JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
ANALISA PENGARUH PRAKTIK KINERJA ORGANISASI DAN SDM TERHADAP KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS ANGGOTA DPRD KABUPATEN BENGKULU TENGAH Septi Rindawati Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bengkulu
Abstract The focus of this study is about the influence of HR practices and performance against the convenience of DPRD Central Bengkulu. With the formulation of research problem is how to effect partial or simultaneous delivery of HR practices and performance against the convenience of DPRD Central Bengkulu. This study uses the analysis method of quantitative analysis, the discussion through the SPSS statistical program that is intended to find out how far the relationship between the independent variables with the dependent variable. Meanwhile, to predict how far the influence between two or more variables, the authors use regression analysis method. The analysis revealed a significant effect between the variables of performance and HR practices for the convenience of the members of DPRD Central Bengkulu with the probability through ANOVA test and t test with significance level value in accordance with the provisions of the statistics. The data collection techniques in the study by observation, book study and questionnaire. is the sampling technique used is the total population is 24 persons except researchers. Keywords: Performance Practice, HR, Smooth Implementation Task PENDAHULUAN DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sebagai salah satu perangkat Pemerintahan Kabupaten yang melaksanakan fungsinya sebagai alat pelaksana cita-cita demokrasi di Kabupaten. Agar anggota dewan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan produktif serta memuaskan maka kinerja pegawai perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan kinerja dan kelancaran pelaksanaan tugas anggota dewan, maka harus didukung dengan upaya pengembangan anggota dewan melalui bentuk pengembangan sumber daya manusia. DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah masih sering disoroti berkaitan dengan fungsi dan kedudukannya dalam penyelenggaraan pemerintahan di Daerah. Pada orde Baru, anggota DPR dan juga anggota DPRD sering dianggap sebagai kendaraan politik untuk melanggengkan kekuasaan rejim daripada mewakili rakyat dalam pembuatan kebijakan maupun melaksanakan fungsi kontrol. Dengan demikian masalah kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam era reformasi pembangunan sekarang ini, khususnya di Kabupaten Bengkulu Tengah, perlu mendapat perhatian yang serius. Jika kita perhatikan pada saat sekarang ini, dimana para anggota Dewan pada umumnya sudah mulai menunjukan penurunan dalam tingkat kinerja.
101
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Untuk mengatasi hal ini dipandang perlu diadakan suatu langkah dan upaya yang dapat meningkatkan kinerja anggota dewan guna kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, karena dengan kinerja yang baik dan tinggi akan dapat melancarkan pelaksanaan tugas dan menciptakan kerja yang baik dan tinggi pula, demikian pula sebaliknya. Untuk menghasilkan dan menciptakan kerja yang memuaskan dalam upaya meningkatkan kinerja anggota dewan, maka harus didukung oleh suatu faktor tertentu. Faktor yang memungkinkan dapat mendukung hal tersebut salah satunya adalah pengembangan SDM pada organisasi atau Instansi yang bersangkutan yang diperuntukan bagi anggota dewan. Dengan adanya pengembangan SDM, maka akan dapat diharapkan terciptanya kinerja yang baik, sebagaimana dikemukakan bahwa “Sumberdaya-sumberdaya yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis, sehingga akan dapat menciptakan kinerja dan kelancaran kerja yang cukup tinggi. Melalui berbagai perbaikan cara kerja, kemampuan kerja, keterampilan kerja serta kualitas kerja, maka akan dapat diperoleh kinerja yang lebih baik. Cara kerja, kemampuan kerja, keterampilan serta kualitas kerja akan dapat dicapai melalui salah satu faktor, yaitu pengembangan SDM”. (Muchdarsyah Sinungan, 1995:1). Dari pernyataan ini jelaslah bahwa dengan dilakukan pengembangan SDM dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian, kemampuan dan keterampilan kerja. Jadi melalui pengembangan SDM dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian, kemampuan dan keterampilan kerja. Jadi melalui pengembangan SDMyang baik dan terus-menerus, diharapkan akan dapat dicapai hasil kerja yang efektif dan pada akhirnya akan tercipta kinerja yang lebih baik, efektif dan efisien. Melalui pengembangan SDM, akan dapat menciptakan sikap mental, tingkah laku yang lebih optimis. Dalam proses pembangunan nasional yang sedang dilancarkan ini tidak hanya diperlukan modal, teknologi dan keahlian dibidang sosial dan ekonomi yang memadai, tetapi perlu ditunjang dengan kemampuan sumber daya manusianya dan manajemen oleh para pelaksananya. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa kerja yang malas-malasan akan menghambat kemajuan. Sebaliknya kerja yang efektif dan efisien akan dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran kerja, baik secara individu maupun secara organisasi. Kinerja anggota dewan masih sering disoroti berkaitan dengan fungsi dan kedudukannya dalam penyelenggaraan pemerintahan di Daerah, dimana proses pembentukan perda kurang optimalisasi. Hal itu disebabkan ada empat hambatan yang menjadi alasan besar bagi DPRD dalam melaksanakan fungsi legislasi semua berasal dari faktor internal. Dengan adanya pemanfaatan waktu kerja kurang begitu diperhatikan pada hal waktu kerja adalah merupakan upaya paling mendasar dapat dicapainya kinerja yang lebih baik. Akan tetapi kadang kala hal ini banyak diabaikan, bahkan secara sengaja dilanggar. Sikap mental yang seperti ini tidak akan menimbulkan suasana kerja yang optimis, apalagi diharapkan untuk dapat menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif di semua perangkat kerja yang ada. Berkaitan dengan masalah ini, maka untuk menciptakan kinerja Anggota Dewan yang lebih baik dan lebih efektif serta lebih produktif, mutlak dituntut suatu upaya yaitu melalui pengembangan SDM para pegawai didalamnya. Ditegaskan dalam Jurnal IlmuIlmu Sosial edisi 3 bahwa “Pengembangan SDM adalah usaha yang dilakukan mempersiapkan seseorang menjadi manusia seutuhnya, mampu berpikir logis dan rasional serta mampu melaksanakan fungsinya sebagai makhluk Tuhan, insan ekonomis, insan sosial, warga negara dan anggota masyarakat. Pengembangan SDM adalah proses peningkatan kualitas manusia dan mentransformasikan manusia menjadi angkatan kerja produktif”. (PAU-IS-UI, 1992 : 25).
102
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Jadi jelaslah bahwa untuk meningkatkan kinerja Anggota Dewan untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsinya, maka mutlak diperlukan adanya pengembangan sumber daya manusia. Karena dengan pengembangan SDM dilakukan secara terus menerus dan efektif, maka akan dapat menciptakan kinerja kerja yang lebih baik. Keberadaan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sebagai perwujudan dari sila keempat dari Pancasila, maka kedudukannya adalah sebagai salah satu perangkat Pemerintahan Daerah yang melaksanakan fungsinya sebagai alat pelaksana cita-cita demokrasi di Daerah. Berdasarkan pengamatan bahwa tingkat pendidikan para Anggota Dewan hanya sebagian saja yang berpendidikan sarjana. Dari gambaran tersebut berdasarkan pengamatan peneliti, terlihat bahwa para Anggota Dewan dapat dikatakan bahwa tingkat kinerjanya yang belum dapat dikatakan baik didalam menjalankan tugas pekerjaan rutin sehari-hari belum dapat diselesaikan sesuai dengan program yang ada. Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka yang ingin dibahas dan diteliti dalam penelitian ini adalah masalah yang berjudul “Analisis Pengaruh Praktik Kinerja dan SDMTerhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah”. Pengertian Praktik Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi kemampuan kerja (Artoyo, 1986:14). Kinerja individu tergantung pada faktor-faktor seperti faktor internal terdiri dari pengalaman, keahlian, kemampuan, dan kemauan. Faktor eksternal terdiri dari : fasilitas kerja, kondisi kerja (Abdul Hamid Mursi, 1996:76). Mangkunegara (2005:67) mengemukakan pengertian kinerja (job performance) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Dengan kemampuan kinerja perorangan dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Kinerja = Kemampuan + Motivasi Kemampuan merupakan representasi dari kemampuan potensi dan kemampuan realiti. Sedangkan motivasi terbentuk dari sikap seseorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Pengertian Sumber Daya Manusia Soekidjo. N, menegaskan bahwa “pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Yang lebih penting diantara kedua sumber daya tersebut adalah sumber daya manusia’. (Soekidjo Notoatmodjo, 1998:1). Pengertian Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler (1994) dalam Tjiptono (2004:147), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Sedangkan menurut Irawan (2002:3), kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa.
