ISSN 0216 - 3128
100
ANALISIS EFEK PARAMETER KINETIK STABILITAS OPERASI REAKTOR RSG-GAS
Rokhmadi
TERHADAP
Rokhmadi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir – BATAN
ABSTRAK ANALISIS EFEK PARAMETER KINETIK TERHADAP STABILITAS OPERASI REAKTOR RSG-GAS. Parameter kinetik sangat berpengaruh terhadap pola operasi reaktor RSG-GAS. Dalam makalah ini dilakukan perhitungan kurva reaktivitas, hubungan periode-reaktivitas dan fungsi pindah daya rendah berbahan bakar silisida. Parameter ini sangat penting dan berguna untuk analisis karakteristik reaktivitas dan kestabilan reaktor. Untuk mengetahui respons reaktivitas maka dilakukan insersi reaktivitas pada daya 1 watt, karena pada daya ini belum ada efek umpan balik sehingga penting untuk keselamatan operasi reaktor. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan paket program POKDYN. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan hubungan periode-reaktivitas dan fungsi pindah daya rendah untuk bahan bakar silisida 2,96 gU/cc, 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc. Hasil fungsi pindah daya rendah menunjukkan bahwa reaktor kritis tanpa umpan balik adalah stabil. Hasil perhitungan respons reaktivitas juga tidak ada perubahan antara ketiga jenis elemen bakar tersebut. Dengan demikian ditinjau dari hubungan periode-reaktivitas dan fungsi pindah daya rendah dan respons reaktivitas tidak ada perubahan operasi reaktor dari efek reaktivitas apabila terjadi pergantian bahan bakar. Kata Kunci: Reaktor RSG-GAS, periode, fungsi pindah, reaktivitas, stabilitas.
ABSTRACT ANALYSIS OF KINETIC PARAMETER EFFECT ON REACTOR OPERATION STABILITY OF THE RSGGAS REACTOR. Kinetic parameter has influence to behaviour on RSG-GAS reactor operation. In this paper done is the calculation of reactivity curve, period-reactivity relation and low power transfer function in silicide fuel. This parameters is necessary and useful for reactivity characteristic analysis and reactor stability. To know the reactivity response, it was done reactivity insertion at power 1 watt using POKDYN code because at this level of power no feedback reactivity so important for reactor operation safety. The result of calculation showed that there is no change of significant a period-reactivity relation and transfer function at low power for 2,96 gU/cc, 3,55 gU/cc and 4,8 gU/cc density of silicide fuels. The result of the transfer function at low power showed that the reactor is critical stability with no feedback. The result of calculation also showed that reactivity response no change among three kinds of fuel densities. It can be concluded that from kinetic parameter point of view period-reactivity relation, transfer function at low power, and reactivity response are no change reactor operation from reactivity effect when fuel exchanged. Key words: RSG-GAS reactor, period, transfer function, reactivity, stability
PENDAHULUAN
U
ntuk meningkatkan efisiensi operasi reaktor dan utilisasi reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG-GAS) maka BATAN berencana mengganti bahan bakar silisida kerapatan uranium yang lebih tinggi. Beberapa kandidat kerapatan uranium yang dianalisis adalah 3,55 g/cc, 4,8 g/cc dan 5,2 g/cc untuk mendapatkan tingkat kerapatan yang paling optimal dan efisien. Dari aspek neutronik, kinetik dan dinamik, perhitungan kandidat bahan bakar silisida kerapatan 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc telah selesai dilakukan.[1-4] Namun analisis parameter kinetik terhadap kestabilan operasi reaktor belum dilakukan. Pada penelitian ini akan dilakukan
