e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) KECAMATAN DENPASAR TIMUR Periode 2010 sampai dengan 2012 1
Komang Triana Windartini, 1Lucy Sri Musmini, 2Anantawikrama Tungga Atmadja Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dan (2) faktor yang dominan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Denpasar Timur tahun 2010-2012. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini yaitu pegawai dan nasabah yang mengalami kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Denpasar Timur, dengan jumlah populasi 199 sedangkan sampel yang digunakan sebesar 100 responden. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dengan menggunakan SPSS for windows versi 19. Temuan hasil analisis faktor menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Denpasar Timur yaitu faktor intern dan faktor ekstern, sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Denpasar Timur tahun 2010-2012 adalah berasal dari faktor intern yaitu kurangnya pengawasan kredit dengan nilai varimax rotation sebesar 0,866. Kata Kunci: faktor eksternal, faktor Internal, kredit macet, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Abstract This study was aimed at (1) finding out the factors that had caused nonperforming loans and (2) the dominant factor that had caused nonperforming loans in the Village Credit Institution in East Denpasar district in 2010- 2012. This study was a quantitative research. The subjects were the workers and customers who had nonperforming loans in the Village Credit Institution in East Denpasar district , the total number of whom was 199 while the sample used was 100 respondents. The data collection methods used were questionnaire and documentation. The data analysis used was factor analysi using SPSS for Windows version 19. The findings of the factor analysis showed that the factors that had caused nonperforming loans in the Village Credit Institution in East Denpasar district were internal factor and external factor, while the most dominant factor that had caused nonperforming loans in the Village Credit Institution in East Denpasar district in 2010 – 2012 came from the internal factor, i.e., the lack of credit control using varimax rotation value of 0.866. Keywords : external factor, Internal Factor, Nonperforming Loans, Village Credit Institution
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Bali merupakan provinsi di Indonesia yang terkenal atas adat-istiadat serta kebudayaannya yang beraneka ragam. Disamping adat–istiadat dan kebudayaannya, untuk menciptakan perekonomian yang sejahtera maka terdapat beberapa lembaga keuangan, yang salah satunya lembaga keuangan mikro yaitu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang terdapat dibeberapa desa adat. Desa Adat atau yang sering dikatakan sebagai Desa Pakraman merupakan salah satu lembaga organisasi sosial yang bersifat tradisional di Bali yang memiliki beberapa hak otonom salah satunya ialah otonom dalam sosial ekonomi. Desa Adat maupun Desa Pakraman di Bali sudah mempunyai beberapa peraturan (awig-awig), norma dan berbagai jenis sanksi adat yang dijadikan pedoman kuat dalam mencapai tujuan khususnya di suatu wilayah desa itu sendiri. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali No.2 Tahun 2002 Pasal 2, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk krama desa. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) juga dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan desa adat yang didirikan atas dasar keterbatasan dana atau sumber permodalan usaha masyarakat, yang ditujukan untuk dapat menjakau kreditkredit yang diperlukan (Darsana, 2010: 12). Lembaga Perkreditan Desa (LPD) didirikan dengan tujuan untuk pembangunan desa khususnya dalam bidang ekonomi, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala daerah Tingkat I Bali Nomor 972 tahun 1984. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa, yaitu lembaga keuangan milik Desa Pakraman yang telah berkembang, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan budaya kepada anggotanya. Tingkat kepercayaan merupakan hal yang sangat penting, dan harus dijaga oleh lembaga keuangan khususnya Lembaga Perkreditan desa (LPD). Terutama dalam
