JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2 Asmauddin Putra(1), Imam Rochani(2), dan Hasan Ikhwani(3) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, (2)(3)Staff Pengajar Jurusan Teknik Kelautan Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected] (1)
Abstrak— Tugas akhir ini membahas tentang proteksi katodik dengan menggunakan anoda tumbal pada pipa bawah tanah PT. Pupuk Kalimantan Timur Kaltim-2. Bahasan dalam tugas akhir ini mencakup tentang luas pipa yang diproteksi, keperluan arus proteksi, total berat anoda yang dibutuhkan, jumlah anoda yang digunakan, jarak pemasangan antar anoda, keperluan arus proteksi dalam jarak pemasangan anoda, resistansi anoda, kekuatan arus anoda, umur anoda, dan perbandingan antara kuat arus yang dibutuhkan dengan kekuatan arus anoda. Analisa yang dilakukan didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh DNV RP B401 tentang Cathodic Protection Design dan NACE RP 0169 tentang Control of External Corrosionon Underground or Submerged Metallic Piping System. Secara umum, perbandingan antara kuat arus yang dibutuhkan dengan kekuatan arus anoda menjadi tolak ukur pergantian anoda. Hasil dari perbandingan tersebut, kuat arus yang dibutuhkan untuk perlindungan proteksi katodik dalam dapat terpenuhi sehingga dilakukan pergantian anoda tumbal. Anoda tumbal awalnya menggunakan prepacked Magnesium 48 d5 diganti menggunakan GAMG-9 H-1. Kata Kunci: anoda tumbal, korosi, pipa onshore, proteksi katodik. I. PENDAHULUAN
P
erusahaan PT.Pupuk Kalimantan Timur (PKT) merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yand didirikan dengan tujuan utama melaksanakan serta mendukung kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri dan ekonomi nasional khususnya dalam pengembangan sector industri pupuk dan kimia. Perusahaan ini berlokasi di wilayah pantai kota Bontang sekitar 121 Km sebelah utara Samarinda. Perusahaan ini terletak pada areal seluas 493 Ha. PT. Pupuk Kalimantan Timur saat ini memiliki 5 pabrik yang beroperasi yaitu kaltim 1, kaltim 2, kaltim 3, POPKA, dan Kaltim 4. Sistem transportasi perusahaan menggunakan pipa bawah tanah dalam memindahkan gas alam dan air ke pabrikpabrik. Pipeline diartikan sebagai bentangan pipa fluida dengan jarak yang sangat panjang. Barang yang sering ditransportasikan adalah air, gas alam, minyak mentah, dan produk hasil pengolahan minyak bumi lainnya[1]. Pipeline
digunakan dalam berbagai macam tujuan salah satu diantaranya adalah sebagai truck line yakni mengangkut minyak dan gas dari fasilitas produksi menuju daratan[2]. Pipeline digunakan untuk beberapa tujuan dalam pengembangan sumber daya, antara lain adalah sebagai arah aliran untuk mentransfer produk dari sebuah platform untuk jalur ekspor, injeksi air atau bahan bakar kimia, dan untuk mentransfer hasil produk antar platform, dan mentransfer hasil produk sumur minyak atau gas[3] Pipeline adalah sistem yang digunakan untuk mengangkut maupun mengirim hasil-hasil produksi maupun bahan mentah ke tempat tujuan. Korosi adalah kerusakan suatu material, biasany berupa logam yang disebabkan oleh reaksi dengan lingkungannya[4]. Kerusakan pada logam oleh reaksi oksidasi yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai hasil dari aktivitas organisme hidup. Penurunan mutu suatu material akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi diartikan sebagai kerusakan atau keasuan dari material akibat terjadinya reaksi dengan lingkungan yang didukung oleh faktor-faktor tertentu[5]. Pencegahan korosi dilakukuan dengan cara coating, pemasangan proteksi katodik, dll. Sistem perlindungan pipa bawah tanah PT. Pupuk Kalimantan Timur menggunakan coating dan cathodic protection. Proteksi katodik yang digunakan adalah anoda korban (SACP) dan arus paksa (ICCP). Proteksi katodik merupakan salah satu metode pengendalian laju korosi secara termodinamika dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda. Metode ini dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga potensial antar muka logam-logam elektrolit turun menuju daerah immunnya atau sampai nilai tertentu sehingga laju korosi logam diperbolehkan[6]. Studi kasus ini mengambil permasalahan pada kaltim 2. Hasil monitoring setiap bulan yang dilakukan oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur ditemukan pipa gas bawah tanah yang kurang terproteksi dari korosi. Proteksi katodik dengan menggunakan anoda tumbal tidak bekerja secara maksimal. Perlindungan pipa yang mengalami kekurangan arus proteksi maupun kelebihan proteksi akan menyebakan kerusakan pada coating sehingga pipa akan terkorosi. Sehingga pada studi kasus ini akan dilakukan perhitungan untuk mencari arus yang dibutuhkan untuk melindungi pipa gas bawah tanah PT. Pupuk Kalimantan Timur dan arus yang dihasilkan dari anoda tumbal. Jika arus yang dihasilkan oleh anoda tumbal tidak memenuhi kebutuhan untuk perlindungan pipa, maka akan dilakukan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) pergantian anoda tumbal baru.
