ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh: Baiq Tisniwati Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat E-mail/No. Hp:
[email protected] Abstract Effort to reduce poverty zoom at Indonesian need real been known associate whatever factors or regarding low high it increase beggary at Indonesia, From analisis what does utilize secondary data with Regressions Model approaching Barganda was gotten to usufruct that there is one factor dominant the most regards tall its low foot up beggary at Indonesia, a spark of life number that figures is still was reached its health care application generalization that prop resident productivity in utilised economic activity prop more life reasonable. With equation estimation result that results that each a spark of life number decrease as big as 1 percent potentially raise poverty zoom (indigent population)as big as 6,9 percents or as big as 2.245. 010 soul, so is expected to the fore it can be formulated one effective public policy especially step-up accesses to basic the need as education and health (KB, mother welfare, base infrastructure, food and nutrient), so can reduce poverty zoom at this state and not only just as number decrease just but also ala kualitatif. Keywords: Beggary, A Spark Of Life number. Abstrak Upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia perlu diketahui sebenarnya faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan atau mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di Indonesia, Dari analisis yang menggunakan data sekunder dengan pendekatan Model Regresi Barganda didapatkan hasil bahwa ada satu factor yang paling dominan mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah kemiskinan di Indonesia, angka harapan hidup yang menggambarkan masih belum tercapainya pemerataan pemberian pelayanan kesehatan yang menunjang produktifitas penduduk dalam kegiatan ekonomi guna menunjang hidup yang lebih layak. Dengan hasil estimasi persamaan yang menghasilkan bahwa setiap penurunan angka harapan hidup sebesar 1 persen berpotensi menaikkan tingkat kemiskinan (jumlah penduduk miskin)sebesar 6,9 persen atau sebesar 2.245.010 jiwa, sehingga diharapkan kedepannya dapat diformulasikan sebuah kebijakan publik yang efektif terutama peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan (KB, kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar , pangan dan gizi), sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan di negara ini dan tidak hanya sekedar penurunan angka-angka saja melainkan juga secara kualitatif. Kata Kunci : Kemiskinan, angka Harapan Hidup.
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
PENDAHULUAN Berbagai
kondisi
yang
menunjukkan
kecenderungan
mendiskripsikan masyarakat miskin
penurunannya,
seperti masih banyaknya anak-anak
kualitatif
belum
menderita kekurangan gizi, tingkat
dampak
perubahan
kesehatan yang buruk, tingkat buta
malahan
huruf yang tinggi, lingkungan yang
memprihatinkan tiap tahunnya.
buruk dan masih kurangnya akses infrastruktur publik.
maupun
Daerah
kemiskinan
pelayanan
kantong-kantong
tersebut
namun
secara
menampakkan yang
kondisinya
Dengan
nyata semakin
terjadinya
krisis
moneter pada tahun 1997 telah mengakibatkan
jumlah
penduduk
menyebar
miskin kembali membengkak dan
diseluruh wilayah Indonesia dari
kondisi tersebut diikuti pula dengan
dusun-dusun
tinggi,
menurunnya pertumbuhan ekonomi
masyarakat tepian hutan, desa-desa
yang cukup tajam. Berbagai upaya
kecil
masyarakat
penanggulangan kemiskinan yang
daerah-daerah
telah diambil pemerintah berfokus
di
yang
nelayan
dataran
miskin,
ataupun
kumuh di perkotaan.
pada:
Salah satu akar permasalahan kemiskinan
di
Indonesia
yakni
Pemberdayaan
lewat
masyarakat
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
tingginya disparitas antar daerah dan
yang
golongan masyarakat, akibat tidak
kesempatan
meratanya
distribusi
masyarakat miskin dalam proses
sehingga
kesenjangan
pendapatan, antara
bertujuan
pembangunan
untuk
membuka
berpartisipasi
dan
bagi
meningkatkan
masyarakat kaya dan masyarakat
peluang dan posisi tawar masyarakat
miskin
semakin
miskin, peningkatan akses terhadap
melebar. Pemerintah sendiri selalu
kebutuhan dasar seperti pendidikan
mencanangkan
upaya
dan kesehatan (KB, kesejahteraan
dari
ibu, infrastruktur dasar , pangan dan
di
Indonesia
penanggulangan tahun
kemiskinan
ketahun,
namun
tingkat
gizi),
peningkatan
pertumbuhan
kemiskinan di Indonesia tidak juga
ekonomi yang berkualitas melalui
mengalami
upaya padat karya, perdagangan
penurunan
yang
signifikan, walaupun data di BPS
ekspor serta pengembangan UMKM,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
33
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
serta perbaikan sistem bantuan dan
rendah
jaminan
perkapita yang juga rendah. Tingkat
sosial
lewat
Program
terjadi
karena
Keluarga Harapan (PKH). Beberapa
investasi
proyek pemberdayaan masyarakat
disebabkan
antara lain P2KP, PPK, CERD,
domestik perkapita yang rendah juga
SPADA,
dan hal
PEMP,
WSSLIC,
dan
P2MPD.
