ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE BERDASARKAN SEKTOR INDUSTRI (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DIBEI PERIODE 2009-2011) Annisa Auliadini Dwi Martani Akuntansi, Fakultas Ekonomi ABSTRACT This study is a descriptive analysis of the Effective Tax Rates and Book-Tax Difference firm based on industry sectors listed at Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study is to analyze how the ETR companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 based on its industrial sector to identify the components that can affect the difference between the tax and accounting. This study was conducted using descriptive statistics which used tables, graphs, images, mean, and median with a total sample of 149 companies for ETR and 223 companies for the BTD. The result shows that each industry sector has a different ETR movement. One of the reasons is caused by the agricultural sector, which getting down in 2011, due to the tax incentives given by the government for boosting it. Meanwhile, the descriptive analysis of the total BTD shows that the most affected temporary differences components is derived from positive correction of amortization expense and negative correction of depreciation expenses, then permanent differences consist of a positive correction of non-deductible/nontaxable income and negative of income subject to final income. Keywords: Effective Tax Rate, Book-Tax Difference, Sector Industries. 1. Pendahuluan Laba akuntansi didapat dari penghitungan menggunakan Standar Akuntansi keuangan sedangkan laba fiskal dihitung berdasarkan perhitungan UU Perpajakan. Akibat perbedaan penghitungan antara biaya/penghasilan yang dapat dikurangkan dan tidak menurut fiskal dan akuntansi maka timbullah perbedaan pajak dan akuntansi (Book-Tax Difference). Perbedaan akuntansi dan pajak (Books-Tax Difference) terbagi menjadi dua macam, yaitu perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan temporer merupakan item yang diakui untuk tujuan akuntansi dan pajak namun pada waktu yang berbeda. Perbedaan permanen merupakan item akuntansi yang tidak memberikan pengaruh pada penghitungan Laba Kena Pajak, atau sebaliknya. Setiap kelompok perusahaan tentunya memiliki Book-Tax Difference (BTD) yang berbeda. Plesko (2002) melakukan penelitian untuk menguji apakah komponen perbedaan pajak dan akuntansi dapat berbeda dari setiap industri dengan salah satunya menggunakan pembagian sektor industri. Menurut Hanlon dan Heitzman (2010)
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
pengukuran atas pengakuan book-tax difference sangat dekat hubungannya dengan pengukuran ETR. Tarif Pajak Efektif (Effective Tax Rate) merupakan tarif yang sesungguhnya berlaku atas penghasilan Wajib Pajak perusahaan. Mc Intyre dan Nguyen (2000) menemukan ETR yang berlaku pada industri bervariasi. Nilai ETR yang berbeda juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan sebab banyak kebijakan pemerintah yang mendukung beberapa industri tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ditarik beberapa pokok permasalahan penelitian;
bagaimana Effective Tax Rate
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010 berdasarkan sektor industrinya dan komponen yang dapat mempengaruhi perbedaan antara pajak dan akuntansi (Book-Tax Difference). 2. Tinjauan Teoritis Book-Tax Difference merupakan kelebihan laba pada Laporan Keuangan terhadap Penghasilan Kena Pajak atau sebaliknya, mewakili suatu persimpangan dua konteks pelaporan. (Comprix et al, 2010). Hanlon dan Shevlin (2005) juga menambahkan bahwa biasanya seluruh item yang dilaporkan di Laporan Keuangan hanya yang sifatnya memiliki perbedaan yang sangat besar dan bervariasi untuk seluruh perusahaan. Penelitian Mills et al (2002) bahwa perbedaan akuntansi pajak (book-tax difference) tidak proporsional terkonsentrasi diperusahaan besar. Plesko (2002) setiap sektor memiliki Book-Tax Difference yang berbeda, dimana sektor keuangan merupakan sektor yang memiliki perbedaan akuntansi dan pajak yang paling besar. Book-Tax Difference berkaitan erat dengan Effective Tax Rate. BTD mengukur dengan mengurangi pengukuran dari pendapatan yang lain sedangkan ETR mengukur dengan menggunakan rasio dari beberapa pengukuran pajak (beban atau yang dibayar) untuk mengukur pendapatan. (Hanlon dan Heitzman, 2010) Effective Tax Rate perusahaan sering digunakan oleh para pembuat kebijakan dan kelompok kepentingan sebagai alat untuk membuat kesimpulan tentang sistem pajak perusahaan karena mereka memberikan ringkasan statistik yang mudah atas efek kumulatif dari pemberian berbagai insentif pajak dan perubahan tingkat pajak penghasilan badan (Gupta dan Newberry, 1997). Heshmati et al (2010) di negara Swedia untuk hubungan antara ETR dengan distribusi ukuran di perusahaan bahwa terdapat hubungan negatif antara ETR dengan ukuran perusahaan. Derashid dan Zhang
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
(2003) menemukan bahwa perusahaan manufaktur dan perhotelan membayar pajaknya kurang efektif dari pada perusahaan lainnya. Pemerintah Malaysia mengambil kebijakan pemberian insentif investasi untuk melindungi sektor manufaktur. 3. Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini lebih menekankan pada penelitian yang menggunakan analisis statistik seperti frekuensi, rata-rata hitung (mean) maksimum, minimum dan grafik yang memberikan informasi deskriptif dari sekelompok data. 3.2
Jenis Penelitian
3.2.1
Tujuan Penelitian Penelitian menggunakan studi deskriptif untuk mempelajari dan menjelaskan
karakteristik suatu kelompok industri tertentu dan seluruh kelompok industri sehingga mengetahui karakteristik ETR setiap industri dan BTD yang dilihat dari beda temporer dan permanen, serta menganalisis faktor komponen penyebab BTD. 3.2.2
Unit Analisis Unit analisis yang digunakan dalam penelitian adalah kelompok (groups). Hal
tersebut dikarenakan penelitian ini berkaitan dengan variabilitas antar kelompok industri yang dilihat dari ETR dan Books-Tax Difference dengan menggunakan sembilan klasifikasi sektor industri yang dibuat oleh BEI. 3.2.3
Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan ETR dan BTD
perusahaan di seluruh sektor industri yang terdaftar di BEI. Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tiga tahun mulai dari tahun 2009-2011 untuk ETR dan satu tahun untuk BTD pada tahun 2011. Teknik pengumpulannya dilakukan dengan beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1. Studi Empiris Studi empiris dilakukan dengan melalui pengumpulan daftar-daftar perusahaan dan data keuangan pada Laporan Keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai sektor industrinya melalui website www.idx.co.id.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
2. Riset Kepustakaan Data yang dikumpulkan dengan riset kepustakaan yaitu data yang dikumpulkan melalui jurnal, bahan kuliah, buku dan sumber ilmiah lainnya dengan melakukan pengkajian yang sifatnya teoritis berdasarkan konsep yang relevan dengan penelitian. 3.2.4
Tahapan Penelitian Tahap awal dengan penelitian dilakukan dengan membaca literature terkait,
kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data. Data tersebut lalu diolah menurut sektor industrinya dan menganalisis ETR dan BTD mulai dari analisis total dan setiap sektor industri berdasarkan pengukuran sebagai berikut ini:
Effective Tax Rate Tiga jenis proksi yang umum digunakan perusahaan untuk mengetahui nilai
