ANALISA PENERAPAN METODE VALUE ENGINEERING PADA INDUSTRI KONSTRUKSI DI INDONESIA 1
2
Herawati Zetha Rahman , Sesmiwati Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila 2 Jurusan Teknik Ekonomi Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta 1
Abstrak Seluruh proyek konstruksi melibatkan alokasi sumber daya dan modal yang tidak sedikit dan harus memenuhi berbagai persyaratan yang diminta oleh para klien dan stakeholder. Selain itu, untuk dapat tetap kompetitif di pasar nasional dan internasional, maka industri konstruksi membutuhkan pola bisnis, operasional dan model sistem informasi yang kokoh dengan meningkatkan daya saing melalui inovasi. Value Engineering adalah suatu pendekatan holistik yang inovatif dan berupaya untuk terus melakukan perbaikan yang telah teruji dan terbukti memainkan peran penting dalam industri konstruksi. Filosofi dan teknik metode Value Engineering merupakan sebuah pendekatan terstruktur bagi pembangunan dan pengembangan proyek untuk dapat menghasilkan nilai yang optimum bagi sebuah proyek yang dapat diterapkan baik untuk perencanaan strategis maupun perbaikan kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana VE diterapkan di Indonesia dan upaya yang diperlukan untuk meningkatkan penerapan metode VE pada industri konstruksi di Indonesia agar dapat lebih efisien dan kompetitif. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survey kuesioner dengan responden yang terdiri atas stakeholder konstruksi Indonesia antara lain pengembang/developer, konsultan perencana, kontraktor, instansi pemerintah/ BUMN/ BUMD, dan lembaga pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kekurangpahaman para stakeholder industri konstruksi di Indonesia tentang pengetahuan dan praktek VE, adanya konflik kepentingan oleh parapihak dan belum adanya panduan pelaksanaan VE yang sesuai dengan iklim industri konstruksi Indonesia. Keywords: Value Engineering, Industri Konstruksi, Nilai, Inovasi.
PENDAHULUAN Perusahaan kontruksi Indonesia dihadapkan pada persaingan yang berat, dimana perusahaan kontruksi luar negeri dapat berkompetisi pada proyek-proyek nasional dan sebaliknya perusahaan konstruksi Indonesia juga dapat berkompetisi pada proyek luar negeri. Salah satu upaya untuk menjaga dan meningkatkan daya saing adalah dengan mempromosikan inovasi dalam industri konstruksi nasional. Inovasi diyakini memberikan manfaat bagi industri konstruksi [1]. Ketersediaan metodologi yang menyediakan teknik inovasi menjadi sangat penting untuk mengantisipasi persaingan yang ketat. Value engineering (VE) merupakan salah satu diantaranya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penerapan Value Engineering akan dapat mendorong munculnya ide-ide baru/inovasi dan meningkatkan daya saing dalam jangka panjang [2][3][4]. Value
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014
engineering di industri konstruksi Australia telah mendapatkan perhatian serius dan dukungan dari pemerintah sejak awal tahun 1990-an dan sudah menjadi persyaratan di dalam pengembangan dan penilaian/ pengkajian sebuah proyek. Metode VE telah teruji digunakan pada industri konstruksi untuk meningkatkan nilai proyek melalui analisa fungsi dengan mengidentifikasi peluang untuk meciptakan ide-ide inovatif dan menghilangkan biaya yang tidak diperlukan dengan memenuhi kualitas, reliabilitas, kinerja atau persyaratan-persyaratan lainnya yang telah ditetapkan. Di Indonesia, VE dikenal dan diterapkan untuk pertama kalinya di bidang konstruksi jalan sekitar tahun 1986 pada saat dilakukan peninjauan kembali desain dari sebagian Proyek Jalan Cawang Fly Over di tengahtengah masa konstruksinya dan telah berhasil mendapatkan penghematan biaya beberapa milyar rupiah. VE kemudian juga diterapkan
