113
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Sukarno Universitas Pamulang Abstract This research aims to determine the effect of characteristic of audit committee consists of independence, competence, frequency of meeting, the size of the audit committee, tenure of audit committe, and multiple directorship of audit committee on the audit quality with the company size and leverage as control variables.In this research, Audit Quality measured on scale public accounting firm (KAP), with the proxied by Big Four and Non Big Four. Population of this research are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2014. The procedure of sample selection using purposive sampling technique. The samples used were 79 companies. Methods of data analysis using descriptive statistics and logistic regression analysis. These results indicate that characteristic of audit committee and audit quality simultaneously was fit or match the data. The partial test results showed that independence and audit committee tenure have a negative significant effect on the audit quality. While competence and multiple directorship of audit committee members is not affected by the audit quality. However, frequency of meeting and the size members of audit committee has a positive significant effect on the audit quality. Keywords: characteristics of the audit committee, the audit committee meeting frequency, the size of the audit committee, audit quality.
terjadi pada kasus Enron dan WorldCom
PENDAHULUAN
dilihat Salah satu terjadinya
alat untuk
kasus
mencegah
peluang
mengimplementasikan
besar
konsep
dalam tersebut,
dalam
padahal perusahaan-perusahaan tersebut
pelaporan keuangan menurut para praktisi
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
bisnis
good
yang masuk kelompok Big Four, akan
corporate governance (GCG). Skandal
tetapi belum dapat membuktikan bahwa
keuangan yang terjadi pada perusahaan-
perusahaan tersebut
memiliki
perusahaan besar di Amerika, seperti yang
audit
Dengan
adalah
kecurangan
sebagai
adanya
konsep
yang
baik.
kualitas demikian
114
menunjukkan bahwa nama besar suatu
independen. Dengan diberlakukan aturan
KAP tidaklah cukup untuk dapat menjamin
mengenai pembentukan komite audit pada
kualitas audit yang dilakukan. Oleh sebab
perusahaan publik di Indonesia belum
itu, diperlukan suatu komite yang dapat
menunjukkan hasil yang menggembirakan
menjaga sistem pengendalian internal yang
di awal tahun 2000, hal ini dibuktikan
memadai
dengan
beberapa
fenomena
terhadap kinerja auditor eksternal untuk
sistem
akuntansi
dan
mewujudkan tata kelola perusahaan yang
kecurangan
baik (Rustiarini, 2012). Komite audit
Indonesia, sebagai contoh adalah kasus
adalah salah satu komponen yang dianggap
insider trading pada Bank Lippo pada
berperan penting dalam proses penerapan
tahun 2003 dimana pihak manajemen
good
(GCG).
menerbitkan laporan keuangan ganda atas
Peranan komite audit dalam menjamin
laporan keuangan yang dilaporkan kepada
kualitas pelaporan keuangan perusahaan
BEI dan publik. Kasus money laundering
telah
pada Citibank yang melibatkan salah satu
serta melakukan monitoring
corporate
dianggap
mengurangi
governance
sebagai
atau
solusi
bahkan
untuk
mencegah
terjadinya skandal keuangan perusahaan.
(fraud)
pegawainya
gagalnya
praktik-praktik
yang
dalam
terjadi
di
melakukan
penggelapan dana nasabah.
Keberadaan komite audit pada perusahaan
Salah satu kebijakan penting dalam
publik di Indonesia mengacu kepada
meningkatkan
keputusan
akuntabilitas pelaporan keuangan dalam
Bapepam
yang
dituangkan
transparansi
dalam SE BAPEPAM No. 03 Tahun 2000
pasar
mengenai pembentukan komite audit dan
kualitas audit yang menjamin keterbukaan
juga Kep. Direksi BEJ. Keputusan Direksi
dan
Bursa
perusahaan
Efek
Jakarta
(BEJ)
No.Kep-
modal,
akurasi
termasuk
dan
peningkatan
informasi
adalah
keuangan
menunjuk
Kantor
315/BEJ/06/2000 tentang ketentuan umum
Akuntan Publik (KAP) yang memiliki
pencatatan efek bersifat ekuitas di Bursa
kredibilitas yang baik. Kode Etik tidak
menjadi 2 tonggak dibentuknya komite
kalah pentingnya dalam mewakili nilai-
audit dan komisaris independen oleh
nilai
perusahaan publik di Indonesia. Dalam
perusahaan-perusahaan untuk memastikan
rangka penyelenggaraan good corporate
bahwa seluruh organisasi mengikuti dan
governance pada perusahaan yang tercatat
mematuhi kode dan bertindak secara etis
di
wajib
(Person 2009;2010). Peran dan fungsi
memiliki komite audit dan komisaris
komite audit menjadi sangat strategis
Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan
prinsip
disediakan
oleh
115
untuk membantu dan meningkatkan peran
additional directorship terhadap kejadian
komisaris
kecurangan laporan keuangan (incidence
dalam
menjalankan
fungsi
pengawasannya.
of fraudulent financial reporting). Kantor
Beberapa penelitian telah dilakukan
Akuntan Publik dengan reputasi yang baik
mengenai pengaruh karakteristik dewan
menunjukkan adanya sikap independensi
direksi dalam rangka menjamin kualitas
auditor dalam melaksanakan tugas audit.
audit. (Carter et al, 2003 dalam Rustiarini,
Oleh karena itu, KAP besar memiliki
2012) dengan hasil terdapat pengaruh
kemampuan untuk menghasilkan hasil
positif
etnis
audit yang berkualitas, karena memiliki
minoritas dalam dewan direksi dengan
auditor yang bersikap independen dan
Tobin’s Q. Penelitian mengenai komite
professional
audit di Srilangka dalam kaitannya dengan
tugasnya.
keberadaan
wanita
dan
kinerja perusahaan, manajemen modal dan struktur
modal
melaksanakan
Penelitian mengenai kualitas audit
&
telah dilakukan baik di luar maupun di
&
dalam negeri seperti penelitian yang
Kajananthan, 2013b; Achchuthan et al.,
dilakukan oleh Myers et al (2003) juga
2013;
membuktikan bahwa tenure berpengaruh
Ajananthan,
(Achchuthan
dalam
2013a;
Kumudini,
Velnampy,
Achchuthan
2011;
2013;
Pratheepkanth
2013;
Senaratne,
Velnampy Velnampy
&
negatif terhadap akrual diskretioner yang
&
didukung
Nimalthasan, 2013).
oleh
penelitian
lainnya.
Kemudian, Carey dan Simnett (2006) yang
Hasil penelitian Persons (2009) dalam
membuktikan bahwa tenure audit yang
konteks kecurangan pelaporan keuangan
panjang berhubungan negatif terhadap
pada
Auditing
kualitas audit (Rustiarini, 2012). Penelitian
Enforcement Releases – AAERs yang
di Indonesia mengenai kualitas audit
dirilis oleh SEC pada periode Juni 1999
dilakukan oleh Wibowo dan Rossieta
sampai
yang
(2009) yang meneliti mengenai faktor-
governance
faktor determinasi kualitas audit dengan
berfokus
Accounting
and
dengan
Oktober
2003
pada
corporate
dengan
karakteristsik-karakteristik
dari
menggunakan pendekatan earning surprise
komite
audit,
audit
benchmark, dimana membuktikan bahwa
komite
ukuran KAP dan regulasi secara signifikan
audit, jumlah pertemuan komite audit
berpengaruh positif terhadap kualitas audit
dalam setahun, ukuran komite audit, masa
sedangkan masa penugasan (audit tenure)
jabatan komite audit, komite audit dengan
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
independen,
seperti
keahlian
komite anggota
116
Penelitian Rustiarini (2012) yang berhasil
TELAAH LITERATUR DAN
membuktikan bahwa gender, kebangsaan,
PERUMUSAN HIPOTESIS
usia, tingkat pendidikan, jumlah pertemuan komite audit dapat mengurangi tingkat
Teori Agensi
akrual yang berarti meningkatkan kualitas
Teori
audit.
keagenan
menjelaskan
bahwa
(agency
theory)
hubungan
agensi
Penelitian Othmana et al. (2014)
muncul ketika satu orang atau lebih
tentang pengaruh karakteristik komite
(principal) mempekerjakan orang lain
audit
(agent) untuk memberikan suatu jasa dan
terhadap
pengungkapan
etika
sukarela, menemukan bahwa tidak terdapat
kemudian
pengaruh
pengambilan
yang
signifikan
antara
independensi, keahlian anggota komite
mendelegasikan keputusan
wewenang
kepada
agent
tersebut (Jensen & Meckling, 1976).
audit frekuensi pertemuan komite audit,
Terjadinya konflik kepentingan antara
dan ukuran komite 3 audit terhadap etika
pemilik dan agen karena kemungkinan
pengungkapan
agen
sukarela.
Namun,
bertindak
tidak
sesuai
dengan
menemukan bahwa masa jabatan komite
kepentingan prinsipal, sehingga memicu
audit, multi jabatan direktur berpengaruh
biaya keagenan. Sebagai agen, manajer
positif terhadap pengungkapan etika secara
bertanggung jawab secara moral untuk
sukarela.
dapat mengoptimalkan keuntungan para
Berdasarkan latar belakang yang telah
pemilik dengan memperoleh kompensasi
diuraikan sebelumnya peneliti tertarik
sesuai
untuk
mengenai
perusahaan harus diawasi dan dikendalikan
dengan
untuk memastikan bahwa pengelolaan
melanjutkan penelitian Othmana et al.
dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada
(2014)
kembali
berbagai peraturan dan ketentuan yang
audit
berlaku. Oleh karena itu, keberadaan
terhadap kualitas audit dalam konteks
supervisory boards yang terdiri dari dewan
perusahaan-perusahaan manufaktur yang
komisaris dan komite audit berperan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
penting dalam melakukan pengawasan atas
2014.
kinerja manajemen termasuk menjaga
meneliti
karakteristik
pengaruh
kembali
komite
untuk
audit
mengevaluasi
karakteristik
komite
dengan
kontrak.