ETR perusahaan menurut Hanlon dan Heitzman (2010). I. GAAP ETR GAAP ETR merupakan rate yang mempengaruhi laba akuntansi, strategi pajak yang tidak dapat menangguhkan pajak, tidak dapat mengubah GAAP ETR. (Hanlon dan Heitzman, 2010) GAAP ETR = Worldwide total income Tax Expense Worldwide total Pre-tax Accounting Income II. Cash ETR Cash ETR merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar sejumlah kecil nilai cash taxes per dollar dari pre tax income menurut Dyreng et al (2008). Cash ETR = World wide cash taxes paid World wide total pre-tax accounting income III. Current ETR Current ETR mengukur total beban pajak dikurangi pajak tangguhan (Ayers et al, 2009). Pengukuran ini berguna untuk melihat nilai ETR perusahaan atas beban pajak saat ini. Current ETR =
World wide current income tax espense World wide total pre-tax accounting income
Book-Tax Difference
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Penelitian ini menggunakan komponen perbedaan temporer dan permanen perusahaan dari data yang diambil berdasarkan rekonsiliasi fiskal pajak kini. Tabel 3.1 Distribusi Sampel ETR Berdasarkan Sektor Industri di BEI Sektor Pertanian (agriculture) Pertambangan (mining) Industri dasar dan sektor kimia (basic industry and chemicals) Aneka industri (miscellaneous 4 industry) Industri barang konsumsi 5 (consumer goods industry) Properti dan real estate (property, 6 real estate and building construction) Infrastruktur, utilitas dan 7 transportasi (infrastructure, utilities and transportation) Keuangan (finance) 8 Perdagangan, jasa dan investasi 9 (trade, services and investment) Sampel Keseluruhan Sampel Keseluruhan Selama Periode Penelitian 1 2 3
Sampel Awal
Data Tidak Lengkap
ETR Negatif
ETR lebih dari 1
Sampel Akhir
13 25
0 0
(6) (13)
(2) (2)
5 10
55
0
(30)
(3)
22
41
(1)
(24)
(3)
13
30
(1)
(12)
(3)
14
46
0
(15)
(3)
28
29
0
(20)
(2)
7
65
(4)
(37)
0
24
82
0
(51)
(5)
26
386
(6)
(208)
(23)
149
1158
(18)
(624)
(69)
447
Tabel 3.2 Distribusi Sampel BTD Berdasarkan Sektor Industri di BEI Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian (agriculture) Pertambangan (mining) Industri dasar dan sektor kimia (basic industry and chemicals) Aneka industri (miscellaneous industry) Industri barang konsumsi (consumer goods industry) Properti dan real estate (property, real estate and building construction) Infrastruktur, utilitas dan transportasi (infrastructure, utilities and transportation) Keuangan (finance) Perdagangan, jasa dan investasi (trade, services and investment) Total
Sampel Awal
Data Tidak Lengkap
14 25
Tax Loss/ PKP Rugi
Sampel Akhir
(1) 0
(10) (13)
3 12
55
(2)
(17)
36
41
(1)
(6)
34
30
0
(5)
25
46
(6)
(27)
13
29
(4)
(17)
8
65
(4)
(16)
45
82
(3)
(32)
47
387
(21)
(143)
223
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Total 4.1.1
Effective Tax Rate ETR rata-rata perusahaan (mean) telah melebihi Statutory Tax Rate, yaitu diatas
25% untuk GAAP ETR sebesar 26,29% dan Cash ETR 28,83%. Cash ETR memiliki
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
nilai rata-rata yang paling besar daripada pengukuran GAAP dan Current ETR. Namun, untuk Current ETR memiliki rata-rata lebih rendah dibandingkan Statutory Tax Rate sebesar 24,05%. Hal tersebut dikarenakan besarnya nilai koreksi fiskal negatif dan positif perusahaan yang berakibat Laba Kena Pajak, pajak kini dan ETR perusahaan menjadi yang lebih kecil daripada Statutory Tax Rate. Perusahaan membayar pajak yang rendah sehingga nilai ETR juga rendah dikarenakan beberapa hal yaitu: 1. Percepatan penyusutan dan amortisasi. (Mc Intyre dan Nguyen 2000) 2. Item yang ada di Laporan Tahunan sedikit atau tidak ada rincian yang lebih mendalam atas Pajak yang terutang. (Mc Intyre dan Nguyen). 3. Rekonsiliasi pajak (Spooner, 1986; Mc Intyre dan Nguyen, 2000) Rekonsiliasi pajak dapat menjelaskan perbedaaan ETR karena perusahaan harus melakukan rekonsiliasi ETR dangan menggunakan Statutory Tax Rate yang diungkapkan di Catatan Atas Laporan Keuangan dengan membagi ke dalam perbedaan temporer dan permanen. 4. Keadaan ekonomi yang lemah dan insentif pajak. (Mc Intyre dan Nguyen, 2000; Derashid dan Zhang, 2003) Pemerintah memberikan insentif pajak untuk mendukung sektor-sektor tertentu yang dianggap dapat meningkatkan investasi di negara yang bersangkutan (Derashid dan Zhang, 2003; Heshmati et al, 2010). Nilai ETR perusahaan setiap industrinya sangatlah berbeda-beda. Nilai ETR setiap industri memiliki rata-rata range terendah dimulai 19,7% sampai yang paling tinggi 32,68%, dimana semakin menambah tahun maka range industri akan semakin besar. Nilai rata-rata ETR tertinggi pada GAAP ETR berada di sektor 2 sebesar 30,79%, Cash ETR berada pada sektor 3 sebesar 32,68% dan Current ETR di sektor 2 sebesar 29,27. Sedangkan nilai rata-rata yang hampir seluruh sektornya melebihi Statutory Tax Rate 25% adalah pengukuran GAAP ETR, dimana hanya dua sektor yang masih dibawah 25%, yaitu sektor 1 dan 8. Cash ETR memiliki nilai rata-rata tertinggi dari seluruh jenis ETR sebesar 32.68% pada sektor tiga. Current ETR memiliki nilai ratarata ETR yang paling rendah daripada seluruh pengukuran ETR. Nilai Current ETR terendah terletak pada sektor 7 sebesar 19,70%. Sektor yang memiliki nilai ETR
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
terendah berada pada sektor 8 atau sektor keuangan yaitu rata-rata ETR dengan seluruh pengukuran hanya sebesar 23,21%. Setiap sektor memiliki perbedaan ETR yang disebabkan hal-hal berikut ini: 1. Perbedaan regulasi perpajakan. Pemerintah mengupayakan pada setiap sektor agar tercipta prinsip pajak yang berkeadilan disetiap sektor industri. 2. Perbedaan insentif pajak. Insentif pajak yang diberikan pada setiap industri berbeda-beda contohnya seperti tax reduction berdasarkan PP No. 81 tahun 2007, tax allowances sesuai PP No. 62 tahun 2008 dan insentif pajak lainnya. 3. Perbedaan struktur modal Struktur modal hutang cenderung memiliki Pajak Penghasilan yang besar dengan menimbulkan persepsi perusahaan baik dalam hal membayar beban bunga selain juga itu beban bunga dapat dikurangkan dalam Laba Kena Pajak, begitu juga sebaliknya. 4. Keefektifan perencanaan pajak Semakin tinggi nilai ETR menunjukkan perusahaan kurang dalam melakukan perencanaan pajaknya. 5. Perbedaan nilai GAAP, Cash ETR dan Current ETR Perbedaan pengukuran tersebut mencerminkan perbedaan beban pajak penghasilan yang terdapat dalam perusahaan.
4.1.2
Book-Tax Difference
Perbedaan Temporer
Beban amortisasi merupakan rata-rata koreksi positif yang paling besar yang dilakukan perusahaan. Hal tersebut disebabkan laba entitas anak yang harus dikeluarkan dari laba konsolidasi sangatlah besar sehingga nilai laba sebelum pajak perusahaan lebih rendah daripada beban amortisasinya dan meningkatkan jumlah proporsi beban amortisasi. Penyebab koreksi amortisasi lebih tinggi dikarenakan banyak perusahaan memiliki aset tidak berwujud yang dapat disusutkan, yaitu seperti paten. Sedangkan, koreksi negatif yang memiliki persentase terbesar pada penyusutan sebesar -66,06% dari total koreksi negatif. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanlon (2005) dimana penyusutan merupakan salah satu item koreksi negatif yang menyebabkan BTD tinggi. Beban penyusutan terjadi akibat perusahaan melakukan
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
percepatan penyusutan sehingga beban penyusutan menurut pajak lebih besar daripada akuntansi.
