ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PRODUK TAHU BAXO (STUDI KASUS PADA UMKM TAHU BAXO IBU PUDJI DI UNGARAN)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro
Disusun oleh: ULFA CHOIRUNNILA B12.2012.02180
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
Belajarlah dari masa lalu karena masa lalu dapat memberi arti dan pelajaran untuk melangkah kedepan menuju masa depan yang lebih baik
Jika orang lain mampu melakukannya berarti saya juga mampu untuk melakukannya
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al Qur’an, 94:5)
Untuk Mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya” (Anatole France)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua, kakak , adik, dan temantemanku tersayang yang selalu mendukung serta nasihat-nasihatnya.
ABSTRAK
UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji adalah salah satu usaha yang bergerak di bidang industri makanan, berdiri sejak tahun 1995. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar break even point dan jumlah margin pengaman yang dialami dan dicapai oleh UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada tahun 2014. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisa dalam penelitian ini yaitu laporan produksi/non produksi UMKM, harga produk, volume penjualan, biaya actual baik operasional maupun non operasional. Hasil penelitian dalam analisis break even point pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sudah mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga sudah memperoleh penjualan di atas break even point, yang berarti UMKM mampu untuk mencapai keuntungan disetiap tahunnya. Sebaiknya pada perhitungan penyusutan di UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji menggunakan aturan yang sesuai dengan standar akuntansi sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009.
Kata Kunci : Break Even Point, Contribution Margin, Margin of Safety, Perencanaan Laba
dan
ABSTRACT UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji, established in 1995, runs its business in food industry. This research is aimed at investigating the break even point and the safety margin achieved by UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji in 2014. The research used a descriptive quantitative method. The data were taken from the production/nonproduction report, product price, selling volume, and actual cost either operational or nonoperational cost. The result of break even point analysis shows that UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji is able to optimize its performance, so it gains selling that surpasses break even point. It means that the business is able to gain profit every year. The research suggests that UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji use the guidelines stated in the accounting standard according to the Minister of Finance Decree Number 96/PMK.03/2009 to calculate depreciation. Key words : break even point, contribution margin, safety margin, and profit planning
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ANALISIS BREAK EVEN POINT
SEBAGAI ALAT
BANTU
PERENCANAAN LABA PADA PRODUK TAHU BAXO (STUDI KASUS PADA UMKM TAHU BAXO IBU PUDJI DI UNGARAN)” yang disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan doa, dukungan, masukan, dan nasihat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantupemebuatan skripsi ini antara lain: 1. ALLAH SWT, yang telah memberikan kelancaran, berkat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. 2. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro. 3. Bapak Dr. Agus Prayitno selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro.
4. Bapak Yulita Setiawanta,SE., M.Si,Akt., C.A, selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro. 5. Ibu Enny Susilowati M,, MSi, Ak, CA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Ibu Dr. Nila Tristiarini, SE, M.Si, selaku dosen wali yang telah mengarahkan penulis dari awal kuliah hingga selesainya skripsi ini. 7. Ibu Pudji pemilik usaha Tahu Baxo Ibu Pudji dan Pak Suparyono yang telah berkenan menerima penulis untuk melakukan penelitian pada usahanya. 8. Kepada Bapak dan Ibu yang senantiasa selalu memberi nasihat serta pedoman kepada saya agar bisa menjadi seseorang yang dapat dibanggakannya. 9. Kakak-kakak dan adikku tersayang Mas Rifki, Mamah Tina, Mbak Irma, Nana yang selalu mendoakan dan mendukung penulis sampai skripsi ini selesai. 10. Keponakan terlucu Tanaya Malika Farah yang selalu menghibur penulis. 11. Buat Mbak Heni terima kasih untuk motivasi dan masukkannnya untuk menyelesaikan skripsi dan jangan lupa selesaikan thesismu. 12. Sahabat-sahabat terbaik Viga, Riza, Sisil, Vinda, Vica, Elsa, Zumala, Risdha, Yuli, Maryati, Farida, Rika, Melani, Kiki, Nova, Riski, Retno, Lia yang selalu mendoakan dan mendukung penulis. 13. Buat teman-teman seangkatan dan seperjuangan Akuntansi 2012 maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu dari kalian, yang jelas aku sangat senang bisa bersama-sama kalian. Terima kasih juga sudah menyuport dalam sidangku. Terus semangat untuk meraih cita-cita kalian. Good luck…
14. Semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulian ini. Penulis harap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Semarang, 11 Februari 2016 Penulis
Ulfa Choirunnila
DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................
ii
PENGESAHAN SKRIPSI ...........................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI ......................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
ABSTRACT ..................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1. Pendahuluan
......................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................
5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................
5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................
5
1.5. Sistematika Penulisan ............................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
8
2.1. Landasan Teori ......................................................................
8
2.1.1. Akuntansi Biaya ........................................................
8
2.1.2. Akuntansi Manajemen ...............................................
8
2.1.3. Penegrtian Biaya ........................................................
9
2.1.4. Objek Biaya ...............................................................
9
2.1.5. Klasifikasi Biaya ........................................................
10
2.1.6. Penegrertian Break Even Point atau Titik Impas .......
12
2.1.7. Pengertian Contribution Margin atau Margin Komtribusi .................................................................
14
2.1.8. Pengertian Margin of Safety atau Margin Keamaman ……….. ......................................................................
14
2.1.9. Perencanaan Laba ......................................................
15
2.1.10. UMKM .....................................................................
16
2.2. Penelitian Terdahulu ..............................................................
17
2.3. Kerangka Konseptual ............................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................
21
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................
21
3.1.1. Variabel Penelitian .......................................................
21
3.1.2. Definisi Operasional .....................................................
21
3.2.Objek Penelitian .....................................................................
22
3.2. Jenis dan Sumber Data ..........................................................
22
3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
23
3.4. Metode Analisis Data ............................................................
24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
27
4.1. Objek Penelitian .....................................................................
27
4.1.1. Gambaran Umum UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji .......
27
4.1.2. Sejarah UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji ..........................
27
4.1.3. Moto, Visi dan Misi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji .....
29
4.1.4. Struktur Organisasi .......................................................
30
4.1.5. Proses Produksi Tahu Baxo ..........................................
31
4.1.6. Peralatan dan Mesin Produksi ......................................
33
4.2. Biaya pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji .............................
34
4.2.1. Biaya Penyusutan Peralatan Produksi, Peralatan Kantor, Gedung dan mesin ........................................
35
4.2.2. Bahan-Bahan yang Digunakan dalam Produksi ........
38
4.2.3. Biaya Tenaga kerja Langsung ...................................
55
4.2.4. Biaya Tenaga kerja Tidak Langsung .........................
56
4.3. Pengklasifikasian Biaya UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji .........
56
4.4. Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel ..........................
57
4.5. Volume Penjualan ..................................................................
59
4.6. Hasil dan Pembahasan ............................................................
60
4.7. Analisis Contribution Margin atau Margin Kontribusi ..........
61
4.8. Analisis Break Even Point atau Titik Impas ...........................
63
4.9.Analisis Margin of Safety atau Margin Keamanan .................
65
PENUTUP ....................................................................................
67
5.1. Kesimpulan ............................................................................
67
5.2. Saran ......................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
70
BAB V
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Kriteria UMKM ............................................................................
17
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu .....................................................................
17
Tabel 4.1
Peralatan Produksi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji ........................
34
Tabel 4.2
Penyusutan Peralatan Produksi dan Mesin dalam Rupiah ...........
35
Tabel 4.3
Penyusutan Peralatan Kendaraan dalam Rupiah ..........................
36
Tabel 4.4
Penyusutan Peralatan Kantor dalam Rupiah ................................
37
Tabel 4.5
Penyusutan Gedung Rumah Produksi dalam Rupiah ..................
37
Tabel 4.6
Komposisi Rata-Rata Bahan Baku dan Bahan Penolong Untuk Tahu Baxo Rabus Per Produksi dalam Sebulan .........................
Tabel 4.7
38
Komposisi Rata-Rata Bahan Baku dan Bahan Penolong Untuk Tahu Baxo Goreng Per Produksi dalam Sebulan .........................
39
Tabel 4.8
Pengeluaran Biaya Tahu Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ......
40
Tabel 4.9
Pengeluaran Biaya Daging Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...
41
Tabel 4.10 Pengeluaran Biaya Tepung Tapioka Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ................................................................................
41
Tabel 4.11 Data Pengeluaran Bahan Baku Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ..................................................................................................... 42 Tabel 4.12 Pengeluaran Biaya Bawang Putih Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...........................................................................................
43
Tabel 4.13 Pengeluaran Biaya Penyedap Rasa Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ..........................................................................................
44
Tabel 4.14 Pengeluaran Biaya Garam Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ....
45
Tabel 4.15 Pengeluaran Biaya Kemiri Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...
46
Tabel 4.16 Data Pengeluaran Bahan Penolong Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...........................................................................................
46
Tabel 4.17 Pengeluaran Biaya Plastik Pack Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...................................................................................................... 47 Tabel 4.18 Pengeluaran Biaya Kardus Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...
48
Tabel 4.19 Pengeluaran Biaya Cabe Rawit Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ..........................................................................................
49
Tabel 4.20 Pengeluaran Biaya Minyak Sayur Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...................................................................................................... 50 Tabel 4.21 Data Pengeluaran Bahan Habis Pakai Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...........................................................................................
50
Tabel 4.22 Pengeluaran Biaya Gas Selama Tahun 2014 dalam Rupiah.........
51
Tabel 4.23 Pengeluaran Biaya Jasa Giling Selama Tahun 2014 dalam Rupia1 ...................................................................................................... 52 Tabel 4.24 Pengeluaran Biaya Bensin Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...
53
Tabel 4.25 Data Pemakaian Biaya Overhead Pabrik Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...............................................................................
54
Tabel 4.26 Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Bulan Tahun 2014 dalam Rupiah ...............................................................................
55
Tabel 4.27 Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Per Bulan Tahun 2014 dalam Rupiah ......................................................................
56
Tabel 4.28 Klasifikasi Biaya Keseluruhan Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...................................................................................................... 57 Tabel 4.29 Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tahu Baxo Rebus ...
57
Tabel 4.30 Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tahu Baxo Goreng .
58
Tabel 4.31 Jenis dan Harga Tahu Baxo Per Dus dan Satuan Tiap Bulan ......
59
Tabel 4.32 Data Penjualan dan Pendapatan Selama Tahun 2014 dalam Rupiah ...................................................................................................... 60 Tabel 4.33 Perhitungan Contribution Margin Selama Tahun 2014 ..............
62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual ..............................................................
20
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji ..................
31
Gambar 4.2
Tahapan Proses Produksi Tahu Baxo ......................................