perkapita
investasi
yang
oleh
tersebut
rendah
permintaan
terjadi
karena
tingkat kemiskinan yang tinggi dan
Untuk mengurangi tingkat kemiskinan
di
Indonesia
demikian
seterusnya,
sehingga
perlu
membentuk
diketahui sebenarnya faktor-faktor
kemiskinan
apa sajakah yang berhubungan atau
hubungan sebab dan akibat (teori
mempengaruhi
rendahnya
Nurkse, 1952) dan telah dibuktikan
Indonesia
untuk
tinggi
tingkat kemiskinan di sehingga
kedepannya
diformulasikan publik
sebuah
yang
dapat kebijakan
efektif
sebuah
lingkaran
sebagai
contoh
sebuah
kasus
lingkar
kemiskinan di Indonesia (Sumanta, Jurnal Kebijakan Ekonomi; 2005)
untuk
Untuk mengetahui tepat atau
mengurangi tingkat kemiskinan di
tidaknya berbagai kebijakan dalam
negara ini.
pengentasan kemiskinan di Indonesia
Permasalahan utama dalam
maka perlu diketahui faktor-faktor
upaya pengentasan kemiskinan di
yang melingkupi kemiskinan itu
Indonesia saat ini terkait dengan
sendiri sehingga dapat diprediksikan
adanya fakta bahwa pertumbuhan
penurunan
ekonomi tidak tersebar secara merata
dimasa yang akan datang.
tingkat
kemiskinan
di seluruh wilayah Indonesia, ini dibuktikan
dengan
tingginya
METODE PENELITIAN
disparitas pendapatan antar daerah. Selain
itu
kemiskinan
Untuk sampai pada tujuan
juga
tersebut maka data yang digunakan
merupakan sebuah hubungan sebab
adalah data sekunder yaitu data-data
akibat (kausalitas melingkar) artinya
yang dipublikasikan oleh instansi
tingkat
tinggi
Badan Pusat Statistik Indonesia,
terjadi karena rendahnya pendapatan
ADB dan World Bank, Alat analisa
perkapita, pendapatan perkapita yang
yang
kemiskinan
yang
digunakan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
adalah
metode 34
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
analisis regresi berganda (multiple regression)
dengan
tingkat
menentukan
konsumsi penduduk dengan garis
yang
kemiskinan atau jumlah rupiah untuk
masing-masing
konsumsi orang perbulan. Defenisi
variabel-variabel mempengaruhi
Membandingkan
fungsi tersebut.
menurut
Ruang lingkup analisa ini
UNDP
(2004),
dalam
adalah
Cahyat
ketidakmampuan
diambil dengan alasan bahwa ada
untuk memperluas pilihan-pilihan
kekhawatiran angka kemiskinan akan
hidup,
kembali meningkat dan bertambah di
memasukkan penilaian tidak adanya
Indonesia
tidak
kuantitatif
namun
antara
lain
hanya
secara
partisipasi
juga
secara
kebijakan public sebagai salah satu
kualitatif, jika tidak segera diambil
indikator kemiskinan. Pada dasarnya
langkah strategis dan komprehensif
defenisi kemiskinan dapat dilihat
dalam
pengentasannya.
dari dua sisi, yaitu: a) Kemiskinan
Sedangkan Data-data yang diambil
absolute: Kemiskinan yang dikaitkan
antara tahun 1990-2009.
dengan perkiraan tingkat pendapatan
upaya
Seiring kompleksnya
dengan faktor
semakin penyebab,
dalam
dengan
pengambilan
dan kebutuhan yang hanya dibatasi pada
kebutuhan
pokok
atau
indikator maupun permasalahan lain
kebutuhan dasar minimum yang
yang
memungkinkan
melingkupinya.
