ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN KENCANG DI KENDARI TANGGAL 01 MARET 2017 Eusebio Andronikos Sampe, S.Tr BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA PMG Pelaksana Lanjutan BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE Stasiun Meteorologi Nabire
I. PENDAHULUAN KENDARI (www.sultrakini.com) – Pohon setinggi lebih dari 10 meter tumbang di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kendari, Jalan Abdullah Silondae No. 153, usai hujan lebat disertai angin sejak pukul 15.20 Wita, Rabu (1/03/2017). Alhasil, arus lalu lintas pun macet yang hanya menggunakan satu jalur saja ketika mengarah perempatan traffic light eks. MTQ Kendari. Tidak hanya ditempat itu, pohon berukuran besar juga tumbang di dekat halte bus depan Taman Kota Kendari. Tepatnya sekitar 20 meter dari Kantor Kejari Kendari. Pantauan SULTRAKINI.COM, beberapa Billboard di Jalan By Pass ambruk ditengah jalan. "Sekitar jam 04.30 Wita, waktu hujan deras pohonnya ambruk sampai ketengah jalan," kata Aliyadin, Salah Seorang warga yang menyaksikannya. Beberapa saat kemudian, petugas dari BLH Kota Kendari datang untuk melakukan pemangkasan pohon tersebut. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari mencatat, angin kencang dan hujan lebat di Kota Kendari diakibatkan oleh pertumbuhan awan cumulunimbus sejak pukul 13.00 Wita. Selain itu, suhu udara 32,8 derajat selcius juga penyebab pembentukkan awan tersebut. Pihaknya juga memprediksikan masih ada potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di sejumlah titik, yakni Wilayah Konawe, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Timur, pukul 18.00 Wita sampai pukul 20.00 Wita. KENDARI (penaaktual.com) - Fenomena alam yang melanda wilayah Sulawesi Tenggara, menyebabkan puluhan pohon pelindung di sejumlah ruas jalan protokol di Kota Kendari tumbang diterpa hujan deras disertai angin kencang, Rabu 1 Maret 2017 sore. Peristiwa ini, salah satunya terjadi disekitar Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, tepatnya didepan Kantor Kejaksaan Negeri Kendari. Fikar, warga yang berada dilokasi kejadian menuturkan, pohon yang tumbang ini menutup ruas jalan dan sempat mengganggu arus lalu lintas kendaraan. “Hujannya tadi sekitar dua jam. Tapi hanya didalam tamkot saja yang banyak pohon tumbangnya,” ujar fikar. Terdapat beberapa jenis pohon, kata Fikar yang tumbang, seperti Trambesi, Mahoni serta Sengon. Kini pepohonan yang tumbang, telah ditangani Dinas Kebersihan Kota Kendari.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 1. Sumber Informasi kejadian angin kencang di Kendari tanggal 01 Maret 2017
Gambar 2. Lokasi peta Kendari (Sumber : google maps)
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Satelit Cuaca Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 01 Maret 2017 yang diambil mulai pukul 06.00 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA s/d 12.00BALAI UTC (14.00 s/dMETEOROLOGI 20.00 WITA) memperlihatkan terdapatnya pertumbuhan awal awan konvektif tebal BESAR DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN NABIRE tunggal tepat diatas wilayah Kendari. TerlihatMETEOROLOGI kumpulan awan konvektif tebal tunggal tersebut bergerak masuk ke wilayah perairan selat Bali berasal dari arah selatan. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 IR yaitu (-62) s/d (-69) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat maupun angin kencang. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah perairan selat Bali pada jam 08.00 UTC.
Gambar
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE
3. Citra satelit Himawari 8 EH pukul 06.00 s/d 12.00 UTC tanggal 01 Maret 2017 B. Dinamika Atmosfer B.1 Suhu Muka Laut Nilai analisis suhu muka laut di perairan dekat wilayah Kendari, tanggal 01 Maret 2017 berkisar 29 s/d 31 0
C dengan anomaly (0) s/d (+1.0). Nilai positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan dapat menambah
peluang penguapan yang tinggi sehingga menambah pasokan bagi terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar wilayah Kendari.
Gambar 4. SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 01 Maret 2017 (Sumber : bmkg.go.id/) B.2 MJO (Madden – Julian Oscillation) Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 01 Maret 2017 yang berada di kuadran III, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 5. Track MJO tanggal 01 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) B.3 Outgoing Longwave Radiation (OLR) Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) anomalies tanggal 01 Maret 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Kendari : 10 W/m2 s/d 30 W/m2. Anomali OLR bernilai positif menandakan tutupan awan cenderung kurang dari rata-rata klimatologisnya.
Gambar 6. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 01 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.4 Analisa Isobar Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 01 Maret 2017 jam 00.00 UTC terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 5 (lima) daerah tekanan rendah BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA (Low Pressure). tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya BALAI Hal BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V pergerakan massa udara dari STASIUN NABIRE wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayahMETEOROLOGI Indonesia bagian selatan.
Gambar 7. Analisa Isobar Jam 00.00 tanggal 01 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) B.5 Angin Streamline Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet menunjukkan diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dari samudera Pasifik yang melewati wilayah Sulawesi bagian utara dan terjadi pola shearline di perairan sebelah barat Sulawesi dan terjadi pola konvergensi tepat diatas wilayah Kendari, yang dapat berperan untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan lebat serta angin kencang.
Gambar 8. Analisa Streamline Jam 00.00 UTC tanggal 01 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.6 Kelembaban Relatif Berdasarkan data kelembaban relatif pada lapisan 850, 700 & 500 mb jam 00.00 & 06.00 UTC, kelembaban relatif berkisar antara 60 - 80%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan di level rendah BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA sampai level menengah tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian BALAI BESARcukup METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V angin kencang, kondisi udara STASIUN METEOROLOGI NABIRE basah hingga lapisan 500 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Kendari.
Gambar 9. RH Lapisan 850, 700 & 500 mb jam 00.00 & 06.00 UTC tanggal 01 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.7 Indeks Labilitas Udara Nilai K.Indeks yaitu 30 - 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang. Nilai Lifted Indeks yaitu -1, yang mengindikasikan udara labil. Nilai Showalter Indeks yaitu -1, yang mengindikasikan BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA kemungkinan terjadi badaiMETEOROLOGI guntur. BALAI BESAR DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 10. KI, LI, SI jam 00.00 & 06.00 UTC tanggal 01 Maret 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE