ANALISIS DAMPAK MERGER TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK CIMB NIAGA
SKRIPSI
Oleh: AGUNG TRIRAHARJA NPM.C1B010089
UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN 2014
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Maha besar Allah, Allah maha segalanya... Melihat kedepan jauh lebih baik daripada menoleh kebelakang. Jadi Diri Sendiri, Cari Jati Diri,Dan Dapetin Hidup Yang Mandiri
Optimis, Karna Hidup Terus Mengalir Dan
Kehidupan Terus Berputar. Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah awal keberhasilan. Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air matamu adalah pewarnanya. Doamu dan doa orang-orang disekitarmu adalah bara api yang mematangkannya. Kegagalan di setiap langkahmu adalah pengawetnya. akan dari itu, bersabarlah! Allah selalu menyertai orang-orang yang penuh kesabaran dalam proses menuju keberhasilan. Sesungguhnya kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri arti sebuah keberhasilan. Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini. (AGUNG)
iv
PERSEMBAHAN : Alhamdulillah Hirabbil’alamin.... “Ya Allah, Rahmat-Mu lah yang aku harapkan. Maka janganlah engkau serahkan diriku kepada diri sendiri, sekejap matapun. Perbaikilah semua keadaanku. Tidak ada Tuhan selain engkau.” (HR. Abu Daud/4426) Puji syukur ku Panjatkan padaMu ya Tuhan atas besar karunia yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Sebuah langkah usai sudah, Satu cita telah ku gapai Namun... Itu bukan akhir dari perjalanan melainkan awal dari satu perjuangan. Hanya dengan izin dariMu, akhirnya satu amanah ini dapat kuselesaikan dengan penuh syukur dan bahagia. Dengan segala kerendahan hati, aku bersyukur kepada : Allah SWT Junjunganku Nabi Besar Muhammad SAW Kupersembahkan Karya Ini Kepada Mereka Yang Kucintai : Kedua Orang Tuaku... “Drs Yuhardin dan Zaibayati”., yang telah ikhlas mendo’akan, mengorbankan tenaga fikiran, dan memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, dan nasehat pada penulis demi kebahagiaan dan kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
Keluargaku tercinta dimana pun berada, Dang, Donga dan ayuk ipar ku serta keponakan2ku,, terimakasih atas doa-doanya, dukungannya, dan nasehat-nasehatnya.. Beloved, Nefa Yumaltin, S.E., yang duluan sarjananya.. :D. “Nah ga dapat juga SE”.. Terima kasih atas dukungan, motivasi serta yang selalu menegur setiap kemalasan.. :D dan yang terpenting Terima kasih atas ketulusannya. Sahabat yang selalu membantu dan menemani walaupun sibuk main COG :D, Afrik SE, Eddian SE, Darwin SE. Fadlin SE, Agyl SE, Romy SE, Arif SE, M.Nopianto S.kom, Marjuki ST, Fahmi ST. Sahabat seperjuangan jurusan manajemen seluruh angkatan 2010, yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan study ini. Teman-teman kelas terbaik kelas C... yang punya prestasi 2thn selalu juara ligamen,mungkin 3thn beturut (dalam proses) Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.. Almamaterku dan tanah air tercinta...
vi
ANALYSIS OF THE IMPACT OF MERGERS ON PROFITABILITY BANKS CIMB NIAGA By : Agung Triraharja 1) Kamaludin2) ABSTRACT This study aims to determine how much impact received by Bank CIMB Niaga on profitability before and after the merger. The data used in this study is a secondary data sourced from the internet www.cimbniaga.com. The results of this study when viewed from the average value represented ROI, GPM, NPM, OPM has increased but decreased when viewed from the average ROE after CIMB Niaga did Merger. From the results of this study concluded that the Bank CIMB Niaga after a merger has a value of ROI, GPM, NPM, OPM increased when compared to when before they merge. This causes an increase of Bank CIMB Niaga better profitability in terms of net income, operating profit, and gross profit that was obtained Bank.
Key words 1) 2)
: Merger, ROE, ROI, GPM, NPM, OPM . Student Supervisor
viii
ANALISIS DAMPAK MERGER TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK CIMB NIAGA
Oleh : Agung Triraharja1) Kamaludin2) RINGKASAN Penelitian ini berjudul “Analisis Dampak Merger Terhadap Profitablitas Pada PT Bank CIMB Niaga” Merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan melikuidasi Bank-bank lainnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak merger terhadap profitabilitas pada Bank CIMB Niaga sebelum dan sesudah merger. Dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang diterima Bank CIMB Niaga terhadap profitabilitas sebelum dan setelah melakukan merger.Sampel pada penelitian ini adalah Bank Lippo, Bank Niaga, dan Bank CIMB Niaga. Data pada penelitian ini merupakan dapat sekunder berupa laporan keuangan bank yang dijadikan sampel pada periode sebelum merger yaitu tahun 2006-2008 dan periode saat terjadinya merger yaitu tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini jika dilihat dari nilai rata-rata yang diwakili ROI, GPM, NPM, OPM mengalami peningkatan tetapi terjadi penrunan jika dilihat dari rata-rata rasio ROE pasca CIMB Niaga melakukan Merger. Saran yang dapat diberikan pada perbankan adalah yang akan melakukan merger melakukan analisis yang mendalam sebelum melakukan merger. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mencapai sinergi dan resiko yang akan di hadapi bank pada masa yang akan datang. Sedangkan saran untuk peneliti selanjutnya melakukan analisis dari semua analisis rasio keuangan, atau menggunakan rasio-rasio lainnya dalam rasio Profitabilitas dan Juga bisa dengan memperpanjang periode penelitian.