perhitungan dan analisis bahan bakar silisida dengan kerapatan 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc untuk mengetahui respon kestabilan selama operasi berlangsung baik pada daya rendah maupun daya tinggi dan akan ditentukan kurva reaktivitas, hubungan priodereaktivitas dan fungsi pindah daya rendah reaktor. Hubungan periode-reaktivitas merupakan bentuk dasar beberapa jenis pengukuran reaktivitas seperti pengukuran harga reaktivitas batang kendali, bahan bakar dan reflektor[5-6]. Sementara itu fungsi pindah daya rendah sangat penting dalam analisis kestabilan reaktor. Respons suatu reaktor nuklir akibat gangguan reaktivitas eksternal perlu diketahuai untuk keselamatan operasi reaktor. Respons tersebut
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Rokhmadi
ISSN 0216 - 3128
bergantung pada fungsi respons frekuensi daya reaktor. Fungsi respons frekuensi daya tergantung pada fungsi respons frekuensi daya rendah dan koefesien reaktivitas daya dinamik[7]. Untuk itu penentuan hubungan periode-reaktivitas dan fungsi pindah daya rendah secara perhitungan sangat penting khususnya dalam rangka penggunaan bahan bakar yang baru. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan paket program POKDYN berdasarkan output perhitungan konstanta sel menggunakan paket program WIMS-D/5 dan perhitungan teras menggunakan paket program Batan-2Diff[8]. Program POKDYN[9] yaitu suatu program yang ditulis dengan bahasa Fortran 77 dan digunakan untuk menyelesaikan transien reaktivitas (daya) dan perhitungan reaktivitas umpan balik yang disebabkan oleh daya serta bekerja dengan menyelesaikan persamaan kinetik titik reaktor gayut waktu dengan metode Cohen. Selain itu akan ditentukan efek parameter kinetik terhadap hubungan periode-reaktivitas dan fungsi pindah daya nol.
TEORI Sistem pengendalian reaktor didesain dengan menggunakan diagram kotak dan fungsi alih. Diagram kotak dipakai untuk menggambarkan sifat dinamika suatu bagian dalam sistem pengendalian dan fungsi alih merupakan perbandingan antara output dan input sinyal yang diproses dan dinyatakan dalam transformasi Laplace yang menggambarkan watak dinamika sistem. Di dalam suatu reaktor dianggap bahwa variabel ruang dan waktu dapat dipisahkan, sehingga persamaan kinetika reaktor dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perubahan daya reaktor terhadap waktu dan perubahan konsentrasi penghasil neutron kasip terhadap waktu. Fungsi pindah reaktor dapat dijabarkan dengan menganggap bahwa faktor perlipatan keff atau reaktivitas adalah input dan daya sebagai output. Persamaan kinetika titik untuk enam kelompok neutron kasip adalah[5,10]: dp(t ) ⎡ ρ (t ) − β (t ) ⎤ =⎢ ⎥ p(t ) + Σ k λ k c k (t ) dt Λ (t ) ⎣ ⎦ dC k (t ) β k (t ) = p(t ) − λ k c k (t ) dt Λ (t )
β βk Ck
101
= fraksi total neutron kasip = fraksi neutron kasip kelompok ke-k = konsentrasi prekursor neutron kasip kelompok ke-k
λk
= konstanta peluruhan neutron kasip kelompok ke-k
Λ
= umur generasi neutron serempak (dt)
Untuk perubahan reaktivitas, ρo, persamaan kinetika titik dapat diselesaikan secara analitik. Penyelesaian persamaan kinetika titik tersebut adalah [5,11], 6
P(t ) = A0 e ±ω0t + ∑ A1 e −ω1t
dimana ω0 dan ω1 dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan per jam,
