JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
ANALISA PENGARUH PERSEPSI ORIENTASI PEMASARAN, ORIENTASI BELANJA DAN SALURAN PENGETAHUAN TERHADAP KECENDERUNGAN BELANJA ONLINE Nurussama Politeknik PalComTech Abstract
Technological developments are always striving to ease human certainly welcomed with good all over the world. It also encourages the use of a large number of e-commerce, but in doing online shopping over the internet, there are things that affect the users of e-commerce to act and conduct decision. The purpose of this research is to find out whether there is influence the orientation of such marketing communications channel, channel distribution, and accessibility; the shopping channel-like orientation experience and convenience channels; and knowledge against online shopping channels. The population of this research are the users of the e-commerce Bhineka.com, as many as 159 respondents who made the research sample. Method of sampling using a purposive sampling. Methods of data collection the survey method is used with the technique of distributing the questionnaire online through the site Kwiksurveys.com. The result of the research shows communication channels, the channel and the channel influence on online shopping experience, the reverse distribution channels, channels, and knowledge accessibility has no effect against online shopping e-commerce users on Bhineka.com. Keywords: Shopping,, communication, accessibility, knowledge, e-commerce
PENDAHULUAN Perkembangan zaman seperti teknologi informasi menimbulkan kebiasaan orang untuk menggunakan internet dalam menunjang aktivitas. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan akses yang tiada batas dalam berkomunikasi dengan orang yang tempatnya tidak berdekatan dan juga kemudahan dalam proses melakukan transaksi. Banyak sekali perusahaan yang menggunakan internet untuk melakukan aktivitas karena praktis besertabiaya yang dikeluarkan jauh lebih sedikit. Menurut Pachauri (2002) menyatakan bahwa munculnya internet telah menimbulkan dorongan untuk menganalisis konsep perilaku konsumen pada masa yang akan datang. Internet dijadikan media yang komersial sejak dapat memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan, karena adanya minat pengguna untuk mencoba dan mempelajari sesuatu melalui internet. 230
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Melalui jaringan internet perusahaan kecil, menengah atau besar dapat menyajikan informasi produk, harga, syarat pembelian, cara pemesanan dan pembayaran, serta pengiriman barang kepada pelanggan, calon pembeli, dan mitra usaha diseluruh dunia. Media internet merupakan salah satu cara untuk menjangkau pelanggan tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan populer didunia bisnis saat ini. Berdasarkan hasil riset Zenith Optimedia salah satu biro iklan terkenal dunia, bahwa para pemasar pada tahun 2006 akan menghabiskan banyak dana untuk promosi iklan online. Saat ini promosi dan iklan online meraih pertumbuhan paling tinggi dibandingkan media lainnya (Ghozali, 2006). Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkembangan teknologi informasi memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti e-commerce (Wardiana, 2002). Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E-commerce merupakan perkembangan dari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meledaknya penggunaan internet dan teknologi World Wide Web (WWW atau sering juga disebut Web saja) menyebabkan munculnya teknologi e-commerce yang berbasis teknologi internet (Rahardjo, 1999). Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan kehadiran e-commerce sebagai media transaksi tentunya akan menguntungkan banyak pihak, baik konsumen, produsen maupun penjual dengan menggunakan internet sebagai media proses perdagangaan yang dapat menghematkan biaya dan waktu (Srihartati, 2007). E-commerce telah menjadi satu dari karakteristik dasar dalam zaman internet. Belanja online menjadi terkenal dalam pertengahan tahun 1990an dengan adanya popularitas World Wide Web (WWW) dan menjadi aktivitas internet yang paling terkenal di urutan ketiga. Online shopping tidak lagi merupakan tempat penjualan yang eksklusif bagi anak muda tetapi juga buat kaum umur pertengahan (Eroglu, Machleit, & Davis, 2003). Pengertian shopping online menurut Li, Kuo dan Russell (1999) adalah hubungan dari keseluruhan kecenderungan yang menunjang aksi dalam melakukan pembelanjaan. Dimensi dari gaya hidup dan kegiatan sehari-hari menjadi dasar dari aktifitas, minat dan opini untuk melakukan pembelanjaan. Dalam suatu enterpreneur di Jepang, raksasa e-commere Rakuten secara resmi akan berkerja sama dengan Indonesia dalam mengembangkan pembelanjaan online dipasaran Indonesia pada Mei 2011 mendatang. Di negeri asalnya, Rakuten merupakan e-commerce nomor satu dengan pendapatan US$3,2 miliar pada tahun 2009. Hal ini jelas akan memanaskan persaingan e-commerce di Indonesia (Wayan, 2010). Indonesia yang merupakan negara berkembang, kini populasi sudah mencapai 237.6 juta jiwa dan menempati posisi ke-4 di dunia menyusul China, India dan Amerika Serikat (Cri, 2010). Dalam suatu survei statistik dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), fakta statistik perkembangan penggunaan internet di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 25 juta 231
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
pengguna internet. Hal ini merupakan perkembangan yang sangat luar bisa di bandingkan pada tahun 2000 yang hanya mencapai 2 juta pengguna internet. Pada tahun 2008, dari total populasi Indonesia yang mencapai 237,5 juta, persentase pengguna internet hanya mencapai 10.5% dari total populasi dan memiliki persentase sekitar 4,3% pengguna internet tingkat benua Asia (Dhany, 2009). Kini Indonesia dengan jumlah populasi mencapai 237,6 juta jiwa, tingkat pengguna internet telah mencapai sekitar 34 juta jiwa atau sekitar 14% dari penduduk Indonesia yang berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2010. Peningkatan pengguna internet terus meningkat sekitar 25% setiap tahunnya (Indonesia.go.id, 2010). Perkembangan bisnis e-commerce dari luar negeri seperti rakuten dari raksasa e-commerce di Jepang menunjukan bahwa potensi pasar Indonesia cukup besar. Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di Asia Tenggara dengan 33 juta pengguna internet pada tahun 2009, dengan kenaikan jumlah pengguna internet sebesar 51% sejak tahun 2006. Jumlah ini diperkirakan akan sampai 100 juta orang pada 2015 (Wayan, 2010). Namun Indonesia memiliki potensi besar dalam perkembangan e-commerce, persentase pengguna internet di Indonesia masih tergolong kecil. Menurut Internet World Stat (2010), pengguna internet Indonesia hanya mencapai 12,3% yang aktif berinternet. Nilai transaksi e-commerce Indonesia juga masih tergolong sedikit, hanya mencapai US$ 3,4 miliar pada tahun 2009. Hal ini tentunya akan berubah sesuai dengan berkembangnya pengguna internet yang melakukan e-commerce (wayan, 2010). Dengan melihat semakin meningkatnya pengguna internet dari tahun ke tahun, kondisi inilah yang dapat dijadikan pemicu untuk menumbuhkan e-commerce di Indonesia. Semakin banyaknya pengguna internet, diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam melakukan pembelian barang atau jasa, yaitu pembelian secara konvensional melalui e-commerce (Diahnawangsari, 2009 belum ada di daftar pustaka). Perkembangan e-commerce di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun, salah satunya adalah pebisnis e-commerce Bhineka.com yang ingin memajukan bisnis e-commerce di Indonesia. Bhineka.com adalah salah satu situs e-commerce yang menyediakan sistem penjualan secara online di Indonesia. Bhineka.com merupakan sebuah situs penjualan online yang menyediakan produk-produk teknologi informasi seperti komputer. Bhineka.com diriliskan oleh Hendrik yang merupakan warga negara Indonesia pada tahun 1999, dengan modal hanya Rp 100 juta. Kini Bhineka.com berkembang menjadi situs e-commerce terkemuka di Indonesia, dengan penjualan mencapai Rp 60 milliar setahun dan pengunjung mencapai 50 ribu visitor setiap harinya. Hal ini tidak meragukan lagi jika menjadi situs e-commerce terkemuka di Indonesia dan menjadi jajaran e-commerce peringkat ke-79 dalam bisnis e-commerce di dunia (Alexa.com, 2010). Selaku presiden direktor Bhineka.com, Hendrik mengakui bahwa sering memerima keluhan pengguna ecommerce Bhineka.com tentang ketidaksamaan antara produk yang di tampilkan melalui situs Bhineka.com dengan produk yang akan di terima konsumer (Vivanews.com, 2010). 232
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Penelitian yang dilakukan Li, Kuo dan Russell (1999) yang menganalisa kecenderungan pengguna e-commerce melakukan belanja online dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya adalah berkaitan dengan persepsi orientasi pemasaran, orientasi belanja dan saluran pengetahuan yang disediakan oleh penyedia situs e-commerce. Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), Orientasi pemasaran secara signifikan digunakan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan konsumen dalam masa komunikasi dan distribusi, serta accessibility. Saluran pemasaran merupakan saluran komunikasi dan saluran distribusi. Bagi konsumen keperluan saluran komunikasi ialah menemukan informasi yang diperlukan oleh konsumen beserta membuat keputusan untuk melakukan pembelanjaan. Konsumen tidak menjelajahi semua produk yang ada pada setiap tempat pembelanjaan, mereka hanya belanja apa yang dibutuhkan. Sedangkan saluran distribusi ialah pemberian fasilitas pembayaran dan pemberitahuan informasi produk perusahaan kepada konsumen. Karakteristik dari saluran distribusi mempengaruhi efek keputusan dalam pembelanjaan. Saluran pemasaran digunakan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan konsumen dalam masa komunikasi dan distribusi tetapi juga adanya accessibility, masa kemudahan dalam mengakses atau melakukan perbandingan harga. Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), Orientasi belanja adalah hubungan dari keseluruhan kecenderungan yang menunjang aksi dalam melakukan pembelanjaan. Dimensi dari gaya hidup dan kegiatan sehari-hari menjadi dasar dari aktifitas, minat dan opini untuk melakukan pembelanjaan. Pembelanjaan melalui online akan meningkat karena sebagian konsumen memilih belanja online karenaorientasi kenyamanan dan hemat waktu. Selain itu orientasi pengalaman juga mempengaruhi pengguna untuk melakukan pembelanjaan online. Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), menyatakan pengguna internet orang muda lebih banyak menghabiskan waktu dalam mengakses internet dibanding dengan orang tua, secara garis besar orang muda lebih berpengetahuan tentang internet dibanding dengan orang tua atau lanjut usia serta dalam melakukan belanja online saluran pemasaran tidak hanya memerlukan sumber tetapi harus adanya knowledge yang berkaitan dengan internet. Konsumen akan mempelajari berbagai macam cara untuk memakai saluran pemasaran, dan masing-masing konsumen akan berbeda, maka pengalaman yang ada pada setiap konsumen akan berbeda sesuai dengan tingkat channel knowledge. Konsumen yang memiliki knowledge yang lebih akan memiliki persepsi yang positif terhadap keperluan untuk melakukan belanja online maka akan berpengaruh dengan pembelanjaan aktual. TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis E-commerce secara fundamental mengubah cara konsumer berbelanja dan membeli barang dan jasa. Oleh karena itu, konsumer telah mulai belajar bagaimana bertindak dalam lingkungan pasaran yang berbasis teknologi e-commerce. Internet menawarkan beragam jenis kemudahan bagi konsumen bagi pengguna e-commerce untuk mencari informasi, mengevaluasi, membeli, dan 233
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
menggunakan produk lebih efisien dan efektif dibandingkan saluran lain untuk memenuhi kebutuhan pengguna e-commerce. Konsumen biasanya memilih produk yang dapat memenuhi kebutuhannya, dengan demikian internet kemungkinan untuk menggantikan distribusi tradisional dansaluran komunikasi dan berkembang sebagai saluran yang berpotensi (Moon,2004). Penyediaan internet untuk pencarian informasi dan produk pembelian, fakta ini merupakan ciri penting yang membedakan internet dari saluran tradisional. Konsumen pencarian informasi dipengaruhi oleh konsumen karakteristik, tujuan pencarian informasi, dan karakteristik website dan kemudian juga dapat membeli produk melalui internet. Pembelian dapat dilakukan melalui offline channel setelah pencarian informasi konsumen melalui internet. Artinya, kemungkinan bahwa konsumen akan membeli produk melalui internet bukan melalui sebuah saluran offline setelah mereka mencari informasi melalui internet. Selain itu, jenis produk, manfaat dan risiko pembelian online juga bisa mempengaruhi kemungkinan pembelian online secara langsung. Dibawah ini merupakan model penelitian yang dilakukan oleh Moon (2004), mengenai faktor yang mempengaruhi pencarian informasi dan pembelian produk melalui internet. Gambar 1. Model Penelitian Influence Factors of Consumer Information Search and Buying Behavior Through The Internet
Sumber : Moon (2004) 234