Kata Kunci 1) 2)
: Merger, ROE, ROI, GPM, NPM, OPM
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu Dosen Pembimbing Skripsi
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Merger Terhadap Profitabilitas Pada bank CIMB Niaga”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Bengkulu. Penulis menyadari tanpa bantuan dari pihak lain, skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya dan tak terhingga kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Kamaludin S.E., M.M. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran dalam penulisan kripsi ini. 2. Bapak Sri Adji Prabawa, S.E., M.E, Bapak Dr. Drs Darmansyah, S.E., M.M, Bapak Drs. Sri Warsono., M.Si Selaku tim penguji skripsi yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi skripsi ini. 3. Bapak Prof. Lizar Alpansi, S.E., M.B.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas Bengkulu. 5. Bapak Dr. Willy Abdillah, S.E., M.Sc., Selaku Ketua Jurusan Manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu. 6. Seluruh Staf dan Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.
x
7. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi ini didalam mencapai kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Fakultas Ekonomi dan semua pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Bengkulu,
Juli 2014
AGUNG TRIRAHARJA
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO .......................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii RINGKASAN ................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7 1.5 Batasan Penelitian............................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ................................................................................. 9 2.1.1 Pengertian Merger .................................................................. 9 2.1.2 Klasifikasi Merger .................................................................. 10 2.1.3 Motif Perusahaan Melakukan Merger .................................... 12 2.1.4 Syarat Merger ......................................................................... 17 2.1.5 Manfaat dan Risiko Merger .................................................... 19 2.2 Laporan Keuangan ............................................................................ 21 2.3 Kinerja Keuangan ............................................................................. 24
xii
2.3.1 Pengukuran Kinerja Keuangan ............................................... 24 2.4 Bank .................................................................................................. 26 2.4 Profitabilitas...................................................................................... 28 2.5 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 29 2.6 Kerangka Analisis............................................................................. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 33 3.2 Definisi Operasional ......................................................................... 33 3.3 Sumber Data ..................................................................................... 35 3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 35 3.5 Metode Analisis ................................................................................ 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Bank CIMB Niaga .................................................................. 35 4.1.1 Sejarah Bank Sebelum Merger ............................................... 37 4.1.2 Pasca Penggabungan (Merger) ............................................... 39 4.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 40 4.4 Pembahasan ...................................................................................... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 60 5.4 Saran ................................................................................................. 61 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.5 Penelitian terdahulu......................................................................... 29 Tabel 4.1 Return On Equity Bank Lippo ....................................................... 43 Tabel 4.2 Return On Investment Bank Lippo.................................................. 44 Tabel 4.3 Gross Profit Margin Bank Lippo .................................................... 44 Tabel 4.4 Net Profit Margin Bank Lippo ........................................................ 45 Tabel 4.5 Operating Profit Margin Bank Lippo .............................................. 45 Tabel 4.6 Return On Equity Bank Niaga ....................................................... 46 Tabel 4.7 Return On Investment Bank Niaga.................................................. 47 Tabel 4.8 Gross Profit Margin Bank Niaga .................................................... 48 Tabel 4.9 Net Profit Margin Bank Niaga ........................................................ 48 Tabel 4.10 Operating Profit Margin Bank Niaga ............................................. 49 Tabel 4.11 Return On Equity Bank CIMB Niaga ........................................... 50 Tabel 4.12 Return On Investment Bank CIMB Niaga ..................................... 50 Tabel 4.13 Gross Profit Margin Bank CIMB Niaga ....................................... 51 Tabel 4.11 Net Profit Margin Bank CIMB Niaga ........................................... 51 Tabel 4.15 Operating Profit Margin Bank CIMB Niaga .................................. 52 Tabel 4.16 Nilai rata-rata rasio Profitabilitas sebelum merger ........................ 50 Tabel 4.17 Nilai rata-rata rasio Profitabilitas sesudah merger ......................... 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.6 Kerangka Analisis ..................................................................... 31
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rasio Profitabilitas Bank Lippo Lampiran 2 Rasio Profitabilitas Bank Niaga Lampiran 3 Rasio Profitabilitas Bank CIMB Niaga Lampiran 4 Nilai rata-rata rasio Profitabilitas sebelum dan sesudah merger
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bank
merupakan
lembaga
perantara
keuangan
(financial
intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan (wijaya,2009). Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara, bank mendasarkan kegiatan usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trust). Selain itu bank juga berfungsi bagi pembangunan perekonomian nasional (agent of development) dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ( Hasibuan, 2005). Bank berperan penting dalam mendorong perekonomian nasional karena bank merupakan pengumpul dana dari surplus unit dan penyalur kredit kepada deficit unit, tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat, serta memperlancar lalulintas pembayaran bagi semua sektor perekonomian (Hasibuan, 2005) Undang-Undang
No.
