perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PASAR, KREATIVITAS DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN (Studi Kasus Pada Sentra Kerajinan Tembaga Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali)
SKRIPSI
Oleh:
ARIS SUPRIYADI K 7408065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user September 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PASAR, KREATIVITAS DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN (Studi Kasus Pada Sentra Kerajinan Logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali)
Oleh:
ARIS SUPRIYADI K 7408065
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Agustus2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Alam Nasyrah: 5-6)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Qs. An Najm: 39)
“Banyak kegagalan terjadi, karena tidak segera melangkah untuk merealisasikannya” (Penulis)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk:
Ayah Ibu tercinta yang senantiasa memberikan do’anya disetiap jejak langkah.
Kakak dan Adik tercinta, penyemangat dan inspirasiku
Seluruh keluarga besar, sebagai inspirasi dan alasan untuk tetap bertahan
Teman-teman PTN ’08, yang menjadi partner serta kawan seperjuangan yang terbaik
Seluruh teman-teman LDK UNS, terimakasih atas pembelajarannya
Teman-teman seperjuangan di HIMANNOMI Pergerakan, terimakasih yang tak terhingga untuk semuanya
Almamater commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Aris Supriyadi.ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PASAR, KREATIVITAS DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN (Studi Kasus Pada Sentra Kerajinan Logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali).Skripsi, Juli 2012 Tujuan penelitian ini adalah;(1) Untuk mengetahui apakah orientasi pasar UKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo, (2) Untuk mengetahui apakah apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo, (3) Untuk mengetahui apakah apakah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo, (4) Untuk mengetahui apakah inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo, (5) Untuk mengetahui apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo, (6) Untuk mengetahui apakah kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam Cepogo. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengrajin logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali yang berjumlah 182.Pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 105 responden. Try out yang dilakukan terhadap 30 responden di dalam populasi, dengan hasil valid dan reliabel. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa orientasi pasar berpengaruh terhadap inovasi produk dengan nilai C.R (Critical Ratio)sebesar 3,155 dannilai P (Probability) sebesar 0,05. Kreativitas berpengaruh terhadap inovasi produk dengan nilai C.R (Critical Ratio)sebesar2,144 dan nilai P (Probability) sebesar 0,032. Inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja pemasaran dengan nilai C.R (Critical Ratio)sebesar2,905dengannilai P (Probability) sebesar 0,004.Orientasi pasar tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran dengan nilai C.R (Critical Ratio)< 0,05 yaitu sebesar -3,155sementara nilai P (Probability) sebesar 0,05. Kreativitas berpengaruh terhadap inovasi produk dengan nilai C.R (Critical Ratio)sebesar 2,144dengan nilai P (Probability) sebesar 0,032 dan Keunggulan bersaing berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran dengan nilai C.R (Critical Ratio) sebesar 3,737 dengan nilai P (Probability) sebesar 0,000.
Kata kunci : Orientasi pasar, kreativitas, commit toinovasi user produk, kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing berkelanjutan viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Aris Supriyadi. AN ANALYSIS ON THE EFFECT OF MARKET ORIENTATION, CREATIVITY AND PRODUCT INNOVATION ON THE MARKETING PERFORMANCE TO IMPROVE THE SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE (A Case Study on Cepogo Copper Craft Center, Cepogo Subdistrict, Boyolali Regency). Thesis, July 2012. The objectives of research are: (1) The influence of market orientation toward product innovation of Cepogo metal crafter, (2) The influence of kreativity toward product innovation of Cepogo metal crafter, (3) The influence of market orientation toward market performance of Cepogo metal crafter, (4) The influence of product innovetion toward market performance of Cepogo metal crafter, (5) The influence of creativitu toward market performance of Cepogo metal crafter, (6) The influence of market performance tion toward competitive advantage of Cepogo metal crafter This study was a corelational research. Technique of collecting data used in this research was questionnaire. The population of research was all Cepogo metal crafters in Cepogo Subdistrict of Boyolali Regency. In this research, the sample consisted of 105 respondents. The tryout was done to 30 respondents in the population with valid and reliable results. The technique of analyzing data used was Structural Equation Modeling (SEM). The result of goodness of fit index criteria showed the Chi square value of 80.710, Probability of 0.457, GFI of 0.903, AGFI of 0.8555, TLI of 0.998, CFI of 0.999, CMIN/DF of 1.009 and RMSEA of 0.008. Thus, the hypothesis was stated as could be supported and had good criteria in goodness of fit index despite one marginal condition, namely AGFI. Based on the result of research, it could be found that market orientation affected product innovation with C.R (Critical Ratio) value of 3.155 and P value (Probability) of 0.05. The creativity affected product innovation with C.R (Critical Ratio) value of 2.144 and P value (Probability) value of 0.032. Product innovation affected the marketing performance with C.R (Critical Ratio) value of 2.905 with P (Probability) value of 0.004. Market orientation not affected the marketing performance C.R (Critical Ratio) value of -3.155 and P value (Probability) value of 0.005. Creativity affected the product innovation with C.R (Critical Ratio) value of 2.144 and P value (Probability) value of 0.032, and Sustainable competitive advantage affected the marketing performance with C.R (Critical Ratio) value of 3.737 and P value (Probability) value of 0.000. Keywoerds : Market orientation, creativity, product innovation, marketing performance, competitive advantage commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala pujidan syukur tak lupapenulissenantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT, Rab semesta alam. Atas rahmat dan hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih dan penghargaan penulis haturkan kepada: 1. Allah SWT, yang senantiasa memberikan karunianya hingga tak bertepi 2. Rasulullah yang menjadi panutan disetiap lini kehidupan. 3. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Saiful Bahri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 6. Dra. Sri Wahyuni, M.M., selaku ketua BKK Pendidikan Tata Niaga, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Dra. Kristiani, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Muhammad Sabandi, SE, M.Si, selaku Pembimbing II yang juga telah memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Dosen Prodi Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini. 10. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah. 11. Seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Boyolali, mulai dari Bupati sampai dengan kepala Desa Cepogo, terimakasih atas pemberian ijin dalam penelitian ini. 12. Seluruh pengrajin UMKM logam Cepogo, terimakasih atas kesediaan waktunya untuk dijadikan responden dalam penelitian ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang.
Surakarta, Agustus 2012
Penulis commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5 1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 6 2. Manfaat Praktis ....................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7 A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan............................ 7 1. Tinjauan Teori Tentang UMKM a. Pengertian Usaha Kecil ..................................................... 7 b. Pengertian UMKM ............................................................ 8 c. Karakteristik UMKM ........................................................ 9 commit to user d. Kendala Pengembangan UMKM....................................... 10 xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Strategi Pemberdayaan UMKM ........................................ 11 2. Tinjauan Teori Tentang Pemasaran.......................................... 11 a. Pengertian Pemasaran ........................................................ 11 b. Elemen Dasar Pemasaran ................................................... 12 3. Kajian Teori Orientasi Pasar .................................................... 13 a. PengertianOrientasi Pasar.................................................. 13 b. Komponen Orientasi Pasar ................................................ 15 c. Orientasi Pelanggan........................................................... 17 d. Orientasi Pesaing ............................................................... 18 e. Koordinasi Antar Fungsi ................................................... 19 f. Indikator Orientasi Pasar ................................................... 20 4. Kajian Teori Tentang Kreativitas ............................................. 21 a.
Pengertian Kreativitas........................................................ 21
b.
Sumber Kreativitas ............................................................ 22
c.
Menumbuhkan Kreativitas ................................................ 23 1) Menumbuhkan Ciri-Ciri Mental Kreativitas................. 23 2) Menyiapkan Diri Menghadapi Tantangan Kreatif........ 23 3) Meluaskan Khazanah Pengetahuan .............................. 24 4) Menuliskan Gagasan..................................................... 24 5) Menggambar dan Berpuisi Sehari-hari ......................... 24 6) Berhumor ...................................................................... 24 7) Berpikir Sebagai Detektif ............................................. 25
d.
Peran Kreativitas Dalam Berbagai Bidang........................ 25 1) Dalam Pemecahan Masalah Sehari-hari ....................... 25 2) Dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi...................... 25 3) Dalam Manajemen ........................................................ 25 4) Dalam Perusahaan......................................................... 26
e.
Atribut Kreativitas ............................................................. 26
f.
Indikator Kreativitas .......................................................... 27
5. Kajian Teori Tentang Inovasi Produk ...................................... 27 commit to user a. Pengertian Inovasi ............................................................. 27 xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pentingnya Inovasi ............................................................. 29 c. Kategori Produk Baru......................................................... 29 d. Sumber Inovasi................................................................... 30 e. Indikator Inovasi Produk .................................................... 31 6. Kajian Teori Tentang Kinerja Pemasaran ................................ 31 a. Pengertian Kinerja Pemasaran ........................................... 31 b. Pengukuran Kinerja Pemasaran.......................................... 32 c. Indikator Kinerja Pemasaran ............................................. 33 7. Kajian Teori Tentang Keunggulan Bersaing Berkelanjutan .... 33 a. Pengertian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan ............... 33 b. Dasar Keunggulan Bersaing .............................................. 34 1) Keunggulan Biaya......................................................... 34 2) Diferiensiasi .................................................................. 34 c. Mempertahankan Keunggulan........................................... 35 1) Keunggulan Operasional(Operational Excelence) ....... 35 2) Keunggulan Produkdan Teknologi (Product and Technological Excelence) ............................................. 36 3) Kedekatan Dengan Pelanggan (Customer Intimacy) .... 36 d. Indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan ................. 36 8. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 37 B. Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................... 39 C. Hipotesis......................................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 43 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 43 1. Tempat Penelitian..................................................................... 43 2. Waktu Penelitian ...................................................................... 43 B. Rancangan / Desain Penelitian ...................................................... 44 1. Jenis Penelitian......................................................................... 44 2. Variabel Penelitian ................................................................... 44 a. Variabel Eksogen (Independent) commit to user ....................................... 45 xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Variabel Endogen (Dependent) ......................................... 45 C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 45 1. Populasi Penelitian ................................................................... 45 2. Sampel Penelitian .................................................................... 46 D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 46 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 47 1. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 48 a. Jenis Data ........................................................................... 48 b. Sumber Data ....................................................................... 48 2. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 48 a. Uji Validitas....................................................................... 49 b. Uji Reliabilitas................................................................... 50 1) Composite Realibility ................................................. 50 2) Varians Extract........................................................... 51 F. Definisi Operasional ...................................................................... 52 1. Variabel Bebas.......................................................................... 52 a. Orrientasi Pasar.................................................................. 52 b. Kreativitas.......................................................................... 52 2. Variabel Terikat ....................................................................... 52 a. Inovasi Produk................................................................... 53 b. Kinerja Pemasaran............................................................. 33 c. Keunggulan Bersaing Berkelanjutan ................................. 53 G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 54 1. Uji Persyaratan Analisis .......................................................... 54 a.
Uji Kecukupan Sampel...................................................... 54
b.
Uji Normalitas Data........................................................... 55
c.
Uji Outliers Univariate...................................................... 55
d.
Uji Outliers Multivariate ................................................... 55
e.
Evaluasi Atas Multicollinearity dan Singularity ............... 56
2. Uji Hipotesis ............................................................................ 56 user ......................................... 56 a. Pengembangancommit Model to Teoritis xv
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)................. 57 1) Konstruk Eksogen ......................................................... 57 2) Konstruk Endogen ........................................................ 58
c.
Konversi Diagram Alur Kedalam Persamaan ................... 59 1) Persamaan-Persamaan Struktural (Structural Equations) .................................................. 59 2) Persamaan Spesifikasi Model Pengukuran (Measurement Model)................................................... 60
d.
Memilih Jenis Input Matriks dan Jenis Estimasi yang Diusulkan........................................................................... 60
e.
Menilai Identifikasi Model Struktural ............................... 61
f.
Menilai Kriteria Goodness-of- Fit Indeks ......................... 62 1) X2 Chisquare Statistik ............................................... 62 2) RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)........................................................... 62 3) GFI (Goodness -of Fit- Index) .................................... 62 4) AGFI(Adjusted Goodness-of-Fit-Index)..................... 62 5) CMIN/ DF .................................................................. 63 6) TLI (Tucker Lewis Index)........................................... 63 7) CFI (Comparative Fit Indexs) .................................... 63
g.
Interpretasi dan IdentifikasiModel..................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 65 A. Deskripsi Data ............................................................................... 65 1. Deskripsi Data Tiap Variabel ................................................... 65 2. Deskripsi Data Berdasarkan Sebarannya.................................. 66 3. Deskripsi Data Berdasarkan Jabatan ........................................ 68 B. Uji Validitas dan Realibilitas Data................................................. 68 1. Uji Validitas Data ..................................................................... 68 a. Validitas Indikator Orientasi Pasar (MO).......................... 68 b. Validitas Indikator Kretaivitas commit to user (KR) ................................. 69 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Validitas Indikator Inovasi Produk (PI)............................ 70 d. Validitas Indikator Kinerja Pemasaran (MP) .................... 70 e. Validitas Indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (CA) ................................................................................... 71 2. Uji Realibilitas Data ................................................................. 71 a. Composite Realibility ........................................................ 72 b. Variance Extract................................................................ 73 C. Uji Asumsi Model .......................................................................... 74 1. Uji Kecukupan Sampel............................................................. 74 2. Uji Normalitas Data ................................................................. 75 3. Uji Outliers Univariate ............................................................ 76 4. Uji Outliers Multivariate.......................................................... 77 5. Evaluasi Atas Multicollinearity dan Singularity ...................... 77 D. Pengujian Hipotesis........................................................................ 78 1. Hasil Pengujian Persamaan Struktural ..................................... 78 2. Hasil Pengujian Kesesuaian Model (Goodness of Fit Indeks) . 79 3. Analisis Koefisien Jalur .......................................................... 80 a.
Uji Hipotesis 1 ................................................................... 81
b.
Uji Hipotesis 2 ................................................................... 81
c.
Uji Hipotesis 3 ................................................................... 81
d.
Uji Hipotesis 4 ................................................................... 82
e.
Uji Hipotesis 5 ................................................................... 82
f.
Uji Hipotesis 6 ................................................................... 83
E. Pembahasan Hasil Analisis ............................................................ 83 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 90 A. Kesimpulan..................................................................................... 91 B. Implikasi ........................................................................................ 93 C. Saran .............................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97 commit to user LAMPIRAN ................................................................................................... 103
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Komposisi PDB ......................................... 1 Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Produksi Sendiri dan Pesanan .................... 1 Gambar 2.1 Market Orientation....................................................................... 16 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................ 40 Gambar 3.1 Alur Diagram Path ....................................................................... 58 Gambar 3.2 Model Persamaan Struktural ........................................................ 60 Gambar 4.1 Kriteria Normalitas Data Dengan SPSS....................................... 76 Gambar 4.2 Hasil Analisis Stuktural Equation Modeling Tiap Variabel dan Indikatornya ................................................................................ 78 Gambar 4.3 Hasil Analisis Stuktural Equation Modeling Tiap Variabel......... 79
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Kriteria UMKM ............................................................................... 9 Tabel 3.1 Jangka Waktu Penelitian .................................................................. 83 Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Tiap Daerah ...................................... 47 Tabel 3.3 Variabel dan Indikator...................................................................... 59 Tabel 3.4 Model Pengukuran .......................................................................... 60 Tabel 3.5 Indeks Kelayakan Pengujian Model................................................. 63 Tabel 4.1 Deskripsi Data Tiap Variabel........................................................... 65 Tabel 4.2 Deskripsi Data Berdasarkan Sebaran ............................................... 67 Tabel 4.3 Deskripsi Data Jabatan..................................................................... 68 Tabel 4.4 Hasil Validitas Indikator Orientasi Pasar ......................................... 69 Tabel 4.5 Hasil Validitas Indikator Kreativitas................................................ 69 Tabel 4.6 Hasil validitas Indikator Inovasi Produk.......................................... 70 Tabel 4.7 Hasil Validitas Indikator Kinerja Pemasaran ................................... 71 Tabel 4.8 Hasil Validitas Indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan ...... 71 Tabel 4.9 Hasil Square Standar Loading ......................................................... 72 Tabel 4.10 Hasil Measurement Error .............................................................. 73 Tabel 4.11 Hasil Square Standar Loading ....................................................... 74 Tabel 4.12 Hasil Normalitas Data .................................................................... 75 Tabel 4.13 Hasil Penghitungan Outliers Univariate ........................................ 76 Tabel 4.14 Hasil Goodness of Fit Indeks ......................................................... 79 Tabel 4.15 Hasil Pengujian Regression Weighs............................................... 80 Tabel 4.16 Hasil Pengujian Standardized Regression Weights........................ 80
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1. Matriks Spesifikasi Data.............................................................. 103 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian .................................................................... 107 Lampiran 3. Tabel Data Uji Coba Kuesioner .................................................. 112 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Data Try Out ................................................. 114 Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Data Try Out ............................................. 117 Lampiran 6.Data Hasil Penyebaran Kuesioner ................................................ 119 Lampiran 7. Data Dalam Bentuk Kovarian ..................................................... 124 Lampiran 8. Hasil Uji Outlier Multivariate ..................................................... 125 Lampiran 9. Hasil Analisis Full Model (Sebelum Modifikasi)........................ 128 Lampiran 10.Tabel Modifikasi Model ............................................................ 130 Lampiran 11. Hasil Analisis Full Model (Setelah Analisis) ............................ 131 Lampiran 12. Tabel Kriteria Penerimaan Model Setelah Dimodifikasi........... 133 Lampiran 13. Kriteria Model Fit ..................................................................... 135 Lampiran 14. Surat Izin Penelitian................................................................... 137 Lampiran 15. Surat Izin Menyusun Skripsi ..................................................... 138 Lampiran 16. Surat Izin Research / Try Out Kepada Rektor UNS ................. 139 Lampiran 17. Surat Izin Research / Try Out Kepada KESBANGPOL Kabupaten Boyolali .................................................................. 140 Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 141 Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian ............................................................. 142
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena mampu bertahan dalam kondisi yang sulit. Salah satu momen penting yang membuktikan hal ini bagi perekonomian Indonesia adalah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Pada waktu itu UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi yang sedikit terpengaruh dari adanya krisis ekonomi global. Berbeda dengan perusahaanperusahaan besar yang justru bertumbangan karena dampak dari krisis, justru UMKM mampu bertahan dari gempuran krisis ekonomi. Peranan UMKM bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dirasa semakin penting, karena sebagian besar jumlah penduduk di Indonesia berpendidikan rendah serta hidup dari sektor usaha kecil, baik di sektor tradisional maupun modern. Maka dari itu, UMKM sendiri perlu dikembangkan dan mendapat perhatian lebih dari berbagai komponen yang ada. Peranan UMKM dalam menyumbang PDB Indonesia juga sangat besar. Presentase sumbangan UMKM pada PDB dapat dilihat pada diagram 1.1 berikut:
Diagram 1.1 Perbandingan Komposisi PDB Sektor Pemeri ntah; 6
Diagram 1.2 Perbandingan Produksi Sendiri dan Pesanan Produks i Sendiri 10%
;0
Usaha Besar; 41
(Sumber: BPS, 2009)
0% 0% Produksi Berdasar Pesanan 90%
UKM; 53
(Sumber: Kement. Perindustrian, 2008) commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Dari diagram 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2009, komposisi PDB nasional tersusun dari UMKM sebesar 53,32 persen, kemudian usaha besar 41,00 persen dan sektor pemerintah 5,68 persen. Dalam lima tahun terakhir UMKM memang menunjukkan kekuatannya sebagai penopang perekonomian nasional. Salah satu usaha mikro, kecil dan menengah yang perlu dikembangkan dan mendapat perhatian adalah kerajinan logam di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Sebagai satu-satunya sentra industri logam yang ada di Kabupaten Boyolali, maka sudah sepantasnya sentra kerajinan logam ini terus dipertahankan, bahkan dikembangkan karena memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat disekitarnya. Tercatat dari sekitar 7.000 jiwa, lebih dari 90 persen warganya adalah perajin. Bila melihat kondisi sentra kerajinan logam di Cepogo, ternyata juga masih mengalami pasang surut dalam perkembangannya, karena masih dihadapkan pada berbagai kendala. Dalam melakukan proses produksi, para perajin masih bergantung pada sistem pesanan atau order. Dari seluruh total produksinya, hampir 90% dikerjakan berdasarkan pesanan dan hanya 10% yang digunakan stok untuk dijual secara mandiri tanpa bergantung pada pesanan, hal ini seperti yang terlihat pada gambar 1.2 diatas. Dengan adanya kondisi tersebut, mengakibatkan produk yang dipesan tidak hanya jumlah produknya saja yang ditentukan oleh pelanggan. Tetapi desain dan jenis barang juga ditentukan oleh pelanggan. Akibatnya, hanya sedikit saja produk asli yang dibuat oleh perajin itu sendiri.Hal ini menjadikan inovasi dari para perajin dalam membuat produk-produk baru untuk dipasarkan secara mandiri menjadi sangat rendah. Kondisi perajin yang dihadapkan pada inovasi produk yang masih kurang, mengakibatkan kinerja pemasaran dari para perajin di sentra kerajinan Cepogo menjadi belum optimal. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Adikusuma yang mengatakan bahwa dengan adanya inovasi yang tepat bagi pasar, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemasaran dari perusahaan yang bersangkutan, hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri peningkatan penjualan yang commit to user ada, porsi pasar yang semakin luas dan keuntungan perusahaan yang meningkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 (2003).Kinerja pemasaran yang kurang ini terjadi karena menurunnya pertumbuhan penjualan yang terjadi mulai tahun 2008karena krisis ekonomi,yang mengakibatkan sektor industri ini mengalami kerugian, bahkan sebagian perajin mengalami gulung tikar. Masalah lain yang dihadapi oleh para perajin adalah persaingan dengan produk-produk dari luar negeri, terutama yang berasal dari Cina. Terlebih lagi dengan
adanya
kesepakatan
ASEAN–China
Free
Trade
Agreement
(CAFTA).Membanjirnya produk dari Cina, dijelaskan bahwa“Membanjirnya aneka produk dari Cina, termasuk kerajinan tembaga dan kuningan jelas memberikan pengaruh bagi para pelaku bisnis kerajinan tembaga dan kerajinan kuningan di tanah air, apalagi produk dari Cina terkenal berharga murah” (Anonim, 2009: 3).Produk-produk dari Cina terkenal dengan harga yang relatif murah karena sudah menggunakan teknologi modern dalam memproduksinya. Mahfudin (2010) mengatakan,“produk dari Cina bisa lebih murah dibanding produk di dalam negeri karena mereka lebih efisien” (hal. B). Dengan masuknya produk dari luar negeri ini, maka persaingan dengan produk lain dari luar negeri tidak dapat dihindari dan mau tidak mau harus dihadapi. Persaingan dengan produk dari Cina ini dirasa semakin berat untuk dihadapi oleh para perajin,hal ini karena tersendatnya ketersediaan bahan bakuyang berupa tembaga dan kuningan, yang merupakan material utamanya. Ketersediaan bahan baku, dijelaskan bahwa“hingga saat ini lempengan tembaga dan kuningan yang merupakan bahan baku industri kerajinan tembagadan kerajinan kuningan masih diimpor dari luar negeri, yang diantaranya berasal dari Italia dan Bulgaria. Ironisnya, jumlah material yang diimpor tersebut mencapai 90%” (Anonim, 2009: 2). Kondisi tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis kerajinan tembaga dan kerajinan kuningan harus mengimpor dengan harga yang relatif lebih mahal, sehingga produk yang dihasilkan juga lebih mahal bila dibanding produk buatan tempat lain. Dengan harga bahan baku yang mahal, mengakibatkan ongkos produksi menjadi mahal, sehingga produk-produk yang dihasilkan memiliki harga jual relatif mahal bila dibandingkan dengan produkcommit tomenurunnya user produk dari Cina. Hal ini mengakibatkan jumlah penjualan bahkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 ada beberapa UMKM yang tidak mampu bertahan. Kenaikan harga logam, senada dengan yang disampaikan dari Kementerian perindustrian RI (2008) yang menjelaskan bahwa “lonjakan harga logam yang dipicu oleh kenaikan harga komoditi logam di pasar dunia itu tampaknya tidak bisa diajak kompromi lagi sehingga jatuhnya korban berupa kolapsnya sejumlah pelaku industri kerajinan logam sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi” (hal. 4). Dengan adanya berbagai permasalahan diatas maka agenda utama yang harus dilakukan oleh para perajin di sentra kerajinan logam Cepogo adalah bagaimana agar dapat meningkatkan keunggulan bersaing, sehingga tetap bertahan hidup ditengah-tengah persaingan diera globalisasi dan tetap menjadi faktor pendorong kemajuan ekonomi dalam negeri. Dalam rangka untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan maka perlu meningkatkan kinerja pemasarannya terlebih dahulu dengan cara meningkatkan kreativitas dalam rangka menciptakan inovasi produk serta terus meningkatkan orientasi pasarnya. Dengan tujuan tersebut, yaitu dalam rangka meningkatkan keunggulan bersaing UMKM logam Cepogo supaya tetap mampu bertahan dalam menghadapi persaingan, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul anlisis pengaruh orientasi pasar, kreativitas dan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan (studi kasus pada sentra kerajinan logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali).
B. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka perumusan masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut ini: 1. Apakah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo? 2. Apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo? 3. Apakah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 4. Apakah inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo? 5. Apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo? 6. Apakah kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif
terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam Cepogo?
C. Tujuan Penelitian Menurut Arikunto tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai(2006). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. 2. Untuk mengetahui apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. 3. Untuk mengetahui apakah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. 4. Untuk mengetahui apakah inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. 5. Untuk mengetahui apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. 6. Untuk mengetahui apakah kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo
berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam Cepogo.
D. Manfaat Penelitan Setiap kegiatan penelitian diharapkan hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat. Tidak terkecuali dengan penelitian ini, yang nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 1.
Manfaat Teoritis. a.
Memberikan sumbangan pemikiran agar dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan orientasi pasar, kreativitas, inovasi produk, kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing berkelanjutan.
b.
Dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sebagai landasan untuk pengadaan penelitian yang lebih lanjut.
2.
Manfaat Praktis. Manfaat praktis yang diharapkandari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut ini: a.
Bagi UMKM Memberikan masukan bagi perusahaan/UMKM yang diteliti, khususnya para perajin logam Cepogo dalam hal keunggulan bersaing. Hasil
penelitian
nanti
diharapkan
dapat
dijadikan
sebagai
bahanpertimbngan bagi para perajin untuk mengambil keputusan dalam rangka terus meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. b.
Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan dapat sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori-teori yang didapat dibangku kuliah kedalam kenyataan yang ada di lapangan, terutama mengenai keunggulan bersaing berkelanjutan.
c.
Bagi Pihak Lain Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam suatu penelitian landasan teori berupa pengkajian terhadap pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dalam landasan teori ini berupa asumsi dan konsep yang mencakup lingkup studi yang akan diteliti.
A. Tinjauan Teori dan Penelitian Yang Relevan 1. Tinjauan Teori Tentang UMKM a. Pegertian Usaha Kecil Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil menurut UU No 9 Tahun 1995 dan surat Edaran Bank Indonesia No. 3/ 9/ Bkr tahun 2001 tentang usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal 1 m dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 juta. Kedua menurut Biro Pusat bstatistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjaannya, yaitu 1. Industri rumahtangga dengan pekerja 1-4 orang 2. Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang. 3. Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang 4. Industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih Sedangkan definisi usaha menengah menurut instruksi presiden Nomor 10 Tahun 19999 adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih, tidak temasuk tanah dan bangunan tempat usaha, lebih besar dari Rp. 200 jut sampai dengan paling banyak Rp. 10 Miliar. Definisi ini masih menjadi perdebatan diantara para pelaku ekonomi, khususnya bank, karena bank dalam memberikan kredit sangat bergantung pada besarnya omset penjualan setahun bukan pada besarnya aset. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa yang dimaksud usaha kecil adalah kegiatan usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 1) Kegiatan usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan bersih tahunan paling banyak Rp. 1000.000.000 3) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. 4) Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
b. Pegertian UMKM Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pengertian UMKM dapat dijelaskan sebagai berikut Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Berdasarkan penjelasan diatas kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah aset commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 dan Omset yang dimiliki oleh sebuah usaha, hal ini dapat dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Kriteria UMKM No
Usaha
1 2
Usaha Mikro Usaha Kecil
3
Usaha Menengah
Kriteria Asset Maks. 50juta > 50 Juta – 500 Juta
Omset Maks. 300 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar > 500 Juta – 10 > 2,5 Miliar – 50 Miliar Miliar
Sumber : Depkop 2008
c. Karakteristik UMKM Kendati beberapa definisi mengenai usaha kecil dan menengah bergam, namun agaknya usaha kecil memeiliki karakteristik yang hampir sama. Diantaranya adalah: 1) Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenagakerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. 2) Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara bahkan rentenir. 3) Sebagian industri kecil belum dipunyainya status badan hukum. 4) Dilihat dari golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian dari industri kecil, berkerak bada industri makanan, minuman dan tembakau (ISIC31), diikuti oleh industri barang galian bukan logam (ISIC 36), perabotan rumahtangga (ISIC 33) masing-masing berkisar antara 21 persen hingga 22 persen dari seluruh industri kecil yang ada. Sedangkan yang bergerak pada industri kertas (ISIC 34) dan kimia (ISIC 35) relatif sangat sedikit yaitu kurang dari 1 persen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 d. Kendala Pengembangan UMKM Seperti
diketahui,
bahwa
sektor
usaha
kecil
dalam
perkembangannya sering menghadapi berbagai kendala, baik kendala internal maupun kendala eksternal. Menurut Maryatmo dan Susilo (1996) kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Karena keterbatasan sumberdaya tersebut maka mereka kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi. Untuk kendala eksternal berkaitan dengan
iklim usaha yang kurang kondusif terhadap
perkembangan sektor usaha kecil. Selama ini terkesan berbagai kebijaksanaan lebih berpihak kepada sektor usaha besar, sehingga berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah sebagian besar dinikmati oleh usaha besar. Didasari pula bahwa pengembangan usaha kecil juga menghadapi beberapa kendala, seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen
sumberdaya
manusia,
kewirausahaan,
pemasaran
dan
keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini mengakibatkan usaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Menurut Suhardjono (2003) secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi para pengusaha kecil adalah: 1) Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. 2) Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan. 3) Kelemahan didalam organisasi dan manajemen sumberdaya manusia. 4) Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). 5) Iklim usaha yang kurang kondusif, karene persaingan yang saling mematikan. 6) Pembinaan yang dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya commit to user kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 e. Strategi Pemberdayaan UMKM Strategi pemberdayaan yang telah diupayakan selama ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Aspek manajerial, yang meliputi: peningkatan produktifits atau omset/tingkat uti8lisasi/tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasran, dan pengembangan sumber daya manusia. 2) Aspek permodalan, yang meliputi: bantuan modal (penyisihan 1-5% keuntungn BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil minimum 20% dari portofolio dari kredit bank) dan kemudahan kredit 3) Pengembangan usaha kemitraan dengan usaha besar dengan sistem Bapak-Anak Angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (Foeward linkage), keterkaitan hilir-hulu (Backward Linkage) modal ventura, maupun subkontrak. 4) Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan apakah berbentuk PIK (pemukiman industri kecil), LIK (lingkungan industri kecil), SUIK (Sarana Usaha Industri Kecil), yang didukung oleh UPT (Unit Pelayanan teknis) dan TPI (tenaga Penyuluh Industri). 5) Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok Usaha Bersama), KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan).
2. Tinjauan Teori Tentang Pemasaran a. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu bagian terpenting bagi kelangsungan hidup perusahaan, sehingga perusahaan harus berorientasi dan melakukan upaya untuk menempuh konsumen dengan segala kebutuhannya, sebagai titik tolak dalam berbagai usaha yang dilakukan perusahaan. Dengan kondisi tersebut, maka pemasaran harus mengerahkan segala kemampuannya untuk menentukan barang dan jasa apakah yang commit to userkonsumen. Menurut Boyd, Walker sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 and Jean (2000) menjelaskan pemasaran adalah “suatu proses sosial yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan terus mengembangkan hubungan pertukaran yang telah terjalin” (hal. 26). Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu proses pertukaran antara dua pihak, baik individu maupun dalam bentuk organisasi perusahaan, yang bertujuan untuk mendapatkan atau untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing, serta hubungan yang terjalin antara dua pihak tersebut berlangsung secara terus-menerus.
b. Elemen Dasar Pemasaran Konsep pemasaran pada dasarnya merupakan sebuah filosofi kerja perusahaan yang terdiri dari elemen dasar. Elemen dasar tersebut menurut Abrori (mengutip simpulan Lucsh dan Laczniak, 1987) dijelaskan sebagai berikut: 1) Strategi pemasaran dibangun diatas basis filosofi bahwa pelanggan adalah titik sentral pengembangan strategi. Kemampuan-kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Inovasi produk dan pelayanan menjadi dasar pijakan bagaimana memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. 2) Pengelolaan sumberdaya yang ada harus efisien untuk memberikan kemungkinan bagi pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. 3) Pengorganisasian pemasaran merupakan kegiatan manajemen yang terpadu dalam artian upaya-upaya untuk mengintegrasikan peran, fungsi, dan kegiatan semua bidang atau sub sistem organisasi untuk menghasilkan nilai superior bagi perusahaan (2002:12-13). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan merupakan titik dasar dalam menentukan strategi pemasaran. Dengan berlandaskan bahwa inovasi produk dan pelayanan adalah dasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan, sehingga perusahaan haruslah efisien dalam pengelolaan organisassi pemasaran yang terpadu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Dalam
rangka
untuk
memuaskan
keinginan
pelanggan,
perusahaan sering dihadapkan pada keadaan persaingan yang begitu ketat. Hal ini karena perusahaan lain juga ingin melakukan hal yang sama untuk menarik pelanggan mereka, sehingga keadaan dipasaran terdapat begitu banyak corak produk yang sama dari berbagai produsen.Suendro menjelaskan bahwa masalah yang terjadi di pasar sekarang adalah adanya kelebihan kapasitas yang mengakibatkan terjadinya kompetisi yang semakin ketat atau disebut hiperkompetisi. Kebanyakan produk yang dihasilkan perusahaan tidak memiliki jenis yang beraneka ragam atau kurang differensiasi sehingga banyak perusahaan yang
mengalami
penurunan pangsa pasar, stagnasi, bahkan bangkrut karena tidak dapat bersaing (2010). Dengan adanya kompetisi yang begitu ketat, maka perusahaan haruslah tetap berupaya untuk terus bertahan dari persaingan yang ada, lebih lanjut Suendro juga menjelaskan bahwa agar setiap perusahaan dapat bertahan hidup, maka perusahaan harus berupaya: 1) Terus melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang terus berubah dengan cara menjadikan pemasaran sebagai konsep strategi bisnis.Tujuannya agar perusahaan dapat mengatasi persaingan, mencegah merosotnya pangsa pasar, stagnasi, dan mencegah kebangkrutan. 2) Mendorong penciptaan nilai yang terukur bagi stakeholderdengan cara melakukan kaji ulang, penyesuaian dan mentransformasikan dimensi-dimensi perubahansustainable dan enterprise (2010). 3. Tinjauan Teori Tentang Orientasi Pasar a. Pengertian Orientasi Pasar Pada dasarnya konsep pemasaran dan orientasi pasar merupakan satu rangkaian yang saling terikat, hal ini seperti yang dijelaskan oleh Putranto bahwa konsep pemasaran dan orientasi pasarmerupakan salah satu pusat perhatian manajemen pemasaran, jika konsep pemasaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 dianggap sebagai sebuah filosofi yang merupakan bagian inti dari budaya perusahaan, pada gilirannya orientasi pasar dianggap sebagai penerapan atas konsep pemasaran tersebut (2003). Penjelasan Putranto tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Tjiptono (2008) yang mengatakan bahwa “orientasi pasar merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran” (hal. 52). Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran dan orientasi pasar merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Konsep pemasaran merupakan filosofi yang menjadi dasar dari pemasaran, kemudian filosofi tersebut diimplementasikan dalam bentuk perilaku dan berbagai aktivitas perusahaan yang tercakup dalam bentuk orientasi pasar, jadi orientasi pasar disini merupakan bentuk aktivitas untuk mengimplementasikan konsep pemasaran yang ada dalam perusahaan. Terkait dengan pengertian orientasi pasar, Kohli dan Jaworski (1990) mendefinisikan orientasi pasar sebagai berikut “market orientation is the organizationwide generation of market intelegence pertaining to current and future customer needs, dissemination of the intellegence acrosce departements, and organizationwide, responsiveness to it” (hal. 6). Orientasi pasar adalah pencarian informasi tentang pasar berkaitan dengan keinginan konsumen untuk saat ini dan mendatang, penyebaran informasi yang telah didapat ke seluruh organisasi, dan respon seluruh organisasi terhadap informasi yang telah didapat dan disebar tersebut. Senada dengan pendapat Kohli dan Jaworski diatas, yang menekankan pada bagaimana respon organisasi atas informasi pasar yang didapat. Putranto (2003) mendefinisikan orientasi pasar adalah “budaya organisasi yang menerjemahkan marketing concept dalam praktek nyata yang menghasilkan pemahaman dan sikap yang responsif terhadap kebutuhan pasar melalui pencarian informasi tentang pasar, penyebaran informasi tentang pasar dan responsivitas dari seluruh organisasi” (hal. commit to user 98).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar merupakan usaha untuk mencari informasi yang ada di Pasar, yang berkaitan dengan apa yang diinginkan oleh konsumen pada waktu yang akan datang. Informasi yang diperoleh tersebut kemudian disebar kedalam organisasi pemasaran agar dapat ditentukan respon atau solusi apa yang akan dilakukan oleh organisasi perusahaan. Menurut Naver dan Slater (1990) orientasi pasar adalah“budaya organisasi yang paling efektif danefisien untuk menciptakan perilakuperilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superiorvalue bagi pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan” (Putranto, 2000: 96). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Lukas dan Ferrell yang mengungkapkan bahwa orientasi pasar adalah suatu proses menghasilkan
dan
memberikan
informasi
pasar
dengan
tujuan
menciptakan nilai tambah (superior value) bagi konsumen (2000). Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa untuk mencapai performa yang superior dapat dilakukan dengan cara menciptakan nilai yang superior bagi pelanggan. Dalam konsep ini mempunyai arti bahwa seorang pelanggan, ketika memutuskan untuk membeli suatu produk, dia akan berharap mendapatkan nilai yang lebih dari produk yang dibelinya tersebut dibanding dengan nilai yang ditawarkan oleh produk dari kompetitor lain. Dari berbagai definisi orientasi pasar yang dijelaskan berbagai ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa orientasi pasaradalah budaya yang diciptakan dalam suatu perusahaan untuk mencari berbagai informasi mengenai konsumen di pasar, yang berjalan dengan efektif dan efsien guna menciptakan nilai superior mengenai kebutuhan konsumen atau pelanggan.