Kontrak
kredibilitas penyusunan laporan keuangan.
Karakteristik Komite Audit
117
Menurut Bradbury et al. (2004), komite audit bertugas membantu dewan komisaris
untuk
memonitor
pelaporan
keuangan
oleh
efektivitasnya dan melindungi kredibilitas pelaporan keuangan.
proses
manajemen
untuk meningkatkan kredibilitas laporan
Kompetensi Komite Audit Kompetensi komite audit merupakan
keuangan. Tugas komite audit meliputi
profesional
menelaah
yang
belakang pendidikan dan berpengalaman
menilai
dalam bidang akuntansi dan auditing.
diterapkan
kebijakan oleh
akuntansi
perusahaan,
yang
mempunyai
pengendalian internal, menelaah sistem
Kompetensi
pelaporan
kemampuan minimal yang harus dimiliki
terhadap
eksternal
dan
peraturan
kepatuhan
(Suaryana,
2005).
auditor
adalah
latar
ukuran
auditor yang mencakup aspek pengetahuan
Berikut ini adalah beberapa karakteristik
(knowledge),
dari komite audit yang mencakup:
(skill), dan sikap perilaku (attitude) untuk dapat
tugas-tugas
dalam
baik (BPKP, 2010). Kompetensi seseorang
dipengaruhi, karena auditor melaksanakan
juga memiliki pengaruh positif terhadap
pekerjaannya untuk kepentingan umum
pekerjaan
(Agoes, 2012). Independensi merupakan
sejauhmana peran orang itu dapat dinilai
landasan dari efektivitas kinerja komite
sebagai
audit. Apabila komite audit terdiri dari
keputusan
anggota yang independen, maka akan
penyelesaian pekerjaannya. Kompetensi
terhindar dari benturan kepentingan dalam
komite
perusahaan. Public Oversight Board (POB,
dipengaruhi
1994); Blue Ribbon Commitee (BRC,
formal akademik yang dimiliki anggota
1999a), National Association of Corporate
komite audit.
(NACD,
Pricewaterhouse
tidak
keahlian
mudah
Directors
yaitu
melakukan
/
jabatan fungsional auditor dengan hasil
Independensi Komite Audit Independensi
keterampilan
1999)
Coopers
yang
dilakukannya
individu dan
dalam
pengambilan
efektif
audit
dalam
dalam
oleh
yaitu
4
perusahaan
tingkat
pendidikan
dan (2000)
menyatakan tentang kualitas yang tinggi
Frekuensi Pertemuan Komite Audit Pertemuan
formal
komite
audit
dari kinerja komite audit adalah apabila
merupakan hal penting bagi kesuksesan
anggotanya independen dan hal itu akan
kinerja komite audit. Dalam setiap audit
menjadi berperan penting dalam mengukur
committee
charter
tercantum
bahwa
komite audit akan mengadakan pertemuan
118
untuk rapat secara periodik dan dapat
103/MBU/2002
mengadakan rapat tambahan atau rapat-
2010). Komite audit terdiri dari sedikitnya
rapat khusus bila diperlukan. Berdasarkan
tiga
Pedoman Pembentukan Komite Audit
Independen perusahaan dengan dua orang
yang efektif menyatakan bahwa komite
eksternal yang independen serta menguasai
audit harus mengadakan rapat paling
dan memiliki latar belakang akuntansi dan
sedikit setiap 3 (tiga) bulan atau 4 (empat)
keuangan.
kali dalam satu tahun (FCGI, 2002). Komite
audit
dapat
orang,
Komite
bagi
BUMN
diketuai
audit
oleh
harus
(Alison,
Komisaris
terdiri
dari
mengadakan
individu-individu yang mandiri dan tidak
pertemuan eksekutif dengan pihak-pihak
terlibat dengan tugas sehari-hari dari
luar
yang
manajemen yang mengelola perusahaan,
diundang sesuai dengan keperluan atau
dan satu dari beberapa alasan utama
secara periodik.
kemandirian ini adalah untuk memelihara
keanggotaan
komite
audit
Dalam laporan komite audit kepada dewan
komisaris,
memberikan
komite
kesimpulan
dari
audit diskusi
integritas serta pandangan yang obyektif dalam
laporan
serta
penyusunan
rekomendasi yang diajukan oleh komite
dengan auditor eksternal tentang temuan
audit,
mereka
dengan
cenderung lebih adil dan tidak memihak
laporan
serta obyektif dalam menanganani suatu
yang
berhubungan
peninjuan
tengah
keuangan
tahunan,
tahun
dan
rekomendasi
atas
karena
individu
yang
mandiri
permasalahan.
pengangkatan auditor eksternal dan setiap masalah pengunduran diri, penggantian dan
pemberhentian
Masa Jabatan Komite Audit
perikatannya,
Masa penugasan anggota komite audit
kesimpulan tentang nilai fungsi audit
akan membawa kinerja yang lebih tinggi,
internal dan tanggapan atas penemuan
dan efektif dalam monitoring operasi
audit
perusahaan
internal,
serta
kesimpulan atas
kinerja sistem pengendalian internal.
(Bedard
et
al.,
2004;
Thoopsamut dan Jiakengkit, 2009). Yang dan Krishan (2005) dan Liu & Sun (2010) yang
Ukuran Komite Audit Keberadaan
Komite
Audit
menyatakan
bahwa
terdapat
diatur
hubungan negatif antara rata-rata masa
melalui Surat Edaran Bapepam Nomor SE-
penugasan anggota komite audit dengan
03/PM/2002 bagi perusahaan publik dan
manajemen
Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-
penelitian ini menyatakan bahwa semakin
laba.
Dengan
demikian
119
lama jangka waktu penugasan anggota
audit
yang
lebih
tinggi
dianggap
komite audit, akan lebih efektif mengawasi
berhubungan dengan auditor ternama atau
perusahaan dan akan menyebabkan dan
auditor spesialis industri (DeAngelo, 1981;
akan meningkatjan kualitas audit.
Palmrose, 1986; Chen et al., 2005;. Abdullah et al, 2008). Kantor Akuntan Publik (KAP) Big
Multi Jabatan Direktur Komite Audit Liu dan Sun (2010) menemukan
Four merupakan KAP yang sudah terkenal
bahwa komite audit yang memegang
reputasi dan kualitas auditnya di Indonesia
terlalu banyak jabatan tidak punya cukup
bahkan di mata Internasional. The Big
waktu dan terlalu sibuk untuk memantau
Four (empat besar) adalah julukan untuk
pengelolaan
empat
dan
ini
menyebabkan
jaringan
layanan
profesional
rendahnya efektifitas monitoring terhadap
internasional yang bergerak dalam bidang
operasional perusahaan. Core, Holthausen
akuntansi dan layanan lain seperti audit
dan Larcker (1999) menyatakan bahwa
dan
direksi dengan beberapa jabatan tidak
penghasilan terbesar, keempat jaringan
cukup waktu memeriksa manajemen. Oleh
tersebut adalah PricewaterhouseCoopers
karena itu, anggota komite audit dengan
(PwC), Deloitte Touche Tohmatsu Limited
jabatan yang lebih banyak, kurang efektif
(Deloitte), Ernst & Young (EY), dan
dan
KPMG.
kecil
kemungkinannya
dalam
meningkatkan kualitas audit.
perpajakan.
Berdasarkan
urutan
KAP Big Four ini menangani audit terhadap mayoritas perusahaan berstatus terbuka (Tbk.) di seluruh dunia melalui jaringan yang terdiri dari perusahaanperusahaan independen yang bergabung
Kualitas Audit Berdasarkan Akuntan
Publik
Standar (SPAP)
Profesional audit
yang
dalam satu nama, merk, dan standar kualitas.
dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas,
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
jika memenuhi ketentuan atau standar
yang terkait dengan konsep corporate
pengauditan.
governance, maka rerangka pemikiran
mencakup independen,
Standar mutu
pengauditan
professional,
pertimbangan
auditor
(judgement)
dalam penelitian ini mereplikasi kembali Karakteristik
Komite independensi,
Audit
yang
yang digunakan dalam pelaksanaan audit
mencakup
kompetensi,
dan penyusunan laporan audit. Kualitas
frekuensi pertemuan, ukuran, masa jabatan
120
(tenure) dan multi jabatan direktur komite
menambahkan ukuran perusahaan dan
audit pada penelitian Othmana et al.
leverage
(2014)
dengan
Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian
diproksikan dengan skala Kantor Akuntan
terdahulu, maka dapat digambarkan model
Publik, yaitu Big-Four dan non Big-Four
rerangka
(Velnampy
penelitian pada Gambar 1 berikut ini:
dan
Kualitas
et
al.,
Audit
2014)
dengan
sebagai
variabel
pemikiran
kontrol.
teoritis
model
KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT
Independensi komite audit (X1) Kompetensi komite audit (X2) Frekuensi pertemuan komite audit (X3) Ukuran komite audit (X4) Masa jabatan komite audit (X5) Multi jabatan Direktur komite audit (X6)
KUALITAS AUDIT (Y)
Variabel Kontrol
Ukuran perusahaan levarage
GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran mengendalikan
HIPOTESIS
manajemen
pendapatan
(Bedard, Chtourou & Courteau, 2004). 6 Pengaruh Independesi Komite Audit
Hasil
penelitian
Persons
(2009)
terhadap Kualitas Audit
menekankan bahwa independensi komite
Independensi merupakan landasan dari
audit adalah hal yang sangat penting dalam
efektivitas kinerja komite audit. Menurut
mengukur keefektifan etika keterbukaan.
