ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI
TESIS
Oleh JAKSON SUNARIO PANJAITAN 067018038/EP
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
JAKSON SUNARIO PANJAITAN 067018038/EP
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI : Jakson Sunario Panjaitan : 067018038 : Magister Ekonomi Pembangunan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Murni Daulay, M.Si) Ketua
(Drs. Iskandar Syarief, M.A) Anggota
Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan
Direktur, Sekolah Pascasarjana
(Dr. Murni Daulay, M.Si)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Tanggal lulus : 23 Februari 2008
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
TELAH DIUJI PADA HARI/TANGGAL
: Sabtu, 23 Februari 2008
PANITIA PENGUJI TESIS: KETUA
: Dr. Murni Daulay, M.Si
ANGGOTA
: 1. Drs. Iskandar Syarief, MA 2. Dr. Rahmanta, M.Sc 3. Kasyful Mahalli, SE, M.Si 4. Drs. Rujiman, MA
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi. Dengan menggunakan beberapa teori produksi dan dari penelitian sebelumnya terhadap produksi kopi, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk, pestisida. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perkebunan, Badan Pusat statistik dan dari dinas-dinas terkait dan dianalisis dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produksi kopi di kabupaten Dairi pada α 5 % adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi pada α 10%. Nilai Average Productivity of Labor (APL) sebesar 1,175 kg per jam yang berarti apabila waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi rata-rata sebesar 1,175 kg. Kata kunci: produksi, kopi, pertanian.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT This research aimed to know the factors that influence the production of coffee in Dairi Regency. By using several production theories and based on the past research, the variables are observed in this research consist of farmland area, farming experience, worktime, fertilizer, and pesticide. This research is using primer and secondary data. Primer data are collected from the farmers of coffee by asking them in accordance with questionnaire. Secondary data are collected from agriculture service and Statistic Board Center, The analysis using Ordinary Least Square Method (OLS). Based on estimation result, this research finds out that farmland area, farming experience, worktime have significantly influenced to the production of coffee in α=5% but fertilizer has significantly influenced to the production of coffee in α=10%. Furthermore,the Average Productivity of Labor (APL) is 1,175 kg per hour. It means that if worktime increases for an hour, it will increase the average production of coffee for 1,175 kilogram. Keywords: production, coffee, agriculture.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam kehadirat Bapa di Surga dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada; 1. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Iskandar Syarief, M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan. 3. Bapak Prof Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 5. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir. 6. M. Adli Putra dan Wahid, sahabatku yang telah membantu penulis dengan mengajarkan hal-hal yang penulis kurang pahami. 7. Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya yaitu M.Panjaitan/F.Simanjuntak (Op. Sucipto Panjaitan), Kakak, Abang, Adik yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, perhatian dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan thesis ini. Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis. Akhir kata semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Medan, Penulis,
Februari 2008
JAKSON SUNARIO PANJAITAN
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP 1. Nama
: Jakson Sunario Panjaitan
2. Agama
: Kristen Protestan
3. Tempat/Tgl. Lahir
: Parlanggean, 29 Maret 1976
4. Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan
5. Nama orangtua Ayah
: Maruli Panjaitan (Op. Sucipto Doli)
Ibu
: Fictoria Simanjuntak (Op. Sucipto Boru)
6. Pendidikan a. SD Negeri No.091297
: Lulus Tahun 1988
b. SMP Negeri I Panei Tonga
: Lulus Tahun 1991
c. SMAN 4 P. Siantar
: Lulus Tahun 1994
d. STAN
: Lulus Tahun 1995
e. FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
: Lulus Tahun 2002
e. Sekolah Pascasarjana USU
: Lulus Tahun 2008
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ...................................................................................................
i
ABSTRACT ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi DAFTAR ISI ............................................................................................... vii DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................
1 1 9 9 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 2.1. Landasan Teori ................................................................. 2.1.1. Teori Produksi ............................................................ 2.1.2. Fungsi Produksi ......................................................... 2.1.3. Faktor Produksi dan Pendapatan ............................... 2.1.3.1. Faktor Produksi ............................................ 2.1.3.2. Pendapatan ................................................... 2.1.3.3. Produksi Total, Produksi maginal, produksi rata-rata ......................................... 2.2. Penelitian Sebelumnya ........................................................ 2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................. 2.4. Hipotesis penelitian .............................................................
11 11 11 13 15 15 20
BAB III. METODE PENELITIAN ...........................................................
28
3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Penentuan Daerah Penelitian ................................................ Ruang Lingkup Penelitian .................................................... Populasi dan Sampel ............................................................ Metode Pengumpulan Data ..................................................
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
22 23 25 26
28 29 29 30
3.5. Metode Analisis Data ........................................................... 3.6. Metode Analisis Estimasi ..................................................... 3.7. Definisi Operasional dan Batasan Variabel ....................... 3.8. Uji Kesesuaian ...................................................................... 3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ..........................................
30 30 32 32 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ................................. 4.2. Karakteristik Responden .................................................. 4.3. Tingkat Produksi Kopi ..................................................... 4.4. Hasil Estimasi Dengan Menggunakan OLS ..................... 4.5. Uji Asumís Klasik ............................................................ 4.5.1. Uji Multikolinieritas ............................................. 4.5.2. Uji Heterokedastisitas ........................................... 4.5.3. Uji Normalitas ..........................................................
36 36 44 46 49 52 53 54 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 5.1. Kesimpulan......................................................................... 5.2. Saran...................................................................................
59 59 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
62
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi Di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005 ……………………………
5
1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara Pendapatan Sosial ekonomi Penduduk Tahun 2006 Propinsi Sumatera Utara ................................................................
6
1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ........................
7
1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 2005-2006 .......................
8
3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ...................
28
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi........................................
44
4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...............................
45
4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...............................
45
4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...............................
46
4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi............................................
46
4.6. Rata-rata Tingkat Produksi dan Faktor Pendukungnya di Kabupaten Dairi .............................................................................
48
4.7. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas ..............................................
53
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi, dan Rata-rata Produksi ...........................................................................................
12
2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi .................................................
26
2.3 Increasing Return to Scale ..............................................................
52
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1. Karakteristik petani Sampel ...................................................................
64
2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi ................................................
67
3. Uji Multikolinieritas Luas Lahan ..........................................................
68
4. Uji Multikolinieritas Pengalaman Bertani ............................................
69
5. Uji Multikolinieritas Waktu Kerja ........................................................
70
6. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pupuk ..............................................
71
7. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pestisida ..........................................
72
8. Uji JB .....................................................................................................
73
9. Uji White Heterokedasticity ..................................................................
74
10. Daftar Kuesioner ...................................................................................
75
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi. Dengan menggunakan beberapa teori produksi dan dari penelitian sebelumnya terhadap produksi kopi, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk, pestisida. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perkebunan, Badan Pusat statistik dan dari dinas-dinas terkait dan dianalisis dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produksi kopi di kabupaten Dairi pada α 5 % adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi pada α 10%. Nilai Average Productivity of Labor (APL) sebesar 1,175 kg per jam yang berarti apabila waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi rata-rata sebesar 1,175 kg. Kata kunci: produksi, kopi, pertanian.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT This research aimed to know the factors that influence the production of coffee in Dairi Regency. By using several production theories and based on the past research, the variables are observed in this research consist of farmland area, farming experience, worktime, fertilizer, and pesticide. This research is using primer and secondary data. Primer data are collected from the farmers of coffee by asking them in accordance with questionnaire. Secondary data are collected from agriculture service and Statistic Board Center, The analysis using Ordinary Least Square Method (OLS). Based on estimation result, this research finds out that farmland area, farming experience, worktime have significantly influenced to the production of coffee in α=5% but fertilizer has significantly influenced to the production of coffee in α=10%. Furthermore,the Average Productivity of Labor (APL) is 1,175 kg per hour. It means that if worktime increases for an hour, it will increase the average production of coffee for 1,175 kilogram. Keywords: production, coffee, agriculture.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam kehadirat Bapa di Surga dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada; 9. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Iskandar Syarief, M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
10. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan. 11. Bapak Prof Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 12. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 13. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir. 14. M. Adli Putra dan Wahid, sahabatku yang telah membantu penulis dengan mengajarkan hal-hal yang penulis kurang pahami. 15. Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya yaitu M.Panjaitan/F.Simanjuntak (Op. Sucipto Panjaitan), Kakak, Abang, Adik yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, perhatian dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan thesis ini. Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis. Akhir kata semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Medan, Penulis,
Februari 2008
JAKSON SUNARIO PANJAITAN
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP 1. Nama
: Jakson Sunario Panjaitan
2. Agama
: Kristen Protestan
3. Tempat/Tgl. Lahir
: Parlanggean, 29 Maret 1976
4. Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan
5. Nama orangtua Ayah
: Maruli Panjaitan (Op. Sucipto Doli)
Ibu
: Fictoria Simanjuntak (Op. Sucipto Boru)
6. Pendidikan a. SD Negeri No.091297
: Lulus Tahun 1988
b. SMP Negeri I Panei Tonga
: Lulus Tahun 1991
c. SMAN 4 P. Siantar
: Lulus Tahun 1994
d. STAN
: Lulus Tahun 1995
e. FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak
: Lulus Tahun 2002
e. Sekolah Pascasarjana USU
: Lulus Tahun 2008
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ...................................................................................................
i
ABSTRACT ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi DAFTAR ISI ............................................................................................... vii DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................
1 1 9 9 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 2.1. Landasan Teori ................................................................. 2.1.1. Teori Produksi ............................................................ 2.1.2. Fungsi Produksi ......................................................... 2.1.3. Faktor Produksi dan Pendapatan ............................... 2.1.3.1. Faktor Produksi ............................................ 2.1.3.2. Pendapatan ................................................... 2.1.3.3. Produksi Total, Produksi maginal, produksi rata-rata ......................................... 2.2. Penelitian Sebelumnya ........................................................ 2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................. 2.4. Hipotesis penelitian .............................................................
11 11 11 13 15 15 20
BAB III. METODE PENELITIAN ...........................................................
28
3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Penentuan Daerah Penelitian ................................................ Ruang Lingkup Penelitian .................................................... Populasi dan Sampel ............................................................ Metode Pengumpulan Data ..................................................
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
22 23 25 26
28 29 29 30
3.5. Metode Analisis Data ........................................................... 3.6. Metode Analisis Estimasi ..................................................... 3.7. Definisi Operasional dan Batasan Variabel ....................... 3.8. Uji Kesesuaian ...................................................................... 3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ..........................................
30 30 32 32 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ................................. 4.2. Karakteristik Responden .................................................. 4.3. Tingkat Produksi Kopi ..................................................... 4.4. Hasil Estimasi Dengan Menggunakan OLS ..................... 4.5. Uji Asumís Klasik ............................................................ 4.5.1. Uji Multikolinieritas ............................................. 4.5.2. Uji Heterokedastisitas ........................................... 4.5.3. Uji Normalitas ..........................................................
36 36 44 46 49 52 53 54 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 5.1. Kesimpulan......................................................................... 5.2. Saran...................................................................................
59 59 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
62
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi Di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005 ……………………………
5
1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara Pendapatan Sosial ekonomi Penduduk Tahun 2006 Propinsi Sumatera Utara ................................................................
6
1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ........................
7
1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 2005-2006 .......................
8
3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ...................
28
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi........................................
44
4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...............................
45
4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...............................
45
4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...............................
46
4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi............................................
46
4.6. Rata-rata Tingkat Produksi dan Faktor Pendukungnya di Kabupaten Dairi .............................................................................
48
4.7. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas ..............................................
53
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi, dan Rata-rata Produksi ...........................................................................................
12
2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi .................................................
26
2.3 Increasing Return to Scale ..............................................................
52
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1. Karakteristik petani Sampel ...................................................................
64
2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi ................................................
67
3. Uji Multikolinieritas Luas Lahan ..........................................................
68
4. Uji Multikolinieritas Pengalaman Bertani ............................................
69
5. Uji Multikolinieritas Waktu Kerja ........................................................
70
6. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pupuk ..............................................
71
7. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pestisida ..........................................
