Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
ANALISIS DAMPAK PENINGKATAN JALAN TEMBUS JANTHO-LAMNOP PENGEMBANGAN WILAYAH Dl KABUPATEN ACEH BESAR1 Fìtri Diansari2 Eko Budi Santoso3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan unluk memprediksi dampak peningkatan jalan tembus Jantho terhadap manfaat ekonomi yang dihasilkan dan aktivitas perdagangan barang bagi produsen, pedagang dan konsumen untuk komoditi padi/beras, tomat dan sapi/daging sapi; penghematan biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum dan Jantho ke Lamno; dan potensi peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar, serta kesesuaian dampak peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno dengan arahan pengembangan wilayah yang dibuat pemerintah daerah. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa statistik untuk data kuantitatif. Analisa tersebut digunakan untuk mengolah data yang menyangkut perhitungan prediksi pergeseran volume penjualan, harga jual dan harga beli komoditi sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, peningkatan jalan tembus Jantho-Larnno memberikan dampak positif terhadap manfaat ekonomi yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan. Produsen petani padi dan pedagang komoditi beras memperoloh manfaat yang signifikan yaitu masing-masing sebesar 34,98 persen dan 61,97 persen. Namun penghematan bagi konsumen akibat pergeseran harga beli tidak signifikan yaitu dibawah 3 (tiga) persen. Penghamatan biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum adalah sebesar 46,63 persen. Penerimaan daerah dari pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) juga mengalami peningkatan sebesar 70,43 persen. Selan jutnya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno sesuai dengan arahan pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Besar yaitu peningkatan akses untuk memperlancar pemasaran hasil produksi terutama produk yang berfungsi sebagai penopang ekonomi daerah serta penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang mendorong kegiatan investasi ekoniomi dan sosial. Kata kunci: jalan, peningkatan jalan, manfaat ekonomi jalan. PENDAHULUAN Mobilitas perekonomian di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat bertumpu pada kehandalan dan tingkat pelayanan jaringan jalan, karena lalu lintas orang dan muatan barang sebagian besar masih diangkut melalui jaringan prasarana jalan. Jalur lintas Banda Aceh-Meulaboh selama ini, sebenarnya adalah lintas yang dibangun oleh Belanda untuk tujuan perluasan daerah jajahan. Seperti banyak dikeluhkan selama ini, jalur tersebut tidak memberi akses ekonomi daerah dalam dan tengah ke daerah pesisir sehingga Aceh terkotak-kotak satu sama lainnya. Permasalahannya adalah hingga kini, Kota Jantho yang merupakan ibukota Kabupaten Aceh Besar belum bisa menarik berbagai pusat kegiatan ekonomi atau permukiman penduduk Aceh, kecuali pegawai negeri dan keluarganya serta Kota Banda Aceh yang menjadi tujuan masyarakat Aceh Besar dalam melakukan aktivitas perdagangan. Oleh karena itu perlu suatu tinjauan terhadap dampak pembangunan 1
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
jalan tembus Jantho-Lamno terhadap aktivitas ekonomi masyarakat dan pemerintah daerah sehingga bermanfaat bagi pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Besar. Peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno diharapkan mampu memberikan dampak peningkatan aktivitas perdagangan barang dan jasa serta manfaat ekonomi dengan memberdayakan potensi sumber daya di Kabupaten Aceh Besar secara optimal. Dengan sendirinya akan berdampak terhadap struktur tata ruang dan perkembangan wilayah pada umumnya. Tujuan yang akan dicapai dalam penetitian ini adalah memprediksi dampak peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno terhadap manfaat ekonomi yang dihasilkan dan aktivitas perdagangan bagi produsen, pedagang dan konsumen untuk komoditi padi/beras, tomat dan sapi/daging sapi. Memprediksi dampak peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno bagi penumpang angkutan umum dan Jantho ke Lamno dalam bentuk penghematan biaya perjalanan. Serta memprediksi dampak peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno bagi peningkatan pendapatan daerah khususnya potensi peningkatan pajak bumi dan bangunan (PBB). Selanjutnya mengetahui kesesuaian dampak peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno dengan arahan pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Besar. Parameter yang digunakan adalah peningkatan nilai tambah, penghematan akibat pergeseran harga beli, penghematan biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum dan potensi peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dan pajak bumi dan bangunan (PBB). Peningkatan aktivitas ekonomi tersebut dengan sendirinya akan berdampak terhadap struktur tata ruang dan perkembangan wilayah pada umumnya. Untuk kepentingan penelitian ini, maka wilayah penelitian dibatasi pada 5 (lima) kecamatan yang berada dekat dengan titik awal jalan di Kota Jantho. Kelima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Lembah Seulawah, Kecamatan Seulimeum, Kecamatan Kota Jantho, Kecamatan Kuta Cot Glie dan Kecamatan lndraputi. Saat penelitian diasumsikan keadaan ekonomi normal dan tidak mempertirnbangkan aspek sosial dan politis. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Pemerintah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar khususnya terhadap dampak yang ditimbulkan akibat peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno. Dan juga sebagai masukan dalam menyusun perencanaan pengembangan wilayah yang terpadu antar sektor.