menyalurkan kredit, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) seharusnya dapat mempertahankan tingkat kepercayaan masyarakat karena kepercayaan masyarakat merupakan hal yang utama dalam perjalanan usaha Lembaga Perkreditan Desa (LPD), dengan demikian para nasabah akan merasa yakin bahwa dana yang disimpan terjaga keamanannya sehingga, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dapat memutarkan dana operasionalnya yaitu berupa penyaluran kredit. Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan, dalam artian bahwa seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditor) percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan, apabila seseorang memperoleh kredit berarti mereka memperolah kepercayaan maka dari itu dasar dari kredit adalah kepercayaan (Thamrin, 2012: 162). Dalam Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2012: 113). Dari beberapa pengertian tentang kredit yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau perjanjian kesepakatan bahwa pembayarannya dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati beserta besarnya bunga yang ditetapkan. Secara umum unsur-unsur kredit (Kasmir, 2012:114) adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko dan balas jasa. Selain unsur-unsur kredit, terdapat pula prinsip-prinsip pemberian kredit dalam memilih nasabah atau masyarakat desa yang mengajukan atau memohon kredit dengan syarat memenuhi prinsip-prinsip pemberian kredit yaitu
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) dengan dilakukannya analisis 5C dan 7P Analisis 5C diantaranya Character, Capasity, Capital, Condition, dan Collateral sedangkan analisis 7P diantaranya Personality, Party, Porpose, Prospect, Payment, Profitability serta Protection. Berdasarkan ketentuannya Bank Indonesia (BI) menggolongkan kualitas kredit yaitu (1) Lancar (pas) artinya kredit yang disalurkan tidak menimbulkan masalah, (2) dalam perhatian khusus (special mention) artinya kredit yang diberikan sudah mulai bermasalah, sehingga perlu memperoleh perhatian, (3) kurang lancar (substandard) apabila kredit yang diberikan pembayarannya sudah mulai tersendat-sendat, namun nasabah masih mampu membayar, (4) diragukan (doubtful) yaitu kemampuan nasabah untuk membayar makin tidak dapat dipastikan, dan (5) macet (loss) apabila nasabah sudah tidak mampu lagi untuk membayar pinjamannya, sehingga perlu diselamatkan. Dari beberapa kualitas kredit yang dipaparkan diatas, penelitian ini akan membahas kualitas kredit diantaranya yaitu kredit macet (loss). Meskipun kredit yang diberikan di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sudah sesuai dengan sistem atau prosedur pemberian kredit yang berlaku, namun di lapangan terlihat bahwa masih ada yang mengalami permasalahan. Salah satunya yaitu kredit macet. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kredit macet yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang menyebabkan kredit macet yang berasal dari pihak dalam lembaga keuangan, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang menyebabkan kredit macet dari luar lembaga keuangan yaitu nasabah atau lingkungan. Saat ini terlihat bahwa masih banyak lembaga keuangan khususnya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang menangani kredit bermasalah atau macet yang seharusnya ditangani secara intensif. Dalam pemberian kredit hendaknya harus diperhatikan secara khusus bagi pihak Lembaga Perkreditan Desa (LPD) karena jika saja terjadi kredit macet yang terlalu banyak dan berkelanjutan maka pihak Lembaga Perkreditan Desa (LPD) akan menimbulkan kerugian yang besar bahkan
akan mengalami kebangkrutan serta akan menghambat kelangsungan usaha Lembaga Perkreditan Desa (LPD) itu sendiri. Sinungan (1995:57) menyatakan bahwa kredit macet merupakan kredit yang tidak lancar dan telah sampai jatuh temponya belum juga dapat diselesaikan oleh nasabah bersangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet yang dinyatakan Perbarindo (2005) bahwa faktor penyebab kredit macet barasal dari internal bank, debitur, dan eksternal atau alam. Faktor penyebab kredit macet yang berasal dari internal bank sebagai berikut kelemahan dalam dokumentasi kredit, kelemahan dalam menganalisa kredit, kelemahan dalam transaksi jaminan, kecurangan atau kenakalan petugas bank, kelemahan Sumber Daya Manusia (SDM) serta kurangnya pengawasan kredit. Sedangkan penyebab kredit macet yang berasal dari faktor ekstern yaitu kelemahan karakter debitur, kecerobohan debitur, kelemahan kemampuan debitur dan debitur mengalami musibah. Berdasarkan data jumlah kredit macet yang diperoleh dari laporan keuangan kantor Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa Kota Denpasar (LPLPDK) bahwa kredit macet dialami oleh 10 Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yaitu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Poh Manis, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Lap-Lap, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Anggabaya, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Penatih, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tambawu, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Penatih Puri, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Sumerta, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kesiman, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Yang Batu serta Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Pagan. Berikut jumlah kredit macet di Kecamatan Denpasar Timur periode 2010-2012 dapat dilihat dalam Tabel 1.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 1. Jumlah kredit macet tahun 2010-2012 pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kecamatan Denpasar Timur Klasifikasi Pinjaman
Tahun
Rupiah (Rp)
Kredit Macet
2010
677.632.000
Kredit Macet
2011
878.175.000
Kredit Macet
2012
1.260.991.000 2.816.798.000
Jumlah Sumber: Kantor PLPDK Denpasar Dari tabel diatas dapat diamati bahwa jumlah kredit macet tiap tahunnya mengalami peningkatan. Untuk meminimalisir keadaan seperti ini, tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan penemuan lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet sehingga dapat diberikan jalan keluar atau solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Tuti Wardani dan Muslim. Penelitian Tuti Wardani (2013) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada LPD di Kecamatan susut Bangli membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi kredit macet yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor yang dominan mempengaruhi kredit macet adalah faktor intern dengan dimensi analisa kredit lemah. Penelitian yang dilakukan Muslim (2012) mengenai faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet (Kurang Lancar, Diragukan Dan Macet) Pada UMKM Industri Mebel Di Kabupaten Jepara. Membuktikan bahwa variabel pengelolaan pemasaran berpengaruh negatif terhadap kredit macet, tetapi tidak signifikan. Variabel pengelolaan teknis berpengaruh negatif dan signifikan. Kemudian variabel tingkat persaingan dan tingkat kebijakan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit macet. Sedangkan variabel pengelolaan keuangan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kredit macet UMKM industri mebel di Jepara. Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang sudah dipaparkan maka yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini yaitu (1) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur periode 20102012? dan (2) Faktor manakah yang dominan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur periode 20102012? Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui faktor-faktor penyebab kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur periode 2010-2012 dan (2) mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur periode 2010-2012. METODE Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, karena data yang digunakan berbentuk angka-angka. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi dan kuesioner. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah terstruktur dan disebarkan pada rasponden. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai dan Nasabah yaitu sepuluh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur yang berjumlah 199 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) random sampling yaitu suatu cara untuk penarikan sampel secara acak sederhana. Sampel yang digunakan adalah pegawai dan nasabah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang mengalami kredit macet tahun 2010 -2012. Pengujian instrument pada penelitian ini diuji dengan uji validitas dan uji reliabel. Uji Validitas disini menggunakan pendekatan rumus Pearson Product-Moment Corelation Coefisient dengan persyaratan minimal data interval maka data ordinal yang diperoleh ditingkatkan pengukurannya menjadi data interval dengan menggunakan method of succesive interval sebelum melaksanakan pengujian. Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis Koefisien Korelasi Product Moment Pearson untuk menguji tingkat validitas instrumen dengan rumus sebagai berikut (Husein Umar 2005:133).
ditotal, selanjutnya dicari korelasinya dan berikutnya dianalisis menggunakan rumus koefisien korelasi Spearman Brown rumusnya sebagai berikut (Sugiyono 1998:104).
