INTISARI
ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR RANTAU KABUPATEN TAPIN Lihayati Agustina¹; NoorAisyah, S. Farm., Apt. ²; RatihPratiwi Sari, M. Sc., Apt.³ Merkuri (Hg) /Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun (BPOM RI, 2008).Karena toksisitasnya terhadap organ -organ ginjal, saraf, dan otak kuat maka pemakaiannya sangat dilarang dalam sediaan kosmetik (WHO, 2011 cit. Gianti, 2014). Walaupun sudah dilarang tapi kosmetik yang mengandung merkuri khususnya krim pemutih wajah masih beredar dipasaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kandungan merkuri pada krim pemutih wajah yang dijual di pasar Rantau Kabupaten Tapin. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Farmasi Akfar ISFI Banjarmasin.Metode sampling yang digunakan adalah sampling insidental.Sampel penelitian adalah 6 krim pemutih wajah yang tidak mempunyai nomor registrasi BPOM dan nomor Batch. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif konvensional dengan larutan pereaksi NaOHdan KI, serta reaksi pembentukan amalgam. Berdasarkan hasil penelitian pengujian laboratorium terhadap 6 sampel, sebanyak 5 sampel (83,33%) dinyatakan positif mengandung merkuri, dan 1 sampel (16,67%) dinyatakan negative mengandung merkuri.
Kata kunci : analisiskualitatif, merkuri, krimpemutih
¹²³AkademiFarmasi ISFI Banjarmasin
ABSTRACT
QUALITATIVE ANALYSIS OF MERCURY IN THE FACE WHITENING CREAM ON SALE IN RANTAU MARKET REGENCY OF TAPIN Lihayati Agustina¹; NoorAisyah, S. Farm., Apt.²; RatihPratiwi Sari, M. Sc., Apt.³ Mercury (Hg) including hazardous heavy metals, although in small concentrations can be toxic (BPOM RI, 2008).Because toxicity for kidney, nerve, and brain very strong so usage in cosmetics is prohibited (WHO, 2011 cit. Gianti, 2014).Although it has been prohibited but cosmetics containing mercuryexpecially the face whitening cream still on sale in market.This research was conducted to identify the content of mercury in the face whitening cream on sale in Rantau market Regency of Tapin. Types this research is descriptive research. The research was conducted in Pharmaceutical Chemistry Laboratory Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin. The sampling method used is incidental sampling. The sample is 6 the face whitening cream without BPOM registration number and Batch number. This research was conducted used qualitative analysis of mercury conventional method withNaOH and KI as a reagent, and the reaction of amalgam formation. Based on the result of laboratory teston the six samples, five samples (83,33%) positive containing mercury, and one sample (16,67%) negative containing mercury.
Key word : Qualitative analysis, Mercury, Whitening cream
¹ ² ³ AkademiFarmasi ISFI Banjarmasin
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang Kebutuhan akan kosmetika oleh masyarakat saat ini semakin meningkat dan menjadi kebutuhan sehari-hari, baik untuk merawat badan, mengubah penampilan ataupun sebagai tata rias. Zaman sekarang tidak sulit untuk menemukan tempat perawatan tubuh bagi wanita. Banyak tersedia klinik kecantikan, salon, spa, rumah lulur, dan berbagai macam jenis tempat lainnya yang menyediakan jasa serupa, hamper semuanya memakai kosmetika untuk melangsungkan usahanya. Biasanya tempat-tempat perawatan tubuh dan kecantikan itu memakai berbagai macam merek kosmetika yang berbeda, sehingga tarif yang diberlakukan akan berbeda pula. Ada yang bertarif sangat mahal yang biasanya hanya didatangi orang-orang kelompok menengah keatas karena mereka menggunakan kosmetika yang bermerek terkenal dan memiliki tenaga kerja yang sudah terlatih, tetapi ada pula yang lebih murah yang hanya menggunakan kosmetik merek biasa walaupun mereka juga menggunakan jasa tenaga kerja yang terlatih. Tempat-tempat seperti itu yang bertarif mahal sangat diminati banyak wanita dengan alasan untuk merawat dan mempercantik diri agar keliatan lebih menarik.Tetapi berbagai macam tempat tersebut lebih banyak didatangi para wanita kelas menengah keatas yang memang memiliki uang
