Jurnal PPKM III (2016) 193-206
ISSN: 2354-869X
PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN UMKM “BATAKO” DI KEPIL WONOSOBO a
Ahmad Guspul a Program Studi Manajemen Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo a Email:
[email protected]
INFO ARTIKEL Riwayat Artikel: Diterima : 2 Agustus 2016 Disetujui : 13 Agustus 2016 Kata Kunci: orientasi pasar, inovasi, orientasi kewirausahaan, kinerja pemasaran
ARTICLE INFO Article History Received : August 2, 2016 Accepted : August 13, 2016 Key Words : market orientation, innovation, entrepreneurial orientation, marketing performance
ABSTRAK Penelitian ini berjudul pengaruh orientasi pasar, inovasi dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran umkm “batako” di kepil wonosobo. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi pasar inovasi, orientasi kewirausahaan terhadap strategi bersaing dan pengaruh pengalaman terhadap strategi bersaing. Untuk menganalisis pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja pemasaran pada UMKM batako di Kecamatan Kepil. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik sensus sampling yaitu teknik mengambil sampel dengan mengikut sertakan semua anggota populasi untuk dijadikan sampel. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 UMKM Batako. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (H1 diterima). Artinya bahwa pengusaha yang berorientasi untuk memperluas jangkauan pemasaran akan merencanakan kinerja pemasaran dengan baik. Inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (H2 diterima). Artinya bahwa pengusaha yang selau melakukan inovasi dalam berproduksi akan membuat kinerja pemasaran yang dirancangnya menjadi lebih baik. Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (H3 diterima). Artinya pengusaha yang mempunyai jiwa kewirausahaan akan selalu merancang strategi keunggulan dengan matang.
ABSTRACT This study, entitled the influence of market orientation, innovation and entrepreneurial orientation toward marketing performance of SMEs "brick" in Wonosobo coasters. While this study aimed to analyze the effect of market orientation of innovation, entrepreneurial orientation on competitive strategy and the influence of experience on competitive strategy. To analyze the effect of competitive strategy on performance marketing on SMEs brick in District coasters. This research was conducted in the District of Wonosobo regency coasters. In this study, sampling using census sampling technique of taking samples to include all members of the population to be sampled. So the sample size in this study were 56 SMEs brick. The analysis tool used is multiple linear regression. The results of this study indicate that Market Orientation positive effect on marketing performance (H1 accepted). This means that employers are oriented to expand your marketing reach will plan with good marketing performance. Innovation positive effect on marketing performance (H2 accepted). This means that employers who'd always make innovations in production will create marketing performance that he designed for the better. Entrepreneurial orientation positively affects the performance of marketing (H3 accepted). This means that employers who have an entrepreneurial spirit will always design excellence strategy carefully.
193
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
1. PENDAHULUAN Keberadaan pemerintah dalam hal peningkatan kinerja usaha kecil dan menengah sudah sangat serius ini terbukti dari pemberian kredit lunak kepada pemilik usaha untuk dapat meningkatkan kapabilitas mereka dalam meningkatkan kinerja perusahaan, namun pemberian kredit oleh pemerintah masih kurang merata, karena banyaknya usaha kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Indonesia. Kecenderungan pemberian kredit adalah pada pengusaha besar daripada pengusaha kecil dan menengah karena alasan kelemahan manajerial pemasaran (Sugiarto, 2014). Menurut Kohli dan Jaworski (1990), orientasi pasar merupakan budaya perusahaan yang bisa membawa pada meningkatnya perencanaan dalam menciptakan strategi bersaing. Never dan Settler (1990) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku – perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superior value bagi pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan. Perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan berdasar pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai dasar dalam penyusunan strategi bagi masing–masing unit bisnis dalam organisasi, dan menentukan kinerja pemasaran. Selain orientasi pasar, inovasi juga dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan kinerja pemasaran. Tujuan utama dari inovasi adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan (Wahyono, 2013). Pelanggan umumnya menginginkan produk – produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka. Bagi perusahaan, keberhasilannya dalam melakukan inovasi berarti perusahaan tersebut selangkah lebih maju dibandingkan pesaingnya. Hal ini menuntut kepandaian perusahaan dalam mengenali selera pelanggannya sehingga inovasi yang dilakukannya pada akhirnya memang sesuai dengan keinginan pelanggannya. Dengan
194
ISSN: 2354-869X
