ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN ATAS PRODUK-PRODUK PADA USAHA WARUNG MAKAN PUTRA BUKIT DI TENGGARONG (PENERAPAN METODE SIMPLEK) Oleh : Wiwik Afana, Iskandar dan Bahransyah Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen Pengajar Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Abstract : The purpose of this study was to determine how many products Meatballs (X1), Chicken Noodle (X2) and Rawon (X3) that should be produced to obtain the maximum Contribution Margin. The research conducted at Putra Bukit Public Eating In Tenggarong, which manufactures its products only on the basis of experience in previous months and available raw materials. Measurement of productivity and the profits made by using linear programming model approach to the simplex method. In accordance with the calculation method simplex known that optimal production is to produce 20 servings of meatballs, Chicken Noodle 28 products and 10 products Rawon. Sedankan greatest contribution margin derived products Chicken Noodle. Keywords: Contribution Margin, simplex method PENDAHULUAN Secara umum tujuan pendirian usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar adalah untuk memaksimalkan pendapatan sedapat mungkin atau meminimumkan biaya dengan dibatasi atau terkendala oleh situasi lingkungan operasi, baik lingkungan internal maupun eksternal usaha. Kendala eksternal biasanya berupa banyaknya pesaing terutama pesaing dengan usaha sejenis. Sedangkan kendala Internal berasal dari lingkungan internal usaha, kendala-kendala ini dapat meliputi keterbatasan sumber daya seperti waktu, tenaga kerja, dan bahan baku atau permodalan. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan pada umumnya adalah bagaimana untuk mengalokasikan secara tepat sumber-sumber yang dimiliki agar dapat memaksimalkan kontribusi margin dan meminimumkan biaya dengan memanfaatkan kapasitas faktor produksi yang sifatnya relatif terbatas secara optimal. Untuk menghadapi kondisi yang demikian, maka perusahaan harus menerapkan sebuah strategi. Bagi perusahaan manufaktur, strategi yang tepat untuk menghadapi kondisi yang demikian adalah dengan melakukan perencanaan produksi yang tepat. Perencanaan produksi dapat dilakukan dengan cara mengalokasikan sumber-sumber yang ada secara optimal dengan melakukan kombinasi produk. Dalam pencapaian kontribusi margin maksimal penentuan kombinasi produk adalah satu cara yang paling tepat apabila perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk dengan memanfaatkan sumber daya
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
terbatas yang dimiliki perusahaan secara optimal. Menurut Handoko (2000) “kombinasi produk adalah perpaduan sistem operasi atau produktif barang atau jasa dalam suatu komposisi kuantitatif produksi tertentu sehingga organisasi atau perusahaan mampu menentukan nilai optimum dalam produksi satu atau lebih barang atau jasa sesuai keinginan atau permintaan konsumen”. Penentuan kombinasi produk dapat dilakukan dengan metode pemograman linear. Menurut Subagyo dkk (2013:9) Linear programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Terdapat dua metode dalam linear programming yaitu metode grafik dan simplek. Metode grafik hanya bisa digunakan pada masalah yang hanya mempunyai dua variabel, tetapi metode simplek mampu menyelesaikan permasalahan dengan dua variabel atau lebih. Metode Simplek merupakan suatu cara yang lazim digunakan untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau lebih. Pada masa sekarang masalah-masalah linear programming yang melibatkan variabel-variabel keputusan (decision variables) dapat dengan cepat dipecahkan dengan bantuan komputer. Bila variabel keputusan yang dikandung tidak terlalu banyak masalah tersebut dapat diselesaikan dengan suatu algoritma yang biasanya sering disebut metode simpleks tabel. Disebut demikian karena kombinasi variabel keputusan yang