10
Tahun
1998
tentang
Perbankan,
mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
1
dan
menyalurkannya
kepada
masyarakat, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada tahun 1998 terjadi krisis keuangan di Indonesia yang telah menyebabkan pemerintah berupaya keras untuk melakukan efisiensi di sektor moneter dan keuangan, khususnya dalam menjaga nilai tukar rupiah, inflasi dan kebocoran anggaran akibat krisis di dunia perbankan nasional. Krisis dunia perbankan nasional dapat disebabkan karena para nasabah menarik dananya ramai-ramai dari bank-bank BUMN maupun swasta nasional dan untuk kemudian memindahkannya ke bank-bank di luar negeri (khususnya di Singapore) yang lebih terjamin keamanannya. Salah satu langkah pemulihan ekonomi adalah dilakukan penutupan beberapa bank swasta nasional, dan dalam hal ini, Bank Sentral Indonesia (BI) yang bertindak dan berfungsi seba-gai ‘lender of the last resort’ akhirnya menjadi penanggung beban biaya akibat penutupan bank-bank tersebut melalui penyaluran dana BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Dampak kebijakan keuangan tersebut adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Pemerintah membengkak. Kemudian LOI diperbarui pada awal tahun 2000, dimana ditambahkan beberapa butir baru yang salah satu butirnya adalah usulan dilaku-kannya merger antara bankbank yang sakit untuk disehatkan dalam wadah baru setelah direkapitalisasi dan direstrukturisasi. Merger yang dipersyaratkan dalam LOI ter-sebut cenderung bernuansa politis. Merger merupakan konsolidasi penggabungan antar beberapa bank baik antar bank pemerintah milik BUMN, antar bank
2
swasta nasional maupun antar bank-bank hasil rekapitalisasi pemerintah yang dimiliki oleh pemerintah setelah disehatkan melalui BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat memberikan sinergi. Merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan melikuidasi Bank-bank lainnya. Motivasi yang mendorong bank untuk melakukan merger, antara lain Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat guna meningkatkan pangsa pasar, Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik,Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik. Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan kepemilikan tunggal pada bulan Oktober 2006 dan mulai diimplementasikan pada tahun 2008 (pasal 8 butir 4 Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006). Kebijakan kepemilikan tunggal (single presence policy) adalah kebijakan yang melarang (termasuk pemerintah) menjadi pemegang saham pengendali pada beberapa bank umum yang beroperasi di Indonesia. Bank yang terkena
3
dampak dari kebijakan single presence policy yaitu bank Niaga dan bank Lippo yang dimiliki oleh Khazanah, serta bank milik pemerintah seperti Bank Mandiri, Bank BNI46, Bank BRI, dan Bank BTN. Bank Niaga dan Bank Lippo sudah melakukan merger terhitung tanggal 1 November 2008. Pada 1 November 2008, Khazanah sebagai pemilik kedua Bank CIMB Niaga (dahulu Bank Niaga) dan Bank Lippo, dua entitas bank terkemuka di Indonesia, telah bergabung menjadi Bank CIMB Niaga. Penggabungan kedua bank tersebut merupakan opsi terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang diambil oleh Pemegang Saham dalam rangka mematuhi kebijakan Bank Indonesia (BI) khususnya mengenai Kebijakan Kepemilikan Tunggal atau Single Present Policy (SPP). Setelah Pemegang Saham kedua bank menyetujui rencana penggabungan merger sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Juli 2008, Bank CIMB Niaga dan Bank Lippo memasuki tahap integrasi, yang meliputi berbagai aspek legal, operasional dan organisasi, diantaranya termasuk Produk dan Layanan, Business Unit, Sales and Distribution, Human Resources, IT and Operations, dan Corporate Office. Merger kedua bank mengakibatkan nama PT. Bank Lippo hilang dari dunia perbankan Indonesia, karena nilai aset yang dimiliki Bank Niaga lebih besar dibandingkan dengan Bank Lippo sehingga seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo dialihkan ke Bank Niaga dan berganti nama menjadi Bank CIMB Niaga. Merger Bank Niaga dengan Bank Lippo resmi
4
diumumkan di Graha Niaga pada 1 November 2008. Dengan demikian, sejak saat itu, saham Bank Lippo tidak lagi tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pelaksanaan merger tentu akan membawa pengaruh yang cukup besar bagi kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Salah satunya berdampak terhadap profitabilitas perusahaan, karena merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih. Salah satu profitabilitas yang harus di perhatikan adalah dengan melihat laporan keuangan. Hal ini dikarenakan tingkat profitabilitas perusahaan dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Hasil merger ini membentuk bank ke-lima terbesar di Indonesia berdasarkan asset pada tahun 2009. Khazanah adalah pemegang saham pengendali di bank Niaga dan bank Lippo sebagai investor strategis jangka panjang, Khazanah memiliki komitmen untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi jangka panjang khususnya di sektor keuangan dan perbankan. Bank Niaga dan bank Lippo dalam berbagai kesempatan telah merencanakan visi dan misi perusahaan untuk menjadi salah satu dari lima bank peringkat teratas di Indonesia, lengkap dengan target pencapaian pertumbuhan maupun profitabilitas yang ingin dicapai sampai dengan 2010. Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peranan perbankan di Indonesia, maka pihak bank perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan yang sehat dan efisien. Profitabilitas merupakan indikator
