Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO Wiranti Sri Rahayu1, Nunuk Aries Nurulita1, Dyah Ayu Septianingrum1 Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh, PO BOX 202, Purwokerto 53182 email:
[email protected]
ABSTRAK Asam retinoat adalah salah satu zat aktif yang ditemukan dalam kosmetika. Pemakaian senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan masalah yang serius. Tujuan Penelitian ini adalah ntuk mengidentifikasi kandungan asam retinoat dalam sediaan krim pemutih wajah yang dijual bebas di wilayah Purwokerto dan untuk mengetahui kadarnya. Metode yang digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif asam retinoat dalam krim pemutih menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi fase terbalik. Fase gerak yang digunakan metanol : air : asam asetat glasial (85:15:0,5) v/v/v, Kolom C18 (Oktadesil Silane), dimensi kolom 15cm x 4,6mm, detector UV-VIS 353nm, kecepatan alir 1,4 ml/menit, volume injeksi 20μl. Hasil uji validasi menunjukan nilai RSD 2,5238 %, parameter linearitas r = 0,999, LOD 0,048 ppm, LOQ 0,162 ppm, % recovery rata-rata pada penambahan baku 6 ppm = 101% dan baku 8 ppm = 120%. Metode KCKT yang digunakan telah memenuhi parameter ketelitian, linearitas, LOD dan LOQ serta kecermatan. Hasil analisis kualitatif menunjukkan sampel mempunyai waktu retensi sama dengan pembanding yaitu 3,367-3,468 menit dan analisis kuantitatif kandungan asam retinoat pada sampel 1, 2, 3 dan 4 adalah sebagai berikut : 1). 7,36±0,24 ppm, 2). 7,08±0,05 ppm, 3). 379,83±10,96 ppm, 4). 474,17±10,01 ppm. Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa sampel pemutih wajah yang beredar di Purwokerto mengandung asam retinoat. Kata kunci: Asam Retinoat, Krim pemutih, metode KCKT PENDAHULUAN Badan POM telah mengeluarkan Public Warning atau peringatan bahwa 21 merek kosmetik perawatan wajah khususnya krim malam, siang dan pemutih wajah mengandung bahan berbahaya. Salah satu bahan berbahaya tersebut adalah asam retinoat. Konsentrasi asam retinoat yang biasa digunakan untuk pengobatan jerawat dan photo aging adalah 0,05%, dan 0,1% (Zahra dan Hassan, 2011). Asam retinoat dapat menimbulkan resiko berbahaya antara lain dapat menimbulkan peradangan pada kulit seperti rasa terbakar, menyengat, kemerahan, eritema dan pengerasan kulit. Potensi sebagai zat karsinogen dibuktikan melalui penggunaan asam retinoat pada mencit albino
dan mencit berpigmen terbukti dapat meningkatkan potensi karsinogen akibat radiasi UV-A dan UV-B (National Toxicology Program, 2012). Asam retinoat juga berefek sebagai zat teratogen atau menyebabkan cacat pada janin (Puspitadewi dan Retno, 2008). Pada penelitian ini akan dilakukan analisis asam retinoat dalam sediaan krim pemutih wajah yang dijual bebas di beberapa swalayan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi untuk mengetahui keberadaan asam retinoat dalam krim pemutih wajah serta mengetahui kadar asam retinoat dalam sediaan krim tersebut.
