ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON Jones T. Simatupang Dosen Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia, Medan ABSTRAK Usahatani melon adalah jenis usahatani yang relatif baru diusahakan petani Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada 35 keluarga petani melon (secara sensus) di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang untuk periode produksi Agustus hingga Desember 2004, yang diharapkan berguna untuk memberikan informasi tentang bagaimana tindakan manajemen usahatani oleh petani melon demi peningkatan pendapatannya di kemudian hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani melon adalah usahatani yang menguntungkan dan layak untuk diusahakan petani. Peningkatan produksi oleh petani sangat dimungkinkan melalui upaya peningkatan luas lahan dan peningkatan penggunaan pupuk tetapi penggunaan pestisida hendaknya dikurangi dari tingkat penggunaan saat ini. Dalam upaya peningkatan pendapatan petani, peningkatan pencurahan tenaga kerja menjadi suatu tindakan yang harus dilakukan petani melalui intensifikasi usahatani. Kata kunci: Usahatani melon, Pencurahan tenaga kerja, Produksi, Pendapatan bersih, Tingkat efisiensi, Tingkat optimasi
PENDAHULUAN Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 semakin memperjelas betapa pentingnya peranan sektor petanian dalam perekonomian nasional. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan kenyataan menunjukkan bahwa pada saat puncak krisis ekonomi Indonesia tahun 1998, di mana sektor-sektor lain terpuruk di antara pertumbuhan ekonomi nasional yang negatif (-13%) sektor pertanian masih mampu bertahan dengan pertumbuhan positif sebesar 0,26%. Hal ini membuktikan bahwa di era kebangkitan kembali ekonomi Indonesia sekarang ini, sektor pertanian menempati posisi strategis dan diharapkan dapat berperan di garis terdepan dan menjadi sektor andalan (Solahuddin, 1998). Pembangunan pertanian terutama pembangunan subsektor tanaman pangan dan hortikultura, bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani yang dapat dicapai melalui upaya peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan usahatani. Dalam upaya peningkatan 10pendapatan petani, pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam
pemilihan jenis tanaman pertanian khususnya hortikultura. Beberapa pedoman pemilihan jenis tanaman prioritas tersebut adalah sebagai berikut: a) Bernilai ekonomi tinggi baik untuk konsumsi domestik maupun luar negeri; b) Memberikan kesempatan kerja yang lebih besar; c) Mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik; d) Meningkatkan gizi masyarakat (Tjahyadi, 2001). Berdasarkan uraian di atas maka usahatani melon adalah jenis usahatani yang memenuhi syarat dan perlu mendapat perhatian dalam pengembangannya. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa produk usahatani melon sangat digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun juice bahkan sebagai bahan baku industri minuman. Selain itu, harga buah melon yang relatif tinggi dibanding komoditas sejenis merupakan peluang besar untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani atau pengusaha usahatani melon (Rukmana, 2000). Sejak tahun 1990-an, usahatani melon telah diusahakan petani di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, suatu wilayah yang dekat dengan kota Medan sebagai wilayah
Kombinasi Herbisida Golongan Bipiridilium dengan Golongan Sulfonilura untuk Mengendalikan Pakis Stenochlaena pallustris (Edison Purba)
pemasaran. Usahatani melon eksis hingga saat ini sehingga penulis tertarik mengadakan penelitian di daerah tersebut dengan tujuan untuk melihat: faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani melon, tingkat keuntungan ekonomi dan kelayakan pengusahaan usahatani melon, dan tingkat efisiensi pencurahan tenaga kerja pada usahatani melon.
METODE PENELITIAN 1.
Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditetapkan secara purposive di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan alasan daerah tersebut relevan dengan tujuan penelitian untuk mengadakan analisis usahatani melon sebagai suatu jenis usahatani yang berpotensi dan berprospek tinggi dalam pengelolaannya. 2.
Penentuan Sampel Sampel penelitian ditetapkan sebesar 35 petani (kepala keluarga) yang diambil secara sensus yaitu jumlah keluarga petani yang mengusahakan usahatani melon dalam kurun waktu periode Agustus sampai Desember 2004. 3.