ρ0 =
Λω
β
+∑ k
β k / βω ω + λk
P (t ) = A0 e ±ω0t
(5)
Daya akan naik atau turun secara eksponensial tergantung apakah harga ρo positif atau negatif. Persamaan (4) dan (5) merupakan dasar pengukuran reaktivitas menggunakan metode periode-meter. Periode reaktor dihitung menggunakan persamaan (5), untuk menentukan perubahan reaktivitas harga priode yang diperoleh (T = 1⁄ω0) disubstitusikan kedalam persamaan (4). Hubungan antara fungsi respons frekuensi daya dengan fungsi respons frekuensi daya rendah adalah [12-14]
(1)
Z (iω ) 1 − P0 Z (iω ) K p (iω )
dengan : H(iω) = fungsi respons frekuensi daya
dengan: p(t) = daya reaktor fungsi waktu (watt)
Z(iω) = fungsi pindah daya rendah = daya nominal reaktor P0 Kp = koefesien reaktivitas daya dinamik
ρ
iω
= reaktivitas (dollar)
(4)
dengan ρo didalam dolar. Konstanta A1 dan A0 ditentukan dengan menggunakan kondisi awal. Perubahan waktu akibat perubahan reaktivitas, kontribusi bagian ke dua pada persamaan (3) dapat diabaikan dan hanya bagian pertama yang dominan. Untuk itu,
H (iω ) =
(2)
(3)
1
= imajiner murni.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
(6)
Rokhmadi
ISSN 0216 - 3128
102
Fungsi pindah daya rendah, Z(iω) dapat diperoleh dengan transformasi Fourier dari persamaan kinetik (1) dan (2). Penyelesaian persamaan tersebut adalah: ⎛ iω β k Z (iω ) = ⎜⎜ iωΛ + ∑ + λk i ω k ⎝
⎞ ⎟⎟ ⎠
⎡ λ β ⎤ v = ω ⎢Λ + ∑ 2 k k 2 ⎥ k =1 ω + λ k ⎦ ⎣
Dalam kenyataannya dapat diamati bahwa,
−1
(7)
⎜Z(iω)⎢ = 1/iωl*, untuk ω << λk = 1/β,
Z(iω) adalah fungsi kompleks, untuk itu mempunyai bilangan real dan imaginer. Z (iω ) =
1 = Z (iω ) e iθ u + iv
Z ( −i ω ) =
Z (iω ) =
(8)
1 = Z (iω ) e −iθ u + iv
1 u +v 2
u =
β 2 ω2
∑ ω 2k + λ2 k =1
k
dengan:
k
(9)
λk
LANGKAH PERHITUNGAN Langkah-langkah perhitungan seperti terlihat pada Gambar 1.
θ = Arg Z (iω ) = − arctan ( v u ) dengan,
= 1/iωΛ, untuk ω >> 1/Λ
l* = Λ + ∑ βk
(10)
2
untuk ω >> λk
(11)
Sebagaimana Gambar 1, langkah III dihitung dengan menggunakan paket program POKDYN untuk mendapatkan respon reaktivitas terhadap daya reaktor pada uranium kerapatan 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc berdasarkan output langkah I dan II[8]. Perhitungan menggunakan program POKDYN dengan diagram alir seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Diagram alir perhitungan.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Rokhmadi
ISSN 0216 - 3128
103
Gambar 2. Diagram alir program POKDYN.
Tahapan perhitungan program POKDYN sebagai berikut: :
seperti periode reaktor sesaat, energi yang dilepaskan oleh reaksi fisi dan reaktivitas.
1. MAIN : bertugas membaca semua data masukan yang diberikan (waktu generasi neutron serempak, daya awal reaktor, fraksi neutron kasip). Program utama ini akan memanggil subroutin POKSB serta mencetak parameter yang diinginkan.
5. REAC : suatu fungsi yang digunakan untuk menghitung reaktivitas umpan balik reaktor melalui koefisien reaktivitas daya dinamik dan statik. Jika umpan balik tidak diperhitungkan (daya rendah) maka pilihan FBZ=0, sedangkan jika umpan balik diperhitungkan FBZ=1.
2. POKSB : bertugas memanggil subrutin program POKIN serta menentukan dan mengkonversikan satuan-satuan yang diinginkan dari parameter tertentu.
Obyek yang dilakukan untuk perhitungan transien reaktivitas adalah teras kerja RSG-GAS yang terdiri dari 40 elemen bahan bakar dan 8 elemen kendali, seperti terlihat pada Gambar 3.