W0
II. URAIAN PENELITIAN A. Pengumpulan Data dan Standar Perancangan Pengumpulan data yang digunakan untuk analisa studi kasus ini yaitu menggunakan data pipa dan data anoda tumbal. Data pipa meliputi data desain pipa, data properties pipa, dan denah pipa, sedangkan data anoda tumbal meliputi data desain anoda, jenis anoda, dan gambar posisi peletekan anoda. Standar perancangan yang digunakan yaitu DNV RP B401 tentang Cathodic Protection Design dan NACE RP 0169 tentang Control of External Corrosion on Underground or Submerged Metallic Piping System. B. Luas Permukaan Pipa Anoda tumbal untuk sistem proteksi katodik dapat berbentuk lapisan di seluruh permukaan logam atau ditempel secara menyebar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan anoda tumbal[7]: 1. Kapasitas anoda untuk mengeluarkan amper-jam oleh setiap kilogram bahan. 2. Pengausan (wastage) akibat laju hilangnya logam dalam satuan volume maupun satuan massa. 3. Throwing power tentang efek proteksi sehubungan dengan jarak anoda ke logam yang dilindungi. Persamaan yang digunakan untuk menentukan arus anoda tumbal berdasarkan[8] pada bagian bab 7 tentang design tasks. Luas permukaan pipa yang dilindungi dapat didapatkan dari persamaan berikut :
A D L
(1)
Dimana : A = luas struktur pipa, m2 D = diameter pipa, m L = panjang pipa, m
I A ic
(2)
Dimana : I = arus total untuk proteksi, A A = luas struktur pipa, m2 ic = kerapatan arus dari logam, mA/m2 D. Berat total anoda Jumlah anoda dibutuhkan perlu diperhatikan. Anoda yang berlebih akan menyebabkan proteksi berlebihan, sedangkan kekurangan akan merusak coating ataupun pipa. Berat total anoda didapatkan setelah dihitung arus total untuk proteksi. Persamaan berat total anoda yaitu :
k u
(3)
Dimana: Wo = Berat total anoda, kg Ip = Arus total, A t = waktu proteksi, tahun k = kapasitas anoda, A.h/kg u = faktor ultilisasi (~ 0,8) 1 tahun = 8760 jam E. Jumlah Anoda Kebutuhan jumlah anoda dapat dihitung setelah mendapatkan berat total anoda yang dibutuhkan. Persmaan jumlah anoda yaitu :
n
W0 w
(4)
Dimana : n = jumlah anoda, buah Wo = berat total anoda selama waktu desain, kg w = berat sebuah anoda, kg F. Jarak Pemasangan Antar Anoda Jarak pemasangan antar anoda diperhitungan sehingga arus yang dihasilkan dari anoda dapat tersebar secara merata. Akibat penyebaran arus yang tidak merata akan mengakibatkan bagian yang tidak terkena arus anoda akan mengalami kerusakan terlebih dahulu dibandingkan yang lain. Persamaan jarak pemasangan antar anoda yaitu :
S
C. Keperluan Arus Proteksi Arus yang dibutuhkan pipa untuk perlindungan terhadap korosi harus diperhitungkan. Kekurangan arus dalam proses perlindungan dapat mengakibatkan kerusakan pada coating apabila menggunakannya. Sedangkan apabila tidak menggunakan korosi akan langsung menyerang pipa. Perhitungan keperluan arus proteksi dapat dilakukan setelah mendapatkan luas permukaan pipa. Persamaan keperluan arus proteksi yaitu :
I p t 8760
2
L n
(5)
Dimana : S = jarak pemasangan antar anoda, m L = panjan total pipa, m N = jumlah anoda G. Keperluan Arus Proteksi Berdasarkan Jarak Pemasangan Anoda Jarak pemasangan antar anoda telah didapatkan kemudian dapat dilakukan perhitungan keperluan arus proteksi. Keperluan arus ini berbeda dari kebutuhan arus total untuk proteksi. Persamaan keperluan arus proteksi yaitu :
I s D S ic
(6)
Dimana : Is = keperluan arus proteksi berdasarkan jarak pemasangan, A D = total diameter pipa, m S = jarak pemasangan antar anoda, m ic = kerapatan arus dari logam, mA/m2 H. Resistansi groundbed anoda Resistansi groundbed anoda ada yaitu resistansi horizontal dan vertikal. Posisi pemasangan anoda menentukan dalam pemilihan persamaan yang digunakan. Pada studi kasus ini anoda dipasang secara horizontal, maka persamaannya adalah :
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
4l Rh ln 1 2 l d
(7)
Dimana ; Rh = Resistansi anoda yang dipasang secara horizontal, Ω ρ = tahanan jenis tanah, Ω.cm l = panjang anoda, cm d = diameter anoda, cm
anoda, dan hasil perbandingan kebutuhan arus pipa dengan kapasitas arus anoda. Data yang disajikan dalam jurnal ini berupa table hasil perhitungan. Untuk mengetahui lebih Tabel 1. Hasil perhitunngan anoda Natural Gas Pipe, No.
Perhitungan
1
Luas Pipa yang diproteksi
674 m2
2
Keperluan arus proteksi (I)
1.685 A
3
Total Berat Anoda Yang diperlukan ( W )
4
(8) 5
Dimana : 6
Ia = kapasitas keluaran arus anoda, A ∆V = driving voltage, volt Rh = Resistansi anoda yang dipasang secara horizontal, Ω
7
Total Anoda ( n ) Jarak pemasangan antar anoda, S Keperluan arus proteksi untuk jarak S Anoda yang dipasang Horizontal
8
Kekuatan arus anoda Ia
J. Perhitungan Umur Anoda
9
Is ≤ I a
Kekuatan anoda untuk melindungi pipa dalam kurun waktu tertentu perlu diperhitungkan. Sehingga nantinya dapat dilakukan persiapan apabila anoda sudah habis umur penggunaannya. Persamaan umur anoda sebagai berikut :
10
Keterangan
W K u Y I p 87600
493 kg 24 buah 44 m
0.246 A
3.177 ohm 0.22 A 0.246 A ≥ 0.22 A Perlindungan pipa dengan menggunakan anoda korban tidak terlindungi dengan baik
jelasnya bias dilihat dibawah ini.
(9)
Dimana : Y = umur anoda, tahun W = kebutuhan berat anoda, kg Ip = kebutuhan arus proteksi, A K = kapasitas arus anoda, A.H/kg u = faktor ultilisasi K. Perbandingan Is dengan Ia Perbandingan arus yang dibutuhkan pipa dengan arus yang dihasilkan anoda perlu diperhitungkan. Apabila arus yang dibutuhkan pipa tidak dapat dipenuhi oleh anoda tumbal maka perlu dilakukan pergantian anoda tumbal baru. Anoda tumbal baru ini perlu dihitung ulang sehingga arus yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan arus pipa. Perbandingan kuat arus yang dibutuhkan dengan arus anoda yaitu :
Is Ia
Liquid Cond. Gas, and Fuel Gas
I. Kapasitas keluaran arus anoda Arus yang dihasilkan dari anoda tumbal harus diketahui sehingga anoda dapat melindungi pipa secara maksimal. Persamaan kapasitas keluaran arus anoda yaitu :
V Ia Rh
3
(10) III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Hasil analisa yang telah dilakukan pada studi ini didapatkan luas pipa, keperluan arus proteksi, berat total anoda, jumlah anoda, jarak antar anoda, keperluan arus berdasarkan jarak antar anoda, resistansi anoda, kapasitas arus anoda, umur
Hasil perbandingan kebutuhan arus pipa dengan kuat arus anoda yang dihasilkan didapatkan bahwa arus pipa tidak terpenuhi secara maksimal. Sehingga coating yang digunakan akan mengalami kerusakan. Dari hasil perhitungan maka perlu dilakukan pergantian anoda tumbal baru. Anoda tumbal baru ini nantinya akan menggantikan anoda tumbal yang lama sehingga kebutuhan arus proteksi pipa dapat terpenuhi. Data anoda tumbal baru didapatkan dari Galvotec Alloy inc. Anoda tumbal baru yang digunakan adalah magnesium dan aluminium. Anoda magnesium sering digunkaan untuk perlindungan logam di dalam tanah. Anoda aluminium merupakan anoda yang paling ekonomis dibandingkan anoda yang lain. Tabel 2. Data anoda magnesium
Jenis Magnesium GA-MG-5 H-1 GA-MG-9 H-1 GA-MG-12 H-1 GA-MG-17 H-1 GA-MG-32 H-1 GA-MG-50 H-1
Berat Lebar Diameter Panjang Laju konsumsi Efficiency Umur disain (kg) (mm) (mm) (mm) anoda (A jam/kg) (%) (tahun) 5.9 76 133 286 1191 50% 25 12.2 76 133 508 1191 50% 25 14.5 102 191 457 1191 50% 25 29.4 102 191 610 1191 50% 25 30.8 127 216 711 1191 50% 25 45.4 178 254 610 1191 50% 25
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Jenis Aluminium GA-A-1-29H GA-A-1-23H GA-A-2-15H GA-A-2-10H GA-A-1-12H GA-A-1-20H GA-A-2-32H
4
