e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP HARGA, VOLUME DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA SAHAM
Selamet Riyadi Selvi Andrefa Institute Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas ABSTRACT Tujuan dari paper ini adalah untuk melihat bagaimana stock split yang dilakukan oleh perusahaan berdampak pada harga, volume dan keputusan investasi investor pada saham perusahaan. Apakah stock split yang dilakukan perusahaan hanya sebuah kosmetika saham (tindakan yang tidak memiliki nilai ekonomis) atau memang sebuah tindakan korporasi perusahaan yang menggambarkan bahwa perusahaan memiliki perkembangan kearah yang lebih baik lagi. Sampel penelitian adalah PT Unilever Indonesia, Tbk. (UNVR), sebagai salah satu emiten yang bergerak di bidang bisnis produksi dan distribusi barang konsumsi, UNVR telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk sebagai salah satu dari sedikit saham yang tangguh di tengah krisis global tahun 2008. Studi ini menggunakan data kuantitatif yang dikumpulkan dalam bentuk angka atau bilangan dari laporan keuangan dan website resmi juga menggunakan aplikasi tambahan seperti HOTS milik PT.E-trading Sekuritas, sedangkan data kualitatif dikumpulkan dari hasil kuesioner yang disebar kepada para investor retail. Hasil penelitian tersebut menunjukkan saham UNVR terus meningkat dari tahun 2004 hingga tahun 2011. Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan nilai tambah pasar untuk pemegang saham (market value added/MVA) terhadap nilai buku (Book Value/BV) di atas 1.000% sejak 2004 dan selalu positif, dari studi ini pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat harga saham saat sebelum dan sesudah stock split, pada kedua menunjukkan terdapat perbedaan volume pada saat sebelum dan sesudah stock split, dan ketiga menunjukkan terdapat perbedaan ketertarikan berinvestasi pada saham perusahaan. Dari hasil ketiga pengujian hipotesis tersebut dapat terlihat bahwa kegiatan stock split yang dilakukan perusahaan memiliki dampak positif terhadap tingkat harga, volume dan keputusan investasi investor pada saham perusahaan. Kata kunci: stock split, harga saham, volume perdagangan dan T-Test
ISSN 2355-0244
1
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
PENDAHULUAN Pada zaman sekarang banyak cara berinvestasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat di Indonesia, salah satu diantaranya adalah dengan berinvestasi atau menanamkan modalnya pada saham di pasar modal. Untuk mengatasi permasalahan dimana terjadi krisis keuangan atau masa surut keuangan, maka setiap individu atau pun badan usaha memerlukan cara atau strategi investasi yang baik agar dapat selalu bertahan walaupun sedang dalam keadaan krisis keuangan. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri (Darmadji:2001). Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya. Dengan membeli saham, para pemodal berharap untuk menerima dividen (pembagian laba) setiap tahun dan keuntungan (capital gains) pada saat sahamnya dijual kembali. Pasar Modal di Indonesia mulai aktif sejak 1977, pada awalnya di Indonesia terdapat dua bursa saham yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Kemudian pada akhir 2007 demi efisiensi pemerintah menggabungkan kedua bursa ini menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), yang terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa bursa efek semakin banyak diminati investor. Semakin banyaknya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada sekitar 10 tahun yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Dalam Bursa efek hanya perusahaan (perseroan) yang sehat dan berprestasi sajalah yang diijinkan menjual sahamnya di pasar modal (go public) untuk melidungi para pemodalnya. Tandelilin (2001:45), pasar modal secara umum diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Bentuk konkritnya yaitu produk yang diperjual belikan di pasar modal berupa lembar suratsurat berharga di bursa efek.
2
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Objek penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang memproduksi produk perawatan untuk rumah dan pribadi (Home & Personal Care) serta makanan dan minuman (Food & Beverages), pada saat terjadi krisispun harga sahamnya stabil. PT Unilever Indonesia, Tbk. (UNVR) berdiri pada tahun 1933, tepat 10 tahun setelah berdiri di China, UNVR merupakan emiten yang bergerak di bisnis distribusi barang konsumsi (consumer goods). Saham UNVR telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk sebagai salah satu saham yang tangguh di tengah krisis global tahun 2008. Harga saham UNVR mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari saat dinyatakan listing hingga saat ini, tetapi peningkatan harga saham yang ada tidak diikuti oleh peningkatan nilai transaksi pada saham tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kurang likuidnya saham UNVR di BEI. Berdasarkan hal tersebut UNVR melakuakan tindakan korporasi berupa untuk menanggulanginya yaitu stock split (pemecahan saham). Stock split (pemecahan saham) merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk menaikan jumlah saham yang beredar, dimana aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Pengumuman stock split dianggap sebagai informasi yang cukup berarti bagi para investor dalam rangka pengambilan keputusan, karena dengan stock split maka harga saham akan menjadi rendah dan mudah terjangkau oleh investor kecil. Hal ini akan menimbulkan permintaan saham yang meningkat dan saham akan menjadi lebih likuid. Menurut Susiyanto (2004) pemecahan saham (stock split) dapat di definisikan sebagai aksi emiten yang dilakukan dengan memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan ratio stock split yang ditentukan. Dimana perubahan nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan penambahan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor atau tidak akan mengurangi atau membuat harga saham menjadi lebih rendah dari sebelumnya, membentuk harga saham menjadi lebih wajar dan meningkatkan likuiditas saham di pasar modal. Setelah melakukan stock split pada tahun 2000 dan 2003, kinerja saham UNVR terus meningkat dari tahun 2004 hingga saat ini. Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan
ISSN 2355-0244
3
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
nilai tambah pasar untuk pemegang saham (market value added/MVA) terhadap nilai buku (Book Value/BV) di atas 1.000% sejak 2004 dan selalu positif. MVA/BV adalah selisih antara harga saham perusahaan dan nilai buku. Nilai MVA/BV yang positif memberikan indikasi UNVR mampu memberikan nilai tambah terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi nilai MVA, hal ini memiliki nilai positif bagi para investor saham UNVR. Sejak 1 Januari 2008 hingga 31 Oktober 2008, saham UNVR mampu menghasilkan return 9,56% di tengah penurunan IHSG sebesar 53,99 persen. Hal ini dapat menunjukkan bahwa saham UNVR termasuk salah satu pilihan favorit para investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak stock split terhadap harga, volume dan keputusan investasi yang akan dilakukan investor, sedangkan penelitian sebelumnya hanya menganalisis pengaruh stcok split terhadap harga saham pada perusahaan yang go public (Fortuna :2010) dan Mila (2010) penelitian mengenai analisis pengaruh stock split terhadap volume perdagangan saham dan abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis aksi korporasi yang dilakukan PT Unilever Indonesia, Tbk. yaitu stock split (pemecahan saham) pada 6 November 2000 dan 3 September 2003 serta bagaimana dampaknya terhadap harga, volume dan keputusan investasi para investor pada saham perusahaan. Studi ini terdiri dari pendahuluan, kajian literatur, metode penelitian, analisis hasil penelitian, kesimpulan dan saran.
KAJIAN LITERATUR Pasar Modal Pengertian pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Kep. Menkeu RI No. 1548/KMK/90). Sedangkan menurut UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 diartikan sebagai, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal juga diartikan 4
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
sebagai suatu tempat dimana berbagai pihak, khususnya perusahaan, dapat menjual saham (stock) dan juga obligasi (bond) yang dimiliki dengan tujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat luas (investor) yang nantinya dana tersebut dapat dipergunakan sebagai tambahan dana bagi perusahaan ataupun untuk memperkuat dana perusahaan (Irham & Yovi : 2011:41). Pasar modal merupakan suatu sarana bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kebutuhan dana dalam jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Selain itu, pasar modal juga dapat menjadi sarana tidak langsung dalam pengukur kualitas manajemen perusahaan, dimana jika calon investor meragukan kualitas dari manajemen dapat tercermin pada harga surat berharga yang turun (Jogiyanto :2010:29). Jadi pada hakekatnya pasar modal adalah bagian dari pasar keuangan yang memperdagangkan surat-surat berharga dalam jangka panjang seperti saham, obligasi, reksadana dan produk-produk pasar modal lainnya. Pasar modal merupakan tempat investasi yang sangat menarik bagi para investor atau pemodal karena dapat memberikan tingkat hasil dan likuiditas yang sangat tinggi dan dapat diperjualbelikan setiap saat, sehingga investor dapat dengan mudah melakukan penjualan aset apabila sedang membutuhkan dana yang sifatnya segera.
Pengertian Saham Setiap saham yang diperdagangkan di pasar modal memiliki 3 jenis nilai yang melekat pada suatu perusahaan go-public (Mangasa, 2010:20). Nilai dari saham tersebut perlu diperhatikan investor karena akan sangat membantu dalam mempertimbangkan untuk melakukan investasi saham di pasar modal yaitu, a) Nilai nominal merupakan nilai yang tertera pada saham, yang diperoleh dari hasil perhitungan, total modal perusahaan : jumlah saham yang beredar. Jika perusahaan X memiliki modal disetor Rp10 Miliar, dan merencanakan nilai atau harga nominal saham sebesar Rp1.000,00 maka saham yang diterbitkan adalah Rp10 Miliar : Rp1.000,00 = 10 juta lembar saham. b) Nilai Wajar Saham adalah nilai yang diberikan oleh para investor atau analis pasar modal terhadap setiap saham yang diperdagangkan di bursa efek dengan berpedoman kepada masing-masing industri dari setiap perusahaan tersebut dan penggunaan metode-metode perhitungan nilai/harga saham
ISSN 2355-0244
5
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
yang berlaku umum seperti tingkat pertumbuhan laba perusahaan, price to book value (PBV), dan lainnya. c) Nilai Pasar adalah nilai yang diperdagangkan di bursa efek. .
Pengertian Stock Split Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi lebih kecil yang bertujuan agar harga saham dapat lebih rendah dan jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak, sehingga investor lebih mudah untuk melakukan pembelian atau agar transaksi saham tersebut lebih likuid (Simatupang 2010 : 121). Menurut Irham dan Yovi (2009:106), “Stock split adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham”. Jogiyanto (2010:561) menyatakan tentang pemecahan saham sebagai berikut, “Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham (banyak lembar saham)”. Stock split merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh pihak perusahaan atau emiten dengan melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal perlembar saham. Dengan dilakukan stock split diharapkan jumlah saham yang beredar akan meningkatkan proporsional dengan penurunan nilai nominal saham (lebih likuid) sehingga dapat memungkinkan para investor retail untuk membeli saham tersebut. Pada dasarnya ada 2 jenis stock split yang dapat dilakukan (Chotyahani: 2010), yaitu pemecahan saham naik (split up) dan pemecahan saham turun (split down). Pemecahan saham naik atau split up, yaitu: Penurunan nilai nominal per-lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya, 2:1, 3:1, 4:1 dan lain-lain. Stock split dengan split factor 2:1 (two-for-one) maksudnya adalah 2 lembar saham baru (lembar setelah pemecahan) dapat ditukar dengan 1 saham lama (lembar sebelum pemecahan saham). Stock split dengan split factor 3:1 maksudnya adalah 3 lembar saham baru (lembar setelah pemecahan) dapat ditukar dengan 1 saham lama (lembar sebelum pemecahan) dan seterusnya. Sedangkan Pemecahan saham turun atau split down, yaitu: Peningkatan nilai nominal per-lembar saham dan mengurangi jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya dengan split faktor 1:2, 1:3, 1:4 dan lain-lain. Stock split dengan split faktor 1:2 maksudnya adalah 1 lembar saham baru (lembar setelah pemecahan) dapat ditukar dengan 2 lembar saham lama (lembar sebelum pemecahan). Stock split dengan split factor 1:3 maksudnya
6
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
adalah 1 lembar saham baru (lembar setelah pemecahan) dapat ditukar dengan 3 lembar saham lama (lembar sebelum pemecahan) dan seterusnya.
Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan Margareta (2004) menghasilkan kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume saham dan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah stock split. Hasil pengujian Margaret juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ayu (2010) yang menemukan adanya perbedaan rata-rata aktivitas perdagangan volume saham setelah peristiwa pemecahan saham. Tetapi pada penelitian mengenai abnormal return sebelum dan sesudah stock split bertolak belakang karena pada penelitian Ayu tidak ditemukannya perbedaan atau pengaruh rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Pengujian Arfianto (2005) menunjukkan bahwa stock split mempunyai pengaruh yang positif terhadap pendapatan investor di pasar modal, sedangkan
Fortuna
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penurunan rata-rata harga pasar saham relatif perusahaan sampel sebelum dan sesudah stock split. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan hasil dari pengujian yang telah dilakukan, seperti bedanya sampel perusahaan jenis apa yang diambil, perbedaan data yang diambil dari perusahaan tersebut serta kemungkinan terjadinya eror atau kesalahan saat pengolahan data. Melihat kondisi tersebut pada penelitian ini dimaksudkan untuk menguji ulang tentang dampak stock split terhadap harga saham, volume saham dan keputusan investasi para investor yang pengambilan datanya akan lebih difokuskan pada satu perusahaan yaitu PT Unilever Indonesia, Tbk. yang telah melakukam stock split dua kali pada tahun 2000 dan 2003. Dengan melihat prospek usaha dan citra perusahaan yang terus membaik dari tahun ketahun, diharapkan hasil penelitian pada perusahaan ini dapat melengkapi penelitian-penelitian yang terdahulu. Selain itu, pada penelitian ini Peneliti juga akan melihat bagaimana keputusan investasi para investor terhadap saham perusahaan pada saat sebelum dan sesudah stock spliti.
ISSN 2355-0244
7
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
METODE PENELITIAN Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari hasil kuesioner kepada pihak unilever dan investor melalui pialang efek dan data sekunder berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data documenter) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, berupa informasi tentang fluktuasi harga dan volume saham UNVR di pasar modal dan laporan keuangan PT Unilever Indonesia,Tbk.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Suatu instrument yang dikatakan valid adalah instrumen yang dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat atau terdapat kecocokan antara apa yang diukur dengan tujuan pengukuran. Pengukuran validitas penelitian menggunakan korelasi product moment, dimana nilai R dapat dilihat dari tabel R product moment dengan menggunakan nilai atau taraf signifikansi 0,05. Sebagai pengambilan keputusan jika nilai Rhitung kurang dari nilai Rtabel maka pertanyaan digugurkan (tidak valid). Namun jika nilai Rhitung lebih besar dari nilai Rtabel maka daftar pertanyaan tidak ada yang gugur (data valid) dan dapat disertakan dalam analisa berikutnya. Uji Reliabilitas adalah untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten atas suatu kuesioner dalam penelitian ini dengan menggunakan instrumen Cronbach’s Alpha. Adapun dasar kriteria penilaian pada uji reliabilitas menurut Trihendradi (2011:211) : a) Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable; b) Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable.
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada hipotesis pertama dan kedua adalah pengujian T-Test untuk sampel berhubungan (Paired Sample), yaitu uji beda rata-rata dua sampel (T-Test) dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori (Erwan dan Dyah, 2011:156), yaitu T-test untuk Sampel Bebas (Independent Sample) dan T-test untuk sampel berpasangan (T-test Paired Sample). T-test untuk Sampel Bebas (Independent
8
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Sample) digunakan untuk data sampel yang tidak saling berhubungan, misalnya priawanita. Saat melakukan pengujian hipotesis dengan T-test Paired Sample, terlebih dahulu ditentukan nilai signifikan atau tingkat kepercayaan sebesar 5% (0,05), nilai signifikan ini telah default jika menggunakan program SPSS (Singgih, 2010:278). Pengambilan keputusan untuk uji hipotesis dengan metode T-test Paired Sample adalah diterima jika nilai signifikan (sig.) yang dihasilkan dalam tabel output T-test Paired Sample lebih dari 0,05 ( > 0,05). Sedangkan jika nilai signifikan (sig.) pada tabel kurang dari 0,05 ( < 0,05) maka hasilnya ditolak.
