eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (2) 509-518 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
ANALISIS EKSPOR-IMPOR CINA-AS PADA TAHUN 2001-2009 Jania Rosnawati1 Nim. 0902045242 Abstract The purpose of this research is to analyze reason Cina-AS will hold cooperation in export-import 2001-2009 year. This type of research is an explanatory, in which to explain the reason China-AS do cooperation in the field of export-import, in this research the data collection was done in study literature (library research) there are in collecting, analyzes and correlate the data obtained from book, articles, newspaper, the internet, and various other media that deals with discussed. Technique the analysis used is a technique qualitative analysis. The results of this study shows that relationship cooperation in the field of export-import between China-AS created the interdependency that demand both of the countries to always develop their cooperation in many sectors, especially economic. Wherefore, Relationship would give significant impact on their economy. So that each state feel needed each other even feel interdependence. Keywords : Export-Import, Interdependence Cina-AS Pendahuluan Hubungan dagang AS dengan Cina dimulai ketika kedua negara mengumumkan hubungan diplomatiknya pada Januari 1979 dan menandatangani perjanjian dagang pada Juli 1979, serta memberlakukan MFN (Most Favored-Nations) pada awal tahun 1980 (http://www.fas.org/sgp/crs/row/IB91121.pdf). Hubungan perdagangan keduanya sangat signifikan. Dengan adanya perjanjian dagang diantara kedua negara, maka volume perdagangan diantara keduanya juga meningkat. Sejak masuknya Cina dalam keanggotaan WTO di tahun 2001 aktivitas Cina dan AS dalam forum WTO telah meningkatkan volume hubungan ekonomi dan perdagangan Cina-AS dari tahun ke tahun, yang ditandai dengan meningkatnya arus modal, barang, dan teknologi di antara kedua negara. Selama kurun waktu sejak Cina menjadi anggota WTO hingga saat ini, Hubungan Cina –AS menjadi saling menguntungkan untuk kepentingan kedua negara. Kegiatan Perdagangan Global dengan masuknya Cina ke WTO menghasilkan peningkatan perdagangan yang lebih cepat serta menjadi sesuatu yang baik bagi AS 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 509-518
dan seluruh Negara yang terkait (N.Mark Lam & John L. Graham 440). Hubungan Perdagangan antara Cina dan AS yang terus meningkat dapat kita lihat dari tabel di bawah ini: Tabel 1 Perdagangan Barang AS-Cina tahun 1980-2011 (dalam milyar dolar) Year Ekspor AS Impor AS U.S Trade Balance 1980 3.8 1.1 2.7 1985 3.9 3.9 0 1990 4.8 15.2 -10.4 1995 11.7 45.6 -33.8 2000 16.3 100.1 -83.8 2001 19.2 102.3 -83 2002 22.1 125.2 -103.1 2003 28.4 152.4 124 2004 34.7 196.7 162 2005 41.8 243.4 -201.6 2006 55.2 287.8 -232.5 2007 65.2 321.5 -256.3 2008 71.5 337.8 -266.3 2009 69.6 296.4 -226.8 2010 71.9 372.9 -301.1 2011 92.2 410.64 -318..4 Sumber: US International Trade Commision Data Web.
Dari tabel diatas, tahun 1980 sampai dengan 2000 peningkatan perdagangan Cina-AS tidak terlalu signifikan. Memasuki tahun 2001 sampai dengan 2008 sangat jelas terlihat lebih cepat meningkat karena masuknya Cina dalam keanggotaan WTO telah meningkatkan volume hubungan ekonomi dan perdagangan Cina-AS dari tahun ke tahun yang ditandai dengan meningkatnya arus modal, barang dan teknologi di antara kedua negara. Namun di tahun 2009 terjadi penurunan kembali saat AS mengalami krisis ekonomi global dan mempengaruhi perekonomian dunia dan ditahun 20102011 kembali bangkit untuk meningkatkan perdagangannya. Hubungan saling menguntungkan dan saling ketergantungan antara Cina-AS tersebut antara lain Nampak dari pembangunan ekonomi Cina sangat tergantung pada arus modal dan teknologi dari AS dan peningkatan arus ekspor barang perdagangan dari Cina sangat tergantung dari luasnya permintaan pasar domestic di AS. Hal demikian nampak jelas sewaktu terjadi krisis ekonomi global tahun 2008 yang bermula dari terjadinya krisis financial di AS. Terjadinya krisis financial di AS yang berimbas pada terjadinya krisis ekonomi global tersebut telah menghambat laju pertumbuhan ekonomi Cina sebagai akibat dari melemahnya permintaan pasar domestic di AS, yang memaksa Cina mengurangi ekspor perdagangannya ke AS.