103
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Pengertian Kelancaran Pelaksanaan Tugas “Kelancaran adalah segala kegiatan yang dapat dilaksanakan tanpa mengalami hambatan” (Sondang, 1997:92). Kemudian kelancaran dapat pula diartikan “segala sesuatu yang dilaksanakan tidak menemukan hambatan atau tantangan” (Soebroto,1985;5). Kerangka Pikir Berdasarkan pendapat di atas bahwa Praktik Kinerja Dan SDM mempunyai pengaruh terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah. Adapun kerangka pikir dalam bentuk hubungan antara variabel pengaruh (X1) dan (X2) dengan variabel terpengaruh (Y) sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengajuan Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka hipotesa di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. terdapat pengaruh positif antara praktik kinerja terhadap kelancaran pelaksanaan tugas anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah. 2. terdapat pengaruh positif antara SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah. 3. terdapat pengaruh positif antara parktik kinerja dan SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil analisis data yang yang telah dilaksanakan di lapangan sesudah diolah melalui perangkat lunak SPSS 15 di dapat analisis tanggapan responden terhadap variabelvariabel diuraikan sebagai berikut : 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Praktik Kinerja Untuk mengukur apa yang harus diukur maka digunakan hasil uji validitas terhadap semua variabel yang menjadi ukuran dalam penelitian ini. Hasil uji validitas variabel X1 (praktik kinerja) dapat dilihat hasil perhitungan validitas dijelaskan sebagai berikut : Uji Validitas Variabel Praktik Kinerja (X1) Dari hasil perhitungan untuk variabel X1 yang diperoleh tersebut dapat disusun hasil validitas seperti terlihat tabel berikut ini :
104
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Praktik Kinerja (X1)
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tampilan tabel di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang diuji dengan rumus validitas dinyatakan valid karena hasil nilai r hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,404 untuk N = 24 . Dan untuk variabel yang dinyatakan valid tersebut ditandai dengan (*) dan sangat valid tanda dua bintang (**) yang artinya variabel tersebut memiliki nilai yang dinyatakan valid "sangat tinggi". Pada Tabel diatas dinyatakan sangat valid (**). Artinya data dan instrumen dalam penelitian ini dapat dilanjutkan. Uji Reliabilitas Variabel SDM Untuk pengujian skala pengukuran dilakukan dengan pendekatan Cronbach’s Alpha hasil analisis tersebut digambarkan dalam tabel reliabilitas di bawah ini : Tabel 2. Uji Reliability Statistics Variabel Kompetensi Cronbach's Alpha N of Items .799 8 Item-Total Statistics Correcte Scale Scale d Item- Cronbach Mean if Variance Total 's Alpha Item if Item Correlati if Item Deleted Deleted on Deleted X1_1 49.88 118.201 .860 .777 X1_2 50.17 115.884 .882 .771 X1_3 50.33 122.145 .526 .791 X1_4 50.29 111.781 .875 .761 X1_5 50.04 114.998 .854 .769 X1_6 50.33 114.667 .837 .769 X1_7 50.50 109.391 .888 .755 Total 27.04 33.346 1.000 .930 _X1
105
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Hasil analisis dengan pendekatan perangkat lunak SPSS 15 didapat Cronbach’s = 0,404 lebih besar dari angka yang dianjurkan yaitu alpha 0,600 dan r tabel = 0,404. ini menunjukan skala pengukuran dinyatakan rebialitasnya secara nyata validitas. Artinya data dan instrumen dalam penelitian ini dapat dilanjutkan. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel SDM Untuk mengukur apa yang harus diukur maka digunakan hasil uji validitas terhadap semua variabel yang menjadi ukuran dalam penelitian ini. Hasil uji validitas variabel SDM (X2) dapat dilihat hasil perhitungan validitas dijelaskan sebagai berikut: 1. Uji Validitas Variabel SDM (X2) Dari hasil perhitungan untuk variabel X2 yang diperoleh tersebut dapat disusun hasil validitas seperti terlihat tabel berikut ini : Tabel 3. Validitas SDM
