ANALISIS BIAYA INDUSTRI MAINAN EDUKATIF DARI KAYU: STUDI KASUS DI CV OMOCHA TOYS, BOGOR DAN ATHAM TOYS, TANGERANG
ARDIYANSYAH
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN ARDIYANSYAH. Analisis Biaya Industri Mainan Edukatif dari Kayu: Studi Kasus di CV Omocha Toys dan Atham Toys. Dibimbing oleh Ir. Bintang C. H. Simangunsong, MS., Ph.D. Pulihnya keadaan politik dan ekonomi dalam negeri yang mulai stabil menyebabkan industri mainan termasuk industri mainan edukatif dari kayu mulai kembali membaik. Untuk menjaga kelangsungan dan meningkatkan daya saing analisis biaya produksi perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan di dua tempat pembuatan mainan edukatif dari kayu yaitu di CV Omocha Toys dan Atham Toys. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang terdiri dari produktivitas, dimensi produk, biaya pemeliharaan, gaji, dan kebutuhan bahan ; dan data sekunder yang terdiri dari kapasitas produksi, harga produk, dan keadaan umum perusahaan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui biaya produksi, break even point (BEP) dan tingkat profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) biaya produksi di CV Omocha Toys berkisar Rp 9,77 ribu per unit-Rp 61,93 ribu per unit sedangkan produk Atham Toys memiliki biaya produksi sebesar Rp 34,76 ribu per unit-Rp 40,19 ribu per unit; (b) dengan asumsi keuntungan 14,5% per tahun harga pokok produk CV Omocha Toys berkisar Rp 10,48 ribu per unit-Rp 66,42 ribu per unit, harga pokok mainan edukatif Atham Toys berkisar Rp 36,02 ribu per unit-Rp 41,76 ribu per unit; (c) break even point produk di CV Omocha Toys adalah 7 unit-493 unit Atham Toys memiliki nilai BEP 160 unit-255 unit; (d) CV Omocha Toys memiliki tingkat profitabilitas Rp 3,49 ribu per unit-Rp 7,84 ribu per unit dan Atham Toys berada pada kisaran Rp 3,68 ribu-Rp 4,93 ribu per unit; (e) Return on Investment (ROI) untuk CV Omocha Toys adalah 175,70% per tahun, sedangkan Atham Toys memiliki ROI sebesar 47,88% per tahun. Kata kunci : Mainan edukatif, Analisis biaya, Biaya produksi, Industri kayu.
ANALISIS BIAYA INDUSTRI MAINAN EDUKATIF DARI KAYU: STUDI KASUS DI CV OMOCHA TOYS, BOGOR DAN ATHAM TOYS, TANGERANG
ARDIYANSYAH E24054107
Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
: Analisis Biaya Industri Mainan Edukatif dari Kayu: Studi Kasus di CV Omocha Toys, Bogor dan Atham Toys, Tangerang.
Nama
: Ardiyansyah
NRP
: E24054107
Departemen
: Hasil Hutan
Fakultas
: Kehutanan
Menyetujui: Dosen Pembimbing,
Ir. Bintang C. H. Simangunsong, MS., Ph.D. NIP. 19630413198703 1004
Mengetahui, Ketua Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,
Dr. Ir. I Wayan Darmawan, M.Sc. NIP. 19660212199103 1002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Biaya Industri Mainan Edukatif dari Kayu: Studi Kasus di CV Omocha Toys, Bogor dan Atham Toys, Tangerang adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2011
Ardiyansyah NRP E24054107
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 April 1987 sebagai anak kelima dari lima bersaudara pasangan Chaidir dan Cicih N. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 3 Cibatok, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, sekolah lanjut tingkat pertama di SLTP Negeri 1 Cibungbulang, Kabupaten Bogor dan sekolah lanjut tingkat atas di SMA Negeri 1 Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2005 dan kemudian masuk Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan pada tahun 2006. Penulis selanjutnya memilih bagian Bio-Komposit dengan bidang keahlian Manajemen Industri Hasil Hutan pada tahun 2008. Penulis pernah melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Leuweung Sancang – Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Kamojang pada tahun 2007, melaksanakan Praktek Pegelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi dan Kesatuan Pemangkuan Hutan Cianjur, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Tanggeung pada tahun 2008. Penulis juga melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT Sumalindo Lestari Jaya, Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 2009. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan, yakni sebagai Staf PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan (Himasiltan) 2005-2006 dan Koordianator Bidang Internal Himasiltan pada tahun 2006-2007. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan IPB, penulis melaksanakan penelitian dengan judul Analisis Biaya Industri Mainan Edukatif dari Kayu: Studi Kasus di CV Omocha Toys, Bogor dan Atham Toys, Tangerang dibimbing oleh Ir. Bintang C. H. Simangunsong, MS., Ph. D.
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala nikmat, karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat dan kepada umatnya yang setia sampai akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak, Mama, Kakak-kakak, serta segenap keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, do’a, dukungan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. 2. Bapak Ir. Bintang C. H. Simangunsong, MS., Ph.D. atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan ilmu, waktu, bantuan, arahan dan nasehat kepada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnaen Siregar, M. For. Sc. Selaku dosen penguji mewakili Departemen Silvikultur, Ibu Eva Rachmawati, S. Hut., M. Si. selaku dosen penguji mewakili Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata dan Bapak Dr. Ir. Ahmad Budiaman, M. Sc. F. Selaku dosen penguji mewakili Departemen Manajemen Hutan. 4. Seluruh staf dan laboran Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB khususnya Sofyan dan Akang Gunawan atas bantuan dan dukungannya. 5. Ibu Yuni dan Bapak Yoyok selaku pemilik CV Omocha Toys, Bapak Thamrin pemilik Atham Toys, serta Bapak Buhori kepala produksi Atham Toys yang telah bersedia memberikan izin sebagai tempat penelitian penulis dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 6. Dina Sukma Ria yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi, memberikan motivasi, kritik, dan saran. 7. Teman-teman mahasiswa angkatan 42 Departemen Hasil Hutan: Haerul, Isran Mirardi, Irsan Alipraja, Rentry, Ridho, Rohani KV Silitonga, Amalia Septariani, Abdurrahman dan teman-teman mahasiswa Fahutan angkatan 42 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga
skripsi
ini
dapat
bermanfaat
bagi
semua pihak
yang
membutuhkan. Bogor, Februari 2011
Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini sebagai tugas akhir yang berjudul ”Analisis Biaya Industri Mainan Edukatif: Studi Kasus di CV Omocha Toys, Bogor dan Atham Toys, Tangerang”. Karya ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di kantor pemasaran dan workshop CV Omocha Toys dan Atham Toys dari bulan November 2010 hingga Januari 2011. Mulai pulihnya keadaan ekonomi dalam negeri yang menyebabkan industri mainan pun mulai kembali membaik. Pertumbuhan ekspor mainan yang meningkat dari $ 209,75 juta pada tahun 2006 menjadi $ 277,83 juta pada tahun 2008 (sumber BPS 2007 dan 2008). Berkaitan dengan kelangsungan dan daya saing industri mainan kayu di Indonesia, analisis biaya produksi mainan edukatif dari kayu perlu dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pihakpihak yang memerlukan informasi mengenai usaha mainan edukatif dari kayu dan wawasan kepada pembaca mengenai analisis biaya produk mainan edukatif dari kayu. Penulis juga menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga tulisan ini menjadi lebih baik. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Februari 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................. i DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ii DAFTAR TABEL .................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2 1.3. Manfaat Penelitian ............................................................................. 2 II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
Pengertian Industri............................................................................. 3 Sejarah Mainan dari Kayu ................................................................. 7 Mainan Edukatif dari Kayu ............................................................... 9 Kriteria Pemilihan Mainan Edukatif dari Kayu ................................. 12 Proses Produksi Mainan Edukatif dari Kayu ..................................... 14
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 18 3.2. Jenis Data dan Pengumpulan Data .................................................... 18 3.3. Analisis Data....................................................................................... 19 IV.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. CV Omocha Toys ............................................................................... 26 4.2. Atham Toys ........................................................................................ 31 V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil ................................................................................................... 36 5.1.1. Biaya Produksi ................................................................................... 36 5.1.2. Analisis Harga Pokok ........................................................................ 40 5.1.3. Profitabilitas....................................................................................... 41 5.2. Pembahasan ....................................................................................... 48 VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ........................................................................................ 51 6.2. Saran .................................................................................................. 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1. Alur proses pembuatan mainan anak ..............................................................16 2. Proses produksi balok 30 dan 42 .....................................................................27 3. Alur proses pembuatan balok 41 dan 30 di CV Omocha Toys .......................28 4. Proses produksi maze dan puzzle di CV Omocha Toys .................................29 5. Proses produksi puzzle dan maze ....................................................................29 6. Produk yang dihasilkan CV Omocha Toys .....................................................31 7. Mesin produksi di Atham Toys .......................................................................34 8. Alur proses pembuatan geobangun bertingkat dan wire game di Atham Toys ....................................................................................................34 9. Produk yang dihasilkan di Atham Toys ..........................................................35
iii
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1.
Penggolongan industri menurut Siahaan (1996) ............................................ 3
2.
Penggolongan industri berdasarkan surat keputusan menteri perindustrian Nomor 19/M/I/1986 ................................................................. 6
3.
Mesin-mesin dalam proses pembuatan mainan edukatif dari kayu ............... 15
4.
Jenis data dan pengumpulan data ................................................................... 18
5.
Gaji pegawai di CV Omocha Toys ................................................................ 30
6.
Gaji pegawai di Atham Toys ......................................................................... 35
7.
Biaya produksi mainan edukatif di CV Omocha Toys periode April-September 2010 ....................................................................... 37
8.
Biaya produksi mainan edukatif di Atham Toys periode November 2010-Januari 2011 ........................................................... 38
9.
Harga pokok dan keuntungan di CV Omocha Toys ..................................... 43
10. Harga pokok dan keuntungan di CV Atham Toys ......................................... 44 11. Break even point (BEP), margin of safety (MOS), margin income ratio (MIR), di CV Omocha Toys .......................................................................... 45 12. Break even point (BEP), margin of safety (MOS), margin income ratio (MIR) di Atham Toys .................................................................................... 46 13. Return on investment (ROI) di CV Omocha Toys dan Atham Toys ............. 47
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1.
Biaya produksi mainan per unit edukatif di CV Omocha Toys ..................... 54
2.
Biaya depresiasi mesin produksi di CV Omocha Toys ................................. 56
3.
Bunga modal mesin produksi CV Omocha Toys........................................... 57
4.
Biaya pemeliharaan mesin produksi di CV Omocha Toys ............................ 58
5.
Produktivitas mesin produksi di CV Omocha Toys ...................................... 59
6.
Sarana prasarana, alat angkut dan mesin produksi di CV Omocha Toys ..... 60
7.
Kebutuhan material per unit di CV Omocha Toys ........................................ 61
8.
Upah pekerja material di CV Omocha Toys .................................................. 62
9. Harga dan spesifikasi material di CV Omocha Toys ..................................... 63 10. Kebutuhan material di CV Omocha Toys ...................................................... 64 11. Dimensi dan volume mainan edukatif di CV Omocha Toys ......................... 65 12. Biaya produksi per unit mainan edukatif di Atham Toys ............................. 67 13. Biaya depresiasi mesin produksi di Atham Toys ........................................... 68 14. Bunga modal mesin produksi di Atham Toys ................................................ 70 15. Biaya pemeliharaan mesin produksi di CV Omocha Toys ............................ 72 16. Produktivitas di Atham Toys ......................................................................... 74 17. Mesin produksi, Sarana prasarana dan alat angkut di Atham Toys ............... 76 18. Biaya Material di Atham Toys ....................................................................... 77 19. Upah pegawai produksi di Atham Toys ......................................................... 79 20. Harga dan spesifikasi material di Atham Toys .............................................. 81 21. Kebutuhan material di Atham Toys ............................................................... 82 22. Dimensi dan volume mainan edukatif di Atham Toys................................... 84
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja total industri mainan Indonesia sebelum krisis moneter cukup baik. Hal tersebut diindikasikan dari pertumbuhan industri mainan pada periode 1989-1996 yang meningkat sebesar 60%. Fenomena pertumbuhan tersebut disebabkan peningkatan permintaan pasar dunia (Dianawati 2003). Resesi global yang terjadi serta ketidakpastian kondisi politik dan ekonomi Indonesia pada tahun akhir tahun 1997 menyebabkan ketidakpercayaan terhadap kepastian pemenuhan order, sehingga importir beralih ke negara-negara lain yang mengakibatkan penurunan pertumbuhan total industri mainan Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah industri mainan yang menurun dari 52 industri mainan skala besar dan 106 industri mainan skala kecil pada tahun 1998 menjadi 43 industri mainan skala besar dan 95 industri mainan skala kecil pada tahun 2000 (sumber BPS 1998 dan 2000). Mulai pulihnya keadaan politik dan ekonomi dalam negeri menyebabkan industri mainan pun mulai kembali membaik. Pertumbuhan ekspor mainan meningkat dari $ 209,75 juta pada tahun 2006 menjadi $ 277,83 juta pada tahun 2008 (sumber BPS 2007 dan 2008). Salah satu bahan baku yang banyak digunakan oleh industri mainan di Indonesia adalah kayu dan kayu olahan. Sifat kayu seperti kemudahan dalam proses pengerjaannya, awet, dan aman dalam penggunaanya karena tidak mengandung zat kimia yang berbahaya, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kayu dipilih sebagai bahan baku mainan anak. Disamping itu, produk mainan kayu juga memiliki peminat yang cukup tinggi khususnya produk mainan kayu yang memiliki nilai edukasi atau disebut juga dengan mainan edukatif dari kayu. Sejak diberlakukannya Asean-China Free Trade Area (ACFTA) pada tahun 2010 membuat impor tarif sama dengan nol sehingga jumlah produk mainan kayu asal Cina yang masuk ke Indonesia menjadi meningkat. Walaupun demikian akibat minimnya standar keamanan dan kesehatan mainan buatan Cina
2 membuat masyarakat tetap memilih mainan kayu asal Indonesia . Dilain pihak, 1
untuk menjaga kelangsungan dan daya saing industri mainan kayu di Indonesia perlu dilakukan analisis biaya produksi mainan edukatif berbahan kayu dan MDF, sehingga industri mainan kayu dapat mengetahui biaya produksi, harga pokok mainan, tingkat Break Even Point (BEP), dan tingkat profitabilitas dari industri mainan edukatif dari kayu. CV Omocha Toys dan Atham Toys dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan mainan edukatif dari kayu dan MDF (Medium Density Fiberboard). 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya produksi, harga pokok dan tingkat profitabilitas dari industri mainan edukatif dari kayu. 1.3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pengusaha mainan edukatif berbahan baku kayu dan MDF tentang struktur biaya dan profitabilitas dari usaha mainan edukatif berbahan baku kayu dan MDF ini.