Perbedaan Permanen
Nilai koreksi positif terbesar yang rata-rata dilakukan perusahaan berasal dari non-deductible expense/non taxable income. Pada sampel 223 perusahaan, mayoritas perusahaan tidak menjelaskan rincian koreksi negatif dari non-taxable income atau non-deductible expense sebab perusahaan hanya menampilkan secara garis besar koreksi-koreksi yang paling mempengaruhi rekonsiliasi fiskal. Namun, terdapat sejumlah perusahaan yang memiliki nilai BTD yang paling besar sehingga mempengaruhi proporsi koreksi positif BTD yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk dengan nilai sebesar 54,73 namun perusahaan ini tidak mencantumkan secara detail akun-akun apa saja di dalamnya. Rata-rata sektor industri yang melakukan koreksi positif perbedaan temporer berasal dari sektor keuangan, aneka industri, perdagangan dan jasa. Koreksi negatif yang memiliki persentase terbesar perbedaan permanen terdapat pada pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya sebesar -38.81% dari total proporsi koreksi negatif. Pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya selain dari pendapatan bunga, sewa, tanah dan bangunan yang dikenakan PPh Final, yaitu laba perdagangan portofolio, penyertaan di reksadana, hadiah undian, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di BEI, penjualan saham dari modal ventura, penghasilan dari penjualan bahan bakar minyak. Berdasarkan sampel yang ada pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya mayoritas terdapat pada sektor perbankan, perdagangan, aneka industri, industri dasar dan kimia. Pada sektor keuangan berada pada pendapatan yang berasal dari transaksi derivatif, investasi, reksadana atau yang berhubungan dengan keuangan. Hal tersebut disebabkan pada sektor tersebut menyediakan jasa keuangan atau melakukan transaksi keuangan dengan perusahaan lainnya. 4.2 Analisis Sektor Industri 1. Sektor Pertanian Sektor pertanian memiliki nilai ETR yang mengalami penurunan tajam mulai dari tahun 2009 ke 2011. Sektor industri pertanian memiliki nilai Effective Tax Rate yang tidak terlalu besar dikarenakan salah satunya pemerintah memiliki fasilitas pajak
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
yang besar yang bertujuan untuk mendorong perkembangan di kedua sektor tersebut. Rekonsiliasi pajak juga merupakan pemicu penurunan nilai ETR perusahaan (Mc Intyre dan Ngunyen, 2000), dimana pada sektor ini salah satunya dari penyusutan yang menyebabkan koreksi negatif sehingga laba kena pajak semakin menurun. Nilai Current ETR sektor pertanian dipengaruhi oleh adanya employee stock option, dimana hampir seluruh perusahaan di sektor industri pertanian memiliki kebijakan untuk memberikan saham berupa stock option pegawai. Book-Tax Difference pada sektor ini lebih sedikit melakukan koreksi dikarenakan perbedaan akuntansi dan pajak tidak jauh berbeda, koreksi yang dilakukan perusahaan tidak banyak dikarenakan sektor pertanian nature usahanya tidak secara rinci menampilkan beban dan penghasilan seperti sektor lainnya. Namun dikarenakan sampel yang digunakan masih sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat mewakili sampel. Tabel 4.1 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Pertanian ∑ Koreksi Perusahaan
Perbedaan Temporer
Perbedaan Permanen
Jumlah koreksi perusahaan sektor pertanian pada perbedaan temporer paling banyak dilakukan atas biaya penyusutan, dimana sebesar 100% atau seluruh perusahaan. Koreksi atas penyusutan tersebut berasal dari koreksi negatif. Penyusutan tersebut terjadi karena perusahaan pada sektor pertanian memiliki aset berupa tanaman perkebunan, bangunan dan kendaraan.
Positif
Koreksi Fiskal
Nilai koreksi positif paling besar berasal dari tantiem dan bonus. Koreksi ini terjadi karena setiap perusahaan memiliki karyawan yang wajib diberikan bonus dan serta tantiem untuk direksi dan sebagainya.
Jumlah koreksi perbedaan permanenen yang mayoritas perusahaan lakukan berasal dari pendaparan bunga dikenakan PPh Final. Hal tersebut terjadi karena sektor pertanian melakukan investasi pada sektor perbankan dan diharapkan mendapatkan penghasilan bunga.
Negatif
Jumlah koreksi negatif perusahaan mayoritas berasal dari beban penyusutan dengan nilai 0.001390. Sektor ini memiliki koreksi negatif penyusutan tertinggi dikarenakan aset perusahaaan berupa tanaman perkebunan, bangunan dan kendaraan sangat digunakan pada bidang usahanya sehingga koreksinya paling besar terjadi.
Sektor pertanian memiliki nilai koreksi positif paling besar dilakukan atas beban representasi, entertainment, donasi dan hadiah senilai 0.00067 atau 59.16% dari total proporsi koreksi yang dilakukan perusahaan. Sektor ini hanya terdapat tiga komponen besar koreksi negatif dan nilai yang paling besar dari beban atas entertainment, representasi, donasi dan hadiah. Penyebabnya perusahaan banyak melakukan kegiatan terkait sumbangan yang tidak terkait dengan kegiatan perusahaan. Koreksi negatif pada sektor pertanian terjadi pada pendapatan bunga yang dikenakan PPh Final senilai -48% dari total koreksi negatif. Koreksi tersebut terjadi karena pada sektor pertanian melakukan investasi berupa bunga deposito, SBI dan lainnya untuk mencegah terjadinya inflasi.
2. Sektor Pertambangan Nilai ETR industri pertambangan yang cenderung berada di atas Statutory Tax Rate yaitu antara 27-37% terutama pada tahun 2009 dan 2010 disebabkan pada tahun 2010 terjadi beberapa hal, yaitu nilai laba komersil dan PPh perusahaan masih cukup besar sesuai dengan penelitian Heshmati et al (2010) besarnya perusahaan tidak mempengaruhi besarnya ETR perusahaan, perusahaan-perusahaan ini cenderung menguntungkan perusahaan meskipun kebijakan industri tidak mendukung mereka.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Perusahaan pertambangan memiliki ETR yang lebih besar dikarenakan sektor ini melakukan perencanaan yang kurang efektif. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang memiliki resiko yang besar, proses yang lama, ketidakpastian yang tinggi dan modal yang besar dimana perusahaan dapat mengambil untung setelah proses penyelidikan dan eksplorasi. Tarif Pajak Penghasilan yang tinggi dalam ETR memberikan keuntungan bagi perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang besar atas penggunaan utang dalam struktur modalnya. Sektor pertambangan berusaha mendapatkan pendanaan melalui lembaga internasional meski dengan bunga yang relatif tinggi. Sektor pertambangan merupakan sektor besar namun memiliki kelemahan dalam perencanaan pajak, sehingga koreksi perbedaan permanen paling besar terjadi atas beban pajak dan denda. Selain itu, sektor ini memiliki berbagai investasi diluar kegiatan usahanya sehingga beban koreksi semakin besar. Pada Tabel 4.2 terdapat ringkasan komponen BTD sektor pertambangan. Tabel
4.2
Ringkasan
Komponen
Book-Tax
Difference
Sektor
Pertambangan ∑ Koreksi Perusahaan Jumlah koreksi yang dilakukan perusahaan berasal dari beban penyusutan sebesar 11 koreksi. Penyusutan terjadi karena sektor ini banyak memiliki aset dan mesin berat terkait usaha pertambangan sehingga perusahaan harus melakukan koreksi. Lalu sektor pertambangan memiliki jumlah koreksi perbedaan permanen tertinggi yang dilakukan perusahaan atas koreksi pendapatan bunga yang dikenakan PPh Final dan representasi, entertainment, donasi dan hadiah. Hal tersebut terjadi dikarenakan sektor pertambangan diwajibkan untuk melakukan kegiatan CSR salah satunya berupa sumbangan, sehingga nilai atas koreksi sumbangan cukup besar.