108
optimal dicari dengan menggunakan tabel-tabel. (Subagyo, dkk, 2013:33) Warung Makan Putra Bukit berdiri sejak Bulan Maret tahun 2013 yang didirikan oleh Bapak Fathurrohman yang beralamatkan di Jalan Pahlawan Bukit Biru. Usaha ini memproduksi dan menjual beberapa jenis makanan Berat antara lain: Bakso, Mie Ayam, Rawon dan Soto Tauco dengan masing-masing produk memilik harga sebagai berikut: Bakso: Rp 12.000,- Mie ayam: Rp 12.000,- Rawon: Rp 13.000,- Soto Tauco: Rp 12.000,-perolehan penjualan per hari bapak Rohman berkisar antara Rp 200.000,- Rp 300.000,- dan Rp 400.000,-. Dengan kesimpulan bahwa dalam satu hari kurang lebih 20 sampai 35 porsi produk yang terjual. Dikarenakan perhitungan penjualan dilakukan secara global dan belum pernah dilakukan perhitungan pada masing-masing produk, sehingga tidak diketahui secara pasti kontribusi laba masing-masing produk. Pemilik usaha hanya berpendapat bahwa laba terbesar berasal dari penjualan mie ayam. Sedangkan bahan baku (constraint) yang digunakan untuk memproduksi produk adalah terlihat pada tabel 2. Tabel 1 Data Jenis Produk dan Harga jual Perporsi No Jenis Harga jual perunit produk 1. Bakso Rp. 12.000,2. Mie Ayam Rp. 12.000,3. Rawon Rp. 13.000,Sumber: Hasil Penelitian Tabel 2 Data Batasan Bahan Baku Dan Budget Serta Masing-Masing Biaya Bahan Baku Batasan Budget Harga Masingbahan bahan masing bahan baku poduksi baku baku Mie 4.500 gram Rp. 40.000,Daging Sapi 2.500 gram Rp. 275.000,Daging Ayam 3.000 gram Rp. 120.000,Nasi 1.000 gram Rp. 14.000,Bahan Lain- 2.500 gram Rp. 55.000 Lain
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
Sumber: Hasil Penelitian Tabel 3 Kombinasi Bahan Baku
Sumber: Warung Makan Putra Bukit, diolah peneliti Belum adanya perhitungan hasil penjualan dengan mengkaitkan penjualan dan bahan baku yang digunakan serta biaya pada masing-masing bahan baku menimbulkan kesulitan bagi pemilik usaha untuk menentukan jumlah produk yang harus diproduksi dalam waktu tertentu. Perhitungan hasil penjualan yang dilakukan oleh pemilik usaha hanya menghitung hasil akhir perolehan pada setiap harinya. Selain itu keterbatasan bahan baku yang ada disebabkan banyaknya produk yang diproduksi mempersulit pemilik usaha untuk menentukan kombinasi produksi yang tepat, sehingga pemilik usaha belum mengetahui berapa jumlah produk Bakso, Mie Ayam dan Rawon yang seharusnya diproduksi untuk mendapatkan Contibution margin yang maksimal. Selama ini pemilik usaha dalam beroperasi hanya berdasarkan jumlah bahan baku yang tersedia, dengan berpedoman pada hari-hari sebelumnya dan pengalamanpengalaman bulan sebelumnya, sehingga mengakibatkan kekurangan produk atau bahkan kelebihan produk. Penelitian ini hanya berfokus pada tiga produk yaitu: Bakso, Mie Ayam dan Rawon. Penelitian ini bertujuan mengkombinasikan antara produk Bakso, Mie Ayam, dan Rawon dengan kombinasi fungsi batasan yang ada yaitu: Mie, Daging Sapi, Daging Ayam, beras dan bahan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil kombinasi yang tepat peneliti menerapkan Pemograman Linear dengan metode Simplek, guna memperoleh kombinasi produksi Bakso, Mie Ayam dan Rawon dalam mendapatkan Contribution Margin yang maksimal.