3. POKIN : bagian program dimana persamaan kinetika titik diselesaikan dengan metode Cohen. Subrutin ini memanggil subrutin DF dan function REAC
Keadaan yang ditinjau adalah transien yang diawali dari daya reaktor start up (1 Watt), karena pada start up belum ada reaktivitas umpan balik dan dapat mewakili kecelakaan saat reaktor start up. Simulasi kecelakaan pada daya reaktor start up, diasumsikan batang kendali digerakkan secara kontinyu dengan kecepatan maksimum 0,0564 m/detik.
4. DF : Subrutin yang menghitung parameter tertentu yang dibutuhkan dalam subrutin POKIN
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Rokhmadi
ISSN 0216 - 3128
104 K J H G F E ,
D C B A
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Keterangan : Elemen kendali
Fasilitas iradiasi
Elem en bakar
Sistem rabbit
Berilium bersumbat
Berilium elem en
Gambar 3. Konfigurasi teras kerja RSG-GAS.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan parameter kinetik telah dilakukan dengan menggunakan kombinasi program WIMS-D/5 dan Batan-2DIFF[8]. Untuk itu dalam
perhitungan stabilitas ini akan digunakan data parameter kinetik untuk teras silisida 4,8 gU/cc, 3,55 gU/cc dan 2,96 gU/cc seperti ditunjukkan pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Harga Parameter Kinetik TWC Silisida 4,8 gU/cc. Kelompok
βk/β
λk(s-1)
1.
0,037855
0,012705
2.
0,212947
0,031670
3.
0,189059
0,115833
4.
0,403503
0,312064
5.
0,129543
1,400400
6.
0,027093
3,861100
Fraksi Neutron Kasip Total: 0,007033 Konstanta Peluruhan Neutron Kasip Total: 0,078382 dt-1 Umur Neutron Serempak: 55,490000 µdt
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Rokhmadi
ISSN 0216 - 3128
105
Tabel 2. Harga Parameter Kinetik TWC Silisida 3,55 gU/cc Kelompok βk/β λk(s-1) 1. 0,0384042 0,012705 2. 0,212923 0,031670 3. 0,189113 0,115833 4. 0,403921 0,312064 5. 0,129118 1,400400 6. 0,026882 3,861100 Fraksi Neutron Kasip Total: 0,007093 Konstanta Peluruhan Neutron Kasip Total: 0,078471 dt-1 Umur Neutron Serempak: 62,812800 µdt
Tabel 3. Harga Parameter Kinetik TWC Silisida 2,96 gU/cc. Kelompok βk/β λk(s-1) 1. 0,038185 0,012704 2. 0,212652 0,031682 3. 0,189046 0,115611 4. 0,404504 0,311763 5. 0,128877 1,399680 6. 0,026735 3,865380 Fraksi Neutron Kasip Total: 0,007186 Konstanta Peluruhan Neutron Kasip Total: 0,078434 dt-1 Umur Neutron Serempak: 64,512600 µdt
Hasil perhitungan periode-reaktivitas untuk bahan bakar silisida bermuatan 2,96 gU/cc, 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc ditunjukkan pada Gambar 4.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga muatan bahan bakar tersebut.
Reaktivitas ($)
Silisida 2,96 gU/cc 1.0E+03
Silisida 3,55 gU/cc
1.0E+02
Silisida 4,8 gU/cc
1.0E+01 1.0E+00 1.0E-01 1.0E-02 1.0E-03 1.0E-05
1.0E-03
1.0E-01
1.0E+01
1.0E+03
1.0E+05
Priode (detik)
Gambar 4. Hubungan periode-reaktivitas teras silisida. Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Rokhmadi
ISSN 0216 - 3128
106
Dilihat dari hasil perhitungan periodereaktivitas dan fungsi pindah daya rendah terlihat tidak ada perubahan yang berarti antara bahan bakar silisida bermuatan 2,96 g U/cc, 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc, sehingga tidak akan mengubah pola operasi reaktor. Dengan penurunan umur neutron serempak tidak kelihatan perubahan pada hubungan periodereaktivitas dan juga terlihat waktu respons cukup besar untuk mengontrol atau memadamkan reaktor.