1
Artikel yang terdapat pada situs www.kompas.com
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Industri Siahaan
(1996)
dalam
Anonim
(2011),
menggolongkan
industri
berdasarkan beberapa kriteria yaitu berdasarkan tenaga kerja, lokasi usaha, dan proses produksi yang secara rinci disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Penggolongan industri menurut Siahaan (1996) dalam Anonim (2011) Kriteria Jenis Industri Ciri-ciri Contoh Industri Jumlah Industri rumah - Modal sangat terba- - Industri anyaman pekerja tangga tas - Industri kerajinan 0-4 orang - Tenaga kerja berasal - Industri tempe/ dari anggota ketahu luarga - Industri makanan - Pengelola atau peringan milik biasanya kepala rumah tangga atau anggota keluarganya Industri kecil - Modal yang relatif 5-19 orang kecil - Industri genteng - Tenaga kerjanya be- - Industri pengorasal dari linglahan rotan kungan sekitar atau masih ada hubungan saudara Industri sedang 20-99 orang
- Modal yang cukup - Industri konveksi - Industri bordir, besar - Tenaga kerja me- - Industri keramik miliki keterampilan tertentu - Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu
Industri besar Lebih dari 100 orang
- Modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham - Tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus
- Industri tekstil, - Industri mobil - Industri besi baja - Industri pesawat terbang
4 Tabel 1 Penggolongan industri menurut Siahaan (1996) dalam Anonim (2011) (lanjutan) Kriteria Jenis Industri Ciri-ciri Contoh Industri Jumlah Industri besar Le- - Pimpinan perusapekerja bih dari 100 orang haan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test) Lokasi usaha Industri berorien- - Industri didirikan _ tasi pada pasar mendekati daerah (market oriented persebaran konsuindustry) men Industri berorientasi pada tenaga kerja(employment oriented industry)
- Industri didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya
Industri didirikan di tempat tersedianya bahan baku
- Industri didirikan - Industri konveksi berdekatan dengdekat atau di tempat an industri tekstil bahan baku
Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry)
- Industri didirikan - Industri elektronik tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja
_
5 Tabel 1 Penggolongan industri menurut Siahaan (1996) dalam Anonim (2011) (lanjutan) Kriteria Jenis Industri Ciri-ciri Contoh Industri Proses Industri hulu - Industri yang hanya - Industri kayu laproduksi mengolah bahan pis mentah menjadi ba- - Industri alumurang setengah jadi. nium Industri ini sifatnya - Industri peminhanya menyediakan talan ba-han baku untuk - Industri baja kegiatan industri yang lain Industri hilir
Pengklasifikasian
industri
- Industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen berdasarkan
Surat
- Industri pesawat terbang - Industri konveksi - Industri otomotif - Industri meubel
Keputusan
Menteri
Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang diuraikan pada Tabel 2. Industri dalam surat keputusan tersebut dikelompokan menjadi industri kimia dasar (IKD), industri mesin logam dasar dan elektronika (IMELDE), aneka industri (AI), industri kecil (IK), dan industri pariwisata.
6 Tabel 2 Penggolongan industri berdasarkan Surat Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 Penggolongan Ciri-ciri Jenis Industri Industri Industri Kimia Industri yang me- - Industri kimia Dasar merlukan modal organik yang besar, ke- - Industri kimia ahlian yang tinggi, anorganik dan menerapkan - Industri agrokiteknologi maju mia - Industri selulosa dan karet
Keputusan Menteri
Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Contoh - Industri bahan peledak - Industri semen, industri asam sulfat - Industri pupuk kimia - Industri kertas, industri pulp, dan industri ban
Industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan
- Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian - Industri alat-alat berat/konstruksi - Industri mesin perkakas - Industri elektronika - Industri mesin listrik - Industri kereta api - Industri kendaraan bermotor (oto-motif), - Industri pesawat - Industri logam dan produk dasar - Industri perkapal-an - Industri mesin dan peralatan pabrik
- Mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa - Mesin pemecah batu, buldozer - Mesin bubut, mesin bor - Radio, televisi. - Generator - Lokomotif - Mobil, motor - Pesawat terbang dan helikopter. - Industri besi baja. - Pembuatan kapal - Mesin produksi, peralatan pabrik.
Aneka Industri Industri yang tu(AI) juannya menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari
- Industri tekstil - Industri alat listrik dan logam, - Industri kimia - Industri pangan - Industri bahan bangunan dan umum.
- Benang, kain - Kipas angin, lemari es, dan mesin jahit - Sabun, pasta gigi - Minyak goreng - Kayu gergajian, kayu lapis
7 Tabel 2 Penggolongan industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 (lanjutan) Penggolongan Ciri-ciri Jenis Industri Contoh Industri Industri Kecil Industri ini me- - Industri rumah - Industri kerajinan, (IK) rupakan industri tangga industri alat-alat yang bergerak rumah tangga, dan dengan jumlah perabotan dari tanah pekerja sedikit, dan (gerabah) teknologi sederhana. Industri Industri ini meru- - Wisata seni dan - Pertunjukan seni dan Pariwisata pakan industri yang budaya budaya meng-hasilkan nilai - Wisata - Peninggalan, ekonomis dari kependidikan arsitektur, alat-alat giatan wisata observasi alam, dan museum geologi -Wisata alam - Pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan - Wisata kota - Melihat pusat pemerintahan 2.2. Sejarah Mainan dari Kayu Pertama kali mainan dibuat dari berbagai material, seperti batu, tongkattongkat kayu, dan tanah liat, umumnya mainan tersebut terbuat dari kayu, sebagai contoh boneka dibuat dari kayu yang dipahat dan rerumputan, orang-orang mesir kuno membuat mainan dengan cara disambung sehingga bagian-bagiannya dapat bergerak seperti nyata. Sulit untuk mengetahui kapan ditemukannya mainan kayu untuk pertama kali tapi para arkeolog menemukan bukti bahwa mainan kayu pertama kali dibuat oleh masyarakat Mesir kuno dan Yunani kuno (Mattoc 2009). Sampai abad ke-5 mainan kayu merupakan sesuatu yang dibuat oleh keluarga untuk anaknya, tetapi orang-orang kaya mendapatkan mainan tersebut dengan membeli dari tukang-tukang kayu setempat. Pada abad pertengahan, mainan kayu menjadi lebih modern. Para pengrajin seni mulai membuat mainan kayu dan menjual mainan tersebut di pasar setempat dan di pameran. Produksi mainan kayu yang dilakukan oleh para pengrajin pada masa itu masih dalam jumlah yang kecil, karena pada masa tersebut orang tua lebih memilih untuk membuatnya sendiri dibandingkan membelinya (Mattoc 2009).
8 Mainan kayu mulai berkembang menjadi industri pada abad ke-18. Industri ini awalnya berkembang sebagai industri rumah tangga di Jerman, terutama di wilayah hutan karena pembelian harga kayu di daerah tersebut lebih murah. Pada masa itu para tengkulak membeli mainan kayu dari industri-industri rumah tangga untuk dijual kembali ke Amerika dan Eropa. Adapun mainanmainan kayu yang banyak diminati, yaitu: Wooden Spinning Tops, Wooden Rocking Horses/Hobby Horses, Wooden Dolls, Wooden Skittles, Wooden Whistles, Wooden Rattles, Wooden Building Blocks, Wooden Sleds, Wooden Miniature Animals (Mattoc 2009). Lebih lanjut, di Inggris berkembang juga mainan kayu berupa puzzle kayu yang dibuat dengan menggunakan jigsaw. Mainan ini pertama kali dibuat oleh John Spilbury sekitar tahun 1760. Abad berikutnya mainan kayu dibuat secara rinci, seperti boneka dengan rumah serta perabotannya sebagai mainan bagi anak perempuan, sedangkan untuk anak laki-laki dibuat satu set kereta api dan mobil-mobilan. Pada saat yang bersamaan, mainan kayu berupa konstruksi set menjadi populer. Mainan ini merupakan sekumpulan bagian-bagian yang terpisah yang dapat disusun untuk membentuk berbagai macam bangunan dan kendaraan. Mainan ini mirip lego yang ada saat ini (Mattoc 2009). Pada akhir perang dunia ke II produksi mainan kayu menurun. Hal ini disebabkan bahan baku seperti karet, plastik dan besi mulai banyak digunakan untuk membuat mainan. Mainan dari bahan-bahan tersebut cepat populer karena harga mainan dengan bahan baku karet dan besi lebih murah dari mainan yang terbuat dari kayu (Mattoc 2009). Walaupun mayoritas mainan-mainan yang ada saat ini dibuat dengan bahan-bahan seperti karet, plastik dan besi, tetapi mainan kayu masih dapat dijumpai. Bahkan mainan kayu ini mulai diminati kembali. Hal ini dimungkinkan karena nostalgianya orang-orang zaman dahulu pada kehidupan mereka yang sederhana, selain itu para orang tua menggunakan mainan kayu juga untuk menjaga anak-anak mereka dari mainan modern (Mattoc 2009).
9 2.3. Mainan Edukatif dari Kayu Seiring perkembangan dunia anak yang semakin maju, mainan untuk anak-anak semakin beraneka ragam. Mulai dari mainan tradisional sampai mainan import sudah menyebar hampir di seluruh Indonesia. Salah satu permainan yang sangat menjamur dan banyak diminati adalah mainan edukatif yang terbuat dari kayu. Ismail (2006) dalam Usman (2009) mainan edukatif adalah jenis mainan yang besifat edukatif atau dapat memenuhi syarat sebagai perangsang bagi anak untuk terjadinya proses belajar anak. Mainan edukatif yang baik adalah yang dapat mengembangkan totalitas kepribadian anak, bukan karena kelucuan atau kebagusannya. Permainan yang sangat memiliki nilai edukatif tinggi ini memiliki harga yang terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat sehingga membuat mainan ini banyak diminati oleh masyarakat Indonesia2. Manfaat dari mainan edukatif antara lain: 1.
Melatih kemampuan motorik, stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat anak menjumput mainannya, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya. Sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakkan mainannya, melempar, dan mengangkat.
2.
Melatih konsentrasi, alat permainan edukatif dirancang untuk menggali kemampuan anak, termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat menyusun puzzle, katakanlah, anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di depannya — ia tidak berlari-larian atau melakukan aktivitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak memuaskan.
3.
Mengenalkan konsep sebab akibat, contohnya, dengan memasukkan benda kecil ke dalam benda yang besar anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang sangat mendasar.
4.
Melatih bahasa dan wawasan, alat permainan edukatif sangat baik bila dibarengi dengan penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.
2
Artikel yang terdapat pada toko piembiey toys(http://mainananakedukatif.blogspot.com/2009/07/ mainan-edukatuf-dari-kayu-educational_13.html)
10 5.