Tabel 6. Hasil perhitungan total berat anoda Tabel 3. Data anoda aluminium Berat Lebar Tinggi Panjang Laju konsumsi Efficiency Umur disain Jenis anoda korban Total berat anoda (kg) (kg) (mm) (mm) (mm) anoda (A jam/kg) (%) (tahun) 13.2 127 64 619 2535 85% 20 GA-MG-5 H-1 620 10.4 127 49 610 2535 85% 20 GA-MG-9 H-1 620 7 127 35 546 2535 85% 20 GA-MG-12 H-1 620 4.5 165 32 356 2535 85% 20 GA-MG-17 H-1 620 5.4 57 114 356 2535 85% 20 GA-MG-32 H-1 620 9.1 57 114 610 2535 85% 20 14.5 51 254 508 2535 85% 20 GA-MG-50 H-1 620
Data pada tabel 2 dan tabel 3 akan dilakukan perhitungan hingga mendapatkan hasil kebutuhan arus pipa dan kuat arus yang dihasilkan anoda. Hasil perhitungan dibentuk kedalam tabel. Tabel tersebut nantinya akan membandingkan antar hasil Perhitungan magnesium dan aluminium. Tabel 4. Hasil perhitungan total luas pipa Jenis anoda korban
GA-A-1-29H
233
GA-A-1-23H
233
GA-A-2-15H
233
GA-A-2-10H
233
GA-A-1-12H
233
GA-A-1-20H
233
GA-A-2-32H
233
Luas pipa (m2)
Tabel 7. Hasil perhitungan jumlah anoda GA-MG-5 H-1
674
GA-MG-9 H-1
674
GA-MG-12 H-1
674
GA-MG-17 H-1
674
GA-MG-32 H-1
674
GA-MG-50 H-1
674
GA-A-1-29H
674
GA-A-1-23H
674
GA-A-2-15H
674
GA-A-2-10H
674
GA-A-1-12H
674
GA-A-1-20H
674
GA-A-2-32H
674
Tabel 5. Hasil perhitungan arus proteksi Jenis anoda korban
Arus proteksi (A)
GA-MG-5 H-1
1.685
GA-MG-9 H-1
1.685
GA-MG-12 H-1
1.685
GA-MG-17 H-1
1.685
GA-MG-32 H-1
Jenis anoda korban
Total anoda (buah)
GA-MG-5 H-1
105
GA-MG-9 H-1
51
GA-MG-12 H-1
43
GA-MG-17 H-1
21
GA-MG-32 H-1
20
GA-MG-50 H-1
14
GA-A-1-29H
18
GA-A-1-23H
22
GA-A-2-15H
33
GA-A-2-10H
52
GA-A-1-12H
43
GA-A-1-20H
26
GA-A-2-32H
16
Tabel 8. Hasil perhitungan jarak pemasangan antar anoda (a) Jenis anoda korban
Jarak anoda (m)
GA-MG-5 H-1
10
1.685
GA-MG-9 H-1
20
GA-MG-50 H-1
1.685
GA-MG-12 H-1
24
GA-A-1-29H
1.685
GA-MG-17 H-1
49
GA-A-1-23H
1.685
GA-MG-32 H-1
52
GA-A-2-15H
1.685
GA-MG-50 H-1
76
GA-A-2-10H
1.685
GA-A-1-29H
59
GA-A-1-12H
1.685
GA-A-1-23H
46
GA-A-1-20H
1.685
GA-A-2-15H
31
GA-A-2-32H
1.685
GA-A-2-10H
20
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Tabel 8. Hasil perhitungan jarak pemasangan antar anoda (b)
5
Tabel 11. Hasil perhitungan kuat arus anoda yang dihasilkan Jenis anoda korban
Keluaran arus anoda (A)
Jenis anoda korban
Luas pipa (m2) GA-MG-5 H-1
0.109
GA-A-1-12H
24
GA-MG-9 H-1
0.129
GA-A-1-20H
41
GA-MG-12 H-1
0.160
GA-A-2-32H
65
GA-MG-17 H-1
