ANALISA RESPONS TRANSIENT ANALISA RESPONS TRANSIENT
Respons transient : Kondisi awal
Kondisi akhir
∞
Respons steady-state : t
SISTEM ORDE PERTAMA
C(s) = 1 R(s) Ts + 1 1. INPUT : UNIT-STEP
R(s) = 1 s
r(t) = 1
C(s) =
1 .1 Ts + 1 s
C(s) = 1 − T s Ts + 1
c(t) = 1 − e
−
t
T
( t ≥ 0 ) ………..(*)
KURVA RESPONS -
Kondisi awal adalah 0 dan kondisi akhir adalah 1
-
Pada t = T, c(t) = 0,632 T = time constant sistem Time constant lebih kecil, respons sistem lebih cepat.
38
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT -
Slope pada t = 0 adalah 1/T Slope c(t) berkurang : 1/T pada t = 0
-
0 pada t = ∞
t = T : 0 – 63,2% t = 2T : 0 – 86,5% t = 3T : 0 – 95% t = 4T : 0 – 98,2% t = 5T : 0 – 99,3%
-
t=∞
steady state
2. INPUT : UNIT-RAMP
R(s) = 12 s
r(t) = t
C(s) =
1 .1 Ts + 1 s 2
2 C(s) = 12 − T + T s Ts + 1 s −t c(t) = t − T + T.e T
( t ≥ 0)
Kurva Respons
e(t) = r(t) − c(t) e(t) = T(1 − e e(∞) = T
−t
T
)
- Time constant lebih kecil ( T )
steady state error lebih kecil
3. INPUT : UNIT-IMPULSE r(t)
= S(t) → R(s) = 1
C(s) =
1 Ts + 1
39
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT –t/T
C(t) = 1 e
(t ≥ 0)
T
KURVA RESPONS →Respons turunan/derivatif suatu signal input dapat diperoleh dengan men- defferensiasi-kan respons dari sinyal input semula.
SISTEM ORDE KEDUA R(s)
E(s)
ωn2 s ( s + 2 ζ ωn )
+
C(s)
ωn
2
C(s) = R(s)
S + 2 ζ ωn S + ωn 2
2
ωn = frekuensi sudut natural undamped ζ = faktor redaman Sistem orde dua sangat tergantung pada faktor redaman (ζ). Bila 0 < ζ < 1, sistem dinamakan underdamp. Bila ζ = 1, sistem disebut critically damp, dan bila ζ > 1, sistem disebut overdamp. Untuk mengetahui respons sistem orde dua, ketiga keadaan tersebut akan dibahas untuk input yang berbentuk unit step, impuls, maupun ramp.
40
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT 1°° Input Unit Step R(s) =
1 S
Untuk sistem yang UNDERDAMP ωn
2
1
C(s) = S2 + 2 ζ ωn S + ωn2
S
1
S + 2 ζ ωn
S
S2 + 2 ζ ωn S + ωn2
C(s) = ωd = ωn
1–ζ
2
= frekuensi natural teredam (damped natural frequency) S + 2 ζ ωn
1 C(s) = S
S + 2 ζ ωn S + ζ ωn - ζ ωn +
1
S + 2 ζ ωn
2
2
2
2
2
ωd 1 – ζ2 2
= (S + ζωn) + ωd - ωn + + 2
S
2
ωd 2 1–ζ
2
2
S + 2 ζ ωn
1 =
(S + ζωn)2 + (1 - ζ2) ωd2 – (1 – ζ2) ωn2 + ωd2
S
1 – ζ2 S + 2 ζ ωn
1 =
(S + ζωn) + ωd 2
S
2
S + ζ ωn
1
ζ ωn
= (S + ζωn) + ωd 2
S
C(t) = 1 - e
–ζωn t
cos ωdt - e
(S + ζωn) + ωd
2
–ζωn t
2
sin ωdt
2
ζ 1 – ζ2
C(t) = 1 - e –ζωn t ( cos ωdt +
sin ωdt ) (t ≥ 0)
ζ 1 – ζ2
e(t)
= r(t) - c(t) = e
–ζωn t
( cos ωdt +
ζ
sin ωdt )
(t ≥ 0)
1 – ζ2
41
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT Frekuensi osilasi transient adalah ωd, dan berubah dengan faktor redaman (ζ) Sinyal error berkelakuan seperti osilasi sinusoidal yang teredam. Pada steady-state error (t = ~), error = 0 Bila ζ = 0 → c(t) = 1 – cos ωnt