Koreksi Fiskal Positif
Perbedaan Temporer Nilai koreksi positif disektor pertambangan paling dipengaruhi oleh beban imbalan kerja sebesar 0,00786. Imbalan kerja paling tinggi dikarenakan pada sektor ini perusahaan melakukan banyak penyisihan atas beban imbalan kerja berupa imbalana kerja jangka pendek, jangka panjang dan pesangon.
Negatif
Penelitian ini pada koreksi negatif perusahaan memiliki nilai beban penyusutan yang besar, yaitu -0.00766. Penyusutan merupakan salah satu faktor penentu BTD dalam sektor pertambangan dikarenakan pada sektor pertambangan, sektor ini mempercepat nilai depresiasi sehingga nilai beban penyusutan menurut pajak menjadi lebih besar.
Perbedaan Permanen Nilai koreksi positif paling besar dilakukan atas beban representasi, entertainment, donasi dan hadiah senilai 0.00067 atau 59.16% dari total proporsi koreksi yang dilakukan perusahaan. Sektor ini hanya memiliki tiga komponen besar koreksi negatif dan nilai yang paling besar dari beban atas entertainment, representasi, donasi dan hadiah. Pada sektor ini perusahaan dapat diketahui bahwa perusahaan banyak melakukan kegiatan terkait sumbangan yang tidak terkait dengan kegiatan perusahaan. Komponen nilai koreksi negatif yang terbesar terjadi pada koreksi positif pendapatan dikenakan PPh final lainnya sebesar -0.01087. Sektor pertambangan melakukan invetasi yang cukup tinggi selain dari kegiatan usahanya seperti pendapatan dari dividen, bunga, royalty dan sebagainya.
3. Sektor Industri Dasar dan Kimia Pergerakan ETR menunjukkan terjadi sedikit penurunan pada Current dan GAAP ETR dari tahun 2009 ke 2011 sehingga berada di bawah Statutory Tax Rate. Sedangkan untuk Cash ETR pergerakan ETR berada diatas Statutory Tax rate pada tahun 2009-2011. Nilai Cash ETR merupakan nilai tertinggi dengan rata-rata mencapai 30% pada tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2010. Salah satu
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
penyebab turunnya adalah dikarenakan pemerintah telah menerapkan pemberian pengurangan/pembebasan PPh Badan pada tahun 2011. Sektor industri dasar dan kimia salah satu industri yang diberikan insentif pajak oleh pemerintah untuk melindungi industri yang dianggap pionir yang berlaku Agustus 2011 berdasarkan PMK No. 130 tahun 2011. Rekonsiliasi pajak juga dapat mengurangi besarnya PKP perusahaan, dimana untuk sektor industri dan kimia pada tahun 2011 penghasilan kena pajak seperti laba bersih perusahaan asosiasi dan interest income. Penyebab terjadi perbedaan pada sektor industri dasar dan kimia dikarenakan beberapa hal yaitu nilai Cash ETR meningkat akibat meningkatnya pajak tangguhan perusahaan. Selain itu Cash ETR tidak terpengaruh terhadap besarnya penyisihan valuasi atau tax cushion (Dyreng et al, 2008), akibatnya nilai Cash ETR pada sektor ini juga lebih besar. Sedangkan nilai GAAP ETR dan Current ETR lebih rendah karena nilai GAAP turun dipengaruhi oleh besarnya besarnya pengurang pajak seperti penyisihan penurunan piutang, aset dan sebagainya. Sektor ini memiliki perencanaan pajak yang efektif, dapat dilihat dari nilai ETR yang semakin menurun pada tahun 2009 dan 2011. Tabel 4.3 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Industri Dasar dan Kimia ∑ Koreksi Perusahaan Sektor industri dasar dan kimia melakukan jumlah koreksi perbedaan temporer terhadap beban penyusutan yaitu sebesar 35 perusahaan. Sektor industri dasar dan kimia memiliki aset yang banyak dan memiliki nilai yang besar seperti sektor pertambangan sehingga total koreksi paling banyak dilakukan atas beban penyusutan. Jumlah koreksi tertinggi perbedaan permanen terletak pada pendapatan bunga yang dikenakan PPh Final sebesar 26 koreksi. Hal tersebut menunjukkan pada sektor industri dasar dan kimia banyak melakukan investasi berupa deposito, SBI dan lainnya.
Koreksi Fiskal Positif
Perbedaan Temporer Komponen nilai koreksi positif terbesar terletak pada beban penyusutan dengan nilai 0.07547 atau proporsi 173.82% dari 215%. Penyusutan pada sektor ini disebabkan terjadi perbedaan antara akuntansi dan pajak.
Negatif
Komponen nilai koreksi negatif tertinggi terdapat pada koreksi penyisihan lainnya. Penyisihan lainnya disini yaitu penyisihan atas biaya restorasi. Pada sektor industri kimia dan dasar memiliki kewajiban untuk melakukan restorasi usahanya, terutama pada subsektor yang memberikan imbas kelingkungan seperti industri semen dan kertas/pulp. Hal menyebabkan perbedaan disebabkan pada sektor ini perusahaan sama dengan sektor pertambangan memiliki kewajiban untuk melakukan beban atas restorasi terhadap lingkungan.
Perbedaan Permanen Koreksi positif komponen yang paling mempengaruhi besarnya BTD perusahaan terdapat pada beban atas non-deductible expense dan non-taxable income senilai 0.00342 atau -11.67% dari total proporsi koreksi perbedaan permanen. Koreksi positif pada sektor ini terjadi karena pada sektor ini memiliki beban dan penghasilan yang dapat dikurangkan atau bukan penghasilan sesuai pasal 9 ayat 1 dan pasal 4 ayat 3 UU PPh. Koreksi negatif juga koreksi atas nondeductible expense dan non-taxable income merupakan komponen yang terbesar yang mempengaruhi BTD. Koreksi tersebut memiliki nilai yang paling tinggi yaitu 0.01964. Berdasarkan sampel yang ada, dapat diketahui bahwa perusahaan yang melakukan koreksi atas non-deductible expense dan nontaxable income berasal dari PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk dan PT Berlina Tbk.
Sektor industri dasar dan kimia melakukan koreksi paling banyak terhadap beban penyusutan dan imbalan kerja. Penyebab perbedaan BTD pada sektor industri dasar dan kimia disebabkan karena pada sektor industri dasar dan kimia memiliki aset yang banyak sehingga melakukan beban penyusutan yang besar dikarenakan sektor ini
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
merupakan sektor yang memerlukan keahlian yang tinggi dan modal yang besar sehingga jumlah pegawai perusahaan juga banyak dan memerlukan penyisihan imbalan kerja untuk pegawainya. Pada Tabel 4.3 terdapat ringkasan komponen BTD sektor pertambangan. 4. Sektor Aneka Industri Pergerakan ETR mengalami kenaikan pada tahun 2010 namun pergerakan cukup variarif berdasarkan pengukuran ETR. Pada awalnya tahun 2009 Cash dan Current ETR berada dibawah Statutory Tax Rate dengan nilai lebih dari 19% kemudian mulai tahun 2010 terjadi kenaikan dan tahun 2011 nilai Cash ETR semakin naik namun untuk Current ETR mengalami penurunan kembali. Sedangkan pada GAAP ETR, awalnya pada tahun 2009 berada diatas Statutory Tax Rate namun mulai tahun 2010 mengalami penurunan dan naik kembali pada tahun 2011. Tabel 4.4 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Aneka Industri ∑ Koreksi Perusahaan Sektor aneka industri melakukan koreksi perbedaan temporer atas biaya penyusutan yaitu sebesar 30 total koreksi perusahaan. Beban penyusutan banyak terjadi dikarenakan terjadi perbedaan antara akuntansi dan pajak selain itu terdapat percepatan beban penyusutan sehingga koreksi atas penyusutan lebih banyak negatif. Sektor aneka industri paling banyak melakukan jumlah koreksi perbedaan permanen atas pendapatan bunga yang dikenakan PPh Final sebesar 24 koreksi. Koreksi tersebut menjelaskan bahwa sektor aneka industri banyak melakukan investasi di sektor perbankan atas deposito, SBI dan lainnya.