Mengenalkan warna dan bentuk, dari permainan edukatif, anak dapat mengenal ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segi empat, bulat dengan berbagai warna; biru, merah, hijau, dan lainnya3. Tedjasaputra (2008) menyatakan bahwa suatu mainan dapat dikatakan
sebagai mainan edukatif bila memiliki kategori sebagai berikut, diantaranya adalah: 1. Merangsang kemampuan dasar pada balita dan alat permainan yang memang sengaja dibuat untuk anak balita. 2. Memberikan stimulasi yang lebih beragam bagi anak dengan berbagai variasi mainan. 3. Melatih anak dalam problem solving, misalnya dalam permainan puzzle, anak diminta untuk menyusun potongan-potongannya menjadi utuh. 4. Melatih konsep-konsep dasar anak lewat alat mainan, anak dilatih untuk mengembangkan kemampuan dasarnya, seperti mengenal bentuk, warna, besaran, juga melatih motorik halus. 5. Melatih ketelitian dan ketekunan anak, dengan mainan edukasi, anak tak hanya sekedar menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya. 6. Merangsang kreativitas anak, permainan edukatif ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak terbiasa untuk menghasilkan karya, lewat permainan rancang bangun mainan kayu misalnya, kelak dia akan lebih berinovasi untuk menciptakan suatu karya, tidak hanya mengekor saja4. Lebih lanjut Ismail (2006) dalam Usman (2009) menyebutkan ciri mainan edukatif adalah dapat merangsang anak secara aktif berpartisipasi dalam proses). Mainan ini melibatkan anak dalam permainan mainan edukatif tersebut, sebagai contoh: - alat-alat masak di dapur bisa disebut mainan edukatif saat anak sedang bermain peran memasak, anak terlibat dalam konsep bermainnya; - jam dinding bisa disebut mainan edukatif saat anak bermain mengenal waktu karena anak terlibat dalam proses bermain. Dilain pihak, robot-robotan atau mobil berbaterai kurang melibatkan anak, karena robotnya bergerak sendiri sehingga anak menjadi penonton saja. 3
Artikel yang terdapat pada website keluargasehat.wordpress(www.keluargasehat.wordpress.com)
4
Artikel yang terdapat pada website keluargasehat.wordpress(www.keluargasehat.wordpress.com)
11 Bentuk mainan edukatif biasanya instrumen, sehingga memungkinkan bagi anak untuk membentuk, merubah, dan mengembangkan sesuai imajinasinya serta dibuat untuk tujuan tertentu sesuai dengan target usia anak (Ismail 2006 dalam Usman 2009). Ada hasil akhir yang dicapai dari memainkan benda tersebut, misalnya bermain boneka kucing, kelinci, anjing bisa ditujukan untuk mengenalkan jenis binatang agar anak tidak takut pada binatang tersebut. Oleh karena itu, boneka yang dikategorikan mendidik adalah boneka yang mendekati bentuk aslinya tanpa meninggalkan keceriaan dunia anak-anak. Dilain pihak tikus yang digambarkan seperti ”Micky Mouse” dan laba-laba seperti ”Spyderman” bisa menyesatkan anak-anak tentang bentuk asli tikus5. Bermain pada anak inipun ditujukan untuk mengembangkan kemampuan fisik motorik, kemampuan sosialemosional, dan kemampuan kecerdasan (kognisi) (Ismail 2006 dalam Usman 2009). Mainan kayu biasanya memiliki nilai edukatif karena mainan kayu merupakan permainan yang sederhana yang bisa mendorong anak-anak untuk menggunakan imaginasi mereka, puzzle kayu mendorong perkembangan kognitif dan juga mengembangikan kemampuan motorik mereka. Mainan-mainan kayu yang dapat dinaiki dan pedal mobil melatih kemampuan fisik mereka dan melatih perkembangan motorik. Mainan seperti miniatur peternakan dan stasiun pemadam kebakaran melatih mereka dalam perkembangan sosial dan emosi mereka mainan kayu memiliki nilai edukasi yang besar karena kesederhanaan mereka6. Beberapa contoh jenis produk mainan edukatif dari kayu yang diproduksi oleh industri mainan edukatif khususnya CV Omocha Toys adalah: Puzzles, Wire game, Block, Buah potong, Hammer, Maze, Menjahit, Life skill, Susun dan bentuk, Ronce (katalog produk CV Omocha Toys).7 Kecerdasan anak-anak perlu dilatih sedini mungkin, agar perkembangan inteligensinya lebih baik. Untuk anak dibawah usia lima tahun
kita bisa
5
Artikel yang terdapat pada situs http//Zona orang gila.blogspot.com/2010/perbedaan-maiananedukatif-dengan-non.html
6
Artikel yang terdapat pada www.wikipedia.com
7
Katalog produk CV Omocha Toys
12 merangsang kecerdasannya dengan menggunaka mainan edukatif.
Mainan
yang sekaligus memiliki nilai-nilai pendidikan8. Kualitas dari mainan kayu edukatif harus sangat diperhatikan karena kualitas yang dimiliki mainan eduktif ini tidak semua sama di setiap produsen mainan. Mulai dari kualitas bahan (kayu), cat (cat non toxic) dan juga kualitas permainan (nilai edukatif)9. Alat peraga khususnya yang berupa mainan anak sangat terkait dengan aspek keamanan dan keselamatan, seperti permukaan atau ujung mainan tersebut tidak tajam sehingga tidak mudah melukai, cat yang dipergunakan tidak boleh mengandung bahan berbahaya seperti timah, arsen, atau jika ada tidak melebihi ambang batas yang ditentukan. Untuk itu, diperlukan suatu standar mutu produk mainan kayu sehingga alat peraga yang berupa mainan aman dari bahan-bahan yang berbahaya. Standar untuk alat peraga ini dikembangkan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan yang bertanggungjawab kepada Menteri Pendidikan Nasional.SNI yang dibuat meliputi Spesifikasi sifat fisis dan mekanis SNI 12.6527.1-2001, Spesifikasi sifat mudah terbakar SNI 12.6527.2-2001 Spesifikasi untuk perpindahan elemen-elemen tertentu SNI 12-6527.3-2001 (Badan Standarisasi Nasional 2009). 2.4. Kriteria Pemilihan Mainan Edukatif dari Kayu Dunia anak-anak memang sangat lekat dengan mainan (Toys) dan hiburan. Tak sedikit orang tua yang berusaha melakukan apa saja demi kebahagiaan buah hatinya. Memberikan mainan adalah salah satu cara yang dilakukan para orang tua. Meski bertujuan untuk membahagiakan anak, orangtua juga harus memahami dan menyeimbangkan antara kebutuhan dan apa yang diinginkan anak, karena tak semua keinginan baik untuk perkembangan fisik maupun psikis anak. Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membeli mainan edukatif dari kayu, di
8
Artikel yang terdapat pada toko piembiey toys(http://mainananakedukatif.blogspot.com/2009/07 /mainan-edukatuf-dari-kayu-educational_13.html)
9
Artikel yang terdapat pada toko piembiey toys (http://mainananakedukatif.blogspot.com/2009/07 /mainan-edukatuf-dari-kayu-educational_13.html)
13 antaranya, sesuaikan dengan umur anak, sesuaikan dengan minat anak, dan perhatikan kualitas mainan10. 2.4.1. Kesesuaian dengan Umur Anak Mainan edukatif biasanya memang dibuat sesuai dengan umur anak, sehingga mainan tersebut dapat membantu perkembangan anak. Untuk umur 0 - 7 bulan biasanya anak masih sangat senang dengan oralnya, yaitu dengan memasukan sesuatu kemulutnya untuk digigit-gigit, bentuknya bisa apa saja baik jari-jarinya, baju, dan sebagainya. Disinilah ibu harus mengawasi apa saja yang ia gigit. Pada masa ini mainan yang cocok adalah mainan yang aman dan lembut yang mudah digigit namun tidak mudah rusak. Sebaiknya mainan bersertifikasi non toxic dan biasanya bermerk serta harganya cukup tinggi (Thamrin 2010). Umur 8-12 bulan sudah dapat diberikan mainan kayu, biasanya mainan yang mendukung motorik kasar. Seperti hammer set, Geo sorter bentuk sederhana dan lain lain. Sedangkan untuk umur di atas 1 tahun dapat mulai divariasikan untuk mainannya, 1 tahun dapat diberikan kotak pos atau geo sangkar dan block yang besar (Thamrin 2010). Umur 2 tahun, diberikan wiregame, geo basic, dan puzzle yang memiliki potongan besar dan mudah. Adapun ketika anak berumur 3 tahun akan banyak memiliki pilihan mainan dengan tingkat kesulitan yang bervariatif, biasanya anak akan lebih bosan dengan puzzle gambar. Oleh sebab itu lebih baik orang tua memberikan puzzle dengan warna warna yang berbeda dan pilihan yang banyak (Thamrin 2010). 2.4.2. Kesesuaian dengan Minat Anak Setiap anak memiliki pribadi yang berbeda-beda. orang tua harus jeli Dalam memilih mainanyang sesuai dengan minat anak. Hal ini sangat berpengaruh pada pol a pikir anak, emosional, dan tumbuh kembang otak anak11. Mainan itu harus mendukung perkembangan anak. Berkaitan dengan minat anak,
10
Artikel yang terdapat pada toko piembiey toys(http://mainananakedukatif.blogspot.com/2009/07 /mainan-edukatuf-dari-kayu-educational_13.html)
11
Artikel yang terdapat pada toko piembiey toys(http://mainananakedukatif.blogspot.com/2009/07 /mainan-edukatuf-dari-kayu-educational_13.html)
14 maka mainan bayi/anak seharusnya dapat memberi kepuasan secara emosional kepada anak12. Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui minat dari anak adalah dengan mengenali sifat-sifat anak anda dengan lebih dalam. Cari tahu apa yang menjadi hobi mereka, kemudian temukan mainan yang cocok untuk merek, atau bisa dengan cara memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih mainannya sendiri13. 2.4.3. Kualitas Mainan Permainan edukatif tersedia dengan berbagai macam bahan. Untuk pemilihan mainan edukatif yang terbuat dari kayu, orang tua harus lebih waspada dalam hal penggunaan cat. Pastikan bahan-bahan dan cat tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Cat yang aman untuk anak adalah cat non toxic dan yang telah memiliki sertifikat dari Sucofindo14. Cat yang digunakan sebaiknya yang ramah lingkungan, yaitu menggunakan cat berbahan dasar air atau dikenal dengan water base paint15. Mainan kayupun tergolong mainan yang memiliki harga tinggi. Hal ini disebabkan karena mainan kayu adalah produk yang tergolong handmade atau barang kerajinan yang diproduksi oleh tangan-tangan trampil sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. 2.5. Proses Produksi Mainan Edukatif dari Kayu Teknologi produksi dalam usaha mainan edukatif dari kayu merupakan gabungan antara teknologi sederhana dengan teknologi semi modern. Teknologi sederhana terlihat dari penggunaan peralatan yang dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia. Teknologi semi modern tercermin dalam penggunaan peralatan yang digerakkan dengan mesin listrik, meskipun masih dalam kendali
12
Artikel yang anak.html
terdapat
pada
http//kamissore.blogspot.com/2009/05/tips-,mainan-edukatif-
13
Artikel yang terdapat pada toko piembiey toys(http://mainananakedukatif.blogspot.com/2009/07 /mainan-edukatuf-dari-kayu-educational_13.html)
14
Artikel yang terdapat pada toko piembiey toys(http://mainananakedukatif.blogspot.com/2009/07
15
/mainan-edukatuf-dari-kayu-educational_13.html) Artikel yang terdapat pada situs www.mainankayu.com
15 pekerja bukan komputer. Pekerjaan dalam industri ini mengandalkan gabungan antara keterampilan tangan pekerja, baik dalam menggunakan peralatan sederhana/manual maupun dalam mengoperasikan peralatan semi modern. Dengan demikian tingkat keahlian tenaga kerja menjadi faktor yang kritikal untuk menghasilkan produk mainan edukatif dari kayu yang berkualitas baik. Peralatan yang digunakan oleh para pengusaha mainan edukatif dari kayu, dapat dikelompokkan ke dalam beberapa peralatan mekanis dengan bantuan tenaga listrik dan peralatan manual yang dapat dilihat pada Tabel 3. Penggunaan peralatan dalam industri ini memerlukan keterampilan serta keahlian pekerja produksi, baik dari segi pengoperasian alat maupun kemampuan membuat bentukan kayu dengan ketelitian tinggi secara manual. Tabel 3 Mesin-mesin dalam proses pembuatan mainan edukatif dari kayu Mesin Fungsi No. 1
Cutting machine
mesin ini digunakan untuk memotong kayu atau mdf sesuai dengan ukuran mainan yang diproduksi
2
Scroll saw
mesin ini berfungsi untuk membentuk mainan sesuai pola yang diinginkan
3
Planner
mesin ini duganakan untuk menyerut komponen mainan edukatif dari kayu
4
Borer
mesin ini berfungsi untuk melubangi mainan
5
Sander
mesin ini untuk mengamplas, dimana fungsi dari amplas adalah menghaluskan hasil potongan dan permukaan mainan
6
Mesin profil
mesin ini digunakan untuk membuat profil pada mainan edukatif dari kayu
7
Mesin bubut
mesin ini berfungsi untuk membuat bentuk-bentuk tertentu pada komponen mainan edukatif dari kayu
(Sumber : Usman 2009).
