/ p^.&rA'AJ/A-Aj /-/<-oAJo*r f ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2 6l*E<&£ /
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KEDELAI DI JAWA TIMUR TAHUN 1979-1992
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI— JURUSAN STUDI PEMBANGUNAN
Mi i . rERHj*' “ UNIVERSITY A 'tNQQA' S U R A B n ^ A
B U c\
DIAJUKAN OLEH
LENA ELLITAN No. Pokok : 049013554
KEPADA FAKULTAS EKO N O M I UNIVERSITAS AIRLANGGA SU
R A B A Y A
1 994
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FA RTO R-FAKTOR YAN G M E H P E N G A R U H I . PRODUKSI KEDELAI DI J AWA TIMUR TAHUN 1979 - 1992
DIAJUKAN OLEH : LE NA ELLITAN No. Pokok : 049013554
TELAH DISETUJUI DAN DITERIMA DENGAN B A I K OLEH
DOSEN PEMBIMBING*
TANGGAL
KE TUA JURUSAN
DRS. EC. S QEK ARN QTQ
SKRIPSI
TANGGAL
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
Ifg J
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Syukur
dan
bimbingan ALLAH me nye les aik an
terima kasih Yang Maha
atas segala
Kasih sehingga penulis
tug'as akhir
penulisan skripsi
demikian penulis menyadari bahwa dari
oleh
karena itu
dapat
ini. Namun
skripsi ini masih
sempurna baik dalam penyajian
penulisannya,
pimpinan dan
jauh
materi maupun teknik
saran
dan
kritik
yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Di samping itu penulis juga menyadari bahwa penyer lesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan, moril, saran,
kritik, dan bimbingan
bagai pihak, oleh karena itu me nya mpaikan
rasa
terima
dari ber-
pada kesempatan ini penulis kasih
-yang
s ebesar-besarnya
kepada : 1. Ibu
Dra.
Ec.
P.
M.
pembimbing
yang dengan
ke sabaran
tel ah
Sriasih
selaku * dosen
penuh
me mbi mbi ng
ketekunan penulis
dan
sampai
se lesainya skripsi ini. 2. Bapak Jurusan
Dekan
Fakultas
Studi
Ekonomi
Pembangunan
dan
Ketua
yang
telah
m emb eri kan k esempatan pada penulis. 3. Bapak
Suherman Rosyidi
dan Ibu
Nuryani yang
telah m em ber ika n *pengar.ahan kepada penulis. ii i
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4. Saudara Reti,
Jajuk, Joseph, dan
memberikan
Sovie,
teman-teman dorongan
SP'90 dan
Yudha.
Juli,
yang
telah
bantuan
kepada
penulis.
Kami
menyadari
kekurangan di kami sangat
bahwa
masih
dalam penyusunan menghargai
adanya
skripsi kritik
banyak
terdapat
ini, untuk dan
saran
itu yang
me mbangun dari berbagai pihak.
Surabaya,
Desember 1994
Penulis
iv
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
D AFTAR ISI Halaman
Halaman Judul
..........................................
1
Halaman Persetujuan ...................................
ii
Kata Pengantar .........................................
iii
Daftar Isi
....................................
.......
iv
...........................................
viii
Daftar Gambar ..........................................
ix
Daftar Lampiran ........................................
x
Daftar Tabel
Abstraksi Bab
Bab
...............................................
xi
I. Pendahuluan ..................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah ...... ........
1
1.2. Peruinusan Masalah ....................
10
1.3. Tujuan Penelitian ....................
11
1.4. Ma nf aat Penelitian ...................
12
1.5. Sis tematika Penulisan Skripsi
12
......
IX. T injauan Pustaka ........................... 2.1. Landasan Teori
........................
14
2.1.1. Produksi, Faktor Produksi, dan Proses Produksi ....................
14
2.1.2. Fungsi Produksi
19
....................
2.1.3. Total Physical Product ( TPP ), Marginal Physical Product ( MPP ), dan Average Physical Product (APP)
SKRIPSI
14
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
21
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.3.1. Tahap Produksi I .................
' 24
*2.1.3.2. Ta ha p Produksi II ............... ....... 27 2.1.3.3. Tah ap Produksi III .............. ....... 28 2.1.4. Ela stisitas Produksi
.............. ....... 29
2.1.5. Pengertian P rod uktivitas ......... ....... 29 2.1.6. Fungsi Produksi Jenis Cobb-Douglas
34
2.2. Hipotesis dan Model Analisis ....... ....... 38 2.2.1..Hipotesis ........................... ....... 40 2.2.2. Model Analisis ..................... ....... 40 2.3. Metode Penelitian ..................... ....... 42 2.3.1. Definisi Operasional
.............. ....... 42
2.3.2. Identifikasi Variabel
............. ....... 43
2.3.3. Jenis'dan Sumber Data ............. ....... 43 2.3.4. P rosedur Penentuan Sampel
........ ....... 44
2.3.5. Prosedur Pengumpulan Data ........ ....... 44 2.3.6. T ekn ik Analisis .................... ....... 45 Bab III. Analisa
Perkembangan Produksi Dan
P e ningkatan
Produksi
Kedelai
Di
Upaya Jawa
Timur ...... .................................. ....... 49 3.1. Gambaran Umum ......................... ....... 49 3.1.1. Perkembangan Produksi Kedelai Di Jawa Timur .......................... ....... 49 3.1.2. Kebijakan Pemerintah Dalam Me nin g k a t k a n Produksi Kedelai di Jawa Timur . .*........................ ....... 57 vi
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.1.3. U p a y a Peningkatan Produksi Kedelai di Jawa Timur ....................... ....... 59 3.1.3.1. Perluasan Areal Baru ............ ....... 59 3.1.3.2. Perluasan Intensifikasi dan Peningkatan Mutu Intensifikasi
60
3.1.3.3. Diversifikasi Tanaman .................. 63 3.1.3.4. Pe nggunaan Teknologi Produksi
..
64
3.1.4. B eberapa Mas alah dan Pemecahannya Dalam Usaha Pengembangan Kedelai di Jawa Timur ....................... ....... 71 3.1.4.1. Aspek Teknologi
.................. ....... 73
3.1.4.2. Aspek Sosial Ekonomi 3.2..Analisis Model BAB
............ ....... 76
........................
IV. Kes impulan Dan Saran ....................... ....... 89 4.1. Kes impulan ............................. ....... 89 4.2. Saran ................................... ....... 90
Daftar Pustaka ......................................... ....... 92
vi i
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Kes enjangan Produktivitas ( ton/ha ) beberapa Jenis Tanaman Palawijia di Indonesia ...................................
6
Tabel 2 : Luas Panen, Hasil Produksi dan Produksi R a ta- Rat a Per Hektar Kedelai di Indonesia 1 9 8 4 - 1 9 9 0 ........................
8
Tabel 3 : Produksi Kedelai Indonesia, Produksi Kedelai Jawa Timur, dan Persentase Produksi Kedelai Jawa Timur Terhadap Produksi Kedelai Nasional ...............
50
Tabel 4 : Produksi Kedelai Jawa Timur tahun 1979 1992 dalam biji k e r i n g ....................
53
Tabel 5 : Luas Panen Tanaman Kedelai di Jawa Timur tahun 1 979 - 1 9 9 2 ..........................
54
Tabel 6 : Rat a-r ata Produksi tiap Hektar atau Pr odu kti vit as Tanaman Kedelai di Jawa Timur tahun 1979 - 1 9 9 2 ...................
55
Tabel 7 : Luas Tan am Kedelai di Jawa Timur tahun 1991 - 1 9 9 2 ..................................
61
Tabel 8 : Luas T ana m Tanaman kedalam lahan Intensifikasi dan Non Intensifikasi di Jawa Timur tahun 1992 ( Dalam Hektar )..
65
Tabel 9 : Paket Teknologi Dalam Intensifikasi dan Ekstensifikasi k e d e l a i ....................
67
Tabel 10: Varietas Kedelai yang dilepas tahun 19871 9 9 1 ..........................................
69
Tabel 11: Realisasi Penggunaan Pupuk untuk Intensifikasi Kedelai di Jawa Timur tahun 1 9 9 2 ...................................
81
Tabel 12: Hasil Estimasi fungsi Produksi Kedelai di Jawa T i m u r ...............................
83
vi i i
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR Halaman
GAMBAR 1 ; Fungsi Produksi
..........................
21
GA MBA R 2 : Hubungan TPP, MPP, APP ..................
26
ix
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Produksi Kedelai Menurut Propinsi 1981-1990 Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Estimasi Kedelai di Jawa Timur
Fungsi
Produksi
Lampiran 3 : Tabel t Lampiran 4 : Tabel F
x
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAKSI
Kedelai* merupakan tanaman palawija sebagai sumber protein nabati yang pe nt ing da lam usaha men ingkatkan gizi masyarakat Indonesia. Produk kedelai diirianfaatkan untuk konsumsi, sebagai bahan baku mskanan ternak, dan input dalam usaha tani kedelai berupa bibit. Adanya perubahan permintaan makanan dari kedelai dan kemajuan teknik p engo lahannya menyebabkan permintaan kedelai semakin meningkat. Selain itu kebutuhan untuk industri pakan ternak di masa yang akan datang, pertumbuhan p enduduk dan pertumbuhan ekonomi juga meningkatkan permintaan terhadap kedelai tersebut. Di sisi lain sampai saat ini tingkat pr o d u k s i yang dicapai belum mampu mengimbangi kenaikan kebutuhan, sehingga untuk menutup kekur&ngan tersebut Indonesia harus mengimpor dari negara lain. Jawa Timur sebagai daerah / propinsi penghasil kedelai terbesar di Indonesia pun t ernyata memiliki tingkat p rod ukt ivi tas dan produksi per hektar yang masih tercapai oleh Lem bag a Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dalam usaha meningkatkan produksi dan pr odu ktivitas kedelai di d aera h ini pemerintah melakukan usaha - usaha dan menetapkan kebijaksanaan antara lain dengan perluasan areal baru, perluasan intensifikasi dan peningkatan mutu intensifikasi, diversifikasi, dan penggunaan teknologi produksi. Sel anjutnya ju^'a diusahakan pemecahan m asa lah baik yang bersifat teknik mmipun sosial e.konomis dalam usaha tani kedelsi di Jawa Tir.jur. Dari hasil analisis kuantitatif dip ero leh hasil bahwa 98,4 % produksi kedelai dip*ngaruhi oleh penggunaan masukan /' input berupa bibit, urea, TSP, KCL, manure dan pestisida. Semua variabel / b erp engaruh nyata pada produksi kedelai walaupun dengan tingkat signifikan yang berbeda. Penggunaan bibit, urea, TSP, KCL, Manure berpengaruh* positif sedangkan penggunaan p estisida berpengaruh negatif yang mengindikasikan bahwa penggunaan varians atau uji F dip e r o l e h hasil bahwa variabel yang diabstraksikan ke dalam model secara serempak berpengaruh terhadap produksi kedelai terbukti dengan uji F yang signifikan pada taraf nyata 1 %.
xi
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I M
PENDAHULUAN
I i *
k
P E R P I j . V
1.1. Latar Belakanq Masalah
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Re pub lik
Indonesia tahun
lami pertumbuhan rata-rata tor tersebut
1992, sektor
tanian me rup aka n
Pertanian
pertanian menga-
sebesar 4,5% per tahun.
m eny umb a n g k a n 34% dari
migas atau 20% dari total
ekspor Indonesia. Sektor
lapangan kerja utama
hadap
diberikan
ma sin g-m asi ng
pembentukan pendapatan
ini sektor pertanian
ma sih
dominan
besarnya*
dalam
^peranan
nasional
ter
nasional, maka sampai saat besar.
bahwa peranan sektor pertanian Indonesia.
pertanian
khususnya pem bangunan
Begitu
sehingga
me ngh era nka n apabila pe merintah dalam rangka *
per
kontri-
sektor ekonomi
per ekonomian
sektor
non
yang menyerap 55%
masih me mberikan andil yang
Kenyataan ini m enu nju kka n
Se k
seluruh ekspor
dari seluruh angkatan kerja.1 Kalau kita melihat busi yang
j
©NIVERSliAjj Ait:AftUUA' S U R A B a YA I
tidak
pembangunan
ekonomi selalu
dititik-
beratkan pada sektor pertanian. Sampai saat tujuan
ini
dan bertumpu
pembangunan pada usaha
pertanian masih
ber-
mel estarikan swasembada
xBadan Penelitian dan Pengembangan P e r t a n i a n . 5 tahun BPP, Dep artemen Pertanian, Jakarta, 1992, hal. 5.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pangan,
meningkatkan
produksi
meningkatkan pendapatan
dan
produktivitas,
petani, serta mendorong
perkem
bangan pertanian dengan tetap menjaga kelestarian
sumber
daya a lam* Untuk banyak
dapat mencapai
kendala yang
lain : tingkat ngan
tujuan pembangunan
masih
dihadapi dewasa
pertanian ini
antara
perkembangan penduduk yang tinggi,
lapa-
kerja yang terbatas, dan masih rendahnya pendapatan
petani .3 Tantangan
pembangunan
datang semakin rumit jika
pada
masalah
sering ada masalah
yang dibutuhkan
Andi
penting.
Buktinya
sempit
akhir-akhir ini
Ada
berbagai
agar syarat
agar masalah pangan tidak menjadi dilema
yang
diantaranya adalah perlu mendalami terjadi saat
Hakim Nasution salah satu
untuk
ini.
yang mengisyaratkan
lebih diutamakan.
Salah satu
m a s a 1a h - m a s a 1ah
akan
ternyata 'pangan' merupakan
himbauan para ahli
pangan
nasional.
yang
yang
dibandingkan dengan saat
Dari sekian masalah yang ada suatu
ma sa-masa
ini.
Menurut
Prof.
alternatif yang diajukan
mengatasi masalah pangan adalah mem anfaatkan lahan yang ' dimiliki
petani
kecil,
agar
dapat
*Dwi Praptomo Sudjatmika, Peningkatan Pendapatan Regional Sektor Pertanian Melalui Perubahan Pola Usaha Tani di Lombok, B P P S - U G M , Yogyakarta, 1991, hal. 357. M I L I K ferpustakaan
3Ib i d . , hal. 3 5 8
®NIVERSJ . a s A *R 4 N G G A *
S U R A H 4 t A
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dioptimalisasikan
terutama
untuk
mencukupi
pangan sendiri? Sedangkan yang dimaksud adalah padi,
palawija, dan
mayur
buah-buahan).
dan
kebutuhan
'pangan' disini
tanaman hol tik ult ura Sampai
akhir
Pelita
pelaksanaan pembangunan pertanian telah mampu hasil yang
memuaskan dalam
namun untuk
peningkatan
(sayur
memberikan
peningkatan produksi
produksi
IV
beras,
tanaman palawija
dan
h olti k u l t u r a mas ih belum m e n g g e m b i r a k a n . Palawija merupakan setelah
padi, sehingga
sebutan
secondary
populer
namun
palawija
tanaman ini
crop.
ini
menempati
berubah
tanaman pangan terpenting
Meskipun
tidak urutan
dikenal juga dengan sebutan
berarti
ini
penanganan
kedua.
kedua
Keadaan
begitu terhadap
ini
akan
sesuai perubahan pola konsumsi masyarakat, serta
perubahan situasi dan kondisi yang ada. Sampai dekade Indonesia beras.
mas ih
Hal ini
yang
lalu
diarahkan
pembangunan pertanian
pada
cukup mempunyai
dilakukan
m engingat pada
pengimpor
beras terbesar di
di
pencapaian
swasembada
alasan yang
kuat untuk
waktu itu
Indonesia merupakan
dunia yaitu 3035 dari jumlah
yang diperdagangkan.5 Situasi yang demikian kalau terus
4Andi Hakim Nasution, Ekonomi Pertanian I n d o n e s i a . Penerbit Angk'asa, Bandung, 1984, hal. 77. 5Sefrimon, Perkembangan Produksi Palawija, Maialah Ilmiah (Jniversitas Jambi, Jambi, 1990, h a l . 2.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4. menerus
terjadi
akan
sangat
cadangan
devisa negara.
ber pengaruh
Kemudian untuk
raemacu kenaikan
produksi dan
sekaligun menuju swasembada beras
upaya
dilakukan.
telah
bekerja
sama
dengan
marnpu
PTIPT pada
hasil padi
Seiring dengan
idana dan
majunya
perkembangan Bimas.
dan perubahan
terus
juga
Usaha Lengkap
ternyata
paling sedikit
dua kali
baru.
sehingga pada
model ini
dengan
dikembangkan,
ketersediaan
juga
mengalami
dengan sebutan
segala
disamping
tahun
Pengabdian 1963/1964
yang dikenal
Penyempurnaan Simas
IPB
musim tanam
perkembangan zaman,
teknologi,
berbagai
research'
Koordinasi
Pilot Proyek Panca
meningkatkan
lipat.
'action
Lembaga
Masyarakat Departemen dalam bentuk
Suatu
terhadap
p^rangkatnya
pencetakan
1984 Indonesia
sawah
telah
mampu
mencapai swasembada beras. Seiring tersebut, produksi adalah
dengan
prestasi
sebenarnya sejak palawija
bahwasanya
telah d i l a k u k a n 6 sebelum
terutama
kedelai
dicapai.
Selama
ini
adanya
per-bedaan yang
dengan
hasil
Adapun
akhir
Pelita
dan
jagung
telah
produktivitas pada tanaman
telah
dicapai
tahun 1979 usaha peningkatan
palawija
yang
yang
terjadi
palawija di
sasarannya IV swasembada telah
dapat
kesenjangan
Indonesia karena
menyolok antara potensi produksi
nyata-nyata
dicapai
oleh
petani.
6I b i d . , h a l . 33
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5 seperti yang dapat dilihat dalam tabel 1. Selanjutnya
dalam skripsi
mengenai peningkatan kedelai
dengan
Kedelai
Jawa
merupakan
protein
nabati
ini penulis akan membahas
produksi salah satu palawija Timur
sebagai
tariamon
daerah penelitian.
palawija
sumber
meningkatkan
gisi masyarakat Indonesia. Produksi kedelai
dimanfaatkan
untuk
konsumsi,
dalam
s;ebagai
usaha
masyarakat
yang penting
yaitu
sebagai
bahan baku
makanan
ternak. dan input dalam usaha tani kedelai berupa bibit. TABEL 1 ■KES'ENJANGAN PRODUKTIVITAS (TON/HA) BEBERAPA JENIS TANAMAN PALAWIJA DI INDONESIA Jenis tanaman
Potensi produksi
Produksi ratarata petani
Jagung
4.0
1,5
K e d e 1ai
1,6
0,8
'Kacang tanah
1,6
0,9
K a c a n g hijau
1.2
0,5
Ubi jalar
25,0
8,4
jJbi kayu
30,0
9.5
|
Sumber : Sagan Litbana P e r t a n i a n , 1984
Kedelai Dontuk
Oiihcin
di konsumsi .Derasai ciari iucis
y aj
SKRIPSI
sebagian besar dikonsumsi masyarakat dalam cian
1ang.su n g .
hair/a Avia
KOrdelai yap. 1.7
sebayian
kecii
berbagai mac am
saja makanan
inanraatnya semakin
yang yang
dirasakan
c i a ci
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6 Adanya dan
perubahan pernuntaan
kemajuan
permintaan kebutuhan datang.
teknik kedelai
dari
dalam
pengolahannya
semakin
meningkat.
untuk industri pakan pertumbuhan
makanan
kedelai
me ny ebabkan Selain
itu
ternak di masa yang akan
penduduk,
dan
adanya
pe rtumbuhan
ekonomi juga menyebabkan me n in gkatnya permintaan
kedelai
tersebut.
dicapai
sampai
Di si si
saat
kebutuhan, Indonesia
lain
ini
tingkat produksi
belum
s e h m g g a untuk harus mengimpor
mampu
konsumsi
masyarakat yang
pergeseran
menu
makanan
mengimbangi
kenaikan
kekuiangan
tersebut
menutup
dari riegara
kedelai yang untuk dikonsumsi
yang
lain. Kekurangan
berpengaruh pula pada pola
dimanifestasikan dalam yang
lebih
bentuk,
banyak m en gandung
te'uir atau daging.7 Wa laupun produksi ribu ton rata-rata ribu tor.
kedelai meningkat yaitu dari
492
per tahun dalam Pelita I menjadi
562
pada Pel iLa IE. o22
ribu ton pada Pelita
1.3 juta i.on pada Pelita IV dari 1,5 juta V.
tetapi ini
Pa la
Pelita I
ribu
ton per
mengimpor dapat
belum rueucukupi Indonesia tiahun, pada
82 ribu
rii'Tncukupi
ton per
ton pada Pelita
kebutuhan
dalam negeri.
mampu menge kspor Pelita II
Sejak
rata-rata
9
Indonesia berbalik
tahun karena
kebutuhan.
