Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 1- 10
ANALISIS ARUS JENUH DASAR PADA SIMPANG BERSINYAL BERLENGAN EMPAT DENGAN LALU LINTAS CAMPURAN DI KOTA BANDA ACEH Masykur1, Renni Anggraini 2, Irin Caisarina3 1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Email:
[email protected]
Abstract: Signalized intersection is one of key important points for distributing traffic flows from any direction of the movements. The primary function of installing signalized intersection is to reduce the potential conflicts and contra flows. Since rapid motorization in Banda Aceh, many traffic problems. The problem that happens one of them is the conflict were in intersection. Solving this problem starts from the observation tool that is affected by the current governing saturated vehicles according to the formula have IHCM 1997 So = 600 x We. But this formula is not an absolute formula, but can be modified according to the width of the intersection approach. This work mainly focused on studying the model of ideal saturation flow rate the effect of mixed traffic at Signalized intersection the four-armed intersection in Banda Aceh on the subject of isolated signalized intersection. Non-lane based movements put as basic assumption for examining and modeling ideal saturation flow rate. The regression method employed in this study. The developed model of ideal saturation flow can be utilized for design and operational propose. The result of validation model shown that model 1 (So=523W) and model 2 (So=773+417We) are quite acceptable. The error term is predicted approximately 2.0 % (RMSPE) and maximum deviation about 185 PCU/hr (RMSE), and it valid to approaches width from 4.5 to 8.5m. Keywords : saturation flow rate, isolated signalized intersection, mixed traffic, approaches width and model saturation flow rate. Abstrak: Simpang memiliki peranan penting menyalurkan pergerakan lalu lintas dari berbagai pertemuan arus pergerakan. Fungsi utama simpang adalah mengurangi potensi konflik dan konsentrasi arus. Seiring dengan Pesatnya percepatan pertumbuhan kepemilikan kendaraan di Banda Aceh, banyak menimbulkan masalah lalu lintas. Masalah yang terjadi salah satunya adalah konflik di persimpangan. Pemecahan dari masalah ini dimulai dari pengamatan alat pengaturnya yang dipengaruhi oleh arus jenuh dasar kendaraan yang menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 mempunyai model So = 600 x We. Namun model ini bukanlah hal yang mutlak, tapi dapat dimodifikasi sesuai dengan lebar efektif lengan simpang. Penelitian ini bertujuan memodelkan arus jenuh dasar sesuai dengan kondisi arus lalu lintas campuran pada simpang bersinyal berlengan empat di Kota Banda Aceh untuk tipe simpang terisolasi. Konsep pergerakan antar dan intra lajur (non lane based movements) diperkenalkan dan menjadi asumsi dalam memodelkan arus jenuh simpang. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier sederhana. Model arus jenuh dasar hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi arus jenuh dasar simpang, terutama untuk tujuan disain dan pengoperasian simpang. Validasi memperlihatkan model 1 (So=523W) dan model 2 (So=773+417We) dapat diterima dengan tingkat kesalahan maksimum 2.0% (RMSPE) dan maksimum deviasi 185 SMP/jam (RMSE) dan valid untuk simpang dengan efektif lengan bervariasi dari 4,5-8,5m. Kata kunci : arus jenuh dasar, simpang terisolasi, lalu lintas campuran, lebar efektif lengan simpang dan model arus jenuh dasar.
1-
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala MKJI 1997 ternyata tidak sesuai dengan
PENDAHULUAN Simpang memiliki peranan penting untuk
kondisi nyata di lapangan (Widodo, 1997).
menyalurkan pergerakan lalu lintas dari berbagai
Nilai arus jenuh yang digunakan sebagai
pertemuan
utama
landasan dalam hitungan kapasitas jalan pada
simpang adalah mengurangi potensi konflik
MKJI 1997 adalah lebar pendekat dan nilai
(safety) dan
konstanta. Perhitungan untuk memprediksi arus
arus
pergerakan.
konsentrasi
Fungsi
arus
(breakdown).