16 Pembuatan design mainan edukatif dari kayu dan pembahanan dengan planer
Pemotongan kayu berdasarkan ukuran dan design dengan mengunakan cutting machine, scroll saw
Pengeboran dengan borer dan
Penutupan pori-pori
Penghalusan (pengampelasan pertama) komponen produk mainan edukatif dari kayu dengan menggunakan sander dan amplas manual
Pemilahan produk dan pengamplasan
Perakitan mainan edukatif
Pengecatan dan finishing
Penjaminan mutu
dari kayu
Packing
Gambar 1 Alur proses pembuatan mainan anak (Sumber: wawancara dengan Bapak Tomo sebagai marketing PT Guru Mainan Anak pada Senin, 17 Mei 2010 Pukul 13.00 WIB). Proses pembuatan mainan edukatif dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu pembuatan design dan pembahanan, pemotongan, pengampelasan, pewarnaan, perakitan, dan pengepakan. Proses produksi dimulai dengan pemberian design mainan edukatif berupa ukuran, warna, dan bentuk mainan edukatif kepada para pekerja produksi oleh Kepala produksi. Bahan baku berupa kayu di serut terlebih dahulu untuk memperoleh ketebalan komponen mainan edukatif yang diinginkan, sebelum dipotong dengan menggunakan cutting machine, atau scroll saw, sehingga menjadi ukuran panjang dan lebar komponen mainan edukatif yang akan diproduksi. Proses berikutnya komponen mainan edukatif dilubangi dengan borer terlebih dahulu atau bisa langsung dihaluskan dengan menggunakan sander dan amplas manual, tergantung design mainan yang
17 telah dibuat. Setelah dilakukan pengamplasan maka dilakukan pentutupan poripori dengan menggunakan sanding, penutupan pori-pori ini bisa menggunakan sanding natural untuk menghsilkan komponen mainan edukatif dengan warna natural, atau sanding dengan menggunakan warna dasar putih untuk mainan edukatif yang akan diberi solid color. Pemilahan produk dilakukan untuk mengelompokan komponen mainan edukatif berdasarkan warna yang akan diberikan pada proses pengecatan. Setelah sanding kering, kayu diamplas kembali dengan menggunakan amplas halus agar debu, kotoran dan permukaan produk atau komponen produk mainan edukatif menjadi halus. Selanjutnya komponen mainan edukatif diberi warna sesuai dengan design yang telah dibuat. Setelah proses pewarnaan atau pengecatan komponen mainan edukatif kemudian di cek mutunya agar komponen mainan edukatif tersebut memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Komponen mainan edukatif yang telah memenuhi standar dirakit menjadi mainan yang utuh, proses terakhir adalah proses pengepakan mainan edukatif ke dalam plastik.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi produsen mainan edukatif dari kayu yaitu di CV Omocha Toys, Bogor, Jawa Barat dan di Atham Toys, Tangerang, Banten pada bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011. 3.2. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data Penelitian ini mengumpulkan data primer dan data sekunder. Kedua jenis data ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data primer didapatkan dengan cara mengukur dan wawancara secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara mencatat data yang tersedia dilapangan. Jenis data dan pengumpulan data secara lengkap disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis data dan pengumpulan data Jenis Data
Data
Cara Pengumpulan Data
Data Primer
- Proses produksi - Gaji pegawai
- Pengamatan di lapangan
- Wawancara kepala produksi dan pemilik perusahaan - Biaya dan ke- - Wawancara dengan staf butuhan produksi material - Waktu peng- - Pengamatan dan penggunaan, je- ukuran di lapangan nis,dan jumlah mesin - Bunga modal - Wawancara dengan pemilik perusahaan - Penyusutan - Wawancara kepala produksi dan pemi-lik perusahaan - Biaya peme- Wawancara kepala liharaan produksi dan pemi-lik perusahaan
Sumber Data - Pabrik - Kantor
- Pabrik
- Pabrik
- Kantor - Kantor
- Kantor
19
Tabel 4 Jenis data dan pengumpulan data (lanjutan) Jenis Data
Data
Data Sekunder
- Keadaan umum perusahaan
- Mencatat dari website perusahaan
- Website PeruSahaan
- Harga jual produk - Volume produksi - Jenis produk
- Mencatat dari katalog produk perusahaan - Mencatat dari laporan perusahaan - Mencatat dari katalog produk perusahaan - Mencatat dari laporan perusahaan
- Katalog produk Perusahaan - Laporan buLanan - Katalog produk perusahaan - Laporan bulanan perusahaan
- Jumlah produk
Cara Pengumpulan Data
Sumber Data
3.3. Analisis Data Data primer dan data sekunder yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Analisis data yang dilakukan adalah analisis produktivitas, analisis biaya produksi, analisis harga pokok, dan analisis profitabilitas. 3.3.1. Analisis Produktivitas Produktivitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa per satuan waktu. Analisis produktivitas ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung dilapangan. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah produk yang selesai dikerjakan pada tiap tahapan produksi dalam kurun waktu satu jam. 3.3.2. Analisis Biaya Produksi Analisis biaya produksi dilakukan untuk mengetahui struktur biaya yang diperlukan dalam industri mainan edukatif dari kayu. Biaya produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari gaji karyawan, biaya penyusutan, bunga modal, pemeliharaan, dan biaya overhead. Sementara biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya pekerja produksi langsung, biaya bahan pelengkap, dan biaya pengecatan serta finishing.
20
Gaji karyawan terdiri dari gaji harian, mingguan dan bulanan. Gaji harian dan mingguan diberikan perusahaan kepada para pekerja tidak tetap atau outsourcing, sedangkan gaji bulanan diberikan perusahaan kepada karyawan tetap. Besarnya gaji tergantung dari jabatan dan kebijakan perusahaan dan dihitung sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan. Biaya penyusutan mesin dan peralatan, biaya penggunaan mesin-mesin dan peralatan yang diperhitungkan disini adalah jumlah biaya penyusutan (depresiasi), bunga modal, asuransi, dan biaya pemeliharaan dari modal tetap perusahaan. Penghitungan biaya penyusutan mesin, biaya penggunaan mesin-mesin mengacu pada Simangunsong (2005) dalam Purnama (2005) dimana biaya penyusutan mesin dan peralatan dapat dihitung dengan persamaan (3), cara perhitungan depresiasi mesin dapat dilihat pada persamaan (1), sedangkan biaya bunga modal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2).
∑ 1 % 2
∑
1 2 3
Biaya sarana dan prasarana adalah biaya yang dikeluarkan untuk sarana dan prasarana dalam menghasilkan unit produk. Dalam menghitung biaya sarana dan prasarana yang diperhitungkan antara lain depresiasi, bunga modal, asuransi dan pemeliharaan, sedangkan tanah tidak dimasukkan dalam perhitungan depresiasi karena tanah tidak mengalami penyusutan. Cara perhitungan biaya sarana dan prasarana dapat dilihat pada persamaan (6), biaya bunga modal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5), dan perhitungan depresiasi sarana dan prasarana menggunakan persamaan (4).
21
∑ 1 2
∑
4 5 6
Biaya pengangkutan adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses pengangkutan barang hasil produksi. Biaya pengangkutan yang diperhitungkan disini adalah jumlah biaya penyusutan, bunga modal, asuransi dan pemeliharaaan, serta umur alat yang dipakai. Persamaan yang digunakan untuk menghitung biaya pengangkutan adalah persamaan (7).
∑ " " " "
7
Dimana: Bpm
= Biaya penggunaan mesin dan peralatan mainan edukatif (Rp/unit);
Bsp
= Biaya penggunaan sarana dan prasarana per satu buah mainan edukatif (Rp/unit);
Bp
= Biaya penggunaan alat angkut (Rp/unit);
D
= Depresiasi (Rp/bulan);
M
= Biaya bunga modal (Rp/bulan);
S
= Biaya pemeliharaan (Rp/bulan);
B
= Harga beli (investasi) (Rp);
N
= Masa pakai ekonomis (Bulan);
R
= Nilai sisa (rongsokan) (Rp);
I
= Biaya asuransi (Rp/bulan);
J
= Jam kerja dalam 1 bulan (Jam/bulan);`
Q
= Rata-rata produksi maninan edukatif (Unit/bulan);
22
Wu
= Waktu penggunaan mesin dan peralatan ke-u per satu buah mainan edukatif (Jam/unit);
I%
= Tingkat bunga per bulan (% per bulan);
u
= 1,2,.....n; jenis mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi;
v
= 1,2,......n; jenis sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam proses produksi; dan
w
= 1,2,......n; jenis dari alat angkut yang dipergunakan dalam proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya pekerja produksi, biaya bahan baku kayu,
biaya bahan pelengkap dan biaya pengecatan serta finishing. Biaya bahan baku kayu untuk setiap satu buah produk mainan edukatif dihitung dengan menggunakan rumus:
$% &' ('
8
Dimana: Bkb
= Biaya bahan baku kayu (Rp unit);
Lj
= Kebutuhan bahan baku kayu untuk memproduksi satu produk mainan edukatif dari kayu ke- j (m3/unit);
Hj
= Harga bahan baku kayu (Rp/m3). Bahan pelengkap terdiri dari plastik, paku, sekrup, lem, cat. Dengan
memerhatikan formulasi yang dipergunakan dari harga setiap komponennya dihitung dengan cara: % * +' ('
9
Dimana: Bbp
= Biaya bahan baku pelengkap (Rp unit);
aj
= Kebutuhan bahan pelengkap ke- j;
Hj
= Harga bahan pelengkap ke – j;
j
= 1,2,3……..n, jenis bahan pelengkap dalam pembuatan mainan edukatif.
3.3.3. Perhitungan Harga Pokok Mainan Edukatif dari Kayu
23
Analisis harga pokok perlu dilakukan untuk mengetahui perbandingan biaya produksi terhadap kegiatan usaha yang telah dilakukan sebagai patokan penentuan harga jual. Analisis harga pokok dihitung dengan menggunakan metode pembagian (Sumarni & Soeprihantono 1993) seperti pada persamaan (10) dimana p% merupakan besarnya keuntungan yang ingin diperoleh oleh perusahaan. (-
1 .%/
10
Dimana: HP = Harga pokok (Rp); T = Total biaya untuk memproduksi mainan edukatif (Rp/Bulan); Q = Rata-rata produksi mainan edukatif (Unit/Bulan); p% = Persen keuntungan yang ingin diperoleh (% per tahun). 3.3.4. Analisis Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari hasil penjulan produk yang dihasilkan. Profitabilitas ini dapat dilihat dari nilai BEP (Break Even Point), nilai perkalian antara MIR (Marginal Income Ratio) dan MOS (Margin Of Safety), dan nilai ROI (Return Of Investment). Break even point adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tersebut tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (Sigit 1987) dalam Purnama (2005). Analisis ini memberikan gambaran pada perusahaan tingkat volume penjualan minimum yang tidak mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian, tetapi juga tidak memperoleh laba. Analisis Break Event Point (BEP) dihitung dengan menggunakan persamaan (11). '
1' 2' 3'
11
Dimana: Nj = Tingkat produksi mainan edukatif jenis ke- j pada titik impas; Fj
= Biaya tetap mainan edukatif jenis ke- j persatuan unit waktu (Rp/Thn);
24
Cj = Biaya variable persatuan unit produksi jenis j (Rp/Unit); Ej = Harga persatuan unit jenis j (Rp/Unit); j
= 1,2,…………………..n ; jenis mainan edukatif yang dihasilkan. Profitabilitas dapat dilihat dari hasil kali antara Margin Income Ratio
(MIR) dan Margin of Safety (MOS). Margin Income Ratio adalah rasio antara margin income dengan hasil penjualannya. Rasio ini menggambarkan bagian dari hasil penjualan produk yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan laba. Nilai MIR yang semakin besar menunjukan keadaan perusahaan yang semakin baik karena kemampuan perusahaan untuk menutup biaya tetap dan mendapat laba semakin besar. MIR diperoleh dengan menggunakan persamaan (13). Sementara itu, Margin Of Safety menunjukan hubungan antara volume penjualan yang dianggarkan atau diperkirakan dengan volume penjualan pada titik impas. Hubungan ini disebut sebagai batas keamanan bagi perusahaan agar tidak merugi dan juga tidak pula memperoleh laba (Sigit 1987). Semakin tinggi nilai MOS maka tingkat keamanan perusahaan untuk menurunkan volume produksi atau penjualannya semakin besar. MOS didapatkan dengan menggunakan persamaan (14) - 4 5
12
Dimana: P
= Profitabilitas;
MIR = Margin Income Ratio; MOS = Margin of Safety. %
23 2
5 % Dimana: E
= Harga jual per unit;
C
= Biaya variabel rata-rata;
2.
2. ' 2.
13 14
25
Q
= Jumlah produk;
Nj
= Produksi pada saat titik impas;
j
= 1,2,3..........., n; jenis mainan edukatif dari kayu. ROI adalah kemempuan perusahaan dalam mengembalikan investasi dari
keuntungan yang diperoleh. ROI dihitung dengan menggunakan persamaan (15) dibawah ini: 78
5 9 100
15
Dimana: ROI = Kemampuan perusahaan memperoleh laba; Ni
= Laba bersih perusahaan per tahun (Rp/Tahun);
Av
= Semua aset/ modal yang dimiliki perusahaan (Rp/Tahun).
BAB IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. CV Omocha Toys CV Omocha Toys merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan dan penjualan mainan edukatif. Mainan edukatif yang diproduksi oleh CV Omocha Toys pada umumnya berbahan baku kayu dan MDF (Medium Density Fiberboard). 4.1.1. Keadaan Umum Perusahaan CV Omocha Toys tergolong industri berorientasi pada tenaga kerja berdasarkan penggolongan lokasi usaha, karena lokasi berdirinya pabrik di daerah sekitar pemukiman para pekerjanya. Sedangkan menurut proses produksinya CV Omocha Toys tergolong sebagai industri hilir, karena produk yang dihasilkannya bisa langsung digunakan oleh konsumen. CV Omocha Toys didirikan oleh Yuni Yoyok. Ketertarikan Yuni terhadap mainan edukatif berawal dari berita di sebuah tabloid. Pada awalnya Yuni menjual mainan edukatif sendiri secara “kaki lima” di setiap hari minggu, sedangkan hari biasa Yuni berjualan dari pintu ke pintu, ke TK, RA, dan play group di Kota Bogor. Akibat tingkat penjualan yang terus bertambah, maka Yuni mulai merasa perlu mempunyai showroom dan tempat produksi yang lebih mumpuni, sehingga Yuni pun memberanikan diri untuk menyewa tempat di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Bogor. Internet menjadi salah satu sarana yang digunakan oleh Yuni untuk menawarkan barang-barang hasil produksinya. Tawaran berbagai pihak untuk menjadi distributor produk-produk mainan edukatif yang diproduksi oleh Yuni, semakin membuat CV Omocha Toys terus berkembang menjadi seperti saat ini. Modal CV Omocha Toys berasal dari uang pribadi pemilik perusahaan. Nilai investasi CV Omocha Toys sebesar Rp 319,15 juta investasi terbesar dialokasikan dalam pembelian tanah untuk workshop sebesar Rp 150 juta. Pembangunan workshop merupakan investasi terbesar berikutnya dengan nilai Rp 60 juta diikuti oleh pembelian mesin produksi Rp 51,15 juta, alat angkut Rp 40
27 juta dan sarana prasarana sebesar Rp 18 juta. CV Omocha Toys berlokasi di Griya Melati Blok A4 No. 12A/14 Bubulak, Bogor Barat, Jawa Barat 16115 Indonesia. 4.1.2. Proses Produksi Proses produksi pembuatan mainan edukatif di CV Omocha Toys dibagi menjadi 2 yaitu proses pembuatan balok dan proses pembuatan maze dan puzzle. Proses pembuatan balok dapat dilihat pada Gambar 3, sedangkan proses pembuatan maze dan puzzle terlihat pada Gambar 4. Pada Gambar 3 terlihat proses produksi mainan balok kayu di CV Omocha Toys dimulai dengan memilah bahan baku yang tepat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku kayu. Bahan baku kayu yang digunakan CV Omocha Toys berupa kayu utuh dan kadang pula menggunakan limbah dari industri kayu, kayu yang digunakan biasanaya jenis kayu pinus, karet dan sungkai atau jati belanda. Limbah industri kayu yang didapatkan memiliki spesifikasi ukuran yang tidak seragam dan juga memiliki cacat-cacat akibat proses industri, sehingga pemilahan kayu sebagai bahan baku menjadi sangat penting. Proses setelah pemilahan kayu adalah proses penyerutan dengan planer atau jika ukuran tebal sudah memenuhi bahan baku kayu langsung dipotong dengan menggunakan tabel saw. Kayu dipotong sesuai ukuran dan bentuk yang diinginkan dan memerhatikan spilasi pemotongan sebesar 4 mm.
Pengamplasan
Perakitan
Gambar 2 Proses produksi balok 30 dan 42. Kayu yang telah terpotong menjadi bagian-bagian kecil kemudian diamplas dengan menggunakan belt sander untuk menghilangkan sifat tajam pada
28 ujung permukaan kayu. Proses selanjutnya bagian kayu diamplas menggunakan tangan untuk menghaluskan permukaan kayu sebelum memasuki proses pengecatan. Pengecatan di CV Omocha Toys dilakukan 2 tahap yaitu pemberian warna dasar, pemberian warna utama. Sebelum kayu diberi warna utama kayu diamplas untuk menghaluskan permukaan dan menghilangkan debu yang menempel. Setelah pemberian warna utama maka kayu diberi melamine agar terlihat lebih mengkilat dan cat yang telah diberikan menjadi lebih menempel pada kayu. Sebelum dilakukan proses pengepakan atau packing dilakukan terlebih dahulu proses perakitan produk, setelah produk dirakit maka produk akan dipacking dengan menggunakan bungkus plastik. Pemotongan bahan baku kayu menjadi ukuran panjang dan lebar yang diinginkan dengan menggunakan tabel saw Pemilahan bahan baku dengan cara manual
Pengamplasan dengan menggunakan Amplas tangan
Pemberian warna utama dengan menggunakan sprayer
Pemotongan bahan baku kayu menjadi bentuk tertentu dengan hand jig saw, scroll saw.
Penyerutan dengan planer untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan
Pemberian warna dasar dengan mengunakan sprayer
Coating dengan menggunakan sprayer
Perakitan secara manual
Pengamplasan bahan dengan menggunakan belt sander dan amplas manual
Packing dengan menggunakan pemotong packing dan pemanas packing
Gambar 3 Alur proses pembuatan balok 41, balok 30 di CV Omocha Toys (Sumber: Pengamatan langsung di CV Omocha Toys). Pada pembuatan puzzle dan maze bahan baku yaitu MDF ukuran 122 cm x 244 cm x 0,3 cm atau ukuran 122 cm x 244 cmx 0,6 cm dipotong berdasarkan ukuran yang ditentukan yaitu 20 cm x 30cm sampai ukuran 30 cm x 30 cm. Mesin scroll saw digunakan sebagai pemotong MDF, sehingga MDF dipotong membentuk alur pada maze dan bagian-bagian yang kecil atau kepingan puzzle
29 atau maze. Setelah proses pemotongan maka ujung wadah puzzle atau maze diamplas dengan menggunakan belt sander. Amplas tangan digunakan untuk kepingan-kepingan puzzle atau maze. Proses pengamplasan bertujuan agar sudutsudut tajam pada puzzle atau maze menjadi tumpul. Proses perakitan dilakukan secara manual setelah permukaan puzzle atau maze tidak tajam dan proses terakhir adalah proses packing puzzle maupun maze dengan menggunakan packing plastik dan pemanas packing. Untuk lebih jelas proses pembuatan puzzle dan maze dapat dilihat pada Gambar 4. Pemotongan MDF menjadi ukuran yang diinginkan dengan menggunakan tabel saw
Penempelan stiker secara manual
Penumpulan ujung dengan belt sander dan amplas manual
Perakitan secara manual
Pemotongan dengan scroll saw
Penempelan alas secara manual
Packing secara manual
Gambar 4 Alur proses produksi maze dan puzzle di CV Omocha Toys (Sumber: pengamatan langsung di CV Omocha Toys Desember 2010).
Pemotongan dengan scroll saw
Penempelan stiker
Gambar 5 Proses produksi puzzle dan maze.
30 4.1.3. Sistem Ketenagakerjaan CV Omocha Toys tergolong dalam industri sedang dengan jumlah pekerja sebanyak 36 orang. CV Omocha Toys memiliki 30 orang tenaga kerja produksi dengan gaji yang berbeda sesuai dengan kemampuan pekerja tersebut. Kisaran gaji di CV Omocha Toys adalah Rp 15.000 - Rp 50.000 per hari, gaji pegawai dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Meskipun CV Omocha Toys memiliki workshop sendiri, tetapi pimpinan sekaligus pemilik dari usaha ini tetap harus membayar secara borongan tergantung dari produk yang dibuat. Pemilik sekaligus pemimpin perusahaan hanya menyediakan workshop dan bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Selain ke 30 tenaga kerja di workshop, Yuni juga memiliki 6 orang pekerja non produksi yang bertugas sebagai teknisi mesin, penjaga gudang, marketing, penjaga toko (showrom), dan pekerja administrasi. Gaji para pekerja non produksi dibayarkan setiap bulan dengan jumlah tertentu tergantung pada jabatannya. Tabel 5 Gaji pegawai di CV Omocha Toys Jumlah pekerja Jabatan (orang) 30 Pekerja produksi 1 Mandor 4 Operator mesin 4 Cat 6 Operator scroll saw Perakitan dan penempel 4 stiker 11 Amplas Total gaji pekerja non 6 produksi Total 36
Gaji (Rp/bulan) 22.110.000 1.500.000 1.200.000 990.000 750.000 600.000 450.000 4.500.000 26.610.000
(Sumber : wawancara dengan pemilik perusahaan)
4.1.4. Produk dan Pemasaran Jenis produk yang dihasilkan tidak dapat ditentukan, untuk model dan bentuk sesuai dengan pesanan. Jenis produk semakin hari semakin berkembang sesuai kreativitas pekerja dalam menciptakan model dan bentuk produknya. Namun secara umum jenis produk yang biasa diciptakan di CV Omocha Toys, seperti puzzle, wire game, maze, buah potong, basic shape, dan lain-lain. Lebih
31 jelasnya produk yang dihasilkan di CV Omocha Toys dapat dilihat pada Gambar 6. Untuk periode April 2010 sampai dengan September 2010 jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 17.797 unit dari 180 jenis mainan edukatif. Dimana jumlah produk yang diproduksi sesuai dengan jumlah pesanan dan stok produk yang dibutuhkan untuk retail. Pemasaran produk biasanya melalui distributor-distributor dan retail, yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Harga produk pun bervariasi dari harga Rp 30,00 ribu sampai Rp 266,00 ribu.
Maze peternakan
Puzzle kura-kura
Puzzle hijaiyah
Gambar 6 Produk yang dihasilkan CV Omocha Toys. 4.2. Atham Toys Atham Toys merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan dan penjualan alat peraga edukatif termasuk di dalamnya mainan edukatif dari kayu. Pada umumnya mainan edukatif yang diproduksi oleh Atham Toys berbahan baku kayu dan MDF (Medium Density Fiberboard). 4.2.1. Keadaan Umum Perusahaan Atham Toys tergolong industri berorientasi pada tenaga kerja, karena lokasi berdirinya pabrik Atham Toys di daerah sekitar pemukiman para pekerjanya, sedangkan menurut proses produksinya Atham Toys tergolong sebagai industri hilir karena produk yang dihasilkannya bisa langsung digunakan oleh konsumen. Tahun 2008 Thamrin sebagai pendiri Atham Toys memulai usaha menjual alat peraga edukatif yang umumnya berbahan dasar kayu dan MDF. Usaha ini dimulai setelah Beliau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di salah satu
32 perusahaan elektronik terkemuka di Indonesia. Pada awalnya Thamrin tertarik dengan mainan edukatif dari kayu ketika Beliau hendak membelikan mainan untuk anaknya. Ketika mencari mainan yang cocok untuk anaknya, Thamrin melihat mainan edukatif dari kayu. Akibat dari harga yang cukup mahal untuk mainan edukatif dari kayu ini, membuat Thamrin tertarik untuk menggeluti bisnis penjualan mainan edukatif tersebut. Thamrin mulai mencari tahu tentang mainan edukatif dari kayu dengan cara mempelajari proses pembuatan mainan edukatif dari kayu ini. Pengalamannya sebagai marketing membantu Thamrin jeli dalam memasarkan produk-produk mainan edukatifnya yang berasal dari hasil kerjasamanya dengan pengrajin mainan edukatif,
Thamrin pun memasarkan
produknya ke TK dan playgroup. Penjualan yang terus meningkat membuat Thamrin memutuskan untuk menyewa kios sebagai tempat Beliau berjualan, selain itu Thamrin juga memasarkan produk-produk yang dijualnya secara online. Banyaknya komplain mengenai kualitas produk mainan edukatif yang dijual Thamrin, membuat Thamrin mengambil keputusan untuk memproduksi mainan edukatif dari kayu sendiri. Untuk membangun workshop Thamrin menggandeng adik kandungnya (Buchori) sebagai kepala produksi. Setelah 3 tahun berkembang jumlah pekerja di Atham Toys bertambah dari 4 orang menjai 12 orang pegawai. Modal Atham Toys berasal dari pemilik perusahaan. Total investasi Atham Toys sampai dengan bulan Januari 2011 adalah Rp 323,35 juta. Investasi mesin produksi di Atham Toys sebesar Rp 37,75 juta, sedangkan investasi terbesar Atham Toys dialokasikan untuk membeli tanah workshop sebesar Rp 165 juta dan membangun workshop sebesar Rp 120 juta. Atham Toys berlokasi di Jl. Kayu Gede 3 No.47 RT 08 RW 03 Desa Pakujaya, Serpong, Tangerang, Banten. 4.2.2. Proses Produksi Pembuatan mainan edukatif dari bahan baku kayu di Atham Toys sedikit berbeda dari CV Omocha Toys. Pada Atham Toys terdapat proses pengeboran. Produk dari Atham Toys dibor terlebih dahulu sebelum mengalami proses
33 pengamplasan, sedangkan produk CV Omocha Toys tidak mengalami proses pengeboran. Pada Gambar 8. terlihat proses produksi mainan edukatif kayu di Atham Toys dimulai dengan memilah bahan baku yang tepat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku kayu. Bahan baku kayu yang digunakan Atham Toys berupa limbah dari industri kayu, limbah industri kayu yang didapatkan memiliki spesifikasi ukuran yang tidak seragam dan juga memiliki cacat-cacat akibat proses industri, sehingga pemilahan kayu sebagai bahan baku menjadi sangat penting. Proses setelah pemilahan kayu adalah proses pemotongan, kayu dipotong sesuai ukuran dan bentuk yang diinginkan dengan memerhatikan spilasi pemotongan sebesar 4 mm. Kayu yang telah terpotong menjadi bagian-bagian kecil kemudian diamplas dengan menggunakan belt sander atau dilubangi terlebih dahulu untuk produk wire game dengan menggunakan borer. Pengamplasan bertujuan untuk menghilangkan sifat tajam pada ujung permukaan kayu. Proses selanjutnya bagian kayu diamplas menggunakan tangan untuk menghaluskan permukaan kayu sebelum memasuki proses pengecatan. Pengecatan dilakukan dua tahap yaitu pemberian warna dasar dan pemberian warna utama. Sebelum pemberian warna utama kayu yang telah diberi warna dasar, maka diamplas terlebih dahulu dengan menggunakan tangan agar permukaan kayu halus dan bersih dari kotoran yang menempel. Setelah pemberian warna utama maka kayu diberi melamine agar terlihat lebih mengkilat dan cat yang telah diberikan menjadi lebih menempel pada kayu. Sebelum dilakukan proses pengepakan atau packing dilakukan terlebih dahulu proses perakitan produk, setelah produk dirakit maka produk akan dipacking dengan menggunakan bungkus plastik. Proses produksi di Atham Toys baik untuk wire game maupun geobangun bertingkat proses produksinya hampir sama dengan proses pembuatan balok pada CV Omocha Toys, perbedaannya hanya terjadi pada proses pembuatan wire game yakni dilakukan proses pengeboran.