(t ≥ 0) respons menjadi undamped dan
osilasi terus menerus tidak terbatas
Untuk Sistem yang CRITICALLY DAMPED ωn
2
C(s) = (S + ωn)2 S =
1-e
( 1 + ωnt )
–ωn t
(t ≥ 0)
Respons transient tidak berosilasi Untuk Sistem yang OVERDAMPED ωn
2
C(s) = ( S + ζ ωn + ωn 1 – ζ ) ( S + ζ ωn - ωn 1 – ζ ) S 2
2
1 c(t) = 1+
2
ζ – 1 (ζ +
2
e
2
ζ – 1 (ζ +
2
ζ2 – 1) ωn t
-
ζ –1)
1 2
–( ζ +
e
2
–( ζ +
ζ2 – 1) ωn t
ζ –1)
Untuk mendapatkan C(s) di atas : ωn2
C(s) =
S + 2 ζ ωn S + ωn 2
R(s)
2
ωn
2
C(s) =
(S + ζωn + ζωd) (S + ζωn - ζωd)
R(s) ωd = ωn
1–ζ
ωd = ωn
j2 (ζ2 - 1)
ωd = ωn j
ζ -1
2
2
ωn2
C(s) = R(s)
42
(S + ζωn - ωn
ζ – 1) (S + ζωn + ωn 2
2
ζ – 1)
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT ωn
e –S1t
e-S2t
2
S1
S2
c(t) = 1 +
(t ≥ 0)
2 ζ –1
-
dimana : S1 = (ζ +
ζ – 1) ωn
S2 = (ζ -
ζ2 – 1) ωn
2
Salah satu dari komponen yang dikandung c(t) akan menghilang lebih cepat dalam respons. Dengan demikian komponen eksponensial tersebut dapat diabaikan.
-
Bila –S2 diletakkan lebih dekat terhadap sumbu jω daripada –S1 (|S2| << |S1|), maka solusi pendekatan -S1 diabaikan. Pengaruh -S1 pada respons lebh kecil, karena komponen yang mengandung S1 lebih cepat menghilang. Bila salah satu komponen eksponensial hilang, respons sama dengan sistem orde pertama, dan ζωn - ωn ζ – 1 2
C(s) =
S + ζωn - ωn ζ2 – 1
R(s) C(s)
S2 = S + S2
ζωn - ωn ζ – 1 2
=
(S + ζωn - ωn ζ2 – 1) S c(t)
= 1–e
–(ζ- ζ2 – 1) ωnt
(t ≥ 0)
KURVA RESPONS ζ = 2 , ωn = 1
43
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT Kurva respons
O
ζ = 0,5 – 0,8
lebih cepat mencapai steady state daripada sistem
overdamped atau critically damped O
Sistem tanpa osilasi, sistem critically damped memiliki respons paling cepat
O
Harga ζ sama, tetapi harga ωn berbeda akan berkelakuan overshoot dan pola osilasi yang sama
DEFINISI SPESIFIKASI RESPONS TRANSIENT 1. Delay time (td) 2. Rise time (tr) 3. Peak time (tp) 4. Maximum overshoot (Mp) 5. Settling time (ts) KURVA RESPONS – UNIT STEP
44
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT Delay time (td)
: waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah dari nilai akhir pada waktu pertama kali
Rise time (tr)
: waktu yang diperlukan untuk naik dari 10 – 90%, 5 – 55%, atau 0 – 100% dari nilai akhirnya. Untuk sistem underdamped : 0 – 100% Untuk sistem overdamped : 10 – 90%
Peak time (tp)
: waktu yang diperlukan untuk mencapai peak pertama dari overshoot.
Maximum overshoot (Mp,%) : nilai puncak (peak) maksimum dari kurva respons yang diukur dari satu.
Maximum per cent overshoot = c(tp) – c(~) c(~)
Settling time
x 100%
: waktu yang diperlukan untuk mencapai dan tetap di dalam sebuah range nilai akhir yang ditetapkan oleh persentase absolut dari nilai akhir (biasanya 5% atau 2%).
