ANALISIS DETERMINAN KUALITAS AUDIT (Studi pada Industri Sektor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014)
SKRIPSI
Disusun Oleh: BELLIANI GRIYA PASIWI 1202120008
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM 2016
i
ANALISIS DETERMINAN KUALITAS AUDIT (Studi pada Industri Sektor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014)
DETERMINANT ANALYISIS OF AUDIT QUALITY (Study On Industry of Manufacturing Company Sector Listed in The Indonesian Stock Exchange 2011-2014)
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: BELLIANI GRIYA PASIWI 1202120008
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM 2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN ANALISIS DETERMINAN KUALITAS AUDIT (Studi pada Industri Sektor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014)
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: BELLIANI GRIYA PASIWI 1202120008
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Majidah, S.E., M.Si.
Dewa Putra Krishna M., S.E., M.Si
AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM 2016
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya, BELLIANI GRIYA PASIWI, menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Determinan Kualitas Audit (Studi pada Industri Sektor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014) adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan kecuali melalui pengutipan sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Saya bersedia menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi saya ini.
Bandung, 29 Mei 2016 Yang membuat pernyataan,
BELLIANI GRIYA PASIWI (1202120008)
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Universitas Telkom, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: BELLIANI GRIYA PASIWI
NPM
: 1202120008
Program Studi : Akuntansi Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jenis Karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Telkom Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Analisis Determinan Kualitas Audit (Studi pada Industri Sektor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014)” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Telkom berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola
dalam
bentuk
pangkalan
data
(database),
merawat,
dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemiliki Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Bandung, 29 Mei 2016 BELLIANI GRIYA PASIWI
1202120008
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia dan Hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Determinan Kualitas Audit (Studi pada Industri Sektor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014) Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ingin berterima kasih bagi pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, doa, dan kontribusi dalam berbagai bentuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Allah SWT yang senantiasa memberikan kesehatan dan kelancaran dalam mengerjakan proposal skripsi ini.
2.
Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
3.
Ibu Dr. Majidah, S.E., M.Si dan Bapak Dewa Putra Krishna Mahardika, S.E, M.Si., selaku pembimbing I dan II yang senantiasa membimbing penulis dalam mengerjakan proposal skripsi ini.
4.
Teman-teman Akuntansi A 2012 yang selalu mendukung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf dan membuka diri untuk segala kritik dan masukan yang dapat membangun dan meningkatkan kualitas
skripsi ini. Semoga proposal
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bandung, Mei 2016
BELLIANI GRIYA PASIWI
vi
ABSTRAK Pentingnya diadakan audit atas laporan keuangan karena laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Ada kemungkinan bahwa laporan keuangan mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Ketika melakukan audit laporan keuangan akuntan publik harus memberikan kualitas ketika melaksanakan audit. Kualitas audit diartikan sebagai sikap auditor dalam melaksanakan tugas audit. Kualitas audit tercermin dari hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dapat diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri terhadap kualitas audit yang diukur menggunakan pendekatan earning surprise benchmark, baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini bersifat deskriptif verifikatif yang bersifat kusalitas. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh 276 sampel data. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Secara parsial, masa perikatan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Serta spesialisasi industri berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel independen beban kerja untuk mengetahui pengaruh terhadap kualitas audit tetapi, dengan menggunakan pengukuran tekanan waktu atau time budget pressure. Bagi investor perlu mempertimbangkan hasil audit yang berkualitas yang dihasilkan oleh KAP. Bagi KAP perlu memperhatikan perbandingan antara jumlah klien yang diaudit dengan ketersediaan jumlah partner yang ada di KAP. Kata kunci: masa perikatan audit, beban kerja, spesialisasi industri, earning benchmark
vii
ABSTRACT Importance conducted audits of financial statements for the financial statements are unaudited less believable fairness by the parties interested in the financial statements. There is a possibility that the financial statements contain errors either intentional or unintentional. When performing financial statement audits of public accountants must provide quality when conducting the audit. Audit quality is defined as the attitude of the auditor in performing audit engagements. Audit quality is reflected in the results of reliable financial statements in accordance with applicable standards. This study aims to determine the effect of the audit tenure, workload, and industry specialization on audit quality as measured by earnings surprise benchmark approach, either simultaneously or partially. This research is descriptive verification that is kusalitas. The object of the research is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 20112014. The data collection technique used is purposive sampling and 276 samples obtained data. This study using logistic regression analysis techniques. The results showed the audit tenure, workload, and industrial specialties simultaneous effect on audit quality. Partially, the audit tenure does not affect the quality of the audit. Workload negatively affect audit quality. As well as industry specialization negatively affect audit quality. Further research can use the independent variable workload to determine the effect on audit quality but, by using pressure measurement time or time budget pressure. For investors need to consider the results of audits of quality produced by public accounting firm. For public accounting firm needs to pay attention to the ratio between the number of clients being audited by the availability of the number of partners in the firm. Keyword: audit tenure, workload, industry specialization, earning benchmark
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 1 1.2 Latar Belakang ................................................................................................. 2 1.3 Perumusan Masalah ......................................................................................... 8 1.4 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 9 1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 9 1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 9 1.7 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................. 10 1.7.1 Variabel dan sub variabel penelitian ..................................................... 10 1.7.2 Lokasi dan objek penelitian .................................................................. 10 1.7.3 Waktu dan periode penelitian................................................................ 10 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ............................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 12 2.1 Teori-teori terkait penelitian dan Penelitian terdahulu .................................. 12 2.1.1. Akuntansi dan auditing ........................................................................ 12 2.1.2. Teori Sinyal .......................................................................................... 12
ix
2.1.3. Teori Agensi ......................................................................................... 13 2.2 Standar Auditing ............................................................................................ 13 2.3 Masa perikatan audit ...................................................................................... 16 2.4 Beban Kerja ................................................................................................... 18 2.5 Spesialisasi industri ........................................................................................ 19 2.6 Kualitas audit ................................................................................................. 20 2.7 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 22 2.8 Kerangka pemikiran ....................................................................................... 31 2.9 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 34 3.1 Karakteristik Penelitian .................................................................................. 34 3.2 Variabel Operasional...................................................................................... 35 3.2.1 Variabel Independen (X) ....................................................................... 35 3.2.2 Variabel Dependen (Y) ......................................................................... 36 3.3 Tahapan Penelitian ......................................................................................... 40 3.4 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 41 3.4.1 Populasi ................................................................................................. 41 3.4.2 Sampel ................................................................................................... 41 3.5 Pengumpulan data dan sumber data ............................................................... 42 3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .............................................. 43 3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 43 3.6.2 Analisis Regresi Logistik ...................................................................... 44 3.6.3 Pengujian Hipotesis ............................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 48 4.1 Statistik deskriptif ........................................................................................... 48 4.1.1 Masa Perikatan Audit ............................................................................ 48 4.1.2 Beban kerja ........................................................................................... 49 4.1.3 Spesialisasi Industri .............................................................................. 50 4.1.4 Kualitas Audit ....................................................................................... 50 4.2. Analisis regresi logistik .................................................................................. 51 4.2.1. Menilai Kelayakan Model Regresi...................................................... 52 x
4.2.2. Menilai keseluruhan model .................................................................. 52 4.2.3. Estimasi Parameter dan Interpretasinya ............................................... 53 4.2.4. Pengujian Parsial .................................................................................. 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 57 5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 57 5.2. Saran .............................................................................................................. 58 5.2.1. Aspek teoritis ....................................................................................... 58 5.2.2. Aspek praktis ....................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59 LAMPIRAN .......................................................................................................... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan akuntan publik.............................................................5 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................32
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribusi Persentase PDB (dalam %) .................................................... 2 Tabel 1.2 Fenomena Kualitas Audit........................................................................ 6 Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu .................................. 29 Tabel 3.1 Karakteristik Penelitian ......................................................................... 35 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 38 Tabel 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel .................................................................... 42 Tabel 4.1 Descriptive Statistics Masa Perikatan Audit ......................................... 48 Tabel 4.2 Descriptive Statistics beban kerja ........................................................ 49 Tabel 4.3 Frequency Table Spesialisasi industri................................................... 50 Tabel 4.4 Frequency Table Kualitas audit ............................................................ 50 Tabel 4.5 Jumlah Perusahaan Mengenai Kualitas Audit ...................................... 51 Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test ................................................................. 52 Tabel 4.7 Overall model ........................................................................................ 52 Tabel 4.8 Omnibus Tests of Model Coefficients................................................... 53 Tabel 4.9 Model Summary .................................................................................... 54 Tabel 4.10 Variables in the Equation .................................................................. 54
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya membeli bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biaya-biaya lain menjadi barang yang siap untuk dijual pada konsumen. Fungsi utama perusahaan manufakur adalah menjadi perantara perusahaan penghasil bahan mentah dengan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dari bahan mentah tersebut (Rudianto, 2009: 14) Sehingga perusahaan manufaktur terdapat tiga unsur persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi, kegiatan ini sering disebut sebagai proses produksi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam proses pengelolaan bahan baku menjadi barang jadi sehingga barang jadi siap untuk dijual. Terdapat tiga unsur biaya produksi antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya lain untuk menyelesaikan barang jadi. Biaya-biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenga kerja langsung tersebut sering disebut dengan istilah overhead pabrik (sahamok.com). Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pertama sektor industri dasar dan kimia yang didalamnya ada subsektor semen, keramik dan porselan, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya, pulp dan kertas. Pada sektor kedua yaitu sektor aneka industri di dalamnya terdapat sub sektor mesin dan alat berat, otomotif dan komponen, tekstil dan garment, alas kaki, kabel dan elektronika. Pada sektor ketiga yaitu sektor industri barang konsumsi
dan subsektor makanan dan
minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumah tangga dan peralatan rumah tangga. Peningkatan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (sahamok.com).
1
Dalam dua tahun terakhir terjadi kenaikan perusahaan manufaktur yang listing
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
sebesar
2.9%
dan
3.5%
(www.sahamok.com), karena itulah dengan adanya peningkatan penulis mengambil objek penelitian pada perusahaan manufaktur. Tidak hanya peningkatan jumlah industri perusahaan tetapi perusahaan manufaktur adalah memberikan kontribusi terbesar
pada Produk Domestik Bruto (PDB)
dibandingkan dengan sektor lain. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Distribusi Persentase PDB (dalam %) Lapangan Usaha 2011 2012 Pertanian, Peternakan, kehutanan dan 14,71 14.50 periakanan Pertambangan dan penggalian 11.82 11.81 Industri pengolahan migas 3.41 3.09 Industri manufaktur 20.93 20.87 Listrik, Gas, dan Air bersih 0.75 0.76 Bangunan 10.16 10.26 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13.80 13.96 Pengangkutan dan komunikasi 6.62 6.67 Keuangan, Persewaan, dan Jasa perusahaan 7.21 7.27 Jasa-jasa 10.58 10.81 Jumlah 99.99 100 Sumber : bps.go.id
2013 2014 14.42 14.33 11.29 2.94 20.75 0.77 9.98 14.32 6.99 7.52 11.01 99.99
10.49 2.88 20.84 0.80 10.05 14.60 7.39 7.56 10.98 99,38
Objek penelitian yang diambil adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Dengan alasan terjadinya peningkatan jumlah perusahaan manufaktur yang listing di BEI dan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB. 1.2 Latar Belakang Akuntan Publik (Auditor Independen) bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Dalam hal ini, auditor mengumpulkan bukti audit untuk memverifikasi dan selanjutnya membuat kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, serta untuk menentukan keefektifan 2
pengendalian internal yang telah diterapkan manajemen klien. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan (Hery, 2016:61). Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang auditor diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dan proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan (Hery, 2014:5) Pentingnya diadakan audit atas laporan keuangan karena laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Ada kemungkinan bahwa laporan keuangan mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Ketika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari Kantor Akuntan Publik (KAP), berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Sukrisno Agoes, 2012:10). Standar audit telah menyebutkan bahwa tujuan dari dilakukannya pengauditan atas laporan keuangan adalah untuk meningkatkan keyakinan bagi para pengguna laporan keuangan. Hal ini dicapai melalui sebuah pernyataan atau opini auditor tentang apakah laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (Hery, 2016:58). Dalam Tuannakotta (2014: 110) pemberian audit dan jasa terkait lain yang bermutu juga sangat penting karena:
3
a.
Melindungi kepentingan publik;
b.
Memberikan kepuasan kepada klien;
c.
Delivering value for money;
d.
Memastikan kepatuhan terhadap standar profesi;
e.
Mengembangkan dan mempertahankan reputasi profesional. Audit laporan keuangan menitikberatkan pada apakah laporan keuangan
sesuai dengan kriteria yang spesifik. Auditor menyatakan suatu apakah laporan tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ketika melakukan audit laporan keuangan auditor (akuntan) publik harus memberikan kualitas ketika melaksanakan audit. Kualitas audit diartikan sebagai sikap auditor dalam melaksanakan tugas audit. Kualitas audit tercermin dari hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dapat diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku dalam Ardianingsih (2014) Standar Profesional Akuntan Publik (2011), menyatakan audit yang berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing yang berlaku umum Generally Accepted Auditing Standard (GAAS) dan standar pengendalian mutu. Standar auditing tersebut dijadikan acuan auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan. GAAS atau standar auditing yang berlaku umum berisikan sepuluh standar auditing. Yang disusun oleh American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan, beserta semua interpretasinya; sering kali disebut sebagai standar auditing. Sedangkan pengendalian mutu adalah metode-metode yang digunakan oleh sebuah kantor akuntan publik untuk memastikan
bahwa
kantor
tersebut
telah
memenuhi
tanggung
jawab
profesionalnya kepada klien maupun pihak lainnya (Arens, Ealder, Beasly 2006:51). GAAS
adalah standar yang diterapkan di Amerika, jadi dalam
penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa audit yang berkualitas adalah ketika seorang auditor telah mematuhi dan menerapkan standar yang ada. Di Indonesia pada tahun 2013 menerapkan Internasional Standard on Auditing (ISA) maka kualitas audit seorang auditor di Indonesia dikatakan berkualitas ketika sudah menerapkan ISA pada saat melakukan audit.