119
pada proyek-proyek jalan yang lain seperti Proyek Tomang Fly Over, Proyek Jakarta Interchange, dan sebagainya. Penerapan VE juga mulai dilakukan pada proyek jalan tol yaitu Proyek Jalan Tol Padalarang – Cileunyi (Bandung). Pada proyek ini Ditjen Bina Marga membentuk tim khusus yang melakukan pemeriksaan terhadap Value Engineering Change Proposal (VECP) yang diusulkan oleh Kontraktor. Proyek-proyek lain yang juga menggunakan VE adalah Proyek Taman Ria Interchange, Proyek Semanggi Interchange, dan sebagainya. Analisis dilakukan dengan pendekatan baik Questioning Approach, maupun Problem Solving Approach. Walaupun Industri konstruksi Indonesia telah mengenal dan menerapkan studi VE pada proyek kontruksi selama lebih 20 tahun, namun studi VE masih terbatas dan belum tumbuh subur. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fanggidae (2006) diketahui bahwa kontraktor dan konsultan mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadap penerapan metode rekayasa nilai (Value Engineering) pada bidang konstruksi yang mempunyai potensi besar dalam kualitas, inovasi, keuntungan dan kompetitif jangka panjang perusahaan [4]. Namun demikian, kepercayaan yang cukup besar ini tidak diikuti oleh penguasaan pengetahuan dan teknik-teknik yang digunakan dalam studi VE. Kurangnya pengetahuan dan teknik-teknik yang digunakan dalam studi VE masih menjadi hambatan sehingga ditemukan pelaksanaan studi VE pada proyek konstruksi yang tidak terstruktur dengan baik [4]. Dampak dari permasalahan tersebut diatas adalah pelaksanaan studi VE tidak memenuhi persyaratan standar internasional VE yang mengakibatkan tidak diperolehnya manfaat maksimal dari studi VE pada bidang konstruksi yang mempunyai potensi besar dalam hal kualitas, inovasi, keuntungan dan kompetitif jangka panjang perusahaan. Tentunya kondisi ini dapat menurunkan kepercayaan terhadap metode VE itu sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA Definisi VE Value engineering adalah suatu pendekatan analisa fungsi yang bertujuan untuk menekan biaya (cost) produksi atau proyek yang dilakukan melalui pendekatan tim yang profesional dalam penerapannya, berorientasi fungsi dan sistematis yang digunakan untuk menganalisa dan meningkatkan nilai suatu produk, disain fasilitas, sistem, atau jasa – suatu metodologi yang baik untuk memecahkan masalah dan atau mengurangi biaya namun meningkatkan persyaratan kinerja atau kualitas yang ditetapkan [5]. VE adalah teknik terefektif yang diketahui untuk mengidentifikasi dan menghapuskan biaya yang tidak perlu (unnecessary cost) dalam disain, pengujian, fabrikasi, konstruksi produk [6][7][8][9]. Value engineering bukan hanya menganalisis biaya suatu proyek tetapi juga fungsi yang diberikan oleh setiap elemen dari perencanaan proyek tersebut. Studi value engineering melakukan analisis terhadap fungsi dengan menghilangkan atau mengubah sesuatu yang menambah biaya tetapi tidak berpengaruh terhadap fungsi. Studi value engineering menggunakan teknik yang kreatif dan inovatif terkait dengan material dan metode sehingga alternatif penyelesaian pekerjaan dapat dibuat fungsi spesifiknya, bukan dengan memangkas biaya dengan membuat konstruksi lebih kecil atau menggunakan bahan yang lebih murah. Proses Studi VE Penelitian ini mengacu pada SAVE INTERNATIONAL VALUE STANDARD yang diterbitkan pada tahun 2007 [10]. Gambar 1. mengilustrasikan diagram alir dari proses studi VE. Masing-masing fase dari rencana kerja harus dijalankan sesuai urutan, karena masing-masing fase menyediakan pemahaman dan informasi yang sangat diperlukan untuk kesuksesan pelaksanaan fase berikutnya.