34
Hand jigsaw
Table saw
Gambar 7 Mesin produksi di Atham Toys.
Pemilahan bahan baku sacara manual
Pengamplasan secara manual
Pemotongan bahan baku kayu dengan hand jigsaw dan scroll saw untuk bentuk yang diinginkan
Pembahanan bahan baku kayu menjadi ukuran tebal dan lebar yang diinginkan dengan menggunakan tabel saw, dan planer Pemberian warna dasar
Pengamplasan bahan dengan menggunakan belt sander dan amplas manual
Pengeboran dengan borer Pemberian warna utama dengan menggunakan sprayer
Coating dengan menggunakan spaygun
Perakitan secara manual
Packing dengan pemotong packing dan pemanas packing
Gambar 8 Alur proses pembuatan geobangun bertingkat dan wire game di Atham Toys (Sumber: Pengamatan langsung di Atham Toys periode November 2010-Januari 2011). 4.2.3. Sistem Ketenagakerjaan Atham Toys merupakan industri kecil dengan jumlah pekerja sebanyak 12 orang tenaga kerja produksi dengan pembagian 9 orang sebagai pekerja mainan edukatif kayu dan 3 orang bekerja sebagai pembuat alat peraga edukatif serta kelengkapan sarana pendidikan, seperti panggung boneka dan rak buku. Gaji pekerja Atham Toys berbeda sesuai dengan kemampuan pekerja tersebut dalam menggunakan alat produksi. Kisaran gaji di Atham Toys adalah Rp 20.000 - Rp 50.000 per hari. Thamrin juga memiliki pekerja yang bertugas sebagai penjaga
35 gudang, marketing, penjaga toko (showrom), dan pekerja administrasi. Gaji para pekerja non produksi dibayarkan setiap bulan dengan jumlah tertentu tergantung dari jabatan. Gaji pekerja di Atham Toys dapat terlihat pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6 Gaji pegawai di Atham Toys Jumlah pekerja Jabatan (orang) 9 Pekerja produksi Mandor dan operator 1 tabel saw 5 Operator mesin 4 pekerja biasa Total gaji pekerja non 5 produksi Total gaji 24
Gaji (Rp/bulan) 10.400.000 2.000.000 1.200.000 600.000 5.100.000 15.500.000
(Sumber : wawancara dengan pemilik perusahaan)
4.2.4. Produk dan Pemasaran Jenis produk yang biasa dihasilkan di Atham Toys di antaranya adalah puzzle, wire game, maze, geobangun, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9. Jumlah produk yang dihasilkan untuk bulan Januari 2011 sebanyak 1.250 unit dari 4 jenis mainan edukatif. Pada Atham Toys sedikit berbeda dengan CV Omocha Toys, jumlah produk yang dihasilkan justru dibuat untuk stok penjualan. Dimana bila produk sudah siap jual maka Atham Toys akan menghubungi para agen distributornya.
Wire game 3 line
Geobangun bertingkat
Wire game 2 line
Gambar 9 Produk yang dihasilkan di Atham Toys.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di CV Omocha Toys dan Atham Toys, maka didapatkan biaya produksi, harga pokok dan profitabilitas. 5.1.1. Biaya Produksi CV Omocha Toys dalam kurun waktu 6 bulan (April-September 2010) paling banyak memproduksi puzzle ikan sebanyak 2023 unit dan paling sedikit memproduksi maze magnet kupu-kupu yaitu sebanyak 59 unit. Rata-rata produksi tiap unit produk per 6 bulan dapat dilihat pada Tabel 7. Pada Atham Toys dalam kurun waktu November 2010-Januari 2011 memproduksi wire game 3 line sebanyak 450 unit, wire game 2 line sebanyak 400 unit dan geobangun bertingkat sebanyak 400 unit. Untuk lebih jelasnya produksi Atham Toys terlihat pada Tabel 8. Berdasarkan data di atas maka didapatkan total biaya produksi yang dikeluarkan oleh CV Omocha Toys sebesar Rp158,87 juta per 6 bulan. Biaya overhead menjadi biaya yang mempunyai nilai paling besar yaitu Rp 68,53 juta per 6 bulan atau memiliki persentase 43,14% dari total biaya produksi. Biaya overhead ini terdiri dari gaji pekerja tak langsung termasuk gaji mandor, sewa toko, biaya telekomunikasi dan biaya listrik workshop. Biaya bunga modal menjadi komponen biaya terkecil dalam biaya produksi di CV Omocha Toys yaitu sebesar Rp 5,51 juta per 6 bulan dan memiliki persentase 3,47% dari total biaya produksi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk memproduksi Balok 42 yaitu Rp 11,79 juta per 6 bulan, sedangkan biaya terendah terdapat pada produk puzzle angka 1-20 yaitu Rp 945,72 ribu per 6 bulan. Biaya variabel terendah pada CV Omocha Toys adalah puzzle angka 1-20 yaitu sebesar Rp 640,52 ribu per 6 bulan, sedangkan biaya variabel tertinggi terdapat pada produk balok 42 yaitu sebesar Rp 9,83 juta per 6 bulan. Biaya tetap terbesar terdapat pada produk puzzle ikan yaitu Rp 3,15 juta per 6 bulan, sedangkan biaya tetap terendah terdapat pada produk maze magnet kupu-kupu sebesar Rp 99,97 ribu per 6 bulan.
Tabel 7 Biaya produksi mainan edukatif di CV Omocha Toys Periode April-September 2010 Biaya variabel
Biaya tetap Nama Produk
Unit dihasilkan (Unit)
Upah (Rp ribu)
Total biaya variabel (Rp ribu)
Total biaya produksi (Rp ribu)
Depresiasi (Rp ribu)
Bunga modal (Rp ribu)
Perawatan mesin (Rp ribu)
Overhead (Rp ribu)
Total biaya tetap (Rp ribu)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1.279,95
3.150,06
4.896,72
1.714,41
6.611,13
9.761,19
735,45
Biaya material (Rp ribu)
Puzzle ikan
2.023
1.134,66
Puzzle kura-kura
1.890
1.060,06
687,10
1.195,80
2.942,96
4.574,79
1.601,70
6.176,49
9.119,45
Puzzle abc besar
468
262,49
170,14
296,10
728,73
1.132,80
396,61
1.529,42
2.258,15
Puzzle hijaiyah
1.112
627,24
405,06
819,64
1.851,94
2.691,62
1.058,21
3.749,83
5.601,77
Puzzle angka simbol
1.152
646,13
418,81
728,87
1.793,81
2.788,44
976,27
3.764,72
5.558,52
Puzzle huruf kecil
492
275,95
178,86
311,29
766,11
1.190,90
416,95
1.607,85
2.373,95
Puzzle jam
480
280,18
176,95
356,23
813,35
3.127,93
477,56
3.605,49
4.418,85
Puzzle merak
863
486,79
314,35
636,11
1.437,25
2.088,91
821,25
2.910,16
4.347,42
Puzzle hijaiyah bunga
572
322,64
208,36
421,62
952,62
1.384,54
544,33
1.928,87
2.881,48
Puzzle kupu-kupu
597
334,85
217,04
377,72
929,60
1.445,05
505,93
1.950,99
2.880,59
Puzzle burung
595
333,72
216,31
376,46
926,49
1.440,21
504,24
1.944,45
2.870,94
Puzzle princess
827
463,85
300,65
523,24
1.287,74
2.001,77
700,85
2.702,62
3.990,36
Puzzle jam aktivitas
471
265,67
171,57
347,17
784,41
1.418,40
448,22
1.866,61
2.651,02
Puzzle cars
743
416,73
270,12
470,09
1.156,94
1.798,45
629,66
2.428,11
3.585,05
37 Puzzle doa
361
202,48
131,24
228,40
562,12
873,81
305,93
1.179,74
1.741,86
Puzzle angka 1-20 Maze magnet kupukupu
196
109,93
71,26
124,01
305,20
474,42
166,10
640,52
945,72
59
34,44
21,75
43,79
99,97
957,07
58,70
1.015,77
1.115,74
Maze peternakan
498
290,68
183,59
369,59
843,86
2.662,57
495,47
3.158,04
4.001,89
Balok 30
254
1.089,82
304,10
398,51
1.792,43
5.532,56
1.118,58
6.651,14
8.443,57
Balok 42
207
1.234,75
325,29
402,57
1.962,61
8.860,14
972,72
9.832,85
11.795,46
Total
13.860
9.873,07
68.532,68
93.620,89
51.341,11
13.913,69
65.254,80
158.875,68
43,14
58,93
32,32
8,76
41,07
100,00
Presentase (%)
6,21
5.507,99 3,47
9.707,14 6,11
(Sumber : Hasil pengolahan data yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan di lapangan ) Keterangan : (5)=(1)+(2)+(3)+(4) (8)=(6)+(7)
(9)=(5)+(8)
Tabel 8 Biaya produksi mainan edukatif di Atham toys periode November 2010-Januari 2011 Biaya tetap Nama produk
Unit dihasilkan (Unit)
Biaya variabel
Depresiasi (Rp ribu)
Bunga modal (Rp ribu)
Perawatan (Rp/ ribu)
Overhead (Rp ribu)
Total biaya tetap (Rp ribu)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Biaya material (Rp ribu)
Upah (Rp ribu)
Total biaya variabel (Rp ribu)
Total biaya produksi (Rp ribu)
(7)
(8)
(9)
Wire game 2 line
400
1.351,67
1.421,80
659,55
3.433,02
2.597,67
995,23
3.592,90
7.025,92
Wire game 3 line Geobangun bertingkat Total
450
1.600,46
1.628,94
868,66
4.098,05
3.771,21
1.762,59
5.533,80
9.631,85
1.487,87
1.471,99
904,75
3.864,61
3.282,41
2.091,31
5.373,71
9.238,32
4.440,00
4.522,73
2.432,95
21.500
32.895,69
9.651,29
4.849,13
14.500,42
47.396,10
9,37
9,54
5,13
45,36
69,41
20,36
10,23
30,59
100,00
400
Persentase (%)
(Sumber : Hasil pengolahan data yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan di lapangan ) Keterangan : (5)=(1)+(2)+(3)+(4) (8)=(6)+(7) (9)=(5)+(8)
37 Total biaya produksi pada Atham Toys adalah Rp 47,40 juta per 3 bulan dengan komponen biaya produksi terbesar terdapat pada biaya overhead yaitu sebesar Rp 21,50 juta per 3 bulan atau sekitar 45,36%. Biaya overhead yang dihitung di Atham Toys terdiri dari biaya sewa toko, gaji pegawai tak langsung, biaya listrik workshop dan biaya telekomunikasi. Komponen biaya terendah di Atham Toys terdapat pada pemeliharaan yaitu Rp 2,43 juta per 3 bulan. Biaya produksi tertinggi pada Atham Toys terdapat pada wire game 3 line yaitu sebesar Rp 9,63 juta per 3 bulan, biaya terendah terdapat pada produk wire game 2 line sebesar Rp 7,02 juta per 3 bulan. Wire game 3 line memiliki biaya variable paling tinggi yaitu Rp 5,53 juta per 3 bulan. Sedangkan biaya variable terendah terdapat pada produk wire game 2 line yaitu sebesar Rp 3,59 juta per 3 bulan, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8. Biaya tetap terbesar untuk produk Atham Toys terdapat pada produk wire game 3 line sebesar Rp 4,1 juta per 3 bulan. Biaya tetap terendah terdapat pada wire game 2 line yaitu Rp 3,43 juta per 3 bulan. Biaya produksi per unit produk di CV Omocha Toys dapat dilihat pada Lampiran 1. Biaya produksi terbesar per unit produk di CV Omocha Toys terdapat pada produk balok 42 yaitu Rp 61,93 ribu per unit, sedangkan biaya produksi puzzle berkisar Rp 9,77 ribu per unit sampai Rp 14,15 ribu per unit. Biaya variabel terbesar di CV Omocha Toys untuk memproduksi per unit berkisar Rp 3,27 ribu per unit pada beberapa produk puzzle sampai dengan Rp 47,50 ribu per unit untuk balok 42 dan untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Material bahan baku pada produk yang dihasilkan CV Omocha Toys merupakan komponen biaya variabel yang paling besar baik untuk produk berbahan baku kayu maupun produk yang berbahan baku MDF, kecuali untuk maze magnet kupu-kupu. Pada produk berbahan baku kayu biaya bahan baku memiliki presentase 47% - 55% dari total biaya variabel. Produk berbahan baku MDF, biaya bahan baku MDF berkisar 36% - 59% dari total biaya variabel. Pada produk maze magnet kupu-kupu, kertas acrilik merupakan komponen biaya variabel yang paling besar, kertas acrilik ini memiliki presentase 60% dari total biaya variabel.