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Menurut Sohn dan Ahn (1999), menyatakan bahwa tingkat pengetahuan konsumen mempengaruhi pengadopsian terhadap e-commerce untuk pembelian secara online. Dalam hal ini pengetahuan yang kurang, dapat menyebabkan pencarian informasi yang kurang efesien. Sehingga dapat meningkatkan biaya pencarian informasi, akibatnya berkemungkinan untuk menggunakan e-commerce menjadi relatif lebih rendah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Moon (2004) terhadap pengguna e-commerce, menyatakan bahwa pengetahuan mempengaruhi pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara online. Mengenai pembelian konsumen atau pengguna e-commerce melalui internet, Peterson et al (1997) mengelompokkan produk kedalam dua jenis, yaitu pencarian produk dan pengalaman produk. Pengguna e-commerce mengutamakan pencarian produk melalui internet untuk mengevaluasi keputusan dan dengan menggunakan pengalaman terhadap produk untuk mengevaluasi pengambilan keputusan dengan cepat untuk melakukan pembelanjaan online. Peterson et al (1997) juga berpendapat bahwa kenyamanan berpengaruh dalam pembelanjaan online. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Park (1999), menunjukkan bahwa manfaat dari transaksi seperti penghematan waktu meningkatkan kenyamanan dalam pembelanjaan online. Sehingga kenyamanan dalam pembelanjaan online, secara keseluruhan mempengaruhi pengguana e-commerce untuk melakukan pembelanjaan online. Hal ini juga disimpulkan oleh Moon (2004), bahwa kenyamanan meningkatkan niat untuk melakukan transaksi online. Penelitian Song dan Shin (1999) dalam pengadopsian pembelanjaan melalui internet, menyatakan bahwa pembelian konsumen atau pengguna e-commerce melalui internet merupakann bentuk inovasi untuk pengadopsian melakukan pembelanjaan melalui internet. Karakteristik seperti kompleksitas dan kompatibilitas mempengaruhi pembelanjaan online. Serta karakteristik seperti pengaksesan juga berpengaruhi dalam dalam pembelanjaan online. Pengguna e-commerce dalam melakukan pembelanjaan online dengan pekembangan teknologi yang akan kecepatan dan penghematan waktu untuk mendapatkan informasi yang diinginkan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sehingga pembelanjaan produk melalui internet, dengan karakteristik pengaksesan mempengaruhi pembelian secara online. Menurut Yang dan Cho (1999), kecepatan transmisi dalam pengaksesan pencarian informasi dan pembelian produk melalui internet, secara keseluruhan mepengaruhi pengguna e-commerce untuk mengambil keputusan dalam pembelian produk melalui internet. Menurut Moon (2004), saluran komunikasi , distribusi dan aksesbilitas mengevaluasi pengguna e-commerce untuk mengambil keputusan. Hal ini ditinjau dari pencarian informasi yang berkualitas, kepuasaan layanan transaksi online kecepatan serta kenyamanan informasi yang didapat dan pembelian produk melalui internet. Dalam pengadopsian internet untuk melakukan pembelian online melalui internet, komunikasi seperti kualitas informasi, distribusi seperti kepuasan tingkat layanan, dan aksesbilitas seperti kenyamanan dan kecepatan mendapatkan informasi mempengaruhi pengguna e-commerce untuk melakukan pembelanjaan online melalui internet. 235
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Orientasi Pemasaran Menurut Pachauri (2002) menyatakan bahwa munculnya internet telah menimbulkan dorongan untuk menganalisis konsep perilaku konsumen pada masa yang akan datang. Internet dijadikan media yang komersial sejak dapat memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan, karena adanya minat pengguna untuk mencoba dan mempelajari sesuatu melalui internet. Melalui jaringan internet perusahaan kecil, menengah atau besar dapat menyajikan informasi produk, harga, syarat pembelian, cara pemesanan dan pembayaran, serta pengiriman barang kepada pelanggan, calon pembeli, dan mitra usaha diseluruh dunia. Dengan adanya media internet memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan kegiataan promosi. Kegiataan-kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk menjalin hubungan pengguna ecommerce, dinyatakan dalam penelitian Kotler (1997) adalah merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menyakinkan persepsi perilaku pengguna e-commerce. Kegiatan pemasaran terjadi melalui berbagai saluran pemasaran, seperti saluran informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembayaran, secara signifikan mengpengaruhi persepsi pengguna e-commerce untuk mengambil keputusan dalam pembelanjaan secara online. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Stewart, Frazier, dan Martin (1996), menyatakan bahwa pemasaran dilakukan untuk memperkenalkan produk dan jasa untuk mendapatkan perhatian dari pengguna e-commerce sebagai tindakan melakukan pembelanjaan online. Mekanisme kegiatan pemasaran dilakukan dimana untuk dipilih, dipesan dan diterima oleh konsumer, sebagai suatu kegiatan pemasaran yang dapat diterima oleh pengguna e-commerce. Orientasi pemasaran seperti saluran komunikasi dan saluran distribusi secara signifikan mempengaruhi pengambilan suatu keputusan untuk menindak lebih lanjut. Menurut Peterson et al (1997), orientasi pemasaran seperti saluran komunikasi, distribusi dan accesibility dalam kegiatan pemasaran untuk menunjang aksi keputusan melalui media internet mempunyai pengaruh terhadap persepsi melakukan shopping online. Hal ini juga dibuktikan oleh Moon (2004) dalam penelitian terhadap pengadopsi internet untuk melakukan pembelian online dan pencarian informasi. Kecenderungan yang menunjang aksi pengguna ecommerce untuk melakukan pembelanjaan online berdasarkan persepsi informasi atau kegiatan pemasaran yang didapatkan melalui suatu pemasaran pembelanjaan online.Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), yang menganalisa kecenderungan pengguna e-commerce melakukan belanja online dipengaruhi oleh banyak hal, seperti pemasaran melalui saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran accessibility. Pengaruh Saluran Komunikasi Terhadap Belanja Online Aktivitas pertama yang akan dilakukan konsumen sebelum melakukan proses pembelian adalah mencari informasi. Aktivitas ini dalam suatu marketing pemasaran dikenal sebagai fase penting selama berinteraksi dengan konsumen untuk mencapai atau mempengaruhi persepsi konsumen. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan e-commerce dapat memberikan 236
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
nilai positif terhadap penyedia bisnis online. Informasi yang terstruktur dapat meningkatkan electronic shopping dalam bisnis online (Rowley, 2000). Menurut Peterson et al (1997), dalam penelitian tentang dampak potential internet terhadap pemasaran yang berhubungan dengan konsumer menyatakan bahwa saluran komunikasi dapat memberikan dampak potensial untuk memahami produk dan jasa dalam suatu pemasaran melalui bisnis online dan saluran komunikasi memungkinkan aliran berbagai jenis informasi antara pembeli dan penjual. Kegiataan pemasaran terjadi melalui berbagai saluran, salah satunya adalah saluran komunikasi (Li, Kuo dan Russell ,1999). Saluran komunikasi yaitu menemukan informasi yang diperlukan oleh konsumen beserta membuat keputusan untuk melakukan pembelanjaan melalui internet. Dalam penelitiannya terhadap pengguna e-commerce di Amerika Serikat menunjukkan secara signifikan pengguna e-commerce saluran komunikasi memiliki utilitas yang tinggi untuk melakukan pembelanjaan secara online. Bagi pengguna e-commerce keperluan saluran komunikasi ialah menemukan informasi yang diperlukan oleh pengguna e-commerce beserta membuat keputusan untuk melakukan pembelanjaan. Pengguna e-commerce tidak menjelajahi semua produk yang ada pada setiap tempat pembelanjaan, mereka hanya belanja apa yang dibutuhkan. Pengguna e-commerce cenderung menggunakan proses keputusan bertahap, pertama penyaringan alternatif yang tersedia, kemudian melakukan perbandingan terinci dari himpunan pertimbangan untuk melakukan pembelanja online. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Stewart, Frazier, dan Martin (1996) terhadap saluran manejemen terpadu antara fungsi saluran komunikasi dan distribusi menyatakan saluran komunikasi dalam dunia bisnis online berfungsi untuk mengambilan keputusan berdasarkan suatu mekanisme manajemen. Dalam penelitian ini secara signifikan mempengaruhi persepsi pengguna e-commerce dalam memutuskan untuk melakukan pembelanja secara online. Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Belanja Online Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran distribusi ialah pemberian fasilitas pembayaran dan pemberitahuan informasi produk perusahaan kepada konsumen. Karakteristik dari saluran distribusi mempengaruhi efek keputusan dalam pembelanjaan. Saluran pemasaran digunakan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan konsumen. Karakteristik dari saluran distribusi mempengaruhi efek keputusan dalam pembelanjaan, pemilihan merek, melakukan pembayaran, akses untuk memperoleh produk. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa saluran distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap pengguna e-commerce untuk melakukan pembelanjaan online dilihat dari pertukaran produk yang berbeda, keamanan dalam pembayaran, dan kepuasan terhadap layanan yang diberikan dalam pembelanjaan online. Berdasarkan penelitian Stewart, Frazier, dan Martin (1996) yang telah mengidentifikasi enam atribut yang dapat mempengaruhi saluran distribusi konsumer untuk melakukan pembelanjaan online. Enam atribut tersebut adalah layanan pasca pembelian, pre-purchase 237
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
inspection of products, keamanan dalam pembayaran suatu transaksi, kemudahan dalam penukaran dan pengembalian suatu produk, kemudahan dalam pengaksesan pembelian. Saluran distribusi tersebut secara signifikan dapat mempengaruhi persepsi pengguna e-commerce untuk melakukan pembelanjaan online. Saluran distribusi memfasilitaskan pertukaran fisik produk antara penyedia bisnis online dan pengguna e-commerce dalam melakukan pembelanjaan online merupakan hal yang perlu di perhatikan dalam orientasi pemasaran suatu bisnis manajemen untuk mempengaruhi persepsi pengguna e-commerce. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Peterson et al (1997), menyatakan bahwa secara signifikan saluran distribusi dalam memfasilitaskan layanan dan pertukaran produk dapat mempengaruhi konseptual atau tindakan pengguna e-commerce untuk melakukan pemberlanjaan online. Pengaruh Saluran Accessibility Terhadap Belanja Online Untuk beberapa konsumen atau pengguna e-commerce, belanja dan membeli online telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Dalam menggambarkan karakteristik perilaku pembelian terhadap pembelanjaan online, persepsi pengguna e-commerce telah dianggap penting oleh para peneliti untuk mengambil keputusan tindakan kedepannya. Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran pemasaran digunakan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan konsumen selain dalam masa saluran komunikasi dan saluran distribusi tetapi juga adanya saluran accessibility. Saluran accessibility yang dimaksud adalah kemudahan dalam mengakses atau melakukan perbandingan harga. Saluran yang mempermudah konsumen untuk mengakses dapat memberikan definisi dimana waktu dan usaha memiliki hubungan erat dengan pengguna saluran. Kemudahan dalam mengakses dapat menjadi perbandingan bagi pengguna dalam menggunakan saluran pemasaran. Perbandingan dalam dunia nyata yang tidak melakukan pembelanjaan melalui internet harus menggunakan kendaraan dan menghabiskan waktu untuk sampai kelokasi untuk melakukan pembelanjaan, sedangkan melalui internet konsumen hanya perlu komputer dan alat untuk koneksi internet dan keahlian untuk mencari informasi di internet. Dalam penelitian ini, saluran accessibility dengan membandingkan saluran belanja yang ada, memiliki usaha untuk melakukan pembelanjaan online, nyaman dalam melakukan pembelanjaan dan menciptakan kesenangan dalam pencariaan informasi secara signifikan mempengaruhi persepsi pengguna ecommerce atau konsumen untuk melakukan suatu pembelanjaan online (Li, Kuo dan Russell 1999). Menurut Eileen Bridges dan Renee Florsheim (2008) menyatakan bahwa dalam memberikan penawaran produk melalui internet harus meningkatkan kemudahan untuk mengakses, keamanan dan lingkungan pembelanjaan melalui internet yang menyenangkan. Saluran pemasaran mungkin tidak hanya berbeda dalam utilitas konsumen dalam hal komunikasi dan distribusi, tetapi juga dalam hal accessibility. Saluran accessibility dapat didefinisikan sebagai derajat dimana waktu dan usaha yang terlibat dalam menggunakan saluran. Berdasarkan 238
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
penelitian Stewart, Frazier, dan Martin (1996), saluran accessibility yang memudahkan dalam mengakses dapat menjadi perbandingan bagi pengguna dalam menggunakan saluran pemasaran. Hal ini disimpulkan dapat mempengaruhi pengguna e-commerce dalam melakukan tindakan pengambilan keputusan belanja online. Saluran Pengetahuan Kurangnya kepercayaan konsumen merupakan hambatan penting bagi keberhasilan bisnis online. Pengetahuan adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kepercayaan, namun tidak ada hubungan antara pengetahuan dan kepercayaan. Beberapa penelitian menyatakan hubungan positif antara pengetahuan dan kepercayaan. Menurut Jiang et al (2009), dalam penelitian hubungan antara pengetahuan, kepercayaan dalam berbelanja online, dan niat untuk melakukan belanja online menunjukkan bahwa pengetahuan adalah positif berhubungan dengan aktivitas belanja kepercayaan dan online. Dengan kata lain, pengguna e-commerce yang memiliki pengetahuan lebih banyak tentang belanja online akan percaya dan melakukan belanja lewat online (Jiang et al,2009). Menurut Sohn dan Ahn (1999) menyatakan bahwa pengetahuan dari konsumen akan mempengaruhi keefisiensi dalam melakukan online buying, konsumen yang tingkat knowledge terhadap internet akan kurang efisiensi dalam melakukan online buying dibanding dengan konsumen yang tingkat knowledge tinggi. Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), menyatakan pengguna internet orang muda lebih banyak menghabiskan waktu dalam mengakses internet dibanding dengan orang tua, secara garis besar orang muda lebih berpengetahuan tentang internet dibanding dengan orang tua atau lanjut usia serta dalam melakukan belanja online saluran pemasaran tidak hanya memerlukan sumber tetapi harus adanya knowledge yang berkaitan dengan internet. Konsumen akan mempelajari berbagai macam cara untuk memakai saluran pemasaran, dan masing-masing konsumen akan berbeda, maka pengalaman yang ada pada setiap konsumen akan berbeda sesuai dengan tingkat channel knowledge. Konsumen yang memiliki knowledge yang lebih akan memiliki persepsi yang positif terhadap keperluan untuk melakukan belanja online maka akan berpengaruh dengan pembelanjaan aktual. Realisasi pengguna web sebagai jalur belanja tidak hanya membutuhkan sumber informasi untuk melakukan pembelanjaan online, tetapi juga membutuhkan pengetahuan tentang situs web untuk menjadi saluran melakukan pembelanjaan online. Pengguna e-commerce atau konsumen dengan tingkat pengetahuan yang berbeda cenderungan merasa berbeda tentang penggunaan internet untuk berbelanja dan melakukan pembelanjaan online untuk memenuhi kepuasaan pengguna e-commerce. Seorang konsumen dengan pengetahuan yang lebih secara signifikan dalam kecenderungan memiliki persepsi positif untuk melakukan pembelanjaan online dan berdampak positif pada pembelian online sebernarnya. Dalam penelitian yang buktikan oleh Li, Kuo dan Russell (1999), saluran pengetahuan dapat mempengaruhi frekuensi pembelanjaan online secara signifikan. 239
