalah: a. Korelasi antar variabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5. b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation.
17
Analisis Faktor, h.168, artikel diambil dari http://www.fp.unud.ac.id/ind/wpcontent/uploads/mk_ps_agribisnis/ekonomitrika/8_.%20Analisis%20Faktor.pdf diakses pada tanggal 28 Oktober 2013
c. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang diukurr dengan besaran Bartlett test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.18 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses analisis faktor adalah sebagai berikut: a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis b. Menguji variabel agar menjadi variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor dengan melihat angka pada KMO dan Bartlett’s Test c. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan proses factoring, atau ekstraksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor d. Lalu dilakukan proses factor rotation untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Beberapa metode rotasi yang dapat dilakukan adalah: 1) Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90o. Perotasian ini dilakukan dengan tetap mempertahankan keortogonalan faktor-faktor yang berimplikasi pada ada atau tidaknya perbedaan antara pola dengan bobot terstruktur. Beberapa rotasi yang termasuk rotasi orthogonal adalah rotasi Varimax, Quartimax, Equamax, dan Parsimax. 2) Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan namun tidak harus 90o. Pada rotasi ini diasumsikan bahwa faktor-faktor yang dihasilkan saling berkorelasi.
18
h.13
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006),
Beberapa rotasi yang termasuk rotasi oblique adalah rotasi Promax, Procustes, dan Harris-Kaiser. e. Interpretasi faktor yang telah terbentuk. Yaitu dengan memberi nama atas faktor yang terbentuk, yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.19 Proses seleksi variabel pada analisis faktor dalam penelitian ini didasarkan pada: a. Kaiser Meyer Olkin (KMO) dan Bartlett’s Test KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan uji kelayakan dari analisis faktor. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut valid atau tidak. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Secara umum, analisi faktor dapat dilakukan bila indeks KMO lebih besar dari 0,5. Klarifikasi nilai KMO adalah sebagai berikut: >0,9
: sangat memuaskan
0,8-0,9 : memuaskaan 0,7-0,8 : nilai menengah 0,6-0,7 : cukup 0,5-0,6 : kurang memuaskan <0,5
: tidak dapat diterima
b. Measure of Sampling Adequacy (MSA) Dilakukan pemeriksaan terhadap nilai anti-image correlation pada tabel antiimage matrices yang ditunjukkan oleh nilai diagonal dari kiri atas ke kanan bawah yang bertanda huruf a pada setiap nilainya yang merupakan nilai Measure of 19
Statistics of Your Life, artikel diambil dari http://exponensial.wordpress.com/2010/11/30 /analisis-faktor / diakses pada tanggal 19 September 2013
Sampling Adequacy
(MSA). Bila nilai MSA <0,05 maka variabel tersebut
sebaliknya di drop dari system analisis dan dilakukan analisis ulang hingga mencapai semua nilai MSA>0,5 c. Eigenvalues Total varians explained menerangkan nilai persen dari varians yang mampu diterangkan
oleh
banyak
faktor
yang
terbentuk.
Nilai
eigenvalues
menggambarkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians dari variabel-variabel yang di analisis. Banyaknya faktor yang harus diambil didasarkan pada initial eigenvalues total >1 atau lebih besar dari satu. d. Loading Factor Rotated Component Matrix adalah nilai loading faktor dari setiap variabel. Loading factor merupakan besarnya korelasi antara faktor skor dan variabel tersebut. Penempatan variabel ke dalam faktor ditentukan berdasarkan loading factor tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Bagian ini menyajikan informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner yang dibagikan berjumlah 50 responden yaitu pemilik perusahaan dagang kayu didaerah kasemen serang.
USIA 25 20 15
USIA
10 5 0
20 - 30 tahun
30 - 40 tahun
40 - 50 tahun
50 - 60 tahun
Gambar 4.1 Karakterikstik Responden Pada gambar 4.1 Responden pengusaha kayu didominasi pada usia 30 – 40 tahun sebanyak 25 orang atau sebesar 50% yang kemudian dilanjutkan oleh usia 50 – 60 tahun sebanyak 11 responden atau sebesar 22%, selanjutnya dilanjutkan oleh usia 40 – 50 tahun tahun sebanyak 9 orang atau sebesar 18%, selanjutnya yang paling kecil pada usia 20 – 30 tahun tahun hanya 5 orang atau sebesar 10%.