109
Kerangka Pikir Gambar 1. Kerangka Pikir
Sumber: Diolah dari Zulian yamit (2002:02), Subagyo Dkk (2002; 34) Dari gambar diatas, dapat dijelaskan sama digunakan didalam pegujian setiap titik bahwa data yang diperlukan dalam penelitian ini sudut hingga ditemukan sebuah titik optimal, adalah bahan baku masing-masing produk yaitu penyelesaian yang memenuhi seluruh (batasan) dimana dalam kerangka diatas kendala yang menghasilkan nilai tujuan yang termasuk dalam Input. Sedangkan untuk ektrem. menganalisis data peneliti menggunakan Riset Adapun proses penyusunan model Operasi (program linear) dengan metode matematika untuk fungsi tujuan dan fungsi simplek, sesuai langkah-langkah yang telah kendala pada metode simplek sama dengan dicantumkan diatas, sehingga menjadi keluaran metode grafik. Namun, proses perhitungan pada atau output dengan masing-masing kontribusi metode simplek dilakukan secara rutin laba setiap produk. Dari Input, proses dan output (berulang) dengan menggunakan pola yang yang ada peneliti bertujuan mengetahui jumlah sistematik hingga penyelesaian terbaik. Proses produk yang optimal untuk menghasilkan laba perhitungan ini disebut iterative process. maksimal dengan biaya minimal. Metode simplek mempunyai tiga komponen antara lain: 1. Variabel Keputusan (decision variable) Metode simplek Metode simplek dikembangkan oleh Variabel Keputusan adalah variabel persoalan George B. Dantzig pada tahun1947 dengan yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang tujuan menyelesaikan kasus-kasus pemograman akan dicapai. linear yang lebih rumit. 2. Fungsi Tujuan (Objective Function) Algoritma simplek adalah sebuah prosedur Fungsi yang menggambarkan tujuan/sasaran berulang untuk menyelesaikan persoalan didalam permasalah LP yang berkaitan matematis pemograman linear dengan prosedur dengan pengaturan secara optimal sumber berulang. Prosedur berulang berarti cara yang daya-sumber daya untuk memperoleh
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
110
keuntungan yang maksimal atau biaya minimal. Maksimumkan Z = X1+X2+X3.....Xn atau Minimumkan Z = X1+X2+X3 ….. Xn 3. Fungsi kendala (Constraint Function) Fungsi batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal keberbagai kegiatan. a1 = a11 X1 + a12 X2+ a13 X3 ≤ xx a2 = a21 X1 + a22 X2+ a23 X3 ≤ xx Pengertian algoritma simplek menurut Subagyo dkk (1999: 33) “Metode simplek merupakan suatu cara yang lazim dipakai untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau lebih” Pengertian algoritma simplek menurut Siswanto (2006;73) “Algoritma simplek adalah sebuah prosedur matematis yang berulang untuk menemukan penyelesaian optimal soal pemograman linear dengan cara menguji titiktitik sudutnya”. Pengertian algoritma simplek menurut Bambang Sugiarto ( 1980;290) “Algoritma simplek adalah suatu metode (prosedur perhitungan) untuk menyelesaikan perhitungan dasar yang memungkinkan atas suatu sistem persamaan dan pengujian keoptimalan penyelesaian tersebut”. Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa algoritma simplek merupakan sebuah metode dengan prosedur matematis untuk menyelesaikan perhitungan dasar yang berulangulang untuk mencapai titik pemecahan optimum atas suatu sistem persamaan dan pengujian yang optimal, yaitu penyelesaian yang memenuhi syarat seluruh kendala dan menghasilkan nilai tujuan ekstrim. Langkah-langkah pemecahan optimal dengan metode Simplek (Subagyo Dkk: 2002: 34) 1. Mengubah fungsi tujuan dan fungsi batasan. Fungsi tujuan diubah menjadi fungsi implisit, sehingga fungsi CjXij digeser kekiri. Pada bentuk standar, semua batasan mempunyai tanda ≤. Ketidaksamaan ini harus diubah menjadi kesamaan. Caranya dengan menambah slack variable. Variabel slack ini adalah Xn+1, Xn+2…… Xn+m. Karena tingkat atau hasil kegiatan-kegiatan yang ada diwakili oleh X1 dan X2, maka variabel slack dimulai dari X3, X4 dan seterusnya, kadang-kadang slack variabel diberi tanda huruf lain, misalnya S1, S2… dan seterusnya.