Koreksi Fiskal Positif
Perbedaan Temporer Namun, komponen nilai yang paling mempengaruhi BTD berasal dari koreksi atas beban amortisasi yaitu senilai 0.14034 dari proporsi koreksi 95.91%. Beban amortisasi tersebut tersebar pada perusahaan-perusahaan garmen, otomotif dan kabel. Penyebabnya dikarenakan pada sektor ini memiliki banyak aset tidak berwujud sehingga nilai beban amortisasi besar.
Perbedaan Permanen Koreksi perbedaan positif pada perbedaan permanen ini terpusat pada satu perusahaan dengan nilai koreksi sebesar 54.73 atau proporsi 49.53% dari total proporsi koreksi perusahaan yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk. Pada PT Sunson Textile Manufacture Tbk melakukan koreksi tersebut atas koreksi beban yang tidak dapat menjadi pengurang penghasilan.
Negatif
Komponen koreksi negatif pada BTD di sektor aneka industri juga dipengaruhi oleh beban penyusutan. Penyebab terjadinya beban penyusutan dikarenakan sektor ini ingin mempercepat pengakuan beban penyusutan sehingga koreksi yang dilakukan negatif dan mengurangi Laba Kena Pajak. Pada koreksi negatif beban penyusutan terdapat perusahaan yang memiliki proporsi nilai paling besar yaitu PT Ever Shine Textile Industri Tbk memiliki laba sebelum pajak yang rendah sehingga nilai beban penyusutan menjadi lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain.
Komponen nilai koreksi negatif perusahaan pada perbedaan permanen sektor aneka industri paling besar berasal dari non-deductible dan non-taxable income, dimana non-deductible dan nontaxable income memiliki nilai -0.01192 atau -2.33% dari total koreksi negatif perbedaan permanen. Perusahaan yang menyumbangkan nilai koreksi akun ini yang tinggi berasal dari PT Astra Otoparts Tbk. PT Astra Otoparts Tbk memiliki penghasilan yang bukan obyek pajak (Rp515.245,000.000) dan beban yang tidak dapat dijadikan pengurang sebesar Rp14.476.000.000, akibatnya nilai koreksi penyusutan menjadi lebih besar.
Nilai ETR pada sektor ini rendah dikarenakan sektor ini memiliki perencanaan pajak yang efektif. Sektor aneka industri membayar pajak penghasilan yang rendah seperti terlihat pada nilai Current ETR yang rata-rata tidak melebihi Statutory Tax Rate.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Perusahaan pada sektor aneka industri sangat memanfaatkan insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah. Selain itu terdapat dominasi beberapa perusahaan yang memiliki nilai ETR yang tinggi menyebabkan terjadi fluktuasi nilai ETR yang rendah dan tinggi. Sektor ini mendapatkan pendanaan lebih berasal dari hutang dan dari hutang tersebut akan dikenakan beban bunga yang dapat mengurangi nilai Laba Kena Pajak perusahaan sehingga ETR lebih rendah. Komponen BTD koreksi positif yang paling mempengaruhi pada sektor ini berasal dari koreksi atas non-deductible expense dan non-taxable income. Penyebabnya dikarenakan sektor ini memiliki nilai koreksi atas akun tersebut yang nilainya besar namun tidak merinci terdiri dari akun apa saja. Selain itu pada koreksi negatif paling banyak dilakukan atas koreksi non-deductible expense dan non-taxable income. Koreksi tersebut banyak dilakukan pada beban yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak. Pada Tabel 4.4 terdapat ringkasan komponen BTD sektor aneka industri. 5. Sektor Industri Barang Konsumsi Pergerakan ETR terjadi penurunan dari tahun 2009 ke 2010 lalu mengalami kenaikan kembali yang signifikan pada tahun 2011. Secara rata-rata dapat dilihat bahwa hampir seluruh pengukuran ETR pada tahun 2010-2011 telah berada di atas Statutory Tax Rate kecuali pada tahun 2009 berada dibawah Statutory Tax Rate. Pada sektor ini perencanaan pajak kurang efektif pada tahun 2011 dan efektif pada tahun 2010.
Perbedaan tersebut disebabkan pada tahun 2010 sektor barang konsumsi memanfaatkan insentif pajak berupa DTP (Ditanggung Pemerintah) kepada sektor konsumsi dan laba sebelum pajak perusahaan lebih rendah daripada tahun 2011. Komponen Book-Tax Difference pada koreksi positif terbesar dilakukan atas beban penyusutan dan koreksi lain-lain. Hal tersebut disebabkan nature usaha sektor ini memiliki perangkat mesin yang digunakan untuk memproduksi barang sehingga beban penyusutan besar. Pada koreksi negatif yang paling besar terjadi atas koreksi lain-lain dimana tidak dijelaskan secara rinci berasal dari beban apa saja. Koreksi positif terbesar paling besar dilakukan atas beban penyusutan dan imbalan kerja. Hal tersebut disebabkan nature usaha sektor ini memiliki perangkat mesin yang digunakan untun memproduksi barang sehingga beban penyusutan besar. Sedangkan imbalan kerja terjadi akibat perbedaan pengakuan imbalan kerja menurut akuntansi pada PSAK No. 24 dan pajak sehingga timbul koreksi positif. Pada koreksi negatif yang paling besar terjadi atas koreksi lain-
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
lain dimana tidak dijelaskan secara rinci berasal dari beban apa saja. Pada Tabel 4.5 terdapat ringkasan komponen BTD sektor industry barang konsumsi. Tabel 4.5 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Industri Barang Konsumsi ∑ Koreksi Perusahaan Koreksi mayoritas terjadi pada koreksi positif penyusutan berjumlah 23 koreksi dimana penyebabnya pada sektor ini bergerak dibidang manufaktur sehingga memiliki aset berupa mesin dan bangunan untuk pabrik dimana akibat percepatan depresiasi sehingga koreksi negatif. Pada sektor ini memiliki jumlah koreksi positif paling banyak pada representasi, entertainment, donasi dan hadiah sebanyak 15 koreksi. Penyebabnya dikarenakan sektor ini memiliki beban atas donasi sebagai kewajiban CSR perusahaan yang nilainya besar dan tidak berhubungan dengan kegiatan usahanya dan tidak dibuktikan dengan bukti yang kuat.
Koreksi Fiskal Positif
Perbedaan Temporer Komponen BTD pada perbedaan temporer untuk koreksi positif terdapat pada imbalan kerja dengan nilai sebesar 0.01268 dengan proporsi 77.84%. Penyebab sektor industri barang konsumsi melakukan koreksi tersebut dikarenakan sektor ini merupakan sektor kebutuhan primer sehingga memiliki jumlah pegawai lebih dari 1000 orang terutama dipabrik yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Akibatnya perusahaan melakukan pencadangan biaya imbalan kerja yang besar juga sebab imbalan kerja merupakan kewajiban yang diberikan pemberi kerja terhadap karyawan.
Perbedaan Permanen Untuk koreksi positif perusahaan memiliki nilai koreksi tertinggi pada representasi, entertainment, donasi dan hadiah sebesar 0.00537 dengan proporsi 251.90%.. Koreksi positif ini terdapat perusahaan yang memiliki nilai koreksi yang paling tinggi yaitu berasal dari PT Indofood Sukses Makmur. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu perusahaan bluechips dan memiliki aset yang banyak akan tetapi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan tidak menampilkan rincian koreksi tersebut terdiri dari apa saja.