•
Diinginkan respons transient :
- cukup cepat - cukup memiliki redaman
(aplikasi : osilasi tidak dapat ditoleransi) •
Respons transient yang diinginkan dari sistem orde kedua : faktor redaman : antara 0,4 dan 0,8
Mendapatkan nilai dari tr, tp, Mp, dan ts A.
RISE TIME (tr) : c(t) = 1 – e
-ζωn t
ζ
( cosωdt +
sin ωd t)
1 – ζ2 t = tr → c(tr) = 1, maka: c(tr) = 1 – e
-ζωn tr
( cosωdtr +
ζ
sin ωd tr)
1 – ζ2 karena e -ζωn tr ≠ 0 maka : cos ωd tr +
sin ωd tr = 0
ζ 2
1–ζ atau tan ωd tr = -
1 – ζ2 ζ
45
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT DEFINISI SUDUT β
:
atau tan ωd tr
= _
ωd σ
Jadi,
ω 1 π −β tan − 1 ( d ) = ω −σ ω d d
tr =
POLE-POLE KOMPLEKS :
GARIS-GARIS FAKTOR REDAMAN KONSTAN ζ = cos θ
B.
PEAK TIME (tp) : = (sin ωd tp)
dc dt t = tp
ωn
e ζωn -
tp
= 0
1-ζ
sin ωd tp = 0
46
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT ωd tp = 0, π, 2π, 3π, … ωd tp = π tp = π ωd
C.
MAXIMUM OVERSHOOT (Mp) : Mp = c(tp) – 1 = - e-ζωn(π / ωd) (cos π +
sin π)
ζ
2
1–ζ =
e-(σ / ωd)π
=
e
-(ζ/
1-ζ2 )π
Maximum Overshoot (%) = e
D.
-(σ / ωd)π
x 100%
SETTLING TIME : e ζωnt -
c(t) = 1 -
-1
2
sin (ωdt + tan
1-ζ
Kurva-kurva 1 ± ( e-ζωnt /
2
1-ζ ) ζ
(t ≥ 0)
1 - ζ2 ) :
Menutupi kurva respons transient untuk sebuah input unit-step. → Time constant (T) dari kurva-kurva tersebut adalah
47
1 ζωn
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT KURVA SETTLING TIME ts vs ζ
→ untuk 0 < ζ < 0,9 : ts = 4T = 4 = σ ts = 3T = 3 = σ →
4 ζωn 3 ζωn
(band toleransi 2%)
(band toleransi 5%)
untuk nilai ζ lebih besar, ts meningkat hampir linier; dan nilai ζmin = 0,76 ( un-tuk 2%) atau ζmin = 0,68 (untuk 5%)
o
Nilai ζ biasanya ditentukan dari syarat maksimum overshoot yang diijinkan. Sedangkan settling time (ts) ditentukan terutama oleh undamped natural frequency (ωn).
o
Hal ini berarti, durasi periode transient dapat tanpa mengubah overshoot maksimum, yaitu dengan mengatur ωn.
o
Untuk mendapatkan respons yang cepat : ωn harus besar. Untuk membatasi overshoot maksimum (Mp) dan membuat ts kecil : ζ seharusnya tidak terlalu kecil.
o
Faktor redaman di antara 0,4 dan 0,8, maka overshoot maksimum (%) untuk step respons adalah di antara 25% dan 2,5%.