b. Komponen Orientasi Pasar Naver dan Slater (1990) menjelaskan bahwa “market orientation consists of
three behavioral components— customer orientation, competitor
commit to user orientation, and interfunctional coordination—and two decision criteria—long-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 term focus and profitability”(hal. 21). orientasi pasar terdiri dari tiga
komponen perilaku yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antar fungsi yang mengarah pada dua kriteria keputusan yaitu fokus jangka panjang dan profitabilitas. Ketiga komponen perilaku yang berupa
orientasi pelanggan,
orientasi pesaing, dan koordinasi antar fungsi tersebut, memiliki derajat urgensi atau tingkat kepentingan yang sama. Konsepsi orientasi pasar digambarkan dalam sebuah equilateral triangel sebagai berikut:
Gambar 2.1 Market Orientation (Sumber : Naver dan Slater 1990: 23)
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa profitabilitas dan fokus jangka panjang dihasilkan dan ditingkatkan melalui pemusatan perhatian pada ketiga komponen orientasi pasar. Ketiga komponen perilaku dalam orientasi pasartersebut adalah orientasi pesaing, orientasi pelanggan dan koordinasi antar fungsi yang dapat dipahami sebagi sebuah rangkaian yang tak terpisahkan dalam keseluruhan manajemen. Ketiga komponen tersebut selanjutnya dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur orientasi pasar, secara lebih detail dapat dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 c. Orientasi Pelanggan Narver & Slater (1990) menjelaskan bahwa “customer orientation is the sufficient understanding of one's target buyers to be able to create superior value for them continuously” (hal. 21). Orientasi pelanggan diartikan
sebagai pemahaman yang memadai terhadap pembeli sasaran, sehingga superior value dapat diberikan secara terus menerus. Kesimpulan diatas, diperkuat oleh pendapat Putranto (2000) yang mengatakan bahwa “Orientasi terhadap konsumen adalah pemahaman yang cukup tentang pasar target suatu perusahaan dalam rangka memberikan superior value yang berkesinambungan” (hal. 96 ). Sementara Kotler (1991) menjelaskan bahwa “perusahaan yang berorientasi pada pelanggan
akan lebih memusatkan perhatian pada pengembangan
pelanggan dalam merumuskan strateginya” (hal. 334). Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orientasi pelanggan adalah kegiatan yang memusatkan perhatiannya pada pasar sasaran/ pelanggan, sehingga dapat memberikan nilai lebih (Superior value) kepada pelanggan secara terus menerus. Dengan memusatkan perhatiannya pada pelanggan maka dapat diperoleh pemahaman mengenai pelanggan. Pemahaman disini mencakup pemahaman terhadap seluruh aspek pembeli, baik pada saat ini maupun pada perkembangannya di masa yang akan datang. Pemahaman yang menyeluruh terhadap pembeli dapat dicapai melalui perolehan informasi tentang pelanggan dan pengetahuan terhadap hambatan yang dihadapi oleh pelanggan. Naver dan Slater menjelaskan bahwa orientasi pelanggan adalah tanggungjawab bersama seluruh komponen organisasional, tetapi bukan merupakan tanggungjawab bagian pemasaran saja. Perusahaan yang berorientasi pada pelanggan dituntut agar dapat mengembangkan proses dan program yang didorong oleh kebutuhan pelanggan dengan mengembangkan sistem informasi pasar yang kuat serta sasaran dan segmentasi pasar yang jeli. Orientasi pelanggan dipandang sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 orientasi yang penting bagi perusahaan, karena memiliki konsekuensi pada pengembangan kapabilitas bisnis (1990).
d. Orientasi Pesaing Porter (1994) menjelaskan bahwa inti dari keberhasilan dan kegagalan ditentukan dari adanya persaingan, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut : Persaingan adalah inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan. persaingan menentukan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menyokong kinerjanya seperti inovasi, budaya kohesif, atau pelaksanaan yang baik. Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan didalam suatu industri, area fundamental tempat persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap keuatan-kekuatan yang menentukan persaingan industri (hlm. 1). Dari penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa keberhasilan dan kegagalan perusahaan ditentukan oleh persaingan. Hal ini karena dengan persaingan maka akan menumbuhkan aktivitas-aktivitas yang mendorong terciptanya kreativitas, inovasi dan budaya kohesif. Mengenai pengertian dari orientasi pesaing Narver and Slater (1990) mendefinisikan sebagai berikut “Competitor orientation means that a seller understands the short-term strengths and weaknesses and longterm capabilities and strategies of both the key current and the key potential competitors” (hal. 21-22). Kesimpulan ini diperkuat oleh pendapat Putranto (2003)yang menjelaskan bahwa “orientasiterhadap kompetitor atau orientasi pesaing merupakan pengetahuan yang dimiliki perusahaan tentang kekuatan dan kelemahan baik jangka pendek maupun jangka panjang dari kompetitor saat ini maupun kompetitor potensialnya” (hal. 96). Sementara Kotler(1991) menjelaskan bahwa “perusahaan yang berorientasi pada pesaing adalah perusahaan yang gerak-geriknya pada dasarnya ditentukan oleh commit aksi dantoreaksi user pesaing. Perusahaan ini banyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 menggunakan waktunya untuk mengamati gerakan dan pangsa pasar pesaing pasar demi pasar” (hal. 334). Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orientasi pesaing merupakan usaha untuk mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dari pesaingnya, sehingga dapat ditentukan respon yang tepat sesuai dengan gerakan yang dilakukan oleh pesaing. Pesaing disini dapat berupa pesaing yang sudah ada maupun pesaing potensial. Dengan adanya gerakan yang saling mengamati antara pesaing satu dengan pesaing lainnya, maka kompetisi persaingan tidak dapat dihindarkan. Untuk itu agar tetap bertahan perusahaan haruslan seinovatif mungkin dalam melakukan strateginya.Narver dan Slater menyatakan bahwa ketika persaingan sengit, perusahaan hendaknya melakukan inovasi baik dalam produk dan proses, mengeksplorasi pasar baru, menemukan cara baru untuk bersaing, serta meneliti mengenai cara membedakan diri dari pesaing (1990). Orientasi pesaing dengan orientasi pelanggan mempunyai keterkaitan yang kuat, dalam hal ini mengenai pengumpulan informasi dan mencakup analisis menyeluruh terhadap kapabilitas teknologi pesaing sebagai usaha untuk mengukur kemampuan para pesaing dalam memuaskan pembeli sasaran yang lama.
e. Koordinasi Antar Fungsi Nerver dan Slater (1990)menyatakan bahwa koordinasi antar fungsi adalah “the coordinated utilization of company resources in creating superior value for target customers” (hal. 22). koordinasi antar fungsional
merupakan
sumber
daya
perusahaan
yang
terkoordinasi
dalam
menciptakan nilai unggul untuk mencapai pelanggan yang ditargetkan. Kesimpulan ini diperkuat oleh pendapat Putranto (2003)yang menjelaskan bahwa“koordinasi antarfungsi yang dimaksudkan adalah sebagai proses koordinasi dalam pendayagunaan sumberdaya – sumberdaya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan superior valuebagi konsumennya” (hal. 96) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Sementara
Wahyono
menjelaskan
bahwa
agar
mampu
menggerakkan partisipasi secara aktif berbagai bidang dalam rangka mencapai tujuan dari perusahaan maka perlu adanya koordinasi antar fungsi yang efektif, sehingga dibutuhkan dukungan yang efektif dan kepemimpinan yang kuat dalam mengkoordinasikan antar fungsi. Hal ini bertujuan agar berbagai bidang fungsional mampu bekerjasama dengan bidang yang lain secara efektif (2001). Pada intinya, koordinasi antar fungsi merupakan berbagai sumberdaya fungsional yang ada dalam perusahaan yang saling bekerja sama atau berkoordinasi secara efektif melalui kepemimpinan yang kuat agar
tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai dengan maksimal.
f. Indikator Orientasi Pasar Penelitian dari Narver dan Slater menggunakan tiga indikator untuk orientasi pasar diantaranya yaitu, orientasi pesaing, orientasi pelanggan dan koordinasi antar fungsi (1990). Lukas dan Ferrel didalam penelitiannya menggunakan tiga indikator yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi (2000). Voss G. B dan Voss Z.G didalam penelitiannya menggunakan tiga indikator juga yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi (2000). Sementara Im dan Workman didalam penelitiannya juga menggunakan tiga indikator yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi (2004), Tjiptono mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa pengukuran orientasi pasar dalam konteks bisnis ritel ada empat indikator antara lain adalah orientasi pelanggan, orientasi pesaing, koordinasi antar fungsi dan orientasi laba (2008). Sementara Purwohandoko menggunakan tiga indikator juga dalam penelitiannya yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi (2009). Mengacu pada berbagai penelitian tersebut, maka indikator pengukuran orientasi pasar dalam penelitian ini ada tiga, antara lain adalah: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 a) Orientasi pesaing : Tjiptono (2008)menjelaskan bahwa orientasi pesaing adalah “Pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan jangka pendek dan kapabilitas dan strategi jangka panjang para pesaing utama saat dan pesaing potensial utama perusahaan, serta kemampuan merespon aktivitas dan strategi pesaing” (hal. 62). b) Orientasi pelanggan : Tjiptono (2008)menjelaskan bahwa orientasi pesaing adalah “Semua aktivitas yang berkontribusi pada pemahaman perusahaan terhadap kebutuhan dan referensi para pelanggan sasarannya dan pada kemampuas perusahaan untuk merancang produk dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan dan preferensi tersebut” (hal. 62). c) Koordinasi antar fungsi : Tjiptono (2008)menjelaskan bahwa orientasi pesaing adalah “Tingkat koordinasi antar fungsi atau departemen berbeda dalam sebuah perusahaan dan tingkat penyebarluasan informasi antar departemen” (hal. 62).
4. Tinjauan Teori Tentang Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Candra (1994) dalam bukunya mendefinisikan kreativitas adalah “kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna” (hal. 5). Sementara Hirst, Knippenberg dan Zhou mengemukakan kreativitas adalah sebagai proses dari karyawan yang mengembangkan solusi baru sehingga dapat berguna untuk mengatasi tantangan dan masalah yang dihadapi dalam rangka untuk mengejar tujuan (2009). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan khas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat melahirkan berbagai kemampuan yang unik, berbeda, baru, untuk mengembangkan solusi baru sehingga dapat mengatasi berbagai persoalan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 dan tantangan yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut
Sitohang
(mengutip
simpulan
Hubeis,
2005)
menjelaskan mengenai kreativitas adalah sebagai berikut : Kreativitas merupakan kumpulan dari ide-ide, baik pengetahuan maupun pengalaman yang berada dalam pikiran manusia (proses mental pada bagian otak bagian kanan), yang kemudian diramu menjadi inovasi yang bermanfaat secara berkesinambungan. kreativitas sebagai penciptaan ide-ide baru, gagasan baru yang membutuhkan individu yang kreatif dan orisinil untuk melakukan pembaharuan dalam suatu kegiatan pada situasi yang berlaku seperti halnya optimalisasi biaya dan waktu untuk meraih efisiensi” (2008 :11). Dari pendapat diatas dapat dijelskan bahwa kreativitas merupakan awal mula dari inovsi, agar inovasi dapat ditingktkan maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan kreativitas terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitohang yang menjelaskan bahwa kreativitas dapat dijadikan sebagai faktor yang membentuk inovasi karena tanpa kreativitas tidak akan ada inovasi (2008). Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas merupakan kemampuan khas yang dimiliki oleh seseorang, yang dapat melahirkan berbagai kemampuan yang unik, berbeda, baru, untuk mengembangkan solusi baru sehingga dapat menciptakan inovasi baru yang pada akhirnya dapat mengatasi berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
b. Sumber Kreativitas Kreativitas dapat tumbuh dari berbagai sumber. Sumber kreativitas dapat diperoleh dari berbagai lingkungan dan pengalaman yang ada pada tiap-tiap orang. Krisdiyanti(mengutip simpulan Zarkasi, 2010) menyimpulkan bahwaada tujuh sumber kreativitas. Ketujuh sumber tersebut antara lain adalah:commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Imajinatif dan Ide Sifat proses kreatif Latar belakang atau akumulasi pengalaman. Proses inkubasi Pengalaman ide Latihan kreatif Lingkungan kreatif (2010: 37-40)
c. Menumbuhkan Kreativitas Menumbuhkan kreativitas perlu memiliki bekal yang cukup agar kreativitas dapat dimunculkan. Menurut Chandra (1994) bekal tersebut antara lain adalah: 1) Menumbuhkan Ciri-ciri Mental Kreativitas Menurut Chandra (1994) ada berbagai segi mental yang dimiliki oleh orang yang kreatif, antara lain adalah : a) Hasrat untuk mengubah hal-hal yang ada di sekelilingnya untuk menjadi lebih baik. b) Kepekaan bersikap terbuka dan tanggap terhadap sesuatu. c) Minat untuk menggali lebih dalam dari yang tampak dipermukaan. d) Rasa ingin tahu, yang berkaitan dengan semangat yang tak pernah mandek untuk mempertanyakan. e) Mendalam dalam berpikir, yaitu sikap yang mengarahkan untuk pemaahaman yang mendalam pula. f) Konsentrasi, yaitu mempu menekuni suatu permasalahan hingga menguasai seluruh bagian. g) Sikap mencoba dan melaksanakan, bersedia mencurahkan tenaga dan waktu untuk mencari dan mengembangkannya. h) Kesabaran untuk memecahkan permasalahan secara detail i) Optimisme, yaitu memadukan antusiasme (kegairahan) dan rasa percaya diri. j) Mampu bekerja sama, sanggup berikhtiar secara produktif bersama orang lain (hal. 49). 2) Menyiapkan Diri Menghadapi Tantangan Kreatif Dalam rangka menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan kreatif, yang perlu diperhatikan adalah mengenai kelemahan dan kekuatan apa yang dimiliki oleh pribadi masing-masing. Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya maka dapat menenukan langkah apa yang commit to user perlu diambil selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 3) Meluaskan Khazanah Pengetahuan Berkreasi diperlukan berbagai fakta dan gagasan, sehingga diperlukan pengetahuan yang luas. Meningkatkan pengetahuan ini, diperlukan kegiatan banyak membaca mengenai berbagai bidang yang ada.
4) Menuliskan Gagasan Memupuk kreativitas perlu membiasakan diri untuk menulis apa saja yang dipikirkan. Dengan menulis maka akan mengurangi beban pada daya ingat.
5) Menggambar dan Berpuisi Sehari-Hari Dengan menggambar suatu persoalan atau situasi, dapat memberikan perhatian yang lebih banyak pada segi-segi kebutuhan dari situasi yang ada. Dengan menggambarkan situasi sering nampak kejelasan, kegamblangan,
yang
sebelumnya
tersembunyi.
Disamping
menggambar juga dapat dilakukan dengan berpuisi, dengan berpuisi maka
memadukan
keterampilan
kemampuan
bahasa
dengan
kehidupan perasaan. Berpuisi dilakukannya untuk memperkaya kehidupan dan menambah kegembiraan. Puisi juga dapat mengungkap kembali apa yang benar, apa yang indah dan yang dramatis dari kehidupan sehari-hari.
6) Berhumor Dengan menciptakan dan menikmati humor, terjadilah semacam pertemuan tak terduga antara satu fakta dengan fakta lainnya yang semula tak terpikirkan (ini dikatakannya sebagai dasar dari banyak macam bentuk kreativitas lainnya). Humor dapat dilakukan setiap saat, terutama dalam pergaulan. Dengan humor maka dapat menggairahkan hidup dan mengurangi ketegangan, sedangkan keaktifan dalam humor akan melatih kecekatan berpikir, reaksi kreatif to user dan kemampuan untukcommit menangkap dan melahirkan surprise.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 7) Berfikir Sebagai Detektif Berfikir sebagai dtektif maka melatih diri untuk berspekulasi, merekareka kemungkinan yang akan terjadi, berdasarkan informasi yang ada namun biasanya tidak lengkap.
d. Peran Kreativitas Dalam Berbagai Bidang Menurut Chandra (1994) kreativitas dapat berperan dalam berbagai bidang, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Dalam Pemecahan Masalah Sehari-Hari Kreativitas dalam pemecahan masalah sehari-hari mempunyai sifat umum yang khas. Dari pengalaman yang ada maka akan dapat memecahkan masalah secara kreatif.
2) Dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kegiatan ilmiah, dengan cara mengumpulkan fakta dan data menjadi prasarat utama. Kegiatan pengumpulan data atau disebut juga dengan penelitian merupakan syarat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Lebih lanjut dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat dari penelusuran literatur terdahulu maka akan meningkatkan daya kreativitas seseorang.
3) Dalam Manajemen Kreativitas dalam manajemen berkaitan dengan pemecahan masalah. Masalah yang timbul dapat berupa berbagai masalah dalam hal produksi, pemasaran yang lebih efektif, masalah melatih karyawan dan lain sebagainya. Ketika masalah tersebut dipecahkan dengan jalan kreatifitas, maka tidak hanya menggunakan satu jalan pemecahan saja, tetapi ditelusuri terlebih dahulu berbagai kemungkinan penyelesaian yang efektif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 4) Dalam Perusahaan Dari pengamatan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, kreativitas dapat berperan dalam berbagai hal, menurut Chandra (1994) antara lain adalah: a) Pengembangan produk baru, berikut variasi dan atributatributnya. b) Upaya pemasaran dan kegiatan promosinya. c) Pendidikan serta pelatihan karyawan. d) Situasi mendesak yang dihadapi perusahaan, misalnya akibat yang mendalam dari resesi, sehingga perlu merombak eksistensinya. e) Pelaksanaan dari sistem pengendalian mutu terpadu, yang diselenggarakan secara rutin dan melibatkan sebuah jajaran karyawan
e. Atribut Kreativitas Atribut kreativitas nantinya dapat dijadikan sebagai indikator yang akan mengukur sejauh mana kreativitas seseorang. Menurut Hadiyati (2011) dijelaskan bahwa ada dua puluh satu atribut orang yang kreatif, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Terbuka terhadap pengalaman 2) Suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa 3) Kesungguhan 4) Menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan 5) Toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas 6) Independen dalam mengambil keputusan 7) Berpikir dan bertindak 8) Memerlukan dan mengasumsikan otonomi 9) Percaya diri 10) Tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok 11) Rela mengambil resiko yang diperhitungkan 12) Gigih 13) Sensitif terhadap permasalahan 14) Lancar-kemampuan untuk men-generik ide-ide yang banyak commit to user 15) Fleksibel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 16) Responsif terhadap perasaan 17) Terbuka terhadap fenomena yang belum jelas 18) Motivasi 19) Bebas dari rasa takut gagal 20) Berpikir dalam imajinasi 21) Selektif (hal. 10) f. Indikator Kreativitas Didalam penelitian Sitohang (2003) dijelaskan bahwa untuk mengukur kreativitas menggunakani tiga indikator, diantaranya yaitu: 1) Motivasi, merupakan upaya dari perusahaan untuk memotivasi sumber daya manusia agar dapat meningkatkan kreativitas. 2) Kesediaan menanggung resiko, yaitu kesediaan dari perusahaan untuk mau menanggung resiko dari tiap kebijakan yang ditempuh. 3) Pemilihan strategi, merupakan strategi yang diambil untuk mencapai tujuan.
