ANALISA TERHADAP PUISI SYAIR KARYA ABI SULMA Muflihah1
Abstrak
وهذا حيقق.إن الشعر العريبّ اجلاهليّ له دور كبري ىف نشر األدب العريب فمن مميزات اللغة العربية تقع ىف مفراداهتا الواسعة.بأن العرب قوم فصحاء .حىت ال يصعب الشاعر ألن ينتج الشعر الرائع ومناسبا بتفعيلة املريدة بالشاعر حياة كانت أم غريها،يكشف الشعر اجلاهلي عن كينونة عهد اجلاهلي وأما زهري بن أىب سلمى هو من الشعراء.كاملدح للرؤساء والتعجب إىل املرأة الذين يشتهرون باحلكمة الصائبة والنظرة البعيد حىت يكون هذا الشعر من .املعلقات كما الشعر لطرفة وقيس وغريمها
أىب سلمى،ّ الشعر العريبّ اجلاهلي: الكلمات التركيزية Di dalam bahasa Arab, sastra disebut dengan adab. Bentuk jamaknya adalah adaab. Secara leksikal, kata adab selain berarti sastra, juga berarti etika (sopan santun), tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur dan ilmu humaniora.2 Dalam bahasa Indonesia, kata adab diserap bukan dengan 1 Penulis adalah Dosen Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus 2
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pesantren Krapyak, hal. 13-14.
Arabia
Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
51
makna kata sastra, tetapi sopan santun, budi bahasa, kebudayaan, kemajuan dan atau kecerdasan.3 Terkait dengan hal di atas, jenis sastra Arab terbagi menjadi dua bagian besar; pertama, al-adab al-washfi (sastra deskriptif atau disebut juga sastra nonimajinatif atu nonfiksi), kedua: al-adab al-insya’i (sastra kreatif atau disebut juga dengan fiksi). Berkenaan dengan karya sastra yang akan dianalisa oleh penulis di bawah ini, maka syair atau puisi termasuk jenis sastra Arab yang kedua, yaitu al-adab al-insya’i.4 Analisa terhadap puisi syair karya Abi Sulma ini bertujuan untuk mengetahui keindahar dari salah satu karya sastra Arab, baik dari sisi tahsinul lafdzi maupun pada keindahan dari sisi tahsinul maknanya. Kajian ini juga diharapkan dapat memberi kontribusi keilmuan akan analisa terhadap karya sastra yang minim dianalisa dengan menggunakan 52
bahasa Indonesia. Penggunaan analisa dengan bahasa ini tentunya akan mempermudah pembaca untuk memahami karya sastra Arab dengan mudah. 1. ANALISA TERHADAP KANDUNGAN SYAIR
ثَ َانِ ْ َي َح ْوالً الَ اَبًا ل ََك يَ ْسأَ ْم
Aku bosan dengan semua beban hidup
َس ِئ ْم ُت تَكاَلِيْ َف الْ َحيَا ِة َو َم ْن يَ ِع ْش #
Siapapun yang hidup delapan puluh tahun –tanpa seorang ayah- ia akan jenuh.5 Ayah kandung Zuhair, Rabi’ah al-Muzani, ia berasal dari Kabilah Muzainah. Meninggal pada saat Zuhair masih kecil, di mana Zuhair sedang membutuhkan figur seorang ayah yang dapat menuntunnya dalam menjalani kehidupan.6 IDENTITAS PENYAIR (1) 3 Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab (Klasik dan Modern), RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 3. 4
Ibid, hal. 5.
العصر اجلاهلي وعصر صدر اإلسالم والعصر، األدب العريبّ وتارخيه، الدكتور عبد العزيز بن حممد الفيصل5 159 : ص،2041 : سنة،األموى 6
Hal:
H. Wildana Wargadinata, Sastra Arab dan Lintas Budaya, UIN Malang Press, 2008.
Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma
فَ َي ْه َر ْم، َو َم ْن تُ ْخ ِط ْئ يُ َع َّم ْر،تُ ِتْ ُه
َرأَيْ ُت الْ َم َنايَا َخ ْب َط َعشْ َوا َء َم ْن ت ُِص ْب
Aku lihat maut datang tanpa permisi, siapa yang didatangi
#
Ajalnya akan tiba, siapa yang dihindari, dia akan lanjut usia Zuhair sangat terpukul oleh kematian orang-orang terdekatnya; Ayah kandungnya, telah meninggal dunia pada saat dia masih kecil, semua anak-anaknya yang terlahir dari istri pertamanya, Ummu Aufa dan Salim, putranya yang terlahir dari istri keduanya. Zuhair hidup dalam situasi peperangan. Perang Dahis dan Ghabra’ telah memakan banyak korban, nyawa seakan-akan tidak berharga lagi. Perang yang terjadi antara Kabilah Abbas dan bani Dzubyan. Faktor peperangan ini terjadi akibat dampak dari perlombaan pacuan kuda. Beberapa orang mencoba mendamaikan dua suku tersebut, begitu juga Zuhair. Dalam pandangan mereka terdapat dua bangsawan yang dapat menyelesaikan permasalahan ini, yaitu Haram bin Sinan dan Harits bin Auf. Kedua bangsawan ini diharapkan mempu membayar tebusan lebih dari tiga ribu ekor unta. Haram bin Sinan dan Harits bin Auf bersedia membayar diyat tersebut dan akhirnya Kabilah Abbas dan Bani Dzubyan berdamai. KEMATIAN PASTI AKAN TIBA SAATNYA (2)
اب َويُ ْوطَأْ بِ َ ْن ِس ِم ٍ ض ْس ِبأَنْ َي َّ َ ُي
َو َم ْن لَ ْم يُ َصانِ ْع ِف أُ ُمو ٍر كَ ِث ْ َي ٍة
Siapa yang tidak berprilaku baik dalam berbagai urusan #
Ia akan tertancap oleh tajamnya taring dan terinjak-injak oleh telapak kaki unta HUKUM KAUSALITAS (3)
َع َل قَ ْو ِم ِه يُ ْستَ ْغ َن َع ْن ُه َويُ ْذ َم ْم
Siapa yang kaya, tapi ia pelit
#
َو َم ْن يَ ُك ذَا فَضْ لٍ فَ َي ْب َخ ْل ِبفَضْ ِل ِه
Atas kaumnya, ia tidak akan berguna dan akan dicerca Tradisi masyarakat Arab Jahili dalam hal berinteraksi yang lebih kepada lisan daripada tulisan, mendudukkan puisi sebagai karya sastra Arab yang lebih berkembang pesat daripada karya yang berbentuk prosa. Salah satu fungsi puisi pada saat itu adalah untuk mencela atupun memuji seseorang, suku maupun seorang
Arabia
Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
53
penguasa. Dengan berpuisi juga dapat menentukan tinggi rendahnya martabat atau kehormatan seseorang. Oleh karena itulah banyak dari para penguasa yang menggunakan para jasa sastrawan untuk menandingi penguasa lain dalam merespon kondisi yang mengancamnya. Para sastrawan akan memuji ataupun mencela perilaku seorang penguasa lainnya. HUKUM KAUSALITAS (4) SYSTEM PEMERINTAHAN ARAB JAHILI
يَ ِف ْر ُه َو َم ْن الَ يَتَّقِ الشَّ تْ َم يُشْ تَ ِم
َو َم ْن يَ ْج َع ْل الْ َم ْع ُر ْو َف ِم ْن ُد ْونِ ِع ْر ِض ِه
Siapa yang berbuat kebaikan dengan tulus, ia akan terpelihara # Dan siapa yang tidak takut pada cercaan ia akan dicerca
Seseorang, suku dan terutama para penguasa (bangsawan) akan 54
dipuji oleh para penyair akan kedermawanannya dan akan di caci akan kekikiran dan kesombongannya HUKUM KAUSALITAS-TERKAIT DENGAN PENGUASA (5)
اس يُظْلَ ْم َ يُ َه َّد ْم َو َم ْن الَ يَظْلِ ْم ال َّن
َو َم ْن لَ ْم يَ ُذ ُذ َع ْن َح ْو ِض ِه ب ِِسال َِح ِه
Siapa yang tidak menjaga kehormatan dan jiwanya dengan pedang# Ia akan roboh, dan siapa yang tidak menyakiti ia akan disakiti PERAN & METODE, TEKHNIK BERPERANG (6) MOTIVASI
Berperang berarti saat memperjuangkan kalah dan menang yang mana kekalahan identik dengan kematian dan kemenangan identik dengan kehidupan. Di dalam peperangan tidak dapat mundur, karena mundur berarti kalah dan turunnya nilai kehormatan dan martabat. Maju dan terus maju mempertahankan diri dan kehormatan karena apabila ia tidak menyerang ia akan diserang. KARAKTER MASYARAKAT ARAB (KEBERANIAN DAN KEPAHLAWANAN) Salah satu karakter positif yang dimiliki masyarakat Arab Jahili adalah syaja’ah, keberanian dan kepahlawanan. Situasi keadaan lingkungan hidup yang berada di tengah-tengah gurun padang Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma
pasir, kejam dan panas menuntut mereka untuk berani dalam menentang situasi ini agar mereka dapat bertahan hidup. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila kepahlawanan menjadi hal yang paling tinggi dan paling esensi dari muru’ah7.
الس َم ِء ب ُِسل َِّم َّ اب َ َوإِ ْن يَ ْر َق أَ ْس َب
Siapa yang takut dengan mati, ia akan tiba
اب الْ َم َنايَا يَ َنلْ َن ُه َ اب أَ ْس َب َ َو َم ْن َه #
Walaupun ia naik ke langit dengan tangga Bukan hal yang mengherankan apabila syair Zuhair banyak yang bercerita akan kematian. Kematian banyak menimpa ribuan korban peperangan yang terjadi dihadapannya. Selain itu, buah hati bersama istrinya yang pertama semuanya meninggal. Begitu pula Salim, salah satu anak dari istri yang ke dua juga meninggal.
. ْس َماذَا تَك ِْس ُب غَـ َدا ٌ َو َما ت َ ْدر ِْى نَف
“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.” (Luqman: 34).