METODE PENEUTIAN Analisis manfaat ekonomi yang dihasilkan dan peningkatan aktivitas perdagangan barang bagi produsen dan pedagang, serta penghematan akibat pergeseran harga beli bagi konsumen dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah menghitung nilai rata-rata dari parameter berdasarkan data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran angket dan wawancara. Tahap kedua adalah uji hipotesis apakah ada perbedaan yang signifikan diantara sampel sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tembus JanthoLamno. Teknik statistik yang digunakan adalah uji beda rata-rata (Compare Means) dengan rnenggunakan t-test (Paired Sample T Test). Pengujian hipotesis menggunakan uji dua pihak (arah) yaitu: Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata populasi sebelum dan sesudah peningkatan jalan tembus JanthoLamno. Hl = terdapat perbedaan rata-rata populasi sebelum dan sesudah peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno. Pengambilan kesimpulan menggunakan: 2
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
Probabilitas > α maka terima Ho Probabilitas < α maka tolak Ho Taraf signifikansi (α) adalah sebesar 5%. Dan tahap ketiga adalah melakukan perhitungan nilai tambah sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno berdasarkan pergeseran volume penjualan, harga jual dan harga beli. Sedangkan penghematan biaya perjalanan penumpang angkutan umum dan potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar menggunakan analisa secara deskriptif. Analisa tersebut dilakukan berdasarkan data sekunder dari Dinas Perhubungan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Wilayah I-Aceh, Bappeda Aceh Besar, Dinas Pendapatan Kabupaten Aceh Besar dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Besar. Selanjutnya analisis kesesuaian dampak peningkatan jalan tembus Jantho Lamno dengan arahan pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Besar. Analisa ini juga bersifat deskriptif yang memaparkan fakta-fakta dan kondisi saat ini dan rnembandingkan dengan hasil analisis manfaat ekonomi di wilayah penelitian. Hasil analisis ini digabungkan dengan aspek keruangan untuk melihat kesesuaian dampak peningkatan jalan dengan kebijaksanan pengembangan wilayah yang ditetapkan pemerintah daerah. Parameter yang digunakan adalah fungsi wilayah dan arahan pengembangan wilayah di Kabupaten Aceh Besar terhadap masing-masing wilayah itu sendiri. HASIL DAN PEMBAHASAN Manfaat Ekonomi dan Aktivitas Perdagangan Manfaat ekonomi dan aktivitas perdagangan bagi produsen dan pedagang adalah selisih prediksi nilai tambah sesudah dan sebelum peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno. Prediksi nilai tambah sesudah peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno dapat dihitung berdasarkan prediksi pergeseran volume penjualan dan harga jual. Asumsi yang digunakan untuk memprediksi nilai tambah bagi produsen dan pedagang adalah (a) jika volume penjualan mengalami pergeseran dan harga jual tetap, (b) jika volume penjualan tetap dan harga jual mengalami pergeseran dan (c) jika volume penjualan dan harga jual mengalami pergeseran. Nilai rata-rata volume penjualan, harga jual dan harga beli dapat dihitung dan jumlah nilai total responden terhadap masing-masing variabel dibagi dengan jumlah responden; Means = ∑ nilai