38 Biaya tetap per unit di CV Omocha Toys berkisar Rp 6,50 ribu per unit sampai dengan Rp 14,43 ribu per unit. Biaya per unit terbesar di Atham Toys terdapat pada produk geobangun bertingkat yaitu Rp 40,19 ribu per unit, sedangkan biaya per unit terkecil terdapat pada produk wire game 2 line sebesar Rp 34,76 ribu per unit. Biaya variabel terbesar terdapat pada produk geobangun bertingakat yaitu Rp 13,43 ribu per unit biaya terendah terdapat pada produk wire game 2 line Rp 8,98 ribu per unit. Biaya tetap terendah terdapat pada produk wire game 2 line dengan biaya Rp 25,78 ribu per unit, sedangkan geobangun bertingkat merupakan produk dengan biaya tetap tertinggi yaitu Rp 26,76 ribu per unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Biaya material yang paling besar untuk produk wire game adalah biji bubut yaitu sebesar Rp 1,8 ribu per unit, untuk memproduksi satu unit wire game 2 line dibutuhkan biji bubut sebanyak dua unit sehingga memakan biaya sebesar Rp 3,6 ribu (39% dari total biaya variabel), sedangkan untuk memproduksi wire game 3 line dibutuhkan tiga unit dengan biaya sebesar Rp 5,4 ribu (41% dari total biaya variabel). Biaya biji bubut ini lebih besar dibandingkan dengan biaya bahan baku kayu yang hanya Rp 439,10 per unit (5% dari total biaya variabel) untuk wire game 2 line dan Rp 462,48 per unit (4% dari total biaya variabel) untuk wire game 3 line. Biaya material yang paling tinggi untuk produk geobangun bertingkat adalah vernis/melamin sebesar Rp 1,92 ribu per unit (14% dari total biaya variabel). Luas permukaan produk geobangun bertingkat yang besar menyebabkan kebutuhan akan melamin menjadi besar. 5.1.2. Analisis Harga Pokok Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa harga pokok untuk setiap produk di CV Omocha Toys, harga pokok produk berkisar antara Rp 10,48 ribu per unit sampai Rp 66,42 ribu per unit. Asumsi keuntungan yang ingin diperoleh oleh perusahaan adalah 14,5% per tahun dari total biaya produksi. Asumsi keuntungan diambil dari bunga pinjaman dari bank yang berlaku saat ini. Semua produk di CV
39 Omocha Toys memiliki harga pokok di bawah harga jual, hal ini menunujukan CV Omocha Toys mendapatkan keuntungan atas setiap produk yang dijualnya. Harga pokok mainan edukatif Atham Toys terbesar dengan asumsi keuntungan yang diperoleh 14,5% adalah produk geobangun bertingkat yaitu sebesar Rp 41,76 ribu per unit, sedangkan harga pokok terendah di Atham Toys terdapat pada produk wire game 2 line sebesar Rp 36,02 ribu per unit. Dari perhitungan harga pokok telihat bahwa harga jual produk Atham Toys berada di atas harga pokoknya. Ini berarti Atham Toys pun mendapatkan keuntungan dari setiap penjualan produk mainan edukatifnya. Harga pokok untuk setiap jenis mainan Atham Toys dapat dilihat pada Tabel 10. 5.1.3. Profitabilitas Break Even Point (BEP) di CV Omocha Toys berkisar 7 unit per 6 bulan sampai 493 unit per 6 bulan, dengan nilai BEP paling rendah terdapat pada maze magnet kupu-kupu. Puzzle ikan memiliki BEP paling besar, dimana nilai BEP untuk CV Omocha Toys dapat dilihat pada Tabel 11. Dengan demikian CV Omocha Toys harus berproduksi diatas BEP agar perusahaan memperoleh laba. Dari analisis data terlihat bahwa CV Omocha Toys berproduksi diatas nilai BEPnya. Terlihat dari Tabel 12 bahwa wire game 2 line memiliki nilai BEP paling tinggi yaitu 225 unit per 3 bulan dan geobangun bertingkat memiliki nilai BEP paling rendah sebesar 160 unit per 3 bulan. Berdasarkan analisis data Atham Toys berproduksi lebih besar dari BEP-nya. Rata-rata MIR untuk setiap produk CV Omocha Toys 84,26%, ini berarti CV Omocha Toys akan memiliki 84,26% bagian hasil penjualan produk yang tersedia untuk menutupi biaya produksi dan laba. Nilai MIR untuk CV Omocha Toys berkisar 60,42% pada produk balok 42 sampai dengan 89,43% pada maze peternakan. Lebih jelasnya MIR Omocha Toys dapat dilihat pada Tabel 11. Dengan demikian, dengan harga jual produk puzzle kura-kura sebesar Rp 30,00
40 ribu dan MIR 89,11% maka bagian yang menutupi produksi dan laba adalah Rp 26,73 ribu. Nilai MIR rata-rata dari ketiga produk Atham Toys adalah 82,28%. Produk wire game 2 line menjadi produk yang memiliki nilai MIR terbesar yaitu 83,67% dengan harga jual Rp 55 ribu berarti bagian yang menutupi laba dan biaya produksi adalah Rp 45,75 ribu, sedangkan produk wire game 3 line memiliki nilai MIR terendah yaitu sebesar 79,71%. Lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 12. MOS rata-rata produk CV Omocha Toys adalah 72,57%. Dari Tabel 11 terlihat MOS di CV Omocha Toys berkisar 44,58% pada puzzle cars dan puzzle princess sampai dengan 89,43% pada maze magnet kupu-kupu. Tingkat MOS yang tinggi menunjukan bahwa CV Omocha Toys dapat melakukan penurunan volume produksi yang cukup tinggi tanpa mengalami kerugian. Rata-rata nilai MOS ketiga produk Atham Toys adalah 52,59% dengan produk geobangun bertingkat memiliki nilai terbesar yaitu 60,04%. Produk wire game 2 line memiliki nilai MOS paling rendah yaitu 43,97%. Pada Tabel 11 terlihat bahwa profitabilitas dari hasil perkalian MIR dan MOS, terbesar di CV Omocha Toys terdapat pada produk maze peternakan yaitu sebesar Rp 7,84 ribu. Profitabilitas terendah terdapat pada produk puzzle cars dan puzzle princess yaitu sebesar Rp 3,49 ribu. Tingkat profitabilitas paling tinggi pada Atham Toys dimiliki oleh produk geobangun bertingkat yaitu sebesar Rp 4,93 ribu, sedangkan produk yang memiliki profitabilitas terendah yaitu produk wire game 2 line yaitu sebesar Rp 3,68 ribu. Analisis rugi-laba dan ROI CV Omocha Toys dan Atham Toys dapat terlihat pada Tabel 13 dibawah ini. Dari Tabel 13 dapat terlihat bahwa ROI untuk CV Omocha Toys sebesar 175,84% ini berati CV Omocha Toys dalam waktu satu tahun mendapatkan keuntungan bersih sebesar 175,84% dari total aset yang dimiliki. Rugi-laba di Atham Toys dapat dilihat pada Tabel 13. Pada tabel tersebut terlihat bahwa Atham Toys memiliki kemampuan memperoleh laba bersih sebesar 47,88% dari total aset yang dimiliki dalam waktu satu tahun.
41 Tabel 9 Harga pokok, dan keuntungan di CV Omocha Toys Harga Total biaya Total produk (Rp ribu/6 biaya (Rp Nama Produk (Rp bulan) ribu/unit) ribu/unit) Puzzle ikan 30 19.764,19 9,77 Puzzle kura-kura 18.464,82 9,77 30 Puzzle abc besar 30 4.572,24 9,77 Puzzle hijaiyah 11.100,21 9,98 30 Puzzle angka simbol 30 11.254,75 9,77 Puzzle huruf kecil 30 4.806,71 9,77 Puzzle jam 48 6.792,27 14,15 Puzzle merak 30 8.614,64 9,98 Puzzle hijaiyah bunga 28 5.709,82 9,98 Puzzle kupu-kupu 25 5.832,54 9,77 Puzzle burung 25 5.813,00 9,77 Puzzle princess 15 8.079,58 9,77 Puzzle jam aktivitas 33 4.979,95 10,57 Puzzle cars 15 7.258,92 9,77 Puzzle doa 25 3.526,88 9,77 Puzzle angka 1-20 30 1.914,87 9,77 Maze magnet kupukupu 80 1.407,48 23,86
Harga Keuntungan pokok (Rp Persentase ribu/unit) Rp ribu (%) 10,48 20,23 67,43 10,48 21,05 70,15 10,48 21,05 70,15 10,71 20,83 69,44 20,96 21,05 70,15 10,48 21,05 70,15 15,18 34,65 72,19 10,71 20,83 69,44 10,71 18,83 67,26 10,48 16,05 64,18 10,48 16,05 64,18 10,48 6,05 40,30 11,34 23,24 70,43 10,48 6,05 40,30 10,48 16,05 64,18 10,48 21,05 70,15 25,59
56,94
71,18
42 Maze peternakan Balok 30 Balok 42
60 80 120
6.464,32 9.699,51 12.819,00
(Sumber : Hasil pengolahan data berdasarkan persamaan (10))
12,98 38,19 61,93
13,92 40,96 66,42
47,99 46,38 62,66
79,98 57,97 52,22
43 Tabel 10 Harga pokok, dan keuntungan di Atham Toys Harga Total biaya produk (Rp ribu/3 Nama Produk (Rp bulan) ribu/unit) Wire game 2 line Wire game 3 line Geobangun bertingkat
55 65 75
Total biaya (Rp ribu/unit)
13.905,92
34,76
17.371,85
38,60
16.118,32
40,30
(Sumber : Hasil pengolahan data berdasarkan persamaan (10))
Harga pokok (Rp ribu/unit)
Keuntungan
Persentase Rp ribu (%) 20,2 36,03 4 36,79 26,4 40,00 40,61 0 34,7 41,76 0 46,27
44 Tabel 11 Break even point (BEP), Margin of Safety (MOS) dan Margin income ratio (MIR) di CV Omocha Toys Nama Produk Puzzle ikan Puzzle kura-kura Puzzle abc besar Puzzle hijaiyah Puzzle angka simbol Puzzle huruf kecil Puzzle jam Puzzle merak Puzzle hijaiyah bunga Puzzle kupu-kupu Puzzle burung Puzzle princess Puzzle jam aktivitas Puzzle cars Puzzle doa Puzzle angka 1-20 Maze magnet kupukupu
Harga Jual Produk (Rp ribu/unit)
Unit yang dihasilkan (Unit)
Biaya Tetap (Rp ribu/6 bulan)
30 30 30 30 30 30 48 30 28 25 25 15 33 15 25 30
2.023 1.890 468 1.112 576 492 480 863 572 597 595 827 471 743 361 196
13.153,06 12.288,33 3.042,82 7.350,38 7.490,03 3.198,87 3.186,78 5.704,47 3.780,95 3.881,55 3.868,55 5.376,96 3.113,33 4.830,81 2.347,14 1.274,35
80
59
391,71
Biaya Variabel (Rp ribu/unit) 3,27 3,27 3,27 3,37 3,27 3,27 7,51 3,37 3,37 3,27 3,27 3,27 3,96 3,27 3,27 3,27 17,22
BEP (Unit/6 bulan)
MIR (%)
MOS (%)
MIR x MOS (Rp ribu/unit)
493 460 114 277 281 120 79 215 154 179 179 459 108 412 108 48
89,11 89,11 89,11 88,76 89,11 89,11 84,35 88,76 87,96 86,93 86,93 78,21 87,99 78,21 86,93 89,11
75,68 75,68 75,68 75,18 51,36 75,68 83,60 75,18 73,16 70,08 70,08 44,58 77,24 44,58 70,08 75,68
6,74 6,74 6,74 6,67 4,58 6,74 7,05 6,67 6,43 6,09 6,09 3,49 6,80 3,49 6,09 6,74
7
78,48
89,43
7,02
45 Maze peternakan Balok 30 Balok 42
60 80 120
498 254 207
6,34 26,19 47,50
3.306,29 3.048,37 2.986,15
62 57 42
89,43 67,27 60,42
87,63 77,70 80,10
7,84 5,23 4,84
(Sumber : Hasil pengolahan data dengan menggunakan persamaan (11), (12), (13), (14))
Tabel 12 Break even point (BEP), Margin of Safety (MOS) dan Margin income ratio (MIR) di Atham Toys
Nama Produk
Wire game 2 line Wire game 3 line Geobangun bertingkat
Harga Jual Produk (Rp ribu/unit)
Unit yang dihasilkan (Unit)
Biaya Tetap (Rp ribu/3 bulan)
55 65 75
400 450 400
10.313,02 11.838,05 10.744,61
Biaya Variabel (Rp ribu/unit)
(Sumber : Hasil pengolahan data dengan menggunakan persamaan (11), (12), (13), (14))
8,98 12,30 13,43
BEP (Unit/3 bulan) 225 209 160
MIR (%) 83,67 81,08 82,09
MOS (%) 43,97 50,08 56,37
MIR x MOS (Rp ribu/unit) 3,68 4,06 4,63
46 Tabel 13 Return on investmen (ROI) di CV Omocha Toys dan Atham Toys Perusahaan Komponen Satuan CV Omocha Toys Atham Toys Investasi Rupiah 319.150 323.350 Produksi Unit/tahun 26.568 5.000 Pendapatan Rupiah/tahun 850.668 325.000 Biaya produksi Rupiah/tahun 289.924 170.188 Biaya tetap Rupiah/tahun 187.242 131.582,72 Depresiasi Rupiah/tahun 19.746 17.760,00 Bunga Rupiah/tahun 11.016 18.090,92 modal Pemelihara Rupiah/tahun 9.731,80 19.414 an Overhead Rupiah/tahun 137.065 86.000,00 Biaya Rupiah/tahun 130.510 58.001,68 variabel Biaya Rupiah/tahun 102.682 38.605 material Upah Rupiah/tahun 27.827 19.397 Keuntungan Rupiah/tahun 560.744 154.812 ROI Persen/tahun 175,70 47,88%
47 5.2 Pembahasan