Simpang bersinyal terisolasi (isolated signalized
jenuh dinilai tidak
intersection)
pengoperasian
diadakan perbaikan dengan cara mencari faktor
simpang yang umumnya digunakan di Banda
konstanta yang tepat sebagai pengali lebar
Aceh.
efektif pada arus jenuhnya, sesuai dengan arus
adalah
bentuk
Di Indonesia umumnya, Banda Aceh khususnya,
aliran
lalu
lintas
tepat sehingga
perlu
lalu lintas aktual kota Banda Aceh.
tergolong
Penelitian ini bertujuan mempelajari
campuran(mixed traffic) bahkan didominasi oleh
pengaruh dari kondisi arus lalu lintas campuran
kendaraan roda dua. Pergerakan arus lalu lintas
terhadap lebar pendekat untuk memodelkan
tidak mengikuti aliran perlajur (lane indiscipline).
arus jenuh simpang.
Faktanya, prilaku pengemudi untuk melakukan tindakan perpindahan antar lajur (lane changing)
KAJIAN KEPUSTAKAAN
atau mendahului tipe kendaraan lain (overtaking)
Persimpangan adalah titik pada jaringan
sangat sering terjadi baik oleh pengguna roda dua
jalan dimana beberapa ruas jalan bertemu dan
ataupun mobil. Kondisi mempengaruhi proses
lintasan kendaraan saling berpotongan. Lalu
pelepasan arus (discharge flow) pada saat sinyal
lintas yang bergerak pada masing-masing kaki
berubah warna hijau MKJI 1997 memberikan
simpang
model arus jenuh dasar sebagai fungsi efektif
simpang secara bersama-sama dengan lalu
lengan simpang, angka kalibrasi 600 diambil
lintas lainnya. Simpang merupakan faktor yang
dengan
dari
paling penting dalam menentukan kapasitas dan
berbagai kota di Indonesia. Munawar (2006) dan
waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan,
Susilo dan Solihin (2011) melakukan kajian ulang
khususnya di daerah perkotaan. Pengertian lain
di kota Yogyakarta dan Bandung. Mereka
dari
menyimpulkan model arus jenuh MKJI (1997)
persimpangan (intersection ) adalah dua buah
memiliki deviasi yang besar terutama untuk lebar
ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling
efektif lengan simpang lebih besar dari 7m.
berpotongan atau bersilangan.
mengakomodir
data
empiris
menggunakan
MKJI
1997
ruang jalan
( Anonim,
pada
1997),
Kalibrasi dan validasi dilakuan kembali untuk model arus dasar yang mewakili kondisi kota Yogyakarta dan Bandung. Perhitungan arus jenuh dengan metode
Arus Jenuh Arus jenuh sangat di pengaruhi oleh karakteristik pelepasan arus kendaraan, reaksi Volume 3, No. 3, Agustus 2014
-2
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengemudi dan juga karakter pengemudi.
minus waktu hilang. Jadi besarnya waktu hijau
Sehingga,
efektif adalah :
permulaan
keberangkatan
arus
menyebabkan terjadinya waktu hilang awal (start lag) dan disaat akhir pergerakan arus
Waktu hijau efektif = Tampilan waktu hijau –
menjelang merah akan terjadi tambahan waktu
Kehilangan awal + Tambahan akhir.