4
Berikut perkembangan jumlah auditor independen (Akuntan Publik) Gambar 1.1 Perkembangan akuntan publik
Sumber : pppk.kemenkeu.go.id Dengan adanya perkembangan dari jumlah auditor Independen (akuntan publik) yang rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan dari 2007 sampai 2014 walaupun sempat mengalami sedikit penurunan pada tahun 2008 dan 2013. Ketika profesi Auditor Independen (Akuntan Publik) mengalami kenaikan maka, auditor independen (Akuntan Publik) diharuskan mampu menghasilkan audit yang berkualitas. Pada saat melakukan audit auditor independen harus menerapkan standar yang telah ditetapkan. Sebelum tahun 2013 pedoman auditor independen (akuntan publik) adalah Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). SPAP tidak mengabaikan aspek risiko. Bahkan istilah-istilah risiko seperti inharent risk, control risk, detection risk, dan audit risk sudah dikenal dalam SPAP (Tuannakota, 2015:57). Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) berketetapan untuk mengimplementasikan ISA yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standard Borad (IAASB) sebagai standar sebagai standar audit yang baru. Langkah awal yang dilakukan IAPI adalah menerjemahkan ISA kedalam bahasa Indonesia dan diberi judul Standar Profesi Akuntan Publik. Terhitung mulai tanggal 1 januari 2013, Indonesia secara resmi mengadopsi ISA (Hery, 2016:15). Audit berbasis ISA tidak lain dari audit berbasis risiko (riskbased audit). Hal yang berbeda ialah tekanan yang sangat besar pada resiko, dalam setiap tahap audit. Tahap audit yang pertama dan kedua bahkan
5
menggunakan istilah resiko; tahap pertama, risk assessment dan tahap kedua, risk response (Tuannakota, 2015:57). Pada dua standar yang telah ditetapkan samasama telah mengenal risiko pada audit tetapi, pada ISA memberikan tekanan yang sangat besar pada risko. Dengan adanya hal tersebut pada penerapan audit tetapi, masih saja terdapat kasus kecurangan laporan keuangan. Berikut fenomena kecurangan laporan keuangan yang terjadi di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.2 Tabel 1.2 Fenomena Kualitas Audit No
N Tahun Nama perusahaan 2004 1 PT Ades Alfindo Putrasetia Tbk
1
2006 2
PT Indofarma Global Medika
2012 3
PT Garam Persero (Tbk)
2013 4
PT Sarimas Ahmadi Pratama
2014 5
PT Sekawan Intipramata (SIAP)
2
3
4
5
6
Kasus kecurangan laporan keuangan Perbedaan angka produksi dan penjualan dalam laporan keuangan 2003 yang diakibatkan oleh pergantian manajemen (tempo.co.id) Praktik penggelembungan harga alat kesehatan yang ditaksir telah merugikan negara sekitar Rp12 miliar (nasional.sindonews.com). Penyelewengan penjualan garam dan Program Dana Bina Lingkungan (PKBL) serta penyimpangan penjualan aset perusahaan (surabayapagi.com). Tindak pidana korupsi pengadaan 16 mobil listrik yang pembuatannya dilakukan PT Sarimas Ahmadi Pratama dan direncanakan digunakan untuk Asian Pasific Economic Corporation (APEC) (www.antaranews.com). Penurunan aset sebesar 93.82% pada tahun 2014 dikarenakan perubahan pencatatan laporan keuangan sehubungan dengan akuisisi terbalik dan mengikuti PSAK 22. (www.investasi.kontan.co.id)
Dengan adanya peran auditor, pentingnya melakukan audit, standar audit untuk memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan tetapi masih saja terdapat kecurangan yang dilakukan oleh pihak perusahaan terlihat dari fenomena diatas. Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas audit. Beberapa penelitian terdahulu, Sopian (2014) menyatakan masa perikatan audit secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang sama dengan Darsono (2014) audit tenure memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas audit. Kedua penelitian sebelumnya juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmina dan Agoes (2014) audit tenure memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan, menurut AlThuneibat
(2011)
audit
tenure
mempengaruhi
kualitas
secara
negatif.
Ardianingsih (2014) masa perikatan audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Leonora,Tan, dan Sutanto (2012) tidak terbukti bahwa masa perikatan audit memiliki hubungan yang signifikan dengan opini audit berkaitan dengan going concern. Febriyanti dan mertha (2014) masa perikatan audit tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Hasil yang penelitian yang sama juga ditunjukkan oleh Gonzales-Diaz, Garcia-Fernandes, dan Lopez-Diaz (2015) masa perikatan audit tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Menurut setiawan dan fitriany (2011) mengenai workload dalam hasil penelitian menemukan bahwa workload yang dihadapi oleh auditor berpengaruh terhadap kualitas audit, yaitu workload yang dihadapi auditor dapat menurunkan kualitas audit. Menurut setiawan dan fitriany (2011) mengenai workload dalam hasil penelitian menemukan bahwa workload yang dihadapi oleh auditor berpengaruh terhadap kualitas audit, yaitu workload yang dihadapi auditor dapat menurunkan kualitas audit. Menurut Lopez (2005) dalam setiawan dan fitriany (2011) proses audit yang dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload. Ardianingsih (2014) Beban kerja (audit capacity stress) tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Setiawan dan fitriany (2011) spesialisasi berpengaruh positif pada kualitas audit. Darsono (2014) menyatakan spesialisasi KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.
7
Sedangkan Hasil penelitian Carcello dan Nagy (2004) menemukan bahwa adanya hubungan negatif signifikan antara spesialisasi industri auditor dan kecurangan laporan keuangan klien. Dan juga penelitian Putri dan Wiratmaja (2015) menemukan adanya hubungan negatif antara spesialisasi auditor terhadap kualitas audit. Berdasarkan penelitian sebelumnya dan fenomena yang terjadi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan ketiga variabel diatas sebagai variabel independen karena peneliti belum menemukan hasil penelitian dengan menggunakan penggabungan ketiga variabel independen tersebut. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis determinan kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai 2014. 1.3 Perumusan Masalah Kualitas audit merupakan faktor yang mempengaruhi audit laporan keuangan.
Akuntan
Publik
(Auditor
Independen)
diharuskan
mampu
menghasilkan audit yang berkualitas. Semakin lama masa perikatan audit (audit tenure) yang dijalani oleh Akuntan Publik (Auditor Independen) terhadap auditee maka akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik karena, Akuntan Publik (Auditor Independen) lebih memahami proses bisnis auditee. Akuntan Publik (Auditor Independen) ketika melakukan audit juga dibatasi oleh waktu, dengan adanya batasan waktu dan beban kerja (Workload) yang dihadapi oleh Akuntan Publik (Auditor Independen) akan berdampak pada hasil audit yang akan diterbitkan yang berupa opini auditor terhadap kewajaran laporan keuangan auditee. Banyaknya beban kerja (workload)
yang dihadapi Akuntan Publik
(Auditor Independen) akan menghasilkan kualitas audit yang rendah. Akuntan Publik (Auditor
Independen)
yang memiliki
spesialisasi
industri
akan
menghasilkan kualitas audit yang baik karena, telah memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam melakukan audit terhadap jenis perusahaan yang sama. Namun, pernyataan diatas masih bersifat deduktif yang perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian untuk menguji kebenaran dari pernyataan mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas audit.
8
1.4 Pertanyaan Penelitian 1.
Bagaimana masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri terhadap kualitas audit pada perusahaan manufakur yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai 2014?
2.
Seberapa besar
pengaruh masa perikatan audit, beban kerja, dan
spesialisasi industri secara simultan terhadap kualitas audit? 3.
Seberapa besar pengaruh masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri secara parsial terhadap kualitas audit: a.
Seberapa besar pengaruh masa perikatan audit terhadap kualitas audit?
b.
Seberapa besar pengaruh beban kerja terhadap kualitas audit?
c.
Seberapa besar pengaruh spesialisasi industri terhadap kualitas audit?
1.5 Tujuan Penelitian 1.
Untuk menganalisis masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri terhadap kualitas audit.
2.
Untuk menguji dan mengetahui besarnya pengaruh masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri secara simultan terhadap kualitas audit.
3.
Untuk menguji dan mengetahui besarnya pengaruh masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri secara parsial terhadap kualitas audit a.
Besarnya pengaruh masa perikatan audit terhadap kualitas audit
b.
Besarnya pengaruh beban kerja terhadap kualitas audit
c.
Besarnya pengaruh spesialisasi industri terhadap kualitas audit.
1.6 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, akan diperoleh beberapa manfaat yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan antara lain:
9
a.
Aspek Teoritis 1.
Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan sebagai acuan dasar dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam pembahasan mengenai kualitas audit.
2.
Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan terkait Auditing khususnya mengenai Akuntan Publik serta sebagai bahan kajian dalam penelitian di masa yang akan datang.
b.
Aspek Praktis 1.
Bagi Investor Dapat dijadikan pertimbangan investor untuk menililai hasil audit yang dihasilkan oleh auditor Akuntan Publik
2.
Bagi KAP Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menerima jumlah klien yang diterima oleh KAP dengan perbandingan jumlah partner untuk menghasilkan audit yang berkualitas.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Variabel dan sub variabel penelitian Penelitian ini menggunakan kualitas audit sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh beberapa faktor independen. Variabel independen yang mungkin dapat mempengaruhui kualitas audit yaitu masa perikatan audit, beban kerja dan spesialisasi industri. 1.7.2 Lokasi dan objek penelitian Lokasi
penelitian
adalah
perusahaan-perusahaan
manufaktur
sedangkan, objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.7.3 Waktu dan periode penelitian Periode penelitian menggunakan perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan manufaktur pada tahun 2011 sampai 2014.
10
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I Pendahuluan Bab ini berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang mengangkat fenomena yang dijadikan dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir BAB II Tinjauan pustaka dan ruang lingkup penelitian Bab ini menguraikan teori-teori terkait penelitian dan penelitian terdahulu mengenai analisis determinan kualitas audit, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian mengenai analisis determinan kualitas audit. BAB III Metode penelitian Bab
ini
menjelaskan
mengenai
karakteristik
penelitian,
alat
pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, validitas dan teknik analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan Bab ini membahas mengenai karakteristik responden (sampel), hasil penelitian dan pembahsan hasil penelitian. BAB V Kesimpulan dan saran Berisi mengenai kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori-teori terkait penelitian dan Penelitian terdahulu 2.1.1. Akuntansi dan auditing Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial balance), buku besar (general ledger),
buku
harian
(special
journal),
bukti-bukti
pembukuan
(documents) dan sub buku besar (sub-ledger). Sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi laporan keuangan. Akuntansi dilakukan oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman kepada Standar Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS sedangkan, auditing dilakukan oleh akuntan publik (khususnya financial audit) dnegan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik, kode etik profesi akuntan publik dan standar pengendalian mutu (Agoes, 2012:8). 2.1.2. Teori Sinyal Teori sinyal menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Nurohman, 2013) Sinyal adalah tindakan yang diambil manajemen perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap dan akurat
12
mengenai internal perusahaan dimasa depan daripada investor. Manajer berkewajiban dalam memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada stakeholder. Sinyal yang dapat diberikan melalui informasi akuntansi seperti laporan keuangan ( Widosari, 2012; dalam Fiatmoko dan Anisyukurlillah, 2015) 2.1.3. Teori Agensi Menyatakan bahwa prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan dan melaporkan informasi keuangan perusahaan berupa laporan keuangan (Arifin, 2005; dalam Kurniasih, dan Rohman, 2014). Pemberian wewenang dari pemilik kepada pihak manajemen membuatnya memiliki hak untuk mengambil keputusan bisnis. Tetapi kepentingan antara kedua pihak ini tidak akan selalu sejalan sehingga menimbulkan konflik. Konflik kepentingan memunculkan kebutuhan atas keyakinan bahwa laporan keuangan yang dibuat manajemen bebas dari unsur kecurangan dan telah disajikan sesuai dengan standar yang berlaku. Akuntan publik (Auditor inpenden) dikenal sebagai pihak yang membatasi agen dalam hal pelaporan keuangan perusahaan (Jati, 2014). 2.2 Standar Auditing Pada januari 2013 Indonesia resmi mengadopsi Internasional Standar on Auditing (ISA). Dalam Tuannakota (2015: 56-60) berikut beberapa contoh dari perbedaan ISA dan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang lama yaitu: 1.
Penekanan pada risiko Audit berbasis ISA tidak lain dari audit risiko (risk-based audit). SPAP tidak mengabaikan aspek resiko, Bahkan istilah-istilah risiko seperti inharent risk, control risk, detection risk dan audit risk sudah dikenal dalam SPAP. Hal yang berbeda adalah tekanan yang sangat besar pada risiko, dalam setiap tahap audit. Tahap audit yang pertama dan kedua bahkan menggunakan istilah risiko; tahap pertama, risk assesment dan tahap kedua, risk respon. Meskipun tahap ketiga tidak menggunakan istilah risiko, nuansa ini dalam
13
tahap ketiga sangat kental terlihat dalam ISAs tentang tahap ketiga (pelaporan). 2.
Standar berbasis prinsip Standar-standar terbitan IFAC adalah standar berbasis prinsip (principles-based standars), yang merupakan perubahan dari SPAP sebelumnya yang berbasis aturan (rules-based standars). Perubahan ini sangat signifikan. Filsafat dasar dalam standar berbasis prinsip ialah: a. Ketahui tujuan yang ingin dicapai; b. Kenali lapangan dengan baik (kenali klien,industri, dan lingkungannya); c. Ketahui apa yang wajib dilakukan, agar audit ini sesuai standar dan auditnya yang berumutu; d. Senantiasa
waspada,
gunakan
profesional
judgement
(kearifan
profesional), untuk mencapai tujuan. Dalam standar berbasis aturan (rules-based standards), lembaga yang menetapkan standar (standard-setting body) menetapkan langkah demi langkah dengan banyak petunjuk teknis yang diharapkan membantu auditor mencapai tujuan. Ada dua sifat yang membedakan standar berbasis aturan dari standar berbasis prinsip. Pertama, standar berbasis aturan sangat rumit dan memberi kesan eksak atau tepat. Kedua,standar berbasis aturan mengekang kearifan profesional. 3.
Pengukuran berkesan eksak ISA tidak mengabaikan model matematis. Namun, ISA memberikan keleluasan menerapkan kearifan profesional, terutama jika model matematis menimbulkan keraguan yang besar. Pendekatan matematis semata-mata membuat auditor menjadi robot. Mentalitas robot ini juga terllihat dalam mengisi daftar penguji (check list) yang seharusnya merupakan alat bantu bagi auditor untuk berpikir. Dalam praktiknya, alat bantu ini justru membuat auditor berhenti berpikir. Salah satu sifat dari model-model matematis, ialah kerumitannya. Kerumitan atau kompleksitas model matematis sering memberikan kesan keliru, seolah-olah model itu seperti black box yang memberikan jawaban
14
yang precise atau exact. Gagasan mengenai profesional judgement sebenarnya bukan barang baru. Mahasiswa auditing tahun 1960-an mengenalnya lewat penelitian dasar dan tulisan Mautz dan Sharaf, Philosophy of Auditing. Namun, dalam praktiknya, kotak hitam dan model matematis diterapkan secara otomatis. Penekanan pada penerapan profesional judgement merupakan contoh perubahan yang mendasar ISA. 4.