r xy
HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pegawai dan nasabah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang terdiri dari sepuluh LPD di Kecamatan Denpasar Timur yang mengalami kredit macet berturut-turut dari tahun 2010-2012. Kuesioner yang disebar berjumlah 100 kuesioner, dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner maka tingkat pengembalian kuesioner mencapai 100%. Dengan artian bahwa semua kuesioner kembali dan tidak ada yang gugur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari enam dimensi yaitu analisa kredit lemah, kelemahan dalam prosedur pemberian kredit, kelemahan dalam transaksi jaminan, kelemahan Sumber Daya Manusia, kecurangan atau kenakalan petugas Lembaga Perkreditan Desa (LPD), dan kurangnya pengawasan kredit. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari empat dimensi yaitu kelemahan karakter debitur, penyalahgunaan kredit, kelemahan kemampuan debitur dan musibah. Dalam
n XY X
Y n X ² ( X)² nY ² ( Y)²
(1)
Keterangan: r xy = koefisien korelasi Pearson antara item instrumen yang akan digunakan dengan variabel instrumen dengan variabel bersangkutan X = skor tiap pertanyaan atau item instrumen Y = skor total item instrumen dalam variabel tersebut n = jumlah responden Untuk menguji keberartian koefisien rxy valid atau tidak valid akan digunakan uji t, yang dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Menurut Husein Umar (2005:134) dimana thitung akan dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut. t
r
n 2 dengan db = n-2
1 r2
(2)
R merupakan koefisien korelasi Pearson dan db adalah derajat bebas. Keputusan pengujian validitas instrumen menggunakan taraf signifikansi yaitu 5%. Pengujian reliabilitas instrument secara internal dapat dilakukan dengan menggunakan teknik membagi menjadi dua bagian yaitu ganjil dan genap, kemudian
rsb
2rb 1 rb
(3)
Keterangan: rsb =reliabilitas internal seluruh instrumen rb =koefisien korelasi pearson antara belahan ganjil dan genap. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis faktor. Dimana analisis faktor merupakan teknik analisis statistika yang bertujuan menerangkan struktur hubungan di antara variabel-variabel yang teramati dengan jalan membangkitkan beberapa faktor atau komponen atau variabel yang jumlahnya lebih sedikit dari sejumlah variabel asalnya.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) penelitian ini untuk mengukur kecukupan sampel, maka yang digunakan adalah koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Berikut uji koefisien Kaiser-Meyer-Olkin
(KMO) bisa dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil uji koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.737 Approx. Chi-Square Df Sig.
192.903 45 .000
Sumber: data diolah, 2014 Koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,737 dapat dijelaskan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini sudah bisa dilakukan untuk dianalisis menggunakan analisis faktor. Dilihat dari pengujian Barlett’s Test of Spheriycity menunjukkan hasil yang signifikan dengan approximation Chi-Squre = 192,903. Dari hasil pengujian Kaiser-MeyerOlkin (KMO) dan Barlett’s Test of Spheriycity di atas, maka dimensi atau faktor yang mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur telah bisa dilakukan karena sudah memenuhi syarat.
Berikutnya dilakukan ekstraksi faktor agar faktor yang mempengaruhi atau menjelaskan kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur bisa ditentukkan. Dari hasil total persentase varians masing-masing faktor utama tersebut, sehingga mampu menjelaskan ekstraksi faktor. Selain total persentase varians, untuk menentukkan faktor yang mempengaruhi kredit macet bisa dilakukan dengan memilih parameter akar karakteristik terkecil (eigenvalue) > 1. Berikut tabel uji variance exsplained bisa dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji variance exsplained
Initial Eigenvalues Component Total
% of
Cumulative
Variance
%
Extraction Sums of Squared
Rotation Sums of Squared
Loadings
Loadings
Total
% of
Cumulative
Variance
%
Total
% of
Cumulative
Variance
%
1
3.675
36.749
36.749
3.675
36.749
36.749
2.969
29.695
29.695
2
2.110
21.105
57.854
2.110
21.105
57.854
2.816
28.159
57.854
Sumber: data diolah, 2014 Berdasarkan tabel hasil uji variance exsplained diatas, maka untuk mengetahui faktor yang memiliki eigenvalue > 1 dari total variance exsplained bahwa ada dua faktor yang mempunyai eigenvalue > 1 yang masing-masing mempunyai percentage of variance sebesar 29,695% dan 28,159%, sehingga total percentage of variance dua faktor tersebut adalah sebesar 57,854%. Dengan kata lain dua faktor
tersebut mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 57,854% terhadap kredit macet atau hanya 42,146 % dimensi atau faktor kredit macet yang tidak tergambarkan oleh faktor tersebut. Tabel componet matrix digunakan untuk mendistribusikan variabel-variabel yang telah diekstrak ke dalam faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loadingnya. Variabel dimasukkan dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) faktor yang memiliki factor loading terbesar. Untuk mempermudah menginterpretasikan, kemudian dilakukan rotasi faktor. Setelah melakukan proses rotasi, Rotated component matrix menunjukkan bahwa distribusi variabel-variabel yang telah diekstrak ke dalam faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loadingnya. Nilai factor loading dimungkinkan berubah
setelah mengalami rotasi. Factor loading menggambarkan tingkat keeratan suatu variabel terhadap variabel yang terbentuk. Semakin besar jumlah nilai factor loadingnya maka semakin nyata variabel tersebut dapat dimasukkan dalam salah satu faktornya, begitu juga sebaliknya. seperti Tabel 4. rotated component matrix dibawah ini.