Sumber dan Teknik Pengambilan Data Data dalam penelitian ini sebagian besar adalah data primer yang diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder hanya berupa hasil cross-check kebenaran beberapa jenis data primer yaitu tentang harga-harga (input dan output) yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan 5 orang pedagang di daerah penelitian. 4.
Metode Analisis Data Untuk menguji pengaruh beberapa faktor produksi terhadap produksi usahatani melon dilakukan Uji Regresi Multipel dengan 4 peubah bebas (Sudjana, 1992) sebagai berikut: Y = b0 X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 Di mana: Y = Produksi usahatani melon (kg) X1 = Luas lahan (ha) X2 = Nilai pencurahan tenaga kerja (Rp)
X3 = Nilai penggunaan pupuk (Rp) X4 = Nilai penggunaan pestisida (Rp) b0 = Intercept b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi Untuk menguji pengaruh X1, X2, X3 dan X4 baik secara serentak (simultan) maupun parsial terhadap Y digunakan instrumen Statistical Package for Social Studies (SPSS) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: • Uji F; Signifikansi Fratio ≤ 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima. Signifikansi Fratio > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak. • Uji t; Signifikansi tratio ≤ 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima. Signifikansi tratio > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak. Untuk menguji tingkat keuntungan ekonomi usahatani melon dilakukan perhitungan pendapatan bersih usahatani. Nilai yang positif berarti usahatani menguntungkan dan sebaliknya nilai negatif berarti usahatani rugi. Kelayakan usahatani dinilai dengan menghitung Revenue Cost Ratio (RCR) dengan kriteria sebagai berikut: • RCR > 0 ; usahatani menguntungkan (layak diusahakan) • RCR = 0 ; usahatani pulang pokok (break even point) • RCR < 0 ; usahatani rugi (tidak layak diusahakan) Untuk menguji tingkat efisiensi pencurahan tenaga kerja pada usahatani melon dilakukan perhitungan perbandingan nilai produk marginal tenaga kerja dan nilai per unit tenaga kerja (Soekartawi, 2003) sebagai berikut: • NPMx/Px > 1 ; Penggunaan tenaga kerja belum efisien (tenaga kerja perlu ditambah) • NPM/Px < 1 ; Penggunaan tenaga kerja tidak efisien (tenaga kerja perlu dikurangi) • NPM/Px = 1 ; Penggunaan tenaga kerja efisien (tingkat efisiensi mencapai optimum sempurna).
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 2, Agustus 2005: 9-13
11
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Melon Dengan Uji Regresi pengaruh faktor produksi terhadap produksi usahatani melon diperoleh fungsi produksi penduga sebagai berikut: Y = 2,421 X10,274X20,214 X30,491 X4-0,032 R2 = 0,967 Dari fungsi produksi di atas maka dapat diberikan interpretasi sebagai berikut: a) Faktor X3 (nilai penggunaan pupuk) merupakan faktor yang paling mempengaruhi produksi usahatani melon. Apabila X3 dinaikkan sebesar 100% (X1, X2 dan X4 ceteris paribus) maka produksi usahatani melon akan meningkat sebesar 49,1%. Koefisien regresi X4 yang bertanda negatif mengindikasikan bahwa peningkatan penggunaan pestisida akan menurunkan produksi, oleh karena itu di masa yang akan datang petani harus mengurangi penggunaannya. b) Σ bi = 0,947. Nilai ini adalah elastisitas produksi yang berarti apabila X1, X2, X3 dan X4 dinaikkan sebesar 100% maka produksi usahatani melon akan meningkat sebesar 94,7%. Angka ini juga sekaligus mengindikasikan bahwa proses produksi usahatani melon di daerah penelitian berada dalam keadaan deminishing returns dan berada pada tahapan berproduksi yang rasional (Tarigan, 1987). c) Nilai R2 = 0,967 artinya X1, X2, X3 dan X4 berpengaruh terhadap Y sebesar 96,7% dan hanya sebesar 3,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya uji statistika untuk melihat pengaruh faktor produksi terhadap produksi usahatani melon dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Regresi Multipel Pengaruh X1, X2, X3 dan X4 Terhadap Y No.