32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran Surat Keterangan Survey dari UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
Lampiran 2
Lampiran Dokumentasi-Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan industri bisnis di Indonesia saat ini semakin melaju dengan cepat dan sangat ketat terhadap setiap perusahaan yang ada. Hal ini dikarenakan Indonesia sedang mengalami fase untuk berubah menjadi lebih baik setiap tahunnya. Perubahan tersebut terjadi pada semua bidang seperti halnya bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta budaya. Dari beberapa masalah yang sangat terlihat akan perkembangannya adalah bidang ekonomi. Bidang Perekonomian yang semakin berkembang, maka kompleksitas bisnis akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan saat ini yang dipicu dengan adanya persaingan pasar yang semakin meningkat diantara entitas bisnis dalam segmen pasar yang sama (Sorongan dan Grace, 2014). Pada bidang perekonomian di Indinesia juga terjadi pasang surut di setiap penjualannya karena harga baku serta daya beli masyarakat yang berubah-ubah. Hal ini memberikan pengaruh bagi perusahaan dalam menentukan harga dan volume produksi. Faktor utama dalam penentuan harga jual dan pendapatan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang optimal sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen adalah perencanaan laba. Besarnya biaya dalam proses produksi akan menentukan harga jual dari produk itu sendiri, harga jual akan mempengaruhi besarnya pendapatan, dan pada akhirnya menentukan besarnya laba. Laba dicapai apabila
pendapatan melebihi total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pendapatan meningkat bila perusahaan menaikkan tingkat penjualannya sehingga perusahaan harus merencanakan terlebih dahulu, perencanaan dipakai sebagai pedoman dalam melakukan penjualan. Analisis yang digunakan untuk pengambilan keputusan pada kegiatan perusahaan dalam pencapaian laba, dan menghadapi perubahan yang mungkin terjadi atas volume penjualan, harga jual dan biaya yang dikeluarkan memerlukan alat bantu berupa analisis biaya volume-laba. Salah satu teknik analisis biaya-volume-laba adalah analisis break even point. Break even point dapat diartikan di mana keadaan suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah pengeluaran. Analisis break even point merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu kegiatan yang memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), nilai ekspor nasional dan investasi nasional (Aufar,2013). UMKM telah diakui sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, yakni memiliki karakteristik tangguh dan tahan terhadap krisis ekonomi. Proses pengmbangan usaha yang dilakukan para UMKM dapat menciptakan wirausahawan tangguh,mandiri serta memiliki sikap mental yang unggul. UMKM harus memikirkan dua hal dalam usahanya, yaitu kebutuhan antara konsumen dan UMKM itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
manajemen harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi agar tercapai kualitas produk yang baik. Sehingga perusahaan harus meningkatkan harga jual kepada konsumen, dan berdampak langsung pada kenaikan pendapatan UMKM. Pada penelitian terdahulu mengenai penerapan metode BEP perencanaan laba yang dilakukan oleh Sorongan dan Grace (2014), Baris dan Jullie (2014), Malombeke (2013), Samahati (2013), Ponomban (2013), maka didapat beberapa kesimpulan. Sorongan dan Grace (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan pada indutsri A, B, C, D, E, dan F sudah mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga sudah memperoleh penjualan di atas titik impas. Menurut Baris dan Jullie (2014) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa UD Jarod, UD Hollywood, UD Pada Idi, UD Fanakey, dan UD Al Hilal sudah mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga sudah memperoleh pejualan diatas break even. Menurut Malombeke (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa menganalisis break even point pada Holland Bakery yaitu membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, menghitung break even point untuk ketiga produk yang diambil menjadi sampel, menghitung margin of safety terdapat bahwa ketiga produk yaitu taaries, bread dan pastry mampu memperoleh keuntungan. Keuntungan ini bergerak secara signifikan dari hasil penjualan Holland Bakery telah mampu merencanakan perolehan laba sebaik mungkin. Dalam penelitian yang dilakukan Samahati (2013) memperoleh hasil pada tahun 2011 dan 2012 Hotel Sedona tidak mengalami kerugian dan laba pada tahun 2011 lebih besar dari laba 2012. Dengan mengasumsikan masing-masing 10% pada biaya variabel dan biaya operasional, maka perencanaan laba dan pendapatan di tahun 2013 lebih banyak dibandingkan
2011 dan 2012. Sedangkan margin keamanan pada Hotel Sedona dalam keadaan aman baik tahun 2011, 2012, dan perencanaan 2013. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ponomban (2013) Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pencapaian titik impas dalam Rupiah dan dalam kuantitas di setiap tahunnya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap tahun. Namun, untuk setiap tahun, dapat dilihat bahwa penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik dan selalu berada di atas titik impas, yang berarti perusahaan mampu untuk mencapai keuntungan setiap tahunnya. UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji merupakan salah satu industri yang cukup terkenal di Ungaran memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis untuk dijadikan sebagai objek penelitian, karena UMKM tersebut belum sepenuhnya melakukan analisis BEP untuk menganalisis dalam menentukan pencapaian laba. UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji merupakan industri yang memproduksi tahu bakso yang beralamat di Jl. Kutilang Raya 56 Ungaran yang bahan dasar pembuatannya dari tahu dan daging. Produk tahu bakso pada UMKM ini dipasarkan dengan membuka outlet-outlet di Semarang dan mobil outlet. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian terdahulu yang membahas tentang perencanaan laba dengan metode analisis break even point. Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali penelitian sebelumnya dengan tahun dan objek yang berbeda. Objek penelitian ini adalah pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji, sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sorongan dan Grace (2014) pada produk kacang olahan di industry kecil menengah di Kawangkoan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap “Analisis Break Even Point sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba pada Produk Tahu Baxo (Studi Kasus pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Di Ungaran)”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penjabaran rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pada tingkat berapakah penjualan Tahu Baxo Ibu Pudji agar mencapai Break Even point pada tahun 2014 ? 2) Berapa besar Margin of Safety yang di capai UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji? 1.3. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, tujuan yang akan dicapai sesuai dengan masalah yang akan dianalisa antara lain : 1) Untuk menganalisis besarnya keuntungan dan titik pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji di Ungaran dari periode tahun 2014. 2) Untuk menegtahui tingkat penjualan yang harus dicapai apabila mengalami penurunan ataupun kenaikan. 1.4. Manfaat Penelitian Peneliti berharap agar penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1) Bagi Penulis Sebagai aplikasi dan pengembangan terhadap teori-teori yang telah dipelajari di perkuliahan untuk dapat diterapkan pada permasalahan dalam dunia nyata.
2) Bagi UMKM Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengetahui pada tingkat volume penjualan berupa UMKM mencapai titik break even point. 3) Bagi Akademik Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang manfaat yang akan diperoleh dan sebagai acuan atau pertimbangan bagi peneliti berikutnya yang tertarik dalam masalah ini dengan memperdalam penelitian ini. 1.5. Sistematika Penulisan BAB 1
PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, diuraikan teori-teori yang digunakan dalam perhitungan BEP. Teori yang digunakan mulai dari pengertian akuntansi biaya, akuntansi manajemen, pengertian biaya, objek biaya, klasifikasi biaya, pengertian break even point, pengertian contribusi margin, pengertian margin of safety, perencanaan laba, UMKM, penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual.
BAB 3
METODE PENELITIAN Pada bab ini, membahas mengenai tahap-tahap penelitian tentang data dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode pengolahan datayang digunakan penulis.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang pembahasan analisis break even point, contribution margin, dan margin of safety.
BAB 5
PENUTUP Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan penelitian yang diperoleh dari hasil pembahasan serta saran yang diharapkan berguna bagi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Akuntansi Biaya Carter (2009) menyatakan akuntansi biaya adalah perhitungan dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efesiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin strategis. Horngren, dkk (2008) mengemukakan akuntansi biaya yaitu mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi. Mulyadi (2011) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, seperti penafsiran. 2.1.2. Akuntansi Manajemen Akuntansi Manajemen (management accounting) menurut Blocher, dkk (2011), adalah suatu profesi yang melibatkan kemitraan dalam pengambilan keputusan manajemen, menyusun perencanaan dan system manajemen kinerja, serta menyediakan keahlian dalam pelaporan keuangan dan pengendalian untuk membantu manajemen dalam memformulasikan dan mengimplementasikan suatu strategi organisasi. Hansen & Mowen (2009) mendefinisikan akuntansi manajemen ialah proses mengidentifikasi, mengumpiulkan, mengukur, menklasifikasi, dan melaporkan
informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan mengambil keputusan. Akuntansi manajemen menurut Horngren, dkk (2008) sebagai proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, dan penyiapan, penafsiran dan komunikasi tentang informasi yang membantu masingmasing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi. 2.1.3. Pengertian Biaya Biaya (cost) menurut Hansen & Mowen (2009) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa diharapkan member manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Biaya dikatakan setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barabf atau jasa yang diinginkan. Biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diuikur dalam satu uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan/ manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang (Daljono, 2009). Horngren, dkk (2008) mndefinisikan biaya adalah sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya (seperti bahan langsung atau iklan) biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. 2.1.4. Objek Biaya Menurut Hansen & Mowen (2009) objek biaya adalah system akuntansi manajemen yang dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya pada entitas. Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya.
Menurut Carter (2009) mendefinisikan objek biaya (cost object) atau tujuan biaya (cost objective) sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur item-item dan aktivitas-aktivitas yang dapat menjadi objek biaya: produk, batch dari unit-unit sejenis, pesanan, pelanggan, kontrak, lini produk, proses, departemen, divisi, proyek dan tujuan strategis. 2.1.5. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya menurut Carter (2009) adalah sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi biaya ini didasarkan pada hubungan antara biaya dengan hal-hal berikut: A. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk 1) Biaya Manufaktur Biaya manufaktur yang sering juga disebut biaya produksi ataupun biaya pabrik adalah jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung dan tenaga langsung yang keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik disebut biaya konversi. 2) Biaya Komersial Biaya komersial terdiri dari dua klasifikasi umum yaitu biaya pemasaran dan biaya administrasi. B. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi 1) Biaya Variabel Biaya variabel (variable cost) didefinisikan sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Total biaya
variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevan range). Klasifikasi biaya variabel: perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan, sisa, dan beban reklamasi, biaya penerimaan, royalti, biaya komunikasi, upah lembur, penanganan bahan baku. 2) Biaya Tetap Biaya tetap (fixed cost) didefinisikan biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Klasifikasi biaya tetap yaitu gaji eksekutif produksi, depresiasi, pajak properti, amortisasi paten, asuransi, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan, sewa. 3) Biaya Semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang memperlihatkan baik karakteristikkarakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya ini harus dipisahkan menjadi komponen tetap dan komponen variabel. Contoh dari biaya semivariabel: inspeksi, jasa departemen biaya, jasa departemen penggajian, jasa departemen persoanalia, jasa kantor pabrik, jasa bahan baku dan persediaan, air dan limbah, pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin pabrik, pajak penghasilan. C. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen Lain 1) Departemen Produksi dan Departemen Jasa Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-
bagian dari produk. Di departemen jasa, diberikan untuk keuntungan departemen lain. 2) Biaya Bersama (Common Cost) dan Biaya Gabungan (Joint Cost) Biaya bersama (common cost) adalah biaya dari fasilitas atau jasa yang digunakan oleh dua atau lebih operasi. Biaya gabungan (joint cost) terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan satu atau beberapa produk lain tanpa dapat dihindari. D. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belanja modal (capital expenditure) atau sebagai belanja pendapatan (revenue expenditure). Belanja modal dimaksudkan untuk memberikan manfaat pada periode-periode mendatang dan dilaporkan sebagai aset. Sedangkan belanja pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. E. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi Dalam suatu keputusan untuk menghentikan suatu produk atau divisi, mungkin saja tidak terpengaruh dengan keputusan itu dan tidak dapat dihindari. Sebaliknya, biaya yang dapat dihindari, justru relevan terhadap pengambilan keputusan. Ketika kinerja
seorang
manajer
dievaliasi,
suatu
langkah
penting
melibatkan
pengklasifikasian biaya yang berada dibawah kendali manajer tersebut. 2.1.6. Pengertian Break Even Point (BEP) atau Titik Impas Menurut Hansen & Mowen (2009) menyatakan titik impas (break even point) adalah titik dimana total pendapatan sama denga total biaya, titik dimana laba sama
dengan nol. Titik impas adalah titik dimana besarnya biaya dan pendapatan adalah sama , tidak ada loaba maupun rugi pada titik impas (Carter, 2009). Menurut Blocher, dkk (2011) menyatakan titik impas (break even point) yaitu titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya dan labanya nol. Titik impas (break even point) adalah jumlah penjualan output yang akan menyamakan pendapatan total dengan biaya total yaitu jumlah penjualan output yang akan menghasilkan laba operasi (nol) ( Horngren, dkk, 2008). Kesimpulannya titik impas (break even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya yang menghasilkan laba tersebut nol atau tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Garrison, dkk (2013) menyatakan formula yang dapat digunakan untuk menghitung break even point sebagai berikut :
Break Even Point nilai uang
=
Biaya Tetap Rasio Margin Kontribusi
Atau
Break Even Point nilai uang
=
Biaya Tetap Biaya variabel 1Penjualan
2.1.7. Pengertian Contribution Margin (CM) atau Margin Kontribusi Menurut Hansen & Mowen (2009) margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan penjualan dikurangi beban variabel. Jadi margin kontribusi adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menyediakan laba periode tersebut (Garrison, dkk, 2013). Horngren, dkk (2008) menyatakan Contribution Margin (CM) merupakan selisih antara pendapatan total dan biaya variabel total. Margin kontribusi menunjukkan mengapa laba operasi berubah ketika unit yang terjual berubah. Garrison, dkk (2013) menyatakan formula yang dapat digunakan untuk menghitung Contribution Margin sebagai berikut :
Contribution Margin Ratio =
Contribution Margin Penjualan
Atau
Contribution Margin Ratio = 1 -
Biaya variabel Penjualan
2.1.8. Pengertian Margin of Safety atau Margin Pengaman Garrison, dkk (2013) menyatakan batas keamanan (margin of safety) adalah kelebihan dari nilai penjualan dalam dolar yang dianggarkan atau akrual di atas titik
impas nilai penjualan dalam dolar. Margin of Safety yaitu jumlah pendapatan yang dianggarkan (atau akrual) yang melebihi pendapatan impas (Horngren, dkk, 2008). Menurut Hansen & Mowen (2013) margin of safety didefinisikan sebagai unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan melebihi titik impas. Rumus perhitungan margin of safety menurut Garrison, dkk (2013) adalah sebahgai berikut :
Margin of Safety % =
Biaya keamanan dalam Total penjualan yang dianggarkan
Batas Keamanan = Total penjualan yang dianggarkan - Penjualan titik impas 2.1.9. Perencanaan Laba Menurut Horngren, dkk (2008) perencanaan (planning) terdiri dari pemilihan tujuan organisasi, memprediksi hasilnya dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut, memutuskan bagaimana mencapai tujuan yang dininginkan, dan mengomunikasikan tujuan serta bagaimana mencapainya keseluruh bagian dan organisasi. Dalam penelitian Baris & Sondakh, (2014) Perencanaan laba merupakan rencana kerja perusahaan untuk mencapai target yang telah ditentukan juga sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang akan datang . Menurut Kurnianti (2012) perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Perencanaan laba merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu perusahaan karena akan mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannnya (Munawir, 2010). 2.1.10. UMKM Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) : 1)
Pengertian UMKM a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi criteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau buka cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2)
Kriteria UMKM Pengelompokan UMKM berdasarkan kriteria berikut : Tabel 2.1 Kriteria UMKM NO 1. 2. 3.