Pendidikan Terakhir 30 25 20 15
Pendidikan Terakhir
10 5 0
SMP
SMA
DIPLOMA
STRATA 1
Grafik 4.2 Pendidikan Terakhir
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pendidikan tertinggi adalah lulusan sma dimana terdapat 25 orang atau 50%, dan selanjutnya pendidikan strata 1 dimana sebanyak 11 orang atau sebesar 22%, selanjutnya mereka yang pendidikan diploma sebanyak 9 orang atau sebesar 18% dan yang terakhir adalah mereka yang berpendidikan smp hanya ada 5 orang atau sebesar 10%
Jumlah Pendapatan 25 20 15 10
Jumlah Pendapatan
5 0
Rp 5.000.000 Rp Rp Rp - Rp 10.000.000 - 20.000.000 - 30.000.000 > 10.000.000 Rp Rp 20.000.000 30.000.000
Grafik 4.3 Jumlah Pendapatan Pada gambar diatas pendapatan Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000 sebanyak 21 orang atau sebesar 42% yang selanjutnya Rp 20.000.000 – Rp 30.000.000 sebanyak 18 orang atau sebesar 36%, selanjutnya pendapatan sebesar Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 sebanyak 9 orang atau sebesar 18 orang, dan yang paling akhir adalah mereka yang berpendapatan lebih dari Rp 30.000.000 hanya ada 2 orang atau sebesar 4%.
Manfaat Yang Diperoleh Bilyet Giro memberi keamanan… Lebih Praktis
Manfaat Yang Diperoleh Bilyet Giro
Mempersingkat waktu Mempermudah… 0
5
10
15
20
Grafik 4.4 Manfaat Yang Diperoleh Bilyet Giro
Pada gambar diatas manfaat yang tertinggi dari bilyet giro adalah lebih praktis, terlihat dari responden yag menjawab sebanyak 19 orang atau sebesar 38%, selanjutnya manfaat yang diperoleh adalah memberi keamanan transaksi sebanyak 18 orang atau sebesar 36%. Sedangkan manfaat mempersingkat waktu sebanyak 7 orang atau sebesar 14%,dan manfaat yang paling kecil adalah manfaat mempermudah pembayaran sebanyak 6 orang atau sebesar 12%
Pelayanan Yang didapat 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Pelayanan Yang didapat
memuaskan sangat memuaskan
Grafik 4.5 Pelayanan yang didapat Dari grafik diatas responden menanggapi pelayanan bank syariah dengan memuaskan sebanyak 44 orang atau sebesar 88%, dan responden yang menjawab sangat memuaskan sebanyak 6 orang atau sebesar 12%
Tertarik menggunakan bilyet giro 40 35 30 25 20
Tertarik menggunakan bilyet giro
15 10 5 0
sangat tertarik
tertarik
kurang tertarik
Grafik 4.6 Tertarik Menggunakan Bilyet Giro
Dari gambar diatas responden yang memilih tertarik menggunakan bilyet giro untuk usahanya sebanyak 37 orang atau sebesar 74%, dan responden yang memlih 10 orang atau sebesar 20%, dan ressponden yang menjawab kurang tertarik hanya 3 orang atau sebanyak 6%
B. INTERPRETASI HASIL Analisis faktor digunakan untuk menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelaku bisnis terhadap penggunaan bilyet giro . Metode ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara jumlah variabel-variabel yang saling bebas satu dengan lainnya, sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variable (faktor) yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal, tetapi tetap mencerminkan variabel aslinya. Pada penelitian ini terdapat 19 variabel yang akan di analisis. Adapun ke-19 variabel termasuk di dalamnya adalah (A1) Respon pegawai saat anda mengajukan bilyet giro. (A2) penjelasan pegawai bank terhadap produk giro. (A3) kesigapan pegawai dalam melayani anda. (A4) Dilayani dengan cepat dan tepat. (A5) Fasilitas pelayanan bank terhadap nasabah giro (A6) Solusi yang tepat diberikan pegawai terhadap bilyet giro yang bermasalah (A7) Kesopanan pegawai dalam melayani nasabah.
(B1) Bank memberikan biaya administrasi yang murah. (B2) Perkembangan market giro pada bank syariah sudah baik (B3) Persaingan bagi hasil bank sudah kompetititif. (C1) Apakah anda berminat untuk berpindah produk giro ini ke bank lain. (C2) Apakah anda berminat untuk memberikan informasi produk yang anda gunakan kepada kerabat. (D1) Apakah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan (D2) Anda merasakan fungsi lain dari bilyet giro selain untuk memindahkan dana yang besar (D3) Sejauh ini anda merasakan gangguan tekhnis atau non tekhnis pada bilyet giro syariah (D4) Bank memberikan kualitas produk lebih dari yang dijanjikan (D5) Produk bilyet giro yang anda gunakan sudah mampu bersaing unggul dengan competitor (D6) Pembagian hasil produk giro yang anda punya konsisten dari awal (D7) Pada saat awal anda mebuka giro, abank menawarkan produk dengan cara yang menaik sehingga menarik minat anda. Selanjutnya penulis akan menggunakan metode Bartlett’s Test of Sphercity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) untuk menilai variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan kedalam analisis selanjutnya. Maka hasil perhitungan komputer dengan menggunakan program SPSS 16 diperoleh output hasil seperti dibawah ini:
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.780
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
444.720
df
171
Sig.
.000
Hasil pengolahan memperlihatkan angka Keiser-Meyer_Olkin Measure of Sampling Adequacy (K-M-O MSA) adalah 0,780 dengan signifikansi 0,000. Karena angka KMO sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh di bawah 0,05 (0,000<0,05). Maka variable bisa dianalis lebih lanjut dengan melihat angka anti image matrices (anti image correlation) (lihat lampiran) di dapatkan variabel yang memiliki nilai MSA (angka korelasi bertanda”a”). Pada anti image correlation didapatkan tidaj semua variabel memiliki nilai measure of sampling eduquency diatas 0,5, yaitu variabel (C1) Apakah anda berminat untuk berpindah produk giro ini kebank lain? maka data tersebut di olah kembali dengan tidak menyertakan C1. Setelah diakukan pengujian ulang, kini terjadi kenaikan angka KMO MSA sepeti terlihat pada tabel dibawah ini : KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .793 Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
434.101
df
153
Sig.
.000
Tabel 4.1 Kmo and Balett’s Test Dapat dilihat bahwa nila MSA (lihat lampiran) seluruh variabel sudah diatas 0,5 dengan nilai KMO dan Bartlett’s adalah 0,793 dengan sihnifikasi 000. Maka dalam
pertanyaan variabel ini sudah memenuhi persyaratan sebanyak 18 yang kemudian dapat dianalisis lebih lanjut dalam analisis faktor. Selanjutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yakni mengekstraksi sekumpulan variabel yang tersisa sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah Analisis Komponen Utama (Principle Component Analisys). Setelah proses ekstraksi dilakukan, maka diperoleh nilai communalities. Communalities pada dasarnya jumlah keragaman dari suatu variabel bermula-mula yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk dan semakin besar juga keragamanvariabel tersebut dengan faktor yang terbentuk.
Communalities
Initial
Extraction
A1
1.000
.592
A2
1.000
.734
A3
1.000
.735
A4
1.000
.578
A5
1.000
.505
A6
1.000
.646
A7
1.000
.595
B1
1.000
.496
B2
1.000
.826
B3
1.000
.686
C2
1.000
.655
D1
1.000
.695
D2
1.000
.693
D3
1.000
.560
D4
1.000
.461
D5
1.000
.658
D6
1.000
.726
D7
1.000
.658
Extraction
Method:
Principal
Component Analysis.
Tabel 4.2 comunalities Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel (A1) Respon pegawai saat anda mengajukan bilyet giro angkanya adalah 0,592 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 59,2% varians dari variabel manfaat menggunakan bilyet giro bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk (A2) Penjelasan pegawai bank terhadap produk giro angkanya adalah 0,732 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73% varians dari variabel (A2) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.Untuk variabel (A3) adalah 0,735, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,5% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (A4) angkanya adalah 0,578, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57,8% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (A5) addalah 0.505 hal ini menunjukan bahwa sekitar 50.5% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk (A6) solusi yang tepat diberikan pegawai terhadap bilyet giro yang bermasalah angkanya adalah 0,646 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 64,6 % varians dari variabel ) solusi yang tepat diberikan pegawai terhadap bilyet giro yang bermasalah dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk (A7) kesopanan pegawai
dalam melayani nasabah adalah 59.5% hal ini menunjukkan bahwa sekitar 59.5% varians dari variabel (A7) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (B1) Bank memberikan biaya administrasi yang murah adalah 0,496 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 49.6% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (B2) perkembangan market giro pada bank syariah sudah baik, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 82.6% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (B3) persaingan bagi hasil bank sudah kompetitif adalah 0.686, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68.6% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (C2) apakah anda berminat untuk memberikan informasi produk yang anda gunakan kepada kerabat 0.655, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 65.6% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D1) Apakah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan adalah 0.695, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69.5% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D2) Anda merasakan fungsi lain dari bilyet giro selain untuk memindahkan dana yang besar adalah 0.693, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69.3% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D3) sejauh ini anda merasakan gangguan tekhnis pada bilyet giro syariah adalah 0.560, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 56% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D4) bank memberikan kualitas produk lebih dari yang dijanjikan adalah 0.461 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 46.1% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Untuk variabel (D5) produk bilyet giro yang anda gunakan sudah mampu bersaing unggul dengan competitor adalah 0.658hal ini menunjukkan bahwa sekitar 65.8% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D6) pembagian hasil produk giro yang anda punya sudah konsisten dari awal adalah 0.726 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 72.6% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D7) pada saat awal anda membuka giro, bank mampu menawarkan produk dengan cara yang menarik adalah 0.658hal ini menunjukkan bahwa sekitar 65.8% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Total Variance Explained Extraction Initial Eigenvalues %
Sums
of
Squared Rotation
Loadings of Cumulative
Sums
of
Squared
Loadings %
of Cumulative
%
of Cumulative
Component Total
Variance
%
Total
Variance
%
Total
Variance
%
1
7.212
40.064
40.064
7.212
40.064
40.064
3.885
21.584
21.584
2
1.639
9.106
49.170
1.639
9.106
49.170
3.333
18.516
40.099
3
1.454
8.076
57.246
1.454
8.076
57.246
2.638
14.656
54.755
4
1.197
6.651
63.897
1.197
6.651
63.897
1.646
9.142
63.897
5
.946
5.258
69.155
6
.793
4.408
73.563
7
.719
3.993
77.556
8
.674
3.744
81.300
9
.599
3.329
84.629
10
.561
3.114
87.743
11
.518
2.877
90.620
12
.373
2.070
92.690
13
.349
1.941
94.631
14
.290
1.611
96.242
15
.233
1.295
97.537
16
.180
1.003
98.539
17
.162
.899
99.438
18
.101
.562
100.000
Extraction
Method:
Principal
Component
Analysis.