12
1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Statistik F = 219,801 t1= 2,109 t2= 1,321 t3= 2,558 t4 - 1,363
Signifikansi
Kesimpulan
0,000 0,043 0,196 0,016 0,183
Tolak H0 Terima H1 Tolak H0 Terima H1 Terima H0 Tolak H1 Tolak H0 Terima H1 Terima H0 Tolak H1
Sumber: Pengolahan Data Primer Catatan: α = 0,05
Dari Tabel 1 di atas dapat diberikan interpretasi sebagai berikut: a) Faktor luas lahan, pencurahan tenaga kerja, nilai penggunaan pupuk dan nilai penggunaan pestisida secara serentak pada α = 0,05 berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani melon di mana signifikansi F < 0,05. b) Secara parsial masing-masing faktor luas lahan dan nilai penggunaan pupuk pada α = 0,05 berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani melon di mana signifikansi t < 0,05. c) Secara parsial masing-masing faktor penggunaan tenaga kerja dan nilai penggunaan pestisida pada α = 0,05 berpengaruh tidak nyata terhadap produksi usahatani melon di mana signifikansi t > 0,05. Dengan demikian dapat diperoleh suatu informasi teknis penting dalam pengelolaan usahatani melon di daerah penelitian yaitu peningkatan luas lahan dan peningkatan penggunaan pupuk sangat dimungkinkan demi peningkatan produksi. 2. Keuntungan Ekonomi dan Kelayakan Usahatani Melon Biaya produksi usahatani melon terdiri dari biaya tenaga kerja, sarana produksi dan penyusutan alat pertanian. Besarnya biaya produksi usahatani selama 1 musim tanam dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis Biaya Produksi Usahatani Melon Musim Tanam Periode Agustus–Desember 2004 No
Jenis Biaya
1 2
Tenaga Kerja Sarana Produksi a. Benih b. Pupuk c. Pestisida Penyusutan Alat T o t a l
3
Jumlah (Rp.) /Petani /Ha 4.780.857,14
27.606.142,86
Persen tase (%) 67,04
143.571,43 812.428,57 985.714,29
817.346,94 4.761.947,28 2.210.745,75
1,98 11,56 14,05
378.321,43
2.210.745,75
5,37
7.100.892,86
41.181.673,31
100,00
Sumber: Pengolahan Data Primer
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja memberikan kontribusi paling besar sebesar 67,04% terhadap biaya produksi usahatani melon. Data ini menggambarkan bahwa usahatani melon adalah kegiatan yang membutuhkan tenaga kerja secara intensif. Tenaga kerja tersebut digunakan untuk persiapan lahan
Analisis Ekonomi Usahatani dan Tingkat Efisiensi Pencurahan Tenaga Kerja pada Usahatani Melon (Jones T. Simatupang)
(pengolahan tanah, pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa plastik), penanaman, pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, penyemprotan hama dan penyakit) dan panen. Dengan demikian pengembangan usahatani melon di masa mendatang akan merupakan upaya menciptakan lapangan kerja dengan jumlah besar. Setelah menyelesaikan analisis biaya, selanjutnya dilakukan analisis pendapatan dan analisis tingkat efisiensi yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Pendapatan dan Tingkat Efisiensi Usahatani Melon Musim Tanam Periode Agustus – Desember 2004 No.
Uraian
1.
Produksi Nilai Produksi (TR) Biaya Produksi (TC) Pendapatan Bersih (Yn) Tingkat Efisiensi (E)
2. 3. 4. 5.