masing-masing variabel ∑ jumlah responden Selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata populasì berdasarkan parameter volume penjualan dan harga jual. Uji hipotesis tersebut menggunakan t-test (Paired Sample T Tess) dengan Program SPSS for Windows 12. Manfaat Ekonomi Bagi Produsen Berdasarkan hasil uji hipotesis terhadap volume penjualan dan harga jual komoditi padi, diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti tolak Ho atau terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan dan harga jual komoditi padi sebelum dan sesudah peningkatan jalan 3
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
tembus Jantho-Lamno di wilayah penelitian. Sedangkan terhadap komoditi tomat diketahui bahwa untuk volume penjualan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti tolak Ho atau terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan komoditi tomat sebelum dan sesudah peningkatan jalan. Sedangkan untuk harga jual diketahui nilai signifikansi lebih besar dan 0,05 yang berarti diterima Ho atau tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan dan harga jual komoditi tomat sebelum dan sesudah peningkatan jalan. Hasil uji hipotesis terhadap volume penjualan dan harga jual komoditi ternak sapi, diketahui nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti tolak Ho atau terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan dan harga jual komoditi ternak sapi sebelum dan sesudah peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno di wilayah penelitian. Setelah adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno, peningkatan nilai tambah terbesar diterima oleh produsen petani padi yaitu sebesar 31,67 persen, sebagaimana terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Produsen petani tomat mengalami peningkatan sebesar 30,05 persen, sedangkan produsen petani ternak sapi hanya sebesar 17,20 persen. Tabel 1 Peningkatan Nilal Tambah Bagi Produsen Menurut Komoditi Sebelum Sesudah No Komoditi Peningkatan (%) (Rp./Thn/Petani) (Rp./Thn/Petani) 1 Padi 867,690.50 1,142,495.98 31.67% 2 Tomat 2,124,238.80 2,762,538.37 30.05% 3 Ternak Sapi 9,293,575.00 10,892,300.25 17.20% Sumbet: Hasi Analisis
No
Kecamatan
Tabel 2. Manfaat Ekonomi Bagi Produsen Menurut Kecamatan Petani Padi Petani Tomat Petani Ternak Sapi Jumlah Jumlah Jumlah % % % (Rp./Thn/Petani) (Rp./Thn/Petani) (Rp./Thn/Petani) 258.861 38.45 1.110.797 35.88 1.569.059 15.34
Lembah Seulawah 2 Seulimeum 3 Kota Jantho Kuta Cot 4 Glie 5 Indrapuri Rata-rata Sumber: Hasd Analisis 1
267.535 43.72 253.238 43.71 259.428 26.70
992.267 26.28 611.980 29.99 157.361 21.93
1.661.716 27.96 3.197.103 35.53 1.233.364 10.20
334.961 22.30 274.805 34.98
166.695 16.82 607.820 26.18
693.519 7.53 1.670.954 19.31
Tabel 2 dan Gambar 1 berikut ini menunjukkan manfaat ekonomi menurut kecamatan di wilayah penelitian. Bagi produsen, petani tomat, prosentase manfaat ekonomi di Kecamatan Lembah Seulawah adalah sebesar 35,88 persen. Namun berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan volume penjualan dan harga jual sebelum dan sesudah peningkatan jalan di wilayah tersebut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa besarnya manfaat tersebut dipengaruhi oleh besarnya harga jual tomat di Kecamatan Lembah Seulawah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya.