Tabel 4. Faktor/dimensi yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur Dimensi/ Faktor Kredit Macet
Varimax Rotation 1 2
Faktor Intern Analisa kredit lemah Kelemahan prosedur dalam pemberian kredit
0,613 0,775
-
Kelemahan dalam transaksi jaminan
0,685
-
Kelemahan Sumber Daya Manusia (SDM)
0,543
-
Kecurangan atau kenakalan petugas LPD
0,501
-
Kurangnya pengawasan kredit
0,866
-
Penyalahgunaan Kredit
-
0,795 0,729
Kelemahan kemampuan debitur
-
0,830
Musibah
-
0,537
Faktor Ekstern Kelemahan karakter debitur
Sumber: data yang diolah, 2014 Berdasarkan tabel hasil rotated component matrix diatas, dapat diuraikan, terlebih dahulu pada faktor intern terlihat bahwa masing-masing dimensi memiliki nilai varimax rotation yang berbeda artinya dengan nilai yang dimiliki, maka masingmasing dimensi faktor intern mampu mempengaruhi atau menjelaskan kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur. Dimana, nilai varimax rotation sebesar 0,866 yaitu dimensi kurangnya pengawasan kredit merupakan faktor yang dominan mempengaruhi kredit macet. Penjelasan untuk faktor ekstern terlihat pula semua dimensi memiliki nilai varimax rotation yang berbeda artinya dengan nilai yang dimiliki, maka masingmasing dimensi faktor ekstern mampu
mempengaruhi atau menjelaskan kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur. Salah satu dari dimensi faktor ekstern yang mempunyai nilai varimax rotation paling tinggi sebesar 0,830 yaitu dimensi kelemahan kemampuan debitur. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kecamatan Denpasar Timur. Faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan masing-masing dimensinya yaitu faktor Intern dengan enam dimensi (1) kurangnya pengawasan kredit, dimensi kurangnya pengawasan kredit mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,866 disebabkan karena kurangnya pengawasan dari pihak Intern terhadap penggunaan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No:1 Tahun 2014) kredit oleh debitur, sehingga dapat merugikan pihak LPD karena kemungkinan kredit yang diberikan kepada debitur digunakan untuk kegiatan yang sia-sia atau tidak penting. Hal inilah yang dapat memicu terjadinya kredit macet, (2) dimensi kelemahan dalam prosedur pemberian kredit mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,775 disebabkan karena prosedur pemberian kredit tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku atau prosedur pemberian kredit yang tidak kuat dalam pemberian kredit sehingga dapat menyebabkan kredit macet, (3) dimensi kelemahan dalam transaksi jaminan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,685 disebabkan karena penilaian transaksi jaminan yang kurang teliti dan tidak dengan kehati-hatian, jaminan yang digunakan saat pengajuan kredit tidak sebanding dengan jumlah kredit yang diberikan, sehingga akan merugikan pihak Lembaga Perkreditan Desa (LPD), (4) dimensi analisa kredit lemah menyebabkan kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,613 karena kesalahan dalam melakukan analisis kredit, tidak menerapkan prinsip 5C dan 7P, belum dilakukan analisis terhadap karakter debitur yang meminjam kredit, serta modal yang dimiliki oleh debitur belum diketahui secara jelas untuk mengetahui kemampuan dalam melunasi kredit, (5) dimensi kelemahan sumber daya manusia mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,543 disebabkan karena rendahnya wawasan, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman dibidang perkreditan yang dimiliki oleh pegawai Lembaga Perkreditan Desa (LPD) serta terbatasnya jumlah tenaga professional di bidang perkreditan yang ada di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), hal ini dapat menyebabkan pihak LPD mengalami kesulitan dalam melakukan penyelamatan kredit macet, (6) dimensi kecurangan atau kenakalan petugas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) mempengaruhi kredit macet sebesar 0,501 disebabkan karena adanya kecurangan atau kenakalan dari kepribadian pegawai itu sendiri, yang mencerminkan bahwa redahnya kualitas sumber daya manusia