Negatif
Komponen atas nilai koreksi negatif yang mempengaruhi terdapat pada beban atas penyusutan sebesar -0.00426 dengan proporsi 26.16%. Komponen memiliki rata nilai koreksi positif sebesar -0.06789 dari 14 sampel yang melakukan koreksi negatif. Penyebab koreksi atas beban penyusutan yang banyak terjadi dikarenakan terdapat kegiatan perencanaan pajak dengan melakukan percepatan depresiasi supaya laba akuntansi pajak terlihat besar.
Koreksi negatif terbesar dari beban lainlain dengan proporsi -236%. Koreksi tersebut terjadi pada beban listrik, utilitas dan beban lainnya. Namun dalam laporan keuangan tidak dijelaskan beban tersebut terdiri akun saja.
6. Sektor Property dan Real Estate Awalnya pada tahun 2009 rata-rata pengukuran ETR berada di atas Statutory Tax Rate kecuali Current ETR, kemudian pada tahun 2010 ETR mengalami penurunan dan naik kembali di tahun 2011 namun tidak sebesar pada tahun 2009. Pergerakan ETR diatas hampir mirip dengan sektor Industri Barang Konsumsi namun yang membedakan pada tahun 2011 besarnya kenaikan tidak sebesar pada tahun 2009. GAAP ETR dibawah Statutory Tax Rate dikarenakan pada sektor ini nilai rekonsiliasi fiskal dipengaruhi oleh pendapatan yang dikenakan final yang berasal dari jasa konstruksi dan pendapatan bunga. Sedangkan nilai Current ETR rendah dipengaruhi oleh pajak kini perusahaan yang rendah akibat perusahaan telah melaksanakan perencanaan pajak yang efektif. Perusahaan yang efektif menjalankan perencanaan pajaknya terlihat dari rendahnya nilai ETR perusahaan. Nilai ETR rendah akibat besarnya pajak penghasilan final saat rekonsiliasi fiskal. Sektor ini merupakan sektor bidang jasa dengan bergantung pada jasa konstruksi yang diberikan, sehingga apabila dalam suatu proyek mengalami kerugian dapat mengganggu cash flow perusahaaan.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Komponen BTD memiliki nilai koreksi positif pada sektor real estate dan property tertinggi pada koreksi pendapatan dikenakan PPh Final dengan nilai 0.01444 atau proporsi -67.45% dari total koreksi perbedaan temporer perusahaan. Pendapatan dikenakan PPh Final terdiri dari pendapatan dividen, hadiah serta penghasilan lainnya. Artinya sektor property dan real estate selain melakukan penjualan sesuai usahanya juga melakukan investasi lain yang dikenakan PPh Final sehingga nilai Laba Akuntansi besar. Pada table 4.6 terdapat ringkasan BTD sektor property dan real estate. Tabel 4.6 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Property dan Real Estate ∑ Koreksi Perusahaan Sektor property dan real estate memiliki koreksi yang biasa dilakukan perusahaan pada beban atas penyusutan dengan jumlah koreksi 4 perusahaan. Hal tersebut disebabkan sektor ini melakukan suatu jasa penjualan dan penyewaan aset berupa kendaraan, real estate, apartemen dan bangunan, sehingga koreksi perbedaan temporer mayoritas terletak pada beban penyusutan.
Koreksi Fiskal Positif
Perbedaan Temporer Komponen koreksi positif yang terbesar terdapat koreksi atas beban penyusutan senilai 0,00013 dengan proporsi 1%. Koreksi tersebut terjadi disebabkan pada sektor satu perusahaan yang melakukan koreksi positif yaitu PT Bakrieland Development Tbk. PT Bakrieland Development Tbk merupakan perusahaan besar sehingga memiliki beban penyusutan yang besar.
Perbedaan Permanen Lalu nilai koreksi positif pada sektor real estate dan property tertinggi pada koreksi pendapatan dikenakan PPh Final dengan nilai 0.01444 atau proporsi -67.45% dari total koreksi perbedaan temporer perusahaan. Pendapatan dikenakan PPh Final terdiri dari pendapatan dividen, hadiah serta penghasilan lainnya. Artinya sektor property dan real estate selain melakukan penjualan sesuai usahanya juga melakukan investasi lain yang dikenakan PPh Final sehingga nilai Laba Akuntansi besar.
Sektor aneka industri paling banyak melakukan jumlah koreksi perbedaan permanen atas pendapatan bunga yang dikenakan PPh Final sebesar 24 koreksi. Koreksi tersebut menjelaskan bahwa sektor aneka industri banyak melakukan investasi di sektor perbankan atas deposito, SBI dan lainnya.
Negatif
Untuk koreksi negatif nilai paling besar dilakukan terhadap beban penyusutan senilai 0,00719 atau proporsi 54,15% dari total koreksi.. Koreksi atas beban penyusutan negatif dikarenakan penyusutan menurut pajak lebih besar daripada akuntansi akibat perbedaaan metode dan umur manfaat. Selain itu, juga dikarenakan terjadi percepatan penyusutan agar laba perusahaan menjadi lebih besar.
komponen koreksi negatif perbedaan permanen disektor real estate dan property tertinggi juga terdapat pada pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya dengan nilai 0.02740 atau 127.97%. Pada sektor ini ratarata nilai koreksi negatif perusahaan antara 0,7 sampai 1. Hal tersebut berarti besarnya pendapatan yang dikenakan PPh hampir seragam.
7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi memiliki pergerakan ETR yang menurun setiap tahunnya terutama pada Current ETR dan Cash ETR serta berada dibawah Statutory Tax Rate pada tahun 2009 dan 2010 dimana artinya sektor ini memiliki penghematan pajak yang cukup besar. Sektor ini memiliki nilai ETR yang terendah kedua dibandingkan seluruh sektor, yaitu mencapai 16-27% pada tahun 2010. Pada tahun 2010 sektor ini memiliki penurunan perlambatan ekonomi selain itu sektor ini merupakan sektor yang pengembalian investasi lebih lama. Sektor ini memiliki perencanaan pajak yang efektif terlihat bahwa nilai ETR kedua terendah daripada seluruh sektor industri. Hal tersebut disebabkan sektor ini memiliki resiko yang tinggi seperti sektor pertambangan sehingga membutuhkan efektivitas perpajakan dan mencegah kerugian saat pembebanan biaya. Sektor ini sangat memanfaatkan insentif
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
pajak yang diberikan oleh pemerintah terutama dalam hal penurunan tarif pajak. Berdasarkan Laporan keuangan dapat diketahui bahwa sektor infrastruktur mayoritas perusahaannya dimiliki oleh publik, sehingga mendapatkan pengurangan PPh sebesar 5%. Komponen BTD pada sektor infrastruktur memiliki koreksi positif imbalan kerja dan negatif atas beban penyusutan untuk perbedaan temporer dan permanen atas pendapatan yang dikenakan PPh Final koreksi positif dan negatif atas non-deductible expense/non-taxable income. Beban penyusutan terkait aset yang dimiliki perusaahan dan non-deductible expense/non-taxable income atas beban yang tidak dapat dikurangkan dan penghasilan yang tidak dapat dijadikan penghasilan. Hal tersebut disebabkan karena sektor ini memiliki pegawai yang diwajibkan memberikan imbalan kerja. Pada Tabel 4.7 terdapat ringkasan komponen BTD sektor infrastruktur,utilitas dan transportasi. Tabel 4.7 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi ∑ Koreksi Perusahaan Sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi paling banyak melakukan koreksi positif atas imbalan kerja berjumlah 5 koreksi. Penyebabnya dikarenakan karyawan memiliki hak untuk mendapatkan imbalan kerja dari perusahaan sehingga perusahaan menghitung imbalan kerja menurut akuntansi pada PSAK No. 24 dan menurut pajak tidak dapat dibebankan sebelum dibayar seluruhnya (cash basis). Pada sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi jumlah koreksi positif pada perbedaan temporer yang paling banyak dilakukan oleh perusahaan berasal dari koreksi fiskal atas pendapatan dikenakan PPh Final lainnya sebesar 6 koreksi. Koreksi tersebut dikarenakan sektor infrastruktur mendapatkan penghasilan lain yang dikenakan PPh Final seperti dari dividen, hadiah dan lain-lain.