akhir (end lag). Konsep waktu hijau efektif kemudian dijadikan acuan untuk menentukan besarnya arus jenuh simpang pada simpang bersinyal (MKJI, 1997). Patil at al (2007) melakukan studi di kota Mumbhai, India. Penulis memodelkan arus jenuh simpang dengan menggunakan regresi linear dengan mengakomodir lebar efektif lengan simpang persentase kendaraan berat, kendaraan membelok sebagai variabel bebasnya. mengadopsi
Arasan
and
metode
Jagadeesh
(1995)
probabilitas
untuk
mempelajari dan memodelkan efek lalu lintas campuran terhadap arus jenuh simpang. Mereka melakukan komparatif studi dengan metode konvensional yang di kenal dengan headway ratio method. Penulis menyimpulkan metode probabilitas
lebih
sesuai
dan
mampu
menjelaskan kondisi lalu lintas campuran untuk kondisi di India. Karakteristik arus lalu lintas campuran juga diteliti di Bangladesh oleh
Gambar 1 . Model dasar untuk arus jenuh
Dimana arus jenuh dasar dihitung berdasarkan konsep lebar efektif lengan pendekat (We) simpang bersinyal, atau So = 600We. Susilo and Solihin (2011) Arus jenuh adalah volume maksimum yang dinyatakan dalam smp/jam hijau, yang dapat melewati garis henti dari jalur pendekat pada saat lampu hijau dan pada saat tersebut terdapat deretan kendaraan pada jalur pendekat tersebut. Satuan Mobil Penumpang
Husain (2001). Penulis menyimpulkan kondisi
Satuan mobil penumpang adalah satuan
arus lalu lintas yang lebih komplek terjadi
untuk mengkonversikan jenis- jenis kendaraan
karena pengaruh variasi jenis kendaraan. Model
yang berbeda kepada satu jenis kendaraan
arus
standar yaitu kendaraan penumpang.
jenuh
dan
nilai
ekivalensi
mobil
penumpang (EMP) dimodelkan kembali dengan menggunakan pendekatan konsep simulasi. Hijau efektif oleh (MKJI,1997:2-12)
Arus lalu lintas untuk setiap gerakan belok kiri, lurus dan belok kanan di konversi dari kendaraan per-jam menjadi Satuan Mobil
didefinisikan sebagai penjumlahan tampilan
Penumpang
waktu hijau dengan tambahan waktu akhir
menggunakan Ekivalensi Mobil Penumpang
3-
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
(SMP)
per-jam
dengan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (EMP)
untuk
terlindung
masing-masing
dan
kendaraan yang akan belok kanan, baik dan
mobil
tidaknya radius lengkung untuk belok kiri,
penumpang (EMP) pada simpang bersinyal
kecepatan rata-rata kendaraan yang memasuki
seperti yang terlihat dalam Tabel 1 :
persimpangan akan mempengaruhi besarnya
angka
MKJI
yang timbul oleh pejalan kaki, gangguan bagi
1997
memberikan
terlawan
pendekat
ekivalensi
arus jenuh. Tabel 1 . Nilai emp pada simpang bersinyal menurut MKJI 1997
Jenis kendaraan LV HV MC
5.
Perilaku pengemudi. Perilaku pengemudi adalah salah satu
Emp untuk pendekat Terlindung Terlawan 1,0 1,0 1,3 1,3 0,2 0,4
faktor penting yang akan mempengaruhi arus jenuh
dari
suatu
lengan
persimpangan,
terutama perilaku pengemudi kendaraan yang
Sumber : MKJI 1997
tidak disiplin berlalu lintas, seperti : Faktor-faktor yang mempengaruhi arus jenuh
a.
menurut (Susilo, 2011:624) yaitu : 1.
menempatkan
kendaraan
melebihi jalur yang ditetapkan;
Lebar jalur pendekat (approach)
b.
Arus jenuh berhubungan erat dengan
pendekat semakin besar pula arus jenuhnya. Komposisi lalu lintas
Pengemudi motor yang mengisi sela-sela kendaraan dibagian depan antrian bahkan
lebar jalur pendekat. Semakin besar lebar jalur
2.
Pengemudi
menunggu didepan garis henti; c.
Pengemudi
di
baris
depan
tidak
memperhatikan lampu lalu lintas.
Jika kendaraan yang melewati garis henti dalam keadaan jenuh/deretan kendaraan
Akibat tindakan tersebut maka akan
panjang, maka urutan kendaraan, arah belokan
mengakibatkan
terlambat
start
dan
akan
kendaraan ke kanan atau ke kiri sangat
menghalangi pergerakan lalu lintas kendaraan
mempengaruhi besarnya jumlah kendaraan
yang lain. Gangguan ini akan meningkatkan
yang lewat.
waktu hilang pada awal waktu hijau yang
3.
