ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI NASABAH BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
FINNA PUTRI BARNA NIM: 106081002414
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI NASABAH BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
FINNA PUTRI BARNA NIM:106081002414
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP. 19690203 200112 1 003
Titi Dewi W. SE., MSi NIP.19731221 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
Hari ini Selasa Tanggal 21 Bulan Desember Tahun Dua ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Finna Putri Barna NIM: 106081002414 dengan judul skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI NASABAH BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Ketua
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli 1
Titi Dewi W, SE., Msi Sekretaris
Hemmy Fauzan, SE., MM Penguji Ahli 2
Amalia, SE., MSM Penguji Seminar Proposal
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Finna Putri Barna
2. Tempat & tanggal lahir
: Banjarnegara, 23 Agustus 1988
3. Alamat
: Perumahan Mutiara Garuda Blok E6/13
. 4. No. Telp.
II.
III.
: (021) 55930050 / 085695479448
PENDIDIKAN 1. SD
: SDN 04 Kampung Melayu Timur
2. SMP
: MTs Daar El-Qolam Gintung Jayanti
3. SMA
: SMA Daar El-Qolam Gintung Jayanti
4. S1
: Universitas Islam Negeri Jakarta
Pengalaman Organisasi 1. SMA
. 2. BEM .
IV.
Teluknaga Tangerang 15510
: Bendahara Ekstrakurikuler Kesenian (2005-2006) : Panitia Propesa BEM Jurusan, Divisi peralatan (2008-2009)
Latar Belakang Keluarga 1. Ayah
: Yusran Effendi
2. Tempat & tanggal lahir
: Palembang, 20 Mei 1961
3. Alamat
: Perumahan Mutiara Garuda Blok E6/13
.
Teluknaga Tangerang 15510
4. No. Telp.
: (021) 55930050
5. Ibu
: Sulistifarin Adi
6. Tempat & tanggal lahir
: Banyumas, 24 April 1965
7. Alamat
: Perumahan Mutiara Garuda Blok E6/13
. 8. No. Telp.
Teluknaga Tangerang 15510 : (021) 55930050
i
ABSTRACT This research aims to analyze some factors which determine customers preferences to use Islamic banking products and services. This research uses primary data. Samples in this research taken from 100 respondents using interview method to the customers of Panglima Polim Mega Syariah Bank Branch. To analyze this research, the writer uses factor analysis for the analytical tool using SPSS program version 17.0. The results of this study showed that there was seven factors that affect customer preference for using the products and services of Islamic banks, they are: human resource factor, sharia factor, location factor, factor of attitude toward the fatwa, social factor, factor of products and facilities, and brand factor. From seven factors, human resource factor is a dominant factor influencing customer preferences for using products and services of Islamic bank. This factor consists of 5 variables, namely: fast service of bank’s employee, Friendly service of bank’s employee, Satisfactory service of bank’s employee, Patience of bank’s employee in serving customers, and Bank Mega Syariah is a PARA Group’s member which has a good reputation. Keywords: customer preferences, sharia bank, factor analysis.
ii
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 100 responden dengan metode wawancara terhadap nasabah BSMI KCP Panglima Polim. Untuk menganalisis penelitian ini penulis menggunakan sebuah alat analisis yaitu analisis faktor, dan pengolahan data menggunakan SPSS Versi 17.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. Ke tujuh faktor tersebut adalah: faktor SDM, faktor syariah, faktor lokasi, faktor sikap terhadap fatwa, faktor sosial, faktor produk dan fasilitas, dan faktor merek. Dari tujuh faktor tersebut, faktor SDM merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. Faktor ini terdiri dari 5 indikator/variabel, yaitu: pelayanan pegawai bank yang cepat, pelayanan pegawai bank yang ramah, pelayanan pegawai bank yang tanggap dan memuaskan, adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai bank saat melayani nasabah, dan Bank Mega Syariah merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik. Kata kunci: preferensi nasabah, bank Syariah, analisis faktor.
iii
KATA PENGANTAR
ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0 Alhamdulillahi Rabbil’alamin… Segala puji bagi Allah SWT. atas segala nikmat, rizki, dan pertolongan yang tak pernah ada habisnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI NASABAH BANK SYARIAH (Studi Kasus pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)” ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan para pengikutnya. Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari do’a, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan untaian terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini: 1.
Kepada Dosen Pembimbing I, Bapak Prof. Dr Ahmad Rodoni, yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan semangat yang sangat berarti bagi penulis selama menyusun skripsi ini. Kepada Dosen Pembimbing II, Ibu Titi Dewi SE., MSi yang juga memberikan masukan, dan bimbingan dengan penuh perhatian & kesabaran. Terima kasih banyak.
2.
Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibu, terimakasih atas do’a serta perjuangannya, sehingga menambah semangatku untuk terus optimis meraih masa depan yang lebih baik, kepada Bapak yang tidak kenal lelah mencari nafkah dan membiayai penulis hingga penulis dapat melanjutkan pendidikan sampai saat ini, terimakasih banyak, peran kalian sungguh sangat berarti bagi penulis. Kepada kedua adikku tersayang Iyan dan Azhiim, untuk kasih sayang kalian, semangat, dan motivasinya yang berharga bagi penulis.
3.
Kepada Dekan, Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS beserta Ketua Jurusan Manajemen, Bapak Indoyama Nasarudin SE., MAB Saya ucapkan terimakasih.
iv
4.
Kepada seluruh Dosen yang telah mendidik penulis selama di bangku perkuliahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan dan memacu penulis untuk mencintai ilmu.
5.
Kepada seluruh Staff baik di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, maupun di tingkat Universitas yang telah banyak membantu penulis selama masa akademik.
6.
Rasa terimakasih banyak juga penulis haturkan kepada Bapak Krishna selaku Service Quality and Call Center Departemen Head di Bank Mega Syariah untuk sharing, masukan, serta izinnya, Mbak Yessy terimakasih banyak, Mbak Riyadini selaku Kepala Operasional BSMI KCP Panglima Polim, Mbak Wulan, Mbak Rini, Mbak Yessy 2, Mas Wahyu, Mas Sofyan, Bapak Nurdin, Mas Doni, Mas Martin, dan seluruh kru dan staff BSMI KCP Panglima Polim, terimakasih untuk semua bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.
7.
Kepada seluruh sahabat seperjuangan di kelas manajemen C dan Perbankan A, untuk Maya, Poka, Irna, Achy, I’ah, Suty, Milah, Kiki, Ajenk, Atin, Hana, Mira, Ilman, dan Arie terimakasih untuk segala motivasi, dukungan, serta bantuannya. Untuk Adnan yang dengan ikhlas serta sabar meluangkan waktunya untuk mengajarkan & tidak bosan menjawab pertanyaan penulis, terima kasih banyak. Semoga kita semua sukses di masa depan! Amien.
8.
Kepada seseorang yang tak kenal lelah men-support, mengingatkan, tempat berbagi dalam suka duka, Bibar Arosya terimakasih untuk hari-hari yang indah dan penuh warna.☺ Semoga cita-cita kita tercapai. Amien.
9.
Terimakasih untuk sahabat-sahabat Adem Ayem, Dini, Anggi, Lidiya, Rani, Kak Julie, Kak Poel, Listya, Rathy, Kak iva, dan semua teman kost lainnya, untuk semangat dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
10. Kepada seluruh responden/nasabah BSMI KCP Panglima Polim yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara dengan penulis, dan segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak. Semoga bantuan dan doanya dibalas oleh Allah dan dijadikan catatan amal kebaikan. Amien.
v
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amien.
Jakarta , Desember 2010
Finna Putri Barna
vi
DAFTAR ISI Daftar Riwayat Hidup. ………………………………………………………..… i Abstract….………………………………………………………………..………ii Abstrak….……………………………………………………………………..…iii Kata Pengantar…………………………………………………………….…......iv Daftar Isi……………………………………………………………...…...….....vii Daftar Tabel……………………………………………………………….…..…ix Daftar Gambar……………………………………………………………..….…xi Daftar Lampiran…………………………………………………………..……..xii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………… …………………...1 A. Latar Belakang Masalah……………………...........................…...........…1 B. Perumusan Masalah Penelitian………………………………...............…8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………..........….........9 BAB II. KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….10 A. Perbankan Syariah…………………………………...........................…..10 1. Pengertian Bank Syariah……………………………………….........10 2. Awal Kelahiran sistem Perbankan Syariah……………………….…11 3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia…………………………..13 4. Prinsip dan Produk Bank Syariah……………………………….......15 5. Perbedaan antara Bank Syariah dan bank Konvensional………........24 6. Keistimewaan Bank Syariah……………………...............................29 7. Konsep Bunga di Kalangan Berbagai Agama…………………….... 32 8. Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah……………….......38 B. Preferensi…………………………………………............................…..42 C. Perilaku Konsumen…………………………………………...................49 D. Bauran Pemasaran………………………………………………….……58 E. Penelitian Terdahulu…………………………….....................................64
vii
F. Kerangka Pemikiran………………………………..................................73 G. Hipotesis……………………………………....................................……74 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………....75 A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………….....……75 B. Metode Penentuan Sampel…………………………………................…76 C. Metode Pengumpulan Data……………………………………………...78 D. Metode Analisis Data…………………………....................................…80 E. Operasional Variabel Penelitian............…………………....................…86
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN……………………………....89 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………..89 1. Sejarah Singkat Perusahaan………………………………..………..89 2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai…………………………………………....90 3. Penghargaan Yang Diraih…………………………………..……….91 B. Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………………………92 1. Validitas…………………………………………..…………………92 2. Reliabilitas………………………………………..…………….……97 C. Penemuan dan Pembahasan ………………………………………...…..98 1. Analisis Deskriptif…………………………….………………...…..98 2. Hasil Analisis Faktor……………………………………………….123 BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI………………………………...176 A. KESIMPULAN………………………………………………………...176 B. IMPLIKASI………………………………………………………….....178 DAFTAR PUSTAKA…………………………….….......................................180
viii
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
2.1
Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional…………...29
2.2
Karakteristik Demografi dan Sub Budaya…………………………. …..55
4.1
Validitas (1)…………………………………………………………......94
4.2
Validitas (2)…………………………………………………………..…96
4.3
Reliability Statistics………………………………………….………….97
4.4
Jenis Kelamin…………………………………………………………....98
4.5
Status…………………………………………………………………....99
4.6
Usia…………………………………………………………………….100
4.7
Agama………………………………………………………………….101
4.8
Pendidikan Terakhir……………………………………………………102
4.9
Pekerjaan…………………………………………..………………...…103
4.10
Pengeluaran Per-bulan………………………………………………....104
4.11
Memiliki rekening di Bank Lain………………………………………105
4.12
Lama Menjadi Nasabah BSMI……………………………………...….106
4.13
Rekening yang Paling Sering Digunakan…………………………...…107
4.14
BSMI Terapkan Sistem Bagi Hasil Yang Lebih Adil & menentramkan…….109
4.15
BSMI Gunakan Prinsip-prinsip Syariah Islam Dalam Setiap Praktek Transaksi Perbankan………………………………………………………………..…….109
416
Transaksi Perbankan BSMI Bebas Bunga (Riba)……………………...110
4.17
Investasi atau Pembiayaan BSMI Hanya Untuk Bisnis Yang Halal Dan Baik…………………………………………………………………….110
4.18
Setuju Dengan Fatwa MUI Bahwa Bunga Bank Haram………………111
4.19
Menghindari Bunga Karena Bertentangan Dengan Ajaran Agama…....111
4.20
Nama BSMI Yang Sudah Terkenal & Terpercaya…………………….112
4.21
BSMI Merupakan Kelompok Perusahaan PARA Group Yang Reputasinya Cukup Baik…………………………………………………………………....112
ix
4.22
Pimpinan (Manajemen) Bsmi Terdiri Dari Orang2 Terpercaya & Profesional……………..……………………………………………….113
4.23
Banyaknya Kantor Cabang Dan Gallery Bsmi Di Berbagai Daerah………………………………………………………………….114
4.24
Banyaknya Jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, & ATM Bersama)……………………………………………………………………....114
4.25
Sarana Pelayanan Transaksi Perbankan Bsmi Yang Lengkap….…...…115
4.26
Pelayanan Pegawai BSMI Yang Cepat…………………………….…..116
4.27
Pelayanan Pegawai BSMI Yang Ramah………………………….……116
4.28
Pelayanan Pegawai BSMI Yang Tanggap & Memuaskan…………..…117
4.29
Adanya Kesabaran Yang Tinggi Dari Pegawai BSMI Saat Melayani Nasabah………………………………………………………………...118
4.30
Lokasi BSMI Yang Strategis…………………………………………..118
4.31
Lokasi BSMI Yang Mudah Ditemukan………………………………..119
4.32
Gedung (Tempat) BSMI Menarik, Nyaman, & Menyenangkan……….119
4.33
Mendapat Rekomendasi Dari Keluarga……………………….……….120
4.34
Mendapat Rekomendasi Dari Teman/Relasi……………….……..……121
4.35
Produk-produk Perbankan Yang Beragam, Menarik, & Inovatif……...121
4.36
Fitur-fitur Pendukung/Keuntungan Yang Terdapat Dalam Produk…...122
4.37
Perolehan Bagi Hasil Yang Sesuai Harapan……………………….…..123
4.38
KMO and Bartlett’s Test……………………………….……………...124
4.39
Communalities……………………………………….………………...128
4.40
Total Variance Explained……………………………………………....134
4.41
Component Matrix(a)…………………………………………………..137
4.42
Rotated Component Matrix(a)…………………………………………159
4.43
Component Transformation Matrix…………………………………....168
x
DAFTAR GAMBAR No
Keterangan
Halaman
2.1
Model Perilaku Pembelian………………..……………………….…….50
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku konsumen…………………51
2.3
Kerangka Pemikiran…………………………………………………….73
4.1
Jenis Kelamin…………………………………………………….……..98
4.2
Status…………………………………………………….……………...99
4.3
Usia………….………………………………………………………....100
4.4
Agama………….…………………………………………………..…..101
4.5
Pendidikan Terakhir……….…………………………………...………102
4.6
Pekerjaan………….……………………………………………..……..103
4.7
Pengeluaran Per-bulan…………………………………………..…..…104
4.8
Memiliki rekening di Bank Lain…………………………….………..105
4.9
Lama Menjadi Nasabah BSMI…………………………………..…….106
4.10
Rekening yang Paling Sering Digunakan……………………….…..…108
4.11
Scree Plot………………………………………………………………135
xi
DAFTAR LAMPIRAN No.
Keterangan
Halaman
1
Kuesioner Penelitian…………………………………………...……...182
2
Jawaban Responden……………………………………………….......186
3
Hasil Uji Validitas 1……………...........................................................190
4
Hasil Uji Validitas 2………………………………………….……..…191
5
Anti-Image Matrices………………………………………………..…192
6
R Tabel Dengan Signifikansi 5%...........................................................193
7
Surat Keterangan Riset..........................................................................194
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dan praktek ekonomi Islam secara internasional maupun nasional semakin membumi. Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan pesatnya kajian dan publikasi mengenai prinsip-prinsip dan praktekpraktek ekonomi syariah. Hal ini terlihat dari semakin pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan berbasis syariah seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Dalam membantu perkembangan industri perbankan syariah, Bank Indonesia telah memberikan kemudahan dari regulasi yang telah diberikan agar semakin banyak tersedia layanan perbankan syariah di Indonesia. Keadaan yang mendukung ini semestinya dapat mendorong para pelaku bisnis perbankan di Indonesia untuk mengembangkan industri yang menjanjikan ini. Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tentunya tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 tahun 1998 yang telah memberikan landasan hukum lebih kuat untuk perbankan syariah. Dalam UndangUndang tersebut, diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis
1
usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah (Antonio, 2001:26) Peran bank syariah dalam membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat semakin terlihat dengan semakin meningkatnya tingkat penyaluran dana kepada usaha-usaha di sektor rill. Awal pendirian sistem perbankan syariah di Indonesia pada tahun 1992 ditandai dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 ternyata mampu memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian Indonesia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan tingkat suku bunga dan inflasi tinggi. Kondisi tingkat suku bunga dan inflasi yang seperti itu menyebabkan dunia perbankan mengalami keguncangan, akibatnya banyak bank mengalami kesulitan likuiditas. Pada akhirnya beberapa Bank
tidak
bisa
memenuhi
kewajiban
likuiditasnya
sehingga
menyebabkan bank tersebut dilikuidasi. Pada saat beberapa Bank Konvensional dilikuidasi, ada fakta yang tidak terbantahkan yaitu Bank Muamalat Indonesia yang pada saat itu merupakan satu-satunya bank yang menggunakan sistem bagi hasil dapat tetap eksis dan mampu bertahan ditengah badai krisis ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem Perbankan Syariah terbukti mampu
2
bertahan ditengah-tengah kondisi sosial yang tidak pasti. Likuidasi yang dialami oleh bank-bank konvensional membuktikan bahwa perbankan dengan sistem bunga (riba) tidak dapat mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang selanjutnya malah menyebabkan krisis kepercayaan dari para nasabahnya. Perkembangan bank syariah yang sangat pesat di Indonesia merupakan
suatu
perwujudan
dari permintaan masyarakat yang
membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan/keuangan yang sehat, terpercaya, dan memenuhi prinsip syariah yang mengutamakan prinsip keadilan. Sistem ekonomi syariah telah menjadi alternatif bagi masyarakat yang sudah jenuh dengan sistem ekonomi kapitalis, sebuah sistem ekonomi yang sudah lama mendunia yang selalu mengutamakan kekayaan pribadi dan berdampak pada ketidakmerataan distribusi kekayaan sehingga banyak terjadi kesengsaraan pada kalangan yang tidak memiliki harta dan kekuasaan. Pengembangan sistem perbankan syariah diharapkan dapat menciptakan efisiensi operasional dan memiliki daya saing yang tinggi dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai syariah yang memiliki peran signifikan dalam sistem perekonomian nasional serta memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Pada sebuah artikel yang ditulis oleh sebuah situs di internet yang menyajikan berita-berita seputar islam “Muslim Daily”, seorang pakar ekonomi dari Bangladesh, Azizul Haq mengatakan,
3
"Bank-bank Islam dapat menyelamatkan dunia untuk menemukan solusi yang sangat efektif dalam menghadapi masalah keuangan.”. Kemudian harian
R.K.
Daily
menyebutkan,
Ada
sejumlah alasan
dibalik
keberhasilan bank Islam dalam menghindari kerugian akibat krisis global yaitu mengelola bank tersebut dengan sistem syariah yang mengharamkan riba dan tidak tergantung pada pinjaman bank. Sistem keuangan Islam merupakan paduan ekonomi Islam dan prinsip-prinsip pembiayaan modern (www.muslimdaily.net). Kebijakan pengembangan bank syariah dapat dilakukan dengan pengembangan jaringan kantor di wilayah-wilayah yang dinilai potensial. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam merupakan Negara yang potensinya luar biasa sebagai tempat tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi yang berbasis syariah. Potensi dalam hal ini dipandang dari sumber daya dan aktivitas perekonomian suatu wilayah serta pola sikap dan karakteristik masyarakat terhadap perbankan syariah menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan sosialisasi dan penetapan strategi pemasaran bagi bank syariah yang akan beroperasi pada suatu wilayah. Namun perlu diperhatikan bahwa sistem perbankan syariah sesungguhnya tidak terbatas pasarnya pada nasabah yang memiliki ikatan emosional keagamaan (masyarakat muslim) saja. Layanan perbankan syariah dapat dinikmati oleh siapa saja tidak bergantung kepada agama yang dianut seseorang sepanjang Ia bersedia mengikuti cara bermuamalah yang diatur secara syariah. Masyarakat membutuhkan lembaga keuangan
4
yang dapat dipercaya, kuat, transparan, adil, dan berkomitmen membantu meningkatkan perekonomian dan usaha nasabah. Berkenaan dengan penciptaan efisiensi operasional, daya saing, dan perluasan cakupan pasar, maka bank syariah juga harus memberikan perhatian pada pasar masyarakat non-muslim. Karena sampai saat ini pengembangan perbankan syariah seolah hanya terfokus pada pasar spiritual, yaitu kelompok pasar muslim. Selain itu masih banyak anggapan masyarakat sendiri bahwa seakan sebuah sistem perbankan syariah hanya diperuntukkan bagi masyarakat muslim yang segan untuk menggunakan jasa bank konvensional, dengan sistem keuangannya yang berbasis bunga, dimana hal ini bertentangan dengan fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga adalah haram. Padahal dalam konteks Indonesia, pasar masyarakat non-muslim juga perlu diperhatikan karena mempunyai potensi ekonomi yang cukup besar. Perkembangan minat akan jasa keuangan bank syariah di kalangan internasional maupun di Indonesia semakin lama semakin pesat, baik minat dari kalangan muslim maupun non muslim. Bahkan pada beberapa artikel dan penelitian terdapat beberapa bank syariah yang nasabah nonmuslimnya hampir mendominasi. Dalam sebuah penelitian (Tesis) karya Ratu Humaemah-Universitas Indonesia, disebutkan bahwa sebanyak ± 42 % nasabah PT Bank Syariah Mega Indonesia adalah kalangan Cina non Muslim, dan sebagian lainnya adalah orang-orang Katolik serta pengurus yayasan Kristen. Fenomena ini menunjukkan bahwa perbankan syariah
5
ternyata tidak hanya mampu menarik nasabah dari kalangan muslim saja, tetapi PT Bank Syariah Mega Indonesia dapat membuktikan bahwa bank syariah mampu menggaet nasabah non-Muslim dengan jumlah persentase yang mengagumkan. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah mampu bersaing dengan bank konvensional dalam meraup nasabah, terlepas dari agama apakah yang dianut nasabah itu sendiri. Mengenai larangan bunga atau riba dalam agama Islam yang merupakan ciri utama dari sistem perbankan syariah ternyata memiliki akar yang kuat juga pada ajaranajaran agama non-Muslim (Hindu, Budha, Yahudi, Kristen, Yunani, dan Romawi). Pembahasan mengenai larangan bunga pada beberapa agama akan dibahas lebih lanjut pada BAB II. Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama), kelompok usaha yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT Bank Umum Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia. Seiring
dengan
berjalannya
waktu,
perkembangan
dan
pertumbuhan Bank Mega Syariah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Hal itu terlihat dari pertumbuhan nasabah dan penambahan
6
kantor cabang baru di beberapa wilayah di Indonesia. Melihat latar belakang semakin banyaknya nasabah yang tertarik dengan produk dan jasa Bank Mega Syariah, maka peneliti menganggap begitu penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa Bank Mega Syariah. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Badai Arief dengan judul ”Analisis
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Keputusan
Nasabah
Menggunakan Produk dan Jasa Bank Syariah”, penelitian tersebut mengangkat 6 faktor yang diduga kuat mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank Muamalat cabang Fatmawati. Faktor-faktor tersebut adalah faktor syariah, faktor produk, faktor fasilitas dan pelayanan, faktor tempat, faktor promosi, dorongan dan sosialiasi serta faktor merek dan lainnya. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank Muamalat adalah faktor lokasi (tempat). Pada kesempatan ini penulis ingin mengangkat 5 dari faktor diatas yaitu faktor syariah, faktor merek, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor lokasi, dan faktor produk, kemudian menambahnya dengan faktor sikap terhadap fatwa, dan faktor sosial, karena penulis menduga bahwa faktor tersebut juga memiliki pengaruh yang tinggi terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa perbankan. Penambahan faktorfaktor ini ditujukan agar semakin banyak faktor-faktor yang dikaji untuk
7
meneliti preferensi nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah, sehingga akan semakin terlihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul: “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Preferensi Nasabah Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)” B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “faktor-faktor apa yang akan terbentuk dari faktor syariah, faktor sikap terhadapa fatwa, faktor merek dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor lokasi, faktor sosial, dan faktor produk yang mempengaruhi preferensi nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah” C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktorfaktor yang berperan penting dalam mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. 2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Bagi bank syariah, hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan mengenai
8
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah bank syariah
sehingga
dapat
membantu
menginformasikan
keinginan dan kebutuhan nasabah, agar dapat dilakukan peningkatan kinerja khususnya dalam bidang pelayanan dan pemasaran. b. Bagi akademisi, penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah informasi dan bahan bacaan serta untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa lain. c. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu manajemen perbankan yang diperoleh semasa kuliah dan menambah pengalaman di bidang penelitian.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
dalam bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Rodoni, 2006:21). Adapun pengertian bank syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah (Rodoni, 2006:31) Jadi yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank umum yang dalam kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat dengan prinsip yang sesuai dengan syariah. Berdasarkan pengertian tersebut, bank syariah berarti bank yang tata cara operasionalnya berdasarkan tata cara bermuamalat secara Islam, yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan dalam Al-qur’an dan Al-hadis. Sedangkan pengertian muamalat adalah ketentuanketentuan yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia,
10
baik hubungan individu dengan individu maupun antara individu dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual beli, utang piutang, gadai, bagi hasil dalam perdagangan, jaminan, persekutuan, persewaan dan perburuhan. 2. Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah Di awal abad ke-20 bank syariah hanya menjadi bahan diskusi ilmiah semata, belum ada gerakan yang memungkinkan untuk merealisasi gagasan tersebut. Padahal saat itu sudah lahir kesadaran bahwa bank syariah merupakan solusi masalah ekonomi untuk dapat menciptakan keadilan dan kesejahteraan di negara islam. Bahan diskusi tersebut seperti tenggelam di tengah besar dan kuatnya sistem operasional bank-bank konvensional. Seolah diskusi tersebut menjadi sia-sia belaka, seakan-akan tidak terdapat ruang yang memungkinkan lagi untuk mewujudkan sistem perbankan yang berbasis syariah. Meskipun berjalan lambat, namun diskusi tersebut masih terus menerus berkembang. Awalnya dalam bentuk proyek-proyek kecil, kemudian berkembang terus menerus hingga terjalin kerjasama besar antar para pemrakarsa sampai terwujudlah infrastruktur sistem perbankan tanpa bunga. Bank yang menggunakan sistem syariah yang pertama kali didirikan di Mesir yaitu Mit Ghamr bank di tahun 1960 di bawah binaan Prof. Dr. Ahmad Najjar. Bank Syariah ini bergerak sebagai rural-sosial bank (semacam lembaga keuangan unit desa) yang hanya
11
beroperasi di daerah pedesaan Mesir di sepanjang delta sungai Nil. Namun, institusi syariah tersebut mampu menjadi pembangkit yang sangat berarti bagi perkembangan sistem keuangan dan ekonomi islam. Dalam sidang Menteri Luar Negeri Negara–Negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Karachi – Pakistan pada tahun 1970, Mesir mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank syariah. Proposal tersebut berisi tetang pendirian Bank Islam Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan (International Islamic Bank for Trade and Development) dan pendirian Federasi Bank Islam (Federation of Islamic Banks) dikaji oleh ahli dari 18 negara Islam. Selain itu diusulkan juga pembentukan badan–badan khusus yang berfungsi sebagai pengawas pembangunan di negara Islam disebut sebagai Badan Investasi dan Pembangunan Negara-Negara Islam (Investment and Development Body of Islamic Countries). Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya, bulan Maret 1973, memutuskan agar OKI mempunyai bidang yang khusus menangani masalah ekonomi dan keuangan. Bulan Juli 1973, komite ahli yang mewakili negara–negara Islam penghasil minyak bertemu di Jeddah untuk membicarakan pendirian bank Islam. Sidang Menteri OKI di Jeddah 1975, menyetujui rancangan pendirian Bank pembangunan Islami (Islamic Development Bank) dengan modal awal
12
2 milyar dinar Islam atau ekuivalen 2 milyar SDR (Special Drawing Right). Pada awal beroperasinya, IDB mengalami banyak hambatan karena masalah politik. Namun, jumlah anggotanya makin meningkat dari 22 negara menjadi 43 negara. IDB juga terbukti mampu memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan negara Islam untuk pembangunan. Bank ini memberikan pinjaman bebas bunga untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada negara anggota berdasarkan partisipasi modal negara tersebut. Dana yang tidak dibutuhkan dengan segera digunakan untuk perdagangan luar negeri jangka panjang dengan menggunakan sistem murabahah dan ijarah. Berdirinya IDB memotivasi negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Komite ahli IDB juga bekerja keras menyiapkan panduan pendirian, peraturan dan pengawasan bank syariah. Pada akhir 1970an dan awal 1980an, bank – bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara – negara Teluk, Pakistan, Malaysia, Bangladesh dan Turki (Antonio, 2001:21) 3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan antar bangsa dalam suasana damai. Pendekatan perniagaan yang digunakan oleh para da’i yang juga pedagang, ternyata sangat cocok dengan kondisi sosio – cultural di Indonesia. Islam dapat diterima masyarakat dan berkembang pesat hampir diseluruh pesisir utama Tanah Air.
