ANALISIS
DAMPAK
KEDATANGAN
WISATAWAN
ASING
DAN
FAKTOR
PENENTUNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1974-2011 Pratika Fitri Anggara Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Penulis
: Pratika Fitri Anggara
Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul
: Analisis Dampak Kedatangan Wisatawan Asing dan Faktor Penentunya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1974-2011
Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 1974 - 2011. Dalam model yang digunakan, penulis memasukkan variabel indikator perekonomian yang juga dianggap sebagai faktor penentu kedatangan wisatawan asing ke Indonesia, yaitu inflasi dan krisis dalam pariwisata. Metode Error Correction Mechanism (ECM) digunakan untuk melihat koreksi hubungan jangka pendek ke jangka panjang selama periode observasi. Analisis hasil penelitian akan menunjukkan hubungan jangka panjang dan jangka pendek kedatangan wisatawan asing, inflasi, krisis dalam pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa kedatangan wisatawan asing berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, kedatangan wisatawan asing berkaitan erat dengan inflasi dan krisis dalam pariwisata Indonesia. Kata kunci: Wisatawan Asing, ECM, Pertumbuhan Ekonomi.
ABSTRACT Author
: Pratika Fitri Anggara
Department : Economics Title
: Analysis of Tourist Arrival Effect and Its Determinant Factors toward Indonesia Economic Growth During 1974-2011
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
In general, this research is aimed to analyze the effect of tourism sector toward economic growth in Indonesia during 1974-2011. The author adds economic indicator variables called inflation and tourism-related crisis which are considered as determinant factors for tourist arrival to this country. Error Correction Mechanism (ECM) is used to find out the short term correction to long term during observation. The result shows short and long term relationship among tourist arrival, inflation, tourism crisis and economic growth. To conclude, last chapter informs that tourist arrival significantly affects economic growth in positive sign. Besides, tourist arrival significantly relates to inflation and tourism crisis in Indonesia. Keywords: Tourists, ECM, Economic Growth.
PENDAHULUAN Pada tahun 2011, World Travel and Tourism Council meramalkan bahwa dalam sepuluh tahun ke depan sektor pariwisata akan menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi perekonomian dunia. Hal ini didasari pada data yang menunjukkan adanya peningkatan kontribusi sektor pariwisata dalam PDB dunia sejak tahun 2000. Dalam rentang tahun 2000 hingga 2011, nilai sector pariwisata dalam PDB dunia meningkat dua kali lipat menjadi US$ 6.500. Peningkatan ini diiringi dengan mobilisasi wisatawan dunia yang terus bertambah hingga 983.000.000 wisatawan pada tahun 2011, yang mana meningkat jauh dari tahun 1990 yang hanya berjumlah 435.000.000 wisatawan. Peningkatan mobilisasi wisatawan juga terjadi di kawasan ASEAN, yang mana banyak dikunjungi oleh wisatawan negara lain. Indonesia merupakan negara tujuan nomor empat di ASEAN setelah Singapura. Kunjungan wisatawan asing ke Indonesia pun terus menunjukkan tren yang meningkat sejak 1974 hingga 2009. Jumlah kedatangan wisatawan asing meningkat hingga 5.064.000 pada tahun 2000 dan terus mengalami fluktuasi hingga tahun 2007. Setelah tahun 2007 jumlah kedatangan wisatawan asing kembali mengalami peningkatan hingga mencapai angka 7.694.731 pada tahun 2011. Meski demikian, terdapat periode saat wisatawan internasional enggan berkunjung ke negara ini, sehingga terdapat stagnasi dalam sector ini. Pada tahun 1997 terlihat dampak krisis multidimensi (ekonomi, sosial, dan politik) yang menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan asing hingga 4.606.000 pada tahun 1998 setelah sebelumnya berada pada tingkat 5.185.243.