Uraian Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
Kriteria Aset Omzet Max 50 jt Max 300 jt >50 jt – 500 jt >300 jt – 2,5 M >500 jt – 10 M >2,5 M – 50 M
2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Tahun 2014
Nama Peneliti Sorongan dan Grace
Judul Analisa Titik Impas sebagai Dasar Perencanaan Laba Jangka Pendek Produk Kacang Olahan pada Industri Kecil Menengah Di Kawangkoan
2014
Baris dan Jullie
Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Laba Produk Gorengan pada Usaha Kecil Menengag (UKM) Di Kawasan Boulevard
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dapat disimpulkan indutsri A, B, C, D, E, dan F sudah mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga sudah memperoleh penjualan di atas titik impas. Laba kontribusi yang paling tinggi tersapat pada industry C denga produk Kacang Gula sedangkan laba kontribusi yang paling kecil pada industri F denga produk Kacang Belimbing dan Kacang Merah Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat lima usaha kecil menengah (UKM) yang sudah mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga
Manado
2013
Malombeke
Analisa Break Even Point sebagai Dasar Perencanaan Laba Holland Bakery Manado
2013
Samahati
Analisis Biaya, Volume, Laba sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba Pada Hotel Sedona Manado
2013
Ponomban
Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Laba pada PT. Tropica Cocoprima
memperoleh hasil penjualan di atas break even point. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa selama tahun 2011, tahun yang diambil sampel untuk penelitian Holland Bakery mampu memperoleh keuntungan yang bergerak cukup signifikan dari hasil penjualan dan hal tersebut berarti Holland Bakery telah mampu merencanakan perolehan laba dengan sebaik mungkin. Hasil penelitian ini menunjukkan pada tahun 2011 dan 2012 Hotel Sedona tidak mengalami kerugian dan laba pada tahun 2011 lebih besar dari laba 2012. Dengan mengasumsikan masingmasing 10% pada biaya variabel dan biaya operasional, maka perencanaan laba dan pendapatan di tahun 2013 lebih banyak dibandingkan 2011 dan 2012. Sedangkan margin keamanan pada Hotel Sedona dalam keadaan aman baik tahun 2011, 2012, dan perencanaan 2013. Selama tahun 2010,2011,2012 dapat dilihat pencapaian titik impas yang terbesar ada pada tahun 2011 sedangkan pencapaian titik impas tang yang terendah ada pada tahun 2012. Dan dalam
pencapaian kuantiatas yang terbesar ada pada tahun 2011 dan pencapaian kuantitas yang terendah ada pada tahun 2012. Di setiap tahuunya, penjualan yang dilakukan perusahaan sudah baik dan selalu berada di atas stastitik impas dengan kata lain perusahaan sudah mampu mencapai keuntungan di setiap tahunnya. Margin of Safety menunjukan jarak antara penjualan yang direncanakan dengan penjualan pada break even. Dengan demikian margin of safety juga menggambarkan batas jarak, dimana kalau berkurangnya penjualan melampaui batas jarak tersebut perusahaan akan menderita kerugian. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, pada tahun 2011 margin of safety yang dicapai PT. Tropica Cocoprima hanya sebesar 14,5 % yang paling rendah dari tahun yang lain. Pada tahun inilah perusahaan rawan mengalami kerugian, karena semakin kecil margin of safety berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian.
2.3. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
UKMK TAHU BAXO IBU PUDJI
Laporan Keuangan UKMK TAHU BAXO IBU PUDJI
Harga Jual Produk
Volume Penjualan
Biaya
Analisis Perencanaan Laba
Break Even point
Hasil Analisis
Asumsi Laba Maksimal yang Mampu diperoleh pada periode 2015
Rekomendasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Harga Jual Produk 2) Volume Penjualan 3) Biaya Variabel 4) Biaya Tetap 5) Laba 3.1.2. Definisi Operasional 1)
Harga jual Harga jual yang ditetapkan oleh UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji adalah sebesar
Rp.28.000 per dus untuk tahu baxo rebus, Rp.30.000 per dus untuk tahu baxo goreng. setiap dus berisi 10pcs tahu baxo rebus maupun goreng 2)
Volume Penjualan Volume penjualan yang dilakukan dalam penelitian ini dikalkulasikan tiap
bulan, pencatatan penjualannya dilakukan setiap hari kemudian dikalkulasikan tiap akhir bulan. 3)
Biaya Variabel
Biaya variabel yang digunakan pada UMKM ini adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya bahan habis pakai, biaya listrik, biaya gas, biaya air, biaya
jasa giling, biaya bahan bakar bensin, biaya telepon, dan biaya perawatan dan pemeliharaan . 4) Biaya Tetap Biaya tetap yang digunakan adalah biaya penyusutan peralatan, produksi dan mesin, penyusutan kendaraan, penyusutan peralatan kantor, dan gaji karyawan kantor. 5) Laba Laba pada UMKM ini diperoleh dari total penjualan dikurangi semua biayabiaya yang terjadi. 3.2. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji denga produk tahu bakso yang beralamat di Jl. Kutilang Raya 56 Ungaran. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan Oktober sampai Desember. 3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dala penelitian ini, antara lain data volume penjualan, harga jual, biaya tetap, biaya variabel dan biaya-biaya yang terjadi pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji tahun 2014. Sedangkan data kualitatif yaitu sejarah singkat perusahaan dan profil, dan kegiatan proses produksi pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji berupa sejarah berdirinya usaha, data-data pemakaian biaya dan laba penjualan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji adalah sebagai berikut : 1) Studi Lapangan a) Observasi Observasi yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti dari kegiatan yang dilakukan sehingga memperoleh bukti nyata mengenai kegiatan di UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji. b) Wawancara Wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan tanya jawab kepada pemilik UMKM untuk meminta data dan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 2) Dokumentasi Cara memperoleh data yang digunakan dengan pencatatan. Data yang diperoleh dari proses dokumentasi yaitu data penjualan, data produksi, data biaya, data peralatan, dan foto-foto dari proses produksi sampai tahu baxo siap dijual pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji. Tahun 2014. 3) Studi Pustaka Dengan teknik ini, penulis mempelajari dan memperoleh data dari literaturliteratur yang sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini, untuk diguanakan sebagai landasan teori.
3.5. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalh metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Menurut Sugiono (2009) metode deskriptif adalah metode mengumpulkan, mengolah dan mengiterprestasikan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Metode analisis kuantitatif yaitu analisis data yang dilakukan dengan mengevaluasinhasil perhitungan penentuan harga jual dan volume penjualan oleh perusahaan dan hasil perhitungan yang dilakukan penulis. Hasil perhitungan yang dilakukan penulis yang diuraikan sebagai berikut : a) Menghitung Laba 1) Menentukan data biaya berupa biaya variabel dan biaya tetap 2) Menghitung masing-masing biaya b) Menghitung Break Even Point Untuk menghitung break even point unsure-unsur yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1) Penggolongan biaya mana yang termasuk biaya variabel dan biaya tetap 2) Menghitung volume penjualan 3) Menghitung harga jual Garrison, dkk (2013) menyatakan formula yang dapat digunakan untuk menghitung break even point sebagai berikut :
a. Atas dasar rupiah
Break Even Point
=
Biaya Tetap Biaya variabel 1Penjualan
b. Atas dasar unit
Break Even Point =
Biaya Tetap harga jual per unit – biaya variabel per unit
4) Menghitung Contribution Margin Garrison, dkk (2013) menyatakan formula yang dapat digunakan untuk menghitung Contribution Margin sebagai berikut :
Contribution Margin = 1 -
Biaya variabel Penjualan
5) Menghitung Margin of Safety Rumus perhitungan margin of safety menurut Garrison, dkk (2013) adalah sebagai berikut :
Margin of Safety % =
Biaya keamanan Total penjualan yang dianggarkan
Batas Keamanan = Total penjualan yang dianggarkan Penjualan titik impas
Langkah – langkah yang ditempuh saat melakukan analisis data adalah sebagai berikut : 1) Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data historis yaitu berupa sejarah UMKM, data penjualan, biaya-biaya dan harga jual dari usaha yang dipilih sebagai objek penelitian yaitu UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji. 2) Setelah memperoleh data yang telah dibutuhkan, selanjutnya memisahkan biayabiaya yang telah dikeluarkan oleh UMKM menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 3) Selanjutnya menghitung contribution margin, break even point, margin of safety serta perencanaan laba dan pejualan pada tahun selanjutnya. 4) Menganalisis hasil yang telah dihitung kemudian menyusun asumsi laba maksimal yang diperoleh UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji periode tahun 2014. 5) Penarikan kesimpulan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.
Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Ungaran merupakan salah satu UMKM yang dikenal di Semarang sebagai salah satu industri yang berdiri sejak tahun 1995 yang memproduksi makanan kecil berupa tahu baxo. UMKM Tahu Baxo ini didirikan oleh Ibu Sri Lestari Pudjianto atau yang lebih dikenal dengan Ibu Pudji. Tempat produksi UMKM Tahu Baxo ini berlokasi di Jalan Kutilang Raya 56 Ungaran. UMKM ini memproduksi dua jenis tahu baxo yaitu tahu baxo rebus dan tahu baxo goreng. Dalam memproduksi tahu baxo ini mampu menghasilkan 2.265.159 biji tahu baxo rebus per tahunnya. Sebagian dari produksi tahu baxo rebus yaitu sebanyak 15% dari tahu baxo rebus sebesar 339.775 biji yang akan diolah lebih lanjut menjadi tahu baxo goreng. Masing-masing tahu baxo mempunyai harga yang berbeda-beda pada produknya. Harga untuk tahu baxo rebus per dus isi 10 biji sebesar Rp 28.000 dan untuk per biji tahu baxonya sebesar Rp 2.800, sedangkan untuk tahu baxo goreng per dus isi 10 biji sebesar Rp 30.000 dan untuk per biji tahu baxo sebesar Rp 3.000. 4.1.2. Sejarah UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Sejak tahun 1981, Pudjijanto diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Ungaran, namun keluarga dengan 2 (dua) orang anak saat itu penghasilan sebagai PNS golongan II tentu saja dirasa masih sangat minim (belum bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak), sehingga Sri Lestari istri Pudjijanto berusaha untuk
menambah penghasilan dengan melakukan kegiatan produktif, namun meski telah berbagai macam kegiatan usaha dilakukan semuanya belum ada yang menunjukkan keberhasilan. Pada tahun 1995, setelah mendapatkan ide untuk membuat suatu jenis makanan yang dibuat dari tahu dan baxo (tahu di isi baxo), maka dengan menggunakan peralatan seadanya (alat-alat dapur yang dimiliki) dan modal tidak lebih dari Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah), Ibu Sri Lestari Pudjijanto mulai produksi dan menjual makanan tersebut (kemudian untuk menjualnya makanan tersebut diperkenalkan dengan nama Tahu Baxo ). Tahun 1996, setelah sembilan bulan produksi, tahu baxo tersebut diberi merek dagang TahuBaxo Kepodang (karena diproduksi di Jl.Kepodang). Ternyata dari hasil tahu baxo tersebut dapat menunjang kebutuhan sehari-hari bagi keluarga, sehingga makin muncul keinginan untuk memiliki tempat yang strategis dan memadai agar dapat mengembangkan usaha tersebut. Untuk itu karena harta berharga yang dimiliki hanya rumah satu-satunya, maka rumah tersebut dijual kemudian dibelikan sebidang tanah di Jl.Kutilang Raya Susukan-Ungaran, namun belum bisa membangun rumah, maka untuk tinggal dan menjalankan kegiatan usaha masih tetap di rumah yang telah dijual tersebut (mengontrak kepada pembelinya). Tahun 1999, melalui Dinas Koperasi Kabupaten Semarang dengan mengajukan permohonan dan melampirkan persyaratan yang diperlukan sebagai Perusahaan/Industri (SIUP, TDP, TDI DLL) diperoleh bantuan pinjaman modal dari PT.ASABRI (PERSERO) sebesar Rp. 5.000.000,-, yang kemudian dipergunakan untuk menambah modal kerja dan melengkapi sarana produksi dan pemasaran.