Defenisi
seseorang
untuk
tentang kemiskinan telah mengalami
hidup secara layak. Dengan demikian
perluasan, Kemiskinan tidak lagi
kemiskinan
hanya dianggap sebagai dimensi
membandingkan tingkat pendapatan
ekonomi melainkan telah meluas
orang dengan tingkat pendapatan
hingga kedimensi sosial, kesehatan,
yang dibutuhkan untuk memperoleh
pendidikan dan politik. Menurut
kebutuhan dasarnya yakni makanan,
Badan Pusat Statistik, kemiskinan
pakaian dan perumahan agar dapat
adalah ketidakmampuan memenuhi
menjamin kelangsungan hidupnya.
standar minimum kebutuhan dasar
b) Kemiskinan relatif: Kemiskinan
yang meliputi kebutuhan makan
dilihat
maupun non makan.
sosial, karena ada orang yang sudah
dari
diukur
aspek
dengan
ketimpangan
dapat memenuhi kebutuhan dasar Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
35
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
minimumnya tetapi masih jauh lebih
saling
rendah
Pertama,
dibanding
masyarakat
terkait
pada
prasarana
kemiskinan. dan
sarana
sekitarnya (lingkungannya). Semakin
pendidikan
besar ketimpangan antara tingkat
sehingga
penghidupan
dan
jumlah penduduk buta huruf dan
golongan bawah maka akan semakin
tidak memiliki ketrampilan ataupun
besar pula jumlah penduduk yang
keahlian.
dapat dikategorikan miskin, sehingga
kesehatan dan pola konsumsi buruk
kemiskinan relatif erat hubungannya
sehingga hanya sebahagian kecil
dengan
distribusi
penduduk yang bisa menjadi tenaga
pendapatan. Menurut Todaro (1997)
kerja produktif dan yang ketiga
menyatakan
variasi
adalah penduduk terkonsentrasi di
berkembang
sektor pertanian dan pertambangan
disebabkan oleh beberapa faktor,
dengan metode produksi yang telah
yaitu Perbedaan geografis, jumlah
usang dan ketinggalam zaman.
golongan
atas
masalah
bahwa
kemiskinan
dinegara
yang tidak memadai menyebabkan
Ciri
tingginya
kedua,
sarana
penduduk dan tingkat pendapatan,
Untuk mengukur kemiskinan,
Perbedaan sejarah, sebagian dijajah
Indonesia melalui BPS menggunakan
oleh
berlainan,
pendekatan kebutuhan dasar (basic
Perbedaan kekayaan sumber daya
needs) yang dapat diukur dengan
alam dan kualitas sumber daya
angka
manusianya,
peranan
Perkepala (Head Count Index), yakni
sektor swasta dan negara, Perbedaan
jumlah dan persentase penduduk
struktur industri, Perbedaan derajat
miskin yang berada di bawah garis
ketergantungan
kemiskinan.
Negara
yang
Perbedaan
pada
kekuatan
atau
hitungan
Garis
Indeks
kemiskinan
ekonomi dan politik negara lain dan
ditetapkan pada tingkat yang selalu
Perbedaan
kekuasaan,
konstan secara riil sehingga kita
struktur politik dan kelembagaan
dapat mengurangi angka kemiskinan
dalam negeri.
dengan menelusuri kemajuan yang
pembagian
Sedangkan menurut Jhingan
diperoleh
dalam
mengentaskan
(2000), mengemukaan tiga ciri utama
kemiskinan di sepanjang waktu.
Negara berkembang yang menjadi
Salah
penyebab dan sekaligus akibat yang
kemiskinan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
satu
cara yang
mengukur
diterapkan
di 36
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
Indonesia yakni mengukur derajat
anda mentransfer pendapatan dari
ketimpangan
orang miskin ke orang kaya, maka
pendapatan
diantara
masyarakat miskin, seperti koefisien
akibatnya
Gini antar masyarakat miskin (GP)
menjadi lebih miskin.
atau koefisien variasi pendapatan (CV)
antar
masyarakat
miskin
perekonomian
akan
Dua indeks kemiskinan yang sangat
sering
digunakan
karena
(CVP). Koefisien Gini atau CV antar
memenuhi empat kriteria tersebut
masyarakat miskin tersebut penting
adalah Indeks Send dan Indeks
diketahui karena dampak guncangan
Foster-Greer-Thorbecke
perekonomian
alpa).
pada
kemiskinan
UNDP
selain
mengukur
dapat sangat berbeda tergantung
kemiskinan
pada tingkat dan distribusi sumber
pendapatan
daya diantara masyarkat miskin.