510
Analisis Ekspor – Impor Cina – AS (Jania Rosnawati)
Dengan kata lain, produksi barang-barang Cina sangat tergantung pada luasnya permintaan pasar domestic di AS. Sementara itu, AS juga membutuhkan barangbarang ekspor dari Cina dengan harga yang relative murah, selain itu, AS juga berkepentingan untuk meningkatkan penanaman modalnya di Cina dengan memperluas pertumbuhan dan perkembangan MNC asal AS di Cina sebagai akibat dari rendahnya tingkat upah buruh di Negara Tirai Bambu Tersebut. Hubungan Cina-AS mulai berkembang ketika Cina menerapkan kebijakan open door policy yang diharapkan dapat mengatasi masalah modal,teknologi dan kemampuan manajemen yang menjadi kendala mordenisasi Cina.(Bangkit A.Wiryawan:2008). Dalam menjalin hubungan ekonomi, baik AS dan Cina merasakan manfaat besar bagi satu sama lain. Seiring dengan perkembangan hubungan yang terjadi antara kedua negara, AS-Cina semakin meningkatkan perdagangan keduanya. Cina telah menjadi pasar ekspor yang membuat pertumbuhan ekspor berkembang, sedangkan Cina yang telah mengalami peningkatan perekonomian juga gencar dalam mengimpor barangbarangnya ke AS. Bagi Cina, AS merepresentasikan pasar ekspor yang paling penting dan dapat membantu perkembangan Cina melalui investasi AS. Sedangkan bagi AS, pasar Cina dinilai cukup menjanjikan di masa yang akan datang. Manfaat yang dirasakan oleh AS dan Cina pada dasarnya dapat dijadikan modal untuk menjalin suatu hubungan ekonomi yang kuat dan saling menguntungkan. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana kerjasama Ekspor Impor antara CinaAS pada tahun 2001-2009? Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk menganalisis ekspor impor Cina-AS pada tahun 2001 -2009. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Perdagangan Internasional Menurut David Ricardo, teori perdagangan internasional dibangun atas dasar bahwa setiap negara memiliki keunggulan komparatif serta daya saing yang berbeda, sehingga suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain (Ruffin.Roy J. David Ricardo’s). Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perdagangan internasional, yaitu: 1. Perbedaan kekayaan sumber daya alam 2. Perbedaan efisiensi dan kemampuan produksi 3. Perbedaan tingkat teknologi yang digunakan 4. Perbedaan faktor produksi 5. Perbedaan sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan. Adanya unsur keterbatasan atau perbedaan ketersediaan sumber daya yang dimiliki setiap negara, merupakan faktor utama dari munculnya spesialisasi. Prinsip ini merupakan dasar berkembangnya ekonomi perdagangan dan keuangan internasional. Kondisi tersebut mengiringi setiap negara melakukan ekspor dan impor. Ekspor adalah suatu kegiatan ekonomi menjual produk dalam negeri ke pasar luar negeri. Impor adalah suatu kegiatan membeli produk luar negeri untuk keperluan atau dipasarkan dalam negeri. Ekspor dan Impor sangat penting untuk membentuk dan mengendalikan neraca perdagangan disuatu negara..