Tahun 2001 perkembangan usaha semakin nampak kemajuannya, dengan hasil usaha itu keluarga Ibu Sri Lestari Pudjijanto memulai membangun rumah, dan bulan Februari 2002 selesailah pembangunan (rumah tinggal sekaligus untuk produksi), maka pada bulan itu pula untuk tinggal dan sekaligus menjalankan kegiatan usaha di Jl.Kutilang Raya 56 Ungaran-Kabupaten Semarang. Dengan kepindahan itu maka nama atau merek dagang yang sebelumnya “TahuBaxo Kepodang” diganti dengan merek “Tahu Baxo Ibu Pudji“. Selanjutnya dari tahun ke tahun omset “Tahu Baxo Ibu Pudji“ terus menunjukkan adanya peningkatan. Tahun 2005, sehubungan dengan perkembangan kebutuhan bahan baku (tahu) yang terus bertambah, maka agar tidak ada ketergantungan bahan baku Pudjijanto mendirikan Pabrik Tahu di Ds.Kalisisdi-Kec.ungaran Barat, dengan kapasitas produksi pada awalnya 2.800 – 4.500 potong/hari. (saat ini jumlah produksi 10.000 – 13.000 potong / hari). Tahun 2007, dalam rangka meningkatkan pelayanan serta memudahkan para pelanggan/pembeli untuk mengaksesnya (menjangkau) khususnya yang dari luar kota, dibukalah Gerai/Toko Tahu Baxo Ibu Pudji di Jl. Letjen Suprapto no. 24 Ungaran, yang lebih dekat dari Jalan Raya Semarang–Solo. 4.1.3. Moto, Visi dan Misi Tahu Baxo Ibu Pudji 1) Moto Tahu Baxo Ibu Pudji “Setiap usaha yang kita lakukan denga penuh kesungguhan dan ketekunan serta dilandasi dengan keyakinan yang kuat insyaallah akan membuahkan hasil yang optimal. Untuk meraih keberhasilan dalam bekerja diperlukan do’a, usaha, iman
dan tawakal dalam menghadapi cobaan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”. 2) Visi Tahu Baxo Ibu Pudji “Mewujudkan Tahu Baxo Ibu Pudji sebagai perusahaan mandiri, unggul dalam kualitas produk dan pelayanan, mampu memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan member manfaat pada masyarakat”. 3) Misi Tahu Baxo Ibu Pudji a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk peningkatan pengelolaan perusaan. b. Meningkatkan pelayanan dan menyediakan outlet yang memadai untuk menjaga loyalitas konsumen. c. Menjaga kualitas dan meningkatkan kuantitas produksi guna meningkatkan omset perusahaan. d. Meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan karyawan. e. Melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. 4.1.4. Struktur Organisasi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji saat ini telah memiliki struktur organisasi yang baku, sehinngga dalam pelaksanaan untuk mengelola UMKM telah terstruktur dengan bagian masing-masing. Berikut ini dapat dilihat struktur organisasi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada gambar 4.1
OWNER PUDJIJANTO
MANAGER DIDIK TRI MURDODO
GENERAL ACCOUNTING
CASH ACCOUNTING
SUPERVISOR PRODUKSI
SUPERVISOR OUTLET 1
SUPERVISOR OUTLET 2
SUPARYONO
DANANG
SYAFAATUN
MOYONG S.
EKO P
BAGIAN PENGISIAN
BAGIAN REBUS/GORENG
BAGIAN PACKING
BAGIAN PENGIRIMAN
CUSTOMER SERVER
KASIR
FRONT OFFICE
PACKING
OFFICE
KASIR
CUSTOMER SERVER
FRONT OFFICE
WAITERS
PACKING
OFFICE
Gambar 4.1 Struktur Organisasi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji 4.1.5. Proses Produksi Tahu Baxo Ibu Pudji Dalam proses produksi yaitu membuat bahan yang masih mentah menjadi bahan jadi. UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji memproduksi tahu baxo setiap hari kecuali hari Minggu dan hari besar nasional. Bahan baku tahu baxo adalah tahu, daging sapi,
tepung tapioka, bumbu, dan penyedap rasa. Dalam memproduksi bahan baku menjadi tahu baxo memerlukan beberapa tahap. Pada gambar 4.2 menerangkan tentang tahap-tahap proses produksi tahu bakso. Daging Sapi ditambah tapioka dan bumbu lalu digiling
Tahu disobek
Adonan Baxo
Tahu Diisi Adonan Baxo
Tahu isi baxo direbus sampai mendidih
Tahu baxo diangkat, ditiriskan dan didinginkan
Tahu baxo dikemas
Gambar 4.2 Tahapan Proses Produksi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Dalam proses pembuatan tahu baxo rebus, bahan utama yang dibutuhkan adalah tahu 120 biji, daging sapi 1kg, tapioka 0,5kg, sedangkan bahan penolong yang dibutuhkan yaitu bawang putih 0,5kg, penyedap rasa 0,5kg, garam secukupnya dan kemiri goreng 0,5kg. Daging sapi dan tepung tapioka digiling bersama bahan penolong menggunakan jasa penggilingan menjadi adonan baxo. Setelah itu, adonan
baxo tersebut diisikan kedalam tahu. Setelah tahu diisi, kemudian tahu baxo direbus dengan air yang telah berisi bumbu, penyedap rasa, dan garam sampai mendidih. Jika sudah mendidih tahu baxo diangkat dan ditiriskan dalam tampah. Selanjutnya tahu baxo yang telah ditiriskan akan didinginkan menggunakan kipas angin. Tahu baxo ditata melingkar agar mempercepat proses pendinginan. Apabila tahu baxo sudah benar-benar dingin, tahu baxo dimasukkan ke dalam plastik, setiap kemasan berisi 10 biji. Lalu plastik direkatkan agar tidak ada udara yang masuk menggunakan mesin siller. Setelah itu tahu baxo kemasan plastik akan dimasukkan ke dalam kardus dan siap dipasarkan. Pada proses tahu baxo goreng hampir sama dengan proses produksi tahu bakso rebus, maka setelah direbus dan ditiriskan lalu tahu baxo didinginkan menggunakan kipas angin. Setelah dingin, tahu baxo digoreng dengan minyak panas hingga kecoklatan lalu ditiriskan. Tahu baxo yang telah ditiriskan kemudian dikemas kedalam kardus yang berlapis plastik dan berlubang, setiap kardus berisi 10 biji dan siap dipasarkan. 4.1.6. Peralatan Produksi Dalam proses produksi tahu baxo di UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji membutuhkan peralatan-peralatan sebagai penunjang. Berikut ini peralatan yang digunakan saat produksi berlangsung :
Tabel 4.1 Peralatan Produksi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA ALAT Kompor Gas 12" Kulkas 3 pintu Kipas Angin Duduk Kipas Angin Tembok Kipas Angin Gantung Kereta Dorong Blower Freezer Mesin Las Lama/iller Mesin Las Baru/Siller Mesin Pendingin Jen Set Meja Produksi Besar Meja Produksi Kecil Meja Packing Kursi Produksi (Kayu) Kursi Packing Besar (Plastik) Kursi Plastik Tanggung Kursi Plastik Kecil Rak Persediaan Krat Plastik Kecil Blender Vacum Sealer Wajan Dandang Besar Bak Pengepakan Panci Besar Ember Plastik Besar Ember Plastik Tanggung Bak Plastik Besar Bak Plastik Kecil Bak Plastik Kotak Bak Daging Pisau Bawang Pisau Tahu Tampah
JUMLAH 8 1 4 10 1 1 9 1 2 1 1 1 6 25 1 20 14 11 10 4 42 3 1 2 13 3 5 1 8 5 150 110 27 26 15 100
SATUAN Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah
Sumber: UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
4.2.
Biaya pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji membutuhkan biaya untuk menjalankan
usahanya agar proses produksi berjalan dengan lancar. Adapun biaya-biaya yang
terjadi selama bulan Januari sampai Desember 2014 dalam kegiatan penjualan dan proses produksi adalah sebagai berikut 4.2.1. Biaya Penyusutan Peralatan Produksi, Peralatan Kantor, Gedung dan Mesin Dalam kegiatan produksi, peralatan, mesin, kendaraan, dan gedung yang digunakan akan mengalami penyusutan dari tahun ke tahun. Pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji menggunakan metode garis lurus dalam menghitung biaya penyusutan peralatan, mesin, kendaraan dan gedung
produksinya dan UMKM
menghitungkan nilai residunya dalam bentuk prosentase. Tetapi dalam perhitungan penyusutannya, UMKM tidak menggunakan standar aturan akuntansi yang berlaku. Perhitungan dengan menggunakan metode garis lurus dilakukan dengan : Beban Penyusutan =
Harga Beli- Nilai Sisa Umur Ekonomis
Berikut ini adalah tabel penyusutan yang terjadi pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sesuai dengan ketentuan Pajak Nomor 96/PMK.03/2009 : Tabel 4.2 Penyusutan Peralatan Produksi dan Mesin dalam Rupiah
N0
1 2 3 4 5 6 7
Nama Peralatan Kompor Gas 12" Kulkas 3 Pintu Freezer Mesin Las Lama/ Siller Mesin Las Baru/Siller Mesin pendingin Jen Set
Umur Ekonomis (Tahun)
Tarif (%)
Penyusutan Per Tahun
Penyusutan Per Bulan
12.000.000
4
10%
2.700.000
225.000
1
12.000.000
8
10%
1.350.000
112.500
5.200.000
1
5.200.000
8
10%
585.000
48.750
2.400.000
2
4
10%
1.080.000
90.000
2.800.000
1
2.800.000
4
10%
630.000
52.500
15.000.000
1
15.000.000
8
10%
1.687.500
140.625
18.000.000
1
18.000.000
8
10%
2.025.000
168.750
Harga Perolehan
Jml
1.500.000
8
12.000.000
Total Harga Perolehan
4.800.000
8 9
Vacum Sealer Dandang Besar
10.000.000
1
10.000.000
8
10%
1.125.000
93.750
750.000
13
9.750.000
4
10%
2.193.750
182.813
13.376.250
1.114.688
Jumlah Penyusutan
Biaya penyusutan peralatan yang terjadi pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji diperhitungkan setiap tahun sebesar Rp 13.376.250 dan setiap bulannya sebesar Rp 1.114.688. Pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji juga menghitung penyusutan kendaraan yang digunakan untuk operasional UMKM. Penyusutan kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Penyusutan Kendaraan dalam Rupiah
1
Total Harga Perolehan 156.000.000
Umur Ekonomis (Tahun) 8
16.500.000
1
16.500.000
19.500.000
1
8.000.000 14.000.000 84.500.000
1 1 1
N 0
Nama Kendaraan
Harga Perolehan
Jml
1
APV Triseda Hitam Triseda Merah Honda Win Supra Fit Colt
156.000.000
2 3 4 5 6
Tarif (%)
Penyusutan Per Tahun
Penyusutan Per Bulan
10%
17.550.000
1.462.500
8
10%
1.856.250
154.688
19.500.000
8
10%
2.193.750
182.813
8.000.000 14.000.000 84.500.000
4 4 8
10% 10% 10%
1.800.000 3.150.000 9.506.250
150.000 262.500 792.188
36.056.250
3.004.688
Jumlah Penyusutan
Berdasarkan tabel di atas penyusutan kendaraan pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 sebesar Rp 36.056.250 dan selama sebulan sebesar Rp 3.004.688. Sedangkan penyusutan peralatan kantor dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Penyusutan Peralatan Kantor dala Rupiah N o
Nama Peralatan
Harga Perolehan
Jml
1
Almari Arsip
2.750.000
1
Total Harga Perolehan 2.750.000
Tarif (%)
Umur Ekonomis (Tahun)
10%
4
Penyusutan Per Tahun 618.750
Penyusutan Per Bulan 51.563
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Filling 1.850.000 Kabinet Komputer 2.750.000 Hitachi Komputer 3.600.000 HP Printer Hp 650.000 Printer 875.000 Cannon Server 7.295.000 HD & 3.100.000 UPS Loker Kayu 36 1.850.000 Pintu Finger 725.000 Print Tape/Radi 1.250.000 o LCD 370.000 TV 14 Inc 650.000 Total Penyusutan
1
1.850.000
10%
8
208.125
17.344
1
2.750.000
10%
4
618.750
51.563
1
3.600.000
10%
4
810.000
67.500
1
650.000
10%
4
146.250
12.188
1
875.000
10%
4
196.875
16.406
1
7.295.000
10%
4
1.641.375
136.781
1
3.100.000
10%
4
697.500
58.125
1
1.850.000
10%
4
416.250
34.688
1
725.000
10%
4
163.125
13.594
1
1.250.000
10%
4
281.250
23.438
1 1
370.000 650.000
10% 10%
4 4
83.250 146.250 6.027.750
6.938 12.188 502.313
Berdasarkan tabel di atas penyusutan peralatan kantor pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 sebesar Rp 6.027.750 dan selama sebulan sebesar Rp 502.313. Sedangkan penyusutan gedung rumah produksi dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Penyusutan Gedung Rumah Produksi dalam Rupiah No
Nama Gedung
Harga Perolehan
Jml
Total Harga Perolehan
Tarif (%)
Umur Ekonomis (Tahun)
Penyusutan Per Tahun
Penyusutan Per Bulan
1
Rumah Produksi
86.204.446
1
86.204.446
10%
20
3.879.200
323.267
3.879.200
323.267
Total Penyusutan
Berdasarkan tabel di atas penyusutan gedung rumah produksi pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 sebesar Rp 3.879.200 dan selama sebulan sebesar Rp 323.267.