5. Tinjauan Teori Tentang Inovasi a. Pengertian Inovasi Hadiyati (mengutip simpulan Hills , 2008) mendefinisikan inovasi sebagai “ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya” (2011: 11). Sementara Hadiyati (mengutip simpulan Suryana, 2003) menjelaskan inovasi “sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”(2011: 11). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi merupakan ide, praktek atau obyek baru yang merupakan penerapan dari kreativitas yang digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan dalam rangka mencapai ujuan.Sementara Prokosa (mengutip simpulan Hurley and Hult, 1998) menjelaskan mengenai inovasi adalah sebagai berikut: Inovasi adalah suatu mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Oleh sebab itu dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dengan menawarkan produk yang inovatif commit to userserta peningkatan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Dua konsep inovasi yang diajukannya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 adalah keinovativan dan capasitas berinovasi. Keinovasian adalah pikiran tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai aspek budaya perusahaan, sedangkan kapasitas untuk berinovasi adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan atau menerapkan gagasan, proses/produk baru secara berhasil (2005: 45-46). Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa perusahaan perlu beradaptasi terhadap lingkungan yang dinamis, sehingga diperlukan adanya inovasi yang dapat berupa penciptaan pemikiran maupun gagasan baru untuk menciptakan produk yang inovatif dalam rangka memuaskan pelanggan. Dalam konsep inovasi terdapat dua konsep yaitu keinovasian yang merupakan sikap terbuka terhadap berbagai gagasan yang baru serta berinovasi yang berupa penerapan dari adanya gagasan yang baru. Maun (2002) menjelaskan bahwa “perusahan dituntut untuk mampu
menciptakan
penilaian-penilaian
baru,
ide-ide
baru
dan
menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan kinerja layanan yang memuaskan pelanggan” (hal. 188). Untuk menciptakan sesuatu yang baru, maka dibutuhkan inovasi untuk mencapainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitohang yang mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi terhadap inovasi berkelanjutan akan mampu menciptakan produk-produk ataupun jasa baru yang merupakan keunggulan bagi perusahaan untuk memimpin pasar karena memiliki sesuatu yang unik yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain (2008). Kesimpulan tersebutdiperkuat oleh Suendro(2006)
yang
menjelaskan
bahwa
“Inovasi
berkelanjutan
merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh para produsen untuk menciptakan produk maupun jasa baru yang tidak mudah ditiru oleh orang lain, sehingga mampu bersaing dan akan meningkatkan kinerja perusahaan” (hal. 293). Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi suatu keunggulan perusahaan yang merupakan mekanisme adaptasi dari perusahaan yang akan melahirkan ide, praktek atau obyek baru yang merupakan penerapan dari kreativitas, yang kemudian digunakan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 memecahkan
berbagai
persoalan
dalam
rangka
mencapai
tujuan
perusahaan. b. Pentingnya Inovasi Hadiyati (2011) (mengutip simpulan Keeh, et. al, 2007) menjelaskan bahwa inovasi sangat penting karena terdapat beberapa alasan berikut: 1) Seiring adanya produk baru, proses dan layanan baru dari pesaing, karena teknologi berubah sangat cepat, maka yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru. 2) Produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat,dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang menimbulkan inovasi. 3) Konsumen berharap bahwa dalam pemenuhan kebutuhannya,dapat memperoleh sesuatu yang lebih dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skill inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen sebagai pelanggan. 4) Dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus dapat semakin mudah ditiru, dan ini membutuhkan metode penggunaan produk, proses yang baru dan lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara kontinyu. 5) Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen pasar, dan menciptakan posisi korporat yang lebih baik c. Kategori Produk Baru Candra mengemukakan bahwa inovasi adalah pendayagunaan hasil kreativitas tertentu (yang orisinal) sehingga menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru, yang berbeda dari sebelumnya, sementara itu perlu juga untuk didasarkan pada pandangan konsumen, apakah benarbenar baru bagi mereka atau tidak (1994). Menuut Adikusuma (mengutip commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 simpulan Booz, Allen, dan Hamilton, 1982) mengidentifikasi beberapa kategori produk baru yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12)
Produk baru bagi dunia (New to the world product) Produk baru yang menciptakan pasar dan seluruhnya baru. Lini produk baru (New product lines) Produk baru yang untuk pertama kalinya memberikesempatan pada perusahaan memasuki pasar yang sudah mantap. Tambahan pada lini yang sudah ada (additions to existing produccts) Produk baru yang melengkapi lini yang sudah mantap. Perbaikan pada atau revisi terhadap produk yang sudah ada (Impovements in/evisions to existing poducts) Produk baru yang memiliki kinerja lebih atau memiliki nilai persepsi yang lebih besar dan mengganti produk yang sudah ada. Penempatan kembali produk yang sudah ada (repositioning) Produk yang sudah ada ditargetkan pada pasar atau segmen pasar yang baru. Pengurangan biaya (Cost reductions) Produk baru yang memberikan kinerja hampir sama dengan biaya yang lebih rendah (2002: 12)
d. Sumber Inovasi Krisdiyanti (2010) menerangkan bahwa ide inovatif dapat bersumber pada kreativitas eksternal dan kreativitas internal, yaitu : 1) Kreativitas eksternal dapat muncul dengan memanfaatkan rasa ingintahu tentang perkembangan, ide dan kekuatan baru yang sedang berlangsung
di
sekitar
seseorang,
sehingga
seseorang
dapat
membangun sumber informasi tentang berbagai hal tentang fakta kesan, citra dan berbagai ide. Dengan demikian seseorang dapat memperoleh ide yang dapat di raih dan di manfaatkan. 2) Kreativitas internal akan secara tiba-tiba bila seseorang sedang sibuk dengan kreativitas eksternal. Orang akan segera mengetahui cara baru untuk memadukan ide-ide dari berbagai bidang yang berbeda untuk meningkatkan produk atau jasa yang ada, karena menggunakan pengalaman sebagai sumber karena pengetahuan dapat di peroleh melalui belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 e. Indikator Inovasi Inovasi memiliki tiga variabel yang mempengaruhinya, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lukas dan Ferrel didalam penelitinnya yang menggunakan tiga indikator untuk inovasi produk antara lain perluasan lini produk, produk tiruan dan produk baru(2000). Suendro didalam penelitiannyamenyebutkan bahwa inovasi juga
memiliki
tigaindikator, antara lain perluasan lini produk, produk tiruan dan produk baru(2006). Mengacu dari berbagai penelitian tersebut maka indikator inovasi produk dalam penelitian ini adalah : 1) Perluasan lini produk, yaitu apakah ada kegiatan dari perusahaan untuk memperluas atau memperbanyak jenis produk yang dihasilkan. 2) Produk tiruan, yaitu apakah ada kegiatan dari perusahaan untuk meniru produk dari kompetitor dalam memproduksi barangnya. 3) Produk baru, yaitu kegiatan dari perusahaan apakah melakukan kegiatan untuk menghasilkan produk baru.
6. Tinjauan Teori Tentang Kinerja Pemasaran a. Pengertian Kinerja Pemasaran Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan adalah kinerja pemasaran, kinerja pemasaran yang baik akan memberikan keuntunganpada perusahaaan. Keuntunganyang dihasilkan akan digunakan untuk menutup biaya operasional yang telah dikeluarkan, membiayai operasional yang akan datang, dan investasi pengembangan usaha. Kinerja pemasaran yang buruk membawa perusahaan pada kerugian dan akhirnya bila kinerja semakin buruk akan menyebabkan kepailitan. Mengenai pengertian kinerja pemasaran Maun (menutip simpulan Permadi, 1998) menyatakan bahwa “kinerja pemasaran merupakan suatu konsep untuk mengukur prestasi pasar suatu produk. Setiap perusahaan berkepentingan
untuk
mengetahui
prestasi
pasar
dari
produk-
produknya,sebagai cermin dari keberhasilan usahanya di dunia persaingan user kinerja pemasaran digunakan bisnis” (2002: 189). Daricommit definisitotersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 untuk mengukur prestasi dari produk yang dihasilkan dan di tawarkan ke pasar sasaran, sehingga perusahan dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam persingannya dengan kompetitor lainnya. Senada dengan pendapat diatas, agar mengetahui tingkat keberhasilan dari perusahaan Abrorimenjelaskan bahwa kinerja pemasaan merupakan konstruk yang sering kali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi pemasaran dan orientasi pasar yang ditetapkan oleh perusahaan. Strategi perusahaan selalu berpandangan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik, seperti volume penjualan dan pertumbuhan penjualan (2002). Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja pemasaran merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dari strategi yang diterapkan perusahaan atas produk-produk yang ditawarkan ke dalam pasar sasaran. Pada akhirnya perusahan dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam persingannya dengan kompetitor lainnya
b. Pengukuran Kinerja Pemasaran Putranto menjelaskan bahwa pada umumnya ukuran kinerja pemasaran diukur melalui nilai penjualan seperti return on invesment (ROI) atau return on asset (ROA). Tetapi ukuran-ukuran tersebut tidak secara langsung menggambarkan aktivitas manajemen, khususnya manajemen pemasaran, sehingga dianggap sebagai ukuran agregatif yang dihasilkan melalui proses akuntansi dan keuangan. Ukuran yang dapat digunakan adalah ukuran yang berdasarkan aktivitas yang dapat menjelaskan aktivitas-aktivitas pemasaran yang
menghasilkan kinerja
pemasaran (2000). Menurut Wulandari (mengutip simpulan Heneman 1998) mengatakan
bahwa
“untuk
mengukur
kinerja
pemasaran
adalah
menggunakan 1) Total sales, 2) total sales/store, 3) new store size, 4) preuser 6) exspense/ sales growt ratio” tax profite growth rate, 5)commit markettoshare,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 (2003: 36). Sementara Wulandari (mengutip simpulan Ferdinand 2000) menjelaskan bahwa “kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama, yaitupenjualan, pertumbuhan penjualan dan market share yang akhirnya bermuara pada peningkatan keuntungan” (2003: 13).
c. Indikator Kinerja Pemasaran Berdasar penelitian Suendro kinerja pemasaran memiliki empat indikator,
yaitupertumbuhan
penjualan,
porsi
pasar/market
share,
pertumbuhan pelanggan dan volume penjualan (2010). Voss & Voss dalam penelitiannya terdapat tiga indikator, yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan dan volume penjualan (2000). Sementara Putranto S.E (2003) mengatakan “konsep yang digunakan untuk mengukur dampak strategi yang digunakan perusahaan, diukur berdasarkan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan dan volume penjualan” (hlm. 104). Sitohang dalam penelitiannya terdapat dua indikator yaitu tingkat pertumbuhan penjualan dan tingkat pertumbuhan pelanggan (2008). Dalam penelitian ini dengan mengacu pada penelitian terdahulu dan mempertimbangkan kondisi yang ada di lapangan maka menggunakan tiga indikator untuk mengukur kinerja pemasaran, ketiga indikator tersebut antara lain yaitu: 1) Pertumbuhan penjualan, yaitu peningkatan penjualan selama setahun terakhir 2) Pertumbuhan pelanggan, yaitu peningkatan pelanggan dalam waktu satu tahun terakhir. 3) Volume penjualan, yaitu terdapat peningkatan volume penjualan dari tahun ke tahun.
7. Tinjauan Teori Tentang Keunggulan Bersaing Berkelanjutan a. Pengertian Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing bagi sebuah produk memang sangat commit to bersaing user penting, hal ini karena keunggulan merupakan salah satu faktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 yang menentukan keberlangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Pranoto bahwa agar keberlangsungan hidup perusahaan terus terjaga dan dapat terus menerus menghasilkan keuntungan, maka perusahaan perlu memiliki keungggulan bersaing secara berkelanjutan (2003). Sementara Heruwanto mengatakan bahwaagar perusahaan dapat berhasil, hendaknya perusahaan mempertahankan keunggulan bersaing berkelanjutan mereka dengan cara menggabungkan keunikan dari keterampilan dan sumber daya yang mereka miliki. Dengan menggabungkan sumberdaya, perusahaan dapat belajar
bagaimana
mengkoordinasi
semua
karyawan
agar
dapat
memfasilitsi pertumbuhan kompetensi inti mereka (2004). Mengenai pengertian keunggulan bersaing, Prakosa (mengutip simpulan Porter, 1991) mendefinisikan keunggulan bersaing sebagai “strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam market place”(2005: 40). b. Dasar Keunggulan Bersaing Dirgantoro C. (2002) menjelaskan bahwa ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, diantaranya adalah. 1) Keunggulan Biaya Perusahaan harus menjadi produsen yang memiliki biaya rendah dalam industrinya agar memiliki keunggulan biaya. Sumber keunggulan biaya bervarisasi dan tergantung kepada struktur industri. Sumber tersebut mungkin mencakup pengejaran skala ekonomi, teknologi milik sendiri, akses ke bahan mentah, dll.
2) Diferensiasi Agar perusahaan dihargai, perusahaan harus menjadi unik dalam industrinya,dengan cara melakukan diferensiasi produk yang berbeda untuk tiap industri dan pada umumnya dapat didasarkan kepada produk, servis, ketersediaan suku cadang, commit to dan userjaringan penyalur.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
c. Mempertahankan Keunggulan Ketika perusahaan telah memiliki keunggulan bersaing, maka selanjtnya adalah bagaimana cara mempertahankan keunggulan bersaing tersebut. Dirgantoro C. (2002) menjelaskan beberapa cara mempertahankan keunggulan bersaing antara lain: 1) Keunggulan Operasional (Operational Excelence) Keunggulan operasional mengacu pada strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan pada efisiensi. Bila perusahaan bekerja secara efisien dan mampu menekan biaya total untuk produknya, sehingga menjadi yang terendah dalam industrinya, maka kemungkinan besar dapat menetapkan harga produk terendah pula dalam industrinya.
Efisiensi
dapat
berarti
bahwa
pelanggan
dapat
mendapatkan produk dengan biaya kepemilikan terendah serta waktu yang diperlukan untuk sampai ke tangan pelanggan adalah waktu yang paling singkat. Efisiensi dapat pula diminimumkan waktu, biaya, kerepotan yang harus ditanggung oleh pelanggan untuk perbaikan atau sering disebut masa purna jual. Terdapat tiga hal utama yang menyebabkan perusahaan dengan keunggulan opersional memiliki kualifikasi untuk berhasil memberikan pelayanan yang unggul kepada pelanggan, antara lain: a) Perusahaan berfokus pada usaha untuk memberikan pelayanan yang sederhana dan bebas dari hal-hal yang justru akan menimbulkan keruwetan. b) Perusahaan menerapkan model operasi yang menekankan pada efisiensi serta berusaha untuk memperoleh zerodefect,baik dalam produk maupun dalam pelayanan. c) Keberhasilan
perusahaan
dalam
informasi. commit to user
memanfaatkan
teknologi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 2) Keunggulan Produk dan Teknologi (Product and Technological Excelence) Keunggulan produk dan teknologi ini berkaitan dengan inovasi. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengembangan atau inovasi produk. Dengan teknologi, maka hal yang sebelumnya hanya angan-angan maka akan menjadi kenyataan, sehingga teknologi menjadi penggerak utama dalam penemuan produk baru.
3) Kedekatan Dengan Pelanggan (Customer Intimacy) Perusahaan yang akan membangun keunggulan melalui kedekatan dengan pelanggan maka harus melakukan pembangunan citra atau image tentang perusahaan kedalam benak pelanggan, sehingga perusahaan harus mau menjadi bagian dari solusi untuk pelanggan dan bukan menjadi bagian dari masalah mereka.
d. Indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Berdasarkan penelitian Bharadwaj dapat diketahui bahwa menggunakan tiga indikator untuk variabel keunggulan bersaing berkelanjutan yaitu bernilai, berbeda dengan yang lain dan tidak mudah digantikan (1993). Prakoso B dalam penelitiannya juga memiliki tiga indikator antara lain bernilai, berbeda dengan yang lain dan tidak mudah digantikan (2005), sementara Suendro juga dijelaskan bahwa terdapat tiga variabel yang dapat digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing antara lain bernilai, berbeda dengan yang lain dan tidak mudah digantiakan (2010). Berdasarkan berbagai penelitian terdahulu tersebut, maka indikator untuk keunggulan bersaing berkelanjutan dalam penelitian ini adalah. 1) Bernilai, yaitu apakah produk yang dijual memiliki nilai yang tinggi. 2) Berbeda dengan yang lain, yaitu apakah produk yang dihasilkan berbeda dengan kompetitor yang lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 3) Tidak mudah digantikan, yaitu apakah produk yang dihasilkan dan dijual dipasaran tidak mudah digantikan dengan produk hasil kompetitor.
8.
Penelitian yang Relevan Berbagai penelitian terdahulu yang dijadikan untuk referensi atau sebagai bahan acuan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginanjar Suendro (2010) yang berjudul “Analisis pengaruh inovasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan (studi kasus pada industri kecil dan menengah batik pekalongan)”. Penelitian ini menggunakan alat analisis berupa SEM yang terdiri dari enam variabel yaitu orientasi pesaing, orientasi pelanggan, koordinasi lintas fungsi, inovasi
produk,
kinerja
pemasaran
dan
keunggulan
bersaing
berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitiannya, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) orientasi pelanggan berpengaruh positif terhadap inovasi produk (2) orientasi pesaing berpengaruh positif terhadap inovasi produk (3) Koordinasi lintas fungsi berpengaruh positif terhadap inovasi produk (4) Inovasi produk berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (5) Kinerja pemasaran berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan. Persamaan penelitian Suendro dengan penelitian ini adalah samasama menggunakan alat analisis SEM serta obyek penelitiannya yaitu inovasi
produk,
kinerja
pemasaran
dan
keunggulan
bersaing
berkelanjutan. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada waktu penelitian, subyek penelitian serta beberapa obyek penelitiannya yaitu orientasi pesaing, orientasi pelanggan, dan koordinasi lintas fungsi. b. Hasil peneitian dari Sonang Sitohang (2008) yang berjudul “Pengaruh kreativitas dan trade exhibition terhadap inovasi berkelanjutan dan kinerja pemasaran sentra industi kecil mebel kayu di kabupaten madiun”. commit user berupa SEM dan terdiri dari 4 Penelitian ini menggunakan alattoanalisis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 variabel yaitu kreativitas, trade exhibition, Inovasi berkelanjutan dan kinerja pemasaran. berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) kreativitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
inovasi
berkelanjutan
(2)
Trade
Exhibition
berpengaruh positif signifikan terhadap inovasi berkelanjutan (3) inovasi berkelanjutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran (4) terdapat berpengaruh positif dan signifikan kreativitas terhadap kinerja pemasaran (5) terdapat berpengaruh positif dan signifikan Trade Exhibition terhadap kinerja pemasaran. Persamaan penelitian Sonang Sitohang dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan alat analisis SEM serta obyek penelitiannya yaitu kreativitas, inovasi berkelanjutan, dan kinerja pemasaran. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada waktu penelitian, subyek penelitian serta beberapa obyek penelitiannya yaitu trade exhibition. c. Hasil penelitian dari Bagas Prakosa (2005) yang berjudul “pengaruh orientasi pasar, inovasi dan orientasi pembelajaran terhadap kinerjan perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing (studi empiris pada industri manufaktur di semarang)”. Penelitian ini menggunakan alat analisis berupa SEM dan terdiri dari 5 variabel yaitu orientasi pasar, inovasi, orientasi belajar, kinerja perusahaan, keunggulan bersaing. berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Semakin tinggi derajat orientasi pasar, maka akan semakin tinggi kinerja perusahaan (2) Semakin tinggi orientasi pembelajaran, maka akan semakin tinggi kemampuan inovasi perusahaan.(3) Semakin tinggi orientasi pembelajaran, maka akan semakin tinggi kinerja perusahaan.(4) Semakin tinggi kinerja suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi kemampuan inovasi perusahaan (5) Semakin tinggi kemampuan inovasi perusahaan, maka akan semakin tinggi kinerja perusahaan.(6) Semakin tinggi kinerja suatu perusahaan, maka akan commit to user semakin tinge keunggulan bersaing perusahaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Persamaan penelitian Bagas Prakosa dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan alat analisis SEM serta obyek penelitiannya yaitu orientasi pasar, inovasi berkelanjutan, dan keunggulan bersaing berkelanjutan. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada waktu penelitian, subyek penelitian serta beberapa obyek penelitiannya yaitu orientasi belajar. d. Hasil penelitian dari Tajeddini, Trueman dan Larsen (2006) Yang berjudul examining the effect of market orientation on innovativeness menyimpulkan bahwa (1) Semakin tinggi tingkat orientasi pelanggan semakin tinggi inovasi. (2) semakin tinggin tingkat orientasi pesaing maka semakin tinggi tingkat
inovasi. (3) Semakin tinggi tingkat
koordinasi antar fungsional maka semakin tinggi tingkat inovasi. (4) semakin tingginya tingkat inovasi maka semakin tinggi dari bisnis (5) semakin tinggi tingkat orientasi pasar
maka semakin tinggi tingkat
inovasi. Persamaan penelitian Tajeddini, Trueman dan Larsen dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan alat analisis SEM serta obyek penelitiannya yaitu orientasi pasar dan inovasi berkelanjutan. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada waktu penelitian, subyek penelitian serta beberapa obyek penelitiannya yaitu orientasi pesaing, orientasi pelanggan, dan koordinasi lintas fungsi.
B. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan telaah pustaka yang menjelaskan bahwa pengembangan inovasi dipengaruhi oleh orientasi pasar dan kreativitas. Dimana pengembangan inovasi produk ini akan mempengaruhi kinerja pemasaran, dan akhirnya akan meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan. maka kerangka pemikiran teoritis yang dapat dikembangkan adalah seperti pada gambar 2.1 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
H3
Orientasi pasar
H1
Inovasi Produk
H4
H2
Kreati vitas
Kinerja Pemasara n
H6
Keunggulan Bersaing Berkelanjuta n
H5
Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis (Sumber : Naver dan Slater (1990); Prakosa (2005); Suendro (2010); Sitohang (2008); dikembangkan dalam penelitian ini).
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini terdapat lima variabel yang saling berkaitan. Kerangka berpikir dalam penelitian ini pertama bahwa keunggulan bersaing dipengaruhi oleh kinerja pemasaran, kemudian kinerja pemasaran dipengaruhi oleh variabel orientasi pasar, inovasi produk dan kreativitas kemudian inovasi produk dipengaruhi oleh orientasi pasar dan kreativitas.