13
Hubungan perdagangan dengan dunia luar terutama dengan Negara Kerajaan Islam sangat kuat, bukan hanya dilandasi semangat perniagaan tetapi juga oleh roh Ukhuwah Islamiyah. Dalam kurun waktu 350 tahun lebih pertumbuhan Islam yang baru mengalami kemandegan hampir diseluruh bidang kehidupan duniawi. Baru pada awal abad ke 20 perjuangan kaum muslimin di Indonesia memiliki kerangka pemikiran yang realistis. Dengan berdirinya Syariat Islam tahun 1906 oleh H. Oemar Said Tjokroaminoto dan H. Samanhudin di Solo, perekonomian umat Islam mulai diperhatikan terutama dalam kaitannya memberdayakan potensi umat yang sangat terbelakang. Kebangkitan umat Islam di Indonesia ini bersamaan dengan kebangkitan umat Islam secara global. Kedudukan
perbankan
syariah
pada
kenyataannya
masih
berorientasi pada masyarakat perkotaan dan lebih melayani usaha menengah keatas, sementara mayoritas kaum muslim berada di pedesaan dan memiliki usaha yang relatif kecil dan terbatas. Sekalipun banyak berdiri bank Islam di tanah air, namun kaum muslim di pedesaan tetap saja belum mendapat akses yang optimal kepada sistem perbankan syariah. Karena itu dikembangkan lembaga keuangan syariah yaitu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal Wattamwil (BMT) yang dapat berinteraksi dengan umat di pedesaan dengan kemudahan dalam pemberian pembiayaan usaha kecil. Unit keuangan syariah inilah yang memberikan keunikan dari
14
perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dibandingkan dengan yang berkembang di negara Islam lainnya. 4. Prinsip dan Produk Bank Syariah Umumnya terdapat dua kegiatan utama dalam opersional perbankan, baik perbankan syariah maupun perbankan konvensional, yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Dalam operasional bank syariah kegiatan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan prinsipprinsip syariah yang mendasarinya sebagai berikut: a. Penghimpunan Dana Sama
halnya
seperti
pada
bank
konvensional,
penghimpunan dana di bank umum syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito, hanya bedanya mekanisme operasional penghimpunan dana ini harus sesuai dengan prinsip syari’ah. Prinsip operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.
1) Prinsip Wadi’ah Wadi’ah merupakan usaha untuk memobilisasi dana dengan menggunakan prinsip titipan. Wadi’ah adalah titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Secara umum terdapat dua jenis wadi’ah, yaitu wadi’ah amanah (wadi’ah yad al-amanah / Trustee Depository) dan
15
wadi’ah dhamanah (wadi’ah yad adh-dhamanah / Guarantee depository). Wadi’ah amanah adalah harta atau barang titipan yang tidak boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan (contohnya: safe deposit box), dan pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan, sedangkan Wadi’ah dhamanah adalah harta atau barang titipan yang boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan, jadi ketika pihak bank dalam hal ini mendapatkan hasil dari penggunaan dana maka bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus (Antonio, 2001: 148). Dengan demikian terdapat dua jenis cara penghimpunan dana berdasarkan prinsip wadi’ah dhamanah, yaitu giro wadi’ah dan tabungan wadi’ah. Pada penerapan prinsip wadi’ah
dhamanah,
bank
dapat
memanfaatkan
dan
menyalurkan dana yang disimpan serta menjamin bahwa dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh pemilik dana. Namun demikian rekening ini tidak boleh mengalami saldo negatif (overdraft). Manfaat yang diperoleh pemilik dana adalah jaminan kaeamanan terhadap simpanannya serta fasilitas-fasilitas giro dan tabungan lainnya. Bank dapat memberikan bonus kepada
16
pemilik dana namun tidak boleh menjanjikannya di muka, yaitu ketika akad. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah.
2) Prinsip Mudharabah Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pemilik dana, prinsip mudharabah dibedakan menjadi dua, yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Dalam kegiatan penghimpunan dana, prinsip mudharabah muthlaqah dapat diterapkan dalam pembukaan rekening tabungan dan deposito, sehingga tedapat dua jenis dalam penghimpunan dana berdasarkan prinsip ini, yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Ada
empat ketentuan yang harus
dipatuhi dalam
menerapkan prinsip mudharabah, baik yang berlaku untuk tabungan maupun deposito, yaitu: 1. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberian keuntungan dan atau perhitungan pembagian keuntungan serta resiko yang dapat timbul dari penyimpanan dana. 2. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu
17
ATM dan atau alat penarikan lainnya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan. 3. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung
sesuai
dengan
perjanjian
yang
telah
disepakati, namun tidak boleh mengalami saldo negatif (overdraft). Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis, maka tidak perlu dibuat akad baru. 4. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabungan dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah. Mudharabah muqayyadah (restricted
merupakan investment)
jenis di
simpanan
mana
pemilik
khusus dana
menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank. Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut: a. Pemilik dana menetapkan syarat penyaluran dana. Untuk itu bank wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus ini.
18
b. Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan buku simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening simpanan khusus supaya tidak bercampur dengan dana dari rekening lainnya. Dana khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan oleh pemilik dana. b. Penyaluran Dana Dalam penyaluran dana, bank syariah harus berpedoman kepada prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan ini, bank diwajibkan untuk meneliti secara seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat. Ketentuanketentuan lain yang berkaitan dengan penyaluaran dana perbankan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah. Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, secara garis besar terdapat empat kelompok prinsip operasional syari’ah, yaitu prinsip jual beli (bai’), sewa beli (ijarah), bagi hasil (syirkah) dan pembiayaan lainnya. 1) Prinsip Jual Beli (Bai’) Prinsip jual beli meliputi murabahah, salam dan istishna’. Prinsip murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan barang investasi.
19
Skim murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana. Ia kemudian meminta kepada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima. Salam adalah pembelian barang untuk pengantaran (delivery) yang ditangguhkan dengan pembayaran di muka. Salam
dalam
perbankan
biasanya
diaplikasikan
pada
pembiayaan berjangka pendek untuk produksi agribisnis atau industri sejenis lainnya. Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad, maka produsen harus bertanggungjawab dengan cara antara lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti dengan barang yang sesuai pesanan. Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan (inventory). Istishna’
menyerupai
pembayarannya
dapat
di
salam,
namun
muka,
dicicil
istishna’ atau
di
belakang/kemudian. Skim istishna’ dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiyaan manufactur, industri kecil dan konstruksi.
20
2) Prinsip Sewa Beli (Ijarah Wa Iqtina’ atau Ijarah muntahiyyah Bittamlik) Ijarah wa iqtina’ atau ijarah muntahiyyah bittamlik adalah akad sewa menyewa suatu barang antara bank dan nasabah di mana nasabah diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad. Dalam dunia usaha pola perjanjian ini dikenal dengan financial lease. Harga dan sewa beli ditetapkan bersama pada awal perjanjian. 3) Prinsip Bagi Hasil (syirkah) Beberapa bentuk produk yang menggunakan prinsip bagi hasil adalah musyarakah, mudharabah mutlaqah, dan
mudharabah
musyarakah
dalam
muqayyadah. perbankan,
Pengaplikasian umumnya
untuk
pembiayaan usaha di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Semua modal dicampur untuk dijadikan modal usaha, dan manajemennya
pun
dikelola
bersama-sama.
Dalam
pengimplementasian produk mudharabah muthlaqah, jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus berupa uang tunai dan apabila modal diserahkan secara bertahap diperhitungkan dengan cara perhitungan dari pendapatan proyek (revennue sharing) dan dari perhitungan keuntungan proyek (profit
21
sharing) Karakteristik mudharabah muqayyadah pada dasarnya
sama
dengan
persyaratan
mudharabah
mutlaqah, perbedaannya adalah pada penyediaan modal yang hanya untuk kegiatan tertentu dan dengan syarat yang sepenuhnya ditetapkan oleh bank. c. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadi’ah) Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenitip menghendaki. Pada dasarnya penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan amanah) artinya tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal ini bukan karena kalalaian penerima dalam memelihara barang titipan. Akan tetapi dalam aktivitas perekonomian modern penerima simpanan tidak
mungkin
akan
meng-idlekan
aset
tersebut
tetapi
mempergunakannya dalam aktivitas perekonomian tertentu. Karenanya harus memenita izin dari penitip untuk kemudian mempergunakan
asetnya
dengan
menjamin
akan
mengembalikannya secara utuh. Pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Bank sebagai penerima simpanan dapat memanfaatkan titipan atau simpanan tersebut untuk tujuan: giro dan tabungan berjangka. Konsekuensi
dari
tangan
penanggung
ini
(bank),
semua
22
keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik bank, demikian juga bank adalah penanggung seluruh kumungkinan kerugian. Sebagai imbalan penyimpan memperoleh jaminan keamanan terhadap asetnya juga fasilitas giro lainnya. Bank tidak dilarang untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau persentase secara advance, tetapi merupakan kebijakan dari manajemen bank. d. Prinsip Bagi Hasil (Profit-Sharing) Secara prinsip dalam perbankan syariah yang paling banyak dipakai adalah akad utama: al-musyarakah dan al-mudharabah, sedangkan al-muzara’ah dan al-musaqah dipergunakan khusus untuk plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh beberapa bank Islam. Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk
memberikan
suatu
tertentu
kontribusi
dana
dimana dengan
masing-masing
pihak
kesepakatan
bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan Al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan 100% modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
23
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian tersebut akibat kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut. 5. Perbedaan antara Bank Syariah dan bank Konvensional Antara bank syariah dan bank konvensional memiliki perbedaan yang sangat prinsipil, yakni menyangkut akad-akad yang ditetapkan, aspek legalitas, lembaga penyelesaian sengketa, struktur organisasi, bidang usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja (Antonio, 2001:29) , berikut penjelasannya: 1. Akad dan aspek legalitas. Di dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekwensi duniawi dan ukrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan ketentuan syari’at Islam. Di dalam perbankan syariah, apabila pihak-pihak yang melakukan akad atau trasaksi melanggar kesepakatan / perjanjian yang telah disepakati dan ditandatangani, maka konsekwensi hukum yang akan diterima tidak hanya ketika hidup di dunia saja tetapi juga kelak di hari kiamat. Semua hal dan pihak-pihak, baik barang, jasa maupun pelaku-pelaku yang terlibat dalam setiap akad transaksi perbankan syariah harus memenuhi ketentuan-ketentuan syari’ah sebagai berikut:
24
a.
Rukun: penjual, pembeli, barang, harga dan akad (ijab-qabul / transaksi). Jika salah satu rukun akad tidak terpenuhi maka akad transaksi tersebut tidak sah.
b.
Syarat-syarat, yaitu: 1) Barang dan jasa harus halal. Karena itu segala bentuk akad / transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal / haram demi hukum syari’ah. 2) Harga barang dan jasa harus jelas. 3) Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak pada biaya transportasi. 4) Barang
yang
menjadi
obyek
transaksi
harus
sepenuhnya dalam kepemilikan yang sah. Tidak diperbolehkan oleh syari’ah melakukan akad / transaksi jual beli atas barang atau sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai, seperti yang terjadi pada transaksi short sale di pasar modal. 2. Lembaga Penyelesaian Sengketa Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah terjadi perselisihan antara bank dan nasabahnya, maka kedua belah pihak tidak menyelesaikannya di Pengadilan Negeri, tetapi di Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI). Lembaga ini didirikan atas kerjasama antara Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majlis Ulama Indonesia (MUI). Karena itu, BAMUI dalam
25
menyelesaikan sengketa yang menyangkut perbankan syariah mengacu kepada hukum materi syari’ah. 3. Struktur Organisasi Bank syariah diperkenankan untuk memeliki struktur organisasi yang sama dengan bank konvensional, misalnya adanya dewan komisaris dan direksi. Namun, di sisi lain terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara struktur organisasi yang dimiliki bank syariah dan bank konvensional. Perbedaan yang mendasar itu adalah bahwa di dalam struktur organisasi perbankan syariah harus ada Dewan Pengawas Syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional (DSN). Struktur organisasi tersebut terbagi atas: a. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Fungsi utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah mengawasi jalannya operasional bank syariah sehari-hari agar selalu sesuai dengan petunjuk dan ketentuanketentuan syari’at Islam. b. Dewan Syariah Nasional (DSN) Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan lembaga otonomi di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan dipimpin
26
oleh Ketua Umum MUI dan seorang sekertaris (ex-officio). Kegiatan sehari-hari Dewan Syariah Nasional (DSN) ini dijalankan oleh Badan Pelaksana Harian dengan seorang ketua dan sekertaris serta beberapa anggota. Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi produk-produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syari’at Islam. Dewan ini bukan hanya mengawasi perbankan syariah, tetapi juga mengawasi lembagalembaga keuangan syariah lain, seperti asuransi, reksadana, modal ventura dan sebagainya. 4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Perbankan Syariah. Bank syariah tidak diperkenankan membiyai bisnis dan usaha yang diharamkan oleh syari’ah. Lembaga keuangan syariah dan perbankan syariah tidak akan memperhatikan permohonan pembiyaan dari suatu usaha atau bisnis sebelum mendapatkan kejelasan dan kepastian akan beberapa hal pokok sebagai berikut: a. Apakah obyek pembiayaan itu halal atau haram? b. Apakah proyek yang akan dibiyai itu menimbulkan madharat atau tidak? c. Apakah proyek yang akan didanai berkaitan dengan perbuatan zina / asusila lainnya? d. Apakah proyek itu berkaitan dengan perjudian? e. Apakah proyek yang akan dibiyai itu berkaitan dengan pembuatan senjata ilegal?
27
f. Apakah proyek itu dapat merugikan syi’ar Islam, baik secara langsung atau tidak langsung? 5. Lingkungan Kerja dan Corporate Culture Sebuah bank syariah sudah semestinya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan ketentuan dan petunjuk syari’ah. Dalam hal etika, misalnya sifat shiddiiq (kejujuran), amanah (dapat dipercaya), fathanah (cerdas, professional) dan tabligh (komunikatif/mampu melakukan kerja secara teamwork, keterbukaan) dan sebagainya adalah menjadi budaya kerja yang ditunjukkan oleh setiap pelaku di seluruh tingkat struktur organisasi perbankan syariah. Termasuk di dalam kaitan ini adalah cara berpakaian, pergaulan dan tingkah laku dari para karyawan merupakan cerminan bahwa mereka bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar Islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku atau pergaulan yang tidak terpuji. Demikian juga dalam mengahdapi nasabah, akhlak terpuji harus selalu dikedepankan. Secara ringkas perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
28
Tabel 2.1 Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional No.
Bank Syariah
1.
Melakukan investasiinvestasi yang halal saja 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual-beli, atau sewa. 3. Profit dan falah (kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat) oriented. 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan 5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa dewan Pengawas syariah (Antonio, 2001:34)
Bank Konvensional Investasi yang halal dan haram Memakai perangkat bunga Profit oriented
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur Tidak terdapat dewan sejenis
6. Keistimewaan Bank Syariah Bank Syariah memiliki keistimewaan-keistimewaan yang juga merupakan perbedaan jika dibandingkan dengan bank konvensional (Sumitro, 2004:22). Keistimewaan-keistimewaan tersebut adalah: a. Adanya ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank, dan nasabahnya. Kuatnya ikatan emosional keagamaan ini akan menimbulkan akibat-akibat kebersamaan dalam menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil, semua pihak yang terlibat dalam bank syariah akan memiliki tanggung jawab usaha
yang sama
sesuai dengan ajaran agamanya, sehingga semua pihak akan
29
menerima pendapatannya dengan ikhlas dan tidak ada keterpaksaan. b. Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga akan menimbulkan akibat-akibat yang positif. Akibat-akibat itu adalah: •
Cost push inflation, yaitu akibat penerapan sistem bunga pada bank konvensional dapat dihilangkan, sehingga bank syariah diharapkan mampu menjadi pendukung kebijaksanaan moneter yang handal. Sistem bagi hasil yang bebas dari bunga akan lebih aman dari krisis keuangan global dibanding dengan sistem bunga yang berlaku pada bank konvensional.
•
Memungkinkan persaingan antar bank syariah berjalan secara wajar, karena keberhasilah bank syariah ditentukan oleh fungsi edukatif bank di dalam membina nasabah dengan kejujuran, keuletan, dan profesionalisme. Akibatnya, bank syariah akan lebih mandiri dari pengaruh gejolak moneter baik dalam maupun luar negeri.
c. Pada bank syariah tersedia fasilitas kredit kebaikan (AlQardhul Hasan) yang diberikan secara cuma-cuma. Nasabah hanya berkewajiban menaggung biaya materai, biaya notaris, dan biaya studi kelayakan.
30
d. Keistimewaan yang paling menonjol dari bank syariah adalah yang melekat pada konsep (build in concept) dengan berorientasi pada kebersamaan dalam hal: •
Mendorong
kegiatan
investasi
dan
menghambat
simpanan yang tidak produktif melalui sistem operasi profit and loss sharing sebagai pengganti bunga. •
Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi
lemah
dan
tertindas
(dhu’afa
dan
mustadh’afin) melalui bantuan hibah yang diarahkan oleh bank secara produktif. Dananya bisa diperoleh dari zakat dan sedekah; serta melalui pinjaman lunak tanpa bunga (Al-Qardhul Hasan) yang dananya diperoleh dari zakat. •
Mengembangkan perdagangan
dan
produksi, memperluas
menggalakkan kesempatan
kerja
melalui kredit pemilikan barang/peralatan modal dengan pembayaran tangguh (al-murabahah) dan pembayaran cicilan (al-bai’u bithaman ajil) yang disalurkan kepada pengusaha pedagang perantara, dan konsumen dari barang yang dihasilkan pengusaha produsen. •
Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan kerugian
(profit
and
loss
sharing)
baik
yang
31
diberlakukan kepada banknya sendiri selaku mudharib atau pemegang amanah maupun kepada peminjam dalam operasi mudharabah dan musyarakah. e. Keistimewaan lain bank Syariah adalah dengan penerapan sistem bagi hasil berarti tidak membebani biaya diluar kemampuan nasabah dan akan terjamin adanya “keterbukaan”. f. Adanya
kenyataan
masyarakat
bahwa
modern
dalam
kehidupan
cenderung
ekonomi
menimbulkan
pengeksploitasian kelompok kuat (kuat ekonomi plus politik) terhadap kelompok lemah. Kenyataan ini menimbulkan reaksi balik dari kelompok lemah yang merupakan mayoritas untuk berkreasi
bagi
munculnya
kehidupan
ekonomi
yang
berkeadilan. Disinilah bank syariah dengan sistem bagi hasilnya menawarkan alternatif terhadap kehidupan ekonomi yang berkeadilan itu. 7. Konsep Bunga di Kalangan Berbagai Agama 1. Konsep Riba Di Kalangan Hindu dan Budha
(Mutasowifin,
2003:32) Catatan awal diturunkan dari teks Vedic India kuno (20001400 SM) dimana pemungut riba (kusidin) disebut berulang kali dan diinterpretasikan sebagai pemberian pinjaman dengan bunga. Hal ini juga ditemukan pada teks Sutra (700-100 SM), serta Jatakas n dalam budha (600-400 SM) pada masa inilah perasaan
32
jijik pada riba diekspresikan. Misalnya, ada larangan bagi kasta Brahmana dan Kshatriya meminjamkan uang dengan memungut bunga. Namun demikian, pada abad kedua Masehi, riba telah menjadi istilah yang lebih relatif, sebagaimana termaktub pada Laws of Manu saat itu: “stipulated interest beyond the legal rate being against (the law), cannot be recovered; they call that a usurious way (of lending)” (Jain, 1929). Dilusi makna riba ini tampaknya terus berlanjut hingga kini, dimana meskipun secara prinsip masih dikutuk, namun riba hanya merujuk pada bunga yang diterapkan diatas batas yang diterima masyarakat umum, dan tidak lagi dilarang atau dikontrol dengan cara yang signifikan. 2. Konsep bunga di Kalangan Yahudi Orang-orang Yahudi dilarang mempraktikkan pengambilan bunga. Pelarangan ini banyak terdapat dalam kitab suci mereka, baik dalam Old Testament (perjanjian lama) maupun undangundang Talmud. Kitab Exodus (keluaran) pasal 22 ayat 25 menyatakan: “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia, janganlah kamu bebankan bunga uang terhadapnya”. Kitab Deuteronomy (ulangan) pasal 23 ayat 19 menyatakan: “Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun
33
bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan." (Antonio, 2001:43).