2. Uji Reliabilitas Variabel Kelancaran pelaksanaan tugas Untuk pengujian skala pengukuran dilakukan dengan pendekatan Cronbach’s Alpha hasil analisis tersebut digambarkan dalam tabel reliabilitas di bawah ini :
106
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Tabel 4. Uji Reliabilitas Variabel Kelancaran Pelaksanaan Tugas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Total_ Y
N of Items .786 9 Item-Total Statistics Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted 59.54 117.216 .838 .760 59.83 116.319 .860 .757 60.00 123.304 .410 .780 59.88 113.940 .785 .753 59.63 118.505 .733 .764 60.04 114.389 .820 .753 59.92 114.514 .743 .755 59.92 116.080 .824 .757 31.92
33.123
1.000
.908
Hasil analisis dengan pendekatan perangkat lunak SPSS 15 didapat Cronbach’s = 0,786 lebih besar dari angka yang dianjurkan yaitu alpha 0,600 dan r tabel = 0,404. ini menunjukan skala pengukuran dinyatakan rebialitasnya secara nyata validitas. Artinya data dan instrumen dalam penelitian ini dapat dilanjutkan. 3. Analisis Uji Korelasi praktik kinerja dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Hasil korelasi praktik kinerja dan SDM terhadap kelancaran Pelaksanaan Tugas selengkapnya dijelaskan dalam gambar berikut ini. Tabel 5. Uji Korelasi X1 dan X2 Terhadap Y Total_X1 Spearman's rho
Total_X1
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_X2
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_Y
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Total_X2
Total_Y
1.000
.813(**)
.928(**)
.
.000
.000
24
24
24
.813(**)
1.000
.909(**)
.000
.
.000
24
24
24
.928(**)
.909(**)
1.000
.000
.000
.
24
24
24
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tampilan tabel di atas menunjukan hasil analisis dengan mengunakan rank spearman’s rho didapat hubungan Praktik Kinerja dan SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pada DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah secara nyata ada hubungan yang erat. Untuk nilai Praktik kinerja terhadap kelancaran pelaksanaan tugas 0.928** dan SDM dengan nilai 0.813**. Hasil korelasi ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut ada hubungan yang kuat dan nyata terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pegawai.
107
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Analisis Parsial Pengaruh Praktik Kinerja dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas. 1. Uji Variabel praktik kinerja terhadap Kelancaran pelaksanaan tugas Untuk mengetahui persentase pengaruh secara parsial antara praktik kinerja (X1) terhadap SDM (Y) Di Lingkungan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah, maka akan di lakukan dengan uji R2 (R-Square) dengan model summari, Singgih (2003:199). Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak program komputer statistik SP'SS 15.00 for windows. Hasil analisis nilai diskriman sebagaimana ditampilkan pada gambar berikut ini. Tabel 6. Uji Variabel Praktik Kinerja Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
.934(a) .873 a Predictors: (Constant), Total_X1 b Dependent Variable: Total_Y
DurbinWatson
Std. Error of the Estimate
.867
1.913
2.100
Tampilan tabel di atas menunjukan pengaruh praktik kinerja terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dari hasil analisis koefisien determinasi nilai yang diperoleh adalah R = 0,934 dengan nilai R2 sebesar 0,873, jika dipersentaseqkan sebesar 87,3 % dan dibulatkan menjadi 87%. Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas (berpengaruh cukup kuat terhadap kelancaran pelaksanaan tugas) menjelaskan bahwa pengaruh variabel bebas telah mempengaruhi variabel terikat (cukup kuat) sebesar 87 %. Nilai koefisien determinasi ini juga menunjukan besarnya sumbangan variabel praktik kinerja terhadap variabel kelancaran pelaksanaan tugas. Selebihnya sebesar 13 % dipengaruhi variabel-variabel lainnya yang belum terlibat dalam penelitian ini. Hubungan yang dalam kategori baik ini adalah hubungan yang positif antara praktik kinerja terhadap kelancaran pelaksanaan tugas. Untuk itu semakin ditingkat praktik kinerja yang lebih baik semakin lancar pelaksanaan tugas anggota dewan. Uji t Hitung Variabel Praktik Kinerja Untuk mengetahui pengujian signifikansi pengaruh masing-masing variabel praktik kinerja secara parsial dalam mempengaruhi Kelancaran pelaksanaan tugas anggota dewan (Y) Di DPRD(DPRD) Kabupaten Bengkulu Tengah, maka akan dilakukan analisis dengan menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji persamaan, dengan ketentuan : -
Jika t hitung > t tabel 0,05 (dk= n – 2 ) maka Ha, diterima dan Ho ditolak Jika t hitung < tabel 0,05 (dk = n – 2 ) maka Ha, ditolak dan Ha gagal untuk ditolak berikut ini hasil t signifikan dan nilai signifikan. Sedangkan perhitungan uji t selengkapnya disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 7. Uji t hitung Variabel Praktik Kinerja Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
6.739
2.094
.931
.076
Total_X1 a Dependent Variable: Total_Y
108
Beta
t .934
Sig.
3.218
.004
12.281
.000
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Tampilan pada tabel di atas menunjukan t hitung praktik kinerja dengan nilai sebesar 12,281 dan t tabel nilainya sebesar 1,711. menunjukan bawah t hitung lebih besar dari t tabel. Kondisi demikian bahwa hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima yaitu ada hubungan yang nyata antara praktik kinerja terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dilingkungan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah. Dari hasil analisis t hitungan diatas disusun analisis regresi yaitu: Y = 6,739 + 0.931 X1 + ε Dari persamaan didapat nilai konstantanya sebesar 6,739 Nilai konstanta tersebut secara matematis menyatakan bahwa pada saat praktik kinerja Belum dipahami bernilai 0, maka kelancaran pelaksanaan tugas memiliki nilai 6,739. Sedangkan Nilai (0,931) yang terdapat pada koefisien regresi variabel (X1) menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit praktik kinerja akan meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas sebesar 0,931. 2. Analisis Variabel SDM Terhadap Kelancaran pelaksanaan tugas Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak program komputer statistik SPSS 15.00 for windows. Hasil analisis nilai diskriminan sebagaimana ditampilkan pada gambar berikut ini. Tabel 8. Analisis variabel SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Model 1
R .915(a)
R Square .838
Adjusted R Square .830
Std. Error of the Estimate 2.372
Durbin-Watson 1.723
a Predictors: (Constant), Total_X2 b Dependent Variable: Total_Y
Tabel di atas menunjukan pengaruh SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dari hasil analisis koefisien determinasi nilai yang diperoleh adalah R = 0,915 dengan nilai R2 sebesar 0,838, jika dipersentasekan sebesar 83,8 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas (SDM) menjelaskan bahwa pengaruh variabel bebas telah mempengaruhi variabel terikat (Kelancaran pelaksanaan tugas) sebesar 83,8 %. Nilai koefisien determinasi ini juga menunjukan besarnya sumbangan variabel SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas. Sumbangan tersebut menunjukan peranan SDM sebesar 84% terhadap kelancaran pelaksanaan tugas. Selebihnya sebesar 84 % dipengaruhi variabel-variabel lainnya yang belum terlibat dalam penelitian ini. Hubungan yang dalam kategori baik ini adalah hubungan yang positif antara SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas. Sedangkan perhitungan uji t selengkapnya disajikan dalam gambar berikut ini. Tabel 9. Uji t Hitung Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
4.521
2.617
Total_X2
1.045
.098
Beta
t .915
Sig.
