ANALISIS BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK AKUNTANSI MANAJERIAL ANDRI HELMI M, S.E., M.M.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Pengambilan Keputusan Stratejik Berdimensi jangka panjang
2. Pengambilan Keputusan Taktis Berdimensi jangka pendek
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. PERUMUSAN MASALAH - Pengakuan adanya masalah - Mengumpulkan informasi mengenai masalah tsb - Mengidentifikasi faktor penyebab - Menetapkan skala prioritas Contoh : Manajer toko menerima keluhan dari konsumen bahwa barang yang dibelinya selalu dalam keadaan rusak/cacat. Setelah diselidiki, ternyata gudang penyimpanan barang sudah penuh dan kotor. Maka ia menetapkan bahwa masalah yang dihadapi berkaitan dengan kapasitas dan kualitas penyimpanan barang
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Lanjutan) 2. MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN - Alternatif relevan a. Membangun gudang baru b. Menyewa gudang lain c. Menata ulang gudang lama - Alternatif yg tidak relevan menghentikan sementara pembelian barang sampai gudang kosong
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Lanjutan) 3. MENGIDENTIFIKASI KEUNGGULAN/KELEMAHAN DARI MASING-MASING ALTERNATIF Alternatif
Keunggulan
Kelemahan
Membangun gudang baru
•
Daya tampung dapat diatur sendiri •Milik sendiri, pemakaian untuk waktu tdk terbatas
•
Menyewa gudang yg lain
•
Tidak memerlukan biaya investasi tinggi, hanya biaya sewa •Tidak perlu pengadaan lahan sendiri
•
Memerlukan Biaya investasi yg tinggi •Pengadaan lahan Waktu penggunaan terbatas •Daya tampung tdk dapat ditentukan •Lokasi yg tidak selalu dekat dengan toko
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Lanjutan) 4. MENGIDENTIFIKASI BIAYA RELEVAN DARI MASING-
MASING ALTERNATIF Biaya relevan dari kedua alternatif : - Biaya pengadaan lahan, material, tenaga kerja, dll - Biaya sewa Bukan biaya relevan : - Biaya pengadaan forklift dan listrik 5. MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR KUALITATIF Faktor keamanan, dan legalitas 6. MENGAMBIL KEPUTUSAN
KARAKTERISTIK BIAYA RELEVAN “Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang (future cost), karena ia merupakan konsekuensi yang muncul dari alternatif” Contoh :
Material Tenaga Kerja Penunjang Biaya sewa per tahun Pengadaan Forklift dan perlengkapan lain
Menyewa
Membangun sendiri (umur teknis 5 tahun)
$ 40.000 $ 50.000
$ 150,000 $ 45,000 $ 5,000 $ 50,000
Make or Buy Decision Keputusan membuat sendiri atau membeli memiliki dua tipe : 1. Kondisi awal membuat sendiri 2. Kondisi awal biasa membeli Karakteristik make or buy decision Kondisi awal Membuat sendiri
Membeli dari luar
Alternatif
Pertimbangan
Membeli dari Kapasitas menganggur dari fasilitas luar produksi yg tak terpakai Fasilitas yang dimiliki akan dijual atau disewakan Membuat Penguasaan teknologi sendiri Kecukupan dana untuk pengadaan fasilitas produksi dan tenaga kerja
Contoh : Perusahaan Al Kautsar biasanya membeli semacam komponen 20.000 unit dengan harga Rp 17.000 per unit. Jika perusahaan membuat sendiri suku cadang tsb, biaya produksinya sbb:
Per unit Jumlah Bahan baku 6.000 Biaya variabel per unit 8.000 Biaya Tetap *) Jumlah
120.000.000 160.000.000 80.000.000 360.000.000
*) Dari Jumlah tersebut 50% diantaranya merupakan biaya penyusutan dan asuransi gedung
Jika dilihat sepintas, maka keputusan yang diambil adalah membeli dari luar, karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri yaitu Rp 340.000.000 jika membeli dan Rp 360.000.000 jika membuat sendiri. Jika 50% dari biaya tetap adalah penyusutan dan biaya asuransi gedung, maka membuat sendiri akan lebih hemat daripada membeli dari luar, dengan perhitungan sbb:
Bahan baku Biaya variabel per unit Biaya tetap Harga pembelian
Membuat
Membeli
Per unit
Per unit
6 8
14
Jumlah
Perbedaan
Jumlah
120.000 160.000 40.000 320.000
17
340.000
120.000 160.000 40.000 (340.000)
17
340.000
(20.000)
Bagaimana jika volume pembelian turun dari 20.000 unit menjadi 12.000 unit. Perhitungan :
Bahan baku Biaya variabel per unit Biaya tetap Harga pembelian
Membuat
Membeli
Per unit
Per unit
6 8
14
Jumlah
Perbedaan
Jumlah
72.000 96.000 40.000 208.000
17
204.000
72.000 96.000 40.000 204.000
17
204.000
4.000
Ternyata biaya untuk membeli lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri. Dengan demikian manajemen dapat mengetahui pada volume berapakah kedua alternatif tersebut bernilai sama? Ini disebut dengan Indifferent cost volume.