III,
produksi tidak
Pelita
II
ekspor
.Yio.'.-m j Lawa t : c l a 1 . . Pengaruh Harga Kedelai dan Fak tor- Fak tei 'Jos ia i Ek^nom i Pe tan l Terhadap Penawaran Kede 1a i di Kabupa ten Lombok Tengah , BPPS-UGM, Yogyakar y t, . !i.■ 1 1 . «'vl.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kedelai
tidak pernah dilakukan lagi bahkan impor kedelai
meningkat menjadi 322 ribu ton per tahun dan mencapai kapita
kedelai
mencapai 1.5
512 ribu ton
kedelai
per
sekitar
per tahun 0,7
.volume
yang
mengimp or
besar.
dengan
produksi
masih terdapat
per tahun.
Pada. *
kedelai sebesar
kekurangan
Untuk memenuhi
Keku
telah mengimpor kedelai dalam tahun
1905
691 ribu
Indonesia
ton dan
kebutuhan kedelai
telah
pada tahun
sebesar 1.764.990
masih harus mengimpor sebesar 511.674 ton. Angka ini
akan
terus meningkat
jika tidak ada
produksi dalam negeri. memenuhi
kebutuhan
men.golah
kedelai
tenung. . Pada
i nyak
Kedelai induotri
nienjadi
di
tempe.
dalam tahu.
2
dapat
dilihat
bahwa
rata-rata
masih
Produktivitas
ner;ara mencapai
rendah.
penghasi 1 kedelai 1,92 t o n / h a .
yang
dilakukan
kedelai
negeri kecap.
yang susu.
produksi
Indonesia
kedelai
dunia. dan
Serikat) telah
.dan pada
petak percobaan di oleh
Badan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
dan
di
utarna (Amerika
tahun 1985.
mencapai 2,29 r.on/ha. Dari sendiri,
dialokasikan untuk
dan m d u s t r i pakan ternak.
tabel
sangat
usaha meni ngkatkan
impor
produktivi tas/produksi
SKRIPSI
1985 telah
yang masih mencapai sekitar 0.8
Indonesia
1989 untuk memenuhi ton
tahun
kapita per tahun atau sekitar
berarti
juta ton
rangan tersebut.
sampai
tahun. DibaridingXan
pada tahun 1985
ton
pada tahun 1989. Konsumsi per
negeri
6,5 kilogram por
juta ton
juta
dalam
pada Peiita III
tahun 1987 Indonesia
PeneJitian
dan
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8 P e r n j t v m L a i i y a 11
yang
Pc-i t a i i i a i i
Lci'tinggi
produktivitas
|.K.-r n a i i
sebesar
me m.’ a p a i
3,0
dan produksi
prod
ton/ha.
kedelai di
u k L ivitasnya
Ini
berarti
Indonesia
masih
memiliki peluang untuk ditingkatkan. TABEL 2 LUAS
DAN PRODUKSI RATA-RATA PER HEKTAR KEDELAI DI INDONESIA 1984-1990 PANEN,
Tahun
|
HASIL
PRODUKSI,
Luas panen (000 ha)
Produksi COOO ton)
Produksi rata-r ata (ton/ha)
1984
859
770
0,90
1985
896
870
0,97
1986
1.245
1.227
0,98
1987
1 .101
1.161
1,01
1988
1.177
1.270
1,08
1989
1 .198
1 .315
1,10
j
1990
1 .334
1.487
1,11
|
S uniter : S t a t : s t jk Inco-hrS ia . BPS, Jakarta.
1934-1990.
:P ruduko] 'ian produkiivi • > yang maaih rendah. o:£f: urruyaii
ia* tor .jci : ,
Ley. n is j
fcua i-iaya ny i
lra
yang
belum
disebabkan d i 1aksanakan
m o rma s i leknoiogz dan sistem a
lc:!U
i>T! J U!ll
!■*.-! *_* • .i r !l L t l Lw .1
p-K lci
i ' 1 S II i is .
eRu sHidd i f l . dl.. E t i s i*nsi Rulati[ dan Pengaruh Sikap F l ani T e r h a d a p R e a i k o P e n g e m b a n g a n Ked ela i, 3PPSjJG M , Yotj/akarta, i ‘J9 3 , hai . .190.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dilihat
dari aspek
sebenarnya
tidak
yang dapat
ditanami
8.919.078
ha
kedelai
teknisnya,
perlu me ngimpor kedelai
tegalan
Indonesia dapat
fisik dan
dan
kedelai karena
cukup. luas 8.112.833
yaitu
ha
cukup
besar.
lahan sebesar
lahan
d ikatakan memiliki potensi
yang
Indonesia
sawah.
pengembangan
Beberapa
penelitian
m e nunjukkan bahwa kedelai dapat tumbuh dengan baik hanya di lahan sawah, apabila dikelola yang
dengan baik
lebih maju.
Indonesia yang
dan men ggunakan
Usaha pen ingkatan
dan
dari Pelita
K eny ata ann ya ke Pelita
P r odu ktivitas
yang
ton/ha.
pada
Pelita II
Pelita
III
p r odu ktivitas
sebesar 0,87
kedelai
intensifikasi,
belum
menunjukkan
pr odu ktivitas
masih tergolong
dicapai pada
sebesar
teknologi
produksi kedelai di
diversifikasi
yang memuaskan.
dicapai
di lahan kering
dilakukan melalui program
ekstensifikasi, hasil
tetapi dapat juga
Pelita I
Pada
menjadi
yang
rendah.
sebesar 0,73
0,8 ton/ha,
ton/ha.
meningkat
tidak
dan
pada
tahun
1990
1,15
ton/ha.
CSumber : Direktorat Bina Produksi Tanaman P a n g a n ) . Jawa
Timur
potensial untuk
mer upa kan
daerah
yang
pengembangan kedelai di Indonesia.
Jawa
Tiraur juga me rupakan dari 27 %
SKRIPSI
satu
propinsi penghasil kedelai terbesar
tahun ke tahun. Pada tahun 1990 Jawa Timur memenuhi kebutuhan
dengan m eng imp or o l eh
salah
kedelai nasional, dari negara
d aer ah-daerah lain
sekitar
lain dan
29%
dipenuhi
sisanya dipenuhi
di Indonesia. Usaha peningkatan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10 produksi' kedelai
me ru pak an
memenuhi
kebutuhan
negara,
dan
program
dalam
negeri,
sekaligus
dapat
ma ka
dengan
untuk devisa
kesejahteraan
upaya pengembangan kedelai
berbagai
ditingkatkan dalam
menghemat
men ingkatkan
petani J9 Mengingat p entingnya tersebut.
yang penting
cara,
rangka turut
produksi
harus
m enunjang
usaha
pe ningkatan produksi pangan.
1.2. Perumusan Ma sal ah Dengan seperti iklim
m emp erhatikan
keadaan di
Jawa
keadaan
tanah, kemiringan, Timur,
maka
alam
secara
umum
curah hujan,
serta
daerah
ini
dirasa
cukup
potensial untuk pe nge mbangan kedelai. Selama
di daerah ini dibudidayakan tanaman kedelai,
produktiv ita sn ya masih "dikatakan rendah jika kan dengan pr odu ktivitas dan
dibanding-
yang dicapai Lembaga Penelitian
Pengembangan Pertanian.
Menurut data
yang ada dari
iDinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Timur,
produktivitas
kedelai tahun
di daerah 1988. 1,158
pada tahun ton/ha waktu
ini masih mencapai ton/ha pada tahun
1989, 1.208 ton/ha
1990, 1,223 ton/ha pada tahun 1991, dan 1,260
pada tahun 1992 5
1,154 ton/ha pada
tahun
atau dapat dikatakan dalam kurun
terakhir produktivitas
kedelai
di Jawa
’ Muhammad Akib Tuwo, Analisis Produksi Kedelai di Sulawesi Tenggara, Maj ala h Ilmiah Uni ver sit as H a l u o l e o , nomor 7, tahun V, Kendari 1991. hal. 79.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11 Timur mas ih mencapai bawah
1,2 ton/ha. Angka ini masih jauh di
produktivitas
Penelitian dan 2.7 ton/ha,
yang
telah
dicapai
Lembaga
Pengembangan Pertanian yaitu antara
bahkan di
petak
percobaan pernah
2,0-
mencapai
produktivitas tertinggi sebesar 3,0 ton/ha. Berdasarkan uraian diajukan pupuk
adalah : urea,
terhadap
di atas, perumusan ma sal ah
Apakah faktor-faktor
T*SP,
KCL,
produksi
pupuk
kedelai
produksi bibit,
kandang,
dan
yang
kalau
berpengaruh berpengaruh,
seberapa pengaruh ma sin g-m asi ng variabel tersebut ?
1,3. Tujuan Penelitian Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
penelitian
ini
adalah sebagai berikut : 1.3.1. Mengetahui
berbagai
faktor
yang
mempengaruhi
produksi kedelai di Jawa Timur. 1.3.2. Melihat
G-.lS-st i si tas
penggunaan
masukan
atau
input dalam produksi kedelai di Jawa Timur. 1.3.3. Mengetahui bibit,
bagaimana
urea,
TSP,
hubungan KCL, pupuk
v a r i a b e 1- v a r i a b e 1 kandang
terhadap
produksi k e d e l a i .
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12 1.4. Ma nfaa t Penelitian Sesuai dengan
tujuan penelitian
di atas maka
man
faat yang dapat d ipe rol eh dalam penelitian ini adalah ; 1.4.1. Manfaat ilmiah dapat
dari
penelitian
di gunakan bagi
memahami
teori
ini adalah
pengembangan ilmu
ekonomi
secara
agar
ekonomi,
lebih
m end ala m
kh usu sny a teori ekonomi produksi. 1.4.2. Ma nfa at k ebi jak san aan diharapkan
dapat
digunakan
bagi
pemerintah
pe rti mbangan ke bij aksanaan pertanian
dari penelitian ini
yang
sebagai dalam
berkaitan
khususnya
adalah bahan
m enentukan
dengan
dalam
usaha
bagi
peneliti
bidang
meningkatkan
produksi pertanian. 1.4.3. Sebagai
bahan
acuan
lain
yang
berminat men gad aka n penelitian lebih lanjut. 1.4.4. Sebagai bahan masukan
bagi pemerintah daerah Jawa
Timur dalam perencanaan pembangunan pertanian.
1.5. Sia tematika Skripsi Skripsi
ini^terdiri
dari
empat bab
yang
disusun
sebagai berikut : Bab X
:
Pendahuiuan D ala m
bab ini
belakang
berisi penjeiasan tentang latar
masalah;
penelitian,
perumusan
tujuan
manfaat penelitian. dan sistemati-
ka s k r i p s i .
SKRIPSI
masalah,
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
M I L I K FERPUSTAK*4N *PNIVERSn>S *il VOCM' S U R A «
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13 Bab II
Tinjauan Pustaka Dalam
bab
berkaitan lain dan
ini diuraikan
beberapa teori
dengan
permasalahan
; Pengertian
pokok
produksi,
faktor produksi,
tentang TPP, tahap
proses
yang antara
produksi
Fungsi produksi,
konsep
MPP, APP, dan hu bun gan nya
dengan
produksi, Pengertian
produktivitas, dan
Fungsi produksi tipe Cobb-Douglas. Setelah secara
berurutan
p e nelitian analisis terdiri
itu
akan
dilanjutkan
dengan
sebelumnya,
hipotesis,
model
dan
metodologi
dari prosedur
penelitian
yang
pengumpulan data
serta
teknik analisis. Bab I I I :
Analisis Dalam
bab
ini
umum,
setelah
di jelaskan itu
tentang
diuraikan
gambaran
tentang
hasil
estimasi serta analisis model. Bab IV :
Dalam
bab
ini
terdiri
dari
kesimpulan
dan
saran. Pada
bagian
akhir
berisikan
Daftar
Pustaka
serta lampiran.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TI NJA UAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Produksi, Faktor .Produksi, dan Proses Produksi Beberapa buku teori ekonomi me nde fin isi kan sebagai atau
pen ciptaan guna.
jasa
ma cam
Guna berarti
untuk memenuhi
pengertian
dari
kebutuhan
guna
produksi
kemampuan barang manusia. Ada
yaitu
guna
tempat,
tiga guna
bentuk, dan guna waktu. M e nur ut pengertian
definisi yang sangat
yang men gha sil kan
tersebut
produksi
luas, meliputi
barang dan jasa,
me ngandung
semua
aktivitas
Jadi produksi
tidak
hanya me n c a k u p pembuatan barang yang dapat dilihat
saja,
tetapi
m enu rut pengertian
pemain
musik termasuk
hal secara
ini
kita pasti
ini jasa bank,
dalam pengertian
mengalami
k esulitan
input-input
yang
menulis buku, produksi. Dalam
untuk
menunjukkan
di gunakan
untuk
me ngh asilkan pro duk -produk tersebut. Padahal jelas me ngh asilkan jasa-jasa tersebut perlu ketrampilan dan intelektual. jelas
Oleh karena itu
d iap lik asi kan
pada
penciptaan
10 Ari Sudarraan, Teori Yoyakarta, 1984, hal. 120.
SKRIPSI
konsep produksi
Ekonomi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
barang
untuk teknis lebih
dan bukan
Mikro,
BPFE,
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15 Da Lam ka sus produksi
barang mas a l a h n y a akan menjadi
lebih
jelas dan
se derhana karena faktqr-faktor produksi
yang
di gunakan
dan
,diidentifisir
produk
dengan
yang
mudah
dihasilkan
baik
dapat
kualitas
maupun
ikuantitasnya. Se lanjutnya
teori produksi
analisa
ba gaimana
dalam
tingkat
se harusnya teknologi
terdiri produsen
dari atau
tertentu
beberapa pengusaha
me ngo mbinasikan
beberapa m a c a m faktor produksi untuk me ngh asilkan seefisien
m un gki n!1
untuk me nci pta kan input
alam,
dapat
produksi. Secara
d ikl asi fik asi kan
tenaga kerja,
produksi
produksi
dijalankan
h asi l/p rod uk maka diperlukan
atau faktor
produksi
Agar
tersebut
menjadi
modal,
garis :
penting artinya
beberapa
besar faktor
faktor
dan skill.
produk
produksi
Keempat
faktor
suatu
proses
dalam
produksi. Faktor
produksi alam meliputi tanah, bahan tambang,
mineral air yang
dan kekuatan
t erpenting
dipergunakan yang
berguna
disebut yang bisa
da lam
sebagai bagi
alam.
Tanah m erupakan
faktor
teropat
dan
pertanian.
juga faktor produksi
produksi me ngan dun g Faktor
alam
bagian yang
zat/unsur
produksi
alam
asli, yaitu segala sesuatu
menjadi faktor produksi,
yang disediakan oleh
alam dan tidak berasal dari kegiatan manusia.
" I b i d . , h a l .121
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16 Faktor
produksi
dilihat
dari
sudut
pikiran
dan
fisik
tenaga
kerja
(human
resources)
ekonomi adalah
setiap
pengorbanan
atau
seluruhnya
yang
sebagian
ditujukan untuk men gha sil kan barang dikatakan maupun
sebagai
usaha
pikiran yan g
dengan
faktor
dig olongkan
produksi
produksi tenaga
tenaga kerja
yang
ditujukan untuk
sebagai
sasikan proses
man usi a
dan jasa, atau dapat
alam,
faktor
bersifat
produksi. tenaga
produksi
Tenaga
terdidik atau
dan tenaga terlatih
asli.
juga Faktor
m eng organi-
kerja disini
tidak,
atau tidak
Bersama
kerja
ker ja me rupakan elemen yang produksi.
fisik
mencakup
trampil atau
terlatih, yang
tidak, semuanya
dapat di sum bangkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor yang
dibuat
lain.
Faktor
produksi
modal
untuk me nun jan g produksi
produksi asli, artinya barang modal dan nya.
Yang termasuk
modal
peralatan dalam
ke kay aan baik da lam
SKRIPSI
kegiatan
modal
tidak
yang
lagi untuk
barang
produksi
barang
termasuk
faktor
produksi,
pertanian
dapat
berupa uang
s
timbul karena
proses
dan
diartikan
Sedangkan
sebagai bentuk
maupun barang yang
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
produksi
mi sal nya : mesin
lain-lain.
baik. langsung
alam. Jadi
produksi selanjut-
dalam barang modal
proses produksi
jenis
tidak diproduksi oleh
yaitu barang
yang berguna
pabrik,
adalah semua
digunakan
maupun tidak lang-
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17 sung?8 Modal dan
pertanian di
alat-alat
pupuk,
luar tanah
pertanian lainnya,
adalah
cangkul,
termasuk juga
hasil panen yang belum dijual,
bibit,
tanaman yang masih
ada di sawah, dan lain-lain.13 Faktor kecakapan tidak
produksi atau
dapat
dirasakan
yang
terakhir
entrepreneurship, dilihat
wujudnya
keberadaannya.
kegiatan produksi.
apabila
dikaitkan
faktor
produksi yang
tidak
dikelola dengan
produksi
tetapi
h any a
sangat
penting
efisiensi
baik maka
entre
peranannya
semakin penting
artinya
lain tersedia
ini dapat
demikian
Skill menjadi
dengan
skill/
Faktor
Sekalipun
preneurship/ski 1 1/keahl ian dalam
adalah
cukup
sekalipun
tetapi kalau
produksi yang
efisien
tidak akan tercapai. Keempat
faktor produksi
atas
adalah unsur yang
sama
d ala m proses
produksi tidak
hanya
harus semua
me ngg una kan
mengambil produksi
Namun dalam
dua
yaitu
faktor
tersebut ada.
Dalam
walaupun
faktor produksi
saja,
hutan hanya
perlu dua
faktor
alam
tenaga
faktor produksi
1JSukartawi, Prinsip Dasar Ekonomi Rajawali Press, Jakarta, 1987, hal. 15. u Mubyarto, Penqantar Jakarta, 1985, hal. 91.
SKRIPSI
di
setiap proses
produksi dapat berlangsung
buah-buahan di saja
disebutkan
saling terkait dan harus bekerja
produksi.
ke nya taannya proses
yang telah
Ekonomi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
dan
misalnya
Pertanian.
Pertanian.
LP3ES,
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18 kerja. Untuk
m em udahkan analisis
dilakukan penyederhanaan
klasifikasi faktor produksi agar seluruh perhatian di tujukan
kep ada ma s a l a h - m a s a l a h
pr ins ip- pri nsi p proses biaya
itu
secara
fisik
produksi produksi,
menjadi dan
produksi
faktor
dua, yaitu
tidak
tetap
adalah
biasanya tetap
ada
ada satu
tetapi untuk
beberapa
faktor
dengan
(fixed input) input).
faktor
Faktor
yang jumlahnya
yang relatif
pun
analisis
diklasifikasikan
produksi
waktu
mengenai
hu bu n g a n n y a
(variabel
faktor
dalam
tidak
mutlak tetap, akan
dan
Dalam
produksi dapat
variabel
dapat diubah
K e nya t a a n n y a
sendiri.
faktor produksi tetap
faktor produksi
produksi
pokok, yaitu
dapat
singkat.
produksi yang
penyederhanaan analisis produksi
yang
bersifat
mis aln ya : tanah, gedung. Faktor produksi variabel
adalah faktor produksi d a lam waktu yang
yang jumlahnya
dapat di ubah-ubah
relatif singkat, seperti
pestisida. Faktor produksi variabel dapat dengan beda,
faktor untuk
produksi
m eng has ilk an
imenganalisa faktor faktor
tetap
produksi
dalam
tingkatan
pupuk, bibit, dikombinasikan
proporsi berbedaproduksi.