C. Hipotesis Menurut Arikunto (2006 ) “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (hal. 71). 1. Hubungan Orientasi Pasar Dengan Inovasi Produk Menurut Prakosa, semakin tinggi orientasi pasar, maka semakin tinggi derajat inovasi(2005). Penelitian Tajeddin, Trueman dan Larsen juga menunjukakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif terhadap inovasi secara signifikan (2006). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 2. Hubungan Kreativitas Terhadap Inovasi Produk Sitohang dalam penelitiannya yang mengatakan, terdapat pengaruh yang signifikan antara kreativitas terhadap inovasi berkelanjutan (2008). Penelitian Asmuji menunjukkan kalau kreativitas berpengaruh terhadap Inovasi namun tidak signifikan (2008).
3. Hubungan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran Penelitian Jaworski dan Kohli (1993) penelitian ini menyimpulkan bahwa “derajat orientasi pasar berpengauh positif terhadap kinerja pemasaran organisasi” (hal. 269). Putranto, dalam penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat orientasi pasar organisasi maka akan semakin baik kinerja pemasaran organisasi(2003). Wahyono menyimpulkan bahwa derajat orientasi pasar berpengauh positif terhadap kinerja pemasaran (2001). Abrori menyimpulkan bahwa semakin tinggi orientasi pasar maka semakin baik kinerja pemasarannya (2002).
4. Hubungan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran Berdasarkan penelitian dari Suendro menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (2010). Penelitian Asmuji menunjukkan kalau inovasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran (2008). Penelitian Indriyani dan Prasetyowati menunjukkan bahwa semakin tinggi inovasi produk maka akan semakin tinggi kinerja pemasara (2008). Sitohang juga menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara inovasi dengan kinerja pemasaran(2008), kemudian Abrori menyimpulkan semakin banyak melakukan inovasi maka semakin tinggi orientasi pasarnya (2002). Demikian pula penelitian Prakosa (2005) menjelaskan bahwa “untuk memperoleh keunggulan bersaing, kinerja permasaran dipengaruhi oleh orientasi pasar, orientasi pembelajaran dan inovasi. Inovasi juga bertindak sebagai variabel intervening dari orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap kinerja perusahaan” (hal, 51). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 5. Hubungan Kreativitas Terhadap Kinerja Pemasaran Berdasarkan penelitian Sitohang disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kreatifitas terhadap kinerja pemasaran. lebih lanjut juga dijelaskan bahwa kreativitas yang dibentuk oleh indikator-indikator motivasi, risiko dan strategi dapat mempengaruhi kinerja pemasaran yang dibentuk oleh indikator-indikator pertumbuhan, penjualan dan pertumbuhan pelanggan (2008). Penelitian Asmuji menunjukkan kalau kreativitas berpengaruh terhadap kinerja pemasaran namun tidak signifikan (2008).
6. Hubungan Kinerja Pemasaran Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Berdasarkan penelitian dari Suendro mengatakan bahwa kinerja pemasaran berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan (2010). Pranoto dalam penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tinggi kinerja pemasaran semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan (2003).
Berdasarkan pada beberapa tinjauan teori yang dilakukan pada daftar pustaka dan berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat dengan mengacu pada berbagai penelitian terdahulu, maka perumusan hipotesis secara ringkas adalah sebagai berikut : H1
: Orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo.
H2
: Kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo.
H3
: Orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo.
H4
: Inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo.
H5
: Kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo.
H6
: Kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif commitberkelanjutan to user terhadap keunggulan bersaing UMKM logam Cepogo
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di UMKMkerajinan logam Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Alasan dari pengambilan lokasi ini sebagai tempat penelitian, selain karena lokasinya yang mudah untuk diakses juga karena tersedianya data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian dengan topik ini dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para sebagian besar perajin logam Cepogo.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan jangka waktu yang digunakan oleh peneliti unuk melakukan proses penelitian. Waktu penelitian dalam penelitian ini adalah selama 7 bulan, yaitu mulai dari bulan januari sampai dengan bulan Juli 2012. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Jangka Waktu Penelitian N o
Kegiatan
1
Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Perijinan
4
Pengumpul an Data
5
Analisis Data
6
Penyusunan Laporan
Jan
Feb
Mar
Apr
commit to user
43
Mei
Jun
Jul
Agus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 B. Rancangan/ Desain Penelitian Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data yang diperlukan menggunakan angket yang akan diisi oleh responden. Langkah yang selanjutnya adalah menguji data yang diperoleh apakah telah memenuhi persyaratan atau belum, pengujian data dapat dilakukan dengan cara melakukan uji realibilitas dan uji validitas. Apabila data telah memenuhi kriteria realibilitas dan validitas, maka data dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan, namun bila sebaliknya maka perlu dilakukan perbaikan kembali terhadap alat pengumpulan data yang digunakan. Uji realibilitas dan validitas data menggunaka sofware microsoft excel dan AMOS. Kemudian untuk mengetahui hubungan antar variabel yang ada peneliti menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan Software AMOS versi 18, yang sebelumnya juga dilakukan uji validitas konstruk terlebih dahulu. 1.
Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian untuk menguji variabel-variabel yang diajukan maka jenis penelitian ini adalah korelasional. Menurut Fauzi (2009)penelitian
korelasional
merupakan
“penelitian
yang
bertujuan
menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain” (hal. 21). Penelitian ini akan menguji mengenai kebenaran hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini penelitianbertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh baik positif maupun negatif variabel orientasi pasar, kreativitas, dan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan (studi kasus pada usaha kecil dan menengah sentra kerajinan logam Cepogo, Kecamatan Cepogo,Kabupaten Boyolali).
2.
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini memiliki lima variabel, diantaranya adalah variabel orientasi pasar, kreativitas, inovasi produk, kinerja pemasran serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 keunggulan bersaing berkelanjutan. Variabel-variabel tersebut selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : a. Variabel Eksogen (Independent) Menurut Ferdinand (2006) variabel eksogen (Independent) merupakan “variabel yang mempengaruhi nilai dari variabel lain dalam model” (hal.7). Penelitian analisis pengaruh orientasi pasar, kreativitas, dan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan (studi kasus pada usaha kecil dan menengah sentra kerajinan logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali) ini memiliki dua variabel eksogen, diantaranya adalah orientasi pasar dan kreativitas.
b. Variabel Endogen (Dependent) Menurut Ferdinand (2006)variabel endogen adalah “variabel yang dipengaruhi oleh variabel eksogen dalam model tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung”(hal. 7). Penelitian analisis pengaruh orientasi pasar, kreativitas, dan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan (studi kasus pada usaha kecil dan menengah sentra kerajinan logam Cepogo, Kecamatan Cepogo,Kabupaten Boyolali) ini mempunyai tiga variabel endogen yaitu inovasi produk, kinerja pemasran dan variabel keunggulan bersaing berkelanjutan.
C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Penelitian Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari adanya subyek penelitian yang akan digunakan. Subyek penelitian yang digunakan adalah populasi dan sampel
yang
akan
diteliti.
Dalam
penelitian
ini,
populasi
yang
digunakanadalah seluruh perajin logam yang ada di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Perajinlogam di Desa Cepogo commitbaku to user terdiri dari perajin yang berbahan dari tembaga maupun perajin dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 alumunium, baikperajin yang berskala besar dan telah melakukan ekspor maupun perajin yang berskala kecil yang merupakan home industry, yang umumnya dilakukan oleh anggota keluarga yang ada. Jumlah seluruh perajin yang ada adalah 182 perajin.
2.
Sampel Penelitian Arikunto (2006) mendifinisikan sampel adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti” (hal.131). Menurut Ferdinand jumlah sampel yang ideal untuk SEM adalah antara 100-200, kemudian penentuan ukuran sampel minimum adalah dikalikan sebanyak 5-10 observasi untuk setiap indikator (2006). Dalam penelitian ini jumlah estimasi indikatornya adalah 15, sehingga jumlah sampelnya adalah 105. Responden yang dipilih adalah pengusaha perajin logam/ orang yang mengetahui kondisi perusahaan.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah teknik non probabilitas sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang tidak sama bagi setiap unsur populasi yang akan dipilih untuk menjadi anggota sampel (Fauzi, 2009). Penggunaan sampel ini karena sifat populasi yang heterogen.Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Sampling Kuota Menurut sugiyono berpendapat bahwa, “Sampling Kuota yaitu teknik
pengambilan sampel dengan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan” (2009). 2.
Sampling Rute Acak Menurut Fauzi (2009) berpendapat bahwa sampling rute acak adalah
“pengambilan sampel dengan mula-mula menentukan secara acak tempat rute pertama yang akan diambil sampelnya dan sampel selanjutnya ditentukan berdasarkan kriteria rute tertentu commit sampai to selesai user pengambilan sampel” (hal. 194).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Usaha kecil dan menengah yang kebetulan ditemui maka dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan sampling kuota dan rute acak, maka diperoleh jumlah populasi dan sampel masing – masing daerah di sentara UMKM kerajinan logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
Adapun sebaran
populasi dan sampel yang ada di lapangan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Tiap Daerah NO DUSUN Populasi 1 Tumang Krajan 31 2 Tumang Gunung Sari 22 3 Tumang Kukuhan 33 4 Tumang Bontara 16 5 Tumang KPS 15 6 Tumang Tegal Sari 27 7 Tumang Tegal Rejo 16 8 Banaran 13 9 Kupo 9 Jumlah 182
Presntse 17 % 12 % 18 % 9 % 8 % 15 % 9 % 7 % 5 % 100%
Sampel 18 13 19 9 8 16 10 7 5 105
(Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2012)
Dari tabel 3.2 diatas dapat dilihat jumlah populasi dari masing-masing Dusun dan jumlah keseluruhan populasi yang ada. Berdasarkan jumlah populasi keseluruhan dan jumlah populasi dari masing-masing Dusun tersebut, selanjutnya dapat ditentukan presentase dari tiap-tiap Dusun yang selanjutnya digunakan untuk menentukan sampel ditiap-tiap Dusun yang akan diambil.
E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Fauzi (mengutip simpulan Arikunto, 1990) dijelaskan bahwa “metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan eleh peneliti untuk mengumpulkan data” (2009: 171). Teknik pengumpulan data dalam penelitian harus tepat karena akan mempengaruhi hasil penelitian. Data penelitian juga diperlukan data yang obyektif karena data merupakan hal yang paling mendasar dalam menentukan keberhasilan penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Apabila keliru dalam melakukan teknik pengumpulan datanya, maka akan mengakibatkan hasil penelitian yang tidak valid.
1. Jenis dan Sumber Data a.
Jenis Data Sebelum peneliti melakukan pengolahan data maka peneliti harus menentukan jenis data terlebih dahulu. Dalam penelitian, jenis data sangat tergantung pada tujuan penelitiannya. Menurut Priyatno D. Data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan, sedangkan data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk angka (2008). Sementara dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif.
b. Sumber Data Menurut Arikunto (2006) mengatakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh” (hal. 129). Penelitian tidak mungkin dapat dilakukan disembarang tempat, melainkan dilakukan ditempat yang sudah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2005) “data primer merupakan data yang langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalkan lewat orang lain atau lewat dokumentasi” (hal. 137). Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari pemilik atau pengambil keputusan pada sentra kerajinan logam Cepogo di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Untuk data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang mendukung di Kabupaten Boyolali, baik di tingkat Kelurahan, Kecamatan, maupun Kabupaten. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan kuesioner (angket). Kuesioner berupa pertanyaan tertutup disertai alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Responden diminta untuk mengisi jawaban kuesioner dengan cara memberikan tanda contreng ( √ ) pada skala pengukuran yang tersedia sesuai dengan penilaian yang dirasakan paling benar oleh responden atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner tersebut dengan menggunakan skala likertdengan skala pengukuran 1-10. Skor 1-5 untuk menyatakan jawaban responden cenderung tidak setuju atau cenderung tidak penting. Semakin ke 1 maka jawaban makin tidak setuju atau makin penting. Skala 6-7 menyatakan jawaban responden cenderung setuju atau cenderung penting. Angket yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:
Sangat tidak Setuju 1
2
3
Sangat Setuju 4
5
6
7
8
9
10
√
Keterangan: 1 : Sangat Tidak Setuju
6: Kesempatan Setuju Tidak Terlalu Besar
2 : Tidak setuju
7 : Kesempatan Setuju Besar
3 : Kesempatan Setuju Lebih Kecil
8 : Kesempatan Setuju Sangat Besar
4 : Kesempatan Setuju Kecil
9 : Setuju
5 : Kesempatan Setuju
10 : Sangat Setuju
Menurut Arikunto (2006) instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan realibel. Untuk lebih jelasnya adalah sebagaiberikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 a.
Uji Validitas Menurut Fauzi (2009) validitas merupakan “kebenaran atau keabsahan
instrumen
penelitian
yang
digunakan.
Validitas
menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur” (hal. 209). Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan uji konfirmatory.Ghozali didalam bukunya menjelaskan bahwa analisis konfirmatori
digunakan
dengan
tujuan
untuk
menguji
multidimensionalitas dari suatu konstruk teoritis, analisis ini juga bisa disebut sebagai analisis uji validitas suatu konstruk (2011). Analisis faktor konfirmatory ini untuk menguji apakah indikator-indikator yang digunakan merupakan indikator yang valid sebagai pengukur konstruk laten, dengan kata lain apakah indikator-indikator tersebut merupakan ukuran undimensiona-litas dari suatu konstruk laten. Indikator dapat dikatakan valid apabila emiliki nilai loading diatas 0,50 (ghozali, 2011).
b. Uji Realibilitas Ghozali (2011) menjelaskan “realibilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum” (hal. 232-233). Menurut Ferdinand (2006) uji realibilitas menunjukkan “sejauh mana alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang sama” (hal. 70). Ghozali (2011) mengatakan “terdapat dua cara yang dapat digunakan, yaitu composite (construct) realibility dan variance extract. Cut-off value dari construct realibility adalah minimal 0.70 sedangkan cut-offvalue untuk variance extract minimal 0,50” (hal. 133).
1) Composite Realibility Composite realibilitydidapat dengan rumus: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
.
=
(
(∑
∑ . ) + ∑€
.
)
Keterangan: Std. Loading : Diperoleh langsung dari standarized loading untuk tiap-tiap indikator (dihitung dari penghitungan komputer dengan AMOS) € : Adalah measurement error dari tiap-tiap indikator 2) Varians Extract Ghozali (2011) menerangkan “Varians extract menunjukkan jumlah variance dari indikator yang diekstraksi oleh konstruk laten yang dikembangkan. Nilai variance extracted yang tinggi menunjukkan indikator-indikator tersebut telah mawakili secara baik konstruk laten yang dikembangkan” (hal. 234). Menurut Ferdinand (2006) “nilai variance extract yang direkomendasikan pada tingkat paling sedikit 0.50” (hal. 70). Variance extract diperoleh melalui rumus sebagai berikut :
−
=
∑
∑
.
.
+ ∑€
Keterangan:
Std. Loading : Diperoleh langsung dari standarized loading untuk tiap-tiap indikator (dihitung dari penghitungan komputer dengan AMOS)
€ : Adalah measurement error dari tiap-tiap indikator commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 F. Definisi Operasional 1.
Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah orientasi pasar dan kreativitas UMKMperajin logam Cepogo, Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. a) Orientasi Pasar 1) Definisi Operasional Orientasi pasar yang dimaksud adalah budaya perusahaan yang paling efektif dan efisien menciptakan perilaku yang diperlukan untuk menciptakan nilai-nilai yang superior bagi para pelanggan
2) Simbol Dan Skala Pengukuran. Simbol yang digunakan untuk variabel ini adalah MO. Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah skala Likert.
b) Kreativitas 1) Definisi Operasional Adalah kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
2) Simbol Dan Skala Pengukuran. Simbol yang digunakan untuk variabel ini adalah KR. Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah skala Likert.
2.
Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah inovasi produk, kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing berkelanjutan UMKMperajin logam Cepogo, Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 a) Inovasi Produk 1) Definisi Operasional Merupakan konsep luas yang antara lain adalah implementasi dari ide-ide baru, produk atau proses 2) Simbol Dan Skala Pengukuran. Simbol yang digunakan untuk variabel kepuasan konsumen adalah PI. Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah skala Likert.
b) Kinerja Pemasaran 1) Definisi Operasional kinerja pemasaran yang dimaksud merupakan konsep untuk mengukur
prestasi
pasar
suatu
produk.
Setiap
perusahaan
berkepentingan untuk mengetahui pasar dari produk-produknya, sebagai cermin dari keberhasilan usahanya di dunia pesaingan bisnis.
2) Simbol Dan Skala Pengukuran. Simbol yang digunakan untuk variabel ini adalah MP. Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah skala Likert.
c) Keunggulan bersaing berkelanjutan 1) Definisi Operasional Adalah strategi benefit perusahaan yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam marketplace. Strategi harus didesain unutk mewujudkan keunggulan bersaing yang terus menerus, agar dapat mendominasi pasar lama maupun pasar baru.
2) Simbol Dan Skala Pengukuran Simbol yang digunakan untuk variabel kepuasan konsumen adalah CA. Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah skala commit to user Likert.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 G. Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) yang dioperasikan melalui program AMOS 18. Alasanpenggunaan SEM adalah karena SEM merupakan sekumpulan teknik statistikyang memungkinkan pengukuran sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumitsecara simultan. Wahyono menjelaskan bahwa SEMdigunakan untuk menguji dan mengukur reaksi pasar, kebijakan bisnis, dan kinerja penjualan, sehingga SEM merupakan model yang sering digunakan oleh para peneliti yang mengkhususkan penelitiannya dibidang pemasaran (2001). SEM merupakan perpaduan dua metode statistik, Ghozali menjelaskan bahwaStructural Equation Modeling (SEM) adalah gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu,psikometri serta model persamaan simultan (simultaneous equation modelling) yang dikembangkan di cabang ilmu ekonometrikadan analisis faktor (factor Analysis) yang dikembangkan di ilmu kejiwaan/ psikologi (2011). Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk menguji hubungan antar variabel. Hal ini karena penelitian menggunakan hubungan kausalitas diantara variabel yang ada. Ada lima variabel dalam penelitian ini, yaitu kinerja pemasaran, kreativitas, inovasi, kenerja pemasaran dan keungulan bersaing, namun sebelum hubungan antar variabel tersebut dianalisis, sebelumnya diuji terlebih dahulu mengenai asumsasumsi SEM terhadap data yang diperoleh. 1. Uji Asumsi Model a. Asumsi Kecukupan Sampel Asumsi kecukupan sampel digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan sudah memenuhi kriteria yang disyaratkan atau belum.Menurut Ferdinand jumlah sampel yang ideal untuk SEM adalah diantara 100-200 bila menggunakan teknik analisis maximum likehood (ML), kemudian penentuan ukuran sampel minimum adalah dikalikan sebanyak 5-10 observasi untuk setiap indikator (2006). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 b. Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh sudah berdistribusi normal ataukah belum. Ghozali (2006) menjelaskan, “uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai CR pada skewness, nilai skewness data yang diterima berada pada rentang ± 2,58 dengan tingkat signifikasi 0,01”(hal. 226). Kriteria data normal yang baik secara univariate maupun multivariate bila memiliki nilai critical ratio (CR) dibawah atau sama dengan nilai ambang batas yaitu ± 2,58. Apabila hasil penghitungan memenuhi kriteria yang disyaratkan, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan telah memiliki sebaran data yang normal. Nilai CR dapat diperoleh ketika penghitungan dengan AMOS dilakukan. Uji normalitas juga bisa dilakukan dengan melihat sebaran data pada gambar hasil penghitungan menggunakan SPSS. Ketika sebaran data berada disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi normal.
c. Evaluasi Outliers Univariate Ferdinand menjelaskan bahwa pengujian untuk mengetahui ada tidaknya outliers univariate dapat dilakukan dengan menganalisis nilai Zscore terhadap data penelitian yang digunakan, bila diketahui adanya nilai Z-score yang berada pada rentang 3 sampai 4 maka dapat dikatakan data berkategori outliers (2006).
d. Evaluasi Outliers Multivariate Meskipun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada
tingkat
univariate,
namun
evaluasi
terhadap
multivariate
outliersjuga perlu dilakukan, karena observasi-observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Ferdinand (2006) menjelaskan bahwa “penghitungan kriteria multivariate outliers dapat dilakukan dengan menggunakan jarak mahalanobis pada tingkat commit to user menggunakan p<0,001. Jarak mahalanobis dievaluasi dengan derajat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 bebas sesuai jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian” (hal. 101).
e. Evaluasi atas Multicollinearity dan Singularity Pengujian data yang dilakukan selanjutnya adalah pengujian multicollinearity dan singularity.