48
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT Kurva Mp versus ζ :
ω2 n s(s + 2 ζ ω
n
)
Contoh : R(s)
E(s)
C(s)
+
Sistem orde ke dua memiliki harga : ζ = o,6 dan ωn = 5 rad/sec Apabila sistem diberikan input unit step, carilah rise time (tr), peak time (tp), maksimum overshoot (Mp), dan settling time (ts) ! Penyelesaian : ωd
=ω
1 − ζ2
n
= 5 1 − (0,6)2 =4 σ
= ζ . ωn = 0,6 . 5 = 3
Rise time (tr)
β = tan
-1
=
x −β ω d
ω d σ
-1
= tan (4 / 3) = 0,93 rad tr =
3,14 − 0,93 4
= 0,55 sec
49
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT Peak Time (tp) =
π 3,14 = = 0,785 sec 4 ω d
Maximum Overshoot (Mp) =
e
=
e
− (σ/ω )π d
− (3/4)x3,14
= 0,095 = 0,095 x 100% = 95 % Setting time (Ts) =
=
4 4 = = 1,33 sec (u/ kriteria 2%) σ 3 3
σ
3 = 1 sec (untuk kriteria 5%) 3
=
2° Input : unit –impulse baca halaman 239-240 3° Input : unit-ramp baca halaman 240-242
KRITERIA KESTABILAN ROUTH STABILITAS SISTEM Stabilitas suatu sistem closed-loop linier dapat ditentukan dari lokasi pole pole close loop pada bidang s. Sistem tidak stabil, apabila pole-pole tsb terletak di sebelah kanan bidang s. Sistem stabil, apabila pole-pole terletak di sebelah kiri bidang s. Contoh :
10 s(s + 2 )
R(s) +
C(s)
Sistem di atas stabil atau tidak ?? Penyelesaian :
C(s) 10/s(s + 2) = R(s) 1 + 10/s(s + 2)
10 s ( s + 2) + 10 10 = 2 s + 2 s + 10 =
50
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT pole-pole :
s1 = -1 + j3 s2 = -1 – j3
karena pole-pole terletak di sebelah kiri sumbu imajinair, maka Sistem stabil
KRITERIA STABILITAS ROUTH KRITERIA STABILITAS ROUTH Menentukan jumlah pole closed-loop yang terletak di sebelah kanan bidang s tanpa harus memfaktorkan polynomial. F(s) = 1+ G(s) H(s) n
n-i
= a0s + a1s
+ …….. +an s + an = 0
ARRAY ROUTH N
a0
a2
a4
a6
……
N-1
a1
a3
a5
a7
……..
N-2
b1
b2
b3
b4
……..
c1
c2
c3
c4
……..
s
d1
d2
d3
d4
……..
:
:
:
:
:
:
:
s
s s
N-3
s
N-4
:
:
:
2
e1
e2
1
f1
1
g1
s
s s
dimana :
a a −a a 0 3 b = 1 2 1 a 1
a a −a a 0 5 b = 1 4 2 a 1 a a −a a 0 7 b = 1 6 3 a 1 : :
51
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT b a −a b c = 1 3 1 2 1 b 1 b a −a b c = 1 5 1 3 2 b 1 b a −a b c = 1 7 1 4 3 b 1 : :
c b −b c d = 1 2 12 1 b 1 c b −b c d = 1 3 13 2 b 1 Sistem stabil bila Kolom pertama pada array Routh Semuanya bertanda positif.
Contoh : 1°
3
2
a0s + a1s + a2s + a3 = 0
Array Routh : 3
a0
a2
2
s
a1
a3
s1
a a −a a 1 2 0 3 a 1
s
0
s
a3
∴ sistem stabil bila a1a2 > a0a3 2° s4 + 2s3 + 3s2 + 4s + 5 = 0
Array Routh : s4
1
3
5
3
2
4
0
2
1
5
1
-6
0
5
s s s s
∴ sistem tidak stabil
52
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT R(s)
C(s)
K
+
s ( s 2 + s + 1 )(s + 2)
Tentukan range K agar sistem diatas stabil ! Penyelesaian : Transfer function closed-loop
C(s) K = 2 R(s) s ( s + s + 1 )(s + 2) + K persamaan karakteristik : 1+ G(s)H(s) = 0 4
3
2
s + 3s + 3s + 2s + K = 0 Array Routh : 4
1
3
K
3
3
2
0
2
7/3
K
1
-9/7K
0
K
s s s s s
agar sistem stabil : 14/9 > K > 0
ANALISIS ERROR (KESALAHAN) Selain stabil, hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai error yang terjadi apabila suatu sistem kontrol diberi input tertentu.
E(s) = R(s) – G(s).H(s) C(s) = E(s).G(s) Dari kedua persamaan diatas diperoleh : E(s) = R(s) – E(s).G(s).H(s) Atau [1+G(s).H(s)] E(s) = R(s) ∴ Kesalahan statis atau steady-state error :
E(s) =
53
R(s) 1 + G(s).H(s)
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT KLASIFIKASI SISTEM KONTROL
Transfer function open-loop G(s) H(s) secara umum dituliskan sbb :
G(s)H(s) =
K(s + Z )(s + Z )......(s + Z ) 1 2 n λ S (s + p )(s + p ).......(s + p ) 1 2 n atau
G(s)H(s) =
K(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m λ S (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p
Sistem disebut tipe 0 (nol), bila λ = 0 ; disebut tipe 1, bila λ = 1; disebut tipe 2, bila λ = 2, dst. 1° KOEFISIEN KESALAHAN STATIS
E(s) =
R(s) 1 + G(s)H(s)
Kesalahan steady-state:
e = lim e(t) ss t → ∞ sR(s) = lim s → 0 1 + G(s)H(s) Untuk input benbentuk unit step : R(s) = 1/s
s 1 e = lim ss s → 0 1 + G(s)H(s) s
=
1 1 + lim G(s)H(s) s→0
Bila didefinisikan :
lim G(s)H(s) s→0
Kp = Maka
e
ss
=
1 1 + Kp
Kp : Koefisien kesalahan posisi statis.