511
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 509-518
Teori Interdependensi Teori Interdepedensi. Secara empirik, tingkat saling ketergantungan (interdepedensi) dalam masyarakat internasional yang semakin tinggi sebagai akibat proses transnasionalisme dalam ekonomi yang melewati batas-batas Negara, seperti peningkatan perdagangan, keanggotaan kelompok – kelompok regional, dan proses globalisasi telah menjadikan kondisi dimana tidak ada lagi suatu kebijakan ekonomi politik nasional yang bersifat domestik (Anak Agung B Perwita dan Yanyan M Yani : 2005). Saling ketergantungan disebabkan oleh kerjasama yang saling dilakukan oleh dua negara atau lebih, dalam hal ini bertujuan untuk saling mengisi kekosongan demi mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Teori Interdependensi atau saling ketergantungan merupakan sebuah teori yang lahir dari perspektif liberalis yang terdapat dalam hubungan internasional. Interdepedensi akan menciptakan dunia hubungan internasional yang jauh lebih kooperatif dan menguntungkan bagi pihak – pihak yang berinteraksi didalamnya. Aktor transnasional menjadi semakin penting dan kesejahteraan merupakan tujuan yang dominan dari negara. Saling ketergantungan mengacu pada situasi yang di karakteristikkan dengan timbal balik antar aktor negara yang berbeda, efek ini merupakan hasil dari transaksi internasional, yaitu aliran arus barang, uang, manusia, dan informasi yang melewati batas – batas negara. Saling ketergantungan menyebabkan adanya interaksi antar negara, J Frankel mengawalinya dengan mengetengahkan tipe – tipe hubungan yang ada dan berlangsung dalam politik internasional, terdapat dua tipe hubungan yang ekstrim, yaitu konflik dan kerjasama, sedangkan situasi yang jatuh diantara dua tipe yang ekstrim ini disebut sebagai persaingan. Hubungan antar negara ditentukan oleh sifat negara dan masyarakat internasional. (http://senjujasrizal.blogspot.com/2012 /10/ pengertian-teori-daninterdepedensi.htm). Menurut Mohtar Mas’oed, interdepedensi adalah sebagai kontak atau pertukaran (exchange) diantara bangsa – bangsa, interdepedensi timbul akibat tindakan suatu pemerintah dan sebagian oleh pemerintah lain. Pengertian interdepedensi ini bersifat positif, karena bisa membuka suatu ikatan kerjasama yang saling menguntungkan. Keohane dan Nye menjelaskan, teori ini menyatakan bahwa negara bukan aktor independen secara keseluruhan, melainkan negara saling bergantung satu sama lainnya. Memang pada kenyataannya, tidak ada satu negara pun yang secara keseluruhan dapat memenuhi sendiri kebutuhannya, masing-masing bergantuing pada sumberdaya dan produk dari negara lainnya. Karena itu, kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara akan memberikan akibat yang cepat dan serius pada negara lainnya, bahkan kebijakan domestik bisa memiliki implikasi yang lebih luas ke negara lainnya (http://globalonlinebook1.blogspot.com/2013/06/ interde pendensiprinsipsaling.html). Dalam Teori interdependensi, setiap negara tidak dapat berdiri sendiri dimana suatu negara membutuhkan negara lain dan negara bukan merupakan aktor independen sehingga setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara, akan memiliki pengaruh terhadap negara lain. Dalam Teori interdependensi masing-masing negara
512
Analisis Ekspor – Impor Cina – AS (Jania Rosnawati)
mendapatkan keuntungan karena setiap negara memiliki national interest. Interdependensi dalam hubungan antara Cina dan Amerika Serikat saling bergantung satu sama lain baik dibidang politik maupun ekonomi. Interdependensi Cina dan Amerika Serikat dalam hubungan perdagangan diwujudkan dalam hubungan kerjasama perdagangan internasional yang memiliki kesinambungan dan telah berlangsung lama. Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina telah membentuk sinergi ekonomi yang menguntungkan untuk kepentingan kedua belah pihak. Cina memproduksi barang murah berkualitas yang diekspor ke Amerika Serikat. Oleh pemerintah Cina hasil Dollar dari perdagangan kemudian diinvestasikan untuk membeli Treasury dan sekuritas Amerika Serikat . Cina diuntungkan dengan adanya lowongan pekerjaan bagi pekerja Cina, dan Amerika diuntungkan dengan barang murah bagi penduduknya, serta keuntungan perusahaan yang tinggi yang diterima oleh perusahaan- perusahaan Amerika yang terlibat dalam perdagangan dengan Cina. Interdependensi Cina dan Amerika Serikat tidak hanya sebatas hubungan ekonomi dan perdagangan, melainkan juga pada hubungan politik. Diplomasi politik antara kedua negara dilakukan untuk melancarkan kerjasama diberbagai sektor. Kebijakankebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah Cina maupun pemerintah Amerika Serikat dapat mempengaruhi keadaan kedua negara tersebut. Kebijakan dibuat untuk mensinergikan kepentingan Cina dan Amerika Serikat sehingga konflik diantara kedua negara dapat dihindari. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah eksplanatif yaitu penelitian yang berupa untuk menjelaskan alasan Cina-AS melakukan kerjasama dalam ekspor-impor tahun 2001-2009. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku, internet, majalah, artikel, serta surat kabar yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan riset kepustakaan (library research). Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Dalam menganalisis permasalahan di gambarkan berdasarkan fakta-fakta yang ada dan kemudian menghubungkan fakta yang satu dengan fakta lainnya. Hasil Penelitian Interdependensi Cina-Amerika Serikat Hubungan Interdependensi (saling ketergantungan) antara Cina-AS menjadi faktor utama alasan kedua negara melakukan kerjasama ekspor-impor. Cina membutuhkan AS sebagai pasar terbesar bagi produk-produk Cina sedangkan AS membutuhkan Cina sebagai sumber impor terbesar bagi AS karena produk-produk Cina yang relatif murah dibanding produk dalam negeri mereka sendiri serta kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah Cina menjadi daya tarik para investor AS untuk berinvestasi di Cina. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kerjasama ekspor-impor Cina-AS berdasarkan teori perdagangan internasional menurut David Ricardo ini diantaranya yaitu perbedaan kekayaan sumber daya alam,perbedaan efisiensi dan kemampuan
513
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 509-518
produksi, perbedaan tingkat teknologi yang digunakan, perbedaan faktor produksi, perbedaan sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan. Ketersediaan sumber daya alam yang dimiliki Cina dapat memproduksi barang dengan sangat efisien dan mengekspor barang yang tidak dapat diproduksi AS dengan harga yang relative murah, sedangkan AS terkenal dengan teknologi canggih yang dimiliki. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang dikatakan David Ricardo diatas sehingga terjadi efisiensi dan perbedaan faktor produksi yang dapat meningkatkan perdagangan antara Cina-AS. Peningkatan hubungan perdagangan Cina-AS memang telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian kedua negara. Dinamika yang timbul akibat hubungan Ekspor-Impor tidak jarang memberikan friksi dalam hubungan bilateral kedua negara. Dukungan pemerintah mengindikasikan banyaknya investor asing khususnya investor asal AS yang tertarik dan telah masuk untuk menanamkan modalnya di Cina. Salah satu daya tarik para investor asing adalah fasilitas dan kenyamanan yang diberikan oleh pemerintah Cina terhadap para investor seperti pelayanan birokrasi satu atap yang memudahkan para investor, kondisi infrastruktur wilayah industry dan perdagangan yang baik, serta peraturan-peraturan yang tidak memberatkan investor. Dengan adanya investor di Cina yang mendirikan perusahaan-perusahaan di Cina secara tidak langsung barang-barang perusahaan AS yang dihasilkan di Cina menghasilkan pajak pendapatan untuk Cina. Keuntungan Interdependensi Cina-AS Dalam teori Interdependensi Koehane dan Nye menjelaskan bahwa negara bukan aktor independen secara keseluruhan, melainkan setiap negara tidak dapat berdiri sendiri dimana suatu negara membutuhkan negara lain. Itu artinya tidak ada satu negara pun yang secara keseluruhan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, masingmasing negara bergantung pada sumber daya dan produk dari negara lainnya. Menurut teori ini saling ketergantungan terjadi disebabkan oleh kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih, yang bertujuan untuk saling mengisi kekosongan demi mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Dalam hal ini keuntungan yang didapat dari hubungan interdependensi Cina-AS adalah : 1.Pajak pendapatan Cina Dukungan pemerintah di berbagai bidang mengindikasikan banyaknya investor asing yang tertarik dan telah masuk untuk menanamkan modalnya di Cina.salah satu daya tarik para investor adalah fasilitas dan kenyamanan yang diberikan oleh pemerintah Cina terhadap para investor seperti pelayanan industry dan perdaganagn yang baik, serta peraturan-peraturan yang tidak memberatkan investor. Dengan adanya investor di Cina yang mendirikan perusahaan-perusahaan di Cina, secara tidak langsung Cina mendapatkan pajak pendapatan dari barang-barang produk AS yang diproduksi di Cina dengan presentase sebagai berikut :
514
Analisis Ekspor – Impor Cina – AS (Jania Rosnawati)
Grafik 1 Income tax Cina 2001-2010 (in RMB) 9360.1 8461.626490.6 7429.43 6039.66
10000 8000 6000 4000 2000
4558.43 5059.42 3523.09 2729.78 1268.59
0 2002
2004
2006
2008
2010
Source:www.Trandingeconomics.com/ World Bank Group.