Tabel 4.3 Total variance explained
Pada tabel tersebut keempat variabel yang terbentuk ini memiliki angka eigenvalue di atas 1 sehingga proses factoring berhenti pada 4 variabel saja. Keempat variabel ini dapat menjelaskan 63.987% dari total keragaman variabel yang terbentuk. Eigenvalues menunjukkan kepentingan relative masing-masing variabel dalam menghitung keragaman 4 variabel yang dianalisis.
Component Matrixa
Component
1
2
3
4
A1
.758
-.078
-.057
.088
A2
.692
-.186
-.433
.183
A3
.565
-.019
-.409
.497
A4
.692
.256
-.157
.097
A5
.693
-.078
-.136
-.021
A6
.685
.189
.291
-.236
A7
.712
.234
-.047
.177
B1
.432
-.425
.280
.225
B2
.624
-.218
.561
.272
B3
.622
-.089
.523
.132
C2
.260
.610
.338
.317
D1
.642
-.477
.019
-.234
D2
.542
-.464
-.067
-.423
D3
.646
-.235
-.219
.200
D4
.587
.051
.179
-.285
D5
.642
.334
-.303
-.209
D6
.759
.340
-.067
-.171
D7
.644
.316
.049
-.375
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 4 components extracted.
Tabel 4.4 Component Matrix
Dari tabel component matrix ini, masih ada beberapa variabel yang tidak terlihat perbedaan nyata pada nilai loading factor, sehingga sulit untuk mentukan variabel tersebut termasuk faktor yang mana. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa nilai loading factor yang di bawah 0,5. Padahal syarat suatu variabel masuk ke dalam suatu faktor, nilai loading factor harus diatas 0,5. Untuk melihat perbedaan yang nyata pada nilai loading factor dari setiap variabel, maka harus dilakukan proses rotasi. Rotasi dalam penelitian ini adalah rotasi dengan metode varimax, yang bertujuan untuk memperbesar nilai loading factor yang awalnya memang sudah besar dan memperkecil nilai loading factor yang awalnya memang sudah kecil, sehingga diperoleh distribusi loading factor yang lebih jelas dan nyata.
Rotated Component Matrixa
Component
1
2
3
4
A1
.402
.530
.357
.153
A2
.219
.779
.113
.259
A3
.057
.845
.109
-.077
A4
.521
.530
.131
-.094
A5
.411
.481
.235
.223
A6
.699
.081
.388
.039
A7
.489
.519
.256
-.147
B1
-.039
.236
.632
.201
B2
.194
.184
.869
-.018
B3
.332
.121
.749
-.027
C2
.349
.067
.245
-.685
D1
.295
.275
.409
.604
D2
.332
.168
.236
.706
D3
.172
.635
.276
.227
D4
.579
.076
.295
.183
D5
.681
.420
-.124
.049
D6
.761
.364
.116
-.015
D7
.793
.120
.097
.073
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 7 iterations.
Tabel 4.5 Rotated component matrix Berdasarkan tabel rotated component matrix di atas, model faktor yang diperoleh yakni dengan mengambil variabel dengan koefisien terbesar pada faktor, kemudian diperoleh beberapa variabel yang mendominasi masing-masing faktor sebagai berikut: 1. Variabel respon pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,530 sehingga respon pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua 2. Variabel penjelasan pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,779 sehingga variabel penjelasan pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua. 3. Variabel kesigapan pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,845, sehingga variabel kesigapan pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua.