Kelandaian kaki persimpangan.
secara nyata akan mengurangi kapasitas dari
Arus jenuh akan berkurang untuk jalur
lengan persimpangan tersebut. Waktu hilang ini
pendekat yang mempunyai landai mendaki dan
biasanya dikenal sebagai waktu hilang karena
akan bertambah jika jalur pendekat berlandai
terlambat start.
menurun. Landai diukur dari garis henti sampai 60 meter ke belakang. Umumnya arus jenuh ±
Model
3% untuk setiap 1% landai. 4.
Model Arus Jenuh Dasar
dikembangkan
Keadaan lingkungan.
arus
jenuh
pada
dasar
yang
penelitian
ini
umum,
menggunakan metode regresi linier sederhana.
seperti keadaan permukaan jalan, gangguan
Dua model dikembangkan dalam penelitian ini,
Keadaan
lingkungan
secara
yaitu model tanpa konstanta regresi dan model Volume 3, No. 3, Agustus 2014
-4
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menggunakan konstanta regresi, Bentuk dasar
keberangkatan dari lengan yang di tinjau.
persamaan regresi untuk arus jenuh dasar
Data yang di amati sebanyak 30 siklus untuk
sebagai berikut:
setiap lebar pendekat, hal ini bertujuan untuk
a.
Y = BX + ԑ ................................(1)
meminimalisir tingkat kesalahan pengambilan
b.
Y = A + BX + ԑ ...........................(2)
data dilapangan. Simpang yang diteliti masing-
Dimana :
masing memiliki 4 (empat) lebar pendekat,
Y = Arus jenuh dasar (smp/jam)
sehingga total siklus pengamatan berjumlah 360
A = Konstanta regresi
siklus. Setiap pendekat memiliki panjang waktu
B = Koefisien regresi
siklus yang berbeda - beda. Terakhir, data
X = Lebar lengan efektif (m)
pengaturan sinyal dilakukan dengan langsung
ε
mengopservasi di lapangan.
= Residual (error term)
Data arus lalu lintas yang diperoleh dari Model pertama tanpa konstanta regresi,
rekaman video, kemudian dilakukan analisa arus
artinya secara totalitas model diregresi dengan
jenuh dasar. Regresi linear sederhana digunakan
lebar efektif lengan simpang. Sedangkan Model
untuk memodelkan arus jenuh dasar pada simpang
kedua mengakomodir nilai konstanta dan juga
yang ditinjau. Model arus jenuh dasar yang akan
lebar efektif lengan simpang.
dimodelkan kemudian dilakukan validasi terhadap arus jenuh dasar teramati dan divalidasi terhadap
METODE PENELITIAN
model empiris (seperti MKJI, 1997, Munawar
Penelitian ini dimulai dengan langkah identifikasi
masalah,
studi
literatur,
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis
2006 dan Susilo 2011). Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
data. Penelitian ini menggunakan data primer
Lokasi studi dilakukan di kota Banda
yaitu karakteristik arus lalu lintas dan kondisi
Aceh, tiga simpang bersinyal dengan variasi
geometrik. untuk pengambilan data aliran lalu
geometrik dan komposisi arus lalu lintas dipilih
lintas dilakukan pada masing-masing pendekat
sebagai objek penelitian. Simpang terpilih
simpang dengan mengacu pada jumlah sampel
tersebut
sehingga mencapai 30 siklus. Survei dilakukan
Surabaya, dan simpang Jambotape. Simpang-
pada jam puncak pagi 7.00 - 9.00 dan jam
simpang berikut diasumsikan memiliki kondisi
puncak sore 16.00 -18.00. Perekaman data
arus lalu lintas tinggi dengan lebar lengan
dilakukan disetiap lengan simpang dengan
efektif bervariasi mulai dari 4.5 m sampai 8.5
menggunakan kamera perekam (video recorder)
m. Untuk lebih jelasnya lokasi kegiatan dapat
yang
dilihat pada gambar 3, 4 dan gambar 5.
