Abdul Rasyid Syamsuri
J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.1/Januari/2016
ANALISIS DISIPLIN DAN FASILITAS KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI Oleh : ABD. RASYID SYAMSURI, SE, M.Si Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhan Batu Abstract Batasan masalah dalam penelitian ini adalah membahas persoalan yang berhubungan dengan disiplin dan fasilitas kerja terhadap efektivitas kerja pegawai di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat diambil rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh disiplin dan fasilitas kerja terhadap efektivitas kerja pegawai di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pengaruh disiplin dan fasilitas kerja terhadap efektivitas kerja Pegawai di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai. Sumber data dalam penelitian menggunakan data sekunder yang merupakan pelengkap dari data primer, diperoleh dari sumber penelitian dengan mempelajari berbagai referensi yang memiliki relevansi dengan sasaran penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah Pengamatan (Observasi), Wawancara (Interview) dan Daftar Pertanyaan (Kuesioner). Sedangkan analisis data yang penulis gunakan adalah anlisis regresi linier berganda, korelasi ganda, determinasi uji t dan uji F. Dari hasil analisis dan evaluasi diperoleh hasil perhitungan dengan analisis regresi linier berganda memperlihatkan bahwa semua variabel bebas (disiplin dan fasilitas kerja) memiliki koefisien b 1 dan b2 yang positif yang berarti seluruh variabel bebas (X 1 dan X2) mempunyai pengaruh yang searah terhadap variabel terikat efektivitas kerja pegawai (Y). Dari analisis korelasi ganda (R) diperoleh angka R sebesar 0,784, hal ini menunjukkan bahwa disiplin dan fasilitas kerja mempunyai hubungan yang kuat terhadap efektivitas kerja pegawai. Nilai pengujian dengan uji t (uji parsial) yang didapat dari thitung adalah 3,263 dengan thitung 3,263 >ttabel 1,703 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya disiplin (X1) berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai (Y). Kemudian nilai thitung antara fasilitas kerja (X2) dengan efektivitas kerja pegawai (Y) sebesar 2,883 dengan thitung 2,883 > ttabel 1,703 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya fasilitas kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai (Y). Sedangkan hasil uji F (koefisien regesi secara bersama-sama) diperoleh Fhitung 21,564 > Ftabel 3,354 menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, berarti X1 dan X2 (disiplin dan fasilitas kerja) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Y (efektivitas kerja pegawai).
Kata Kunci: Disiplin, Fasilitas Kerja, Efektivitas kerja Pegawai. terhadap situasi serta kondisi baik secara internal maupun eksternal (Garavan, 2007). Atas dasar pencapaian tujuan tersebut, berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensinya dimulai dari usaha mengelola sumber daya manusia, khususnya dalam meningkatkan efektivitas kerja secara maksimal. Untuk dapat mencapai tujuan organisasi maka suatu hal yang penting untuk di
I. PENDAHULUAN Sumber daya manusia adalah aset utama perusahaan dalam menjalankan usahanya untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Umumnya, sukses tidaknya pengelolaan organisasi tergantung pada keadaan sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Berorientasi pada pencapaian tujuan dapat terwujud apabila sumber daya manusia terus meningkatkan kemampuan kerja dan sensitif 1
Abdul Rasyid Syamsuri
J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.1/Januari/2016
perlihatkan adalah adanya fasilitas kerja dan efektivitas kerja. Karena masalah tersebut mempunyai peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Keteraturan adalah ciri utama organisasi, dan disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efesiensi semaksimal mungkin dalam hal menjalankan efektivitas kerja dengan baik. semaksimal mungkin dalam hal menjalankan efektivitas kerja dengan baik. Selain itu disiplin dapat mencegah kerusakan atau kehilangan fasilitas kerja yang ada seperti harta benda, mesin, peralatan, dan perlengkapan kerja yang disebabkan oleh ketidakhati-hatian, atau pencurian. Disiplin juga menunjukkan suatu prosedur untuk mengoreksi atau menghukum seorang pegawai sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya fasilitas kerja yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja, pegawai dapat melaksanakan tugasnya serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi. Fasilitas juga dapat menyebabkan para pegawai dalam melakukan pekerjaannya menjadi lebih giat dan mendukung terlaksananya suatu aktivitas pekerjaan dengan efektif. Efektivitas dapat sebagai suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen. Hal ini perlu disertai dengan manajemen yang efisien. Wujud dari efektivitas pelaksanaan pekerjaan adalah timbulnya kemahiran kerja dan kuantitas serta kualitas hasil kerja. Suatu perusahaan tidak akan mewujudkan efektivitas dalam mencapai tujuan bila tidak didukung dengan perlengkapan yang lengkap serta kemampuan dan keterampilan dari pada pelaksanaan dalam mengorganisasikan peralatan tersebut. PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan, dimana disiplin kerja dan fasilitas kerja sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran segala aktivitas pekerjaan dengan efektif agar tujuan organisasi dapat dicapai secara maksimal.