terjadi pada daerah frekuensi patahan. Hasil ini menunjukkan bahwa reaktor kritis tanpa umpan balik adalah cukup stabil. Untuk mengetahui pengaruh parameter kinetik terhadap respons reaktivitas maka dilakukan perhitungan dengan insersi reaktivitas. Perhitungan hanya dilakukan dengan insersi pada daya rendah 1 Watt karena pada daya inilah efek reaktivitas yang paling berpengaruh terhadap kenaikan daya, disebabkan belum ada umpan balik reaktivitas. Hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 4. Dari ketiga kerapatan muatan silisida tidak ada pengaruh yang berarti sehingga pengaruh parameter kinetik terhadap pola operasi RSG-GAS tidak berubah.
Hasil perhitungan fungsi pindah daya nol ditunjukkan pada Gambar 5 dan 6. Hasil perhitungan menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada ketiga muatan silisida tersebut. Harga fase mendekati π/2 untuk frekuensi dan puncaknya
1.00E+03
Silisida 2,96 gU/cc
Amplitudo (1/$)
1.00E+02
Silisida 3,55 gU/cc Silisida 4,8 gU/cc
1.00E+01 1.00E+00 1.00E-01 1.00E-02 1.00E-03 1.00E-04
1.00E-02
1.00E+00
1.00E+02
1.00E+04
1.00E+06
Frekuensi (rps)
Gambar 5. Fungsi respons amplitudo vs frekuensi.
0.00E+00
Silisida 250 g
-1.00E+01
Silisida 300 g
-2.00E+01
Silisida 400 g
Phase (deg.)
-3.00E+01 -4.00E+01 -5.00E+01 -6.00E+01 -7.00E+01 -8.00E+01 -9.00E+01 -1.00E+02 1.00E-04
1.00E-02
1.00E+00
1.00E+02
1.00E+04
Frekuensi (rps)
Gambar 6. Fungsi respon phase vs frekuensi. Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
1.00E+06
Rokhmadi
ISSN 0216 - 3128
107
Table 4. Hasil respons reaktivatis terhadap daya reaktor. 2,96 gU/cc Daya
1W
3,55 gU/cc
4,8 gU/cc
Waktu (dt)
Daya (MW)
Waktu (dt)
Daya (MW)
Waktu (dt)
Daya (MW)
23,99
4,5
24,15
4,5
24,27
4,5
24,49
23,8
24,65
29,6
24,77
27,9
LOGI REAKTOR NUKLIR TRI DASA MEGA, Vol. 7, No.2, 2005.
KESIMPULAN Hasil perhitungan efek parameter kinetik terhadap stabilitas operasi reaktor RSG-GAS menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan hubungan periode-reaktivitas dan fungsi pindah daya nol untuk bahan bakar silisida bermuatan 2,96 g U/cc, 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc. Pada daya rendah tanpa umpan balik, ketiga jenis bahan bakar tersebut cukup stabil. Dari hasil ini menunjukkan bahwa dengan pergantian bahan bakar silisida bermuatan 2,96 gU/cc, 3,55 gU/cc dan 4,8 gU/cc tidak akan mempengaruhi kestabilan operasi reaktor dari efek reaktivitas.