Gunakan kearifan profesional Dalam praktik akuntan publik, ini berarti keterlibatan partner mempunyai keterlibatan partner yang mempunyai pengalaman (jam terbang dan kepakaran dalam industri tertentu atau jenis audit tertentu), pendidikan dan pelatihan yang tepat dengan penugasannya, dan ciri-ciri kepribadian tertentu seperti sikap skeptis (professional skepticism atau kewaspadaan profesional). Jika keputusan audit yang penting dibuat oleh asisten yang belum berpengalaman, ISAs menegaskan bahwa auditnya tidak sesuai dengan ISAs.
5.
Senantiasa terapkan kewaspadaan profesional Kewaspadaan profesional adalah konsep lama dengan makna baru. Kewaspadaan profesional dalam makna lama, terbatas pada sikap waspada jika ada bukti-bukti awal (seperti pengujian beberapa sample) yang mencurigakan. Makna baru dalam konsep kewaspadaan profesional ialah, auditor sejak awal (bahkan sebelum menerima penugasan audit) harus waspada, calon kliennya pun bisa membohonginya dengan melakukan manipulasi laporan keuangan. Kewaspadaan profesional adalah tanggapan wajar dari auditor yang berhadapan dengan risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan, baik yang tidak disengaja (error) maupun yang berniat jahat (fraud). Pengalaman manipulasi laporan keuangan, fraud, atau financial shenanigans membuat auditor wajib menerapkan kewaspadaan profesional, setiap saat ketika melaksanakan auditnya.
15
6.
Pengendalian internal Perbedaanya ialah ISA menjadikan sistem pengendalian internal suatu kewajiban yang harus dipenuhi entitas. Entitas wajib menetapkan, membangun, memelihara dan mengimplementasikan lingkungan dan sistem pengendalian internal. Jika lingkungan dan sistem pengendalian internal tidak ada atau sangat tidak memadai, risiko audit menjadi sangat tinggi; karena itu, auditor wajib menolak penugasan audit ini. ISA
juga
mewajibkan
auditor
menilai,
menggunakan
hasil
penilaiannya, dan mengkomunikasikan kelemahan lingkungan dan sistem pengendalian internal. Pengendalian internal merupakan perubahan mendasar dalam standar audit dan bagian yang tidak terpisahkan dari audit berbasis resiko. Inilah perubahan mendasar yang ditekankan ISA, dengan menamakan tahap audit yang kedua sebagai tahap menanggapi risiko yang ditemukan dalam tahap pertama. Temuan audit dalam tahap pertama ditindaklanjuti dengan prosedur audit selanjutnya di tahap kedua. 7.
Those Charged With Governance (TCWG) Istilah Those Charged With Governance dapat ditemukan dalam banyak ISAs. ISAs merupakan menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen. Namun, perkembangan dalam tata kelola pada dua dekade terakhir menekankan perluanya orang atau lembaga dengan wewenang yang cukup dalam mengawasi entitas. Meraka inilah yang disebut TCWG. Konsekuensinya adalah jika orang atau lembaga TCWG itu eksis dalam entitas tersebut (misal di pasar-pasar modal dunia, ini sudah menjadi best practice), auditor wajib berkomunikasi dengan mereka.
2.3 Masa perikatan audit Dalam SPAP (320.9) auditor dan klien harus setuju atas syarat-syarat perikatan. Syarat-syarat yang telah disetujui bersama perlu dicatat dalam suatu surat perikatan (engagement letter). Baik klien maupun auditor berkepentingan untuk mengirim surat perikatan, lebih baik sebelum dimulainya suatu perikatan, untuk menghindari salah paham berkenaan dengan perikatan tersebut. Surat perikatan dapat pula mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor
16
atas penunjukkan perikatan, tujuan dan lingkup audit, dan luasnya tanggung jawab auditor kepada klien dalam bentuk laporan. Penggunaan rekan perikatan atau personel KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu yang sama atas perikatan audit laporan keuangan untuk suatu periode yang cukup lama dapat menimbulkan ancaman kedekatan. Ancaman tersebut sangat relevan dalam audit laporan keuangan emiten. Oleh karena itu, pencegahan yang tetap harus diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain: a.
Merotasi rekan perikatan dan Personel KAP yang bertanggung jawab atas
penngendalian
mutu
perikatan
setelah
melaksanakan
perikatannya, baik sebagai salah satu dari kedua fungsi tersebut di atas manapun kombinasi dari keduanya, selama suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya, yang umumnya tidak lebih dari tujuh tahun. b.
Tidak memperbolehkan personel yang dirotasi tersebut hingga terlewatinya suatu periode tertentu sejak keterlibatannya terakirnya (cooling-off period), yang umumnya dua tahun.
Peraturan mengenai masa perikatan audit selain dalam SPAP juga diatur dalam PMK 17/2008, aturan independensi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mensyaratkan partner audit untuk merotasi tim audit setelah 3 tahun dan KAP setelah 6 tahun. Bapepam-LK menyaratkan 3 tahun “rehat” setelah rotasi sebelum mereka bisa kembali bekerja untuk klien audit yang sama (Elder,Beasly,Arens dan Jusuf, 2012: 85). Mengingat relevansi perikatan audit laporan keuangan terhadap berbagai pengguna potensial laporan keuangan, maka independensi dalam pemikiran dan independensi dalam penampilan merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam perikatan audit laporan keuangan, setiap anggota tim assurance, KAP, atau jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien audit laporan keuangan. Persyaratan independensi tersebut mencakup larangan bagi anggota tim assurance
untuk memiliki hubungan tertentu dengan direktur, pejabat, dan
karyawan klien assurance yang memiliki posisi berpengaruh langsung dan signifikan terhadap informasi hal pokok (SPAP 2011, 290.27).
17
Pada penelitian ini penulis menggunakan pengukuran masa perikatan audit sama dengan penelitian yang digunakan oleh leonora,tan dan aurelia (2012) yaitu menghitung dari tahun tutup buku dimana KAP yang sama telah melakukan perikatan terhadap auditee. 2.4 Beban Kerja Dalam Setiawan dan fitriany (2011) Beban kerja (workload) menunjukkan pekerjaan yang dihadapi oleh seorang auditor. Beban kerja dapat dilihat dari jumlah klien yang harus ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan kualitas audit. Beban kerja juga dapat diartikan sebagai audit capacity stress. Audit capacity stress berarti masa-masa sibuk pada auditor di masa awal tahun, karena banyaknya penugasan audit yang harus diselesaikan auditor di masa tersebut. Audit Capacity Stress adalah tekanan terhadap auditor (AP) sehubungan dengan banyaknya klien audit umum yang harus ditanganinya (Ardianingsih, 2014). Menurut Hansen et. al, (2007) dalam Ardianingsih (2014) Konsekuensi yang mungkin timbul dari audit capacity stress adalah turunnya kualitas audit dan juga berdampak pada menurunnya kualitas laba. Penulis menggunakan pengukuran beban kerja rumus 1 dari empat rumus yang ada sama seperti yang digunakan oleh Setiawan dan fitriany (2011) karena pada rumus yang lain tidak adanya ketersediaan data. Rumus 1 WL_CLN_P (Workload_Client_Partner) = (2. 1) Rumus 2: WL_REV_P (Workload_Revenue_Partner) = (2. 2)
18
Rumus 3: WL_REV_EMP (Workload_Revenue_Jumlah auditor) (
(2. 3)
)
Rumus 4: WL_CLN_EMP (Workload_Client_Jumlah auditor) (
(2. 4)
)
2.5 Spesialisasi industri Auditor dikatakan spesialisasi industri jika auditor memiliki banyak klien dalam industri yang sama. Auditor spesialis indutri diukur dengan cara yang digunakan oleh Craswell et al. (1995). Pertama, sampel industri yang digunakan adalah indutri yang minimal memiliki 30 perusahaan. Kedua, auditor dikatakan spesialis jika auditor tersebut mengaudit 15% dari total perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Sedangkan penelitian dari Zhou dan Elder (2001) dalam Andreas, (2012) mendefinisikan KAP sebagai spesialisasi industri jika mengaudit lebih dari 10% perusahaan dari total perusahaan yang ada dalam suatu industri. Pendidikan dan pengalaman auditor memungkinkan ia meguasai atau memahami hal hal bisnis secara umum, tetapi ia tidak diharapkan memiliki keahlian sebagai seorang yang terlatih atau memenuhi syarat untuk melaksanakan praktik profesi atau pekerjaan lain. Namun, dalam audit, auditor mungkin menjumpai masalah-masalah yang kompleks dan subjektif, yang secara potensial material terhadap laporan keuangan. Masalah-masalah seperti ini mungkin memerlukan keterampilan atau pengetahuan khusus dan menurut pertimbangan auditor memerlukan penggunaan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan bukti audit yang kompeten dalam SPAP 2011 (336.2: 06) Menurut Krishnan (2003) dalam Setiawan dan Fitriany, (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioner yang lebih rendah dibandingkan jika diaudit oleh auditor yang tidak spesialis. Dunn dan mayhew (2004) dalam
19
Setiawan dan Fitriany, (2011) menyatakan bahwa auditor yang memiliki spesialisasi di suatu industri bertujuan untuk mencapai diferensiasi produk dan memberikan kualitas audit yang lebih tinggi. Kemampuan mereka untuk memberikan kualitas audit yang lebih tinggi berasal dari pengalaman mereka dalam melayani banyak klien dalam industri yang sama dan mempelajari praktikpraktik terbaik di suatu indutri. KAP spesialisasi industri memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih mengenai perusahaan-perusahaan pada suatu industri, sehingga telah mengetahui kondisi perusahaan tersebut dan dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi (Darsono, 2014). Pada penelitian ini penulis menggunakan pengukuran spesialisasi industri sama dengan Darsono (2014) dan Setiawan dan fitriany (2011). Untuk pangsa pasar menggunakan pengukuran Setiawan dan fitriany (2011) yaitu: SPEC (Spesialisasi Industri)
(2. 5)
Menurut Reichelt dan wang (2009) dalam Darsono (2014) dari perhitungan diatas, hasil pengukuran spesialisasi KAP pada penelitian ini apabila berdasarkan perhitungan rumus diatas lebih dari 30% sedangkan Setiawan dan fitriany (2011) pangsa pasar yang digunakan lebih dari 10% . Jika perusahaan menggunakan salah satu dari KAP yang disebut dengan KAP spesialisasi industri maka diberi nilai 1. Sedangkan, jika perusahan tidak menggunakan salah satu dari KAP spesialisasi industri tersebut maka diberikan nilai 0. 2.6 Kualitas audit Kualitas audit memiliki makna yang berbeda jika dilihat dari sudut pandang penerima atau pemakai dan pemberi jasa audit. Kualitas audit jika dilihat dari sudut pandang penerima atau pemakai laporan keuangan yaitu jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji atau kecurangan laporan keuangan auditee. Namun jika dilihat dari sudut pandang pemberi jasa audit (auditor) yaitu auditor harus bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
20
Publik (SPAP), sehingga auditor dapat menilai resiko bisnis auditee dengan tujuan untuk mengurangi resiko litigasi dan menghindari jatuhnya reputasi auditor (wahyuni dan Suseno, 2014). Kualitas audit diartikan sebagai sikap auditor dalam melaksanakan tugas audit. Kualitas audit tercermin dari hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dapat diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku (Ardianingsih, 2014). Sementara itu De Angelo (1981) dalam Ardianingsih (2014) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Christiawan (2005) dalam Kurnia, Khomsyiah, dan sofie (2014) mengungkapkan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu independensi dan kompetensi. Berdasarkan definisi di atas, maka kesimpulannya adalah seorang auditor dalam menemukan pelanggaran atau salah saji harus memiliki kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan pemahaman dan keahlian teknis. Sementara itu, melaporkan pelanggaran klien merupakan sikap independensi yang harus dimiliki oleh auditor. Pada penelitian ini pengukuran kualitas audit dengan rerata earning/total assets. Pada penelitian Carey dan Simnett (2006) dalam Darsono (2014) Earning benchmark yang digunakan adalah antara μ - σ dan μ + σ, dimana μ adalah rerata earning/total assets dan σ adalah standar deviasinya, kualitas audit diasumsikan buruk apabila: a.
Laba melebihi earning benchmark yaitu ketika nilai ROA > μ + σ Artinya auditor memberi kesempatan kepada perusahan untuk melakukan praktik manajemen dengan membuat laporan keuangan menjadi bagus dan meningkatkan laba sehingga manajemen dapat menikmati bonus di masa sekarang atau yang disebut dengan windows dressing.
b.
Rugi melebihi earning benchmark yaitu ketika nilai ROA < μ – σ Artinya auditor memberi kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik manajemen dengan membuat laporan keuangan menjadi jelek dan meningkatkan rugi dengan harapan manajemen
21
akan mendapat bonus di masa yang akan datang atau yang disebut dengan taking a bath. a)
MEET_BE = 1 ketika memenuhi kriteria μ – σ < ROA > μ + σ, menunjukkan kualitas audit tinggi.
b) MEET_BE = 0 untuk ROA > μ + σ di mana manajemen melakukan praktik “windows dressing” atau ROA < μ – σ di mana manajemen melakukan praktik “taking a bath”, yang menunjukkan kualitas audit rendah. 2.7 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai kualitas audit meliputi: Penelitian 1 1.
Peneliti
: Darsono (2014)
2.
Judul Penelitian
: Pengaruh audit tenure, spesialisasi KAP dan ukuran perusahaan terhadap kualitas audit
3.
Volume Jurnal
: Volume 03, Nomor 03, Tahun 2014, Halaman 1-9. ISSN (online): 2337-3806
4.
Unit analisis
: Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2010 sampai 2012
5.
Sampel/Populasi
: 273 sampel
6.
Teknik Sampling
: Purposive sampling
7.
Metode Analisis
: Statistik deskriptif, uji moltikolonieritas
8.
Hasil Penelitian
: Audit tenure memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap
kualitas
audit,
spesialisasi KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.
22
Penlitian 2 1. Peneliti
: Febriyanti dan Mertha (2014)
2. Judul Penelitian
: Pengaruh masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, dan ukuran KAP pada Kualitas audit
3. Volume Jurnal
: E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 503-518. ISSN: 2302-8556
4. Unit analisis
: Perusahaan manufaktur yang listing di BEI 2009 sampai 2012.
5. Sampel/Populasi
: 112 sampel
6. Teknik Sampling
: Purposive sampling
7. Metode Analisis
: Regresi logistik
8. Hasil Penlitian
: Masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas
audit.
