e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN SUSUT 1
I Gede Eka Putra Mardiana, 1Ni Kadek Sinarwati, 2Anantawikrama Tungga Atmadja Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected], ,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran perusahaan, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, pelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai pada LPD di Kecamatan Susut. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang terdapat dalam skor nilai jawaban kuesioner yang telah diisi oleh para responden.Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu berupa jawaban dari kuesioner yang telah disebar.Data sekunder yaitu berupa daftar, struktur organisasi, dan penjelasan atau gambaran umum tentang LPD. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja kinerja SIA yang diukur dengankepuasan pemakai SIA (Y) di Kecamatan Susut adalah faktor keterlibatan pemakai SIA (X 1),dukungan manajemen puncak (X4), sedangkan variablekemampuan teknik personal (X 2),ukuran perusahaan (X3), formalisasi pengembangan sistem (X5), pelatihan dan pendidikan pemakai (X 6), dan keberadaaan dewan pengarah (X7) tidak berpengaruh signifikan.Secara simultan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA yang di ukur dengan kepuasan pemakai (Y) yaitu faktor keterlibatan pemakai SIA (X1), kemampuan teknik personal (X2), ukuran perusahaan (X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem (X5), pelatihan dan pendidikan pemakai (X6), dan keberadaaan dewan pengarah (X7). Kata Kunci: Lembaga Perkreditan Desa (LPD), faktor-faktor SIA, kinerja SIA Abstract This study is intended to identify the simultaneous and partial factors of the involvement of users, personal technical ability, the company size, top management support, formalization of system development, training and education of users, and the existence of the supervisory board on the system of accounting information measured using the users’ satisfaction at Credit Union ‘Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD)’ in Susut District. The data used in the present study were quantitative data in the form of numbers obtained from the scores of the answers given to the questions in the questionnaire filled up by the respondents. The data were taken from the primary data source, namely, the answers given to the questions in the questionnaire distributed. The data were also obtained from the
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) secondary data in the forms of list, the organizational chart, and the explanation or general picture of LPD. The results of the study showed that, partially, the involvement of accounting information system ‘sistem informasi akuntansi (SIA)’ users (x 1) and top management support (X4) significantly affected the SIA performance measured by the satisfaction of SIA users (Y). However, the personal technical variable (X2), the company size (X3), formalization of system development (X5), training and education of users (X6), and the existence of supervisory board (X7) did not significantly affect SIA. Simultaneously, the factors which significantly affected the performance of SIA measured using the satisfaction of users (Y) were the involvement of SIA users (X1), the personal technical ability (X2), the company size (X3), the top management support (X4), formalization of system development (X5), the training and education of users (X6), and the existence of the supervisory board (X7). Keywords: Rural Credit Institutions (LPD), the factors SIA, SIA performance
PENDAHULUAN Dengan perkembangan teknologi informasi telah merambah ke berbagai bidang kehidupan dan tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja suatu organisasi. Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi pengumpulan dan pengolahan transaksi (Zaki Baridwan, 2003: 3).Sistem informasi akuntansi merupakan aktivitas pendukung yang penting dalam menjalankan aktivitas utama agar lebih efektif dan efisien.Pemanfaatan sistem informasi saat ini merupakan isu fundamental pada setiap organisasi, baik organisasi bisnis maupun non bisnis.Untuk itu banyak lembaga perkreditan yang membantu menangani masalah perkreditan di masyarakat.Salah satu lembaga keuangan yang mampu menangani masalah perkreditan yang ada di desa adalah Lembaga Perkreditan Desa atau LPD.Kepemilikan Lembaga Keuangan ini adalah milik desa adat di Bali yang dengan sendirinya adalah milik masyarakat desa, karena keberadaannya di desa maka nasabahnya adalah masyarakat desa setempat baik sebagai debitur maupun kreditur.Menurut Nila (2009: 189), desa adat merupakan salah satu lembaga organisasi sosial yang bersifat tradisional di Bali.Menurut Made Mertha dan Budhiarta (2009: 248-256) dengan semakin meningkat dan kompleksnya pembangunan, desa adat memegang peranan yang sangat penting dalam menata dan membina kehidupan