1.727
.098
10.650
.000
a Dependent Variable: Total_Y
Tampilan pada tabel menunjukan t hitung SDM dengan nilai sebesar 10,650 sedangkan t tabel sebesar 1,711 menunjukan bawah t hitung lebih besar dari t tabel. Kondisi demikian bahwa hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima yaitu ada hubungan yang nyata antara SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pada Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah. Hasil uraian diatas dapat disusun analisis regresi yaitu :
109
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Y = 4,521 + 1,045 X2 + ε Dari persamaan diatas didapat nilai konstantanya sebesar 4,521 Nilai konstanta tersebut secara matematis menyatakan bahwa pada saat SDM bernilai 0, maka kinerja memiliki nilai 4,521. Sedangkan Nilai 1,045 yang terdapat pada koefisien regresi variabel SDM (X2) menggambarkan bahwa arah hubungan terhadap kelancaran pelaksanaan tugas adalah searah, dimana setiap kenaikan satu satuan unit SDM akan meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas sebesar 1,045. Kenaikan variabel SDM sebesar satuan unit akan meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas sebesar 1.045. 3. Uji Variabel Praktik Kinerja dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi dengan program komputer statistik SP'SS 15.00 for windows. Hasil analisis sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 10. Uji Variabel Praktik kinerja dan SDM Terhadap Kelancaran pelaksanaan tugas Model 1
R .872(a)
R Square .745
Adjusted R Square .840
Std. Error of the Estimate 1.410
Durbin-Watson 1.263
a Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1 b Dependent Variable: Total_Y
Tampilan tabel di atas menunjukan pengaruh praktik kinerja dan SDM dari hasil analisis koefisien determinasi nilai yang diperoleh adalah R = 0.872 dengan nilai R2 sebesar 0,745, jika dipersentasekan sebesar 74,5 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas (praktik kinerja dan SDM) menjelaskan bahwa pengaruh variabel bebas telah mempengaruhi variabel terikat (kelancaran pelaksanaan tugas) sebesar 74,5 %. Nilai koefisien determinasi ini juga menunjukan besarnya sumbangan praktik kinerja dan SDM terhadap variabel kelancaran pelaksanaan tugas. Sumbangan tersebut menunjukan peranan praktik kinerja dan SDM sebesar 75 % terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dilingkungan DPRD Kabupaten Bengkulu tengah secara bersama. Selebihnya sebesar 25 % dipengaruhi variabel-variabel lainnya yang belum terlibat dalam penelitian ini. Hubungan yang dalam kategori sangat bagus ini adalah hubungan yang positif antara praktik kinerja dan SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas semakin baik dan dapat melancarkan pelaksanaan tugas anggota dewan yang nantinya semangat kerja dan produktivitas kerjanya semakin meningkat. Uji F Hitung Perhitungan F hitung digunakan untuk melihat signifikan atau tidaknya regresi berganda yang lakukan. Hasil analisis regresi berganda ini menujukan F hitung lebih besar dari F tabel untuk jelasnya disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 11. Tabel Uji F Hitung Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
720.078
2
360.039
41.755
21
1.988
761.833
23
a Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1 b Dependent Variable: Total_Y
110
F
Sig.