Sedangkan,
ukuran
perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Penelitian 3 1. Peneliti
: Setiawan dan Fitriany (2011)
2. Judul Penelitian
: Pengaruh workload dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit dengan kualitas komite audit sebagai variabel pemoderasi
3. Volume Jurnal
: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2011, Volume 8-No. 1, Hal 36- 35
4. Unit Analisis
: Perusahaan yang terdaftar di BEI 2006 sampai 2008
5. Sampel/Populasi
: 285 unit sampel
6. Teknik sampling
: Purposive sampling
7. Metode Analisis
: Statistik deskriptif
8. Hasil Penelitian
: Beban kerja memiliki pengaruh
23
terhadap kualitas audit dan komite audit mengurangi dampak negatif dari workload terhadap kualitas audit. Salah satu regresi menemukan bahwa spesialisasi berpengaruh positif pada kualitas audit, namun komite audit tidak berperan dalam memperkuat pengaruh positif dan spesialisasi terhadap kualitas audit. Penelitian 4 1. Peneliti
: Wibowo dan Rosieta (2009)
2. Judul penelitian
: Faktor-faktor determinasi kualitas audit suatu studi dengan pendekatan earning surprise benchmark.
3. Volume Jurnal
: simposium nsaional
4. Unit analisis
: Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 1988 sampai 2007
5. Sampel/Populasi
: 1.208 sampel
6. Teknik Sampling
: Purposive sampling
7. Metode analisis
: Model regresi binary logistik
8. Hasil penelitian
: Ukuran KAP dan regulasi audit adalah dua Faktor determinasi yang secara konsisten berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Masa penugasan audit baik oleh KAP maupun AP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dan variabel kontrol untuk perusahaan klien dan tingkat leverage perusahaan tidak terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit.
24
Penelitian 5 1. Peneliti
: Leonora Tan, dan Sutanto (2012)
2. Judul penelitian
: Analisis hubungan masa perikatan audit dengan kualitas audit
3. Volume Jurnal
: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No. 1 (2012)
4. Unit analisis
: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 sampai 2011
5. Sampel/Populasi
: 102 sampel
6. Metode analisis
: Regresi logistik
7. Teknik Sampling
: Purposive sampling
8. Hasil penelitian
: Tidak terbukti bahwa masa perikatan audit memiliki hubungan yang signifikan dengan opini
audit
berkaitan
dengann
going
concern. Penelitian 6 1. Peneliti
: Gonzales-Diaz, Garcia-Fernandes, dan Lopez-Diaz (2015)
2. Judul penelitian
: Auditor tenure and audit quality in spanish-owned fandations
3. Volume Jurnal
: Revista de Contabilidad-Spanish Accounting Review 18 (2) (2015) 115-126
4. Unit analisis
: Spanish state-owned foundation tahun 2003 sampai 2010
5. Sampel/Populasi
: 254 sampel
6. Teknik Sampling
: Purposive sampling
7. Metode analisis
: Logistic regeression models
8. Hasil penelitian
: Walaupun kualitas audit menurun
25
dikarenakan panjangnya masa perikatan audit, penurunan kualitas
audit tidak
akan terlihat jelas sampai 6 tahun masa perikatan
audit,
meningkatkan
setelah
kualitas.
5
Bukti
tahun empiris
sangat penting untuk aturan dan pengguna laporan keuangan. Penelitian 7 1. Peneliti
: Rahmina dan Agoes (2014)
2. Judul penelitian
: Influence of auditor independence, audit tenure, and audit fee on audit quality of members of capital market accountant forum in Indonesia
3. Volume Jurnal
: Procedia-Social and Behavioral Science 164 (2014) 324-331
4. Unit analisis
: Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Capital Market Accountant Forum in Indonesia
5. Sampel/Populasi
: Jabatan senior auditor, supervisors, managers, and Partners bekerja pada KAP yang menjadi anggota Capital Market Accountant Forum
6. Teknik Sampling
: Purposive Sampling
7. Metode analisis
: Regresi linier
8. Hasil penelitian
: Auditor independen, audit tenure dan fee audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit.
Penelitian 8 1. Peneliti
: Ilaboya Ofuan James and Ohiokha Friday
26
Izien (2014) 2. Judul penelitian
: Audit firm characteristics and audit quality in Nigeria
3. Volume Jurnal
: Internasional Journal of Business and Economics Research 2014; 3(5): 187-195 ISSN: 2328-756X (online)
4. Unit analisis
: Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Nigerian Stock Exchange
5. Sampel/Populasi
: 18 sampel
6. Teknik Sampling
: Multivariat regression
7. Metode Analisis
: Logit and Probit Methdod
8. Hasil Penelitian
: Ukuran perusahaan, independensi direksi memiliki Pengaruh positif terhadap kualitas audit sedangkan, kualitas audit memiliki pengaruh negatif terhadap akuntan Publik, ukuran KAP, masa perikatan audit
Penelitian 9 1. Peneliti
: Husam Al-Khaddash, Rana Al Nawas, dan Abdulhadi Ramadan (2013)
2. Judul Penelitian
: Factors affecting the quality of auditing: the case of Jordanian comercial banks
3. Volume Jurnal
: Managerial Auditing Journal, Vol.26 Iss 4 pp. 317-334
4. Unit Analisis
: Bank komersial di Jordania
5. Sampel/Populasi
: Auditor independen yang mempunyai pengalaman dengan audit bank dan auditor internal pada bank komersial di Jordania.
6. Teknik Sampling
: Purposive Sampling
7. Metode Analisis
: Regresi Logistik
8. Hasil Penelitian
: Adanya hubungan positif dan signifikan
27
antara kualitas audit dan efisiensi audit, reputasi KAP, biaya audit, ukuran KAP dan keahlian auditor Penelitian 10 1. Peneliti
: Carcello dan Nagy (2004)
2. Judul Penelitian
: Client size, auditor specialization and fraudulent financial reporting
3. Volume Jurnal
: Managerial Auditing Journal, Vol. 19 Iss 5 pp. 651-668
4. Unit Analisis
: Kecurangan laporan keuangan perusahaan yang di terbitkan SEC Accounting and Auditing Enforcement dari tahun 19902001, perusahaan yang melanggar aturan 10(b)-5 1934 Securities Exchange Act.
5. Sampel/Populasi
: 320 sampel
6. Teknik Sampling
: Purposive Sampling
7. Metode Analisis
: Regresi logistik dengan model matched sample
8. Hasil Penelitian
: Hasil penelitian menemukan bahwa adanya hubungan negatif signifikan antara spesialisasi industri auditor dan kecurangan laporan keuangan klien dan juga menemukan hubungan negatif antara spesialisasi industri auditor dan kecurangan laporan keuangan pada klien perusahaan klien yang besar.
28
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No
Nama Peneliti
1
Darsono (2014)
2
Febriyanti dan Mertha (2014)
3
Setiawan dan Fitriany (2011)
4
Wibowo dan Rosieta (2009)
5
Leonora,Tan, dan Sutanto (2012)
Judul Penelitian
Persamaan Penelitian Pengaruh audit Variabel dependen: tenure, spesialisasi a) Kualitas audit KAP dan ukuran perusahaan Variabel terhadap kualitas independen: audit a) Masa perikatan audit b) Spesialisasi industri Pengaruh masa Variabel dependen: perikatan audit, a) Kualitas audit rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, Variabel dan ukuran KAP independen: pada Kualitas audit a) Masa perikatan audit Pengaruh workload Variabel dependen: dan spesialisasi a) Kuallitas audit auditor terhadap kualitas audit Variabel dengan kualitas Independen: komite audit sebagai variabel a) Beban kerja pemoderasi b) Spesialisasi industri faktor-faktor Variabel dependen: determinasi kualitas a) Kualitas audit audit suatu studi dengan pendekatan Variabel earning surprise independen: benchmark a) Masa perikatan audit Analisis hubungan Variabel masa perikatan Independen: audit dengan a) Masa perikatan kualitas audit audit
Perbedaan Penelitian Variabel independen: a) ukuran perusahaan
Variabel independen: a) Rotasi KAP b) ukuran perusahaan c) ukuran KAP Variabel Pemoderasi: a) Komite audit
Variabel independen: a) Independensi auditor b) Ukuran KAP c) Regulasi audit di Indonesia Variabel dependen: a) Opini audit berkaitan dengan going concern Variabel independen: a) Debt Default b) Komite audit (Bersambung)
29
(Sambungan)
6
Gonzales-Diaz, Garcia-Fernandes, dan Lopez-Diaz (2015)
7
Rahmina Agoes (2014)
8
9
10
Auditor tenure and audit quality in spanish-owned fandations
c) ukuran KAP d) Ukuran klien e) Kondisi keuangan Variabel dependen: Variabel Kontrol: a) Kualitas audit a) Auditor, b) Ukuran KAP Variabel c) Opini dari independen: laporan tahun a) Masa perikatan lalu. audit Variabel dependen: Variabel a) Kualitas audit independen: a) independensi Variabel auditor indpenden: b) biaya audit a) Masa perikatan audit
dan Influence of auditor independence, audit tenure, and audit fee on audit quality of members of capital market accountant forum in Indonesia Ilaboya Ofuan Audit firm Variabel dependen: James dan characteristics and a) Kualitas audit Ohiokha Friday audit quality in Izien (2014) Nigeria Variabel independen: a) Masa perikatan audit b) independensi direksi Khaddash, Al Factors affecting Variabel dependen: Nawas, dan the quality of a) Kualitas audit Ramadan (2013) auditing: the case of Jordanian Variabel comercial banks independen: a) Spesialisasic industri
Carcello dan Nagy Client size, auditor Variabel dependen: (2004) a) Kualitas audit specialization and fraudulent financial Variabel independen: reporting a) Spesialisasi industri
30
Variabel independen: a) Independensi auditor b) Ukuran KAP c) Ukuran perusahaan
Variabel independen: a) Auditor internal b) Ukuran perusahaan c) Biaya audit d) Auditor independen e) Reputasi audit f) Keahlian auditor Variabel independen: a) Ukuran perusahaan klien
2.8 Kerangka pemikiran Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau dependen adalah kualitas audit dengan pendekataan earning benchmark. Variabel bebas atau variabel dependen yaitu masa perikatan audit, beban kerja dan spesialisasi industri. 2.8.1
Masa perikatan audit dengan kualitas audit Sopian (2014) menyatakan masa perikatan audit secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Darsono (2014) audit tenure memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas audit. Semakin lama seorang auditor dan KAP melakukan audit terhadap perusahaan yang sama, maka akan berpengaruh terhadap independensi seorang auditor maupun KAP, karena akan terjalin hubungan antara auditor dan auditee dengan lamanya saling mengenal dan bekerja sama. Ketika telah terjalin hubungan pertemanan antara auditor dan auditee dan bukan hanya sebatas klien maka, independensi seorang auditor akan dipertanyakan yang akan berdampak pada kualitas audit yang akan dihasilkan oleh auditor.
2.8.2
Beban kerja dengan kualitas audit Dalam hasil penelitian Setiawan dan Fitriany (2011) beban kerja yang dihadapi oleh auditor dapat menurunkan kualitas audit. Menurut Lopez (2005) dalam setiawan dan fitriany (2011) proses audit yang dilakukan ketika ada tekanan beban kerja akan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan beban kerja. Pada saat auditor menghadapi beban kerja yang banyak maka, hasil audit yang dihasilkan oleh auditor tidak berkualitas.
2.8.3
Spesalisasi industri dengan kualitas audit Dalam hasil penelitian Darsono (2014) spesialisasi Kantor Akuntan Publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hogan and Jeter (1999) dalam Andreas (2012) mengungkapkan bahwa
31
spesialisasi industri membuat auditor mampu menawarkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak spesialis. Dunn et al. (2000) dalam Andreas (2012) juga menemukan bahwa klien yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri memiliki kualitas pengungkapan yang tinggi. Auditor yang mempunyai spesialisasi industri akan menghasilkan audit yang berkualitas karena mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada industri tersebut. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Diagram paradigma penelitian
Masa Perikatan Audit (X1)
Beban Kerja (X2)
Kualitas Audit (Y)
Spesialisasi Industri (X3)
Pengaruh Simultan Pengaruh Parsial
32
2.9 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Masa perikatan audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 3. Beban kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. 4. Spesialisasi industi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Karakteristik Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Sugiyono, 2014:28). Metode kuantitatif tertarik dengan pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Metodologi ini pada dasarnya merupakan bentuk yang lebih operasional dari pada paradigma empiris yang sering disebut pendekatan kuantitatif empiris. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dapat dijabarkan kedalam beberapa komponen (indikator variabel). Setiap variabel (yang ditentukan) diukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitann dengan variabel tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol angkat tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif-matematis dapat dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dari metodologi kuantitatif bukan menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi (Sumanto, 2014:10). Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif, penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian (Sanusi, 2011:13). Dilihat dari tujuannya, salah satu jenis penelitian yaitu penelitian verifikatif (pembuktian). Menurut Nasehudin dan Gozali (2012:53) penelitian verifikatif dilakukan dengan tujuan menguji kebenaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Peneltian ini juga bersifat kausalitas, penelitian kausalitas adalah desain peneltian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antarvariabel (Sanusi, 2011:14).
34
Tabel 3.1 Karakteristik Penelitian No 1 2 3 4 5 6
Karakteristik Penelitian Berdasarkan metode Berdasarkan tujuan
Jenis Kuantitatif Deskriptif dan verifikatif bersifat kusalitas Berdasarkan tipe penyelidikan Kausal Berdasarkan keterlibatan peneliti Tidak mengintervensi data Berdasarkan unit analisis Kelompok Berdasarkan waktu pelaksanaan Time series
3.2 Variabel Operasional Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Darmawan (2013:108) Variabel operasional atau penelitian pada dasarnya adalah suatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan lain atau satu objek dengan objek yang lain. 3.2.1 Variabel Independen (X) Variabel independen sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Darmawan, 2013:109). Variabel independen dalam penelitian ini adalah: 1.
Masa perikatan audit Peraturan terkait rotasi audit yang ada di Sarbanes-Oxley Act selanjutnya digunakan dan diadopsi oleh beberapa negara lain, salah satunya negara Indonesia. Peraturan terkait rotasi ini pertama kali diterbitkan dalam keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini mewajibkan rotasi auditor partner setiap 3 tahun dan rotasi KAP setiap 5 tahun. Peraturan ini direvisi dengan PMK No.17/PMK.01/2008 di mana pembatasan pemberian jasa KAP diperpanjang menjadi 6 tahun (Leonora, Tan, dan
35
Aurelia, 2012). Masa perikatan audit dirumuskan dengan menghitung tahun tutup buku dimana KAP yang sama telah melakukan perikatan terhadap auditee. 2.
Beban kerja Dalam setiawan dan fitriany (2011) beban kerja (workload) menunjukkan load pekerjaan yang dihadapi oleh seorang auditor. Beban kerja dapat dilihat dari jumlah klien yang harus ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan proses audit. Beban kerja dihitung dengan menggunakan rumus: WL_CLN_P (Workload_Client_Partner) = (3. 1)
3.