Larangan mempraktekkan riba juga dimuat dalam Kitab Levicitus (Imamat 25: 35-37) yang isinya sebagai berikut: “apabila saudaramu
jatuh
miskin,
hingga
tidak
sanggup
bertahan
diantaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya Ia dapat hidup diantaramu. Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba” (Mutasowifin, 2003:33). 3. Konsep Bunga Di Kalangan Yunani dan Romawi (Antonio, 2001:43) Pada masa Yunani, sekitar abad VI sebelum masehi hingga I Masehi, telah terdapat beberapa jenis bunga. Basarnya bunga tersebut bervariasi bergangtung pada kegunaannya. Pada masa Romawi, sekitar abad V sebelum Masehi hingga IV Masehi, terdapat undang-undang yang membenarkan penduduknya mengambil bunga selama tingkat bunga tersebut sesuai dengan “tingkat maksimal yang dibenarkan hukum” (maximum legal rate). Nilai suku bunga ini berubah-ubah sesuai dengan
berubahnya
waktu.
Meskipun
undang-undang
34
membenarkan pengambilan bunga, tetapi pengambilannya tidak dibenarkan dengan cara bunga-berbunga (double countable). Pada masa pemerintahan Genucia (342 SM), kegiatan pengambilan bunga tidak diperbolehkan. Akan tetapi pada masa Unciaria (88 SM), praktik tersebut diperbolehkan kembali seperti semula. Meskipun demikian, praktik pengambilan bunga dicela oleh para ahli filsafat. Dua orang ahli filsafat Yunani terkemuka, Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM), mengecam praktik bunga. Begitu juga dengan Cato dan Cicero (106-43 SM). Para ahli filsafat tersebut mengutuk orang-orang Romawi yang mempraktikkan pengambilan bunga. Plato mengecam sistem bunga berdasarkan dua alasan. Pertama, bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam masyarakat. Kedua, bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin. Adapun Aristoteles dalam menyatakan keberatannya mengemukakan bahwa fungsi uang adalah sebagai alat tukar atau medium of exchange. Ditegaskannya bahwa uang bukan alat untuk menghasilkan tambahan melalui bunga. Ia juga menyebut bunga sebagai uang yang berasal dari uang yang keberadaannya dari sesuatu yang belum tentu pasti terjadi. Dengan demikian, pengambilan bunga secara tetap merupakan sesuatu yang tidak adil.
35
Penolakan para ahli filsafat Romawi terhadap praktik pengambilan bunga mempunyai alasan yang kurang lebih sama dengan yang dikemukakan ahli filsafat Yunani. Cicero memberi nasihat kepada anaknya agar menjauhi dua pekerjaan, yakni memungut cukai dan memberi
pinjaman dengan bunga. Cato
memberikan dua ilustrasi untuk melukiskan perbedaan antara perniagaan dan memberi pinjaman: a. Perniagaan adalah suatu pekerjaan yang mempunyai resiko, sedangkan member pinjaman dengan bunga adalah sesuatu yang tidak pantas. b. Dalam tradisi mereka terdapat perbandingan antara seorang pemakan bunga. Pencuri akan didenda dua kali lipat, sedangkan pemakan bunga akan didenda empat kali lipat. Ringkasnya para ahli filsafat Yunani dan Romawi menganggap bahwa bunga adalah sesuatu yang hina dan keji. Pandangan demikian itu juga dianut oleh masyarakat umum pada waktu itu. Kenyataan bahwa bunga merupakan praktik yang tidak sehat dalam masyarakat, merupakan akar kelahiran pandangan tersebut.
36
4. Konsep Riba Di Kalangan Kristen (Mutasowifin, 2003:33) Meskipun terdapat akarnya dalam agama Yahudi, debat mengenai riba oleh lembaga-lembaga gereja Kristen berlangsung selama lebih dari seribu tahun. Pada abad keempat Masehi, Gereja Katholik Roma melarang pemungutan riba bagi para rohaniwan, aturan yang kemudian diperluas bagi kalangan awam pada abad kelima. Pada abad kedelapan, di bawah Charlemagne, mereka bahkan menekan lebih dalam dan mendeklarasikan pemungutan riba sebagai tindakan kriminal. Akan tetapi seiring dengan perkembangan komersialisasi, gerakan pro-bunga juga mulai tumbuh. Munculnya protestanisme serta pengaruh pro-kapitalismenya juga berhubungan dengan perubahan ini, meskipun harus dicatat bahwa baik Luther maupun Calvin juga berkeberatan terhadap praktek riba, namun meyakini bahwa hal semacam itu tidak dapat digeneralisasi dan diterapkan secara universal. Namun demikian, meskipun larangan riba tidak termaktub secara khusus dalam Kitab Perjanjian Baru, banyak yang meyakini Lukas 6:34-35 sebagai ayat yang mengecam praktik pemungutan bunga. Ayat tersebut berisi: “Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka
37
menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orangorang jahat.” 8. Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Kaum Muslimin dilarang mengambil riba apapun jenisnya. Larangan agar Umat Islam tidak turut campur dengan riba bersumber dari berbagai surah dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. a. Larangan Riba dalam Al-Qur’an: Larangan riba yang terdapat dalam Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus melainkan diturunkan dalam empat tahap. Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahir-nya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT. Berikut adalah ayat yang turun pada saat itu:
38
( «!$# y‰ΨÏã (#θç/ö tƒ Ÿξsù Ĩ$¨Ζ9$# ÉΑ≡uθøΒr& þ’Îû (#uθç/÷zÏj9 $\/Íh‘ ÏiΒ ΟçF÷s?#u !$tΒuρ ãΝèδ y7Íׯ≈s9'ρé'sù «!$# tµô_uρ šχρ߉ƒÌ è? ;ο4θx.y— ÏiΒ ΟçF÷s?#u !$tΒuρ ∩⊂∪ tβθàÏèôÒßϑø9$# “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.(Ar-Rum: 39)
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah SWT mengancam akan memberi balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba. Dibawah ini adalah ayat yang diturunkan pada tahap kedua:
öΝçλm; ôM¯=Ïmé& BM≈t7ÍhŠÛ s öΝÍκö$n=tã $oΨøΒ§ ym (#ρߊ$yδ šÏ%©!$# zÏiΒ 5Οù=ÝàÎ6sù (#θåκçΞ ô‰s%uρ (#4θt/Ìh 9$# ãΝÏδÉ‹÷{r&uρ ∩⊇∉⊃∪ #ZÏWx. «!$# È≅‹Î6y™ tã öΝÏδÏd‰|ÁÎ/uρ öΝåκ÷]ÏΒ tÌ Ï≈s3ù=Ï9 $tΡô‰tGôãr&uρ 4 È≅ÏÜ≈t7ø9$$Î/ Ĩ$¨Ζ9$# tΑ≡uθøΒr& öΝÎγÎ=ø.r&uρ çµ÷Ζtã ∩⊇∉⊇∪ $VϑŠÏ9r& $¹/#x‹ã t “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan Karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”(An-Nisa: 160-161)
39
Tahap ketiga, riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda. Parta ahli tafsir berpendapat bahwa pengambilan bunga dengan tingkat bunga yang cukup tinggi merupakan fenomena yang banyak dipraktikkan pada masa tersebut. Pada tahap ini, Allah berfirman:
( Zπxyè≈ŸÒ•Β $Z≈yèôÊr& (##θt/Ìh 9$# (#θè=à2ù's? Ÿω (#θãΨtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ ∩⊇⊂⊃∪ tβθßsÎ=øè? öΝä3ª=yès9 ©!$# (#θà)¨?$#uρ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Ali Imron: 130) Ayat ini turun pada tahun ke-3 Hijriyah. Secara umum, ayat ini harus dipahami bahwa criteria berlipat ganda bukanlah merupakan syarat dari terjadinya riba (jikalau bunga berlipat ganda maka riba, tetapi jikalau kecil bukan riba), tetapi ini merupakan sifat umum dari praktik pembungaan uang pada saat itu. Tahap terakhir, Allah SWT dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman.
Ini
adalah
ayat
terakhir
yang
diturunkan
menyangkut riba:
40
βÎ) (##θt/Ìh 9$# zÏΒ u’Å+t/ $tΒ (#ρâ‘sŒuρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ «!$# zÏiΒ 5>ö ysÎ/ (#θçΡsŒù'sù (#θè=yèøs? öΝ©9 βÎ*sù ∩⊄∠∇∪ tÏΖÏΒ÷σ•Β ΟçFΖä. šχθßϑÎ=ôàs? Ÿω öΝà6Ï9≡uθøΒr& â¨ρââ‘ öΝà6n=sù óΟçFö6è? βÎ)uρ ( Ï&Î!θß™u‘uρ ∩⊄∠∪ šχθßϑn=ôàè? Ÿωuρ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. “(Al-Baqarah: 278279). b. Larangan Riba dalam Hadits: Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada AlQur’an, melainkan juga al-hadits. Hal ini sebagaimana posisi umum hadits yang berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut aturan yang telah digariskan melalui Al-Qur’an. Pelarangan riba dalam hadits lebih terinci. Dalam amanat terakhirnya pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah, Rasulullah SAW. masih menekankan sikap islam yang melarang riba. “ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu dan Dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba. Oleh karena itu, utang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu.
41
Kamu
tidak
akan
menderita
ataupun
mengalami
ketidakadilan.” Berikut beberapa hadits yang menbahas tentang riba: Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barang siapa memberi tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya Ia telah berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama bersalah”(HR. Muslim no. 2971, dalam kitab al masaqqah). Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tuhan sesungguhnya berlaku adil karena tidak membenarkan empat golongan memasuki surga atau tidak mendapat petunjuk darinya. (mereka itu adalah) peminum arak, pemakan riba, pemakan harta anak yatim, dan mereka yang
tidak
bertanggung
jawab
/
menelantarkan
ibu
bapaknya.” B. Preferensi Preferensi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah pilihan, kecenderungan, atau kesukaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:894). Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi
42
konsumen akan menentukan produk-produk apa yang mereka beli dari pendapatan mereka yang terbatas, dan juga permintaan (demand) untuk produk-produk (Tumpal Rumapea, 1994:300). Preferensi atau selera adalah sebuah konsep yang digunakan dalam ilmu sosial, khususnya ekonomi. Hal ini mengasumsikan pilihan
realitas
atau
imajiner
antara
alternatif-alternatif
dan
kemungkinan dari peningkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan, dan gaya hidup. Preferensi secara lebih luas yakni sebagai sumber dari motivasi. Dalam ilmu kognitif, preferensi individual memungkinkan pemilihan tujuan (http://id.wikipedia.org). Tujuan pemasaran suatu perusahaan adalah memenuhi dan melayani kebutuhan serta keinginan konsumen, namun untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen tidaklah mudah. Oleh karenanya untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan yang mereka inginkan salah satunya dengan memahami keinginan, persepsi dan preferensi serta perilaku belanja pelanggan yang menjadi sasaran mereka. Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk, barang, atau jasa yang dikonsumsi. Kotler berpendapat bahwa preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk atau jasa yang ada. Dengan demikian teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin
43
mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk atau jasa dengan sumber daya terbatas maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna
atau
utilitas
yang
diperoleh
mencapai
optimal
(http://id.wikipedia.org) Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk atau jasa. Atribut yang ditampilkan pada suatu produk atau jasa dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk dan jasa menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut, sekaligus
dapat
mencerminkan
perilaku
konsumen
dalam
menggunakan atau menkonsumsi suatu produk atau jasa (Hartoyo, 2006). Kotler (2000) mengatakan bahwa konsumen memproses informasi tentang produk didasarkan pada pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Timbulnya pembelian suatu produk terlihat dimana konsumen mempunyai kebutuhan yang ingin dipuaskan. Konsumen akan mencari informasi tentang manfaat produk dan selanjutnya mengevaluasi atribut produk tersebut. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya, dari sini akan menimbulkan preferensi konsumen terhadap merek yang ada. Menurut Lilien, Kotler, dan Moriarthy (1995) dan dan Kotler 2000 dalam bukunya Simamora
44
(2004), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Sebagai contoh, sekaleng susu instant merupakan sekumpulan atribut yang terdiri dari rasa, kandungan gizi, harga, ukuran, dan reputasi. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar akan memperhitungkan atribut harga sebagai yang utama. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut kesan merek. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang menginginkan besarnya gambar televisi. Maka kepuasan tertinggi akan diperoleh dari televisi paling besar dan kepuasan terendah dari televisi paling kecil. Dengan kata lain, semakin besar ukuran televisi, maka kepuasan juga semakin besar.
45
Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi. Proses evaluasi yang dimaksud adalah aturan kompensasi dan bukan kompensasi. Membeli merupakan kegiatan tertentu dari proses perencanaan, pembelian dan mengkonsumsi produk-produk. Untuk menerangkan tentang mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu, perlu dipahami latar belakang pembeli yang bersangkutan, dan harus diketahui pengetahuan dan pengalaman orang tersebut berkaitan dengan produk atau merek yang akan dikonsumsi. Preferensi konsumen berhubungan erat dengan permasalahan penetapan pilihan sikap dasar yang digunakan untuk menerangkan pilihan, menentukan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan. Hubungan preferensi seperti dikutip Adiwarman Karim dalam pilihan rasional biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar yang mengasumsikan tiap orang dapat membuat atau menyusun semua rangking, kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai, yaitu: (Karim, 2003: 83) 1. Kelengkapan (completeness) Jika A dan B adalah dua kondisi, maka tiap orang harus bisa menspesifikasikan; A lebih
disukai
daripada
B,
atau
sebaliknya, atau sama-sama disukai.
46
2. Trasnsitivitas (transitivity) Jika seseorang mengatakan bahwa dia lebih suka A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka dia harus lebih menyukai A daripada C. 3. Kontinuitas (continuity) Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B, maka situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai daripada B. Masing-masing kondisi atau situasi tersebut memberikan pengaruh
yang
berbeda-beda
kepada
seseorang
dalam
mengkonsumsi produk. Setelah mengenal seseorang mulai menimbang baik buruk untung rugi melakukan sesuatu atau memanfaatkan produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan mencari informasi dan membandingkan suatu produk. Keyakinan terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk tersebut. Proses ini sangat penting karena menentukan seseorang menerima atau menolak produk itu. Dalam proses mencoba, biasanya seseorang merasakan langsung dampak dari apa yang Ia coba. Dari situlah seseorang akan menetapkan keputusan untuk menerima atau menolak, walaupun tidak semua produk harus dirasakan langsung untuk dapat mendorong suatu keyakinan.
47
Dari beberapa pengertian di atas, pengertian preferensi dalam penelitian ini adalah pilihan nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, dalam penelitian ini khususnya Bank Mega Syariah. Keputusan nasabah untuk memilih produk atau jasa bank syariah dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ada yang dapat dikendalikan dan ada pula yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak manajemen perusahaan. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh pihak manajemen yaitu berupa bauran pemasaran, dalam hal ini pemasaran jasa, yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, SDM, bukti fisik, dan proses. Sementara faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak manajemen yaitu faktor ekonomi, faktor teknologi, faktor politik, faktor budaya, serta faktor yang berkaitan dengan karakteristik nasabah. Faktor yang berkaitan dengan karakteristik nasabah ini terdiri dari faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Pembahasan mengenai faktor-faktor diatas akan dibahas lebih lanjut pada sub bab Perilaku Konsumen. Dalam kesempatan ini peneliti mengangkat beberapa faktor yang
mempengaruhi
preferensi/keputusan
nasabah
dalam
menggunakan produk dan jasa bank syariah. Faktor-faktor tersebut adalah faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor merek
48
dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor lokasi, faktor sosial, dan faktor produk. C. Perilaku Konsumen 1. Definisi Perilaku Konsumen Dalam bukunya, Philip Kotler (2004) menjelaskan bahwa: “Consumer behavior is activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow these action”. “Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat
dalam
mendapatkan,
mengkonsumsi,
dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”. 2. Model Perilaku Konsumen Semua konsumen (nasabah) tentunya akan membuat berbagai
macam
keputusan
untuk
menggunakan
atau
mengkonsumsi suatu produk ataupun jasa. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen sering kali masih menjadi masalah yang kompleks karena menyangkut berbagai hal yang sangat kompleks yang mendasari pengambilan keputusan tersebut. Pihak manajemen bank diharapkan dapat lebih memahami apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan nasabah untuk melakukan pembelian (menggunakan produk/jasa bank). Tujuan pembelian ini memang sangat kompleks karena
49
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
rangsangan
pemasaran,
ekonomi, teknologi, politik, budaya, serta karakteristik konsumen (nasabah) itu sendiri. Pemahaman mengenai faktor-faktor tersebut menjadi hal yang penting untuk diketahui pihak manajemen agar nantinya faktor dominan ini dapat dijadikan acuan dalam memahami tentang keputusan konsumen (nasabah) untuk dijadikan poin penting yang harus selalu diperhatikan pihak manajemen. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen (nasabah) dapat dilihat dari gambar model perilaku pembelian berikut ini. Gambar 2.1 Model Perilaku Pembelian Pemasaran dan
Kotak Hitam
Rangsangan Lain
Pembeli/Konsumen
Tanggapan Pembeli/Konsumen
Pemasaran
Lainnya
Karakteristik
Proses
Pilihan produk
Produk
Ekonomi
pembeli/kon-
pengambilan
Pilihan merek
Harga
Teknologi
sumen
keputusan
Pilihan dealer
Tempat
Politik
pembeli
Penetapan waktu pem-
(distribusi)
Budaya
belian
Promosi
Jumlah pembelian
Sumber: Kotler dan Armstrong, 2004:200. Gambar
diatas
menunjukkan
bahwa
rangsangan-
rangsangan pemasaran dan rangsangan lain akan masuk ke dalam “kotak hitam” konsumen (nasabah) yang berisi
50
karakteristik konsumen kemudian disini terjadi proses keputusan konsumen yang menghasilkan keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk atau jasa tertentu. Dari proses
ini
akhirnya
menghasilkan
sebuah
keputusan
pembelian. Menurut Philip Kotler, seorang konsumen di dalam menentukan pilihannya terhadap suatu barang atau jasa sangat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Sebagian besar dari faktor-faktor tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pemasar
(manajemen),
namun
hal
ini
tetap
harus
dipertimbangkan. Keempat faktor tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Budaya Sosial Pribadi
Budaya Kelompok Acuan
Subbudaya
Keluarga
Peran dan status Kelas Sosial
Psikologi
Umur dan tahap dalam siklus hidup
Motivasi
Pekerjaan
Persepsi
Situasi Ekonomi
Pembelajaran
Gaya hidup
Kepercayaan dan sikap
Pembeli
Kepribadian dan konsep diri
51
Dari gambar diatas, terlihat bahwa karakteristik yang mempengaruhi prilaku konsumen (nasabah) ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: 1) Faktor budaya yang terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial. 2) Faktor sosial yang terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status. 3) Faktor pribadi yang terdiri dari umur, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. 4) Faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan, sikap dan kepercayaan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka faktor budaya dan sosial bisa dikategorikan faktor eksternal, sedangkan faktor pribadi dan psikologis merupakan faktor internal. Faktor-faktor tersebut yang dikategorikan sebagai faktor eksternal maupun faktor internal merupakan penentu perilaku seseorang dalam mengambil keputusan, baik dalam hal mengkonsumsi
barang/jasa,
menabung,
berasuransi,
melakukan kegiatan investasi serta melakukan kegiatan ekonomi lainnya. Namun dalam hal ini peneliti tidak akan membahas secara keseluruhan faktor-faktor tersebut diatas. Pembahasan berkaitan dengan faktor karakteristik nasabah ini hanya akan tertuju pada pembahasan:
52
1) Karakteristik Demografi dan Sub Budaya, (dimana dalam faktor sub budaya terdapat agama). 2) Faktor Sosial (kelompok acuan dan faktor keluarga). 3) Faktor Psikologi (kepercayaan dan sikap). Pembahasan mengenai karakteristik demografi dan agama nantinya
hanya
perbandingan
sebatas
kelompok
untuk nasabah
mengetahui dengan
jumlah
karakteristik
demografi dan agama tertentu yang berpreferensi terhadap bank syariah khususnya Bank Mega Syariah. Sedangkan pembahasan faktor kelompok acuan, faktor keluarga, serta faktor kepercayaan dan sikap dibahas untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi keputusan nasabah untuk berpreferensi terhadap Bank Mega Syariah. 1) Karakteristik Demografi dan Sub Budaya, (Dimana dalam faktor sub budaya terdapat agama). Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk
lainnya
bertindak
berdasarkan
naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Budaya menggambarkan nilai-nilai, ide, sikap dan tindakan dari suatu masyarakat. Budaya yang ada dalam masyarakat biasanya dibagi dalam beberapa
53
bagian yang lebih kecil. Inilah yang disebut dengan sub budaya. Setiap sub budaya terdiri dari beberapa sub budaya yang lebih kecil. Sub budaya termasuk nasionalisme, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasaran sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka berdasarkan
pada
sub
budaya.
Menurut
Ujang
Sumarwan suatu budaya akan terdiri atas beberapa kelompok kecil lainnya, yang dapat dicirikan oleh adanya perbedaan prilaku antara kelompok kecil tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan kepada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi konsumen. Konsep sub budaya sangat terkait
dengan
demografi.
Demografi
akan
menggambarkan secara detail karakteristik seseorang.
54
Tabel 2.2 Karakteristik Demografi dan Sub Budaya NO
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
CONTOH SUB BUDAYA
1.
Usia
Anak-anak, remaja, dewasa, lansia
2.
Agama
Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu
3.
Pendidikan
SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, S1, S2, S3
4.
Pekerjaan
PNS, Karyawan Swasta, Guru, Lainnya
5.
Pendapatan/ gaji
< Rp.1.000.000 s/d >Rp.10.000.000
6.
Tempat tinggal
DKI Jakarta, lainnya
Sumber: Sumarwan, 2000:198 2) Faktor Sosial (Kelompok acuan dan faktor keluarga). Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, status dan peran sosial. Dalam hal ini peneliti hanya akan membahas tentang kelompok acuan dan faktor keluarga. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.
Beberapa
kelompok
keanggotaan
merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan
55
seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok
keagamaan,
perdagangan
profesi
dan
asosiasi
yang cenderung lebih formal dan
membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka. menjalani
Kelompok perilaku
acuan dan
membuat
gaya
hidup
seseorang baru
dan
mempengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Dalam hal ini misalnya, seseorang menjadi nasabah Bank A dikarenakan perusahaan tempat Ia
bekerja
telah merujuk Bank A untuk menangani penyaluran gaji kepada karyawan. Keluarga
merupakan
organisasi
pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh (Kotler, 2006:219). Dalam hal ini saran-saran yang diterima dari kelompok primer seperti keluarga ataupun teman akan dijadikan
masukan-masukan
yang
sangat
56
dipertimbangkan oleh seorang nasabah dalam membuat suatu keputusan pembelian (preferensi terhadap suatu bank). 3) Faktor Psikologi (Faktor kepercayaan dan sikap). Pilihan membeli seseorang juga dapat dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan dan sikap. Keyakinan/kepercayaan
adalah
gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan
dan
bertahan
lama
pada
seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu (Kotler, 2006:238) Faktor-faktor tersebut juga merupakan alat bagi konsumen
untuk
mengumpulkan merumuskan
mengenali dan
fikiran,
perasaan
menganalisis pendapat
dan
mereka, informasi,
mengambil
tindakan (Lamb, 2001:224). Dalam hal ini kepercayaan dan sikap tehadap fatwa MUI mengenai haramnya bunga bank dapat dijadikan
57
sebuah alasan mengapa seseorang memilih bank syariah. D. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau Marketing Mix adalah strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Hampir semua perusahaan melakukan strategi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan yang demikian ketat saat ini. Kombinasi yang terdapat dalam komponen Marketing Mix harus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaan dan penerapan komponen ini harus dilakukan dengan memperhatikan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena antara satu komponen dengan komponen lainnya saling berkaitan erat guna mencapai tujuan perusahaan dan tidak efektif jika dijalankan sendirisendiri. Marketing Mix merupakan kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan (bank) untuk mempengaruhi tangapan konsumen (nasabah). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Marketing Mix merupakan salah satu perangkat yang menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan kesemuanya itu ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (nasabah) sehingga dapat mempengaruhi keputusan nasabah untuk memilih/berpreferensi terhadap suatu bank.