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Alba, et al. (1997) tidak membuat model tetapi melakukan diskusi dari pengaruh yang mendorong pembelanjaan melalui internet, serta membahas apa yang menyebabkan dan siapa yang akan melakukan pembelanjaan melalui internet. Motivasi yang paling awal ialah dorongan dari motivasi seseorang untuk mencari informasi. Banyak pengetahuan yang didapatkan oleh konsumen melalui internet dari penghematan biaya, serta informasi yang berhubungan dengan produk yang datanya lebih efisien. Nilai dari e-shopping adalah informasi dan konsumen yang memiliki pengetahuan yang tinggi dapat menggunakan informasi yang ada pada sebuah situs web melalui internet dengan baik. Menurut Moon (2004), pengetahuan yang rendah atau kurang, menyebabkan pencarian informasi yang kurang efesien dan menyebabkan biaya meningkat. Sehingga menyebabkan pembelian produk melalui internet dratis rendah. Orientasi Belanja Orientasi belanja adalah sikap pengguna e-commerce ke arah aktivitas belanja yang dapat berbeda menurut situasi, yaitu suatu nilai belanja sebagai hasil atau harapan akan manfaat yang dikejar oleh pembelanja yang diukur sebelum mengikuti perlakuan (Holbrook, 1986). Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), Orientasi belanja adalah hubungan dari keseluruhan kecenderungan yang menunjang aksi dalam melakukan pembelanjaan. Dimensi dari gaya hidup dan kegiatan seharihari menjadi dasar dari aktifitas, minat dan opini untuk melakukan pembelanjaan. Pembelanjaan melalui online akan meningkat karena sebagian konsumen memilih belanja online karenaorientasi kenyamanan dan hemat waktu. Selain itu orientasi pengalaman juga mempengaruhi pengguna untuk melakukan pembelanjaan online. Pembelanjaan bukan hanya aktifitas ekonomi tetapi juga psikologis dan sosial. Menurut konsumen, orientasi belanja terdiri dari banyak yakni ekonomis, orientasi kenyamanan, orientasi pengalaman, leisure, dan self-fulfillment (Li, Kuo dan Russell, 1999). Pengaruh Saluran Kenyamanan Terhadap Belanja Online Konsumen akan melakukan perbandingan dan mempelajari produk yang akan menjadi target sebelum melakukan pembelanjaan. Internet telah menjadi saluran pembelanjaan yang baru bagi konsumen yang tidak perlu menyentuh, merasakan produk yang menjadi target konsumen, konsumen harus mengambil resiko yang lebih tinggi untuk melakukan online buying. Pembelanjaan melalui online akan meningkat karena sebagian konsumen memilih online buying karenaorientasi kenyamanan dan hemat waktu. Bhatnagar, et. al. (2000) menyatakan jika orientasi kenyamanan semakin meningkat maka akan semakin banyak konsumen untuk melakukan online buying. Konsumen yang melakukan online buying akan lebih merasa nyaman banding konsumen yang tidak melakukan online buying. Dapat disimpulkan, bahwa jika konsumen menilai bahwa online buying dirasa sangat nyaman dalam melakukan pembelanjaan, maka konsumen akan lebih sering melakukan pembelanjaan melalui saluran internet tetapi sebaliknya orientasi pengalaman 240
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
merendah sebab orientasi pengalaman yang tinggi berarti konsumen harus menyentuh, mencoba untuk menggunakan produk yang diinginkan baru melakukan pembelanjaan. Karakteristik dari pembeli secara aktual dengan konsumen yang melakukan online buying dikaitkan oleh convenience. Orientasi kenyamanan (convenience orientation) adalah sikap pembeli yang berhubungan langsung dengan aktivitas belanja, dan lebih mengukur pada manfaat dari barang dan jasa yang diperoleh dan diukursebelum partisipan mengikuti perlakuan dan sikap konsumen yang berhubungan dengan cara memperoleh kepuasan dalam mencari, bersenang dan bermain, selain melakukan pembelian dan diukur sebelum melakukan pembelian. Oleh karena itu, pembelanja online dengan merasa penghematan waktu untuk melakukan pembelanjaan, kenyamanan melakukan pembelanjaan online, dan kurangnya kenyamanan menunggu untuk melakukan transaksi mempengaruhi persepsi pengguna e-commerce untuk berbelanja online secara signifikan (Li, Kuo dan Russell 1999). Pengaruh Saluran Pengalaman Terhadap Belanja Online Pengalaman menggunakan internet merupakan hal yang sangat penting terhadap seorang konsumer atau pengguna e-commerce dalam melakukan transaksi melalui internet. Apabila seseorang pengguna e-commerce merasa puas dengan pengalamannya menggunakan untuk berbelanja online, maka akan mengunjungi kembali situs web yang sama untuk melakukan pembelanjaan. Experience berhubungan dengan pelanggan yang pernah melakukan pembelian ataupun pelanggan yang pernah mengkases website tersebut, sehingga mendapatkan tanggapan yang positif bagi mereka. Experience ini terdiri dari melakukan pencarian informasi, browsing , mencari dan menggunakan transaksi pada perusahaan online travel (li hong xiu et al,2009). Vijayasarathy dan Jones (2000) menyatakan bahwa pembelanjaan melalui internet mendapatkan pengalaman akan sikap dan intention untuk melakukan pembelanjaan melalui internet. Pengalaman akan menjadi guru yang terbaik, dimana pembelanjaan online menambah kepercayaan konsumen dalam menghadapi persepsi resiko yang dihadapi dalam online buying. Peningkatan pengalaman yang dimiliki oleh konsumen akan meningkatkan pembelanjaan melalui online buying. Pengalaman dengan internet merupakan pertimbangan penting dalam melakukan pembelian secara online (Hoffman et al, 1999). Hoffman et al (1999), menemukan bahwa perhatian konsumen terhadap pengendalian informasi pribadi ternyata meningkatkan pengalaman akan internet, sebaliknya perhatian pada hambatan fungsional untuk belanja secara online menurun. Pengguna internet yang belum berpengalaman biasanya jarang membeli secara online, 27% pengguna dengan pengalaman kurang dari 6 bulan pernah membeli sesuatu melalui internet, dibanding dengan 60% mereka yang berpengalaman 3 tahun lebih dalam dunia internet. (Fox, 2000). Sebagai tambahan, pendatang baru lebih takut dengan masalah pencurian kartu kredit (70%) daripada pengguna internet berpengalaman (46%). (Fox, 2000). Nelson (1970) membedakan antara search goods dan experience goods terhadap produk. Search goods merupakan pencarian informasi produk dan bagaimana untuk mendapatkan produk 241
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