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
2. Menyusun persamaan-persamaan kedalam tabel. Setelah formulasi diubah kemudian disusun kedalam tabel. 3. Memilih kolom kunci Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk mengubah tabel diatas. pilihlah kolom yang mempunyai nilai negatif dengan angka terbesar. Kalau suatu tabel sudah tidak memiliki nilai negatif pada baris fungsi tujuan, berarti tabel itu tidak bisa dioptimalkan lagi (sudah optimal). 4. Memilih baris kunci Baris kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk mengubah tabel tersebut diatas. Untuk itu terlebih dahulu carilah indek tiaptiap baris dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci. Pilihlah baris yang mempunyai indeks positif dengan angka terkecil. Berilah tanda segi empat pada baris kunci. Nilai yang termasuk dalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci disebut angka kunci. 5. Mengubah nilai pada baris kunci Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka kunci. Gantilah variabel dasar pada baris kunci dengan variabel yang terdapat dibagian atas kolom kunci. 6. Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci Nilai-nilai baris yang lain, selain pada baris kunci dapat diubah dengan rumus sebagai berikut: Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolom kunci) x nilai baru baris kunci 7. Melanjutkan perbaikan-perbaikan/perubahanperubahan. Ulangilah langkah-langkah perbaikan mulai langkah 3 sampai langkah 6. Untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah diubah/dibaiki nilainya. Perubahan baru berhenti setelah pada baris pertama (fungsi tujuan) tidak ada yang bernilai negatif lagi, maka kombinasi yang dicari telah optimal. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah peneliti disajikan, alat analisis dan dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan skripsi ini, maka penulis menyajikan tentang analisis permasalahan yang telah ditetapkan. Adapun analisis tersebut adalah sebagai berikut: a. Perumusan variabel keputusan 1. X1 = Bakso 2. X2 = Mie Ayam
111
3. X3 = Rawon b. Perumusan fungsi tujuan Fungsi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memaksimalkan contribution margin, dengan memproduksi produk sesuai kombinasi yang optimal, dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan dengan mangakumulasikan masing-masing harga jual per unit produk, sehingga fungsi tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut: Maksimumkan Z = 12.000,-X1+12.000,X2+13.000,-X3 c. Perumusan fungsi batasan Untuk mencapai jumlah produksi yang optimal, operasional perusahaan selalu dibatasai oleh faktor-faktor produksi, adapun faktor pembatas dalam penelitian ini adalah keterbatasan penyedian bahan baku pada Warung Makan Putra Bukit dengan Rumusan sebagai berikut: 1. 100X1 + 80 X2 + ≤ 4.500 2. 100X1 + + 50 X3 ≤ 2.500 3. 50 X1 + 70 X2 + ≤ 3.000 4. + 100 X3 ≤ 1.000 5. 30 X1 + 25 X2 + 40 X3 ≤ 2.500 Untuk mengetahui produksi yang optimal demi mendapatkan laba yang maksimal dengan penentuan kombinasi produk pada Warung Makan Putra Bukit, peneliti menggunakan
metode simplek dengan langkah-langkah sebagai berikut (Subagyo Dkk, 2000: 34) : 1. Mengubah fungsi tujuan dan batasanbatasan. Fungsi tujuan dan fungsi batasan diubah dari pertidaksamaan menjadi persamaan sebagai berikut: a. Mengubah fungsi tujuan Dengan memindahkan nilai-nilai pada ruas kanan ke ruas kiri agar nilai ruas kanan = 0. Sehingga fungsi tujuan akan terlihat sebagai berikut: Maksimumkan Z - 12.000,-X1 - 12.000,-X2 13.000,-X3 = 0 b. Mengubah fungsi batasan-batasan Pada bentuk standar, semua batasan mempunyai tanda ≤. Ketidaksamaan ini harus diubah menjadi kesamaan. Caranya dengan menambah slack variable. Yang biasanya didalam tabel disimbolkan dengan S1, S2 dst. Sehingga fungsi batasan akan terlihat sebagai berikut: 1. 100X1 + 80 X2 + = 4.500 2. 100X1 + + 50 X3 = 2.500 3. 50 X1 + 70 X2 + = 3.000 4. + 100 X3 = 1.000 5. 30 X1 + 25 X2 + 40 X3 = 2.500 2. Menyusun persamaan-persamaan kedalam tabel. Setelah formulasi diubah kemudian disusun kedalam tabel.