Uji Kruskal Wallis Pada hipotesis ketiga Penulis melakukan uji kruskal wallis dari hasil kuisioner yang telah disebarkan. Uji Kruskal-Wallis adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih kelompok data sampel. Uji Kruskal-Wallis digunakan ketika asumsi ANOVA tidak terpenuhi (Singgih, 2010:387). ANOVA adalah teknik analisis data statistik yang digunakan ketika kelompok-kelompok variabel bebas lebih dari dua. Pada ANOVA, kita asumsikan bahwa distribusi dari masing-masing kelompok harus terdistribusi secara normal. Dalam uji Kruskal-Wallis, tidak diperlukan asumsi tersebut, sehingga uji Kruskal-Wallis adalah uji distribusi bebas (Singgih, 2010:367). Uji Kruskal Wallis harus memenuhi asumsi berikut ini: 1. Sampel ditarik dari populasi secara acak 2. Kasus masing-masing kelompok independen 3. Skala pengukuran yang digunakan biasanya ordinal Statistik uji Kruskal Wallis menggunakan nilai distribusi Chi-kuadrat dengan derajat bebas adalah k-1 dengan jumlah sample harus lebih dari 5. Jika nilai uji Kruskal Wallis lebih kecil daripada nilai chi-kuadrat tabel, maka hipotesis null diterima, berarti sampel berasal dari populasi yang sama, demikian pula sebaliknya. Jenis jawaban dari pertanyaan kuisioner dibuat dengan metode Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur opini atau persepsi responden berdasarkan tingkat persetujuan dan ketidaksetujuan, skala yang dikembangkan oleh Rensis Likert ini biasanya memiliki 5 atau 7 kategori peringkat dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju dan data yang dihasilkan dari instrument penelitian berskala Likert merupakan
ISSN 2355-0244
9
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
data ordinal (Erwan dan Dyah, 2011:63). Pada penelitian ini, dalam lembar kuisioner yang diberikan kepada responden Penulis menggunakan 5 kategori jawaban yang terdiri dari sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju.
ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam perkembangannya, Perusahaan. hingga saat ini telah melakukan pemecahan saham (stock split) sebanyak 2 (dua) kali, yaitu pada tanggal 6 November 2000 dan 3 September 2003. Karena itu, perhitungan atau uji T-Test Paired Sample terhadap harga saham dilakukan dua kali yaitu untuk data harga saham sebelum dan sesudah stock split pada tahun 2000 dan 2003. Bagian pertama akan dimulai dengan pengujian T-Test Paired Sample untuk data harga saham UNVR pada saat 30 minggu sebelum dan 30 minggu sesudah stock split pada tahun 2000. Setelah itu, pengujian dilanjutkan dengan data harga saham UNVR pada saat 30 minggu sebelum dan 30 minggu sesudah stock split pada tahun 2003. Data harga saham tersebut diperoleh melalui program Hots e-Trading yang telah diolah dan disederhanakan, diolah dengan uji T-Test Paired Sample. Saat melakukan pengujian hipotesis dengan T-test Paired Sample, terlebih dahulu ditentukan nilai signifikan atau tingkat kepercayaan sebesar 5% (0,05), nilai signifikan ini telah default jika menggunakan program SPSS (Singgih, 2010:278).
Tabel 1 Hasil Uji T-Test Paired Sample Harga Saham Tahun 2000 Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
sebelum
116,983.3333
30 22,922.46426
4,185.05025
sesudah
147,530.0000
30 14,870.33961
2,714.94015
Sumber : Output Program SPSS Versi 16
Hasil pengujian dari tabel bagian pertama ini (Paired Samples Statistics) menerangkan bahwa rata-rata harga saham saat sebelum terjadi stock split adalah Rp116.983,33 sedangkan setelah terjadi stock split rata-rata harga saham adalah
10
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Rp147.530,00. Hal ini dapat diartikan bahwa terjadi kenaikan rata-rata harga saham setelah stock split yang disebabkan oleh meningkatnya persentase portofolio saham UNVR ditangan para investor. Semakin meningkatnya demand atas saham UNVR dapat membawa harga saham UNVR ketingkat yang lebih tinggi. Paired Samples Correlations N Pair 1
sebelum & sesudah
Correlation 30
Sig.