Ferdinand menjelaskan bahwa
pengujian multicollinearity dan singularityuntuk mengetahui apakah terdapat multicollinearity dan singularity dalam sebuah kombinasi variabel. Indikasi adanya multicollinearity dan singularity dapat diketahui dari adanya nilai determinan matriks kovarian yang kecil atau mendekati nol, sehingga data tidak dapat digunakan (2006).
2. Pengujian Hipotesis Dalam tahapan selanjutnya, ketika uji asumsi telah dilakukan dan memenuhi kriteria yang disyaratkan, maka langkah selanjutnya adalah analisis persamaan struktural, menurut Ferdinand (2006)dijelaskan bahwa ada tujuh langkah yang meski ditempuh dalam pengujian hipotesis, antara lain adalah : a.
Pengembangan Model Teoritis Suendro menjelaskan bahwa pengembangan model teoritis merupakan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkannya, jadi pengembangan model teoritis merpakan pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Model yang telah tersusun berdasarkan justifikasi teori tersebut, kemudian divalidasi secara empiris melalui komputasi program SEM (2010). Model struktural yang dibangun didasarkan atas hubungan apakah terjadi perubahan pada satu variabel bila terjadi perubahan pada variabel lainnya yang disebut hubungan kausalitas. Kuat atau lemahnya hubungan kausalitas antara dua variabel terletak pada justifikasi commituntuk to user (pembenaran) secara teoritis mendukung analisis, tetapi bukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 terletak pada metode analisis yang dipilih, jadi hubungan antar variabel merupakan deduksi dari teori yang sudah ada sebelumnya. Kesalahan paling mendasar dalam pengembangan model adalah dihilangkannya satu atau beberapa variabel prediktif dari teori yang digunakan, masalah ini sering disebut spesification error. Akibatnya,terjadi pembiasan pada penilaian pentingnya variabel lain karena penghilangan atas variabel signifikan, jadi yang penting adalah model harus parsimony (Sederhana) dengan concise theoretical model (Ghozali,2011).
b. Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram ) Suendro menerangkan bahwa pengembangan diagram alur yang digambarkan dalam sebuah path diagram sesuai model teoritis yang telah dibangun akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persamaan. Dalam SEM hubungan kausalitas digambarkan dalam sebuah path diagram danselanjutnya akan dikonversi menjadi persamaan oleh bahasa pemprograman,dan persamaan diubah menjadi estimasi (2008) Ghozali menjelaskan bahwa diagram jalur (Path diagram), dibangun berdasarkan atas hubungan antar konstruk yang ditunjukkan dengan satu anak panah. Dua anak panah menunjukkan hubungan korelasi atau kovarian antar konstruk. Sementara hubungan kausalitas (regrasi) dari satu konstruk ke konstruk yang lain ditunjukkan dengan garis satu anak panah (2008). Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram alur, dapat dibedakan dalam dua kelompok konstruk yaitu : 1) Konstruk Eksogen (Exogenus Constructs) Ferdinand menjelaskan bahwa konstruk eksogen disebut juga sebagai source variables atau independent variables, yaitu variable yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain di dalam model, tetapi digunakan untuk memprediksi variabel lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah (2006).
2) Kontruk Endogen (Endogenous Constructs) Ferdinand menjelaskan kalau konstruk endogen merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk eksogen. konstruk eksogen berbeda dengan konstruk endogen, bila konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lain dan juga memiliki hubungan dengan konstruk eksogen, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen dan tidak memiliki hubungan kausal dengan sesama konstruk eksogen (2004). Suendro menjelaskan bahwa berdasarkan pijakan teoritis yang cukup, seorang peneliti akan menentukan mana yang akan diperlakukan sebagai variabel endogen dan mana sebagai variabel eksogen (2010). Gambar 3.1 berikut disajikan diagram alur yang dikembangkan dalam penelitian ini:
Gambar 3.1 Alur Diagram Path commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Diagram Path yang ada diatas selanjutnya dapat dijelaskan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel, diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Variabel dan Indikator Variabel
Indikator
Orientasi pasar
Kreativitas
Inovasi Kinerja pemasaran Keunggulan Bersaing
Simbol
Orientasi pesaing
MO1
Orientasi pelanggan Koordinasi antar fungsi Motivaasi Kesediaan menanggung resiko Pemilihan strategi Perluasan lini produk Produk tiruan Produk baru Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan pelanggan Volume Penjualan Bernilai Berbeda dengan yang lain Tidak mudah digantikan
MO2 MO3 KR1 KR2 KR3 PI1 PI2 PI3 MP1 MP2 MP3 CA1 CA2 CA3
(Sumber : Dikembangkan Untuk Penelitian Ini, 2012)
c.
Konversi Diagram Alur ke Dalam Persamaan. Tahap yang selanjutnya adalah konversi diagramalur ke dalam persamaan, persamaan yang dibangun terdiri dari: 1) Persamaan-Persamaan Struktural (Structural Equations) Ferdinand menjelaskan bahwa persamaan dirumuskan untuk menentukan
hubungan
kausalitas
antar
berbagai
konstruk.
Persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut ini (2006):
Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Model Persamaan Struktural Keunggulan bersaing Berkelanjutan (CA) = MP + e Inovasi Produk (PI)
= MO + KR + e
Kinerja Pemasaran (MP)
= PI + PO + KR + e
(Gambar 3.2 Model Persamaan Struktural)
2) Persamaan Spesifikasi Model Pengukuran (Measurement Model) Suendro (2010) menjelaskan bahwa spesifikasi model pengukuran, menetukan variabel manamengukur konstruk mana, serta menentukan serangkaian matriksyang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atauvariabel (hal. 30).
Tabel 3.4 Model Pengukuran Eksogen MO1 = Orientasi Pasar + e 1 MO2 = Orientasi Pasar + e 2 MO3 = Orientasi Pasar + e 3
KR4 = Kreativitas + e4 KR5 = Kreativitas + e5 KR6 = Kreativitas + e6
Endogen CA16 = Keunggulan bersaing Berkelanjutan + e13 CA17 = Keunggulan Bersaing Berkelanjutan + e14 CA18 = Keunggulan bersaing Berkelanjutan + e15 PI10 = Inovasi Produk + e7 PI11 = Inovasi Produk + e8 PI12 = Inovasi Produk + e9 MP13 = Kinerja Pemasaran + e10 MP14 = Kinerja Pemasaran + e11 MP15 = Kinerja Pemasaran + e12
(Sumber: Data Primer Yang Diola, 2012)
d. Memilih Jenis Input Matriks dan Estimasi Model Yang Di Usulkan Ghozali menjelaskan bahwa karenaSEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian atau matrik korelasi,maka model persamaan struktural berbeda dengan teknik analisis multivariate lainnya,. Pemakaian matriks kovarians lebih banyak digunakan pada penelitian mengenai hubungan kausalitas, dikarenakan standart error commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 dari berbagai penelitian menunjukkan angka yang kurang akurat apabila matriks korelasi digunakan sebagai input (2011). Estimasi yang diusulkan dalam penelitian ini adalah estimasi ML (Maximum Likelihood) dan program komputer yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program AMOS versi. 18.0. Ghozali (2011) menjelaskan bahwa “direkomendasikan untuk menggunakan ukuran sampel antara 100 sampai 200 bila menggunakan estimasi ML (Maximum Likelihood)” (hal. 64).
e.
Menilai Identifikasi Model Struktural Proses estimasi yang berlangsung sering didapat estimasi yang tidak logis atau Meaningles dan hal ini berkaitan dengan masalah identifikasi
model
struktural.
Problem
identifikasi
merupakan
ketidakmampuan proposed model dalam menghailkan unique estimate, untuk mengetahui ada tidaknya problem, Ghozali (2011) menjelaskan bahwa problem dapat dilihat dari hasil estimasi antara lain : “(1) Adanya standar error yang besar untuk satu atau lebih koefisien. (2) Ketidak mampuan program untuk invert information matrik. (3) Nilai estimasi yang tidak mungkin. (4) Adanya nilai korelasi yang tinggi (> 0.90)” (hal. 65). Problem dalam estmasi dapat diketahui melalui tiga hal yang dapat dilihat, menurut Ghozali (2011) antara lain:“(1) Besarnya jumlah koefisisen yang diestimasi relatif terhadap jumlah kovarian atau korelasi, yang diindikasikan dengan nilai degree freedom yang kecil. (2) Digunakannya pengaruh timbal balik atau resiprokal antar konstruk, atau. (3) Kegagalan dalam menetapkan nilai tetap pada skala konstruk” (hal. 65).Bila hal tersebut terjadi, maka untuk mengatasinya dengan menetapkan lebih banyak konstrain dalam model. Peneliti dapat menambah lebih banyak konstrain (menghapus path dari diagram path) sampai masalah yang ada hilang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
f.
Menilai Kriteria Goodness-of-fit Indeks 1) X2 Chi- Square Statistik Ferdinand (2011) menjelaskan kalau “model yang diuji dikatakan baik apabila nilai Chi-Squarenya rendah. Semakin kecil nilai x2semakin baik model itudan diterirna berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p>0,05 atau p>0,10” (hal. 59).
2) RMSEA (The Root Mean Square Error of Appoximation) Ghozali menjelaskan bahwathe Root Mean Square Error of Appoximation merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic chi-square menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0.05 sampai 0.08 merupakan ukuran yang dapat diterima. Program AMOS akan memberikan nilai RMSEA dengan perintah \rmsea (2011).
3) GFI (Goodness–of-Fit-Index) Ferdinand (2006) menerangkan jika “GFI merupakan ukuran non statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) hingga 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fi” (hal. 60).
4) AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit-Index) Ghozali (2011) mengatakan “nilai yang direkomendasikan untuk adjusted goodness-of-fit-index sama atau > 0.90. Program Amos memberikan nilai AGFI dengan perintah \agfi” (hal.68)
5) CMIN/DF CMIN/DF merupakan nilai chi-square dibagi dengan nilai degree-of-freedom. Beberapa pengarang menganjurkan menggunato user fit. Menurut Ghozali (mengutip kan ratio ukuran ini commit untuk mengukur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 simpulan Wheaton et. al, 1977) “nilai ratio lima atau kurang dari lima merupakan ukuran yang reasonable” (2011: 67). Ghozali (mengutip kesimpulan Byrne, 1988) “juga mengusulkan nilai ratio ini < 2 merupakan ukuranfit. Program amos akan memberikan nilai CMIN/DF dengan perintah\cmindf” (2011: 67).
6) TLI (Tucker Lewis Index) Ghozali (2011) menerangkan bahwa“Tucker Lewis Index berkisar antara 0-1.0. Nilai TLI yang direkomendasikan adalah sama atau > 0.90. Program Amos akan memberikan nilai TLI dengan perintah \tli” (hal. 68)
7) CFI (Comparative Fit Index) Ferdinand (2011) menjelaskan “CFI yang mendekati 1 mengindikasikan suatu tingkat fit yang tinggi, oleh karena itu nilai yang direkomendasikan untuk CFI ≥0,95” (hal. 64). Dengan demikian indeks-indeks yang digunakan untuk menguji kelayakan atas model adalah sebagai beikut:
Tabel 3.5 Indeks Pengujian Kelayakan Model Goodness of Fit Index Chi- Square Statistik Significaned Probability RMSEA GFI AGFI CMIND / DF TLI CFI
Cut-Off-Value Diharapkan kecil ≥ 0,05 < 0,08 ≥ 0,90 ≥ 0,90 < 2,00 ≥ 0,95 ≥ 0,95
(Sumber : Ghozali, 2006)
g.
Interpretasi dan Modifikasi Model Ketika model telah dinyatakan telah diterima, maka peneliti dapat mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk commit to user memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness-of-fit. Modifikasi dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 model awal harus dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi, maka model tersebut harus di cross-validated (diestimasi dengan kata terpisah) sebelum model modifikasi diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul analisis pengaruh orientasi pasar, kreativitas, dan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan (Studi kasus pada sentra kerajinan logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali) ini memiliki lima variabel diantaranya adalah orientasi pasar (MO), kreativitas (KR), inovasi produk (PI), kinerja pemasaran (MP), dan keunggulan bersaing berkelanjutan (CA). Hipotesis yang telah disusun perlu dibuktikan, maka diperlukan adanya data-data yang mendukung pembuktian hipotesis yang diajukan. Penelitian ini telah diperoleh data yang diperlukan melalui angket yang disebar kepada seluruh sampel UMKM logam Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan penyebaran angket
kepada responden, didapat data yang
dideskripsikan sebagai berikut:
1.
Deskripsi Data Tiap Variabel
Tabel 4.1 Deskripsi Data Tiap Variabel Variabel Orientasi (MO)
Indikator Pasar Orientasi Pesaing (MO1) Orieentasi Pelanggan (MO2) Koor. Antar Fungsi (MO3) Kreativitas (KR) Motivasi (KR3) Kes. Menagg. Resiko (KR2) Pemilihan Strategi (KR1) Inovasi Produk (PI) Perluasan Lini Produk(PI3) Produk Tiruan (PI2) Produk Baru (PI1) Kinerja Pemasaran Pertumb. Penjualan (MP1) (MP) Pertumb. Pelanggan (MP2) Volume Penjualan (MP3) Keunggulan Bernilai (CA1) Bersaing Berkl. Berbeda dgn yg Lain (CA2) (CA) Tdk Mudah Digantikn (CA3)
commit2012) to user (Sumber: Data Primer Yang Diolah,
65
Minimum 4 5 6 6 5 6 5 4 5 5 6 5 5 5 5
Mean 7,59 8,28 8,27 8,42 7,73 8,16 8,63 7,77 8,60 7,89 8,21 8,08 8,11 8,20 8,24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Dari deskripsi data pada tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa skor variabel orientasi pasar untuk indikator orientasi pesaing (MO1) berada diantara rentang 4 sampai dengan 10 dengan mean sebesar 7,59, indikator orientasi pelanggan (MO2) berada diantara rentang 5 sampai dengan 10 dengan mean sebesar 8,28, indikator koordinasi antar fungsi (MO3) berada diantara rentang 6 sampai dengan 10 dengan mean sebesar 8,27.Variabel kreativitas untuk indikator motivasi (KR1) berada diantara rentang 6 sampai 10 dengan mean sebesar 8,42, indikator kesediaan menanggung resiko (KR2) berada diantara rentang 5 sampai 10 dengan mean sebesar 7,73, indikator pemilihan strategi (KR3) berada diantara 6 sampai 10 dengan mean sebesar 8,16. Variabel inovasi produk untuk indikator perluasan lini produk (PI1) ada diantara rentang 5 sampai dengan 10, dengan mean sebesar 8,63, indikator produk tiruan (PI2) ada diantara rentang 4 sampai dengan 10 dengan mean sebesar 7,77, indikator produk baru (PI3) ada diantara rentang 5 sampai dengan 10 dengan mean sebesar 8,60.Variabel kinerja pemasaran untuk indikator pertumbuhan penjualan (MP1) berada pada rentang 5 sampai 10 dengan mean sebesar 7,89, indikator pertumbuhan pelanggan (MP2) berada pada rentang 6 sampai 10 dengan mean sebesar 8,21, indikator volume penjualan (MP3) berada pada rentang 5 sampai 10 dengan mean sebesar 8,08. Variabel keunggulan bersaing berkelanjutan untuk indikator bernilai (CA1) berada pada rentang 5 sampai dengan 10 dengan mean sebesar 8,11, indikator berbeda dengan yang lain (CA2) berada pada rentang 5 sampai dengan 10, dengan mean sebesar 8,20, indikator tidak mudah digantikan (CA3) berada pada rentang 5 sampai dengan 10 dengan mean sebesar 8,24.
2.
Deskripsi Data Berdasarkan Sebarannya Deskripsi data berdasarkan sebarannya dibagi atas berbagai daerah.Daerah tersebut antara lain adalah Tumang Krajan, Tumang Gunung Sari, Tumang Kukuhan, Tumang Bontara, Tumang KPS, Tumang Tegal Sari, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Tumang Tegal Rejo, Banaran dan Kupo. Pembahasan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 yang telah tersaji dibawah ini.
Tabel 4.2 Deskripsi Data Berdasarkan Sebaran NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dusun Tumang Krajan Tumang Gunung Sari Tumang Kukuhan Tumang Bontara Tumang KPS Tumang Tegal Sari Tumang Tegal Rejo Banaran Kupo JUMLAH
Jumlah 18 13 19 9 8 16 10 7 5 108
Presentase 17,1% 12,4 % 18,1% 8,6 % 7,6% 15,2% 9,5% 6,7% 4,8% 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Deskripsi data berdasarkan sebarannya seperti yang terdapat pada tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa sebaran data terbanyak diambil di Dusun Tumang Kukuhan dengan jumlah sampel sebanyak 19 atau sebesar 18,1 persen, pengambilan jumlah sampel terbanyak di dusun ini dikarenakan jumlah populasi yang berada pada Dusun Tumang Kukuhan adalah yang paling banyak dibandingkan dengan jumlah populasi yang tersedia di daerah yang lainnya. Secara berurutan jumlah sampel terbanyak yang diambil diikuti dari daerah Tumang Krajan sebesar 18 responden dengan presentase 17,1%, Tumang Tegalsari sebesar 16 responden dengan presentase 15,2%, Tumang Gunungsari sebanyak 13 atau 12,4%, Tumang Tegalrejo sebanyak 10 responden atau sebanyak 9,5%, Tumang Bontara sebanyak 9 responden atau 8,6%, Tumang KPS sebanyak 8 responden dengan presentase 7,6%, Banaran sejumlah 7 responden atau 6,7%, dan Kupo sebanyak 5 respon dengan presentase 4,8%, didaerah Kupo diambil sampel yang paling kecil dikarenakan jumlah populasi yang tersedia didaerah ini memang yang paling sedikit bila dibandingkan dengan daerah-darah yang lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 3.
Deskripsi Data Berdasarkan Jabatan Deskripsi data berdasarkan jabatan responden yang diberikan angket pada setiap UMKM, deskripsi datanya dapat dijelaskan pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Data Berdasarkan Jabatan NO 1 2 3
Jabatan Pemilik Manajer Sekretaris
Jumlah 86 5 14
Presentase 81,9% 4,8% 13,3%
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Deskripsi data berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa data yang berdasarkan pemilik UMKM merupakan yang paling tinggi yaitu sebanyak 86 responden atau sekitar 81,9%, disusul sekretaris sebanyak 14 responden atau 13,3%, kemudian yang paling kecil adalah manajer sebanyak 5 responden dengan presentase 4,8%.
B. Uji Validitas dan Realibilitas Data
1.
Uji Validitas Data Data yang telah diperoleh, sebelum dianalisis dilakukan uji validitas terlebih dahulu. Pengujian validitas item-item pertanyaan dalam kuesioner bertujuan untuk mengetahui apakah item-item tersebut benar-benar mengukur konsep-konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini dengan tepat. Hasil uji validitas dapat dilihat pada pembahasan berikut:
a.
Validitas Indikator Orientasi Pasar Konstruk orientasi pasar yang diajukandiukur menggunakan 3 indikator yaitu, indikator orientasi pesaing (MO1), indikator orientasi pelanggan(MO2) dan indikator koordinasi antar fungsi (MO3). Hasil analisis confirmatory factor analysis (CFA) tersaji pada tabel 4.4 berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Tabel 4.4 Hasil Validitas Indikator Orientasi Pasar. Indikator Orientasi Pesaing Orientasi Pelanggan Koordinasi Antar Fungsi
Simbol MO1 MO2 MO3
Pernyataan Respon pesaing Kepuasan pelanggan
Estimasi 0,838
Ket. Valid
0,678
Valid
Kerja sama
0,588
Valid
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa orientasi pesaing (MO1), orientasi pelanggan (MO2) dan koordinasi antar fungsi (MO3) merupakan indikator pada variabel orientasi pasar dan dinyatakan valid, karena memiliki nilai factor loading ( estimate) di atas 0,5 (λ= 0,5), sehingga dapat direkomendasikan sebagai standar indikator variabel orientasi pasar.
b. Validitas Indikator Kreativitas (KR) Konstruk
kreativitas
yang
diajukan,
diukur
dengan
menggunakan 3 indikator yaitu, indikator motivasi (KR1), indikator kesediaan menanggung resiko (KR2) dan indikator pemilihan setrategi (KR3). Hasil analisis confirmatory factor analysis (CFA) adalah seperti ditunjukkan pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5Hasil Validitas Indikator Kreativitas Indikator Motivasi Kes.menanggun g resiko Pemilihan strategi
Simbol
Pernyataan
Estimasi
Ket.