demikian inovasi harus benar – benar direncanakan dan dilakukan dengan cermat. Menurut frees (2002) orientasi kewirausahaan adalah kunci untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Perusahaan yang pemimpinnya berorientasi wirausaha memilki visi yang jelas dan berani untuk menghadapi risiko sehingga mampu menciptakan kinerja yang baik. Hart (1992, dalam Nasir dan Handoyo, 2003) menyatakan bahwa organisasi dengan tipe wirausaha adalah berhubungan dengan kinerja pemasaran yang rendah. Hasil penemuannya menunjukkan bahwa perusahaan yang manajer puncaknya adalah wirausahawan ternyata lebih banyak yang kinerjanya rendah dibandingkan yang para manajer puncaknya bukan wirausahawan. Nilai produksi industri batako terus mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai dengan 2014. Pada tahun 2013 produksi batako menurun sebesar 40%, pada tahun 2012 menurun sebesar 23,03% dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 28,49%. Sementara itu menurut harian Suara Merdeka, hari selasa 22 april 2014, mengatakan bahwa nilai produksi batako untuk industri kecil dan menengah di Wonosobo terus mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga awal 2014. Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa pertanyaan penelitian yaitu : 1. Apakah orientasi pasar berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada UMKM batako di Kecamatan Kepil? 2. Apakah inovasi berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada UMKM batako di Kecamatan Kepil? 3. Apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada UMKM batako di Kecamatan Kepil? 2. TINJAUAN PUSTAKA a. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Augusty Ferdinand (2010) yang meneliti tentang Structural Equation Model dalam penelitian manajemen bab orientasi pasar, strategi, dan kinerja pasar. Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Squares (PLS). Hasil penelitian
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
menunjukkan bahwa Semakin tinggi derajat orientasi pasar semakin tinggi kinerja pemasaran yang dicapai. Penelitian yang dilakukan oleh Augusty Ferdinand (2012) yang meneliti tentang Structural Equation Model dalam penelitian manajemen bab orientasi pasar, strategi, dan kinerja pasar. Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Squares (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semakin tinggi derajat orientasi pasar semakin tinggi kinerja pemasaran yang dicapai. Penelitian yang dilakukan oleh Harini Abrilia Setyawati (2013) yang meneliti tentang Pengaruh Adaptabilitas Lingkungan Dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kualitas Aliansi Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing (Studi Kasus PT. Pos Indonesia Wilayah Jawa Barat). Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orientasi pasar , inovasi, orientasi kewirausahaan, dan pengalaman mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap strategi keunggulan bersaing. b. Telaah Teori 1) Orientasi pasar Narver dan slater (1990) menyatakan bahwa orientasi pasar terdiri dari tiga komponen yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi interfungsional. Orientasi pelanggan dan orientasi pesaing termasuk semua aktivitasnya dilibatkan dalam memperoleh informasi tentang pembeli dan pesaing pada pasar yang dituju dan menyebarkan melalui bisnis, sedangkan koordinasi interfungsional didasarkan pada informasi pelanggan serta pesaing dan terdiri dari usaha bisnis yang terkoordinasi. Orientasi pasar sangat efektif dalam mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif, yang dimulai dengan perencanaan dan koordinasi dengan semua bagian yang ada dalam organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu orientasi pasar harus menekankan pentingnya analisis kebutuhan dan keinginan target pasar secara lebih efisien
ISSN: 2354-869X
dan efektif dibandingkan dengan pesaingnya dalam usaha untuk mencapai keunggulan bersaing. Penekanan orientasi pasar terhadap daya saing berdasarkan pada pengidentifikasian kebutuhan pelanggan sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat menjawab kebutuhan yang diinginkan konsumen baik itu melalui penciptaan produk yang baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada, agar dapat menciptakan superior value bagi konsumennya secara berkelanjutan dan dapat menjadi modal utama bagi perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan. 2) Inovasi Menurut amabile dkk (1996) inovasi adalah konsep yang lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk atau proses yang baru. Inovasi juga didefinisiskan sebagai penerapan yang berhasil dari gagasan kreatif perusahaan. Oleh karena itu perusahaan diharapkan membentuk pemikiran – pemikiran baru dalam menghadapi baik pesaing, pelanggan dan pasar yang ada. Adanya kesamaan tampilan produk sejenis maupun sistem perusahaan sejenis dari pesaing merupakan faktor pendorong terjadinya inovasi, biasanya produk pesaing itu muncul tanpa mengalami perubahan yang berarti bahkan cenderung statis. Keadaan tersebut dapat menjadi hal yang menguntungkan, karena persaingan yang timbul dengan munculnya produk pesaing dapat diatasi dengan melakukan inovasi produk. Selain inovasi produk, sistem dalam perusahaan juga perlu adanya inovasi. Inovasi merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional yang dapat membawanya selangkah lebih maju dibandingkan pesaing, apabila memiliki suatu kelebihan yang dipandang sebagai nilai tambah bagi konsumen. 3) Orientasi kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemapuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan. Beberapa literatur manajemen memberikan tiga landasan dimensi – dimensi dari kecenderungan organisasional untuk proses manajemen 195