diposisikan
sehingga
5-
dapat
semaksimal
mungkin
mengopservasi
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
arus
adalah
simpang
BPKP,
simpang
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Gambar 2 . Bagan alir penelitian
Gambar 3 . Simpang BPKP
Gambar 5 . Simpang Jambo Tape
Data yang dikumpulkan dari ketiga simpang bersinyal tersebut yaitu Sp. BPKP, Sp. Surabaya dan Sp. Jambo Tape mempunyai empat lengan di setiap simpang dengan waktu siklus yang berbeda. Kemudian data rekaman video diekstrak untuk menghitung jumlah kendaraan yang melewati garis Gambar 4 . Simpang Surabaya
stop line pada arah lurus dan belok kanan saat Volume 3, No. 3, Agustus 2014
-6
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala waktu hijau efektif. untuk mendapatkan data
efektif lengan simpang yang sama di rata-
arus jenuh teramati
dengan menggunakan
ratakan untuk mendapatkan arus jenuh dasar
interval waktu 4 empat detik. Variasi jenis
terhadap pendekat tersebut. Data arus jenuh
kendaraan sepeda motor (MC), kendaraan
dasar yang akan dikalibrasi dapat dilihat pada
ringan (LV) dan kendaraan berat (HV)
Tabel 3 di bawah ini :
dikonversikan
menjadi
SMP
dengan
menggunakan EMP Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi arus lalu lintas Rekapitulasi
data
arus
jenuh
dasar
Tabel 3. Data kalibrasi arus jenuh Lebar efektif (m) 4,5 6,5 7,0 7,5 7,7 8,0 8,5
Arus jenuh lapangan (smp/jam) 2.778 3.368 3.542 3.728 4.092 4.156 4.468
lapangan untuk ketiga simpang pengamatan yaitu Sp. BPKP, Sp. Surabaya dan Sp. Jambo
Model Arus Jenuh Dasar Dua model arus jenuh dasar dibangun
Tape dapat dilihat dalam Tabel 2, berikut ini :
pada studi ini, meskipun keduanya adalah Tabel 2. Rekapitulasi data arus jenuh dasar lapangan
Nama jalan
We (m)
P. Nyak Makam T. Iskandar Prof. Ali Hasyimi Tgk. Imum lueng bata Tgk. Chik Di Tiro Tgk. Daud Beureu’eh T. Hasan Dek Mr. Mohd. Hasan T. Nyak Arief T. Hasan Dek
4,5 6,5 7,0 7,0 7,5 7,5 7,7 8,0 8,0 8,5
Arus jenuh lapangan (smp/jam) 2778 3368 3451 3634 3602 3854 4092 4400 3912 4468
model prediksi arus jenuh dasar yang tergolong model sederhana (simple model). Untuk alasan praktis, dengan model yang sederhana namun terukur
akan
semaksimal
mungkin
dapat
diaplikasikan dalam dunia praktisi. Model yang pertama adalah model tanpa konstanta regresi, artinya secara totalitas model diregresi dengan lebar efektif lengan simpang. Model kedua dengan mengakomodir nilai konstanta dan juga lebar
efektif
lengan
simpang.