1
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
METODE PENELITIAN a. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari Bulan Maret sampai Bulan Agustus Penelitian ini dilaksanakan di LPPT Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. b. Bahan dan Alat Penelitian Bahan Penelitian Bahan utama yang digunakan adalah baku pembanding asam retinoat (Zigma), Aqua bidestilasi, Asam asetat glasial (Merck®), Metanol pro analisis (Merck®), Metanol grade HPLC (Merck®). Sampel yang digunakan 4 sampel krim pemutih yang dijual bebas di beberapa swalayan di Purwokerto yang diambil dengan kriteria atau pertimbangan yang ditetapkan (purposive sampling). Alat Penelitian Seperangkat alat KCKT Knauer dilengkapi dengan detector Ultraviolet 6000 LP. Kolom C18 (Oktadesil Silane) 15 cm x 4,6 mm, ukuran partikel 10 μm, autosampler Knauer. Sentrifugator (Br4i Multifunction centrifuge). Penyaring membran PVDF (Polyvinylidene difluoride) porositas 0,45μm (millex). Alat-alat gelas neraca analitik (Shimadzu AUY 220), sonikator (Branson 1200) dan vortex mixer (Unico LVM 1000). c. Prosedur penelitian 1. Pembuatan Kurva Baku Asam Retinoat Pembuatan kurva baku asam retinoat Larutan baku asam retinoat konsentrasi 10 ppm dipipet sebanyak 2, 4, 6, 8, 10 ml. masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml dan ditambahkan metanol sampai tanda. Sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 ppm. Sonikasi dilakukan selama 1-2 menit untuk menghilangkan gelembung udara. Larutan dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 ml disuntikkan sebanyak 20 μl ke alat KCKT dengan kecepatan alir 1,4 ml/menit. Lalu dicatat luas puncaknya yang ditunjukkan pada
kromatogram dan dibuat kurva baku serta persamaan regresi linearnya. 2. Presisi Larutan baku asam retinoat konsentrasi 10 ppm dipipet sebanyak 6 ml. Setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml dan ditambahkan metanol sampai tanda. Sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 6 ppm. Larutan baku asam retinoat dengan konsentrasi 6 ppm disuntikkan sebanyak 20 μL ke dalam alat KCKT. Percobaan diulang sebanyak 5 kali. Luas area yang diperoleh dicatat kemudian ditentukan koefisien variasinya. 3. Akurasi Sampel krim pemutih ditimbang sebanyak 1 g kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifus. Metanol sebanyak 10 mL ditambahkan dan dicampur menggunakan vortex mixer selama 5 menit. Kemudian dipipet sebanyak 1 ml larutan dan memasukan dalam labu takar 5 ml, setelah itu ditambahkan metanol hingga garis batas. Dilakukan sebanyak 3 kali untuk non baku, penambahan baku 6 ppm dan 8 ppm. 4. Penetapan Kadar Sampel Sampel krim pemutih ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifus, tambahkan 10 ml metanol dan dicampur menggunakan vortex mixer selama 5 menit. Sentrifuge dengan kecepatan 600 rpm selama 10 menit. Saring melalui penyaring membrane berdiameter kecil dengan porositas 0,45 μm. Diencerkan 5x pengenceran dengan mengambil 1 ml larutan dan memasukan dalam labu takar 5 ml, menambahkan metanol hingga garis batas. Sampel dianalisis dengan menggunakan KCKT fase terbalik. Fase gerak yang 2
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
disuntikkan sebanyak 20 μl dengan kecepatan alir fase gerak 1,4 ml/menit dan dicatat kadarnya. Percobaan diulang 3 kali.
digunakan adalah methanol : air : asam asetat glasial (85:15:0,5). Detektor diatur pada panjang gelombang 353 nm. Larutan yang
HASIL DAN DISKUSI Hasil Tabel 1. Data hasil uji presisi
Tabel 2. Hasil uji Akurasi
Gambar 1. Kurva kalibrasi hubungan konsentrasi baku asam retinoat dan luas area
3
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Gambar 2. Kromatogram baku asam retinoat
Gambar 3. Kromatogram sampel 1
Tabel 3. Hasil penetapan kadar asam retinoat tiap sampel
dalam jumlah sedikit yang terdapat pada krim pemutih sehingga nilai RSD ≥ 2% masih bisa digunakan (Harmita, 2004).
Diskusi Uji Presisi Dari hasil uji ketelitian diperoleh SD dan RSD yaitu 0,13023; 2,5238 %. Hasil uji presisi didapatkan nilai RSD sebesar 2,5238%, dapat disimpulkan bahwa RSD pada uji presisi ini memenuhi syarat dari nilai RSD menurut Harmita (2004), maka ketelitian dalam penelitian ini dapat dikatakan baik. Asam retinoat yang diteliti
Uji Linearitas Linearitas merupakan kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proposional terhadap konsentrasi analit dalam sampel (Harmita, 2004). Uji linearitas 4
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
dilakukan menggunakan larutan baku asam retinoat konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm. Hasil kurva baku yang diperoleh, nilai koefisien korelasi sebesar 0,9992 dengan harga intersep (a) sebesar 232199, slope (b) sebesar 391630 sehingga diperoleh persamaan regresi linear Y = 391630X + 232199.