Untuk
produksi digunakan asumsi han ya yang
berubah-ubah,
dan
satu
yang
lainnya
m engh asi lka n output ma ka
faktor-
tetap ,u Se lanjutnya untuk
“ibid., hal. 58.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19 faktor produksi perlu proses
produksi.
kombinasi untuk
diproses be rsa ma-sama
Jadi
proses
dari faktor-faktor
memproduksi
memproduksi
produksi
satu-satuan
satu-satuan
produksi
adalah
yang
produk.
produk
dalam suatu suatu
dibutuhkan
Biasanya
untuk
digunakan
lebih
satu pihak dengan
hasil
dapat
dari satu metode pr odu ksi !9
2.1.2. Fungs_i____produk_ai Antara faktor produksi di terkait.
produksi di
lain
pihak
Da lam bukunya
terdapat h ubu nga n 'Teori
Ekonomi
yang
saling
Mikro' Ari
Su-
darman m enj ela ska n : Da lam p emb icaraan mengenai teori produksi hal yang selalu mendapat tekanan adalah jumlah output selalu t e rgantung atau merupakan fungsi dari faktor-faktor produksi yang digunakan, Hubungan antara output yang di hasilkan dan faktor-faktor produksi yang digunakan sering dinyatakan dalam suatu fungsi p r o d u k s i .“
Uraian output
tersebut terdapat
ketergant ung an
men unj ukk an ke terkaitan
output terhadap
merupakan h ubungan
input dan
bahwa yang
antara erat,
input.
input
yaitu
Fungsi
output berupa
dan
adanya produksi
barang atau
19Gunawan Sumodiningrat, Ekonomi P r o d u k s i . KarunikaUn ive r s i t a s Terbuka, Jakarta, 1987, hal. 14. u Ari Sudarman,
SKRIPSI
op
. c i t . . hal. 124.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20 jasa per
unit
menggarabarkan
waktu!7 Disamping teknologi yang
itu
fungsi
produksi
digunakan perusahaan
atau
industri atau perekonomian secara keseluruhan. Jadi fungsi produksi produksi
s ehingga
adalah tranformasi dari faktor
m eng hasilkan
periode
waktu tertentu,
atau
produksi
m enc erm ink an
teknologi
haan/industri
dalam
kurun
output
dalam
dengan kata yang
waktu
setiap
lain
fungsi
dipakai
perusa-
tertentu.
Apabila
teknologi berubah m aka fungsi produksi juga berubah. Dalam
pembahasan
teori
produksi
telaahan
fungsi
produksi dianggap penting karena : a. Dengan fungsi produksi peneliti dapat mengetahui hubungan antara faktor produksi/input dan p rod uk/output secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mu dah dimengerti. b. Dengan fungsi produksi peneliti dapat mengetahui hubungan antara variabel yang dijelaskan dengan variabel yang m enj elaskan dan sekalicjus mengetahui hu bu ngan antar variabel penjelas? Suatu fungsi produksi dapat diwujudkan dalam grafik dan persamaan itegak masukan secara
aljabar matematik. Jika pada
me nun juk ka n produk variabel,
bentuk
dan sumbu mendatar men unjukkan
mak a
grafik, seperti
sumbu
dapat pada
me rup aka n suatu kurva yang
17Ri cha rd A. Billas, Jakarta, 1987, hal, 135.
dibuat gambar 1.
fungsi
produksi
Fungsi produksi
mu la- mul a naik secara lambat.
Mikro
Ekonomi,
Erlangga,
18 S u k a r t a w i , Teori Ekonomi Produksi, Denaan Pokok Bahasan Analisis Fungsi C o b b - D o u g l a s , Rajawali Press, Jakarta, 1990, hal'. 15.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21 setelah sampai
sampai pada titik tertentu kemudian berubah arah dengan
titik maksimum,
kemudian berbalik
turun
kembali secara terus menerus.
GAMBAR 1 FUNGSI PRODUKSI
Y produk
input variabel
Sumber :
Suratno, Penqantar Ekonomi P e r t a n i a n , Karunia UT, Jakarta, 1986, hal. 3.4.
Sedangkan d ala m persamaan
aljabar fungsi
produksi da lam
bentuk umum adalah : Y di man a :
= f (X,, X , .............. (2.1.)
Y = Output Xj, X, , . . .Xn = berbagai input f = simbol' fungsional
Adapun
SKRIPSI
b erd asarkan bentuknya
fungsi produksi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
yang
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22 sering digunakan oleh berbagai peneliti adalah :19 a. Fungsi
produksi
menjadi
dua
sederhana fungsi
linier,
yaitu
dan
fungsi
fungsi
produksi
biasanya
linier
linier
dibedakan
produksi
linier
berganda.
Dalam
sederhana
hanya
variabel X yang digunakan dalam model, dalam fungsi produksi
satu
sedangkan
linier berganda lebih dari
satu variabel X yang dipakai. b. Fungsi
produksi
persamaan
kuadratik,
kuadrat.
disebut
juga
dengan
Fungsi
fungsi
menggunakan
produksi
produksi
kuadratik poliniminal
kuadratik. c. Fungsi produksi polinomial akar pangkat dua. d. Fungsi
produksi e k s p o n e n s i a l .
produksi
eksponensial
berpangkat,
Di
dalam
terdapat
fungsi bilangan
sehingga penyelesaiannya
memerlukan
bantuan logaritma. e. Fungsi dkk.
produksi CES, Fungsi
berlaku
produksi
asumsi
Kemudian
diperkenalkan jenis
constant
fungsi
ini
Fletcher dan
Lu
dengan
Substitution
(VES).
Ciri
ini
oleh
Arrow
dipakai
return
to
bila scale.
dimodifi kas ika n
oleh
Variabel Elasticity dari VES
mempunyai produk marjinal positif yang
ini
of
adalah
menu^run.
19 I b i d . , hal . 16-24.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23 Kelemahan dari VES
adalah variabel
yang dipakai
tidak boleh lebih dari dua. f. Fungsi oleh
produksi Halter
adalah
pada
dapat
tahun
menaik, menurun
Kelemahan dari
ini adalah bila salah
diperkenalkan
1957.
m en ggambarkan
produk dapat negatif.
trancendental,
K eun ggulannya
kondisi
di
mana
dan menurun
dalam
fungsi
produksi
satu nilai X
jenis
nya nol maka
fungsi Transendental tidak bisa d i s e l e s a i k a n . g. Fungsi
produksi
khusus
dalam
Cobb-Douglas,
sub
penelitian ini
akan
bab berikutnya
dibahas
karena
lebih ditekankan pada
dalam
penggunaan
fungsi produksi Cobb-Douglas yang lebih umum.
2.1.3. Total
Physical Product
(TPP). Marginal
Physical
Product (M PP) . dan Average Physical Product (APP) Perabahasan masalah ol eh
fungsi
output. Jumlah
beberapa unit
disebut dalam adalah
tidak
seluruh produk
output dalam
output total b en tuk'kurva
produksi
atau
maupun persamaan.
seperti yang dapat
yang
suatu
TPP. TPP
terlepas
dari
dihasilkan
proses produksi
dapat
digambarkan
Bentuk kurva
TPP
dilihat pada gambar 1, sedang
da lam bentuk persamaan adalah :30 TPP = f(X) atau Y = .f(X )
70 Suratno,
Ekonomi
P e r t a n i a n . Karunika UT, Jakarta,
1986, h a l . 34. M I L I K fERPU STAKAAN ’ U N IV E R S IT a s ANGQA'
S V R A B w SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
A
LENA ELLITAN
f
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24 Ta mba han
output
adanya tambahan
yang
dih asilkan
satu unit input
sebagai
akibat
variabel disebut produk
m a r j i n a l / M P P , Dalam bentuk persamaan MPP ditulis
sebagai
berikut ?' atau
MPPx m^ o^xr
Dengan
demikian berarti
m p p x=
MPP me rupakan
(2.2)
4o X ^
turunan pertama/
first derivative dari fungsi produksi. Selanjutnya, input/faktor dibagi
produksi
produksi
dengan
r ata-rata
atau
jumlah
APP adalah
faktor
dari total
produksi
suatu produksi
yang
digunakan
untuk men gha s i l k a n produk tersebut.” TP? Y f(X) APP, = ------ = --- = -----X X X Antara TPP,
MPP. dan
erat.
Dari
hu bun gan
tahap
produksi dan
APP
tersebut hukum
(2.3)
mempunyai hubungan dapat
yang
dijelaskan tahap-
kenaikan hasil
yang
semakin
berkurang. Dalam ilmu ekonomi sifat
fungsi
produksi
produsen dianggap tunduk
digunakan asumsi yaitu
'fungsi
dasar mengenai produksi
pada h u k u m kenaikan
semua
hasil yang
“ I b i d . h a l . 3.5. ” Suratno,
SKRIPSI
log, c i t .
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25 semakin'
b erk ura ng (law of diminishing
tersebut
r e t u r n ) 1 ” Hu kum
men unj ukk an arah
umum tingkat perubahan output I sumber yang digunakan diubah jumlahnya.
bila salah satu Richard
H.
L eftwich
me nde fin i s i k a n
dalam
huk um
bukunya
kenaikan
'Mikro
Ekonomi'
yang
semakin
hasil
be rkurang sebagai berikut : Jika ma suk an salah satu sumber dinaikkan per unit waktu sedangkan masukan lain tidak berubah, maka produk total akan meningkat, tetapi setelah melewati batas tertentu kenaikan produksi yang di per ole h menjadi semakin kecil. jika kenaikan masukan yang be rsa ngkutan terus-menerus ditambah, produk total akan mencapai suatu maksimal dan sesudah itu mu ngk in menurun t e r u s . 4 Hu kum
tersebut
dengan
input
tetap,
optimal
yang
harus
kurang.
Hukum
me nje las kan pe rub aha n lebih
me nj e l a s k a n ada
yang
bahwa metode
dan input
dalam
jumlah
ko mbi nasinya input
variabel
tidal
lebih dan
tidak
semakin
berkurang
juga
produksi tidak berubah seperti
jumlah input
dimaksudkan pada
variabel
juga
digunakan,
hasil
dalam
bahwa
variabel.
perubahan proporsi
tetap. Hu kum tersebut
Perubahan
itu
antara input tidak berlaku
bila seluruh input (variabel maupun tetap) berubah. Kembali pada yang dapat ma na
h ubungan
dijelaskan dengan
gambar
A
m enunjukkan
33Boediono, Ekonomi hal. 56.
antara
menggunakan kurva
Mi-kro, BPFE,
24 Ric har d H. Leftwich, Mikro Aksara, Jakarta, 1984, hal. 141.
SKRIPSI
TPP, MPP,
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
TPP
dan
APP,
gambar 2, dan
di
gambar
B
Yogyakarta, 1982, Ekonomi.
PT
Bina
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26 me nun juk kan ketiga
kurva
kurva
serta
MPP
dan
APP.
Penjelasan
tahap-tahap dalam
produksi
h ubungan adalah
sebagai berikut :
2.1.3.1. Tahap produksi I Tahap
produksi
antara 0 dan
I
yaitu
pada
saat
penggunaan
X
, dengan penjelasan sebagai berikut :
GAMBAR 2 HUBUNGAN TPP, MPP, APP.
Sumber :
SKRIPSI
Mubyarto, Pencrantar Ekonomi P e r t a n i a n , Jakarta, 1985, hal. 67.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LP3ES,
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
a. Pada
saat
penggunaan
sampai Xx kurva
TPP
masukan X cekung
ke
antara atas,
mengalami kenaikan, demikian pula APP. titik
A,
TPP
mulai
berubah
0 MPP
Pada
arah,
mencapai maksimal, dan h u k u m kenaikan
MPP hasil
yang semakin berkurang mulai berlaku. b. Setelah
melewati titik
dan cembung
ke atas,
terus menaik (titik
A, TPP terus menaik MPP menurun, dan
APP
h ingg a mencapai titik maksimum
B) atau
hingga penggunaan masukan X
sebanyak X2 .
Pada
tahap I
ini
produk rata-rata
menaik
di tam bah nya masukan variabel. Bila harga faktor variabel per
unit tetap,
masukan
variabel
semakin
kecil
tersebut.
dengan
ongkos
produksi
keuntungan.
berarti
dengan
ongkos
produksi
dit ambahnya
masukan
Produsen tidak akan beroperasi
karena
penjualan
maka naiknya produk
mem per lua s produksinya per
unit,
produk yang sama Pada
tahap
ini
dan
dengan produksi
rata-rata per
variabel
pada tahap ini
ia dapat
dengan
unit
tingkat
menekan harga
per unit berarti memperbesar efisiensi
produksi
tidak
maksimal .”
35 Ari Sudarman,
SKRIPSI
o p . c i t . , hal. 138.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
2.1.3.2; Tcfow. Pr4uKg* II Tahap II X antara
d ala m produksi yaitu
X, dan X , .
pada saat penggunaan
Tahap ini terjadi
saat MPP menurun
dan
besarnya lebih kecil daripada APP, dimulai dari saat
APP
mencapai m a k s i m u m
Dengan m a sih
kata
lain da lam
positif.
mencapai
akhir
'input
pada saat MPP
ini MPP
penggunaan
pada awal tetap'
tahap II. Hal
konstan
tahap
Efisiensi
puncaknya
penggunaan
dan berakhir
tahap
paling
menurun
= 0. tetapi
input
variabel
II, dan
efisiensi
tinggi
dicapai
pada
ini disebabkan jumlah 'input tetap'
sehingga output
total
per
unit
'input
tetap'
adalah terbesar.” Efisiensi maksimal produksi karena
ongkos produksi
dengan
tahap I,
per unit
dan hasil
terjadi pada
tahap ini
lebih kecil
dibanding
produksi yang
dicapai lebih
besar.
2.1.3,3. Tahap Produksi III Tahap sebanyak TPP
ditambah. negatif
pada saat
Xj atau lebih. Mulai awal
terus
mendekati
ini terjadi
menurun, nol
demikian
apabila
penggunaan
masukan X
tahap III (titik C ) ,
pula
APP
penggunaan
turun
masukan
sampai X
terus
Sedangkan MPP pada tahap ini negatif. MPP yang me nun j u k k a n
bahwa
dalam
k omb inasinya
dengan
a* Gunawan Sumodiningrat, op. c i t , hal. 2.29.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29 input' tetap, juralah input
variabel yang dipakai terlalu
berlebihan .37 Pada tahap rasional,
III
produksi
sehingga dengan
akan
dapat
lain
jumlah
tidak efisien
mengurangi
men aik kan hasil
produksi
produksi yang
sama
dan
masukan atau
dapat
tidak
variabel
dengan kata
dicapai
dengan
input yang lebih sedikit.
2.1.4. E lastisitas Produksi Elastisitas m engukur disebabkan
produksi
derajat
adalah
kepekaan
oleh perubahan
suatu
perubahan
pemakaian input.
konsep
yang
output
yang
Sebagaimana
koefisien elastisitas lainnya, elastisitas produksi tidak
meraerlukan
ukuran
satuan
tertentu.
juga
Elastisitas
produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :8
Persentase perubahan output ^ = --------------------------------------------------------
Persentase perubahan
input
atau dapat ditulis :
B
I I
y _ bY X _ b Y
1
~ bX Y ' IX ~ y Tx X
27 Gunawan Sumodiningrat,
loc. c i t .
” Ibid, hal. 2.31.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30 MPP = -----APP Selanjutnya
(2.4)
nilai elastisitas
produksi yang
dapat
diketahui pada gambar 2 adalah :29 a. El astisitas produksi terjadi pada
pada saat'
tahap I.
lebih
besar
ke sempatan
lebih besar dari MPP >
APP atau terletak
Selama elastisitas dari
bagi
satu
produksi
berarti
masih ada
produsen untuk
me mperoleh
produk total yang lebih besar dengan faktor
produksi yang
satu
sama.
jumlah
Dalam
keadaan
denukian berarti produksi tidak efisien. b. El astisitas terjadi atau
produksi
sama
pada saat MPP
= APP
pada saat
maksimal. artinya
dengan
satu
(pada titik B)
MPP memotong
APP
di titik
Elastisitas produksi sebesar satu satu persen
me nga ki b a t k a n
perubahan
input
akan
perubahan output sebesar satu
persen pula. c. El astisitas dan
lebih
produksi lebih kecil
terjadi pada APP
dari
yang
a*Mubyarto,
SKRIPSI
op
satu
di atas
bernilai negatif, atau m eru pak an tahap
besar dari (
nol
0<$<1
MPP, sebelum
) MPP
berada pada tahap II efisien dan
rasional
. c i t . hal. 68-69.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31 dalam produksi. d. Elastisitas
produksi
terjadi pada saat rnaksimum,
atau
sama
dengan
MPP sama dengan tepat
di
nol
nol, TPP
titik
C
(batas
antara tahap II dan tahap III). e. El astisitas saat
MPP
produksi
produksi
negatif terjadi
negatif.
Pada
saat
negatif
produk
pada
elastisitas
total
mengalami
penurunan.
2.1.5. P engertian Pr odu kti vit as Secara
ha r a f i a h
produktif,
yang
m i sal nya
dal am
artinya
k e mampuan satuan sejumlah hasil produktif tinggi. besar
banyak
pertanian
berasal
dari
m end atangkan
produktivitas
luas tanah tertentu dalam
kata hasil,
merupakan men ghasilkan
p ertanian tertentu. Jadi suatu usaha yang
adalah
suatu
Oleh karena jumlah
pro duk tiv ita s
usaha
itu salah
produk
adalah
yang
produktivitasnya
satu cara dengan
untuk raemper-
jalan meningkatkan
produktivi t a s n y a . Pada dasarnya pengertian hasil adanya
yang
yang
berbeda.
dicapai. Jadi
pertambahan hasil
tivitas m eng and ung
SKRIPSI
produksi dan produktivitas Produksi
mempunyai
me nunjukkan
peningkatan produksi yang dicapai,
sedang
pengertian perbaikan cara
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
suatu berarti p rod uk
pencapaian
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32 produksi ?° Secara
umum
perbandingan kes eluruhan Sedangkan Pertanian*
p rod uktivitas
antara
hasil
input/sumber M uby art o
dalam
me nje las kan
m eng and ung yang
daya
dicapai yang
bukunya
pengertian
pengertian dengan
digunakan.31
‘ Pengantar
Ekonomi
pro duk tivitas
dalam
usaha tani sebagai berikut : Pr odu ktivitas da lam usaha tani sebenarnya me rupakan gabungan pengertian/konsepsi efisiensi usaha/fisik dan k apasitas tanah. Efisiensi fisik m engu kur jumlah hasil produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input. Sedangkan ka pasitas tanah tertentu men gga m b a r k a n kemampuan tanah untuk me n y e r a p tenaga kerja dan modal sehingga mem ber ika n hasil produksi brutQ yang se besar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu. Jadi produktivitas m e rup ak an pe rkalian antara efisiensi dengan kapasitas.
Untuk
m eng uku r
dikenal 33 tingkat skala kegiatan ekonomi, antara lain : a. Pen gukuran atau
makro
pr odu ktivitas
pr oduktivitas adalah
ratio
beberapa
tingkat
nasional
antara
keluaran
30Payaman Simanjuntak, Produktivitas Kerja dan R uan g Lingkupnya, Prisma no. X I , LP3ES, Jakarta, 1983, hal. 24. 31 J . Ravianto, Produktivitas dan Mutu K e h i d u p a n , Lembaga Sarana Informasi Usa ha dan Produktivitas, Jakarta, 1985, hal. 51. 32 Mubyarto, op. c i t . , hal. 57-58. 33 Mat hia s Aroef, Pengukuran Produktivitas Kebutuhan m e nde sak di Indonesia, Prisma X I , LP3ES, Jakarta, 1986, hal. 60-63.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33 nasional dengan jumlah penduduk. b. Pengukuran
produktivitas tingkat perusahaan
atau pengukuran produktivitas total. c. Pengukuran
produktivitas
atau
tingkat sektor.
dalam
pengukuran
dengan
tingkat
industri
Model yang
digunakan
produktivitas
pengukuran
ini
p rod uktivitas
sama
tingkat
nasional. d. Pe ngukuran
produktivitas
produksi
atau
pr odu ktivitas ini dilihat
disebut tingkat
faktor
fisik.