Perhitungan Indifferent cost volume : TCbeli = TCmembuat 17x = 40.000 + 14x 3x = 40.000 x = 13.333 satuan 17x = fungsi biaya membeli 40.000 + 14 X = fungsi biaya membuat
Grafik Indifferent cost volume Jumlah biaya membeli
Indifferent Cost Volume =13.333
Jumlah Biaya
Jumlah biaya membuat 150 100 50
0 2
4
6
8
10
12
14
16
20
Volume (Dalam ribuan)
22
24
Keptusan Pertahankan atau Hentikan (Keep or Drop Decision) Keputusan ini diambil pada perusahaan yang membuat lebih dari satu macam produk. Dari berbagai macam produk tersebut, ada salah satu produk yang tidak laku. Bagaimana keputusan manajemen terhadap produk yang tidak laku tersebut, pertahankan atau hentikan?
Contoh : Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi PT IKRIMAH (yang memproduksi tiga macam produk) menyajikan laporan segmentasi produk sbb: Prod A Hasil Penjualan (-) Biaya variabel Margin kontribusi Biaya tetap langsung Gaji Advertensi Penyusutan Total biaya tetap langsung Margin segmen Biaya tetap umum Laba bersih total
Prod B
Prod C
Total
500.000 250.000 250.000
800.000 480.000 320.000
150.000 140.000 10.000
1.450.000 870.000 580.000
37.000 10.000 53.000 100.000 150.000
40.000 10.000 40.000 90.000 230.000
35.000 10.000 10.000 55.000 (45.000)
112.000 30.000 103.000 245.000 335.000 125.000 210.000
Dari ilustrasi tersebut, manajer memutuskan untuk menghentikan produk C, karena walaupun memiliki margin kontribusi sebesar 10.000, tetapi dengan penghentian tersebut dapat menghemat 45.000 yaitu biaya gaji dan advertensi. Karena penyusutan bukan merupakan biaya relevan, maka total biaya yang dihemat adalah Rp 35.000. perhitungan kerugiannya :
Pertahankan Penjualan Biaya variabel Margin kontribusi (-) advertensi (-) gaji Kerugian produk C
150.000 140.000 10.000 10.000 35.000 35.000
Hentikan 0
Pesanan Khusus dan Pendayagunaan Kapasitas (Special order decision)
“Keputusan ini diambil ketika ada konsumen khusus yang memesan barang tertentu dengan harga tertentu, dan untuk mendayagunakan kelebihan kapasitas mesin yang menganggur Contoh : PT Nurulazmi memproduksi semacam makanan yang disukai anak-anak pada 80% dari kapasitas normal. Kapasitas normal yang dimiliki perusahaan 2.000.000 unit per tahun. Total biaya untuk 1.600.000 unit produk adalah sbb :
Jumlah Biaya-biaya variabel Bahan baku A Bahan baku B Bahan baku C Upah langsung Pembungkusan Komisi Distribusi Biaya lain-lain Jumlah biaya variabel Biaya tetap Gaji Penyusutan Pemeliharaan Pajak Biaya tetap lain Jumlah biaya tetap Jumlah biaya Harga jual
Satuan 112.000.000 16.000.000 24.000.000 40.000.000 32.000.000 3.200.000 4.800.000 8.000.000 240.000.000
70,00 10,00 15,00 25,00 20,00 2,00 3,00 5,00 150,00
9.600.000 3.200.000 800.000 320.000 1.600.000 15.520.000 255.520.000 320.000.000
6,00 2,00 0,50 0,20 1,00 9,70 159,70 200,00
Seorang distributor mengajukan pesanan sebanyak 200.000 unit dengan harga Rp 155,00 per unit. Dia bersedia membayar ongkos angkut. Karena distributor langsung mendatangi produsen, maka biaya komisi tidak ada. Bagaimana keputusan perusahaan? Harga yang ditawarkan distributor jelas lebih rendah. Tetapi perusahaan hsrus menerima pemesanan khusus ini dengan perhitungan sebagai berikut : Semua biaya variabel, kecuali komisi dan biaya distribusi merupakan biaya relevan. Terima Tolak Penghasilan Biaya Bahan A Bahan B Bahan C Upah langsung Pembungkusan Lainnya
200.000 x Rp 155
31.000.000
-