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
ISSN: 2354-869X
kewirausahaan, yakni kemampuan inovasi, kemampuan mengambil risiko, dan sifat proaktif (Weerawerdeena, 2003). 4) Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Selain itu, kinerja pemasaran juga dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Ferdinand (2000) menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan faktor yang
seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Selanjutnya Ferdinand juga menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar. c. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan hipotesis tersebut di atas maka dapat digambarkan kerangka teoritis sebagai berikut :
Orientasi Pasar (X1) H1
Inovasi (X2)
H2
Kinerja pemasaran (Y)
H3 Orientasi kewirausahaan (X3) Gambar 1. Model Penelitian d. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: H1: Orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. H2: Inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. H3: Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. 3. METODE PENELITIAN a. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1) Orientasi pasar (X1) Orientasi pasar adalah suatu proses dan akivitas yang berhubungan dengan penciptaan dan pemuasan pelanggan 196
dengan cara terus menilai kebutuhan dan keinginan pelanggan (Uncles, 2000). 2) Inovasi (X2) Inovasi adalah konsep yang lebih luas yang membahas penerapan gagasan, produk atau proses yang baru (Amabile dkk., 1996). 3) Orientasi kewirausahaan (X3) Orientasi kewirausahaan adalah Orientasi wirausaha adalah kemapuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan. 4) Kinerja pemasaran (Y) Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. b. Populasi Dan Sampel 1) Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand 2013). Populasi pada penelitian ini adalah UMKM batako di Kecamatan Kepil sebanyak 56 berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo. 2) Sampel Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Pada penelitian ini, hanya sebagian anggota populasi yang diambil untuk dijadikan sempel, namun kesimpulannya dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi (Ferdinand 2013). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus sampling yaitu teknik mengambil sampel dengan mengikut sertakan semua anggota populasi untuk dijadikan sampel. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 UMKM Batako. c. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer atau subjek karena berupaya meneliti tentang pendapat atau opini konsumen yang menggunakan suatu jasa atau pelayanan. Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupaya opini, orientasi pasar , pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi responden (Indriantoro dan Supomo 2009). Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sekunder. 1) Data primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli dan data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
ISSN: 2354-869X
2) Data sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. d. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner (angket) Kuesioner berupa angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawab. Pertanyaan kuesioner pada penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup. 2. Studi pustaka Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara membaca dan mencatat berbagai referensi seperti buku, jurnal, majalah, artikel, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian yang sedang di lakukan. e. Teknik Analisis Data 1) Uji Validitas dan Reliabilitas a) Uji Validitas Uji validitas di gunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner yang di katakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Uji validitas di lakukan melalui korelasi bivariate, apabila tingkat signifikansi dibawah 0,01 untuk one tailed dan 0,05 untuk two tailed maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid (Ghozali 2013). b) Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur semua kuesioner yang merupakan indikator dari 197
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
variabel. Suatu kuesioner di katakam reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam SPSS ada fasilitas yang dapat di gunakan untuk mengukur reliabilitas yaitu melalui uji statistik cronbach alpha dan variabel di katakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.60, (Ghozali 2006). 2) Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolonieritas Multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) nilai cut off yang umum di pakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0, 1 atau sama dengan nilai VIF< 10 (Ghozali 2006). b) Uji Heteroskedastisitas Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi veriabel terikat (dependen/ ZPRED) dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat di lakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED . 3) Analisis Regresi Linear Berganda Analisi regresi linear berganda berfungsi untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel independent terhadap kinerja pemasaran. Adapun model hubungan antar variabel dapat di susun dalam persamaan di bawah ini : 198