4.2.2. Bahan Baku yang Digunakan dalam Proses Produksi a.
Komposisi Bahan Baku dan Bahan Penolong Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah tahu, tepung
tapioka, dan daging sapi. Sedangkan bahan penolong adalah bumbu baxo dan bumbu tahu baxo diantaranya bawang putih, penyedap rasa, garam, dan kemiri goreng. Dalam pembuatan tahu baxo perlu adanya komposisi setiap bahan yang digunakan agar produk tercapai hasil yang memuaskan. Adapun komposisi rata-rata pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk setiap membuat tahu baxo adalah 188.763 pcs per produksinya dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Komposisi Rata-Rata Bahan Baku dan Bahan Penolong Untuk Tahu Baxo Rebus Per Produksi dalam Sebulan Jenis Produksi Bahan Baku 1. Tahu 2. Daging Sapi 3. Tepung Tapioka Bahan Penolong a. Bumbu Baxo 1. Bawang Putih 2. Penyedap Rasa 3. Garam 4. Kemiri Goreng b. Bumbu Tahu Baxo 1. Bawang Putih 2. Penyedap Rasa 3. Garam
Satuan
Komposisi
Harga
Pcs Kg Kg
60.449 503,74 251,87
Rp 700/biji Rp 91.000/kg Rp 7.000/kg
Kg Kg Batang Kg
25,19 25,19 151,12 25,19
Rp 19.000/kg Rp 28.000/kg Rp 1.000/batang Rp 25.000/kg
Kg Kg Batang
42,31 18,13 326,42
Rp 19.000/kg Rp 28.000/kg Rp 1.000/kg
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
Tabel 4.7 Komposisi Rata-Rata Bahan Baku dan Bahan Penolong Untuk Tahu Baxo Goreng Per Produksi dalam Sebulan Jenis Produksi Bahan Baku 4. Tahu 5. Daging Sapi 6. Tepung Tapioka Bahan Penolong c. Bumbu Baxo 5. Bawang Putih 6. Penyedap Rasa 7. Garam 8. Kemiri Goreng d. Bumbu Tahu Baxo 4. Bawang Putih 5. Penyedap Rasa 6. Garam
Satuan
Komposisi
Harga
Pcs Kg Kg
28.315 235,96 117,98
Rp 700/biji Rp 91.000/kg Rp 7.000/kg
Kg Kg Batang Kg
11,80 11,80 70,79 11,80
Rp 19.000/kg Rp 28.000/kg Rp 1.000/batang Rp 25.000/kg
Kg Kg Batang
19,82 8,49 152,90
Rp 19.000/kg Rp 28.000/kg Rp 1.000/kg
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji b.
Bahan Baku UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dalam membuat tahu baxo, memerlukan biaya
bahan baku untuk menjalankan usaha produksinya, antara lain : 1)
Tahu Tahu yang digunakan pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji menggunakan tahu
yang diproduksi sendiri, sehingga rasa dan kualitas tahu selalu terjamin. Pada tahun 2014 UMKM memproduksi 2.265.161 pcs tahu, untuk tahu baxo rebus sejumlah 1.925.386 biji dan sisanya sejumlah 339.775 biji untuk tahu baxo goreng. Harga per biji tahu sebesar Rp 700. Biaya penggunaan tahu selama tahun 2014 adalah Rp 700 x 2.265.161 = Rp 1.585.612.700, dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Pengeluaran Biaya Tahu Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Biji) Biji) (Biji) Biji) 188.280 700 131.796.000 33.226 700 23.258.200 145.563 700 101.894.100 25.688 700 17.981.600 182.769 700 127.938.300 32.253 700 22.577.100 152.265 700 106.585.500 26.870 700 18.809.000 177.841 700 124.488.700 31.384 700 21.968.800 157.693 700 110.385.100 27.828 700 19.479.600 142.378 700 99.664.600 25.126 700 17.588.200 187.382 700 131.167.400 33.067 700 23.146.900 130.453 700 91.317.100 23.021 700 16.114.700 142.163 700 99.514.100 25.088 700 17.561.600 142.050 700 99.435.000 25.068 700 17.547.600 176.549 700 123.584.300 31.156 700 21.809.200 Jumlah 1.347.770.200 237.842.500 Total Garam Untuk Rebus + Goreng 1.585.612.700
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji 2)
Daging Sapi Daging yang digunakan dalam adonan tahu baxo pada UMKM Tahu Baxo
Ibu Pudji adalah daging sapi pilihan yang berkualitas dan memiliki kesegaran yang terjamin. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan 18.876,59 kg daging sapi untuk tahu baxo rebus dan tahu baxo goreng. Harga daging sapi per kilogram pada bulan Januari dan Februari seharga Rp 90.000 per kg, sedangkan harga dari bulan Maret sampai Desember naik menjadi Rp 91.000. Jadi selama tahun 2014 UMKM mengeluarkan biaya untuk penggunaan daging sapi adalah Rp 90.000 x 3.272,98 kg = Rp 294.568.200 dan Rp 91.000 x 15.603,61 kg = Rp 1.419.928.510 , dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Pengeluaran Biaya Daging Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) (Kg) Kg) 1.569,00 90.000 141.210.000 276,88 90.000 24.919.200 1.213,03 90.000 109.172.700 214,07 90.000 19.266.300 1.523,30 91.000 138.620.300 268,78 91.000 24.458.980 1.268,88 91.000 115.468.080 223,92 91.000 20.376.720 1.482,01 91.000 134.862.910 261,53 91.000 23.799.230 1.314,11 91.000 119.584.010 231,90 91.000 21.102.900 1.186,48 91.000 107.969.680 209,38 91.000 19.053.580 1.561,52 91.000 142.098.320 275,56 91.000 25.075.960 1.087,11 91.000 98.927.010 191,84 91.000 17.457.440 1.184,69 91.000 107.806.790 209,07 91.000 19.025.370 1.183,75 91.000 107.721.250 208,90 91.000 19.009.900 1.471,25 91.000 133.883.750 259,63 91.000 23.626.330 Jumlah 1.457.324.800 257.171.910 Total Daging Untuk Rebus + Goreng 1.714.496.710
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji 3)
Tepung Tapioka Tepung yang digunakan dalam produksi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji adalah
tepung tapioka. Selama tahun 2014 membutukan 8.022,60 kg tepung tapioka untuk tahu baxo rebus dan 1.414,80 untuk tahu baxo goreng. Harga tepung tapioka per kg seharga Rp 7.000. Jadi total biaya pengeluaran yang digunakan untuk tahu baxo rebus maupun goreng selama tahun 2014 adalah Rp 7.000 x 8.022,60 kg = Rp 66.061.800, dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Pengeluaran Biaya Tepung Tapioka Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari
Tahu Baxo Rebus Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) 784,50 7000 5.491.500 606,50 7000 4.245.500
Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) 138,40 7000 968.800 107,00 7000 749.000
Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
761,70 7000 5.331.900 134,40 634,40 7.000 4.440.800 112,00 741,00 7.000 5.187.000 130,80 657,10 7.000 4.599.700 116,00 593,20 7.000 4.152.400 104,70 780,80 7.000 5.465.600 137,80 543,60 7.000 3.805.200 95,90 592,30 7.000 4.146.100 104,50 591,90 7.000 4.143.300 104,50 735,60 7.000 5.149.200 128,80 Jumlah 56.158.200 Total Tepung Tapioka Untuk Rebus + Goreng
7000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
940.800 784.000 915.600 812.000 732.900 964.600 671.300 731.500 731.500 901.600 9.903.600 66.061.800
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Dari perincian total biaya diatas yang dikeluarkan oleh UMKM Tahu Baxo Ibu pudji untuk pengeluaran bahan baku selama tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Data Pengeluaran Bahan Baku Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Bahan Baku Tahu Daging Sapi Tepung Tapioka
Kebutuhan 1 Tahun 2.265.161 3.273 15.604
Harga Per Unit (Rp) 700 90.000 91.000
1.585.612.700 294.568.200 1.419.928.510
9.437
7.000
66.061.800
Total
Jumlah
3.366.171.210
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
Berdasarkan tabel di atas, total pengeluaran biaya bahan baku pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji untuk pembuatan tahu baxo selama tahun 2014 sebesar Rp 3.366.171.210. c.
Biaya Overhead Produksi Adapun biaya yang digunakan UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selain bahan
baku utama yaitu memerlukan biaya overhead produksi seperti biaya bahan baku
penolong, biaya listrik, biaya air PAM, biaya gas, biaya telepon, bahan habis pakai, biaya jasa giling, dan biaya bahan bakar bensin. Biaya-biaya tersebut diuraikan sebagai berikut: 1) Biaya Bahan Baku Penolong Yang termasuk biaya bahan baku penolong pada tahu baxo adalah bumbubumbu, antara lain: a. Bawang Putih Bawang putih yang digunakan pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji untuk memberikan cita rasa pada adonan baxo dan pasa saat merebus tahu baxo. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan bawang putih 2.150,05 kg untuk tahu baxo rebus dan 379,40 kg untuk tahu baxo goreng. Harga bawang putih per kg seharga Rp 19.000. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 untuk tahu baxo rebus adalah 2.150,05 kg x Rp 19.000 = Rp 40.850.950 sedangkan 379,40 kg x Rp 19.000 = Rp 7.208.600 untuk tahu baxo goreng, untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Pengeluaran Biaya Bawang Putih Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
Tahu Baxo Rebus Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) 210,25 19.000 3.994.750 162,55 19.000 3.088.450 204,12 19.000 3.878.280 170,03 19.000 3.230.570 198,59 19.000 3.773.210 176,09 19.000 3.345.710 158,99 19.000 3.020.810 209,24 19.000 3.975.560 145,67 19.000 2.767.730
Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) 37,10 19.000 704.900 28,68 19.000 544.920 36,02 19.000 684.380 30,00 19.000 570.000 35,05 19.000 665.950 31,07 19.000 590.330 28,06 19.000 533.140 36,92 19.000 701.480 25,71 19.000 488.490
Oktober November Desember
158,75 19.000 3.016.250 28,01 158,62 19.000 3.013.780 27,99 197,15 19.000 3.745.850 34,79 Jumlah 40.850.950 Total Bawang Putih Untuk Rebus + Goreng Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
19.000 19.000 19.000
532.190 531.810 661.010 7.208.600 48.059.550
b. Penyedap Rasa Penyedap rasa digunakan oleh UMKM untuk memberikan rasa pada tahu baxo maupun adonan baxo. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan penyedap rasa 1.681,72 kg. Harga penyedap rasa per kg seharga Rp 28.000. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 untuk penyedap rasa adalah 1438,21 kg x Rp 28.000 = Rp 40.269.880 dan untuk tahu baxo goreng adalah 243,51 kg x Rp 28.000 = Rp 6.818.280, untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Pengeluaran Biaya Penyedap Rasa Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) (Kg) Kg) 134,93 28.000 3.778.040 23,81 28.000 666.680 162,55 28.000 4.551.400 18,41 28.000 515.480 131,12 28.000 3.671.360 23,11 28.000 647.080 109,12 28.000 3.055.360 19,26 28.000 539.280 127,45 28.000 3.568.600 22,49 28.000 629.720 113,01 28.000 3.164.280 19,94 28.000 558.320 102,04 28.000 2.857.120 18,01 28.000 504.280 134,29 28.000 3.760.120 23,70 28.000 663.600 93,49 28.000 2.617.720 16,50 28.000 462.000 101,88 28.000 2.852.640 17,98 28.000 503.440 101,80 28.000 2.850.400 17,97 28.000 503.160 126,53 28.000 3.542.840 22,33 28.000 625.240 Jumlah 40.269.880 6.818.280 Total Penyedap Rasa Untuk Rebus + Goreng 47.088.160
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
c. Garam Selain penyedap rasa, UMKM juga menggunakan garam untuk membuat rasa yang pas pada tahu baxo maupun adonan baxo. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan garam untuk yahu baxo rebus sebanyak 15.210,78 batang, sedang kan untuk tahu baxo goreng sebanyak 2.684,24 batang. Harga garam per batang seharga Rp 1.000. Jadi, total biaya pengeluaran yang digunakan untuk tahu baxo rebus dan goreng selama tahun 2014 adalah 17.895,02 batang x Rp 1.000 = Rp 17.895.020, dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4.14 Pengeluaran Biaya Garam Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga Periode 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Batang) Batang) (Batang) Batang) Januari 1.487,41 1000 1.487.410 262,49 1000 262.490 Februari 1.149,95 1000 1.149.950 202,94 1000 202.940 Maret 1.444,09 1000 1.444.090 254,80 1000 254.800 April 1.202,89 1000 1.202.890 212,27 1000 212.270 Mei 1.404,94 1000 1.404.940 247,93 1000 247.930 Juni 1.245,77 1000 1.245.770 219,84 1000 219.840 Juli 1.124,79 1000 1.124.790 198,50 1000 198.500 Agustus 1.480,32 1000 1.480.320 261,23 1000 261.230 September 1.030,58 1000 1.030.580 181,87 1000 181.870 Oktober 1.123,09 1000 1.123.090 198,20 1000 198.200 November 1.122,20 1000 1.122.200 198,04 1000 198.040 Desember 1.394,75 1000 1.394.750 246,13 1000 246.130 Jumlah 15.210.780 2.684.240 Total Garam Untuk Rebus + Goreng 17.895.020 Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
d. Kemiri Kemiri digunakan oleh UMKM sebagai campuran bumbu pada adonan baxo agar memliki cita rasa yang khas. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan kemiri goreng 4.058,80 kg. Harga kemiri per kg dari bulan Januari sampai
Desember mengalami naik turun harga.dari Rp 16.000 sampai Rp 25.000. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 adalah 2.048,21 kg x Rp 25.000 = Rp 51.205.250 dan 2.010,59 x Rp 16.000 = Rp 32.169.440, dapat dilihat pada tabel 4.15 Tabel 4.15 Pengeluaran Biaya Kemiri Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) (Kg) Kg) 78,45 25.000 1.961.250 13,84 25.000 346.000 60,65 16.000 970.400 10,70 16.000 171.200 76,17 16.000 1.218.720 13,44 16.000 215.040 63,44 16.000 1.015.040 11,20 16.000 179.200 74,10 16.000 1.185.600 13,08 16.000 209.280 65,71 16.000 1.051.360 11,60 16.000 185.600 59,32 25.000 1.483.000 10,47 25.000 261.750 78,08 16.000 1.249.280 13,78 16.000 220.480 54,36 25.000 1.359.000 9,59 25.000 239.750 59,23 25.000 1.480.750 10,45 25.000 261.250 59,19 25.000 1.479.750 10,45 25.000 261.250 73,56 25.000 1.839.000 12,98 25.000 324.500 Jumlah 16.293.150 2.875.300 Total Kemiri Untuk Rebus + Goreng 19.168.450
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Biaya pembelian bahan baku penolong pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Data Pengeluaran Bahan Baku Penolong Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Periode 1 Tahun
Bawang Putih 48.059.550
Bahan Baku Penolong Penyedap Garam Rasa 47.088.160
17.895.020
Total
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
Kemiri
19.168.450
Jumlah 132.211.180 132.211.180
Berdasarkan tabel di atas, total keseluruhan pengeluaran biaya bahan baku penolong pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 sebesar Rp 132.211.180. 2)
Biaya Bahan Habis Pakai Pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji juga mempunyai bahan habis pakai untuk
menunjang proses produksi. Berikut ini bahan habis pakai yang digunakan pada UMKM sebagai berikut: a.