54
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT a° u/ sistem tipe 0 Kp =
lim G(s)H(s) s→0
K(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m = lim λ s → 0 S (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p =K ∴
1 e = e(∞) = ss 1+ K
b° Untuk sistem tipe > 0
K(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m K = lim p s→0 λ S (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p
K = lim s → 0 sλ =∞ ∴
1 e = e(∞) = ss 1+ K
= p
1 1 = =0 1+ ∞ ∞
2° Koefisien Kesalahan Kecepatan Statis
E(s) =
R(s) 1 + G(s)H(s)
Kesalahan steady-state
e
ss
= lim e(t) t→∞ = lim s.E(s) s→0 s.R(s) = lim s → 0 1 + G(s)H(s)
u/ Input berbentuk unit-ramp : R(s) =
1 s2
s 1 ess = lim . 2 s → 0 1 + G(s)H(s) s
55
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT 1 = lim s → 0 s + s.G(s)H(s) 1 = lim s → 0 s.G(s)H(s) 1 = lim s.G(s)H(s) s→0 Bila di definisikan :
K
maka :
v
= lim s.G(s)H(s) s→0
1 e = ss K v
Kv = koefisien kesalahan kecepatan statis a° u/ sistem tipe 0 Kp =
lim s.G(s)H(s) s→0
sK(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m = lim 0 s → 0 S (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p =0 ∴
1 e = e(∞ ) = = ∞ ss 0
b° u/ sistem tipe 1
sK(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m K = lim v s → 0 s(T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p =K ∴
56
1 e = e(∞) = ss K
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT u/ Input Berbentuk Unit-Parabolik :
r(t) =
t2 2
R(s) =
1 s3
e = lim s.E(s) ss s → 0
sR(s) = lim s → 0 1 + G(s)H(s) s 1 = lim . s → 0 1 + G(s)H(s) s3 s = lim s → 0 s 2 + s 2G(s)H(s) =
s lim s 2 + s 2G(s)H(s) s→0
Bila didentifikasikan :
K = lim s 2 .G(s)H(s) a s→0 maka
e
ss
=
1 K a
Ka : Koefisien kesalahan percepatan statis a° u/ sistem tipe 0
K = lim s 2 .G(s)H(s) a s→0 s 2K(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m = lim 0 s → 0 s (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p =0 ∴
1 e = e(∞ ) = = ∞ ss 0
b° u/ sistem tipe 1
K = lim s 2 .G(s)H(s) a s→0
57
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT s 2K(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m = lim 1 s → 0 s (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p =0 ∴
1 e = e(∞ ) = = ∞ ss 0
c° u/ sistem tipe 2
K = lim s 2 .G(s)H(s) a s→0
s 2K(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m = lim 2 s → 0 s (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p =K ∴
1 1 e = e(∞ ) = = ss K K a
d° c° u/ sistem tipe > 2
K = lim s 2 .G(s)H(s) a s→0
58
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT
ANALISA RESPONS TRANSIENT s 2K(T s + 1)(T s + 1)......(T s + 1) a b m = lim 3 s → 0 s (T s + 1)(T s + 1).......(T s + 1) 1 2 p =∞ 1 e = e(∞ ) = = 0 ss ∞
∴
Latihan Soal : (1)
R(s) +
1,06 s(s + 1)(s + 2)
C(s)
Hitunglah kesalahan steady-state, bila input berbentuk : a) step b) ramp c) parabolik (2)
bila input r(t) = a.t (a > 0), maka tunjukkan bahwa e(∞) dapat dibuat sama dengan 0 (nol) dengan mengubah harga KI !
59
Modul : Pengantar Sistem Kontrol Oleh : Ir. Hasanuddin Sirait, MT