72
8. Uji JB .....................................................................................................
73
9. Uji White Heterokedasticity ..................................................................
74
10. Daftar Kuesioner ...................................................................................
75
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spritual berdasarkan Pancasila dan UUD l945 di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Demikian juga pada Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, telah dilaksanakan pada beberapa Pelita dan sampai sekarang terus digalakkan dan dilaksanakan. Perwujudan pemerataan mengandung makna berupa upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, dan masyarakat pedesaan khususnya dalam penanggulangan kemiskinan. Masalah kemiskinan pedesaan (rural poverty) tidak terlepas dari kebijaksanaan dan program-program pembangunan nasional dewasa ini, masalah kemiskinan menjadi topik pembahasan dan objek penelitian para ahli dari pihak pemerintah sebagai sasaran maupun tujuan akhir dari pembangunan. Dalam sejarah perekonomian Indonesia sejak Pelita I hingga Pemerintahan reformasi. Pentingnya pembangunan pertanian sering kali didengung-dengungkan. namun pada kenyataannya banyak petani kurang diperhatikan dan pada kenyataannya banyak petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Sebagai negara agraria,
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
secara umum perekonomian Indonesia masih berorientasi pada pertanian dengan tingkat produktivitas, pendapatan, tabungan dan tingkat kesejahteraan yang rendah. Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal: 1. Menyediakan pangan kepada penduduk; 2. Menyediakan tambahan devisa dan ekspor hasil pertanian; 3. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa; 4. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan; Dalam rencana pembangunan nasional dewasa ini, pembangunan di Indonesia masih dititikberatkan pada sektor pertanian. Sasaran pembangunan sektor pertanian ini diarahkan pada peningkatan produksi sebagai salah satu dasar untuk meningkatkan pendapatan petani. Berhasil tidaknya program ini antara lain ditentukan oleh keberhasilan masyarakat tani dalam mengalokasikan berbagai faktor sedemikian rupa sehingga diperoleh produksi yang tinggi. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara. Telah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi subsektor
perkebunan
upaya
tersebut
adalah
intensifikasi,
ekstensifikasi,
deversivikasi dan rehabilitasi. Dalam masa krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia tahun 1998, ternyata kontribusi komoditas perkebunan yang berorientasi ekspor seperti kelapasawit, karet, teh, kopi, kakao, vanili, lada dan sebagainya terhadap pendapatan negara
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
sangat signifikan dan makin terbukti mampu memberikan sumbangan devisa dan penghasilan tinggi bagi petani (Wibawa, 1998). Kopi merupakan tanaman perkebunan yang telah lama dikenal masyarakat sebelum belanda datang ke Indonesia dan sekarang telah menjadi salah satu komoditi ekspor penting disamping karet dan kelapa sawit. Sudah beberapa abad lamanya, kopi menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat berpikir. Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat. tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting, Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berarti pun. tanaman kopi sudah bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk menambah penghasilan. Apalagi bila pemeliharaan dan pengolahannya cukup baik, pasti usaha ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu mata perdagangan yang mempunyai arti yang cukup tinggi, Pada tahun 1981 menghasilkan devisa sebesar $ 347 Juta dan ekspor kopi sebesar 210,8 ribu ton. Nilai ini terus meningkat dan tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1988 sudah mampu menghasilkan devisa sebesar $ 818,4 juta dan menduduki peringkat pertama di antara komoditi ekspor sub sektor perkebunan (Najiyati dan Danarti, 1999).
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Penggolongan kopi tersebut umumnya didasarkan pada spesiesnya, kecuali kopi robusta. Kopi robusta bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dan beberapa spesies kopi, terutama Coffea canephora. Luas kopi arabika di Indonesia lebih 70.000 ha dengan perkiraan produksi di tahun 1998 yang lalu berkisar lebih kurang 45.000 ton yang terdiri dan perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta. Jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan luas areal kopi robusta yang memiliki luas areal total ± 1.143.038 ha dengan perkiraan produksi ± 430.000 ton. Setiap tahun diperkirakan Indonesia melakukan ekspor ± 350.000 ton kopi ke berbagai negara di dunia terdiri dan kopi robusta dan arabika dengan nilai ± 500 juta US$ (AAK, 1999). Di Sumatera Utara kopi dihasilkan di Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara, masing masing terletak pada ketinggian 500-600 m dan sekitar 1250 m di atas permukaan laut. Daerah Dairi dikenal dengan iklim tipe A (sangat basah) dan daerah Tapanuli Utara dengan tipe iklim B (basah), Jenis tanah : Podzolik, regosol, litosol dan di beberapa tempat : Gley humus. Kopi arabica dan robusta dihasilkan di daerahdaerah ini. Tanaman kopi meliputi sekitar 55.000 ha, terutama tersebar di kabupaten Dairi (sekitar 17.000 ha), Tapanuli Selatan (12.000 ha) dan Tapanuli Utara (10.000 ha), lainya di daerah Simalungun, Deli- Serdang. Tanah Karo, Langkat juga di Nias dan kawasan lain. Sampai beberapa tahun yang lampau kopi dari
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Sumatera Utara dikenal bermutu rendah dan kini diusahakan langkah-langkah untuk memperbaiki budidaya maupun pengolahan biji kopi (Siswoputranto, 1998). Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Sumatera Utara yang terbesar, dimana data luas lahan dan produksi selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005 Jenis Tanaman No
Tahun
Kopi Robusta
Kopi Arabica
Luas Area
Produksi
Luas Area
Produksi
(Ha)
(Ton)
(Ha)
(Ton)
1
2001
14.117
6.770,33
5.771,5
2.639
2
2002
13.839,5
6.434,93
5.154
4.738,85
3
2003
12.702
6.790
9.373
9.442
4
2004
11.420
5.094
9.647
10.548
5
2005
11.154
2.776,50
9.846
7.698,80
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2006. Berdasarkan tabel 1.1. diatas dapat dilihat bahwa luas areal pertanaman kopi jenis robusta di Kabupaten Dairi mengalami pengurangan lahan areal pertanaman dari tahun 2001-2005 sebesar 2.963 Ha, akan tetapi luas pertanaman kopi jenis arabika di kabupaten Dairi dari tahun 2001-2005 mengalami penambahan luas areal sebesar 4.074.5 Ha. Produksi tanaman kopi jenis robusta mengalami penurunan dari tahun 2001-2005 yaitu sebesar 3.994,83 ton. Dan produksi kopi jenis arabika mengalami
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
peningkatan produksi dari tahun 2001-2004, namun pada tahun 2005 mengalami penurunan produksi sebesar 2.849,2 ton. Kabupaten Dairi dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kabupaten Dairi memiiki lahan pertanian kopi yang terluas dan memiliki sumber daya alam yang cukup potensial, tetapi jumlah masyarakat miskin masih cukup dominan, jumlah masyarakat miskin di kabupaten Dairi dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut. Tabel 1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara pendapatan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2006 Propinsi Sumatera Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kab/Kota Nias Nias Selatan Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu Asahan Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Langkat Humbas Pakpak Bharat Samosir Sergai Sibolga Tanjung Balai P. Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai P. Sidimpuan Jumlah
Desa/Kelurahan 443 214 373
RT Total 0 0 83.491
RT Miskin 0 0 30.251
Persentase 0 0 36,23
1.188
133.171
40.570
30,46
159
57.774
23.627
30,89
225 191 242 271 322 148 258 394 244 117 36 117 243 16 30 43 27 151 37 78 5.567
55.401 36.511 200.400 217.641 191.349 57.366 81.117 337.142 215.654 33.084 7.580 26.116 128.998 18.141 30.149 50.121 29.863 412.024 50.051 37.646 4.490.159
21.477 13.656 44.332 42.512 43.694 18.455 19.694 59.361 75.328 13.601 4.391 11.939 24.915 3.024 6.192 9.439 4.833 67.443 5.278 7.515 591.527
38,76 37,40 22.12 19,53 22,83 32,18 24,27 17,60 34,93 41.11 57,92 45,71 19.31 16,66 20,53 18,83 16,18 16,36 10,54 19.96 23,75
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara 2007.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel 1.2. diatas dapat dilihat bahwa kabupeten Dairi mempunyai 148 kabupaten / kota, 57.366 rumah tangga total dan penduduk rumah tangga miskinnya sebesar 18.455 yaitu sebesar 32,18 %. Jadi
peneliti
bermaksud
melakukan
penelitian
faktor-faktor
yang
mempengaruhi produksi yang menjadi penyebab rendahnya pendapatan petani kopi di Kabupaten Dairi tersebut. Sektor Pertanian di kabupaten Dairi merupakan sektor yang sangat strategis untuk dikembangkan. Jika dilihat peranan sektor pertanian sangat besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi, dapat dilihat pada tabel 1.3. dan 1.4. berikut. Tabel 1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah) No Sektor 2005 2006 1
Pertanian
1.562.012,23 1.666.274,00
2
Pertambangan dan Penggalian
1.791,06
2.015,66
3
Industri dan Pengolahan
8.603,81
9.964,66
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
9.667,15
10.511,05
5
Bangunan
92.817,53
107.389,88
6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
317.023,19
368.825,80
7
Pengangkutan dan Komunikasi
97.708,72
128.382,46
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
33.519,17
39.461,01
9
Jasa-jasa
180.448,61
219.926,98
PDRB
2.303.591,46 2.552.751,94
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2007.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah) No Sektor 2005 2006 1
Pertanian
1.159.009,48 1.194.240,72
2
Pertambangan dan Penggalian
1.198,67
1.244,48
3
Industri dan Pengolahan
5.223,70
4.497,95
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5.063,40
5.229,04
5
Bangunan
55.057,60
57.204,00
6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
211.734,47
229.248,25
7
Pengangkutan dan Komunikasi
59.237,66
63.123,01
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
18.780,21
19.452,88
9
Jasa-jasa
118.838,18
128.890,06
PDRB
1.634.143,37 1.704.131,24
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2007. Sebahagian besar penduduk di Kabupaten Dairi mengandalkan Pertanian sebagai tulang punggung perekonomiannya, dari jumlah penduduk 276,489 jiwa. sebanyak 89 % mengandalkan pertanian sumber matapencahariannya. Tetapi pada kenyataannya sektor pertaniaan belum dikelola dengan cara yang maksimal sehingga tidak memberikan yang optimal. Suatu usaha tani merupakan kombinasi yang tersusun dari beberapa faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, keahlian, dan pengalaman dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Sedangkan produktivitas kopi dipengaruhi oleh populasi
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
tanaman, pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, dan tenaga kerja pemeliharaan (Albert, 2004). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, atas dasar itu rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi? 2. Bagaimana pengaruh pengalaman bertani terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi? 3. Bagaimana pengaruh waktu kerja terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi? 4. Bagaimana pengaruh penggunaan pupuk terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi? 5. Bagaimana pengaruh Penggunaan pestisida terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi? 1.3 Tujuan Penelitian Suatu rangkaian logis dari rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh luas lahan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi. 2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pengalaman bertani terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh waktu kerja terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi. 4. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh penggunaan pupuk terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi. 5. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh penggunaan pestisida terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi. 1.4 Manfaat Penelitian Secara khusus manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai suatu sumbangan konseptual (academic interest), dan diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan praktis (social interest), adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kopi di kabupaten Dairi. 2. Sebagai masukan bagi semua pihak yang peduli dan berkaitan dengan peningkatan pertanian di kabupaten Dairi, khususnya pemerintah kabupaten Dairi. 3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya terutama yang berminat untuk meneliti mengenai sektor tanaman perkebunan umumnya dan kopi khususnya.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Produksi Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja (Sukirno, 2004). Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum (Joesron dan Fathorrozi, 2003). Produksi merupakan konsep arus. Apa yang dimaksud dengan konsep arus (flow concept) di sini adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila kita berbicara mengenai peningkatan produksi, itu berarti peningkatan tingkat output dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang sekiranya berpengaruh tidak berubah sama sekali (konstan). Pemakaian sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai sediaan jasa, katakanlah mesin, per jam; jadi bukan dihitung sebagai jumlah mesinnya secara fisik. Lahan atau faktor produksi tanah pun diukur sebagai jasa lahan sekian acre (0,4646 hektar) per tahun, bukan sebagai luas lahan sekian acre (Miller dan Miners, 1999). Hubungan antara Produksi Total (TP), produksi rata-rata (AP) dan Produk Marginal (MP) dalam jangka pendek untuk satu input (input lain dianggap konstan) dapat dilihat pada gambar berikut: TP
C B
TP
A Ep>1
0
1>EP>0 L1
EP<0
L2
Input L
L3
AP,MP Kenaikan Kenaikan Hasil Hasil Ber Berkurang tambah
A1
Kenaikan Hasil Negatif
B1 C1
AP
0 L1
L2
L3
MP
Input L
Gambar 2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi dan Rata-rata Produksi.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa antara titik A dan C adalah pertambahan produksi yang semakin berkurang (law of diminishing marginal productivity). Titik C adalah total produksi mencapai maksimum artinya tambahan input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi marginal (MP) adalah nol (C1). Sedangkan Produksi Rata-rata (AP) mencapai maksimum adalah pada saat elastisitas produksi sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya produksi rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi, dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan (Nicholson, 1998). 2.1.2. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Setiap produsen dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi, yaitu: Q
= f( X1, X2, X3...Xn)
Q
= Tingkat produksi ( output)
X1, X2, X3...Xn
= Berbagai input yang digunakan.
Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input dan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu, hubungan antara input dan output tercermin pada fungsi produksinya. Suatu fungsi produksi menggambarkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama dapat digambarkan dengan kurva isokuan (isoquant), yaitu kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
faktor produksi yang menghasilkan produksi yang sama (Joesran dan Fathorrozi, 2003). Telah dinyatakan sebelum ini bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang berikut: Q = f (K, T, M, L) di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, M adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya (Sukirno, 2004). Dari input yang tersedia, setiap perusahaan ingin memperoleh basil maksimal sesuai dengan tingkat teknologi yang tertinggi pada saat itu. Sebagai contoh, hasil panen padi yang diperoleh pak tani tergantung dari jumlah kapital yang digunakan, banyaknya tenaga kerja, luas tanah, dan skill pak Tani itu sendiri. Fungsi produksi (yang mentransformasikan sejumlah input menjadi output) ini bisa diperoleh dengan banyak cara untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Misalkan, untuk memperoleh 100 ton beras bisa digunakan teknik labour intensive (menggunakan
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
lebih banyak tenaga manusia, seperti yang sering terjadi di Indonesia), atau teknik capital intensive (menggunakan lebih banyak kapital dan mesin, seperti yang banyak dilakukan di A.S). Di Jepang dan Inggris, orang berusaha memanfaatkan tanah yang sedikit jumlahnya dengan teknik pertanian modern yang banyak menggunakan mesin canggih
dan
fertiliser.
Semua
teknik
yang
mungkin
digunakan
tersebut
direpresentasikan oleh fungsi produksi. Pertanyaan yang penting dari segi pandangan ekonomis adalah: bagaimana perusahaan memilih tingkat-tingkat Q, K, T, M, tersebut (Nicholson, 1998). 2.1.3. Faktor Produksi dan Pendapatan 2.1.3.1. Faktor Produksi Suatu usaha tani adalah merupakan kombinasi yang tersusun dari beberapa faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, dan keahlian atau skill yang ditujukan dalam proses produksi yang nantinya akan menghasilkan output (produksi), perubahan jumlah produksi kopi dipengaruhi oleh luas areal pertanaman kopi dan produktivitas lahan. Perubahan jumlah petani kopi akan mempengaruhi luas areal pertanaman kopi, dimana perubahan luas areal ini secara makro dipengaruhi oleh harga output, harga input, iklim dan lahan yang sesuai. Sedangkan perubahan produktivitas kopi dipengaruhi oleh populasi tanaman, pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, dan tenaga kerja pemeliharaan (Albert, 2004). Bagi rumah tangga pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat upah yang diterima. Kedua fakor ini merupakan fenomena
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
dari pasar tenga kerja pedesaan. Kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi pertanian, produksi barang dan jasa non-pertanian di pedesaan, pertumbuhan angkatan kerja dan mobilitas tenaga kerja pedesaan. Di sektor pertanian, besarnya kesempatan kerja dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, produktivitas lahan, intensitas dan pola tanam, serta teknologi yang diterapkan. Disektor non-pertanian kesempatan kerja ditentukan oleh volume produksi, teknologi dan tingkat harga kornoditi (Kasryno, 2000). Setiap usaha yang dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang bisnis/perusahaan pcnggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan dan membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian (terampil). Biasanya perusahaan kecil akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan sekala besar lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dan mempunyai keahlian. Dalam analisa ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan, hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran pengguna tenaga kerja selama proses produksi sehingga dengan demikian kelebihan tenaga kerja pada kegiatan tertentu dapat dihindarkan (Soekartawi, 2002). Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses produksi lebih ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga keja serta harga outputnya (Nopirin, 2000). Pengusaha cenderung menambah tenaga kerja selama produk marginal (nilai tambah output yang diakibatkan oleh bertambahnya 1
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
unit tenaga kerja) lebih tinggi dari pada cost yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja. Sebagaimana telah diketahui pada umumnya petani masih mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat berupa lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan serta lemahnya bargaining position yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat diberikan kepada petani dapat berupa sarana produksi pertanian seperti bibit tanaman unggul, pupuk, obat-obatan, pembasmi hama dan biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk membayar upah buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh petani itu sendiri (Suhardiono, 1998). Untuk kelangsungan hidupnya dan juga untuk meningkatkan taraf hidupnya setiap masyarakat harus berusaha mengadakan perubahan kebudayaan dan pada hakikatnya setiap masyarakat itu berubah, tidak ada yang tinggal diam atau statis dan yang dinamis itu terletak pada taraf kecepatan perubahan kebudayaanya. Hal ini disebabkan antara lain karena penemuan-penemuan dari dalam maupun dari luar masyarakat itu sendiri dan penyebarannya secara cepat atau lambat laun keseluruh pelosok dan seluruh lapisan masyarakat. Penemuan tersebut merupakan kombinasi baru dari unsur-unsur yang sudah diketahui lebih dahulu dari kebudayaan material maupun dari kebudayaan spiritual. Perubahan dari masyarakat tersebut dapat terjadi pada bagian bidang kehidupan masyarakat seperti tingkat pendidikan, adat-istiadat,
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
kontak sosial, nilai-nilai hidup, kebutuhan akan teknologi , suasana masyarakat, perspektif ekonomi dan lain-lain (Soekandar, 1999). Penduduk desa pada umumnya dari segi ekonomi sangat memprihatinkan serta tingkat pendidikan yang sangat rendah dibanding dengan penduduk wilayah perkotaan. Keadaan ini disebabkan karena berbagai kekurangan yang sudah menjadi ciri kehidupan pedesaan. Pada dasarnya keadaan ini lebih diakibatkan oleh struktur sosial ekonomi yang tidak menguntungkan maupun karena mekanisme yang dilembagakan oleh berbagai kalangan terkemuka dalam masyarakat yang sengaja tidak mengambil tindakan untuk meningkatkan pendidikan pedesaan demi keuntungan sendiri. Standar pendidikan di daerah pedesaan memang rendah kerena kesempatan memperoleh pendidikan sangat kurang (Malasis, 1999). Cepat atau tidaknya mengadopsi inovasi oleh petani sangat tergantung dari faktor extern dan intern. Faktor intern itu sendiri terdiri dari faktor sosial dan ekonomi. Faktor sosial itu diantaranya : Umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan kepemilikan lahan. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, dan ada tidaknya usaha tani lain yang dimiliki petani (Soekartawi, 2002). Kondisi tanah bisa juga diperbaiki dengan pengolahan yang berpengaruh terhadap struktur tanah, kemampuan menahan air, aerasi, kemampuan infiltrasi, suhu, dan evaporasi. Pengolahan tanah akan mengurangi pembentukan panas dan memecahkan saluran-saluran kapiler dalam tanah. Lapisan yang diolah akan mengering dengan cepat, tetapi kelembaban di bawah dapat terkonservasi dengan
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
lebih baik. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi yang mendukung perkecambahan benih dan mungkin diperlukan untuk memerangi gulma dan hama tanaman yang lain atau untuk membantu mengendalikan erosi. Pengolahan tanah membutuhkan input energi yang tinggi. Input ini bisa dihasilkan dan dalam suatu usaha tani (tenaga kerja manusia atau tenaga hewan) ataupun berasal dan luar lahan (tenaga buruh atau hewan yang disewa, mekanisasi berbahan bakar). Pengolahan tanah bisa mengakibatkan efek negatifitas kehidupan tanah dan meningkatkan mineralisasi bahan organik. Jika tidak dikerjakan dengan baik, pengolahan tanah bisa juga meningkatkan erosi (Reijntjes, 1999). Teknik pengolahan konservasi dan teknik tanpa pengolahan akhir-akhir ini telah dikembangkan oleh ilmuan dan petani, dan merupakan praktek-praktek pertanian tradisional di beberapa tempat. Dalam kondisi LEIA tanpa pengolahan bisa memberikan keuntungan, karena kerja keras untuk penyiapan tanah digantikan oleh kehidupan tanah. Namun, karena ada batasan-batasan pada praktek ini, teknik pengolahan (atau tanpa pengolahan) yang cocok harus dengan hati-hati dipilih untuk tiap-tiap tempat khusus. Tidak mungkin dapat diberikan anjuran-anjuran yang umum (Reijntjes, 1999). Kekurangan atau kelebihan unsur-unsur khusus dalam tanah akan mengganggu keseimbangan unsur hara dan bisa mengakibatkan penyakit bagi tanaman. Penyebab ketidakseimbangan semacam itu harus dianalisis: mungkin karena keracunan Fe atau Al (dalam hal pH-nya rendah), salinisasi, alkalinisasi, pemakaian pupuk NPK jangka panjang yang menyebabkan hilangnya unsur hara mikro (Tandon
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
1990, Boks 5.3), atau tanah secara alami bisa kekurangan unsur-unsur tertentu. Mungkin penting untuk memperbaiki pH, salinitas atau alkalinitas, atau untuk memberikan unsur hara tertentu yang telah hilang. Pemanfaatan pupuk organik dengan rasio C/N yang seimbang dapat memperbaiki keseimbangan tanah, pH dan ketersediaan unsur hara, termasuk unsur hara mikro (Reijntjes, dkk, 1999). Penambahan unsur hara bukan hanya dapat menghasilkan peningkatan produksi tanaman yang cukup berarti, namun juga dapat memperbaiki produksi tanaman melalui kuantitas dan kualitas kotoran hewan yang lebih tinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Ketika ternak diberi makan unsur hara makro, seperti fosfat. sebagian besar fosfat ini dikeluarkan melalui kotorannya (Winter 1985). Juga penambahan dengan unsur hara mikro dalam jumlah kecil, seperti tembaga, dapat membawa manfaat yang besar, baik itu bagi ternak maupun bagi tanaman yang diberi pupuk dengan kotorannya (Reijntjes, 1999). 2.1.3.2. Pendapatan Keharusan memenuhi kebutuhan subsistensi keluarga, yang mengatasi segalagalanya, seringkali memaksa petani tidak saja menjual dengan harga berapa saja asal laku, akan tetapi juga akan membayar lebih jika membeli atau menyewa tanah, lebih besar dari apa yang lazim menurut kriteria investasi kapitalis. Seorang petani yang kekurangan tanah, yang mempunyai keluarga besar dan tidak dapat menambah penghasilannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain seringkali membayar harga yang sangat tinggi untuk tanah, atau “hunger rents” menurut istilah Chayanov, selama tambahan tanah itu dapat menambah isi periuk nasi dengan berapa saja.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Sesungguhnya semakin kecil lahan yang dimiliki satu keluarga, semakin besar keluarga itu berani membayar untuk sebidang lahan tambahan : satu proses persaingan yang dapat menyingkirkan pertanian kapitalis yang tidak dapat bersaing dengan cara-cara demikian (Reijntjes, dkk, 1999). Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan usaha tani (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya usaha tani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi, 2002). Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1. Pendapatan pribadi. yaitu: semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara. 2. Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun. Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu Jenis penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan. Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan: 1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan upah, gaji. 2. Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang. 2.1.3.3 Produksi Total, Produksi Marginal, Produksi Rata-rata Produksi total (Total Product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi TP = f (K.L) Produksi marginal (Marginal Product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi MP =
δTP δL
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Produksi rata-rata output adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi AP =
TP L
2.2. Penelitian Sebelumnya Desky (2007) dalam penelitiannya meneliti pengaruh luas lahan, waktu kerja, jumlah pekerja, pupuk, pestisida, dan bibit/benih terhadap produksi padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Selain itu juga untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah model regresi linier berganda. Data yang digunakan berupa data primer dalam bentuk cross-sectional yang dikumpulkan melalui kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan sehanyak 115 petani padi. hasil penelitian menunjukkan hahwa secara parsial variabel luas lahan, waktu kerja dan jumlah pekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produki padi. Untuk variabel pupuk dan benih walaupun positif namun tidak signiflkan mempengaruhi produksi padi. Secara simultan variabel-variabel yang diobservasi berpengaruh signifikan terhadap produksi padi. Variasi kemampuan variabel observasi dalam menjelaskan produksi padi di Kabupaten Aceh Tcnggara sebesar 73,6 persen, sisanya sebesar 26,4 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dirnasukkan dalam model penelitian.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Yusri (2005) berkesimpulan bahwa rata-rata hasil produksi petani untuk lahan luas adalah sebesar 7,31 ton dengan rata-rata luas lahan sebesar 1,56 Ha. Sedangkan hasil produksi untuk petani lahan sempit adalah sebesar 1.59 ton dengan rata-rata luas lahan sebesar 4,67 ton/Ha, produksi rata-rata sebesar 4,67 ton/Ha. Dari hasil estimasi diperoleh nilai t-hitung untuk variable luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik, pupuk unorganik, pestisida adalah: 6,247; 1,073: 3,358; 1,410; 3,325; dan 0,512. Sedangkan nilai t-tabel untuk n=90 pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) adalah 1,990 maka dapat disimpulkan bahwa vaniabel luas lahan, benih, pupuk anorganik berpengaruh secara siginiflkan terhadap produksi usaha tani padi sawah pada tingkat keyakinan 95%. Yusniar (2006) dilihat dan kepekaan pcnggunaan faktor produksi terhadap kegiatan produksi pupuk, PT. Pupuk Iskandar Muda, modal, dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi. Hasil analisis data dengan uji serempak menunjukkan bahwa faktor produksi modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap Output, hal ini dbuktikan dengan nilai Fhitung 17.992 > Ftabel yaitu 2,08 dan demikian juga dengan melihat nilai sig = 0.000 < α 0.05. Untuk uji parsial modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan, hal ini dibuktikan. oleh thitung 4,660 > ttabel 2,021 dan nilai sig sebesar 0.000 < α = 0.05, dan untuk tenaga kerja thitung = 2,123 ≥ ttabel = 2,021 dan nilai sig 0,039 > α 0.05. Dan penggabungan koefesiensi regresi β1 + β2 diperoleh nilai sehesar 0,618 yang berarti bahwa keadaan produksi PT. Pupuk Iskandar Muda berada pada decreasing return to scale atau proporsi penambahan faktor produksi akan mengliasilkan tambahan produksi lebih kecil, hal ini ditunjukan
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
oleh β1 + β2 < 1. Penambahan input sebesar 1% akan menambah produksi 0,618. Artinya produksi pupuk PT. Pupuk Iskandar muda belum berproduksi secara optimal. Adi Setianto,Herlina Tarigan, Saptana,Tri Panaji (2004), dalam hasil penelitiannya tentang Analisis terhadap pengendalian hama terpadu dan teknologi PHT dalam mendukung agribisnis kopi rakyat dalam rangka otonomi daerah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan pertanian(pembibitan), pengalaman bertani, Teknologi PHT, Pestisida berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi kopi rakyat. Dalam hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa keberhasilan dalam proses teknologi PHT dapat ditunjukkan dari prioritas komponen yang diterapkan dalam pengendalian hama terlihat bahwa pestisida tidak lagi merupakan prioritas pengendali hama. 2.3. Kerangka Pemikiran Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan variabel dependen. Dengan demikian maka kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah pendapatan petani kopi (sebagai dependen variabel) yang dipengaruhi oleh luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, penggunaan pupuk dan penggunaan pestisida (sebagai independen variabel).