masyarakat sehingga masyarakat terhindar dari pengaruh buruk pesatnya pembangunan. Secara umum pengembangan sistem informasi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: analisis sistem, perancangan sistem, dan implementasi sistem. Pada tahap analisis sistem dilakukan pendefenisian akan kebutuhan informasi yang dibutuhkan pemakai, tahap perancangan sistem membuat alternatif-alternatif rancangan serta melakukan evaluasi terhadap rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan. Pada tahap implementasi sistem, terjadi manakala sistem terbaru telah terpasang dan berjalan di dalam peralatan komputer.Keberhasilan suatu sistem erat kaitannya dengan kinerja yang dimiliki oleh sistem tersebut. Tolak ukur dalam menentukan baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akan dapat dilihat melalui kepuasan dari pemakai sistem informasi akuntansi itu sendiri dan pemakai dari sistem informasi akuntansi (Soegiharto, 2001). Kepuasan dari pemakai sistem informasi akuntansi menunjukkan seberapa jauh pemakai merasa senang dan percaya terhadap sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya (relevan), mengandung sedikit kesalahan (accurate), serta mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu (timelines), sedangkan pemakaian dari sistem informasi akuntansi keberhasilan sebuah sistem informasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) apabila frekuensi penggunaanya sering maka sistem itu dikatakan baik. Untuk menilai kinerja suatu LPD diperlukan laporan keuangan yang baik dan lengkap, oleh karena itu diperlukan juga sebuah sistem informasi akuntansi yang didukung oleh teknologi informasi yang terkomputerisasi artinya bahwa jika menginginkan kinerja dari sebuah LPD meningkat, haruslah didukung oleh kinerja sistem informasi yang baik, dan agar sebuah LPD dapat menghasilkan kinerja yang baik, sebaiknya kinerja dari sebuah sistem informasi didukung oleh sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi. Kinerja sistem informasi akuntansi diukur dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem informasi akuntansi.Menurut Soegiharto (2001: 67-69) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja SIA antara lain: keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik dari personal SIA, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SIA, program pendidikan dan pelatihan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi, dan lokasi departemen sistem informasi. Maksud dan tujuan berdirinya Lembaga Perkreditan Desa disini adalah untuk menjaga pembangunan di desa adat, memeratakan perekonomian di desa adat, membuka lapangan kerja dan yang tidak kalah pentingnya yaitu untuk memberantas ijon, gadai, dan rentenir.Agar hal tersebut dapat tercapai, maka Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai suatu organisasi ekonomi dan kegiatan usahanya memerlukan modal yang cukup, yang digunakan untuk membelanjai operasinya seharihari.Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Susut yang merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bangli. dilihat dari perkembangannya LPD yang ada di Kabupaten Bangli terus berkembang sesuai dengan perkembangan perekonomian di perdesaan semakin bergerak, dimana pada tahun 2005 jumlah LPD sebanyak 153 buah dan di tahun 2009
bertambah menjadi 158 buah yang tersebar di 4 kecamatan. Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Susut kebanyakan sebagai pedagang dan pengrajin.Karena itu peran LPD di kecamatan Susut sangat membantu dalam menjalankan usaha masyaakat.Di kabupaten terdapat 156 LPD, LPD di Kecamatan Susut sendiri berjumlah 22 LPD yangtersebar di beberapa Desa Pekraman atau Banjar yang berada di kecamatan Susut. METODE Lokasi penelitian ini dilakukan pada LPD di Kecamatan Susut, yang menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer.Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Susut. Populasi penelitian ini adalah LPD di Kecamatan Susut dengan jumlah 22 LPD, yang merupakan lembaga keuangan mikro yang melaksanakan kegiatan simpan pinjam/perkreditan untuk memenuhi kebutuhan dana masyarakat yang ada di sekitarnya dengan berbasis komputer. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Purposive Sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 9 LPD di Kecamatan Susut. Sebelum data dianalisis, maka dilakukan pengujian instrumen yang terdiri dari Pengujian validitas yang menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:172). diatas 0,3 (Sugiyono, 2008:178).Pengujian reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama (Sugiyono, 2008:173). Sebelum data di analisis, data ordinal yang diperoleh dari hasil kuesioner ditransformasi terlebih dahulu menjadi data
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) interval.Mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi syarat analisis parametric yang mana data setidak-tidaknya berskala interval.Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan Method of Succesive Interval/MSI (Satyawati, 2009). Untuk keperluan analisis, variabel yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan sehingga tidak menimbulkan hasil yang bias dalam pengujian. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya yang dibuat berdistribusi normal ataukah tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual yang normal atau mendekati normal.Menurut Nata (2002:180) menyatakan bahwa suatu pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat, dan variabel bebas berdistribusi normal atau tidak.Metode yang digunakan dengan menggunakan statistic KolmogorovSmirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan KS yang tersedia dalam program SPSS. Uji Heteroskedastisitas menurut Ghozali (2002:93)bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang homogen. Jika suatu model regresi yang mengandung gejala heteroskedastisitas akan memberikan hasil prediksi yang menyimpang (Suyana Utama, 2008:93). Uji Multikolinieritas menurut Ghozali (2002:57) bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model regresi yang baik adalah bebas dari gejala multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasia antar variabel dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF).