memperkenalkan apa yang disebut
Aksioma-aksioma prinsip-prinsip
atau
untuk
mengukur
kemiskinan,
yakni:
anonimitas,
independensi,
maksudnya
ukuran
dengan
(FGT)(P
pada
parameter tahun
1997
Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) (Human
PovertyIndeks-HPI)
biasa
juga
disebut
Pembangunan
atau Indeks
Manuisia
cakupan kemiskinan tidak boleh
(HumanDevelopment
tergantung pada siapa yang miskin
yakni
atau pada apakah negara tersebut
diukur dalam satuan hilangnya tiga
mempunyai jumlah penduduk yang
hal utama (theree key deprivations),
banyak
yaitu kehidupan, pendidikan dan
atau
sedikit.
Prinsip
bahwa
Indeks-HDI),
kemiskinan
monotenisitas, yakni bahwa jika kita
ketetapan ekonomi.
memberi
Pertumbuhan Ekonomi
sejumlah
uang
kepada
seseorang yang berada dibawah garis
Pertumbuhan
harus
ekonomi
kemiskinan, jika diasumsikan semua
menunjukkan sejauh mana aktivitas
pendapatan yang lain tetap maka
perekonomian akan menghasilkan
kemiskinan
tambahan
yang
terjadi
tidak
pendapatan
mungkin lebih tinggi dari pada
pada
sebelumnya.
Prinsip
Perekonomian dianggap mengalami
distribusional
menyatakan
sensitivitas bahwa
dengan semua hal lain konstan, jika
suatu
masyarakat
periode
tertentu.
pertumbuhan bila seluruh balas jasa riil
terhadap
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
penggunaan
faktor 37
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
produksi pada tahun tertentu lebih
keduanya digunakan untuk tujuan
besar
analitis
daripada
pendapatan
riil
dan
masyarakat pada tahun sebelumnya.
distribusi
Indikator
fungsional.
yang digunakan untuk
mengukur
pertumbuhan
kuantitatif,
ukuran
dan
Distribusi
yakni
distribusi pendapatan
ekonomi
perseorangan (personal distribution
adalah tingkat pertumbuhan Produk
of income) atau distribusi ukuran
Domestik Bruto (PDB) riil. Dari
pendapatan
berbagai teori pertumbuhan yang ada
income) merupakan ukuran yang
yakni
secara langsung menghitung jumlah
teori
Harold
Domar,
(size
distribution
Neoklasikal dari Solow, dan teori
penghasilan
Endogen oleh Romer maka dapat
setiap individu atau rumah tangga,
diambil kesimpulan
biasanya
bahwa terdapat tiga faktor utama
berdasarkan
dalam pertumbuhan ekonomi, yakni
diterimanya, lantas membagi total
Akumulasi modal yang meliputi
populasi menjadi sejumlah kelompok
semua bentuk atau jenis investasi
atau ukuran dengan menggunakan
baru,
Rasio Kuznets.
pertumbuhan penduduk dan
kemajuan teknologi. Dalam kemiskinan
kaitannya diharapkan
yang
diterima
of
semua
individu
pendapatan
Metode dengan sumber-
digunakan
yang
untuk
statistik
oleh
diurut yang
lazim
menganalisis
pendapatan
perorangan
sumber pertumbuhan tersebut dapat
adalah dengan Kurva Lorenz yang
menurunkan kemiskinan. Investasi
memperlihatkan
melalui penyerapan tenaga kerjanya
kuantitatif aktual antara persentase
baik
penerima
oleh swasta maupun oleh
hubungan
pendapatan
dengan
pemerintah, perkembangan teknologi
persentase pendapatan total yang
yang semakin inovatif dan produktif
benar-benar mereka terima selama
dan pertumbuhan penduduk melalui
periode waktu tertentu. Jika Kurva
peningkatan
Lorenznya
modal
manusia
(humancapital).
semakin
melengkung
mendekati sumbu horizontal bagian
Para ekonom pada umumnya
bawah
maka
berarti
tingkat
membedakan dua ukuran pokok
ketimpangan distribusi pendapatan
distribusi
disuatu
pendapatan,
yang
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
negara
semakin
parah. 38
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
Terakhir untuk mengukur derajat
skala, bahwa ukuran ketimpangan
ketimpanganm
pendapatan
relatif
kita seharusnya tidak tergantung
yakni
menghitung
rasio
pada ukuran suatu perekonomian
bidang yang terletak antara garis
atau negara, prinsip independensi
diagonal dan Kurva Lorenz dibagi
populasi,
dengan luas separuh segi empat
ketimpangan
dimana Kurva Lorenz itu berada,
didasarkan pada jumlah penerima
dikenal dengan nama Koefisien Gini.