5
yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Semakin tinggi profitabilitas bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 yaitu Return On Equity (ROE) untuk mengetahui berapa tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang ditanamkan. Return On Investment (ROI) untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan seluruh dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk operasi perusahaan. Net Profit Margin (NPM) untuk memberikan gambaran tentang laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak yang dicapai pada setiap rupiah penjualan. Operating Profit Margin (OPM) untuk mengetahui laba operasi perusahaan yang dihasilkan setiap rupiah penjualan. Gross Profit Margin (GPM) untuk mengetahui laba kotor yang dicapai setiap rupiah penjualan. Kinerja profitabilitas yang diukur dengan ROE, ROI, GPM, NPM dan OPM memberikan gambaran mengenai perubahan profit dari tahun ke tahun yang diperoleh perusahaan, sehingga dapat dilihat apakah keputusan merger akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “ANALISIS DAMPAK MERGER TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK CIMB NIAGA” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permaslahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana dampak
6
merger terhadap profitabilitas pada Bank CIMB Niaga sebelum dan sesudah merger. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dampak yang diterima Bank CIMB Niaga terhadap profitabilitas sebelum dan setelah melakukan merger.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diberikan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Memperdalam ilmu manajemen keuangan khususnya tentang merger dengan cara mengamati dan menganalisa permasalahan yang ada pada bank. b. Bagi Perbankan Memberikan masukan dan pengetahuan bagi bank sebagai unit analisis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sektor perbankan, khususnya bank yang belum melakukan merger agar dapat mempertimbangkan manfaat merger. c. Bagi Perguruan Tinggi Mampu mengembangkan dan merelevansikan kurikulum mata kuliah dengan kebutuhan dunia kerja.
7
2. Manfaat Teoritis Memberikan pemikiran dalam mengembangkan disiplin ilmu manajemen keuangan dan memperkuat teori khususnya mengenai merger, sehingga dapat menjadi salah satu sumber bahan bacaan bagi pihak-pihak yang memerlukan referensi. 1.5 Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang telah dirumuskan dan agar analisa lebih terarah maka pembahasan dibatasi hanya pada: a. Objek penelitian ini adalah pada PT Bank CIMB Niaga. b. Penelitian ini hanya melihat seberapa besar dampak yang diterima Bank CIMB Niaga yang melakukan merger.
8
BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Merger Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya bergabung bersama, menyatu, berkombinasi menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger sebagai penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Dalam merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama. Para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut seringkali tetap dalam posisi sebagai pemilik bersama entitas yang digabungkan. Menurut Undang-undang dan Peraturan Pemerintah: Undangundang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 angka 9 : Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu) perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri tersebut beralih karena hukum kepada perseroan yang menerima
9
penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perseroan yang menggabungkan diri tersebut berakhir karena hukum. Banyak hal dalam mendefinisikan merger ini dan tujuan tersebut adalah sama diantara nya: 1. Beams dan Yusuf (2000) menyatakan bahwa merger terjadi ketika sebuah perusahaan mengambil alih semua operasidari entitas usaha lain dan yang diambil alih tersebut dibubarkan. Jadi, setelah merger perusahaan yang diambil alih dibubarkan, sedangkan perusahaan yang mengambil alih tetap beroperasi secara hukum sebagai satu badan usaha dan melanjutkan kegiatan perusahaan yang diambil alih. 2. Menurut Kamaludin (2012) merger merupakan salah satu jalan keluar untuk memperbaiki kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian sebelum merger dilakukan maka perlu pertimbangan secara matang terutama dampak setelah merger terutama dampak finansial secara keseluruhan. 3. Sedangkan merger menurut Moin (2003) adalah kesepakatan dua atau lebih perusahaan untuk bergabung yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar.
2.1.2
Klasifikasi Merger Merger dan akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu: (Moin, 2003) :
10
1) Merger horisontal. Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. 2) Merger vertikal. Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaanperusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. 3) Merger konglomerat. Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. 4) Merger ekstensi pasar. Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar. 5) Merger ekstensi produk. Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
Menurut Husnan (2001) tipe merger bila ditinjau dari prosesnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Friendly merger Proses ini disepakati oleh dua belah pihak berunding dengan cara sebagai berikut: a.
mengidentifikasikan perusahaan yang akan menjadi target merger dan akuisisi.