yang kita inginkan. Experience goods tidak dapat diketahui sebelum konsumen melakukan pembelanjaan dan menggunakan produk, maka sangat besar biaya dan sulit dibanding dengan produk experience. Search goods contohnya buku, produk yang bermerek dan sebagainya. Baju, peralatan musik, buah-buahan, dan sayuran merupakan experience goods. Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran pengalaman adalah tingkat intensitas konsumen yang melakukan pembelanjaan. Saluran pengalaman terhadap mempelajari produk sebelum melakukan pembelanjaan, melihat produk dan mencoba sebelum melakukan secara signifikan mempengaruhi untuk melakukan pembelanjaan secara online. Belanja Online Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), e-commerce secara fundamental mengubah cara konsumer berbelanja dan membeli barang dan jasa. Oleh karena itu, konsumer telah mulai belajar bagaimana bertindak dalam lingkungan pasaran yang berbasis teknologi e-commerce. Bagi beberapa konsumer, berbelanja secara online telah menjadi bagian dari hidupnya untuk menghemat biaya, waktu dan nyaman dalam melakukan transaksi berbelanja secara online. Proses mengerti dan memahami sikap konsumen dalam lingkungan maya tersebut mempunyai keterbatasannya tersendiri. Sebagai suatu aktivitas yang sedang berkembang dalam dunia electronic retailing market, ini sangat penting untuk mengembangkan suatu pengetahuan terhadap faktor yang mempengaruhi sikap konsumen didalam pasar dunia maya. Hal ini memungkinkan bagi para pedagang online untuk berkembang lebih efektif dan fokus pada strategi untuk mengoptimalkan jarak dari penawaran produk mereka dan mendorong kosumen untuk melakukan pembelian secara online. Menurut Harn, Khatibi, & Ismail (2006), aspek penting dari sikap konsumer untuk berbelanja online dengan meningkatkan persepsi terhadap pandangan mengenai belanja online. Pengertian belanja online menurut Li, Kuo dan Russell (1999) adalah hubungan dari keseluruhan kecenderungan yang menunjang aksi dalam melakukan pembelanjaan. Dimensi dari gaya hidup dan kegiatan sehari-hari menjadi dasar dari aktifitas, minat dan opini untuk melakukan pembelanjaan. Dengan penggunaan sarana internet merupakan kemajuan teknologi yang dapat dikatakan menunjang secara keseluruhan spektrum kegiatan komersial. Pelanggan yang seringsering berbelanja berkemungkinan melakukan pembelian pada kesempatan belanja yang ada. Pelanggan yang mengalami peningkatan dalam tingkatan kunjungan mereka berkemungkinan melakukan pembelian dalam setiap kunjungan (Moe & Fader, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Lina, Liwei dan Dhongsong (2007) yang menganalisis tentang pengaruh yang menimbulkan intention dari konsumen untuk melakukan belanja online, menyatakan bahwa secara tradisional pembelanjaan adalah aktifitas yang mayoritas dilakukan oleh kaum wanita. Kaum wanita membeli keperluan keluarga dan berpengaruh positif pada pasar tradisional dibandingkan dengan kaum pria. Saluran internet merupakan saluran pembelanjaan yang berbeda dengan pembelanjaan tradisional. Kaum pria agresif dalam untuk melakukan 242
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
pembelanjaan melalui internet dan menghabiskan uang yang lebih banyak dibanding dengan kaum wanita (Li, et al, 1999). Menurut Gefen dan Straub (2000), menyatakan bahwa menggunakan situs web yang berbasis e-commerce dalam menelusuri informasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pengguna e-commerce untuk menindak lebih lanjut melakukan pembelian atau pembelanjaan secara online. Menggunakan situs web e-commerce untuk menelusuri informasi dimasukkan dalam kategori tugas instrinsik. Dimana dalam menggunakannya untuk meminta keterangan suatu produk, seperti tentang sebuah buku. Permintaan tersebut merupakan kemampuan pencarian terhadap teknologi informasi, yang secara langsung akan mempengaruhi konsumen sebelum melakukan proses pembelian. Dalam kenyataannya, kemampuan untuk mengoleksi informasi produk dan membuat perbandingan antara penawaran produk yang berbeda dari perdagang online yang berbeda diseluruh dunia ini selalu dipandang sebagai salah satu persaingan yang kompetitif dalam dunia electronic shopping (Harn, Khatibi, & ismail, 2006). Dalam penelitian yang dilakukan Moon (2004), menyatakan bahwa adopsi internet menemukan bahwa pembelian melalui internet dipengaruhi oleh pencarian informasi melalui internet. Sehingga menimbulkan persepsi ketertarikan dan mencoba untuk melakukan pembelanjaan secara online. Perumusan Hipotesis Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan adopsi model penelitian yang di lakukan oleh Li, Kuo dan Russell (1999), dengan konstruk penelitian yang diuji terdiri dari persepsi orientasi pemasaran, seperti saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran accessibility; saluran pengetahuan; dan orientasi belanja, seperti kenyamanan dan pengalaman; terhadap belanja online. Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Model Penelitian yang Akan Diuji
Sumber : Li, Kuo dan Russell (1999) 243
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Berdasarkan model penelitian pada Gambar 2.1, maka perumusan hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : H1: Terdapat pengaruh orientasi pemasaran seperti saluran komunikasi terhadap belanja online. H2: Terdapat pengaruh orientasi pemasaran seperti saluran distribusi terhadap belanja online. H3: Terdapat pengaruh orientasi pemasaran seperti saluran accessibility terhadap belanja online. H4: Terdapat pengaruh saluran pengetahuan terhadap belanja online. H5: Terdapat pengaruh orientasi belanja seperti saluran kenyamanan terhadap belanja online. H6 : Terdapat pengaruh orientasi belanja seperti saluran pengalaman terhadap belanja online. METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam bentuk kausal komparatif, yaitu jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan variabel dependen dengan cara pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang menjadi penyebabnya melaui pengumpulan data dan melakukan perbandingan diantara datadata yang terkumpul (Indrianoto & Supomo, 1999). Variabel independen terdiri dari persepsi orientasi pemasaran, seperti saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran accessibility; saluran pengetahuan; dan orientasi belanja, seperti kenyamanan dan pengalaman, terhadap variabel dependen belanja online. Objek Penelitian Objek yang menjadi populasi penelitian ini adalah para pengguna jasa internet yang pernah mengunjungi situs web e-commerce Bhineka.com. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang merupakan teknik sampling non-probability, hal ini karena jumlah populasi pengguna e-commerce Bhineka.com tidak dapat diketahui dan dimana sampel diambil berdasarkan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya (Indrianoto & Supomo, 1999). Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit analisis tingkat individual, yaitu bagaimana persepsi pengguna e-commerce Bhineka.com secara individual terhadap belanja online. Definisi Operasional Variabel Ada dua macam variabel yang akan di teliti yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen meliputi persepsi orientasi pemasaran, seperti saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran accessibility; saluran pengetahuan; dan orientasi belanja, seperti kenyamanan dan pengalaman. Variabel dependen adalah belanja online. Skala pengukuran yang 244