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
Kemajuan sektor pariwisata Indonesia dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB dalam negeri dan penerimaan devisa. Sejak tahun 2006, pariwisata memberikan kontribusi devisa yang semakin meningkat. Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menunjukkan bahwa nilai devisa dari sektor pariwisata memiliki tren meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada 2009. Pada tahun tersebut kontribusi sektor lain juga mengalami penurunan yang kemungkinan besar disebabkan karena krisis keuangan global 2008. Devisa pariwisata mengalami peningkatan pada 2010 meskipun peringkatnya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Grafik 1.1 : Perkembangan Penerimaan Devisa dari Beberapa Sektor (Juta USD) 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 -‐ 2006
Sumber
2007
2008
2009
2010
Minyak& Gas Bumi
Karet Olahan
Pakaian Jadi
Minyak Kelapa Sawit
Pariwisata
Alat Listrik
: Website Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sektor pariwisata diprediksikan akan menjadi sektor yang terus tumbuh dan berkontribusi bagi perekonomian Indonesia. Kedatangan wisatawan asing dan devisa sektor ini dapat memunculkan adanya dampak berganda untuk mengatasi pengangguran hingga meningkatkan citra negara tujuan. Sektor ini juga tahan terhadap kondisi ekonomi yang berfluktuasi, contohnya pada krisis keuangan global tahun 2008 lalu. Kedatangan wisatawan asing ditentukan oleh kondisi sosial-ekonomi dan tingkat inflasi di negara tujuan. Kedua faktor tersebut dimasukkan dalam pembahasan penelitian ini
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
berdasarkan teori dan data yang tersedia. Pada bab selanjutnya, terdapat data yang menunjukkan bahwa saat terjadi kekacauan sosial-ekonomi, pertumbuhan kedatangan wisatawan asing akan menurun. Dengan demikian, dalam penelitian ini kekacauan sosial-ekonomi akan disebut sebagai krisis dalam pariwisata. Definisi krisis ini diadaptasi dari data pertumbuhan kedatangan wisatawan asing yang mengalami penurunan saat terjadi krisis ekonomi, isu terorisme, wabah penyakit, dan kerusuhan sosial. Wisatawan asing akan mempertimbangkan faktor harga di negara tujuan saat berkunjung. Kondisi krisis ekonomi menyebabkan mereka tidak mendapatkan penghasilan seperti saat sebelum fenomena ini terjadi. Dengan demikian, wisatawan akan cenderung mencari tempat wisata yang tidak mahal atau tingkat inflasi yang rendah. Tingkat inflasi di Indonesia meningkat drastis saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997. Saat ini pula kedatangan wisatawan asing di Indonesia mengalami penurunan. Bila ditinjau dari pergerakan grafik, keduanya memiliki pola yang berkebalikan seperti saat krisis tersebut. Namun, kesimpulan akan terlalu mentah bila hanya melihat gerakan grafik. Perlu diuji secara formal menggunakan statistik apakah inflasi sebagai salah satu faktor penarik benar-benar dapat mempengaruhi kedatangan wisatawan asing ke Indonesia. Grafik 1.2: Tingkat Inflasi di Indonesia 80 % 60 40 20 0 -‐20
Sumber
: website Bank Dunia
Terpacu dengan adanya data yang dipaparkan di atas dan penelitian sebelumnya, penulis ingin melihat dampak sektor pariwisata Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1974 -2011. Rentang tahun ini dipilih karena untuk kasus di Indonesia, data seputar pariwisata terutama kedatangan wisatawan asing mulai ditemui pada tahun 1974.
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
Pariwisata memiliki proporsi yang kecil dalam PDB nasional. Namun demikian, sektor ini memiliki kontribusi yang terus meningkat terhadap devisa Indonesia. Melalui data yang tersedia, penulis ingin mengetahui: 1. Apakah kedatangan wisatawan asing, inflasi, krisis dalam pariwisata, dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan jangka panjang ? 2. Bagaimana pengaruh sektor pariwisata (dengan proksi kedatangan wisatawan asing) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ? 3. Apakah kedatangan wisatawan asing memiliki keterkaitan dengan inflasi dan krisis dalam pariwisata ?
TINJAUAN LITERATUR Pariwisata adalah kegiatan yang melibatkan para wisatawan untuk menuju suatu daerah tertentu dengan berbagai motif, seperti rekreasi, aktivitas keagamaan, dan aktivitas lain yang dianggap menyenangkan bagi individu. World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan bahwa pariwisata adalah aktivitas individu untuk berpindah atau berkelana dan menetap di suatu daerah di luar lingkungan sehari-hari mereka. Aktivitas tersebut berada dalam rentang waktu tidak lebih dari satu tahun guna menemukan kesenangan, bisnis dan tujuan lain. Salah satu penanda adanya kegiatan pariwisata adalah perjalanan menggunakan alat transportasi. Meski demikian, tidak seluruh perjalanan dapat didefinisikan sebagai pariwisata.1 Sementara itu, wisatawan, sebagai individu atau kelompok yang melakukan kegiatan pariwisata memiliki definisi yang secara umum hampir sama bagi setiap negara. Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai pihak yang melakukan pencatatan dalam industri pariwisata Indonesia mendefinisikan bahwa wisatawan adalah pengunjung yang akan tinggal minimal satu hari di negara yang ia kunjungi2. Wisatawan dapat terpikat dengan suatu daerah wisata karena faktor harga setempat. Tujuan wisata dengan tingkat harga (inflasi) yang rendah akan memicu tingginya permintaan. Dalam sektor pariwisata, harga produk seperti hotel, biaya transportasi antar tempat, makanan 1 Diakses dari www.world-tourism.org, 21 April 2013, pukul 20.35 WIB 2 Buku “Statistik Kunjungan Wisatatwan Mancanegara 2010” oleh BPS