11
b.
menetukan harga beli yang bersedia dibayarkan pada perusahaan target.
c.
Manajer perusahaan yang akan membeli perusahaan target untuk melakukan negosiasi. Jika pemegang saham perusahaan target menyetujui, maka
penggabungan
tersebut
dapat
dilaksanakan
dengan
baik
melaluipembayaran tunai atau pembayaran dengan saham perusahaan. 2) Hostile takeover Proses ini terjadi jika perusahaan target yang akan dimerger tersebut berkeberatan dengan alasan harga yang ditetapkan terlalu rendah (undervalue), sehingga terkadang pihak manajer melakukan berbagai cara untuk menggagalkan kegiatan merger ini.
2.1.3
Motif perusahaan melakukan merger Perusahaan melakukan merger dengan tujuan menciptakan suatu sinergi, artinya hasil yang diperoleh dari penggabungan harus lebih besar dibandingkan jika masing-masing perusahaan beroperasi sendiri-sendiri, atau dengan kata lain dapat di ilustrasikan sebagai 2+2=5. Namun demikian secara spesifik ada beberapa alasan lain perusahaan melakukan merger, di antaranya seperti yang di kemukakan oleh Sudana (2011:239) dalam buku Manajemen Keuangan Perusahaan teori dan praktik adalah sebagai berikut:
12
1. Mencapai operasi yang ekonomis Dua atau lebih perusahaan yang sejenis jika beroperasi sebagai entitas yang terpisah, dalam memanfaatkan aset yang dimiliki masing-masing perusahaan serinng kali akan kurang optimal, karena kapasitas aset yang lebih besar dari kebutuhan masing-masing perusahaan. Disamping itu
banyak aset yang dimiliki oleh masing-masing
perusahaan bersifat dupilkasi, dan jika perusahaan bergabung, aset yang duplikasi tersebut dapat dikurangi. 2. Pertumbuhan Penggabungan dua perusahaan atau lebih akan mempercepat pertumbuhan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena intensitas persaingan akan berkurang dan kempampuan perusahaan untuk bersaing juga meningkat. Perusahaan dapat beroperasi secara lebih efisien, sehingga harga produk yang dihasilkan bisa lebih murah. 3. Diversifikasi Diversifikasi dapat dicapai melalui penggabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko. Hal ini bisa dicapai karena perusahaan yang berada pada kelompok industri yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula. Dengan penggabungan, ketika satu perusahaan mengalami kerugian, perusahaan lain masih memperoleh laba, sehingga secara keseluruhan variabilitas laba yang
13
diperoleh setelah penggabungan menjadi lebih stabil, atau resikonya menjadi lebih kecil. Bank
tentu
memiliki
alasan-alasan
yang
melatarbelakangi
pelaksanakan merger. yang menjadi alasan bank untuk melakukan merger adalah penekanan biaya operasi, meningkatkan volume dan memperbesar laba, diversifikasi kegiatan bank. Sementara Brigham dan Houston(2001) menjabarkan alasan-alasan perusahaan melakukan merger diantaranya sinergi,
pertimbangan
pajak,
pembelian
aktiva
di
bawah
biaya
penggantian, diversifikasi, insentif pribadi manajer dan nilai pecahan. Kemudian Kasmir (2011:48), menguraikan tujuan bank melakukan merger yaitu: 1. Masalah Kesehatan Bank, maksudnya apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia untuk beberapa periode, maka sebaiknya bank bank tersebut merger dengan bank yang sehat atau dengan melakukan konsolidasi dengan bank yang sama-sama tidak sehat serta dapat pula diakuisisi oleh bank lain yang berminat. 2. Modal yang dimiliki relatif kecil sehingga untuk melakukan ekspansi terlalu sulit. Setelah bank tersebut melakukan penggabungan otomatis modal yang dimiliki akan lebih besar. Dengan demikian akan lebih mudah bagi bank tersebut untuk melakukan pengambangan usahanya. 3. Manajemen bank yang sembrawut atau kurang profesional akan terus merugidan sulit berkembang, sebaiknya bank tersebut melakukan
14
penggabungan dengan bank yang lebih profesional agar lebih berkembang. 4. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional, sebaiknya melakukan penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan administrasinya menjadi baik. 5. Bank yang ingin menguasai pasar dapat dilakukan dengan cara merger. Tujuannya tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut merger. Dengan melakukan penggabungan maka jumlah cabang dan jumlah nasabah akan bertambah, sehingga bank dapat melawan pesaing yang ada. Di sisi lain menurut Moin (2003) Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. 1. Motif ekonomi. Merger dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh
15
sebab itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Motif sinergi. Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung. Pengaruh sinergi dapat timbul dari empat sumber, yaitu: a)
Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi.
b) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas. c)
Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan, lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah merger dan
d) Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan (Brigham dan Houston, 2001). 3. Motif diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi perkembangan bisnis yang dapat dilakukan melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk
16
mendukung mengamankan
aktivitas posisi
bisnis
dan
bersaing.
operasi
Akan
tetapi
perusahaan jika
untuk
melakukan
diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core competence). 4. Motif non-ekonomi Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi dapat berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.