Var dasar Z
Z
Tabel 4. Tabel awal Simplek Warung Makan Putra Bukit X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4
1
-12.000
-12.000
S1
0
100
80
S2
0
100
S3
0
50
S4
0
S5
0
30
-13.000
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
4.500
0
1
0
0
0
2.500
0
0
1
0
0
3.000
100
0
0
0
1
0
1.000
40
0
0
0
0
1
2.500
70
Sumber : Diolah penulis, 2016 3. Memilih kolom kunci Yaitu kolom yang yang mempunyai nilai pada garis fungsi tujuan yang bernilai negatif dengan angka terbesar, yaitu pada kolom X3 karena Zmax (-13.000)
NK
0
50
25
S5
Tabel 5. Pemilihan Kolom Kunci Pada Tabel Pertama
112
4. Memilih baris kunci Untuk itu terlebih dahulu carilah indek tiaptiap baris dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci. Pilihlah baris yang mempunyai indeks positif dengan angka terkecil. Baris kunci pada tabel simplek pertama adalah slack 4 (S4) karena memiliki indek positif terkecil dengan angka 10. Nilai yang termasuk dalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci disebut angka kunci. Angka kunci pada tabel simplek awal yaitu angka yang yang termasuk dalam kolom X3 dan baris Slack 4 yaitu angka 100
2.500 Slack 2 (S2)
=
=
50
=
0
=
10
50 3.000 Slack 3 (S3)
= 0 1.000
Slack 4 (S4)
= 100
2.500 Slack 5 (S5)
62 = 40 Kolom kunci dan baris ditunjukan dengan garis seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
Nilaik kanan (NK) Rumus: Indeks = Nilai kolom kunci
=
4.500 Slack 1 (S1)
=
0
= 0
Tabel 6 Pemilihan Baris Kunci Pada Tabel Pertama X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5
Var dasar
Z
X1
Z
1
-12.000
-12.000
S1
0
100
80
S2
0
100
0
S3
0
50
70
S4
0
0
0
S5
0
30
25
-13.000
NK
Indeks
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
4.500
0
0
1
0
0
0
2.500
50
0
0
1
0
0
3.000
0
100
0
0
0
1
0
1.000
10
40
0
0
0
0
1
2.500
62
50
Sumber : Diolah penulis, 2016 5. Mengubah nilai pada baris kunci Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka kunci seperti yang 0 0
0 0
100 1
0 0
0 0
0 0
6. Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci Nilai-nilai baris yang lain, selain pada baris kunci dapat diubah dengan rumus sebagai berikut:
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
terlihat pada tabel diatas yaitu angka 100. Berikut adalah perhitungnya. Slack 4 (S4): 1 0,01
0 0
1000 : 100 10
Baris baru = baris lama – (koefisien pada kolomkunci) x nilai baru baris kunci
113
Tabel 7 Tabel simplek Iterasi Pertama X2 X3 S1 S2 S3
Var. Dasar Z
Z
X1
S4
S5
NK
1
-12.000
-12.000
0
0
0
0
130
0
130.000
S1
0
100
80
0
1
0
0
0
0
4.500
S2
0
100
0
0
0
1
0
-0,5
0
2.000
S3
0
50
70
0
0
0
1
0
0
3.000
X3
0
0
0
1
0
0
0
0,01
0
10
S5
0
30
25
0
0
0
0
-0,4
1
2.100
Sumber : Diolah penulis, 2016 Tabel 8 Tabel simplek awal dan tabel simplek Iterasi Pertama X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5
Var dasar
Z
Z
1
-12.000
-12.000
S1
0
100
80
S2
0
100
S3
0
50
S4
0
S5
0
30
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
-13.000
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
4.500
0
1
0
0
0
2.500
0
0
1
0
0
3.000
100
0
0
0
1
0
1.000
40
0
0
0
0
1
2.500
50 70
25
NK
114
Z
1
-12.000
-12.000
0
0
0
0
130
0
130.000
S1
0
100
80
0
1
0
0
0
0
4.500
S2
0
100
0
0
0
1
0
-0,5
0
2.000
S3
0
50
70
0
0
0
1
0
0
3.000
X3
0
0
0
1
0
0
0
0,01
0
10
S5
0
30
25
0
0
0
0
-0,4
1
2.100
Sumber : Diolah penulis, 2016 7.