4
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
Gambar 1 Peta Manfaat Ekonomi bagi Produsen Menurut Kecamatan Produsen, petani ternak sapi, di Kecamatan Kota Jantho mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yaitu sebesar 35,53 persen. Namun berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pergeseran volume penjualan dan harga jual ternak sapi sebelum dan sesudah peningkatan jalan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa besarnya manfaat ekonomi tersebut dipengaruhi oleh nilal tambah akibat besarnya harga jual dan kecilnya jumlah biaya yang dikeluarkan responden petani ternak sapi di Kecamatan Kota Jantho. Manfaat Ekonomi Bagi Pedagang Para responden pedagang adalah pedagang yang menjalankan kegiatan usaha mereka di pasar kecamatan atau pusat perdagangan skala kecil pada tingkat kemukiman atau desa di wilayah penelitian yaitu Pasar Saree dan Pasar Lamtamot (Kecamatan Lembah Seulawah), Pasar Seulimeum dan Pasar Hewan Seulimeum (Kocamatan Seulimeum), Pasar Kota Jantho (Kecamatan Kota Jantho, Pasar Lampakuk dan Pasar Keumire (Kecamatan Kuta Cot Glie) serta Pasar Baru Indrapuri (Kecamatan Indrapuri). Berdasarkan hasil uji hipotesis terhadap volume penjualan dan harga jual komoditi beras, diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti tolak Ho atau terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan dan harga jual komoditi beras sebelum dan sesudah peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno di wilayah penelitian. Terhadap volume penjualan dan harga jual komoditi tomat diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti tolak Ho atau terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan dan harga jual komoditi tomat sebelum dan sesuðah peningkatan jalan. Hasil uji hipotesis terhadap volume penjualan diketahui nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti tolak Ho atau terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan komoditi ternak sapi sebelum dan sesudah peningkatan jalan, sedangkan terhadap harga jual komoditi ternak sapi diketahui nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti terima Ho atau tidak terdapat perbedaan 5
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
signifikan rata-rata populasi harga jual komoditi ternak sapi sebelum dan sesudah peningkatan jalan. Hasil uji hipotesis terhadap volume penjualan dan harga jual komoditi daging sapi diketahui nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti terima Ho atau tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata populasi volume penjualan dan harga jual komoditi daging sapi sebelum dan sesudah peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno. Sesudah adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno, peningkatan nilai tambah yang signifikan diperoleh pedagang beras yaitu sebesar 64,84 persen. Hal ini dipengaruhi oleh potensi sumberdaya alam di wilayah penelitian yaitu komoditi pertaniaan (tanaman bahan makanan dan peternakan). Sedangkan pedagang komoditi tomat dan daging sapi juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 49,11 persen dan 47,17 persen, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Peningkatan Nilai Tambah Bagi Pedagang Menurut Komoditi Sebelum Sesudah Peningkatan No Komoditi (Rp./Thn/Petani) (Rp./Thn/Petani) (%) 1 Padi 7,783,582.00 12,830,464.69 64.84% 2 Tomat 748,841.40 1,116,070.42 49.11% 3 Ternak Sapi 10,868,050.00 16,793,000.63 54.52% 4 Daging Sapi 10,350,000.00 15,232,500.00 47.17% Sumber: Hasil Analisis Tabel 4 Manfaat Ekonomi Bagi Pedagang Menurut Kecamatan Petani Padi No
1 2 3 4 5
Kecamatan
Lembah Seulawah Seulimeum Kota Jantho Kuta Cot Glie Indrapuri Rata-rata
Jumlah (Rp./Thn/ Petani) 1,381,620
Petani Tomat
Petani Ternak Sapi Jumlah (Rp./Thn/ % Petani) -
65.31
Jumlah (Rp./Thn/ Petani) 395,730
39.79
11,847,333 2,068,240 694,213
85.54 84.22 23.43
726,045 366,757 180,934
58.23 80.43 45.01
8,431,424 3,215,900
8,475,427 4,893,367
48.34 61.37
195,171 372,927
30.35 50.76
2,329,465
%
%
Pedagang Daging Sapi Jumlah (Rp./Thn/ Petani)
% -
-
50.37 64.37
2,880,000 6,885,000 -
30.00 62.03 -
57.37
1,953,000
48.01
Sumber: Hasil Analisis Pedagang komoditi beras di Kecamatan Seulimeum memperoleh manfaat ekonomi sebesar 85,54 persen, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4 diatas, Bagi pedagang komoditi beras di Kecamatan Seulimeum, dengan adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno akan membuka peluang pasar yang lebih luas ke wilayah pesisir barat dengan ongkos transportasi yang lebih kecil dibanðingkan saat ini. Peluang pasar tersebut bisa berupa peningkatan jumlah konsumen maupun perluasan jangkauan pasar. Peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno memberikan juga manfaat ekonomi bagi pedagang komoditi tomat dan pedagang komoditi daging sapi di Kecamatan Kota Jantho, yaitu masing-masing sebesar 80,43 persen dan 62,03 persen.