pendapatan (jumlah penduduk) dan
Distribusi fungsional atau distribusi
prinsip
transfer
(Pigou-Daiton),
pendapatan
bahwa
dengan
mengasumsikan
dengan
perfaktor
berfokus
pada
produksi
bagian
dari
bahwa
pengukuran
seharusnya
tidak
semua pendapatan yang lain konstan,
pendapatan nasional yang diterima
jika
oleh nasing-masing factor produksi
pendapatan dari orang kaya ke orang
(tanah, kerja dan modal) yakni
miskin,
dengan mempersoalkan persentase
dsitribusi pendapatan baru yang lebih
penghasilan
merata.
tenaga
kerja
secara
kita
keseluruhan dan membandingkannya
mentransfer
maka
akan
sejumlah
dihasilkan
Penduduk Indonesia adalah
dengan persentase pendapatan total
jumlah
yang dibagikan dalam bentuk sewa,
wilayah Indonesia dalam jangka
bunga dan laba, sehingga setiap
waktu tertentu dan menetap di
factor
Indonesia.
Pendapatan
pembayaran mereka mereka sesuai
Bruto
Perkapita
dengan
perbandingan total PDB suatu negara
produksi
akan
kontribusi
menerima
mereka
pada
ouptput nasional.
orang
yang
mendiami
Domestik Adalah
dibagi dengan jumlah penduduk di
Aksioma-aksioma
penting
negara
tersebut.
Pendapatan
atau prinsip untuk mengukur tingkat
Domestik Bruto Perkapita dipandang
pemerataan
diluar
juga dalam mengukur tingkat standar
anonimitas,
hidup dalam suatu negara dengan
ketimpangan
PDB perkapita yang tinggi diartikan
seharusnya tidak tergantung pada
dengan tingkat kesejahteraan yang
siapa yang mendapatkan pendapatan
tinggi pula, atau sebaliknya.
hal
pendapatan, bahwa
yang
hal
yakni: ukuran
lebih
tinggi,
lain
independensi
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
39
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
Angka Melek Huruf (dewasa)
dicapai
oleh
penduduk
dengan
adalah proporsi penduduk berusia 15
asumsi tidak ada perubahan pola
tahun keatas yang dapat membaca
mortalitas menurut umur.
dan menulis dalam huruf latin atau
Berikut ini adalah data tingkat
lainnya, dan Angka Harapan Hidup
kemiskinan di Indonesia yang akan
adalah
kita analisa dengan berbagai faktor
suatu
perkiraan
rata-rata
lamanya hidup sejak lahir yang akan
yang mempengaruhinya
Tabel 1. Data Tingkat Kemiskinan (TKmiskin), Jumlah penduduk (PDD), Produk Domestik Bruto Perkapita (PDBpita) dan Angka Melek Huruf (AMH), tingkat kesehatan masyarakat (angka harapan hidup) YEAR
Kemiskinan (%)
Jumlah Penduduk
PDBpitariil
AMH (%)
AHH(%)
1990
60,00
179.248.000
1.121.289
72,43
61,5375
1991
52,02
82.940.000
1.317.983
76,23
62,066
1992
43,32
186.043.000
1.463.207
77,66
62,6028
1993
36,22
189.136.000
1.578.416
86,73
63,167
1994
23,45
192.217.000
1.825.425
87,26
63,7637
1995
20,35
195.283.000
2.124.062
86,26
64,3878
1996
17,47
198.320.000
2.486.545
87,36
65,0263
1997
24,23
201.353.000
2.859.419
89,07
65,6575
1998
23,43
204.393.000
4.380.095
89,42
66,2627
1999
19,14
207.437.000
4.845.112
89,79
66,8351
2000
18,41
205.132.000
5.652.810
89,92
67,371
2001
18,20
208.601.000
6.666.915
89,2
67,8723
2002
17,42
211.413.000
7.099.977
90,71
68,3471
2003
16,66
214.300.000
7.330.498
90,93
68,8023
2004
15,97
217.101.000
7.655.520
91,47
69,2393
2005
17,75
219.852.000
7.999.375
91,91
69,6578
2006
16,58
222.747.000
8.313.201
92,39
70,0566
2007
15,42
225.642.000
8.721.325
92,74
70,4354
2008
14,15
228.523.000
9.111.134
93,05
70,7933
2009
14,00
231.370.000
9.518.366
93,07
70,9833
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
40
atau lebih peubah bebas (variable
METODE PENELITIAN Metode
independent).