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh Atham dan CV Omocha Toys berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis produk yang dihasilkan, kurun waktu data yang didapatkan, jumlah produk yang dihasilkan, dan biaya overhead. Jenis produk yang dihasilkan CV Omocha Toys lebih banyak yaitu 20 jenis dibandingkan dengan Atham Toys yaitu 3 jenis, data yang didapatkan pada CV Omocha Toys memiliki periode lebih panjang yaitu 6 bulan dibandingkan dengan Atham Toys selama 3 bulan. Jumlah produk yang dihasilkan pada CV Omocha Toys lebih banyak yaitu 13.284 unit dibandingkan dengan Atham Toys sebanyak 1.250 unit. Faktor-faktor ini menyebabkan total biaya CV Omocha Toys menjadi lebih besar dibandingkan dengan Atham Toys. Biaya tetap pada CV Omocha Toys dan Atham Toys memiliki presentase lebih besar daripada biaya variabelnya. Pada CV Omocha Toys biaya tetap memiliki persentase 58,87%, sedangkan biaya variabelnya memiliki presentase 41,13%. Pada Atham Toys biaya tetap memiliki presentase 69,37% dan biaya variabel memiliki persentase 30,63% dari total biaya produksi. Biaya overhead yang tinggi menyebabkan biaya tetap pada CV Omocha Toys dan Atham Toys tinggi. Komponen biaya tetap pada Atham Toys lebih besar presentasenya yaitu sebesar 69,41% dibandingkan dengan CV Omocha Toys yaitu sebesar 58,92%. Depresiasi pada Atham Toys 9,37% dari total biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan depresiasi pada CV Omocha Toys yaitu sebesar 6,21% dari total biaya produksi. Depresiasi pada Atham Toys lebih besar karena harga aset yang dimiliki oleh Atham Toys lebih besar dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh CV Omocha Toys. Dilain pihak bunga modal Atham Toys juga memiliki presentase lebih besar yaitu sebesar 9,54% dari total biaya produksi daripada bunga modal CV Omocha Toys yang memiliki presentase sebesar 3,47%. Bunga modal Atham Toys lebih besar karena total investasi yang dimiliki oleh Atham Toys lebih besar dari CV Omocha Toys.
48 Perawatan mesin di CV Omocha Toys memiliki persentase lebih besar yaitu sebesar 6,11% dibandingkan dengan persentase perawatan mesin di Atham Toys sebesar 5,13% dari total biaya produksi. Hal ini menunjukan bahwa CV Omocha Toys memiliki biaya pemeliharaan yang lebih besar dibandingkan dengan Atham Toys. Biaya overhead di Atham Toys sangat tinggi dengan presentase sebesar 45,36% dari total biaya produksi, dibandingkan dengan biaya overhead di CV Omocha Toys sebesar 43,14% dari total biaya produksi. Hal ini disebabkan karena total gaji pegawai tak langsung Atham Toys sangat tinggi mencapai Rp 5,1 juta per bulan, sedangkan total gaji pegawai tak langsung CV Omocha Toys sebesar 4,5 juta. Perbedaan ini terjadi karena lokasi Atham Toys berada di daerah yang standar gaji lebih tinggi dibandingkan dengan CV Omocha Toys. Biaya variabel di CV Omocha Toys memiliki persentase lebih besar yaitu 41,08% dibandingkan persentase di Atham Toys sebesar 30,59%. Hal ini disebabkan jumlah dan jenis produk yang dihasilkan di CV Omocha Toys lebih banyak dibandingkan dengan jumlah produk yang dihasilkan di Atham Toys. Jumlah produk yang dihasilkan berpengaruh pada biaya material, semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maka semakin tinggi biaya yang dikeluarkan. Upah pada Atham Toys memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase pada CV Omocha Toys. Perbedaan ini disebabkan karena proses pembuatan produk Atham Toys yang lebih panjang dibandingkan dengan proses pembuatan produk di CV Omocha Toys selain itu gaji di Atham Toys memiliki standar sedikit lebih tinggi dibandingkan CV Omocha Toys. Pada hasil terlihat bahwa pada CV Omocha Toys terdapat perbedaan biaya produksi produk puzzle, hal ini ini disebabkan karena terdapat perbedaan pada ukuran puzzle untuk jenis-jenis tertentu. Selain itu tingkat kesulitan beberapa jenis puzzle menyebabkan produktivitas pada proses produksinya rendah, hal ini mengakibatkan upah dan biaya tetapnya menjadi tinggi. Komposisi biaya variabel per unit untuk produk mainan di CV Omocha Toys lebih kecil dibandingkan dengan biaya tetapnya, kecuali untuk produk maze dan balok. Produk-produk yang berbahan baku kayu seperti balok 42 dan balok 30 pada produk CV Omocha
49 Toys memiliki biaya variabel lebih tinggi daripada biaya tetapnya, ini disebabkan karena harga bahan baku kayu yang mahal. Selain itu, produk bahan baku kayu memerlukan finishing dengan menggunakan melamin dan cat, hal ini juga menyebabkan produk-produk dari kayu di CV Omocha Toys memiliki biaya variabel yang lebih tinggi dari produk-produk berbahan baku MDF. Proses produksi yang lebih banyak penggunaan mesin produksi dibandingkan dengan produk berbahan MDF menyebabkan produk-produk berbahan baku kayu di CV Omocha Toys memiliki biaya tetap yang lebih tinggi daripada produk-produk berbahan baku MDF. Produk maze memiliki biaya variabel lebih tinggi dari produk puzzle karena material bahan baku MDF yang digunakan lebih banyak, harga stiker untuk produk ini pun lebih mahal dibandingkan dengan harga stiker untuk puzzle. Khusus untuk maze magnet kupu-kupu biaya acrilik yang mahal menyebabkan biaya material untuk produk ini menjadi sangat besar. Biaya tetap per unit produk pada kedua perusahaan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat produktivitas mesin dan pekerja untuk menghasilkan produk tertentu. Semakin tinggi produktivitas pekerja dan mesin produksi, menyebabkan biaya tetap dan upah pekerja menjadi rendah. Industri mainan edukatif ini jika dilihat dari ROI khususnya dan analisis biaya pada umumnya terlihat begitu menarik secara finansial, akan tetapi industri ini kurang dilirik oleh para investor karena pasar untuk industri ini relatif masih kecil bila dibandingkan dengan industri kayu lainnya. Promosi akan pentingnya mainan edukatif bagi anak perlu dilakukan untuk meningkatkan pasar dari industri mainan edukatif dari kayu ini. Kurangnya pelatihan bagi para pekerja dalam penggunaan mesin produksi menjadi masalah yang dihadapi industri mainan edukatif dari kayu. Dengan tingkat pendidikan para pekerja yang rendah membuat mainan edukatif dari kayu memiliki limbah produksi yang cukup tinggi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di CV Omocha Toys dan Atham Toys, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Biaya produksi di CV Omocha Toys sebesar Rp 158,87 juta per 6 bulan dan Atham Toys memiliki total biaya produksi sebesar Rp 47,40 juta per 3 bulan. Biaya produksi per unit di CV Omocha Toys berkisar Rp 9,77 ribu per unitRp 61,93 ribu per unit, sedangkan produk Atham Toys memiliki biaya produksi sebesar Rp 34,76 ribu per unit-Rp 40,19 ribu per unit.
2.
Harga pokok produk CV Omocha Toys dengan asumsi keuntungan 14,5% per tahun berkisar Rp 10,48 ribu per unit-Rp 66,42 ribu per unit. Harga pokok mainan edukatif Atham Toys dengan asumsi keuntungan yang di peroleh 14,5% per tahun adalah Rp 36,02 ribu per unit-Rp 41,76 ribu per unit.
3.
Break Even Point di CV Omocha Toys berkisar 7 sampai dengan 493 unit per 6 bulan dan di Atham berkisar 160 sampai dengan 225 unit per 3 bulan.
4.
Tingkat profitabilitas di CV Omocha Toys berkisar Rp 3,49 ribu sampai dengan Rp 7,84 ribu. Atham Toys memiliki profitabilits Rp 3,68 ribu sampai dengan Rp 4,93 ribu.
5.
ROI untuk CV Omocha Toys adalah 175,70% per tahun, sedangkan Atham memiliki ROI sebesar 47,88% per tahun.
6.2. Saran Perusahaan disarankan untuk memberikan pelatihan-pelatihan secara rutin kepada seluruh karyawan tentang penggunaan peralatan pembuatan mainan edukatif dari kayu yang efisien dan efektif, agar sampah yang dihasilkan sedikit yang pada akhirnya rendemen perusahaan dapat ditingkatkan. Promosi tentang pentingnya mainan edukatif juga harus digalakkan oleh perusahaan, sehingga pasar mainan edukatif dari kayu ini memiliki pasar yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 2011. Kecendrungan Sekolah Menjadi Sekolah Industri. http://bukitberbungagerem.blogspot.com/2011/02/kecenderungan-sekolahmenjadi-sekolah.html [8 Februari 2011]. Badan Pusat Statistik (BPS). 2006. Statistik Industri Besar dan Sedang (Large and Medium Manufacturing Statistics) Bagian/Volume III. Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS). Badan Pusat Statistik (BPS). 2007. Statistik Industri Besar dan Sedang (Large and Medium Manufacturing Statistics) Bagian/Volume III. Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS). Badan Pusat Statistik (BPS). 2008. Statistik Industri Besar dan Sedang (Large and Medium Manufacturing Statistics) Bagian/Volume III. Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS). Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2009. 63% Produk Mainan Anak Memenuhi 3 SNI. http://www.bsn.go.id/news_detail.php?news_id=1482 [18 Mei 2010]. Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 1986. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 tentang penggolongan industri, Jakarta. Dianawati A. 2003. Formulasi Strategi PT Safira Tumbuh Berkembang, Bogor [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis. Institut Pertanian Bogor. Mardhika RE. 2007. Optimasi Produksi Mebel Rotan Studi Kasus di CV. Dimo Putera Jaya Cirebon, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Mattoc
G. 2009. A History of Wooden Toys. http://www.submityourarticle.com/articles/Gary-Mattoc2405/Children%27 s-wooden-toys-73430.php [19 Mei 2010].
Nugroho B. 2002. Analisis Biaya Proyek Kehutanan. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Purnama BE. 2005. Optimasi Produk Perusahaan Kerajinan Ukir Kayu Studi Kasus Di PD Pramanik, Sentra Industri Kecil Kerajinan Ukir Kayu Jatinangor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
53
Solihah EN. 2008. Optimasi Produk Perusahaan Kayu Lapis Studi Kasus Di PT. Putra Sumber Utama Timber, Jambi [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Subekti MA. 2007. Pengaruh Upah, Nilai Produksi, Nilai Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Genteng Di Kabupaten Banjarnegara [skripsi]. Semarang: Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Sumarni, M dan J. Soeprihanto. 1993. Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan: Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Usman YV. 2009. Analisis Kepuasan Pelanggan Dalam Meningkatkan Kinerja Mutu Atribut Produk Mainan Edukatif Studi Kasus Produk Shofia Toys. [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Tedjasaputra MS. 2008. Pilih Mainan Edukatif Agar Si Kecil Tekun. http://keluargasehat.wordpress.com/2008/03/31/mainan-edukatif/ [18 Mei 2010]. Thamrin. 2010. Mainan yang Cocok untuk Anak. http://www.mainankayu.com/seputar-mainankayucom/107-mainan-yangcocok-untuk-anak- [18 Mei 2010].