Klein (2002), adanya hubungan negatif
Liu dan Sun (2010) dan Madawaki dan
antara independensi komite audit dengan
Amran (2013) mengungkapkan bahwa
praktik pengelolaan pendapatan, hal ini
independensi dari keanggotaan komite
menunjukkan bahwa sebuah independensi
audit akan berperan dalam mengawasi
komite
pelaporan keuanga. Akan tetapi, penelitian
audit
lebih
efektif
dalam
121
Rustiarini
(2012)
membuktikan
& Hu, 2005). Liu dan Sun (2010)
pengaruh independensi komite audit secara
menyatakan bahwa keanggotanan komite
negatif
yang
audit yang berasal dari pihak independen
lancar.
memiliki keahlian dan pengalaman yang
terhadap
diproksikan Othmana
tidak
kualitas
dengan et
al.
membuktikan
audit
akrual
(2014)
pengaruh
juga
tidak
pengungkapan
lebih
dalam
keuangan.
sukarela etika melalui keanggotaan komite
(2012)
audit
anggota
yang
independen.
Berdasarkan
mengawasi
Hasil
penelitian
menunjukkan komite
pelaporan Rustiarini
bahwa
audit
dalam
keahlian bidang
penjelasan di atas, maka hipotesis ke-1
akuntansi dan keuangan tidak berpengaruh
akan kembali menguji:
pada kualitas audit. Hal ini karena komite
H1
=
Independensi
berpengaruh
positif
Komite
terhadap
Audit Kualitas
Audit.
audit
tidak
menjalankan
fungsi
dan
peranannya secara efektif sehingga komite audit tidak dapat mengurangi tingkat akrual. Othmana et al. (2014) juga
Pengaruh Kompetensi Komite Audit
membuktikan bahwa keahlian keuangan
terhadap Kualitas Audit
tidak menjamin para anggota komite audit
Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi yang harus dipenuhi dalam
dalam
melaksanakan
tanggung
jawab
pengungkapan sukarela etika.
melaksanakan tugas perusahaan. Komite
Oleh
karena
semakin
tinggi
Audit dalam perusahaan dipengaruhi oleh
pendidikan anggota komite audit, maka
tingkat pendidikan formal akademik yang
semakin luas pengetahuan yang dimiliki
dimiliki anggota komite audit.
sehingga dapat memiliki solusi yang lebih
Hasil penelitian Abbot et al. (2004) dalam
baik dalam menyelesaikan permasalahan
konteks manajemen laba, ketika anggota
yang pada akhirnya dapat meningkatkan
komite audit tidak memiliki keahlian yang
sistem pelaporan kepada pihak eksternal
cukup
dan
dan kualitas audit. Berdasarkan penjelasan
keuangan maka pihak manajemen akan
di atas, maka hipotesis ke-2 akan kembali
memiliki peluang yang lebih besar untuk
menguji:
menyajikan
H2
dalam
bidang
laba
secara
akuntansi
tidak
wajar.
=
Kompetensi
Perusahaan akan meningkatkan kualitas
berpengaruh
corporate governance jika anggota komite
Audit.
audit memiliki keahlian keuangan dalam menjalankan tugas mereka. (Defond, Hann
positif
Komite terhadap
Audit Kualitas
122
Pengaruh Frekuensi Pertemuan Komite
antara manajemen dan pemegang saham
Audit terhadap Kualitas Audit
dan juga menjamin keberadaan investor.
Pertemuan
formal
anggota
Pertemuan yang dilakukan antar komite
komite, dewan komisaris, dewan direksi,
audit, maupun dengan dewan komisaris,
maupun auditor eksternal merupakan hal
direksi, dan auditor eksternal merupakan
penting bagi kesuksesan kinerja komite
kesempatan bagi komite audit melakukan
audit.
sering
penilaian kinerja, memberikan pandangan
mengadakan pertemuan lebih memiliki
dalam hal akuntansi dan keuangan, serta
kecenderungan untuk menginformasikan
memberikan masukan dan solusi atas
isu-isu akuntansi dan audit dengan lebih
permasalahan yang ada (Rustiarini, 2012).
baik (Raghunandan et al., 2001). Abbot et
Dengan
al. (2003;2004) menambahkan bahwa
pertemuan
komite audit setidaknya melaksanakan 4
maka monitoring perusahaan akan lebih
(empat) kali pertemuan setiap tahunnya
efektif yang pada akhirnya kualitas audit
dalam rangka menyajikan kembali laporan
akan menjadi lebih baik. Berdasarkan
keuangan perusahaan.
penjelasan di atas, maka hipotesis ke-3
Komite
antar
audit
yang
Hasil penelitian Xie et al. (2003)
demikian, komite
semakin audit
sering
dilaksanakan
yang akan diuji dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
adalah:
negatif antara jumlah pertemuan komite
H3 = Frekuensi Pertemuan Komite Audit
audit
berpengaruh
dan
discretionary
accrual.
Di
samping itu, Persons (2009) membuktikan
positif
terhadap
Kualitas
Audit.
bahwa pertemuan komite audit yang intens lebih memiliki kecenderungan perusahaan
Pengaruh
dalam melakukan pengungkapan sukarela
terhadap Kualitas Audit
etika. Akan tetapi, Othmana et al. (2014) tidak
membuktikan
pertemuan
jumlah
Audit
Berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.I.5
(Lampiran
Keputusan
Ketua
Bapepam No: Kep-29/PM/2004) tertanggal
pengungkapan sukarela etika perusahaan.
24 September 2004 menyatakan bahwa
Velnampy et al. (2014) juga membuktikan
jumlah keanggotaan komite audit yang
bahwa
dewan
dipersyaratkan sekurang-kurangnya terdiri
komisaris dan komite audit memiliki
dari 1 (satu) orang yang diketuai komisaris
pengaruh terhadap kualitas audit karena
independen perusahaan dan dibantu oleh 2
struktur
audit
Komite
terhadap
dapat
komite
pengaruh
Ukuran
kepemimpinan
mengurangi
asimetri
informasi
123
(dua) orang pihak independen di luar
H4 = Ukuran Komite Audit berpengaruh
perusahaan.
positif terhadap Kualitas Audit.
Jumlah keanggotaan komite audit yang lebih besar akan mampu bekerja
Pengaruh Masa Jabatan Komite Audit
lebih efektif untuk mengawasi jalannya
terhadap Kualitas Audit
pelaporan
keuangan
manajemen
Masa jabatan anggota komite audit
perusahaan (Choi J, et al., 2004). Kent dan
akan berdampak pada kinerja yang lebih
Stewart (2008) menggangap bahwa ukuran
tinggi dalam mengevaluasi efektivitas dari
komite audit memiliki pengaruh atas
pengawasan, pengetahuan dan pengalaman
pengungkapan informasi. Komite audit
untuk
yang memiliki keanggotaan yang banyak
(Bedard et al, 2004;. Thoopsamut &
akan semakin tinggi dalam melakukan
Jiakengkit, 2009). SET (1999) menyoroti
pengungkapan (disclosure) (Ettredge et al.,
bahwa tugas dari anggota komite audit
2010).
menambahkan
harus tetap dan mencakup jangka waktu
bahwa banyaknya keanggotan komite audit
yang wajar 2-5 tahun untuk memastikan
sangat
stabilitas kinerja dari komite audit. Persons
Person
oleh
(2009)
cocok
untuk
mendorong
menangani
operasi
pengungkapan etika karena terjadinya
(2009)
sejumlah
anggota
komite audit yang beranggotakan komite
untuk
audit yang sama berkemungkinan memiliki
komite
rekomendasi atau
dewan
bagi direksi
melakukan pengungkapan sukarela etika.
mengidentifikasi
perusahaan
masa
jabatan
tindak kecurangan (fraud) yang lebih
Dengan keanggotaan komite audit
rendah. Yang dan Krishan (2005), Liu dan
yang semakin banyak akan cenderung
Sun (2010) menyatakan bahwa terdapat
meningkatkan
hubungan negatif antara rata-rata masa
keuangan,
kualitas
yang
pelaporan akan
jabatan anggota komite audit dengan
pengawasan
manajemen laba sehingga dikatakan bahwa
independen atas laporan keuangan dan
keanggotaan komite audit independen
kualitas audit yang dilaksanakan oleh
dapat secara efektif mengawasi pelaporan
auditor eskternal yang dalam hal ini adalah
keuangan. Akan tetapi, Othmana et al.
kantor akuntan publik (KAP). Berdasarkan
(2014) menyatakan bahwa ketika anggota
penjelasan di atas, maka hipotesis ke-4
komite audit memiliki masa jabatan yang
yang akan diuji dalam penelitian ini
lama, hal ini berdampak pada kinerja yang
adalah:
lebih tinggi dan efektivitas komite komite
meningkatkan
pada
atas
fungsi
akhirnya
audit dalam pengungkapan sukarela etika.