Produktivitas
parsial.
produksi
dihitung
marjinal
juga
dari
Pengukuran masing-
terhadap
faktor
dengan faktor
faktor
pengukuran
dengan melihat peranan
masing
dapat
tingkat
produk
parsial
melihat
produksi
dan
ini
produk atau
produksi r a t a - r a t a n y a . Peningkatan
pro duktivitas dapat
terlaksana apabila
salah satu dari lima situasi ini tercapai a. Dengan sedikit
me ngg una kan sumber diperoleh
jumlah
: daya yang produksi
lebih yang
sama. b. Dengan sedikit
m eng gunakan sumber diperoleh
jumlah
daya yang produksi
lebih yang
lebih besar. c. Dengan
SKRIPSI
m enggunakan sumber
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
daya
yang
sama
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34 diperoleh hasil produksi yang lebih banyak, d. Dengan banyak
m en ggu nak an sumber d iperoleh jumlah
daya yang output
lebih
yang
jauh
lebih besar.34 e. Penurunan
jumlah output
dari penurunan , 39 kan.
yang lebih
sumber
daya
yang
lambat diguna-
2.1.6. Funasi Produksi Jenis Cobb-Douglas Fungsi diperkenalkan
produksi oleh
tahun 1928 melalui yang
dimuat
Economic lebih
C.W. Cobb
jelasnya,
dan
art ikelnya 'A
pertama
Review',
Co bb-Douglas
kali
terdiri uraian
dan
P. H.
18
definisi
kali
Douglas
The ory of
dalam dari
pertama
pada
Production'
majalah
'American
suplemen.3* fungsi
Untuk produksi
Cobb-Douglas adalah sebagai berikut : Fungsi produksi Cob b-Douglas adalah suatu persamaan atau fungsi yang mel ibatkan dua variabel atau lebih di man a variabel yang satu disebut variabel dependen atau variabel yang dijelaskan, (Y), dan yang lain disebut variabel independen, atau variabel yang menjelaskan, (X). Penyelesaian hubungan Y dan X biasanya dengan cara regresi di mana variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X. Dengan demikian k a ida h- k a i d a h pada garis regresi juga berlaku dalam 34Payaman Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Dava M a n u s i a . FE-UI, Jakarta, 1985, hal. 30. 55Hidayat, K ons ep Dasar dan Pengertian Produktivitas Serta Interpretasi Hasil Pengukurannya, Prisma no. X I . Jakarta, 1986, hal. 8Sukartawi, op. c i t . hal 159.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35 penyelesaian fung3i produksi Cobb-Douglas?7 Dalam
definisi
fungsi
tersebut
produksi
regresi
sehingga
C obb -Douglas
bahwa
dilakukan
persyaratan yang
regresi berlaku pula Cobb-Douglas.
di katakan
penyelesaian dengan
cara
pada
garis
berlaku
dal am m eny ele sai kan fungsi produksi
Untuk men dapatkan
garis regresi yang baik
perlu dipenuhi beberapa persyaratan antara lain : a. Bila variabel X mempunyai hubungan yang kuat dengan Y di mana X mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Y. b. Persyaratan a. akan terlihat kalau secara teoritis dapat di terangkan bahwa '•Y' memang dipengaruhi X,. c. Bentuk hubungan Y dan X dapat diduga sebeluranya, ka_l.au hubungan tersebut tel ah dibuat dia gra m sebaran titik. Diagram sebaran titik ini akan me nentukan apakah h ubungan X dan Y akan m erupakan hubungan^ garis lurus atau linier.30 Secara ma tem ati s fungsi produksi Cobb-Douglas
dapat
ditulis sebagai berikut :39 Y = a Xt*“ *X
Bila
.....X,*'..... V
fungsi produksi
e
Cobb-Douglas
tersebut
(2.5)
dinyatakan
oleh hubungan X dan Y maka ; Y = f C X|4| X 2 ...... X,..... X y ) Y - variabel yang dijelaskan
37 Ibid . , hal . 159-160. 36 I b i d . , h a l . 114. 39 Ibid . , hal. 160.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36 X = variabel yang menjelaskan = parameter yang diduga u = variabel gangguan e = logaritma natural a = intercept Untuk raemudahkan ma ka
persamaan
dengan
pendugaan terhadap diubah
menjadi
mel oga ri t m a k a n
persamaan
bentuk
atau
tersebut. Bentuk
persamaan di
atas,
linier berganda
melogarit man atu ral kan
logaritma natural
In
yaitu
'logaritma dengan bilangan dasar e - 2,718.*° Karena
penyelesaian
selalu
dilogarit mak an
menjadi
fungsi
yang
harus
Douglas.
dan
linier,
dipenuhi Adapun
fungsi
maka
produksi
diubah ada
Cobb-Douglas
bentuk
fungsinya
beberapa persyaratan
sebelum me nggunakan
fungsi
p e r s y a r ata n-p ers yar ata nny a
Cobbadalah
sebagai berikut : a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang tidak terhingga besarnya. b. Da lam fungsi produksi perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan atau non neutral difference in the respective technologies. Hal ini berarti kalau fungsi produksi Cobb-Douglas dipakai sebagai model dalam pengamatan, dan bila diperlukan analisis yang memerlukan lebih dari satu model maka perbedaan model tersebut terletak pada interseptnya dan bukan pada kemiringan garis model tersebut. c. Tiap variabel X adalah perfect competition.
40Damodar Gujarati. Dasar-Dasar langga, Jakarta, 1987, h a l . 49.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
Ekonometrika.
Er-
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37 d. P erbedaan lokasi sudah masuk ke ganggu.
Se lan jut nya produksi
untuk
C obb -Douglas
(pada d ala m
m emu dah kan persamaan
fungsi produksi) variabel peng-
pembahasan
2.5
ditulis
fungsi sebagai
berikut :
Y = f ( \, X a ) (2.6)
Y = a X ^ X ^ eu
Bentuk logaritma dari persamaan di atas adalah : In Y = In a
Dari
persamaan
2.6
In If + iJ^ln X, + u
dapat
diturunkan
beberapa
aspek
fungsi produksi antara lain : a. Marginal Physical Product dari faktor produksi. y -a x ^ x ^ e »
V^Hx v 2U aeUu - 6^Y• a -w b txx
“i j
{a x ^ x f 3e “ ) X ' 1
4i Sukartawi, op. c i t . , hal 161-162
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38 Dengan cara
yang sama diperoleh
Ay
Y
0
.Jadi
/(j
MPP dari suatu faktor produksi adalah :
MPPt -b iA P P l
b. Elastisitas produksi dapat diperoleh dengan cara : 6r Y
BYX^*
8 r Jfi BYXl~ 6 x ^
E yx^
i ~
y
EYXt =b±
EYX1
El astisitas X, cara yang
= Elastisitas \ terhadap Y terhadap Y dapat d iperoleh dengan
sama sehingga
EYXz
=
Secara umum
elastisitas \ terhadap Y adalah : EYXi
Dari sini bl t b2
(2.8)
dapat diketahui bahwa nilai parameter * dan 1}
el astisitas
SKRIPSI
= lj
sekaligus men unj ukk an besarnya
produksi
dari ma sin g-m asi ng faktor
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39 produksi. S e lanjutnya
mengenai
pengertian dari
parameter^
dapat di jelaskan sebagai berikut : Parameter b Q m erupakan indeks efisiensi yang mencerminkan hubungan antara kuantitas produksi pada satu pihak dihadapkan pada faktor produksi ( X x, X2 ) be rsa ma- sam a pada lain pihak. Tinggi r endahnya nilai 2>0 m eng gam bar kan berapa banyaknya faktor p r o duksi yang di butuhkan untuk memproduksi output. Dari
uraian ini dapat diketahui bahwa dalam model fungsi
produksi secara
C obb -Douglas
efisiensi
organisasi
produksi
ke seluruhan tercermin pada besar kecilnya
Jika nilai
semakin besar
b0
b0
berarti produksi
semakin
efisien, Hal ini m u d a h dimengerti karena pada tingkat Xx,X 2, b x
lebih
dan
besar
yang sama,
b2
berarti akan
putnya. Sedangkan b x faktor produksi Xx
dan b j
dengan parameter
lebih besar
I3 yang
pula nilai
out-
menggambarkan hubungan
antar
dan X2
Dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas jumlah tara b x
dan
perubahan
b2
me nun juk kan return
an
to scale atau derajat
output apabila semua input-inputnya di uba h de
ngan proporsi yang sama. Ada
tiga jenis return
to scale
to scale, bila Gbx
+ b2
penambahan faktor
produksi
•i_ : ' yaitu a. Decreasing return artinya
proporsi
43Sudarsono, Pengantar Jakarta, 1988, h a l . 116.
Ekonomi
Mikro.
XI
LP3ES,
43 Sukartawi, op. c i t . . hal. 170.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40 melebihi proporsi perubahan produksi. b. Constan
return to
artinya
penambahan
proporsional p di p e r o 1e h .
artinya
bila (t^
+
faktor
b 2 )=l produksi
dengan pertambahan produksi yang
c. Increasing return
akan
scale,
to scale, bila
proporsi
(lj + b 2 )>l
penambahan faktor
meng hasilkan
tambahan
produksi
produksi
yang
pr oporsinya lebih besar.
2.2. Hipotesis Dan Model A-naliais. 2.2.1. Hipotesis H ipotesis yang diajukan dalam penelitian ini : a. Diduga pupuk
penggunaan bibit pupuk urea, TSP, KCL, kandang
dan
pestisida
berpengaruh
terhadap produksi kedelai. b. Diduga
v a r i a b e 1- v a r i a b e 1 tersebut
berpengaruh
diatas
positif terhadap produksi kedelai
di Jawa Timur.
2.2.2. Model AnaTisis Model pengarurr
analisis
digunakan
penggunaan 'bibit.,
k,andang/hi jau/manure kedelai
yang
di
Jawa
dan
Timur
urea,
pestisida ad a 1ah
untuk TSP,
mengetahui KCL,
terhadap
model
analiyis
pupuk
produksi fungsi
pjroC;uksi jen is C o bb - Doug 1a s .
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41. Y = fcfc
di m an a :
if1 u m t m
it' K d ^ - p ^ e ?
Y = kuantitas produksi kedelai EL = ku antitas bibit yang digunakan U - ku a nt i ta s pupuk urea yang diguna kan T -- Kuantitas TSP yang digunakan K = ku antitas
KCL yang digunakan
Kd= kuantitas pupuk
kandang/ h ij a u/ m an u re
yang digunakan p = ku antitas pestisida yang.dig un a ka n £q
= intercept ,b 2,b 2,bg, b 5,b6 = koefisien regresi elastisitas
produksi
atau
masing-masi ng
variabel bebas u = kesalahan pengganggu i = observasi i
Sela njutnya dengan atas
agar
model
metode pangkat
tersebut
dua terkecil
d itranformasikan ke
dapat
diselesaikan
(MKT)
m ak a model di
dalam bentuk logaritma natural
sebagai berikut : In Y = In bQ + b^ In B + b2 In U + b3 In T +£>4 In K + b5 1n Kd + b6 1n P +
di mana :
Y = produksi kedelai per hektar, dalam kg/ha B « kuantitas
SKRIPSI
bibit
yang
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
digunakan,
dalam
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42 kg/ha U = kuantitas
urea
yang
digunakan,
dalam
kg/ha T = kuantitas
TSP
yang
digunakan,
dalam
KCL
yang
digunakan,
dalam
yang digunakan,
dalam
kg/ha K = kuantitas kg/ha Kd= kuantitas
manure
kg/ha P = kuantitas
pestisida
yang
digunakan,
dalam kg/ha b l t b 2 lb s 'b Alb t ,b i -
u = semua
koefisien regresi
variabel
lain
terhadap produksi
yang
berpengaruh
kedelai di Jawa
Timur
yang tidak terdapat dalam model b0
= intercept
2.3. Metode Penelitian 2.3.1. Definlsi Qperasional Produksi banyaknya Timur
kedelai yang
berupa
meliputi
kedelai
biji
hasil
yang
dimaksud
dihasilkan
kering pada
panen
lahan
di
sini
per hektar
tahun
adalah di
Jawa
1979-1992,
yang
intensifikasi
dan
non
i n t e n s i f i k a s i , diukur dalam satuan kg/ha. Bibit yang di-maksud di kedelai
SKRIPSI
yang
digunakan
per
sini adalah banyaknya hek tar
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
baik
pada
bibit lahan
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43 intensi f ikasi mau pun non
intensi f ikasi pada
tahun 1979-
1992 di Jawa Timur, diukur dal am satuan kg/ha. Urea.
TSP, KCL, manure yang dimaksud di sini adalah
banyaknya pupuk organik untuk
tanaman
1979-1992,
maupun -a'norganik
kedelai per
baik
pada
hektar di
lahan
yang digunakan
Jawa Timur
intensifikasi
tahun
maupun
non
i n t e n s i f i k a s i , diukur dalam satuan kg/ha. Pe stisida ob at-obatan
yang
atau
dimaksud di
sini adalah
pestisida yang
digunakan
ba nyaknya per
hektar
untuk
membasmi hama dan penyakit tanaman kedelai di Jawa
Timur
pada
bahwa
tahun
semua
digunakan
1979-1992.
obat-obatan
oleh
petani
baik
Selanjutnya tersebut pada
diasumsikan
disalurkan
lahan
dan
intensifikasi
maupun non i n t e n s i f i k a s i , diukur dalam satuan kg/ha.
2.3.2. Identl_f_lkasi Variabel *
Variabel-variabel
yang
digunakan dalam
penelitian
ini adalah : a. Variabel terikat
: produksi kedelai.
b. Variabel
:
bebas
bibit, urea,
TSP,
KCL,
pupuk kandang/hi j a u / m a n u r e , pestisida.
2.3.3. Jenls d&n Sumber Data Data
yang
digunakan dalam
data sekunder. Adapun sumber diperoleh dari
SKRIPSI
:
penelitian
ini
adalah
data dan berbagai informasi
Statistik Indonesia,
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
Jawa Timur
Dalam
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44 Angka,
Struktur
Gngkos Usaha
Laporan
Tahunan
dari
Daerah
Tingkat
I
Penelitian Indonesia,
Dinas Jawa
dan
Tani
Padi dan
Pertanian
Timur,
dan majalah- maj ala h
Tanaman
Laporan
Pengembangan
Palawija, Pangan
dari
Pertanian
Badan
Republik
ilmiah yang
berhubungan
dengan penelitian ini.
2.3.4. Prosedur Penentuan Sampel Dalam berbentuk
penelitian
ini sampel
data
yang
digunakan
time series, berasal dari data yang diambil di
Jawa Timur selama 14 tahun yaitu tahun 1979-1992.
2.3.5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam
penelitian
ini
pengumpulan
data
dilakukan
dengan cara : a. Studi data
kepustakaan, yang
berasal
yaitu dari
cara
pengumpulan
1iteratur-1iteratur
sebagai bahan r e f e r e n s i . b. Data
sekunder, yaitu
berasal
dari
seperti
Dinas
Daerah,
Biro
pengumpulan
data
instansi-instansi Pertanian Pusat
Tanaman
Statistik,
dan
yang
terkait, Pangan Kantor
statistik daerah setempat.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45 2 .3 .6 .
Teknik
D a lam
A n alisis
skripsi ini
diskriptif
dan
digunakan teknik analisis secara
teknik
analisis
Analisis
secara diskriptif
keadaan
umum
perkembangan kedelai berbagai
propinsi
Jawa
produksi,
di
yaitu
Jawa
upaya
luas
Timur,
secara
kuantitatif.
dengan
meng gam bar kan
Timur,
panen,
dan
k ebi jaksanaan
dalam
men ing kat kan
analisis
secara
men gga mbarkan produktivitas pemerintah
kedelai
di
dan
daerah
tersebut. Teknik me nggunakan
fungsi
diselesaikan analisis
Squares yang
dengan
ini
parameter
jenis
regresi
metode
model
yang
adalah
linier
metode
p emeriksa
atau lebih populer
yaitu
Cobb-Douglas
dipakai
Method) atau metode
merupakan
bias'
produksi
kua ntitatif
yang
berganda. untuk
OLS
Dalam
mengestimasi
(Ordinary
Least
pangkat dua terkecil
(MKT),
‘linear
terbaik
yang
tidak
disebut dengan the best linear
unbiased estimate ( B L U E ) . Un tuk
me nd apa tka n
garis
penduga
yang
baik
analisis regresi berganda maka perlu asumsi yang sebagai berikut
dari
lengkap
44
a. Variabel u adalah variabel acak yang riil. b. Variabel acak u mempunyai nilai tengah nol. c. Homoskedastisitas, di
mana ragam dari
setiap
44 Ibid. . hal 147
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46 adalah sama.
ui
d. Besaran Ui
menyebar secara normal.
e. Tidak ada a u t o k o l e r a s i . f. Nilai ui
dari Xjadalah independen.
g. Tidak ada kesalahan dalam pengamatan X dan Y. h. Tidak ada mul tikol inear itas
sempurna (r X* Yi
= tidak " t i n g g i "). i. Bila
variabel yang
lebih
dari
dipakai
satu,
maka
adalah
gabungan
mengagreg asi kan nya
harus benar. j. Spesifikasi
model
dan
variabel
juga
harus
besar.
Be rdasarkan
hasil
koefisien parameter maupun
yang
estimasi determinasi
nantinya
diperoleh
estimasi baik yang bertanda
bertanda
diperoleh
perhitungan
negatif. nilai
Selanjutnya atau
positif
dari hasil
angka
koefisien
( J?2 ) , koefisien kolerasi(j? ), dan
koefisien
determinasi parsial atau rf Koefisien determinasi digunakan
untuk
melihat
dalam
regresi
me njelaskan
dan
mengukur
kemampuan
variabel
tidak bebas (Y), atau dapat dikatakan koefisien
determinasi
model
keteapatan garis
( R2 )
perubahan
( R 2 ) m en unjukkan besarnya surabangan variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas (Y ). Semakin besar R2
(mendekati
semakin
SKRIPSI
kuat
satu), semakin model tersebut
baik model
tersebut atau
dalam me ner ang kan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
variasi
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47 variabel tergantung (Y) . bilangan
yang
hubungan
mengukur sampai
antara
determinasi
Koefisien kolerasi adalah suatu
dua
variabel.
parsial
m asi ng- mas ing
seberapa besar
(r )
variabel
untuk
bebas
keeratan
Sedangksn
koefisien
mengetahui
hubungan
terhadap
variabel
tidak
bebasnya ( t e r g a n t u n g ) . Langkah hi pot esi s
berikutnya secara
signifikan atau
adalah
statistik
ha rus
diuji dahulu
Dalam
uji t
artinya
kecil
ditolak,
daripada
maka
artinya variabel
uji
dari
(b)
t (t- tes t).
tt#b#,
variabel bebas
me ner ang kan variabel tidak bebasnya. lebih
m eng gunakan
maka koefisien regresi
lebih besar
d iterima
uji
of significance
dengan m eng gun aka n
jika
pengujian
pendekatan
atau level
tertentu. Untuk ke perluan ini
dan H
melalui
test of significance dengan
tingkat kepercayaan tertentu
ditolak
melakukan
maka H 0 dapat
Se baliknya jika t;b,
Hq
diterima
dan
H,
bebas tidak dapat menjelaskan
variabel tidak bebasnya. Setelah va ria nsn ya
itu pengujian atau sering
dilanjutkan
dinamakan uji
hasil perhitungan jika ?0 (observasi)
dengan
F (F- tes t).
model
regresi tidak
variabel tidak
dari
SKRIPSI
artinya variasi
berhasil me njelaskan
bebasnya. Sebaliknya jika
d ari pad a Ft maka H 0
Dari
lebih kecil dari F t
(tabel) maka }% diterima dan H, ditolak dari
menguji
variasi
£ lebih besar
ditolak H, diterima, artinya
variasi
model regresi berhasil menjelaskan variasi variabel
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48 bebasnya. pengaruh
Uji
F
ini
variabel bebas
untuk
mengetahui
secara serentak
sejauh
mana
(bersama-sama)
terhadap variabel tergantung (tidak bebas).
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III ANALISIS P ERK EMB ANG AN PRODUKSI DAN UPAYA PE NIN GKA TAN PRODUKSI KEDELAI DI JAWA TIMUR
3.1.
Garobaran
Urnum
3.1.1. PerkembftngftD_Produkgi Ke_d_el_al Di Jawa Tim ur Jawa yang
Timur mer upa kan
ada di Indonesia.
sebesar 47.992
157.992,48 km4, dan
memiliki
dari 27
propinsi
Daerah ini memiliki luas wi lay ah
km^
lautan
pu lau-pulau
salah satu
dengan seluas
kecil
luas +
daratan
110.000
sejumlah
68
sebesar
km* ,
serta
buah.
Secara
geografis
Jawa Timur
terletak antara
111-114°4' bujur
timur dan
7 \ 2 ,-8°48' lintang selatan.
Kurang lebih 2/3
daratan
di daerah
se lebihnya
ini me rupakan
adalah dataran
pegunungan dan
rendah. Jawa
Timur
bukit, memiliki
tanah yang subur.45 Daerah terbesar di ini
dalam
paling di
ini
mer upa kan
memenuhi
kebutuhan
besar dibanding
lampiran
1.
produksi
kedelai dan
penghasil
kedelai
Indonesia, dengan demikian sumbangan
Indonesia. Untuk *
Timur,
propinsi
nasional adalah
propinsi-propinsi lain
lebih jelasnya
Pada tabel di
kedelai
3 berikut
produksi
yang ada
dapat dilihat
pada
me nun juk kan besarnya
Indonesia, produksi
persentase
daerah
kedelai
kedelai Jawa
Jawa Timur
Buku Laporan T a h u n a n . Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dati I Jawa Timur, Surabaya, 1992, hal. 9-10.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
terhadap produksi kedelai nasional pada tahun 1980-1990.
TABEL 3 PRODUKSI KEDELAI INDONESIA, PRODUKSI KEDELAI JAWA TIMUR, DAN PERSENTASE PRODUKSI KEDELAI JAWA T I M U R TER HA DAP PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Produksi k e delai In donesia (ton)
Tahun
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990
Produksi kedelai Jawa Timur (ton)
652.762 703.811 521.394 536.103 769.384 869.718 1.226.727 1.160.963 1.270.418 1.315.113 1.487.433
Persentase produksi kedelai Jawa Timur
371.621 377.312 293.477 253.157 325.931 371.024 391.977 416.610 448.213 459.218 471.495
41,16 53,61 56,29 47,22 42,36 42,66 31,95 35,88 35,29 34,92 31,70
Sumber : Statistik I n d o n e s i a . BPS, Jakarta, 1980-1990.