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS). Uji f Statistikmengetahui apakah semuavariabel independen secara serempak mempengaruhi variabel dependen. Uji t Statistik (Uji secara Parsial)dilakukan untuk menguji secara parsial antara masing-masingvariabel bebas terhadap variabel terikat (Wirawan, 2002:238). Apabila thitunglebih besar daripada ttabel (0,05), maka hubungan antar variabel independen dandependen adalah signifikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan kuesioner yang memiliki skor 1-4.Kuesioner yang layak digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 lembar. Adapun hasil kuesioner dalam bentuk data ordinal dirubah ke data interval dengan menggunakan programMSI (Method of Successive Interval), dimana transformasi data ordinal ke data interval dapat dilihat pada lampiran 3. Menurut (Riduwan, 2007 : 30) skala ordinal dirubah ke dalam skala interval untuk memenuhi sebagian syarat analisis statistik yang mana setidaktidaknya berskala interval. Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan gambaran tentang karakteristik variabel penelitian, antara lain nilai minimum, maximum, mean, dan standar deviation. Nilai minimum merupakan nilai terendah dari suatu distribusi data. Pengukuran rata-rata (mean) merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai interval dari suatu distribusi data, rata-rata hitung (mean) dari sekelompok atau serangkaian data adalah jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan banyak data (Nata Wirawan, 2002 : 57). Standar deviasi merupakan perbedaan nilai data yang diteliti dengan rata-rata hitung sekelompok data tersebut (Nata Wirawan, 2002 : 132). Adapun hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) statistik deskriptif setiap variabel dapat dilihat pada tabel 1. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa kepuasan pemakai SIA (Y) nilai minimum= 4,00, nilai maximum=8,00, nilai mean= 6,4200, nilai standar deviation= 1,34149. Keterlibatan pemakai (X1) nilai minimum= 4,00, nilai maximum= 8,00, nilai mean= 6,1800, nilai standar deviation= 1,0083. Kemampuan teknik personal (X2) nilai minimum= 4,00, nilai maximum= 8,00, nilai mean= 6,7600, nilai standar deviation= 1,40785. Ukuran perusahaan (X3) nilai minimum= 5,00, nilai maximum= 58,00, nilai mean= 24,8600, nilai standar deviation=
10,27382. Dukungan manajemen puncak (X4) nilai minimum= 11,00, nilai maximum= 20,00, nilai mean= 15,6800, nilai standar deviation= 2,60643. Formalisasi pengembangan sistem (X5) nilai minimum= 10,00, nilai maximum= 20,00, nilai mean= 16,1400, nilai standar deviation= 2,79219. Pelatihan dan pendidikan pemakai (X6) nilai minimum= 0,00, nilai maximum= 1,00, nilai mean= 0,8400, nilai standar deviation= 0,370033. Keberadan dewan pengarah (X7) nilai minimum= 0,00, nilai maximum= 1,00, nilai mean= 6,4200, nilai standar deviation= 1,34149.