124
Dengan demikian, semakin lama masa jabatan
anggota
komite
audit
maka
dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk memantau kegiatan manajemen
semakin efektif anggota komite audit akan
yang
mengawasi perusahaan sehingga tindak
efektivitas perusahaan. Dengan kata lain,
kecurangan
semakin
direktur / chairman’s yang memiliki
menurun, yang pada akhirnya berdampak
jabatan rangkap sebagai anggota komite
terhadap
Berdasarkan
audit berkemungkinan kurang objektif
penjelasan di atas, maka hipotesis ke-5
dalam menjaga kualitas audit. Berdasarkan
yang akan diuji dalam penelitian ini
penjelasan di atas, maka hipotesis ke-6
adalah:
yang akan diuji dalam penelitian ini
H5
=
(fraud)
kualitas
Masa
berpengaruh
akan
audit.
Jabatan
positif
Komite
terhadap
Audit
Kualitas
Audit.
berdampak
pada
rendahnya
adalah: H6 = Multi Jabatan Direktur Komite Audit berpengaruh
positif
terhadap
Kualitas
Audit. Pengaruh
Multi
Jabatan
Direktur
Komite Audit terhadap Kualitas Audit Direktur menjelaskan
bagian
METODE PENELITIAN
dari
keanggotaan yang membutuhkan lebih
Populasi
banyak waktu dan usaha secara efektif
Sampel
dalam memonitor manajemen perusahaan
dan
Populasi
Prosedur
Penentuan
yang digunakan dalam
(Morck, Shleifcr & Vishny, 1988; Persons,
penelitian
2009). Shivdasani dan Yermack (1999)
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
menyatakan
dengan
Indonesia
(BEI)
selama
beberapa direktur yang efektif dalam
sebanyak
141
perusahaan.
memantau manajemen. Core, Holthausen
pengambilan sampel menggunakan metode
& Larcker (1999) menyatakan bahwa
purposive sampling, dengan kriteria:
direksi yang membawahi beberapa direktur
1. Perusahaan
tidak
bahwa
melakukan
direksi
pemeriksaan
yang
memadai atas manajemen perusahaan. Fich dan Shivdasani (2006) serta Liu
ini
adalah
bergerak
perusahaan
tahun
di
2014 Teknik
bidang
manufaktur. 2. Perusahaan
telah
menyampaikan
laporan tahunan tahun 2014 ke BEI.
dan Sun (2010) menambahkan bahwa
3. Perusahaan menggunakan satuan mata
direksi utama yang membawahi banyak
uang rupiah (Rp.) sebagai mata uang
direktur memiliki kesibukan yang tinggi
pelaporan.
125
4. Memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Frekuensi audit
Pertemuan
merupakan
komite
salah
satu
aktivitas rutin yang dilakukan oleh Definisi dan Operasionalisasi Variabel
anggota
1. Variabel Independen
pelaksanaan
tugasnya
dengan
mengadakan
pertemuan
secara
anggota
komite,
a. Independensi Komite Audit Independensi
komite
audit
formal
komite
antara
audit
dalam
adalah anggota komite audit yang
dewan komisaris, dewan direksi,
terdiri dari anggota independen,
maupun
dimana
dewan
Frekuensi pertemuan komite audit
komisaris yang tidak menjalankan
diukur dengan menghitung jumlah
tugas-tugas
pertemuan komite audit selama 1
diangkat
oleh
eksekutif,
memiliki
pandangan yang objektif, adil dan
auditor
eksternal.
(satu) tahun.
tidak memihak dalam menangani suatu permasalahan. Independensi komite audit diukur dengan rasio atau persentase (%) antara jumlah anggota
komite
audit
yang
independen.
d. Ukuran Komite Audit Ukuran komite audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya, serta bertanggung jawab langsung
b. Kompetensi Komite Audit Kompetensi merupakan
komite
tingkat
audit
pendidikan
kepada Dewan Komisaris. Ukuran komite
audit
diukur
dengan
formal akademik yang dimiliki
menghitung jumlah keanggotaan
anggota komite audit. Kompetensi
komite audit dalam perusahaan.
komite audit diukur dengan rasio atau persentase (%) antara jumlah anggota
komite
audit
e. Masa Jabatan Komite Audit
yang
Masa jabatan komite audit
memiliki keahlian akuntansi dan
adalah periode dari keanggotaan
keuangan.
komite audit, dimana memiliki persyaratan bahwa tidak melebihi
c. Frekuensi Audit
Pertemuan
Komite
masa jabatan dari dewan komisaris. Dalam penelitian ini, masa jabatan
126
komite audit diukur dengan rata-
dibandingkan dengan KAP Kecil
rata masa jabatan dari keanggotaan
(Non Big-Four Accounting Firms)
komite audit.
(Choi et al., 2010), hal ini dapat dipahami bahwa ukuran KAP yang besar
f. Multi Jabatan Direktur Komite
dapat
menjelaskan
kemampuan auditor untuk bersikap
Audit Multi jabatan direktur komite
independen
dan
klien
profesional
audit adalah jabatan rangkap yang
terhadap
karena
mereka
dimiliki oleh direktur / ketua
kurang bergantung secara finansial
komite audit pada perusahaan yang
dengan klien (auditee).
satu dengan perusahaan lainnya. Dalam penelitian ini, multi jabatan direktur
komite
dengan
menghitung
jumlah
multi
audit
3. Variabel Kontrol
diukur
Variabel kontrol dalam penelitian
rata-rata
ini
direktur
perusahaan yang dihitung berdasarkan
jabatan
komite audit.
menggunakan
total
aset
proksi
yang
dimiliki
ukuran
oleh
perusahaan diperoleh dari laporan keuangan
2. Variabel Dependen
perusahaan.
Ukuran
perusahaan yang diukur dari total aset
a. Kualitas Audit Variabel Dependen (Y) dalam
akan ditrasformasikan dalam bentuk
penelitian ini yaitu Kualitas Audit,
logaritma
yang diukur dengan menggunakan
menyamakan dengan variabel lain,
variabel
karena nilai total aset perusahaan
dummy,
apabila
dengan
relatif
Four diberi kode “1” dan KAP non
dengan variabel-variabel lain dalam
diberi
DeAngelo
(1981)
kode
“0”.
besar
untuk
perusahaan diaudit oleh KAP Big-
Big-Four
lebih
tujuan
dibandingkan
penelitian ini.
menyatakan
Variabel kontrol kedua dalam
bahwa kualitas audit dari akuntan
penelitian ini adalah leverage yang
publik dapat dilihat dari ukuran
menggambarkan
KAP
perusahaan
yang
ditunjuk
dalam
kemampuan dalam
membayar
melakukan audit. KAP Besar (Big-
kewajiban jangka panjangnya atau
Four Accounting Firms) diyakini
kewajiban-kewajiban
melakukan audit lebih berkualitas
apabila
127
perusahaan
tersebut
dilikuidasi
(Sofyan, 2008).
untuk
penelitian
yang
variabel
dependennya bersifat kategorikal (nominal atau
non-metrik)
dan
variabel
independennya kombinasi antara metrik dan non-metrik seperti halnya dalam
Metode Analisis Metode
analisis
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.
Menurut
(Ghozali,
2013:9),
penelitian ini. Adapun model persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut:
penggunaan metode ini cocok digunakan
Ln
AQ 1-AQ
= βo α + β1INDAUD + β2AUDACC + β3AUDMET + β4AUDSIZE β5AUDTEN - β6DIRSHIP + β7SIZE + β8DER + e
Keterangan : AQ
DIRSHIP : Dummy variabel
kualitas audit
:
Multi
jabatan
direktur komite audit SIZE
: Ukuran perusahaan
α
: Konstanta
DER
: leverage
β1 – β8
: Koefisien regresi
e
: error term, yaitu
masing-masing
variabel
tingkat kesalahan dalam penelitian
independen INDAUD
:
Independensi
komite audit AUDACC
koefisien determinasi (Nagelkerke :
Kompetensi
komite audit AUDMET
: Jumlah pertemuan
:
komite audit
Model Coefficient) dan pengujian hipotesis secara parsial (Uji Wald).
Ukuran
komite
audit AUDTEN
R Square), pengujian hipotesis secara simultan (Omnibust Test of
komite audit 10 AUDSIZE
Uji hipotesis dilakukan dengan
Penelitian program
:
Masa
jabatan
ini SPSS
menggunakan for
Windows
Version 22.00 dalam pengolahan data.