Dari kedelai
tabel Jawa
wa lau pun d i ban din g
3
dapat
juga
Timur me nin gka t
secara
tahun-tahun
nasional
disebabkan adanya
dan Timur sia,
SKRIPSI
d aer ah- dae rah
lain di
sejak
tahun 1984, penurunan
Men urunnya
ini terhadap
proporsi
produksi
kedelai
p eni ngkatan produksi kedelai
seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, luar
Jawa.
mas ih dominan da la m 'produksi terbukti
bahwa produksi
mengalami
sebelumnya.
kedelai daerah
da era h- d a e r a h
terus
proporsional
produksi
di
dilihat
bahwa antara
Namun
demikian Jawa
k e d e l a i 1 di Indone
tahun 1980-1985
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
persentase
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51 produksi
kedelai
terhadap
produksi
sebesar
322.087
Kemudian
dalam
antara
Jawa
Timur
kedelai
ton per kurun
berkisar nasional
tahun dalam
waktu
31,7 0 % - 3 5 ,88% atau
tahun
4 1 , 1 6 % - 5 6 ,29% atau
rata-rata
kurun waktu 1986-1990
itu.
berkisar
rata-rata sebesar 471.495 ton
per tahun. Selanjutnya Timur,
perkembangan produksi
kedelai di
per kembangan luas panen, dan perkembangan produk-
tivitas kedelai dapat dilihat secara berturut- tur ut tabel
4. 5,
sini adalah wujud
Jawa
dan
6. Produksi
banyaknya hasil
kedelai
d ala m biji
dibedakan menjadi a. Keadaan
kedelai yang dalam
dihitung di
biji kering.
kering
ini
Adapun
sebenarnya masih
: kering kupas
yaitu
kedelai
dengan kadar air ma k s i m u m 18%, kotoran mu m 7%,
pada
but-ir belah m aks imu m
kupasan maksi-
3%, butir keri-
put m a k s i m u m 5%, dan warna lain ma ksi mum 5%. b. Keadaan
kering pasar
dengan kadar air m u m 5%, butir
yaitu
kedelai
kupasan
m a k s i m u m 16%, kotoran m a k s i
belah m a k s i m u m 4%, butir
keri-
put ma k s i m u m 3%, dan wa rna lain ma ksi mum 5%. c. Keadaan dengan
kering simpan
yaitu kedelai
kupasan
kadar air ma k s i m u m 14%, kotoran m a k s i
mu m 3%, butir
belah ma ksi mum 3%,
butir keri-
put ma k s i m u m 3%, dan wa rna lain ma k s i m u m 5%. Dalam
SKRIPSI
perhitungan hasil produksi di
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
sini tidak membeda-
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52 kan
tiga keadaan tersebut.
panen
adalah
luas
Sedangkan yang dimaksud luas
tanaman
dipungut' h asi lny a setelah yang dipanen
yang dipanen tanaman cukup
belum wa ktu nya
berhasil umur.
tidak terhitung
dan
Tanaman
dalam luas
panen yang berhasil. Produksi kedelai Jawa Timur pada tahun 1979
sebesar
361.146 ton, kemudian meningkat menjadi 371.621 ton tahun
1980 atau meningkat
1981 me nin gka t
sebesar 2.90%, dan pada tahun
lagi menjadi 377.312 ton (meningkat 1,53%
di banding dengan tahun sebelumnya). Peningkatan pada tahun 1980 salah katan
produksi
satunya disebabkan adanya
p r o d u k t i v i t a s . Walaupun saat itu
lebih tinggi, yaitu
m eningkat
sebesar 0,3 ku/ha (3,11%).
Se bal ik
pada tahun 1981 peningkatan produksi disebabkan oleh
adanya p eni ngkatan dingkan panen
pening
luas panen menu-
run sebesar 764 h a (0,2%) tetapi pr oduk tivitas
nya
pada
dengan
luas
penurunan
men ing kat
sebesar
panen yang
produktivitas, di 22.324
p r odu ktivitas menurun sebesar nya saja kenaikan produktivitas
maka
lebih besar
ha
0,42 ha
mana
(5,98%)
luas
sedangkan
(4,22%). Seandai-
luas panen dibarengai dengan peningkatan
diban-
produksi
yang
kenaikan dicapai
akan lebih tinggi.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
TABEL 4 PRODUKSI KEDELAI JAWA TIM UR TAHUN 1979-1992 DAL AM BIJI KERING Produksi Kedelai Tahun
Produksi (ton)
|
Perkembangan ton
| %
1979
361.146
1980
371.621
10.475
2,90
1981
377.312
5.691
1, 53
1982
293.477
(85.835)
(22,20)
1983
253.157
(40.320)
(13,74)
1984
325.931
72.774
20,75
1985
371.024
45.093
13,84
j
1986
391.377
20.953
5,65
j
1987
416.610
24.633
6,28
|
1988
448.293
31.683
7,61
1989
459.268
10.975
2,45
1990
471.495
12.227
2,66
1991
481.001
9.506
2,02
1
1992
564.979
83.978
17,45
I
Suraber :
-
-
Buku Laporan T a h u n a n , Dinas Pertanian T a n a man Pangan Dati I Jawa Timur, tahun 1979-1992.
Ke ter ang an : Angka dalam ( ) m enunjukkan nilai negatif.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54 T ABEL 5 LUAS PANEN TAN AMA N KEDELAI DI JAWA T IMU R TA HUN 1979-1992 Luas Panen (hektar) Luas Panen
Perkembangan hektar
%
1979
373.858
-
1980
373.094
(764)
(0,20)
1981
395.418
22.324
5,98
1982
313.654
(81.764)
(20,68)
1983
285.181
(28.473)
(9,08)
1984
336.340
51.159
1985
350.072
13.731
*
Tahun
1986
411.884
61.812
17,66
1987
380.293
(30.961)
1988
388.386
7.463
1,96
1989
396.732
3.846
2,15
1990
390.418
(6.314)
(1,59)
1991
393.508
3.090
0,79
1992
448.460
54.952
13,96
Sumber :
-
o CD
17,94
(7,52)
.
Buku Laporan T a h u n a n . Dinas Pertanian T a n a man Pangan Dati I Jawa Timur, tahun 1979-1992.
Ke ter ang an : Angka dalam ( ) m enu nju kka n nilai negatif.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
TABEL 6 RA TA- RATA PRODUKSI TIAP HEK TAR ATAU PRODUKTIVITAS TA NAM AN KEDELAI DI JAWA TIMUR TAHUN 1979-1992 Rat a- rat a produksi per hektar Tahun
Produktivitas (kg/ha)
Perkembangan kg/ha
% -
-
1980
9,96
0,30
3,11
1981
9,54
(0,42)
(4,22)
1982
9,36
(0,16)
(1,68)
1983
8,88
(0,48)
(5,13)
1984
9,69
0,81
9,12
1985
10,60
0,91
9,39
1986
9,52
1987
(1,08)
(10,19)
10,91
1,39
14,60
1988
in*
9, 66
H H
1979
0,63
5,77
1989
11,58
0,04
0,35
1990
12,08
0,50
4,32
1991
12,22
0,14
1.16
1992
12,60
0,38
3,11
Sumber :
Buku Laporan T a h u n a n . Dinas Pertanian T a n a man Pangan Dati I Jawa Timur, tahun 1979-1992.
Ke ter ang an : Angka dalam ( ) menu njukkan nilai negatif.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
Peningkatan produksi kedelai tersebut tidak jut
ka ren a pada
yang
tahun
tajam yaitu
sebelumnya.
tivitas.
penurunan produksi
sebesar 83.835 ton
(22,2%) dari tahun
disebabkan adanya pe nu
yang disertai dengan penurunan
Kemudian
penurunan
sampai
tahun 1983
berlanjut lagi
1982 terjadi
Hal ini antara lain
runan luas panen
berlan-
produksi di
produk
tersebut
mana produksi
masih menurun
sebesar 40.320 ton (13,74%). Baik luas panen maupun
pr odu ktivitas runan
manurun lagi
produksi,
pada
pada
luas panen,
tahun 1983
dan pro duk tivitas
w akt u itu d isebabkan oleh iklim
kedelai
terjadinya mu sim kemarau
yang panjang,
keadaan
yaitu
kekeringan, sehingga
adanya
ini. Pen u
yang kurang
m eng untungkan
kegagalan panen
pun
tidak bisa dihindarkan. Da lam
p erk embangan selanjutnya,
1984 sampai tahun dengan
runan
luas
panen
adanya
besar.
Dalam
kenaikan
rata-rata
pada tahun
dengan
per
1992 produksi kedelai
kenaikan
Meskipun
tetapi
hal
peningkatan kurun
waktu
luas panen kedelai
3,336%
sebesar
1987 dan 1990
tahun, sedangkan
sebesar
per
pada
7,118%
per
tahun.
sempat terjadi pe nu
produktivitas 1984-1992
dapat
diatasi
yang ini
lebih
rata-rata
di Jawa Timur sebesar 3,66%
prod-uktivitas rata-rata tahun.
tahun
terus meningkat
tersebut
Untuk
kedelai yang terus m eni ngk at maka
SKRIPSI
yaitu
mencukupi
m eningkat kebutuhan
produksi dan produkti-
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57 vitas kedelai harus terus d i t i n g k a t k a n .
3.1.2.
K ebi jak san aan
Pemerintah
Dalam
M eni nakatkan
Produksi Kedelai di Jawa Timur Ke bij aks ana an si
kedelai
di
kebijaksanaan kedelai
p emerintah dalam me nin gkatkan pr odu k
Jawa Timur pemerintah
secara nasional
lainnya seperti
padi,
tasi , merata,
dalam
pengembangan
dengan produksi
tanah, ketela, dan
yaitu melalui usaha-usaha
dilaksanakan
dengan
sama
dan pengembangan tanaman pangan
intensifikasi.
yang
dasarnya
jagung, kacang
tanaman holtikultura, sifikasi,
pada
tetap
diversifikasi secara
menjaga
dan
terpadu,
ekstenrehabili-
serasi,
kelestarian
sumber daya
alam dan lingkungan hidup, untuk mencapai pertanian tangguh.
Selain
yang disebut
mengadakan
perlindungan
harga,
penyuluhan
dan
di atas,
terhadap dalam
yang
pemerintah juga
tanaman,
rangka
dan
penanganan
penyelamatan
dan
peningkatan p r o d u k s i .
dan
Usaha pokok
intensifikasi diarahkan pada
perluasan
peningkatan
mutu
perluasan
intensifikasi
intensifikasi,
khusus.
diarahkan pada perluasan baru
atau
pada
lahan d ilakukan diversifikasi intensitas
SKRIPSI
lahan
Usaha
serta
pokok
ekstensifikasi
areal terutama di daerah-daerah yang bereaksi
masam.
Perbaikan
dengan pemberian kapur pertanian. tanaman
tanaman,
dilakukan optimasi
dengan
pola
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
tanam
Usaha
peningkatan (tumpang
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50 sari/gilir dan
t a n a m ) , baik pada
pekarangan
maupun
lahan sawah,
pada
lahan
lahan kering,
perkebunan
besar,
rehabilitasi dil aksanakan pada tanah yang bereaksi
m asa m
tetap
lahan
dipriorit ask an
tersebut
dapat
oleh
pemerintah
supaya
untuk
penanaman
dimanfaatkan
dan
pe nge mbangan k e d e l a i . Ke bij aksanaan di tujukan banjir, hasil
perlindungan terhadap tanaman kedelai
untuk memperkecil kekeringan,
rata-rata
m e man tap kan
dan
resiko
eksplosi
dengan
menekan
berproduksi hama,
kehilangan
karena
meningkatkan hasil, dan
te rcapainya produksi yang tinggi. Selain itu
pe rli ndu nga n
terhadap
mengurangi
pencemaran
lingkungan.
Perluasan
hama terpadu
tanaman dan
juga
ditujukan
mempertah ank an
penerapan
konsepsi
untuk
kelestarian pengendalian
merupakan prioritas utama pemerintah
dalam
k e bij aks ana an per 1indungan t a n a m a n . Pada
dasarnya pengendalian
dan peinberantasan
adalah k ewajiban petani sehingga semua pengeluaran pe mbe rantasan ham a/j asa d yang
b e r s a n g k u t a n . Sedangkan
adalah raemberikan berikan dan
pengganggu dipikul oleh
hama untuk petani
peranan pemerintah di sini
bimbingan, penyediaan teknologi,
informasi, men ing kat kan
mem-
kesadaran, pengetahuan,
ket rampilan petani, serta men yediakan sarana pengen-
dali jasad pengganggu jika-timbul eksplosi. Ke bij aks ana an produksi
SKRIPSI
perianganan
kedelai meliputi
harga untuk
pengembangan
peningkatan h arg a dasar untuk
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59 me ndo ron g petani dalam sesuai
dengan
'p erangsang dengan Dalam
m eni ngkatkan produksinya. Hal ini
pendapat
untuk
m en aik kan
m eni ngk atka n h arg a
usaha me ra n g s a n g
produksi
melalui har ga
me net apk an dasar
Mosher
yang
mengatakan
hasil
produksi
komoditi
yang
petani untuk
bahwa adalah
b e r s a n g k u t a n '.
meningkatkan hasil
ini, pemerintah
telah
berupaya
ha rga dasar kedelai dan pada tahun 1990 harga
kedelai yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 500,-
per ki l o g r a m
biji kering. Namun
demikian usaha tersebut
belum me mbe rik an hasil b a n y a k " Selain juga
berbagai kebijaksanaan
m ela ku kan
me nge m b a n g k a n dengan
tipe
penyuluhan
yang
teknologi dalam lahan,
di
atas
pemerintah
dilakukan
bentuk
tipe wilayah
oleh
pengujian
dengan
PPL. sesuai
memperhatikan
ma sal ah yang ada di tiap-tiap daerah.
3 .1 .3 .
Upaya
Peningkatan
Produksi
K edelai
di
Jawa
Dalam memenuhi ke butuhan kedelai yang terus kat,
berbagai usaha
telah dilakukan
Timur
mening
untuk meningkatkan
produksi kedelai di Jawa Timur antara lain dengan :
3 .1 .3 .1 .
Perluasan
Areal
Us aha perluasan
Baru
areal baru di
dengan m ema suk ka n tanaman
Jawa Timur dilakukan
kedelai dalam pola
tanam pada
46Ros milawati et. a l ., o p . c i t .. hal. 354.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60 lahan
sawah
tersedia serta
dan
lahan kering
dan memiliki
men jad ika n
yang
selama
ini
masih
peluang tetapi belum dimanfaatkan
kedelai
sebagai
tanaman
sela
pada
proyek-proyek perkebunan. Perluasan pe ningkatan 1991
dapat
baru
dibuktikan
me nin gka t
adanya
luas tanam sebesar 412.288 ha.
menjadi 459.930
m eni ngk at sebesar 47.642 dilihat
beberapa
mengalami kenaikan
ha pada
tahun 1992
ha (11,56%). Pada tabel 7
daerah
areal tanam
mengaiami penurunan,
di
Jawa
Timur
dan sebagian
Sedangkan di
yang
kecil yang
seperti Sidoarjo, Kediri,
Malang, Tulungagung, Pasuruan. Situbondo.
dengan
luas tanam kedelai di Jawa Timur. Pada tahun
daerah ini memiliki
Kemudian atau
areal
Nganjuk,
Bangkalan, Bondowoso,
20 Kabupaten
dan
lainnya mengalami
peningkatan luas tanam.
3 .1 .3 .2 .
R e r l t f f l S A n ___
IntflnalJf4kflqA___ d a n ^ E a a l J i c d c a l a n
„ Mutu
In te n sifik a si
Intensifikasi pelaksanaan
merupakan
modernisasi
di
alat/instrumen pertanian.
Usaha
intensifikasi d ilakukan melalui panca usaha tani,
menuju
ke arah usaha tani yang baik.
bidang
dari
Adapun yang dimaksud panca
usaha tani adalah 47
47 Da wam Raharjo, Tranformasi Pertanian. Industrialisasi dan Ke sempatan K e r i a : Ul-Press, Jakarta, 1986, hal. 66.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
TABEL 7 LUAS T A N A M KEDELAI DI JAWA TI MUR TAHUN 1991-1992 Luas Tanam 1991 (hektar)
Daerah
Surabaya Gresik Sidoarjo Mo jok ert o Jombang Bojonegoro Tuban Lamongan Madiun Magetan Ngawi Po.norogo Pacitan Kediri Nganjuk Blitar Tu lungagung Tr enggalek M ala ng Pasuruan Probolinggo Lumajang Bondowoso Situbondo Jember Banyuwangi Pamekasan Bangkalan Sanvpang Sumenep Jumlah Sumber :
SKRIPSI
Luas Tanain 1992 (hektar)
Perkembangan (*)
17 13.302 786 8.436 18.204 13.989 10.578 27.472 11.159 2.834 16.942 25.856 5.813 7.673 18.273 13.142 5.621 5.374 1.495 32.139 12.629 26.422 2.970 2.768 48.396 51 .671 1.134 2.285 18.034 6.874
58 15/615 772 9.583 21.473 24.778 14.056 34.944 11.710 2.901 21.511 27.301 7.619 5.614 17.306 16.117 4.372 8.642 1 .409 25.723 10.145 30.615 2.604 2.691 54.634 55.941 1.680 2.187 19.326 8.403
241,17 18,89 -1,78 13,56 17,96 77,12 32,88 27,20 4,94 2,36 26,97 5,58 31,07 -26,83 -5,29 22,64 -22,20 60,81 -5,75 -19,96 -19,67 15,87 -12,32 -2,78 12,89 8,26 48,15 -4,28 7,16 22,24
412.288
459.930
11,56
Buku Laporan T a h u n a n . Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dati I Jawa Timur, Surabaya, 1992.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
a. Penggunaan bibit unggul yang banyak mempunyai
ketahanan hidup
yang
hasilnya,
tinggi,
dan
m a s a tumbuh yang reiatif pendek. b. Te rse dia nya
pupuk yang cukup bagi petani, dan
ada di tempat pada waktu dibutuhkan. c. Te rsedianya obat pemberantas hama penyakit. d. Te rse dia nya obat yang cukup. e. Cara
bercocok
tanam
yang
baik
sehingga
produktivitas dapat d i t i n g k a t k a n . Kedelai
yang diusahakan
fikasi
disebut
kedelai
yang dit ana m
panca
usaha
populasi
dengan
tani
melalui
kedelai
jarak
tanam 75% dari
intensi-
intensifikasi
secara intensif dan
program
tanam
yaitu
dengan menerapkan tertentu
dengan
populasi normal per hektar yang
dianjurkan. Pr ogr am
intensifikasi
kualitasnya. tersebut,
Untuk
di organisir Dalam sama
penyaluran pengendalian peningkatan
SKRIPSI
dal am kel omp ok tersebut
mulai dari
intensifikasi
Melalui
Insus
petani
dididik
pemupukan,
hama dan
p rog ram Insus ini
berdasarkan hamparan
membuat persemaian,
air,
mutu
mutu
1979 d ipe rkenalkan
Khusus).
kelompok
ditingkatkan
me nin gkatkan
sejak tahun
(Intensifikasi
selalu
untuk bekerja
pemberantasan
tersebut,
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
sawah.
penanaman bersama,
penyakit tanaman.
intensifikasi
petani
dan
Seiring dengan ditingkatkan
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63 pula
luas
tanam
kedelai
i n t e n s i f i k a s i . Pada di usahakan dengan sedangkan
tahun 1992
dilakukan
dengan
luas tanam kedelai
intensifikasi sebesar 443.523
kedelai
intensifikasi
yang
yang
sebesar
ditanam
16.407 hektar
yang
hektar,
tidak
dengan
atau sekitar
3,56
persen saja dari total tanam. Kedelai menjadi
intensifikasi
kedelai
intensifikasi di
sini
umum. Yang
khusus
kedelai
kelompok
umum
Timur
dibedakan
dan
kedelai
dimaksud intensifikasi
tanaman
secara
intensifikasi
Jawa
intensifikasi
adalah
d i tan am
di
adalah
khusus
intensifikasi
sehamparan.
yang
Sedangkan
intensifikasi
yang
belum
d i lak sanakan petani secara kelompok sehamparan, Secara
lebih
terperinci
luas tanam
kedelai
yang
dilakukan dengan
intensifikasi dan non intensifikasi
berbagai
di Jawa
daerah
Timur
pada tahun
1992
di
dapat
t
dilihat pada tabel 8.