Koreksi Fiskal Positif
Negatif
Perbedaan Temporer Komponen nilai koreksi positif pada sektor infrastruktur terdapat pada imbalan kerja senilai 0.0015651 dengan proporsi koreksi 37.10%. Sektor ini dominasi oleh perusahaan telekomunikasi, yaitu tiga dari total lima perusahaan yang melakukan koreksi atas imbalan kerja. Imbalan kerja terjadi atas biaya untuk kepentingan kesejahteraan karyawan sehingga setiap perusahaan memiliki nilai imbalan kerja yang tergantung pada jumlah karyawan, tingkatan struktur pegawai, gaji dan sebagainya. Koreksi negatif perbedaan temporer pada sector utilitas, koreksi beban penyusutan senilai -47, 89%. Penyusutan terjadi atas aset peralatan transmisi, jaringan, satelit, mesin, bangunan dan lainnya dimana peralatan terkait jaringan telekomunikasi memiliki nilai aset yang besar sehingga nilai koreksiny besar.
Perbedaan Permanen Komponen nilai koreksi positif tertinggi pada pendapatan sewa dikenakan PPh Final dengan nilai 0.010013 dan proporsi -481.81%. Koreksi tersebut dilakukan oleh satu perusahaan transportasi yaitu PT Trada Maritime Tbk dengan nilai 2.23. Penyebabnya dikarenakan PT Trada Maritime Tbk memiliki jasa sewa tanah dan bangunan selain dari usahanya.
Koreksi negatif terdapat pada koreksi atas non-deductible expense/nontaxable income senilai -0.00713 dengan proporsi 343.08% dari total koreksi. 6. Penyebab terjadi perbedaan dikarenakan tidak semua perusahaan mencantumkan secara detail nilai koreksinya sehingga menimbulkan kekhawatiran tidak dapat mewakili sampel.
8. Sektor Keuangan Pada tahun 2009 seluruh rata-rata beberapa pengukuran ETR ada diatas Statutory Tax Rate namun mulai tahun 2010 terjadi penurunan dan pada tahun 2011 juga tetap menurun kecuali GAAP ETR yang mengalami kenaikan. Selain itu, rata-rata nilai ETR selalu berada di bawah Statutory Tax Rate. Hal tersebut menunjukkan Sektor
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
keuangan pada tahun 2010 dan 2011 melakukan penghematan pajak yang cukup besar dan merupakan sektor dengan nilai ETR terendah dari seluruh sektor. Nilai ETR sektor keuangan menurun di tahun 2010 dan semakin menurun di tahun 2011. Sektor keuangan merupakan sektor yang menyediakan jasa dibidang pendanaan keuangan sehingga memiliki beban penyisihan dan penurunan nilai yang sangat besar. Nilai GAAP ETR tidak dapat terpengaruh oleh nilai penyisihan atas penurunan nilai tersebut sehingga memiliki nilai yang rendah. Sektor keuangan memiliki perencanaan pajak yang efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ETR yang rendah. Sektor ini mendapatkan insentif dari pajak juga terdapat regulasi yang berbeda daripada sektor lain sehingga nilai ETR paling rendah. BTD pada sektor keuangan melakukan koreksi paling banyak pada beban nondeductible expense dan non-taxable income dikarenakan sektor keuangan melakukan koreksi terhadap beban dan pendapatan yang memiliki nilai yang besar saja. Selain itu tredapat koreksi fiskal yang sangat jarang ditemukan disektor lain yaitu koreksi atas kerugian belum direalisasi atas nilai wajar efek dan obligasi. Hal tersebut dikarenakan sektor ini merupakan sektor penyedia jasa keuangan sehingga terdapat koreksi atas transaksi tersebut. Pada Tabel 4.8 terdapat ringkasan komponen BTD sektor keuangan. Tabel 4.8 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Keuangan ∑ Koreksi Perusahaan Sektor keuangan mayoritas melakukan koreksi perbedaan temporer terjadi pada imbalan kerja yaitu sebanyak 36 koreksi perusahaan. Sektor keuangan paling banyak melakukan koreksi atas perbedaan permanen atas nondeductible expense/nontaxable income sebesar 27 koreksi.
9.
Koreksi Fiskal Positif
Negatif
Perbedaan Temporer Koreksi positif pada perbedaan permanen tertinggi pada benefit in kind senilai 0.00933 atau 34.99% dari total koreksi. Benefti in kind merupakan koreksi atas pemberian beras, gula, penggunaan mobil, rumah dinas, fasilitas pengobatan dan sejenisnya (Muljono dan Wicaksono, 2010). Koreksi tersebut dilakukan atas lima perusahaan, dimana salah satunya oleh PT Bank QNB Kesawan Tbk sebesar 0.25. Koreksi tersebut cukup besar akibat laba komersial yang nilainya lebih besar dari tahun sebelumnya. Koreksi negatif pada sektor keuangan paling besar berasal dari non-deductible expense/non-taxable income. Namun sektor ini tidak merinci berasal dari beban dan penghasilan apa saja.
Perbedaan Permanen Koreksi positif pada perbedaan permanen tertinggi pada benefit in kind senilai 0.00933 atau 34.99% dari total koreksi. Benefti in kind merupakan koreksi atas pemberian beras, gula, penggunaan mobil, rumah dinas, fasilitas pengobatan dan sejenisnya (Muljono dan Wicaksono, 2010).
Koreksi negatif yang memiliki proporsi koreksi paling besar pada non-deductible expense/non-taxable income dimana memiliki nilai -0.01960 dengan proporsi 73.49% dari total proporsi yang dilakukan.
Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
Awalnya nilai ETR tinggi diatas Statutory Tax Rate pada tahun 2009, namun pada tahun 2010 turun dan sedikit naik di tahun 2011. Nilai Current ETR merupakan nilai ETR yang paling rendah dengan nilai 23,57%, sedangkan nilai Cash ETR tertinggi dengan nilai 32,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ETR pada sektor
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
perdagangan, jasa dan investasi memiliki penurunan di tahun 2010. Pada sektor ini seluruh nilai ETR menurun di tahun 2011, meskipun pada tahun 2009 nilai ETR diatas Statutory Tax Rate. Hal tersebut berarti pada tahun tersebut sektor perdagangan, jasa dan investasi telah melakukan perencanaan pajak yang baik sehingga nilai pajaknya turun. Sektor perdagangan, utilitas dan investasi memiliki struktur modal yang tinggi pada hutang daripada ekuitas. Hal tersebut berarti sektor ini membutuhkan pendanaan dari lembaga keuangan sehingga Pajak Penghasilan tinggi supaya perusahaan memberikan sinyal positif bahwa kinerja perusahaan baik dan mendapatkan pinjaman. Sektor perdagangan juga memanfaatkan insentif pajak yang diberikan pemerintah berupa tax holiday dan pengurangan tarif PPh badan untuk perusahaan berdasarkan kriteria tertentu. Sektor perdagangan sama dengan sektor lainnya melakukan koreksi positif atas imbalan kerja dikarenakan terkait dengan kewajiban yang harus diberikan perusahaan terhadap perusahaan sesuai UU. Sedangkan koreksi negatif terdapat pada sewa pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor perdagangan membebankan dari leasing atas pendanaan asetnya. Pada Tabel 4.9 terdapat ringkasan komponen BTD sektor perdagangan, investasi dan jasa. Tabel 4.9 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi ∑ Koreksi Perusahaan Sektor perdagangan dan jasa melakukan jumlah koreksi perbedaaan temporer paling besar atas Imbalan kerja yaitu sebesar 34 koreksi. Hal tersebut disebabkan karena setiap perusahaan memiliki karyawan sehingga melakukan penghitungan imbalan kerja menurut perhitungan akuntansi pada PSAK No. 24 dan pajak. Jumlah koreksi perbedaan permanen paling banyak dilakukan atas pendapatan bunga dikenakan PPh Final yaitu 28 koreksi dkarenakan sektor ini melakukan investasi berasal dari SBI, obligasi, deposito dan lainnya.