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Luas Lahan
Pengalaman Bertani
Produksi Kopi
Harga
Waktu Kerja
Penggunaaan Pupuk
Pendapatan Petani
Penggunaan Pestisida
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi
2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Luas lahan mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus. 2. Pengalaman bertani mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus. 3. Waktu Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Pemberian Pupuk mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus. 5. Pemberian Pestisida mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Penentuan Daerah Penelitian Daerah
penelitian
ditentukan
secara
purposive
yaitu
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil dari tujuan penelitian. Kecamatan terpilih adalah Kecamatan Sumbul, Kecamatan Parbuluan dan Kecamatan Sidikalang dengan pertimbangan bahwa kecamatan-kecamatan ini memiliki tanaman kopi terluas di Kabupaten Dairi. Luas pertanaman Kopi di Kecamatan Sumbul, Kecamatan Parbuluan dan Kecamatan Sidikalang dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi Jenis Tanaman Kopi Kopi Robusta Kopi Arabika No Kecamatan Luas Area Produksi Luas Area Produksi (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) 1 Sidikalang 80 34 641 616 2 Sitinjo * * * * 3 Berampu 106 36 220 215 4 Parbuluan 7 2,50 2.304 1.681 5 Sumbul 1.745 439 6.184 4.696 6 Silahisabungan Silima 7 1.665 446 23 19 Pungga-pungga 8 Lae Parira 1.357 326 92 100,80 9 Siempat Nempu 1.140 266 62 59 10 Siempat Nempu Hulu 1.718 288 188 156 11 Siempat Nempu Hilir 574 165 12 Tigalingga 884 250 13 Gunung Sitember 749 300 14 Pegangan Hilir 1.048 200 132 156 15 Tanah Pinem 81 24 Keterangan : *) Masih bergabung dengan kecamatan induk Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Dairi
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
3.2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang
lingkup
penelitian
ini
difokuskan
pada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pendapatan petani di kabupaten Dairi. Faktor-faktor tersebuat adalah: luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan lahan dengan tanaman kopi di tiga kecamatan di Kabupaten Dairi dan dari ketiga kecamatan ini diambil masing-masing tiga desa, dengan populasi sebanyak 5.594 KK. Tiga kecamatan ini terpilih karena ketiga kecamatan ini mempunyai potensi produksi dan pengembangan tanaman kopi yang menjadi sentra produksi tanaman kopi di kabupaten Dairi. Penarikan sampel petani dilakukan secara Proporsionate Random Sampling adalah sampel yang diambil secara acak, dan proporsional dari ketiga kecamatan penghasil kopi di kabupaten Dairi dengan uraian sebagai berikut: No. 1
2
3
Kecamatan Sumbul
Parbuluan
Sidikalang
Desa
Populasi
Sampel
P. Julu VII
1.412
25
P. Julu VI
1.088
19
P. Julu V
1.000
17
Parbuluan IV
628
11
Bangun
475
8
Parbuluan V
417
7
Bintang
250
5
Sidiangkat
183
4
Sitinjo I
141
4
5.594
100
Jumlah Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Dairi, 2007
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
3.4. Metode Pengumpulan Data Data penelitian adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data-data sekunder diperoleh dari dinas perkebunan, Badan Pusat Statistik, dan dari dinas-dinas terkait berkaitan dengan produktivitas dan jumlah populasi petani kopi. 3.5. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Untuk mengolah data, digunakan bantuan program Eviews versi 4.1. 3.6. Model Analisis Estimasi Model dasar untuk produksi kopi di Kabupaten Dairi merupakan pengembangan teori produksi Cobb-Douglass, yaitu persamaan: Q = A Kα Lβ ........................................................................................... (1) Dengan memecah variabel K dan L dalam bentuk yang lebih spesifik, yaitu variabel-variabe1 eksplanatori yang digunakan dalam penelitian ini. Maka fungsi produksi menjadi: Q = f (LL, PB, WK, F, Ps) ............................................................... (2) Dengan memasukkan seluruh variabel penelitian ini dalam fungsi CobbDouglass, menghasilkan fungsi sebagai berikut: Q = α LLβ1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 ....................................................... (3)
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Selanjutnya untuk mendapatkan model penelitian ini dilakukan log terhadap variabel-variabel yang digunakan. Untuk menguji pengaruh antara variabel penjelas (explanatory variable) terhadap produksi kopi digunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dalam bentuk regresi berganda dengan menggunakan alat bantu program Eviews 4.1. Adapun spesifikasi model penelitian ini adalah sebagai berikut: log Q = a + β1 log LL + β2 log PB + β3 log WK + β4 log F + β5 log PS + µ .. (4)
Dirnana:
Q
= Total produksi Kopi (Kg/bulan)
LL
= Luas lahan (m2)
PB
= Pengalaman bertani (tahun)
WK
= Waktu kerja (jam/bulan)
F
= pupuk (kg/bulan)
Ps
= Pestisida (kg/bulan)
α
= Konstanta
β1, β2 β3 β4 β5 = Koefisien regresi µ
= Faktor pengganggu
Selanjutnya untuk mengestimasi tingkat pendapatan dilakukan pengkalian tingkat produksi dengan harga dan mengestimasi menggunakan model diatas dengan mengganti variabel tingkat produksi dengan tingkat pendapatan sebagai berikut: Y=PXQ Dimana Y = Total pendapatan P = Harga Q = Tingkat produksi
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
3.7. Definisi Oprasional dan Batasan Variabel Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan penelitian ini maka perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut: 1. Petani kopi adalah petani yang mengusahakan komoditi kopi di areal perladangan(orang). 2. Total produksi kopi adalah total hasil produksi kopi yang dihasilkan petani selama kurun waktu sekali panen (kg/bulan). 3. Pendapatan petani kopi adalah pendapatan yang diperoleh dari usaha tani kopi yang di usahakan oleh petani kopi (rupiah/bulan). 4. Luas lahan adalah luas perladangan kopi yang diusahakan petani kopi (m2). 5. Pengalaman bertani adalah lama bertani dalam mengusahakan usaha tani kopi (tahun). 6. Waktu kerja adalah banyaknya waktu kerja petani dalam mengusahakan usaha tani kopi (jam/bulan). 7. Pupuk adalah jumlah pupuk (organik dan non organik) yang digunakan petani kopi (kg/bulan) 8. Pestisida adalah jumlah obat-obatan yang digunakan petani kopi (kg/bulan) 3.8. Uji Kesesuaian Uji kesesuaian (Test Goodnes of Fit) dilakukan berdasarkan perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) yang kemudian dilanjutkan dengan uji F (F-test) dan uji t (t-test).
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Penilaian terhadap koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk melihat kekuatan pengaruh variabel bebas (independen variabel) terhadap variabel terikat (dependen variabel). 2. Uji-F (overall test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik koefisien regresi secara bersama-sama/serentak. 3. Uji-t (partial test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik koefisien regresi secara parsial. 3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier, yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dan persamaan yang terbentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang terdiri: 1. Uji Multikolinieritas Interpretasi dan persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa vaniable-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas, maka akan menimbulkan beberapa akibat, untuk itu perlu dideteksi multikolinieritas dengan besaran-besaran regresi yang didapat, yakni: a. Variansi besar (dari taksiran OLS). b. Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar, sehingga interval kepercayaan lebar).