3 .1 .3 .3 .
D iv e rslf ikasi
Diversifikasi optimasi
pola
Diversifikasi intensitas
Tanaman
tanaman tanam
tumpang
tanam atau
sawah dan lahan
SKRIPSI
yaitu pada
dengan gilir.
melalui peningkatan
cropping intensity.
ma upu n pe rkebunan besar pada keempat,
dilakukan
sari/tumpang
tersebut ditingkatkan
di lak uka n pada lahan
atau
kedelai
Tumpang sari
kering, pekarangan
tahun pertama hingga ketiga sela-sela tanaman
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
perkebunan
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64 yang mas ih muda. Pe nge mbangan tebu
populer
dengan
pe nge mba nga n dilakukan benih
kedelai tumpang sebutan
diversifikasi
dengan padi
pada
mu sim
sari
dengan
'b u l e ' . tanaman
Selain kedelai
sawah, khususnya berikutnya.
tanaman itu juga
untuk pengadaan
Diversifikasi
juga
di lakukan dengan ubi kayu dan ubi jalar. Perencanaan TRI
kedelai sebagai tanaman sela pada lahan
dan TRIS raulai dilakukan pada mus im tanam 1984/1985,
p a da
lahan
seluas
7000
Tengah, dan Jawa Barat,
h ekt ar
di
Jawa
Timur,
Jawa
yang m erupakan demonstrasi usaha
tani.
3 .1 .3 .4 .
Penqgunaan
'Teknologi hambatan
Teknologi
adalah
Produksi
breakthrough
dalam perkembangan
p e r t a n i a n . '*8
yang
menembus
Hal tersebut
♦
dikemukakan
oleh Lester
da lam me nin gka tka n harus
Brown
produksi dan pro duk tivitas
me ngg un aka n sarana
Sehubungan langkah
teknologi
dengan m eni ngk atn ya yang
yang m aksudnya
lebih
kebutuhan
efektif
perlu
me nin gka tka n
produksi
me man faa tka n
teknologi. Teknologi
ini
dapat
dimanfaatkan
dan
sebagai
produktivitas
dan
pertanian penerobos.
kedelai
maka
diambil
untuk
yaitu
dengan
tepat guna
diterapkan
adalah :
yang saat
dal am
rangka
4* Ibid. . h a l . 68.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
TABEL 8 LUAS T A N A M TANAMAN KEDELAI LAHAN INTENSIFIKASI DAN NON INTENSIFIKASI DI JAWA T I M U R TAHUN 1992 (DALAM HEKTAR) Daerah
Luas tanam Intensifikasi
Surabaya Gresik Sidoarjo Jombang M o jokerto Bojonegoro. Tuban Lamongan Madiun Magetan Ngawi Ponorogo Pacitan Kediri Nganjuk B1itar T u lun gag ung Trenggalek Maiang Pasuruan Pr obolinggo Lumajang Bondowoso Situbondo Jember Banyuwangi Pamekasan Bangkalan Sampang Sumenep Jumlah Sumber :
SKRIPSI
Luas tanam non intensifika si
58 15.815 772 21.473 9.583 24.735 14.056 34.944 11.075 2.764 20.115 27.236 3.746 5.614 17.306 16.117 4.372 8.642 1.122 20.017 7.437 30.218 2.577 2.691 54.634 55.744 1.680 2.181 19.326 8.403 443.523
0 0 0 0 0 43 0 0 635 137 1.396 65 3.873 0 0 0 0 0 287 5.706 2.708 397 27 0 0 197 0 6 0 0 16.407
'
Total tanam
58 15.815 772 21.473 9.583 24.778 14.056 34.944 11.710 2.901 21.511 27.301 7.619 5.614 17.306 16.117 4.372 8.642 1.409 25.723 10-145 30.615 2.604 2.691 54.634 55.941 1.680 2.187 19.326 8.403 459.930 |
Buku Laporan T a h u n a n . Dinas Pertanian T a n a man' Pangan Dati I Jawa Timur. Surabaya, 1992.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66 meningkatkan pen ggunaan
produksi
antara
lain
adalah
legin, pemanfaatan kapur pe rtanian pada lahan
yang beraksi pupuk, di
kedelai
masam, peningkatan
samping Panca
tepat
guna
yaitu
paket
Usaha
disusun dalam I sampai
mutu benih,
penggunaan
tani lainnya.
Teknologi
bentuk
III
tiga
paket teknologi
seperti yang
terlihat
pada
tabel 9 ,berikut ini : P e nggunaan adaptasi
varietas
tinggi
unggul
terhadap
setempat. Di pulau
umumnya
pola
tanam
mempunyai
dan
Jawa varietas kedelai
kondisi
yang disenangi
umumnya adalah v ari eta s yang
berumur pendek dan
kecil.
Jenis
demikian
dapat
d ima nfaatkan
v arietas yang untuk
mengisi
berbiji
disenangi pola
karena
tanam
yang
w a ktu nya han ya 80 hari. Di ban din g
dengan
padi
dan
menghadapi kendala pengembangan dalam
resiko keb erhasilan
persyaratan yang
berkaitan
unsur hara. sejak Karena 't.'t ■
il-kim Masa
tertentu dalam
dalam
yang lebih
stadia
kecambah
m a s a tanam
tanam
yang
p e rtumbuhan
hasil
air,
suhu,
hingga
tanaman
mengisi
yang
peka
tepat . sangat
hama
polong. terhadap
diperhatikan.
berpengaruh
Penelitian
lain serta
mengalami serangan
h a r u s be nar-benar
tanaman.
memerlukan
pertumbuhannya. antara
ketersediaan
tergolong
kedelai,
besar, yaitu
usahanya. Kedelai
Tanaman ini banyak
kedelai maka
dengan
jagung,
di
terhadap Banyuwangi
taenunjukkan bahwa ke ter lambatan t ana m selama 5 hari
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
TABEL 9 PAKET TEKNOLOGI DALAM INTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI KEDELAI Komponen
Paket I
Varietas - Mutu benih - Jumlah benih Budidaya -I noculum Pengendali an gulma Pemberanta san hama
Unggul baru Di ti ngkatkan 60-70 kg/ha
Unggul baru Di tingkatkan 60-70 kg/ha
Ditingkatkan Legin 150 gr/ha Penyiangan Herbisida Mu Isa
Di ti ngkatkan Legin 150 gr/ha Penyiangan Herbisida Mu 1sa
Di ti ngkatkan Legin 150 gr/ha Penyiangan Herbisida Mulsa
Pestisida 4-6 kg/ha
Pestisida 4-6 kg/ha
Pestisida 4-6 kg/ha
Khusus PjQ. K,0
Khusus P P v Kp
Khusus P 30 5 , vp
Di tegalan
Sawah dan tegalan
Sawah, te galan
Sawah dan tegalan
-
Sawah
4000 kg/ha kemudian 500 kg/ha per tahun setelah 5 Lahun
Lahan Pengapuran « Sumber :
SKRIPSI
Paket III
Lokal Ditingkatkan 60-70 kg/ha
Pupuk Pengolahan tanah
Paket II.
Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan, dalam 1K e d e l a i 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perta-nian Tanaman Pangan, Bogor, 1985, hal. 36.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68 me nu r u n k a n
varietas
hasil tersebut
wilis
sebesar
disebabkan
oleh
50%
dan
penurunan
adanya akumulasi
hama,
kekeringan, dan komposisi gulma. Berdasarkan uraian tersebut di atas varietas yang
memiliki
budidaya
mutu
kedelai.
tinggi
sangat
Varietas unggul
populer a khir-akhir
ini adalah
v arietas
orba. Varietas
lama
lokon dan
terhadap m u s i m
pendek
namun pr odu ktivitas
di ban din g
dengan wilis.
d i t a n a m di
Jawa Timur
wilis, raung,
no.
dibutuhkan
dalam
kedelai yang
wilis,
kemarau dan
unggul
paling
selain itu
lokon
juga
relatif lebih
umumnya relatif
per h ek t a r n y a
lebih
lebih
rendah
Varietas- var iet as kedelai tahun 1992
29,
tidar,
antara lain
loken,
yang
adalah ;
sinyonya,
prosi,
galunggung, orba, dan varietas l o k a l . Realisasi Timur ha,
penyebaran varietas tanam kedelai di Jawa
tahun 1992 raung
sinyonya
terdiri dari
12.162 ha. 8.877
ha,
tidar prosi
: wilis 850
sebesar 319.705
ha,
3.968
lokon 7.384
ha,
orba
ha,
428
ha,
ga lunggung 2.795 ha, lokal 27.828 ha, no. 29 28.837 ha, ■ » dan yang lainnya sebesar 33.301 ha. Dapat dilihat bahwa va rie tas
w ili s
realisasi
tanam kedelai
pe mer int ah memiliki sampai
SKRIPSI
telah hasil
88
hari.
paling
populer
di Jawa Timur.
me lep ask an tinggi,
dan
10
dengan
dominan
Pada tahun 1987
varietas umur
Adapun kesepuluh
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
dalam
panen
varietas
kedelai yang antara itu
74
dapat
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69 dilihat da lam tabel 10 berikut ini : TABEL 10 VARIETAS KEDELAI YANG DILEPAS TAHUN 1987-1991 Varietas
Umur (hari)
Ki saran hasil (t o n / h a )
75 88 80 85 86 80 74 78 87 79
1,4-2,0 1,5-2,5 1,0-1,5 1,5-2,0 1,5-2,5 1,2-1,7 1,2-1,7 1,2-2,0 1,2-2,5 1,2-2,0
Tidar '■87 R i n j a n i '89 Pet e k' 89 T a m b o r a '89 Lompo batang Luma jang bewok Lawu’ 91 D i e n g 191 Jayawi j a y a '91 Tengger Sumber :
Diharapkan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5 tahun BPP, Departemen Pertanian, Jakarta, 1992. dengan
semakin
banyaknya
jenis
varietas
unggul tersebut produksi kedelai dapat ditingkatkan. Penerapan teknologi yang pemberian me rup aka n berfungsi penyediaan
legin, kapur
pertanian, dan
bioteknologi untuk
lain dilakukan juga dengan
di
membantu
nitrogen, yang
bidang
pemupukan. Legin pertanian
yang
kedelai
dalam
tanaman
diikat dari udara. Penggunaan
kapur pertanian yang memenuhi kriteria tertentu, ukuran
butir,
kandungan Di rektorat
kadar
CaCQ,
air, sesuai
m eni ngkatkan
da lam usaha m eni ngkatkan
SKRIPSI
A1
dan
dengan ketetapan
Jenderal Pertanian
pemupukan akan
Si02 ,
Fe,
dan
oleh karena
produksi kedelai
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
serta
surat keputusan
Tanaman Pangan produksi.
seperti
i Jawa
juga itu Timur
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70 perlu
adanya
legin,
kapur
baik,
pengelolaan pertanian,
seperti
dianjurkan.
yang
yang
pemupukan
ada
Untuk
produksi tersebut benih,
tanah
dalam
baik, penggunaan
dan
paket
mem perlancar
varietas
yang
teknologi
yang
penggunaan
pem erintah me ngadakan dan
teknologi menyalurkan
legin, kapur pertanian, pupuk, pestisida,
lembaga-lembaga me nin g k a t k a n
yang mutu
ada
seperti
benih
ma ka
melalui
KUD/Puskud.
peranan
Untuk
BPSP
(Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih) di da era h-daerah
perlu
ditingkatkan.
sejak
pe rtanaman
Pembinaan
serta
pengawasan
mutu
di lapangan h i n g g a pengolahan benih, terutama
da lam pe ngecekan daya kecambah perlu d i p e r h a t i k a n . Se lanjutnya
usaha
pengendalian
hama/penyakit
tanaman dan gulma ha rus dilakukan dengan tetap
berpegang
pada konsepsi pengendalian h ama terpadu, m engingat besarnya luas penyakit
tanaman seperti
karat daun,
tikus, ulat
Luas serangan Timur
lahan ya ng terserang
jasad
pada tahun
tahun 1987 menurun luas sekitar
pengganggu
1985 sebesar
pengerek batang,
dan penyakit pada
lainnya.
kedelai
9.562 ha,
di
Jawa
k emudian pada
menurun menjadi 2.943 ha, dan pada tahun 1989
lagi lahan
jasad pengganggu dan
ulat grayak, kacang,
raasih
menjadi 2.943 yang
1.446 ha.
terserang Hal ini
ha. Selanjutnya jasad
tahun 1991
pengganggu
tinggal
disebabkan adanya penggunaan
ob at-obatan yang lebih baik serta kemajuan teknologi. Up aya
SKRIPSI
p en ingkatan
produksi kedelai
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
di Jawa
Timur
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71 juga
-ditempuh
pemerintah.
melalui
proyek
Pemerintah
pembangunan
berasal dari Bappeda) dan proyek
bantuan luar
n e g e r i . Pada
Jawa
bekerja
Me eti ng RO C
pertanian
melaksanakan proyek
pertanian terpadu (yang
Timur
pembangunan
tahan 1992
sama
Team
Taiwan bertujuan
Pemerintah Daerah
Agriculture
Technical
mengadakan alih
teknologi
antara lain : pemurnian benih kedelai, pengolahan dan
p elatihan budidaya kedelai.
ROC
juga me la ksanakan
pheremone Jombang
Di samping itu team ATM
Demonstrasi Area
penggunaan
sebagai tindak
lanjut program
bertujuan meyakinkan
k hususnya Ka bupaten
Jombang
tahun sebelumnya
petani kedelai dalam
pemerintah
bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Eropa dengan
nama 'Palawija dengan ada
Jawa
pemberantasan
ha ma kedelai terutama ulat grayak. Selain itu juga
sex
pada tanaman kedelai seluas 50 ha di Kabupaten
dan s ekaligus Timur
hasil,
Seed
P roduction
tujuan me mpe rku at
serta sistem
dilaksanakan
and M arketing
instuisi pembenihan yang telah
p e n g o l a h a n n y a . Persiapan
pada
tahun
Project'
1992
dan
program
untuk
itu
meningkatkan
produksi benih palawija khususnya kedelai.
3.1.4.
Beberaoa
Masai ah dan
Pemecahannva
Dalam
Usaha
Jawa
Timur
Pengembanqran_Kedelai di Jawa Timur Da lam masih teknis
SKRIPSI
usaha
terdapat
pengembangan berbagai
kedelai
hambatan
baik
di
yang
bersifat
ma upu n non teknis. Perlu diingat juga bahwa usaha
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72 pengembangan seperti
kedelai tidak bisa
keadaan
sebagainya,
di
d i 1a k s a n a k a n . petani
tanah,
iklim,
mana
itu
hujan
usaha
kemampuan
s enantiasa
me ne r a p k a n teknologi
curah
kegiatan
Selain
yang
lepas dari bantuan alam
ingin
tani
dan
maju
baru sangat
dan
lain
kedelai
sikap dan
mental bersedia
dibutuhkan agar
seraua
tujuan dapat t e r c a p a i . Peranan
pem erintah sangat
mo tivator
maupun
dinamisator
pertanian.
Peran
p emerintah
kh usu sny a
dalam
usaha
pr odu ktivitas me mba ntu ekonomis,
diatasi oleh produksi
segi
sangat
dibutuhkan
produksi
produktivitas
nanti
dapat
dapat
maupun
dan
sosial
yang belum
mampu
peningkatan
tercapai
men ingkatkan
dan
mengarahkan
teknis
pemecahan masalah
sebagai
pembangunan
petani sendiri, sehingga usaha
dan
gilirannya
juga
Pemerintah
baik dari
membantu
dalam
peningkatan
pertanian,
petani
dibutuhkan baik
taraf
yang
pada
hidup
dan
ke sej ahteraan petani. Dalam usaha me nin gka tka n produksi dan kedelai atau dan pula
di Jawa
Tim ur
h ambatan menjadi aspek
sosial
beberapa cara
ini penulis dua aspek
ekonomi
dan
produktivitas
membedakan
yaitu aspek
masalah teknologi
selanjutnya dikemukakan
pemecahan m asi ng- mas ing masalah yang
ada.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2 .3 .4 .1 .
Aspek
Dalam di uta rak an
Teknologi
permasalahan oleh
pertanian
sering dijumpai
berbagai
sumber
informasi,
m asa lah
benih.
pemakaian legin
be rhubungan dengan kapur
ini, yang
serta
pengendalian
hama,
dan
umumnya dan
penyakit
tanaman dan gulma. Mengenai volume penggadaan ini
belum
untuk benih
mampu
tnenggembirakan
maka
mencukupi
tanaman kedelai.
Selain
dig una kan
ha sil nya
karena pada
umumnya daya
merosot sebelum hal itu
me ny ediakan atau
intensifikasi yang
benih unggul sampai saat
itu
sering
mutu kurang
kecambah telah
benih tersebut ditanam. Untuk seharusnya
kebutuhan
mengatasi
dilakukan usaha-usaha
sebagai
berikut : a. Mel aks ana kan
usaha
inventarisasi
lokal, m emu rni kan kembali yang
telah
lama
varietas
v arietas-varietas
be rkembang
di
daerah-
benih
bermutu
yang
tertutup
daerah . b. Men gga lak kan dalam
kaleng
penyimpanan atau
plastik
rapat dan kering. c. Perlunya lebih
dihindari lama
me man f a a t k a n
SKRIPSI
penyimpanan benih
dari
2-3
sistem
Jabal
yang
bulan,
dengan
(Jalinan
Arus
Benih Antar L a p a n g ) . Dalam penyaluran
benih
tersebut
antar
sistem Jabal
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
dapat terjadi
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74 desa,
kecamatan,
bahkan
antar
propinsi,
maupun antar lahan sawah. Da lam
pemakaian
permasalahan antara cukup tinggi oleh belum dibekali yang
legin
lain :
kaptan
harga legin
petani dan
dihadapi
dirasakan masih
petugas penyuluh
dengan pedoman
lapangan
tentang penggunaan
legin
tepat sesuai kondisi dan kebutuhan. Untuk ini perlu
adanya
petunjuk
kaptan
yang harus d iberikan
praktis mengenai
bekal pen yuluhan kepada dapat
dan
dibuat
lebih
penggunaan legin
dan
pada PPL di daerah, sebagai
petani. Selain itu kemasan legin
sederhana dengan
tidak
mengurangi
mutu sehingga d'iharapkan h arg any a dapat lebih murah. Sedangkan tanaman, dan
dalam
pengendalian
gulma, usaha pengembangan
hama,
penyakit
kedelai di
Jawa
Timur menghadapi m a s a l a h -mas ala h antara lain : a. Pengetahuan
dan
ketrampilan petugas,
da lam
pelayanan
maupun
hama,
penyakit tanaman,
penyluhan dan
baik
tentang
gulma,
serta
pengendal ian nya masih sangat terbatas. b. Kesadaran
petani
pengendalian gulma
kedelai masih
banyak
daripada
hama,
melakukan
preventif.
pentingnya
penyakit kurang.
menggunakan
pemberantasan
SKRIPSI
hama,
terhadap
tanaman Petani
lebih
pestisida penyakit, penyemprotan
Ketrampilan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
petani
dan
untuk
dan
gulma .’ ^Gcara
dalam
me-
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75 ngendalikan
hama,
penyakit
tanaman
dan
gulma m asi h sangat rendah. c. Pengamatan penyakit
dan
pelaporan
tanaman, dan
tentang
hama,
gulma kedelai
masih
belum seperti yang diharapkan. Hal
tersebut
me nyebabkan tindakan pengendal ian nya
sering
tidak dapat dilaksanakan semestinya. d. Sarana
pengendalian hama
dan
aplikasinya
alat
jenis,
jumlah,
pe ngg unaannya
dan
seperti pestisida
sering
belum
waktunya.
sering
pula
tepat
Selain tidak
itu tepat
dengan tempatnya atau keadaan daerahnya. e. Teknologi tentang serta
hama, penyakit dan
pengendaliannya
gulma
masih
kurang
dibanding permasalahan yang ada. Melihat berbagai p erm asalahan
di atas mak a langkah-lang-
kah yang sebaiknya diambil untuk pemecahannya adalah : a, Men gad aka n proteksi
latihan khusus (pengamat hama,
terhadap petugas penyakit tanaman,
dan gulma kedelai, brigade proteksi dan
sebagainya)
(PPS, PPM,
serta
petugas
tanaman penyuluh
PPL) tentang pengendalian
hama,
penyakit tanaman dan gulma. b. Kegiatan dengan
peoyuluhan LAKU (Latihan
harus dan
ditingkatkan
Kunjungan)
petugas penyuluh maupun melaiui media
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
oleh massa
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76 lainnya (radio, TV, surat kabar, dsb,). c. Petunjuk dalian
pengamatan, pelaporan, dan pengenhama
harus
penyakit
diberikan
sehingga
tanaman,
kepada
diharapkan
informasi
dapat
pelaksanaan
pengendalian hama
yang
keadaan
tepat
hama,
m a sin g- mas ing
pe stisida
dan
gulma
di
alokasi
Untuk menjaga
adanya
peningkatan
terhadap penggunaan, pestisida,
dari
jenis-jenis
sehingga
perlu
penyimpanan
laporan
diperoleh
dapat disesuaikan.
pengawasan dan
Dari
tanaman, daerah
untuk
dan penyakit
dapat diketahui
penyakit
pe stisida
yang
tentang
diperoleh
waktu.
tersebut,
daerah-daerah,
mutu
segera
gulma
daerah-daerah
k e adaannya
tanaman
dan
peredaran,
latihan
bagi
penyalur pe stisida (KUD dan P U S K U D ) .