Spesialisasi Industri Dalam Andreas (2012) auditor dikatakan spesialisasi industri jika auditor memiliki banyak klien dalam industri yang sama. Semakin sering KAP melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan yang sejenis maka KAP tersebut merupakan KAP spesialis dalam kelompok perusahaan (Darsono, 2014). Spesialisasi industri dihitung menggunakan rumus: SPEC (Spesialisasi Industri) (3. 2)
3.2.2 Variabel Dependen (Y) Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipenngaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Darmawan, 2013:109).
36
1.
Kualitas audit Menurut De Angelo (1981) dalam Ardianingsih (2014) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu
pelanggaran
dalam
sistem
akuntansi
kliennya.
Christiawan (2005) dalam Kurnia, Khomsyiah, dan sofie (2014) mengungkapkan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu independensi dan kompetensi. Berdasarkan definisi di atas, maka kesimpulannya adalah seorang auditor dalam menemukan pelanggaran atau salah saji harus memiliki kompetensi
serta
sikap
kecermatan
dan
kehati-hatian
profesional. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan pemahaman dan keahlian teknis. Sementara itu, melaporkan pelanggaran klien merupakan sikap independensi yang harus dimiliki oleh auditor. Kualitas audit dihitung menggunakan rumus rerata earning/total assets. Earning benchmark yang digunakan adalah antara μ - σ dan μ + σ, dimana μ adalah rerata earning/total assets dan σ adalah standar deviasinya, kualitas audit diasumsikan buruk apabila: a.
Laba melebihi earning benchmark yaitu ketika nilai ROA >μ+σ Artinya auditor memberi kesempatan kepada perusahan untuk melakukan praktik manajemen dengan membuat laporan keuangan menjadi bagus dan meningkatkan laba sehingga manajemen dapat menikmati bonus di masa sekarang atau yang disebut dengan windows dressing.
b.
Rugi melebihi earning benchmark yaitu ketika nilai ROA <μ–σ Artinya auditor memberi kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik manajemen dengan membuat laporan keuangan menjadi jelek dan meningkatkan rugi
37
dengan harapan manajemen akan mendapat bonus di masa yang akan datang atau yang disebut dengan taking a bath. c) MEET_BE = 1 ketika memenuhi kriteria μ – σ < ROA > μ + σ, menunjukkan kualitas audit tinggi. d) MEET_BE = 0 untuk ROA > μ + σ di mana manajemen melakukan praktik “windows dressing” atau ROA < μ – σ di mana manajemen melakukan praktik “taking a bath”, yang menunjukkan kualitas audit rendah. Adapun
penjabaran
variabel-variabel
tersebut
kedalam
operasionalisasi variabel dapat dilihat dalam tabel 3.2 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Variabel Independen Masa perikatan Auditor tenure audit adalah lamanya (independen/X1) waktu auditor tersebut secara berturut-turut telah melakukan pekerjaan audit terhadap suatu perusahaan. Dalam terminologi Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 auditor tenure identik dengan masa pemberian jasa bagi akuntan publik ( Hartadi, 2009)
Indikator
Skala
Menghitung dari tahun tutup buku dimana Rasio KAP yang sama telah melakukan perikatan terhadap auditee
38
Beban kerja Beban kerja (Independen/X2) (workload) menunjukkan load pekerjaan yang dihadapi seorang auditor. Beban kerja juga diistilahkan dengan audit capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditangani (Setiawan dan fitriany: 2011) Spesialisasi Dalam Andreas Industri auditor dikatakan (Independen/X3) spesialisasi industri jika auditor memiliki banyak klien dalam industri yang sama. Semakin sering KAP melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan yang sejenis maka KAP tersebut merupakan KAP spesialis dalam kelompok perusahaan (Darsono,2014) Variabel Dependen Kualitas Audit Mendefinisikan (Dependen/Y) kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang
Rasio
Variabel dummy, jika perusahaan Nominal menggunakan salah satu dari KAP spesialisasi industri maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan tidak menggunakan slaah satu dari KAP spesialisasi industri maka diberikan nilai 0.
Variabel dummy jika perusahaan Nominal memenuhi μ – σ < ROA > μ + σ = 1. Sedangkan ROA > μ + σ dan ROA < μ – σ=0
39
auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya (De Angelo, 1981: dalam, Ardianingsih, 2014) 3.3 Tahapan Penelitian Menurut Sekaran (2011:4) penelitian merupakan proses menemukan solusi masalah setelah melakukan studi yang mendalam dan menganalisis faktor situasi. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diangkat dari adanya fenomena, baik fenomena teoritis maupun fenomena praktis. Fenomena juga dapat berasal dari inkonsistensi hasil penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan beberapa jenis fenomena tersebut, dapat diidentifikasi masalah terkait analisis determinan kualitas audit.
2.
Penelusuran Pustaka Penelusuran pustakan dilakukan dengan mencari teori-teori yang terdapat dalam beberapa literatur yang terkait dengan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Sebagian besar literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku teks untuk kegiatan perkuliahan. Auditing, Audit dan jasa assurance, dan Audit Kontemporer merupakan beberapa bidang kajian yang mendukung dasar teori penelitian ini. Selain literatur berupa buku teks, jurnal, artikel dan penelitian sebelumnya yang terkait juga disadur untuk menambah literatur studi kepustakaan.
40
3.
Pengujian Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, data akan disortir menggunakan kriteria yang ditentukan dan diolah menggunakan analisis statistik yang sesuai. Setelah analisis dilakukan, maka diperoleh hasil yang dibahas dan disimpulkan.
4.
Penyimpulan Hasil Penyimpulan hasil dilakukan setelah pembahasan hasil olahan data selesai dilakukan. Pembahasan dilakukan untuk melihat pengaruh baik secara parsial maupun simultan variabel masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri terhadap kualitas audit. Setelah pembahasan dilakukan, maka peneliti dapat menginterpretasikan hasil penelitian terkait analisis determinan kualitas audit.
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yangn terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014:148). Dalam peneltian peneliti akan mengambil populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.4.2 Sampel Menurut Sugiyono (2014:149) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling, non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling purposive, sampling purposive merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Neolaka, 2014:96).
41
Pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai tahun 2014. Sampel ini dipilih karena perusahaan manufaktur mengalami peningkatan listing di Bursa Efek Indonesia dan merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto tersbesar dibandingkan sektor industri lain pada periode tersebut. Kriteria pemilihan sampel yaitu: Tabel 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel No 1.
2. 3. 4 5
Kriteria Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 137 Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaaan 2. yang menggunakan mata uang dollar (23) Terdapat laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor (25) independen Terdapat data lengkap mengenai KAP yang mengaudit (7) laporan keuangan perusahaan Terdapat data lengkap mengenai partner KAP (4) Selama penelitian, perusahaan tidak mengalami delisting (9) dari BEI Total Sampel Selama Periode Penelitian 69 Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 276 sampel yang terdiri dari 69 perusahaan dengan periode waktu penelitian selama empat tahun. Sejumlah 69 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian terlampir pada lampiran 1
3.5 Pengumpulan data dan sumber data Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dokumentasi. Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data seperti: laporan keuangan, rekapitulasi personalia, struktur organisasi, peraturan-peraturan, data produksi, surat wasiat, riwayat hidup, riwayat perusahaan, dan sebgainya, biasanya telah tersedia di lokasi penelitian.
Peneliti tinggal menyalin sesuai
dengan kebutuhan. Pada umumnya, data yang diperoleh dengan cara dokumentasi masih sangat mentah karena antara informasi yang satu dengan yang lainnya masih tercerai-berai, bahkan kadangkala sulit untuk dipahami apa maksud yang
42
terkandung pada data tersebut. Untuk itu, peneliti harus mengukur sistematika data tersebut sedemikian rupa dan meminta informasi lebih lanjut kepada pengumpul data pertama (Sanusi, 2011:114). Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data
sekunder
adalah
data
yang
diperoleh
dari
dokumen/publikasi/laporan penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data lainnya yang menunjang (Darmawan, 2013:13). Data sekunder penelitian ini adalah: 1.
Data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang telah di audit pada situs www.idx.co.id dan icamels.id
2.
Penelitian sebelumnya, yang berbentuk jurnal dan artikel
3.
Buku-buku referensi yang meunjang penelitian ini.
4.
Situs website www.idx.co.id www.pppk.kemenkeu.go.id www.bps.go.id
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Dokumentasi Dokumentasi, yaitu dengan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011 – 2014. Laporan keuangan tahunan diperoleh
melalui website Bursa Efek Indonesia dan dijadikan sampel penelitian. 3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
adalah
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010:29). Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
43
berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membuat rata-rata data sampel atau populasi (Sugiyono, 2011:147-148) 3.6.2 Analisis Regresi Logistik Pr(MEET_BE=1 atau 0)=
Perikatan +
+
SPEC +
Keterangan: Pr(MEET_BE=1 atau 0) = Probabilitas perusahaan yang diaudit oleh KAP memenuhi earning benchmark. Masa perikatan audit
= Menghitung mundur tahun dimana KAP yang sama telah melakukan perikatan terhadap auditee.
Beban kerja
= Jumlah klien audit yang ditangani suatu KAP pada tahun tersebut/total jumlah partner di KAP pada tahun tersebut
SPEC
= Variabel dummy, jika perusahaan menggunakan salah satu
dari KAP
spesialisasi industri maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan tidak menggunakan salah satu dari KAP spesialisasi industri maka diberikan nilai 0. = Konstanta = Koefisien regresi = Error Term 3.6.3 Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
44
a.
Menilai Kelayakan Model Regresi Menilai kelayakan model regresi dengan menggunakan Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Jika Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test staristics sama dengan atau kurang 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai obeservasinya. Jika statistics Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
b.
Menilai Model Fit Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesakan fit dengann data HA: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probababilitas
bahwa
model
yang
dihipotesakan
menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Statistik -2LogL kadang-kadang disebut likelihood rasio X2 statistik. Dimana X2 distribusi dengan degree of freedom n-q, q adalah jumlah parameter dalam model.
45
c.
Estimasi Parameter dan Interpretasinya (Nagelkerke’s R square) Menurut Ghozali (2011:341), Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai
maksimum
kurang
dari
1
(satu)
sehingga
sulit
diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Estimasi parameter dan interpretasinya pada output SPSS 22 dapat dilihat pada Variable in the Equation. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig). a. Apabila signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima, maka variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. b. Apabila signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat (Ghozali, 2011:342-346). Kualitas audit dan spesialisasi industri merupakan varibel berpasangan serta dapat diukur menggunakan variabel dummy. Untuk masa perikatan audit dihitung dengan menghitung dari tahun tutup buku dimana KAP yang sama telah melakukan perikatan terhadap auditee klien. Sedangkan untuk beban kerja dihitung dengan melihat jumlah klien dibagi jumlah partner yang ada di KAP. Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang akan dilakukan maka akan ditemukan dasar untuk penarikan kesimpulan
46
atas penelitian yang dilakukan. Hipotesis-hipotesis yang telah ditetapkan kemudian ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik deskriptif Variabel independen dalam penelitian ini adalah: 1) Masa perikatan audit diukur dengan menghitung dari tahun tutup buku di mana KAP yang sama telah melakukan perikatan terhadap auditee. 2) Pengukuran beban kerja menggunakan perbandingan antara jumlah klien audit yang ditangani KAP pada tahun tersebut dengan total jumlah partner di KAP pada tahun tersebut. 3) Spesialisasi industri menggunakan variabel dummy dengan melihat market share atau pangsa pasar KAP pada industri manufaktur. Sementara itu variabel dependen diukur dengan variabel dependen adalah kualitas audit diukur dengan pendekatan earning benchmark. Hasil analisis deskriptif sesuai dengan skala ukur dijelaskan sebagai berikut: 4.1.1 Masa Perikatan Audit Tabel 4.1 Descriptive Statistics Masa Perikatan Audit N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Masa perikatan audit
276
1.00
7.00
4.1413
1.86790
Valid N (listwise)
276
Sumber: data sekunder yang telah diolah Masa perikatan audit adalah lamanya waktu auditor tersebut secara berturut-turut telah melakukan pekerjaan audit terhadap suatu perusahaan. Dari tabel 4.1 Menunjukkan bahwa rata-rata variabel masa perikatan audit pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel sebesar 4,1413 tahun dan standar deviasinya sebesar 1,86790, menunjukkan rata-rata lebih besar dari standar deviasi. Berarti sampel masa perikatan audit tidak bervariasi. Nilai minimum variabel masa perikatan audit adalah 1 tahun dan masa perikatan audit terlama adalah 7 tahun sementara menurut PMK No.17/PMK.01/2008 masa perikatan
48
audit maksimal 6 tahun untuk KAP. Berdasarkan PMK No.17/PMK.01/2008 pasal 3 ayat 4 menyatakan KAP yang melakukan perubahan komposisi akuntan publiknya, maka terhadap KAP tersebut tetap diberlakukan ketentuan untuk masa perikatan audit. KAP yang melakukan perubahan komposisi akuntan publiknya nilai maksimum masa perikatan 7 tahun (lampiran 2). 4.1.2 Beban kerja Tabel 4.2 Descriptive Statistics beban kerja N
Minimum
Beban kerja
276
Valid N (listwise)
276
.03700
Maximum .72220
Mean .3182623
Std. Deviation .19462911
Sumber: data sekunder yang telah diolah Beban kerja meunjukkan load pekerjaan yang dihadapi auditor. Dari tabel 4.2 Menunjukkan bahwa rata-rata variabel beban kerja pada perusahaan manufaktur 0,3182623 dan standar deviasinya 0,1946291, menunjukkan bahwa rata-rata lebih besar dari pada standar deviasinya yang berarti sampel variabel beban kerja tidak bervariasi. Dengan rata-rata 0,3182623 yang artinya rata-rata seorang partner mempunyai beban kerja 0,3182623 atau 31,82623% dalam menangani klien dalam satu tahun. Nilai maksimum yang diperoleh dari variabel beban kerja dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara jumlah klien yang ditangani oleh KAP dengan jumlah partner pada KAP tersebut. Nilai minimun yang diperoleh variabel beban kerja dikarenakan jumlah klien KAP yang ditangani lebih sedikit dari jumlah partner yang ada di KAP tersebut. Nilai minimum variabel beban kerja adalah 0,03700 yaitu perusahaan yang diaudit oleh KAP Hendrawinata Eddy dan Siddharta tahun 2011 yaitu Kimia Farma Tbk. Dan nilai maksimumnya sebesar 0,72220 yaitu perusahaan yang diaudit oleh KAP Purwnantono, Suherman dan Suraja tahun 2013 (lampiran 3).