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
c. Uji-t (t-rasio) tidak signifikan. Suatu variabel bebas yang signifikan baik secara subtansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana, bisa tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi (a1- a5) tidak signifikan. d. R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dan uji-t. e. Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga tidak menyesatkan interpretasi. 2. Uji Heterokedastisitas Tujuan uji ini adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk dapat mengetahui terjadinya Heterokedastisitas atau homokedastisitas dalam sebuah model regresi dapat dilakukan dengan uji White Heterokedasticity, dengan kriteria keputusan sebagai berikut: a. Bila χ2 hitung lebih kecil dari χ2 tabel maka tolak hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat heterokedastisitas dalam model regresi. b. Bila χ2 hitung lebih besar dari χ2 tabel maka tolak hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat homokedastisitas dalam model regresi.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Uji Normalitas Asumsi model regresi liner klasik adalah bahwa faktor pengganggu µi mempunyai nilai rata-rata yang sama dengan nol, tidak berkolerasi dan mempunyai varians yang konstan. Dengan asumsi ini, OLS estimator atau penaksiran akan memenuhi sifat-sifat statistik yang diinginkan, seperti ketidakbiasan dan mempunyai varians yang minimum. Untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya faktor pengganggu µi dilakukan dengan J-B test (Jarque-Bera test). Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan chisquare probability distribution, yaitu dengan membandingkan nilai JBhitung = nilai X2hitung dengan nilai X2 tabel, dengan kriteria keputusan sebagai berikut: a. bila JBhitung > nilai X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual µi adalah berdistribusi normal ditolak. b. Bila nilai JBhitung < nilai X2 tabel, maka yang menyatakan bahwa residual µi adalah berdistribusi normal tidak dapat ditolak.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Kecamatan Sumbul Kecamatan Sumbul merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi. Wilayah Kecamatan Sumbul mempunyai luas 192,58 km2 berada pada ketinggian 1.400 m dpl, yang terletak antara : 980 – 98,300 LU
98.000 – 98.300 BT
Sebagian besar wilayah terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebahagian kecil yang datar/rata. Wilayah ini sebahagian besar adalah hutan dan tipe iklim di daerah ini adalah iklim sedang (Sub Tropis). Wilayah Kecamatan Sumbul terdiri dari 1 kelurahan dan 18 desa dengan berbatasan sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kecamatan Pegagan Hilir
Sebelah Timur
: Kecamatan Parbuluan
Sebelah Barat
: Kecamatan Silahisabungan
Sebelah Selatan
: Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
Jarak Kantor Kecamatan ke kantor Bupati 12 Km Jumlah penduduk Kecamatan Sumbul sebanyak 38.026 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 18.867 jiwa dan perempuan sebanyak 19.159 jiwa. Kepadatan
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
penduduk adalah sebanyak 197 jiwa per km persegi dengan penyebaran yang tidak merata pada setiap desa/kelurahan. Dari 14 Desa/kelurahan yang ada di Kecarnatan Sumbul terdapat penduduk yang terpadat di Desa Pegagan Julu Julu IX yaitu dengan kepadatan sebanyak 391 jiwa per km persegi. Dan Desa/Kelurahan yang terjarang penduduknya adalah Desa Pegagan Julu V dengan tingkat kepadatan 89 jiwa per km persegi. Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sumbul sebanyak 8.217 rumah tangga dengan penyebaran yang tidak merata. Rata-rata banyaknya jiwa per rumah tangga adalah sebanyak 5 jiwa. Karakteristik sosial adat istiadat di Kecamatan Sumbul dipengaruhi oleh penduduk yang ada, seperti suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo dan suku lainnya serta sifatnya dipengaruhi oleh suku-suku di atas, sehingga kegiatannya masih sangat dipengaruhi oleh norma adat yang berlaku. Penduduk di Kecamatan Sumbul mayoritas beragama Kristen Protestan, yaitu dengan komposisi sebagai berikut: Beragama Islam
: 1.723 jiwa
Beragama Kristen Khatolik
: 3.l53 jiwa
Beragama Kristen Protestan : 33.l50 jiwa Sedangkan sarana ibadah yang tersedia adalah Mesjid dan Musollah 13 buah, dan Gereja 130 buah.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Di Kecamatan Sumbul terdapat 37 unit Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah murid sebanyak 6.873 jiwa, dan tenaga pengajar (Guru) sebanyak 329 orang. Ratarata jumlah murid per sekolah adalah 186 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 21 jiwa. Tingkat pendidikan SLTP, terdapat 9 unit Sekolah SMTP, dengan jumlah murid sebanyak 2.724 orang. Rata-rata banyaknya murid per sekolah adalah 303 jiwa. Banyaknya tenaga pengajar (guru) sebanyak 177 jiwa. Rata-rata banyaknya murid per satu orang guru adalah 15 jiwa. Sedangkan sekolah untuk tingkat SMTA, terdapat 6 buah sekolah, 1.582 orang murid, 106 orang guru. Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 264 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 15 jiwa. Fasilitas kesehatan masih belum memadai, ini terlihat dari data berikut: hanya 2 buah Puskesmas, 14 buah Puskesmas Pembantu, 67 buah Posyandu, Polindes 8 buah dan BKIA 2 buah sedangkan Rumah Sakit belum ada. Untuk fasilitas kesehatan ini dilayani oleh 3 orang dokter, 36 orang bidan, 22 orang perawat. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 7.438 pasangan, dan pasangan usia subur tersebut yang masuk KB dengan menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 5.332 atau dan tidak menggunakan KB sebanyak 2.106. Dangan demikian, kesadaran penduduk pasangan usia subur untuk ber-KB sudah lumayan. 4.1.2. Kecamatan Parbuluan Kecamatan Parbuluan merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi. Wilayah Kecamatan Parbuluan mempunyai luas 235,40 km2 berada pada ketinggian 1.200 m dpl, yang terletak antara :
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
2,150 – 3,000 LU
98.000 – 98.300 BT
Sebagian besar wilayah terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebahagian kecil yang datar/rata. Wilayah ini sebahagian besar adalah hutan dan tipe iklim di daerah ini adalah iklim sedang (Sub Tropis). Wilayah Kecamatan Parbuluan terdiri dari 8 desa dengan berbatasan sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kecamatan Sumbul
Sebelah Timur
: Kecamatan Kerajaan
Sebelah Barat
: Kecamatan Sidikalang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Tobasa
Jarak Kantor Kecamatan ke kantor Bupati 21 Km. Jumlah penduduk Kecamatan Parbuluan adalah 18.663 jiwa terdiri dari 3.829 rumah tangga. Kepadatan penduduk di kecamatan Parbuluan adalah 79 jiwa /km2 dan rata-rata anggota rumah tangga adalah 5 orang. Di Kecamatan Parbuluan terdapat 15 Sekolah Dasar Negeri dan 2 unit Sekolah dasar Swasta dengan jumlah murid seluruhnya 3.635 orang dan jumlah guru sebanyak 137 orang. untuk tingkat SLTP di Kecamatan Parbuluan terdapat 2 unit SMP Negeri yang terletak di Desa Parbuluan V dan Bangun sedangkan SMP Swasta berjumlah 2 unit berlokasi di Desa Parbuluan I dan Parbuluan IV dengan jumlah murid 1.350 orang dan jumlah guru 75 orang. Kecamatan ini terdapat satu unit SLTA Negeri. dengan jumlah murid 256 orang dan 9 orang guru.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Fasilitas kesehatan di Kecamatan Parbuluan adalah 1 unit Puskesmas dan 5 unit Puskesmas Pembantu. 4.1.3. Kecamatan Sidikalang Kecamatan Sidikalang merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi dan merupakan ibukota Kabupaten. Wilayah Kecamatan Sidikalang mempunyai luas 110,15 km2 berada pada ketinggian 700-1.100 m dpl, yang terletak antara : 2E – 3E LU
98.E – 98E300 BT
Sebagian besar wilayah terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebahagian kecil yang datar/rata. Tipe iklim
di daerah ini adalah iklim sedang
(Sub Tropis). Wilayah Kecamatan Sidikalang terdiri dari 13 desa/kelurahan 22 lingkungan dan 18 dusun, dengan berbatasan sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kecamatan Siempat Nempu
Sebelah Timur
: Kecamatan Sumbul
Sebelah Barat
: Kecamatan Berampu
Sebelah Selatan
: Kabupaten Pakpak Bharat
Penduduk Kecamatan Sidikalang sebanyak 54.684 jiwa yang terdiri dari lakilaki sebanyak 27.269 jiwa dan perempuan sebanyak 27.415 jiwa. kepadatan penduduk adalah sebanyak 495 jiwa per km persegi dengan penyebaran yang tidak merata pada setiap desa/kelurahan.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari 13 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Sidikalang terdapat penduduk yang terpadat terdapat di Kelurahan Kota Sidikalang yaitu dengan kepadatan sebanyak 2.994 jiwa per km persegi. Dan desa/kelurahan yang terjarang penduduknya adalah Sitinjo I dengan tingkat kepadatan 96jiwa per km persegi. Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sidikalang sebanyak 11.087 rumah tangga dengan penyebaran yang tidak merata. Rata-rata banyaknya jiwa per rumah tangga adalah sebanyak 4,93 jiwa. Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Sidikalang masih didominasi sektor pertanian yaitu sebanyak 48,60 % dan juga cara pengelolaan tanahnya masih bersifat tradisioanl sehingga hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan, dan selanjutnya kita lihat mata pencaharian penduduk per sektor sebagai berikut: - Pertanian
: 48,60%
- Jasa/Industri
: 11,91%
- PNS dan ABRI
: 12,84%
- Lainnya
: 26,65%
Karakteristik sosial adat istiadat di Kecamatn Sidikalang dipengaruhi oleh penduduk yang ada, seperti suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, dan suku lainnya serta sifatnya dipengaruhi oleh suku-suku di atas, sehingga kegiatannya masih sangat dipengaruhi oleh norma adat yang berlaku. Penduduk di Kecamatan Sidikalang adalah mayoritas beragama Kristen Protestan, yaitu 38.614 jiwa atau 70,61 % dari penduduk kecamatan Sidikalang,
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
kemudian beragama Islam 12.384 jiwa atau 22,65 %, Kristen Katolik 3.387 jiwa atau 6,19% dan beragama Budha 268 jiwa atau 0,49 %, serta Hindu sebanyak 31 orang atau 0,06%. Sedangkan fasilitas rumah ibadah sampai saat ini tercatat sebanyak 30 buah mesjid (tcrmasuk surau dan langgar), gereja sebanyak 65 buah, dan 1 buah wihara, serta 1 buah Kuil. Di Kecamatan Sidikalang tcrdapat 31 unit Sekolah Dasar (SD) jumlah murid sebanyak 8.927 jiwa, dan tenaga pengajar (guru) sebanyak 379 orang. Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 288 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 24 jiwa. Tingkat pendidikan SMTP; terdapat 11 unit sekolah SMTP, dengan jumlah murid sebanyak 5.178 orang. Rata-rata banyaknya murid per sekolah adalah 471 jiwa. Banyaknya tenaga pengajar (guru) sebanyak 343 jiwa. Rata-rata murid per satu orang guru adalah 15 jiwa. Begitu juga tingkat sekolah SMTA adalah 14 unit dengan jumlah murid 7.319 jiwa dan guru 566 jiwa. Rata-rata banyak murid per sekolah adalah 523 jiwa, dan rata-rata murid per satu orang guru adalah 13 jiwa. Fasilitas pendidikan yang ada ini bukan saja menampung murid dan dari kecamatan sidikalang saja akan tetapi juga menampung murid dan luar kecamatan terutama bagi murid yang menempuh Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan. Untuk lebih jelasnya bahwa pertambahan penduduk Kecamatan Sidikalang terutama Kelurahan Kota Sidikalang dan kelurahan Batang Beruh dipengaruhi faktor pendidikan.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Di Kecamatan Sidikalang terdapat berbagai fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Umum, 2 buah Puskesmas, 10 unit Pembantu 47 Posyandu yang menyebar di 13 desa/ kelurahan. Untuk seluruhnya fasilitas kesehatan ini dilayani oleh dokter dan tenaga medis lainya. Rumah Sakit Umum di kecamatan ini berada di Kelurahan Batang Beruh, dan Kelurahan Kota Sidikalang. Rumah Sakit Umum ini berfungsi untuk melayani kesehatan regional yang tidak dapat ditanggulangi oleh Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu. Fasilitas kesehatan lainnya di Kecamatan Sidikalang ini selain fasilitas kesehatan yang diuraikan diatas terdapat 14 buah toko obat dan 6 buah apotik dan 11 buah praktek dokter. Secara umum fasilitas kesehatan ini berfungsi untuk meningkatkan kesehatan pada masyarakat dalam bidang kesehatan yang menyangkut pengobatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 5.441 pasangan, dari jumlah pasangan usia subur tersebut yang masuk KB dengan menggunakan kontrasepsi sebanyak 3.066 atau 56,35% dan tidak masuk KB 2.375 atau 43,65%. Bila kita bandingkan dengan jumlah PUS tahun 2003 adalah scbanyak 5.618, maka terjadi penurunan PUS sebanyak 177 jiwa atau 3,15%. Luas kecamatan Sidikalang 110,15 km2. Dan luas kecamatan tersebut luas tanah sawah 773 ha. Luas tanah kering 5.890 ha dan luas untuk bangunan dan halaman sekitarnya adalah 2.132 ha dan lainnya 2.212 ha. Rata-rata produksi 4,33 ton/ha, padi ladang 2,14 ton/ha. Tanaman palawija yang paling dominan adalah jagung. Tanaman keras yang paling banyak adalah kopi kemudian kemenyan, tingkat
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
produktivitas kopi adalah 610 kg/ha. Produksi buah-buahan yang terbesar adalah pisang. Jenis ternak yang dipelihara penduduk adalah kerbau, kuda, kambing, domba, babi dan ternak unggas seperti ayam dan itik. Ternak yang paling banyak adalah jenis unggas dan babi. Sektor industri yang ada adalah industri kecil dan kerajinan rumah IKKR sebanyak 42 buah dan industri besar/sedang 1 buah. 4.2. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang di bahas dalam penelitian ini meliputi karakter sosial ekonomi masyarakat petani kopi di tiga kecamatan di kabupaten Dairi yang dijadikan sebagai sampel penelitian ini yang berjumlah 100 orang. Adapun cakupan dan karakteristik yang di bahas meliputi; luas lahan, umur, status perkawinan, pendidikan, jumlah tanggungan, pekerjaan sampingan. Berikut ini Tabel karakteristik sosial ekonomi petani kopi meliputi; luas lahan, umur, pendidikan, jumlah tanggungan, pekerjaan sampingan. Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di kabupaten Dairi Tahun Sampel (Orang) Persentasi (%) - 30-45 13 13 - 46-55 35 35 - 56-65 45 45 - Diatas 65 7 7 Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian 2007. Dari tabel 4.1 diatas frekuensi populasi atau sampel untuk umur yang terbanyak adalah umur 56-65 tahun adalah sebanyak 45 % atau 45 orang, untuk
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
umur 46-55 tahun adalah sebesar 35 % atau 35 orang, untuk umur 20-45 tahun adalah sebesar 13 % atau orang, dan jumlah sampel terkecil adalah diatas umur 65 tahun adalah sebanyak 7 % atau 7 orang. Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di kabupaten Dairi Pendidikan Sampel (Orang) Persentasi (%) - SD 24 24 - SLTP 34 34 - SLTA 42 42 Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian 2007. Dari tabel 4.2 diatas frekuensi populasi atau sampel untuk pendidikan yang terbanyak adalah tingkat pendidikan SLTA sebesar 42 % atau 42 orang, untuk tingkat pendidikan SLTP sebesar 34 % atau 34 orang, dan frekuensi yang terkecil adalah untuk tingkat pendidikan SD sebesar 24 % atau 24 orang. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di kabupaten Dairi Jumlah Tanggungan Sampel (Orang) Persentasi (%) - 1-3 27 27 - 4-6 51 51 - 6 keatas 22 22 Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian 2007. Dari tabel 4.3 diatas frekuensi populasi atau sampel untuk jumlah tanggungan yang terbanyak adalah untuk jumlah tanggungan 4-6 orang adalah sebanyak 51% atau 51 orang, dan untuk jumlah tanggungan 1-3 orang adalah sebanyak 27 % atau 27 orang, dan jumlah tanggungan yang terkecil adalah untuk jumlah tanggungan lebih dari 6 orang adalah sebesar 22 % atau 22 orang.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di kabupaten Dairi Jenis Pekerjaan Sampel (Orang) Persentasi (%) - PNS 15 27 - Swasta 34 51 - Lainnya 61 22 Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian 2007. Dari tabel 4.4 diatas frekuensi populasi atau sampel yang memiliki pekerjaan sampingan yang terbanyak adalah pekerjaan lainnya seperti bertani selain tanaman kopi, berternak dan sebagainya adalah sebanyak 61 % atau 61 orang, untuk pekerjaan sampingan bekerja di swasta sebesar 34 % atau 34 orang dan responden yang terkecil adalah untuk pekerjaan sampingan PNS sebsesar 15 % atau 15 orang. Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di kabupaten Dairi Tahun Sampel (Orang) Persentasi (%) - 25-35 27 27 - 36-45 44 44 - 46-55 29 29 Total 100 100 Sumber : Hasil Penelitian 2007. Dari tabel 4.5 diatas frekuensi populasi atau sampel yang terbanyak adalah pengalaman bertani pada 36-45 tahun sebesar 44 % atau 44 orang, pada pengalaman 46-55 tahun sebesar 29 % atau 29 orang, dan jumlah responden yang terkecil pada pengalaman bertani 25-35 tahun sebesar 27 % atau 27 orang.