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
menjadi salah satu fokus wisatawan untuk memilih daerah tujuan. Semakin murah harga produk pariwisata, maka mereka akan semakin tertarik (Yoeti, 1996). Dari aspek ekonomi, pariwisata memiliki dampak yang pada akhirnya akan membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dalam bukunya yang berjudul Tourism: The International Business, Mill (1990) menjelaskan pariwisata memiliki dampak ekonomi sebagai berikut : 1. Meningkatkan pendapatan devisa Pengeluaran wisatawan menggunakan mata uang asli negaranya setelah ditukar dengan mata uang negara tujuan. Dari pengeluaran tersebut, pemerintah mendapat bagian yang mereka bayarkan untuk pajak di negara tujuan. Melalui pengeluaran wisatawan asing tersebut lah devisa pariwisata diperoleh. 2. Membuka lapangan pekerjaan Kedatangan wisatawan asing yang terus meningkat akan memunculkan tanggapan pemerintah negara tujuan untuk menciptakan fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas dunia pariwisata dapat memunculkan lapangan pekerjaan. 3. Pengembangan Bisnis Kecil Maraknya kedatangan wisatawan asing memicu para masyarakat setempat untuk mengembangkan bisnis skala mikro yang diakui sebagai usaha keluarga. Bisnis ini biasanya dalam bentuk toko souvenir, rumah makan, atau jasa mobilisasi wisatawan. Bisnis ini meningkatkan kemandirian
masyarakat setempat untuk seterusnya dapat
menciptakan lapangan kerja Inflasi merupakan cerminan fenomena dari tingkat pengangguran yang terjadi dalam negara. Pengangguran tersebut memiliki keterkaitan dengan nilai PDB riil atau pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun yang dijelaskan dalam hukum Okun. Dalam hukum tersebut dijelaskan bahwa terdapat hubungan negatif antara keduanya. Tingginya tingkat pengangguran dapat menurunkan nilai PDB riil karena minimnya produktivitas yang dapat dihitung dalam komponen perhitungan PDB. Dengan demikian, terdapat hubungan antara inflasi dengan
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
pertumbuhan ekonomi melalui tingkat pengangguran seperti yang diilustrasikan oleh Oki Hermawan dalam tesisnya3:
Pertumbuhan Ekonomi
Permintaan Agregat
Hukum Okun
Inflasi
Pengangguran
Kurva Phillips Gambar 1.1 : Hubungan Hukum Okun dan Kurva Phillips
METODOLOGI Penelitian ini menggunankan data time series dengan rentang waktu 1974 hingga 2011. Variabel yang diolah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan PDB Riil (RGDPGROWTH) Sementara itu, PDB riil merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam negara pada periode tertentu yang dihitung menggunakan harga konstan. Pertumbuhan PDB riil dijadikan sebagai alat ukur pertumbuhan ekonomi, sehingga melalui penelitian ini dapat dianalisis hubungannya dengan sektor pariwisata. Penulis akan menggunakan data yang bersumber dari website Bank Dunia dengan tahun dasar 2000. 2. Jumlah Kedatangan Wisatawan Asing (TOUR) Variabel ini digunakan untuk mengukur pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia. Meskipun kemajuan atau kemunduran sektor pariwisata tidak bisa diukur dari jumlah kedatangan wisatawan asing saja, namun variabel ini bisa menggambarkan pembangunan sektor pariwisata 3
Oki Hermawan, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi ASEAN-‐5: Analisis Hubungan Jangka Panjang dan Kausalitas Diantaranya, Tesis, FEUI
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
tanah air hingga menarik kedatangan wisatawan dari luar negeri. Data ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang memulai pencatatannya pada tahun 1974. Dalam model, variabel ini akan diubah dalam bentuk logaritma natural menjadi LNTOUR. 3. Variabel Interaksi: TOURINF Variabel interaksi ini merupakan perkalian antara dua variabel, yaitu kedatangan wisatawan asing (TOUR) dan tingkat inflasi di Indonesia (INF). Penggabungan variabel ini ditujukan untuk membuktikan bahwa keduanya memiliki keterkaitan seperti yang dinyatakan dalam teori. Semakin tinggi tingkat inflasi suatu negara, semakin enggan wisatawan asing untuk berkunjung ke negara tersebut. Pada akhirnya, jumlah kunjungan tersebut juga memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi. 4. Variabel Interaksi: TOURCRISIS Perkalian antara variabel krisis dalam pariwisata (CRISIS) dan kedatangan wisatawan asing (TOUR) bertujuan untuk melihat sejauh mana minat wisawatan asing untuk datang ke Indonesia saat terjadi krisis dalam pariwisata. Bila memperhatikan grafik, biasanya saat terjadi krisis jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia akan menurun. Meski demikian, analisis dengan grafik harus diimbangi dengan analisis statistika agar valid. 