49
4.1.3 Spesialisasi Industri Tabel 4.3 Frequency Table Spesialisasi industri Cumulative Frequency Valid
tidak mempunyai spesialisasi industri
Valid Percent
Percent
183
66.3
66.3
66.3
93
33.7
33.7
100.0
276
100.0
100.0
mempunyai spesialisasi industri Total
Percent
Sumber: data sekunder yang telah diolah Pada tabel
4.3 Menunjukkan variabel spesialisasi industri. Dapat diketahui
bahwa dari 276 sampel perusahaan manufaktur yang go public, sebanyak 183 sampel 66,3% yang tidak memiliki spesialisasi industri dan sebanyak 93 sampel 33,7% yang memiliki spesialisasi industri (lampiran 4). KAP yang memiliki spesialisasi industri menangani perusahan yang memiliki rata-rata aset klien yang lebih besar
dari pada rata-rata aset
klien pada industri dan KAP tersebut
mempunyai banyak klien hal itu menyebabkan KAP sering melakukan audit pada industri tersebut dan akan membuat KAP spesialis pada industri tersebut (lampiran 6).
4.1.4 Kualitas Audit Tabel 4.4 Frequency Table Kualitas audit Cumulative Frequency Valid
Audit tidak berkualitas
Percent
Valid Percent
Percent
59
21.4
21.4
21.4
Audit berkualitas
217
78.6
78.6
100.0
Total
276
100.0
100.0
Sumber: data sekunder yang telah diolah
50
Pada tabel 4.4 Menunjukkan bahwa pada variabel kualitas audit dapat menunjukkan bahwa dari 276 sampel perusahan manufaktur yang go public sebanyak 59 sampel tidak menghasilkan audit yang berkualitas sedangkan sebanyak 217 yang menghasilkan audit yang berkualitas. Tabel 4.5 Jumlah Perusahaan Mengenai Kualitas Audit tahun
2011 2012 2013 2014
Audit berkualitas μ – σ < ROA > μ + σ % 58 84,05% 51 73,91% 51 73,91% 57 82,61%
Audit tidak berkualitas ROA > μ + σ ROA < μ – σ % % 7 10,15% 4 5,80% 11 15,94% 7 10,15% 9 13,04% 9 13,04% 7 10,15% 5 7,24%
jumlah
69 69 69 69
Sumber: data sekunder yang telah diolah Dapat dilihat dari tabel 4.5 bahwa audit berkualitas berada pada nilai μ – σ < ROA > μ + σ, sedangkan audit yang tidak berkualitas berada pada nilai ROA > μ + σ yang artinya berindikasi manajemen melakukan praktik windows dressing dan nilai ROA < μ – σ yang artinya manajemen melakukan praktik taking a bath. Berarti akibat auditor tidak menggunakan kompetensi profesi sebagai misal professional skeptisisme, maka berpeluang bagi auditee untuk melakukan windows dressing dan taking a bath. Nilai perbandingan yang digunakan adalah rerata earning/ total asset (μ) dimana σ adalah standar deviasinya. Dengan demikian audit yang berkualitas mampu mendeteksi praktik manajemen yang melakukan windows dressing maupun taking a bath (lampiran 5). 4.2. Analisis regresi logistik Regresi
logistik merupakan teknik statistik untuk menggambarkan
hubungan beberapa variabel bebas untuk sebuah variabel dependen yang hanya memiliki dua kategori. Regresi logistik juga tidak mensyaratkan banyak asumsi yang harus terpenuhi dalam pemilihan model penelitian seperti asumsi normalitas data. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini melalui tiga tahapan yaitu menilai kelayaakan model regresi, pengujian keseluruhan model dan estimasi parameter dan interpretasinya (Latan: 2014;202).
51
4.2.1. Menilai Kelayakan Model Regresi Uji ini bertujuan untuk penggelompokkan berdasarkan pada nilai dari estimasi probabilitas. Jika nilai uji ini kecil dari 0,05 maka kita menolak hipotesis nol yang berarti model diestimasi tidak fit dengan data. Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square
df
5.760
Sig. 8
.674
Sumber data sekunder yang telah diolah Pada tabel 4.6 Ditunjukkan bahwa nilai Hosmer and Lameshow Test sebesar 5,760 dengan probabilitas signifikansi 0,674 dimana 5,760 > 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan menerima h0. Hal ini berarti model regresi dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diamati. 4.2.2. Menilai keseluruhan model Pengujian keseluruhan model bertujuan untuk menentukan apakah model menjadi lebih baik jika ditambahkan variabel bebas. Model dikatakan fit secara keseluruhan jika terjadi penurunan nilai antara -2 Log Likehood LL block 0 dan 2 Log Likehood LL block 1. Tabel 4.7 Overall model -2 Log Likehood LL block 0 -2 Log Likehood LL block 1 286. 436 260.089 Sumber: data sekunder yang telah diolah Statistik -2LogL digunakan untuk menentukan apakah model menjadi lebih baik jika ditambahkan variabel bebas. Pada tabel 4.7 Ditunjukkan uji kelayakan dengan memperhatikan angka awal -2 Log Likehood LL Block Number = 0, sebesar 286,436 dan pada -2 Log Likehood LL Block Number = 1 sebesar 260,089. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan nilai -2 Log Likehood LL block 0 dan block 1, artinya bahwa secara keseluruhan model regresi logistik yang digunakan merupakan model yang baik.
52
4.2.3. Estimasi Parameter dan Interpretasinya 4.2.3.1. Anaslisis secara simultan 1.
Omnibus Tests of Model Coefficients Uji ini digunakan sebagai kemampuan kapabilitas dari prediktor di dalam
model untuk memprediksi respon variabel. Ketika signifikansi model kurang dari 0,05 maka hipotesis h0 ditolak yang berarti data mempunyai fit yang cukup untuk model, sehingga paling kurang terdapat satu prediktor yang signifikan terhadap respon variabel. Tabel 4.8 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
25.358
3
.000
Block
25.358
3
.000
Model
25.358
3
.000
Sumber: data sekunder yang telah diolah Dari pengujian regresi logistik, dengan melihat tabel omnibus tests of model coefficients, diketahui nilai chi- square = 25,358 dan degree of freedom = 3 adapun tingkat signifikansi sebesar 0,000 p-value ditolak 0,000 < 0,05, maka h0 ditolak atau h1 diterima, artinya variabel masa perikatan audit, beban kerja dan spesialisasi industri bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit. 2.
Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi memilik tujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas yang dilibatkan dalam penelitian terhadap variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi ditentukan berdasarkan nilai Nagelkerke R Square.
53
Tabel 4.9 Model Summary
Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
1
261.078
a
.088
.136
Sumber: data sekunder yang telah diolah Dari pengujian regresi logistik dengan demikian didapatkan koefisien nagelkerke R square 0,136, berarti dapat disimpulkan bahwa variabel masa perikatan audit, beban kerja dan spesialisasi industri secara simultan atau bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 13,6% terhadap kualitas audit. Sedangkan sisanya sebesar 86,4% merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. 4.2.4. Pengujian Parsial Pengujian dalam penelitian ini dilkukan untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel independen. Pengujian ini menggunakan signifikansi 5% karena dinilai cukup memadai dalam perbandingan antar variabel-variabel pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Tabel 4.10 Variables in the Equation B Step 1
a
Masa perikatan Beban kerja Spesialisa
si industri Constant
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.099
.088
1.270
1
.260
1.105
.282
.798
.125
1
.724
1.326
-1.664
.362
21.119
1
.000
.189
1.513
.421
12.924
1
.000
4.542
Sumber: data sekunder yang telah diolah Dari hasil pengujian regresi logistik, maka dapat disusun persamaan regresi logistik Kualitas audit = 1,513
0,099Perikatan 54
0,282beban kerja
1,664 SPEC
e
Dari persamaan regresi logistik tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai berikut 1. Konstanta ( 0) sebesar 1,513 dengan sigifikansi sebesar 0,000, tanpa pengaruh variabel lain atau dengan variabel lain sama dengan nol memiliki pengaruh terhadap kualitas audit 2. Koefisien Perikatan ( 1) 0,099 dengan sigifikansi sebesar 0,260, yang berarti bahwa masa perikatan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Koefisien beban kerja ( 2) 0,282 dengan sigifikansi sebesar 0,724, yang berarti bahwa masa perikatan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 4. Koefisien SPEC ( 3) sebesar
1,664 dengan signifikansi sebesar 0,000,
yang berarti bahwa SPEC berpengaruh secara signifikan dengan arah hubungan negatif terhadap kualitas audit. 4.2.4.1 Pengaruh Masa Perikatan Audit terhadap Kualitas Audit Hasil uji parsial menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa nilai signifikansi masa perikatan audit 0,260 dan koefisien regresi 0,099 pada taraf signifikansi 5% berarti nilai 0,260 > 0,05. Dengan demikian masa perikatan audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama masa perikatan audit tidak menjamin hasil audit menunjukkan hasil audit yang berkualitas. Masa perikatan audit yang lama tidak menghasilkan audit berkualitas maka, independensi seorang auditor perlu diperhatikan. Independensi auditor tidak hanya dinilai dari independent in fact yaitu independensi dalam diri auditor tetapi juga dinilai dari independent in appreance yaitu peniliain yang diberikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang mengetahui hubungan diantara auditor dengan kliennya. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Sopian (2014) menyatakan masa perikatan audit secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit dan Darsono (2014) audit tenure memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas audit.
55
4.2.4.2 Pengaruh Beban kerja terhadap Kualitas Audit Hasil uji parsial menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa nilai signifikansi beban kerja 0,724 dan koefisien regresi 0,282 pada taraf signifikansi 5% berarti nilai 0,724 > 0,05. Semakin banyak beban kerja yang dihadapi auditor maka akan dapat menurunkan kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP. Beban kerja yang dihadapi oleh KAP tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak jumlah klien yang harus ditangani oleh KAP tetapi juga dapat ditentukan oleh tekanan waktu yang dihadapi oleh KAP. Penelitian ini sesuai dengan setiawan dan fitriany (2011) mengenai workload dalam hasil penelitian menemukan bahwa workload yang dihadapi oleh auditor berpengaruh terhadap kualitas audit, yaitu workload yang dihadapi auditor dapat menurunkan kualitas audit. 4.2.4.3 Pengaruh Spesialisasi industri terhadap Kualitas Audit Hasil uji parsial menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa nilai signifikansi spesialisasi industri 0,000 dan koefisien regresi
1,664 pada taraf
signifikansi 5% berarti nilai 0,000 > 0,05. Maka hipotesis h1 yang diajukan diterima dan menolak h0. sehingga spesialisasi indsutri berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini sesuai dengan Darsono (2014) spesialisasi Kantor Akuntan Publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit tetapi, Koefisien SPEC yang memiliki arah negatif menunjukkan bahwa KAP yang memiliki spesialisasi industri akan menghasilkan audit yang tidak berkualitas, karena KAP yang memiliki spesialisasi memiliki banyak klien yang akan diaudit dan spesialisasi industri dilihat dengan perbandingan besarnya rata-rata aset yang ditangani oleh KAP dan rata-rata aset pada industri. Dengan demikian banyak klien yang ditangani KAP berdampak pada hasil menurunnya kualitas audit yang dihasilkan.
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Dari hasil analisis deskriptif dapat dapat disimpulkan: a)
Rata-rata kualitas audit perusahaan manufaktur pada tahun 2011-2014 yang diproksi oleh earning benchmark menghasilkan audit yang berkualitas.
b)
Masa perikatan audit memiliki rata-rata perikatan 4,1 tahun. Berarti masa perikatan audit antara KAP dengan klien 4 sampai 5 tahun pada perusahaan manufaktur pada tahun 2011-2014.
c)
Beban kerja pada perusahaan manufaktur pada tahun 2011-2014 memiliki rata-rata 0,3182623 yang artinya rata-rata seorang partner mempunyai beban kerja 0,3182623 atau 31,82623% dalam menangani klien dalam satu tahun.
d)
Spesialisasi industri yang memiliki pangsa pasar 10% sebanyak 33,7% perusahaan pada perusahaan manufaktur tahun 2011-2014
2) Masa perikatan audit, beban kerja, dan spesialisasi industri berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. 3) Secara parsial masa perikatan, beban kerja, dan spesialisasi industri mempunyai pengaruh seperti berikut; a)
Masa perikatan audit tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
b)
Beban kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
57
c)
Spesialisasi industri berpengaruh negatif terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, mencoba untuk memberikan saran. Sehingga penelitian ini berguna dan bermanfaat. 5.2.1. aspek teoritis 1) Bagi peneliti selanjutknya disarankan mengganti pengukuran beban kerja dengan menggunakan time budget pressure. Menambahkan variabel-variabel independen terkait kualitas audit seperti komite audit dan opini audit going concern. 5.2.2. aspek praktis 1) Bagi investor Disarankan bagi investor untuk memperhatikan kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP. 2) Bagi KAP Bagi KAP yang memiliki spesialisasi industri akan menghasilkan audit yang berkualitas ketika KAP mempertimbangkan jumlah klien yang akan di audit dengan ketersediaan jumlah partner yang ada di KAP.
58
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno (2012). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Al-khaddash, Husam., Al Nawas, Rana dan Ramadan, Abdulhadi. 2013. Factors Affecting The Quality of Auditing: The Case of Jordanian Commercial Banks. Internasional Journal of Business and Social Science, 4(11), 207222. Al-Thuneibat, Ali A., Al Issa, Ream T., dan Baker, Rana A. Do Audit Tenure and Firm Size Contribute to Audit Quality. Managerial Auditing Journal, 26(4), 317-334. Andinni, Alfani R. (2015, 12 Februari). KPK Periksa Manager Indofarma Soal Kasus Alkes Flu Burung. [Sindonews]. Tersedia: nasional.sindonews.com [15 Oktober 2015] Andreas, Hans H. (2012). Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Prediktor Earnings Response Coefficient Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 14(2), 69-80. Ardianingsih, Arum. (2014). Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit dan Audit Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 26(2). Arens, Alvin A., Elder, Rndal J., dan Beasly, Mark S. (2006). Auditing dan Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga. Carcello, Joseph V., Nagy, Albert L. 2004. Client Size, Auditor Specialization and Fraudulent Financial Reporting. Managerial Auditing Journal, 19 (5), 651-668. Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rodaskarya. Darsono, Yavina N. (2014). Pengaruh audit tenure, spesialisasi kantor akuntan publik dan ukuran perusahaan terhadap kualitas audit. Diponegoro journal of accounting, 3(3), 1-9. Elder, Randal J., Beasley, Mark S., Arens, Alvin A., dan Jusuf Amir A. (2012). Jasa audit dan assurance: pendekatan terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.