ISSN: 2354-869X
Y =a+ b1X1 +b2X2 +b3X3 + e Keterangan : Y = Kinerja pemasaran a = Konstanta b1 = koefisien regresi dari Orientasi pasar b2 = koefisien regresi dari Inovasi b3 = koefisien regresi dari Orientasi kewirausahaan X1 = Orientasi pasar X2 = Inovasi X3 = Orientasi kewirausahaan e = error/ variabel pengganggu 4) Uji Hipotesis Penelitian a) Uji Signifikan Pengaruh Parsial (uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali 2013). Ho = variabel independen tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Ha = variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria angka probabilitas signifikan sebagai berikut : Jika probabilitas t > 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak Jika probabilitas t < 0,05, maka Ho di tolak dan Ha di terima. b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu Variabel Orientasi pasar, Inovasi dan Orientasi kewirausahaan secara simultan terhadap variabel terikat, yaitu kinerja pemasaran. Kriteria yang digunakan adalah : a. Ho : b1 = b2 = b3 = 0 Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas, Variabel Orientasi pasar, Inovasi dan Orientasi kewirausahaan secara simultan
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
ISSN: 2354-869X
terhadap variabel terikat, yaitu kinerja pemasaran. b. Ha : b1 - b3 > 0 Artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas, Variabel Orientasi pasar, Inovasi dan Orientasi kewirausahaan terhadap variabel terikat, yaitu kinerja pemasaran. Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) Taraf signifikan (a = 0,05). 2) Distribusi t dengan derajat kebebasan (n – k-1). 3) Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
4) Apabila Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM Batako di Kecamatan Kepil. Metode penyebaran kuesioner menggunakan metode survey yaitu kuesioner diantar langsung dan diambil sendiri oleh peneliti. Adapun batas waktu pengumpulan kuesioner adalah 2 minggu terhitung dari hari masuknya kuesioner. Keseluruhan kuesioner yang dibagikan berjumlah 56.
Tabel 1 Jumlah Sampel Dan Tingkat Pengembaliannya Kuesioner Responden Disebar Kembali Gugur Dipakai Pengusaha UMKM 56 52 0 52 Batako Jumlah
56
52
0
52
Sumber : Data Primer Dari seluruh data yang terkumpul 52 responden dan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 responden, 4 data tidak kembali. Dengan demikian prosentase kuesioner yang digunakan dalam analisis adalah 92,8% dari seluruh kuesioner yang disebar b. Uji Kualitas Data Data yang diperoleh melalui kuesioner perlu untuk diuji kebenaran dan
kehandalannya. Pengujian dilakukan dengan uji validitas serta reliabilitas. 1) Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006).
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Kisaran Korelasi Signifikansi 0,676** - 0,845** 0,00 0,325* - 0,744** 0,00 0,666**- 0,883** 0,00
Variabel Keterangan Orientasi pasar Valid Inovasi Valid Orientasi Valid kewirausahaan Kinerja pemasaran 0,745** - 0,831** 0,00 Valid Sumber: Data primer Variabel Orientasi pasar mempunyai tentang Orientasi pasar yang mengukur kisaran korelasi antara 0,676 sampai 0,845 variabel Orientasi pasar dapat dinyatakan dan signifikan pada tingkat 0,000. Hal ini valid. Variabel Inovasi mempunyai kisaran menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan korelasi antara 0,325 sampai 0,744 dan 199
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
ISSN: 2354-869X
signifikan pada tingkat 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang Inovasi yang mengukur variabel Inovasi dapat dinyatakan valid. Variabel orientasi kewirausahaan mempunyai kisaran korelasi antara 0,666 sampai 0,883 dan signifikan pada tingkat 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang orientasi kewirausahaan yang mengukur variabel orientasi kewirausahaan dapat dinyatakan valid. Variabel Kinerja pemasaran mempunyai kisaran korelasi
antara 0,431 sampai 0,856 dan signifikan pada tingkat 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang Kinerja pemasaran yang mengukur variabel Kinerja pemasaran dapat dinyatakan valid. 2) Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel apabila jawaban responden atas pertanyaan pada setiap variabel selalu konsisten dari waktu ke waktu. Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Tanda Batas Ket Alpha atas Orientasi pasar 0,829 > 0,6 Reliabel Inovasi 0,906 > 0,6 Reliabel Orientasi kewirausahaan 0,707 > 0,6 Reliabel Kinerja pemasaran 0,833 > 0,6 Reliabel Sumber: Data primer
Secara keseluruhan uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini telah menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai cronbach alpha yang lebih besar dari nilai batas atas cronbach alpha 0,6. Sehingga seluruh pertanyaan yang berkaitan dengan variabel orientasi pasar , inovasi, orientasi kewirausahaan dan kinerja pemasaran adalah reliabel.
c. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006).