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk menghubungkan logika inovasi metodologi VE dengan kondisi praktis industri konstruksi pada saat ini. Hasil penelitian selanjutnya diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menyiapkan panduan dan kerangka kerja bagi para praktisi industri konstruksi berbasis metode VE.
120
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014
proyek; dan merancang solusi-solusi inovatif pada sebuah proyek konstruksi. Faktor Kunci Sukses studi VE Kesuksesan VE tergantung pada banyak faktor, dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu sistem VE itu sendiri, industri konstruksi, dan budaya bisnis dimana industri konstruksi beroperasi [14]. Berdasarkan penelitian Shen dan Liu, 2003 [15], di Hong Kong, keberhasilan penerapan VE pada sektor jasa konstruksi dipengaruhi beberapa hal yang menonjol sebagaimana pada Tabel 1. Tabel 1. Faktor Sukses Penting Terhadap studi VE Gambar 1. Diagram Alir Proses Studi VE Manfaat studi VE Industri kontruksi merupakan lahan penting untuk penerapan VE karena memiliki kemampuan untuk menyediakan sebuah dasar untuk melakukan peningkatan nilaiuang (value for money). VE memfokuskan pada nilai (value) bukan pada biaya (cost) dan terus berusaha mencari keseimbangan optimum antara waktu (time), biaya (cost), dan mutu (quality). VE juga menggali kebutuhan fungsi dan melakukan optimasi terhadap semua fungsi tersebut [11]. Program Value Engineering telah membantu dalam mencapai nilai perbaikan untuk klien utama di industri Inggris seperti BP, Retail, British Airways, BAA, Pfizer, Stanhope, dan perusahaan-perusahaan air dan kereta api. Perbaikan besar telah dicapai dalam laba atas investasi modal proyek, hingga mencapai 50% perbaikan dalam kegiatan proyek modal [12]. Hal ini dilakukan dengan menjalankan sistem manajemen yang baik dan terarah; pemahaman tentang kebutuhan bisnis dan kriteria yang diinginkan klien, pengguna dan pemangku kepentingan; kinerja kerja yang efektif dan komunikatif untuk mencari solusi inovatif. Industri konstruksi di Amerika telah membuktikan bahwa program VE dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada seperti kendala anggaran, dampak lingkungan, waktu, dan kualitas [13] melalui pengurangan biaya pembangunan, operasi dan pemeliharaan proyek; penyederhanaan proses dalam pembangunan proyek; mengurangi keterlambatan pelaksanaan
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014
Groups Preparation Workshop
Factors Clear objective of VM study Qualified VM fasilitator Multidisciplinary composition of VM team 4. VM experience and knowledge of participants 5. Professional experience and knowledge of participants in their own disciplines 6. Personalities of participants 7. Preparation and understanding of related information 8. Timing of VM study VM Workshop 9. Structured job plan 10. Control of workshop 11. Attitude of participants 12. Presence of decision takers 13. Interaction among participants 14. Function analysis 15. Use of relative skills and techniques (such as FAST, brainstorming, etc) 16. VM proposals selection and development Impelementation 17. Plan for implementation of generated 18. Follow-up trailing and proposals support for implementation Supporting 19. Client’s support and active factors participation 20. Cooperation from related departments 21. Adequate time for study 22. Financial support 23. Logistics support Sumber : Qiping Shen dan Guiwen Liu, Critical Success Factors for Value Management Studies in Construction, Journal of Construction Engineering and Management of ASCE, Vol. 129, No.5, October 1, 2003. of
1. 2. 3.