59
Febrianti, Made D dan Mertha, Made. 2014. Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahan Klien, dan Ukuran KAP pada Kualitas Audit. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2. Fiatmoko, Arizal L., dan Indah, Anisyukurillah. (2015). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan. Acconting Analysis Juornal, 4(1). Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gonzales-Diaz, Belen., Garcia-Fernandes, Roberto., Lopez-Diaz, Antonio. (2015). Auditor Tenure and Audit Quality in Spanish State-Owned Foundations. Revista de Contabilidad-Spanish Accounting Review 18(2), 115-126. Guy, Dan M, Wayne, Alderman., dan Alan J, Winters. (2001). Auditing. Jakarta: Erlangga. Hartadi, Bambang. (2009). Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Hery. (2014). Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo. Hery. (2016). Auditing dan Asurans. Jakarta: PT Grasindo. Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Penerbit ikatan Akuntan Publik Indonesia. James, Ilaboya O., dan Izien, Ohiokha F. 2014. Audit Firm Characteristics and Audit Quality in Nigeria. Internasional Journal of Business and Economics Research 3 (5), 187-195. Jati, Reygen Pramana. (2014). Kualitas audit dan audit tenure. JRAK 10(1). Kurnia., Khomsiah., dan Sofie. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Tekanan Waktu dan Etika Auditor Terhadap Kualitas audit. E-Journal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1(2), 49-67. Kurniasih, Margi dan Abdul, Rohman. (2014). Pengaruh fee audit, audit tenure, dan rotasi audit terhadap kualitas audit. Diponegoro Journal of Accounting. Latan, Henky. (2014). Aplikasi Analisis Data Statistik untuk ilmu sosial sains dengan IBM SPSS. Bandung : Alfabeta
60
Leonora, Sylvie., Tan, Yuliawati dan Sutanto, Aurelia C. (2012). Analisis Hubungan Masa Perikatan Audit Dengan Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1). Nasehudin, Toto Syatori., dan Gozali, Nanang. (2012). METODE PENELITIAN KUANTITATIF. Bandung: Pustaka Setia. Nbd. (2015, 7 Agustus). Koruptor PT Garam di Madaengkan. Surabayapagi [online]. Tersedia: www.surabayapagi.com [15 Oktober 2015] Neolaka, Amos. (2014). Metode Penelitian dan Statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurrohman, Muhammad H., (2013). Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit, dan Hasil Laba Terhadap Return Saham Satu Tahun ke Depan. Diponegoro Journal of Accounting, 2(3), 1-9. Rahmina, Listya Y., dan Agoes, Sukrisno. 2014. Influence of Auditor Independence, Audit Tenure, and Audit Fee on Audit Quality of Members Accountant Forum in Indonesia. Procedia-Social and Behavioral Science 164, 324-331. Rudianto. (2009). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Grasindo Sanusi, Anwar. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, Uma. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Yogyakarta: Salemba Empat. Setiawan, Liswan dan Fitriany. (2011). Pengaruh workload dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit dengan kualitas komite audit sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Sidik, Jafar M. (2015, 27 Oktober). Mobil Listrik Buatan Dasep Hanya Parkir Saat APEC. Antaranews [online]. Tersedia: www.antaranews.com [10 November 2015] Sopian, Dani. (2014). Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit Serta Implikasinya Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Sains Manajemen dan Akuntansi, 6 (1). Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitati Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, (2010). Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
61
Sumanto. (2014). Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service. Tuanakotta, Theodorus M. (2014). Audit Berbasis ISA (Internasional Standars on Auditing). Jakarta: Salemba Empat Tuannakota, Theodorus M. (2015). Audit kontemporer. Jakarta: Salemba Empat. Wahyuni, Sri dan Suseno, Febri A. (2014). Apakah Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Dapat Meningkatkan Kualitas Audit. 3rd economics and business research festival Wibowo, Arie., dan Rosietta. (2009). Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit Suatu Studi Dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark. Simposium Nasional Akuntansi Winarto, Yudho. (2016, 04 Januari). Aset Melorot 93% BEI Panggil Akuntan SIAP. Inventasi Kontan [online]. Tersedia: investasi.kontan.co.id [20 Januari 2016] Yandi, MR. (2004, 10 Agustus). Bapepam Turun Tangan Atas Kasus Ades. Tempo [online]. Tersedia: Tempo.co.id [15 Oktober 2015] Bps.go.id (diakses tanggal 28 Oktober 2015) Saham ok (diakses tanggal 11 Oktober 2015) www.pppk.kemenkeu.go.id (diakses tanggal 28 November 2015)
62
LAMPIRAN
63
Lampiran 1 Sampel Perusahaan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Kode INTP SMGR AMFG ARNA KIAS MLIA TOTO ALKA ALMI BTON INAI JPRS LION LMSH BUDI DPNS EKAD SRSN AKKU AKPI APLI IGAR SIAP TRST YPAS CPIN JPFA MAIN SIPD SULI TIRT FASW KBRI SPMA ASII AUTO GJTL IMAS LPIN NIPS SMSM HDTX
Nama Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Semen Gresik Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Arwana Citra Mulia Tbk Keramika Indonesia Asosiasi Tbk Mulia Industrindo Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Alaska Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk Beton Jaya Manunggal Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Jakarta Pari Steel Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk Budi Acid Jaya Tbk Duta Pertiwi Nusantara Ekadharma International Tbk Indo Acitama Tbk Alam Karya Unggul Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Asiaplast Industries Tbk Champion Pasific Indonesia Tbk Sekawan Intipratama Tbk Trias Sentosa Tbk Yana Prima Hasta Persada Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Japfa Comfeed Indonesia Tbk Malindo Feedmill Tbk Siearad Produce Tbk Sumalindo Lestari Jaya Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Suparma Tbk Astra International Tbk Astra Auto Part Tbk Gajah Tunggal Tbk Indomobil Sukses International Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Nippres Tbk Selamat Sempurna Tbk Pan Asia Indosyntec Tbk 64
(Bersambung)
(Sambungan) 43 MYTX 44 SSTM 45 BIMA 46 JECC 47 KBLI 48 SCCO 49 VOKS 50 ADES 51 CEKA 52 DLTA 53 MLBI 54 MYOR 55 STTP 56 ULTJ 57 GGRM 58 HMSP 59 RMBA 60 INAF 61 KAEF 62 KLBF 63 MERK 64 PYFA 65 SCPI 66 MRAT 67 TCID 68 KICI 69 LMPI
Apac Citra Centertex Tbk Sunson Textile Manufacturer Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Jembo Cable Company Tbk KMI Wire and Cable Tbk Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk Voksel Electric Tbk Akasha Wira International Tbk Cahaya Kalbar Tbk Delta Djakarta Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Siantar Top Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Gudang Garam Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Bentoel International Investama Tbk Indofarma Tbk Kimia Farma Tbk Kalbe Farma Tbk Merck Tbk Pyridam Farma Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Mandom Indonesia Tbk Kedaung Indag Can Tbk Langgeng Makmur Industry Tbk
65
Lampiran 2 perubahan komposisi akuntan publik
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tabel 1. INTP, TOTO, CPIN, CEKA Nama KAP Purwantono, sarwoko dan sandjaja Purwantono, sarwoko dan sandjaja Purwantono, suherman dan surja Purwantono, suherman dan surja Purwantono, suherman dan surja Purwantono, suherman dan surja Purwantono, suherman dan surja
Tabel 2. AMFG Tahun Nama KAP 2008 Siddharta dan widjaja 2009 Siddharta dan widjaja 2010 Siddharta dan widjaja 2011 Siddharta dan widjaja 2012 Siddharta dan widjaja 2013 Siddharta dan widjaja 2014 Siddharta widjaja dan rekan Tabel 3. MLIA, DLTA , FASW Tahun Nama KAP 2008 Osman bing satrio dan rekan 2009 Osman bing satrio dan rekan 2010 Osman bing satrio dan rekan 2011 Osman bing satrio dan rekan 2012 Osman bing satrio dan eny 2013 Osman bing satrio dan eny 2014 Osman bing satrio dan eny Tabel 4. ALMI Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Nama KAP Paul hadiwinata, hidajat, arsono, dan rekan Paul hadiwinata, hidajat, arsono, ade fatma, dan rekan Paul hadiwinata, hidajat, arsono, ade fatma dan rekan Paul hadiwinata, hidajat, arsono, ade fatma dan rekan Paul hadiwinata, hidajat, arsono, ade fatma dan rekan Paul hadiwinata, hidajat, arsono, ade fatma dan rekan Paul hadiwinata, hidajat, arsono, ade fatma dan rekan
66
Lampiran 3 beban kerja yang dihadapi oleh auditor Purwantono, Suherman & Suraja 2012 2013
2011 = 0,611111111
= 0,666666667
= 0,7222
Osman bing Satrio & Eny 2012 2013
2011
= 0,1724
= 0,2069
= 0,2069
2014 = 0,666666667
2014 = 0,2414
2011
Siddharta Wdjaja 2012 2013
2014
= 0,1905
= 0,1429
= 0,1905
= 0,1905
Hadori Sugiarto Adi & Rekan 2012 2013
2011
= 0,25
= 0,25
= 0,25
Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 2012 2013
2011 = 0,117647059
= 0,117647059 JAS& Rekan (Jamaludin,Aria,Sukimto 2012 2013
2011 = 0,2
= 0,2
2011
Mulyamin Sensi Suryanto 2012 2013
= 0,363636364
2011 = 0,333333333
= 0,363636364
= 0,545454545
Johannes patricia juara & rekan 2012 2013 = 0,333333333
= 0,333333333
2014 = 0,25
2014 = 0,117647059
2014
2014 = 0,454545455
2014 = 0,333333333
(Bersambung)
67
(Sambungan) 2011 = 0,166666667
2011 = 0,428571429
2011
budiman, wawan, pamudji &rek 2012 2013
= 0,166666667
= 0,333333333
teramihardja,pradhono&chandra 2012 2013 = 0,428571429
= 0,285714286
Bambang sudaryono & rek 2012 2013 = 0,333333333
= 0,333333333
2011
Hananta budianto &rek 2012 2013
= 0,25
= 0,25
2011 = 0,076923077
2011
2014
2014 = 0,142857143
2014 = 0,333333333
2014
= 0,25
Kosasih,nurdiyaman,Tjahjo&rek 2012 2013 = 0,076923077
= 0,153846154
Djoko,sidik & indra 2012 2013
2014 = 0,153846154
2014 = 0,2
Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono,Ade Fatimah&rekan (PKF) 2011 2012 2013 2014 = 0,4
2011 = 0,217391304
= 0,333333333
= 0,333333333
AAJ Aryanto,Amir J,Mawar & Saptoto 2012 2013 = 0,173913043
= 0,130434783
= 0,333333333
2014 = 0,130434783
(Bersambung)
68
(Sambungan) 2011 = 0,037037037
2011 = 0,055555556
2011 = 0,277777778
Hendrawinata Eddy &Siddharta 2012 2013 = 0,074074074
= 0,074074074
Johan malonda mustika& rekan 2012 2013 = 0,055555556
Tanubrata sutanto fahmi & rek 2012 2013 = 0,222222222
= 0,166666667
2011 = 0,2
= 0,2
= 0,114285714
2011
Tanudiredja, wibisana & rek 2012 2013 = 0,142857143
= 0,171428571
AF. Rachman & Soetjipto WS 2012 2013 = 0,5
2011
2014
2014 = 0,333333333
2014
2014 = 0,142857143
2014
= 0,5
= 0,5
Gani Mulyadi & handayani 2012 2013
2014
= 0,2
2011
= 0,074074074
= 0,055555556
Anwar dan rekan 2012 2013
2011
2014
= 0,2
= 0,2
Hertanto, sidik & indra 2012 2013
2014
= 0,2
= 0,2
(Bersambung)
69
(Sambungan) Husni,mucharam&rasidi 2012 2013
2014
2011
Basri hardjosumarto & rek 2012 2013
2014
= 0,25
= 0,25
2011 = 0,25
= 0,25
Koesbandijah,beddy samsi&setiasih 2012 2013
2011 = 0,666666667
2014
= 0,333333333
2011
Joachim sulistyo&rek 2012 2013
2014
pieter,uways&rek 2012 2013
2014
= 0,25
= 0,25
= 0,142857143
2011
= 0,25
bambang budi tresno 2012 2013
2011
2014
= 0,055555556
2011
indrajuwana komala widjaja 2012 2013
2014
= 0,055555556
2011
Supoyo, sutjahjo, subyantara da rek 2012 2013 = 0,25
Nilai tertinggi
nilai terendah
70
2014 = 0,25
Lampiran 4 variabel-variabel penelitian
(Sambungan) No 1. INTP
2. SMGR
3.AMFG
4. ARNA
5. KIAS
6. MLIA
7. TOTO
8. ALKA
9. ALMI
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
x1 4 5 6 7 4 5 6 7 4 5 6 7 4 5 6 7 4 5 1 2 4 5 6 7 4 5 6 7 1 2 3 4 4 5 6 7
x2 x3 0.6111 1 0.666 1 0.7222 1 0.6667 1 0.6111 1 0.6667 1 0.2068 1 0.2413 1 0.1904 1 0.1428 0 0.1904 1 0.1904 1 0.6111 1 0.6667 1 0.7222 1 0.6667 1 0.2 0 0.2 0 0.5454 0 0.4545 0 0.2068 0 0.1724 0 0.2068 1 0.2413 1 0.6111 1 0.6667 1 0.7222 1 0.6667 1 0.3333 0 0.3333 0 0.3333 0 0.3333 0 0.4 0 0.3333 0 0.3333 0 0.3333 0
y 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10. BTON