18.074
.000(a)
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
Hasil analisis F hitung sebesar 18,074 dan F tabel sebesar 3,403 menunjukan F hitung lebih besar untuk itu Ha diterima dimana variabel praktik kinerja dan SDM dapat diterima berpengaruh posistif secara simultan terhadap kelancaran pelaksanaan tugas anggota dewan. Uji t hitung Sedangkan perhitungan uji t selengkapnya disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 12. Uji t hitung Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
B 3.022
Std. Error 1.574
Total_X1
.559
.087
Total_X2
.526
.100
(Constant)
Beta
t 1.921
Sig. .068
.561
6.422
.000
.460
5.270
.000
a Dependent Variable: Total_Y
Tampilan pada tabel menunjukan t hitung praktik kinerja dengan nilai sebesar 6,422 dan t hitung SDM nilainya sebesar 5,270, dan t tabel sebesar 1,404 (= 0.05) menunjukan bawah t hitung lebih besar dari t tabel. Kondisi demikian bahwa hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima yaitu ada hubungan yang nyata antara praktik kinerja dan SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas secara signifikan berpengaruh nyata untuk itu dapat disusun analisis regresi yaitu : Y = 3,022 + 0,559 X1 + 0.526 X2 + ε Dari persamaan diatas didapat nilai konstantanya sebesar 3,022 Nilai konstanta tersebut secara matematis menyatakan bahwa pada saat praktik kinerja dan SDM bernilai 0, maka kelancaran pelaksanaan tugas memiliki nilai 3,022. Sedangkan yang terdapat pada koefisien regresi variabel praktik kinerja (X1) dan SDM (X2) menggambarkan bahwa arah hubungan terhadap kelancaran pelaksanaan tugas adalah searah, dimana setiap kenaikan satu satuan unit praktik kinerja akan meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas sebesar 0,559. Kenaikan variabel SDM sebesar satuan unit akan meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas sebesar 0.526. PENUTUP Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Menunjukan pengaruh yang signifikan antara praktik kinerja terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dengan nilai yang diperoleh adalah R = 0,934 dengan nilai R2 sebesar 0,873, jika dipersentasekan sebesar 87,3 % dan dibulatkan menjadi 87%. Selebihnya sebesar 13 % dipengaruhi variabel-variabel lainnya yang belum terlibat dalam penelitian ini. 2. Menunjukan pengaruh yang signifikan SDM terhadap Kelancaran pelaksanaan tugas dengn nilai yang diperoleh adalah R = 0,915 dengan nilai R2 sebesar 0,838, jika dipersentasekan sebesar 83,8 %, jika dipersentasekan sebesar 84,0 %. Selebihnya sebesar 16 % dipengaruhi variabel-variabel lainnya yang belum terlibat dalam penelitian ini.
111
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Analisa Pengaruh Praktik Kinerja Organisasi dan SDM Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Tugas Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah
VOL. 2 NO. 2 MEI 2012
3. Menunjukan pengaruh yang signifikan antara praktik kinerja dan SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dengan nilai yang diperoleh adalah R = 0.872 dengan nilai R2 sebesar 0,745, jika dipersentasekan sebesar 74,5 %. Dan dibulatkan 75 %. Selebihnya sebesar 25 % dipengaruhi variabel-variabel lainnya yang belum terlibat dalam penelitian ini. 4. Menunjukan hubungan yang nyata dan searah antara praktik kinerja dan SDM terhadap kelancaran pelaksanaan tugas karena t hitung lebih besar dari t tabel. DAFTAR PUSTAKA Amoroso, Penn. 1992. Psikologgi Kerja. Jakarta, Rineka Cipta Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Prenhallindo Maulana, 1993. Manajemen Perkantoran Suatu Pengantar, Andy Offset. Masduki, 1987. Metode Riset, PT. Hanindita Offset, Yogyakarta. Lg. Parsanto, 1988. Organisasi Dan Manajemen, Universitas Terbuka. Pamuji, 1984. Ekologi Administrasi Negara, Edisi Pertama, Bina Aksara, Jakarta Sanafiah Faizal, 1984, Metodelogi Penelitian, PT. Bina Aksara, Jakarta. Sarwoto, 1981, Dasar-dasar Organisasi dan manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta. Siagian, Sondang. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi Aksara Sudjana Nana, 1989, Tuntunan Penyusunan Ilmiah, PT. Sinar Baru, Bandung. Sondang P. Siagian, 1997, Filsafat Administrasi, Cetakan kedua puluh, Gunung Agung, Jakarta. Sutrisno Hadi, 1988, Statistik 2, PT. Andi Offset, Yogyakarta. The Liang Gie,1998, Kamus Administerasi Perkantoran, Nur Cahaya, Yogyakarta Timpe, A. Dale. 1992. Kinerja, Jakarta Elekmedia komputindo. W.J.S. Poerwadarminto, 1986, Kamus Umum Bahasa Indonesia, BN Balai Pustaka, Jakarta. Winarno Surackmad, 1985, Metode Riset, Andi Offset, Yogyakarta. Warsidi, Adi, 1987, Administrasi Perkantoran, Karunika, Jakarta.
112