4. Variabel dilayanai dengan cepat/tepat loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,530, sehingga variabel dilayani dengan cepat/tepat dimasukkan ke dalam faktor kedua. 5. Variabel fasilitas pelayanan loading terbesar pada kolom faktor pertama component matrix yaitu sebesar 0,593, sehingga variabel fasilitas pelayanan dimasukkan ke dalam faktor pertama 6. Variabel solusi yang tepat
nilai loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu
sebesar 0,699, sehingga variabel solusi yang tepat dimasukkan ke dalam faktor pertama. 7. Variabel kesopanan pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,519, sehingga variabel kesopanan pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua. 8. Variabel biaya administrasi yang murah nilai loading terbesar pada kolom faktor ketiga yaitu sebesar 0,632 sehingga variabel biaya administrasi yang murah dimasukkan ke dalam faktor ketiga. 9. Variabel perkembangan market nilai loading terbesar pada kolom ketiga yaitu sebesar 0,869, sehingga variabel perkembangan market dimasukkan ke dalam faktor ketiga. 10. Variabel bagi hasil yang kompetitif nilai loading terbesar pada kolom ketiga yaitu sebesar 0,749, sehingga variabel bagi hasil yang kompetitif dimasukkan ke dalam faktor ketiga. 11. Variabel berminat memberikan informasi kepada kerabat nilai loading terbesar pada kolom kedua component matrix yaitu sebesar 0,610 sehingga variabel berminat memberikan informasi ke dalam faktor kedua 12. Variabel jumlah besar kecilnya nominal nilai loading terbesar pada kolom keempat yaitu sebesar 0,604, sehingga variabel jumlah besar kecilnya nominal dimasukkan ke dalam faktor keempat
13. Variabel fungsi lain nilai loading terbesar pada kolom keempat yaitu sebesar 0,706, sehingga variabel fungsi lain dimasukkan ke dalam faktor keempat. 14. Variabel gangguan tekhnis nilai loading terbesar pada kolom kedua yaitu sebesar 0,635, sehingga variabel gangguan tekhnis dimasukkan ke dalam faktor kedua 15. Variabel kualitas produk lebih dari yang dijanjikan nilai loading terbesar pada kolom pertama yaitu sebesar 0,579, sehingga variabel kualitas produk lebh dari yang dijanjikan dimasukkan ke dalam faktor pertama 16. Variabel mampu bersaing dengan competitor nilai loading terbesar pada kolom pertama yaitu sebesar 0,681, sehingga variabel mampu bersaing dengan competitior dimasukkan ke dalam faktor pertama 17. Variabel bagi hasil yang konsisten nilai loading terbesar pada kolom pertama yaitu sebesar 0,761, sehingga variabel bagi hasil yang konsisten dimasukkan ke dalam faktor pertama. 18. Variabel promosi yang menarik nilai loading terbesar pada kolom pertama yaitu sebesar 0,793, sehingga variabel promosi yang menarik dimasukkan ke dalam faktor pertama.
Penjelasan keempat faktor yang terbentuk tersebut adalah: 1. Faktor pertama terdiri dari variabel solusi yang tepat diberikan egawai terhadap bilyet giro yang bermasalah, Bank memberikan kualitas produk lebih dari yang dijanjikan, Produk bilyet giro yang anda gunakan sudah mampu bersaing unggul dengan competitor, Pembagian hasil produk giro yang anda punya konsisten dari awal, Pada saat awal anda mebuka giro, abank menawarkan produk dengan cara yang menaik sehingga menarik minat anda
2. Faktor kedua terdiri dari Pada saat awal anda mebuka giro, abank menawarkan produk dengan cara yang menaik sehingga menarik minat anda, Penjelasan pegawai bank terhadap produk giro, Kesigapan pegawai dalam melayani anda, Dilayani dengan cepat dan tepat, Kesopanan pegawai dalam melayani nasabah, Sejauh ini anda merasakan gangguan tekhnis atau non tekhnis pada bilyet giro syariah 3. Faktor ketiga terdiri dari Bank memberikan biaya administrasi yang murah, Perkembangan market giro pada bank syariah sudah baik, Persaingan bagi hasil bank sudah kompetititif 4. Faktor keempat terdiri dari Apakah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan, Anda merasakan fungsi lain dari bilyet giro selain untuk memindahkan dana yang besar
Component Transformation Matrix Compo nent
1
2
3
4
1
.653
.582
.453
.171
2
.526
-.080
-.368
-.763
3
.084
-.609
.751
-.241
4
-.538
.533
.308
-.575
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Tabel 4.6 Component Transformation Matrix
Pada tabel 4.5 , angka-angka yang terdapat dalam garis diagonal dari kiri atas ke kanan bawah, yaitu antara component 1 dengan component 1 dan component 2 dengan component 2, component 3 dengan component 3 dan component 4 dengan component 4. Terdapat 2 faktor yang nilainya di atas 0,5 yaitu faktor pertama dan faktor ketiga dan ini menunjukan bahwa faktor yang terbentuk tersebut sudah cukup karena memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi yaitu di atas 0,5.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan hipotesis, Dan pada hasil ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa (Ho) ditolak,hal ini ditunjukan karena ada pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen Berdasarkan data dari pengolahan data dengan analisis faktor dan nilai real angket kuisioner, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa. Variabel
Nilai loading 0,530
Nilai real angket kuisioner 0,784
0,779
0,819
A.3Kesigapan pegawai dalam melayani anda
0,845
0,847
A.4 Dilayani dengan cepat dan tepat.
0,530
0,819
A.5 Fasilitas pelayanan bank terhadap nasabah
0,593
0,835
0,699
0,835
melayani 0,519
0.894
A.1 Respon pegawai saat anda mengajukan bilyet giro A.2 Penjelasan pegawai bank terhadap produk FAKTOR giro. 1
giro A.6 Solusi yang tepat diberikan pegawai terhadap bilyet giro yang bermasalah A.7
Kesopanan
nasabah.
pegawai
dalam
0,632
0,763
0,869
0,831
sudah 0,749
0,847
0,610
0,831
0,604
0,815
FAKTOR D.2 Anda merasakan fungsi lain dari bilyet giro 0,604
0,807
B.1 Bank memberikan biaya administrasi yang murah FAKTOR B.2 Perkembangan market giro pada bank 2
syariah sudah baik B.3
Persaingan
bagi
hasil
bank
kompetititif.