2.1.4
Syarat Merger Menurut pp no. 27, tertulis syarat-syarat merger, akuisisi dari perusahaan, hal tersebut terdapat dalam pasal 4 yang berbunyi: 1. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan degan memperhatikan: a. kepentingan perseroan, pemegang saham minoritas, dan karyawan perseroan yang bersangkutan. b. kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha. 2. Penggabungan, peleburan dan pengambil alihan tidak mengurangi hakpemegang saham minoritas untuk menjual sahamnya dengan harga saham yang wajar.
17
3. Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan rapat umum pemegang
saham
mengenai
penggabungan,
peleburan
dan
pengambilalihan hanya dapat menggunakan haknya agar saham yang dimiliknya dibeli dengan harga yang wajar sesuai dengan ketentuan Pasal 62 UUPT. 4. Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak menghentikan proses pelaksanaan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan. Selanjutnya dalam Pasal 6 dinyatakan: 1.
Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat umum pemegang saham.
2.
Penggabungan peleburan dan pengambilalihan dilakukan berdasarkan keputusan keputusan keputusan rapat umum pemegang saham yang dihadiri oleh ¾ bagian dari jumlah seluruh saham dengan hal suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit ¾ bagian dari jumlah suara tersebut.
3.
Bagi Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak tercapai maka syarat kehadiran dan pengambil keputusan ditetapkan sesuai dengan peraturan undangundang di bidang pasar modal.
18
2.1.5
Manfaat dan Risiko Merger Merger itu juga akan melahirkan sinergi positif. Lippo yang dikenal cukup kuat diusaha kecil menengah (UKM) dan system pembayaran (Payment back), diyakini akan bias menopang bisnis Niaga sebagai pemain kuat disegmen korporat dan kredit perumahan. Kondisi yang ada adalah penetrasi kredit Lippo masih amat rendah. Itu terbukti dari Loan to deposit ratio (LDR) yang hanya sekitar 50,7 %. Sedangkan di Niaga sekitar 95 % dana masyarakat mengalir dalam bentuk kredit. Hasil Merger Bank Lippo dan Niaga adalah sebagai berikut: 1. Pascamerger, Simpanan Nasabah CIMB Niaga Meningkat. 2. PT Bank CIMB Niaga Tbk meraih predikat perusahaan "Sangat Tepercaya". 3. Laba Bersih Bank Niaga Capai Rp 207 Miliar 4. Niaga-CIMB Group Kirim Pelajar ke Malaysia 5. Dll. Adapun beberapa dampak positif yang dinyatakan oleh Foster (2004) adalah: 1. Dimungkinkannya pertukaran cadangan cash flow secara internal antar perusahaan yang melakukan merger, sehingga perusahaan hasil merger dapat mengatur resiko likuiditas dengan lebih fleksibel. 2. Diperolehnya peningkatan modal perusahaan dan adanya keunggulan dalam memanage biaya akibat bertambahnya skala usaha. Efisiensi perusahaan dapat dilakukan lebih lanjut.
19
3. Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan. Pelaksanaan merger dan akuisisi memiliki maksud dan tujuan yang beragam, namun terlepas dari itu, kegiatan merger dan akuisisi hanya dapat dilakukan apabila telah mematuhi rambu-rambu perturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal. Pendapat lain menurut Widjanarko (2004) ada beberapa manfaat merger dan akuisisi, yaitu sebagai berikut: a. Komplementaris Penggabungan 2 perusahaan sejenis atau lebih secara horisontal dapat menimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk, misal: perluasan produk,transfer teknologi, sumber daya manusia yang tangguh, dan sebagainya. b. Pooling kekuatan Perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-fungsi penting untuk perusahaannya. Misalnya fungsi Research dan Development, akan lebih efektif jika bergabung dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi tersebut. c. Mengurangi persaingan Penggabungan usaha diantara perusahaan sejenis akan mengakibatkan adanya pemusatan pengendalian, sehingga dapat mengurangi pesaing. d. Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan Bagi perusahaan yang kesulitan likuiditas dan terdesak oleh kreditur, keputusan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang kuat akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
20
Namun selain manfaat yang dihasilkan dari merger dan akuisisi juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut: a. Proses integrasi yang tidak mudah. b. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat. c. Biaya konsultan yang mahal. d. Meningkatnya kompleksitas birokrasi. e. Biaya koordinasi yang mahal. f. Seringkali menurunkan moral organisasi. g. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan. h. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
2.2
Laporan keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil repleksi dari sekian banyak transaksi uang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi – transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara yang tepat dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain merupakan seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dalam cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasilnya. Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (progress report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data
21
yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung convention and postulate), serta pendapat pribadi (personal judgement). Baridwan (2004) menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam standar akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan. Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of business.