UCAPAN TERIMA KASIH Kepada Drs. Surian Pinem, M.Si. APU atas idenya terhadap penelitian ini dan Drs. Tukiran atas diskusinya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
ACUAN 1. SEMBIRING, T.M. dan PINEM, S., Analisis Koefisien Reaktivitas Umpan Balik Teras Silisida RSG-GAS, Jurnal TEKNOLOGI REAKTOR NUKLIR TRI DASA MEGA, Vol. 4, No.2, 2002. 2. P.H. LIEM et al., Fuel Management Strategy For The New Equilibrium Silicide Core Design Of RSG-GAS (MPR-30), Journal of Nuclear Engineering and Design, 180, 207 – 219, 1998. 3. SUPARLINA, L. dan SEMBIRING, T.M., Manajemen Teras RSG-GAS Berbahan Bakar Silisida 3,55 Dan 4,8 g U/cc, Prosiding Seminar Sains & Teknologi Nuklir, Bandung 26-27 Agustus 2003, 2004. 4. SUPARLINA, L, Penentuan Konfigurasi Teras RSG-GAS Dengan Jumlah Elemen Bakar Silisida 4,8 gU/cc Optimum, Jurnal TEKNO-
5. DANIEL ROZON, Introduction to Nucler Reaktor Kinetics, Polytechnic International Press,1988. 6. JUJURATISBELA, U, Kinetics Parameter Measurements on RSG-GAS a Low Enriched Fuel Reactor, The 14 th International Meeting On Reduced Enrichment for Research and Test Reactor”, Jakarta, November 1991. 7. OTT,K.O, Nuclear Reaktor Dinamiks, American Nuclear Society, Illinois, USA, 1985. 8. SETIYANTO dkk, Efek Kinetik Reaktor Akibat Penggunaan Elemen Bakar Silisida Kerapatan 4,8 gU/cc RSG-GAS, akan Dipresentasikan Pada Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Ilmu Pengetahuan Dasar dan Teknologi Nuklir, PTAPB, Yogyakarta 10 Juli 2007. 9. SURBAKTI, T dan PINEM, S, Program Pokdyn untuk Analisis Dinamik RSG-GAS, Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir V pp 473 - 482, BATAN, Jakarta, 24 – 25 Januari 1995. 10. PINEM, S Penentuan Parameter Kinetik Teras RSG-GAS Berbahan Bakar Silisida 250 g dan 300 g, Vol.XXXIV No. ¾ Juli/Oktober 2001-ISSN-0303-2876. 11. OMPAL SINGH, SURIAN PINEM, PeriodReactivity Relationship Measurements for RSG G. A. Siwabessy, Atom Indonesia, July 1991. 12. PINEM, S, Analisis Gangguan Fungsi Pindah Daya RSG-GAS G. A. Siwabessy, Prosiding Penelitian Dasar IPTEK Nuklir, Yokyakarta, April 1992. 13. G. ROBERT KEEPIN, Physics of Nuclear Kinetics, University of California,AddisonWesley Publishing Company, INC, 1965. 14. JEFFERY LEWINS, Nuclear Reactor Kinetics and Control, Pergomon Press, Oxford, 1977.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
108
ISSN 0216 - 3128
Rokhmadi
Widarto
TANYA JAWAB
− Berapa besar insersi reaktivitas yang anda lakukan terhadap operasi daya 1 watt tersebut.
Y. Sardjono − Mohon dijelaskan istilah CDR (Core Decay Ratio). Karena ini untuk menentukan stabilitas teras. − Bagaimana management research bersama antara PT. BANTEK dan BATAN.
Rokhmadi − Dalam penelitian ini tidak meninjau CDR (Core Decay Ratio) dan istilah CDR tersebut kami tidak tahu hubungan dengan penelitian ini. − Management research bersama antara PT. BANTEK dan BATAN, dengan cara membuat kerjasama litbang yang ditanda tangani kedua pihak.
− Persyaratan apa yang membatasi besarnya insersi reaktivitas.
Rokhmadi − Untuk 1 watt insersi reaktivitasnya adalah – 0,57107 × 10-7 pcm. − Persyaratan yang membatasi insersi reaktivitas adalah periode, β dan λ (T, β dan λ), 1 f ∑ λ , dengan T ρ reaktivitas; T periode reaktor; f fraksi total neutron kasip; λ konstanta neutron kasip. 1 • Untuk reaktivitas negatip ρ = . (T p λ + 1)
• untuk reaktivitas positip ρ =
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007