. أَيْ َن َم ت َ ُك ْونُ ْوا يُ ْد ِركْ ُك ُم الْ َم ْوتُ َولَ ْو كُ ْنتُ ْم ِف بُ ُر ْو ٍج ُمشَ َّي َد ٍة
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu pada benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa`: 78). HAL YANG TIDAK MUNGKIN TERJADI, KEMATIAN TIDAK MUNGKIN DIHINDARI (7)
Tidak ada seorang pun yang dapat terhindar dari kematian, walaupun ia berupaya sekuat tenaga. Dan menghindari kematian dengan menaiki tangga merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan yang berarti bahwa kematian itu tidak dapat dihindari kedatangannya. IDENTITAS DIRI-KEMATIAN KELUARGA-Sebagaimana telah didiskripsikan di atas
َو َم ْن الَ يُ ْك ِر ْم نَف َْس ُه الَ يُ ْك َر ْم
ِ َ َو َم ْن يَغ ْت ْب يَ ْح ِس ْب َع ُد ًّوا َص ِديْ َق ُه
7
Males Sutiasumarga, Kesusastraan Arab, Asal Mula dan Perkembangannya, Zikrul Hakim, Jakarta, 2001, hal. 29-46.
Arabia
Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
55
Siapa yang buta (tidak tahu, asing), akan mengira musuh sebagai teman # Dan siapa yang tidak memuliakan dirinya, ia tidak akan dimuliakan
: َوإِذَا ال َّز َما ُن ك ََساك ُحلَّ َة ُم ْع َد ٍم فَالْ َب ْس لَ ُه ُحل ََل ال َّن َوى َوت َ َغ َّر ْب َوق ََال آ َخر: ق ََال بَ ْعضُ ُه ْم ِ َ َو َم ْن يَغ ِيب َ إ َّن الْ َغر: ْت ْب يَ ْح ِس ْب َع ُد ًّوا َص ِدي َق ُه َو َم ْن َل يُ ْك ِر ُم نَف َْس ُه َل يُ ْك َر ُم َوق ََال آ َخر ت َ َغ َّربْ ُت َع ْن أَ ْه ِل أُ َؤ ِّم ُل: ِبأَ ْر ٍض َل َع ِش َري لَ ُه كَ َبائِعِ ال ِّري ِح لَ يُ ْعطَى ِب ِه ثَ َ َنا َوق ََال آ َخر ث َ ْر َو ًة فَلَ ْم أُ ْع َط آ َم ِال َوط ََال التَّ َغ ُّر ُب ف ََم لِلْ َفتَى الْ ُم ْحتَا ِل ِف ال ِّرزْقِ ِحيلَ ٌة َو َل لِ ُح ُدو ٍد ِ ْ لَ ُق ْر ُب ال َّدا ِر ِف: َح َّد َها اللَّ ُه َم ْذ َه ُب َوق ََال آ َخر القْتَا ِر َخ ْ ٌي ِم ْن الْ َع ْي ِش الْ ُم َو َّسعِ ِف : ِيب َوق ََال آ َخ ُر ِ اغ ِ َْت ُ ِيب َوإِ ْن أَقَا َم ِب َبلْ َد ٍة يُ ْه َدى إلَ ْي ِه َخ َرا ُج َها لَ َغر َ إ َّن الْ َغر: اب َوق ََال آ َخ ُر
56
ِ ِيب يُق ِيب ِ َاس الْ َه َّم ِف أَ ْر ِض ُغ ْربَ ٍة فَ َيا َر ِّب قَ ِّر ْب َدا َر ك ُِّل َغر َ إ َّن الْ َغر: ِيب َوق ََال آ َخ ُر ٌ َغر َوإِ ْن أَلَ َّم ِب َبلْ َد ٍة كَتَ َب ْت أَنَا ِملُ ُه َع َل ال ِْحيطَانِ ف َ ََتا ُه يَ ْكتُ ُب َوالْ َغ َرا ُم يَ ُسوقُ ُه َوالشَّ ْو ُق قَائِ ُد ُه ِيب َو َس ِّل ِ يب فَ َك ْم قَ ْد ُر َّد ِمثْلُك ِم ْن َغر ِ َس ْل اللَّ َه ْالَ َما َن ِم ْن الْ َم ِغ: َإل ْالَ ْوطَانِ َوق ََال آ َخ ُر الجزء الثاىن ىف، (األدب الرشع ّية.ِيب ِ الْ َه َّم َع ْنك ِب ُح ْسنِ الظَّ ِّن َو َل ت َ ْيأَ ْس ِم ْن الْ َف َر ِج الْ َقر .)الرشيط (املكتبة الشاملة PERSAHABATAN (8) Pada umummnya, seseorang yang baru saja kenal, akan merasa
asing. Ia terkadang salah dengan praduganya. Ia akan menganggapnya sebagai teman, padahal ia adalah musuh baginya. Begitu pula sebalikya, orang yang baru saja mengenal seseorang akan menganggapnya sebagai musuh, padahal ia adalah teman baginya. Namun demikian, orang yang selalu menghargai dirinya, ia akan selalu dihormati oleh orang lain. Berpositif thinking terhadap apa yang terjadi, termasuk salah satu penghormatan seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
ِ َوإِ ْن َخالَ َها تَ ْخفَى َع َل ال َّن اس ت ُ ْعل َِم
َو َم ْه َم ت َ ُك ْن ِع ْن َد ا ْم ِر ٍء ِم ْن َخ ِل ْي َق ٍة
Seseorang memiliki karakter, tabi’at tersendiri #
Walaupun ia menyembunyikannya, pasti akan diketahui Manusia diciptakan dengan memiliki karakter tabi’at, yang bervariasi. Di dalamnya terdapat karakter baik dan buruk. Kedua Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma
karakter tidak dapat disembunyikan. Perjalanan waktu akan membuka karakter manusia yang sebenarnya yang terkandung dalam diri manusia tersebut. AKHLAK-IDENTITAS SESEORANG (9)
ِزيَا َدت ُ ُه أَ ْو نُق َْصانُ ُه ِف التَّ َكلُّ ْم
ِب ٍ َوكَائِ ْن ت َ َر ْى ِم ْن َصا ِم ٍت ل ََك ُم ْعج
Banyak orang yang kamu lihat di dalam diamnya ada yang mencengangkan # Kekurangan (kepintaran) dan kelebihannya (kebodohan) tampak dalam pembicaraan TINGKAT IQ SESEORANG-IDENTITAS DIRI DAN ORANG LAIN (10)
لِ َسا ُن الْ َفتَى نِ ْص ٌف َونِ ْص ٌف فُ َؤا ُد ُه
فَلَ ْم يَبْ َق إِالَّ ُص ْو َر ُة الَّل ْح ِم َوال َّد ِم
Lisan seseorang itu setengah, setengahnya lagi adalah hati
#
Kalau itu tidak ada, ia hanya seonggok daging dan darah Manusia akan memiliki nilai apabila perbuatan dan ucapannya terdapat kesesuaian. Begitu pula sebaliknya, kemunafikan, ketidakserasian antara ucapan dan tindakan akan membuatnya menjadi hina di hadapan manusia. TADABBUR WAL I’TIBAR (11)
السفَا ّه ِة يَ ْحل ُِم َّ َوإِ َّن الْ َفتَى بَ ْع َد
َوإِ َّن ِسفَا َه الشَّ يْ ِخ الَ ِحلْ َم بَ ْع َد ُه
Tidak ada angan-angan, mimpi bagi tua renta yang tersadar dari kebodohannya #
Bagi kaum muda masih ada mimpi, angan-angan, setelah ia tersadar dari kebodohannya I’TIBAR (12)
َولَ ِك َّن ِن ْي َع ْن ِعل ِْم َما ِف غ ٍَد َع ِم
َوأَ ْعلَ ُم ِعلْ َم الْ َي ْو ِم َو ْالَ ْم ِس قَ ْبلَ ُه
Aku mengetahui apa yang terjadi hari ini dan kemarin # Tapi aku buta atas apa yang akan terjadi besok
Arabia
Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
57
MANUSIA ITU LEMAH (13) Kutipan pada dua syair di atas menunjukkan ketidakberdayaan makhluk di depan kekarnya kekusaan sang khalik. La haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim. Tidak ada seorangpun yang mampu mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. IDENTITAS PENYAIR-AGAMA HANIEF Masyarakat Arab Jahili mayoritas menganut paham paganisme, yaitu menyembah berhala-hala
َو َما ُه َو َع ْن َها بِالْ َح ِديْ ِث الْ ُم َر َّج ِم
َو َما الْ َح ْر ُب إِالَّ َما َعلِ ْمتُ ْم َو ُذقْتُ ْم
Tidak ada dalam peperangan kecuali apa yang kamu tahu dan kamu rasakan # Peperangan hanya perkataan yang buram (adanya keraguan) DAMPAK PEPERANGAN (14) 58
ض ِم َ ْ َضيْتُ ُم ْو َها فَت َ َ َض إِذَا َ ْ َوت
َمتَى تَبْ َعثُ ْو َها تَبْ َعثُ ْو َها َذ ِميْ َم ًة
Pada saat gendang perang terjadi, ia akan dilaknat dengan cercaan
#
Perang terjadi dengan dahsyat, jika ia disulut maka ia akan menyala. ESENSITAS PEPERANGAN (15) 2. ANALISA TERHADAP KEINDAHAN BAHASA SYAIR Zuhair bin Abi Sulma memang tidak salah apabila dia dikatakan selevel dengan Umruul Qais dan Nabighah adz-Dzibyani. Pada baitbait syair ini ternyata tidak hanya kandungannya yang menyentuh sendi-sendi kehidupan dan dinding hati pembacanya, tetapi keindahan bait-bait syair inipun terletak pada pemilihan diksi yang tepat. Hal ini terbukti Zuhair bin Abi Sulma dalam penciptaannya juga bersandar pada ilmu arudh. Ilmu yang membahas tentang shahih dan tidaknya sebuah puisi.8 Pentaqthi’an yang dilakukan pada setiap bait syair akan mampu mengungkap bahr yang digunakan oleh para penyair. Terkait dengan hal ini, penulis menaqthi’ beberapa dari bait syair Zuhair bin Abi Sulma di atas sebagai sarana untuk mengetahui bahr apa yang digunakan oleh Zuhair dalam menciptakan puisinya tersebut. 8
Irfan, Al-Jami’ Lifununil Ligha Al-Arabiyah Wal Arudh, Bairut, tt, hal: 3-5.
Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma
οο ο
οοοοοοο οοοο ο
οοοοοοοοοο
οοοοοο
οο οο οοο οο
οο οο
οοο ο
Berdasar pada taqthi’an terhadap beberapa bait syair Zuhair di atas dapat diketahui bahwa bahr yang digunakan di dalam penciptaan syair tersebut adalah bahr thawil, bahr yang mimiliki wazan fa’ulun, mafa’ilun sebanyak delapan delapan kali.9 Bahr ini selalu tam, artinya tidak pernah digunakan dengan mengurangi taf’ilah atau wazan yang sudah ditentukan (majzu’). Analisa di atas juga mengisyaratkan bahwa dalam penciptaan syair di atas tidak asal dalam pembuatannya, penuh pertimbangan maximal. Hal ini disebabkan karena untuk seorang penyair dapat menyesuaikan antar lafadh syair dengan kentuan taf’ilah dalam sebuah bahar tertentu ia harus lihai dalam memilih diksi yang tetap, sehingga 9
Ibid, hal: 281.
Arabia
Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
59
nantinya tidak mengalami kesalahan pada penaqthi’annya. Ini jugalah yang mencerminkan bahwa keistimewaan bahasa Arab itu terletak pada kekayaan kosa kata yang dimilikinya. Puisi Zuhai di atas juga selevel dengan Umruul Qais. Hal ini terbukti dengan digantungkannya syair ini pada dinding ka’bah yang mana puisi-puisi yang digantung di dinding Ka’bah tersebut terkum dengan istilah mu’allaqat. Mu’allaqun adalah kata yang bermakna kalung nan indah yang menghiasi dan tergantung pada leher perempuan. Panjangnya puisi para syu’ara’ ini bergelayut di dinding Ka’bah seperti bergelayutnya kalung inidah dan cantik yang tergantung pada leher perempuan. Potongan dari mu’allaqot tentang terjadinya perang Dahis dan Ghabra’ ini juga dapat dilengkapi dengan naskah berikut:
60
فاقسمت بالبيت الذى طاف حوله رجال بنوه من قريش وجرهم عىل كل حال من سحيل ومربم ¤ ميينا لنعم الس ّيـــدان وجـدمتا تفانوا ودقوا بينهم عطر منشم ¤ تداركتام عبسا وذبيان بعدمــا مبال ومعروف من القول نسلم ¤ وقد قلتام إن ندرك السلم واسعا بعيدين فيها من عقوق ومأثـم ¤ فاصبحتام منها عىل خري موطن ومن يستبح كنـزا من املجد يعظم¤ عظيمني ىف عليا مع ّد هديتمـا “Aku bersumpah dengan Ka’bah yang ditawafi oleh anak cucu Quraisy dan Jurhum”. Aku bersumpah, bahwa kedua orang (yang telah menginfakkan uangnya untuk perdamaian itu) adalah benar-benar pemuka yang mulia, baik bagi orang yang lemah, maupun bagi orang yang perkasa”. “Sesungguhnya mereka berdua telah dapat kesempatan untuk menghentikan pertumpahan darah antara bani Absin dan Dhubyan, setelah saling berperang diantara mereka”. “Sesungguhnya mereka bedua telah berkata: “Jika mungkin perdamaian itu dapat diperoleh dengan uang banyak dan perkataan yang baik, maka kami pun juga bersedia untuk berdamai”. “Sehingga dalam hal ini kamu berdua adalah termasuk orang yang paling mulia, Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma
yang dapat menjauhkan kedua suku itu dari permusuhan dan kemusnahan”. “Kamu berdua telah berhasil mendapatkan perdamaian, walaupun kamu berdua dari kelurga yang mulia, semoga kalian berdua mendapatkan hidayah, dan barang siapa yang mengorbankan kehormatannya pasti dia akan mulia” Seperti apa yang telah diungkapkan oleh penulis, puisi mu’allaqoh Zuhair di atas hanya merupakan muqtathi;ah atau merupakan potongan syair Zuhair yang digantungkan di dinding Ka’bah tersebut. Namun demikian penulis akan melengkapi dengan muqtathi’ah puisi zuhair ini sebagaimana hasil telusuran penulis melalui internet sebagaimana berikut:
ِب َحـ ْو َمانَ ِة الـ ُّد َّرا ِج فَاملُتَثَل َِّـم اش ِم ْع َص ِـم ِ ِ َم َرا ِجيْ ُع َوشْ ٍم ِف نَ َو َوأَطْال ُؤ َها يَ ْن َهضْ َن ِم ْن ك ُِّل َم ْجث َِم فَـأليَاً َع َرف ُْت ال َّدا َر بَ ْع َد تَ َو ُّه ِـم َونُـ ْؤياً كَ ِجذ ِْم ال َح ْو ِض لَ ْم يَتَثَل َِّـم أَالَ أَنْ ِع ْم َص َباحاً أَيُّ َها ال َّربْ ُع َو ْاسل َِـم ت َ َح َّملْـ َن بِالْ َعلْ َيا ِء ِم ْن فَ ْوقِ ُج ْرث ُِـم َوكَـ ْم بِال َق َنانِ ِم ْن ُم ِح ٍّل َو ُم ْحـر ِِم ِو َرا ٍد َح َو ِاش ْي َهـا ُمشَ اكِ َه ُة الـ َّد ِم
أَ ِم ْن أُ ِّم أَ ْو َف ِد ْم َنـ ٌة لَ ْم ت َ َكل َِّـم َو َدا ٌر لَ َهـا بِال َّرقْ َمتَ ْيـنِ كَأَنَّ َهـا ِب َها ال ِع ْ ُي َواألَ ْرآ ُم َ ْي ِش َني ِخلْفَـ ًة شي َن ِح َّج ًة ِ ْ ْت ِب َها ِم ْن بَ ْع ِد ِع ُ َوقَف َِـاف ُسفْعاً ِف ُم َع َّر ِس ِم ْر َجـل َ ِ أَث فَل ََّـم َع َرف ُْت ال َّدا َر قُل ُْت لِ َربْ ِع َهـا ٍص َخلِيْ ِل َه ْل ت َ َرى ِم ْن ظَ َعائِـن ْ َّ َتَب َج َعلْـ َن ال َق َنا َن َع ْن َيِ ٍني َو َح ْزنَـ ُه ٍ َْعلَـ ْو َن ِبأَن َـاط ِعتَاقٍ وكِلَّـ ٍة السوبَانِ يَ ْعلُ ْو َن َمتْ َنـ ُه ُّ َو َو َّركْ َن ِف Arabia
Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
61
ــم َعلَيْهِـ َّن َد ُّل ال َّنـا ِع ِم املُتَ َن ِّع ِ
بَ َك ْر َن بُكُو ًرا َو ْاستَ ْح َر َن ب ُِس ْحـ َر ٍة
فَ ُهـ َّن َو َوا ِدي ال َّر ِّس كَالْ َي ِد لِلْف َِـم
ـى لِل َِّط ْي ِف َو َم ْنظَـ ٌر َو ِف ْيهـِ َّن َملْ َه ً
أَنِيْ ٌـق لِ َعيْـنِ ال َّن ِ ـاظ ِر املُتَ َو ِّس ِـم
كَأَ َّن فُتَاتَ ال ِع ْهنِ ِف ك ُِّل َم ْنـ ِز ٍل
نَـ َزلْ َن ِب ِه َح ُّب ال َف َنا لَ ْم يُ َحط َِّـم
فَـل ََّم َو َر ْد َن امل َا َء ُز ْرقاً ج َِم ُمـ ُه
اض املُتَ َخيِّ ِـم ص ال َح ِ ِ َوضَ ْعـ َن ِع ِ َّ
الس ْوبَانِ ث ُ َّم َج َز ْع َنـ ُه ظَ َه ْر َن ِم ْن ُّ فَأَق َْس ْم ُت بِالْ َب ْي ِت الذِّي ط ََاف َح ْولَ ُه السـ ِّي َدانِ ُو ِجدْتُ َـا َيِينـاً لَ ِن ْع َم َّ
السلْ َم َو ِاسعـاً َوقَ ْد قُلْتُ َم إِ ْن نُ ْدر ِِك ِّ
َع ِظي َم ْيـنِ ِف ُعلْ َيا َم َع ٍّد ُه ِديْتُ َمـا ـت ت ُ َعفِّـى ال ُكلُو ُم بِاملِئ َني فَأَ ْص َب َح ْ يُ َن ِّج ُم َهـا قَـ ْو ٌم لِقَـ ْو ٍم َغ َرا َمـ ًة فَأَ ْص َب َح يَ ْجرِي ِف ْي ِه ُم ِم ْن تِالَ ِدكُـ ْم
ِر َج ٌ ـال بَ َن ْو ُه ِم ْن قُ َريْ ٍش َو ُج ْر ُه ِـم َع َل ك ُِّل َحا ٍل ِم ْن َس ِح ْيلٍ َو ُم ْبـ َر ِم
ت َ َدا َركْتُ َـم َع ْب ًسا َو ُذبْ َيا َن بَ ْع َد َمـا
فَأَ ْص َب ْحتُ َم ِم ْن َها َع َل َخ ْ ِي َم ْو ِطـنٍ
ـي ق َِش ْي ٍب َو ُمفْـأَ ِم َع َل ك ُِّل قَ ْي ِن ٍّ
تَفَـانَ ْوا َو َدقُّوا بَيْ َن ُه ْم ِعطْ َر َم ْنشَ ِـم بِ َا ٍل َو َم ْع ُر ٍ وف ِم َن ال َق ْو ِل ن َْسل َِـم بَ ِعيـ َديْنِ ِفيْ َها ِم ْن ُعقُوقٍ َو َمأْث َِـم