22
Seperti yang telah di uraikan bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat laporan dasar, yaitu: a)
Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban serta modal pada waktu tertentu. Neraca menyajikan dalam data historikal aktiva yang merupakan sumber operasi perusahaan yang dijalankan, utang yaitu kewajiban perusahaan, dan modal dari pemegang saham perusahaan.
b)
Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu periode tertentu. Pada laporan ini menyajikan data pendapatan sebagai hasil usaha perusahaan dan beban sebagai pengeluaran operasional perusahaan.
c)
Laporan perubahan modal/laba ditahan, yang memuat tentang saldo awal dan akhir laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba selama jangka waktu tertentu.
d)
Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup.
23
2.3
Kinerja Keuangan Istilah kinerja atau performance sering dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Sukhemi (2007) mengemukakan bahwa “kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut”. Kinerja menjadi hal penting yang harus dicapai setiap perusahaan karena mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk itu perlunya kita mengetahui pengertian dari kinerja itu sendiri. Menurut Jumingan (2006), Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya. Sementara itu, Fahmi (2006) memberikan definisi sebagai berikut: “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi strategic planning”
2.3.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut pandang yang diambil dan tujuan
24
analisis. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan perlu menyesuaikan kondisi perusahaan dengan alat ukur penilaian kinerja serta tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan itu sendiri. Menurut Munawir (2004) tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah: a. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. b. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. c. Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal secara produktif. d. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, hal tersebut diukur dari kemampuan perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga tepat pada waktunya. Salah satu tujuan terpenting dalan pengukuran kinerja selain yang disebutkan di atas adalah untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan perusahaan telah tercapai, sehingga kepentingan investor, kreditor dan pemegang saham dapat terpenuhi. Untuk itu, analisis laporan keuangan
25
umumnya dilakukan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan rasio profitabilitas.
2.4
Bank Ada beberapa pengertian bank. Pengertian bank menurut Undangundang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kuncoro(2002), pengertian bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Bank merupakan sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
26
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya: a. Bank sentral Suatu institusi/ lembaga yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas ekonomi/ kebijakan moneter pada suatu negara. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya. b. Bank umum Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk,
memberi
kredit
pinjaman
kepada
masyarakat
yang
membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. Bank umum bersifat mencari keuntungan/ komersil.
27
2.4 Profitabilitas Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tersebut lazim disebut profitabilitas. Menurut Brigham dan Gapenski (2006), “Profitability is the net results of a number of policies and decisions.” Brigham dan Houston (dalam Mardi, 2008) juga menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan dalam perusahaan. Setiap perusahaan yang didirikan, tentu diorientasikan untuk mendapatkan laba
dengan
tidak
mengorbankan
kepentingan
pelanggan
untuk
mendapatkan kepuasan. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja finansial perusahaan. Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan
Menurut
Michelle
dan
Megawati
(2005)
Profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh: 1.
Profit margin, yaitu perbandingan antara laba usaha dengan penjualan. Dalam usaha meningkatkan profit margin maka penjualan harus ditingkatkan dan biaya harus ditekan serendah-rendahnya. Penjualan dipengaruhi oleh volume penjualan dan harga jual, sedangkan biaya dipengaruhi oleh harga pokok penjualan, biaya operasional, penyusutan dan biaya-biaya lainnya.
28
2.
Asset turnover, yaitu perbandingan antara total penjualan dengan total asset. Memperbesar asset turnover adalah dengan menaikan volume pemjualan dengan mempertahankan jumlah harta. Jumlah harta dipengaruhi oleh kas,piutang dan persediaan.
2.5
Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut : No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Kurniati (2012)
Hasil peneiltian tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk hampir semua rasio sebelum dan setelah merger dan akuisisi. Hanya DR (Debt Ratio) yang mengalami perubahan signifikan namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahan pertambangan yang terdaftar di BEI.
2.
Andriyanto (2011)
pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdafaftar di bursa efek Indonesia). analisis merger dan kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk
3.
Wibowo (2012)
analisis perbandingan kinerja keuangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan merger, PT Kalbe Farma Tbk dapat tumbuh melalui peningkatan aset, ekuitas, dan laba, serta adanya penurunan kewajiban. PT Kalbe Farma Tbk tidak memperoleh sinergi, tetapi pangsa pasar PT Kalbe Farma Tbk meningkat. Selain itu, kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk sesudah merger menjadi lebih baik. Current Ratio, Quick Ratio, Return On Assets, dan Total Asset Turnover mengalami peningkatan. Sedangkan Return On Equity dan Debt to Equity Ratio mengalami penurunan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa studi dalam 7 rasio keuangan, NPM, ROI, ROE, EPS, TATO, CR dan Debt. Pada pengakuisisi tidak
29
Sambungan tabel 2.5 No
Nama Peneliti
Judul Penelitian Perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi (Studi Pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi,
Hasil Penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan sebelum dan sesudah akuisisi. Tapi perusahaan yang telah bergabung rasio ROI, EPS dan Debt Rasio terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah merger.
4.