FAKTOR C.1Apakah anda berminat untuk memberikan 3
informasi produk yang anda gunakan kepada kerabat. D.1 Apakah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan
4
selain untuk memindahkan dana yang besar
D.3 Sejauh ini anda merasakan gangguan
0,635
0,792
0,579
0,811
0,681
0,831
tekhnis atau non tekhnis pada bilyet giro syariah D.4Bank memberikan kualitas produk lebih dari yang dijanjikan D.5Produk bilyet giro yang anda gunakan sudah
mampu bersaing unggul dengan competitor D.6 Pembagian hasil produk giro yang anda
0,761
0,850
0,793
0,882
punya konsisten dari awal D.7 Pada saat awal anda mebuka giro, bank menawarkan produk dengan cara yang menaik sehingga menarik minat anda
Berdasarkan nilai real angket kuisioner ada satu variabel yang berbeda dengan hasil teori analisis faktor, yaitu pada variabel perkembangan market bilyet giro sudah baik 1. Dari 4 faktor yang terbentuk tersebut, terdapat 2 yang paling mempengaruhi kepuasaan pelaku bisnis dalam menggunakan bilet giro syariah dengan angka diatas 0,700 yaitu variabel penjelasan pegawai terhadap produk giro dengan nilai loading 0,779 dan variabel kesigapan pegawai dalam melayani dengan nilai loading 0,845.
B. SARAN Berdasarkan
hasil penelitian, faktor pelayanan memegang peranan penting dalam
kepuasan pelaku bisnis terhadap penggunaan bilyet giro Hal ini karena sebagian besar pelaku bisnis merasakan pelayanan yang baik dari bank syariah. Maka untuk menarik minat nasabah giro, maka bank syariah perlu memperlukan relasi yang baik dengan nasabah giro dan untuk nasabah yang hendak membuka rekening giro, maka pegawai bank wajib menjelaskan secara detail akad dan perbedaan pada pinsip syariah dengan konvensional
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Sutedi, SH., M.H. PERBANKAN SYARIAH Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. Effendi, Sofian Metode Penelitian Survei Jakarta : LP3ES,2012. Afiff , Faisal, STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996 Anshori, Muslich, dan Iswati, Sri, Metodologi Penelitian Kualitatif SURABAYA : Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR Analisis Faktor, h.168, artikel diakses pada tanggal 22 april 2016 diambil dari http://www.fp.unud.ac.id/ind/wpcontent/uploads/mk_ps_agribisnis/ekonomitrika/8_.%20Analisis%20Faktor.pdf Aziz, Abdul, Etika Bisnis Perspektif Islam implementasi etika islami untuk dunia usaha BANDUNG : ALFABETA ,2013. Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama JAKARTA : Kencana,2005 Fandy, Tjiptono, Manajemen Jasa Yogyakarta : Andi, 2004. Hasyim, Farida, Hukum Dagang, Jakarta: Sinar Grafikaa, 2011. Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional, edisi revisi, Jakarta : Kencana.2008.
Irawan, Handi, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002 Kansil, C.S.T, dan Kansil. Christine,S.T., Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2002. Kasmir, Pemasaran Bank Jakarta: Kencana,2005. Love lock, H Christoper,Service Marketing,2nd edition,Prentice hall Bandung : PT Rafika Aditawa,1991. Singarimbun, Masri, & Effendi, Sofian METODE PENELITIAN SURVAI EDISI REVISI Sangadji, Mamang Etta, dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2013.