Kalibrasi
parameter model prediksi arus jenuh dasar Dari 10 lebar pendekat di atas hanya 7 pendekat yang akan dikalibrasi terhadap lebar pendekat tersubut. Hal ini dikarenakan ada beberapa pendekat
yang memiliki lebar
efektif lengan simpang yang sama, seperti pendekat jalan Prof Ali Hasyimi dan jalan Tgk. Imum Lueng bata yang sama-sama memiliki lebar pendekat 7 meter. Nilai arus jenuh pada pendekat yang memiliki lebar 7-
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
simpang dilakukan dengan menggunakan data dari tiga simpang dengan total 7 lengan. Dari Tabel 3 di atas dapat dibuat model prediksi antara lebar pendekat dan arus jenuh rata-rata lapangan dengan menggunakan program spss, Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel. 4 Kalibrasi model arus jenuh Para meter
Model
Parameter Kalibrasi A
R2
Sampel
atau validasi model diperlukan. Tujuannya untuk memastikan kemampuan model arus jenuh dari
B
Model 1
Koofisi en
-
523
(So=523We)
t-value
-
49,95
Model 2
Koofisi en
773
417
t-value
2,25
(So=417We + 773)
model arus jenuh dasar, maka uji perbandingan
hasil regresi linear dengan model arus jenuh 0,99
7
0,93
7
eksisting MKJI, 1997, Munawar, 2006 dan Susilo, 2011
8,74
Sensitivitas model yang diajukan model 1 dan model 2 divalidasi dengan plotting model
Kalibrasi model memperlihatkan nilai
empiris antara
( MKJI, 1997),
model dari
Adjusted R square dan t-value yang sangat baik
Munawar, (2006) dan model susilo, (2011). Untuk
dengan asumsi tingkat kepercayaan 95% untuk
model Munawar, (2006) dapat disimpulkan bahwa
model
dengan
prediksi model menghasilkan deviasi positif yang
menggunakan nilai EMP (MKJI, 1997). Dengan
sangat besar (overestimate). Hal ini jelas terlihat
menggunakan
pada Gambar 6 di bawah ini.
yang
dikembangkan
program
SPSS,
didapat
persamaan yang tidak memiliki konstanta yaitu y = 523x dalam bentuk model So = 2
523We dengan R = 0,99 dan thitung = 49,97 > ttabel = 2,45, maka dapat disimpulkan variabel tersebut
berpengaruh
secara
signifikan,
sedangkan persamaan yang memiliki konstanta yaitu y = 773 +417x dalam bentuk model So = 2
773 + 417We dengan R = 0,93 dan thitung =8,74>ttabel = 2,57 maka dapat disimpulkan variabel tersebut juga berpengaruh secara
Gambar 6. Plotting model arus jenuh dasar
2
signifikan. Nilai R merupakan parameter yang digunakan
untuk
menentukan
kelayakan
Nilai arus jenuh dasar teramati memiliki perbedaan sangat besar dengan nilai arus jenuh
2
persamaan garis, jika hasil R mendekati 1,
yang diprediksi dengan metode MKJI, 1997.
makadapat dikatakan bahwa model tersebut
Sedangkan model yang diajukan model 1, model
memiliki kecocokan lebih baik, sebaliknya
2 dan model dari susilo (2011), masing-masing
jika semakin jauh dari nilai 1 maka kecocokan
mendekati
model kurang baik.
perbandingan keempat model (MKJI, 1997;
nilai
arus
jenuh
teramati,
uji
susilo (2011) dan model yang diajukan) saling Validasi model arus jenuh Untuk memperlihatkan tingkat sensitivitas
mendekati nilai arus jenuh dasar yang teramati sebagai referensi validasi keempat model tersebut. Volume 3, No. 3, Agustus 2014
-8
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dapat disimpulkan bahwa model arus jenuh dasar
menunjukkan RMSE 185 smp/jam (model 1),
MKJI, 1997 masih dapat digunakan, namun
130 smp/jam (model 2) sedangkan nilai RMSPE
sedikit kurang handal (reliable) memprediksi arus
2,0% (model 1), 1,9% (model 2). Teorikal, ini
jenuh dasar suatu persimpangan untuk lebar jalan
membuktikan
6,5 meter – 8,5 meter mengalami sedikit deviasi
kesalahan maksimum sebesar 2%, atau memiliki
positif (overestimate).
deviasi 130 SMP/jam dari nilai arus jenuh dasar
bahwa
model
menghasilkan
Untuk tujuan kepercayaan terhadap model
yang teramati. Hasil ini masih bisa diterima,
arus jenuh dasar yang diajukan pada penelitian ini,
karena secara statistik tingkat kesalahan dibawah
validasi model dilakukan dengan memploting arus
5% dapat diterima (acceptable).