Rindhatmono (2005)
analisis faktorfaktor yang mempengaruhi profitabilitas bank pasca merger di Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO, NPL,NIM, CAR dan market share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank pasca merger di Indonesia, sedangkan LDR tidak signifikan. Secara keseluruhan, bank pasca merger di Indonesia mempunyai ratio BOPO, NPL, NIM, LDR, CAR dan MS, belum dapat memenuhi batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh regulator. Hal ini membuktikan bahwa bank pasca merger di Indonesia yang telah melakukan merger sejak tahun 1999, belum dapat melaksanakan fungsi intermediasi secara optimal dan persoalan merger bukan merupakan permasalahan keuangan semata-mata, tetapi juga kepada persoalan non finansial.
Sumber : Penelitian 2014. Penelitian ini cenderung sama dengan
peneliti terdahulu oleh
penelitian Rindhatmono dimana sama-sama meneliti proftitabilitas bank pasca merger. Perbedaannya pada objek yang di teliti. Sedangkan pada penelitian terdahulu lainnya sama-sama meneliti tentang dampak atau pegaruh merger yang dilakukan perusahaan. Perbedaannya adalah tempat dan waktu penelitian serta variabel dependen yang diteliti. Peneliti memilih
30
Bank CIMB Niaga sebagai objek peneliti untuk mengetahui dampak merger yang dilakukan Bank CIMB Niaga terhadap profitibilitas.
2.6
Kerangka Analisis Kerangka analisis merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting (Sekaran, 2000). Kerangka analaisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
MERGER
SEBELUM
SESUDAH
ROE
ROE
ROI
ROI
GPM
GPM
NPM
NPM
OPM
OPM
Dalam kerangka analisis tersebut menunjukkan bahwa sebelum merger harus diketahui nilai ROE, ROI, GPM, NPM, OPM dan nilai
31
sesudah Merger diketahui juga nilai ROE, ROI, GPM, NPM, OPM. Maka setelah kedua nilai tersebut didapat, dapat diketahui seberapa besar perbedaan peningkatan atau penurunan nilai sebelum merger dan sesudah merger yang diterima bank CIMB Niaga.
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriftif analisis. Deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,2009). Dengan kata lain deskripstif analisisis dengan meneliti dan
berusaha untuk
mendapatkan data yang akurat dan benar, kemudian data tersebut diuraikan dan dibahas secara sistematis untuk menghasilkan kesimpulan sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
3.2 Definisi Operasional Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) Definisi Operasional Variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.Penelitian ini menganalisis tentang dampak merger terhadap profitabilitas, adapun indikator-indikator profitabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Return on equity (ROE) adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya tingkat pendapat (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang
33
saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum, semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya pula tingkat penghasilan yang diperoleh para pemegang saham / pemilik perusahaan. 2. Return on investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan return on total assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia didalam perusahaan semakin tinggi rasio ini, dapat dikatakan semakin baik pula keadaan perusahaan. 3. Gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka akan menunjukan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Data gross profit margin ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya. 4. Net profit margin adalah rasio antara laba bersih (net profit) dengan penjualan (sales). Net profit di sini adalah sisa dari hasil penjualan setelah seluruh biaya-biaya dikurangi termasuk bunga dan pajak. Dengan demikian rasio ini akan mengukur besarnya laba bersih yang dicapai oleh perusahaan dari sejumlah penjualan yang telah dilakukan.
34
5. Operating profit margin, yaitu Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi. Rasio ini menggambarkan apa yang biasa disebut pure profit karena laba yang diukur di sini adalah laba yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan, tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan beban terhadap pemerintah (pajak).
3.3 Sumber data Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data, disamping jenis data yang dibahas dimuka (Indriantoro, 2002). Sumber data penelitian ini berasal dari data sekunder. Data sekunder ialah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan (www.cimbniaga.com) dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro, 2002)
3.3 Metode Pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Riset kepustakaan Riset ini dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan terhadap buku referensi, literature, brosur yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
35
b. Dokumentasi Yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah peneltian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain. Metode pengumpulan data dalam skripsi ini oleh penulis adalah dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui media elektronik seperti internet (www.cimbniaga.com).
3.5 Metode Analisis Metode analisis yang di gunakan dalam Penelitian ini
adalah
Deskriptif Analisis. Analisi Deskriptif yaitu dengan dengan menjelaskan cara pengumpulan data kualitatif yang akurat serta berkaitan erat dengan masalah yang di teliti. Analisis ini dilakukan melalui nilai-nilai rasio PROFITABILITAS. Rasio-rasio tersebut antara lain: Net Income
𝑅𝑂𝐸 =
𝑅𝑂𝐼 =
Equity
Net Income
𝐺𝑃𝑀 =
Total Aset
x 100%
x 100%
Operating Income−Operating Expense Operating Income
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Net Income Operating Income
36
x 100%
x 100%
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Operating Profit Operating Income
x 100%
Nilai-nilai rasio ini akan dibandingkan sebelum dan sesudah merger. Kemudian dianalisis seberapa besar perbedaan peningkatan atau penurunan setiap tahunnya sesudah merger.
37