5. Krisis dalam Sektor Pariwisata (CRISIS) Sektor pariwisata dikatakan mengalami krisis saat jumlah kedatangan wisatawan asing mengalami stagnasi dan pertumbuhan yang negatif pada beberapa tahun. Jumlah kedatangan wisatawan asing meningkat terus sejak tahun 1974. Hingga tahun 1998 sampai 2006 jumlah wisatawan asing tidak meningkat tinggi (cenderung stagnan) karena beberapa krisis seperti krisis ekonomi 1997, kasus Bom Bali 1 dan 2, tsunami, dan virus flu burung. Variabel ini berbentuk dummy, yaitu 1 untuk menandakan terjadinya krisis dan 0 saat tidak terjadi krisis. Krisis diasumsikan terjadi dalam rentang waktu 1998 hingga 2006. 6. Inflasi dalam Perekonomian (INF) Tingkat inflasi menyebabkan tingginya harga-harga barang dalam suatu negara. Nilai inflasi ini berhubungan pula dengan aktivitas konsumsi yang dikeluarkan oleh para wisatawan di
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
negara tujuan. Seperti yang dijelaskan dalam teori, inflasi berpotensi memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel ini digunakan untuk menggantikan variabel nilai tukar yang biasa dipakai dalam penelitian lain. Dalam penelitian ini, variabel nilai tukar diganti dengan inflasi karena di negara tujuan wisatawan akan bertransaksi dengan mata uang negara tujuan. Dengan demikian, wisatawan asing akan sangat memperhatikan tingkat harga di negara tujuan. Selain itu, inflasi juga akan menggambarkan nilai tukar mata uang kedua negara. Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, data-data tersebut akan diolah menggunakan kointegrasi dan Error Correction Mechanism (ECM). Metode ini dipilih karena tidak seluruh variabel yang digunakan bersifat stasioner pada tingkat level (paling dasar). Jika seluruh variabel bersifat stasioner pada tingkat level, maka metode Ordinary Least Square (OLS) sudah cukup valid untuk menjawab pertanyaan penelitian. Melalui data dengan jenis time series ini, akan diuji apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan jangka panjang atau biasa disebut terkointegrasi. Sementara itu, ECM akan berguna untuk mengetahui nilai koreksi jangka pendek dari suatu model yang terkointegrasi pada jangka panjang. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Stasioneritas Dalam data time series, uji stasioneritas berguna agar data terhindar dari autokolerasi. Untuk menggunakan metode penelitian Error Correction Model, minimal harus ada satu variabel yang tidak stasioner pada tingkat level atau I(0). Jika seluruh variabel sudah bersifat stasioner pada tingkat I(0), maka data cukup diolah menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Secara statistik, data dikatakan stasioner apabila nilai probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari nilai kritis (α). Dalam penelitian ini, nilai kritis untuk pengujian stasioneritas sebesar 5%. Terdapat beberapa variabel yang diuji menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF), namun ada pula yang diuji menggunakan Phillips Perron (PP). Variabel diuji menggunakan Phillips Perron jika mendapat pengaruh dari guncangan ekonomi, sehingga data pada satu periode tertentu berbeda dengan periode lainnya. Sebagai contoh, variabel pertumbuhan ekonomi (RGDPGROWTH) dan inflasi dalam perekonomian
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
(INF) diuji menggunakan metode ini karena mendapatkan pengaruh dari keberadaan krisis ekonomi tahun 1997. Berikut ini adalah rangkuman hasil uji stasioneritas data pada tingkat I(0) : Tabel 1 : Uji Stasioneritas Data Tingkat Level Variabel
Metode Pengujian RGDPGROWTH PP
Tingkat Signifikansi 95%
Nilai Probabilitas 0,0014
INF
PP
95%
0,0000
CRISIS
PP
95%
0,3951
LNTOUR
ADF
95%
0,5882
TOURCRISIS
PP
95%
0,4334
TOURINF
PP
95%
0,0009
Kesimpulan Stasioner pada tingkat level / I(0) Stasioner pada tingkat level / I(0) Tidak stasioner pada tingkat level / I(0) Tidak stasioner pada tingkat level / I(0) Tidak stasioner pada tingkat level / I(0) Stasioner pada tingkat level / I(0)
Dari hasil pengujian atas, terdapat tiga variabel yang tidak stasioner pada tingkat level, yaitu LNTOUR, CRISIS dan TOURCRISIS. Hal ini membuktikan bahwa model yang digunakan dapat diolah dengan ECM. Keberadaan data yang tidak stasioner perlu diubah menjadi stasioner agar valid untuk dimasukkan dalam model jangka pendek yang akan diolah menggunakan ECM. Berikut ini adalah hasil data yang masuk dalam proses differencing pada tingkat first difference atau I(1): Tabel 2 : Uji Stasioneritas Data Tingkat First Difference Variabel LNTOUR
Metode Pengujian ADF
Tingkat Signifikansi 95%
Nilai Probabilitas 0,0234
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
Kesimpulan Stasioner pada tingkat first difference atau
CRISIS
PP
95%
0,0000
TOURCRISIS PP
95%
0,0000
I(1) Stasioner pada tingkat first difference atau I(1) Stasioner pada tingkat first difference atau I(1)