99
PBI No 8/29/PBI/2006 Tentang daftar hitam nasional penarik cek dan atau bilyet giro kosong no 23 Penjelasan Fatwa No 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang giro Pasal 1 angka (6) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Santoso Singgih, , Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006 Statistics of Your Life, artikel diakses pada tanggal 19 September 2013 diambil dari http://exponensial.wordpress.com/2010/11/30 /analisis-faktorSunarto, Zulkifli, Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH Jakarta: PT. Bestari Buana Murni, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D ANDUNG : Alfabeta,2009. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, Cet. 13, Bandung: Alfabeta, 2007. Widiyono, Tri, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2006
100
Anti-image Matrices B1
B2
B3
C1
C2
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
.031
-.029
-.065
-.021
.013
-.028
.032
.082
-.056
.003
.041
-.053
.039
.052
.002
.067
.105
-.073
.045
-.081
-.058
-.017
-.101
.140
-.076
-.057
.010
-.128
-.095
.063
-.056
-.048
.101
-.102
.091
-.069
.010
-.003
.069
.165
-.062
-.075
.045
-.035
.038
-.003
-.099
-.006
-.076
.020
-.026
-.134
-.038
-.003
-.022
-.156
.113
-.050
.032
-.086
.041
-.102
.030
-.018
-.079
.002
-.098
.092
-.005
-.027
-.049
.000
-.014
.005
-.026
-.133
-.101
.010
-.010
-.081
.075
.026
.022
-.095
.577
-.107
-.002
.086
.045
-.126
.012
.049
-.025
.009
-.097
.124
-.107
.289
-.183
-.016
.055
-.083
.124
-.091
-.066
.053
-.012
.044
-.002
-.183
.338
.092
-.100
.081
-.129
.026
.044
-.004
-.014
-.060
.086
-.016
.092
.715
.032
.018
-.014
.076
.001
-.027
-.075
.041
.045
.055
-.100
.032
.621
-.030
.144
.022
-.142
-.007
-.073
.137
-.126
-.083
.081
.018
-.030
.328
-.208
.038
-.001
-.012
.088
-.089
.012
.124
-.129
-.014
.144
-.208
.391
-.086
-.056
-.002
-.049
.070
.049
-.091
.026
.076
.022
.038
-.086
.423
-.099
.042
-.008
.003
-.025
-.066
.044
.001
-.142
-.001
-.056
-.099
.515
-.036
-.012
-.137
.009
.053
-.004
-.027
-.007
-.012
-.002
.042
-.036
.431
-.123
-.039
-.097
-.012
-.014
-.075
-.073
.088
-.049
-.008
-.012
-.123
.247
-.110
.124
.044
-.060
.041
.137
-.089
.070
.003
-.137
-.039
-.110
.324
.075
-.100
-.204
-.046
.030
-.088
.094
.231
-.143
.008
.150
-.171
.107
.200
.008
.164
.275
-.264
.148
-.258
-.169
-.053
-.421
.510
-.151
-.158
.027
-.226
-.179
.165
-.134
-.110
.210
-.232
.274
-.181
.020
-.009
.189
.312
-.126
-.208
.115
-.086
.084
-.007
-.319
-.018
-.153
.057
-.067
-.242
-.073
-.008
-.054
-.366
.240
-.117
.099
-.230
.086
-.298
.081
-.034
-.157
.005
-.246
.223
-.010
-.064
-.154
-.003
.074
.131
-.218
.048
.525a
-.066
.292
.043
-.251
-.014
-.186
.305
-.290
-.268
.245
.037
-.066
.744a
-.581
.102
-.003
-.031
.310
-.274
.024
.370
-.355
-.026
.292
-.581
.667a
-.212
-.125
-.006
-.157
.196
.100
-.261
.069
.138
.043
.102
-.212
.812a
-.211
.099
-.026
.007
-.047
-.170
.106
.002
-.251
-.003
-.125
-.211
.812a
-.077
-.033
-.336
.017
.149
-.010
-.049
-.014
-.031
-.006
.099
-.077
.903a
-.376
-.104
-.258
-.046
-.050
-.179
-.186
.310
-.157
-.026
-.033
-.376
.785a
-.388
.286
.144
-.181
.085
.305
-.274
.196
.007
-.336
-.104
-.388
.704a
age Matrices B1
B2
B3
C2
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
.035
-.030
-.065
.014
-.027
.032
.086
-.056
.002
.040
-.053
.033
.055
-.007
.105
-.077
.047
-.092
-.060
-.015
-.100
.141
-.066
-.063
.029
-.094
.070
-.062
-.037
.106
-.112
.085
-.065
-.012
.000
.055
-.077
-.088
.054
-.059
.041
.004
-.094
-.018
-.065
.018
-.009
-.034
.001
-.026
-.154
.120
-.059
.020
-.084
.044
-.103
.034
-.078
.002
-.098
.096
-.005
-.027
-.052
4.115E-5
.002
.003
-.010
-.102
.014
-.013
-.073
.080
.023
.008
-.094
.588
-.107
-.014
.042
-.131
.013
.042
-.026
.012
-.093
.122
-.107
.289
-.188
.056
-.083
.124
-.092
-.066
.052
-.015
.045
-.014
-.188
.350
-.108
.082
-.132
.017
.046
.000
-.005
-.068
.042
.056
-.108
.623
-.031
.145
.019
-.142
-.006
-.072
.137
-.131
-.083
.082
-.031
.329
-.208
.037
-.001
-.011
.093
-.091
.013
.124
-.132
.145
-.208
.391
-.086
-.056
-.003
-.052
.071
.042
-.092
.017
.019
.037
-.086
.431
-.101
.046
.000
-.002
-.026
-.066
.046
-.142
-.001
-.056
-.101
.515
-.036
-.012
-.138
.087
.209
-.024
.271
-.274
.154
-.287
-.171
-.045
-.403
.505
-.125
-.171
.073
-.173
.178
-.144
-.082
.216
-.249
.244
-.166
-.023
.001
.140
-.148
-.232
.130
-.137
.087
.009
-.282
-.047
-.126
.050
-.023
-.063
.002
-.062
-.347
.248
-.133
.058
-.217
.091