serta kesadaran diri untuk merawat tubuh di tempat yang mempunyai tenaga terampil dan terjamin keamanannya. Sehingga para wanita yang juga memiliki keinginan untuk merawat dan mempercantik diri tetapi tidak mempunyai cukup uang akhirnya memilih perawatan sendiri di rumah secara sederhana. Salah satu perawatan secara sederhana yang biasanya dilakukan sendiri oleh para wanita di rumah adalah membersihkan dan merawat kulit wajah.Banyak jenis produk yang digunakan untuk jenis perawatan wajah secara sederhana di rumah, misalnya produk pembersih, penyegar, pelembab, pemutih, anti acne, anti aging, dan lain sebagainya. Dari berbagai macam produk kosmetika untuk wajah tersebut yang paling banyak digunakan oleh para wanita adalah krim pemutih wajah. Krim
pemutih
wajah
bukanlah
lagi
hal
yang
baru
buat
wanita.Hampir seluruh wanita sudah pernah menggunakan krim pemutih wajah dengan alasan yang berbeda. Krim pemutih umumnya digunakan para wanita
dengan
alasan
untuk
memutihkan
kulit,
menghaluskan,
menghilangkan flek hitam, menghilangkan jerawat, bahkan ada yang memakai krim pemutih wajah dengan alas an Cuma ikut-ikutan tren teman karena takut dikatakan kuno karena tidak berdandan dan memakai kosmetik. Semua wanita yang memakai produk kecantikan seperti yang disebutkan tadi, sayangnya hanya sebagian kecil yang tahu dan sadar tentang cara memilih kosmetika yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan karena terbatasnya pengetahuan. Para wanita biasanya tertarik dan banyak
mencari krim pemutih wajah yang harganya murah serta cepat memutihkan wajah tanpa memikirkan keamanan produk yang digunakan .Karena tingginya permintaan pasar seperti itu akhirnya memancing beberapa produsen krim pemutih wajah yang tidak bertanggung jawab untuk membuat produk yang murah dan cepat memutihkan wajah tanpa memperhatikan keamanan bahan yang digunakan .Padahal dalam proses produksinya pembuatan kosmetika harus dibuat dengan memenuhi standar CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Keamanan dan mutu kosmetika tergantung pada bahan baku, bahan pengemas, sarana, prasarana, proses produksi, pengawasan mutu, dan peralatan yang digunakan serta tenaga kerja yang terlibat dalam produksi kosmetika (Kemenkes RI, 1992). Hasil investigasi dan pengujian laboratorium BPOM RI Tahun 2007 terhadap kosmetik yang beredar ditemukan 27 merek kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan zat warna yang dilarang digunakan pada kosmetika yaitu merkuri (Hg), asam retin oat, zat warna Rhodamin, dan merah K.3 (BPOM RI, 2008). Merkuri salah satu bahan bahan berbahaya yang masih banyak digunakan dan masih tetap dipasar-bebaskan sebagai bahan berkhasiat dalam krim pemutih wajah karena efeknya yang bias memutihkan kulit wajah dalam waktu singkat. Merkuri yang biasanya banyak dipakai dalam krim pemutih wajah adalah merkuri dalam bentuk merkuri anorganik /garam merkuri, contohnya seperti merkuri kloroamida (HgNH₂Cl₂), merkuri klorida (HgCl₂), merkurousklorida (Hg₂Cl₂).
Karena toksisitasnya terhadap organ-organ ginjal, saraf, dan otak sangat kuat maka pemakaiannya sangat dilarang dalam sediaan kosmetik (WHO, 2011 cit. Gianti, 2014). Sebanyak 81 merek atau tercatat 7.342 buah kosmetik yang beredar di Kota Banjarmasin, berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kalimantan Selatan mengandung bahan berbahaya merkuri. Jenis kosmetik tersebut beredar di pasaran tanpa izin edar.Sebagian banyak ditemukan di pusat penjualan kosmetik di pasar Pangeran Antasari, melalui lokasi itu kemudian diedarkan ke 13 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan. Disebutkan kosmetik tersebut sebagai produk luar negeri dan dalam negeri, namun tidak mencantumkan unsure kandungan yang ada dalam kandungan kosmetik tersebut (Ruslan, 2012). Bagi mereka yang sering memakai krim pemutih wajah sebaiknya perlu selalu waspada jika tidak jelas apa kandungan bahan kimianya. Kendati tidak mencantumkan kandungan merkuri pada labelnya, tetap tidak boleh meyakini secara pasti produk tersebut tidak mengandung merkuri karena banyak krim pemutih yang beredar di pasaran seperti kosmetik temuan BBPOM di pasar Antasari Banjarmasin ternyata mengandung merkuri. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya dilakukan penelitian mengenai keamanan kosmetik khususnya krim pemutih wajah yang dijual di pasar Rantau Kabupaten Tapin apakah mengandung merkuri.Penelitian ini dilakukan dengan cara analisis kualitatif dengan metode konvensional. Metode konvensional dipilih karena metode ini sederhana dan mudah
dilakukan tetapi memberikan hasil yang akurat, serta pereaksi yang digunakan juga lebih mudah didapatkan.