128
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel Independen
Independensi Komite Audit Kompetensi Komite Audit Frekuensi Pertemuan Komite Audit Ukuran Komite Audit Masa jabatan komite audit Multi jabatan Direktur komite audit Ukuran perusahaan Leverage valid N (listwise)
N 79
Minimum Maximum Mean Std. Deviation 33, 1,00 5,8700 ,12458
79 79
33. 3
1,00 37
5,8700 7,32
,20436 6,084
79 79 79
2 33, 00
5 1,00 1,00
3,08 ,8422 2258
,385 ,20969 ,22933
10,957483 14,372965
12,25150146
,725333294
,960870
1,7354803
79 79
-8,3379
5,8700
Sumber: Output SPSS 22.00 (2015) Tabel 1 di atas menggambarkan
nilai rata-rata sebesar 7,32 kali, hal ini
bahwa N = 79 adalah jumlah observasi.
dapat
Variabel independensi dan kompetensi
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
komite audit memiliki nilai rata-rata
2014 cukup sering mengadakan pertemuan
masing-masing sebesar 0,9586 dan 0,7224
dalam menginformasikan isu-isu mengenai
dengan standar deviasi adalah 0,12458 dan
akuntansi dan audit. Variabel ukuran
0,20436, data ini menunjukkan bahwa rata-
komite audit menunjukkan nilai mean
rata tingkat independensi dan kompetensi
sebesar 3,08, artinya secara rata-rata
komite audit pada perusahaan manufaktur
jumlah anggota komite audit perusahaan
yang terdaftar di BEI tahun 2014 cukup
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
tinggi.
pertemuan
2014 telah memenuhi jumlah minimal
komite audit selama tahun 2014 memiliki
anggota komite audit yaitu sebanyak 3
Variabel
frekuensi
dipahami
bahwa
perusahaan
129
(tiga) orang, walaupun masih terdapat
Big-Four 51 64,6 64,6 64,6 Big-Four 28
perusahaan manufaktur yang memiliki
35,4 35,4 100,0 Total 79 100,0 100,0
keanggotaan komite audit sebanyak 2
Coefficientsa Model Collinearity Statistics
(dua) orang yaitu PT. Martina Berto, Tbk.
Tolerance VIF 1 Independensi Komite
Variabel masa jabatan dan multi jabatan
Audit ,731 1,368 Kompetensi Komite
direktur komite audit memiliki nilai rata-
Audit ,965 1,037 Frekuensi Pertemuan
rata masing-masing sebesar 0,8422 dan
Komite Audit ,802 1,247 Ukuran Komite
0,2258, hal ini dapat dipahami bahwa
Audit ,760 1,315 Masa Jabatan Komite
84,22% dari keanggotaan komite audit
Audit ,914 1,094 Multi Jabatan Direktur
masing-masing perusahaan memiliki masa
Komite
jabatan yang sama dan 22,58% diantaranya
Perusahaan ,862 1,160 Leverage ,908
memiliki
1,101 a. Dependent Variable: Kualitas
rangkap
jabatan
dalam
Audit
,779
1,284
Ukuran
keanggotaan sebagai ketua / chairman’s
Audit
komite audit.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Variabel
ukuran
bahwa
rata-rata
dan
BEI tahun 2014 memiliki total aset yang
leverage dapat diketahui mempunyai nilai
cukup tinggi dan memiliki kemampuan
mean masing-masing sebesar 12,25150
yang
dan
kewajiban jangka panjangnya.
0,96087
dengan
perusahaan
menunjukkan
standar
deviasi
cukup
baik
dalam
membayar
0,72533 dan 1,73548. Nilai tersebut 11 Kualitas Audit Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Non Tabel 2 Kualitas Audit
Non Big-Four
51
64,6
64,6
64,6
Valid Big-Four
28
35,4
35,4
100,0
Total
79
100,0
100,0
Sumber: Output SPSS 22.00 (2015)
130
Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat
diaudit oleh KAP non Big-Four sebanyak
diketahui bahwa perusahaan manufaktur
51 perusahaan dengan persentase 64,6%
yang diaudit oleh KAP Big-Four sebanyak
dari keseluruhan perusahaan manufaktur
28 perusahaan dengan persentase 35,4%,
yang terdaftar di BEI tahun 2014.
sedangkan perusahaan manufaktur yang
factor)
Pengujian Instrumen Penelitian
dan
nilai
tolerance.
Adapun hasil uji multikolonieritas
1) Uji Multikolonieritas Pengujian ini dilakukan dengan
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut
melihat nilai VIF (varian inflated
ini:
Tabel 3 Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
Independensi Komite Audit
,731
1,368
Kompetensi Komite Audit
,965
1,037
Frekuensi Pertemuan Komite Audit
,802
1,247
Ukuran Komite Audit
,760
1,315
Masa jabatan komite audit
,914
1,094
Multi jabatan Direktur komite audit
,779
1,284
Ukuran perusahaan
,862
1,160
Leverage
,908
1,101
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Output SPSS 22.00 (2015) Berdasarkan hasil pengujian pada
regresi
tabel 3 di atas, dapat diketahui
multikolonieritas antar variabel
bahwa nilai VIF pada masing-
independen.
masing
variabel
lebih
terbebas
dari
kecil
daripada 10 dan nilai tolerance
2) Uji Kelayakan Model Regresi
lebih besar daripada 0,1 sehingga
Sebelum
dapat disimpulkan bahwa model
regresi
melakukan pengujian logistik,
langkah
131
selanjutnya
adalah
nilai hosmer and lemeshow’s test
menilai
kelayakan model regresi. Adapun
pada Tabel 4 berikut ini:
hasil pengolahan data, didapat Tabel 4 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s Test Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 10,315
Df 8
Sig ,244
Sumber: Output SPSS 22.00 (2015) Berdasarkan hasil pengujian
observasinya. Dengan demikian,
pada Tabel 4 di atas, diketahui
dapat disimpulkan bahwa model
bahwa nilai Chi-Square sebesar
regresi logistik yang digunakan
10,315 dengan signifikansi sebesar
cukup
0,244 pada derajat bebas (df) = 8.
hubungan
Hal ini menunjukkan bahwa nilai
komite audit dengan kualitas audit
signifikansi lebih besar (>) dari α =
pada perusahaan manufaktur yang
5% (H0 diterima) sehingga tidak
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
terdapat perbedaan yang signifikan
(BEI).
antara
3) Uji
model
Penilaian
dengan
menggambarkan
antara
karakteristik
nilai
Keseluruhan
pengolahan
data,
didapat
perbandingan nilai -2 log likelihood
Model Pengujian
ini
ditujukan
untuk
menilai keseluruhan model (overall model
baik
fit).
Adapun
(LL) pada masing-masing block number pada Tabel 5 berikut ini:
hasil
Tabel 5 Perbandingan Nilai -2 Log Likelihood -2LL awal (Block Number 0) 102,723 -2LL akhir (Block Number 1)
41,047
132
Penurunan -2LL
61,676
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.00 (2015) Berdasarkan hasil pengujian pada
sehingga terjadi penurunan nilai -2
Tabel 5 di atas, diketahui bahwa
log
nilai -2 log likelihood (LL) pada
Dengan
awal (Block Number = 0) sebesar
disimpulkan bahwa model regresi
102,723 dan pada akhir (Block
logistik yang digunakan baik / fit.
Number
=
1)
sebesar
likelihood
sebesar
61,676.
demikian,
dapat
41,047 pengujian koefisien determinasi. Adapun hasil pengolahan data,
4) Uji Koefisien Determinasi Setelah menilai keseluruhan model
didapat nilai Nakelkerke R Square
(overall model fit) regresi, maka
pada
langkah
selanjutnya
Tabel
6
berikut
ini:
adalah
Tabel 6 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Nakelkerke R Square
Step
Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R Square
1
41,047a
Nagelkerke R Square
,542
,745
a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than ,001 Sumber: Output SPSS 22.00 (2015) Berdasarkan hasil pengujian pada
variabel
Tabel 6 di atas, diketahui bahwa
karakterisik komite audit yang
nilai Nakelkerke R Square (R2)
terdiri
adalah 0,745. Hal ini menunjukkan
kompetensi, frekuensi pertemuan,
bahwa
dapat
ukuran, masa jabatan, multi jabatan
oleh
direktur komite audit sertaukuran
dijelaskan
kualitas sebesar
audit 74,5%
independen,
dari
yaitu
independensi,
133
perusahaan dan leverage sebagai
oleh variabel lain yang tidak diteliti
variabel
dalam model ini.
kontrol.
Sedangkan
sisanya sebesar 25,5% diterangkan
Pengujian Hipotesis
melakukan pengujian hipotesis. Adapun
Setelah model regresi yang diajukan lolos
model persamaan regresi logistik yang
dari uji asumsi dan kualitas instrumen
dihasilkan pada pengujian hipotesis ini
penelitian, tahapan selanjutnya adalah
adalah sebagai berikut:
Log AQ 1-AQ
= – 62,446 – 9,884INDAUD + 2,168AUDACC + 0,279AUDMET + 5,526AUDSIZE – 6,339AUDTEN – 1,331DIRSHIP + 4,664 SIZE – 0,767DER + e
1) Pengujian (Omnibus
secara Test
of
Simultan
dan DIRSHIP) dan variabel kontrol
Model
(SIZE dan DER) secara bersamasama atau simultan berpengaruh
Coeficient) Pengujian
secara
simultan
terhadap
terhadap
variabel
(Uji-F) dilakukan dengan menguji
dependennya, yaitu AQ (Kualitas
apakah
variabel-variabel
Audit). Adapun hasil dari Omnibus
independen (INDAUD, AUDACC,
Test of Model Coeficient dapat
AUDMET, AUDSIZE, AUDTEN
dilihat Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step
df
Sig
Step
61,676
8
,000
Block
61,676
8
,000
Model
61,676
8
,000
Sumber: Output SPSS 22.00 (2015)
134
Berdasarkan
hasil
uji-F
atau
Omnibus Test of Model Coeficient
2) Pengujian secara Parsial (Uji Wald)
pada Tabel 7 di atas, dapat
Pengujian secara Parsial (Uji
diketahui bahwa nilai Chi-Square =
Wald) dilakukan untuk melihat
61,676 pada derajat bebas (df) = 8
pengaruh
dengan nilai signifikansi yang lebih
variabel independen secara parsial
kecil dari alpha 5%, yaitu 0,000.