yang ada di Lembaga Perkredian Desa. Dan munculnya sikap egoisme yaitu mendahulukan kepentingan pribadi dari pegawai atau pengurus Lembaga Perkreditan Desa. Berikut penjelasan faktor ekstern dengan empat dimensi yang mempengaruhi kredit macet yaitu (1) dimensi kelemahan kemampuan debitur mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,830 disebabkan karena kemampuan dan keadaan debitur memang berasal dari ketidakmampuan dan susah dalam kebutuhan hidup, kegagalan debitur dalam mengelola usahanya, pekerjaan debitur yang tidak tetap, hal inilah yang memicu terjadinya kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa, (2) dimensi kelemahan karakter debitur dapat mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,795 disebabkan karena banyaknya beban yang ditanggung oleh debitur dibandingkan dengan jumlah pemasukan atau penghasilan yang terbilang minim, sehingga mempengaruhi kemampuan debitur dalam melunasi kredit atau sering terjadi keterlambatan debitur dalam membayar bunga dan pinjaman kredit, dengan demikian dapat menyebabkan terjadinya kredit macet, (3) dimensi penyalahgunaan kredit mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,729 disebabkan karena terjadinya penyimpangan penggunaan kredit yang dilakukan oleh debitur, pernyataan saat permohonan kredit tidak sesuai dengan kenyataan penggunaan kredit oleh debitur, debitur tidak cakap dalam mengelola uang dan kurangnya pengelolaan administrasi pembukuan oleh debitur. Dengan demikian maka, dapat memicu terjadinya kredit macet, (4) dimensi debitur mengalami musibah mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebesar 0,537 disebabkan karena debitur mengalami kematian secara tiba-tiba, debitur sakit keras, debitur mengalami musibah banjir dan kebakaran sehingga debitur tidak sanggup melunasi kreditnya lagi sehingga dapat menghambat kemampuan debitur dalam melunasi kredit.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No:1 Tahun 2014) Faktor yang Paling Dominan Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur Periode 2010-2012 Berdasarkan pengujian hipotesis konseptual, untuk menentukan dimensi atau faktor kredit macet yang paling mendominasi atau dominan pada faktor atau komponen utama, maka akan digunakan parameter koefisien varimax rotation dari dimensi atau faktor kredit macet yang paling mendekati +1 atau mendekati -1. Nilai yang mendekati 1 biasanya diwakili oleh nilai 0,5 sedangkan nilai yang mendekati -1 biasanya diwakili oleh nilai -0,5. Faktor yang paling mendominasi pada kedua komponen utama yang terbentuk, yaitu sebagai berikut. Faktor yang berasal dari dalam (Intern) dengan nilai varimax explained sebesar 29,695 dengan nilai varimax rotation 0,866. Artinya bahwa kejelasan asosiasi dari dimensi kredit macet, kurangnya pengawasan kredit yang mendominasi pada faktor intern sebesar 0,866. Dimensi kurangnya pengawasan kredit dominan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Denpasar Timur disebabkan karena tidak dilakukan pengawasan dengan baik terhadap penggunaan kredit oleh debitur, sehingga dapat merugikan pihak LPD dimana kredit yang diberikan kepada debitur kemungkinan digunakan untuk kegiatan yang sia-sia dan kurang penting. Sehingga memicu munculnya kredit macet. Faktor yang berasal dari luar (Ekstern) dengan nilai varimax explained sebesar 28,159. Artinya bahwa kejelasan asosiasi dari dimensi kredit macet, kelemahan kemampuan debitur yang mendominasi pada faktor ekstern sebesar 0,830. Dimensi kelemahan kemampuan debitur mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) disebabkan karena kemampuan dan keadaan debitur memang berasal dari ketidakmampuan dan susah dalam kebutuhan hidup, kegagalan debitur dalam mengelola usahanya, pekerjaan debitur yang tidak tetap, hal inilah yang memicu terjadinya kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa. Sehingga dapat