0.173
GA-MG-32 H-1
0.198
GA-MG-50 H-1
0.212
GA-A-1-29H
0.138
GA-A-1-23H
0.137
GA-A-2-15H
0.130
GA-A-2-10H
0.135
GA-A-1-12H
0.071
GA-A-1-20H
0.097
GA-A-2-32H
0.083
Tabel 9. Hasil perhitungan keperluan arus proteksi antar jarak anoda Jenis anoda korban
Arus proteksi untuk S (A)
GA-MG-5 H-1
0.055
GA-MG-9 H-1
0.114
GA-MG-12 H-1
0.135
GA-MG-17 H-1
0.275
GA-MG-32 H-1
0.288
GA-MG-50 H-1
0.424
GA-A-1-29H
0.328
GA-A-1-23H
0.258
GA-A-2-15H
0.174
GA-A-2-10H GA-A-1-12H
Tabel 12. Hasil perbandingan arus yang dibutuhkan untuk jarak antar anoda dengan arus anoda yang dikeluarkan Jenis anoda korban
Arus proteksi untuk S (A)
Keluara n arus anoda (A)
Perbandingan Is ≤ Ia
0.112
GA-MG-5 H-1
0.055
0.109
ok
0.134
GA-MG-9 H-1
0.114
0.129
ok
GA-A-1-20H
0.226
GA-MG-12 H-1
0.135
0.160
ok
GA-A-2-32H
0.360
GA-MG-17 H-1
0.275
0.173
tidak ok
GA-MG-32 H-1
0.288
0.198
tidak ok
GA-MG-50 H-1
0.424
0.212
tidak ok
GA-A-1-29H
0.328
0.138
tidak ok
GA-A-1-23H
0.258
0.137
tidak ok
Tabel 10. Hasil perhitungan resistansi anoda yang dipasang horizontal Jenis anoda korban
Resistansi anoda (Ω)
GA-A-2-15H
0.174
0.130
tidak ok
GA-MG-5 H-1
6.414
GA-A-2-10H
0.112
0.135
ok
GA-MG-9 H-1
5.412
GA-A-1-12H
0.134
0.071
tidak ok
GA-MG-12 H-1
4.386
GA-A-1-20H
0.226
0.097
tidak ok
GA-MG-17 H-1
4.040
GA-A-2-32H
0.360
0.083
tidak ok
GA-MG-32 H-1
3.533
GA-MG-50 H-1
3.295
GA-A-1-29H
5.068
GA-A-1-23H
5.105
GA-A-2-15H
5.380
GA-A-2-10H
5.167
GA-A-1-12H
9.922
GA-A-1-20H
7.196
GA-A-2-32H
8.416
Hasil perhitungan pada tabel 12 ditemukan 4 anoda tumbal baru yang bisa digunakan. Anoda tumbal pengganti yang dapat digunakan sebagai berikut : 1. GA-MG-5 H-1 2. GA-MG-9 H-1 3. GA-MG-12 H-1 4. GA-A-2-10H Pemilihan anoda berikutnya berdasarkan faktor ekonomis. Faktor ekonomis perlu diperhatikan sehingga dapat ditentukan anoda mana yang memiliki harga paling murah sehingga
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) mampu menekan harga pemasangan. Data harga yang digunakan berdasarkan[9] sebagai berikut :
Tabel 13. Harga anoda tiap kg Bahan Anoda
Harga Anoda
Magnesium
Rp. 90.000,-
Aluminium
Rp. 55.000,-
VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Liu, H. 2003. Pipeline Engineering. Lewis Publisher. Boca Raton London New York Washington, D.C. [2] Mouselli, A. 1981. Offshore Pipeline Design, Analysis and Method. Peanwell. Oklahoma. [3] Bai, Y. 2011. Pipeline and riser. Elsevier. USA.