Garis
regresi
digunakan alat analisis langsung dari
merupakan
garis
yang
hasil
eviews
analisis
table
dengan
menghubungkan rata-rata dstribusi Y
data-data
yang
dengan seluruh kemungkinan nilai-
tersedia dalam tabel seperti rata-rata,
nilai X. Variabel bebas (X) adalah
persentase, elastisitas dan ukuran
variabel
statistik lainnya. Untuk menganalisi
ditentukan dan ditulis pada ruas kiri
faktor-faktor
persamaan.
memanfaatkan
dan
yang
yang mempengaruhi
yang
nilainya
Variabel
dapat
terikat
(Y)
tingkat kemiskinan alat analisa yang
adalah suatu variabel sebagai akibat
digunakan adalah eviews.3, dengan
dari perubah yang terjadi pada
alat ini didapatkan nilai koefisien
variable
parameter masing-masing variabel,
menyatakan kuat tidaknya hubungan
nilai R-squere, uji signifikansi baik
linear antara X dan Y dapat diukur
untuk uji masing-masing variabel
koefisien
(uji t) maupun untuk uji variabel
Correlation) atau r. dan untuk dapat
secara keseluruhan (uji F). dengan
mengetahuinya besarnya sumbangan
eviews juga dapat diketahui ada
(pengaruh) dari X terhadap perubah
tidaknya pelanggaran asumsi baik itu
Y
heteroskedastisitas, multikolinearitas
determinasi
maupun autokorelasi. Untuk melihat
Determination) atau R2. Bentuk
pengaruh jumlah penduduk, Produk
persamaan regresi liner berganda
Domestik Bruto, angka melek huruf
adalah sebagai berikut:
dan Angka Harapan Hidup maka
Yi =
penulis
menggunakan
metode
analisis regresi berganda (multiple regression) kemiskinan
terhadap (jumlah
bebas
dapat
(X).
korelasi
dilihat
untuk
(Coefficient
dari
koefisien
(Coeffisien
of
β0 + β1X1i + β2X2i + β3X3i + β4X4i + µ .....……………………(1)
tingkat
Bentuk persamaan 1 dianggap fungsi
penduduk
model merupakan persamaan linear
miskin) di Indonesia.
dimana hubungannya bersifat linear
Pada regresi berganda peubah
berupa garis lurus, dimana
i =
(variable
1,2,3….,n, Yi = Tingkat Kemiskinan
dependen).Tergantung kepada dua
(TKmiskin), X1i = Jumlah penduduk
tak
bebas
Y
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
Indonesia pertahun (Jml Pddk), X2i
Pada tahap awal dilakukan
= Produk Domestik Bruto Perkapita
run data, terdapat beberapa variabel
(PDBpitariil),
yang tidak signifikan, kemudian
X3i
=
Persentase
Angka Melek Huruf (AMH), X4i =
dilakukan
Persentase Angka Harapan Hidup
transformasi logaritma. Hasil uji
(AHH), β0 = Intersept β1, β2, β3, β4,
transformasi logaritma menunjukkan
merupakan
hasil yang relatif sama dengan uji
penduga
(koefisien
pengujian
regresi) model persamaan dan µ
sebelumnya,
adalah besaran yang membuat nilai
variabel yang belum signifikan,.
Y menyimpang dari garis regresinya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan cara
(koefisien error)
lain untuk mengatasi masalah ini yaitu
dimana
dengan
masih
dengan
ada
melakukan
pengurangan variable data, melalui
PEMBAHASAN Setelah
dilakukan
proses run satu persatu hingga
pengumpulan data yang berkaitan
beberapa kali, barulah didapatkan
dengan
hasil yang signifikan, dari empat
faktor-faktor
mempengaruhi
jumlah
yang penduduk
variabel
yang dipakai
hanya
2
miskin maka data tersebut diolah
variabel bebas yang signifikan nilai
dengan
probabilitasnya.