Dalam hal ini disiplin merupakan kunci utama atau langkah awal untuk menilai efektivitas kerja pegawai. Untuk dapat mencapai tujuan organisasi maka suatu hal yang penting untuk di perlihatkan adalah adanya fasilitas kerja dan efektivitas kerja. Karena masalah tersebut mempunyai peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Sebagaimana umumnya bahwa tujuan setiap organisasi, akan dapat tercapai dengan baik apabila pegawai dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efisien. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diketahui bahwa disiplin dan fasilitas kerja merupakan salah satu faktor pendukung menciptakan efektivitas kerja dari para pegawai dalam suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. II. TINJAUAN PUSTAKA Disiplin dapat dilihat sebagai suatu sikap yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap suatu aturan. Disiplin merupakan ketaatan yang sifatnya in-personal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kadang sarana untuk mempertahankan adanya suatu eksistensi dari pada suatu organisasi. Setiap organisasi yang ingin berhasil mencapai tujuan memerlukan tenaga-tenaga inti yang memiliki keterampilan dan kemampuan dalam hal bekerja dengan sesuatu melalui orang lain. Mengingat manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi, bahkan faktor manusia dapat merupakan faktor perangsang kearah tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan ekonomis. Dalam hal yang demikian maka, manusia merupakan modal terpenting bagi organisasi, sebaliknya dapat terjadi bahwa manusia juga menjadi faktor utama kearah tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Perwujudan perilaku seseorang dalam organisasi biasanya berupa tindakan-tindakan yang mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya dalam menjalankan tugas yang diembannya. Dalam kaitan ini, faktor disiplin dipandang sebagai suatu aspek yang penting karena melalui disiplin ini dapat diciptakan kesadaran dari setiap pribadi setiap anggota organisasi terhadap eksistensinya serta kontribusi yang 2
Abdul Rasyid Syamsuri
J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.1/Januari/2016
dituntut dari padanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan pribadinya. Yang dimaksud dengan disiplin dalam tulisan ini adalah usaha yang dilakukan untuk menciptakan keadaan disuatu lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna melaui suatu sistem pengaturan yang tepat. Atau dengan kata lain disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan. Sifat taat terhadap peraturan memang menjadi dasar dari disiplin tidak perduli baik tidaknya aturan itu. Menurut Singodimedjo (2000 : 90) mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan sesorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka pegawai mempunyai disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketetapan perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik. Siagian (2002 : 91), disiplin berarti tindakan yang di ambil penyeliaan untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada sementara pegawai. Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu :1) Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan; 2) Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan; 3) Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya; 4) Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai; 5) Meningkatnya efesiensi dan produktivitas kerja pegawai. Tohardi (2002 : 93), disiplin merupakan alat penggerak karyawan agar tiap pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, maka harus di usahakan agar ada disiplin yang baik. Disiplin di butuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga efesiensi dengan mencegah
dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam iktikad baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang di kehendaki. Menurut Beach (Siagian, 2002 : 92), mengemukakan bahwa disiplin mempunyai dua pengertian. Arti yang pertama, melibatkan belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman. Arti kedua lebih sempit lagi yaitu disiplin ini hanya bertalian dengan tindakan hukuman terhadap perilaku kesalahan. Disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga efesiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam iktikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang dikehendaki. (Tohardi, 2002:193). Meskipun bukan hal yang mustahil bahwa menghindarkan kondisikondisi yang memerlukan disiplin itu lebih baik dari pada program pendisiplinan yang paling memuaskan, namun disiplin itu sendiri menjadi penting karena manusia dan kondisinya yang tidak sempurna, seharusnya mempunyai tujuan yang positif. Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal.. Ketidakdisiplinan dan kedisiplinan dapat menjadi panutan orang lain. Jika lingkungan kerja semuanya disiplin, maka seorang pegawai akan ikut disiplin, tetapi jika lingkungan kerja organisasi tidak disiplin, maka seseorang pegawai juga akan ikut tidak disiplin. Untuk itu sangat sulit bagi lingkungan kerja yang tidak disiplin tetapi ingin menerapkan kedisiplinan pegawai, karena lingkungan kerja akan menjadi panutan bagi para pegawai. Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin antara lain 1) Peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat; 2) Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam pekerjaan; 3) Peraturan 3
Abdul Rasyid Syamsuri
J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.1/Januari/2016
cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain; 4) Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya (Singodimedjo, 2000 : 100) Nitisemito (2001 : 65) mengemukakan fasilitas adalah rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai kemudahan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Fasilitas ini sangat sulit didefenisikan secara akurat karena a) Tidak bisa diukur, sifatnya lebih berorientasi kepada perasan orang lain terhadap fasilitas yang diberikan; b) Kita bisa menjualnya tapi tidak memberikan sampel dari fasilitas itu kepada pihak lain untuk dibawa dan diperlihatkan kepada orang lain; c) Setelah fasilitas diberikan, orang lain mungkin merasakan mendapatkan fasilitas yang sesuai atau tidak sesui dengan yang diharapkan; d) Sulit untuk di standarisasi; e) Fasilitas bisa dipandang berbeda-beda yaitu leh orang yang berbeda dalam suatu kelompok budaya yang sama, oleh orang yang sama pada waktu dan suasana hati yang berbeda, oleh orang dengan latar belakang, sosial budaya fasilitas. Fasilitas merupakan segala sesutu yang diterima para pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Menurut Allen (dalam Suhardi 2001 : 59), fungsi fasilitas secara umum adalah sebagai berikut :a) Untuk mengalokasikan secara efiesien sumber tenaga kerja ke arah pekerjaanpekerjaan yang kurang dapat memberikan kontribusi yang lebih wajar. Ini berarti bahwa fasilitas dapat membantu para pekerja dari pekerjaan tambahan yang akan dilaksanakannya diluar jam kerja, dengan kata lain para pekerja akan akan betah dari pekerjaan yang sedang ditekuninya. b) Untuk mengadakan sumber-sumber tenaga efisien. Pemberian fasilitas yang tinggi akan memaksa suatu lembaga atau instansi memanfaatkan tenaga kerja secara ekonomis atau seefisien mungkin (tentunya dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lainnya). c) Untuk menghubungkan penerimaan dengan kontribusi produktivitasnya perusahaan berarti memberikan fasilitas yang tinggi, apabila pekerjaan para karyawan tinggi tingkat produktivitasnya. d) Untuk menghubungkan