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Independen Collinearity Statistics Ket Tolerance VIF Orientasi pasar 0,450 2.223 Tidak ada multikolinier Inovasi 0,519 1.927 Tidak ada multikolinier Orientasi 0,800 1.250 Tidak ada multikolinieri kewirausahaan Sumber: data primer Berdasarkan pada tabel 4 di atas, 2) Uji Heteroskedastisitas terlihat bahwa tidak ada variabel Uji heteroskedastisitas bertujuan independen yang memiliki nilai Tolerance menguji apakah dalam model regresi kurang dari 0,10. Selanjutnya hasil terjadi ketidaksamaan variance dari perhitungan VIF juga menunjukkan hal residual satu pengamatan ke pengamatan yang sama yaitu tidak ada satupun variabel yang lain. Jika variance dari residual satu independen yang memiliki nilai VIF lebih pengamatan ke pengamatan lain tetap, besar dari 10. Sehingga dapat disimpulkan maka disebut homoskedastisitas dan jika bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar berbeda disebut heteroskedastisitas. Model variabel independen dalam model regresi. regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2006). 200
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
ISSN: 2354-869X
Sumber: Data primer Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplots terlihat variabel residual memiliki distribusi bahwa titik-titik menyebar secara normal. Uji normalitas yang digunakan acak serta tersebar baik di atas dalam penelitian ini adalah uji statistik maupun di bawah angka 0 pada non-parametik One-Sample Kolmogorofsumbu Y. Sehingga dapat Smirnof Test. Nilai signifikansi dari disimpulkan bahwa model regresi residual yang terdistribusikan secara yang digunakan tidak terjadi normal adalah jika nilai Asymp. Sig (2heteroskedastisitas. tailed) dalam uji One-Sample KolmogorofSmirnof Test lebih besar dari α = 0,05. Uji 3) Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk normalitas dalam penelitian ini dapat mengetahui apakah dalam model regresi, dilihat pada tabel 5 . Tabel 5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 52 a,,b Normal Parameters Mean 17.56 Std. Deviation 3.083 Most Extreme Differences Absolute .151 Positive .143 Negative -.151 Kolmogorov-Smirnov Z 1.091 Asymp. Sig. (2-tailed) .185 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data primer Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test memiliki probabilitas tingkat signifikansi di atas
batas α = 0,05 yaitu 0,185. Hal ini berarti dalam model regresi terdapat variabel residual atau variabel pengganggu yang terdistribusi secara normal.
201
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
ISSN: 2354-869X
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 6
d. Pengujian Hipotesis 1) Uji Parsial (uji t)
Tabel 6 Hasil Pengujian Pengaruh Orientasi pasar , Inovasi Dan Orientasi kewirausahaan Terhadap Kinerja pemasaran Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model
B
Std. Error
1 (Constant)
.810
2.021
Orientasi Pasar
.130
.063
Inovasi
.223
Orientasi Wirausaha
.096
Beta
t
Sig.
.401
.690
.272
2.046
.046
.066
.417
3.366
.002
.034
.284
2.848
.006
a. Dependent Variable: Kinerja pemasaran Sumber: Data primer Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,810 + 0,130X1 + 0,223X2 + 0,096X3 +e Interpretasi dari persamaan tersebut adalah: a. Konstanta (a) = 0,810, artinya adalah jika orientasi pasar, inovasi dan orientasi kewirausahaan dianggap tidak ada atau konstan, maka skor kinerja pemasaran pemasaran akan meningkat sebesar 0,810; b. Koefisien b1 = 0,130, artinya setiap penambahan orientasi pasar sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan kinerja pemasaran pemasaran sebesar 0,130 satuan dengan asumsi variabel inovasi dan orientasi kewirausahaan dianggap konstan (tetap); c. Koefisien b2 = 0,223, artinya setiap penambahan inovasi sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan kinerja pemasaran pemasaran sebesar 0,223 satuan dengan asumsi variabel orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan dianggap konstan (tetap); d. Koefisien b3 = 0,096, artinya setiap penambahan skor orientasi kewirausahaan sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan skor kinerja pemasaran pemasaran sebesar 0,096 satuan dengan asumsi variabel Orientasi 202