200.000 x Rp 70 200.000 x Rp 10 200.000 x Rp 15 200.000 x Rp 25 200.000 x Rp 20 200.000 x Rp 5 Jumlah biaya Margin kontribusi
14.000.000 2.000.000 3.000.000 5.000.000 4.000.000 1.000.000 29.000.000 2.000.000
-
Jika tawaran tersebut diterima, perusahaan mendapat margin kontribusi Rp 2.000.000. Jumlah biaya tetap yang diperhitungkan adalah 9,70. Sehingga dengan menerima tawaran dari distributor, keuntungan yang masih dapat diperoleh adalah Rp 60.000 dengan perhitungan sebagai berikut : Harga jual per unit yang diminta Biaya-biaya variabel yg diperhitungkan Margin kontribusi per satuan Biaya tetap yang diperhitungkan per unit Keuntungan dari penerimaan pesanan khusus Jumlah pesanan Jumlah keuntunga dari pesanan khusus
155,00 145,00 10,00 9,70 0,30 200.000 60.000
Keputusan Jual atau Proses Lebih Lanjut (Sell or Process Further) Pada beberapa industri terdapat beberapa produk yang dihasilkan dari proses atau dengan menggunakan bahan yang sama. Misalnya pengeboran minyak bumi akan menghasilkan gas, minyak tanah, bensin dll. Produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan baku yang sama disebut produk bersama (joint products). Dalam konteks ini manajemen harus mencari titik dimana produk tersebut memiliki dua pilihan “diolah lebih lanjut” atau “dijual ke pasaran”. Titik tersebut dinamakan Split-Off point. Biaya yang dikorbankan sampai dengan Split-Off point disebut joint cost , sedangkan biaya yang dikorbankan setelah proses tersebut dinamakan separable cost. Biaya relevan dalam keputusan ini adalah biaya-biaya setelah Split-Off point dan tambahan penghasilan penjualan.
Contoh : PT Semar mengorbankan Rp 50.000.000 sebagai biaya bersama untuk mengolah 2.000 unit produk X. Pada Split-Off point dihasilkan 900 unit produk A dan 1100 unit produk B. Produk A diolah lebih Lanjut dengan biaya Rp 20.000 per unit dan dijual dengan harga Rp 80.000 per unit. Sedangkan Produk B langsung dijual tanpa pengolahan lebih lanjut dengan harga Rp 40.000 per unit. Joint Cost
Separable Cost
Produk A 900 unit Rp 20.000/unit 2.000 unit :
Harga jual Rp 80.000/unit
Split Off Point
Rp 50.000.000 Produk B 1100 unit Rp 0/unit
Harga jual Rp 40.000/unit
Berdasarkan data tsb kita lihat perhitungannya A Hasil Penjualan 900 x Rp 80.000 1100 x Rp 40.000 Separable cost Kontribusi pada joint cost Joint cost Operating income
B
72.000.000 18.000.000 54.000.000
Total
44.000.000 44.000.000
116.000.000 18.000.000 98.000.000 50.000.000 48.000.000
LINEAR PROGRAMMING
Adalah teknik matematis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah keterbatasan dalam maksimisasi pendapatan atau minimisasi biaya Dikembangkan oleh ahli matematika Rusia L.V Kantorovich (1939), disempurnakan oleh ahli matematika Amerika G.B Dantzig (1974)
Single Constraint dalam Linear Programming Dalam aplikasinya, Linear Programming memiliki 2 Fungsi : 1. Fungsi Tujuan (Objective Function) Mengungkapkan tujuan pemecahan masalah (fmax) atau (fmin) 2. Fungsi Batasan (Constraint Function)
Contoh : Misalnya perusahaan membuat dua macam produk, A dan B dengan data sbb : Produk A Produk B
Harga jual per unit Biaya variabel per unit Margin kontribusi per unit Konsumsi jam mesin per unit
10.000 4.000 6.000 3 jam
15.000 7.000 8.000 6 jam
Dengan data di atas dapat dilihat bahwa lebih menguntungkan unruk menjual produk B saja daripada menjual produk A karena margin kontribusi produk B lebih besar. Bagaimana apabila kapasitas mesin terbatas hanya 24.000 jam?