6
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
Penghematan Harga Beli Bagi Konsurnen Berdasarkan hasil uji hipotesis terhadap harga beli bagi konsumen rumah tangga dan rumah makan diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti terima Ho atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata populasi harga beli sebelum dan sesudah peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno. Penghematan bagi konsumen rumah tangga dan rumah makan untuk komoditi beras adalah masing masing sebesar 0,68 persen dan 2,16 persen. Penghematan bagi konsumen rumah tangga dan rumah makan untuk komoditi tomat adalah masing-masing sebesar 0,13 persen dan 1,37 persen. Penghematan bagi konsumen rumah tangga dan rumah makan untuk daging sapi adalah masing-masing sebesar 1,03 persen dan 1,72 persen. Penghematan bagi konsumen rumah tangga dan rumah makan menurut kecamatan dapat dilihat path Tabel 5 dan Tabel 6 berikut ini. Tabel 5 Penghematan Bagi Konsumen (Rumah Tangga) Menurut Kecamatan Komoditas Beras No
Kecamatan
Lembah Seulawah Seulimeum Kota Jantho Kuta Cot Glie Indrapuri Rata-rata
1 2 3 4 5
Jumlah (Rp./Thn/ Petani) 14,964
Komoditi Tomat
Komoditi Daging Sapi Jumlah (Rp./Thn/ % Petani) 5,467 1.09
1.27
Jumlah (Rp./Thn/ Petani) 3,090
-2.42
34,615 59,148 -39,984
3.37 4.57 -3.51
2,200 5,312 -1,961
2.11 3.29 -1.18
15,800 22,224 -7,749
2.65 3.68 -1.15
-23,400 9,069
-2.30 0.6
-1,600 172
-1.13 0.13
-6,680 5,788
-1.14 1,03
%
%
Sumber: Hasil Analisis Tabel 6 Penghematan Bagi Konsumen (Rumah Makan) Menurut Kecamatan Komoditas Beras No
1 2 3 4 5
Kecamatan
Lembah Seulawah Seulimeum Kota Jantho Kuta Cot Glie Indrapuri Rata-rata
Jumlah (Rp./Thn/P etani) 2,887,650
Komoditi Tomat
Komoditi Daging Sapi Jumlah (Rp./Thn/ % Petani) 7,759,800 2.17
2.66
Jumlah (Rp./Thn/ Petani) 31,680
1,800,000 5,040,000 318,000
4.46 4.50 1.69
103,950 364,500 -67,200
2.51 5.00 -1.67
13,162,237 25,200,000 -5,606,268
3.42 4.77 -1.59
-2,592,000 7,120,650
-2.50 2.10
0,00 86,586
0.00 1.37
-900,000 7,923,154
-0.17 1.72
%
% 1.01
Sumber: Hash Analisis
7
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
Penghematan Biaya Perjalanan Bagi Penumpang Angkutan Umum Penumpang di wilayah penelitian selama ini harus melalui rute lama untuk menuju ke Lamno, yaitu dari Kota Jantho-Banda Aceh dan Banda Aceh-Lamno. Penghematan biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum adalah selisih jumlah biaya perjalanan menggunakan rute lama (Kota Jantho-Banda Aceh dan Banda Aceh - Lamno) dengan jumlah biaya perjalanan menggunakan rute baru (Jantho-Lamno). Biaya perjalanan atau disebut juga biaya gabungan merupakan penjumlahan ongkos angkut (tarif) dan nilai waktu. Ongkos angkut merupakan perkalian jarak tempuh dan tarif per