Kedua
variable
eviews, pada tahap awal dilakukan
tersebut
variabel
Produk
penentuan
domestik
menggunakan
program
variabel
dependen
(variabel terikat) dan independent (variable bebas) dimana : Variabel
yaitu bruto
dan
variable Angka Harapan Hidup. Untuk
dependen = Persentase
Perkapita
mengetahui
suatu
model sudah baik
atau adanya
jumlah penduduk miskin (%) (Y),
pelanggaran
maka
Variabel
independen
asumsi
perlu
=
Jumlah
dilakukan uji atau deteksi terhadap
jiwa),
Produk
setiap pelanggaran asumsi tersebut,
(ribu
dari tampilan eviews diatas telah
rupiah), Angka melek huruf (%) dan
dilakukan uji asumsi sebagai berikut
Persentase Angka Harapan Hidup
.Dari hasil uji heteroskedatisitas
(%). Kemudian ditentukan model
diatas diketahui nilai probabilitas
persamaan regresinya.
sebesar 0.425721, jika digunakan
penduduk
(juta
Domestik
Bruto
Perkapita
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
42
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
persamaan maka nilai <
= 0,05, maka
Probabilitas
(0.425721)
multikolinearitas
maka
antar variabel bebas.
(tidak ada Heterokedastisitas). mendeteksi
multikolinearitas
tidak
(0,05)
terima H0, artinya homokedastisitas
Untuk
ini
atau
ada
hubungan
Adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai statistik Durbin
adanya
maka
dapat
Watson (DW) dari eviews diatas, diketahui
nilai
DW-nya
adalah
digunakan indicator yaitu R square
0.796626, untuk persamaan yang
yang
F
tidak ada autokorelasinya nilai DW-
signifikan
nya mendekati atau melebihi 2
semuanya. Dari hasil output eviews
sedikit, namun tidak ada batasan dari
dapat diketahui nilai R Square
nilai diatas diasumsikan nilai DW
Addjusted sebesar
yang nilainya jauh diatas 2 maka
tinggi,
signifikan
kemudian
dan
uji
t
uji
0.913172 atau
sebesar 91 %. Uji
baru
F
menggunakan
dilakukan nilai
dianggap
ada
autokorelasi.
dengan
Namun dengan nilai DW yang
probabilitas
dibawah 2 Untuk membuktikan lebih
dengan tingkat kepercayaan 95 % (
lanjut maka digunakan uji Breusch-
5%),
Godfrey Serial Correlation LM test.
dari
table
eviews
probabilitas 0.000000 artinya
nilai :
Dari uji LM test diperoleh
(0,05) >Probabilitas (0.000000) tolak
hasil
H0 artinya Uji F signifikan.
probabilitas 0.022056 artinya, jika
Kemudian
uji
t
dari
table
eviews
nilai
masing-
menggunakan tingkat kepercayaan
masing variable sebagai berikut :
jika a < probabilitas,
Produk Domestik Bruto Perkapita : (0,05) > Probabilitas (0.0000),
maka
terima
H0
signifikan adanya
artinya
tidak
autokorelasi
(
artinya signifikan, Angka Harapan
tidak ada autokorelasi), Jika a >
Hidup
probabilitas, maka tolak Ho pada
(0,05)
>Probabilitas
(0.000000), artinya signifikan. Dari
tingkat
ketiga indicator diatas yaitu R square
ternyata hasilnya adalah
cukup tinggi, Uji F signifikan, Uji t
Probabilitas (0.022056) artinya tolak
signifikan,
H0 dan terdapat adanya autokorelasi
diasumsikan
dengan bahwa
demikian model
kepercayaan
95%,
dan
(0,05) >
antar variable bebas.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
43
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
Untuk itu, perlu dilakukan perhatian
khusus
atas
masalah
signifikan adanya autokorelasi (tidak ada autokorelasi).
autokorelasi ini karena data yang
Model di atas menunjukkan
digunakan adalah data time series.
bahwa R-Square sebesar 0.616373
Hal
yang
dilakukan
pertama
kali
perlu
yang menunjukkan bahwa 62 persen
adalah
mengetahui
variasi tingkat kemiskinan dapat
kestasioneran untuk masing-masing
dijelaskan
data.
sedangkan sisanya dijelaskan oleh
Uji
formal
yang
dapat
dilakukan adalah dengan uji Dickey Fuller.