KR1
Motivasi Bersaing
0,623
Valid
KR2
Resiko keputusan
0,717
Valid
KR3
Strategi keunggulan bersaing
0,763
Valid
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa motivasi (KR1), kesediaan menanggung resiko (KR2) dan pemilihan strategi (KR3) commit to user merupakan indikator variabel kreativitas dan dinyatakan valid, karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 memiliki nilai factor loading ( estimate) di atas 0,5 (λ = 0,5), sehingga dapat direkomendasikan sebagai standar indikator variabel kreativitas.
c.
Validitas Indikator Inovasi Produk (PI) Konstruk inovasi produkdiukur dengan menggunakan 3 indikator yaitu, indikator perluasan lini produk (PI1), indikator produk tiruan (PI2) dan indikator produk baru (PI3). Hasil analisis confirmatory factor analysis (CFA) adalah seperti ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Validitas Inovasi Produk. Indikator Perluasan lini produk
Simbol PI1
Produk tiruan
PI2
Produk baru
PI3
Pernyataan Keanekaragaman produk Produk tiruan pesaing Pembuatan produk baru
Estimasi
Ket.
0,837
Valid
0,563
Valid
0,516
Valid
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa perluasan lini produk (PI1), produk tiruan (PI2) dan produk baru (PI3)
yang
merupakan indikator variabel inovasi produk dinyatakan valid, karena memiliki nilai factor loading ( estimate) di atas 0,5 (λ=0,5), sehingga dapat direkomendasikan sebagai standar indikator inovasi produk.
d. Validitas Kinerja Pemasaran (MP) Konstruk kinerja pemasaran yang diajukandiukur dengan menggunakan 3 indikator, yaitu indikator pertumbuhan pelanggan (MP1), indikator pertumbuhan penjualan (MP2) dan indikator volume penjualan (MP3). Hasil
analisis confirmatory factor analysis (CFA)
adalah seperti ditunjukkan pada tabel 4.7 sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Tabel 4.7Hasil Validitas Kinerja Pemasaran. Indikator Pertumbuhan pelanggan Pertumbuhan penjualan Volume penjualani
Simbol MP1 MP2 MP3
Pernyataan Peningkatan pelanggan Peningkatan penjualan Kenaikan volume penjualan
Estimasi
Ket.
0,842
Valid
0,827
Valid
0,750
Valid
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa pertumbuhan pelanggan (MP1), pertumbuhan penjualan (MP2), dan volume penjualan (MP2) yang merupakan
indikator pada variabel kinerja pemasaran
dinyatakan valid, karena memiliki nilai factor loading ( estimate) di atas 0,5 (λ=0,5), sehingga dapat dijadikan sebagai standar indikator untuk direkomendasikan dalam mendukung variabel kepuasan mahasisswa.
e.
Validitas Indikator Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (CA) Konstruk
keunggulan
bersaing
berkelanjutan
yang
diajukandiukur menggunakan 3 indikator yaitu, indikator bernilai(CA1), indikator berbeda dengan yang lain (CA2) dan indikator tidak mudah digantikan (CA3). Hasil analisis confirmatory factor analysis (CFA) adalah seperti ditunjukkan pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Validitas Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Indikator Bernilai Berbeda deng an yang lain Tdk. Mudah digantikan
Simbol CA1 CA2 CA3
Pernyataan Nilai seni produk Berbeda dengan pesaing
Estimasi Ket. 0,566 Valid 0,998
Valid
Perpindahan produk.
0,548
Valid
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa bernilai (CA1), berbeda dengan yang lain (CA2) dan tidak mudah digantikan (CA3) yang diajukan
sebagai
indikator pada commit to user variabel
keunggulan
bersaing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 berkelanjutan dinyatakan valid, karena memiliki nilai factor loading (estimate) di atas 0,5 (λ= 0,5), sehingga dapat direkomendasikan sebagai indikator keunggulan bersaing berkelanjutan.
2.
Uji Reliabilitas Terdapat dua cara yangdigunakan dalam uji realibilitas ini, yaitu composite (construct) realibility dan variance extract. Cut-off value dari construct realibility minimal adalah 0.70, sedangkan cut-off value untuk variance extract minimal 0,50. a) Composite Realibility Composite realibility didapat dengan rumus:
=
(∑
(∑
.
.
) ) + ∑€
Keterangan:
Std. Loading : Diperoleh langsung dari standarized loading untuk tiap-tiap indikator (dihitung dari penghitungan komputer dengan AMOS)
€ : Adalah measurement error dari tiap-tiap indikator
Hasil square standarized loading data:
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Square Standar Loading Variabel MO KR PI MP CA
Penghitungan = 0,84 + 0,68 + 0,59 = 0,62 + 0,72 + 0,76 = 0,84 + 0,56 + 0,72 = 0,84 + 0,83 + 0,75 = 0,57 + 1,00 + 0,55
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
commit to user
Hasil = 2,11 = 2,10 = 2,12 = 2,42 = 2,12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 Hasil measurement error data: Data 4.10 Hasil Pengujian Measurement Error Variabel MO KR PI MP CA
Penghitungan = 0,30 + 0,54 + 0,65 = 0,61 + 0,49 + 0,42 = 0,30 + 0,68 + 0,75 = 0,29 + 0,32 + 0,44 = 0,68 + 0,00 + 0,70
Hasil = 1,49 = 1,52 = 1,73 = 1,05 = 1,38
(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2012)
Hasil penghitungan composite (construct) realibility data:
MO = ( KR = ( PI
=(
MP =
CA = (
, , ,
( , ,
( ,
)
( ,
)
( ,
)
( ,
)
( ,
)
) ) ) ) )
, , , , ,
= 0,75
= 0,74
= 0,72 = 0,85 = 0,77
Berdasarkan pengukuran nilai Composite realibility diperoleh nilai Composite realibility data sebesar ≥ 0,70, sehingga indikator dalam penelitian ini dapat diterima.
b) Varians Extract Variance extract diperoleh melalui rumus sebagai berikut :
Keterangan:
−
=
∑
∑
.
.
+ ∑€
Std. Loading : Diperoleh langsung dari standarized loading untuk tiap-tiap indikator (dihitung dari penghitungan komputer commit to user dengan AMOS)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
€ : Adalah measurement error dari tiap-tiap indikator
Hasil squared standardized loading data:
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Squared Standardized Loading Varb. MO KR PI MP CA
Penghitungan + 0,68 + 0,59 + 0,72 + 0,76 + 0,56 + 0,72 + 0,83 + 0,75 + 1,00 + 0,55
= 0,84 = 0,62 = 0,84 = 0,84 = 0,57
Hasil = 1,52 = 1,48 = 1,54 = 1,96 = 1,62
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Hasil penghitungan varians ekstract data:
MO =
KR =
PI
MP =
CA =
=
, , , , ,
,
,
,
, ,
,
,
,
,
,
= 0,61
= 0,59
= 0,57
= 0,78
= 0,54
Berdasarkan pengukuran nilai varian extract diperoleh nilai varian extract data dalam penelitian ini sebesar ≥ 0,50, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator penelitian ini dapat diterima.
C. Uji Asumsi Model 1.
Asumsi Kecukupan Sampel Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 105 responden. Jumlah sampel tersebut merupakan responden yang memenuhi syarat dalam menjawab kuesioner yang diberikan. Jumlah tersebut juga dinilai memenuhi, karena jumlah sampel minimal bagi penelitian yang menggunakan alat to user statistik Structural Equationcommit Modelling (SEM) dengan prosedur Maximum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Likehood Estimation (MLE) dikalikan 5-10 observasi untuk setiap parameter yang diestimasi atau 100-200 responden.
2.
Uji Normalitas Data Pengujian kriteria normalitas data menggunakan dua kriteria, yaitu kriteria penghitingan dengan AMOS dan kriteria penghitungan dengan SPSS. Kriteria penghitungan dengan AMOS dilihat dengan mengamati nilai critical ratio (CR), sedangkan kriteria penghitungan SPSS diamati pada sebaran data pada gambar hasil analisis. Hasil penghitungan uji normalitas data dengan AMOS dapat dilihat pada tebel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Normalitas Data Dengan AMOS Variabel CA1 CA2 CA3 MP1 MP2 MP3 KR1 KR2 KR3 PI1 PI2 PI3 MO1 MO2 MO3 Multivariate
min 5,000 5,000 5,000 5,000 6,000 5,000 5,000 4,000 5,000 6,000 5,000 6,000 4,000 5,000 6,000
max 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000
skew -,487 -,540 -,599 -,310 -,099 -,357 -,496 -,444 -,355 -,543 -,367 -,320 -,239 -,415 -,219
c.r. -2,036 -2,257 -2,506 -1,297 -,412 -1,493 -2,076 -1,856 -1,486 -2,270 -1,537 -1,340 -,999 -1,736 -,916
kurtosis -,277 -,701 -,433 -,308 -,763 -,119 -,211 ,330 -,298 -,776 -,439 -,272 -,550 -,451 -,051 7,795
c.r. -,580 -1,467 -,906 -,644 -1,596 -,248 -,442 ,691 -,623 -1,624 -,917 -,569 -1,149 -,944 -,106 1,768
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Hasil penghitungan data diatas dapat diketahui bahwa nilai critical ratio (CR) untuk skewness tidak ada yang diluar rentang ± 2,58, sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal baik secara univariate maupun secara multivariete, commit to user sementara uji normalitas data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 dengan penghitungan menggunakan SPSS nampak seperti gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data Dengan SPSS (Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Hasil penghitungan dengan SPSS juga menunjukkan kriteria data yang normal, Karena gambar output penghitungan SPSS terlihat penyebaran data yang mengikuti garis diagonal, sehingga dapat dikatakan kalau telah berdistribusi normal.
3.
EvaluasiOutliers Univariate Hasil dari pengolahan data mengenai ada tidaknya outliers univariate adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Pengujian Outliers Univariate N Minimum Maximum Zscore(MO1) 105 -2.48341 1.66659 Zscore(MO2) 105 -2.61701 1.37697 Zscore(MO3) 105 -2.54442 1.94574 Zscore(KR1) 105 -2.77777 1.28443 Zscore(KR2) 105 -3.14518 1.90957 Zscore(KR3) 105 -2.72281 1.58284 Zscore(PI1) 105 -2.06499 1.07739 Zscore(PI2) 105 -2.16441 1.74046 Zscore(PI3) 105 -2.71751 1.46328 commit to user Zscore(MP1) 105 -2.42825 1.76528
Mean .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000
Std. Deviation 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 Zscore(MP2) Zscore(MP3) Zscore(CA1) Zscore(CA2) Zscore(CA3) Valid N (listwise)
105 105 105 105 105 105
-1.95098 -2.67654 -2.58774 -2.47183 -3.11596
1.58097 1.66045 1.56689 1.39040 1.04658
.0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000
1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000
(Sumber: Data primer yang diolah, 2012)
Dengan menggunakan dasar bahwa kasus-kasus atau observasiobservasi yang mempunyai Z-score ≥ 3.0 akan dikategorikan outliers. Diketahui bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari outliersunivariate, karena nlai maximum tidak ada yang memiliki Z-score diatas angka tersebut.
4.
EvaluasiOutliers Multivariate Uji terhadap outliers multivariate menggunakan kriteria jarak mahanalobis pada tingkat P = 0.001 berdasarkan nilai chi-square pada derajat bebas sebesar 15 (Jumlah indikator) adalah
(15. 0,001) = 37,697 sehingga
apabila nilai mahalanobis melebihi 37,697 dapat dikatakan sebagai outliers multivariate. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada nilai mahalonobis yang melebihi 37,697 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada outliers multivariate (untuk tabel mahalonobis distance telahdisajikan dalam lampiran).
5.
Evaluasi Atas Multicollinearity dan Singularity Untuk hasil penghitungan nilai determinan matrks kovarian adalah = 0,293. Dengan hasil penghitunagn yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai determinan matriks kovarian diatas nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan tidak terdapat multicollinaritas dan singularitas. Dalam AMOS, program SEM ini akan segera memberikan warning bila ternyata matrikskovariannya menunjukkan adanya singularitas (Augusty commit to user Ferdinand, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 D. Pengujian Hipotesis Teknik pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang baik. Untuk menguji hipotesis digunakan path analysis (analisis jalur) dengan bantuan program AMOS 18.0. 1.
Hasil Pengujian Persamaan Struktural Analisis konfirmatoyiundimensionalitas dari indikator-indikator pembentuk variabel laten telah dilaksanakan dan telah terpenuhinya kriteria uji asumsi SEM, maka analisis selanjutnya yang perlu dilakukan adalah analisis structural equation modeling (SEM) scara full model. Hasil pengolahan analisis SEM dapat dilihat pada gambar 4.2 dan gambar 4.3 berikut ini.
0,838
MO 1
0,678 MO 2
MO
0,416 ()
0,400 0,588 MO3
0,837
-0,595
PI 1
PI
0,563 PI 2
0,729
0,760
MP
CA
0,760 0,623 KR 1
0,416
PI 3 0,492
0, 717 KR 2
0,763
KR
MP 1 0,842
MP 2 MP 3 0,827
0,750
CA 1 CA 2 0,566
CA 3
0,998
KR 3
Gambar 4.2 Hasil Analisis Stuktural Equation Modeling Tiap Variabel dan Indikatornya (Sumber : Data primer Yang Diolah, 2012)
commit to user
0,548
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
MO -0,595 (***) 0,400 (***)
0,760 (***)
PI 0,492 (***)
0,729 (***)
MP
CA
0,416 (***)
KR Gambar 4.3 Hasil Analisis Stuktural Equation Modeling Tiap Variabel (Sumber : Data primer Yang Diolah, 2012)
Keterangan : ***
= Tingkat signifikansi 0,001
2. Hasil Pengujian Kesesuaian Model (Goodness of Fit Indeks) Nilai probability yang dihasilkan dalam penelitian ini diatas batas signifikan yaitu sebesar 0,457 atau diatas 0,05. Nilai Chi-square juga memiliki nilai yang kecil yaitu sebesar 80,710. Kriteria-kriteria lainnya dapat dilihat pada tabel berikut (hasil output lengkapnya disajikan dalam lampiran)
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Goodness of Fit Indeks Kriteria Chi Square Probability RMSEA GFI AGFI CMIN/DF TLI CFI
Cut of Value Kecil ≥0,05 ≤0,08 ≥0.90 ≥0.90 ≤2.00 ≥0.95 ≥0.95
Hasil 80,710 0,457 0,009 0,903 0.855 1,009 0,998 0,999
Kriteria Baik Baik Baik Baik Marjinal Baik Baik Baik
(Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Pengujian kesesuaian model penelitian seperti yang nampak pada commit to user tabel 4.14 diatas bertujuan untuk menguji seberapa baiktingkat goodness of fit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 indeks dari model penelitian. Penilaian ini menggunakan beberapa kriteria yang disyaratkan oleh SEM. Hasil pengolahan data kemudian dibandingkan dengan batas statistik yang telah ditentukan. Setelah dibandingkan dapat diketahui bahwa model yang diajukan telah memenuhi kriteria goodness of fitindeks, karena telah memenuhi kriteria
yang disyaratkan.
Hasil
pembandingan dapat diketahui bahwa tujuh kriteria yang disyaratkan memenuhi kriteria baik dan satu kriteria dalam kondisi marjinal, namun demikian hal ini telah memenuhi kriteria yang baik dan dapat diterima.
3.
Analisis Koefisien Jalur Uji koefisien jalur merupakan uji terhadap hubungan antar variabel yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. Uji statistik hasil pengolahan SEM dilakukan dengan melihat tingkat signifikasi hubungan antar variabel dengan melihat nilai p dan CR diantara hubungan antar masing-masing variabel. Untuk uji ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Regression Weights variabel Estimate S.E. C.R. P PI <--- MO ,377 ,151 2,499 ,012 PI <--- KR ,274 ,092 2,974 ,003 MP <--- MO -,982 ,311 -3,155 ,002 MP <--- KR ,406 ,189 2,144 ,032 MP <--- PI 1,277 ,439 2,905 ,004 CA <--- MP ,578 ,155 3,737 *** (Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
Label par_16 par_17 par_12 par_13 par_14 par_15
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Standardized Regression Weights PI PI MP
<--<--<---
MO KR MO
Estimate ,400 ,492 -,595
MP
<---
KR
,416
MP
<---
PI
,729
CA
<---
MP
,760 commit to user (Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 Tabel koefisien jalur diatas selanjutnya digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan. Untuk mempermudah pembahasan mengenai hasil hipotesis dapat dijelaskan dibawah ini:
a.
Uji Hipotesis 1 Berdasarkan hasil analisis pengolahan data terhadap hipotesis 1, diperoleh nilai C.R (Critical Ratio) sebesar 2,499 dengan P (Probability) sebesar 0,012, sementara nilai Standardized koefisiennya sebesar0,400. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, karena nilai C.R (Critical Ratio) diatas 1,96 dan nilai P (Probability) dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo dengan nilai standardized koefisien sebesar 0,400.
b. Hipotesis 2 Berdasarkan hasil analisis pengolahan data terhadap hipotesis 2, diperoleh nilai C.R (Critical Ratio) sebesar 2,974 dengan P (Probability) sebesar 0,003, sementara nilai Standardized koefisiennya sebesar0,492. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, karena nilai C.R (Critical Ratio) diatas 1,96 dan nilai P (Probability) dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo dengan nilai standardized koefisien sebesar 0,492.
c.
Hipotesis 3 Berdasarkan hasil analisis pengolahan data terhadap hipotesis 3, diperoleh nilai C.R (Critical Ratio) sebesar -3,155 dengan
P
(Probability) sebesar 0,002, sementara nilai Standardized koefisiennya user sebesar -0,595. Hasil commit tersebuttomenunjukkan bahwa hipotesis yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 diajukan tidak dapat diterima atau ditolak, hal ini karena nilai C.R (Critical Ratio) jauh dibawah 1,96 walaupun nilai P (Probability) dibawah 0.05, sementara nilai standardized koefisien juga menunjukkan hubungan yang negatif yaitu sebesar -0,595, sehingga dapat disimpulkan bahwa kreativitas UMKM logam Cepogo tidak berpengaruh positif atau memiliki hubungan yang negatif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo.
d. Hipotesis4 Berdasarkan hasil analisis pengolahan data terhadap hipotesis 4, diperoleh nilai C.R (Critical Ratio) sebesar 2,905 dengan P (Probability) sebesar 0,004, sementara nilai Standardized koefisiennya sebesar0,729. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, karena nilai C.R (Critical Ratio) diatas 1,96 dan nilai P (Probability) dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo dengan nilai standardized koefisien sebesar 0,729.
e.
Hipotesis5 Berdasarkan hasil analisis pengolahan data terhadap hipotesis 5, diperoleh nilai C.R (Critical Ratio) sebesar 2,144 dengan P (Probability) sebesar 0,032, sementara nilai Standardized koefisiennya sebesar0,416. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, karena nilai C.R (Critical Ratio) diatas 1,96 dan nilai P (Probability) dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo dengan nilai standardized koefisien sebesar 0,416. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 f.
Hipotesis6 Berdasarkan hasil analisis pengolahan data terhadap hipotesis 6, diperoleh nilai C.R (Critical Ratio) sebesar 3,737 dengan P (Probability) sebesar 0,000, sementara nilai Standardized koefisiennya sebesar 0,760. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, karena nilai C.R (Critical Ratio) diatas 1,96 dan nilai P (Probability) dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam Cepogo dengan nilai standardized koefisien sebesar 0,760.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, maka hasil analisis tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut: 1.