4.3. Tingkat Produksi Kopi
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari hasil Observasi dijumpai rata-rata produksi tanaman kopi yang dihasilkan oleh petani kopi di Kabupaten Dairi adalah 296,84 kg per sekali panen. Produksi paling sedikit adalah sebesar 91,2 kg. Tingkat produksi ini sangat tergantung dari luas lahan dan juga variabel-variabel pendukung lainnya. Demikian juga pendapatan petani dari tanaman kopi tergantung dari produksi kopi tersebut. Dilihat dari luas lahan rata-rata 0,493 ha, yang paling sempit adalah 0,16 ha dan yang terluas adalah 1,1 ha. Selain luas lahan, faktor pendukung tingkat produksi lainnya adalah waktu yang digunakan untuk perawatan tanaman kopi, banyaknya waktu bekerja petani tergantung dari luas lahan petani kopi tersebut, hasil observasi dijumpai rata-rata waktu yang digunakan 252,68 jam per bulan, sedangkan petani yang paling sedikit menggunakan waktu bekerja adalah 92 jam per bulan dan petani yang paling banyak menggunakan waktu bekerja adalah 544,8 jam per bulan. Selain waktu bekerja, faktor pendukung tingkat produksi lainnya adalah penggunaan pupuk dan pestisida yang digunakan untuk perawatan tanaman kopi, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang, banyaknya penggunaan pupuk dan pestisida dipengaruhi oleh luas lahan dan kondisi lingkungannya, hasil observasi dijumpai rata-rata penggunaan pupuk dan pestisida yang digunakan masing-masing 15.331,6 kg dan 3,44 kg per bulan, sedangkan petani yang paling sedikit menggunakan pupuk dan pestisida masing masing adalah 4800 kg dan 1,10 kg per bulan dan petani yang paling banyak menggunakan pupuk dan pestisida adalah 35.100 kg dan 7,950 kg per bulan.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Demikian juga halnya dengan pendapatan petani kopi di kabupaten Dairi, yang mempengaruhi pendapatan petani kopi adalah harga kopi di tingkat produsen yang sangat rendah sebesar Rp. 8.333,00. per kilogram dan variabel-variabel pendukung lainnya seperti: luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk dan pestisida yang diberikan. Yang memainkan peranan harga di tingkat produsen adalah agen (pedagang) pengumpul. Bargaining power dari petani kopi sendiri sangat lemah sehingga mau tidak mau harga kopi sangat ditentukan oleh agen pengumpul. Lemahnya Bargaining power disebabkan lemahnya kelompok-kelompok petani dan tidak berjalannya koperasi. Dari hasil Observasi dijumpai rata-rata pendapatan petani kopi di Kabupaten Dairi adalah Rp. 2.473.700,00 per bulan. Pendapatan petani paling sedikit adalah sebesar Rp. 760.000,00. per bulan. Tabel 4.6. dibawah ini akan menunjukan komposisi tingkat produksi kopi, serta komposisi faktor pendukung dalam proses produksi. Tabel 4.6. Rata-rata Tingkat Produksi dan Faktor Pendukungnya di Kabupaten Dairi Uraian Minimum Maksimum Mean Std Deviasi Produksi 91,2 693 228 183,34 Pendapatan 760.000 5.775.000 1.900.000 1527870,97 Luas Lahan 0,16 1,1 0,38 0,30 Pengalaman Bertani 25 55 41,5 7,78 Waktu kerja 92 544,8 198,4 145,67 Pupuk 4800 35100 11875 9469,12 Pestisida 1,10 7,95 2,661 2,13 Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (lampiran 1) Pada Tabel 4.6. diatas dapat dilihat bahwa selain Luas lahan, waktu kerja, penggunaan pupuk dan pestisida, faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
kopi adalah pengalaman bertani. Dari hasil observasi dijumpai rata-rata pengalaman bertani kopi adalah 40,26 tahun, yang mempunyai sedikit pengalaman adalah 25 tahun dan pengalaman yang terbanyak adalah 55 tahun. 4.4. Hasil Estimasi dengan menggunakan OLS Berdasarkan hasil estimasi dari tingkat pendapatan petani kopi, terlebih dahulu mengestimasi tingkat produksi. Dalam hal ini variabel yang digunakan adalah variabel luas lahan, variabel waktu kerja, variabel pengalaman bertani, pupuk dan variabel pestisida. dibawah ini akan dijelaskan sebagai berikut: Tingkat Produksi Tanaman Kopi LQ = -0.41 + 0.38 LLL + 0.03 LPB + 0.37 LWK Std. Error (0,17) (0,01) (0,18) t-stat (2,59)** (2,07)** ((2,17)** R2 F-stat
+
0.10 LF (0,06) (1,68)*
+
0.16 LPs (0,06) (2,36)**
= 0.979252 = 25109.69
Keterangan
: ** signifikan pada α 5% * signifikan pada α 10%
Sumber
: Lampiran 2
Berdasarkan nilai R-squared (R2) sebesar 0.9792, berarti variabel variabel luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk dan pestisida mampu menjelaskan variasi produksi tanaman kopi di Kabupaten Dairi sebesar 97,9792 %. Sedangkan sisanya sebesar 2,0208 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini. Berdasarkan uji t-statistik (uji secara parsial), maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat produksi tanaman kopi
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
(Q) di Kabupaten Dairi ialah luas lahan (LL), pengalaman bertani (PB), waktu kerja (WK), dan pestisida (Ps), pada tingkat keyakinan 95%. Dan untuk variabel pupuk (F) signifikan pada tingkat keyakinan 90%. Hasil estimasi diatas menunjukan bahwa koefisien luas lahan sebesar 0,38 bermakna bahwa apabila luas lahan bertambah 10 persen, maka produksi kopi dapat meningkat 3,8 persen. Koefisien pengalaman bertani relatif kecil sebesar 0,03 bermakna bahwa apabila pengalaman bertambah 100 persen, maka produksi kopi dapat meningkat 3 persen. Selanjutnya koefisien waktu kerja sebesar 0,37 yang bermakna bahwa dengan penambahan waktu kerja 10 persen, akan mampu meningkatkan produksi petani kopi sebesar 3,7 persen. Pupuk mempunyai koefisien sebesar 0,10 yang bermakna bahwa dengan penambahan 10 persen pupuk akan meningkatkan produksi kopi sebesar 1 persen, hal ini diakibatkan karena petani hanya menggunakan pupuk kandang. Begitu juga dengan koefisien pestisida yang memiliki koefisien sebesar 0,16 yang bermakna bahwa dengan penambahan 10 persen pestisida akan mampu meningkatkan produksi kopi sebesar 1,6 persen. Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian secara parsial (individu) dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
nilai t-tabel. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikinsi (sig.) pada hasil estimasi (lampiran 2). Pada jumlah sampel (n) = 100, variabel bebas (k) = 5. Koutsoyiannis (1981) menjelaskan bahwa besamya k adalah variabel bebas termasuk konstanta. Dengan demikian k = 6, dijumpai Degree of Freedom (DF) = 100 - 6 = 94. Pada Variabel luas lahan mernpunyai t-hitung sebesar 2,174 lebih besar dari t-tabel α = 0,05 sebesar 1,985 yang bermakna bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan (pada α = 0,05) terhadap pendapatan petani kopi Kabupaten Dairi. Sementara itu t-hitung variabel pengalaman bertani sebesar 2,593 lebih besar dibandingkan nilai t-tabel pada α = 0,05 sebesar 1,985 dengan demikian bahwa pengalaman bertani berpengaruh signifikan terhadap Produksi kopi. Sementara itu t-hitung untuk variabel waktu kerja sebesar 2,070 lebih besar dibandingkan nilai t-tabel pada α = 0,05 sebesar 1,985 dengan demikian bahwa waktu kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi. Untuk t-hitung variabel pestisida sebesar 2,366 lebih besar dibandingkan nilai t-tabel pada α = 0,05 sebesar 1,985 dengan demikian bahwa pestisida berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi. Demikian halnya dengan variabel pupuk yang mempunyai thitung sebesar 1,682 lebih kecil dari t-tabel α = 0,05 sebesar 1,985, tetapi jika dibandingkan dengan t-tabel pada α = 0,10 variabel pupuk yang mempunyai t-hitung sebesar 1,682 lebih besar dari t-tabel α = 0,10 sebesar 1,657 yang menunjukkan bahwa variabel pupuk signifikan pada α = 0,10. Dengan demkian variabel pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Namun demikian, bila dilihat dari nilai F-statistik yang diperoleh, yaitu sebesar 25109.69, yang lebih besar dari F0,01(5,100) = 3,20 ; ini berarti secara bersama-sama (serentak) luas lahan (LL), pengalaman bertani (PB), waktu kerja (WK), pupuk (F), dan pestisida (Ps) akan mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi dengan tingkat keyakinan 99%. Berdasarkan hasil estimasi tingkat produksi kopi diperoleh hasil bahwa produksi kopi berada pada kondisi Increasing Return to Scale lebih besar dari 1. Increasing return to scale = 0,38+0,03+0,37+0,10+0,16= 1,04. Increasing Return to Scale lebih besar dari 1 artinya bahwa apabila luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk dan pestisida naik dua kali lipat maka produksi kopi akan naik lebih besar dari dua kali lipat.