-.638
.000
Sumber : Output Program SPSS Versi 16
Bagian kedua output adalah tabel Paired Sample Correlations, hasil korelasi antara kedua variabel menghasilkan angka -0,638 dengan nilai probabilitas (sig.) 0,000 yang kurang dari nilai signifikan 0,05. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara harga saham sebelum dan sesudah stock split adalah sangat erat dan benar-benar berhubungan dengan nyata. Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1 sebelum sesudah
-30,546.66667
Std. Deviation
Std. Error Mean
34,369.18962 6,274.92681
95% Confidence Interval of the Difference Lower -43,380.33299
Upper
t
Sig. (2df tailed)
-17,713.00035 -4.868 29
Sumber : sumber data diolah dengan Program SPSS Versi 16
Pada tabel ketiga ini terlihat hasil uji T-Test Paired Sample pada harga saham UNVR sebelum dan sesudah stock split, pada kolom Sig. (2-tailed) bahwa nilai probabilitas (sig.) yang dihasilkan adalah 0,000 atau kurang dari 0,05 ( < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat harga saham yang dihasilkan pada saat sebelum dan sesudah stock split pada tahun 2000. Hasil pengolahan data dengan uji T-Test Paired Sample, mendapatkan output sebagai berikut:
ISSN 2355-0244
11
.000
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Tabel 2 Hasil Uji T-Test Paired Sample Harga Saham Tahun 2003 Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Error Mean
Std. Deviation
sebelum
22,861.6667
30
3,624.83491
661.80128
sesudah
34,583.3333
30
2,204.35827
402.45892
Sumber : data diolah dengan Program SPSS Versi 16
Hasil pengujian dari tabel bagian pertama (Paired Samples Statistics) menerangkan bahwa rata-rata harga saham saat sebelum terjadi stock split adalah Rp22.861,67 sedangkan setelah terjadi stock split rata-rata harga saham menjadi Rp34.583,33. Hal ini dapat diartikan bahwa terjadi kenaikan rata-rata harga saham setelah stock split yang disebabkan oleh meningkatnya persentase portofolio saham UNVR ditangan para investor. Semakin meningkatnya demand atas saham UNVR dapat membawa harga saham UNVR ketingkat yang lebih tinggi. Paired Samples Correlations N Pair 1
sebelum & sesudah
Correlation 30
-.734
Sig. .000
Sumber : Output Program SPSS Versi 16
Bagian kedua output adalah tabel Paired Sample Correlations, hasil korelasi antara kedua variabel menghasilkan angka -0,734 dengan nilai probabilitas (sig.) 0,000 yang kurang dari nilai signifikan 0,05. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara harga saham sebelum dan sesudah stock split adalah sangat erat dan benar-benar berhubungan dengan nyata. Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviation
95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Lower Upper
t
Sig. (2df tailed)
Pair 1 sebelum -11,721.66667 5,452.59640 995.50335 -9,685.63371 -11.775 29 sesudah 13,757.69962 Sumber : Output Program SPSS Versi 16
12
ISSN 2355-0244
.000
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Tabel ketiga ini terlihat hasil uji T-Test Paired Sample pada harga saham UNVR sebelum dan sesudah stock split, pada kolom Sig. (2-tailed) bahwa nilai probabilitas (sig.) yang dihasilkan adalah 0,000 atau kurang dari 0,05 ( < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat harga saham yang dihasilkan pada saat sebelum dan sesudah stock split pada tahun 2003. Bagian pertama akan dimulai dengan pengujian T-Test Paired Sample untuk volume saham UNVR saat 30 minggu sebelum dan 30 minggu sesudah stock split tahun 2000. Setelah itu, pada bagian kedua pengujian akan dilanjutkan dengan volume saham UNVR pada saat 30 minggu sebelum dan 30 minggu sesudah stock split pada tahun 2003. Data volume saham diperoleh melalui program Hots e-Trading yang telah diolah dan disederhanakan. Seperti halnya pada analisis pertama, saat melakukan pengujian dengan T-test Paired Sample, terlebih dahulu ditentukan nilai signifikan atau tingkat kepercayaan sebesar 5% (0,05), nilai signifikan ini telah default jika menggunakan program SPSS (Singgih, 2010:278), didapat output sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Uji T-Test Paired Sample Volume Saham Tahun 2000 Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
sebelum
56.63
30
64.313
11.742
sesudah
101.93
30
86.734
15.835
Sumber : Sumber data diolah dengan Program SPSS Versi 16
Hasil pengujian dari tabel Paired Samples Statistics menerangkan bahwa rata-rata volume saham saat sebelum terjadi stock split adalah 56,63 sedangkan setelah terjadi stock split rata-rata volume saham menjadi 101,93. Paired Samples Correlations N Pair 1
sebelum & sesudah
Correlation 30
.295
Sig. .114
Sumber : Sumber data diolah dengan Program SPSS Versi 16
ISSN 2355-0244
13
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Bagian kedua output adalah tabel Paired Sample Correlations, hasil korelasi antara kedua variabel menghasilkan angka 0,295 dengan nilai probabilitas (sig.) 0,114 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara volume saham sebelum dan sesudah stock split adalah tidak erat dan tidak berhubungan dengan nyata. Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Mean Pair 1
Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper
t
df
sebelum -45.297 91.497 16.705 -79.462 -11.131 -2.712 sesudah Sumber: Sumber data diolah dengan Program SPSS Versi 16
Sig. (2tailed)
29
.011
Pada tabel ini dapat terlihat hasil uji T-Test Paired Sample pada volume saham UNVR sebelum dan sesudah stock split, pada kolom Sig. (2-tailed) bahwa nilai probabilitas (sig.) yang dihasilkan adalah 0,011 atau kurang dari 0,05 ( < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan volume saham pada saat sebelum dan sesudah stock split pada tahun 2000. Berdasarkan Paired Sample T-Test dan didapat output sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji T-Test Paired Sample Volume Saham Tahun 2003 Paired Samples Statistics Mean Pair 1
sebelum
1007.23
N
Std. Deviation Std. Error Mean 30
578.107
sesudah 2373.77 30 1454.779 Sumber : Sumber data diolah dengan Program SPSS Versi 16
105.547 265.605
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel Paired Samples Statistics diatas menerangkan bahwa rata-rata volume saham saat sebelum terjadi stock split adalah 1007,23 sedangkan setelah terjadi stock split rata-rata volume saham menjadi 2373,77.