pasar dan inovasi dianggap konstan (tetap). e. Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran (H1) memiliki koefisien 0,130 dan tingkat signifikansi 0,046 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung sebesar = 2,046. Sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (db) = 52-3 =49 adalah sebesar ; 0,05 two tailed 2,005. Dikarenakan thitung > ttabel (2,046 > 2,005), maka Ho ditolak sehingga hipotesis 1 diterima. Artinya orientasi pasar berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran pemasaran. f. Untuk pengaruh inovasi terhadap strategi keunggulan bersaing (H2) memiliki koefisien 0,223 dan signifikan pada 0,002 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung sebesar = 3,366. Sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (db) = 52-3 =49 ; 0,05 two tailed adalah sebesar 2,005. Dikarenakan thitung > ttabel (3,366> 2,005), maka Ho ditolak sehingga hipotesis 2 diterima. Artinya inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran pemasaran. g. Untuk pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap strategi keunggulan bersaing (H3) memiliki
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
ISSN: 2354-869X
koefisien 0,098 dan signifikan pada 0,006 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung sebesar = 2,848. Sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (db) = 52-3 =49 ; 0,05 two tailed adalah sebesar 2,005. Dikarenakan thitung > ttabel (2,848> 2,005), maka Ho ditolak sehingga hipotesis 3 diterima. Artinya orientasi kewirausahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pemasaran pemasaran. Hasil perhitungan memperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,618, ini berarti bahwa 61,8% variasi dari kinerja pemasaran pemasaran dipengaruhi oleh orientasi pasar, inovasi, dan orientasi kewirausahaan. Sedangkan sisanya sebesar 38,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. 2) Uji F (Uji Simultan)
Table 7 Uji F ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Mean Square
df
Regression
299.813
Residual
185.014
48
Total
484.827
51
F
3 99.938 25.928
Sig. .000a
3.854
a. Predictors: (Constant), Orientasi kewirausahaan, Inovasi, Orientasi Pasar b. Dependent Variable: Kinerja pemasaran Sumber : Data primer Uji F digunakan untuk menguji signifikansi model regresi yaitu pengaruh orientasi pasar, inovasi, dan orientasi kewirausahaan secara simultan terhadap kinerja pemasaran pemasaran. Hasil analisis memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 25,928 > 2,65 (db = 52-3 -1= 48 ) maka Ho ditolak. Artinya orientasi pasar, inovasi, dan orientasi kewirausahaan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran. 5. PEMBAHASAN a. Pengaruh Orientasi Pasar terhadap kineja pemasaran Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh positif terhadap kineja pemasaran diterima. Artinya bahwa pengusaha yang berorientasi untuk memperluas jangkauan pemasaran akan merencanakan kineja pemasaran dengan baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dan Hudiwinarsih (2012) menunjukkan bahwa
orientasi pasar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kineja pemasaran Orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen bersinergi baik secara sengaja atau tidak melalui inovasi dan gagasan kreatif yang diwujudkan pengusaha dan dilaksanakan untuk mencapai kinerja usaha yang menguntungkan. Pengaruh positif dan signifikan dari hasil penelitian ini, bila dilihat di lapangan, dapat dicontohkan bahwa keyakinan yang tinggi dari seorang pengusaha untuk mampu mengerjakan batako dengan motif yang cukup rumit, asalkan tersedia contoh. Karena kendala yang biasa mereka hadapi adalah tidak adanya jenis kain dan corak warna di sekitar tempat usaha. Contoh tersebut menunjukkan bahwa pengusaha tersebut memiliki need for achievement, internal locus of control, self relience dan extroversion yang cukup tinggi. b. Pengaruh Inovasi terhadap kineja pemasaran Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa inovasi berpengaruh positif terhadap kineja 203
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
pemasaran diterima. Artinya bahwa pengusaha yang selau melakukan inovasi dalam berproduksi akan membuat kineja pemasaran yang dirancangnya menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Damairia (2012) menunjukkan bahwa inovasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kineja pemasaran. Inovasi produk merupakan salah satu faktor persaingan yang paling penting untuk kesuksesan dimana akhir-akhir ini lingkungan bisnis selalu berubah dengan cepat. Oleh karena itu adanya inovasi diharapkan dapat mengeliminasi kendala UKM (Sutaryo, 2004). Inovasi merupakan sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan penilaian-penilaian baru, ide-ide baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan kinerja karyawan yang memuaskan pelanggan. Inovasi menunjuk pada segi kreatif untuk mengadaptasi perkembangan tiap produk atau jasa yang berdasarkan pada teknologi baru yang selalu diperkenalkan pertama kalinya oleh negara industri. Kreativitas dan kemampuan inovasi digunakan dalam perusahaan kecil, sedangkan perusahaan besar lebih memperhatikan struktur variabelnya seperti sentralisasi dan formalisasi yang justru diabaikan oleh perusahaan kecil. c. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kineja pemasaran Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kineja pemasaran diterima. Artinya pengusaha yang mempunyai jiwa kewirausahaan akan selalu merancang strategi keunggulan dengan matang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Neshamba (2013) menyatakan bahwa pemilik-pengelola usaha yang sukses mempunyai penekanan yang lebih tinggi terhadap strategi yang dirancangnya. Porter (1980) mengemukakan bahwa perubahan harus menciptakan daya saing khususnya agar memiliki posisi tawar menawar yang kuat (bergaining power) dalam persaingan. Untuk itu diperlukan suatu strategi, sehingga perusahaan dapat unggul 204
ISSN: 2354-869X
dibanding pesaingnya. Dalam konsep strategi pemasaran dikenal adanya 4P yaitu product, price, place, dan promotion. Dalam kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan marketing mix (4P) perlu ditambah 1P lagi yaitu Probe (Research and Development), sehingga menjadi 5P. Probe menempati P yang pertama baru setelah itu product, price, place dan promotion. Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama karena bersangkut paut dengan kreativitas dan inovasi yang merupakan bagian orientasi kewirausahaan, penelitian dan pengembangan akan dapat dilaksanakan pada produk, harga, tempat dan promosi. Pengusaha berkembang dan berhasil karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta strategi bisnis yang tepat untuk menciptakan barang- barang bernilai dan unggul di pasar. Hal ini berarti orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap strategi bisnis terutama dalam menganalisis lingkungan dan memformulasi strategi. Contoh lain yang ditemukan di lapangan bahwa pengusaha mempunyai orientasi kewirausahaan yang cukup tinggi terutama dilihat dari keinginan mencapai tujuan dan keyakinan bahwa keberhasilan itu adalah usaha dari dalam diri sendiri, sehingga dalam melaksanakan strategi bisnisnya mereka yakin mampu melaksanakan strategi low cost dan differentiation yang banyak digunakan dalam Usaha Mikro Kecil Menengah Batako di Kecamatan Kepil Wonosobo. Berdasarkan pengamatan dan mengkaji hasil analisis data yang ditemukan maka dapat diketahui bahwa strategi bisnis yang diterapkan pada Usaha Mikro Kecil Menengah Batako di Kecamatan Kepil Wonosobo adalah strategi low cost dan differensiasi secara bersama-sama yang dikenal dengan istilah Hybrid Strategy atau strategi yang dikombinasikan. Harapannya dengan low cost dapat menekan biaya dengan differensiasi dapat menyesuaikan dengan keinginan trader. Dengan kata lain entrepreneur harus sanggup menerima dan mengerjakan order yang sangat bervariasi dan membutuhkan keterampilan yang bermacammacam dengan tetap berusaha untuk menekan biaya sehingga pada akhirnya bisa
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
mendapatkan profit yang lebih tinggi. Pada kenyataannya strategi bisnis yang telah diterapkan tersebut belum dapat meningkatkan kinerja baik dalam pertumbuhan penjualannya, pertumbuhan assetnya ataupun pertumbuhan keuntungannya. 6. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Orientasi Pasar berpengaruh positif terhadap kineja pemasaran (H1 diterima). Artinya bahwa pengusaha yang berorientasi untuk memperluas jangkauan pemasaran akan merencanakan kinerja pemasaran dengan baik. b. Inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (H2 diterima). Artinya bahwa pengusaha yang selalu melakukan inovasi dalam berproduksi akan membuat kinerja pemasaran yang dirancangnya menjadi lebih baik. c. Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (H3 diterima). Artinya pengusaha yang mempunyai jiwa kewirausahaan akan selalu merancang strategi keunggulan dengan matang. 7. SARAN Beberapa saran yang bisa diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. UMKM Batako harus terus menggali, mengenali, dan mampu menentukan dengan tepat apa yang sebenarnya menjadi sumber keunggulan mereka dalam persaingan. Dengan terus menjaga dan mengembangkan sumber keunggulan bersaingnya maka kelangsungan perusahaan akan tetap terjaga. b. Setiap perusahan harus memiliki strategi dalam menjalankan roda usahanya, salah satu strategi yang penting untuk dikuasi oleh UMKM Batako adalah strategi inovasi. Strategi inovasi ini penting dikarenakan UMKM Batako tertinggal jauh karena kurang memiliki inovasi dalam menjalankan usahanya. Terpenting yang harus diperhatikan oleh UMKM Batako adalah inovasi produk. Inovasi produk