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Kepuasan Pemakai SIA (Y) Keterlibatan Pemakai (X1) Kemampuan Teknik Personal (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Dukungan Manajemen Puncak (X4) Formalisasi Pengembangan Sisitem (X5) Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) Keberadan Dewan Pengarah (X7) Sumber: Data dioalah 2014
N
Minimum
Maximum
Mean
50 50 50 50 50 50 50
4,00 4,00 4,00 5,00 11,00 10,00 0,00
8,00 8,00 8,00 58,00 20,00 20,00 1,00
6,4200 6,1800 6,7600 24,8600 15,6800 16,1400 0,8400
Std. Deviation 1,34149 1,10083 1,40785 10,27382 2,60643 2,79219 0,37033
50
0,00
1,00
6,4200
1,34149
Pengujian validitas dilaksanakan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Syarat minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah jika korelasi antara butir dengan skor total tersebut pos besarnya 0,3 keatas(Sugiyono,
2008 : 178). Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa instrumen-instrumen pada setiap variabel dalam penelitian ini adalah valid dan dapat dipakai untuk melakukan penelitian atau menguji hipotesis penelitian, karena setiap nilai lebih besar dari 0,3.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas No
Variabel
1
Kepuasan PemakaiSIA (Y)
2
Keterlibatan Pemakai (X1)
3
Kemampuan Teknik Personal (X2)
4
Dukungan Manajemen Puncak(X4)
Item Prasyarat Y1.1 Y1.2 X1.1 X1.2 X2.1 X2.2 X4.1
Koefisien Korelasi 0.405 0.561 0.496 0.459 0.544 0.566 0.698
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
5
Formalisasi Pengembangan Sistem (X5)
X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5
0.488 0.519 0.530 0.619 0.493 0.449 0.475 0.505 0.373
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Diolah, 2014 Uji Reliabilitas, suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pern adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha.
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari nilai 0,60 maka instrumen yang digunakan reliabel (Ghozali,2007 : 24). Pada tabel 3 dapat dilihat hasil uji reliabel.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1) Kemampuan Teknik Personal (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Dukungan Manajemen Puncak(X4) Formalisasi Pengembangan Sistem (X5) Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) Keberadaan Dewan Pengarah (X7) Sumber: data diolah 2014 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa semua variabel reliable karena nilaiCronbach Alpha lebih besar dari 0,60 dan dapat dipakai untuk melakukan penelitian atau menguji hipotesis penelitian. Sebelum data penelitian diuji dengan model uji regresi linier berganda, maka dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal ataukah tidak.Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik PPlot.Hasilujinormalitas dapat dilihat pada gambar 1.
Cronbach’s Alpha 0.671 0.644 0.886 0.636 0.681 0.688 0.688
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebardi sekitar garis lurus dan membentuk garis diagonal, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal atau mendekati normal dan model regresi layak digunakan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bermakna (korelasi) antara setiap variabel bebas dalam suatu model regresi.Modelregresi yang baik adalah tidak terjadai korelasi diantara variabel bebas. Multikoleniaritas dapat dilihat dari nilai tolerance / variance
inflation factor(VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari 10 persen / VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari masalah multikolinearitas.Hasil uji multikolinearitas untuk model regresi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Keterangan Keterlibatan Pemakai (X1) Kemampuan Teknik Personal (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Dukungan Manajemen Puncak (X4) Formalisasi Pengembangan Sistem(X5) Pelatihan dan Pendidikan Pemakai(X6) Keberadaan Dewan Pengarah (X7)
Tolerance 0,755 0,598 0,747 0,592 0,790 0,831
VIF 1,325 1,672 1,338 1,688 1,266 1,203
0,800
1,250
Sumber: Data Diolah, 2014 Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Tolerance dan VIF untuk seluruh variabel bebas telah lebih besar dari 0,1 dan lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa model uji tidak terdeteksi kasus multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Scatter plot.
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acakdan tidak membentuksuatu pola tertentu, serta tersebar baik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan. Hasil Regresi Linier Berganda dari tabulasi dalam bentuk data ordinal tersebut selanjutnya diberikan skor dan diubah menjadai data interval bagi masing-masing variabel yang disajikan pada Lampiran 7.Berdasarkan data interval pada lampiran tersebut kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS.Hasil pengolahan data tersebut disajikan pada lampiran.Hasil yang diperoleh dari data dengan menggunakan program SPSS pada Tabel 5.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Tabel 5. Analisis Linier Berganda Variabel
Unstandardized Coefficients B Std. Error -0,493 1,179 0,365 0,150 0,140 0,132
Constant Keterlibatan Pemakai Kemampuan Teknik Personal Ukuran perusahaan -0,026 Dukungan Manajemen 0,157 Puncak Formalisasi 0,113 Pengembangan Sistem Pelatihan dan Pendidikan 0,135 Pemakai Keberadaan Dewan 0,089 Pengarah R = 0,683 R square=0,466 fhitung=5,243 Sig. f hitung =0,000 Sumber: Data diolah 2014 Berdasarkan Tabel 5 maka dapat diketahui persamaan regresi yang hasilnya adalah: Y= -0,493+0,365(X1)+0,140(X2) + 0,026(X3)+0,157(X4)+0,113(X5)+0,135(X6)+ 0,089(X7)+E Konstanta –0,493 menunjukkan bahwa jika variabel bebas keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran perusahaan, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistepelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah sama dengan nol, maka kepuasan pemakai SIA akan mengalami penurunan sebesar -0,493 satuan. Koefisien regresi 0,365 berarti jika variabel keterlibatan pemakai SIA (X1) meningkat satu satuan maka kepuasan pemakai SIA (Y1) akan mengalami peningkatan sebesar 0,365 satuan dengan syarat variabel bebas lainnya tetap. Koefisien regresi 0,140 berarti jika variabel kemampuan teknik personal (X2) meningkat satu satuan maka kepuasan pemakai SIA (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,140 satuan dengan syarat variabel bebas lainnya tetap.