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan variabel di ukur dengan menggunakan lima point, skor dalam mengukur variabel adalah angka 1 untuk pernyataan sangat tidak setuju, angka 2 untuk pernyataan tidak setuju, angka 3 untuk pernyataan netral, angka 4 untuk pernyataan setuju, angka 5 untuk pernyataan sangat setuju. Penelitian ini menggunakan instrumen yang telah diuji dalam penelitian Li, Kuo dan Russell (1999). Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain (Indriantoro & Supomo, 1999). Persepsi orientasi pemasaran, seperti saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran accessibility; saluran pengetahuan; dan orientasi belanja, seperti kenyamanan dan pengalaman; yang diukur dengan menggunakan lima point skala Likert yang dimulai dari (1) sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju (5). Orientasi Pemasaran Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), Orientasi pemasaran secara signifikan digunakan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan konsumen dalam masa komunikasi dan distribusi, serta accessibility. Variabel Saluran Komunikasi Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran komunikasi yaitu menemukan informasi yang diperlukan oleh konsumen beserta membuat keputusan untuk melakukan pembelanjaan. Variabel saluran komunikasi dioperasionalisasikan dengan mengajukan tiga butir pertanyaan pada kuesioner, yaitu (1) Informasi yang terdapat di Bhineka.com jangkauannya luas, (2) Informasi yang terdapat di Bhineka.com selalu melakukan update, dan (3) Informasi yang terdapat di Bhineka.com berkualitas. Variabel Saluran Distribusi Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran distribusi yaitu pemberian fasilitas pembayaran dan pemberitahuan informasi produk perusahaan kepada konsumen. Karakteristik dari saluran distribusi mempengaruhi efek keputusan dalam pembelanjaan. Variabel saluran distribusi dioperasionalisasikan dengan mengajukan lima butir pertanyaan pada kuesioner, yaitu (1) Jika terdapat ketidaksamaan produk yang ditampilkan pada website Bhineka.com, maka diperbolehkan untuk dikembalikan kepada penjual, (2) Menginginkan saluran pemasaran yang memudahkan pembelian barang, (3) Merasa puas terhadap layanan setelah memperoleh produk dari Bhineka.com, (4) Aman dalam melakukan pembayaran dalam pembelanjaan melalui Bhineka.com, (5) Memeriksa barang yang telah Anda pesan melalui Bhineka.com.
245
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Variabel Saluran Accessibility Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran accessibility yaitu kemudahan dalam mengakses atau melakukan perbandingan harga. Variabel saluran accessibility dioperasionalisasikan dengan mengajukan lima butir pertanyaan pada kuesioner, yaitu (1) Memiliki usaha untuk menggunakan Bhineka.com sebagai saluran belanja, (2) Membandingkan saluran belanja Bhineka.com dengan saluran belanja lainnya, (3) Nyaman dalam melakukan belanja online di Bhineka.com, (4) Pencarian informasi melalui Bhineka.com telah menjadi kesenangan. Orientasi Belanja Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), orientasi belanja adalah hubungan dari keseluruhan kecenderungan yang menunjang aksi dalam melakukan pembelanjaan. Dimensi dari gaya hidup dan kegiatan sehari-hari menjadi dasar dari aktifitas, minat dan opini untuk melakukan pembelanjaan. Pembelanjaan melalui online akan meningkat karena sebagian konsumen memilih belanja online karenaorientasi kenyamanan dan hemat waktu. Selain itu orientasi pengalaman juga mempengaruhi pengguna untuk melakukan pembelanjaan online. Variabel Saluran Kenyamanan Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran kenyamananadalah sikap konsumenyang berhubungan langsung dengan aktivitas belanja,dan lebih mengukur pada manfaat dari barang dan jasayang diperoleh. Variabel saluran kenyamanan dioperasionalisasikan dengan mengajukan tiga butir pertanyaan pada kuesioner, yaitu (1) Merasa kurang nyaman dalam menunggu antrian dikasir, (2) Merasa penghematan waktu menjadi timbangan saya dalam melakukan pembelanjaan sangat penting, (3) Melakukan pembelanjaan produk komputer melalui Bhineka.com. Variabel Saluran Pengalaman Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), saluran pengalaman adalah tingkat intensitas konsumen yang melakukan pembelanjaan. Variabel saluran pengalaman dioperasionalisasikan dengan mengajukan tiga butir pertanyaan pada kuesioner, yaitu (1) Melihat produk sebelum melakukan pembelian di Bhineka.com, (2) Mempelajari produk sebelum melakukan pembelian di Bhineka.com, (3) Mencoba produk sebelum melakukan pembelian di Bhineka.com. Variabel Saluran Pengetahuan Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), konsumen yang memiliki knowledge yang lebih akan memiliki persepsi yang positif terhadap keperluan untuk melakukan belanja online,maka akan berpengaruh dengan pembelanjaan aktual. Variabel pengetahuan dioperasionalisasikan dengan mengajukan satu butir pertanyaan pada kuesioner, yaitu (1) Mengetahui situs Bhineka.com menjual produk melalui internet. 246
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro & Supomo, 1999). Variabel dependen adalah belanja online yang diukur dengan menggunakan lima point skala Likert yang dimulai dari (1) sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju (5). Variabel Belanja Online Menurut Li, Kuo dan Russell (1999), belanja online merupakan kecenderungan yang menunjang aksi dalam melakukan pembelanja dan tindakan pengguna situs web e-commerce untuk melakukan pembelanjaan melalui internet. Variabel belanja online dioperasionalisasikan dengan mengajukan dua butir pertanyaan pada kuesioner, yaitu (1) Saya tertarik melalukan belanja online di Bhineka.com; dan (2) Saya akan melakukan belanja online di Bhineka.com pada masa yang akan datang. Teknik Pengumpulan Data Metode survei digunakan untuk pengumpulan data primer adalah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden secara online, yang berjudul kecenderungan pengguna e-commerce melakukan belanja online dengan alamat di http://www.kwiksurveys.com/onlinesurvey.php?surveyID=HLDHIM_8ce34699. Kuesioner online ini dirancang dengan menggunakan free software dari kwiksurveys.com, yang memungkinkan penulis untuk mengumpulkan data primer dari responden. Kwiksurveys.com memiliki fitur untuk memblokir IP address, sehingga responden tidak dapat mengisi atau mensurvei suatu kuesioner kedua kali. Link yang dihasilkan oleh kwiksurveys.com memungkinkan penulisan untuk melakukan posting ke beberapa forum, seperti Kaskus, Facebook, Twiter dan lainnya. Menurut Hair, Anderson, Tatham dan Black (1998) menyatakan bahwa dengan populasi yang tidak dapat diketahui secara jelas atau merupakan populasi dalam kategori bisnis, ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100 lembar sampai dengan 200 lembar. Metode Analisis Data Data yang terkumpul dari free software situs kwiksurveys.com akan di analisis dengan menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 17 untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan antara variabel-variabel penelitian, yaitu: persepsi orientasi pemasaran, seperti saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran accessibility; saluran pengetahuan; dan orientasi belanja, seperti kenyamanan dan pengalaman; dan belanja online. Uji Statistik Deskriptif Uji statistik deskritptif responden agar dapat menyajikan informasi demografi responden, 247