Plastik Pack Setelah tahapan proses produksi tahu baxo yang telah didinginkan, maka tahu
baxo segera dikemas dalam plastic pack. Setiap kemasan plastic pack tahu baxo berisi 10 pcs. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan kurang lebih 1.925 plastic pack yang berisi 100 lembar per packnya, untuk 1.925.368 biji tahu baxo menjadi 192.539 pcs. Harga
per pack seharga Rp 5.750 dan per lembarnya
seharga Rp 57,5. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 adalah 192.539 pcs x Rp 57,5 = Rp 11.070.966, dapat dilihat pada tabel 4.17 Tabel 4.17 Pengeluaran Biaya Plastik Pack Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Kebutuhan 1 Tahun (biji) 18.828 14.556 18.277 15.226 17.784 15.769 14.238 18.738 13.045 14.216
Harga (Per Lembar) 57,5 57,5 57,5 57,5 57,5 57,5 57,5 57,5 57,5 57,5
Total 1.082.607 836.985 1.050.923 875.522 1.022.584 906.734 818.674 1.077.447 750.107 817.439
November Desember
14.205 17.655 Jumlah
57,5 57,5
816.788 1.015.155 11.070.966
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji b. Kardus Kardus digunakan untuk pengemasan tahu baxo yang telah dikemas plastik. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan kardus 192.539 lembar untuk tahu baxo rebus dan 33.978 lembar untuk tahu baxo goreng. Harga kardus per lembarnya seharga Rp 465. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 adalah 192.389 dus x Rp 465 = Rp 89.530.423 dan 33.978 dus x Rp 465 = Rp 15.799.460, dapat dilihat pada tabel 4.18 Tabel 4.18 Pengeluaran Biaya Kardus Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kebutuhan 1 Tahun (biji) 18.828 14.556 18.277 15.226 17.784 15.769 14.238 18.738 13.045 14.216 14.205 17.655 Jumlah
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Harga Kebutuhan Harga (Per Total 1 Tahun (Per Total Lembar) (biji) Lembar) 465 8.754.997 3.323 465 1.544.976 465 6.768.664 2.569 465 1.194.455 465 8.498.768 3.225 465 1.499.792 465 7.080.311 2.687 465 1.249.455 465 8.269.592 3.138 465 1.459.326 465 7.332.720 2.783 465 1.294.004 465 6.620.583 2.513 465 1.168.344 465 8.713.270 3.307 465 1.537.643 465 6.066.079 2.302 465 1.070.499 465 6.610.594 2.509 465 1.166.590 465 6.605.333 2.507 465 1.165.655 465 8.209.510 3.116 465 1.448.719 89.530.423 15.799.460 Total Kardus Rebus + Goreng 105.329.882
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
c.
Cabe Rawit Cabe rawit digunakan sebagai pelengkap tahu baxo. Selama tahun 2014
UMKM membutuhkan cabe rawit 2.323 kg untuk pelengkap tahu baxo rebus dan 410 kg yntuk tahu baxo goreng yang sudah dikemas. Harga cabe rawit per kg tiap bulannya naik turun. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.19 Tabel 4.19 Pengeluaran Biaya Cabe Rawit Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) (Kg) Kg) 242 24.202 5.845.963 43 24.202 1.031.641 170 33.205 5.646.826 30 33.205 996.499 229 31.194 7.137.546 40 31.194 1.259.567 200 23.592 4.710.497 35 23.592 831.264 230 14.270 3.274.965 41 14.270 577.935 217 10.899 2.363.748 38 10.899 417.132 179 12.117 2.169.064 32 12.117 382.776 249 12.880 3.207.217 44 12.880 565.979 166 13.417 2.232.421 29 13.417 393.957 183 13.771 2.522.035 32 13.771 445.065 44 49.275 2.182.562 8 49.275 385.158 214 46.126 9.887.246 38 46.126 1.744.808 Jumlah 51.180.089 9.031.780 Total Cabe Rawit Rebus + Goreng 60.211.870
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji d. Minyak Sayur Minyak sayur digunakan untuk menggoreng tahu baxo goreng setelah tahu baxo direbus dan didinginkan. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan minyak 51 liter. Harga minyak per liternya seharga Rp 12.750. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 adalah 51 liter x Rp 12.750 = Rp 650.633, dapat dilihat pada tabel 4.20
Tabel 4.20 Pengeluaran Biaya Minyak Sayur Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kebutuhan 1 Tahun (Liter) 5 4 6 5 5 3 4 4 4 4 4 4 Jumlah
Harga (Per Liter) 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750 12.750
Total 61.965 55.080 75.735 58.523 61.965 41.310 44.753 51.638 44.753 55.080 55.080 44.753 650.633
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Biaya penggunaan bahan habis pakai yang terjadi pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.21 Tabel 4.21 Data Pengeluaran Bahan Baku Habis Pakai Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Periode 1 Tahun
Plastik Pack 11.070.966
Bahan Habis Pakai Cabe Kardus Rawit 105.329.882
60.211.870
Minyak Sayur 650.633
Jumlah 177.263.351
Total
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Berdasarkan tabel di atas, total keseluruhan pengeluaran bahan habis pakai pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 sebesar Rp 177.263.351.
3) Biaya Gas Gas yang digunakan pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji adalah gas LPG sebagai bahan bakar untuk proses pembuatan tahu baxo yang direbus dalam panci. Selama bulan tahun 2014 UMKM membutuhkan gas 451 kg (12 tabung gas) untuk perebusan dan 57 kg (5 tabung gas) untuk penggorengan. Harga per tabung gas per bulan tidak sama. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.22 Tabel 4.22 Pengeluaran Biaya Gas Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) (Kg) Kg) 40 95.000 3.796.200 5 95.000 487.350 37 95.352 3.552.816 4 95.352 360.431 42 95.000 3.950.100 6 95.000 615.600 33 95.000 3.180.600 4 95.000 384.750 38 94.799 3.634.594 6 94.799 563.106 38 99.176 3.802.408 5 99.176 508.773 37 94.514 3.496.073 4 94.514 331.744 44 90.256 3.996.536 5 90.256 463.013 31 75.000 2.288.250 4 75.000 324.000 34 115.000 3.881.250 4 115.000 496.800 35 114.000 3.970.620 4 114.000 492.480 42 116.000 4.823.280 5 116.000 563.760 Jumlah 44.372.726 5.591.807 Total Gas Rebus + Goreng 49.964.532
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji 4) Biaya Listrik Pada bagian produksi juga memerlukan listrik untuk menunjang proses produksi tahu baxo, seperti untuk kegunaan kulkas,freezer, mesin siller, blower, kipas angin, blender dan vacum sealer. Selama tahun 2014 penggunaan listrik pada UMKM sebesar Rp 23.303.294. Untuk pemakaian tahu baxo rebus 85% x
Rp 23.303.294 = Rp 19.807.800, sedangkan untuk tahu baxo goreng 15% x Rp 23.303.294 = Rp 3.495.494. 5) Biaya Air PAM Air PAM juga digunakan untuk proses produksi dan mencuci peralatan setelah selesai digunakan. Biaya air PAM selama tahun 2014
sebesar Rp
7.334.291. Untuk pemakaian tahu baxo rebus 85% x Rp 7.334.291 = Rp 6.234.148, sedangkan untuk tahu baxo goreng 15% x Rp 7.334.291
= Rp
1.100.144. 6) Biaya Jasa Giling Jasa giling di gunakan oleh UMKM untuk menggiling daging dalam pembuatan adonan baxo. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan jasa giling untuk menggiling daging 18.876,59 kg, untuk adonan tahu baxo rebus sebanyak 16.045,13 kg dan 2.831,46 kg unruk adoban tahu baxo goreng. Harga jasa giling per kg seharga Rp3.000. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 adalah 16.045,13 kg x Rp3.000 = Rp 48.135.390 dan 2.831,46 kg x Rp 3000 = Rp 8.494.380, dapat dilihat pada tabel 4.23 Tabel 4.23 Pengeluaran Biaya Jasa Giling Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Tahu Baxo Rebus Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) 1.569,00 3.000 4.707.000 1.213,03 3.000 3.639.090 1.523,30 3.000 4.569.900 1.268,88 3.000 3.806.640 1.482,01 3.000 4.446.030 1.314,11 3.000 3.942.330 1.186,48 3.000 3.559.440
Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total (Kg) Kg) 276,88 3.000 830.640 214,07 3.000 642.210 268,78 3.000 806.340 223,92 3.000 671.760 261,53 3.000 784.590 231,90 3.000 695.700 209,38 3.000 628.140
Agustus September Oktober November Desember
1.561,52 3.000 4.684.560 275,56 1.087,11 3.000 3.261.330 191,84 1.184,69 3.000 3.554.070 209,07 1.183,75 3.000 3.551.250 208,90 1.471,25 3.000 4.413.750 259,63 Jumlah 48.135.390 Total Jasa Giling Rebus + Goreng
3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
826.680 575.520 627.210 626.700 778.890 8.494.380 56.629.770
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji 7) Biaya Bahan Bakar Bensin Bensin digunakan sebagai bahan bakar kendaraan untuk mengangkut dan mengirimkan produk tahu baxo yang sudah siap untuk dipasarkan. Selama tahun 2014 UMKM membutuhkan bensin 922,16 liter, untuk tahu baxo rebus sebanyak 728,50 liter dan 193,65 untuk tahu baxo goreng. Harga bensin per liter tiap bulannya naik turun. Jadi, biaya pengeluaran yang digunakan selama tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.24 Tabel 4.24 Pengeluaran Biaya Bahan Bakar Bensin Selama Tahun 2014 dalam Rupiah
Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Kebutuhan Harga Kebutuhan Harga 1 Tahun (Per Total 1 Tahun (Per Total (Liter) Liter) (Liter) Liter) 39,97 6.500 259.810 10,63 6.500 69.063 23,51 6.500 152.825 6,25 6.500 40.625 21,07 6.500 136.943 5,60 6.500 36.402 27,52 6.500 178.852 7,31 6.500 47.543 29,86 6.500 194.103 7,94 6.500 51.597 17,06 6.500 110.916 4,54 6.500 29.484 72,52 6.500 471.393 19,28 6.500 125.307 100,25 6.500 651.632 26,65 6.500 173.219 69,75 6.500 453.369 18,54 6.500 120.516 83,83 9.573 802.475 22,28 9.573 213.316 135,87 7.190 976.920 36,12 7.190 259.688 107,29 8.539 916.148 28,52 8.539 243.533 Jumlah 5.305.387 1.410.292 Total Bensin Rebus + Goreng 6.715.679
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
8) Biaya Telepon Telepon digunakan sebagai alat untuk memesan tahu baxo oleh pelanggan dan pemesanan dari supplier outlet ke bagian produksi. Biaya pemakaian telepon selama tahun 2014 sebesar Rp 2.678.436. Untuk pemakaian tahu baxo rebus 85% x Rp 2.678.436 = Rp 2.284.321, sedangkan untuk tahu baxo goreng 15% x Rp 2.678.436 = Rp 403.115. 9) Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Biaya perawatan dan pemeliharaan yang dikeluarkan oleh UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 adalah sebesar Rp 7.878.600, untuk alokasi tahu baxo rebus sebesar Rp 6.696.810 dan untuk tahu baxo goreng sebesar Rp 1.181.790 Biaya overhead pabrik pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selain biaya bahan baku penolong dan biaya bahan habis pakai selama tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.25 Tabel 4.25 Data Pemakaian Biaya Overhead Pabrik Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Bahan Overhead Pabrik Periode
1 Tahun
Gas
Listrik
Air PAM
Jasa Giling
Bensin
Telepon
Biaya Perawatan dan Pemelihara an
49.964.532
23.303.294
7.334.291
56.629.770
6.715.679
2.678.436
7.878.600
Total
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
Berdasarkan tabel diatas, pemakaian keseluruhan biaya overhead pabrik pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 sebesar Rp 154.504.602.