Koreksi Fiskal Positif
Perbedaan Temporer Nilai koreksi positif terbesar terjadi pada koreksi positif atas imbalan kerja dengan nilai sebesar 0.01635 dengan proporsi 2624.24% dari total koreksi. Nilai tersebut didapat dari total perusahaan yang melakukan koreksi terhadap beban imbalan kerja.
Perbedaan Permanen Komponen yang paling mempengaruhi koreksi positif atas perbedaan permanen disektor perdagangan dan jasa terdapat pada koreksi atas beban yang dikenakan PPh Final sebesar 0.05112 dengan proporsi -62.77% dari total koreksi. Beban dikenakan PPh Final terjadi atas beban atas penghasilan yang dikenakan PPh Final karena dikecualikan menurut UU.
Negatif
Koreksi negatif atas perbedaan temporer memiliki nilai tertinggi pada koreksi atas sewa pembiayaan dengan nilai -0.009 dari proporsi sebesar -1444.13%. Sewa pembiayaan tersebut terjadi atas utang sewa pembiayaan, aset atas sewa pembiayaan, selisih penyusutan sewa pembiayaan dengan angsuran pokok sewa pembiayaan dan pembayaran sewa guna usaha. Sektor perdagangan melakukan koreksi atas sewa pembiayaan dikarenakan untuk mendapatkan aset perusahan dengan cara leasing, sehingga cash flow perusahaan tidak terlalu terbebani.
Komponen koreksi negatif, koreksi yang memiliki nilai paling tinggi terdapat pada nondeductible expense/non-taxable income dengan proporsi 89.86% dari total koreksi perusahaan. Koreksi ini terdiri atas koreksi atas pelepasan entitas anak, pendapatan keuangan, keuntungan atas penjualan investasi jangka pendek, beban atas pendapatan sewa, bahan bakar, pemeliharaan kendaraan, beban kantor lain-lain dan beban professional. Sektor ini melakukan koreksi atas beban dan penghasilan tersebut dikarenakan merupakan beban yang tidak dapat dikurangkan dan penghasilan yang tidak dapat dijadikan penghasilan menurut pajak.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
5.
Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran Dari hasil analisis deskriptif ditemukan bahwa analisis total ETR menunjukkan
bahwa mulai dari tahun 2009 ke 2010 terjadi penurunan rata-rata nilai ETR perusahaan namun naik kembali sedikit pada tahun 2011 untuk pengukuran GAAP ETR, Cash ETR dan Current ETR. Setiap sektor industri memiliki perbedaan pergerakan ETR masingmasing. Salah satunya sektor pertanian dimana nilai ETR semakin menurun pada tahun 2011 dikarenakan adanya insentif pajak dari pemerintah terhadap sektor pertanian yang bertujuan mendorong sektor tersebut. Lalu analisis deskriptif atas total BTD menunjukkan bahwa persentase perbedaan temporer yang paling mempengaruhi komponen BTD berasal dari koreksi positif beban amortisasi dan negatif atas beban penyusutan serta untuk perbedaan permanen koreksi positif dipengaruhi oleh nondeductible expense dan non-taxable income dan koreksi negatif akibat pendapatan yang dikenakan PPh Final. Beban tersebut terjadi akibat terdapat beberapa perusahaan yang memiliki laba sebelum pajak rendah akibat dikeluarkannya laba entitas anak dan asosiasi dan nilai koreksi lebih besar. Selain itu, perusahaan-perusahaan hanya mengungkapkan komponen koreksi BTD yang paling besar di dalam Catatan Atas Laporan Keuangan sehingga nilai BTD menjadi kurang detail/rinci akibatnya komponen nilai dan proporsi terakumulasi pada beberapa item-item tertentu. Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya yakni sebagai berikut: 1. Penggunaan sampel yang sedikit terdiri dari tiga tahun untuk ETR sebesar 149 sampel dan BTD satu tahun sebesar 223 sampel. Saran penelitian supaya jangka waktu penelitian lebih panjang, seperti dapat dimulai dari sebelum penerapan tarif pajak progresif. Hal tersebut memungkinkan nilai ETR perusahaan dilihat dari sektor industrinya dapat lebih beragam. BTD dapat menggunakan metode yang lain dan waktu penelitian menjadi lebih lama dari penelitian ini. 2. Penggunaan pengukuran ETR hanya terdiri dari tiga pengukuran ETR, yaitu GAAP, Current dan Cash ETR. Penggunaan pengukuran ETR yang lebih bervariasi. Pemilihan pengukuran ETR yang bervariasi memungkinkan penelitian dapat lebih bervariasi sehingga memberikan deskripsi yang lebih lengkap.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
3. Perusahaan dapat lebih patuh dalam membayar pajak dan merencanakan pajaknya berdasarkan UU Perpajakan. DAFTAR REFERENSI Ayers, B., Jiang, X., Laplante, S., (2009) Taxable income as a performance measure: the effects of tax planning and earnings quality. Contemporary Accounting Research 26, 15–54. ScienceDirect Database. Comprix, J., Graham, R., & Moore, J. (2011). Empirical evidence on the impact of book–tax differences on divergence of opinion among investors. Journal of American Taxation Association, 33(1), 51–78. Proquest Database. Derashid, Chek dan Zhang Hao. (2003) Effective tax rates and the “industrial policy” hypothesis: evidence from Malaysia. Journal of International Accounting, Auditing & Taxation 12 , 45–62. ScienceDirect Database. Dyreng, S., Hanlon, M., Maydew, E., (2008) Long-run corporate tax avoidance. The Accounting Review 83, 61 – 82. ScienceDirect Database. Graham, John R., Raedy , Jana S., Shackelford, Douglas A. (2012) Research in accounting for income taxes. Journal of Accounting and Economics 53, 412–434. ScienceDirect Database. Gupta,S., Newberry, K., (1997) Determinants of the variability in corporate effective tax rates : evidence from longitudinal study. Journal of Accounting and Public Policy, 1–34. ScienceDirect Database. Hanlon, Michelle. (2005) The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-Tax Differences. The Accounting Review Vol. 80, No. 1 pp. 137–166. Proquest Database. Hanlon, M., Shevlin, T., (2005) Book-tax conformity for corporate income: an introduction to the issues. Tax Policy and the Economy 19, 101–134 (National Bureau of Economic Research). Proquest Database. Hanlon, M., Heitzman, S. (2010) A Review of Tax Research. Journal of Accounting and Economics 20, 127-178. ScienceDirect Database. Heshmati, A.,Johansson D.,Bjuggren, C.M., (2010) Effective Corporate Tax Rates and the Size Distributionof Firms. J Ind Compet Trade 10, 297–317. Proquest Database. McIntyre, R. S. & Nguyen, T. D. C. (2000). Corporate income taxes in the 1990s. Washington, DC: Institute on Taxation and Economic Policy. ScienceDirect Database. Mills, L., K. Newberry, and W. Trautman (2002). Trends in Book-Tax Income and Balance Sheet Differences. Tax Notes 96(8):1109-1124. Plesko, G. (2002). "Reconciling Corporation Book and Tax Net Income, Tax Years 1996 1998." SOI Bulletin 21(4):1-16. Proquest Database. Richardson, Grant., Lanis, Roman. (2007) Determinants of the variability in corporate effective tax rates and tax reform: Evidence From Australia. Journal of Accounting and Public Policy 26, 689–704. ScienceDirect Database. Spooner, Gillian M. (1986) Effective Tax Rates From Financial Statements, National Tax Journal 39, pg 293. Proquest Database.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013