K
C
K1 K2 K3
B A
L1 L2 L3 (sumber: Bambang Edi Priyono, Manajerial Ekonomi,2002) Gambar 2.3. Increasing Return to Scale > 1 4.5. Uji Asumsi Kelasik
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Mempertimbangkan bahwa dalam model regresi yang ingin dicapai adalah Best Blue Unbiased Estimator (BLUE) dan ada kalanya sering dijumpai dalam model regresi (terutama regresi linear berganda) berbagai masalah terutama pelanggaran terhadap asumsi klasik, maka dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi klasik berupa multikolinearitas. 4.5.1. Uji Multikolinieritas Interpretasi dari model regresi berganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa antar variabel bebas yang digunakan dalam model tersebut tidak saling berkolerasi. Koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun interpretasi ini menjadi salah apabila terdapat hubungan linear antar variabel bebas. Berikut ini hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.7. adalah sebagai berikut: Tabel 4.7. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas (Koefisien Korelasi Parsial) Variabel R2
Sumber
Log Luas Lahan
0,969
Log Pengalaman Bertani
0,554
Log Waktu Kerja
0,969
Log Pupuk
0,977
Log Pestisida
0.978
: Lampiran 11-15
Berdasarkan pada tabel 4.7. diatas dapat terlihat bahwa nilai R2 (LQ C LLL LPB LWK LF LPs ), yaitu 0,979 lebih besar dari pada nilai R2 dalam regresi parsial yaitu : 0,969; 0,554; 0,969; 0,977; 0,978 berdasarkan ketentuan rule
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
of thumb dan metode ini dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat ditemukan adanya multikolinierity. 4.5.2. Uji Heterokedastisitas Dalam regresi berganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah var (u1) σ2 (konstan), semua sesatan mempunyai variansi yang sama. Padahal ada kasus-kasus tertentu dimana variansi u1 tidak konsta, melainkan suatu variabel berubah-ubah. Berdasarkan basil estimasi uji white heterokedastisticity test diatas, diperoleh besarnya nilai white heterokedastisticity sebesar 39,07 dan bila dibandingkan dengan nilai X2 tabel sebesar 118,743 pada di atas 5%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai white heterokedastisticity lebih kecil dan nilai X2 tabel (White test hitung 39,07 < X2 tabel 118,743). Hal ini berarti model empiris yang digunakan dalam model tersebut mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal yang tidak dapat ditolak dan tidak signifikan. 4.5.3. Uji Normalitas Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui normal apa tidaknya faktor pengganggu yang dapat diketahui melalui uji JB test. Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan Chi-Square Probability Distribution. Berikut ini hasil estimasi yang dilakukan dengan uji JB test. Berdasarkan basil estimasi uji JB test diatas, diperoleh besarnya nilai JarqueBera Normality sebesar 62,96 dan bila dibandingkan dengan nilai X2 tabel sebesar 118,743 pada di atas 5% persen , maka dapat disimpulkan bahwa nilai JB test
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
lebih kecil dan nilai X2 tabel (JB test hitung 62,96 < X2 tabel 118,743). Hal ini berarti model empiris yang digunakan dalam model tersebut mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal yang tidak dapat ditolak dan tidak signifikan. Model yang digunakan dalam menaksir hasil produksi dan pendapatan petani kopi di kabupaten Dairi sudah sangat baik. Selain karena model terbebas dari pelanggaran asumsi klasik, juga karena variasai kemampuan variabel penjelas (eksplanatory) dalam menjelaskan produksi dan pendapatan petani kopi tergolong tinggi. Dengan tingkat R-Square 0,979 dapat disimpulkan bahwa dari segi kesesuaian (Goodnes of Fit) sudah cukup baik, 2,1 % dari produksi dan pendapatan petani kopi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian. Untuk mengukur Marginal Produck (MP) dan Average Product of Labor (APL) dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: •
Marginal Product Luas Lahan ( MPLL) adalah: Q = A Lα K1-α ........................................................... (Cobb Douglass) Q = A Lα Kβ LL β1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 δQ δLL
= A Lα Kβ β1 LLβ1-1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 = =
A Lα Kβ β1 LLβ1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 = LL 0,38 X 296,84 4.930
=
Q β1 LL
=
β1 Q LL
= 0,023 Kg/m2
Nilai MPLL sebesar 0,023 kg/m2 berarti apabila luas lahan bertambah 1% maka akan meningkatkan produksi sebesar 0,023 kg. •
Marginal Product Pengalaman Bertani ( MPPB) adalah:
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Q = A Lα Kβ LL β1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 δQ δPB
= A Lα Kβ LL β1 β2 PBβ2-1WK β3 F β4 PS β5 = =
A Lα Kβ LL β1 β2 PBβ2WK β3 F β4PS β5 PB 0,03 X 296,84 40,26
=
Q β2 PB
=
β2 Q PB
= 0,22 kg/tahun
Nilai MPPB sebesar 0,22 kg/tahun berarti apabila pengalaman bertani bertambah 1 % maka akan meningkatkan produksi sebesar 0,22 kg. •
Marginal Product Waktu Kerja ( MPWK) adalah: Q = A Lα Kβ LL β1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 δQ α β β1 β2 β3-1 β4 β5 δWK = A L K LL PB β3WK F PS = =
A Lα Kβ LL β1PBβ2 β3WK β3 F β4PS β5 WK 0,37 X 296,84 = 0,43 kg/jam 252,68
=
Q β3 WK
=
β3 Q WK
Nilai MPWK sebesar 0,43 kg/jam berarti apabila waktu kerja bertambah 1% maka akan meningkatkan produksi sebesar 0,43 kg.
•
Marginal Product Pupuk ( MPF) adalah: Q = A Lα Kβ LL β1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 δQ δF
= A Lα Kβ LL β1PBβ2WK β3 β4F β4-1PS β5 A Lα Kβ LL β1PBβ2WK β3 β4F β4PS β5
Q β4
β4 Q
F
F
F
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
=
= 0,10 X 296,84 15.331,63
=
=
= 0,0019 kg/bulan
Nilai MPF sebesar 0,0019 kg/bulan berarti apabila pupuk bertambah 1% maka akan meningkatkan produksi sebesar 0,0019 kg. •
Marginal Product Pestisida ( MPPS) adalah: Q = A Lα Kβ LL β1 PB β2 WK β3 F β4 PS β5 δQ δPs
= A Lα Kβ LL β1PBβ2WK β3 F β4β5PS β5-1 =
A Lα Kβ LL β1PBβ2WK β3F β4PS β5 Ps 0,16 X 296,84 3,44
=
=
Q β5 Ps
=
β5 Q Ps
= 13,806 kg/bulan
Nilai MPPS sebesar 13,806 kg/bulan berarti apabila pestisida bertambah 1 % maka akan meningkatkan produksi sebesar 13,806 kg. TPL APL =
ΣQ =
L
29684,4 =
ΣL
= 1,175 Kg/Jam 25268
Nilai APL sebesar 1,175 kg/jam berarti apabila waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi rata-rata sebesar 1,175 kg. Dengan demikian pendapatan rata-rata petani sebesar 1,175 kg x (8 jam x 26 hari) x Rp. 8.333,00- / kg = Rp. 2.036.585 / bulan.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Produksi kopi di kabupaten Dairi secara signifikan dipengaruhi oleh luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, dan penggunaan pestisida. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9792 berarti bahwa luas lahan pengalaman bertani, waktu kerja, dan penggunaan pestisida mampu menjelaskan variasi produksi kopi di kabupaten Dairi sebesar 97,92%. 2. Secara parsial hasil analisis menunjukkan sebagai berikut: a. Luas lahan berpengaruh positip dan signifikan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi pada α=5%. b. Pengalaman bertani berpengaruh positip dan signifikan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi pada α=5%. c. Waktu kerja berpengaruh positip dan signifikan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi pada α=5%. d. Pestisida berpengaruh positip dan signifikan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi pada α=5%. e. Pupuk berpengaruh positip dan signifikan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi pada α=10%.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa koefisien (elastisitas) luas lahan dan waktu kerja mempunyai nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan koefisien(elastisitas) pengalaman bertani, penggunaan pestisida, dan pupuk. Oleh karena itu luas lahan dan waktu kerja merupakan faktor yang memberikan kontribusi yang lebih besar dalam produksi kopi di kabupaten Dairi. 4. Harga kopi di tingkat petani menjadi faktor utama rendahnya pendapatan petani kopi. Yang memainkan peranan harga di tingkat petani adalah pedagang pengumpul, sehingga harga kopi di tingkat petani kopi di kabupaten Dairi tidak sesuai dengan harga pasaran kopi. Sehingga petani tidak berharap banyak dari tanaman kopi tersebut. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah Kabupaten Dairi terutama dinas perkebunan agar lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kepada para petani kopi dalam rangka meningkatkan produksi kopi di kabupaten Dairi yaitu dengan menggalakkan program ekstensifikasi dan diversifikasi pertanian dengan menggunakan lahan tidur pertanian dan pemanfaatan waktu kerja yang produktif. 2. Disamping menggalakkan program ekstenfikasi dan diversifikasi pertanian Pemerintah kabupaten Dairi agar berperan aktif dalam menjaga stabilitas
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
harga kopi di kabupaten Dairi khususnya pada musim panen melalui penampungan hasil kopi di koperasi-koperasi, sehingga harga kopi tidak ditentukan secara monopoli oleh kalangan tertentu saja. 3. Petani kopi perlu meningkatkan kemampuan, produktivitas dengan meningkatkan efektivitas pemanfaatan lahan dan
waktu kerja sehingga
mampu meningkatkan produksi kopi. Dengan meningkatnya produksi kopi maka diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, mengingat kopi merupakan komoditi ekspor dengan nilai ekonomis yang tinggi. 4.
Sebagaimana koefisien determinasi sebesar 0,979 yang berarti ada sekitar 2,1 % produksi dan pendapatan petani kopi di kabupaten Dairi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Maka dalam kesempatan ini penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengidentifikasi variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan petani kopi.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA AAK, 1999. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius, Jakarta. Adi Setianto, Herlina Tarigan, Saptana, Tri Panaji, 2004. Analisis Terhadap Pengendalian Hama dan Teknologi PHP dalam Mendukung Agribisnis Kopi Rakyat dalam Rangka Otonomi Daerah, Laporan Penelitian, Puslitbang Sosek Pertanian Bogor. Albert,
2004. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Perkebunan Gambir dan Kopi. Jurnal Penelitian, Medan.
Tanaman
Desky, S, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Kabupaten Aceh Tenggara, Laporan Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Joesran dan Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat, Jakarta. Kasryno, F., 2000. Sumber Daya Manusia dan Pengelolaan Lahan Pertanian di Pedesaan Indonesia. Jurnal FAE, Volume 18 No.1 dan 2, Desember 2000. Malasis, 1999. Pendidikan dan Dunia Pedesaan Perkembangan. Gunung agung, Jakarta. Miller, R. L., R. E. Meiners, 1999. Teori Ekonomimikro Intermediate. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Najiyati, S., Danarti, 1999. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar swadaya, Jakarta. Nicholson, W., 1998. Teori Ekonomi Mikro I. Raja Garfindo Persada. Jakarta. Nopirin, 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro, Balai Pustaka Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Rahardja, P., 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Reijntjes, C., Haverkort, B., Waters-Bayer, 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius, Jakarta. Siswoputranto,PS., 1998. Kopi Internasional dan Indonesia. Kanisius, Jakarta.