teridentifikasi mengandung asam retinoat, berdasarkan waktu retensinya yang sama dengan asam retinoat baku. Waktu retensi pada baku asam retinoat dan sampel krim pemutih 1, 2, 3 dan 4 dapat dilihat pada gambar 2 dan 3. Analisis Kuantitatif Sampel krim pemutih yang diteliti semuanya positif mengandung asam retinoat. Sehingga selanjutnya ditetapkan kadar dari masing-masing sampel. Pada percobaan penetapan kadar, larutan uji pada sampel 1 dan 2 yang diteliti tidak diencerkan, sedangkan pada sampel 3 dan 4 diencerkan sebanyak 5x pengenceran. Hal ini disebabkan kadar larutan sampel 3 dan 4 relatif tinggi melebihi konsentrasi tertinggi pada kurva baku (Tabel 3). Hasil penetapan kadar diatas dapat digunakan untuk mengetahui kadar asam retinoat pada tiap sampel. Menurut Zahra dan Hassan (2011), kadar asam retinoat dalam sediaan topikal yaitu 0,05-0,1% atau setara dengan 5001000 ppm. Hasil penelitian menunjukan kadar sampel krim pemutih yang diuji dibawah 500 ppm. Meskipun kadar asam retinoat berada dibawah batas yang diperbolehkan, namun menurut Badan POM asam retinoat hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Artinya tidak boleh ada asam retinoat pada sediaan krim pemutih yang dijual bebas di wilayah Purwokerto.
Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Hasil perhitungan didapatkan konsentrasi terkecil dari analit dalam sampel yang masih dapat dideteksi dengan KCKT adalah 0,048 ppm dan jumlah terkecil dari analit yang dapat memberikan kecermatan untuk analisis adalah 0,162 ppm. Batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan uji akurasi dan penetapan kadar untuk analit dalam sampel untuk bekerja di atas batas deteksi dan batas kuantitasi tersebut. Uji Akurasi Berdasarkan hasil perhitungan recovery pada penambahan 6 ppm, perolehan kembali 101%, dan pada penambahan 8 ppm nilai recoverynya 120%. Persen recovery yang diperoleh memenuhi syarat 80%-120% (Gandjar dan Rohman, 2007), sehingga dinyatakan bahwa metode analisis asam retinoat dengan menggunakan KCKT telah memenuhi syarat akurasi yang baik. Analisis Kualitatif Berdasarkan hasil analisis kualitatif diketahui bahwa pada sampel 1, 2, 3 dan 4
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan : 1. Hasil analisis kualitatif menunjukan sampel 1, 2, 3 dan 4 positif mengandung senyawa asam retinoat.
2. Berdasarkan keputusan Badan POM asam retinoat hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Artinya tidak boleh ada asam retinoat pada sediaan krim pemutih yang dijual bebas di wilayah Purwokerto.
5
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA Asean Cosmetic Council, 2005. Identification of Retinoic Acid (Tretinoin) in Cosmetic Products by TLC and HPLC. Singgapore : ATC. Badan POM RI, 2007, Public Warning/Peringatan Tentang Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya dan Zat Warna yang Dilarang. Jakarta: BPOM. Badan POM RI, 2008, Bahan Berbahaya Dalam Kosmetik. Jakarta : BPOM. Badan Pom RI, 2011, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang Metode Analisis Kosmetika. Jakarta : BPOM. Badan POM, 2011, Mewaspadai Asam Retinot dalam Kosmetik. Jakarta: BPOM. Gandjar, I. G., dan Rohman, A., 2009, Kimia Farmasi Analisis.,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Jakarta: National Toxicology Program, 2012, Photocarcarcinogenesis Study of Retinoic Acid and Retinyl Palmitate, US: Departement of Health and Human Service Puspitadewi dan Retno, 2008, Efek Asam Retinoat yang Diberikan Pada Induk Mencit (Mus Musculus) Umur Bebuntingan 10 Hari Terhadap Hasil Reproduksi dan Kelainan Bawaan Ekternal Janin, Surabaya, Universitas Airlangga Zahra, N. C. A., Hassan, A. T. A. A., Combination Therapy with Hydroquinone, Tretinoin and Steroid for Treatment of Melasma in Iraqi patients, Journal of Pharmaceutical Sciences, 2:218-227.
6