Produk A = 24.000 3 = 8.000 unit MK Produk A = 8.000 x Rp 6.000 = Rp 48.000.000 Produk B = 24.000 6 = 4.000 unit MK Produk B = 4.000 x Rp 8.000 = Rp 32.000.000 Dengan keterbatasan yang dimiliki ternyata lebih menguntungkan menjual Produk A saja. Jika perusahaan ingin menjual kedua produk tersebut, maka harus dicari komposisi terbaik kedua produk tersebut dengan mencari keuntungan maksimum. Secara sederhana komposisi tersebut digambarkan : 3XA + 6XB < 24.000 XA = Kuantitas Produk A XB = Kuantitas Produk B
Multiple Constraint dalam Linear Programming
Contoh : Sebuah perusahaan membuat dua macam produk pada dua departemen produksi. Data sbb:
Departemen
Jam kerja Per Unit Produk A
Departemen 1 5 JKL Departemen 2 3 JKL
Kapasitas
Produk B 2,5 JKL 5 JKL
500 JKL/Mg 600 JKL/Mg
Kebijakan Manajemen : Produk A hanya bisa dibuat sebanyak-banyaknya 90 unit per minggu, sedangkan produk B tidak ditentukan. Margin kontribusi per satuan masing-masing produk adalah Produk A Rp 2.000 dan Produk B Rp 2.500. Berapa satuan Produk A dan Produk B yang harus diproduksi agar diperoleh margin kontribusi maksimum?
a. Fungsi Tujuan Fmax = 2.000A + 2.500B b. Fungsi Batasan - Produk A hanya diproduksi sebanyak-banyaknya 90 unit/mg A < 90 - Departemen 1 memiliki kapasitas 500 Jam kerja Langsung per minggu. Setiap unit produk A memerlukan 5 JKL dan produk B 2,5 JKL 5A + 2,5B < 500 - Departemen 2 memiliki kapasitas 600 Jam kerja Langsung per minggu. Setiap unit produk A memerlukan 3 JKL dan produk B 5 JKL 3A + 5B < 600
Garis Batasan departemen 1, 500 : 5 = 100 unit produk A, 500 : 2,5 = 200 unit Produk B
200
Produk B
160 Garis Batasan Produk A, A< 90 120 Garis Batasan departemen 2, 600 : 3 = 200 Unit Produk A, 600 : 5 = 120 Unit Produk B
80
40
Feasible Set
40
80
120
Produk A
160
200
Cara Matematis :
5A + 2,5B = 500 x2 10A + 5B = 1.000 3A + 5B = 600 x1 3A + 5B = 600 7A = 400 A = 57,14 = 57 5A + 2,5B = 500 5(57,14) + 2,5B = 500 2,5B = 500 – 285,7 B = 85,72 = 86 Dengan demikian maka kombinasi produk A dan B yang memberikan kontribusi maksimum adalah 57 satuan produk A dan 86 satuan produk B. Kontribusi yang diberikan adalah : Fmax = 2.000A + 2.500B = 2.000(57) + 2.500(86) = Rp 329.000
Dalam menilai relevansi suatu biaya, harus diperhitungkan permintaan/penawaran terhadap sumber daya. Tiga model pemakaian sumberdaya : 1. Resources Acquired as Used and Needed Pengadaan sumber daya dapat dilakukan dengan segera begitu ada permintaan Contoh : Biaya tenaga listrik ketika ada pesanan 2. Resources Aquired in advance (short term) Sumberdaya diperoleh sebelum muncul permintaan Contoh : gaji untuk tenaga kerja 3. Resources Aquired in advance (multiperiod service capacity) Jika sumberdaya dimiliki terlebih dahulu untuk memberikan manfaat dalam beberapa periode. Contoh : Biaya pembelian mesin