14
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1 sebelum & sesudah 30 -.038 .842 Sumber : Sumber data diolah dengan Program SPSS Versi 16 Pada tabel output kedua, tabel Paired Sample Correlations, hasil korelasi antara kedua variabel menghasilkan angka -0,38 dengan nilai probabilitas (sig.) 0,842 yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara volume saham sebelum dan sesudah stock split adalah tidak erat dan tidak berhubungan dengan nyata.
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Pair 1
sebelum -1.367E3 1585.654 sesudah Sumber: Output Program SPSS Versi 16
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
289.499 -1958.626 -774.440
t
Sig. (2df tailed)
-4.720 29
.000
Dari tabel di atas dapat terlihat hasil uji T-Test Paired Sample pada volume saham UNVR sebelum dan sesudah stock split, pada kolom Sig. (2-tailed) bahwa nilai probabilitas (sig.) yang dihasilkan adalah 0,000 atau kurang dari 0,05 ( < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan volume saham pada saat sebelum dan sesudah stock split pada tahun 2003. Analisis yang ketiga atau yang terakhir adalah pengujian mengenai dampak stock split terhadap keputusan berinvestasi para investor pada saat sebelum dan sesudah stock split. Pada pengujian validitas dan realibilitas sebelumnya, data penelitian telah dinyatakan valid dan reliabel. Pada pengujian Kruskal Wallis test, penelitian dilakukan dengan membagi responden ke dalam 3 kelompok yang ditunjukkan pada tabel 7 dibawah ini:
ISSN 2355-0244
15
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Tabel 4 Analisa rank responden Ranks Atribut Skor_Responden
N
Mean Rank
1.00
9
11.50
2.00
17
16.85
3.00
21
35.14
Total 47 Sumber: Sumber data diolah dengan SPSS Versi 16 Keterangan atribut: 1
= Keputusan responden berinvestasi dengan mengabaikan stock split
2
= Keputusan responden berinvestasi dengan tidak mengetahui stock split
3
= Keputusan responden berinvestasi dengan mengetahui stock split Berdasarkan tabel 7 di atas, maka dapat diketahui bahwa responden yang
mengambil keputusan berinvestasi dengan mengabaikan stock split sebanyak 9 orang dengan mean rank 11.50, kemudian responden yang mengambil keputusan berinvestasi, namun tidak mengetahui stock split perusahaan di tahun sebelumnya sebanyak 17 orang dengan mean rank 16.85. Adapun mayoritas responden mengambil keputusan investasi setelah mengetahui adanya stock split yang dilakukan perusahaan sebanyak 21 orang dengan mean rank 35.14. Statistik uji Kruskal Wallis menggunakan nilai distribusi Chi-kuadrat dengan derajat bebas adalah k-1 dengan jumlah sampel harus lebih dari 5. Jika nilai uji Kruskal Wallis lebih kecil daripada nilai chi-kuadrat tabel, berarti tidak ada pengaruh, berarti sampel berasal dari populasi yang sama, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS versi 16.0, diperoleh hasil sebagai berikut:
16
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Tabel 8 Chi-Square Test Statisticsa,b Skor_Responden Chi-Square 26.156 df 2 Asymp. Sig. .000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Atribut Sumber: Sumber data diolah dengan program SPSS Versi 16
Nilai p-value sebesar 0,000 < nilai kritis 0,05, karena itu terlihat bahwa terdapat cukup bukti dimana terdapat perbedaan dari ketiga kelompok responden dalam mengambil keputusan investasi. Chi-square test bernilai positif, dimana skor tertinggi dalam kelompok merupakan kelompok responden yang berinvestasi setelah mengetahui stock split. Jadi dapat diinterpretasikan bahwa stock split yang dilakukan perusahaan berdampak positif pada keputusan investasi para investor. Sehingga kesimpulan untuk analisis ketiga adalah terdapat perbedaan ketertarikan berinvestasi pada saham UNVR. saat sebelum dan sesudah stock split.