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
yang terdiri dari: jenis kelamin, kelompok umur, pendapatan, dan tingkat frekuensi melakukan belanja online selama tiga bulan terakhir di situs web e-commerce Bhineka.com. Uji statistik deskriptif variable bertujuan untuk menyajikan informasi (rata-rata, deviasa standar, minimum, maksimum, kisaran) dari variabel independen meliputi persepsi orientasi pemasaran, seperti saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran accessibility; saluran pengetahuan; dan orientasi belanja, seperti kenyamanan dan pengalaman; dan variabel dependen yaitu belanja online. Uji Outlier Uji outlier dilakukan untuk menguji apakah data yang telah diperoleh terdapat data menyimpang dari rata-rata suatu z (standart Score). Data yang memiliki nilai z (standart Score) biasanya di sebut Z-socre lebih kecil dari nilai kritis -3 atau lebih besar dari nilai kritis +3 merupakan data yang menyimpang dari rata-rata. Untuk data yang menyimpang dari rata-ratanya akan dikeluarkan dari analisis data selanjutnya (Hair, Anderson, Tatham, Babin & Black, 2006). Uji Kualitas Data Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menguji keakuratan dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan validitas konstruk (construct validity) yang akan menguji apakah suatu instrumen mengukur konstruk dengan yang seharusnya diukur atau tidak. Menurut Indriantoro & Supomo (1999), pengujian validitas digunakan dimana suatu instrument pengukuran dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur atau dapat mengukur konstruk sesuai dengan yang diharapkan. Uji validitas kontruk memakai pengujian statistik analisis faktor (factor analysis). Signifikansi nilai muatan faktor (factor loading) yang digunakan dalam penelitian ini adalah lebih besar dari 0,5. Nilai muatan faktor yang lebih besar dari 0,5 adalah valid (Hair et al. 2006). Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas konstruk menggunakan metode statistik Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk memiliki reliabilitas yang memadai apabila nilai Cronbach’s Alphalebih besar atau sama dengan 0,7 (Hair et al. 2006). Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal. Metode yang digunakan untuk uji normalitas adalah analisis grafik normalitas dengan menggunakan pendekatan normal probability plot. Persyaratan normalitas terpenuhi jika data 248
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
menyebar di sekitar garis distribusi normal berbentuk diagonal lurus (Hair et al., 2006). Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Penelitian ini menggunakan variance inflaction factor (VIF). Ukuran ini menunjukkan variabel-variabel bebas yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai VIF yang umum dipakai adalah 10. Nilai VIF yang di bawah 10 menunjukkan tidak ada multikolinieritas antar variabel independen (Hair et al., 2006). Uji Hipotesis Menurut Indriantoro & Supomo (1999), menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis tersebut didukung oleh fakta yang telah dikumpulkan dari penelitian tersebut. Pengujian hipotesis merupakan salah satu tahap penting dalam melakukan proses pengujian data. Dalam tahap ini dapat dibuat keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis. Uji hipotesis menggunakan teknik regresi. Metode yang digunakan adalah metode regresi berganda. Kriteria keputusan yang ditetapkan dapat dilihat dari keterangan pada hasil uji regresi tersebut. Pengujian regresi tersebut meliputi uji R, uji R2 , uji F dan uji t Uji R dan R2 Uji koefisiensi korelasi (R) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Uji koefisiensi determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen (Ghozali, 2001). Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menguji pengaruh semua variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka model regresi tersebut dapat di gunakan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2001). Pengujian ini di gunakan untuk membutikkan bahwa model regresi dapat di gunakan untuk memprediksi belanja online. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang diukur dengan nilai signifikansinya. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas: (1). Jika probabilitas < 0.05 maka hipotesis diterima 249
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
VOL. 5 NO. 3 SEPT 2015
(2). Jika probabilitas > 0.05 maka hipotesis ditolak Persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut: IO = a + bKO + bDI + bAC + bPE + bKA + bPA + e Dimana : IO = belanja Online a = konstanta b = koefisien regresi masing-masing variabes independen KO = komunikasi DI = distribusi AC = accessibility PE = pengetahuan KA = kenyamanan PA = pengalaman e = error Analisis dan pembahasan Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Data penelitian dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner secara online kepada para responden yaitu pengguna e-commerce Bhineka.com. Kuesioner ini dikumpulkan melalui survei online yang berjudul kecenderungan pengguna e-commerce melakukan belanja online dengan alamat http://www.kwiksurveys.com/onlinesurvey.php?surveyID=HLDHIM_8ce34699. Kuesioner online dikumpulkan dalam kurung waktu 16 Desember 2010 sampai dengan 16 Febuari 2010, dengan data yang terkumpul sebanyak 159 kuesioner atau responden. Setelah melakukan proses pengecekan data, terdapat sebanyak 159 kuesioner dari para responden atau sebesar 100% dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. Karakteristik Responden Uji statistik deskriptif responden merupakan penyajian terhadap karakteristik responden. Dalam hal ini akan disajikan karakteristik responden yang melakukan pembelanjaan online melalui internet pada situs Bhineka.com. Pada tabel 4.1 dapat dilihatkan karakteristik responden yang berpatisipasi dalam penelitian ini berdasarkan segi demografi, seperti jenis kelamin, kelompok umur, pendapatan, dan tingkat frekuensi melakukan belanja online selama tiga bulan terakhir di situs web e-commerce Bhineka.com.
250
JURNAL Ekonomi dan Bisnis (JENIUS) Analisa Pengaruh Persepsi Orientasi Pemasaran, Orientasi Belanja dan Saluran Pengetahuan terhadap Kecenderungan Belanja Online
Tabel 1. Karakteristik Responden Frekuensi 159
Ukuran Sampel Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Umur 15-23 Tahun 24-35 Tahun 36-50 Tahun > 51 Tahun Pendapatan