jenuh dasar teramati dengan yang diprediksi oleh model
1
(So=523We)
dan
model
2
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
0
(So=773+417We). Sudut plotting 45 digunakan untuk
memvisualisasi
distribusi
arus
jenuh
Metode regresi linear yang digunakan sebagai
tool
pada
studi
ini,
mampu
teramati dan diprediksi. Hasil plotting dapat
memperlihatkan kemampuannya dengan baik
diperlihatkan pada Gambar 7.
dalam menganalisa variabilitas arus jenuh dasar, dengan mempertimbangkan faktor tingginya jumlah roda dua dan variasi lebar efektif lengan simpang.
Beberapa
hal
penting
dapat
disimpulkan dari penelitian ini, diantaranya 1.
Model arus jenuh dasar MKJI, 1997 masih dapat digunakan dengan catatan jika memprediksi arus jenuh pada lebar pendekat 6.5 m sampai 8.5 m sebaiknya menggunakan model yang dihasilkan
Gambar 7. Plotting validasi model arus jenuh dasar.
pada penelitian ini. Titik-titik sebaran data terdistribusi secara acak (randomly distributed) disekitar garis lurus 0
2.
Model arus jenuh dasar yang diajukan dalam penelitian ini dapat digunakan
45 , ini memperlihatkan model yang diajukan
untuk memprediksi arus jenuh dasar
memenuhi kriteria.
simpang, terutama untuk tujuan disain
Untuk membuktikan model diterima dari
dan pengoperasian simpang, dan hasil
sisi signifikansi, root mean square error (RMSE)
validasi
dan root mean square percentage error (RMSPE)
(So=523We)
digunakan sebagai tool yang dapat menjelaskan
(So=773+417We) dapat diterima dengan
keakuratan
tingkat kesalahan maksimum 2%.
9-
model.
Hasil
perhitungan
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
memperlihatkan dan
model model
1 2
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Saran Untuk tujuan kelanjutan penelitian ini,
pada simpang bersinyal. Tesis Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
perlu dilakukan pengembangan model arus jenuh banyak
dasar
dengan
variasi
mengakomodir
lebar
lengan
lebih
simpang
(geometrik) dan variasi komposisi lalu lintas. Sehingga model arus jenuh dasar akan lebih optimal dan tervalidasi. Faktor penyesuaian perlu diteliti lebih lanjut untuk impang-simpang tidak
ideal,
dikembangkan
sebelum lebih
model
lanjut
untuk
tersebut model
kapasitas, antrian dan tundaan simpang. DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, Indonesia. Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Bina Jalan Kota (BINKOT), Jakarta, Indonesia.. Arasan, V.T., dan Jagadeesh, K 1995, ‘Effect of Teterogeneity of Traffic on Delay at Signalized Intersections’, Journal of Transportation Engineering. 121(5), 397-404. Hossain, M 2001, ‘ Estimation of Saturation Flow at Signalised Intersections of Developing Cities: A microsimulation Modelling Approach’, Transportation Research Part A, 35(2), 123-141. Munawar, A 2006, Queues and Delays at Signalized Intersections, Indonesian Experience, 5th International Symposium on Highway Capacity and Quality of Service. Yokohama, Japan. Patil, R. G., R a o K . V. K , d a n Ning Xu. 2007, Saturation Flow Estimation at Signalized Intersections in Developing Countries, TRB 86th Annual Meeting (CD-ROM), Transportation Research Board, Washington, DC. Susilo, H.B., dan Solihin, Y., 2011, ‘ Modification of Saturation Flow Formula by Width of Road Approach’, Journal of Procedia Social and Behavioral Sciences, 16 (2011) 620–629. Tamin, OZ 2000, Perencanaan dan pemodelan transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Widodo, W. (1997). Perbandingan antara metode MKJI (1996) dengan program OSCADY
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 10