pemberian fasilitas dengan finansial perusahaan, semakin sukses finansial perusahaan, sebaiknya skala pemberian fasilitas disesuaikan dengan kesuksesan secara proporsional, dengan anggapan bahwa fasilitas yang disediakan sudah cukup memenuhi prinsip keadilan dan kelayakan. Efektivitas menunjukkan suatu keadaan yang dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Hal ini disertai dengan manajemen yang efektif dan efesien agar setiap pekerjaan yang dilakukan dapat tercapai secara optimal. Efektivitas dapat dimanfaatan sebagi sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya. Herujito (2000 : 9) menyatakan bahwa : “Efektivitas adalah menjalankan pekerjaan yang benar”. Sedangkan Siagian (2002 : 20) mengemukakan Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya. Melalui efektivitas kerja maka setiap organisasi dapat mempertahankan eksistensinya dengan melancarkan kualitas hasil kerja”. Menurut Komaruddin (2002 : 16) menyatakan “Efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajer, artinya manajemen yang efektif tidak selalu harus disertai efisiensi yang maksimum”. Dengan demikian efektivitas kerja dapat dilihat sebagi suatu kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat. Dalam mencapai suatu tujuan tertentu atau efektivitas kerja dapat juga diartikan dengan hasil guna penekananya pada efeknya, atau hasil tanpa kurang memperdulikan pengorbanan yang perlu diberikan oleh hasil tersebut. Efektivitas kerja dalam organisasi merupakan usaha untuk mencapai prestasi yang maksimal dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam waktu yang relatif singkat tanpa menunggu keseimbangan tujuan alat dan tenaga serta waktu. 4
Abdul Rasyid Syamsuri
J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.1/Januari/2016
III.
METODE Metode penelitian yang digunaan adalah deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Jenis dan sifat penelitian ini adalah penelitian penjelasan (deskriptif eksplanatori). Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai yang berlokasi di Jl. Denai No.9 Medan. Sementara waktu penelitian yang penulis lakukan pada Bulan Desember 2009 sampai Bulan Februari 2010. Sampel dalam penelitian ini menggunakan populasi sebagai subjek penelitian atau disebut sensus (sampel jenuh) yang berjumlah 30 orang pegawai tetap di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai. Pada penelitian ini variabel bebas (independent variable) yang diamati ada dua yaitu Disiplin (X1), dan Failitas Kerja (X2) sedangkan varibel terikat (dependent variable) yang diamati satu yaitu Efektivitas Kerja Pegawai (Y). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu a) Data Primer merupakan suatu cara pengambilan data yang dilakukan secara langsung dengan mengadakan kunjungan ke instansi yang terkait guna memperoleh data yang akurat dan jelas.Dalam hal ini yang dilakukan antara lain : pengamatan (observasi), wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (kuesioner). b) Data Skunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku bacaan yang erat hubungannya dengan objek penelitian. Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan teknik pengujian model analisis regresi linier berganda.
Konstanta sebesar 1,224 artinya jika disiplin (X1) dan fasilitas Kerja (X2) nilainya adalah 0, maka efektivitas kerja pegawai (Y) nilainya adalah 1,224. Koefisien regresi variabel disiplin (X1) sebesar 0,561 artinya jika variabel indevenden lain nilainya tetap dan disiplin mengalami kenaikan 1%, maka efektivitas kerja pegawai akan mengalami kenaikanan sebesar 0,561%. Koefisien regresi variabel fasilitas kerja (X2) sebesar 0,404 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan fasilitas kerja mengalami kenaikan 1%, maka efektivitas kerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,404%. Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan koefisien determinasi. koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Jika R2 sama dengan 0, maka tidak sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Dari hasil analisis regresi pada output model summary dapat dilihat sebagai berikut:
IV.
HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui pengaruh disiplin (X1) dan fasilitas kerja (X2) terhadap efektivitas kerja (Y) di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai maka dapat dianalisis dengan bantuan program komputer SPSS dengan analisis regresi linier berganda. Hasil dari output coefficients dapat dilihat sebagai berikut :
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,615 atau (61,5%). Hal ini menunjukkan bahwa 5
Abdul Rasyid Syamsuri
J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.1/Januari/2016
persentase sumbangan pengaruh variabel independen (disiplin dan fasilitas kerja) terhadap variabel dependen (efektivitas kerja pegawai) sebesar 61,5%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (disiplin dan fasilitas kerja) mampu menjelaskan sebesar 61,5% variasi variabel dependen (efektivitas kerja). Sedangkan sisanya sebesar 38,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Untuk menunjukkan secara parsial variabel Disiplin (X1) dan Fasilitas Kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Y) dapat dilihat dari Hasil Uji t berikut:
Berdasarkan tabel tersebut dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% ( = 0,05%) dan derajat kebebasan (df) = 2 ( n-k-1) atau 30-2-1 = 27 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen) diperoleh untuk Ftabel sebesar 3,354 sedangkan dari analisis diperoleh Fhitung sebesar 21,564 maka dapat dibandingkan bahwa Fhitung > Ftabel sebesar 21,564 > 3,354. Karena Fhitung> Ftabel (21,564 > 3,354), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh signifikan antara Disiplin (X1) dan Fasilitas Kerja (X2) secara bersamasama terhadap Efektivitas Kerja (Y). V. KESIMPULAN 1. Hasil uji hipotesis untuk X1 (disiplin) dengan uji t adalah thitung > ttabel (3,263 > 1,703) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial disiplin (X1) berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai (Y) di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai. 2. Hasil uji hipotesis untuk X2 (Fasilitas Kerja) dengan uji t adalah thitung > ttabel (2,883 > 1,703) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial fasilitas kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai (Y) di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sukaramai. 3. Hasil uji hipotesis untuk X1 (disiplin) dan X2 (Fasilitas Kerja dengan uji F adalah Fhitung > Ftabel (21,564 > 3,354) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa Disiplin (X1) dan Fasilitas Kerja (X2) secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Kerja (Y) di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Sumatera Utara.
Dari analisis SPSS diperoleh thitung untuk disiplin (X1) adalah sebesar 3,263 dan dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05% dan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 30-2-1 = 27 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Oleh karena thitung > ttabel sebesar 3,263 > 1,703 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara disiplin (X1) dan dapat diketahui bahwa secara parsial disiplin (X1) berpengaruh terhadap efektivitas kerja pegawai (Y) Kemudian dari analisis SPSS diperoleh thitung untuk fasilitas kerja (X2) adalah sebesar 2,883 dan dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05% dan derajat kebebasan (df) nk-1 atau 30-2-1 = 27. Oleh karena thitung > ttabel sebesar 2,883 > 1,703 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara fasilitas kerja (X2) dengan efektivitas kerja (Y) dan dapat diketahui bahwa secara parsial fasilitas kerja berpengaruh terhadap efektivitas kerja pegawai (Y). Untuk menunjukkan koefisien regresi Disiplin (X1) dan Fasilitas Kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Y) maka ditentukan melalui uji f berikut :
6
Abdul Rasyid Syamsuri
J. Informatika AMIK-LB Vol.4 No.1/Januari/2016
DAFTAR PUSTAKA Alex
S.Nitisemito, 2001. Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta. Alma Buchari. (2005).Bunga Rampai Strategic Manajemen Bisnis (Berbasis Hasil Penelitian), Bandung : Alfabeta, Edisi Ketiga, Cetakan Kesatu. Anoraga, Pandji. (2004). Manajemen Bisnis, Jakarta : Rineka Cipta, Cetakan Ketiga. Herujito, Yayat M.(2001). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Grasindo Komaruddin.(2002). Manajemen Pengawasan kualitas Terpadu Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali. Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005), Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika Aditara, Bandung. Mudrajad Kuncoro. (2003) Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Jakarta : Erlangga Notoadmojo. (2002). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia.Amara Books, Yogyakarta. Siagian, Sondang P.(2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara, Cetakan Kesembilan. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara, Cetakan Ketujuh. Suhardi. (2001). Organisasi dan Motivasi, Gava Media : Yogyakarta. Singodimedjo, Markum, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, SMMAS, Surabaya. Sugiono.(2005), Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta. Tohardi, Ahmad (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Mandar Maju.
7