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan uji penelitian dengan Paired Sample T-Test yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan harga saham antara sebelum dengan sesudah stock split yang dilakukan manajemen Perusahaan pada tahun 2000 dan 2003. Kesimpulan ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Harsoni (2004) dan Fortuna (2010) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kenaikan rata-rata harga pasar saham relatif perusahaan sampel sebelum dan sesudah stock split. Serta pemecahan saham memberikan pengaruh terhadap kenaikan dan penurunan harga saham. Pemecahan saham merupakan salah satu bentuk corporate action yang dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah transaksi perdagangan saham baik itu dari segi volume dan frekuensinya, dengan adanya permecahan saham maka
ISSN 2355-0244
17
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
akan menurunkan harga saham yang beredar di masyarakat, sehingga setelah itu diharapkan dapat kembali meningkatkan daya tarik investor dan pada akhirnya harga saham yang diperdagangkan akan semakin meningkat. Corporate action mengenai pemecahan saham sering dikaitkan dengan Signaling Theory yang menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan sinyal yang informatif kepada investor mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan adanya pandangan seperti itu, maka bila dikaitkan dengan timbulnya perbedaan atau kenaikan harga saham akibat kegiatan stock split sangatlah wajar karena hal tersebut menandakan bahwa kegiatan pemecahan saham yang dilakukan perusahaan dinilai investor sebagai perkembangan perusahaan ke arah yang lebih baik lagi. Hasil uji penelitian kedua mengenai volume saham didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan aktivitas volume saham saat sebelum dan sesudah stock split. Hasil pengujian ini didukung dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Mila (2010) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan setelah peristiwa pemecahan saham. Faktor penyebab terjadinya perbedaan aktivitas volume saat sebelum dan setelah stock split antara lain adalah reaksi pasar yang cukup tajam, dimana setiap investor yang melihat peluang investasi yang baik saat stock split terjadi karena harga saham jadi lebih terjangkau dan tingkat likuiditas semakin membaik. Setiap investor tentu ingin melakukan investasi dengan saham/asset portofolio yang bersifat likuid sehingga akan lebih mudah untuk mencairkan dana portofolionya kapanpun disaat mereka membutuhkan dana yang sifatnya segera. Hasil dari pengujian ke 3 dengan menggunakan uji Kruskal Wallis menyatakan bahwa terdapat dampak yang positif dari stock split yang dilakukan perusahaan terhadap ketertarikan berinvestasi investor pada saham UNVR. Hal ini berarti terdapat perbedaan ketertarikan berinvestasi pada saham perusahaan pada saat sebelum dan sesudah stock split. Adanya perbedaan ketertarikan dalam keputusan berinvesasi para investor pada saham UNVR saat sebelum dan sesudah stock split dapat disebabkan oleh perubahan dari return didapat dan resiko yang dihadapi oleh para investor saat terjadi stock split.
18
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pada analisis pertama didapatkan hasil, terdapat perbedaan tingkat harga saham pada saat sebelum dan sesudah stock split. Pada data sekunder yang didapatkan Peneliti melalui Hots E-Trading, pada saat 30 minggu sebelum pelaksanaan stock split tahun 2000, saham UNVR berada pada level harga Rp77.000,00 dan tepat sebelum stock split berada dikisaran harga Rp148.000,00. Hal ini memperlihatkan bahwa walaupun berita tentang stock split belum dikeluarkan oleh emiten namun rumor yang beredar di pasar saham sangat cepat menyebar diantara para trader, sehingga harga saham UNVR terus meningkat hingga naik 100%. Sedangkan setelah pelaksanaan stock split harga saham UNVR cenderung bergerak stabil sehingga 30 minggu kemudian hanya memperoleh gain sekitar 15 persen yakni dari level harga Rp14.000,00 ke level Rp16.250,00. Begitu juga dengan pelaksanaan stock split pada tahun 2003, saat 30 minggu sebelum stock split harga saham UNVR ada di level Rp19.500,00 dan tepat sebelum stock split saham UNVR naik hingga level Rp.27.800,00. Hal ini menandakan bahwa saham UNVR mengalami kenaikan hingga 35 persen. Namun setelah pelaksanaan stock split kembali saham UNVR bergerak cukup stabil dari level harga Rp3.450,00 hinga 30 minggu kemudian ada di level harga Rp3.550,00. Dari kedua peristiwa tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat harga saham pada saat sebelum dan sesudah stock split. Hal ini menandakan bahwa stock split memberikan dampak positif terhadap kenaikan tingkat harga saham UNVR. Pada analisis kedua didapatkan hasil terdapat perbedaan volume saham pada saat sebelum dan sesudah stock split. Melalui studi ini diketahui bahwa aksi stock split turut mempengaruhi tingkat likuiditas perdagangan saham jika dipantau berdasarkan tingkat peredaran saham pada periode 2000 dan 2003. Pada saat 30 Minggu sebelum stock split pada tahun 2000 jumlah saham UNVR yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejumlah 1.699 lot namun 30 minggu setelah aksi stock split memperlihatkan dampak yang signifikan terhadap volume perdagangan saham UNVR yakni 30.579 lot (jika dibandingkan dalam kondisi sebelum stock split sudah meningkat 100 persen menjadi 3.057,9 lot) saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
ISSN 2355-0244
19