Hasil Regresi Jangka Panjang Regresi menggunakan OLS ditujukan untuk melihat hubungan setiap variabel independen terhadap variabel dependen pada jangka panjang dengan model sebagai berikut : RGDPGROWTH = β0 + β1 LNTOUR + β2 INF + β3 TOURINF + β4CRISIS + β5TOURCRISIS + µ Variabel kedatangan wisatawan asing (TOUR) diubah bentuknya ke dalam logaritma natural menjadi LNTOUR agar datanya tidak berbeda sangat jauh dibanding variabel dependennya yang berbentuk persen. Sementara itu, TOURINF dan TOURKRISIS tidak diubah dalam logaritma natural karena memenuhi syarat variabel interaksi yang harus diolah dalam bentuk dasar. Berikut ini adalah hasil regresi model: Tabel 3: Hasil Regresi Menggunakan OLS Dependent Variable: RGDPGROWTH Method: Least Squares Sample: 1974 2011 Included observations: 38 Variable
Coefficient
LNTOUR INF TOURINF TOURCRISIS CRISIS C
1.746511 0.108639 -7.51E-06 3.57E-06 -19.56148 -17.45381
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.540863 3.229120 0.0029 * 0.050325 2.158735 0.0385 * 1.35E-06 -5.575633 0.0000 * 2.68E-06 1.332366 0.1922 13.28068 -1.472928 0.1505 7.905354 -2.207846 0.0345
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
R-squared 0.763626 Adjusted R-squared 0.726693 S.E. of regression 1.949126 Sum squared resid 121.5709 Log likelihood -76.01498 F-statistic 20.67573 Prob(F-statistic) 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5.789474 3.728328 4.316578 4.575144 4.408574 2.182821
Keterangan: (*)
= signifikan pada α 5%
(**)
= signifikan pada α 10%
Hasil regresi tersebut memiliki beberapa perbedaan dengan hipotesis penelitian yang disebutkan pada bab sebelumnya: Tabel 4 : Perbandingan Hasil Regresi dan Hipotesis Variabel
Hipotesis Penelitian
Hasil Regresi
LNTOUR
Signifikan, Positif
Signifikan, Positif
INFLASI
Signifikan, Positif
Signifikan, Positif
TOURCRISIS
Signifikan, Negatif
Tidak signifikan, Negatif
TOURINF
Signifikan, Negatif
Signifikan, Negatif
CRISIS
Signifikan, Negatif
Tidak signifikan, Negatif
Hasil dari kelima variabel independen dalam tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang bisa dipakai adalah 5%. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas di atas 5% sangat tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen sekalipun menggunakan tingkat signifikansi 10%. Sehingga dapat dilihat bahwa variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap RGDPGROWTH adalah LNTOUR, INF, dan TOURINF. Keberadaan variabel CRISIS dengan probabilitas 0,1505 atau 15% tidak signifikan memiliki hubungan dengan RGDPGROWTH. Kriteria penolakan mengatakan bahwa jika nilai
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
probabilitas berada di atas tingkat signifikansi, maka tidak cukup alasan untuk menolak H0. Variabel ini tidak signifikan dalam jangka panjang karena baik krisis ekonomi maupun krisis lain dalam pariwisata biasanya hanya memiliki dampak pada satu periode tertentu. Setelah krisis berakhir satu atau dua periode, maka pertumbuhan ekonomi akan kembali seperti awal mula. Hal yang sama juga terjadi pada variabel TOURCRISIS sebagai bagian dari variabel CRISIS. Karena memiliki nilai probabilitas 0,1922, di atas nilai signifikansi 5%, maka H0 diterima. Sehingga kedua variabel tersebut tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dalam interpretasi variabel interaksi, saat gabungan variabel tidak signifikan terhadap variabel dependen, maka dinyatakan bahwa kedua variabel gabungan tersebut tidak memiliki interaksi. Kedua variabel ini, yaitu TOUR dan CRISIS tidak memiliki keterkaitan satu sama lain. Pada jangka panjang, tidak ada keterkaitan antara kejadian krisis dalam pariwisata dengan jumlah kedatangan wisatawan asing. Variabel LNTOUR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap RGDPGROWTH dengan nilai probabilitas di bawah 5%, yaitu 0,0029. Saat ada kenaikan jumlah kedatangan wisatawan asing sebesar 1%, maka akan berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 1,75%. Dengan nilai pengaruh yang positif, maka dapat dikatakan bahwa semakin banyak wisatawan asing, semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka panjang. Hal ini dikarenakan kedatangan wisatawan asing menciptakan income multiplier dari pembayaran pajak atau konsumsi mereka selama di Indonesia. Selain itu, kedatangan wisatawan asing juga menciptakan employment multiplier, yang mana pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kegiatan pariwisata akan meningkatkan lapangan pekerjaan. Dengan demikian, seluruh uang di tangan pemerintah yang berawal dari sektor ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pendapatan pemerintah yang dimaksud akan didistribusikan pada masyarakat atau sebagai salah satu sumber pendanaan program untuk masyarakat luas. Variabel INF memiliki hubungan signifikan terhadap RGDPGROWTH, terbukti dengan nilai probabilitas yang berada di bawah 5% yaitu 0,0385. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa peningkatan 1% pada inflasi di Indonesia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,11%. Arah nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa dalam dunia nyata inflasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan seperti yang diungkapkan dalam gabungan teori Phillips dan Okun.