11. INAI
12. JPRS
13. LION
14. LMSH
15. ADES
16. AKKU
17. AKPI
18. APLI
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 4 5 6 7 3 4 5 6 4 5 6 7 4 5 6 7 2 3 4 1 3 1 1 2 4 5 6 7 3 1 2 3
0.2173 0.1739 0.1304 0.1304 0.4 0.3333 0.3333 0.3333 0.2173 0.1739 0.1304 0.1304 0.1538 0.1538 0.1538 0.1538 0.1538 0.1538 0.1538 0.1538 0.0556 0.0556 0.0556 0.3333 0.4 0.3333 0.5454 0.4545 0.6111 0.6667 0.7222 0.6667 0.2778 0.6667 0.7222 0.6667
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
(Bersambung)
(Bersambung)
70
(Sambungan)
(Sambungan) 2011 2012 19. ASII 2013 2014 2011 2012 20. BIMA 2013 2014 2011 2012 21. BUDI 2013 2014 2011 2012 22. CEKA 2013 2014 2011 2012 23. CPIN 2013 2014 2011 2012 24. DLTA 2013 2014 2011 2012 25. DPNS 2013 2014 2011 2012 26. EKAD 2013 2014 2011 2012 27. FASW 2013 2014 2011 2012 28. GTJL 2013 2014
1 1 2 3 4 1 2 3 2 3 4 5 4 5 6 7 4 5 6 7 4 5 6 7 3 4 5 6 1 2 3 4 4 5 6 7 4 5 6 7
0.2778 0.1714 0.1428 0.1428 0.0833 0.5 0.5 0.5 0.3636 0.3636 0.5454 0.4545 0.6111 0.6667 0.7222 0.6667 0.6111 0.6667 0.7222 0.6667 0.2068 0.1724 0.2068 0.2413 0.4 0.3333 0.3333 0.3333 0.4285 0.4285 0.2857 0.1428 0.2068 0.6667 0.7222 0.2413 0.2068 0.1724 0.2068 0.2413
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
29.GGRM
30. HMSP
31. HDTX
32. IGAR
33. IMAS
34. JECC
35. JPFA
36. KBLF
37. KBRI
38. KBLI
(Bersambung) 39. KAEF
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
4 5 6 7 3 4 5 6 3 1 2 3 4 5 1 2 4 5 6 7 4 5 6 7 4 5 6 7 4 5 6 7 2 3 4 1 4 5 6 7 1 2 3 4
0.1904 0.1428 0.1904 0.1904 0.1142 0.1714 0.1428 0.1428 0.1176 0.3333 0.3333 0.3333 0.2173 0.1739 0.2 0.2 0.6111 0.6667 0.7222 0.6667 0.2778 0.1667 0.2222 0.3333 0.3636 0.3636 0.5454 0.4545 0.6111 0.6667 0.7222 0.6667 0.25 0.25 0.25 0.3333 0.2068 0.1724 0.2068 0.2413 0.0370 0.0740 0.0740 0.0740
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Bersambung)
71
(Sambungan)
(Sambungan) 2011 2012 40. LMPI 2013 2014 2011 2012 41. LPIN 2013 2014 2011 2012 42. MAIN 2013 2014 2011 2012 43.MERCK 2013 2014 2011 2012 44. MLBI 2013 2014 2011 2012 45. MRAT 2013 2014 2011 2012 46. MYTX 2013 2014 2011 2012 47. MYOR 2013 2014 2011 2012 48. NIPS 2013 2014 2011 2012 49. PYFA 2013 2014 2011 2012 50. RMBA 2013 2014
3 4 5 6 4 5 6 7 4 5 6 7 4 5 6 7 4 1 5 6 4 5 6 7 4 5 6 1 4 5 6 7 1 2 1 2 4 5 6 7 2 3 4 5
0.25 0.25 0.25 0.25 0.4 0.3333 0.3333 0.3333 0.2 0.2 0.2 0.2 0.1904 0.1428 0.1904 0.1904 0.1904 0.1714 0.1904 0.1904 0.0769 0.1538 0.0769 0.1538 0.3636 0.3636 0.5454 0.1538 0.3636 0.3636 0.5454 0.4545 0.1667 0.3333 0.25 0.25 0.2778 0.1667 0.2222 0.3333 0.1142 0.1714 0.1428 0.1428
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2011 2012 51. SCCO 2013 2014 2011 2012 52. SCPI 2013 2014 2011 2012 53. SIAP 2013 2014 2011 2012 54. SMSM 2013 2014 2011 2012 55. SIPD 2013 2014 2011 2012 56. STTP 2013 2014 2011 2012 57. SSTM 2013 2014 2011 2012 58. SRSN 2013 2014 2011 2012 59. SPMA 2013 2014 2011 2012 60. TCID 2013 2014 2011 2012 61. TRST 2013 2014
(Bersambung)
2 1 3 4 4 5 6 7 2 3 4 1 1 2 1 2 2 3 4 5 1 2 3 4 2 3 1 2 4 5 6 7 3 4 5 6 4 5 6 7 4 1 5 6
0.1176 0.1538 0.1176 0.1176 0.1142 0.1714 0.1428 0.1428 0.25 0.25 0.25 0.2 0.4285 0.4285 0.7222 0.6667 0.2778 0.1667 0.2222 0.3333 0.25 0.25 0.25 0.25 0.6667 0.3333 0.1176 0.1176 0.2173 0.1739 0.1304 0.1304 0.25 0.25 0.25 0.25 0.2068 0.1724 0.2068 0.2413 0.6111 0.0556 0.7222 0.6667
0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Bersambung)
72
(Sambungan) 62. YPAS
63. SULI
64. TIRT
65. ULTJ
66. INAF
67. KICI
68. VOKS
69. AUTO
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
1 2 3 1 4 5 6 7 3 1 2 3 4 1 1 2 2 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 2 3 4 5
0.4285 0.4285 0.2857 0.1667 0.6111 0.6667 0.7222 0.6667 0.1428 0.25 0.25 0.25 0.6667 0.0556 0.2222 0.3333 0.25 0.0740 0.0740 0.0740 0.4 0.3333 0.3333 0.3333 0.2173 0.2 0.2 0.2 0.1142 0.1714 0.1428 0.1428
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
X3: Spesialisasi Industri
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1= mempunyai spesialisasi industri 0= tidak mempunyai spesialisasi industri Y: Kualitas Audit 1= Audit berkualitas 0= Audit tidak berkualitas
X1: Masa Perikatan Audit Diatas rata-rata Dibawah rata-rata Total
123 153 276
X2: Beban Kerja Diatas rata-rata Dibawah rata-rata Total
109 167 276
73
Lampiran 5 Perusahaan yang melakukan windows dressing dan taking a bath No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
INTP SMGR AMFG ARNA KIAS MLIA TOTO ALKA ALMI BTON INAI JPRS LION LMSH ADES AKKU AKPI APLI ASII BIMA BUDI CEKA CPIN DLTA DPNS EKAD FASW GTJL GGRM HMSP HDTX IGAR IMAS JECC JPFA KBLF KBRI KBLI KAEF LMPI LPIN MAIN MERCK MLBI MRAT MYTX MYOR NIPS PYFA RMBA
μ+σ 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859
μ-σ -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001
2011 0,19841608 0,20116735 0,12524925 0,1153921 -0,0098751 -0,0062304 0,16283136 0,0385694 0,0294066 0,16128212 0,04842502 0,08607137 0,14361095 0,11117566 0,08184833 -0,7557687 0,03466818 0,06576442 0,13729066 0,02662407 0,02965452 0,11696686 0,267003 0,21792919 -0,0385423 0,11005777 0,02681046 0,08187937 0,12710245 0,41720264 0,01705355 0,1555829 0,07523123 0,04736285 0,08122915 0,18405304 -0,026081 0,058793 0,09573019 0,00790838 0,07192793 0,15436522 0,42152345 0,41560993 0,06596046 -0,0652026 0,07325719 0,03991831 0,04381842 0,04831056
y WD WD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 WD WD 1 1 1 1 1 WD 1 1 1 1 1 WD 1 1 1 1 1 1 WD WD 1 TB 1 1 1 1
2012 0,2093322 0,2011673 0,1112559 0,1153921 0,0331369 -0,0062304 0,1549558 0,0385694 0,0074136 0,1612821 0,0378219 0,0860714 0,1969419 0,1111757 0,0818483 -0,1915369 0,0346682 0,0125909 0,1372907 0,0262053 0,0296545 0,0567721 0,267003 0,2863533 -0,0385423 0,1321599 0,0268105 0,0879771 0,1271025 0,3789041 0,0170535 0,1424963 0,0752312 0,0448135 0,0812291 0,1884802 -0,026081 0,1077856 0,0957302 0,0028715 0,0719279 0,1680227 0,4215235 0,3935643 0,0659605 -0,0699667 0,0732572 0,0410046 0,0438184 -0,0466219
y WD WD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 WD 1 1 TB 1 1 1 1 1 1 WD WD TB 1 1 1 1 WD 1 1 1 1 1 WD 1 1 1 1 1 1 WD WD 1 TB 1 1 1 TB
2013 0,188380825 0,173881034 0,095597748 0,209380315 0,033185144 -0,06593217 0,135471622 -0,00130404 0,009490549 0,146948264 0,00655394 0,039957144 0,129894747 0,101504184 0,227809864 -0,03230225 0,016607925 0,006197696 0,10419451 -0,13685419 0,016700414 0,0608333 0,160835664 0,311978469 0,260609801 0,114815134 -0,04375531 0,007838703 0,086348441 0,39476841 -0,09192076 0,111297187 0,02783505 0,009779394 0,042945074 0,174144214 -0,03070248 0,054995553 0,087236086 -0,01464433 0,043561082 0,109114789 0,211114684 0,657200749 -0,01524254 -0,02375937 0,104380527 0,042424585 0,03538053 -0,11287545
y WD 1 1 WD 1 TB 1 1 1 1 1 1 1 1 WD TB 1 1 1 TB 1 1 1 WD WD 1 TB 1 1 WD TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 WD WD 1 1 1 1 1 TB
2014 0,1825866 0,162425514 0,117046767 0,20779555 0,039208388 0,0173265 0,116686644 0,010859444 0,000606693 0,043812802 0,02458392 -0,018682162 0,081655405 0,052911295 0,061444148 -0,065564939 0,007596462 0,04059675 0,089501714 0,096570575 0,011396934 0,031928835 0,083721946 0,290412082 0,054001826 0,099079125 0,015543065 0,01682165 0,092669828 0,358733509 -0,024985512 0,156901095 -0,002858515 0,022442586 0,024465058 0,170711071 -0,014256953 0,052402182 0,0796888 0,002114732 -0,022256159 -0,024008144 0,209845929 0,35628186 0,014779822 -0,077534262 0,039823192 0,04154187 0,015385651 -0,22230211
y WD 1 1 WD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 TB 1 1 1 1 1 1 1 WD 1 1 1 1 1 WD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 WD WD 1 TB 1 1 1 TB
(Bersambung)
74
(Sambungan) 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
SCCO SCPI SIAP SMSM SIPD STTP SSTM SRSN SPMA TCID TRST YPAS SULI TIRT ULTJ INAF KICI VOKS AUTO
0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859 0,180859
-0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001 -0,0315001
0,07597186 -0,0813402 0,01997212 0,16513194 0,00887804 0,04565331 -0,0285707 0,06641473 0,02131491 0,12383336 0,06752847 0,07436447 -0,1810731 0,00600891 0,04651736 0,03311441 0,00408079 0,07032312 0,15817735
1 TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 TB 1 1 1 1 1 1
0,0759719 -0,0280743 0,0199721 0,1863326 0,008878 0,0597085 -0,0285707 0,0421678 0,0213149 0,1191955 0,0675285 0,04714 -0,1810731 -0,0474033 0,0465174 0,0356591 0,0040808 0,0865806 0,1581774
1 TB 1 WD 1 1 1 WD 1 1 1 1 TB TB 1 1 1 1 1
0,059568893 -0,01630174 -2,12E-05 0,205931535 0,00447861 0,07786969 -0,01649669 0,038010833 -0,01350033 0,109245334 0,010109281 0,010135083 -0,34675888 -0,19071206 0,125240003 -0,04188656 0,07548142 0,019987804 0,08007838
1 1 1 WD 1 1 1 1 1 1 1 1 TB TB 1 TB 1 1 1
0,08310284 -0,047415693 0,001482703 0,240921576 0,001363395 0,07261799 -0,016596751 0,031197815 0,023233135 0,094059394 0,00922473 -0,027869352 0,006128062 0,032422641 0,097138429 0,000933096 0,048617211 -0,054954361 0,066505384
Keterangan: WD windows dressing TB taking a bath
Angka 1 merupakan perusahaan yang menghasilkan audit yang berkualitas.
75
1 TB 1 WD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 TB 1
Lampiran 6 rata-rata perolehan aset pada pada KAP yang mempunyai spesialisasi industri Purwantono, Suherman & Suraja 2012 2013
2011 x
x
=
=
x
0,216760231
0,200384086
2014 =
x
0,175001222
= 0,164990831
Osman bing Satrio & Eny x
=
x
0,067121848
=
x
0,050276333
=
x
0,106231101
= 0,164990831
Siddharta Wdjaja
x
=
x
0,114329495
=
x
0,10061168
=
x
=
0,105830774
0,108922894
Hadori Sugiarto Adi & Rekan x
=
x
0,00834405
=
x
=
x
0,105830774
0,008297349
= 0,007699891
Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali x
=
x
0,006468099
=
x
0,004778049
= 0,004066069
JAS& Rekan (Jamaludin,Aria,Sukimto
x
=
x
0,005390881
= 0,00476973 Mulyamin Sensi Suryanto
x
=
x
0,049546967
=
x
=
x
0,058558144
0,051988688
= 0,051781195
Johannes patricia juara & rekan x
=
x
0,000679856
=
x
=
x
0,000450826
0,00032902
= 0,051781195
budiman, wawan, pamudji &rek
x
=
x
0,001174866
=
x
= 0,00053635
0,001193006 Sanusi, supardi & soegiharto
x
=
0,000240729 teramihardja,pradhono&chandra x
= 0,004705086
x
x
=
= 0,001784348
0,004593345
76
x
= 0,000688395
Bambang sudaryono & rek
x
=
x
0,003031502
=
x
0,004432968
=
0,007065036
Hananta budianto &rek x
=
x
0,001958374
x
=
0,001648087
=
0,001469903
Kosasih,nurdiyaman,Tjahjo&rek
x
x
=
=
x
0,004321593
0,001111228
=
x
0,000819203
= 0,004250857
Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono,Ade Fatimah&rekan (PKF) x
=
x
0,007459498
=
x
=
x
0,000819203
0,006553726
= 0,007800111
AAJ Aryanto,Amir J,Mawar & Saptoto x
=
x
0,007486422
=
x
0,002799252
=
x
0,00181413
= 0,00168773
Hendrawinata Eddy &Siddharta
x
=
x
0,009438321
=
x
=
x
0,010528663
0,014528315
= 0,010584578
Johan malonda mustika& rekan x
x
=
=
x
0,000439647
0,00083126
= 0,000455291
Tanubrata sutanto fahmi & rek x
=
x
0,413570437
=
x
=
x
0,011362519
0,009217517
= 0,012384589
Anwar dan rekan x
=
x
=
x
0,00400452
0,003492341
=
x
= 0,005909518
0,004126725
Tanudiredja, wibisana & rek x
=
x
0,086638971
=
x
0,502670005
=
x
0,491729615
=
0,485916592
AF. Rachman & Soetjipto WS x
= 0,000222712
x
= 0,000219916
77
x
= 0,000174143
Gani Mulyadi & handayani
x
=
x
0,00377802
=
x
0,003644861
= 0,002600469
Hertanto, sidik & indra
x
=
x
= 0,000585551
0,000586558 Husni,mucharam&rasidi x
=
0,00293238 Basri hardjosumarto & rek x
x
=
=
x
=
0,000410195
0,000429331
0,00050801
Koesbandijah,beddy samsi&setiasih
x
=
x
=
0,007947402
0,001802766 Joachim sulistyo&rek
x
= 0,001817269 pieter,uways&rek
x
=
x
0,001512138
=
x
0,001347704
=
0,001194406
bambang budi tresno x
=
0,005385974 indrajuwana komala widjaja x
=
0,005385974 Supoyo, sutjahjo, subyantara da rek
x
= 0,001487902
x
= 0,002019678
Rata-rata aset klien KAP lebih besar dari rata-rata aset industri spesialisasi industri
78