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Hasil analisis lainnya yaitu 30 Minggu sebelum stock split pada tahun 2003 jumlah saham UNVR yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sejumlah 30.217 lot namun 30 minggu setelah aksi stock split memperlihatkan dampak yang signifikan terhadap volume perdagangan saham UNVR yakni 712.130 lot (jika dibandingkan dalam kondisi sbelum stock split sudah meningkat 100% menjadi 71.213 lot) saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Hal itu menunjukkan ketertarikan berinvestasi terhadap saham UNVR turut meningkat setelah aksi stock split dan turut mempengaruhi volatilitas harga saham UNVR. Dengan adanya aksi stock split semakin banyak investor kelas retailer yang tertarik untuk menanamkan sebagian investasinya di saham UNVR. Dari peristiwa stock split pada tahun 2000 dan 2003 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan volume saham pada saat sebelum dan sesudah stock split. Hal ini menandakan bahwa stock split memberikan dampak positif terhadap meningkatnya volume saham UNVR yang diperdagangkan di BEI. Pada analisis ketiga didapatkan hasil, terdapat perbedaan ketertarikan berinvestasi pada saham PT Unilever Indonesia, Tbk. saat sebelum dan sesudah stock split. Pada penelitian data primer Penulis melihat bahwa ketertarikan investor pada saham UNVR setelah stock split terdapat sinyal yang kuat, dimana para investor menyambut baik untuk berinvestasi saham UNVR setelah stock split. Berdasarkan penelitian hipotesis 3, diketahui bahwa responden yang mengambil keputusan berinvestasi dengan mengabaikan stock split sebanyak 9 orang dengan mean rank 11.50, kemudian responden yang mengambil keputusan berinvestasi namun tidak mengetahui stock split perusahaan di tahun sebelumnya sebanyak 17 orang dengan mean rank 16.85. Adapun mayoritas responen mengambil keputusan investasi setelah mengetahui adanya stock split yang dilakukan perusahaan sebanyak 21 orang dengan mean rank 35.14. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ketertarikan berinvestasi pada saham PT Unilever Indonesia, Tbk. saat sebelum dan sesudah stock split. Dalam melakukan keputusan investasi pada saham, para investor sebaiknya memperhatikan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau emiten, karena daya tangkap informasi bagi masing-masing investor sangat mempengaruhi kinerja return investasi. Para investor juga harus memiliki pergaulan dan komunikasi
20
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
yang luas terhadap banyak kalangan. Sehingga dapat mempunyai banyak pertimbangan dan saran atas suatu investasi. Selain itu, investor hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor eksternal sepeti faktor ekonomi dan politik, kondisi pasar, karena hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi harga saham. Dengan banyaknya rumor dan informasi yang beredar diantara para investor seperti melalui berita-berita di internet, diharapkan para investor tidak mudah percaya begitu saja dan hanya mendengarkan informasi resmi dari emiten yang bersangkutan. Sehingga para investor atau trader akan terlindungi dari resiko kerugian akibat rumor atau berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan peneliti dapat menguji variabelvariabel lain yang juga terkena dampak dari kegiatan stock split yang dilakukan perusahaan, seperti dividen dan laba dengan memperpanjang periode pengamatan yang akan lebih mencerminkan reaksi pasar serta menggunakan metode yang berbeda.
ISSN 2355-0244
21
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
DAFTAR PUSTAKA Afrianto, Oky. (2005). Dampak Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Pendapatan Investor Di Pasar Modal. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: ABFII Perbanas. Agus Purwanto, Erwan & Ratih Sulistyastuti, Dyah. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media. Cynthia. (2010). Analisis Perbedaan Volume Perdagangan dan Return Saham Sebelum dan Sesudah Kebijakan Pemecahan Saham Pada BEI Tahun 2005-2008. Skripsi tidak diterbitkan. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Darmadji, Tjiptono. (2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: PT Salemba Emban Patria. Darmadji, Tjiptono & Fakhrudin, Hendy. (2008). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (Edisi kedua). Jakarta: Penerbit Balai Pustaka. Fahmi, Irham & Lavianti Hadi, Yovi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Teori dan Tanya Jawab). Bandung: CV Alfabeta. Fortuna, Chotyahani Hasna Rizka. (2010). Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Gaol, Chr. Jimmy L. (2008). Sistem Informasi Manajemen : Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: PT Grasindo. Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat.
22
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Hamzah, Amir. (2006). Analisis Kinerja Saham Perbankan Sebelum & Sesudah Reverse Stock Split di PT Bursa Efek Jakarta. Skripsi diterbitkan. Sumatra Selatan: Program Studi Magister Manajemen Hariyani, Iswi & Serfianto D.P., R. (2010). Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Jakarta: Transmedia Pustaka. Harsoni K., Margareta. (2004). Pengaruh stock split terhadap likuiditas perdagangan saham dan pendapatan saham. Hartono, Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta: Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. -------------------------. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketujuh. Yogyakarta: Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Husnan, Suad. (2003). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. -------------------. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Marwata. (2001). Kinerja Keuangan, Harga Saham dan Pemecahan Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 4, No.2. Mila W., I Gusti Ayu. (2010). Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009. Skripsi diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
ISSN 2355-0244
23
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Raco, J.R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Santoso, Singgih. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Simatupang, Mangasa. (2010). Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana. Jakarta: Mitra Wacana Media. Susiyanto, Fendi M. 23 April 2004. Penggabungan dan Pemecahan Saham, Konsolidasi Saham Sektor Perbankan. http://www.kompas.com. Halaman 1-5. HU
UH
Jakarta. Syafitri, Khairani. (2001). Pengaruh Stock Split Terhadap Return Saham. Skripsi tidak diterbitkan. Depok: Program Studi Magister Manajemen FEUI. Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. -----------------------------. (2010). Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius. Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: CV Andi Offset. Zed, Mestika. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Susiyanto, 2004 Keputusan menteri keuangan RI No.1548/KMK/90 Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
24
ISSN 2355-0244