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
Menurut kedua teori tersebut, tingkat inflasi di Indonesia yang semakin tinggi mengindikasikan bahwa adanya peningkatan lapangan kerja hingga masyarakat memiliki daya beli untuk melakukan kegiatan konsumsi. Dengan konsumsi, mereka akan mendayagunakan output yang diproduksi oleh produsen, sehingga produsen akan bisa melanjutkan proses produksi dengan pendapatan dari konsumen. Sebagian pendapatan produsen akan dibayarkan ke pemerintah dalam bentuk pajak yang mana dapat digunakan untuk distribusi pendapatan masyarakat. Hal ini lah yang menyebabkan inflasi berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya terdapat variabel lain yang bersifat signifikan, yaitu TOURINF. Variabel ini merupakan perkalian dari kedatangan wisatawan asing (TOUR) dan tingkat inflasi Indonesia (INF). Nilai probabilitas sebesar 0,0000 menandakan bahwa variabel tersebut signifikan mempengaruhi RGDPGROWTH pada tingkat signifikansi 5%. Hasil yang signifikan ini juga menandakan bahwa terdapat keterkaitan antara jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia dengan tingkat inflasi. Dengan koefisien negatif dapat diartikan bahwa peningkatan inflasi menurunkan jumlah kedatangan wisatawan asing yang kemudian berakibat pada penurunan pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan teori yang disebutkan sebelumnya bahwa salah satu alasan wisatawan asing akan memilih negara tujuan adalah faktor harga atau inflasi. Saat terjadi peningkatan 1% angka inflasi, maka jumlah kedatangan wisatawan asing (TOUR) akan mengalami penurunan. Jumlah penurunan wisatawan asing ini akan mempengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -7.51E-06%. Uji Kointegrasi Uji kointegrasi Johansen digunakan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yang membentuk pertumbuhan ekonomi (RGDPGROWTH) pada jangka panjang. Pengujian menggunakan
metode
Engel-Granger
juga
membuktikan
bahwa
persamaan
tersebut
terkointegrasi atau memiliki persamaan jangka panjang. Dengan uji stasioneritas ADF, suatu variabel dikatakan tidak stasioner apabila nilai probabilitasnya melebihi 5%. Nilai residual persamaan jangka panjang bersifat stasioner pada tingkat I(0) dengan probabilitas sebesar 0,0014.
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
Hasil dan Penjelasan Regresi Jangka Pendek Setelah mengetahui kondisi persamaan jangka panjang, maka saat ini perlu melihat persamaan jangka pendek untuk mengetahui nilai koreksinya. Berikut adalah model regresi jangka panjang, yang mana setiap variabel diubah dalam bentuk first difference atau I(1): DRGDPGROWTH = β0 + β1 DLNTOUR + β2 DINF + β3 CRISIS + β4 DTOURINF + β5 DTOURCRISIS + β3 ECMTERM-1 + µ Seluruh variabel dijadikan dalam bentuk difference kecuali CRISIS karena datanya yang hanya bernilai 1 atau 0 saja. Sementara itu, variabel ECMTERM-1 yang merupakan nilai lag 1 dari residual persamaan jangka panjang adalah variabel yang akan menjelaskan seberapa besar keseimbangan jangka pendek menyesuaikan keseimbangan jangka panjangnya. Berikut adalah hasil regresi persamaan jangka pendeknya: Tabel 4 : Hasil Regresi Jangka Pendek Dependent Variable: DRGDPGROWTH Method: Least Squares Date: 05/27/13 Time: 12:41 Sample (adjusted): 1975 2011 Included observations: 37 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
DLNTOUR DINF CRISIS DTOURINF DTOURCRISIS ECMTERM-1
8.347087 0.060318 1.059014 -5.92E-06 -7.27E-07 -1.020223
4.196914 0.042149 0.944105 1.09E-06 3.48E-07 0.182336
1.988863 1.431064 1.121712 -5.425775 -2.092113 -5.595290
0.0559** 0.1627 0.2709 0.0000* 0.0450* 0.0000*
C
-0.871037
0.615804
-1.414472
0.1675
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.839400 0.807280 1.952177 114.3298 -73.37187 26.13325 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
-0.054054 4.446884 4.344425 4.649193 4.451870 1.899873
Keterangan: (*)
= signifikan pada α 5%
(**)
= signifikan pada α 10%
Dalam jangka pendek, perubahan variabel kedatangan wisatawan asing (DLNTOUR) berhubungan
signifikan
terhadap
perubahan
(percepatan)
pertumbuhan
ekonomi