ISSN: 2354-869X
memiliki peranan penting dengan membuat suatu terobosan dengan selalu mengeluarkan produk yang baru, unik dan memiliki keunggulan bersaing. c. Selanjutnya yang perlu diperhatikan pula adalah dalam inovasi proses, sehingga dengan proses yang berbeda dengan perusahaan lain maka akan membuat produk lebih baik dibanding produk UKM lain. d. Selanjutnya UMKM Batako juga harus tanggap terhadap sumber-sumber inovasi untuk dapat dikembangkan dan dipelihara dengan baik sehingga akan mendapatkan kinerja perusahaan yang baik pula dan pada akhirnya dapat berdampak pada tingginya daya saing UMKM Batako. 8. DAFTAR PUSTAKA Akimova, Irina. (1999). “Development of Market Orientation and Competitiveness of Ukrainian Firm”. European Journal of Marketing. p.1128-1146. Amabile, Teresa M. (1996). “Assesing The Work Environment For Creativity”. Academy of Management Journal. p.11541184. Bharadwaj, Sundar G, P.R.Varadarajan, & Fahly, Jihn. (1993). “Sustainable Competitive Advantage in Service Industries: A Conceptual Model and Research Propositions“. Journal of Marketing. Vol.57,Oktober,p.83-99. Cooper, Robert G. (2000). “Product Inovation and Technology Strategy”. Journal Research Technology Management. p.3841. Damairia, A., 2013. Determinant of Successful Organisational Innovation: A Review of Current Research. Journal of Management Practice, Vol.3 (1), pp: 95119 Droge, Cornelia & Shownee Vickrey. (1994). “ Source and Outcomes of Competitive Advantage: An Explanory Study in The Furniture Industry”. Decision Sciences. p.669-689. Ferdinand, Augusty. (2010). “Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Strategy”. Research Paper Series. No.01 Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. 205
Jurnal PPKM III (2016) 193-206
Ferdinand, Augusty. (2005). “Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen”. Seri Pustaka Kunci No.06 Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Frees, S. 2002. Manajemen Entrepreneurship: Kiat Sukses Menjadi Wirausaha. Penerbit Andi, Yogyakarta. Gatignon, Hubert & Jean – Marc Xuerob. (1997). “Strategic Orientation of The Firm and new Product Performance”. Journal of Marketing Research. p.77-79. Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP Undip, Semarang. Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP Undip, Semarang. Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP Undip, Semarang. Greenley, Hooley,(1995). “Strategic Planning Differences Among Different Multiple Stakeholder Orientation Profiles” Journal of Strategic Marketing, September,pp:163182 Hadjimonalis, Anthanasios (2000), An Investig ion of Innovation Atecendent in Small Firms in the Contex of A Small Developing Country , Journal of R&D Management, 30, 3, pp. 235-245 Hart, H. 1992. Competitive Advantage Achievement through Innovation and Knowledge, Journal of Competitiveness, ISSN 1804-171X, Vol.5, No.1. Indriantoro, Nur & Supomo. (1999). Metodelogi Penelitian Bisnis untuk
206
ISSN: 2354-869X
Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Kementrian Koperasi dan UMKM. 2014. Kebijakan Pengembangan Dan Pemberdayaan KUMKM Koh, Hian Chye. (1997). “Testing Hypothesis of Entrepreneurial Characteristics: A Study of Hongkong MBA Students”. Journal of Managerial Psychology.p.1-11. Kohli, A.K., & Jaworski, B.J. (1990). “Market Orientation: The Construct, Research Proposition, and Managerial Implication”. Journal of Marketing. p.118. Kotler, Philip. 2001. Dasar – Dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo Kottler, Philip. (1997). Marketing Management. Edisi 8. Prentice Hall International. Li, Ling X. (2000). “An Analysis of Sources of Competitiveness and Performance of Chinese Manufacturers”. International Journal of Operation and Production Management. Vol.20,No.3. Li, Tiger & Roger J. Calantone. (1998). “The Impact of Market Knowledge Competence on New Product Advantage: Conceptualization and Empirical Exam”. Journal of Marketing. Vol.62,Oktober,p.13-29. Lumpkin G.T. & G.G. Dess, (1996), “Clarifying the Entrepreneurial Orientation Construct and Linking it to Performance”,. Academy of Management Review, 21; 135-172.