Hipotesis 1, orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh secara positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo Hipotesis 1 dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh secara positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15
dan tabel 4.16 diperoleh (standardized regression weight estimate)
sebesar 0,400, CR (Critical Rasio) 2,499 dan probabilitas 0,012, karena CR> 1,96 dan nilai P < 0,05 (signifikan), maka menunjukkan bahwa hipotesis 1 dapat diterima dan didukung oleh data. Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh secara positif dan sgnifikan terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Hasil penelitian menunjukkan orientasi pasar (MO) UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk (PI) UMKM logam Cepogo. Hasil tersebut mempunyai arti bahwa semakin tinggi derajat orientasi pasar (MO) maka akan semakin tinggi pula derajat inovasi produk commit toorientasinya user (PI). Dengan UMKM memperhatikan pada pelanggan, orientasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 pada pesaing serta memperhatikan koordinasi antar fungsi yang ada dalam UMKM, maka hal tersebut akan mendorong semakin meningkatnya inovasi produk para UMKM logam Cepogo. Dengan adanya hasil tersebut maka penelitian ini mendukung penelitian yang sudah ada sebelumnya, yaitu penelitian Prakosa yang mengatakan bahwa semakin tinggi orientasi pasar, maka semakin tinggi derajat inovasi (2005). Penelitian Tajeddin, Trueman dan Larsen juga menunjukakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif terhadap inovasi secara signifikan (2006).
2.
Hipotesis 2, kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo Hipotesis 2 dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 diperoleh (standardized regression weight estimate) sebesar 0,492, CR (Critical Rasio) 2,974 dan probabilitas 0,003, karena CR > 1,96 dan nilai P < 0,05 (signifikan), maka menunjukkan bahwa hipotesis 2 dapat diterima dan didukung oleh data. Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan sigifikan terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kreativitas (KR) UMKM logam Cepogo memiliki pengaruh positif terhadap inovasi produk (PI) UMKM logam cepogo. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat kreativitas maka akan semakin tinggi pula derajar inovasi produknya (PI). Dengan adanya kegiatan dari UMKM yang tetap menjaga motivasi, mau menanggung resiko terhadap tiap keputusan dan strategi yang diambil, serta mempertimbangkan pemilihan strategi yang akan digunakan maka semakin meningkatkan inovasi produk (PI) pada usaha kecil dan menengah (UMKM) logam Cepogo. Dengan adanya hasil ini maka mendukung adanya penelitian terdahulu, yaitu penelitian Sitohang yang commit to user menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kreativitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 terhadap inovasi berkelanjutan (2008); Penelitian Asmuji menunjukkan kalau kreativitas berpengaruh terhadap Inovasi namun tidak signifikan (2008).
3.
Hipotasis 3, kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo Hipotesis 3 dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 diperoleh nilai estimasi (standardized regression weight estimate) sebesar -0,595, CR (Critical Rasio) -3,155 dan probabilitas 0,002, karena CR < 1,96 dan nilai estimasi (standardized regression weight estimate) negatif (-0,595), maka menunjukkan bahwa hipotesis 3 dalam penelitian ini tidak dapat diterima atau ditolak dan tidak didukung oleh data. Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini kreativitas UMKM logam Cepogo tidak berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa orientasi produk (MO) UMKM logam Cepogo tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (MP). Semakin tinggi derajat orientasi pasarnya (MO) belum tentu meningkatkan derajat kinerja pesaran (MP), walaupun usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) logam cepogo meningkatkan kegiatankegiatan yang mengarah pada orientasi pasar (MO) seperti orientasi terhadap pesaing, orientasi terhadap pelanggan dan koordinasi antar fungsi maka kinerja pemasaran (MP) usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) belum tentu juga akan meningkat. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ini kegiatan penjualan barang produksi sebagian besar hanya berdasarkan pesanan saja, presentase penjualan berdasarkan pesanan ini mencapai 90% dari total penjualan, sehingga dengan keadaan ini meskipun UMKM meningkatkan orientaasi pasarnya belum mampu meningkatkan kinerja pemasarannya seperti peningkatan pelanggan, peningkatan penjualan dan commit user peningkatan volume penjualan secaratosignifikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Dengan adanya temuan ini maka hasil penelitian tidak konsisten dengan hasil temuan penelitaian terdahulu, yaitu Penelitian Jaworski dan Kohli (1993) Penelitian ini menyimpulkn bahwa derajat orientasi pasar berpengauh positif terhadap kinerja pemasaran organisasi, serta penelitian Putranto (2003) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat orientasi pasar organisasi maka akan semakin baik kinerja pemasaran organisasi. Penelitian Wahyono mengatakan derajad orientasi pasar berpengauh positif terhadap kinerja pemasaran (2001) dan Penelitian Abrori menyimpulkan bahwa semakin tinggi orientasi pasar maka semakin baik kinerja pemasarannya (2002).
4.
Hipotesis 4, inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo Hipotesis 4 dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 diperoleh (standardized regression weight estimate) sebesar 0,729, CR (Critical Rasio) 2,905 dan probabilitas 0,004, karena CR > 1,96 dan nilai P < 0,05 (signifikan), maka menunjukkan bahwa hipotesis 4 dapat diterima dan didukung oleh data. Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis analisis menunjukkan bahwa inovasi produk (PI) memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja pemasaran (MP). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi derajat inovasi produk (PI) maka akan semakin tinggi pula derajat kinerja pemasarannya (MP) pula. Dengan adanya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang melakukan kegiatan untuk memperluas lini produk atau menambah jenis-jenis produknya, mengadopsi produk lain untuk dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas produk, serta membuat produk baru yang dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 ditawarkan kepada pelanggan, maka akan meningkatkan kinerja pemasaran (MP) usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) logam Cepogo. Dengan adanya hasil ini mkaka mendukung hasil penelitian terdahulu, yaitu berdasarkan penelitian dari Suendro menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (2010). Penelitian Asmuji menunjukkan kalau inovasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran (2008).
Penelitian Indriyani dan
Prasetyowati menunjukkan bahwa semakin tinggi inovasi produk maka akan semakin tinggi kinerja pemasara (2008). Sitohang juga menunjukkan adanya pengaruh
positif
pemasaran(2008),
dan
signifikan
kemudian
antara
Abrori
inovasi
dengan
kinerja
menyimpulkan
semakin
banyak
melakukan inovasi maka semakin tinggi orientasi pasarnya (2002).Demikian pula penelitian Prakosa menjelaskan bahwa “untuk memperoleh keunggulan bersaing, kinerja permasaran dipengaruhi oleh orientasi pasar, orientasi pembelajaran dan inovasi. Inovasi juga dapat bertindak sebagai variabel intervening dari orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap kinerja perusahaan” (2005: 51).
5.
Hipotesis 5, Kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo Hipotesis 5 dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 diperoleh (standardized regression weight estimate) sebesar 0,416, CR (Critical Rasio) 2,144 dan probabilitas 0,032, karena CR > 1,96 dan nilai nilai P < 0,05 (signifikan), maka menunjukkan bahwa hipotesis 5 dapat diterima dan didukung oleh data. Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa kreativitas (KR) UMKM logam Cepogo memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (MP) UMKM logam Cepogo. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat kreativitas maka akan semakin tinggi pula derajar kinerja pemasaran (MP). Dengan adanya kegiatan dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk tetap menjaga motivasi, mau menanggung resiko terhadap tiap keputusan dan strategi yang diambil, serta mempertimbangkan pemilihan strategi yang akan digunakan maka semakin meningkatkan kinerja pemasaran (MP) pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) logam Cepogo. Dengan adanya hsil tersebut, maka semakin mendukung penelitian sebelumnya, yaitu berdasarkan penelitian Sitohang dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan kreatifitas terhadap kinerja pemasaran. lebih lanjut juga dijelaskan bahwa kreativitas yang dibentuk oleh indikator-indikator motivasi, risiko dan strategi dapat mempengaruhi kinerja pemasaran yang dibentuk oleh indikator-indikator pertumbuhan, penjualan dan pertumbuhan pelanggan (2008). Penelitian Asmuji menunjukkan kalau kreativitas berpengaruh terhadap kinerja pemasaran namun tidak signifikan (2008).
6.
Hipotesis 6, kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam Cepogo Hipotesis 6 dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 diperoleh (standardized regression weight estimate) sebesar 0,760, CR (Critical Rasio) 3,737 dan Probabilitas 0,000. Karena CR > 1,96 dan nilai p signifikan pada < 0,05, maka menunjukkan bahwa hipotesis 6 dapat diterima dan didukung oleh data. Artinya secara statistik dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap keunggulan commit user bersaing berkelanjutan UMKM logamtoCepogo.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 Berdasarkan hasil analisis,menunjukkan bahwa kinerja pemasaran (MP) UMKM logam Cepogo memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan (MP) UMKM logam Cepogo. Hasil tersebut juga mengindikasikan bahwa semakin tinggi derajat kinerja pemasaran (MP) maka akan semakin tinggi pula derajat keunggulan bersaingnya (CA). Dengan adanya usaha dari UMKM logam Cepogo untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan selama setahun terakhir, pertumbuhan pelanggan selama setahun terakhir dan meningkatkan volume penjualan dari tahun ke tahun, maka dapat dapat meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) logam Cepogo. Dengan adanya hsil tersebut, maka semakin mendukung penelitian sebelumnya, yaitu
berdasarkan
penelitian dari Suendro mengatakan bahwa kinerja pemasaran berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan (2010). Pranoto menjelaskan semakin tinggi kinerja pemasaran semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan (2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Seperti yang telah dijelaskan pada bab 1, bahwa agar dapat tetap bertahan dilingkungan yang semakin kompetitif dengan maraknya barang-barang dari kompetitor terutama Cina, maka salah satu yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Dari kesimpulan beberapa peneliti dapat diketahui bahwa agar tetap bertahan, perusahaan hendaknya terus meningkatkan kinerjanya untuk mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan dengan cara strategi peningkatan perhatiannya pada orientasi pasar, kreativitas dan inovasi produk. Keterkaitan hubungan antara orientasi pasar, kreativitas dan inovasi produk terhadapap peningkatan kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing berkelanjutan semakin nyata pada industri kecil dan menengah kerajinan logam di desa cepogo. Hal ini dapat menjawab permasalah yang dihadapai para pngrajin yang dirasa saat ini perlu adanya peningkatan kinerja pemasaran dan keunggulan bersaing berkelanjutannya. Structural Equation Modeling (SEM) yang diaplikasikan dengan program AMOS ini, digunakan sebagai alat untuk menguji hipotesis yang diajukan. Sebelum menguji hipotesis-hipotesis yang telah diajukan, juga dilakukan evaluasi terhaap asumsi-asumsi SEM terlebih dahulu, antara lain yaitu uji normalitas data, uji outliers (univariate dan multivariate) serta uji multikolerianitas dan singularitas. Dari hasil pengujian asumsi-asumsi SEM tersebut dinyatakan bahwa data penelitian dapat diterima. Dari hasil anaslisisgoodness of fit index dapat diketahui bahwa model penelitian yang diajukan dinyatakan dapat diterima. Hasil analisis hipotesis juga menunjukkan ada 5 hipotesis diterima dan 1 ditolak. Untuk hasil uji kriteria goodnes of fit index diketahui menghasilkan nilai-nilai sebagai berikut,Chi square sebesar 80,71, Probability sebesar 0,457, GFI sebesar 0,903, AGFI sebesar 0,855, TLI sebesar 0,998, CFI sebesar 0,999, CMIN/DF sebesar 1,009 dan RMSEA to user yang dinyatakan dapat diterima sebesar 0,009. Dengan demikian commit maka hipotesis 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 dan memiliki kriteria goodness of fit index yang baik walaupun masih ada satu yang dalam kondisi marjinal.
A. KESIMPULAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil analisis terhadap hipotesis yang diajukan. Berdasar pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Hasil analisis data menunjukkan bahwa orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi orientasi pasar yang dilakukan oleh UMKM logam Cepogo, maka akan semakin meningkatkan inovasi produk UMKM, begitupun sebaliknya bila semakin rendah orientasi pasar yang dilakukan oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin rendah pula inovasi produk UMKM. 2. Hipotesis ke-dua dalam penelitian ini adalah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi produk UMKM logam Cepogo. Dengan adanya hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kreativitas yang dimiliki oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin tinggi inovasi produk UMKM, begitupun sebaliknya bila kreativitas yang dimiliki UMKM logam Cepogo rendah maka inovasi produk UMKM juga semakin rendah. 3. Hipotesis ke-tiga dalam penelitian ini adalah orientasi pasar UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi pasar UMKM logam Cepogo tidak berpengaruh positif atau memiliki hubungan negatif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. commit to user bahwa semakin tinggi orientasi Dengan hasil ini maka dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 pasar yang dilakukan oleh UMKM logam Cepogo belum tentu meningkatkan kinerja pemasaran UMKM logam. 4. Hipotesis ke-empat dalam penelitian ini adalah inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa inovasi produk UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Dengan adanya hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi inovasi produk yang dilakukan oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin meningkatkan kinerja pemasaran UMKM, begitupun sebaliknya bila semakin rendah inovasi produk yang dilakukan oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin rendah kinerja pemasaran UMKM logam. 5. Hipotesis ke-lima dalam penelitian ini adalah kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kreativitas UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan sigifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo. Dengan adanya hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi derajat kreativitas yang dimiliki oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin tinggi pula kinerja pemasaran UMKM, begitupun sebaliknya bila semakin rendah derajat kreativitas yang dimiliki oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin rendah pula kinerja pemasaran UMKM logam. 6. Hipotesis ke-enam dalam penelitian ini adalah kinerja pemasaran UMKM logam
Cepogo
berpengaruh
positif
berkelanjutan UMKM logam Cepogo.
terhadap
keunggulan
bersaing
Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa kinerja pemasaran UMKM logam Cepogo berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam Cepogo. Dengan adanya hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kinerja pemasaran yang dilakukan oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin tinggi pula keunggulan bersaing berkelanjutan commit tobila usersemakin rendah kinerja pemasaran UMKM logam, begitupun sebaliknya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 yang dilakukan oleh UMKM logam Cepogo maka akan semakin rendah pula keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM logam
B. IMPLIKASI Implikasi yang terjadi dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa orientasi pasar yang terdiri dari tiga indikator, yaitu orientasi pesaing, orientasi pelanggan, dan koordinasi antar fungsi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap inovasi produk. Apabila orientasi terhadap pasar ditingkatkan maka akan meningkatkan tingkat inovasi produknya. Dari kesimpulan ini, maka dapat memperkuat teori secara empiris yang sudah ada sebelumnya, yaitu penelitian dari Prakosa (2005) serta penelitian Tajeddin, Trueman dan Larsen (2006: 542). Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa orientasi pasar tidak berpengaruh secara positif terhadap kinerja pemasaran. Artinya bahwa ketika orientasi pasar ditingkatkan, belum tentu dapat meningkatkan kinerja pemaaran UMKM yang bersangkutan. Dari kesimpulan ini, maka hasil penelitian tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu, penelitian dari Jaworski dan Kohli (1993: 269); Putranto (2003); Wahyono (2001); dan Abrori (2002). 2. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kreativitas yang terdiri dari tiga indikator yaitu motivasi, kesediaan menanggung resiko dan pemilihan strategi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi produk. Apabila kreativitas seseorang tinggi maka akan meningkatkan inovasi produk UMKM. Dari kesimpulan ini dapat memperkuat secara empiris dari teori yang sudah ada sebelumnya, antara lain penelitian dari Sitohang (2008); dan Asmuji (2008: 27). Penelitian ini juga diketahui bahwa kreativitas juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran, artinya to usermaka tidak hanya meningkatkan bahwa bila kreativitas commit ditingkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 inovasi produk saja tetapi juga akan meningkatkan kinerja pemasaran dari UMKM yang bersangkutan. kesimpulan ini memperkuat secara empiris dari teori yang sudah ada sebelumnya, antara lain penelitian dari Sitohang (2008); dan penelitian dari Asmuji (2008: 27). 3. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa inovasi produk yang terdiri dari tiga indikator yaitu perluasan lini produk, produk tiruan, dan produk baru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Artinya bahwa bila inovasi terhadap produkditingkatkan maka akan meningkatkan kinerja pemasaran dari UMKM. Dari kesimpulan ini dapat memperkuat secara empiris teori yang sudah ada sebelumnya, antara lain penelitian dari Suendro (2010); Asmuji (2008: 27), Indriyani dan Prasetyowati (2008); Sitohang (2008); Abrori (2002); dan Prakosa (2005: 51). 4. Dari penelitian ini diketahui bahwa kinerja pemasaran yang terdiri dari tiga indikator antara lain adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan dan volume penjualan memiliki pengaruh yang positif terhadap keunggulan beraing berkelanjutan. Hal ini berarti bahwa bila kinerja pemasaran dari UMKM ditingkatkan maka akan meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM. Dari kesimpulan ini dapat memperkuat secara empiris dari teori yang sudah ada sebelumnya, antara lain penelitian dari Suendro (2010); dan Pranoto (2003). 5. Hasil analisis menunjukkan faktor dominan yang dapat meningkatkan inovasi produk perusahaan adalah dengan meningkatkan kreativitas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dalam pemilihan strategi yang akan digunakan oleh perusahaan. Langkah kedua yang dapat diambil
untuk
meningkatkan
inovasi
produk
adalah
dengan
meningkatkan perhatiannya pada orientasi pasar, hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan para pesaing perusahaan. Kondisi ini akan menciptakan gambaran yang jelas antara perusahaan dengan perusahaan pesaing. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 6. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor dominan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan adalah dengan meningkatkan inovasi produk perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan cara perluasan lini produk. Dengan menciptakan berbagai macam produk maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena memiliki beraneka macam produk yang dapat dijual. Cara kedua yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja pemasaran adalah dengan meningkatkan perhatiannya pada kreativitas, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dalam pemilihan strategi yang akan digunakan oleh perusahaan. 7. Analisis datamenunjukkan bahwa untuk meningkatkan keunggulan bersaing, langkah yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kinerja pemasaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan pelanggan. Dengan pemusatan perhatian pada peningkatan pelanggan yang ditandai dengan adanya pelangganpelanggan baru maka akan memperkuat posisi keunggulan bersaing perusahaan.
C. SARAN Dari kesimpulan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Saran Kepada Para PerajinUMKM Logam Kepada para perajinUMKM logam cepogo saran yang dapat diberikan dari penulis adalah sebagai berikut: a) Para perajin usaha kecil dan menengah logam di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali hendaknya meningkatkan perhatiannya pada orientasi pasar dengan cara mengamati pesaing perusahaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan
cara
mengamatidesain
produk
memproduksibarang yang dilakukan oleh para perajin lainnya. commit to user
dan
cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 b) Para perajin usaha kecil dan menengah logam di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali hendaknya meningkatkan perhatiannya pada kreatifitas terutama dalam pemilihan strategi yang akan digunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan strategi produksi dengan sistem pemanasan menggunakan gas sehingga lebih efisien. Penerapan strategi distribusi dengan cara menerapkan sistem pengiriman barang pesanan. Penerapan strategi sumber daya manusia dengan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi agar kinerja karyawan dapat ditingkatkan. c) Para perajin usaha kecil dan menengah logam di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, hendaknya meningkatkan inovasi produk terutama dalam perluasan lini produknya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat produk kerajinan yang memiliki beragam variasi baik dari segi ukuran, desain, maupun harga, sehingga pembeli memiliki banyak pilihan dalam melakukan kegiatan pembelian. d) Para perajin usaha kecil dan menengah logam di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali hendaknya meningkatkan kinerja perusahaan dengan memperhatikan pertumbuhan pelanggan yang dimiliki. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti berbagai kegiatan pameran produk kerajinan yang ada, meningkatkan promosi melalui iklan koran, radio, website, maupun media lainnya.
2.
Saran Untuk Penelitian Mendatang a. Peneliti menyarankan agar penelitian mendatang menambahkan variabel lain yang mempengaruhi keunggulan bersaing berkelanjutan. b. Peneliti lain disarankan untuk memperluas cakupan populasi yang digunakan sebagai sumber data dan memperbesar cakupan sampel yang digunakan dalam penelitian
pada obyek yang lain agar diperoleh
gambaran yang lebih baik.
commit to user