Judul buku:
“SYAIR KERINDUAN” Penulis: Gunawan Tambunsaribu Jlh. Hal: : 251 halaman
Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga… semuanya CINTA dan CITA-CITA.
tentang
Ada rasa SUKA. KEBENCIAN, SEDIH, BAHAGIA, DUKA, RESAH GELISAH, RAGA dan SUKMA, dan semua rasa yang tak kan pernah kita tahu apa dan
kenapa
bermunculan
semua di
dada
RASA kita
itu seiring
dengan detak jantung dan detak jarum jam yang berdentang.
Sinopsis …Misteri
Hidup….
“Misteri Seutas Nafas” Adakah syukur terucap dari bibirmu? Saat kau terbangun dan pagi menyapamu Adakah doa terungkap dari mulutmu? Saat nafas berhembus masih menemanimu Pagi hingga malam Terus memacu, berlari… N’tah apa yang mereka cari Namun manusia seringkali merasa bosan Salahkah jika aku harus menertawaim? Tertawa atas kebebalan hatimu Engkau yang masih bisa berbicara Bercanda dan mengecap luka Syukurilah semua yang ada padamu Karena engkau takkan pernah tahu Apa yang ada dibalik esok Dan selama mentari masih menemani pagi Engkau takkan pernah tahu Tentang misteri seutas nafas manusia... ***
2
…Kebencian….
“Muak Aku Melihat Tingkahmu” Ada saat yang aku benci dari kebersamaan ini Kau seakan-akan tak perduli Kau pun tak bisa membedakan lagi Apa arti persahabatan yang kita jalani Kau mencampur-adukkan segala waktu Kau bermain dalam segala suasana Kau tak lagi hiraukan perbedaan Semua hal adalah sama di matamu Dimana daya nalar pikirmu hai sahabatku Kau yang disebut-sebut sebagai generasi bangsa Masihkah ada waktu untuk kau belajar hidup Tatakrama tak ada lagi di jalanmu Mulutmu berkoar-koar tanpa ada arti Tingkahmu membuat orang ingin memuntahimu Masihkah ada waktu untuk merubah semua itu Agar kau sadar semua hal ada masanya Tanpa harus tergesa-gesa untuk mendapat makna akhirnya, Marilah kita bersama-sama menjunjung akhlak Karena tanpa akhlak semua akan cepat binasa Tanpa engkau meninggalkan makna Gun_Sept 03th 2008_Bekasi
***
3
…Nelangsa….
“TAK’KAN LELAH” Hanya terang lampu neon ini Menemani nafasku yang kian tersengal Teriring nelangsanya hati ‘Tuk kesekian ribu kalinya berusaha teduhkan hati Siang hingga senja telah berlalu Hingga kudapati malam yang sedang menyendiri Menyelimuti hati yang sepi Meredakan marah yang bengis tadi Tak’kan lelah malam menemaniku Hingga sejuta syair pun tak’kan lelah datang mengadu Lirik-lirik bahagia, sepi dan syahdu Membuat aku tak lelah berpacu Aku yang terlahir di tepinya malam Terpatri senyuman puas jika dia t’lah datang Menghiburku, menemaniku dan mendengarkanku Aku yang gelisah… Aku yang lelah…. Aku yang relakan pasrah… Tidur di pelukan gelapnya malam Aku…aku…aku yang takkan lelah Berkumandang di tepian malam…. *** 4
…Nafsu
birahi….
“BIRAHI SANG MALAM” Kenikmatan yang kurasakan Adalah didekap oleh sepinya malam Aku pun tertawa sendiri Walau hanya di dalam hati Aku bisa rasakan Kehangatan nafas sang malam Menciumi sekujur tubuhku Menghangatkan kedinginan suasana hatiku Membangkitkan birahi nafsuku Merangkul setiap rangkaian syair-syair hatiku Aku terlahir untuk sang malam Aku ditakdirkan hanya untuk bercinta dengan malam,, Hingga aku tak mau terpisah dari malam Karena aku selalu rindu akan pelukan sang malam,, Biarkanlah cintaku terhanyut dalam birahi sang malam,, Karena disanalah hidup matiku bersemayam… ***
5
…Kekuatan
hati….
HAL YANG TERINDAH Tiada pernah kusesali Mencintai dirimu seorang Ialah hal yang terindah Yang pernah kumiliki Mendapatkan rasa sayang Kau gadisku yang telah pergi Disini hanya ada sunyi Yang hadir saat ini Mengingatkanmu yang telah pergi Terlalu indah kenangan ini Untuk aku sesali, Karena dirimu sungguh berarti Membuatku mampu berdiri Walau kini kusendiri Biarlah senyummu selalu hadir disini Menemani tidur dan hatiku setiap pagi Terima kasih telah pernah mencintaiku.
***
6
…Doa….
“Kering dan Haus” Aku melihat tubuhku disana Berdiri lemah, lunglai dan tanpa suara Apakah kubisa hilangkan kering tanpa kedatangan hujan Apakah kubisa halau rasa haus tanpa setetes air,, Jikalau aku rumput... pasti layulah aku, Jika aku laut... pasti surutlah aku Begitulah gejolak hatiku disini Terdiam dalam kekhawatiran Hatiku haus dan jiwaku kering Hingga kusadari kembali Aku punya Tuhan yang memberiku ketenangan. ***
7
…Andai
dan Harapan….
“”ANDAI”” Rasa ini tak’kan jadi sempurna Bila kau masih merindukannya ‘Pabila kau jatuh ke pelukanku Kan kuberikan hangatnya cintaku Akankah kau sanggup miliki hatiku? Dan meninggalkannya yang masih setia menemanimu? Haruskah aku menipu pribadiku? Yang mencoba menjadi seperti dirinya? Tetapi aku selalu mencoba ‘Tuk melanjutkan perasaan ini Dan ‘kan kubuktikan bahwa aku punya cinta, Yang lebih dari yang dia berikan. ***
8
…Muak
& Amarah….
“”MUAK”” Dulu memang aku tak terlalu yakin Dan memang tak ingin Untuk mengenalmu lebih jauh Karena sifat dan tingkahmu yang terlalu angkuh Sekarang aku benar-benar muak Dan aku ingin berteriak Aku benar-benar benci Dan tak ingin melihatmu lagi Maaf teman atas kejujuranku Bukannya aku berkhianat Tapi karena aku dan dirimu Runcing dan tajam dalam ruang perbedaan Hingga kita tak bisa sejalan. *** 9
…Rasa
Angkuh….
“”ANGKUHMU”” April, 12th. 2005. 03.50 WIB
Yang ada hanya rasa muak bila kutatap matamu Semua hanya benci jika dengar suaramu Betapa bejad dan angkuhnya sifatmu Aku berharap aku bisa pergi jauh Dan ‘ku tak mau melihatmu Karena ‘ku sangat membencimu Manusia apakah dirimu? Jika maaf pun tak sanggup melembutkan hatimu Jiwa setankah yang ada dalam dirimu? Hingga tersenyum pun tak lagi bisa mengusir angkuhmu. *** Check all the poems inside this book…
10
The lyrics go on…….