Sejak bergabungnya Cina dalam keanggotaan WTO di tahun 2001 Income tax Cina terus mengalami peningkatan secara signifikan. Namun saat krisis ekonomi yang melanda AS dan telah mengguncang perekonomian dunia hal ini tentunya mempengaruhi perekonomian negara lain terutamanya yang menjalin kerjasama ekonomi dengan AS, tidak terkecuali Cina. Menurunnya investasi dan produksi produk AS di Cina ditahun 2009 menurunkan pula pajak pendapatan untuk Cina. Peningkatan hubungan ekonomi perdagangan AS-Cina memang telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian kedua Negara. Dinamika yang timbul akibat hubungan Ekspor-Impor tidak jarang memberikan friksi dalam hubungan bilateral kedua Negara. Sejak ditandatanganinya perjanjian dagang kedua Negara dan diberlakukannya Most Favoured Nation (MFN) Cina, hubungan perekonomian kedua negara semakin berkembang. Seiring dengan berkembangnya Cina sebagai kekuatan ekonomi baru maka interdependensi yang terjadi diantara kedua Negara tidak dapat dihindari. Dukungan pemerintah di berbagai bidang mengindikasikan banyaknya investor asing yang tertarik dan telah masuk untuk menanamkan modalnya di Cina. Salah satu daya tarik para investor asing adalah fasilitas dan kenyamanan yang diberikan oleh pemerintah Cina terhadap para investor seperti pelayanan birokrasi satu atap yang memudahkan para investor, kondisi infrastruktur wilayah industry dan perdagangan yang baik, serta peraturan-peraturan yang tidak memberatkan investor. Dengan adanya investor di Cina yang mendirikan perusahaan-perusahaan di Cina secara tidak langsung barang-barang perusahaan AS yang dihasilkan di Cina menghasilkan pajak pendapatan untuk Cina. 2. Lapangan Pekerjaan di Cina Cina mulai membuka pintu perdagangannya melalui kebijakan reformasi politik dan ekonomi pintu terbuka di tahun 1978. Hal ini yang membuat AS berkepentingan untuk meningkatkan penanaman modal dengan memperluas pertumbuhan dan perkembangan MNC asal AS di Cina sebagai akibat dari rendahnya tingkat upah buruh di Cina. Pembangunan pabrik oleh perusahan AS diwilayah China tersebut akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Cina.
515
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 509-518
Grafik 2 Lapangan Pekerjaan di Cina sebelum dan setelah Cina masuk ke WTO Tahun 2001.
2002-2006 1997-2001 1979-1997 0
50
100
150
200
Data diolah oleh penulis.
Antara 2002 sampai 2006, peningkatan lapangan pekerjaan di Cina mencapai 184.000 per tahun, lebih dua kali lipat dari 4 tahun terdahulu. Peningkatan lapangan pekerjaan ini menekan angka pengangguran dan menunjang pembangunan ekonomi di Cina. Tenaga kerja Cina juga bergantung pada investasi dan perusahaan-perusahaan asing yang dibangun di Cina karena sekitar 60% total ekspor produk Cina dihasilkan oleh perusahaan yang dibiayai oleh pihak asing. 3. Produk murah untuk AS Dengan bergabungnya Cina ke WTO membuat Cina sangat leluasa dalam melakukan ekspansi pasarnya ke dunia internasional, terutama AS. Amerika diuntungkan dengan barang murah bagi penduduknya, Barang-barang produksi Cina yang murah menjadi pendorong utama beralihnya konsumen ke barang-barang produksi Cina dan secara nyata telah merebut pasar domestik AS. Bahan baku dan upah buruh yang murah lah yang menjadi faktor murahnya barang-barang produksi Cina sehingga berbisnis di Cina sangat efisien karena produsen dapat menekan biaya produksi seminimal mungkin. Peningkatan ekonomi perdagangan antara AS dan Cina ketika kedua negara tersebut mengalami kesenjangan terhadap surplus perdagangan yang berbeda jauh membuat hubungan perdagangan kedua negara semakin kompleks. Disatu sisi populasi penduduk Cina yang besar, serta kemajuan ekonomi Cina yang berkembang pesat, dapat menjadi peluang dan pasar bagi para eksportir AS. Namun, walaupun demikian, pasaran produk-produk AS di Cina tidak dapat sebaik pasaran produk Cina di AS. Hal ini disebabkan oleh harga produk-produk dalam negeri Cina sendiri, sehingga produk-produk buatan AS kalah bersaing dengan produk-produk buatan Cina baik dalam pasar domestik AS sendiri maupun di pasaran Cina. Contoh perbandingan harga produk Cina dan produk AS di pasar AS untuk produk utama yang di ekspor Cina ke AS.