mempengaruhi terjadinya kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur. Jadi, terlihat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kredit macet pada lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur adalah faktor intern dengan varianced explained sebesar 29,695 yang meliputi kurangnya pengawasan kredit dengan nilai varimax rotation yaitu sebesar 0,866. Dari hasil penelitian yang dianalisis menggunakan pendekatan analisis faktor, dalam upaya meminimalisasi atau mengurangi terjadinya kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur, maka ada dua dimensi yang perlu diberikan perhatian khusus oleh Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) diantaranya kurangnya pengawasan kredit dan kelemahan kemampuan debitur, karena kedua dimensi ini yang paling dominan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur, supaya tidak terjadi kredit macet secara terus menerus dan berkelanjutan, maka pihak Lembaga Perkreditan Desa (LPD) hendak memberikan pengawasan yang lebih intensif dan dalam pemberian kredit lebih teliti dan penuh kehati-hatian serta melakukan penelusuran lebih lanjut kepada debitur dilihat dari kemampuan debitur seperti pekerjaannya, usaha dan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian mampu mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa faktor intern dengan enam dimensi dan faktor ekstern dengan empat dimensi yang mempengaruhi kredit macet. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik simpulan pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur periode 2010-2012 yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari enam dimensi yaitu analisa kredit lemah, kelemahan dalam prosedur pemberian kredit, kelemahan dalam transaksi jaminan, kelemahan sumber daya manusia dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No:1 Tahun 2014) kecurangan atau kenakalan petugas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) serta kurangnya pengawasan kredit. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari empat dimensi yaitu kelemahan karakter debitur, penyalahgunaan kredit, kelemahan kemampuan debitur dan musibah. Simpulan kedua, faktor yang paling dominan mempengaruhi kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Denpasar Timur adalah faktor yang berasal dari faktor intern dengan nilai varimax explained sebesar 29,695 dengan nilai varimax rotation 0,866 yaitu dimensi kurangnya pengawasan kredit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran bahwa penelitian ini hanya dilakukan pada lingkup Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kecamatan Denpasar Timur, sehingga disarankan agar memperluas objek penelitian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) se-Kabupaten atau se-Provinsi Bali agar hasilnya lebih mendalam. Dan penelitian ini hanya menggunakan Faktor Intern dengan enam dimensi sehingga bisa ditambah menggunakan faktor-faktor dan dimensi lain yang dapat mempengaruhi kredit macet
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Malang: UMM. Abdullah, Thamrin. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bank Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. Darsana, Ida Bagus. 2010. Peranan dan Kedudukan LPD Dalam Sistem Perbankan di Indonesia. Dalam Kertha Wicaksana, 16(1): h:11-16. Djuhmana,Muhammad.2000.Hukum Perbankan Di Indonesia.Bandung: PT.Citra Aditya Bakti
Kasmir.2001.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo. .
2012. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Muslim. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada UMKM Industri Mebel Di Kabupaten Jepara”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Peraturan Daerah Provinsi Bali No.2 Tahun 2002 Pasal 2 tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Provinsi Bali Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD).Provinsi Bali Perbarindo. 2005. Strategi Penyelesaian Kredit Bermasalah. Bali: Tim Pelatih Perbarindo. Singgih Santosa. 2004. SPSS Versi 11.5. Mengatasi berbagai masalah Statistiik Dengan SPSS, Edisi Sulindawati, N. L. 2011) Manajemen Keuangan. Singaraja Bali: Universitas Pendidikan Ganesha. Suyatno, Thomas. Drs. d. 1999. Dasar Dasar Perkreditan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tuti Wardani. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Perkreditan Desa Kecamatan Susut Bangli. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.(1998).Jakarta. Kelima. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No:1 Tahun 2014)
Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasardasar dan Teknik Management Kredit. Jakarta:Bumi Aksara. Wirawan, N. 2001. Statistik I. Denpasar: Keraras Emas. . 2002. Statistik II. Denpasar: Keraras Emas.