Jumlah
154.504.602 154.504.602
4.2.3. Biaya Tenaga Kerja Langsung UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji setiap hari memproduksi tahu baxo kecuali hari besar nasional. Pada hari Senin-Minggu dimulai dari jam 07.00 WIB sampai 15.00 WIB. Tenaga kerja pada bagian produksi di liburkan pada hari Senin-Selasa, tetapi bergantian dengan tenaga kerja lainnya. UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji memiliki 46 tenaga kerja pada bagian produksinya. Setiap bagian produksi memiliki bagian masing-masing diantaranya bagian pengisian, bagian rebus/goreng, bagian masak, bagian packing, bagian logistic dan bagian pengiriman. Para tenaga kerja bagian produksi digaji tetap setiap bulannya dan ada tambahan uang makan. Biaya tenaga kerja langsung pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dapat dilihat pada tabel 4.26 Tabel 4.26 Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Bulan Tahun 2014 dalam Rupiah No
Bagian Produksi
1 Pengisi 2 Perebusan 3 Packing 4 Pengiriman 5 Logistik 6 Juru Masak 7 Asisten Masak Jumlah Total Gaji 1 Tahun
Jumlah 21 4 11 5 1 1 1 44
Rata-Rata Gaji Sebulan 1.160.003 1.175.873 1.062.610 1.150.000 1.120.000 1.130.000 920.000
Total Gaji 24.360.063 4.703.492 11.688.710 5.750.000 1.120.000 1.130.000 920.000 49.672.265 596.067.180
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Selama tahun 2014, biaya gaji untuk tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sebesar Rp 596.067.180, untuk alokasi tahu baxo rebus biaya tenaga kerja langsung sebesar 85% x Rp 596.067.180 = Rp 506.657.103 dan 15% x Rp 596.067.180 = Rp 89.410.077.
4.2.4. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selain memiliki tenaga kerja bagian produksi juga memiliki tenaga kerja pada bagian kantor. Pada bagian kantor memiliki 16 karyawan dan mempunyai bagian masing-masing. Biaya gaji kantor dapat dilihat pada tabel 4.27 Tabel 4.27 Biaya Gaji Kantor Selama Tahun 2014 dalam Rupiah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bagian Kantor
Jumlah
Manajer 1 HRD 1 Accounting 1 Supervisor 6 Distribusi 1 Penelitian dan Pembangunan 1 Staff Accounting 1 Staf Penelitian dan Pembangunan 1 Staf HRD 1 Cleaning Service 1 Security 1 Jumlah 16 Total Gaji 1 Tahun
Rata-Rata Gaji Sebulan 2.760.000 1.500.000 1.450.000 1.615.000 1.450.000 1.500.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.120.000 1.000.000
Total Gaji 2.760.000 1.500.000 1.450.000 9.690.000 1.450.000 1.500.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.120.000 1.000.000 24.070.000 288.840.000
Sumber : Data UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Berdasarkan tabel di atas pengeluaran gaji untuk tenaga kerja tidak langsung pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji selama tahun 2014 sebesar Rp 288.840.000. 4.3.
Pengklasifikasian Biaya UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Selama proses produksi berlangsung akan melibatkan sejumlah biaya, antara
lain biaya operasi produksi dan biaya nonoperasi produksi. Pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sudah dilakukan pengklasifikasian biaya untuk mempermudah memahami biaya-biaya yang terjadi selama tahun 2014. Dari tabel-tabel biaya di atas dapat diklasifikasikan pada tabel berikut:
Tabel 4.28 Klasifikasi Biaya Keseluruhan Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Biaya Biaya Operasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Gas Biaya Listrik Biaya Air PAM Biaya Jasa Giling Biaya Bahan Bakar Bensin Biaya Telepon Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Total Biaya Operasi Produksi Biaya Non Produksi Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Gaji Kantor Total Biaya Non Produksi Total Biaya Keseluruhan
4.4.
Jumlah 3.366.171.210 596.067.180 132.211.180 177.263.351 49.964.532 23.303.294 7.334.291 59.629.770 6.715.679 2.687.436 13.376.250 7.878.600 4.442.602.773 3.879.200 6.027.750 36.056.250 288.840.000 334.803.200 4.777.405.973
Pemisahan Biaya Tetap dan Variabel Analisis break even point menghendaki adanya pemisahan biaya berdasarkan
perilakunya. Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan sesuai dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan atau aktivitas perusahaan. Pemisahan biaya tersebut dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.29 Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tahu Baxo Rebus Biaya Biaya Operasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Gas Biaya Listrik
Biaya Variabel 2.861.253.200 506.657.103 112.624.760 151.781.478 44.372.726 19.807.800
Biaya Tetap
Total
Biaya Air PAM Biaya Jasa Giling Biaya Bahan Bakar Bensin Biaya Telepon Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Biaya Non Produksi Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Gaji Kantor Total Biaya Keseluruhan
6.234.148 48.135.390 5.305.387 2.284.321 13.376.250 6.696.810
3.765.153.123
3.879.200 6.027.750 36.056.250 288.840.000 348.179.450
4.113.332.573
Pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji, biaya variabel dan biaya tetap pada tahun 2014 untuk tahu baxo rebus sebesar Rp 3.765.153.123 dan Rp 348.179.540, jadi total keseluruhan biayanya sebesar Rp 4.113.332.573. Tabel 4.30 Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tahu Baxo Goreng Biaya Biaya Operasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Gas Biaya Listrik Biaya Air PAM Biaya Jasa Giling Biaya Bahan Bakar Bensin Biaya Telepon Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Biaya Non Produksi Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Peralatan Kantor Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Gaji Kantor Total Biaya Keseluruhan
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Total
504.918.010 89.410.077 19.586.420 25.481.873 5.591.807 3.495.494 1.100.144 8.494.380 1.140.292 403.115 13.376.250 1.181.790
660.803.402
3.879.200 6.027.750 36.056.250 288.840.000 348.179.450
1.008.982.852
Pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji, biaya variabel dan biaya tetap pada tahun 2014 untuk tahu baxo goreng sebesar Rp 660.803.402 dan Rp 348.179.450, jadi total keseluruhan biayanya sebesar Rp 1.008.982.852. 4.5.
Volume Penjualan
1)
Jenis dan Harga Tahu Baxo Harga jual tahu baxo pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dari Januari sampai
Desember 2014 tidak mengalami perubahan. Secara terperinci jenis dan harga tahu baxo rebus dan goreng per dus atau harga satuan pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dapat dilihat pada tabel 4.31 Tabel 4.31 Jenis dan Harga Tahu Baxo Per Dus dan Satuan Tiap Bulan Jenis Harga
Tahu Baxo Rebus Rp 28.000/ dus
Rp 2.800/ biji
Tahu Baxo Goreng Rp 30.000/ dus
Rp 3.000/ biji
Dari tabel diatas diketahui jenis dan harga pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dalam memproduksinya. Harga untuk tahu baxo rebus per dus isi 10pcs dijual dengan harga Rp 28.000, untuk satuan tahu baxo dijual Rp 2.800. Sedangkan untuk harga tahu baxo goreng dijual dengan harga Rp 30.000 per dus isi 10pcs dan untuk satuannya dijual dengan harga Rp 3.000. 2)
Hasil Penjualan UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji memproduksi tahu baxo dari bulan Januari
sampai bulan Desember tahun 2014 setiap harinya tidak tetap, yang membedakan adalah pesanan yang terjadi pada bulan tertentu seperti pada saat libur lebaran, libur
sekolah, atau libur akhir tahun. Volume penjualan dan pendapatan UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.32 Tabel 4.32 Data Penjualan dan Pendapatan Selama Tahun 2014 dalam Rupiah Tahu Baxo Rebus Tahu Baxo Goreng Harga Harga Periode Penjualan Penjualan (Per Pendapatan (Per Pendapatan (Biji) (Biji) Biji) Biji) Januari 174.358 2.800 488.202.400 32.894 3.000 98.681.220 Februari 132.446 2.800 370.848.800 25.431 3.000 76.293.360 Maret 186.408 2.800 521.942.400 31.930 3.000 95.791.410 April 156.168 2.800 437.270.400 26.601 3.000 79.803.900 Mei 182.085 2.800 509.838.000 31.070 3.000 93.210.480 Juni 152.599 2.800 427.277.200 27.550 3.000 82.649.160 Juli 124.359 2.800 348.205.200 24.875 3.000 74.624.220 Agustus 149.815 2.800 419.482.000 32.736 3.000 98.208.990 September 101.563 2.800 284.376.400 22.791 3.000 68.372.370 Oktober 110.635 2.800 309.778.000 24.837 3.000 74.511.360 November 115.771 2.800 324.158.800 24.817 3.000 74.451.960 Desember 135.383 2.800 379.072.400 30.844 3.000 92.533.320 Total 1.721.590 4.820.452.000 336.377 1.009.131.750 Total Penjualan Tahu Baxo Rebus + Tahu Baxo Goreng 5.829.583.750
Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2014 produk UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji terjual sejumlah 1.721.590 biji tahu baxo rebus dengan pendapatan Rp 4.820.452.000 sedangkan tahu baxo goreng terjual sejumlah 336.377 biji dengan besar pendapatan Rp 1.009.131.750. Jadi total keseluruhan pendapatan dari tahu baxo rebus dan tahu baxo goreng pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sebesar Rp 5.829.583.750. 4.6.
Analisis Data dan Pembahasan Pada pencatatan operasional biaya oleh perusahaan, UMKM Tahu Baxo Ibu
Pudji sudah dapat memisahkan biaya-biaya dengan baik, tetapi masih ada didalam pemisahan biaya-biaya yang kurang sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku,
karena dalam pencatatan biaya penyusutan UMKM hanya memperkirakan umur ekonomisnya tidak sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku. UMKM TAHU BAXO IBU PUDJI Laporan Laba Rugi Untuk Tahun 2014 (dalam rupiah) Pendapatan T ahu Baxo Rebus T ahu Baxo Goreng Biaya Operasi Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Gas Biaya Listrik Biaya Air PAM Biaya Jasa Giling Biaya Bahan Bakar Bensin Biaya Telepon Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Total Biaya Operasi Produksi Biaya Non Produksi Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Kantor Biaya Penyusutan Kendaraan Biaya Gaji Kantor Total Biaya Non Produksi Total Biaya Keseluruhan Laba Operasi
4.820.452.000 1.009.131.750 3.366.171.210 596.067.180 132.211.180 177.263.351 49.964.532 23.303.294 7.334.291 59.629.770 6.715.679 2.687.436 13.376.250 7.878.600 4.442.602.773 3.879.200 6.027.750 36.056.250 288.840.000 334.803.200 4.777.405.973 1.052.177.777
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa laba operasi yang diperoleh pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada tahun 2014 sebesar Rp 1.052.177.777 4.7.