kilometer, sedangkan nilai waktu merupakan perkalian waktu tempuh dan nilai waktu. Berdasarkan data sekunder, diketahui ongkos angkut (tarif) per kilometer adalah sebesar Rp. 290.18 per orang dan nilai waktu adalah Rp. 867,96 per jam per orang. Nilai waktu dihitung berdasarkan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan Kabupaten Aceh Besar yaitu Rp.1.666.491,35, dan dengan asumsi waktu kerja selama 40 jam per minggu. Sebelum adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno, jarak tempuh ke Lamno adalah 112 km dengan waktu tempuh 4,45 jam, sehingga biaya perjalanan penumpang angkutan umum ke Lamno adalah sebesar Rp. 36.362,58 per orang. Namun sesudah ada jalan tembus Jantho Lamnio yang memiliki jarak tempuh 60 km dengan waktu tempuh 2,30 jam, maka biaya perjalanan penumpang angkutan umum ke Lamno adalah sebesar Rp.1 9.407,11 per orang. Jadi dengan adanya peningkatan jalan tembus JanthoLamno akan menghemat biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum di wilayah penelitian sebesar Rp. 16.955,47 per orang atau sebesar 46,63 persen. Potensi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno ini mengakibatkan terjadinya peningkatan harga tanah di sekitar ruas-ruas jalan. Persentase peningkatan harga jual tanah sebelum peningkatan jalan dan sesudah peningkatan jalan merupakan perbandingan harga jual tanah di lokasi penelitian dengan harga jual tanah di jalan kolektor yang memiliki karaktenistik sama yaitu sebesar 66,20 persen. Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan Peraturan Menkeu No 34/PMK-03/2005 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Penerimaan Daerah Kabupaten Aceh Besar dan pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sebelum peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno adalah sebesar Rp. 69.841,70 per tahun. Sesudah peningkatan jalan tembus tersebut, penerimaan daerah Kabupaten Aceh Besar dari pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebesar Rp 119.028,09 per tahun. Jadi potensi peningkatan penerimaan daerah Kabupaten Aceh Besar dan pembagian hasil penerimaan PBB adalah sebesar Rp.49.186,39 per tahun atau 70,43 persen. Hal ini akan menarnbah pendapatan daerah Kabupaten Aceh Besar. Pada satu sisi, kenaikan harga jual tanah memberikan manfaat bagi pemenintah daerah Kabupaten Aceh Besar, namun di sisi lain kenaikan tersebut menyebabkan peningkatan beban pajak yang harus dibayar oleh pemilik tanah. Sebelum peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno, beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dibayarkan oleh pemilik tanah adalah sebesar Rp. 188.000 per tahun. Namun sesudah peningkatan jalan tersebut mengalami kenaikan sebesar 73,28 persen atau menjadi Rp. 340.800 pertahun.