Standardized Coefficients Beta
t hitung
Sig
0,316 0,154
-0,419 2,435 1,059
0,678 0,019 0,296
0,016 0,071
-0,208 0,322
-1,589 2,201
0,117 0,033
0,057
0,251
1,976
0,055
0,447
0,037
0,302
0,764
0,316
0,036
0,283
0,778
Koefisien regresi – 0,026 berarti jika variabel ukuran perusahaan (X3) menurun satu satuan maka kepuasan pemakai SIA (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,026 satuan dengan syarat variabel bebas lainnya tetap. Koefisien regresi 0,157 berarti jika variabel dukungan manajemen puncak (X4) meningkat satu satuan maka kepuasan pemakai SIA (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,157 satuan dengan syarat variabel bebas lainnya tetap. Koefisien regresi 0,113 berarti jika variabel formalisasi pengembangan sistem (X5) meningkat satu satuan maka kepuasan pemakai SIA (Y1) akan mengalamipeningkatan sebesar 0,113 satuan dengan syarat variabel bebas lainnya tetap. Koefisien regresi 0,135 berarti jika variabel pelatihan dan pendidikan pemakai (X6) meningkat satu satuan maka kepuasan pemakai SIA (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,135 satuan dengan syarat variabel bebas lainnya tetap. Koefisien regresi 0,089 berarti jika variabel keberadaan dewan pengarah (X7)meningkat satu satuan maka kepuasan pemakai SIA (Y) akan mengalami
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) peningkatan sebesar 0,089 satuan dengan syarat variabel bebas lainnya tetap. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh yang signifikan secara simultan dari keterlibatan pemakai SIA, kemampuan teknik personal, ukuran perusahaan, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, pelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah terhadap kepuasan pemakai SIA (Y) pada LPD di Kecamatan Susut. Pembahasan Pengaruh keterlibatan pemakai SIA terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut Pengujian hipotesis 1 menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel keterlibatan pemakai SIA terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini mendukung penelitian Masma (2008) dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung penelitian dari Tjhai (2002). Hasil ini menjelaskan bahwa Pemakai sistem informasi akuntansi yang dilibatkan dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi akan menimbulkan keinginan dari pemakai untuk menggunakan SIA sehingga pemakai akan merasa lebih memiliki sistem informasi yang digunakan sehingga kinerja sistem informasi akuntansi dari sistem yang digunakan menjadi meningkat. Pengaruh kemampuan teknik personal terhadap kepuasan pemakaiSIA pada LPD di Kecamatan Susut Pengujian hipotesis 2 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel kemampuan teknik personal terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini mendukung penelitian dari Masma (2008) dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung penelitian dari Tjhai (2002). Hasil ini menjelaskan bahwa meskipun kemampuan teknik pemakai baik, belum tentu akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi akuntansi karena terdapat beberapa sistem pada LPD
yang belum sesui dengan apa yang diperolehnya dari pendidikan atau dari pengalaman menggunakan sistem, hal ini mengakibatkan kepuasan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi belum cukup tinggi. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kepuasan pemakai SIA (Y1)pada LPD di Kecamatan Susut Pengujian hipotesis 3 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel ukuran perusahaan terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini mendukung penelitian dari Masma (2008) dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung penelitian dari Tjhai (2002). Hasil ini menjelaskan bahwa ukuran perusahaan yang tidak cukup besar apalagi dengan sumber daya yang sedikit, akan menghasilkan sistem informasi yang kurang, sehingga pemakai akan merasa belum cukup puas untuk menggunakan sistem akuntansi yang ada. Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut Pengujian hipotesis 4 menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel dukungan manajemen puncak terhadap pemakaian SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini mendukung penelitian dari Masma (2008) dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung penelitian dari Tjhai (2002). Hasil ini menjelaskan bahwa dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan sistem informasi dan pengorganisasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakansistem informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Pengaruh formalisasi pengembangan sistem terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut Pengujian hipotesis 5 