َو َم ْن يَ ْستَب ِْح كَ ْنزا ً ِم َن امل َ ْج ِد يَ ْعظ ُِـم يُ َن ِّج ُم َهـا َم ْن لَيْ َس ِفيْ َها بِ ُ ْجـر ِِم َولَـ ْم يَ َهرِيقُوا بَ ْي َن ُه ْم ِم ْل َء ِم ْح َج ِـم
Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma
62
63
َ مغَـانِ ُم شَ تَّـى ِم ْن إِفَـا ٍل ُم َزن َِّـم أَالَ أَبْلِـغِ األَ ْحال ََف َع ِّنى ر َِسالَـ ًة َ و ُذبْ َيـا َن َه ْل أَق َْس ْمتُ ُم ك َُّل ُمق َْس ِـم فَـالَ ت َ ْكتُ ُم َّن الل َه َما ِف نُف ِ ُوسكُـ ْم لِ َي ْخفَـى َو َم ْه َمـا يُ ْكتَ ِم الل ُه يَ ْعل َِـم اب فَ ُي َّد َخـ ْر يُ َؤ َّخـ ْر فَ ُيوضَ ْع ِف كِتَ ٍ لِ َيـ ْو ِم ِ ـاب أَ ْو يُ َع َّج ْل فَ ُي ْنق َِـم الح َس ِ َو َما ال َحـ ْر ُب إِالَّ َما َعلِ ْمتُ ْم َو ُذقْتُـ ُم َ و َما ُهـ َو َع ْن َها بِال َح ِـد ِ يث امل ُ َر َّج ِـم َمتَـى تَ ْب َعـثُو َها ت َ ْب َعـثُو َها َذ ِم ْي َمـ ًة ضيْتُ ُمـو َها فَتَضْ ـ َر ِم َ وت َضْ ـ َر إِذَا َ َّ فَتَ ْعـ ُركُ ُك ْم َع ْر َك ال َّر َحى ِب ِثفَالِ َهـا َـح كِشَ ـافاً ث ُ َّم تُ ْنتَ ْج فَتُتْ ِئ ِـم َ وتَلْق ْ ـج لَ ُك ْم ِغل َْم َن أَشْ أَ َم كُلُّ ُهـ ْم فَتُ ْن ِت ْ كَأَ ْح َمـ ِر َعا ٍد ث ُ َّم تُ ْر ِضـ ْع فَتَف ِْط ِـم فَتُغْـلِ ْل لَ ُك ْم َما الَ ت ُ ِغ ُّـل ألَ ْهلِ َهـا قُـ َر ًى بِالْ ِعـ َراقِ ِم ْن قَ ِف ْي ٍز َو ِد ْر َه ِـم ـي َج َّر َعلَ ْيهِـ ُم لَ َع ْمـرِي لَ ِن ْع َم ال َح ِّ بِ َا الَ يُ َؤاتِ ْيهِم ُح َص ْ ُي بْ ُن ضَ ْمضَ ِـم َوكَا َن طَ َوى كَشْ حاً َع َل ُم ْستَ ِك َّنـ ٍة فَـالَ ُهـ َو أَبْـ َدا َها َولَ ْم يَتَقَـ َّد ِم َوق َ َـال َسأَق ِْض َحا َج ِتي ث ُ َّم أَت َّ ِقـي ائ ُملْ َج ِـم َ عـ ُد ِّوي ِبأَل ٍْف ِم ْن َو َر ِ َ فَشَ ـ َّد فَلَ ْم يُفْـ ِز ْع بُيُـوتاً كَ ِثيـ َر ًة َت َر ْحلَ َها أُ ُّم قَشْ َع ِـم لَ َدى َح ْيثُ أَلْق ْ لَ َدى أَ َس ٍد شَ ِاك ِ السال ِح ُمقَـذ ٍ َّف َّــم لَـ ُه لِ َبـ ٌد أَظْفَـا ُر ُه لَـ ْم ت ُ َقل ِ َجـري ٍء َمتَى يُظْلَ ْم يُ َعاق َْب ِبظُلْ ِمـ ِه Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
Arabia
سيْعـاً َوإِالَّ يُ ْب ِد بِالظُّل ِْـم يَظْلِ ِـم ِ َ َد َعـ ْوا ِظ ْمئ ُه ْم َحتَى إِذَا ت َ َّم أَ ْو َر ُدوا ِالسـال ِح َوبِالـ َّد ِم ِ غ َمـارا ً ت َ َف َّرى ب ِّ فَقَضَّ ـ ْوا َم َنايَا بَيْ َن ُه ْم ث ُ َّم أَ ْصـ َد ُروا إِلَـى كَلَـأٍ ُم ْستَـ ْوبَلٍ ُمتَ َو ِّخ ِـم لَ َع ْم ُر َك َما َج َّرتْ َعلَ ْي ِه ْم ِر َما ُح ُهـ ْم َ د َم ابْـنِ نَ ِه ْي ٍ ـك أَ ْو قَ ِت ْيـلِ املُثَل َِّـم َوالَ شَ ا َرك َْت ِف امل َ ْو ِت ِف َد ِم نَ ْوفَلٍ ـب ِم ْن َهـا َوال ابْنِ امل ُ َخـ َّز ِم َ والَ َو َه ٍ فَكُـالً أَ َرا ُه ْم أَ ْص َب ُحـوا يَ ْع ِقلُونَـ ُه ـات َما ٍل طَالِ َع ٍ َ ص ِح ْي َح ِ ات بِ َ ْخـر ِِم اس أَ ْم َر ُهـ ْم ـي َحال ٍل يَ ْع ِص ُم ال َّن َ لِ َح ِّ إِذَا طَـ َرق َْت إِ ْح َدى اللَّ َي ِال بِ ُ ْعظ َِـم كِـ َر ٍام فَالَ ذُو الضِّ غْنِ يُ ْدر ُِك تَ ْبلَـ ُه َ وال ال َجـا ِر ُم ال َج ِان َعلَ ْي ِه ْم بِ ُ ْسل َِـم ـش ـت تَكَالِيْ َف ال َحيَا ِة َو َم ْن يَ ِع ُ َس ِئ ْم ُ ثَ َانِيـ َن َحـ ْوالً ال أَبَا ل ََك يَ ْسـأَ ِم وأَ ْعل َـ ُم َما ِف الْ َي ْو ِم َواألَ ْم ِس قَ ْبلَـ ُه َ ول ِك َّن ِنـي َع ْن ِعل ِْم َما ِف غ ٍَد َع ِـم رأَيْ ُت امل َ َنايَا َخبْ َط َعشْ َوا َء َم ْن ت ُِص ْب تُ ِـتْ ُه َو َم ْن تُ ْخ ِطىء يُ َع َّمـ ْر فَ َي ْهـ َر ِم َو َم ْن لَ ْم يُ َصـانِ ْع ِف أُ ُمـو ٍر كَ ِثيـ َر ٍة ـاب َويُ ْوطَأ بِ َ ْن ِس ِـم يُضَ ـ َّر ْس ِبأَنْ َي ٍ َو َم ْن يَ ْج َعلِ امل َ ْع َ روف ِم ْن ُدونِ ِع ْر ِض ِه يَ ِفـ ْر ُه َو َم ْن ال يَتَّقِ الشَّ تْـ َم يُشْ تَ ِـم َو َم ْن يَ ُك ذَا فَضْ ـلٍ فَ َي ْب َخ ْل ِبفَضْ لِـ ِه َ ع َل قَ ْو ِم ِه يُ ْستَغْـ َن َع ْنـ ُه َويُ ْذ َم ِـم َو َم ْن يُ ْو ِف ال يُ ْذ َم ْم َو َم ْن يُ ْه َد قَلْبُـ ُه Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma
64
65
الب ال يَتَ َج ْم َج ِـم إِلَـى ُمطْ َم ِئـ ِّن ِ ِّ اب امل َ َنايَا يَ َنلْ َنـ ُه اب أَ ْسـ َب َ َو َم ْن َه َ الس َم ِء ب ُِسل َِّـم اب َّ َ وإِ ْن يَ ْر َق أَ ْسـ َب َ َو َم ْن يَ ْج َعلِ امل َ ْع ُر َ وف ِف غ َْيِ أَ ْهلِـ ِه يَكُـ ْن َح ْمـ ُد ُه ذَماً َعلَ ْي ِه َويَ ْنـ َد ِم َو َم ْن يَ ْع ِص أَطْـ َر َاف ال ُّز َجا ِج فَ ِإنَّـ ُه يُ ِطيـ ُع ال َع َو ِال ُركِّ َب ْت ك َُّل لَ ْهـذ َِم َو َم ْن لَ ْم يَ ُذ ْد َع ْن َح ْو ِض ِه ب ِِس ِ الحـ ِه اس يُظْل َِـم يُ َهـ َّد ْم َو َم ْن ال يَظْلِ ْم ال َّن َ َو َم ْن يَغ َ ِ ْت ْب يَ ْح َس ْب َع ُدوا ً َص ِديقَـ ُه َ و َم ْن لَم يُكَـ ِّر ْم نَف َْسـ ُه لَم يُكَـ َّر ِم َو َم ْه َم ت َ ُك ْن ِع ْن َد ا ْمرِئٍ َم ْن َخلِيقَـ ٍة َ وإِ ْن َخالَ َها تَ ْخفَى َع َل ال َّن ِ اس تُ ْعل َِـم ِـب َوكَا ٍء ت َ َرى ِم ْن َصا ِم ٍت ل ََك ُم ْعج ٍ ِ زيَـا َدتُ ُه أَو نَق ُْصـ ُه ِفـي التَّ َكل ُِّـم لِ َسا ُن ال َفتَى نِ ْص ٌف َونِ ْص ٌف فُـ َؤا ُد ُه فَلَ ْم يَ ْب َـق إَال ُصو َر ُة اللَّ ْح ِم َوالـ َّد ِم َوإَ َّن َسفَا َه الشَّ ـ ْي ِخ ال ِحلْ َم بَ ْعـ َد ُه السفَا َه ِة يَ ْحل ُِـم َ وإِ َّن ال َفتَـى بَ ْع َد َّ َسألْ َنـا فَأَ ْعطَيْتُـ ْم َو ُعدا ً فَ ُع ْدتُـ ُم 10 ْـث التّ ْس َآل يَ ْوماً َس ُي ْحـ َر ِم َ و َم ْن أَك َ َ
10
http://poem.afdhl.com/text-1491.html. Di down load pada tanggal 17 Juli 2013 pukul 05: 56 WIB.
Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2013
Arabia
DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz bin Muhammad al-Faishal al-Adabul Arabiyyatu wa Tarikhuhu, al-Mamlakatul Arabiyyatus Su’udiyyatu, Jami’atul Imam Muhammad bin Mas’ud al-Islamiyyah, cetakan. 1, 1405 H, hal. 8182. Males Sutiasumarga, Kesusastraan Arab, Asal Mula dan Perkembangannya, Zikrul Hakim, Jakarta, 2001, hal. 29-46. Muhammad Rajab al-Bayumi, An-Nushush al-adabiyyah, al-Mamlakatul Arabiyyatus Su’udiyyatu, Jami’atul Imam Muhammad bin Mas’ud al-Islamiyyah, cetakan. 2, 1400 H, 12-17. Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab (Klasik dan Modern), RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 3. 66
Wildana Wargadinata dan Laily Fitriani, Sastra Arab dan Lintas Budaya, UIN MalangPress, 2008, hal. 173. http://poem.afdhl.com/text-1491.html. Di down load pada tanggal 17 Juli 2013 pukul 05: 56 WIB.
Muflihah : Analisa Terhadap Puisi Syair Karya Abi Sulma