58
Penggunaan bauran pemasaran (Marketing Mix) dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank. Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran (Marketing Mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu: 1. Product (produk) 2. Price (harga) 3. Place (tempat/saluran distribusi) 4. Promotion (promosi) Sedangkan Boom dan Bitner (dalam Kasmir, 2008:120) menambah dalam bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4P, ada tambahan dengan 3P yaitu: 1. People (orang), 2. Physical evidence (bukti fisik), 3. Process (proses). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran (Marketing Mix) untuk produk jasa jika digabungkan menjadi 7P, yaitu: (Kasmir, 2008: 123) 1. Product (produk): Di
dunia
perbankan,
dimana
produk
yang
dihasilkan berbentuk jasa, maka akan dijelaskan ciri-
59
ciri produk yang berbentuk jasa tersebut. Adapun ciriciri karakteristik jasa adalah sebagai berikut: Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa tersebut dibeli atau dikonsumsi. Tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli dan penjual jasa saling berkaitan satu sama lainnya, tidak dapat dititipkan melalui orang lain. Beraneka ragam, artinya jasa dapat diperjual belikan dalam berbagai bentuk atau wahana seperti tempat, waktu, atau sifat. Tidak tahan lama, jasa tidak dapat disimpan begitu jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi. Selama beberapa tahun terakhir, bisnis industri perbankan khususnya Bank Syariah telah melakukan usaha-usaha
yang
mengarah
pada
pemenuhan
kebutuhan nasabah. Berbagai macam produk baru yang inovatif diciptakan sebagai pengembangan ke arah peningkatan untuk membuat nasabah menjadi lebih fleksibel dalam melakukan setiap transaksi dan untuk menarik minat calon nasabah agar mau berinvestasi. 2. Price (harga) Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran. Bagi perbankan,
60
terutama bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi, dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan lain-lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil. Para pengambil keputusan baik dalam perusahaan maupun bank sering menghadapi persaingan harga dengan pesaingnya. 3. Place (tempat) Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yag terletak
dalam
lokasi
yang
strategis
sangat
memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank. Pada umumnya lokasi kantor bank cendrung mendekati konsumen seperti pasar, dan/atau pusat perekonomian yang mudah dijangkau oleh nasabah. Disamping lokasi yang strategis, lay out gedung dan lay out ruangan juga mendukung faktor lokasi tresebut. 4. Promotion (promosi) Promosi atau komunikasi pemasaran (Promotion) adalah aktivitas yang dilakukan untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima,
61
membeli sekaligus loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan. Dalam praktiknya paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Pertama, promosi melakukan periklanan, kedua melalui promosi penjualan, ketiga publisitas, dan keempat adalah promosi melalui penjualan pribadi. 5. People (orang) Dalam bauran pemasaran jasa, yang dimaksud dengan people adalah semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan. People meliputi kegiatan untuk karyawan, seperti kegiatan
rekrutmen,
pendidikan
dan
pelatihan,
motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta pelanggan yang menjadi nasabah atau calon nasabah. People termasuk juga kualitas SDM (kualitas manajemen), serta keterampilan para karyawan dalam melayani nasabah, seperti keramahan, kecepatan pelayanan, sikap yang tanggap, dan kesabaran dalam
62
melayani
nasabah
merupakan
hal
yang
sangat
mempengaruhi kepuasan nasabah. 6. Physical evidence (bukti fisik) Physical evidence terdiri dari adanya logo atau symbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan. Kepercayaan nasabah dapat dipengaruhi juga oleh bukti
fisik
dilapangan.
Dalam
hal
ini
adalah
kemudahan yang ditawarkan oleh pihak bank dalam memanjakan nasabahnya sehingga nasabah semakin loyal dan semakin bertambah kepercayaannya sehingga menimbulkan nilai kepuasan terhadap produk/ jasa yang ditawarkan, seperti mudah menemukan ATM, banyaknya kantor cabang, kemudahan dalam setiap transaksi dan masih banyak lagi. 7. Process (proses) Process merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan. Proses yang cepat dan syarat-syarat yang tidak berbelit-belit dapat dijadikan
63
salah satu strategi pasar dalam menarik perhatian nasabah. E. Penelitian Terdahulu Sebagai pelajaran dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan dengan judul yang diambil peneliti. Penelitian-penelitian tesebut diantaranya: 1. Penelitian oleh Sudin Haron, Norafifah Ahmad dan Sandra L. Plainsek yang berjudul “Bank Patronage Factors of Muslim and Non-Muslim Customers (1994)”. Jurnal ini memberi kesimpulan bahwa faktor agama bukanlah pertimbangan utama dalam pemilihan bank, dan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara responden muslim dan non-muslim dalam menetapkan kriteria-kriteria utama dalam pemilihan bank. Penelitian ini menyebutkan bahwa 3 kriteria penting untuk proses pemilihan bank menurut nasabah muslim adalah: pertama, pelayanan yang cepat dan efisien, kedua, kecepatan transaksi, dan yang ketiga, keramahan personil bank. Begitu juga nasabah non-muslim, 3 kriteria terpenting dalam pemilihan bank
yaitu: pertama,
keramahan personil bank, kedua, pelayanan yang cepat dan efisien, dan yang ketiga, dan reputasi serta citra bank. 2. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang berjudul “Potensi, Preferensi, Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah:
64
Studi Pada Wilayah Propinsi Jawa Timur” yang merupakan penelitian yang diselenggarakan atas kerjasama Bank Indonesia dengan Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya tahun 2000. Penelitian ini mengklasifikasikan masyarakat sebagai responden penelitian ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok masyarakat individual dan masyarakat perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat individual untuk memilih bank syariah adalah: (1) informasi dan penilaian, (2) humanism dan dinamis, (3) ukuran dan fleksibilitas pelayanan, (4) kebutuhan, (5) lokasi, (6) keyakinan dan sikap, (7) materialisme, (8) keluarga, (9) peran dan status, (10) kepraktisan dalam menyimpan kekayaan, (11) perilaku pasca pembelian, (12) promosi langsung, dan (13) agama. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk memilih bank syariah adalah: (1) progresif dan efisiensi, (2) promosi, (3) keamanan dan kecepatan pelayanan, (4) harga, (5) kebutuhan kredit dan faktor pembayaran, (6) brand name, (7) features (bentuk produk), (8) keyakinan dan sikap, (9) peran dan status, (10) mitra usaha, (11) norma etika masyarakat, (12) lokasi, (13) materialisme, (14) usia dan tahapan perusahaan. Dari hasil estimasi logit masyarakat individual dapat dikemukakan bahwa keputusan memilih atau tidak memilih bank syariah dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu: (1) payment period, (2) warranties, (3)
65
location, (4) economic circumstances, (5) role and statuses, (6) age and lifecycle stages dan (7) family, serta satu variabel yang lain yaitu: (8) pendidikan. Diantara tujuh faktor tersebut faktor yang paling dominan adalah faktor lokasi. Sedangkan hasil estimasi logit perusahaan menunjukkan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk memilih bank syariah atau bank konvensional, yaitu: (1) service, (2) size, (3) brand name, (4) reference group. Faktor yang paling dominan adalah faktor reference group. 3. Penelitian berikutnya adalah sebuah tesis yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri” oleh Samsudin, tahun 2004. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah berjumlah 26 faktor, yang kemudian dikelompokkan kembali ke dalam 7 faktor. Faktor-faktor tersebut adalah: (1) faktor syariah, (2) faktor produk, (3) faktor fasilitas dan pelayanan, (4) faktor lokasi dan tempat, (5) faktor dorongan, promosi, dan sosialisasi, (6) faktor merek dan kualitas manajemen, (7) faktor return. Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa
faktor
dominan
yang
mempengaruhi
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri adalah faktor fasilitas dan pelayanan yang terdiri atas lima atribut faktor antara lain: faktor fasilitas banyaknya cabang BSM
66
di berbagai daerah, faktor fasilitas banyaknya (jaringan) ATM BSM, faktor fasilitas sarana pelayanan transaksi perbankan yang lengkap, faktor pelayanan yang cepat dari para karyawan/ti BSM dan faktor pelayanan yang ramah dari para karyawan/ti BSM. 4. Penelitian selanjutnya adalah sebuah jurnal yang berjudul “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa Perbankan Syariah” oleh Amat Yunus (2005). Dari analisis terhadap data 151 responden dalam penelitian ini, diperoleh informasi, dasar pertimbangan masyarakat dalam memilih bank antara lain karena aksesibilitas (25,1%), pelayanan (19,9%), jaringan kantor dan fasilitas ATM (20,8%) serta kesesuaian dengan syariah agama (15,6%). Kepopuleran bank bukan merupakan alasan yang dominan, karena hanya 2,4%. Hanya sebagian kecil masyarakat yang menjadikan tingkat bunga atau bagi hasil sebagai dasar utama (3,8%). Selain faktor tersebut, ada sekelompok responden yang menggunakan bank karena atas rujukan dari tempat Ia bekerja. Dalam penelitian ini juga terdapat 5 variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap minat untuk menggunakan bank syariah, variabel tersebut antara lain adalah: (1) tingkat pengetahuan agama, (2) pendidikan, (3) pengetahuan tentang bank syariah, (4) sikap terhadap fatwa MUI tentang bunga bank, dan (5) pendapatan. Dari lima variabel yang ada setelah dilakukan uji seluruh model (Uji G), uji reduksi, dan uji Wald
67
diperoleh tiga variabel yang signifikan, yaitu: tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan tentang bank syariah, dan sikap terhadap fatwa MUI tentang bunga bank. Sementara dua variabel lainnya yaitu tingkat pendapatan dan tingkat pengetahuan agama direduksi karena variabel tersebut tidak signifikan secara statistic pada α=5%. 5. Penelitian berikutnya adalah sebuah jurnal yang berjudul “Why Do Malaysian Customers Patronise Islamic Banks” oleh Asyraf Wajdi Dusuki dan Nurdianawati Irwani Abdullah (2007). Dalam penelitian ini terdapat 3 faktor yang mempengaruhi masyarakat Malaysia memilih bank syariah: (1) reputasi dan pelayanan, (2) Convenience/harga produk, dan (3) tanggung jawab sosial dari bank syariah. Tiga faktor tersebut memiliki masing-masing atribut faktor sebagai berikut: (1) faktor reputasi dan pelayanan, terdiri dari: personil bank yang kompeten dan berpengetahuan, image dan reputasi islam, lingkungan kerja
islami, personil yang ramah,
reputasi ekonomi, dan pelayanan yang cepat dan efisien dari customer service, (2) faktor Convenience/harga produk, terdiri dari: lokasi bank dekat dengan rumah atau tempat bekerja, convenience (kenyamanan tempat parkir, interior gedung yang nyaman), dan harga produk. (3) faktor tanggung jawab sosial dari bank, terdiri dari: involve community pemberian donasi atau beasiswa, environmental practice and impact, peduli terhadap
68
hak-hak asasi manusia. Berikut ini adalah hasil ranking dari kriteria pemilihan bank menurut masyarakat Malaysia: (1) personil bank yang kompeten dan berpengetahuan, (2) personil bank yang ramah, (3) kualitas customer service, (4) image dan reputasi islam, (5) reputasi ekonomi, (6) peduli terhadap hak asasi manusia, (7) lingkungan kerja yang islami, (8) convenience (kenyamanan tempat parkir, interior gedung yang nyaman), (9) pemberian donasi atau beasiswa, (10) environmental practice and impact, (11) harga produk, (12) lokasi dekat dengan rumah atau tempat bekerja. 6. Jurnal berikutnya adalah karya Erwin Burhanudin dan Siti Nurul Ngaini yang berjudul “Analisis Minat Konsumen Untuk Bertransaksi Pada Perbankan Syariah Di Kota Yogyakarta” tahun (2005). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan penilaian sikap konsumen menunjukkan bahwa konsumen cenderung bersifat negatif terhadap perbankan syariah, tetapi variasi produk memberikan keyakinan paling tinggi. Kemudian sikap konsumen menunjukkan bahwa nilai yang terrendah adalah menanamkan kepercayaan kepada konsumen. Pengaruh pihak lain dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan perbankan syariah di kota Yogyakarta lebih kuat daripada sikap konsumen sendiri.
69
7. Penelitian selanjutnya yang dijadikan sebagai gambaran adalah sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan Produk dan Jasa Bank Syariah” oleh Badai Arif dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini mengukur seberapa besar faktor-faktor yang diambil peneliti 7berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah. Faktor-faktor itu adalah: faktor syariah, faktor produk, faktor fasilitas dan pelayanan, faktor lokasi, faktor promosi, dorongan dan sosialisasi, dan faktor merek. Pada penelitian ini ditemukan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi keputusan nasabah bukan berasal dari faktor syariah, melainkan dari faktor lain yaitu faktor lokasi. 8. Penelitian selanjutnya yang dijadikan sebagai gambaran adalah sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Pelayanan Perbankan” oleh Adnan Halim dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa pelayanan perbankan. Faktor-faktor itu adalah: faktor personel dan karyawan, faktor kredibilitas, faktor lokasi, faktor keunggulan, faktor internal, faktor eksternal dan faktor kenyamanan. Pada penelitian ini
70
ditemukan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi keputusan nasabah yaitu faktor personel dan karyawan. 9. Penelitian yang terakhir adalah sebuah jurnal yang berjudul “Choice of Financing Amongst Malays: Between Religiosity and Perception” oleh Wan Marhaini Wan Ahmad dkk (2006). Dalam penelitian ini terdapat 6 faktor yang mempengaruhi masyarakat Malaysia memilih lembaga keuangan: faktor 1 terdiri dari variabel pelayanan elektronik, masa kredit, dan produk islami, faktor 2 terdiri dari variabel akses yang dekat, pelayanan yang ramah dan efisien, faktor 3 terdiri dari variabel rekomendasi orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman, dan faktor 6 terdiri dari variabel yang berhubungan dengan kedekatan bank dengan rumah dan tempat bekerja. F. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid, 2007:26 ). Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah penulis menggunakan teknik analisis faktor. Sebelum melakukan analisis faktor
71
untuk mendapatkan bentuk faktor-faktor yang baru, penulis akan melakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Faktor-faktor yang akan dianalisis sejumlah delapan faktor, yaitu faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor merek dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor lokasi, faktor sosial, dan faktor produk. Setelah dianalisis maka akan ditarik sebuah kesimpulan terhadap variabel terikat (dependen), dalam hal ini yaitu preferensi nasabah. Untuk memperjelas jalannya penelitian ini, maka peneliti membuat kerangka berpikir sebagai berikut:
72
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian
1. Sistem bagi hasil yang adil 2. Prinsip syariah dalam transaksi 3. Transaksi perbankan bebas bunga 4. Pembiayaan hanya untuk bisnis halal 5. Setuju dengan fatwa bahwa bunga haram 6. Bunga bertentangan dengan agama 7. Nama bank terkenal dan terpercaya 8. Kelompok perusahaan PARA Group 9. Manajemen profesional 10. Banyaknya kantor cabang 11. Banyaknya jaringan ATM
Faktor ke-1
12. Sarana pelayanan transaksi lengkap 13. Kecepatan pelayanan
Faktor ke-2
14.Keramahan pelayanan 15. Pelayanan tanggap dan memuaskan 16. Kesabaran pelayanan
Analisis Faktor
Faktor ke-3
17. Lokasi strategis 18. Lokasi mudah ditemukan
Faktor ke-n
19. Kenyamanan gedung 20. Rujukan dari perusahaan 21. Rekomendasi keluarga 22. Rekomendasi teman 23. Keberagaman produk 24. Keuntungan menggunakan produk
25. Tingkat bagi hasil sesuai harapan
73
G. HIPOTESIS Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Dalam dialek Indonesia disebut dengan hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna (Bungin, 2005:75). Hipotesis dalam sebuah penelitian baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan dan jawaban itu masih diuji secara empirik kebenaranya. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat kesimpulan sementara atau hipotesis : 1. Diduga faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor merek dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor lokasi, dan faktor sosial adalah faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa Bank Mega syariah.
74
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah Bank Syariah, (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)”, maka penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sikap pilihan nasabah ini
akan
dilakukan di Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim, Jakarta Selatan. Alasan penulis memilih Bank Mega Syariah (BSMI) sebagai subjek penelitian adalah karena Bank Mega Syariah merupakan salah satu bank syariah yang memiliki pertumbuhan nasabah cukup baik dan telah meraih berbagai penghargaan. Bukti prestasi kinerja Bank Mega Syariah dapat dilihat dari banyaknya penghargaan yang diperoleh.
Sejak
tahun
2004
Bank
Mega
Syariah
sudah
mengumpulkan 11 penghargaan dari berbagai institusi dan majalah. Salah satunya adalah penghargaan yang diraih Bank Mega Syariah sebagai Best Performance Banking 2010 untuk kategori bank syariah dari ABFI (ASEAN Banking Financial and Informative Institute). Kemudian alasan penulis memilih Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim sebagai lokasi penelitian yaitu karena KCP Panglima Polim merupakan KCP yang berada di area heterogen, yaitu mencakup wilayah perkantoran, pertokoan, pasar, dan pemukiman.
75
Penelitian yang dilakukan di Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim ini dilaksanakan kurang lebih selama satu (1) bulan untuk memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan oleh penulis. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi/pilihan nasabah untuk menggunakan produk dan jasa Bank Mega Syariah. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1983:141 dalam Zuriah, 2006:116). Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh nasabah Bank Mega Syariah. 2. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan nasabah Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim. Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 responden. Sebelum dilakukan pengambilan sampel sejumlah 100 responden, dilakukan try out terlebih dahulu kepada 30 responden untuk menguji validitas dan reliabilitas dari
76
instrumen penelitian yang digunakan. Jika instrumen penelitian terbukti valid dan reliabel maka akan dilakukan pengambilan sampel yang sebenarnya yang berjumlah 100 orang responden. Pengambilan sampel sejumlah 100 responden didasarkan pada teori Singgih Santoso yang menyatakan bahwa dalam metode analisis faktor, secara umum jumlah sampel yang dianjurkan antara 50 sampai 100 sampel, mengingat metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis faktor yang akan dibahas lebih lanjut pada sub bab metode analisis data pada penelitian ini. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling bertujuan atau Purposive Sampling. Teknik ini ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya (Usman, 2009: 45). Purposive Sampling merupakan pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Pada dasarnya jika pihak interviewer menganggap jika calon responden yang dihubungi termasuk ke dalam bagian objek penelitian, tanpa memperhatikan segi hubungannya dengan interviewer, maka pihak interviewer dapat memilih langsung calon responden tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui
77
dijadikan sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2007:29). C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1.
Studi Pustaka Dalam studi pustaka ini penulis membaca, meneliti, mempelajari bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, artikelartikel, jurnal-jurnal, surat kabar, internet dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui studi ini akan didapat konsep, teori, dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan.
2.
Studi Lapangan Untuk mendapatkan data primer dapat dilakukan melalui studi lapangan, berupa eksperimen, observasi, atau wawancara dengan metode kuesioner (Hamid, 2007:33). Studi lapangan yang digunakan untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini bersumber dari wawancara. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting
yang diinginkan.
(Zuriah, 2006:179).
78
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interviewee telah ditetapkan terlebih dahulu (Zuriah, 2006:180). Dalam teknik pengumpulan data dengan metode wawancara ini instrumen penelitiannya adalah berupa kuesioner. Dalam hal ini kuesioner yang dibuat terkait dengan faktorfaktor yang mempengaruhi preferensi nasabah Bank Mega Syariah. Pemilihan metode wawancara dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan,
diantaranya
yaitu
responden/interviewee
dalam
mempermudah
penyamaan
dalam
pertanyaan yang diajukan
untuk
memberikan persepsi
mempermudah informasi pada
dan
pertanyaan-
dari pihak interviewer kepada pihak
interviewee. Penelitian dengan metode wawancara terstruktur ini tergolong kepada tipe penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh dari kuesioner
berupa
data
kuantitatif/angka
yang
akan
diolah
menggunakan sebuah teknik analisis data yang akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya. Penelitian kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah yang berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. (http://id.wikipedia.org)
79
D. Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Teknik analisis faktor digunakan untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan faktor manakah yang paling dominan yang mempengaruhi preferensi nasabah, dan mengetahui sejauh mana faktor-faktor yang diduga peneliti pada awal penelitian mempengaruhi preferensi nasabah, khususnya nasabah Bank Mega Syariah. Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran, sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran maka akan bisa menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan skala Likert. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang sebuah fenomena sosial.
80
Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini menggunakan skala Likert dengan rumusan sebagai berikut: SS
= Sangat Setuju
diberi skor 5
S
= Setuju
diberi skor 4
R
= Ragu-ragu
diberi skor 3
TS
= Tidak Setuju
diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu Validitas dan Reliabilitas : 1. Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang dibuat sudah betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, jika sebuah kuesioner/instrumen penelitian sudah dinyatakan valid berarti kuesioner tersebut mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang hendak diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Correlations, jika
81
butir pertanyaan itu valid terdapat tanda bintang (*) pada hasil Pearson Correlation. 2. Uji Reliabilitas Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahapan berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrument penelitian yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap peryataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:4) Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan tehnik tertentu. Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung Cronbach Alpha masing-masing variabel. Untuk proses pengolahan data pada penelitian ini, penulis menggunakan program SPSS versi 17. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006:42) Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel maka proses selanjutnya adalah proses analisis data yang dilakukan dengan teknik analisis faktor.
82
3. Analisis Faktor. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Sebagai contoh, ada 10 variabel yang bersifat independen satu dengan yang lain. Dengan analisis faktor, kesepuluh variabel tersebut mungkin bisa diringkas hanya menjadi 3 kumpulan variabel baru (new set of variables). Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, dimana faktor tetap mencerminkan variabel-variabel aslinya (Santoso, 2006:11) Jadi analisis faktor ingin menemukan suatu cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (factor) (Ghozali, 2001:267). Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3..................+AimFm+ViUi Dimana: Xi
: Variabel standar yang ke-i
Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-I pada common factor j
83
F
: Common factor
Vi
: Koefisien regresi berganda standar dari variabel ke-i pada
faktor unik-i Ui
: Faktor unik variabel-i
m
: Banyaknya common factor
Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common factor. Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel yang diteliti, dengan persamaan: Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + .................... + WikXk Dimana: Fi
: Faktor ke-I yang diestimasi
Wi : Bobot atau koefisien Core Factor Xk : Banyaknya variabel X pada faktor ke-k Proses analisis faktor (Santoso, 2005:14) Setelah sampel didapat dan diuji, langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi: a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan metode Bartlett Test of Sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy). Uji KMO dan Bartlett Test memiliki beberapa ketentuan, yaitu angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
84
haruslah berada di atas 0,5 dan signifikan harus berada di bawah 0,05. Sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1 dengan kriteria: 1) MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. 2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. d. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke faktor tertentu. Beberapa metode rotasi: 1) Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 900. Proses rotasi dengan metode Orthogonal masih bisa dibedakan menjadi Quartimax, Varimax, dan Equimax. 2) Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus 900. Proses rotasi dengan metode Oblique masih bisa dibedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique, dan lainnya. Tidak ada aturan khusus kapan harus memilih rotasi orthogonal atau oblique. Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus masalah penelitian. Jika tujuan
85
penelitian adalah mengurangi jumlah variabel asli (awal), maka pilihan rotasi yang cocok adalah orthogonal. Namun jika tujuan penelitian ingin mendapatkan faktor atau konstruk yang sesuai dengan teori, maka rotasi yang dipilih sebaiknya oblique. (Imam Ghozali, 2006:268). Metode rotasi yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
metode
rotasi
orthogonal yaitu varimax karena metode ini dinilai lebih cocok untuk penelitian yang dilakukan. e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk, yang dianggap mewakili variabelvariabel anggota faktor tersebut. f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid dapat dilakukan.