8
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
Kesesuaian Dampak Peningkatan Jalan Tembus Jantho-Lamno Dengan Arahan Pengembangan Wilayah Yang Dibuat Pemerintah Daerah. Berdasarkan analisis manfaat ekonomi diatas, maka produsen dan pedagang di Kecamatan Kota Jantho dan Kecamatan Seulimeum lebih banyak menerima manfaat ekonomi. Peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno akan membuka akses ke wilayah pesisir barat (Lamno dan Meulaboh). Sehingga para produsen dan pedagang di wilayah tersebut, yang selama ini hanya melakukan aktivitas ekonomi dan perdagangan ke Kota Banda Aceh dan Kota Sigli, memiliki pangsa pasar baru yaitu wilayah pesisir barat melalui Kota Jantho dengan biaya transportasi yang relatif lebih murah. Hal ini juga dapat meningkatkan daya tarik Kota Jantho sebagai pusat utama pelayanan, jasa dan distribusi, sehingga potensi yang ada di kecamatan-kecannatan terutama yang berbatasan dengan Kota Banda Aceh dapat dipasarkan di wilayah Kabupaten Aceh Besar. Secara umum, manfaat ekonomi yang diterima produsen dan pedagang di wilayah penelitian adalah positif artinya peningkatan jalan tembus Jantho Lamno sesuai dengan arahan pengembangan wilayah dalam RTRW Kabupaten Aceh Besar yaitu pengembangan tanaman bahan makanan, peternakan dan kawasan industri kecil. Kesesuaian ini juga didukung oleh ketersediaan lahan di wilayah tersebut. Saat ini, Kecamatan Seulimeum memiliki lahan sawah seluas 2,876 Ha berpengairan dan 647 Ha masih tadah hujan. Kecamatan Indrapuri memiliki lahan sawah seluas 1,664 Ha berpengairan dan 670 Ha tadah hujan. Luas padang pengembalaan di Kecamatan Seulimeum tahun 2004 adalah 17,552 Ha atau 36.62 persen dari total luas pengembalaan yang ada. Sedangkan Kecamatan Indrapuri memiliki padang pengembalaan seluas 1,173 Ha atau 2.42 persen dari total luas pengembalaan (Aceh Besar Dalam Angka Tahun 2004). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Manfaat ekonomi per tahun per petani yang signifikan diperoleh produsen petani padi dan ternak sapi yaitu masing masing sebesar 34,98 persen dan 19,31 persen. Manfaat ekonomi per tahun per pedagang yang signifikan diperoleh pedagang komoditi beras dan tomat yaitu masing-masing sebesar 61.37 persen dan 50,76 persen. Penghematan bagi konsumen baik konsumen rumah tangga maupun konsumen rumah makan, sesudah adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno, tidak signifikan yaitu dibawah 3 (tiga) persen. (2) Peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno memberikan penghematan biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum sebesar 46,63 persen. (3) Penerimaan daerah Kabupaten Aceh Besar dan pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sesudah adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno mengalami peningkatan sebesar 70,43 persen. (3) Peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno sesuai dengan arahan pengembangan wilayah yang dibuat pemerintah daerah yaitu peningkatan akses untuk memperlancar pemasaran hasil produksi terutama produk yang berfungsi sebagai penopang ekonomi daerah serta penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang mendorong kegiatan investasi ekonomi dan sosial. Rekomendasi dan penelian ini adalah: (1) Pemerintah Kabupaten Aceh Besar harus mengatur dan mengarahkan pembangunan transportasi yang terpadu antar wilayah baik antar kota kecamatan maupun antar kabupaten sebagai sarana untuk mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi dan terkoordinasi secara menyeluruh. (2) Perlunya pengembangan sarana dan prasarana trasnportasi antara lain angkutan umum, terminal, penambahan dan peningkatan jaringan jalan untuk menunjang pemanfaatan potensi perekonomian di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Jantho khususnya. (3) Pengembangan sarana dan prasarana transportasi juga harus memperhatikan kesesuaian dengan tata guna lahan sehingga potensi ekonomi yang terdapat di suatu wilayah dapat dimanfaatkan secara optimal. (4) 9
Jurnal Penataan Ruang Vol. 1 No. 1
Mei 2006
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai manfaat ekonomi bagi produsen dan pedagang serta konsumen dan sisi produksi.
DAFTAR RUJUKAN Adisasmita, H. Rahardjo (2005), Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu, Yogyakarta. Anonim (2003), Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Besar Tahun 2003, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Aceh Besar. Dikun, Suyono (2003), Infrastruktur Indonesia : Sebelum, Selama, dan Pasca Krisis, Kementerian Negara Perencanaan Pembangurian Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Jakarta. Suprayitno, Hitapriya (2003), Konsep Dasar Model Perhitungan Manfaat Pengembangan Jaringan Jalan Bagi Ekoriomi Lokal, TORSI Edisi Maret 2003 Tahun 23 No.1, Jurusan Teknik Sipil, ITS, Surabaya. Tarigan, Robinson (2005), Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta. Tamin, Ofyar Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua, ITB, Bandung.
10