Analisis Contribution Margin (CM) atau Margin Kontribusi Contribution Margin (CM) merupakan selisih antara pendapatan total dan
biaya variabel total. Margin kontribusi menunjukkan mengapa laba operasi berubah
ketika unit yang terjual berubah. Berdasarkan dari data-data biaya dan penjualan yang diperoleh dari UMKM, maka dapat dihitung rencana laporan laba denga metode kontribusi yang dapat dilihat pada tabel 4.33 Contribution Margin (nilai uang) = penjualan – biaya variabel Contribution Margin (unit) = harga jual per unit – biaya variabel per unit Tabel 4.33 Perhitungan Contribution Margin Selama Tahun 2014
Penjualan Biaya Variabel
Tahu Baxo Rebus Total Per Unit Rp 4.820.452.000 Rp 2.800
Tahu Baxo Goreng Total Per Unit Rp 1.009.131.750 Rp 3.000
Rp 3.765.153.123
Rp 2.187
Rp 660.803.402
Rp 1.964
Contribution Margin Biaya Tetap
Rp 1.055.298.877
Rp 613
Rp 384.328.348
Rp 1.036
Rp 348.179.450
348.179.450
Laba Bersih
Rp 707.119.427
Rp 148.898
Contibution Margin Ratio Tahu Baxo Rebus = 1-
Biaya Variabel Penjualan
= 1-
3.765.153.123 4.820.452.000
= 0,22 atau 22 %
Contibution Margin Ratio Tahu Baxo Goreng = 1= 1-
Biaya Variabel Penjualan 660.803.402 1.009.131.750
= 0,35 atau 35 % Setelah adanya klasifikasi biaya, dapat memberikan kontribusi dalam perhitungan contribution margin yang terjadi pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji.
Tahun 2014 UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada produk tahu baxo rebus memiliki contribution margin ratio sebesar 22 %, hal ini berarti bahwa UMKM merencanakan peningkatan penjualan sebesar Rp 4.820.452.000, manajemen dapat menentukan contribution margin sebesar Rp 1.055.298.887 dan per unitnya Rp 613 dengan memperoleh laba sebesar Rp 707.119.427. Pada produk tahu baxo goreng memiliki contribution margin ratio sebesar 35 %, hal ini berarti bahwa UMKM merencanakan peningkatan penjualan sebesar Rp 1.009.131.750, manajemen dapat menentukan contribution margin sebesar Rp 348.328.348 dan per unitnya Rp 1.036 dengan memperoleh laba sebesar Rp 148.898. Hal ini menunjukkan hasil bahwa contribution margin ratio dapat digunakan untuk menutup biaya tetap dan dapat memperoleh laba pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji. 4.8.
Analisis Break Even point (BEP) atau Titik Impas Analisis Break Even Point merupakan suatau keadaan dimana dalam operasi
perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Dibawah ini merupakan perhitungan Break Even Point pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji yaitu sebagai berikut : 1) Break Even Point untuk produk Tahu Baxo Rebus : Break Even Point ( nilai uang )
=
=
Biaya Tetap Biaya variabel 1– Penjualan Rp 348.179.450 Rp 3.765.153.123
1 – Rp 4.820.452.000
=
Rp 348.179.450 0,22
= Rp 1.582.633.864
Break Even Point ( unit) =
=
Biaya Tetap Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit
Rp 348.179.450 Rp 2.800 – Rp 2.187
= 568.012 unit 2) Break Even Point untuk produk Tahu Baxo Goreng : Break Even Point ( nilai uang )
=
Biaya Tetap Biaya variabel 1– Penjualan Rp 348.179.450
=
=
1–
Rp 660.803.402 Rp 1.009.131.750
Rp 348.179.450 0,35
= Rp 994.798.429 Break Even Point ( unit) =
Biaya Tetap Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit
Rp 348.179.450
= Rp 3.000 – Rp 1.964 = 336.234 unit
Analisis break even point (titik impas) pada perhitungan yang terjadi sudah dapat dipastikan UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada tahun 2014 sudah berada pada posisi di atas titik impas. Berdasarkan pada perhitungan tersebut, titik impas perusahaan tercapai pada saat unit yang dijual mencapai 568.012 unit tahu baxo rebus dengan total penjualan sebesar Rp 1.582.633.864 dan pada saat penjualan disaat itu perusahaan tidak memperoleh laba. Sedangkan untuk tahu baxo goreng memperoleh titik impas tercapai saat unit terjual mencapai 336.234 unit dengan total penjualan sebesar Rp 994.798.428. Sedangkan pada penjualan aktual UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 4.820.452.000 dengan unit yang telah terjual mencapai 1.721.590 unit untuk tahu baxo rebus, sedangkan untuk tahu baxo goreng yang terjual sebanyak 336.377 unit dengan penjualan aktual sebesar Rp 1.009.131.750. Keadaan tersebut sudah menunjukkan keadaan bahwa UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji pada produk tahu baxo rebus maupun goreng telah berada di atas titik impas. Analisis perhitungan di atas menunjukkan bahwa UMKM lebih baik memperbanyak produksi tahu baxo goreng karena titik impas tahu baxo goreng lebih kecil daripada tahu baxo rebus. 4.9.
Analisis Margin of Safety atau Margin Keamanan Analisis margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan
angka volume penjualan yang direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian dan elemen untuk mengukur keamanan perusahaan. Dibawah ini merupakan perhitungan margin of safety pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji yaitu sebagai berikut :
1) Perhitungan Margin of Safety untuk Tahu Baxo Rebus :
Margin of Safety (%) =
Total Penjualan Aktual-Penjualan Titik Impas Total Penjualan Aktual
=
Rp 4.820.452.000 – Rp 1.582.633.864 Rp 4.820.452.000
=
Rp 3.237.818.136 RP 4.820.452.000
= 67,1,% 2) Perhitungan Margin of Safety untuk Tahu Baxo Goreng : Margin of Safety (%) =
Total Penjualan Aktual - Penjualan Titik Impas Total Penjualan Aktual
=
Rp 1.009.131.750 – Rp 994.798.429 Rp 1.009.131.750
=
Rp 14.333.321 Rp 1.009.131.750
= 1,4 % Berdasarkan hasil perhitungan margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun agar UMKM tidak menderita rugi. Hasil Perhitungan untuk produk yang dijual yaitu tahu baxo rebus, maksimum penurunan yang boleh terjadi sebesar Rp 3.237.818.136 atau sebesar 67,1 % dari penjualan, sedangkan untuk produk tahu baxo goreng maksimum penurunan yang boleh terjadi sebesar Rp 14.333.321 atau sebesar penjualan.
1,4 % dari
BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada UMKM Tahu Baxo Ibu
Pudji, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Pada perhitungan contribution margin pada produk tahu baxo rebus didapatkan angka sebesar Rp 1.055.298.887 dan per unitnya Rp 613, contribution margin ratio sebesar 22 % dengan perolehan laba sebesar Rp 707.119.427. Sedangkan pada produk tahu baxo goreng memiliki contribution margin ratio sebesar 35 %, contribution margin sebesar Rp 348.328.348 dan per unitnya Rp 1.036 dengan memperoleh laba sebesar Rp 148.898. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji memiliki kemampuan untuk menutup biaya tetap. 2) Break even point atau titik impas untuk tahun 2014 pada produk tahu baxo rebus sebesar Rp 1.582.633.864 dengan unit yang terjual 568.011,8 unit, sedangkan untuk tahu baxo goreng sebesar Rp 994.798.428 dengan unit yang terjual sebanyak 336.233,9 unit. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji telah mencapai penjualan diatas break even point. 3) Margin of safety pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji untuk tahun 2014 pada produk tahu baxo rebus sebesar 67,1 % dan produk tahu baxo goreng sebesar 1,4 %. Hal tersebut menunjukkan jika UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji mengalami penurunan sebesar 67,1 % atau Rp 3.237.818.136 untuk tahu baxo
rebus dan 1,4 % atau Rp 14.333.321untuk tahu baxo goreng, maka UMKM akan mengalami kerugian. 4) Secara umum UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sudah berhasil mengidentifikasi biaya-biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 5) Selama tahun 2014, tahun yang diambil sampel untuk penelitian pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dalam memproduksi tahu baxo rebus dan tahu baxo goreng sudah berada di atas titik impas dengan kata lain UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji mampu memperoleh keuntungan, dan keuntungan ini bergerak sangat baik dari hasil penjualan dan hal tersebut berarti UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji telah mampu merencanakan perolehan laba dengan sebaik mungkin. 6) Kelemahan menggunakan analisis break even point jika diterapkan pada perusahaan makanan kurang tepat untuk memperoleh laba , karena pada harga daging, harga kemiri, harga cabe rawit selalu terjadi fluktuatif tiap bulannya kecuali melakukan kontrak dengan pemasok kemiri dan cabe rawit. 5.2.
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan saran yang
direkomendasikan pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sebagai berikut : 1) UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji sebaiknya dapat menerapkan analisis break even point sebagai alat bantu dalam perencanaan laba agar dapat mengetahui volume penjualan minimum, titik impas, dan margin of safety sehingga UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dapat terhindar dari kerugian.
2) Sebaiknya UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji dalam menhitung penyusutan peralatan, mesin, kendaraan, dan gedung menggunakan standar akuntansi sesuai ketentuan Pajak Nomor 96/PMK.03/2009. 3) Untuk penelitian selanjutnya lebih hati-hati, dimana disampaikan terdapat temuan harga daging, kemiri, dan cabe rawit yang fluktuatif. Sebaiknya dalam perhitungannya menggunakan analisis biaya-volume-laba untuk membantu untuk merencanakan laba periode berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aufar, Arizali. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Skripsi. Universitas Widyatama (dipublikasikan). (http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/30 60/SKRIPSI.pdf?sequence=1) Baris, Yunita E., & Jullie J. Sondakh. 2014. "Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Laba Produk Gorengan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Di Kawasan Boulevard Manado". Jurnal EMBA , Vol.2 N0. 3 (September 2014), Hal:1675-1684. Blocher, Edward J., Davit E. Stout, & Gary Cokins. 2011. Manajemen Biaya. (Penekanan Strategis) terjemahan David Wijaya. Edisi 5. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Carter, K. Wiliam. 2009. Akuntansi Biaya .Edisi 14. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. _______________. 2009. Akuntansi Biaya .Edisi 14. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Daljono. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Garrison, R. H., E. W. Norren, & Peter C. Brewer. 2013. Manajerial Accounting. Edisi 8. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Hansen, Don R., & Mowen, Maryame M. 2009. Akuntansi Manajerial terjemahan Deny Arnos Kwary. Edisi 8. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. __________________________________. 2009. Akuntansi Manajerial terjemahan Deny Arnos Kwary. Edisi 8. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, & George Foster. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi Keduabelas. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kurnianti, Wahyuning S. 2012. "Analisis Break Even Point sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba Pada Perusahaan Pabrik Gula Ngadirejo Kediri". Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Universitas Brawijaya Malang. http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/611/554
Malombeke, Merry B. 2013. "Analisa Break-Even-Point sebagai Dasar Perencanaan Laba Holland Bakery Manado". Jurnal EMBA , Vol.1 No.3 (Juni 2013), Hal:806-817. Mulyadi. 2011. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Bandung: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Munawir, Ak, Drs. H. S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Kelimabelas. Yogyakarta: Liberty. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan. http://ketentuan.pajak.go.id/index.php?r=aturan/rinci&idcrypt=oJmkoZ4 %3D Ponomban, Christine Praticia. 2013. "Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT. Tropica Cocoprima". Jurnal EMBA, Vol.1 No.4 (Desember 2013), Hal:1250-1261. Samahati, Ricky Budiman. 2013. "Analisis Biaya, Volume, Laba sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba Pada Hotel Sedona Manado". Jurnal EMBA , Vol.1 No.3 (September 2013), Hal:1009-1018. Sorongan, Srivo Nindy, & Grace B. Nangoi. 2014. "Analisa Titik Impas sebagai Dasar Perencanaan Laba Jangka Pendek Produk Kacang Olahan Pada Industri Kecil Menengah Di Kawangkoan". Jurnal EMBA, Vol.2 No.2 (Juni 2014), Hal:1647-1658. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). http://hukumonline.com/pusatdata/detail/28029/nprt/1011/uuno-20-tahun-2008-usaha-mikro,-kecil,-dan-menengah
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Survei Penelitian pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji Ungaran
Lampiran 2. Dokumentasi pada saat melakukan penelitian pada UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
DOKUMENTASI-DOKUMENTASI
1. Rumah Produksi UMKM Tahu Baxo Ibu Pudji
2.
Tahu Disobek
3. Adonan Bakso Dimasukkan dalam Tahu
4. Tahu yang selesai diisi adonan baxo direbus dalam air bumbu
5. Tahu Baxo ditiriskan
6. Tahu Baxo didinginkan
7. Tahu Baxo rebus dikemas dalam plastik isi 10 biji
8. Tahu baxo rebus kemasan plastic dimasukkan dalam kardus
9. Tahu baxo digoreng setelah direbus
10. Tahu Baxo Goreng Dikemas dalam dus yang bersisi 10 pcs