E. Operasional Variabel Penelitian Perumusan operasional variabel ini didasarkan pada tinjauan pustaka yang telah diutarakan pada bab 2. 1. Faktor Syariah (Arif, 2008 dan Samsudin, 2004) a. Bank Mega Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan. b. Bank Mega Syariah menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan. c. Kegiatan operasional Bank Mega Syariah bebas bunga (riba). d. Investasi/pembiayaan Bank Mega Syariah hanya untuk bisnis yang halal dan baik.
86
2. Faktor Sikap Terhadap Fatwa (Yunus, 2005) a. Setuju dengan fatwa MUI bahwa bunga bank adalah haram. b. Bunga (riba) bertentangan dengan ajaran agama. 3. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen (Arif, 2008 dan Samsudin, 2004) a. Nama Bank Mega Syariah yang sudah terkenal dan terpercaya. b. Bank Mega Syariah merupakan kelompok perusahaan PARA Group (Bank Mega, Carrefour, Trans TV, Trans 7, The Coffee Bean dan Tea Leaf, Baskin Robbins, Bandung Supermall, dll) yang memiliki reputasi cukup baik. c. Para pimpinan (manajemen) Bank Mega Syariah Syariah terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional. 4. Faktor Fasilitas (Arif, 2008 dan Samsudin 2004) a. Fasilitas banyaknya kantor cabang dan Gallery Bank Mega Syariah di berbagai daerah. b. Fasilitas banyaknya jaringan ATM Bank Mega Syariah (Seperti ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama). c. Fasilitas sarana pelayanan transaksi perbankan di Bank Mega Syariah. 5. Faktor Pelayanan (Arif, 2008 dan Samsudin 2004) a. Pelayanan yang cepat dari pegawai Bank Mega Syariah. b. Pelayanan yang ramah dari para pegawai Bank Mega Syariah.
87
c. Pelayanan pegawai Bank Mega Syariah yang tanggap dan memuaskan. d. Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai Bank Mega Syariah saat melayani nasabah. 6. Faktor lokasi (Arif, 2008 dan Samsudin 2004) a. Lokasi Bank Mega Syariah yang strategis. b. Lokasi Bank Mega Syariah yang mudah ditemukan. c. Gedung (tempat) Bank Mega Syariah menarik, nyaman, dan menyenangkan. 7. Faktor Sosial (Wan Ahmad, 2006 dan Yunus, 2005) a. Mendapatkan rujukan dari perusahaan/tempat bekerja (Bank Mega Syariah merupakan bank yang ditunjuk untuk mengurus payroll atau gaji karyawan). b. Mendapat rekomendasi dari keluarga. c. Mendapat rekomendasi dari teman/relasi. 8. Faktor Produk (Arif, 2008 dan Samsudin, 2004) a. Produk-produk perbankan syariah yang beragam, menarik, dan inovatif. b. Fitur-fitur
pendukung/keuntungan
yang
terdapat
dalam
produk. c. Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan.
88
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama), kelompok usaha yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Komitmen penuh PT Para Global Investindo sebagai pemilik saham mayoritas untuk menjadikan PT Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang memiliki semboyan "untuk kita semua" tumbuh pesat dan terkendali
89
serta menjadi lembaga keuangan syariah ternama yang berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, PT. Bank Syariah Mega Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15 jaringan kerja yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa. Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang keuangan, PT Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT Arthajasa Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama serta PT. Rintis Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima Debit. Ini dilakukan agar nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis, dan nyaman. 2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai a. Visi Bank Syariah Kebanggaan Bangsa. b. Misi Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa.
90
c. Nilai-nilai Visioner, Amanah, Profesional, Konsisten, Interpreneurship, Teamwork, dan Berbagi. 3. Penghargaan yang Diraih 1) Islamic Finance Award 2010 (The Most Prudent Islamic Full Fledge) 2) Islamic Finance Award 2010 (The Best Islamic Full Fledge Bank) 3) ABFI Banking Award (Best Performance Banking 2010, Kategori Bank Syariah) 4) Penghargaan untuk Bank Mega Syariah dari Infobank untuk bank berpredikat sangat bagus untuk kinerja keuangan tahun 2007 5) Bank Syariah Terbaik 2007 Versi Majalah Investor 6) Bank non-devisa terefisien 2007 Versi Bisnis Indonesia 7) The Most Growing Earning Asset Market Share Sharia Bank 2006 Versi Karim Business Consulting 8) The Most Growing Third Party Fund Market Share Sharia Bank 2006 Versi Karim Business Consulting 9) Bank Umum Syariah terbaik Peringkat 2 tahun 2006 versi Karim Business Consulting 10) Bank Mega Syariah meraih predikat "Sangat Bagus" untuk kinerja tahun 2004 versi Majalah Infobank
91
11) Bank Mega Syariah meraih penghargaan "Indonesian Bank Loyalty Champion, Category : Saving Account, Islamic Banking" tahun 2010 versi Majalah Infobank B. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada 100 orang responden (nasabah BSMI cabang Panglima Polim). Sebelum dilakukan wawancara kepada 100 orang responden, terlebih dahulu dilakukan try out kepada 30 orang responden dengan mengajukan 25 butir pernyataaan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dari semua butir pernyataan tersebut. Dari try out tersebut hanya 13 butir pernyataan yang valid, berdasarkan arahan dari dosen pembimbing dan mempelajari penelitian terdahulu, karena sudah lebih dari 50% butir pernyataan yang valid maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan wawancara kepada 100 orang responden.
Kemudian
pengujian
validitas
diulang
dengan
menggunakan data dari 100 kuesioner. Kuesioner dibagi ke dalam delapan faktor utama yaitu faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor merek dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor lokasi, faktor sosial, dan faktor produk.
92
Untuk pengujian validitas digunakan 100 kuesioner dengan 25 butir pernyataan yang diajukan kepada responden, dan
r
tabel signif 5%= 0,1946 (tabel r terlampir) untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner tersebut valid. Untuk mengetahui validitas ke-25 butir pernyataan tersebut dapat dilihat dari nilai Correlated Item-Total Correlation yang dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
93
Tabel 4.1 Validitas (1) Pearson Correlation
Sig. (2tailed)
N
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan
0.447**
0.000
100
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan
0.477**
0.000
100
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
0,541**
0.000
100
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik
0.374**
0.000
100
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram
0.368**
0.000
100
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama
0.413**
0.000
100
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
0.409**
0.000
100
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
0.451**
0.000
100
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional D. Faktor Fasilitas
0.414**
0.000
100
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah
0.411**
0.000
100
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
0.428**
0.000
100
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap
0.644**
0.000
100
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat
0.487**
0.000
100
Pelayanan pegawai BSMI yang ra0.mah
0,503**
0.000
100
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
0.644**
0.000
100
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah F. Faktor Lokasi
0,561**
0.000
100
Lokasi BSMI yang strategis
0.366**
0.000
100
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan
0.404**
0.000
100
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan
0,537**
0.000
100
0.071
0.483
100
Mendapat rekomendasi dari keluarga
0,506**
0.000
100
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi
0.474**
0.000
100
Konstruk Penilaian A. Faktor Syariah
B. Faktor Sikap Terhadap Fatwa
C. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen
E. Faktor Pelayanan
G. Faktor Sosial Mendapat rujukan dari perusahaan/tempat bekerja
94
H. Faktor Produk Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif
0,594**
0.000
100
Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk
0.603**
0.000
100
Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan
0,521**
0.000
100
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data Olahan SPSS Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 25 butir pernyataan terdapat 1 butir pernyataan yang korelasinya lebih kecil dari r tabel 0,071<0,1946, yaitu butir ke 20, itu artinya butir pernyataan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari instrumen, kemudian melakukan uji lagi untuk mencari item yang valid yang akan digunakan untuk analisis berikutnya. Berikut ini dapat dilihat Tabel 4.2 yang menampilkan hasil uji validitas yang kedua setelah mengeluarkan 1 butir pernyataan yang tidak valid.
95
Tabel 4.2 Validitas (2) Konstruk Penilaian
Pearson Correlation
Sig. (2tailed)
N
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan
0.455**
0.000
100
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan
0.477**
0.000
100
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
0,541**
0.000
100
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik
0.345**
0.000
100
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram
0.334**
0.000
100
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama
0.397**
0.000
100
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
0.420**
0.000
100
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
0.417**
0.000
100
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional D. Faktor Fasilitas
0.421**
0.000
100
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah
0.393**
0.000
100
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
0.421**
0.000
100
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap
0.659**
0.000
100
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat
0.483**
0.000
100
Pelayanan pegawai BSMI yang ra0.mah
0,522**
0.000
100
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
0.653**
0.000
100
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah F. Faktor Lokasi
0,564**
0.000
100
Lokasi BSMI yang strategis
0.384**
0.000
100
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan
0.419**
0.000
100
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan
0,569**
0.000
100
Mendapat rekomendasi dari keluarga
0,522**
0.000
100
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi
0,513**
0.000
100
A. Faktor Syariah
B. Faktor Sikap Terhadap Fatwa
C. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen
E. Faktor Pelayanan
G. Faktor Sosial
96
H. Faktor Produk Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif
0.606**
0.000
100
Fitur2 pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk
0.630**
0.000
100
Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan
0,506**
0.000
100
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data Olahan SPSS Sekarang dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan valid karena nilai koefisien korelasi lebih dari r tabel (0,1946), dan jumlah butir pernyataan menjadi berkurang dari sebelumnya yaitu dari 25 menjadi 24 butir pertanyaan saja yang akan dianalisis lebih lanjut. 2. Reliabilitas Suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .853
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .860
N of Items 24
Sumber: Data Olahan SPSS Dari tabel diatas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,853>0,60 maka dapat disimpulkan bahwa ke-24 variabel tersebut valid dan reliabel untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi/pilihan nasabah untuk menjadi nasabah Bank Mega Syariah.
97
C. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Bagian ini menggambarkan keadaan responden yang berjumlah 100 orang yang merupakan nasabah Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim. Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner yang diisi dengan metode wawancara, maka diperoleh data sebagai berikut: a. Demografi Responden 1) Jenis kelamin Tabel 4.4 Jenis Kelamin
Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
55
55.0
55.0
55.0 100.0
45
45.0
45.0
100
100.0
100.0
Sumber:Hasil Output SPSS Dari tabel jenis kelamin diatas dapat dilihat bahwa terdapat 55 responden atau 55% responden berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan selebihnya sebanyak 45 atau 45% responden berjenis kelamin perempuan. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.1 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
98
2) Status Tabel 4.5 Status
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Menikah
55
55.0
55.0
55.0
Belum menikah
45
45.0
45.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Cumulative Percent
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel status diatas dapat dilihat bahwa terdapat 55 responden atau 55% responden sudah menikah dan sebanyak 45 atau 45% responden belum menikah. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.2 Status Menikah Belum menikah
99
3) Usia Tabel 4.6 Usia
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent
17-25 Tahun
37
37.0
37.0
37.0
26-35 Tahun
36
36.0
36.0
73.0
36-45 Tahun
15
15.0
15.0
88.0
>45 Tahun
12
12.0
12.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel usia diatas dapat dilihat komposisi responden berdasarkan usianya, terdapat 37 responden atau 37% responden berusia 17-25 tahun, sebanyak 36 atau 36% responden berusia 26-35 tahun, sebanyak 15 atau 15% responden berusia 36-45 tahun, dan 12 atau 12% responden berusia diatas 45 tahun. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.3 Usia 17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun >45 Tahun
100
4) Agama Tabel 4.7 Agama
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Islam
94
94.0
94.0
94.0
Kristen Katolik
2
2.0
2.0
96.0
Kristen Protestan
3
3.0
3.0
99.0
Budha
1
1.0
1.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel agama diatas dapat dilihat komposisi responden berdasarkan agamanya, terdapat 94 responden atau 94% responden beragama Islam, sebanyak 2 atau 2% responden beragama Kristen Katolik, sebanyak 3 atau 3% responden beragama Kristen Protestan, dan 1 atau 1% responden beragama Budha. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.4 Agama Islam Kristen Katolik Kristen Protestan Budha
101
5) Pendidikan Terakhir Tabel 4.8 Pendidikan Terakhir Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SLTP/SMP
1
1.0
1.0
1.0
SLTA/SMA
26
26.0
26.0
27.0
Diploma
8
8.0
8.0
35.0
S1
52
52.0
52.0
87.0
S2
12
12.0
12.0
99.0
1
1.0
1.0
100.0
100
100.0
100.0
Lain-lain Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas dapat dilihat komposisi responden berdasarkan pendidikannya, terdapat 1 responden atau 1% responden berpendidikan SLTP/SMP, sebanyak 26 atau 26% responden berpendidikan SLTA/SMA, sebanyak 8 atau 8% responden berpendidikan Diploma, sebanyak 52 atau 52% responden berpendidikan S1, sebanyak 12 atau 12% responden berpendidikan S2, dan sisanya 1 atau 1% responden berpendidikan lain-lain (SD). Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.5 Pendidikan Terakhir SLTP/SMP SLTA/SMA Diploma S1 S2 Lain-lain
102
6) Pekerjaan Tabel 4.9 Pekerjaan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pegawai Negeri
11
11.0
11.0
11.0
Pegawai Swasta
59
59.0
59.0
70.0
7
7.0
7.0
77.0
Ibu Rumah Tangga
12
12.0
12.0
89.0
Pelajar/Mahasiswa
3
3.0
3.0
92.0
Lain-lain
8
8.0
8.0
100.0
100
100.0
100.0
Wiraswasta
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel pekerjaan diatas dapat dilihat komposisi responden
berdasarkan
pekerjaannya,
terdapat
11
responden atau 11% responden bekerja sebagai pegawai negeri, sebanyak 59 atau 59% responden bekerja sebagai pegawai swasta, sebanyak 7 atau 7% responden berprofesi sebagai wiraswasta, sebanyak 12 atau 12% responden sebagai ibu rumah tangga, sebanyak 3 atau 3% responden sebagai pelajar/mahasiswa, dan 8 atau 8% responden tercatat pada pilihan lain-lain. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.6 Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa Lain-lain
103
7) Pengeluaran Per-bulan Tabel 4.10 Pengeluaran Per-bulan
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rp <1 juta
10
10.0
10.0
10.0
Rp 1-2 juta
37
37.0
37.0
47.0
Rp 2-3 juta
29
29.0
29.0
76.0
Rp >3 juta
24
24.0
24.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 10 responden atau 10% responden yang pengeluaran perbulannya kurang dari Rp. 1 juta,, sebanyak 37 atau 37% responden pengeluaran per-bulannya sebanyak Rp 12 juta, sejumlah 29 atau 29% responden pengeluaran perbulannya sebanyak Rp. 2-3 juta, dan sejumlah 24 atau 24% responden pengeluarannya diatas Rp 3 juta. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.7 Pengeluaran Per-bulan Rp <1 juta Rp 1-2 juta Rp 2-3 juta Rp >3 juta
104
b. Umum 1) Memiliki Rekening di Bank Lain Tabel 4.11 Memiliki rekening di Bank Lain
Valid
Ya
Frequency 83
Percent 83.0
Valid Percent 83.0
Cumulative Percent 83.0 100.0
Tidak
17
17.0
17.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 83 responden atau 83% responden yang memiliki rekening di bank lain, sedangkan sisanya sebanyak 17 atau 17% responden tidak memiliki rekening di bank lain selain di BSMI. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.8 Memiliki Rekening di Bank Lain Ya Tidak
105
2) Lama Menjadi Nasabah BSMI Tabel 4.12 Lama Menjadi Nasabah BSMI
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<6 Bulan
23
23.0
23.0
23.0
6 Bulan - 1 Tahun
33
33.0
33.0
56.0
>1 Tahun - 2 Tahun
31
31.0
31.0
87.0
>2 Tahun
13
13.0
13.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel frekuensi lamanya menjadi nasabah BMI dapat dilihat sebanyak 23 responden atau 23% responden menjadi nasabah BSMI kurang dari 6 bulan, 33 responden atau 33% responden menyatakan telah menjadi nasabah BMI sekitar 6 bulan sampai dengan 1 tahun, sebanyak 31 responden atau 31% responden menjadi nasabah BSMI lebih dari 1 sampai dengan 2 tahun, dan sebanyak 13 responden atau 13% responden telah menjadi nasabah BSMI lebih dari 2 tahun. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.9 Lama Menjadi Nasabah BSMI <6 Bulan 6 Bulan - 1 Tahun >1 Tahun 2 Tahun >2 Tahun
106
3) Rekening yang Paling Sering Digunakan Tabel 4.13 Rekening yang Paling Sering Digunakan Frequency Valid
BANK MANDIRI
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
14
14.0
14.0
14.0
BANK MEGA
2
2.0
2.0
16.0
BANK MUAMALAT
2
2.0
2.0
18.0
BANK NISP
1
1.0
1.0
19.0
BANK PERMATA
2
2.0
2.0
21.0
BANK SYARIAH MANDIRI BCA
1
1.0
1.0
22.0
21
21.0
21.0
43.0
BNI
10
10.0
10.0
53.0
BRI
6
6.0
6.0
59.0
40
40.0
40.0
99.0 100.0
BSMI BUKOPIN Total
1
1.0
1.0
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Output SPSS Tabel diatas menunjukkan rekening yang paling sering digunakan oleh responden, dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 14 responden atau 14% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di Bank Mandiri, sebanyak 2 responden atau 2% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di Bank Mega, sebanyak 2 responden atau 2% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di Bank Muamalat, sebanyak 1 responden atau 1% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di Bank NISP, sebanyak 2
responden
atau
2%
responden
lebih
sering
menggunakan rekeningnya yang di Bank Permata, sebanyak 1 responden atau 1% responden lebih sering 107
menggunakan rekeningnya yang di Bank Syariah Mandiri, sebanyak 21 responden atau 21% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di BCA, sebanyak 10 responden atau 10% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di BNI, sebanyak 6 responden atau 6% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di BRI, jumlah terbanyak yaitu 40 responden atau 40% responden yang lebih sering menggunakan rekeningnya yang di BSMI, dan sisanya 1 responden atau 1% responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di Bukopin. Jika digambarkan dalam sebuah grafik akan tampak seperti berikut ini: Gambar 4.10 Rekening yang Paling Sering Digunakan
Frequency
40
30
20
10
0 BANK MANDI RI
BANK MEGA
BANK MUAMA LAT
BANK NISP
BANK PERMA TA
BANK SYARIA H MANDI RI
BCA
BNI
BRI
BSMI
BUKOPI N
Rekening yang Paling Sering Digunakan
Sumber: Hasil Output SPSS
108
c. Faktor Syariah Tabel 4.14 BSMI Terapkan Sistem Bagi Hasil Yang Lebih Adil dan Menentramkan
Valid
Tidak setuju
Frequency 1
Percent 1.0
Valid Percent 1.0
Cumulative Percent 1.0 6.0
Ragu-ragu
5
5.0
5.0
Setuju
84
84.0
84.0
90.0
Sangat setuju
10
10.0
10.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas sebanyak 1 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden ragu-ragu, 84 reponden menyatakan setuju dan sisanya 10 responden menyatakan sangat setuju pada pernyataan BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan. Ini berarti sebagian besar responden beranggapan bahwa BSMI sudah menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan. Tabel 4.15 BSMI Gunakan Prinsip-prinsip Syariah Islam Dalam Setiap Praktek Transaksi Perbankan
Valid
Frequency 14
Percent 14.0
Valid Percent 14.0
Setuju
72
72.0
72.0
86.0
Sangat setuju
14
14.0
14.0
100.0
100
100.0
100.0
Ragu-ragu
Total
Cumulative Percent 14.0
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa BSMI menggunakan prinsip syariah Islam dalam setiap transaksinya, kemudian hanya 2
109
responden yang menyatakan ragu-ragu, 72 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 14 responden menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.16 Transaksi Perbankan BSMI Bebas Bunga (Riba) Frequency Valid
Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
9
9.0
9.0
9.0
69
69.0
69.0
78.0 100.0
22
22.0
22.0
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba), kemudian 9 responden menyatakan ragu-ragu, 69 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 22 responden menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.17 Investasi/Pembiayaan BSMI Hanya Untuk Bisnis Yang Halal Dan Baik
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ragu-ragu
25
25.0
25.0
25.0
Setuju
56
56.0
56.0
81.0
Sangat setuju
19
19.0
19.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas sebanyak 25 responden ragu-ragu, 56 responden menyatakan setuju dan sisanya 19 responden menyatakan
sangat
setuju
pada
pernyataan
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik.
110
d. Faktor Sikap Terhadap Fatwa Tabel 4.18 Setuju Dengan Fatwa MUI Bahwa Bunga Bank Haram
Valid
Tidak setuju
Frequency 2
Percent 2.0
Valid Percent 2.0
Cumulative Percent 2.0 7.0
Ragu-ragu
5
5.0
5.0
Setuju
51
51.0
51.0
58.0
Sangat setuju
42
42.0
42.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak 2 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden ragu-ragu, 51 reponden menyatakan setuju dan 42 responden menyatakan sangat setuju dengan fatwa MUI bahwa bunga bank haram. Tabel 4.19 Menghindari Bunga Karena Bertentangan Dengan Ajaran Agama
Valid
Frequency 2
Percent 2.0
Valid Percent 2.0
Cumulative Percent 2.0
Ragu-ragu
13
13.0
13.0
15.0
Setuju
58
58.0
58.0
73.0
Sangat setuju
27
27.0
27.0
100.0
100
100.0
100.0
Tidak setuju
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas sebanyak 2 responden menyatakan tidak setuju, 13 responden ragu-ragu, 58 reponden menyatakan setuju dan 27 responden menyatakan sangat setuju bahwa mereka menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama.
111
e. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen Tabel 4.20 Nama BSMI Yang Sudah Terkenal dan Terpercaya Frequency Valid
Tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.0
1.0
1.0
Ragu-ragu
16
16.0
16.0
17.0
Setuju
78
78.0
78.0
95.0
5
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
Sangat setuju Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas sebanyak 1 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden ragu-ragu, 78 reponden menyatakan setuju dan sisanya 5 responden menyatakan sangat setuju bahwa nama BSMI sudah terkenal dan terpercaya. Tabel 4.21 BSMI Merupakan Kelompok Perusahaan PARA Group Yang Reputasinya Cukup Baik
Valid
Frequency 2
Percent 2.0
Valid Percent 2.0
Cumulative Percent 2.0
Ragu-ragu
17
17.0
17.0
19.0
Setuju
64
64.0
64.0
83.0
Sangat setuju
17
17.0
17.0
100.0
100
100.0
100.0
Tidak setuju
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas sebanyak 2 responden menyatakan tidak setuju, 17 responden ragu-ragu, 64 reponden menyatakan setuju dan sisanya 17 responden menyatakan sangat setuju bahwa BSMI merupakan kelompok perusahaan para group yang reputasinya cukup baik.