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Sobri, 1999. Ekonomi Makro. BPFE-UGM, Yogyakarta. Soekandar, 1999. Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian. Yasaguna, Jakarta. Soekartawi, 2002. Prinsip Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suhardiono, L., 1998. Penyuluh Petunjuk Bagi Penyuluh Prtanian. Erlangga. Jakarta. Sukirno, S., 2004. Pengantar Teori MikroEkonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukirno, S., 2006. Makroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Yusniar, 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi PT. Pupuk Iskandar Muda. Banda Aceh. Yusri, 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani Padi. Dikutip dari www. unair.ac.id. Waluyo, D. E., 2004. Teori Ekonomi Makro. UMM Press, Malang. Wibawa, A., 1998. Intensifikasi Pertanaman Kopi dan Kakao Melalui Pemupukan. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Vol. 14, No. 3, Oktober 1998. Puslit Kopi dan Kakao. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia. Dikutip dari www.gunadarma.ac.id
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel Strata
No Sampel
Luas Lahan (Ha)
Produksi (Kg)
Pendapatan (Rp/Bln)
Umur Petani (Tahun)
Pendidi kan (Tahun)
Pengalam an Bertani (Tahun)
Waktu Kerja (Jam/Bln)
Pupuk (Kg)
Pestisida (Kg)
I
1
0.16
96
800,000
37
6
25
92.8
5000
1.104
2
0.2
120
1,000,000
39
8
28
112
6250
1.38
3
0.2
120
1,000,000
42
6
30
112
5750
1.38
4
0.24
151.2
1,260,000
44
6
35
132
7500
1.8
5
0.26
156
1,300,000
56
9
42
140.8
8287.5
1.794
6
0.2
120
1,000,000
51
6
39
112
6250
1.38
7
0.18
108
900,000
44
12
25
102.4
5850
1.242
8
0.28
168
1,400,000
58
6
46
150.4
8750
1.932
9
0.24
144
1,200,000
58
8
46
131.2
7500
1.656
10
0.22
132
1,100,000
65
12
47
121.6
6875
1.518
11
0.32
192
1,600,000
53
6
40
169.6
9600
2.208
12
0.28
168
1,400,000
60
12
40
150.4
8400
1.932
13
0.2
120
1,000,000
61
12
42
112
6250
1.38
14
0.36
226.8
1,890,000
66
12
49
189.6
11250
2.484
15
0.32
192
1,600,000
60
6
50
169.6
10000
2.208
16
0.4
240
2,000,000
64
9
50
208
12500
2.76
17
0.32
192
1,600,000
58
6
46
169.6
9200
2.208
18
0.28
168
1,400,000
59
12
42
150.4
8750
1.932
19
0.4
240
2,000,000
66
12
45
208
12000
2.76
20
0.48
302.4
2,520,000
65
12
46
247.2
15000
3.6
21
0.28
168
1,400,000
55
6
43
150.4
8750
1.932
22
0.32
192
1,600,000
50
6
39
169.6
10000
2.208
23
0.2
120
1,000,000
45
8
30
112
6500
1.38
24
0.34
204
1,700,000
52
9
38
179.2
10625
2.346
25
0.4
240
2,000,000
61
6
50
208
13000
2.76
26
0.48
288
2,400,000
64
6
52
246.4
13800
3.312
27
0.24
144
1,200,000
45
9
30
131.2
7500
1.656
28
0.16
96
800,000
40
9
25
92.8
5200
1.104
29
0.18
108
900,000
48
12
30
102.4
5625
1.242
30
0.26
156
1,300,000
55
12
37
140.8
7800
1.794
31
0.4
240
2,000,000
65
12
48
208
12500
2.76
32
0.22
132
1,100,000
49
9
37
121.6
7150
1.518
33
0.2
120
1,000,000
45
9
34
112
6250
1.38
34
0.28
168
1,400,000
60
10
42
150.4
8750
1.932
35
0.38
228
1,900,000
57
8
49
198.4
11875
2.622
36
0.28
168
1,400,000
51
7
37
150.4
8750
1.932
37
0.16
96
800,000
48
12
28
92.8
5000
1.104
38
0.16
91.2
760,000
39
6
29
92
4800
1.2
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
II
39
0.18
108
900,000
39
6
28
102.4
5625
1.242
40
0.16
96
800,000
46
12
28
92.8
5000
1.104
41
0.2
123
1,025,000
50
12
30
112.4
6250
1.38
42
0.32
192
1,600,000
54
12
36
169.6
10000
2.208
43
0.3
180
1,500,000
62
9
48
160
9375
2.07
44
0.36
216
1,800,000
52
10
37
188.8
11250
2.484
45
0.42
264.6
2,205,000
65
6
53
218.4
13650
3.15
46
0.4
240
2,000,000
62
6
50
208
12500
2.76
47
0.44
264
2,200,000
59
6
46
227.2
13750
3.036
48
0.36
221.4
1,845,000
61
9
47
189.2
11250
2.7
49
0.22
132
1,100,000
50
8
36
121.6
6875
1.518
50
0.16
96
800,000
48
12
31
92.8
5000
1.104
51
0.32
192
1,600,000
56
6
44
169.6
10400
2.208
52
0.16
96
800,000
46
12
28
92.8
4800
1.104
53
0.22
132
1,100,000
50
12
30
121.6
6875
1.518
54
0.18
108
900,000
46
12
27
102.4
5625
1.242
55
0.16
96
800,000
42
9
27
92.8
5000
1.104
56
0.26
156
1,300,000
50
9
35
140.8
7800
1.794
57
0.4
240
2,000,000
63
9
48
208
12500
2.76
58
0.38
228
1,900,000
60
9
45
198.4
11875
2.622
59
0.34
193.8
1,615,000
55
6
41
178.4
10200
2.3375
60
0.24
144
1,200,000
53
12
35
131.2
7200
1.656
61
0.22
132
1,100,000
48
9
32
121.6
6875
1.518
62
0.52
312
2,600,000
61
8
47
265.6
15600
3.588
63
0.62
353.4
2,945,000
51
9
36
312.8
19375
4.278
64
0.8
480
4,000,000
66
9
53
400
26000
5.52
65
0.96
576
4,800,000
67
9
55
476.8
30000
6.624
66
0.5
300
2,500,000
60
12
39
256
15625
3.45
67
0.76
456
3,800,000
63
12
45
380.8
23750
5.244
68
0.82
492
4,100,000
61
9
45
409.6
24600
5.658
69
0.74
444
3,700,000
60
12
37
371.2
22200
5.106
70
0.8
480
4,000,000
59
12
43
400
25000
5.52
71
0.76
456
3,800,000
56
9
41
380.8
24700
5.244
72
0.6
360
3,000,000
50
6
38
304
18750
4.14
73
0.56
336
2,800,000
50
6
37
284.8
16100
3.864
74
0.58
348
2,900,000
52
8
38
294.4
18125
4.002
75
0.64
403.2
3,360,000
56
7
44
324
20800
4.416
76
0.58
348
2,900,000
55
9
39
294.4
18125
4.35
77
0.92
552
4,600,000
60
12
45
457.6
27600
6.348
78
0.96
604.8
5,040,000
63
12
47
477.6
30000
7.2
79
0.84
504
4,200,000
57
12
42
419.2
27300
5.796
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
80
0.88
528
4,400,000
57
12
45
438.4
27500
6.072
81
0.68
428.4
3,570,000
55
6
41
343.2
22100
4.692
82
0.9
540
4,500,000
68
12
46
448
28125
6.21
83
0.96
576
4,800,000
55
12
33
476.8
28800
6.624
84
0.86
516
4,300,000
55
12
48
428.8
26875
5.934
85
0.8
480
4,000,000
62
6
50
400
25000
5.52
86
0.56
319.2
2,660,000
52
9
39
284
16800
3.864
87
0.66
396
3,300,000
43
8
31
332.8
19800
4.554
88
0.76
456
3,800,000
50
12
32
380.8
23750
5.7
89
0.82
492
4,100,000
47
12
33
409.6
25625
6.15
90
1.02
612
5,100,000
68
12
51
505.6
31875
7.038
91
1.04
624
5,200,000
66
12
45
515.2
31200
7.176
92
1.04
624
5,200,000
59
9
45
515.2
32500
7.176
93
1.08
615.6
5,130,000
60
12
45
533.6
35100
7.452
94
1.1
693
5,775,000
59
10
45
544.8
34375
7.59
95
1.06
636
5,300,000
60
12
43
524.8
30475
7.95
96
1.02
612
5,100,000
47
6
40
505.6
30600
7.038
97
1.06
636
5,300,000
62
12
44
524.8
34450
7.314
98
1.04
624
5,200,000
65
12
49
515.2
32500
7.176
99
1.08
680.4
5,670,000
64
9
50
535.2
33750
7.452
100
1.04
624
5,200,000
62
9
47
515.2
33800
7.8
Total
49.3
29684.4
247370000
5515
936
4026
25268
1533162.5
344.2895
Rata-rata
0.493
296.84
2,473,700
55.15
9.36
40.26
252.68
15331.63
3.44
III
Maksimum
1.1
693
5775000
68
12
55
544.8
35100
7.95
Minimum
0.16
91.2
760000
37
6
25
92
4800
1.104
Mean
0.38
228
1900000
56
9
41.5
198.4
11875
2.661
Std. Deviasi
0.3
183.34
1527870.97
7.72
2.4
7.65
145.67
9469.11
2.13
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi Dependent Variable: Log Kwantiti Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 14:48 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Log Luas Lahan Log Penglmn Bertani Log Waktu Kerja Log Fertilizer Log Pestisida
-0.419362 0.382813 0.033695 0.375398 0.103224 0.163433
0.269917 0.176014 0.012992 0.181278 0.061346 0.069052
-1.553668 2.174909 2.593499 2.070839 1.682647 2.366808
0.1236 0.0321 0.0110 0.0411 0.0958 0.0200
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.979252 0.979212 0.007660 0.005515 348.3776 2.296843
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
2.389068 0.272876 -6.847552 -6.691242 25109.69 0.000000
Lampiran 3. Uji Multikolinireity Luas Lahan Dependent Variable: LLL Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:12 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LPB LWK LF LPS
1.177217 0.034967 0.882019 0.065480 0.114454
0.100828 0.006669 0.054557 0.035122 0.038499
11.67552 5.242971 16.16699 1.864362 2.972884
0.0000 0.0000 0.0000 0.0654 0.0037
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.969741 0.969731 0.004465 0.001894 401.8229 1.533654
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
3.609909 0.271974 -7.936458 -7.806200 91813.12 0.000000
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 4. Uji Multikolinireity Pengalaman Bertani Dependent Variable: LPB Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:14 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LLL LWK LF LPS
-6.976197 6.417997 -7.352156 0.629199 -0.076827
2.007778 1.224115 1.216702 0.480133 0.545246
-3.474586 5.242971 -6.042694 1.310467 -0.140904
0.0008 0.0000 0.0000 0.1932 0.8882
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.554132 0.535358 0.060489 0.347597 141.2002 1.419472
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
1.597337 0.088740 -2.724003 -2.593745 29.51686 0.000000
Lampiran 5. Uji Multikolinireity Waktu Kerja Dependent Variable: LWK Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:15 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LLL LPB LF PS
-0.857238 0.831529 -0.037764 0.055781 0.040737
0.124907 0.051434 0.006249 0.034245 0.038857
-6.863022 16.16699 -6.042694 1.628878 1.048380
0.0000 0.0000 0.0000 0.1067 0.2971
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.969713 0.969700 0.004335 0.001785 404.7703 1.463662
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
2.331465 0.250464 -7.995405 -7.865147 82590.05 0.000000
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 6. Uji Multikolinireity Penggunaan Pupuk Dependent Variable: LF Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:15 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LLL LPB LWK LPS
0.972989 0.539041 0.028220 0.487081 0.006252
0.440242 0.289129 0.021534 0.299029 0.115483
2.210122 1.864362 1.310467 1.628878 0.054141
0.0295 0.0654 0.1932 0.1067 0.9569
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.977873 0.977784 0.012810 0.015590 296.4206 2.007123
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
4.102398 0.272123 -5.828413 -5.698154 11144.40 0.000000
Lampiran 7. Uji Multikolinireity Penggunaan Pestisida Dependent Variable: Log PS Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:16 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LLL LPB LWK LF
-2.902265 0.743652 -0.002720 0.280756 0.004935
0.268650 0.250145 0.019302 0.267800 0.091148
-10.80316 2.972884 -0.140904 1.048380 0.054141
0.0000 0.0037 0.8882 0.2971 0.9569
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.978344 0.978275 0.011381 0.012305 308.2527 1.992498
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.452726 0.273983 -6.065054 -5.934795 14320.26 0.000000
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 8. JB-Test Lampiran 9. Uji White Heteroskedasticity White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
3.327311 39.07675
Probability Probability
0.000171 0.001060
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:11 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LLL LLL^2 LLL*LPB LLL*LWK LLL*LF LLL*LPS LPB LPB^2 LPB*LWK LPB*LF LPB*LPS LWK LWK*LF LWK*LPS LF*LPS LPS
1.773462 -1.960484 0.842319 -0.046711 -1.069231 -0.338618 -0.331665 0.065116 0.000689 0.015495 0.013880 0.018010 1.343675 0.545862 0.509447 -0.157199 0.630008
0.830958 1.083879 0.259996 0.055043 0.319893 0.161824 0.279816 0.083179 0.002947 0.052669 0.018407 0.017305 0.899261 0.257558 0.268082 0.077375 0.250477
2.134237 -1.808767 3.239742 -0.848628 -3.342466 -2.092510 -1.185297 0.782843 0.233668 0.294198 0.754040 1.040724 1.494199 2.119373 1.900338 -2.031635 2.515234
0.0358 0.0741 0.0017 0.3985 0.0012 0.0394 0.2393 0.4359 0.8158 0.7693 0.4530 0.3010 0.1389 0.0370 0.0609 0.0454 0.0138
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.390767 0.273325 0.000113 1.07E-06 775.8278 2.118128
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
5.52E-05 0.000133 -15.17656 -14.73368 3.327311 0.000171
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR KUESIONER A. PENGENALAN TEMPAT 1. kecamatan : 2. Desa : 3. No. Urut Sampel : B. IDENTITAS PETANI 1. Nama 2. Umur 3. Pendidikan Terakhir 4. Jumlah Tanggungan 5. Mata Pencaharian a. Utama b Sampingan 6. Pendapatan 7. Lama Bertani 8. Luas Usaha Tani
: : : : : : : : :
C. URAIAN BIAYA TANAMAN NO 1 2 3 4
URAIAN Bibit Pupuk Pestisida Tenaga Kerja - Penyiapan Lahan - Pembuatan L. Tanam - Penanaman - Pemupukan - Penyiangan - Pemberantasan Hama - Panen
Vol/Lahan
Harga/Unit
Total Harga
Jakson Sunario Panjaitan: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi, 2008. USU e-Repository © 2008