Melanjutkan perbaikan-perbaikan/perubahan-perubahan. Ulangilah langkah-langkah perbaikan mulai langkah 3 sampai langkah 6. Untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah diubah/dibaiki nilainya. Perubahan baru berhenti setelah pada baris pertama (fungsi tujuan) tidak ada yang bernilai negatif.
Var dasar Z
Dikarnakan pada tabel iteratif pertama pada fungsi tujuan atau Z masih terdapat nilai negatif (X1: -12.000 dan X2: 12.000) maka diperlukan perbaikan kembali hingga didapatkan nilai fungsi tujuan dengan nilai positif pada setiap kolom fungsi tujuan, seperti tabel dibawah ini.
Tabel 9 Tabel simplek awal, iterasi pertama dan kedua dan literasi ketiga Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 S4 S5 1
12.000 80
13.000
NK
S1
0
12.000 100
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
4.500
S2
0
100
0
1
0
0
0
2.500
S3
0
50
0
0
1
0
0
3.000
S4
0
100
0
0
0
1
0
1.000
S5
0
30
25
40
0
0
0
0
1
2.500
Z
1
0
0
0
-130
0
130.000
0
12.000 80
0
S1
12.000 100
0
1
0
0
0
0
4.500
S2
0
100
0
0
0
1
0
-0,5
0
2.000
S3
0
50
70
0
0
0
1
0
0
3.000
X3
0
0
0
1
0
0
0
0,01
0
10
S5
0
30
25
0
0
0
0
-0,4
1
2.100
Z
1
0
0
0
120
0
70
0
370.000
S1
0
0
12.000 80
0
1
-1
0
0,5
0
2.500
X1
0
1
0
0
0
0,01
0
-0,005
0
20
50 70
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
115
S3
0
0
70
0
0
0,5
1
0,25
0
2.000
X3
0
0
0
1
0
0
0
0,01
0
10
S5
0
0
25
0
0
0,3
0
0,25
1
1.500
Z
1
0
0
0
0
34,8
171,428
113,2
0
706.000
S1
0
0
0
0
1
0,432
-1,1429
0,288
0
260
X1
0
1
0
0
0
0,01
0
-0,005
0
20
X2
0
0
1
0
0
0,0071
0,0143
0
28
X3
0
0
0
1
0
0
0
0,0036 0,01
0
10
S5
0
0
0
0
0
-0,225
-0,3537
0,16
0
800
Sumber : Diolah penulis, 2016 Pada tabel 8 khususnya tabel simplek iterasi ketiga terlihat nilai fungsi tujuan (Z) tidak ada yang bernilai negatif. Hal tersebut menunjukan bahwa tabel sudah optimal dan pengalokasian sumber daya sudah maksinal. Dari tabel tersebut dapat diketahui kombinasi produk optimal yang seharusnya diproduksi pemilik usaha untuk mendapatkan contribution margin yang maksimal, dimana pemilik usaha seharusnya memproduksi 58 porsi produk atau 20 produk Bakso (X1), 28 produk porsi Mie Ayam (X2) dan 10 porsi produk Rawon (X3) dalam setiap waktu tertentu, sehingga contribution margin yang diperoleh warung makan putra bukit dalam periode tertentu berjumlah Rp. 706.000,Z = 12.000 X1 + 12.000 X2 + 13.000 X3 Z = 12.000 (jumlah produksi Bakso) + 12.000 (jumlah produksi Mie ayam) + 13.000 (jumlah produk Rawon) Z = 12.000 (20) + 12.000 (28) + 13.000 (10) Z = 240.000 + 336.000 + 130.000 Z = 706.000 Penghasilan penjualan awal yang hanya berkisar Rp. 300.000,-, Rp. 400.000,-, sehingga selisih sebelum dan sesudah perhitungan kurang lebih Rp. 300.000,- dan Rp. 400.000,-, yang menunjukan bahwa produksi pada warung makan putra bukit belum optimal. Pembahasan selanjutnya adalah pengujian terhadap jawaban sementara yang telah peneliti susun pada bab sebelumnya yaitu: 1. Hipotesis 1 Bahwa jumlah produk Mie Ayam, Bakso dan Rawon telah diproduksi secara optimal dan menghasilkan keuntungan yang optimal pada usaha Warung Makan Putra Bukit di Tenggarong.