112
Tabel 4.22 Pimpinan (Manajemen) BSMI Terdiri Dari Orangorang Terpercaya dan Profesional Frequency Valid
Tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.0
1.0
1.0
Ragu-ragu
19
19.0
19.0
20.0
Setuju
68
68.0
68.0
88.0
Sangat setuju
12
12.0
12.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel 4.22 dapat dilihat, sebanyak 1 responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 19 responden menyatakan ragu-ragu, sebanyak 68 responden menyatakan setuju dan sisanya sebanyak 12 responden menyatakan sangat setuju bahwa pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional. f. Faktor Fasilitas Tabel 4.23 Banyaknya Kantor Cabang Dan Gallery BSMI Di Berbagai Daerah
Valid
Frequency 10
Percent 10.0
Valid Percent 10.0
Cumulative Percent 10.0
Ragu-ragu
53
53.0
53.0
63.0
Setuju
29
29.0
29.0
92.0 100.0
Tidak setuju
Sangat setuju Total
8
8.0
8.0
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Output SPSS Tabel ini menggambarkan pendapat responden pada pernyataan banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah. Sebanyak 10 orang responden menyatakan
113
tidak setuju, 53 responden menjawab ragu-ragu, 29 responden menjawab
setuju
dan
sisanya
sebanyak
8
responden
menyatakan sangat setuju akan banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah. Tabel 4.24 Banyaknya Jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) Frequency Valid
Tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.0
2.0
2.0
Ragu-ragu
16
16.0
16.0
18.0
Setuju
55
55.0
55.0
73.0
Sangat setuju
27
27.0
27.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Tabel ini menggambarkan pernyataan tentang fasilitas banyaknya jaringan ATM yang dapat diakses oleh pemegang rekening BSMI. Dari 100 responden yang menjadi sampel 2 orang responden menjawab tidak setuju, 16 responden menjawab ragu-ragu, 55
responden menjawab setuju dan
sisanya sebanyak 27 orang responden menjawab sangat setuju. Dari total keseluruhan sebanyak 55% responden menyatakan setuju dan 27% sangat setuju dengan banyaknya fasilitas jaringan ATM yang dapat diakses oleh pemegang rekening BSMI. Oleh karena itu ada kemungkinan alasan preferensi nasabah menggunakan produk dan jasa BSMI dikarenakan oleh banyakna fasilitas jaringan ATM yang dapat diakses oleh
114
pemegang rekening BSMI untuk mempermudah dalam setiap transaksi perbankan yang dilakukan oleh nasabah. Tabel 4.25 Sarana Pelayanan Transaksi Perbankan BSMI Yang Lengkap
Valid
Frequency 6
Percent 6.0
Valid Percent 6.0
Cumulative Percent 6.0
Ragu-ragu
12
12.0
12.0
18.0
Setuju
65
65.0
65.0
83.0
Sangat setuju
17
17.0
17.0
100.0
100
100.0
100.0
Tidak setuju
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas, ada 6 responden yang menyatakan tidak setuju dengan sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap, 12 responden menyatakan ragu-ragu, sebanyak 65 responden menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 17 responden menyatakan sangat setuju terdapatnya sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap. Hal ini dapat menggambarkan bahwa secara keseluruhan nasabah beranggapan bahwa sarana pelayanan transaksi pada BSMI cukup lengkap.
g. Faktor Pelayanan Tabel 4.26 Pelayanan Pegawai BSMI Yang Cepat
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Tidak setuju
3
3.0
3.0
3.0
Ragu-ragu
9
9.0
9.0
12.0
69
69.0
69.0
81.0 100.0
Setuju Sangat setuju Total
19
19.0
19.0
100
100.0
100.0
Cumulative Percent
Sumber: Hasil Output SPSS
115
Dari tabel diatas dapat dilihat, ada 3 responden yang menyatakan tidak setuju terhadap pelayanan pegawai BSMI yang cepat, sebanyak 9 responden menyatakan ragu-ragu, dan jumlah terbesar yaitu 69 responden menyatakan pelayanan pegawai BSMI cepat, dan sebanyak 19 responden menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.27 Pelayanan Pegawai BSMI Yang Ramah
Valid
Tidak setuju
Frequency 1
Percent 1.0
Valid Percent 1.0
Cumulative Percent 1.0
65
65.0
65.0
66.0 100.0
Setuju Sangat setuju Total
34
34.0
34.0
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel 4.27 dapat dilihat hanya ada 1 responden yang menyatakan tidak setuju dengan keramahan setiap pegawai BSMI, sebanyak 65 responden menyatakan setuju, dan 34 responden yang menyatakan sangat setuju tentang adanya keramahan setiap pegawai BSMI. Hal ini mencerminkan setiap karyawan BSMI baik yang bertindak di front liner maupun back office memiliki sikap yang cukup ramah. Tabel 4.28 Pelayanan Pegawai BSMI Yang Tanggap dan Memuaskan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
2
2.0
2.0
2.0
Ragu-ragu
7
7.0
7.0
9.0
Setuju
64
64.0
64.0
73.0
Sangat setuju
27
27.0
27.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS
116
Dari tabel diatas dapat dilihat, ada 2 responden yang menyatakan tidak setuju terhadap pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan, sebanyak 7 responden menyatakan ragu-ragu, sebanyak 64 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 27 responden menyatakan pelayanan pegawai BSMI sangat tanggap memuaskan. Tabel 4.29 Adanya Kesabaran Yang Tinggi Dari Pegawai BSMI Saat Melayani Nasabah
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
2
2.0
2.0
2.0
Ragu-ragu
4
4.0
4.0
6.0
Setuju
64
64.0
64.0
70.0
Sangat setuju
30
30.0
30.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas, dapat dilihat ada 2 responden yang menyatakan tidak setuju mengenai adanya kesabaran yang tinggi setiap pegawai saat melayani nasabah, 4 responden menyatakan ragu-ragu, 64 responden menyatakan setuju, dan 30 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini menyatakan bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa pegawai BSMI memiliki kesabaran yang cukup tinggi ketika melayani nasabah.
117
h. Faktor Lokasi Tabel 4.30 Lokasi BSMI Yang Strategis Frequency Valid
Tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.0
2.0
2.0
Ragu-ragu
47
47.0
47.0
49.0
Setuju
43
43.0
43.0
92.0
8
8.0
8.0
100.0
100
100.0
100.0
Sangat setuju Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel diatas, dapat dilihat ada 2 responden yang menyatakan tidak setuju mengenai lokasi BSMI yang strategis, 47
responden
menyatakan
menyatakan setuju, dan
ragu-ragu,
43
responden
8 responden menyatakan sangat
setuju. Tabel 4.31 Lokasi BSMI Yang Mudah Ditemukan
Valid
Frequency 11
Percent 11.0
Valid Percent 11.0
Cumulative Percent 11.0
Ragu-ragu
52
52.0
52.0
63.0
Setuju
32
32.0
32.0
95.0
5
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
Tidak setuju
Sangat setuju Total
Sumber: Hasil Output SPSS Tabel ini menggambarkan pendapat responden pada pernyataan lokasi BSMI yang mudah ditemukan. Sebanyak 11 orang responden menyatakan tidak setuju, 52 responden menjawab ragu-ragu, 32 responden menjawab setuju dan
118
sisanya sebanyak 5 responden menyatakan sangat setuju akan lokasi BSMI yang mudah ditemukan. Tabel 4.32 Gedung (Tempat) BSMI Menarik, Nyaman, dan Menyenangkan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
3
3.0
3.0
3.0
Ragu-ragu
13
13.0
13.0
16.0
Setuju
69
69.0
69.0
85.0
Sangat setuju
15
15.0
15.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel tersebut, dapat dilihat 3 responden menyatakan tidak setuju dengan Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan, 13 responden menyatakan ragu-ragu, sebanyak 69 responden menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat setuju berjumlah 15 responden. i. Faktor Sosial Tabel 4.33 Mendapat Rekomendasi Dari Keluarga
Valid
Tidak setuju
Frequency 24
Ragu-ragu
Percent 24.0
Valid Percent 24.0
Cumulative Percent 24.0 33.0
9
9.0
9.0
Setuju
52
52.0
52.0
85.0
Sangat setuju
15
15.0
15.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel tersebut, dapat dilihat 24 responden menyatakan tidak setuju bahwa mereka mendapat rekomendasi dari pihak keluarga untuk menjadi nasabah BSMI, 9 responden
119
menyatakan ragu-ragu, sebanyak 52 responden menyatakan setuju, dan 15 responden sangat setuju bahwa mereka mendapat saran atau rekomendasi dari keluarga untuk menjadi nasabah BSMI. Tabel 4.34 Mendapat Rekomendasi Dari Teman/Relasi
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
14
14.0
14.0
14.0
5
5.0
5.0
19.0
Setuju
53
53.0
53.0
72.0
Sangat setuju
28
28.0
28.0
100.0
100
100.0
100.0
Tidak setuju Ragu-ragu
Total
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel 4.34 diatas, dapat dilihat sebanyak 14 responden menyatakan tidak setuju, ada 5 responden yang menyatakan ragu-ragu, 53 responden menyatakan setuju, dan 28 responden sangat setuju bahwa mereka mendapat rekomendasi dari teman/relasi untuk menjadi nasabah BSMI. j. Faktor Produk Tabel 4.35 Produk-produk Perbankan Yang Beragam, Menarik, dan Inovatif
Valid
Tidak setuju
Frequency 2
Ragu-ragu
Percent 2.0
Valid Percent 2.0
Cumulative Percent 2.0
6
6.0
6.0
8.0
Setuju
67
67.0
67.0
75.0
Sangat setuju
25
25.0
25.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Sumber: Hasil Output SPSS
120
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada 2 responden yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa BSMI memiliki produkproduk perbankan yang beragam, menarik dan inovatif, sebanyak 6 responden menyatakan ragu-ragu, 67 responden atau suara mayoritas menyatakan setuju bahwa produk BSMI beragam menarik dan inovatif, dan sisanya sebanyak 25 responden menjawab sangat setuju pada pertanyaan ini. Ini bisa diduga mayoritas responden menggunakan produk dan jasa BSMI dikarenakan adanya keberagaman produk dan inovasi yang
dilakukan
oleh
BSMI
sehingga
membuat
calon
nasabahnya merasa tertarik untuk menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan oleh BSMI. Tabel 4.36 Fitur2 Pendukung/Keuntungan Yang Terdapat Dalam Produk
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Tidak setuju
2
2.0
2.0
2.0
Ragu-ragu
8
8.0
8.0
10.0
Setuju
58
58.0
58.0
68.0
Sangat setuju
32
32.0
32.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Cumulative Percent
Sumber: Hasil Output SPSS Dari tabel 4.36 diatas dapat dilihat, ada 2 responden yang menyatakan tidak setuju bahwa sudah adanya fitur-fitur pendukung atau keuntungan yang terdapat dalam produk, sebanyak 8 responden menyatakan ragu-ragu, 58 responden menyatakan setuju, dan sebanyak 32 responden menyatakan
121
sangat setuju bahwa sudah adanya fitur-fitur pendukung atau keuntungan yang terdapat dalam produk yang ditawarkan oleh BSMI. Tabel 4.37 Perolehan Bagi Hasil Yang Sesuai Harapan Frequency Valid
Tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6
6.0
6.0
6.0
Ragu-ragu
13
13.0
13.0
19.0
Setuju
65
65.0
65.0
84.0 100.0
Sangat setuju Total
16
16.0
16.0
100
100.0
100.0
Sumber: Hasil Output SPSS Tabel ini menggambarkan pernyataan mengenai perolehan bagi hasil pada BSMI yang sudah sesuai dengan harapan nasabah. Sebanyak 6 responden menyatakan tidak setuju terhadap perolehan bagi hasil yang sudah sesuai dengan harapan nasabah, 13 responden manyatakan ragu-ragu, 65 responden menyatakan setuju pada pernyataan ini dan sisanya sebanyak 16 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti mayoritas dari sampel setuju bahwa perolehan bagi hasil sudah sesuai dengan harapan nasabah. 2. Hasil Analisis Faktor a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sejumlah 24 butir variabel yang telah lolos pada proses pengujian validitas dan reliabilitas sebelumnya.
122
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan Ke-24 variabel yang telah dianggap valid dan reliabel, dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah nilai dari KMO and Barlett’s test dan MSA (Measures Of Sampling Adequacy) nya diatas 0,5. Hasil dari analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.38 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .702 Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square Df Sig.
1087.683 276 .000
Sumber: Hasil Output SPSS Angka KMO and Bartlett Test adalah 0,702 dengan tingkat signifikansi 0,000. oleh karena angka tersebut sudah diatas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah 0,05 (0,000<0,05), maka variabel dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis lebih lanjut. Kemudian dapat dilihat Angka MSA dalam tabel Antiimage Matrices pada Anti-Image Correlation, pada angka korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah) tabel terlampir. Angka MSA untuk variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan adalah 0,725, untuk variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip
123
syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan adalah 0,706, untuk variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) adalah 0,735, untuk variabel Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik adalah 0,607. Untuk variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram adalah 0,516, untuk variabel menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama adalah 0,578. Untuk variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya adalah 0,677, untuk variabel BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik adalah 0,619, untuk variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional adalah 0,744. Untuk variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah adalah 0,662, untuk variabel banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) adalah 0,756, untuk variabel sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap adalah 0,776. Untuk variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat adalah 0,771, untuk variable pelayanan pegawai BSMI yang ramah adalah 0,735, untuk variabel pelayanan pegawai BSMI
124
yang tanggap dan memuaskan adalah 0,834, untuk variabel adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah adalah 0,780. Untuk variabel lokasi BSMI yang strategis adalah 0,736, untuk variabel lokasi BSMI yang mudah ditemukan adalah 0,596, untuk variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan adalah 0,660. Untuk variabel mendapat rekomendasi dari keluarga adalah 0,766, untuk variabel mendapat rekomendasi dari teman/relasi adalah 0,745. Untuk variabel produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif adalah 0,658, untuk variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk adalah 0,714, dan terakhir untuk variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan adalah 0,729. Dari 24 variabel tersebut diatas berdasarkan kriteria angka MSA di atas 0,5, maka terlihat bahwa semua variabel sudah memiliki MSA di atas 0,5. Dengan demikian ke-24 variabel dapat dianalisis lebih lanjut.
125
c. Melakukan faktoring dan rotasi Setelah semua variabel memenuhi syarat untuk dapat dianalisis lebih lanjut, tahap selanjutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan faktoring dan rotasi, sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor. Metode faktoring
(pembuatan
menggunakan
Principal
faktor/ekstraksi Component
variabel)
Analysis.
ini
Setelah
beberapa faktor terbentuk, dengan sebuah faktor yang berisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah variabel sulit untuk ditentukan akan masuk ke dalam faktor yang mana. Untuk mengatasi hal tersebut, maka akan dilakukan proses rotasi pada faktor yang terbentuk, sehingga memperjelas posisi sebuah variabel, akankah dimasukkan pada faktor yang satu atau ke faktor yang lain. Dalam penelitian ini proses rotasi dilakukan dengan menggunakan metode rotasi Orthogonal yaitu Varimax.
126
Tabel 4.39 Communalities Initial
Extraction
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan
1.000
.635
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan
1.000
.667
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
1.000
.573
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik
1.000
.681
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram
1.000
.798
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama
1.000
.718
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
1.000
.729
1.000
.617
1.000
.570
1.000
.677
1.000
.711
1.000
.611
1.000
.456
1.000
.739
1.000
.784
1.000
.608
1.000
.735
1.000
.804
1.000
.770
1.000
.674
1.000
.707
1.000
.820
1.000
.813
1.000
.487
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap Pelayanan pegawai BSMI yang cepat Pelayanan pegawai BSMI yang ramah Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah Lokasi BSMI yang strategis Lokasi BSMI yang mudah ditemukan Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan Mendapat rekomendasi dari keluarga Mendapat rekomendasi dari teman/relasi Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan Extraction Method: Principal Component Analysis
Sumber: Hasil Output SPSS
127
Dari tabel 4,39 diatas dapat dilihat bahwa variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan angkanya adalah 0,635, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 63,5% varians dari variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan angkanya adalah 0,667, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 66,7% varians dari variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) angkanya adalah 0,573, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57,3% varians dari variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) bisa dijelaskan oleh
faktor
yang
terbentuk.
Untuk
variabel
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik angkanya adalah 0,681, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68,1% varians dari variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya
untuk bisnis yang halal dan baik bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel setuju dengan fatwa
MUI bahwa Bunga
bank haram angkanya adalah 0,798, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 79,8% varians dari variabel Setuju dengan fatwa MUI
128
bahwa Bunga bank haram bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk
variabel
menghindari
bunga
karena
bertentangan dengan ajaran agama angkanya adalah 0,718, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 71,8% varians dari variabel
menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan
terpercaya angkanya adalah 0,729, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 72,9% varians dari variabel Nama BSMI yang sudah
terkenal dan terpercaya dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk
variabel
BSMI
merupakan
kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik angkanya adalah 0,617, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 61,7% varians dari variabel BSMI merupakan kelompok perusahaan
PARA Group yang reputasinya cukup baik dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pimpinan (manajemen)
BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional angkanya adalah 0,570, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57% varians dari variabel Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari
orang-orang terpercaya dan professional dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI
di berbagai daerah angkanya adalah 0,677, hal ini menunjukkan
129
bahwa sekitar 67,7% varians dari variabel Banyaknya kantor
cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) angkanya adalah 0,711, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 71,1% varians dari variabel Banyaknya jaringan ATM
BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel sarana
pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap angkanya adalah 0,611, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 61,1% varians dari variabel Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang
lengkap bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat
angkanya adalah 0,456, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 45,6% varians dari variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pelayanan
pegawai BSMI yang ramah angkanya adalah 0,739, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,9% varians dari variabel pelayanan
pegawai BSMI yang ramah bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pelayanan pegawai BSMI yang
tanggap dan memuaskan angkanya adalah 0,784, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 78,4% varians dari variabel pelayanan
pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
130
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel adanya
kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah angkanya adalah 0,608, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 60,8% varians dari variabel adanya kesabaran yang tinggi
dari pegawai BSMI saat melayani nasabah dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel lokasi BSMI yang strategis angkanya adalah
0,735, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,5% varians dari variabel lokasi BSMI yang strategis bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel lokasi BSMI yang mudah
ditemukan angkanya adalah 0,804, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 80,4% varians dari variabel lokasi BSMI yang mudah
ditemukan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan angkanya adalah 0,770, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 77% varians dari variabel gedung (tempat) BSMI
menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel mendapat
rekomendasi dari keluarga
angkanya adalah 0,674, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 67,4% varians dari variabel mendapat rekomendasi dari keluarga bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel mendapat
rekomendasi dari teman/relasi angkanya adalah 0,707, hal ini
131
menunjukkan bahwa sekitar 70,7% varians dari variabel Mendapat
rekomendasi dari teman/relasi bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel produk-produk perbankan yang beragam,
menarik, dan inovatif angkanya adalah 0,820, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 82% varians dari variabel produk-
produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel fitur-fitur
pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk angkanya adalah 0,813, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 81,3% varians dari variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat
dalam produk bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan angkanya
adalah 0,487, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 48,7% varians dari variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Dengan ketentuan bahwa
semakin besar nilai Communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Mengenai berapa jumlah faktor yang akan terbentuk dari 24 variabel diatas, dapat dilihat dari tabel berikut:
132
Tabel 4.40 Total Variance Explained Component
Initial Eigenvalues
Total
Extraction Sums of Squared Loadings
% of
Cumulative
Variance
%
Total
% of
Cumulative
Variance
%
1
5.963
24.846
24.846
5.963
24.846
24.846
2
2.799
11.664
36.510
2.799
11.664
36.510
3
2.082
8.673
45.184
2.082
8.673
45.184
4
1.867
7.779
52.963
1.867
7.779
52.963
5
1.399
5.830
58.793
1.399
5.830
58.793
6
1.172
4.883
63.675
1.172
4.883
63.675
7
1.102
4.593
68.268
1.102
4.593
68.268
8
.897
3.737
72.004
9
.849
3.539
75.544
10
.832
3.466
79.010
11
.698
2.910
81.920
12
.609
2.539
84.459
13
.583
2.427
86.886
14
.494
2.058
88.943
15
.442
1.844
90.787
16
.367
1.530
92.317
17
.357
1.486
93.803
18
.327
1.361
95.164
19
.281
1.173
96.337
20
.267
1.114
97.451
21
.221
.921
98.372
22
.171
.711
99.083
23
.128
.532
99.614
24
.093
.386
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Output SPSS
133
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 24 variabel yang dimasukkan ke dalam analisis faktor, hanya tujuh faktor yang terbentuk, karena dengan satu faktor, angka eigenvalues diatas 1, dengan dua faktor angka eigenvalues juga masih diatas 1, dengan tiga faktor, angka eigenvalues masih diatas 1, dengan empat faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1. Dengan lima faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1, dengan enam faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1. Dengan tujuh faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1, yakni 1.102. Namun untuk 8 faktor angka eigenvalues sudah dibawah 1, yakni 0.897, sehingga proses faktoring seharusnya berhenti pada 7 faktor saja. Gambar 4.11 Scree Plot
6
5
Eigenvalue
4
3
2
1
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Component Number
.
Sumber: Hasil Output SPSS
134
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat
dengan
perhitungan
angka,
sedangkan
Scree
Plot
menampilkan hal tersebut dengan grafik. Terlihat bahwa dari satu kedua faktor (garis horizontal dari sumbu Component Number = 1 ke 2), arah garis menurun dengan sangat tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun tetapi tidak setajam seperti dari angka 1 ke 2. Demikian pula dari angka 3 ke 4, dari angka 4 ke 5 garis masih menurun. Begitu juga dari angka 5 ke 6, namun kini dengan slope yang lebih kecil dan semakin kecil, dan dari angka 7 ke 8 garis terus menurun. Perhatikan faktor 8 sudah dibawah angka 1 dari sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan bahwa tujuh faktor adalah jumlah yang paling bagus untuk meringkas ke 24 variabel tersebut.
135
Tabel 4.41 Component Matrix(a) Component 1
2
3
4
5
6
7
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan
.461
.316
-.230
-.036
.417
.124
.280
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan
.503
.300
-.282
.100
.196
.191
-.399
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
.528
.429
.038
.267
.102
.145
.081
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik
.281
.627
-.038
.025
.409
.128
-.152
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram
.264
.521
.337
.463
-.319
.149
.072
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama
.336
.445
.348
.412
-.263
.197
-.092
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
.439
.172
-.301
-.097
-.059
-.309
.554
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
.377
.549
.140
-.349
-.141
-.100
.042
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional
.419
.313
-.268
-.337
.300
-.022
-.144
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah
.327
.294
.528
-.326
.005
-.242
.203
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
.409
.247
-.140
.126
.096
-.643
-.157
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap
.680
-.128
.204
.105
-.085
-.037
-.266
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat
.490
-.038
.090
-.356
-.281
.019
.011
Pelayanan pegawai BSMI yang ramah
.595
-.159
-.349
-.388
-.271
.113
-.036
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
.706
-.051
-.183
-.341
-.204
.246
-.176
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah
.613
-.075
-.034
-.308
-.359
.039
-.010
Lokasi BSMI yang strategis
.352
-.301
.527
-.119
.465
.030
.107
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan
.392
-.387
.545
-.254
.366
.024
-.069
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan
.598
-.558
.244
.058
.038
.137
-.132
Mendapat rekomendasi dari keluarga
.515
-.363
-.304
.304
.037
.160
.254
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi
.509
-.287
-.337
.264
.139
.270
.301
Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif
.626
-.291
.063
.463
-.051
-.337
-.091
Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk
.681
-.288
-.214
.263
.009
-.359
-.149
.476
-.025
.367
.077
-.100
.078
.322
Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan Extraction Method: Principal Component Analysis. a 7 components extracted.
Sumber: Hasil Output SPSS
136
Setelah diketahui bahwa tujuh faktor adalah jumlah yang paling optimal dalam faktoring, tabel Component Matrix diatas menunjukkan distribusi keduapuluh empat variabel pada tujuh faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor loadings, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3 dan seterusnya sampai faktor 7. Selanjutnya dalam proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan besarnya korelasi pada setiap baris. 1) Variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,461 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 2 adalah +0,316 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 3 adalah -0,230 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 4 adalah -0,036
137
(sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 5 adalah +0,417 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,124 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 7 adalah +0,280 (lemah karena dibawah 0,5). 2) Variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan Korelasi antara variabel BSMI menggunakan prinsipprinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,503 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel BSMI menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan sesuai dengan faktor 2 adalah +0,300 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan sesuai dengan faktor 3 adalah -0,282 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI menggunakan prinsipprinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi
138
perbankan sesuai dengan faktor 4 adalah +0,100 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan sesuai dengan faktor 5 adalah +0,196 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BMI sesuai dengan faktor 6 adalah +0,191 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BMI sesuai dengan faktor 7 adalah -0,399 (lemah karena dibawah 0,5). 3) Variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) Korelasi antara variabel transaksi perbankan BSMI bebas
bunga (riba) sesuai dengan faktor 1 adalah +0,528 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel transaksi perbankan
BSMI bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 2 adalah +0,429 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 3 adalah +0,038 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel transaksi perbankan BSMI bebas
bunga (riba) sesuai dengan faktor 4 adalah +0,267 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel transaksi
perbankan BSMI bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 5 adalah +0,102 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 6 adalah +0,145 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel transaksi perbankan BSMI
139
bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 7 adalah +0,081 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
4) Variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan BSMI
hanya untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan faktor 1 adalah +0,281 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis
yang halal dan baik sesuai dengan faktor 2 adalah +0,627 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan faktor 3 adalah -0,038 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan
BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan faktor 4 adalah +0,025 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya
untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan faktor 5 adalah +0,409 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis
yang halal dan baik sesuai dengan faktor 6 adalah +0,128 (lemah
karena
dibawah
0,5).
Korelasi
antara
variabel
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan faktor 7 adalah -0,152 (lemah karena dibawah 0,5).
140
5) Variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram Korelasi antara variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa
Bunga bank haram sesuai dengan faktor 1 adalah +0,264 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel setuju
dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram sesuai dengan faktor 2 adalah +0,521 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel setuju dengan fatwa
MUI bahwa Bunga bank
haram sesuai dengan faktor 3 adalah +0,337 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel setuju dengan fatwa
MUI bahwa Bunga bank haram sesuai dengan faktor 4 adalah +0,463 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram sesuai dengan faktor 5 adalah -0,319 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa
Bunga bank haram sesuai dengan faktor 6 adalah +0,149 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel setuju
dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram sesuai dengan faktor 7 adalah +0,072 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
6) Variabel menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama Korelasi antara variabel menghindari bunga karena
bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 1 adalah +0,336 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel menghindari bunga karena bertentangan dengan
141
ajaran agama sesuai dengan faktor 2 adalah +0,445 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel menghindari
bunga karena bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 3 adalah +0,348 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara
variabel
menghindari
bunga
karena
bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 4 adalah +0,412 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel menghindari bunga karena bertentangan dengan
ajaran agama sesuai dengan faktor 5 adalah -0,263 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel menghindari
bunga karena bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 6 adalah +0,197 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara
variabel
menghindari
bunga
karena
bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 7 adalah -0,092 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
7) Variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya Korelasi antara variabel nama BSMI yang sudah terkenal
dan terpercaya sesuai dengan faktor 1 adalah +0,439 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel nama BSMI
yang sudah terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 2 adalah +0,172 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 3 adalah -0,301 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel nama BSMI yang sudah
142
terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 4 adalah -0,097 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 5 adalah -0,059 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel nama BSMI yang sudah
terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 6 adalah -0,309 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel nama
BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 7 adalah +0,554 (kuat karena diatas 0,5).
8) Variabel BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik sesuai dengan faktor 1 adalah +0,377 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik sesuai dengan faktor 2 adalah +0,549 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi
antara
variabel
BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik sesuai dengan faktor 3 adalah +0,140 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik sesuai dengan faktor 4 adalah -0,349 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
143
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik sesuai dengan faktor 5 adalah -0,141 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik sesuai dengan faktor 6 adalah -0,100 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik sesuai dengan faktor 7 adalah +0,042 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
9) Variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orangorang terpercaya dan professional Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI
terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 1 adalah +0,419 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri
dari orang-orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 2 adalah +0,313 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari
orang-orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 3 adalah -0,268 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 4 adalah -0,337 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
144
orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 5 adalah +0,300 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 6 adalah -0,022 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari
orang-orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 7 adalah -0,144 (lemah karena dibawah 0,5).
10) Variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah Korelasi antara variabel banyaknya kantor cabang dan
gallery BSMI di berbagai daerah sesuai dengan faktor 1 adalah +0,327 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di
berbagai daerah sesuai dengan faktor 2 adalah +0,294 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya
kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah sesuai dengan faktor 3 adalah +0,528 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI
di berbagai daerah sesuai dengan faktor 4 adalah -0,326 (lemah
karena
dibawah
0,5).
Korelasi
antara
variabel
banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah sesuai dengan faktor 5 adalah +0,005 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya
145
kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah sesuai dengan faktor 6 adalah -0,242(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya kantor cabang dan
gallery BSMI di berbagai daerah sesuai dengan faktor 7 adalah +0,203 (lemah karena dibawah 0,5).
11) Variabel banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM BSMI
(ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) sesuai dengan faktor 1 adalah +0,409 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM
BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) sesuai dengan faktor 2 adalah +0,247 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) sesuai dengan faktor 3 adalah -0,140 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) sesuai dengan faktor 4 adalah +0,126 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) sesuai dengan faktor 5 adalah +0,096 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya
146
jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) sesuai dengan faktor 6 adalah -0,643 (cukup kuat karena diatas 0,5), tanda ”-” hanya menunjukka arah korelasi. Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM
BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) sesuai dengan faktor 7 adalah -0,157 (lemah karena dibawah 0,5).
12) Variabel sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap Korelasi antara variabel sarana pelayanan transaksi
perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 1 adalah +0,680 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 2 adalah -0,128 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel sarana pelayanan transaksi
perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 3 adalah +0,204 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 4 adalah +0,105 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel sarana pelayanan transaksi
perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 5 adalah -0,085 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang
lengkap sesuai dengan faktor 6 adalah -0,037 (sangat lemah
147
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel sarana pelayanan
transaksi perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 7 adalah -0,266 (lemah karena dibawah 0,5).
13) Variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
cepat sesuai dengan faktor 1 adalah +0,490 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai
BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 2 adalah -0,038 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 3 adalah +0,090 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 4 adalah -0,356 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 5 adalah -0,281 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
cepat sesuai dengan faktor 6 adalah +0,019 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 7 adalah +0,011 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
14) Variabel pelayanan pegawai BSMI yang ramah Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
ramah sesuai dengan faktor 1 adalah +0,595 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
148
ramah sesuai dengan faktor 2 adalah -0,159 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai
BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 3 adalah -0,349 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 4 adalah 0,388 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
pelayanan pegawai BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 5 adalah -0,271 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 6 adalah +0,113 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 7 adalah -0,036 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
15) Variabel pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
tanggap dan memuaskan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,706 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan sesuai dengan faktor 2 adalah -0,051 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai
BSMI yang tanggap dan memuaskan sesuai dengan faktor 3 adalah -0,183 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan
149
memuaskan sesuai dengan faktor 4 adalah -0,341 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan sesuai dengan faktor 5 adalah -0,204 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan
memuaskan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,246 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan sesuai dengan faktor 7 adalah -0,176 (lemah karena dibawah 0,5).
16) Variabel adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi
dari pegawai BSMI saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 1 adalah +0,613 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai
BSMI saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 2 adalah 0,075 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI
saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 3 adalah -0,034 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 4 adalah -0,308 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya
kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani
150
nasabah sesuai dengan faktor 5 adalah -0,359 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang
tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 6 adalah +0,039 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang
tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 7 adalah -0,010 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
17) Variabel lokasi BSMI yang strategis Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai dengan faktor 1 adalah +0,352 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai dengan faktor 2 adalah -0,301 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai dengan faktor 3 adalah +0,527 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai dengan faktor 4 adalah -0,119 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai dengan faktor 5 adalah +0,465 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai dengan faktor 6 adalah +0,030 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang
strategis sesuai dengan faktor 7 adalah +0,107 (lemah karena dibawah 0,5).
151
18) Variabel lokasi BSMI yang mudah ditemukan Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang mudah
ditemukan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,392 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang
mudah ditemukan sesuai dengan faktor 2 adalah -0,387 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI
yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 3 adalah +0,545 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI
yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 4 adalah -0,254 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi
BSMI yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 5 adalah +0,366 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
lokasi BSMI yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,024 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 7 adalah -0,069 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
19) Variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan Korelasi antara variabel gedung (tempat) BSMI menarik,
nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,598 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel gedung
(tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan faktor 2 adalah -0,558 (kuat karena diatas 0,5)
152
tanda ”-” hanya menunjukkan arah korelasi. Korelasi antara variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan sesuai dengan faktor 3 adalah +0,244 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung (tempat)
BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan faktor 4 adalah +0,058 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung (tempat) BSMI menarik,
nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan faktor 5 adalah +0,038 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,137 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung (tempat)
BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan faktor 7 adalah -0,132 (lemah karena dibawah 0,5).
20) Variabel mendapat rekomendasi dari keluarga Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
keluarga sesuai dengan faktor 1 adalah +0,515 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi
dari keluarga sesuai dengan faktor 2 adalah -0,363 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat
rekomendasi dari keluarga sesuai dengan faktor 3 adalah 0,304 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
mendapat rekomendasi dari keluarga sesuai dengan faktor 4 adalah +0,304 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
153
variabel mendapat rekomendasi dari keluarga sesuai dengan faktor 5 adalah +0,037 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari keluarga sesuai dengan faktor 6 adalah +0,160 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
keluarga sesuai dengan faktor 7 adalah +0,254 (lemah karena dibawah 0,5).
21) Variabel mendapat rekomendasi dari teman/relasi Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
teman/relasi sesuai dengan faktor 1 adalah +0,509 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi
dari teman/relasi sesuai dengan faktor 2 adalah -0,287 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat
rekomendasi dari teman/relasi sesuai dengan faktor 3 adalah 0,337 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
mendapat rekomendasi dari teman/relasi sesuai dengan faktor 4 adalah +0,264 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari teman/relasi sesuai dengan faktor 5 adalah +0,139 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
teman/relasi sesuai dengan faktor 6 adalah +0,270 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat
rekomendasi dari teman/relasi sesuai dengan faktor 7 adalah +0,301 (lemah karena dibawah 0,5).
154
22) Variabel
produk-produk
perbankan
yang
beragam,
menarik, dan inovatif Korelasi antara variabel produk-produk perbankan yang
beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 1 adalah +0,626 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
produkproduk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 2 adalah -0,291 (lemah karena dibawah
0,5).
Korelasi
antara
variabel
produk-produk
perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 3 adalah +0,063 (sangat lemah karena jauh dibawah
0,5).
Korelasi
antara
variabel
produk-produk
perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 4 adalah +0,463 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel produk-produk perbankan yang
beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 5 adalah -0,051 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel produk-produk perbankan yang beragam, menarik,
dan inovatif sesuai dengan faktor 6 adalah -0,337 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel produk-produk
perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 7 adalah -0,091 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
155
23) Variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk Korelasi antara variabel fitur-fitur pendukung atau
keuntungan yang terdapat dalam produk
sesuai dengan
faktor 1 adalah +0,681 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan yang
terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 2 adalah -0,288 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel fitur-fitur
pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 3 adalah -0,214 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan
yang terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 4 adalah +0,263 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 5 adalah +0,009 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel fitur-fitur
pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 6 adalah -0,359 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan
yang terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 7 adalah 0,149 (lemah karena dibawah 0,5).
24) Variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil yang sesuai
harapan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,476 (lemah karena
156
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil
yang sesuai harapan sesuai dengan faktor 2 adalah -0,025 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan sesuai dengan faktor 3 adalah +0,367 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil yang sesuai
harapan sesuai dengan faktor 4 adalah +0,077 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel perolehan
bagi hasil yang sesuai harapan sesuai dengan faktor 5 adalah 0,100 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
perolehan bagi hasil yang sesuai harapan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,078 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil yang sesuai
harapan sesuai dengan faktor 7 adalah +0,322 (lemah karena dibawah 0,5). Karena masih ada beberapa variabel yang belum jelas akan dimasukkan ke faktor mana, maka perlu dilakukan proses rotasi (rotation) agar semakin jelas sebuah variabel akan dimasukkan pada faktor 1,2,3,4,5,6, atau 7.
157
Tabel 4.42 Rotated Component Matrix(a)
Component 1
2
3
4
5
6
7
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan
.048
.628
.104
.060
.314
-.024
.352
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan
.236
.661
-.079
.164
.152
.234
-.251
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
.071
.463
.061
.521
.195
.131
.152
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik
-.081
.774
.022
.252
-.101
-.002
.033
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram
-.018
.064
-.083
.882
-.032
.051
.072
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama
.062
.126
.004
.826
-.039
.092
-.080
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
.225
.147
-.117
.002
.240
.196
.740
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
.382
.347
.019
.287
-.369
-.005
.363
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional
.293
.658
.028
-.149
-.053
.097
.130
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah
.191
.094
.434
.260
-.406
.029
.459
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
.021
.300
-.072
.027
-.158
.720
.267
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap
.405
.098
.344
.288
.112
.450
-.144
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat
.623
.002
.178
.090
-.043
.058
.151
Pelayanan pegawai BSMI yang ramah
.792
.131
-.039
-.139
.238
.101
.080
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
.807
.275
.097
.047
.187
.085
-.059
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah
.737
.015
.100
.108
.077
.141
.132
Lokasi BSMI yang strategis
-.019
.071
.847
-.017
.084
.039
.058
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan
.162
.026
.871
-.087
-.016
.080
-.069
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan
.372
-.115
.585
.060
.370
.284
-.233
Mendapat rekomendasi dari keluarga
.187
.016
.082
.037
.759
.221
.075
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi
.161
.141
.093
.031
.796
.099
.093
Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif
.117
-.088
.233
.236
.335
.759
.003
Fitur2 pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk
.269
.083
.115
-.009
.360
.769
.028
.209
-.078
.393
.414
.187
.039
.275
Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations.
Sumber: Hasil Output SPSS
158
Component Matrix hasil dari proses rotasi (Rotated Component Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Terlihat bahwa sekarang faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan faktor loading yang besar semakin diperbesar. Selanjutnya berikut ini akan dijelaskan penempatan variabel mana akan dimasukkan ke dalam faktor mana sesuai dengan tabel 4.42. 1) BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,628. 2) BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,661. 3) Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,521.
159
4) Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,774. 5) Setuju dengan fatwa
MUI bahwa Bunga bank
haram Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,882. 6) Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,826. 7) Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya Variabel ini masuk kedalam faktor 7, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 7 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,740.
160
8) BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,382. 9) Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orangorang terpercaya dan profesional Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,658. 10) Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah Variabel ini masuk kedalam faktor 7, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 7 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,459. 11) Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,720.
161
12) Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,450. 13) Pelayanan pegawai BSMI yang cepat Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,623. 14) Pelayanan pegawai BSMI yang ramah Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,792. 15) Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,807. 16) Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,737.
162
17) Lokasi BSMI yang strategis Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 3 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,847. 18) Lokasi BSMI yang mudah ditemukan Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 3 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,871. 19) Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 3 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,585. 20) Mendapat rekomendasi dari keluarga Variabel ini masuk kedalam faktor 5, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 5 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,759. 21) Mendapat rekomendasi dari teman/relasi Variabel ini masuk kedalam faktor 5, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 5 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,796.
163
22) Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,759. 23) Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,769. 24) Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,414. Dengan demikian keduapuluh empat variabel telah direduksi menjadi tujuh faktor, yaitu:s 1) Faktor 1 terdiri dari variabel: a) BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik b) Pelayanan pegawai BSMI yang cepat c) Pelayanan pegawai BSMI yang ramah d) Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
164
e) Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah. Interpretasi faktor yang terbentuk: Interpretasi didasarkan pada skala angka yang sebelumnya diberikan ke responden, yakni dari skala 1 sampai 5. Oleh karena angka bergerak dari negatif (angka 1 untuk Sangat Tidak Setuju) ke positif (angka 5 untuk Sangat Setuju), secara logika semakin angka output mendekati 5, semakin responden berpersepsi positif terhadap variabel tertentu. Sebaliknya, semakin kecil angka output, semakin responden berpersepsi negatif. (Singgih Santoso, 2006:49). Faktor ini
jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor SDM. Kerena korelasi semua variabel pada faktor 1 ini positif, maka itu artinya semakin baik reputasi bank, semakin cepat, ramah, tanggap,
memuaskan,
dan
sabar
pelayanan
pegawainya maka semakin nasabah tertarik untuk berpreferensi
menggunakan
BSMI.
Variabel-
variabel yang terdapat pada faktor 1 ini sesuai dengan penelitian Sudin Haron dkk (1994), yang menunjukkan
bahwa
3
faktor
yang
paling
165
berpengaruh adalah pelayanan yang cepat dan efisien, personil bank yang ramah, reputasi dan image bank, kemudian penelitian Skripsi oleh Adnan Halim (2010) juga menunjukkan bahwa faktor SDM (Dalam penelitian ini disebut Faktor Personel dan Karyawan) merupakan faktor utama yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa pelayanan perbankan. Faktor ini juga sesuai dengan teori Kotler bahwa keputusan nasabah salah satunya dipengaruhi faktor SDM (people). Melihat kesesuaiannya dengan penelitian terdahulu dan teori yang ada, dapat dikatakan faktor SDM merupakan faktor yang pengaruhnya cukup besar/dominan terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. 2) Faktor 2 terdiri dari variabel: a) BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan b) BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan c) Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik
166
d) Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional. Interpretasi faktor yang terbentuk: Faktor ini
jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor syariah. Kerena korelasi semua variabel pada faktor 2 ini positif, maka itu artinya semakin adil sistem bagi hasilnya, semakin kuat penerapan
prinsip
syariahnya,
semakin
pembiayaannya hanya untuk bisnis yang halal dan baik, dan semakin terpercaya dan profesional manajemennya, maka akan semakin nasabah tertarik untuk berpreferensi menggunakan BSMI. Faktor syariah
ini sesuai dengan
penelitian
terdahulu, yaitu dimana faktor ini merupakan faktor yang diduga berpengaruh paling dominan pada penelitian Thesis Samsudin (2004), namun ternyata faktor
ini
mempengaruhi
bukanlah keputusan
faktor
utama
nasabah
yang
melainkan
faktor yang paling berpengaruh adalah faktor fasilitas dan pelayanan. Pada Skripsi Badai Arif (2008), Faktor Syariah ini berada pada urutan ketiga dalam mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan Produk dan Jasa Bank Syariah.
167
Melihat kesesuiannya dengan penelitian terdahulu faktor syariah ini memang berpengaruh terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, walaupun faktor ini bukanlah faktor dominan yang mempengaruhi preferensi nasabah bank syariah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. 3) Faktor 3 terdiri dari variabel: a) Lokasi BSMI yang strategis b) Lokasi BSMI yang mudah ditemukan c) Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan. Interpretasi faktor yang terbentuk: Faktor ini
jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor lokasi. Kerena korelasi semua variabel pada faktor 3 ini positif, maka itu artinya semakin strategis, mudah ditemukan, menarik, nyaman, dan menyenangkan lokasi (gedung) bank, maka
akan
semakin
nasabah
tertarik
untuk
berpreferensi menggunakan BSMI. Faktor lokasi ini sesuai dengan penelitian skripsi Badai Arif (2008), yang menunjukkan bahwa faktor ini merupakan faktor utama yang paling dominan pada
168
sudut pandang responden (nasabah BMI cab. Fatmawati)
dalam
mempengaruhi
keputusan
nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. Faktor ini juga didukung dengan teori Kotler bahwa keputusan nasabah salah satunya dipengaruhi faktor tempat/ lokasi (place). Melihat kesesuaiannya dengan penelitian terdahulu dan teori yang ada, maka jelaslah bahwa faktor lokasi merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah 4) Faktor 4 terdiri dari variabel: a) Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) b) Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram c) Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama d) Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan. Interpretasi faktor yang terbentuk: Faktor ini
jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor sikap terhadap fatwa. Kerena korelasi semua variabel pada faktor 4 ini positif,
169
maka itu artinya semakin bank bebas dari bunga, semakin setuju nasabah dengan fatwa, semakin nasabah menghindari bunga bank, dan semakin bagi hasilnya sesuai harapan, maka akan semakin nasabah tertarik untuk berpreferensi menggunakan BSMI. Faktor sikap terhadap fatwa ini sesuai dengan penelitian Amat Yunus (2005) karena pada penelitian ini, variabel sikap terhadap fatwa berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi minat masyarakat menggunakan jasa perbankan syariah. Kemudian didukung oleh teori kotler bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh faktor psikologis, yang di dalamnya terdapat indikator sikap dan kepercayaan. Menilai kesesuaiannya dengan penelitian terdahulu maka dapat dinilai bahwa faktor sikap terhadap fatwa memiliki pengaruh terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. 5) Faktor 5 terdiri dari variabel: a) Mendapat rekomendasi dari keluarga b) Mendapat rekomendasi dari teman/relasi.
170
Interpretasi faktor yang terbentuk: Faktor ini
jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor sosial. Kerena korelasi semua variabel pada faktor 5 ini positif, maka itu artinya semakin
banyak
keluarga
dan
teman
yang
merekomendasikan BSMI maka akan semakin nasabah tertarik untuk berpreferensi menggunakan BSMI. Faktor yang terdiri dari variabel mendapat rekomendasi
dari
rekomendasi
dari
keluarga teman
ini
dan sesuai
mendapat dengan
penelitian Wan Marhaini Wan Ahmad (2006), dimana kedua variabel ini memiliki nilai factor loading yang paling tinggi diantara variabelvariabel yang lain. Kemudian didukung oleh teori kotler bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh faktor sosial, yang terdiri dari kelompok acuan dan keluarga. Menilai kesesuaiannya dengan penelitian terdahulu maka dapat dinilai bahwa faktor sosial memiliki pengaruh terhadap preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah.
171
6) Faktor 6 terdiri dari variabel: a) Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) b) Sarana
pelayanan
transaksi
perbankan
BSMI yang lengkap c) Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif d) Fitur-fitur
pendukung/keuntungan
yang
terdapat dalam produk. Interpretasi faktor yang terbentuk: Faktor ini
jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor produk dan fasilitas. Kerena korelasi semua variabel pada faktor 6 ini positif, maka itu artinya semakin banyak ATM, semakin lengkap sarana pelayanan, semakin beragam, menarik, inovatif, dan banyak keuntungan dalam produknya, maka akan semakin nasabah tertarik untuk berpreferensi menggunakan BSMI. Faktor produk dan fasilitas ini sesuai dengan penelitian Samsudin (2004) dimana dalam penelitian ini faktor fasilitas dan pelayanan merupakan faktor yang
paling
dominan
dalam
mempengaruhi
172
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah. Kemudian didukung oleh teori kotler bahwa
salah
satu
bauran
mempengaruhi konsumen
pemasaran
yang
dalam menentukan
pilihannya terhadap suatu barang atau jasa adalah produk (product). Menilai kesesuaiannya dengan penelitian terdahulu maka dapat dinilai bahwa faktor
produk
memiliki
pengaruh
terhadap
preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. 7) Faktor 7 terdiri dari variabel: a) Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya b) Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah. Interpretasi faktor yang terbentuk: Faktor ini
jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor merek. Kerena korelasi semua variabel pada faktor 7 ini positif, maka itu artinya semakin nama BSMI terkenal dan terpercaya, dan semakin banyak kantor cabang dan gallerynya di berbagai daerah, maka akan semakin nasabah tertarik untuk berpreferensi menggunakan BSMI.
173
Faktor merek ini sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian Samsudin (2004) dimana faktor ini juga berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah. Melihat kesesuaiannya terhadap penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa memang faktor merek memiliki pengaruh terhadap preferensi nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah. Tentu saja penamaan pada faktor-faktor diatas belum pasti tepat, khususnya untuk faktor 2, 4, dan 7 karena sulitnya melakukan generalisasi variabel yang ada. Namun demikian, sebuah faktor haruslah diberi nama yang sedapat mungkin mencerminkan isi faktor tersebut. Tabel 4.43 Component Transformation Matrix Component 1
1 .586
2 .357
3 .339
4 .291
5 .332
6 .434
7 .176
2
-.110
.584
-.366
.482
-.431
-.147
.270
3
-.133
-.288
.703
.459
-.428
-.099
-.035
4
-.548
-.121
-.178
.517
.443
.380
-.214
5
-.522
.598
.466
-.366
.136
-.007
-.007
6
.178
.168
.054
.257
.398
-.723
-.435
7
-.149
-.220
.064
.068
.384
-.336
.812
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Sumber: Hasil Output SPSS
174
Pada tabel diatas angka-angka yang terdapat pada arah diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah), yaitu antara Component 1 dengan 1, Component 2 dengan 2, Component 3 dengan 3, Component 4 dengan 4, Component 5 dengan 5, Component 6 dengan 6, dan Component 7 dengan 7. Terlihat 6 angka diatas 0,5, yaitu: faktor 1 adalah 0,586, faktor 2 adalah 0,584, faktor 3 adalah 0,703, faktor 4 adalah 0,517, faktor 6 adalah -0,723 (tanda “-“ hanya menunjukkan arah korelasi), dan faktor 7 adalah 0,812. Kemudian sisanya adalah 1 faktor yang nilainya dibawah 0,5, yaitu faktor 5 yang nilainya 0,136. Walaupun hanya ada 6 faktor saja yang mempunyai korelasi diatas 0,5 (faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 6, dan faktor 7) hal ini sudah cukup membuktikan ke enam faktor yang terbentuk cukup tepat, karena ke enam faktor mempunyai korelasi yang cukup tinggi, meskipun sebenarnya lebih bagus lagi kalau semua faktor mempunyai korelasi diatas 0,5 yang dapat membuktikan faktor atau Component yang terbentuk
sangat
tepat,
karena
semua
faktor
mempunyai korelasi yang sangat tinggi.