Adapun
hipotesis
oleh
variabel
bebas
komponen lain.
yang
digunakan adalah sebagai berikut Ho
PEMBAHASAN
: δ = 0, H1 : δ ≠ 0 Dimana, jika kita
Dari
hasil
analisa
yang
tidak menolak hipotesis δ = 0, maka
dilakukan dengan model persamaan
ρ = 1. artinya kita memiliki unit root
regresi
dan data time series Yt tidak
menunjukkan
stasioner. Adapun hasil differensiasi
bebas
variable
terikat, model persamaan tingkat
adalah
(PDBpitariil) Differensi
variabel
X2i
stasioner
2,
dan
X4i
pada (AHH)
stasioner pada level.
linear
berganda sensitifitas
mempengaruhi
yang variable variable
kemiskinan di Indonesia adalah : Y = 1.721344 - 2.245010AHH, Menjelaskan bahwa variable Angka
Hasil regresi menunjukkan
Harapan
Hidup
yang
paling
uji statistik Durbin-Watsonnya lebih
signifikan
mempengaruhi
tingkat
kecil dari hasil estimasi sebelumnya,
kemiskinan
untuk
uji
dibandingkan dengan tiga factor
heterokedastisitas sekali lagi untuk
lainnya , adapun besarnya persentase
menunjukkan bahwa varians error
pengaruh variabel angka harapan
telah konstan. Dari heterokedastisitas
hidup dapat diketahui dari nilai
test
koefisien variable tersebut, Angka
itu
perlu
diperoleh
0.059906
dilakukan
nilai
artinya,
probabilitas menggunakan
tingkat kepercayaan 95% (
5%),
(0,05) < probabilitas (0.059906), maka
terima
H0
artinya
Harapan Hidup
di
Indonesia
:
setiap
penurunan angka harapan hidup sebesar 1 % dapat menaikkan tingkat
tidak
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
44
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
kemiskinan sebesar 6,9 % atau sebesar 2.245.010 jiwa. Setelah terhadap
dan analisa terhadap faktor-faktor
dilakukan
analisa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
jumlah
Berdasarkan pengolahan data
yang
mempengaruhi
penduduk
miskin
di
jumlah Indonesia
penduduk
dengan menggunakan analisa eviews
miskin dengan menggunakan alat
maka dapat disimpulkan tingkat
analisa eviews, dari 4 variabel yang
kemiskinan
diduga
tingkat
miskin) sangat dipengaruhi oleh
kemiskinan di Indonesia hanya ada 1
tingkat kesehatan dan gizi yang
yang paling
menunjang angka harapan hidup.
mempengaruhi
signifikan
mempengaruhi secara dibandingkan
dengan
Dari
(jumlah
hasil
penduduk
tulisan
ini
ketiga faktor lainnya, yakni Angka
diharapkan kepada pemerintah untuk
Harapan
dimana
memperbaiki tingkat kesehatan dan
hubungan antara tingkat kemiskinan
gizi masyarakat dengan membuat
atau jumlah penduduk miskin dengan
kebijakan pengentasan kemiskinan
angka harapan hidup ini bersifat
melalui program-program di bidang
negatif yang artinya setiap ada
kesehatan yang lebih nyata dan
penurunan angka harapan hidup akan
merata.
Hidup
(AHH),
menaikkan jumlah penduduk miskin atau tingkat kemiskinan di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
dan
Anonymous, Key Indicator for Asia Pacific, Berbagai Edisi, Asian Development Bank
atau
sebaliknya,
ini
bisa
dipahami bahwa fakta di lapangan meskipun sudah banyak program pemerintah kemiskinan
guna
mengentaskan
melalui
program-
program dibidang kesehatanfaktor biaya yang masih relatif mahal bagi masyarakat
tidak
mampu
dan
pelayanan kesehatan gratis melalui kartu miskin juga belum mampu menuntaskan masalah peningkatan kesehatan seperti yang diharapkan.
Badan Pusat Statistik 2009, Data Strategis BPS, Berbagai edisi ,Badan Pusat Statistik Dornbusch, Rudriger dan Stanley Fischer, 1992, Makro Ekonomi Edisi keempat, Terjemahan: oleh J. Mulyadi, Erlangga, Jakarta Jhingan. (2000), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta, Rajawali Press.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
45
Analisis Faktor-Faktor (Baiq Tisniwati) [Type the date]
Kusnadi, Ace. (1998), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat Tahun 1983-1996, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Mangkoesoebroto, Guritno. (1998) Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta, STIE YKPN
Mankiw, Gegory, 2003, TeorI Makroekonomi Edisi Kelima, Terjemahan: oleh Imam Nurmawam SE, Erlangga Jakarta Nachrowi, Nachrowi Djalal, 2002, Penggunaan Teknik Ekonometri, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Samuelsen, Paul A & William D. Nordhaus, (1993), Makro Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 1 Juni 2012
46