-.300
.089
-.156
.006
-.247
.230
-.010
-.065
-.163
.000
.004
.007
-.026
-.198
.038
-.032
-.170
.173
.053
.026
-.254
.769a
-.260
-.031
.069
-.298
.028
.083
-.047
.024
-.240
.278
-.260
.722a
-.592
.133
-.268
.370
-.259
-.170
.148
-.053
.148
-.031
-.592
.770a
-.232
.242
-.356
.044
.107
.000
-.017
-.201
.069
.133
-.232
.525a
-.068
.293
.037
-.251
-.011
-.180
.303
-.298
-.268
.242
-.068
.737a
-.580
.098
-.003
-.029
.322
-.278
.028
.370
-.356
.293
-.580
.663a
-.210
-.125
-.007
-.165
.199
.083
-.259
.044
.037
.098
-.210
.817a
-.214
.107
-.001
-.005
-.047
-.170
.107
-.251
-.003
-.125
-.214
.807a
-.077
-.034
-.338
.024
.148
.000
-.011
-.029
-.007
.107
-.077
.896a
-.392
-.100
-.240
-.053
-.017
-.180
.322
-.165
-.001
-.034
-.392
.801a
-.380
.278
.148
-.201
.303
-.278
.199
-.005
-.338
-.100
-.380
.709a
Correlations VAR00007
s1
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00015
VAR00016
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00
*
.559**
.595**
.223
.473**
.511**
-.076
.102
.478**
.313*
.399**
.441**
.408**
1
.000
.000
.119
.001
.000
.601
.482
.000
.027
.004
.001
.003
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.478**
.557**
.250
.274
.265
-.002
-.006
.458**
.349*
.560**
.374**
.450**
2
.000
.000
.080
.054
.063
.990
.969
.001
.013
.000
.007
.001
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
8
.466**
.515**
.234
.277
.246
-.166
.143
.260
.211
.457**
.129
.408**
7
.001
.000
.102
.051
.084
.251
.323
.068
.141
.001
.372
.003
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.549**
.421**
.265
.313*
.234
.082
.309*
.405**
.246
.428**
.288*
.471**
0
.000
.002
.063
.027
.101
.572
.029
.004
.085
.002
.043
.001
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.368**
.540**
.272
.354*
.381**
-.170
.102
.417**
.384**
.513**
.249
.449**
1
.008
.000
.056
.012
.006
.239
.482
.003
.006
.000
.081
.001
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1
.518**
.630**
.233
.473**
.436**
-.091
.298*
.408**
.388**
.243
.377**
.419**
.000
.000
.104
.001
.002
.528
.036
.003
.005
.089
.007
.002
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
1
.624**
.170
.381**
.402**
-.178
.301*
.343*
.265
.427**
.301*
.395**
.000
.239
.006
.004
.216
.033
.015
.063
.002
.033
.004
0
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.624**
1
.361*
.505**
.517**
-.048
.203
.414**
.326*
.420**
.320*
.320*
0
.000
.010
.000
.000
.741
.157
.003
.021
.002
.023
.023
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
3
.170
.361*
1
.483**
.316*
.134
.054
.444**
.278
.252
.195
.150
4
.239
.010
.000
.025
.354
.710
.001
.051
.078
.174
.297
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
2
.004
.000
.025
.000
.606
.100
.031
.018
.018
.013
.097
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1
-.178
-.048
.134
.079
.075
1
-.026
.093
-.002
.060
.053
-.170
8
.216
.741
.354
.587
.606
.859
.520
.989
.680
.716
.238
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.301*
.203
.054
.186
.236
-.026
1
-.042
-.131
.044
.195
.193
6
.033
.157
.710
.196
.100
.859
.770
.363
.761
.174
.180
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.343*
.414**
.444**
.420**
.306*
.093
-.042
1
.648**
.381**
.368**
.274
3
.015
.003
.001
.002
.031
.520
.770
.000
.006
.008
.055
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.265
.326*
.278
.217
.334*
-.002
-.131
.648**
1
.393**
.305*
.287*
5
.063
.021
.051
.131
.018
.989
.363
.000
.005
.031
.043
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
3
.427**
.420**
.252
.411**
.332*
.060
.044
.381**
.393**
1
.385**
.290*
9
.002
.002
.078
.003
.018
.680
.761
.006
.005
.006
.041
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.301*
.320*
.195
.386**
.348*
.053
.195
.368**
.305*
.385**
1
.357*
7
.033
.023
.174
.006
.013
.716
.174
.008
.031
.006
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.395**
.320*
.150
.147
.237
-.170
.193
.274
.287*
.290*
.357*
1
2
.004
.023
.297
.310
.097
.238
.180
.055
.043
.041
.011
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.507**
.390**
.274
.329*
.382**
-.110
.292*
.295*
.324*
.399**
.473**
.685**
0
.000
.005
.054
.020
.006
.449
.040
.038
.022
.004
.001
.000
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
*
.493**
.318*
.046
.300*
.405**
-.103
.133
.340*
.265
.286*
.474**
.504**
1
.000
.024
.751
.035
.004
.477
.358
.016
.063
.044
.001
.000
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
.011