Satuan
Nilai Satuan /Petani /Ha
Kg
3.541,00
20.546,08
Rp
12.393.500,00
71.911.284,00
Rp
7.100.892,86
41.181.673,31
Rp
5.295.607,14
30.729.610,69
1,75
1,75
-
Sumber: Pengolahan Data Primer
Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa ternyata usahatani melon adalah usahatani yang menguntungkan sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hal tersebut tergambar dari nilai pendapatan bersih yang bernilai positif (rata-rata Rp 5.295.607,14/petani atau Rp 30.729.610,69/ha). Usahatani melon secara ekonomis layak untuk diusahakan (dikembangkan) yang ditunjukkan dari nilai tingkat efisiensi usahatani (E) > 1 (nilai ratarata 1,75). Hal ini berarti dengan pengorbanan (biaya produksi) sebesar Rp 1,00 maka petani akan memperoleh penerimaan (nilai produksi) sebesar Rp 1,75 sehingga diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 0,75. Dengan mengacu kepada data tersebut di atas maka dapat diperkirakan bahwa usahatani melon mempunyai prospek pengembangan yang tinggi di kemudian hari. 3. Efisiensi Pencurahan Tenaga Kerja pada Usahatani Melon Bertitiktolak dari betapa pentingnya pengelolaan penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani melon, maka
dilakukan analisis tingkat optimasi yang menghasilkan fungsi sebagai berikut: Y = 37,1830 X10,9012 Di mana: Y = Produksi usahatani melon (kg) X = Pencurahan tenaga kerja (HKP) Dari perhitungan perbandingan Nilai Produk Marjinal tenaga kerja (NPMx) dan nilai 1 HKP tenaga kerja (Px) diperoleh bahwa NPMx/Px = 2,3490. Dari nilai tingkat optimasi pencurahan tenaga kerja yang diperoleh tersebut (NPMx/Px > 1) dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima yaitu pencurahan tenaga kerja pada usahatani melon di daerah penelitian belum optimum. Keadaan tersebut juga memberikan indikasi bahwa peningkatan pendapatan bersih usahatani melon masih sangat dimungkinkan melalui peningkatan pencurahan tenaga kerja. Dengan memperhatikan betapa intensifnya penggunaan tenaga kerja dalam pengelolaan usahatani melon pada berbagai tahapan pekerjaan maka dapat dipastikan bahwa pengelolaan usahatani melon yang dijalankan petani selama ini belumlah intensif. Untuk pengelolaan di kemudian hari maka peningkatan pencurahan tenaga kerja dalam usahatani melon adalah tindakan manajemen paling bijaksana dalam upaya peningkatan pendapatan petani.
KESIMPULAN Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Faktor luas lahan, pencurahan tenaga kerja, nilai penggunaan pupuk dan nilai penggunaan pestisida secara serentak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani melon. Secara parsial masing-masing faktor luas lahan dan nilai penggunaan pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani melon tetapi faktor pencurahan tenaga kerja dan nilai penggunaan pestisida memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap produksi usahatani melon. b) Usahatani melon di daerah penelitian adalah kegiatan yang secara ekonomis menguntungkan petani pengelolanya dan dari segi kelayakan usaha adalah 13
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 2, Agustus 2005: 9-13
merupakan jenis kegiatan yang layak untuk dikembangkan. c) Pencurahan tenaga kerja pada usahatani melon belum optimum, oleh karena itu demi peningkatan pendapatan bersih usahatani peningkatan pencurahan tenaga kerja harus dilakukan pada pengelolaan usahatani melon selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Hernantho, F., 1998. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. Moehar, D., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bandung: Bumi Aksara. Rukmana, R., 2000. Budidaya Melon Hibrida. Jakarta: Kanisius. Soekartawi, 1995. Analisis Jakarta: UI-Press.
Usahatani.
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-Douglas. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Solahuddin, S., 1998. Kebijaksanaan Pembangunan Pasca Orde Baru. Jakarta: Artikel pada Majalah Usahawan, 8 Oktober 1998. Sudjana, 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Tarigan, K., 1987. Ekonomi Pertanian. Medan: Pertanian USU.
Produksi Fakultas
Tjahyadi, 2001. Bertanam Melon. Kanisius.
Jakarta:
14
Analisis Ekonomi Usahatani dan Tingkat Efisiensi Pencurahan Tenaga Kerja pada Usahatani Melon (Jones T. Simatupang)