Tabel 14. Total harga anoda Berat
Total Anoda
Anoda
(buah)
GA-MG-5 H-1
5.9
105
55.755.000
GA-MG-9 H-1
12.2
51
55.998.000
GA-MG-12 H-1
14.5
43
56.115.000
GA-A-2-10H
4.5
52
12.870.000
Jenis Anoda
6
Rp.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan dari analisa proteksi katodik dengan menggunakan anoda tumbal pada pipa gas bawah tanah PT. Pupuk Kalimantan Timur dari stasiun compressor gas ke kaltim 2 adalah untuk mengetahui besarnya keperluan arus proteksi pipa bawah tanah kaltim 2, untuk mengetahui besarnya kapasitas arus keluaran anoda, dan untuk mengetahui perlunya dilakukan pergantian anoda korban berdasarkan DNV RP B401 dan NACE RP 0169. Hasil dari perhitungan ditemukan keperluan arus proteksi pada pipa bawah tanah kaltim 2 sebesar 0.246 A. Kuat arus yang dihasilkan dari anoda prepacked magnesium 48 d5 yang digunakan pada kaltim 2 sebesar 0.22 A. Perbandingan dari kebutuhan arus dan arus yang dihasilkan anoda maka perlu dilakukan pergantian anoda tumbal yang baru. Sehingga dari hasil perhitungan ulang menggunakan 13 anoda tumbal baru, hanya didapatkan 4 buah anoda yang bisa digunakan pada kaltim 2. Dari ke empat anoda ini, dipilih GA-MG-9 H-1 sebagai anoda pengganti. GA-MG-9 H-1 dihasilkan kebutuhan arus 0.114 A dan arus yang dapat dihasilkan 0.129 A. Biaya menggunakan GA-MG-9 H-1 sebesar Rp. 55.998.000,- dengan disain umur 25 tahun. Untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan pergantian anoda dengan menggunakan arus paksa (ICCP). Dapat juga dilakukan dengan menggunakan anoda tumbal (SACP) dan arus paksa (ICCP) sehingga dapat dihasilkan hasil yang lebih baik.
V. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Imam Rochani dan Bapak Hasan Ikhwani selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan membantu dalam pengerjaan studi ini. Serta tidak lepas dari bantuan serta dorongan moral maupun material dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
[4] NACE Standard RP 0169. 2002. Control of External Corrosion on Underground or Submerged Metallic Piping Systems. Houston. TX: NACE. [5] Supomo, H. 1995. Korosi Volume : 1. Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [6] Utami, I. 2009. Proteksi Katodik Dengan Anoda Tumbal Sebagai Pengendali Laju Korosi Baja Dalam Lingkungan Aqueous. Tugas Akhir. UPN “Veteran” Jawa Timur. [7] Iswahyudi. 2008. Desain Sistem Proteksi Katodik Anoda Korban Pada Jaringan Pipa Pertamina UPMS V. Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [8] Det Norske Veritas. 1993. DNV RP B401, Cathodic Protection Design. Norway. [9] Caesario, A. P. 2011. Analisa Teknis dan Ekonomis Sistem Proteksi Katodik Sacrificial Anode Dengan Metode Mapping Sector Pada Onshore Pipelines Legundi Wilayah Sbu II Jabati. Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.