3 .1.4.2 .
Assek
Aspek meliputi
Sogial
sosial ekonomi mas ala h-masalah
kedelai seperti usaha tani, masih
dan
pemilikan
diamati dalam yang
ada
lahan,
penyuluhan. Di
penelitian ini
dalam
usaha
tani
status kedelai
dalam
samping itu
sebenarnya
ada aspek sosial ekonomi yang lain rjeperti tingkat
pendidikan petani tersebut
SKRIPSI
Ekonomi
tidak
dan pemilikan dibahas
di
modal. Akan sini
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
mengingat
tetapi hal sulitnya
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77 mendete-ksi secara
dan
mengamati
umum, dari
bahwa
kedua
hal
informasi yang
rata-rata pendidikan
Hanya
di peroleh menyebutkan
petani
rendah. Selanjutnya akan dibahas
tersebut.
di Jawa
Timur masih
satu persatu dari aspek
sosial ekonomi yang tersebut di atas. Pemilikan terbatas,
lahan oleh
selain itu
berserak-serak.
petani di
Jawa Timur
letaknya juga
Ini
sangat
dan
adalah
terpisah-pisah atau
berpengaruh
pengembangan
kedelai
terhadap
efisiensi
usaha
di
daerah
tersebut.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Mubyarto :
'faktor
yang mempengaruhi
langsung efisiensi usaha tani
adalah
perpencaran
perpecahan.
dan
tersebut terutama tampak yang
dikeluarkan
terpusat lebih
besar,
daripada
biaya
lahan
yang
mu da h apabila lahan terletak di satu lokasi. Untuk hal ini
dalam hamparan
yang
dilaksanakan
diusahakan adanya
yang luas.
berhasil baik
hamparan
yang
lebih
tenaga, dan
pada satu lokasi. Selain itu pengawasannya juga
mengatasi
akan
dalam waktu,
Ketidakefisienan
Pengembangan tanaman
apabila penanamannya
cukup
serempak
ditaati bersama.
luas, dengan
(lebih
kedelai
menggunakan
dilakukan
konsepsi
penyelengg ara an
kedelai
dilakukan pada
dari
Oleh karena itu
pengembangan tata
penanaman serempak
10
ha)
tata
dan
tertib
sebaiknya sistem
dengan
menerapkan
tani
berkelompok
usaha
atau Insus. Status kedelai
SKRIPSI
dalam
usaha
tani
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
rakyat
di
Jawa
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78 Timur
-adalah
kosong yang pokok
sebagai tanaman
pengisi waktu
tersisa dari penggunaan
atau lahan
lahan untuk tanaman
seperti padi dan jagung. Melihat hal tersebut m aka
pengembangan tanaman kedelai seharusnya m erupakan organik
dari suatu pola
tanam yang cocok dengan kondisi
lingkungan, sumber daya alam, dan keadaan sosial daerah
setempat.
kedelai
di
ta nam yang manusia,
Karena
suatu
itu
perencanaan
daerah harus
mem anf aat kan dari wi la yah
bagian
pengembangan
dikaitkan
sumber daya
ekonomi
dengan
pola
alam, sumber
daya
yang bersangkutan
secara optimal
dan d iarahkan pada pengendalian hama terpadu. Untuk me mpe rce pa t proses alih teknologi dalam
usaha
»
m e nin gka tka n mungkin serta
produksi
perlu
kelompok
adanya pen yuluhan
sosial
ekonomi
yang
pra
atau
diperlukan
dinamis sebagai
yang mer ang san g
kedelai
kepada
petani dan
secepat
panca
panen
penyuluhan di bidang sosial ekonomi. Penyuluhan di
bidang
petani
kedelai
adopsi dan
kelompok
maupun
teknologi yang
menumbuhkan
upaya men ciptakan
inovasi teknologi
yang
petani
dalam
belum
pernah
kedelai
rendah. Adapun
iklim
baik bagi
mengusahakan
dengan
penguasaan
m asa lah -ma sal ah yang
ada
di bidang penyuluhan ini antara lain adalah :
a. Para
penyuluh
teknologi
pertanian
kedelai dan
aspek
belum sosial
menguasai ekonomi
secara lebih mendalam.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79 b. Para
petugas
terampil
penyuluh
dalam
program
pada
menyusun
umumnya dan
belum
melaksanakan
penyuluhan sebagai upaya pengembangan
kedelai di wilayahnya. c. Alokasi
dana bagi
me nunjang
kegiatan penyuluhan
program pengembangan
untuk
kedelai roasih
terbatas. d. Pendayagunaan an)
BPP (Balai
sebagai
sentra
pusat
Penyuluhan Pe rta ni
percontohan
kedelai oleh
PPL, PPM,
di
daerah
dan PPS masih
rendah. U s aha -us aha yang dilakukan untuk mengatasi
masalah-
masalah tersebut di atas dapat dilakukan dengan : a. Me mperkuat
jajaran
penguasaan
teknologi
penyuluhan kedelai
dalam
serta
aspek-
aspek sosial ekonomi melalui 1a t i h a n - l a t i h a n . b. Mem per kua t w i lay ah
kelompok- kel omp ok
sentra
kunjungan melalui karya
pengembangan kedelai
yang
teratur
dan
pertemuan-pertemuan dan
mempertinggi
tani
temu
wicara)
daya
serap
dalam melalui
berkelanjutan, khusus dengan
(temu tujuan
informasi
dan
komunikasi antar kelompok. d. Menyusun teknologi Se lan jut nya agar
SKRIPSI
pola-
sebaran
informasi
paket
(d emonstrasi, materi penyuluhan). penyuluhan lebih komunikatif
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
maka
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penyuluh
har us
disuluhkan,
benar-benar
memahami
dilaksanakan, apakah
cara
memahami
materi
yang
penyuluhan
yang
akan
dengan komunikasi langsung
kunjungan rumah, pertemuan
umum, pertemuan
sebagainya,
dengan
dapat
juga
cara
seperti
diskusi, dan
tidak
langsung
seperti
demonstrasi
percontohan,
pertunjukkan
pameran,
dan
lewat
Jadual
sedapatnya mampunya penyuluhan
siaran
radio.
dan
penyuluhan
dilaksanakan secara teratur dan tepat, Kurang petugas
p enyuluh
yang d iberikan
atas
bahan-bahan
pada petani
dan
cara
merupakan sebab-
sebab gagalnya program penyuluhan per tani dn .49
49Mulyadi Banuwidjojo, Pembanaunan Nasional, Surabaya, hal. 61.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
P e r t a n i a n , Usaha
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81
TABEL 11 REALISASI PENGGUNAAN PUPUK U N T U K INTENSIFIKASI TANAMAN KEDELAI DI JAWA TIMUR TAHUN 1992 Urea (ton)
Jumlah Sumber *.
SKRIPSI
('boVD
ZA (tan)
KCL (4pn>
131,75
1638,25
55,00
479,15 54,06 1380,51 246,68 1836,39 594,08 140,90 614,62 1362,00 281,13 343,90 837,40 1247,35 189,20 501,40 25,00 7697,00 710,15 2294,10 147,12 148.00 3004,87 2854,86 170,40 109,15 1058,79 417,50
767,63 98,30 2485,10 1258.50 2800,63 1189,08 211,35 1155,04 803,00 368,61 715,00 1356.92 1546,40 271.60 761,00 38,00 3094,00 1065,22 3058,80 226,20 336,37 5736,57 5766,51 93,40 176,20 2117,59 728,30
29,49
30568,25
39854,72
1035.61
24,85 435,00 55, 50
179,66 179,52
j 1 358,00 | 176,60 259,60 1 I
j 2265.00
2230,00 0,80 28,25
517,60
CD
Surabaya Gresik Sidoarjo Mojokerto Jombang Bojonegoro Tuban Lamongan Madiun Magetan Ngawi Ponorogo Paci tan Kediri Nganjuk j Blitar Tulungagung T r e n g g a 1ek Malang Pasuruan Probolinggo Lumajang Bondowoso Situbondo Jember 1 Banyuwangi Pamekasan Bangkalan Sampang Sumenep
TSP
to
Daerah
6449,89 J
Buku Laporan T a h u n a n , Dinas Pertanian T a n a man Pangan Dati I Jawa Timur, Surabaya, 1992, hal. 369-370.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82
3.2.
Analisis
Model
Untuk melihat peranan faktor produksi berupa pupuk
urea.
TSP,
KCL,
pupuk
kan dang/hijau/manure dan
pestisida dalam produksi kedelai di dengan
men gan ali sis pengaruh
tersebut antara
di
atas
terhadap
TSP,
Jawa Timur dilakukan
penggunaan masukan-masukan produksi
hasil produksi kedelai
pupuk urea.
kedelai. Hubungan
sebagai output dan bibit,
KCL, pupuk
kandang /hijau/manure
pestisida sebagai input didasarkan pada asumsi a. Ada
hubungan
bibit,
langsung
antara
dan
: produk
dan
masukan. b. Produksi semakin
mengarah
pada
huk um
berkurang (the
law of
hasil
yang
diminishing
return) . Kemudian
untuk
menggunakan digunakan 1992.
alat bantu
proses
estimasi
program microstat
penulis
dan data yang
adalah data time series yaitu data tahun 1979-
Estimasi
terkecil
m elakukan
ini
(MKT).
men ggunakan
Hasil
metode
estimasi yang
pangkat
dua
di peroleh
adalah
0,097 In U +
0,031
sebagai berikut : In Y = 5,345 + In T +
0,294 In B + 0,118 In K +
0,028 In Kd
- 0,174
In P Data s ele ngkapnya tentang faktor
SKRIPSI
hasil analisis regresi faktor-
yang mempengaruhi produksi kedelai
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
di Jawa Timur
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83 dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini
TABEL 12 HASIL ESTIMASI FUNGSI PRODUKSI KEDELAI DI JAWA TIMUR Keterangan
Koefisien Regresi
t-test
Koefisien determinasi parsial (ra )
Konstanta
5,345
Bibit
0,294
3,101
0,5788
Urea
0,097
8,772
0,9166
TSP
0,031
2,595
0,4903
KCL
0,118
7,584
0,8915
Pupuk kandang /hijau/manure
0,028
2,509
0,4735
-0,174
-6,180
0,8451
1 Pestisida R 3 = 0.984
adjusted R 2 = 0,971 R
= 0,992 73,765
SEE = 0,018
Dari hasil
estimasi d iperoleh koefisien determinasi
sebesar 0,984, R a = keseluruhan
variabel
m enje la ska n variabel di kat aka n
0,984, artinya secara bebas terikat
pengaruh penggunaan
yang sebesar
bersama-sama,
digunakan
mampu
98,4'ft atau
dapat
input berupa bibit, pupuk
urea, TSP, KCL, pupuk kandang/ hija u/m anu re dan
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
pestisida
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84 terhadap sedang
produksi
kedelai di
sisanya sebesar
Jawa Timur
sebesar 98,4%
0,16% dipengaruhi
faktor-faktor
lain di luar m o d e l . Sesuai
dengan landasan
parameter
..... Af
produksi jenis variabel
besarnya nilai
atau koefisien regresi
Cob b-Douglas yang dimiliki
bebas
ma sin g- m a s i n g
teori bahwa
me nun juk kan variabel
pula
bebas
m asin g-masing
besarnya
yang
fungsi
elastisitas
bersangkutan.
Dari
hasil perhitungan yang diperoleh. koefisien regresi elastisitas
produksi pestisida
sedangkan variabel TSP,
KCL,
mempunyai nilai
bebas yang
dan
atau
negatif
lain (bibit,
pupuk urea,
memiliki
elastisitas
manure)
pro duksi/koefisien regresi positif. S e lanjutnya ter-hadap bibit,
p engaruh
m asi ng- mas ing variabel
variabel terikatnya
pupuk
urea,
TSP,
terhadap produksi kedelai
atau pengaruh
KCL,
manure
bebas
penggunaan
dan
pestisida
di Jawa Timur dapat dijelaskan
sebagai berikut : K o efisien signifikan
regresi
pada
variabel
taraf
nyata
bibit 5%
sebesar
menunjukkan
0,294 bahwa
penambahan penggunaan bibit terhadap produksi kedelai Jawa
Timur mempunyai
lain
dapat
sebesar
pengaruh positif atau
m eni ngkatkan
0.294 artinya
produksi.
setiap
dengan kata
Koefisien
penambahan 1%
di
regresi bibit akan
m e nin gka tka n produksi sebesar 0,294%. Besarnya
koefisien
determinasi
perubahan
SKRIPSI
parsial
ra
=
0,5788
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
artinya
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85 pe nggunaan sebesar
bibit
akan
mempengaruhi
produksi
kedelai
57,88%. Nilai el astisitas produksi sebesar 0,294
variabel terletak efisien
bibit
men un j u k k a n
pada tahap
bahwa
penggunaan
II produksi yaitu
dan rasional, karena saat
bibit
suatu tahap yang
ini nilai elastisitas
produksi lebih besar dari nol dan lebih kecil dari satu. Pe nambahan kedelai
terhadap
penggunaan
produksi kedelai sebesar
0,097%.
signifikan
pada taraf
urea berpengaruh
dan setiap penambahan penggunaan
1%
Nilai
urea terletak
akan
meni ngkatkan
koefisien
pada tahap
dilihat ko efisien = 91,66%)
nyata 1%,
sangat nyata
regresi
pada pupuk
produksi sebesar
produksi sebesar 0,097 men unjukkan pula bahwa
(r2
produksi
dari nilai koefisien regresi sebesar 0,097
memiliki tingkat
artinya
urea
urea
di Jawa Timur memiliki pengaruh positif. Hal ini
dapat dilihat yang
pe nggunaan
penggunaan
II produksi. Selanjutnya
determinasi parsialnya sebesar
artinya adalah perubahan
bila 0,9166
pupuk urea akan
mempengaruhi produksi kedelai sebesar 91,66%, Penambahan keclelai
di
masih
penggunaan
daerah ini
dapat
juga
men ing kat kan
be sar nya
koefisien
memiliki
nilai 5%
artinya
pupuk
TSP sebesar 1% akan
pada
berpengaruh
atau
positif sebesar
nyata
TSP,
produksi
regresi
taraf
SKRIPSI
pupuk
setiap
positif
kedelai
elastisitas 0,031
produksi
karena produksi
signifikan
penambahan
atau
pada
penggunaan
me nin gka tka n produksi sebesar
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86 0,0319s.
Nilai
me nun juk kan produksi
e lastisitas
bahwa
penggunaan
TSP berada
ko efisien
dalam
determinasi
me nun juk kan
produksi
di sebabkan oleh
variabel
tahap II
parsial
bahwa perubahan
sebesar
0,031
atau
faktor
produksi. Besarnya
0,4903
(r2
=
49,03%)
produksi kedelai yang dapat
perubahan penggunaan TSP adalah
sebesar
49,03%. Ko efisien
regresi/e las tis ita s produksi variabel KCL
sebesar
0,118
tanaman
kedelai berpengaruh
KCL
m enu nju kka n
bahwa
penggunaan
KCL
positif. Koefisien
pada
regresi
sebesar 0,118 signifikan pada taraf nyata 1% artinya
penggunaan KCL nyata
pada tanaman
dan setiap
kedelai berpengaruh
penambahan
1% KCL
akan
sangat
meningkatkan
produksi sebesar 0,118%. Elastisitas produksi bahwa
penggunaan
KCL
KCL sebesar 0,113
berada
pada
tahap
menunjukkan II
produksi
karena D < Ep = 0,118 < 1. Koefisien determinasi 0,8915 (r2 = 0,8915) KCL
sebesar
artinya adalah perubahan penggunaan
akan mempengaruhi
perubahan produk
kedelai sebesar
89,15%. Pe nggunaan kedelai
akan
ko efi sie n dimiliki signifikan akan
SKRIPSI
pupuk kandang/hijau/manure pada produksi m eni ngk atk an
regresi
atau
variabel ini
elastisitas
adal.ah positif
pada taraf nyata
menaikkan
hasil
produksi
produksi
karena
produksi
yang
sebesar 0,028 dan
1%. Penambahan 1% pupuk ini sebesar
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
0,028%.
Besarnya
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87 ko efisien adalah
determinasi pengaruh
parsial
senilai
pe nggunaan
pupuk
0.4735
artinya
kandang
/pupuk
h i ja u/m anur e pada produksi kedelai sebesar 47,35%. K o efisien
regresi
atau
elastisitas
produksi
pe sti sid a/o bat -ob ata n memiliki nilai negatif sebesar -0,174
dan
berarti
signifikan
penggunaan
b erp eng aru h dan
pada taraf
pestisida
sangat nyata
setiap penambahan
turunnya
produksi
penggunaan
me nin g k a t k a n
produksi
penggunaan m e ru pak an da lam
pestisida tahap
Hal
penggunaan pestisida telah
pada
melebihi
d i gunakan dengan kata berlebihan
atau
0,8451
(ra
=
ukuran
dapat juga
S e la njutnya nilai
juga
usaha
sebaliknya 1%
Elastisitas
tahap
menunjukkan
yang
bahwa
di
Jawa
seharusnya
pe stisida terlalu
disebabkan oleh
penggunaan waktunya.
koefisien determinasi parsial menunjukkan
yang
tidak rasional
tepat jenis, jumlah dan
84,51%)
bahwa
III
tani kedelai ideal
akan
menunjukkan
efisien dan
lain penggunaan
p e stisida yang kurang
dan
pada
tersebut
mengakibatkan
0,174%.
negatif
ini
kedelai
sebesar
sebesar
yang tidak
produksi.
Timur
0,174%
terletak
Hal
yang dihasilkan
akan
p estisida
yang
1%.
tanaman
pada produksi
sebesar
pestisida
pada
1% p estisida
pengurangan
produksi
nyata
pengaruh
sebesar perubahan
p e nggunaan pestisida terhadap produksi kedelai di
daerah
ini sebesar 84,51%. Nilai
SKRIPSI
k ons tan ta
sebesar
5,345
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
(merupakan
nilai
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88 dalam
logaritma
karena
natural)
besarnya
jenis
perlu
dikemukakan
nilai konstanta
Cobb-Douglas
di
dalam fungsi
menunjukkan
sini
produksi
tingkat
efisiensi
produksi. Jadi besarnya nilai a adalah 209,56, Uraian
tersebut
di
atas
hanya
didasarkan
pengujian secara parsial untuk setiap variabel sampai
seberapa
terikat.
jauh
Bila
dianalisis
melihat variabel besar
mempunyai
pengaruh
signifikan
1%.
tabel
=
Hal
ini
bebasnya
yang
digunakan
produksi
kedelai
Jawa
ini yang
urea,
yang
pengaruh negatif
dapat
secara
jauh
dengan
sampai
seberapa
terikat
ternyata
■nyata
pada
taraf
dilihat
dari
hasil
untuk
H J pot ntt i&
menyatakan bahwa
TSP,
KCL,
menyatakan
pestisida,
variabel
memprediksi portfttfia d
variabel-variabel pupuk
kandang
kedelai diterima dan hi potesis variabel-variabel di
positif ditolak. yang
keseluruhan
sesuai
Timur.
berpengaruh pada produksi kedua
sangat
variabel
F-observasi = 73,765 yang lebih besar dari F artinya
bibit,
lebih
variabel
yang
7,19
penelitian
secara
terhadap
bebasnya,
terhadap
bebas secara simultan,
pengaruhnya
per'nitungan
pengaruhnya
pada
menunjukkan
karena pestisida penggunaan
atas
be r
berpengaruh
pestisida
sudah
jenuh. Bila dilihat dari besarnya jumlah koefisien 0,494 menunjukkan bahwa hukurn produksi
SKRIPSI
tersebut
adalah
yang berlaku dalam
decreasing return
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
to
regresi proses scale.