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel formalisasi pengembangan sistem terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) pengujian ini mendukung penelitian dari Masma (2008) dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung penelitian dari Tjhai (2002). Hasil ini menjelaskan bahwa kurangnya pengembangan sistem informasi yang diformalisasikan akan menurunkan kinerja atau kesuksesan sistem informasi. Pengaruh pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut Pengujian hipotesis 6 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini mendukung penelitian dari Tjhai (2002) tetapi tidak mendukung penelitian dari Masma (2008) dan Parini (2010). Hasil ini menjelaskan bahwa kurangnya pelatihan yang mengakibatkan pemakai kesulitan dalam penggunaan teknologi komputer secara umum, proses dari pengembangan sistem, dan membantu pemakai lebih efektif dengan pengembangan sistem yang spesifik. Pengaruh keberadan dewan pengarah terhadap kepuasanpemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut Pengujian hipotesis 7 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel keberadaan dewan pengarah terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini mendukung penelitian dari Tjhai (2002) tetapi tidak mendukung penelitian dari Masma (2008) dan Parini (2010). Hasil ini menjelaskan bahwa kurangnya pengarahan dari dewan pengarah yang mengakibatkan pengembangan sistem, pengimplementasi, dan pengendalian jalannya sistem informasi yang membuat kualitas dan sistem informasi akuntansi yang digunakan kurang baik dan berarti kinerja SIA belum meningkat. Pengaruh keterlibatan pemakai SIA, kemampuan teknik personal, ukuran perusahaan, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, pelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah terhadap
variabel terikat (kepuasan pemakai SIA) pada LPD di Kecamatan Susut. Pengujian hipotesis 8 menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel keberadaan pengaruh keterlibatan pemakai SIA (X1), kemampuan teknik personal (X2), ukuran perusahaan (X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem (X5), pelatihan dan pendidikan pemakai (X6), dan keberadaan dewan pengarah (X7) terhadap variabel terikat (Y) kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini mendukung penelitian dari Tjhai (2002), Masma (2008) dan Parini (2010). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan hasil penelitian maka simpulan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Secara parsial kinerja LPD yaitu kepuasan pemakai SIA (Y) di Kecamatan Susut variabel yang berpengaruh signifikan adalah faktor keterlibatan pemakai SIA (X1),dukungan manajemen puncak (X4), sedangkan variablekemampuan teknik personal (X2),ukuran perusahaan (X3), formalisasi pengembangan sistem (X5), pelatihan dan pendidikan pemakai (X6), dan keberadaaan dewan pengarah (X7) tidak berpengaruh signifikan. Faktor keterlibatan pemakai SIA (X1), kemampuan teknik personal (X2), ukuran perusahaan (X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem (X5), pelatihan dan pendidikan pemakai (X6), dan keberadaaan dewan pengarah (X7) secara simultanberpengaruh signifikan terhadap variabel terikat kinerja SIA yaitu (Y) kepuasan pemakai SIA pada LPD di Kecamatan Susut. Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan: LPD di Kecamatan Susut sebaiknya lebih meningkatkan kualitas keterlibatan pemakai dalam Penggunaan SIA dan dukungan manajemen puncak untuk mencapai kinerja yang baik dalam pemakaian SIA.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Kinerja SIA perlu ditingkatkan agar karyawan lebih tertarik untuk menggunakan sistem yang ada. Bagi peneliti yang berminat meneliti masalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD agar mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dan mempertimbangkan variabel lain yang belum diuji dalam penelitian ini.Selain itu dapat memperluas area survei atau diluar Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Merta, Made dan Budiarta, Ketut. 2009. “Profesional Badan Pengawas Mendorong Kemajuan LPD”. Dalam
Buletin Studi Ekonomi. (hlm.248-256). Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Nila Krisna Dewi, Putu. 2009. “Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga pada Kinerja Operasional Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung”. Jurnal AUDI, Akuntansi dan Bisnis. (hlm. :189-199). Soegiharto. 2001. “The Effect of Organization’s Level of Information System Evaluation on the Relationship Between Influence Factois and Accounting Information System Performance”. Dalam Gajah Mada Internasional Journal of Business, (hlm. 67-69). Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.