516
Analisis Ekspor – Impor Cina – AS (Jania Rosnawati)
Tabel 2 Perbandingan Harga Produk-produk unggulan yang di ekspor Cina (in US Dollar) Commodity description Cina Amerika Serikat Pakaian US $ 3.12 US $ 3.61 Manufaktur (Mainan) US $ 13.6 US $ 16.00 Peralatan Komputer US $ 268.69 US $ 319.88 Peralatan Audio and Video US $ 573.95 US $ 699.95 Peralatan Komunikasi US $ 414.17 US $ 499.00 Sumber: USITC Data Web. Murahnya harga barang impor berkualitas tinggi yang ditawarkan oleh China yang tentu saja harga tersebut jauh di bawah harga pabrik Amerika Serikat. Hal tersebut menyebabkan banyaknya pabrik-pabrik di Amerika Serikat yang terpaksa gulung tikar. Hal inilah yang membuat AS mengalami defisit perdagangan yang besar dikarenakan barang produksi AS telah tergantikan oleh barang-barang Cina yang harganya lebih murah. Defisit perdagangan ini tentunya berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian dan stabilitas perekonomian AS, dimana defisit perdagangan yang terjadi di AS mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di AS (Will Hutton 2006:1). Bergabungnya Cina dalam keanggotaan WTO diharapkan akan dapat menciptakan hasil yang sama-sama bermanfaat bagi kedua negara. Clinton menyatakan bahwa ekspor ke Cina saat ini mendukung ratusan ribu pekerja Amerika dan hal tersebut dapat berkembang dengan adanya akses pasar ke Cina melalui perjanjian WTO. Pemikiran Presiden Clinton tersebut benar adanya. Ekspor memang menciptakan lapangan pekerjaan di AS. Namun bagaimanapun juga Impor akan menggantikan lapangan kerja tersebut. Hal inilah yang terjadi dalam hubungan dagang AS-Cina. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa hubungan kerjasama ekonomi dalam bidang ekspor-impor antara Cina-AS menciptakan adanya interdependensi yang menuntut kedua negara untuk selalu mengembangkan hubungan kerjasama di berbagai bidang, terutama ekonomi. Karena hubungan tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian kedua negara. Sehingga masing-masing negara merasa saling membutuhkan bahkan merasa saling ketergantungan. Cina membutuhkan AS sebagai investor penanam modalnya di Cina dengan memperluas pertumbuhan dan perkembangan MNC di wilayah Cina yang membawa keuntungan bagi Cina kerena produk-produk yang diproduksi perusahaan AS di Cina memberikan pajak pendapatan untuk Cina.Pajak pendapatan tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun walaupun di tahun 2009 sempat mengalami penurunan akibat krisis ekonomi global di AS sehingga sangat mempengaruhi perekonomian Cina karena penanaman modal asing yang masuk ke Cina sebagian besar berasal dari AS, Namun kembali meningkat di tahun berikutnya. Selain pajak pendapatan pertumbuhan dan perkembangan MNC AS di wilayah Cina yang menciptakan lapangan pekerjaan untuk tenaga kerja Cina sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina. AS diuntungkan
517
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 509-518
dengan produk-produk murah bagi penduduknya, barang-barang produksi Cina yang murah menjadi pendorong utama beralihnya konsumen ke barang-barang produksi Cina dan secara nyata telah merebut pasar domestic AS. Daftar Pustaka Buku Anak Agung B Perwita dan Yanyan M Yani, 2005 Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.Bandung:Remaja Rosdakarya Bangkit A. Wiryawa, 2008.Zona Ekonomi Khusus: Strategi Cina memanfaatkan Model global, Jakarta:Yayasan CCS. Internet N.Mark Lam & John L. Graham, The Chinese Negotiation-Global Negotiation.pdf. http://www.comp.nus.edu.sg Pengertian Teori dan Interdependensi http://senjujasrizal.blogspot.com/2012/10/pengertian-teori-dan interdepedensi. Prinsip-prinsip Interdependensi http://globalonlinebook1.blogspot.com/2013/06/interdependensi-prinsipsaling.html Ruffin.Roy J. David Ricardo’s Discovery of Comparative Advantage http://www.uh.edu/~rruffin/Ricardo's%20Discovery.pdf Shift in U.S. Merchandise Trade 2010 dalam U.S. Internasional Trade Commission, diakses dari www.usitc.gov/publications/332/pub4245.pdf Wayne M. Morrison, “China-U.S . Trade Issues” dalam Congressional Research Service, 1 Juli 2005, diakses di http://www.fas.org/sgp/crs/row/IB91121.pdf
518