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. K e s i m p u 1 an Dari berupa /manure,
hasil
bibit. dan
penelitian pupuk
pengaruh
urea.
pestisida
TSP,
per
penggunaan
pupuk
hektar
input
kandang/hijau
terhadap
produksi
kedelai di Jawa Timur dapat diambil kesimpulan : a. Pe ndekatan model
fungsi produksi jenis
Douglas cukup baik produksi
Cobb-
dan sesuai sebagai penduga
kedelai di
Jawa Timur. Variabel b e
bas yang diabstraksikan ke dalam model serempak
berpengaruh terhadap
secara
produksi k ed e
lai di daerah tersebut, terbukti dengan uji yang
signifikan pada
estimasi
dengan
taraf nyata
menggunakan fungsi
Cobb-Doug 1as
menunjukkan
bibit.
TSP.
urea.
jau/manure
dan
KCL,
bahwa pupuk
pestisida
terhadap
produksi
walaujbun
dengan taraf
beda.
\% .
di
signifikan
penggunaan kandang/hinyata
Jawa
Timur
yang
Ini menunjukkan bahwa hipotesis
yang men vat: akan
Hasil
produksi
berpengaruh
kedelai
F
ber-
pertama
bahwa penggunaan bibit
TSP . KCL . da n pupuk kandang/hi jau/rnanure
urea, ber-
pengaruh pada produksi kedt-1ai diterima. b. Besarnya
SKRIPSI
koeiisien
regrom
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
atau
elastisitas
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90 prouuKsi
Dibit.
urea,
kandang/hi jau/manure artinya
pena mbahan
area, TSP. KCL. produksi, bel
KCL,
mempunyai penggunaan
dan manure
penambahan
bibit,
pupuk
akan meu ingkaikan reyresi v a il a
Lernilai
negatif,
penygunaan pestisida
nasii
aan pupuk
nilai positif
sedangXan ko«f
pestisida
runkan
TSP,
produksi.
Hal
artinya
justru menu-
ini
di sebabkan
penggunaan pestisida yang berlebih, dan
telah
melampaui
batas efisien
dalam
produksi.
Bila penggunaan pesti sida dikurangi
dan
dan digunakan
dengan cara
dengan aturan
maka
rasional
yang tepat
produksi
akan dapat
tingkatkan.
Dengan hasil
tesis kedua
dal am pene litian yang
jjai’ iWu pengguriuun Dibit kanaeing.
dan
ini
berarti
urea, TSP,
pestisida
sesuai di hipo-
menyatakan KCL, pupuk
tcrpengar uh
posiL.ii
d 1tolaA. Jumlah koefituen regresi/elastisitas di
proauKsi
a i m menunjukkan bahwa hukum produksi yang
beriVKu
to
scale.
Alokasi faktor produksi belum optimal.
Aloka-
si faktor
adalah decreasing
return
produksi akan lebih baik bila peng-
gunaari pestisida dikurangi. 4.2. Saran 5 a r ci T t
SKRIPSI
yang diberikan dari hasil pene litian ini
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91 ciuciicm : a. T e x u o i o g i pupu>:
penggunaan
organiK.,
d a i a m prod u k s i diperbaiki
bibit,
dan
p upuk
kimia,
pestisida/obat-obatan
kedel ai
di
Jaw a T i m u r
s e h i n g g a prod u k s i
p er lu
d apat
diting
ta naman
kede lai
katkan . b. F e n g g u n a a n
pestisida
untuk
harus
d i k u rangi
karena penggunaan
sadali
jenuli. r'eucuauaiian
pestisida
penggunaan pestisida
justru dieiiurunkaw hasi! pr oduksi .
c. fenyu 1uiiQn kepaaa
petani harus ter us
d i l a k u k a n . u’ znyan nyuluh, ga
dengan baik
melaksanakan
benar.
Selain
b i m b i nyan dan
meneruu tersebut
usaha
pe
taninya
dan dapat menerapkan panca
dengan
adanya
menamuan jumian tenaga
memper iuas w i 1ayah penyuluhan sehi ng-
petani d.ipai
tani
menerus
terhadap
itu' perlu
pengarahan
petani
usaha
yang
kedelai
unl.uk meningkatkan
di
juga terus daerah
kemc.mpuan petani
via 1dm u.-'alia *.'jii.iiiya . oi . PerPu ad.nnya p e n e i i t i a n seber apa
koiiibinasi
p." Ou uk.S j. vai'i'j ilia Aa pi
SKRIPSI
Lvbih
lfliai
.
s i
.-j'. h i n g g a
pengg unaau
-r11 iJiy y a UdpcH'.
ijv f uufli idi!~ p t*x'ubai JaJ'i u uuk
lanjut
pc ;i(j a fioiafj
p r o d u k s i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
k e d e l a i
te rhad ap sarsna
u i idku~ Sal' ana d a p a t
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92 DAFTAR PUSTAKA Andi
Ha kim Nasution, Ekonomi Pertanian Penerbit Angkasa, Bandung, 1984.
Indonesia.
Ari
Sudarroan, 1984.
Yoyakarta,
Badan
Pe nelitian dan Pengembangan P e r t a n i a n . BPP, Dep artemen Pertanian, Jakarta, 1992.
Billas., Richard 1987. Biro
Teori
A.,
Ekonomi
M ikr o
Pusat Statistik, 1984-1992.
Mikro,
BPFE,
E k o n o m i , Erlangga,
Statistik
Indonesia.
------- .Jawa Timur Dalam A n g k a . Jakarta,
5 tahun Jakarta, Jakarta,
1984-1992.
------- ^Survey Pertanian, Luas dan Intensitas Serangan Jasad Penganggu Padi dan Palawija di J a w a . Jakarta, 1982-1991. ------- .Struktur Ongkos Usaha Tani Padi Jakarta. 1979-1992. Damodar Gujarati, Dasar-dasar Jakarta, 1987.
dan
Ekonometrika.
Palawiia. Erlangga,
Da wam
Raharjo, Tranformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kemampuan K e r i a , UI Press, Jakarta, 1986.
Di nas
P ertanian Tan ama n Pangan Daerah T ing kat I Jawa T i m u r , Buku Laporan Tahunan, Surabaya, 1979-1992.
Dwi
Praptomo Sudjatmiko, Peningkatan Pendapatan Sektor Pertanian, Berkala Penelitian Pasca Sarjana, U n ive r s i t a s Gajah M a d a , Yogyakarta, 1991.
Hidayat, Konsep Dasar dan'Pengertian Produktivitas Serta Interpretasi Hasil P e n g u k u r a n n y a , Prisma no. XI. Jakarta, 1986. Gunawan Sumodiningrat, Ekonomi Produksi, U n ive rs ita s Terbuka, Jakarta, 1987. J.
SKRIPSI
Karunika
Ravianto, Pr odu kti vit as Keria dan Mutu K e h i d u p a n , Lembaga dan S ara na Informasi Usaha dan Produktivitas, Jakarta, 1985.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93 Leftwich, R ich ard H., Mikro Jakarta, 1904.
Ekonomi.
PT
Bina Aksara,
Mathias Aroef, Pengukuran Produktivitas Kebutuhan Mendesak Indonesia. Prisma no. X I . Jakarta, 1986. Mubyarto, Penqantar Ekonomi 1905.
P e r t a n i a n , LP3ES,
Muhammad Akib Towo, Analisis Produksi Sulawesi Tenggara, Maialah Ilmiah Ha luol eo no. 7 . Kendari, 1991. Mulyadi Banuwidjojo, Pembanqunan Nasional, Surabaya, 1903.
Jakarta,
Kedelai di Universitas
Pertanian.
Payaman Simanjuntak, Penaantar Ekonomi M a n u s i a . F E - U I , Jakarta, 1905.
Sumber
Usaha Dava
------- , Produktivitas Kerja dan Ruang Lingkupnya, Prisma no. X I . LP3ES, Jakarta, 1983. Rusmadi et. al., Efisiensi Relatif dan Pengaruh Sikap Petani T erh ada p Resiko Pengembangan Kedelai, Berkala Penelitian Pasca Sariana Uni ver sit as Gaiah M a d a . Yogyakarta, 1993. Rosmilawati et. al., Pengaruh Harga Kedelai dan FaktorFaktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Penawaran Kedelai di Kabupaten Lombok Tengah, Berkala Penelitian Pasca Sariana U niv ers ita s Gaiah M a d a . Yogyakarta. 1992. Sadikin So maatmadja et. a l ., K e d e l a i . Badan Litbang Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan, Bogor, 1985. Sefrimon, Perkembangan Produksi Palawija, Maialah Un ive rsi tas J a m b i , no. 4, Jambi, 1991. Sudarsono, 1900.
Penqantar
Ekonomi
Mikro.
LP3ES,
Ilmiah Jakarta,
S u k a r t a w i , Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Fungsi C o b b - D o u g l a s . Rajawali Press, Jakarta, 1990. ------- * Prinsip Dasar Ekonomi Press, Jakarta, 1987.
SKRIPSI
Pertanian.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
Rajawali
LENA ELLITAN
Lj
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94 Suratno,Ekonomi Pertanian, Terbuka, Jakarta, 1986.
SKRIPSI
Karunika
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
Un iversitas
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
’
§8
So
3 o>
00 9k
JSJ so Oi
00 01
MM
•
s
s
s
s
s
s
s
< r x < d < /'> 0 u * i^ '0 IO N “* «•
s
— ^ t / l f ^ s o © —**/■» oov^— — r J •— — _> i
s
^
S
s
2
f
S
1 ©
R
S
gn r< m r< w> m
%
© Q co c<
— 3 §
§ »o f gj
•M
g
g
I
8
S
S
8
n
*
S
S
"
k
5 5 2 9 .^ 2 ^ 5
2
N f * r * v ^ 'f r * — j;
On h*
s
^ 'O O e N f ^ -■ " f t S g S lQ « ^ ? 3 ? S s
—
&
N K) 51 Ot ^ Vft - f l/» o» ^ ^ . O O W M O D N O N w i s n 'O
*
.
© S 3N »f ^ r» ^ f**i •© f*“ Tf CM
M
— r* r* 'C
i O 90 ro ^ to r i " ■ f t 'O ® ' r\o V ' — v
*.
• ^ lO iO M s s s a
♦ w
■•
*T
£
25 vs rsc
rO'! V */"J O' c*
S
i /i M o.
§
£
S
r * v t ro v i
'£ £ £ & •-• o» —* r**i
’
n
l ;
(O
.
ft
ro
§
2
^
i
l
S 3 S S 5 :
s f
/i j. n ri -c i> r* r i n n p ( — “
C 2 $ Z K -flr * n v» r - •— r i oJ
v> e» ro 00 © — r— S S ~
r -^ o e >0 <5 O ' y f p*J cm eo
«— © ^ •«* i/i o r -o v
lt)
s& f*"i O ' v£>
00 •“*
,
r l — C— T r*-. f .
v0 — *f n r i - •
ri
>0 r-
p-l t*\ t~\ r^i
fn
fa -
«"> — rsi •—
ch t" p^i
^ 00 -
5 ? -i ^ fS *->
rS i ' ?O '£O ~O
^ t '^ v p Q ro — <3SP>
•— (N ro r^i
' r -
^- n * “—* "1 p o r* w m v
'JO , p~ r • , O , f*'. f^i X *r *• i
* r4 u-» i/i
ci *• r ix
,«/i f4> <4
2 ( 0 &
i •/~ -t *
5 "T §
§ ri o
ri
> as — r t r-i ao *r ro ^4 r-1
3
^ a
to
5\ J r . 2 Sr-j ro <* N O vo m r~>
f*>. r* 2
— m O — — CO
ra v} *r
EHO O — n
3' .'OS
5
os 'C qo
a H
h- >*-
i-i E
g
r-
$
r-
g
a
Ov r-
P ©\ fO
V“J •-»
M
to Op s g ■N
h. o o
o tn w4
t-.
vO i/i
fcO
*o V >£> M 00 -•
K» 1-1 oo r i/i
.
V O
•nn O
-> m*
s
't fS
»
*r i ^
w-)
c4
rc*i in
§
>£) 30 o Ov
** rw
»♦
«m
«H •M
V*
H
OI
s
hW>
£
O'
v-»
rj
O w O 'f * <s «
rg ee
v6 oo a
w —
ro
«J «
vn
M. pj
¥
^
V")
$
£
S 3
< V • J-. S ' *t 'i W N ki « S
0> *0 r* -r n
Q m Ch 5^ r5 fO ^ to ^3
O<♦
' 5
CO H l/l h Q 00 «/> V «C
to ►O
fX
?
r t in w -* rH rH -
?
I/I
■^
O m -i © O 'O H N N
K S H C ® ® s H I /D fM ««*-
o H 00
00 o v> *>» o
►O
1^ H I / ) H r« o> p-* k> ► <■> oo vo o> pH
O o> O mt
V o
H H l/J
» N V i 'O US 1/1 K1 V (N
Q o w*
•><
to
to <7t N K > (C 9 )
« %
h M N H
*
h
W M /H f
'rf- l/» HI V N O lM
i«n
S
1/1 N « H
•• 'ifi
rt « *j oo u oo rt oo « C h C
•H *«4 -«4 ' f< $
111 (A V) ID £
w
(9 <1 <9 n ^
m
H N rt ' f M
M h m
00
\0 fo
►O
M
i
i
*+ t*> OHO ■ <-
e M5 i/ I
S
• ~^
£
1
N >0 H to ifl V
§
£
w ’S u b
S
£
H H H N
Neo w o
.•. *
£
£
V 1 H IO O
CO ao s
H
r« »h <x> v N l / 1 CO Ol O H CO * f
Lrt
CO
9
oe •«*
w4
«S P•O
CD O 9 r» r-* 'tf-17» trt «<«aeH
O >0 fH fO
rsi
IS1 o ^ IO r-t f'J l-'l CO N
HI 0 01 r*»- >
Oj no rf 1/1 O O' * * r f*J
^1 is»
r- —<
s
f*. OO ►o Ol l/l
2
<S. f* <0
oo oo
u < «n 00 oo
m <4
h- H VI » > i
9 l/) '0 * - -< ^4 sm m rnm
•
u
to H ' O
M
Si fO
trt fM »H pH
© */> <© Ml 9> CO O O H l /l CT> rv V ^ i/ii/iC ia O K i" < M
5
N H
o
CO © Tt f -
Id
O O O h« N V ^ ps H *0
o n h i n
fM
>^ • v r -
O
rJ ^ r*J i/>
i/»
Ov (/)
N
*
#- »o
H O 'T 'O W N t O N
N «f H N
m
N CO
M N
N N i/l© iN ^ O 0 B c r k r * > < s i ^ o * o O '« « I/I «/)
N
N
>0 «r
S
Q
^ $ 2J S Q ►§
0» O ^ ^ O ^ rH ^ ta m m a m m m m
I S
/
Tf r50
f^i
> /1 »-• 00
c5
o
*
8
»•«
ad
r*
v.
00. * o 9t< •43
n<5 jO i/ I
•O' »o fNl L/>
o r~-
LENA ELLITAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR.... SKRIPSI
1981-1990. Jakarta, BPS, Indonesia, : Statistlk Sumber
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lempiran 2 -----------------
regression
analysis
--------
R DATA FOR: B;BERTI LABEL: Produksi Kedelai R OF CASES: 14 NUMBER OF VARIABLES: 7 Input. Tehhadap Produksi
Pengaruh
NAME In B
VAR. i:
1 n
U
In In In In In
T K . Kd P Y
JDENT VARIABLE:
of
,
In Y
REGRESSION COEFFICIENT „294 .097 .031 -1 : ' . 3 028 1 -■.174 5.3 45 'ANT ■
ERROR
S T D .DEv . 0 ' y n ■B .63 ,.42ic/:.6C■9 .27'5 .104
'MEAN 3-815 3. 6 51 3.7X3 .786 2.3 74 .809 6.972
'
Kcade Ia.i.
STD . ERROR „095 .011 ,017 .016 .011 .028
T(DF = '■> S ,
/) 101 -y y ,y
.»•i | 59 5 .... 584 SO1" C> j18- *
PROB. .01729 a00005 .03570 n000 j.3 .04047 .00045
PARTIAL r . 578 .916
.490 .891 5
.4735 ..8451
EST. « .018
nTED R SQUARED " .971 R SQUARED - .984 MULTIPLE R =-- .992 ANALYSIS OF VARIANCE SUM OF SQUARES ,139 2. 1996E--03 .141
kCE
"SSIQN DUAL
OBSERVED CALCULATED 6.873 6. 885 6 ,389 6*904 6,865 6,861 6.342 6.855 6.851 6.859 6 B87.1. 6,876 6 =975 ' 6.966 6.978 ' 6.981 6 =978 6.995 7:051 7 ,080 7,062 7.054 7. 089 7.096 7 «098 7.109 7.130 7.139
SKRIPSI
D,F„ 6
7 1.3
TABLE MEAN SQUARE F RATIO PROB. « 023 73.765'5.688E-06 3.1423E.04
RESIDUAL ---n0 “ ,012 ,0.15 -3.534E-03 - „013 8 3127E--03 4.5794E—03 -9.11RF.03 2.6612E-03 .017 % - .029 -8.122E-03 6.Q771E-03 .011 8 7687E-03
STANDARD IZED RES IDUALS 0 # ! # * : ! ; * ; * V ! !* \ * I 'H ! i * * \ *
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
.
LENA ELLITAN
2. <
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3
u H If il 11 II II II
Tabel t V-zzn 3 tttzzr. incr".T~ ZZT tH*w ■'’■mtTt7^^
d .f
^ .100
*.0 5 0
1 2 3 4 5
3 .0 7 8 1 .8 8 6 1 .8 3 0 1 .5 3 3 1,476
6 7 o 9 10
izww d .f
^ .025
^.010
. 005
6 .3 1 4 2.9 2 0 2 ,353 2.132. 2 .0 1 5
12.70G 4 .303 3.1U 2 2 . 77 6 2 .5 7 1
3 1.821 tK9C>5 4 .5 4 1 3 .7 4 7 3.365 »
63.657 9 .9 2 6 5 .041 4 .6 0 4 <1.032
1 2 3 4 5
1.440 1.415 1 .397 1.3 8 3 1.3 7 2
1 ,943 1.895 1 .060 1.833 1 .012
2 ,4 4 7 2 .3 6 5 2 .3 0 6 2 .2 6 2 2.2 2 0
3 .1 4 3 2 .9 9 8 2.8 9 6 2.821 2 .7 0 4
3,707 3 .4 9 9 3 .355 3 , aeo 3„ UiO
6 7 8 9 10
ii 12 13 14 15
1.3 6 3 1.3 5 6 1.3 5 0 1 .345 1.3 4 1
1.7 9 6 1.7 8 2 1 ,771 1 .7 6 1 1 .753
2.2 0 1 2 .1 7 9 2 .1 6 0 2 .1 4 5 2 .1 3 1
2.7 1 8 . 2 .6 8 1 2 .6 5 0 2 .6 2 4 2 .6 0 2
3 . 106 3.0 5 5 3.0 1 2 2 .977 2 ., 0 4 7
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
1 .337 1 .333 1.3 3 0 1*328 1 .325
1.7 4 6 1 .7 4 0 1 .7 3 4 1 .7 2 # 1.725
2 :i2 0 2.1 1 0 2 .1 0 1 2 .0 9 3 2 .0 8 6
2.6 8 3 2 .567 2 .5 5 2 2,5 3 9 2.5215
■ '2 .9 2 1 '-’ 2 , W98 2 .0 7 8 Z . UH l 2 . U4f>
21 22 23 24 25
1.3 2 3 1 .3 2 1 1 .3 1 9 1.318 1 .310
1 .721 1 .717 1 .7 1 4 1.711 1 .7 0 8
2.08C 2 .0 7 4 2.0( 39 2 .0 6 4 2 .0 6 0
2 .5 1 3 2 .500 2 .5 0 0 2 .4 9 2 2.4 8 5
2 .031 3 .0 1 9 2 .U 0 Y 2 . V97 2.7 8 7
26 27 28 29 ia f.
1 .315 1 .314 1,3 1 3 1.3 1 1 1.2 8 2
1.7 0 6 1 .703 1:701* 1 .6 9 9 ’ 1.645
2 .0 5 6 2 .3 5 2 2 .0 4 8 2 . 045 1 .9 6 0
2.4 7 9 2 .4 7 3 2 .4 6 7 2 .4 6 ? 2.3 2 6
2 .7 7 9 2 .7 7 1 2 .7 6 3 2 .7 5 6 2 .5 7 6
-
16 -----17 1 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Inf.
Source E,S. Pearson and Hartley, Biometrlka Tables Sta tistician, vol 1, table 12, PufalisKecTFor the Biometrxka Trusted of the University Press, Cambridge.
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR....
LENA ELLITAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
c ® L. a
■M E CO
mJ
LL
a> .o © K
M I L U U E R P U S T A K .A A N
•0 WVERSIT/.S Alft* 4 N G O A ' S U R A B A * A
LENA ELLITAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR.... SKRIPSI