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
Hasil analisis data dengan menggunakan program linear dengan metode simplek memberikan jawaban negatif atas optimalisasi produksi pada warung makan putra bukit di tenggarong. Didalam analisis data dapat dilihat bahwa beberapa bahan baku masih mengalami sisa pada akhir produksi yang membuktikan bahwa penggunaan bahan baku kurang efektif. Sedangkan optimalisasi produksi sesuai dengan metode simplek adalah dengan memproduksi produk Bakso 20 porsi, produk Mie Ayam 28 porsi dan produk Rawon 10 porsi. 2. Kontribusi laba terbesar pada Warung Makan Putra Bukit di Tenggarong berasal dari produk Mie Ayam Dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa perolehan hasil penjualan terbesar berasal dari produk Mie Ayam dengan dengan memproduksi 20 porsi Bakso akan menghasilkan keuntungan Rp. 240.000’-, memproduksi 28 porsi Mie Ayam akan mendapat keuntungan Rp. 366.000 dan memproduksi 10 Rawon akan mendapatkan keuntungan Rp. 130.000. Sehingga hipoesis yang diajukan berkenaan dengan kontribusi kontribusi laba terbesar berasal dari produk Mie Ayam diterima. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari serangkaian analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dengan menggunakan alat analisis linear progamming dengan metode simplek memberikan kesimpulan sebagai berikut:
116
1.
2.
Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan bahwa dalam mencapai contribution margin yang optimal sebaiknya pemilik usaha memproduksi 20 porsi produk bakso, 28 porsi produk Mie Ayam dan 10 porsi produk Rawon sehingga dihasilkan contribution margin yang optimal yaitu 706.000. Produk yang memberikan contribution margin sesuai dengan analisis pada penelitian ini adalah Mie Ayam dengan kontribusi hasil penjualan Rp. 336.000’dibanding dengan Bakso hanya mampu memberikan kontribusi hasil penjualan Rp.
JEMI Vol 16/ No 2/Desember/2016
240.000,- dan Rawon hanya memberikan kontribusi hasil penjualan Rp. 130.000,-. DAFTAR PUSTAKA Siswanto. 2007. Operations research, Jilid 1. Erlangga. Jakarta Subagyo., asri, marwan dan handoko. 2000. Dasar-dasar Operations Research, Edisi 2. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta. Yamit, Zulian. 2002. Manajemen Produksi dan Operasi, Ekonofisia Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.
117