(DRGDPGROWTH) pada tingkat signifikansi 10% dengan nilai probabilitas 0,0559. Saat pertumbuhan (percepatan) kedatangan wisatawan asing mengalami peningkatan 1%, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dengan perubahan peningkatan (percepatan) sebesar 8,35%. Sama seperti pada jangka panjang, kedatangan wisatawan asing dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti yang diungkapkan dalam teori. Perubahan dalam variabel interaksi kedatangan jumlah wisatawan asing dan inflasi (DTOURINF) berpengaruh signifikan terhadap perubahan (percepatan) pertumbuhan ekonomi (DRGDPGROWTH) dengan arah negatif sebesar -5.92E-06. Hubungan yang signifikan ini juga menandakan bahwa dalam jangka pendek, variabel perubahan kedatangan wisatawan asing memiliki keterkaitan dengan perubahan tingkat harga. Arah hubungan yang negatif disebabkan karena adanya penurunan perubahan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia saat tingkat inflasi tinggi. Dengan perubahan jumlah kedatangan wisatawan asing yang menurun, maka perubahan (percepatan) pertumbuhan ekonomi pun akan menurun. Saat terjadi krisis sektor pariwisata, terjadi perubahan jumlah kunjungan wisatawan asing dalam jangka pendek yang tercermin dalam variabel DTOURCRISIS. Hal ini terbukti dari nilai probabilitas 0,0450 yang berada di bawah nilai kritis 5%. Krisis dan perubahan jumlah kedatangan wisatawan asing memiliki keterkaitan, yang mana juga akan menurunkan perubahan (percepatan) pertumbuhan ekonomi sebesar -7.27E-07. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat terjadi krisis ekonomi, bencana alam, kasus terorisme, maka wisatawan asing akan langsung memberikan tanggapan dengan tidak mengunjungi Indonesia. Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada jangka panjang, karena biasanya rasa takut wisatawan asing atau larangan berkunjung dari negara lain hanya berlaku beberapa saat setelah krisis dalam pariwisata terjadi. Berbeda dengan hasil penelitian dalam jangka panjang, variabel perubahan tingkat harga (DINF) tidak signifikan mempengaruhi perubahan (percepatan) pertumbuhan ekonomi
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
(DRGDPGROWTH). Dapat dikatakan bahwa dampak inflasi dirasakan pada jangka panjang saja dan tidak langsung mempengaruhi aktivitas ekonomi yang terjadi di Indonesia. Di sisi lain, variabel CRISIS dalam jangka pendek tetap tidak memiliki hubungan terhadap perubahan pertumbuhan ekonomi (DRGDPGROWTH), sama seperti yang terjadi dalam jangka panjang. Kedua variabel ini memiliki nilai probabilitas bahkan jauh di atas 10%, yaitu masing-masing 0,16 dan 0,27. Sedangkan variabel lain yang tidak ada dalam jangka panjang adalah ECMTERM-1. Variabel ini merupakan penanda apakah terdapat dampak yang signifikan mempengaruhi variabel dependen dari penyesuaian keseimbangan jangka pendek ke jangka panjang. Ternyata, variabel ini memiliki nilai di bawah nilai kritis 5%, sehingga terjadi dampak yang signifikan mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi (RGDPGROWTH) saat terjadi penyesuaian dari keseimbangan jangka pendek ke jangka panjang. Penyesuaian tersebut memiliki nilai koefisien negatif yang berarti keseimbangan pertumbuhan ekonomi (RGDPGROWTH) pada jangka pendek berada di atas keseimbangan RGDPGROWTH jangka panjang. Dengan demikian, RGDPGROWTH pada jangka pendek akan turun menuju keseimbangan jangka panjangnya dengan nilai kecepatan penyesuaian sebesar 102% setiap periodenya (tahun). Dapat juga diinterpretasikan bahwa kecepatan penyesuaian sebesar 102 lipat dalam satu periode. Penyesuaian tersebut terjadi hingga keseimbangan RGDPGROWTH jangka pendek mencapai keseimbangan jangka panjang. SIMPULAN Tujuan penelitian ini adalah melihat dampak sektor pariwisata dan faktor penariknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka panjang maupun jangka pendek. Peningkatan kedatangan wisawatan asing memicu adanya pembangunan pada produk sektor pariwisata seperti hotel dan restoran. Kedatangan wisatawan asing dan faktor penariknya seperti inflasi dan krisis dalam pariwisata terbukti memiliki hubungan jangka panjang atau terkointegrasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini terbukti dari pengujian menggunakan Engel-Granger dan Johansen. Kedatangan wisatawan asing memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara itu, baik pada jangka panjang maupun
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