terhadap variabel dependen. Di
Keputusan :
samping
0,030 < 0,05
= H0 ditolak (Ha
diterima)
audit.
pengujian
ini
dimaksudkan untuk memprediksi
yang terjadi pada masing variabel
Diterima,
hubungan komite
itu,
masing-masing
sejauhmana kontribusi perubahan
Kesimpulan: Ha
dari
antara
audit
maka
terdapat
karakteristik
terhadap
kualitas
independen
terhadap
besarnya
variabel dependen. Adapun hasil pengolahan data SPSS 22.00 dalam pengujian regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:
135
Tabel 8 Hasil Uji Regresi Logistik Variables in the Equation B S.E Wald df sig Exp(B) INDAUD -9,884 4,037 5,994 1 ,014 ,000 AUDACC 2,168 2,260 ,920 1 ,338 8,741 AUDMET ,279 ,117 5 ,715 1 ,017 1,322 AUDSIZE 5,526 2,798 , 3,901 1 ,048 251,146 AUDTEN 6,339 2,585 6,016 1 ,014 ,002 DIRSHIP -1,331 2,279 ,341 1 ,559 ,264 SIZE 4,664 1,257 13,758 1 ,,000 106,036 DER -,767 ,331 5,350 1 ,021 ,465 Constant -62,446 18,849 10,976 1 ,001 1,000 a. Variable(s) entered on step 1: INDAUD, AUDACC, AUDMET, AUDSIZE, AUDTEN, DIRSHIP, SIZE, DER. Sumber: Output SPSS 22.00 (2015)
Berdasarkan hasil Uji-Wald pada Tabel 8, maka diketahui bahwa: 1. Variabel independensi komite audit
hipotesis
kedua
(H2)
(INDAUD) memiliki nilai koefisien
menyatakan
regresi -9,884 dengan nilai Wald dan
komite audit berpengaruh positif dan
signifikansi masing-masing sebesar
signifikan terhadap kualitas audit
5,994 dan 0,014, dimana lebih kecil
menjadi Ditolak.
(<) dari α = 5%. Dengan demikian, hipotesis menyatakan
pertama bahwa
(H1)
yang
bahwa
yang
kompetensi
3. Variabel frekuensi pertemuan komite audit (AUDMET) memiliki
nilai
independensi
koefisien regresi 0,279 dengan nilai
komite audit berpengaruh positif dan
Wald dan signifikansi masing-masing
signifikan terhadap kualitas audit
sebesar 5,715 dan 0,017, dimana
menjadi Ditolak.
lebih kecil (<) dari α = 5%. Dengan
2. Variabel kompetensi komite audit
demikian, hipotesis ketiga (H3) yang
(AUDACC) memiliki nilai koefisien
menyatakan
regresi 2,168 dengan nilai Wald dan
pertemuan komite audit berpengaruh
signifikansi masing-masing sebesar
positif
0,920 dan 0,338, dimana lebih besar
kualitas audit Diterima.
(>) dari α = 5%. Dengan demikian,
dan
bahwa
signifikan
frekuensi
terhadap
136
4. Variabel
ukuran
komite
audit
(AUDSIZE) memiliki nilai koefisien
Variabel
ukuran
perusahaan
dan
koefisien
nilai
regresi 5,526 dengan nilai Wald dan
leverage
signifikansi masing-masing sebesar
koefisien regresi masing-masing sebesar
3,901 dan 0,048, dimana lebih kecil
4,664 dan -0,767. Adapun nilai Wald dan
(<) dari α = 5%. Dengan demikian,
signifikansi
hipotesis
yang
sebesar 13,758 dan 5,350, dimana lebih
menyatakan bahwa ukuran komite
kecil (<) dari α = 5%, yaitu 0,000 dan
audit
dan
0,021. Hal ini menunjukkan bahwa
signifikan terhadap kualitas audit
ukuran perusahaan terbukti berpengaruh
Diterima.
positif
keempat
berpengaruh
(H4)
positif
5. Variabel masa jabatan komite audit
memiliki
diperoleh
dan
leverage
signifikan,
tidak dan
masing-masing
terbukti signifikan
sedangkan berpengaruh
(AUDTEN) memiliki nilai koefisien
positif
regresi -6,339 dengan nilai Wald dan
berpengaruh
signifikansi masing-masing sebesar
terhadap kualitas audit sebagai Variabel
6,016 dan 0,014, dimana lebih kecil
Kontrol
negatif
dan
melainkan signifikan
(<) dari α = 5%. Dengan demikian, hipotesis
kelima
(H5)
yang
menyatakan bahwa masa jabatan
HASIL PENELITIAN DAN
komite audit berpengaruh negatif dan
PEMBAHASAN
signifikan terhadap kualitas audit Diterima. 6. Variabel
Berdasarkan hasil pengujian statistik multi
direktur
deskriptif, dapat diketahui bahwa 35,4%
komite audit (DIRSHIP) memiliki
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
nilai koefisien regresi -1,331 dengan
BEI tahun 2014 diaudit oleh KAP Big
nilai Wald dan signifikansi masing-
Four dan sisanya 64,6% perusahaan
masing sebesar 0,341 dan 0,559,
diaudit oleh KAP non Big-Four. Dalam
dimana lebih besar (>) dari α = 5%.
pengujian
Dengan demikian, hipotesis keenam
pengaruh dari karakteristik komite audit
(H6) yang menyatakan bahwa multi
terhadap kualitas audit menghasilkan
jabatan
audit
nilai Nakelkerke R Square (R2) sebesar
berpengaruh negatif dan signifikan
0,745 atau dengan kata lain 74,5%
terhadap kualitas audit Ditolak.
independensi komite audit, kompetensi
direktur
jabatan
komite
koefisien
determinasi,
137
komite
audit,
frekuensi
pertemuan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
komite audit, ukuran komite audit, masa
BEI tahun 2014 sangat tinggi yaitu
jabatan komite audit, multi jabatan
sebesar 95,86%.
direktur komite audit serta ukuran perusahaan
dan
leverage
sebagai
The Institute of Internal Auditors (IIA)
variabel kontrol mampu menjelaskan
merekomendasikan
bahwa
pengaruh
perusahaan
harus
terhadap
variabel
kualitas
publik
setiap memiliki
audit. Sedangkan sisanya sebesar 25,5%
komite audit yang diatur sebagai komite
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang
tetap, komite audit yang beranggotakan
tidak diteliti.
komisaris independen dan tidak terlibat
Berdasarkan
hasil
pengujian
dalam kegiatan manajemen sehari-hari
hipotesis secara parsial dengan regresi
serta mempunyai tanggung jawab utama
logistik yang telah disajikan pada Tabel
untuk
8, maka pembahasan hasil hipotesis yang
dalam menjalankan tanggung jawabnya
dimaksud
teori
khususnya permasalahan yang berkaitan
maupun hasil dari penelitian terdahulu
dengan kebijakan akuntansi perusahaan,
adalah sebagai berikut:
pengawasan
dikaitkan
H1)
Hasil
dengan
penelitian
ini
membantu
dewam
internal
komisaris
dan
sistem
pelaporan keuangan. Komite audit juga
menunjukkan
bahwa
independensi
dituntut
komite
terbukti
berpengaruh
pandangan yang obyektif menangani
negatif dan signifikan terhadap kualitas
suatu permasalahan dalam laporan serta
audit, dengan nilai koefisien regresi
penyusunan rekomendasi yang diajukan
sebesar -9,884 yang berada di bawah
kepada dewan komisaris.
audit
taraf signifikasi sebesar 0,014. Hasil
memiliki
Keberadaan
integritas
dewan
serta
komisaris
pengujian ini mendukung penelitian
independen di Indonesia diatur dengan
Persons (2009), dan Liu dan Sun (2010)
Ketentuan Bapepam dan Peraturan Bursa
yang menyatakan bahwa independensi
Efek Indonesia No. 1-A tanggal 14 Juli
dari keanggotaan komite audit memiliki
tahun
pengaruh
minimal proporsi komisaris independen,
mengawasi
dan
berperan
kredibilitas
dalam pelaporan
yaitu
2004
30%.
mengenai
Apabila
persyaratan
fungsi
dan
keuangan dan pengungkapan etika, hal
tanggungjawab Komite Audit dapat
ini dapat dibuktikan dengan rata-rata
dilaksanakan dengan baik, maka hal ini
independensi
akan menjamin ketepatan waktu dalam
komite
audit
pada
138
pelaporan keuangan dan kualitas audit
komite audit akan lebih menjamin dalam
yang ditujukan kepada pemegang saham
peningkatan kualitas audit.
dan
para
pengambilan
dalam
stakeholders’ serta
Hasil
penelitian
ini
dapat
menunjukkan bahwa kompetensi komite
seluruh
audit tidak terbukti berpengaruh positif
stakeholders’ dari tindakan manajemen
dan signifikan terhadap kualitas audit,
(agent) yang menyimpang, hal ini dapat
dengan nilai koefisien regresi sebesar
dipahami
2,168
melindungi
keputusan
H2)
kepentingan
bahwa
independensi
dari
yang
berada
di
atas
komite audit yang telah memenuhi
signifikasi
sebesar
ketentuan Bapepam dinilai efektif dalam
pengujian
ini
menjamin kualitas audit. Kemudian,
penelitian Liu dan Sun (2010) dan
hasil pengujian ini tidak mendukung
Madawaki
penelitian
yang
menyatakan bahwa keanggotaan komite
menyatakan bahwa independensi tidak
audit yang berasal dari pihak independen
berpengaruh terhadap kualitas audit yang
memiliki
diproksikan dengan akrual lancar.
dalam mengawasi pelaporan keuangan
Dengan
dan praktik manajemen laba. Akan
keanggotaan
Rustiarini
(2012)
demikian, komite
banyaknya audit
yang
&
0,338.
taraf
tidak
mendukung
Amran
keahlian
Hasil
(2013)
dan
yang
pengalaman
tetapi, hasil pengujian ini mendukung
independen dalam penelitian ini tidak
penelitian
Rustiarini
menjamin dapat meningkatkan kualitas
Othmana
et
audit yang diproksikan dengan KAP Big-
menunjukkan bahwa kompetensi komite
Four dan non Big-Four, hal ini juga
audit tidak berpengaruh secara signifikan
dibuktikan dengan mayoritas perusahaan
terhadap
manufaktur yang terdaftar di BEI yang
pengungkapan etika. Hal ini dapat
diaudit oleh KAP non Big-Four dengan
dipahami
proporsi sebesar 64,6%. Oleh karena itu,
manufaktur keahlian anggota komite
pemilihan KAP Big-Four yang memiliki
audit
reputasi dan kualitas audit yang baik
keuangan saja tidak cukup menjalankan
khususnya di Indonesia bahkan di mata
fungsi dan tanggungjawabnya dalam
Internasional dan pembentukan komite
mengawasi
perusahaan
audit yang telah memenuhi peraturan
kompetensi
komite
yang berlaku dimana beranggotakan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
sekurang-kurangnya
formal akademik yang dimiliki oleh
3
(tiga)
orang
al.
(2012) (2014)
kualitas
bahwa
dalam
audit
pada
bidang
dan yang
dan
perusahaan
akuntansi
dan
melainkan audit
juga
139
anggota komite audit yang sesuai dengan
samping
jenis industri perusahaan tersebut.
mengadakan
H3)
Hasil
menunjukkan pertemuan
penelitian
bahwa komite
berpengaruh
positif
audit
komite
audit
pertemuan
dapat
eksekutif
ini
dengan pihak-pihak luar keanggotaan
frekuensi
komite audit seperti halnya dewan
terbukti
komisaris,
dewan
direksi,
maupun
signifikan
auditor eksternal yang diundang sesuai
terhadap kualitas audit, dengan nilai
dengan keperluan atau secara periodik,
koefisien regresi sebesar 0,279 yang
pertemuan tersebut setidaknya dilakukan
berada di bawah taraf signifikasi sebesar
3 (tiga) atau 4 (empat) kali dalam
0,017. Hasil pengujian ini mendukung
setahun
penelitian Persons (2009), Rustiarini
frekuensi pertemuan yang dilakukan
(2012) dan Velnampy et al. (2014) yang
mempresentasikan
menyatakan bahwa jumlah pertemuan
monitoring yang dilakukan oleh anggota
komite
terhadap
komite audit. Oleh karena itu, dengan
pengungkapan etika dan kualitas audit.
semakin seringnya frekuensi pertemuan
Hal
yang dilakukan oleh anggota komite
audit
ini
dan
itu,
berpengaruh
dapat
diketahui
bahwa
(FCGI,
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
audit,
BEI
perusahaan
tahun
2014
cukup
sering
maka
2002).
Banyaknya
efektivitas
fungsi akan
proses
komite
menjadi
audit
semakin
mengadakan pertemuan antara anggota
efektif yang pada akhirnya kualitas audit
komite audit dengan nilai rata-rata 7,32
akan menjadi lebih baik.
kali dalam setahun.
H4) Hasil penelitian ini menunjukkan
Pertemuan secara formal antar
bahwa ukuran komite audit terbukti
anggota merupakan suatu kewajiban dan
berpengaruh
aktivitas rutin yang dilakukan komite
terhadap kualitas audit, dengan nilai
audit yang diatur berdasarkan Peraturan
koefisien regresi sebesar 5,526 yang
Bapepam-LK
Kep-134/BL/2006.
berada di bawah taraf signifikasi sebesar
tersebut,
0,48.
No.
Dalam
pertemuan
komite
audit
melakukan
anggota
Hasil
positif
dan
pengujian
signifikan
ini
tidak
koordinasi
mendukung penelitian Choi J. et al.
dalam membahas temuan-temuan dari
(2004), Kent dan Steward (2008), serta
laporan keuangan (financial reporting),
Person (2009), Rustiarini (2012) dan
tata-kelola
Othmana
perusahaan
(corporate
(2014)
yang
menyatakan
governance) dan aktivitas pengawasan
bahwa ukuran komite audit berpengaruh
perusahaan
positif terhadap pengungkapan informasi
(corporate
control)
Di
140
dalam pelaporan keuangan dan etika
ini mendukung penelitian Yang dan
serta mempengaruhi karakteristik komite
Krishan (2005), Liu dan Sun (2010)
audit. Hal ini dapat diketahui bahwa
menyatakan bahwa terdapat hubungan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
negatif antara rata-rata masa jabatan
Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki
anggota komite audit dengan manajemen
rata-rata
laba
keanggotaan
komite
audit
sehingga
dikatakan
bahwa
sebanyak 3 (tiga) orang dan telah
keanggotaan komite audit independen
memenuhi
dapat
ketentuan
dari
Peraturan
secara
efektif
Bapepam-LK No.IX.1.5 yang mengatur
pelaporan
jumlah minimum anggota komite audit
dibuktikan dengan 84,22% keanggotaan
perusahaan.
komite audit pada perusahaan yang
Jumlah keanggotaan komite audit dalam
perusahaan
disesuaikan
hendaknya
dengan
ukuran
keuangan.
mengawasi
Hal
ini
juga
terdaftar di BEI memiliki masa jabatan yang sama. Akan tetapi, hasil pengujian
dan
tidak mendukung penelitian Othmana et
kompleksitasnya, hal ini bertujuan untuk
al. (2014) yang menyatakan bahwa masa
memaksimalkan
jabatan
aspek
(monitoring) dalam
pengawasan
komite
audit
yang
lama
mengidentifikasi
berdampak pada kinerja yang lebih
risiko-risiko yang terjadi di dalam
tinggi dalam pengungkapan etika secara
perusahaan.
banyak
sukarela. Hal ini dapat dipahami bahwa
jumlah anggota komite audit dalam
masa jabatan keanggotaan komite audit
sebuah perusahaan. Oleh karena itu,
yang panjang tidak menjamin akan
dengan semakin banyaknya keanggotaan
secara
komite audit dalam suatu perusahaan,
pelaporan keuangan. Dengan demikian,
maka
kualitas
semakin pendek masa jabatan komite
laporan keuangan yang pada akhirnya
audit, maka efektivitas dalam pelaporan
kualitas audit akan menjadi lebih baik.
keuangan dapat di-monitoring dengan
H5) Hasil penelitian ini menunjukkan
baik
bahwa masa jabatan (tenure) komite
meningkatkan kualitas audit.
dari
dapat
perusahaa
meningkatkan
audit terbukti berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap
kualitas
audit,
efektif
yang
H6) menunjukkan
dapat
pada
Hasil bahwa
mengawasi
akhirnya
penelitian multi
dapat
ini jabatan
dengan nilai koefisien regresi sebesar -
direktur komite audit tidak terbukti
6,339 yang berada di bawah taraf
berpengaruh
signifikasi sebesar 0,14. Hasil pengujian
terhadap kualitas audit, dengan nilai
negatif
dan
signifikan
141
koefisien regresi sebesar -1,331 yang berada di atas taraf signifikasi sebesar 0,05.
Hasil
pengujian
mendukung
penelitian
ini
tidak
Fich
dan
Shivdasani (2006), Liu & Sun (2010) yang menyatakan bahwa direksi yang memiliki banyak jabatan rangkap akan meningkatkan efektivitas dan hasil yang diperoleh.
Di
samping
itu,
hasil
pengujian ini juga tidak mendukung penelitian Othmana et al. (2014) yang menunjukkan bahwa jabatan rangkap direktur komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela etika. Hal ini dapat diketahui bahwa rata-rata multi jabatan direktur komite audit sebesar 0,2258 atau 22,58% tidak cukup mendominasi peran ganda CEO dan Chairman
yang
diharapkan
akan
meningkatkan efektivitas pengendalian intern
yang
bertujuan
meningkatkan kualitas audit.
untuk
142
Hasil bahwa
penelitian
ukuran
menunjukkan
perusahaan
tingkat leverage yang tinggi akan lebih
memiliki
menjaga kualitas auditnya untuk tetap
pengaruh positif dan signifikan terhadap
diaudit oleh KAP Big Four. Akan tetapi,
kualitas audit dengan nilai koefisien
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
regresi sebesar 4,664, sedangkan variabel
BEI tahun 2014 dimana menjadi sampel
leverage memiliki pengaruh negatif dan
penelitian ini hanya sebesar 35,4% yang
signifikan terhadap kualitas audit dengan
diaudit oleh KAP Big Four, sisanya
nilai koefisien regresi sebesar -0,767.
sebesar 64,6% diaudit oleh KAP non Big
Kedua variabel tersebut memiliki nilai
Four.
signifikansi masing-masing sebesar 0,000
independensi,
dan 0,021 dimana berada di bawah taraf
pertemuan dan ukuran komite audit lebih
signifikansi
ini
mendorong perusahaan untuk memperkuat
menunjukkan bahwa setiap pertambahan
karakteristik komite audit guna mengawasi
satu
pelaporan keuangan dan menghasilkan
0,05
ukuran
(5%).