175
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Hasil penelitian dan pembahasan dengan analisis faktor menunjukkan bahwa ke-24 indikator dari faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah dapat direduksi menjadi 7 faktor. Faktor-faktor yang terbentuk dari pembahasan diatas adalah: 1) Faktor 1 terdiri dari variabel: BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik (Faktor Merek & Kualitas Manajemen), pelayanan pegawai BSMI yang cepat (Faktor Pelayanan), pelayanan pegawai BSMI yang ramah (Faktor Pelayanan) dengan factor loading 0.792, pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan (Faktor Pelayanan), adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah (Faktor Pelayanan). Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) 2) Faktor 2 terdiri dari variabel: BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan (Faktor Syariah) , BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan (Faktor Syariah) , investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik (Faktor Syariah), pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional (Faktor Merek Dan Kualitas). Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Syariah.
176
3) Faktor 3 terdiri dari variabel: lokasi BSMI yang strategis (Faktor Lokasi) , lokasi BSMI yang mudah ditemukan (Faktor Lokasi) ,
gedung atau
tempat BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan (Faktor lokasi). Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Lokasi. 4) Faktor 4 terdiri dari variabel: transaksi perbankan BSMI bebas bunga atau riba (Faktor Syariah) , setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram (Faktor Sikap Terhadap Fatwa) , menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama(Faktor Sikap Terhadap Fatwa) , perolehan bagi hasil yang sesuai harapan (Faktor Produk) . Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Sikap Terhadap Fatwa. 5) Faktor 5 terdiri dari variabel: mendapat rekomendasi dari keluarga (Faktor Sosial), mendapat rekomendasi dari teman/relasi (Faktor sosial) . Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Sosial. 6) Faktor 6 terdiri dari variabel: banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) (Faktor Fasilitas), sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap (Faktor Fasilitas), produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif (Faktor Produk), fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk (Faktor Produk). Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Produk dan Fasilitas. 7) Faktor 7 terdiri dari variabel: nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya (Faktor Merek & Kualitas Manajemen), banyaknya kantor
177
cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah (Faktor Merek & Kualitas Manajemen). Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Merek.
B. Implikasi Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor SDM, faktor syariah, faktor lokasi, faktor sikap terhadap fatwa, faktor sosial, faktor produk dan fasilitas, dan faktor merek merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah. Mengingat faktor SDM merupakan faktor dominan yang dipilih responden, itu artinya faktor SDM memegang peranan penting dalam mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa pelayanan bank. Hal ini sangat wajar karena bank lebih identik dengan perusahaan jasa, dimana pada perusahaan jasa, sebuah pelayanan merupakan sebuah point penting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen karena cukup kuat dalam mempengaruhi kepuasan yang dirasakan konsumen/nasabah. Oleh karena itu hal ini harus diperhatikan dengan seksama oleh pihak manajemen bank terkait untuk selalu meningkatkan kualitas SDM sehingga pelayanan yang diberikan kepada nasabah akan maksimal.
178
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema insani Press. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkiya Institute. Arif, Badai. 2008. Skripsi: “analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Dan Jasa Bank Syariah” Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Arifin, Zainul. 2006. Dasar-dasar Manajemen bank Syariah. Jakarta: pustaka Alvabet. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Dusuki, Asyraf Wajdi dan Nurdianawati Irwani Abdullah. 2006. “Why Do Malaysian Customers Patronise Islamic Banks?”. Jurnal Internasional. International Islamic University Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia. Gozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamid, Abdul. 2007. Panduan Penulisan Skripsi, Cetakan 2. Jakarta: FEIS UIN Press. Halim, Adnan. 2010. Skripsi ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan nasabah Untuk Menggunakan Jasa Pelayanan Perbankan (Studi Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Bogor)” Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Karim, Adiwarman. 2003. Ekonomi Mikro Islam, Edisi II. Jakarta: III T Indonesia. Kasiram, Moh. 2008. Metode Penelitian. Malang: UIN Malang Press. Kasmir. Pemasaran Bank. 2008. Jakarta: Kencana.
179
Kotler, Philip dan A B Susanto. 1999. “Manajemen Pemasaran di Indonesia; Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian”. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip dan Armstrong. 2004 “Manajemen Pemasaran”. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip dan Gery Amstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran Terjemahan. Jakarta: Indeks. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2006. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Lamb, Hair, Mc Daniel. 2001. Pemasaran Buku I. Jakarta: Salemba Empat. Lewis, Mervyn K dan Latifa Algaoud. 2001. Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan Prospek. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Mutasowifin, Ali. “Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di Pasar Non-Muslim”. Jurnal Universitas Paramadina Vol. 3. No 1. September 2003. Nugroho, J setiadi. 2005. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah: studi Pada Wilayah Propinsi Jawa Timur. 2000. Bank Indonesia dan Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya. Rahayu, Iin Tri dan Tristiadi Ardi Ardani. 2004. Observasi dan Wawancara. Jawa Timur: Bayumedia Publishing. Rodoni, Ahmad. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: CSES. Rumapea, Tumpal dan Posmon Haloho. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Samsudin. 2004. Tesis “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri, Studi Kasus Pada Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Thamrin” Santoso, Singgih. 2006.SPSS untuk Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.
180
Simamora, Bilson. 2004. Panduan riset perilaku konsumen. Jakarta: PT Gramedia.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sudin, Haron, Nurafifah Ahmad, dan Sandra L Plainsek. 1994. “Bank Patronage Factors of Muslim and Non-Muslim Customers”. Jurnal Internasional. Sumarwan, Ujang. 2000. “Perilaku konsumen; Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady akbar. Metodologi Penelitian Sosial. 2009. Jakarta: Bumi Aksara. Wan Ahmad, Wan Marhaini. 2006. “Choice Of Financing Amongst Malays: Between Religiosity And Perception”. University Of Malaya. Yunus, Amat. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa Perbankan Syariah” Jurnal Eksis. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. 2007. Jakarta: Bumi Aksara. http://id.wikipedia.org
www.muslimdaily.net www.republika.co.id www.antaranews.com www.pustakaskripsi.com www.bsmi.co.id
181
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Kuesioner A. Screening 1. Apakah Bapak/Ibu nasabah Bank Mega Syariah? a. Ya (lanjutkan mengisi kuesioner) b. Bukan (berhenti mengisi kuesioner) B. Demografi Responden Nama:………………………………….. (boleh tidak diisi) 1. Jenis kelamin:
( )L
( )P
2. Status:
( ) Menikah
( )Belum menikah
3. Usia:
….. tahun
4. Agama:
( ( ( ( ( (
5. Pendidikan Terakhir ( ) SLTP/SMP ( ) SLTA/SMA ( ) Diploma
) Islam ) Kristen katolik ) Kristen protestan ) Hindu ) Budha ) lain-lain, sebutkan……………..
( ) S1 ( ) S2 ( ) lain-lain, sebutkan……..………..
6. Pekerjaan: ( ) Pegawai Negeri ( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Pegawai Swasta ( ) Pelajar/Mahasiswa ( ) Wiraswasta ( ) lain-lain. Sebutkan………………………… 7. Pengeluaran per-bulan: ( ) Rp. < 1.000.000 ( ) Rp. 1.000.000 – 2.000.000
( ) Rp. 2.000.001 – 3.000.000 ( ) Rp. > 3.000.000
182
8. Kepemilikan Rekening di Bank lain, sebutkan… Nama Bank
Jenis Rekening
1. 2. 3. 9. Lama menjadi nasabah Bank Mega Syariah……tahun/bulan 10. Rekening yang paling sering digunakan untuk transaksi Nama Bank
Jenis Transaksi
1. 2. 3. C. Faktor-faktor Petunjuk: Jawablah dengan memberikan tanda check list () pada kotak yang tersedia dengan beberapa alternatif pilihan, yaitu: No. 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Kode SS S R TS STS
Bobot 5 4 3 2 1
Pernyataan-pernyataan di bawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat Bapak/Ibu untuk menjadi nasabah Bank Mega Syariah. No
A. FAKTOR SYARIAH
1.
Bank Mega Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan.
2.
Bank Mega Syariah menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan.
3.
Transaksi perbankan pada Bank Mega Syariah bebas bunga (riba)
SS
S
R
TS
183
STS
4.
Investasi/pembiayaan Bank Mega Syariah hanya untuk bisnis yang halal dan baik.
No
B. FAKTOR SIKAP TERHADAP FATWA
5.
Setuju dengan fatwa MUI bahwa bunga adalah haram
6.
Bunga (riba) bertentangan dengan ajaran agama, maka Saya akan menjauhinya.
No
C. FAKTOR MANAJEMEN
7.
Nama Bank Mega Syariah yang sudah terkenal dan terpercaya.
8.
Bank Mega Syariah merupakan kelompok perusahaan PARA GROUP (Bank Mega, Carrefour, Trans TV, Trans 7, The Coffee Bean dan Tea Leaf, Baskin Robbins, Bandung Supermall, dll) yang memiliki reputasi cukup baik
9.
Para pimpinan (manajemen) Bank Mega Syariah terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional.
No
D. FAKTOR FASILITAS
10.
Banyaknya kantor cabang dan Gallery Bank Mega Syariah di berbagai daerah.
11.
Banyaknya jaringan ATM Bank Mega Syariah (Seperti ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
12.
Sarana pelayanan transaksi perbankan di Bank Mega Syariah yang lengkap.
No.
E. FAKTOR PELAYANAN
13.
Pelayanan yang cepat dari para pegawai Bank Mega Syariah.
14.
Pelayanan yang ramah dari para pegawai Bank Mega Syariah.
15.
Pelayanan pegawai Bank Mega Syariah yang
MEREK
dan
KUALITAS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
184
tanggap dan memuaskan. 16.
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai Bank Mega Syariah saat melayani nasabah.
No.
F. FAKTOR LOKASI
17.
Lokasi Bank Mega Syariah yang strategis.
18.
Lokasi Bank Mega Syariah yang mudah ditemukan.
19.
Gedung (tempat) Bank Mega Syariah menarik, nyaman, dan menyenangkan.
No.
G. FAKTOR SOSIAL
20.
Mendapat rujukan dari perusahaan/tempat bekerja. (Bank Mega Syariah merupakan bank yang ditunjuk untuk mengurus payroll atau gaji karyawan)
21.
Mendapat rekomendasi dari keluarga
22.
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi
No.
H. FAKTOR PRODUK
23.
Produk-produk perbankan syariah yang beragam, menarik, dan inovatif
24.
Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk
25.
Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
Terimakasih kepada Bapak/Ibu yang telah berpartisipasi dalam survey ini. Akhir kata dari Saya, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. TTD Responden
(___________________)
185
Tabel Jawaban Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
V 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
V 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
V 3 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4
V 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4
V 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4
V 6 5 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
V 7 4 4 4 5 3 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
V 8 5 3 5 5 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
V V 9 10 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 3 4 3 3 2 5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 5 4 3
V V 11 12 5 4 3 4 4 4 5 2 4 4 5 3 4 2 5 4 5 4 5 4 4 4 2 2 4 3 4 5 4 4 3 3 5 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
V V 13 14 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
V V 15 16 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
V V 17 18 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 2 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4
V V 19 20 3 5 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 2 5 3
V V 21 22 4 5 4 4 2 4 2 4 2 5 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 5 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
V V 23 24 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5
V Total 25 3 103 4 96 4 95 4 100 4 92 4 92 2 91 5 105 4 111 4 100 5 94 2 83 4 95 4 107 4 97 4 99 3 95 4 99 4 106 2 92 4 96 5 105 4 109 5 115 4 107 5 106 186
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
5 3 4 4 4 2 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5
5 4 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5
4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5
4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5
5 3 4 3 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5
5 4 4 4 4 2 4 4 3 5 4 4 4 3 4 5 3 4 4 5 4 3 3 3 4 4 3 3 5
3 4 5 4 3 2 3 4 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 5
5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5
5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4
5 5 5 4 5 2 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4
5 4 5 4 5 2 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4
4 5 5 4 5 2 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 5 3 2 3 4 5 4 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
5 5 4 5 3 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3
3 3 3 3 4 4 4 2 5 2 4 2 3 3 4 3 4 4 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 2 3 2 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 2 2 3 4 2 4
5 5 4 4 4 2 2 2 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 2 2 3 4 2 4
4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4
4 5 5 4 4 2 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4
4 5 5 4 4 2 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4
112 107 112 101 98 61 91 94 107 108 113 99 105 105 106 106 100 105 95 106 104 100 98 93 89 95 95 88 104
187
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 3 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4 3 5 4 3 3
4 2 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5
4 2 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4
4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 5 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 4 3 4 3 5 3 3 3
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 3 3 4 2 4 4 5 4 3 3
4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
3 4 4 3 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 5 3 4 3 4 4 5 4 3 3
4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3
4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
2 3 2 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 4 2 3 4 2 4 4
4 4 3 3 2 3 4 2 4 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4
4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5
93 88 91 89 95 102 100 96 95 99 95 97 109 96 91 96 99 91 99 100 98 94 98 98 98 114 93 95 96
188
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4
4 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4
4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 2 4 4 3
3 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 2 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4
4 5 4 3 3 3 4 4 3 3 5 4 5 4 3 4
2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 5 3 3 3 3 4
4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4
4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5
5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 5
2 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4
2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2
5 5 4 4 5 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2
5 5 5 5 5 2 2 3 4 2 4 4 4 4 4 2
4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
2 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4
93 106 104 100 98 93 89 95 95 88 104 93 88 91 89 95
189
Anti-image Matrices Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Syariah1 Syariah2 Syariah3 Syariah4 SkpFatwa1 SkpFatwa2 Merk1 Merk2 Merk3 Fasilitas1 Fasilitas2 Fasilitas3 Pelayanan1 Pelayanan2 Pelayanan3 Pelayanan4 Lokasi1 Lokasi2 Lokasi3 Lingkungan2 Lingkungan3 Produk1 Produk2 Produk3 Syariah1 Syariah2 Syariah3 Syariah4 SkpFatwa1 SkpFatwa2 Merk1 Merk2 Merk3 Fasilitas1 Fasilitas2 Fasilitas3 Pelayanan1 Pelayanan2 Pelayanan3 Pelayanan4 Lokasi1 Lokasi2 Lokasi3 Lingkungan2 Lingkungan3 Produk1 Produk2 Produk3
Syariah1 .545 -.083 -.052 -.061 -.076 .074 -.135 -.043 -.016 .079 .001 -.012 .114 -.081 -.005 .034 -.126 -.051 .060 .052 -.103 .031 -.032 -.049 .725a -.164 -.107 -.123 -.184 .159 -.244 -.090 -.029 .149 .001 -.025 .201 -.191 -.013 .070 -.240 -.124 .172 .107 -.205 .093 -.092 -.086
Syariah2 -.083 .466 -.157 -.100 .015 .034 .124 .090 -.156 -.045 .006 -.010 -.065 .028 -.096 .001 .040 .086 -.024 -.010 .044 -.051 .008 .036 -.164 .706a -.346 -.215 .040 .077 .242 .205 -.309 -.091 .011 -.023 -.123 .073 -.248 .002 .082 .227 -.074 -.021 .096 -.165 .023 .069
Syariah3 -.052 -.157 .440 -.106 -.053 -.061 -.125 .047 .102 -.002 -.058 -.050 .030 -.037 .058 -.109 -.064 -.010 .020 .071 -.102 -.014 .042 -.001 -.107 -.346 .735a -.235 -.144 -.145 -.250 .110 .208 -.004 -.111 -.120 .059 -.096 .154 -.248 -.135 -.027 .064 .162 -.227 -.045 .133 -.001
Syariah4 -.061 -.100 -.106 .459 .003 -.064 .022 -.122 -.080 .036 -.073 .015 -.024 .065 -.035 .153 .063 -.080 .019 -.098 .062 .085 -.056 -.046 -.123 -.215 -.235 .607a .007 -.149 .044 -.278 -.159 .073 -.138 .036 -.046 .167 -.091 .339 .131 -.210 .061 -.219 .135 .277 -.174 -.089
SkpFatwa1 -.076 .015 -.053 .003 .312 -.194 .048 -.103 .057 -.049 -.035 .035 -.088 .107 -.027 .045 .047 .127 -.084 .004 .001 -.019 .022 -.093 -.184 .040 -.144 .007 .516a -.549 .114 -.284 .138 -.121 -.080 .099 -.204 .333 -.087 .122 .120 .408 -.321 .012 .002 -.074 .083 -.217
SkpFatwa2 .074 .034 -.061 -.064 -.194 .402 .039 .044 -.033 -.013 .087 -.126 .093 -.047 -.015 -.060 -.022 -.057 .105 -.003 -.018 -.054 .023 .035 .159 .077 -.145 -.149 -.549 .578a .081 .106 -.070 -.028 .174 -.316 .191 -.128 -.040 -.142 -.049 -.162 .352 -.007 -.042 -.186 .076 .071
Merk1 -.135 .124 -.125 .022 .048 .039 .565 -.061 -.098 -.139 -.003 .025 -.057 -.002 .023 -.021 .024 .138 -.048 -.083 .024 -.009 -.034 -.001 -.244 .242 -.250 .044 .114 .081 .677a -.125 -.176 -.257 -.005 .052 -.098 -.005 .053 -.043 .044 .330 -.137 -.168 .047 -.027 -.097 -.002
Merk2 -.043 .090 .047 -.122 -.103 .044 -.061 .416 -.149 -.044 -.024 -.061 -.100 -.008 -.033 -.135 -.003 -.018 .052 .064 -.003 -.073 .092 .091 -.090 .205 .110 -.278 -.284 .106 -.125 .619a -.312 -.094 -.047 -.150 -.201 -.021 -.089 -.315 -.007 -.049 .170 .150 -.006 -.250 .303 .185
Merk3 -.016 -.156 .102 -.080 .057 -.033 -.098 -.149 .548 -.008 -.025 .014 .106 -.003 -.033 -.017 -.019 -.018 -.002 .018 -.055 .026 -.022 -.003 -.029 -.309 .208 -.159 .138 -.070 -.176 -.312 .744a -.014 -.042 .029 .186 -.007 -.078 -.035 -.036 -.043 -.006 .037 -.109 .076 -.063 -.006
Fasilitas1 .079 -.045 -.002 .036 -.049 -.013 -.139 -.044 -.008 .519 -.074 -.036 -.074 .028 -.035 .012 -.090 -.127 .080 .010 .069 .041 -.010 -.156 .149 -.091 -.004 .073 -.121 -.028 -.257 -.094 -.014 .662a -.131 -.078 -.135 .068 -.086 .025 -.175 -.317 .236 .022 .142 .126 -.028 -.283
Fasilitas2 .001 .006 -.058 -.073 -.035 .087 -.003 -.024 -.025 -.074 .616 -.084 .020 -.089 .046 .038 .045 -.034 .079 .018 .005 -.079 -.038 .059 .001 .011 -.111 -.138 -.080 .174 -.005 -.047 -.042 -.131 .756a -.169 .032 -.197 .103 .072 .081 -.078 .215 .034 .009 -.221 -.103 .098
Fasilitas3 -.012 -.010 -.050 .015 .035 -.126 .025 -.061 .014 -.036 -.084 .398 -.012 -.016 .029 .003 -.002 .040 -.158 -.010 .052 .064 -.087 -.010 -.025 -.023 -.120 .036 .099 -.316 .052 -.150 .029 -.078 -.169 .776a -.025 -.044 .081 .008 -.004 .113 -.531 -.024 .121 .222 -.293 -.020
Pelayanan1 .114 -.065 .030 -.024 -.088 .093 -.057 -.100 .106 -.074 .020 -.012 .590 -.117 -.030 .002 -.062 -.037 .000 .007 -.049 .015 -.020 .047 .201 -.123 .059 -.046 -.204 .191 -.098 -.201 .186 -.135 .032 -.025 .771a -.264 -.069 .004 -.113 -.086 -.001 .015 -.094 .044 -.055 .081
Pelayanan2 -.081 .028 -.037 .065 .107 -.047 -.002 -.008 -.003 .028 -.089 -.016 -.117 .329 -.152 -.035 .098 .021 -.028 -.047 .018 .042 -.016 -.090 -.191 .073 -.096 .167 .333 -.128 -.005 -.021 -.007 .068 -.197 -.044 -.264 .735a -.467 -.092 .240 .064 -.103 -.124 .048 .159 -.060 -.206
Pelayanan3 -.005 -.096 .058 -.035 -.027 -.015 .023 -.033 -.033 -.035 .046 .029 -.030 -.152 .323 -.085 -.029 .025 -.055 .000 -.013 .026 -.034 .001 -.013 -.248 .154 -.091 -.087 -.040 .053 -.089 -.078 -.086 .103 .081 -.069 -.467 .834a -.225 -.072 .078 -.204 .001 -.033 .102 -.128 .003
Pelayanan4 .034 .001 -.109 .153 .045 -.060 -.021 -.135 -.017 .012 .038 .003 .002 -.035 -.085 .442 .060 -.056 -.001 -.005 .010 .043 -.077 -.071 .070 .002 -.248 .339 .122 -.142 -.043 -.315 -.035 .025 .072 .008 .004 -.092 -.225 .780a .127 -.151 -.004 -.012 .022 .144 -.244 -.139
Lokasi1 -.126 .040 -.064 .063 .047 -.022 .024 -.003 -.019 -.090 .045 -.002 -.062 .098 -.029 .060 .503 -.112 -.059 -.003 .013 .014 -.033 -.018 -.240 .082 -.135 .131 .120 -.049 .044 -.007 -.036 -.175 .081 -.004 -.113 .240 -.072 .127 .736a -.282 -.176 -.006 .026 .044 -.098 -.033
Lokasi2 -.051 .086 -.010 -.080 .127 -.057 .138 -.018 -.018 -.127 -.034 .040 -.037 .021 .025 -.056 -.112 .312 -.126 .023 -.013 -.020 .019 -.046 -.124 .227 -.027 -.210 .408 -.162 .330 -.049 -.043 -.317 -.078 .113 -.086 .064 .078 -.151 -.282 .596a -.480 .063 -.035 -.078 .071 -.108
Lokasi3 .060 -.024 .020 .019 -.084 .105 -.048 .052 -.002 .080 .079 -.158 .000 -.028 -.055 -.001 -.059 -.126 .222 -.021 -.034 -.070 .045 .020 .172 -.074 .064 .061 -.321 .352 -.137 .170 -.006 .236 .215 -.531 -.001 -.103 -.204 -.004 -.176 -.480 .660a -.067 -.108 -.328 .200 .055
Lingkungan2 .052 -.010 .071 -.098 .004 -.003 -.083 .064 .018 .010 .018 -.010 .007 -.047 .000 -.005 -.003 .023 -.021 .435 -.239 -.048 .009 -.057 .107 -.021 .162 -.219 .012 -.007 -.168 .150 .037 .022 .034 -.024 .015 -.124 .001 -.012 -.006 .063 -.067 .766a -.537 -.162 .030 -.114
Lingkungan3 -.103 .044 -.102 .062 .001 -.018 .024 -.003 -.055 .069 .005 .052 -.049 .018 -.013 .010 .013 -.013 -.034 -.239 .457 .029 -.046 .022 -.205 .096 -.227 .135 .002 -.042 .047 -.006 -.109 .142 .009 .121 -.094 .048 -.033 .022 .026 -.035 -.108 -.537 .745a .093 -.144 .042
Produk1 .031 -.051 -.014 .085 -.019 -.054 -.009 -.073 .026 .041 -.079 .064 .015 .042 .026 .043 .014 -.020 -.070 -.048 .029 .207 -.154 -.103 .093 -.165 -.045 .277 -.074 -.186 -.027 -.250 .076 .126 -.221 .222 .044 .159 .102 .144 .044 -.078 -.328 -.162 .093 .658a -.718 -.295
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
192
Produk2 -.032 .008 .042 -.056 .022 .023 -.034 .092 -.022 -.010 -.038 -.087 -.020 -.016 -.034 -.077 -.033 .019 .045 .009 -.046 -.154 .223 .078 -.092 .023 .133 -.174 .083 .076 -.097 .303 -.063 -.028 -.103 -.293 -.055 -.060 -.128 -.244 -.098 .071 .200 .030 -.144 -.718 .714a .216
R TABEL DENGAN SIGNIFIKANSI 5%
193