jangka pendek terdapat keterkaitan antara jumlah kedatangan wisatawan asing dengan tingkat inflasi dalam negeri. Berbeda dengan jangka panjang, pada jangka pendek kedatangan wisatawan asing memiliki keterkaitan dengan krisis dalam pariwisata. Hal ini merupakan gambaran dari kondisi nyata bahwa saat Indonesia dilanda isu terorisme, bencana alam, atau virus penyakit, maka pada tahun setelahnya akan terjadi penurunan jumlah kedatangan wisatawan asing. Demikian pula kebalikannya, saat terjadi kestabilan politik dan keamanan sosial, maka pada tahun tersebut kedatangan wisatawan asing akan meningkat. 6.2 Saran Kebijakan Berdasarkan hasil penelitian ini, berikut adalah beberapa saran kebijakan yang dapat dipertimbangkan oleh pengambil kebijakan untuk mengembangkan sektor pariwisata Indonesia : 1. Meningkatkan promosi pariwisata Indonesia ke negara lain terutama Amerika, Timur Tengah dan Afrika. Menarik wisatawan asing untuk datang ke Indonesia penting untuk dilakukan karena kedatangan mereka memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Tiga kelompok negara tersebut dipilih sebagai negara tujuan promosi karena berada pada tiga peringkat terbawah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan asing dari Amerika, Timur Tengah, dan Afrika berada di bawah 500.000 sejak tahun 2002 hingga 2011. 2. Menarik kedatangan wisatawan asing dengan menjaga tingkat harga produk pariwisata agar tidak melambung tinggi. Salah satu alasan wisatawan asing mengunjungi suatu negara adalah harga barang-barang yang terjangkau di negara tujuan. Harga hotel, restoran, dan jasa pariwisata dalam negeri yang terjangkau akan semakin menarik minat kedatangan. 3. Meningkatkan kondisi keamanan negara dan cepat tanggap dalam menangani bencana agar wisatawan asing tidak enggan berkunjung ke Indonesia. Saran ini berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa wisatawan asing akan cepat merespon saat ada krisis dalam pariwisata, yaitu dengan tidak mengunjungi negara tujuan.
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA Antariksa, B. (2011). Peluang dan tantangan pengembangan kepariwisataan
Indonesia.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Badan Pusat Statistik. (2010). Statistik kunjungan wisatawan mancanegara. Carbaugh, R J. (2008). Global economics. Kanada: Cengage Learning. Gujarati, D.N. & Porter, D.C. (2009). Basic econometrics. Singapore: McGraw Hill. Hermawan, O. (2011). Inflasi dan pertumbuhan ekonomi ASEAN-5: analisis jangka panjang dan kausalitas di antaranya. Depok: Universitas
hubungan
Indonesia. Tesis.
Inancli, S. & Ulusoy,R. (2011) : The effect of tourism sector on Turkish economy”, International Research Journal of Finance and Economics, Issue. 77, pp. 87-93. Kasimati, E. (2011): Economic impact of tourism on Greece’s economy: cointegration causality analysis, International Research Journal of
and
Finance and Economics, Issue. 79,
pp. 79-85. Krugman, P. & Obstfeld,M. (2009). International economics: trade and policy (8th edition). Pearson. Mankiw, N.G. (2008). Principles of economics. Kanada: Cengage Learning Mankiw, N. G. (2009). Macroeconomics. New York: Worth Publishing Mill, Robert C. (1990). Tourism: The international business. Singapura: Prentice- Hall International Edition. Mishra, P.K., Rout H.B., & Mohapatra, S.S. (2011) : Causality between tourism and economic growth: Emperical evidence from India, European Journal of
Social
Science, Vol.18, pp. 518-527. Nachrowi, N.D. & Usman,H. (2006). Ekonometrika. Jakarta: Lembaga Penerbit
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
FEUI.
Oztur, I., & Acaravci,A. (2009) : On the causality between tourism growth and
economic
growth: empirical evidence from Turkey, Transylvanian Review of Administrative
Sciences,
25E/2009 pp.73-81. Shariff,C.I.,Sheikh M.R., & Malik,S. (2010) : Tourism, economic growth and current account deficit in Pakistan: Evidence from co-integration and causal analysis, European Journal of Economics, Finance and Administrative Science, Issue.
22, pp.
21-21. Tisdell, C. (1984). The Environment, international trade and public economics.
Kuala Lumpur
dan Canberra: ASEAN-Australia joint research project. World Travel and Tourism Council. (2011). Travel and Tourism. Wooldridge, J.M. (2009). Introductory econometrics: A modern approach. Kanada: Cengage Learning. Yoeti, O.A. (1996). Pengantar ilmu pariwisata. Bandung: Angkasa. www.asean.org . Data kedatangan wisatawan asing ke ASEAN. Diakses pada 20 November 2012, pukul 10.42 WIB. www.budpar.go.id . Data peringkat devisa. Diakses pada 16 November 2012, pukul
6.23
WIB. www.worldbank.org . Metadata. Diakses pada 20 Mei 2013, pukul 23.26 WIB. www.world-tourism.org . Data kedatangan wisatawan internasional. Diakses pada 1 Desember 2012, pukul 22.48 WIB. www.wwtc.org . Data nilai sektor pariwisata dalam PDB dunia. Diakses pada 13 Juni pukul 02.37 WIB.
Analisis Dampak ..., Pratika Fitri Anggara, FE UI, 2013
2013,