Hal
perusahaan
akan
meningkatkan kualitas audit sebanyak
Oleh
karena
itu,
peningkatan
kompetensi,
frekuensi
peningkatan terhadap kualitas audit.
4,664 kali sedangkan setiap penambahan satu leverage akan menurunkan kualitas audit
sebanyak
0,767
kali.
SIMPULAN
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa variabel
Berdasarkan
ukuran perusahaan dan leverage terbukti
pembahasan, terdapat beberapa simpulan
dalam mengevaluasi kualitas audit sebagai
sebagai berikut:
variabel
1. Independensi
kontrol
untuk
mendukung
hasil
penelitian
komite
dan
audit
karakteristik komite audit sebagai variabel
berpengaruh negatif dan signifikan
independen.
terhadap kualitas audit.
Penelitian ini mendukung teori keagenan (agency
theory)
dimana
keberadaan
supervisory boards yang terdiri dari dewan
2. Kompetensi berpengaruh
komite
audit
signifikan
tidak
terhadap
kualitas audit.
komisaris dan komite audit berperan
3. Frekuensi pertemuan komite audit
penting dalam melakukan pengawasan atas
berpengaruh positif dan signifikan
kinerja manajemen termasuk menjaga
terhadap kualitas audit.
kredibilitas penyusunan laporan keuangan
4. Ukuran komite audit berpengaruh
dan kualitas audit. Hal ini dapat dipahami
positif dan signifikan terhadap kualitas
bahwa perusahaan yang berskala besar dan
audit.
143
5. Masa
jabatan
komite
audit
khususnya
berpengaruh negatif dan signifikan
karakteristik
terhadap kualitas audit.
individual
6. Multi jabatan direktur komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
dalam komite (gender,
menguji audit usia,
secara dan
kewarganegaraan) dalam pengaruhnya terhadap kualitas audit.
kualitas audit. 1.
Dalam
penelitian
independensi
ini,
variabel
tidak
membuktikan
pengaruh
positif
melainkan
berpengaruh
negatif
(berlawanan)
terhadap variabel kualitas audit yang diproksikan dengan KAP Big-Four dan
non
Big-Four.
Penelitian
selanjutnya
diharapkan
menggunakan
model
dapat
pengukuran
kualitas audit lainnya seperti Akrual Lancar (Myers et al., 2003) sehingga dapat lebih baik dalam mengukur kualitas audit. 2.
Populasi dalam penelitian ini adalah 141 perusahaan manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014, tetapi jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel
penelitian
perusahaan,
hanya
penelitian
79
selanjutnya
diharapkan dapat menambahkan dan memperluas jenis perusahaan lainnya ke dalam sampel penelitian. 3.
Penelitian dapat
berikutnya
mengembangkan
karakterisitik governance
good (GCG)
diharapkan variabel corporate lainnya,
DAFTAR PUSTAKA Abbott, LJ Parker dan Peters GF. (2004). Audit Committee Characteristics and Restatement. Auditing: A Journal of Practice and Theory.23, 69-87. Abdullah, W. Z., Ismail, S., dan Jamaluddin, N. (2008). The Impact of Board Composition, Ownership and CEO Duality on Audit Quality: The Malaysian Evidence. Malaysian Accounting Review. 7, (2), 17-28. Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan olehAkuntan Publik. Jilid-1, Edisi Ke-4. Jakarta: Salemba Empat. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. (2010). Good Corporate Governance. Diakses pada 21 November 2014.
Badan Pengawas Pasar Modal. (2000). Surat Edaran Bapepam SE-03/PM/2000 tanggal 05 Mei 2000 tentang Komite Audit. Jakarta: Bapepam-LK. ___________________________(2004). Peraturan Bapepam IX.I.5 (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep.29/PM/2004 tanggal 24 Maret 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Jakarta: Bapepam-LK. 19 Bedard, J., Chtourou, S. M., dan Courteau, L., (2004). The effect of audit committee expertise, independence, and activity on aggressive earnings
144
management. Auditing: A Journal of Practice and Theory, 23, 13-35. Blue Ribbon Committee. (1999). Report and Recommendations of Blue Ribbon Committee on Improving the Effectiveness of Corporate Audit Committees. New York: New York Stock Exchange and National Association of Securities Dealers. Bradbury, M.E,.Y.T. Makdan S.M. Tan. (2004). Board Characteristics, Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals. Chen, Y.M., Moroney, R., dan Houghton, K. (2005). Audit Committee Composition and the Use of an Industry Specialist Audit Firm. Accounting and Finance, 45 (2005), 217-239. Choi, J., K. Jeondan J. Park (2004). The role of audit committees in decreasing earnings management: Korean evidence. International Journal of Accounting, Auditing and Performance Evaluation. 1, 37-60. Core, J., Holthausen, R., dan Larcker, D. (1999). Corporate governance, chief executive officer compensation, and firm performance. Journal of Financial Economics. 51, 371-406. DeAngelo, L. E. (1981). Auditors’ Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, 3, 183–199. Economics 3. 305-360. Defond, M. L., Hann, R. N. dan Hu, X. 2005. Does the market value financial expertise on audit committees of boards of directors?. Journal of Accounting Research. 43 (2), 153-193. Ettredge, M., Johnstone, K., Stone, M., dan Wang, Q. (2010). The Effects of Company Size, Corporate Governance Quality, and Bad News on Disclosure Compliance. Review of Accounting Studies. Forthcoming.
Fich, E. M. dan Shivdasani, A. (2006). Are busy boards effective monitors? Journal of Finance. 61, 689-724. Forum Corporate Governance Indonesia. (2002). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jakarta: KNKG. Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jensen, M. & W. Meckling. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 305-360. Kent, P. dan Stewart, J.(2008).Corporate Governance and Disclosures on the Transition to International Financial Reporting Standards. Bond University Business Papers. Diakses pada 11 Oktober 2014. Klein, A. (2002). Audit committee, board of director characteristics, and earnings management. Journal of Accounting and Economics. 33, 375-400. Liu, Guoping dan Sun, Jerry. (2010). Director tenure and independent audit committee effectiveness. International Research Journal of Finance and Economics. 51, 176-188. 20
145
Madawaki, A. dan Amran, N.F. (2013). Audit Committees how They Affect Financial Reporting in Nigerian Companies. Journal of Modern Accounting and Auditing. 9 (8), 10701080. National Association of Corporate Directors (1999). Report of The NACD Blue Ribbon Commission on Audit Committees: A Practical Guide. Washington, D.C.: National Association of Corporate Directors. Othmana, R., Ishak, I.F, Mohd. Arif, S.M. dan Abdul, N. (2014). Influence of audit committee charcteristics on voluntary ethics disclosure. Procedia – Social and Behavioral Sciences. 145, 330-342. Palmrose, Z. (1986). Audit Fees and Auditor Size: Further Evidence.Journal of Accounting Research, 24 (1), 97-110. Persons, O. S. (2009). Audit Commitee Characteristics and earlier voluntary ethics disclosure among fraud firms. International Journal of Disclosure and Governance, 6 (40), 284-297. ______________(2010). Could investors use voluntary ethics disclosure to assess the likelihood of fraudulent financial reporting? International Journalof Disclosure and Governance, 7 (2), 153166. Pricewaterhouse, Coopers. (2000). Audit Committee Effectiveness: What Works Best. 2nd Edition. Altamonte Springs, FL: The Institute of Internal Auditors Research Foundation. Raghunandan, K., Read, W. J. dan Rama, D. V. (2001). Audit committee composition, gray directors and interaction with internal auditing. Accounting Horizons (June), 105-118. Rossieta, Hilda dan Wibowo, Arie. (2009). Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit
– Suatu Studi Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark. Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang. Rustiarini, Ni Wayan. (2012). Komite Audit dan Kualitas Audit: Kajian Berdasarkan Karakteristik, Kompetensi, dan Aktivitas Komite Audit. Diakses pada 11 Oktober 2014. Shivdasani, A., dan Yermack, D. (1999). CEO involvement in the selection of new board members: An empirical analysis, The Journal of Finance. 54, 1829-1853. Suaryana, Agung. (2005). Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, Hal. 147-158. The Stock Exchange of Thailand (SET, 1999). Audit Committee: Best Practice Guide. Thoopsamut, W. dan Jiakengkit, A. (2009). Audit committee characteristics, audit firm size and quarterly earnings management in Thailand, 8 (1), 3-12. Velnampy, T. (2013). Corporate Governance and firm performance: a study of Srilangka manufacturing companies. Journal of Economics and Sustainable Development, 4 (3), 228–235. Diakses pada 11 Oktober 2014. Xie, Biao dan Wallace N Davidson III dan Peter 1 Dadalt. (2003). Earnings Management and Corporate Governance: The Role of Board and the Audit Committee. Journal of Corporate Finance.9 (3), 295-316. Yang dan Krishnan (2005).Audit committees and quarterly earnings management, International. Journal of Auditing. 9 (3), 201-219.
146