121
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang disifatkan dengan penggunaan variabel kontrol dan objektivitas melalui metode statistik melalui survei kuesioner. Semua pertanyaan dalam bentuk closeended. Hal ini dimaksudkan agar para responden memiliki kemudahan untuk membuat pilihan terhadap beberapa alternatif yang telah tersedia. Metode ini dapat memberikan kemudahan untuk melakukan pengkodean informasi untuk proses analisa data. Pertanyaan dalam bentuk close-ended ini memungkinkan responden untuk menjawab pertanyaan dengan mudah dan cepat. Responden akan lebih suka menjawab pertanyaan jika pertanyaan dibuat sesederhana mungkin. Sementara itu, proses analisa dan interprestasi data yang diterima dari responden akan lebih mudah jika responden melakukan pilihan terhadap pertanyaan close-ended. Kuesioner disusun berdasarkan tujuan dari penelitian dan dibagi kedalam 3 bagian, yaitu bagian A, B dan C. Kuesioner bagian A membahas tentang data umum responden. Kuesioner bagian B tentang pemahaman VE yang dimaksudkan untuk menganalisa, dan membahas tentang pemahaman para stakeholder industri konstruksi Indonesia tentang manfaat dan faktor yang mempengaruhi kesuksesan studi VE di Indonesia. Sedangkan bagian C dimaksudkan untuk menganalisa, dan membahas tentang permasalahan yang sering dihadapi dalam penyelenggaraan studi VE. Untuk menentukan jumlah responden digunakan rumus Slovin, yaitu:
n
N 1 N .e 2
(3.1)
dimana, n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = tingkat kesalahan penelitian ini diambil tingkat kesalahan sebesar 10%.
melalui distribusi frekuensi (Frequency Distribution) dan rata-rata (mean) digunakan untuk menggambarkan data, sementara statistik inferensial melalui Cronbach’s Alpha dan One Sample T-Test digunakan untuk menarik kesimpulan (inferential) dalam uji hipotesa (Trochim, 2006).
ANALISIS DATA Penelitian ini didominasi oleh responden yang berasal dari perusahaan kontraktor dan konsultan perencana (64%), sisanya 36% berasal dari instansi pemerintah/ BUMN/ BUMD, pengembang/ developer dan lain-lain. Responden paling banyak berasal dari perusahaan Kontraktor (33%) dan sedangkan pengembang/ developer merupakan responden paling sedikit pada penelitian ini, hanya 8%.
Gambar 2. Pendidikan Terakhir dan Keahlian Profesi Responden Hanya terdapat 23.53% responden yang telah memiliki sertifikasi keahlian dari asosiasi profesi Indonesia (MPM, MKM, IPM, AM, dan lain-lain) dan hanya 9.8 % telah memiliki sertifikasi keahlian dari assosiasi profesi internasional (CVS, AVS, VMP, P.Eng.).
Didalam penelitian ini, Microsoft Excel 2002 dan SPSS Statistic 17.0 release 17.0 for Windows digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dari survey kuesioner. Ada 2 tahapan utama selama berlangsungnya analisa data : menggambarkan data dan menguji hipotesa. Metode statistik deskriptif
122
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014
Gambar 3. Jabatan Responden Dalam Perusahaan Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebagai ahli sipil/struktur (27.45%), sedangkan responden dengan keahlian sebagai arsitek yang hanya 5.88%. Adapun responden dengan jabatan manajer proyek sebanyak 21.57% dan merupakan kelompok responden kedua setelah jabatan ahli sipil/struktur yang akan berpengaruh terhadap hasil pengisian survey kuesioner. Sedangkan 19.61% responden lainnya meliputi jabatan manajer konstruksi, ahli transport, auditor, penilai M & E, project control engineer, staf engineer, staf, tim teknis gedung.
mengharapkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari studi VE pada industri konstruksi di Indonesia adalah (1) meningkatnya efisiensi (39 respon); (2) nilai (value) proyek yang lebih baik (30 respon); (3) berkurangnya biaya proyek (26 respon); (4) meningkatnya kualitas proyek (25 respon); (5) terciptanya banyak ide kreatif dan inovasi (24 respon) dan (6) kepuasan pelanggan/pemilik proyek (21 respon). Ini berarti lebih dari 50% responden mengharapkan diperolehnya beberapa manfaat dari studi VE pada tahap desain bangunan gedung di Indonesia, yaitu : Meningkatnya efisiensi (76.47%) Nilai (value) proyek yang lebih baik (58.82%) Berkurangnya biaya proyek (50.98%) Berdasarkan hasil analisa reabilitas, diketahui bahwa variabel manfaat Studi VE memiliki nilai Cronbach’s Alpha = 0.755 (lihat Tabel 2.) dan dapat diintreprestasikan bahwa hasil uji 75.5 % reliable (dapat dipercaya) dimana hasil uji 0.755 ini dapat diterima karena ada pada range 0.60–0.70. Tabel 2. Hasil Analisa Reabilitas Variabel Manfaat Studi Value Engineering Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.755
N of Items
.767
11
Tabel 3. Hasil Analisa One-Sample t-Test Variabel Manfaat Studi Value Engineering One-Sample Test Test Value = 0.5
Gambar 4. Pengalaman Responden Responden dengan pengalaman 1-4 tahun sebesar 35.29%, diatas 13 tahun mencapai 33.33%, dan pengalaman 5-8 tahun 13.73%. Menarik untuk diperhatikan bahwa hasil penelitian ini juga akan dipengaruhi oleh adanya perpaduan antara cara berpikir teoritis dari responden dengan pengalaman 1-4 tahun, dan cara berpikir berdasarkan pengalaman dari responden dengan pengalaman diatas 13 tahun. Survey kuesioner untuk mengetahui manfaat apa saja yang dapat diharapkan dari studi VE menunjukkan hasil respon bahwa sebagian besar responden (>19.09 respon)
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014
99% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
VAR00023
4.413
50
.000
.26471
.1041
.4253
VAR00024
1.268
50
.211
.08824 -.0981
.2746
VAR00025
.139
50
.890
.00980 -.1795
.1991
VAR00026
-.417
50
.679
-.02941 -.2184
.1596
VAR00027
-.139
50
.890
-.00980 -.1991
.1795
VAR00028
-1.268
50
.211
-.08824 -.2746
.0981
VAR00029
-3.977
50
.000
-.24510 -.4101
-.0801
VAR00030
-4.888
50
.000
-.28431 -.4401
-.1286
VAR00031
-5.413
50
.000
-.30392 -.4543
-.1536
VAR00032
-6.001
50
.000
-.32353 -.4679
-.1792
VAR00033 -16.786
50
.000
-.46078 -.5343
-.3873
123
Validasi hasil analisis One-Sample t-Test terhadap variabel manfaat Studi VE (lihat Tabel 3), diperoleh bahwa faktor ”Meningkatnya efisiensi” mengindikasikan nilai-t (t-value) = 4.413 dan nilai signifikansi 2tailed = 0.000, artinya faktor tersebut signifikan. Faktor lainnya adalah “Nilai (value) proyek yang lebih baik” memiliki nilai-t (tvalue) = 1.268 dan nilai signifikansi 2-tailed = 0.211, yang juga signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pemahaman tentang manfaat yang dapat diharapkan dari studi value engineering adalah meningkatnya efisiensi dan untuk mendapatkan nilai (value) proyek yang lebih baik. Lebih dari 50% responden juga berpendapat bahwa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kesuksesan studi VE di Indonesia adalah faktor perencanaan yang matang dan terstruktur dan faktor metode yang digunakan. Hasil analisa reabilitas untuk variabel faktor sukses Studi VE memiliki nilai Cronbach’s Alpha = 0.664 dan dapat diintreprestasikan bahwa hasil uji 66.4% reliable karena ada pada range 0.60 – 0.70. Beberapa faktor dari variabel yang dapat diterima adalah sebagai berikut : Perencanaan yang matang dan terstruktur Komitmen dari pihak yang terlibat Cara bagaimana seluruh proses difasilitasi dan dikelola. Dukungan jajaran eksekutif pemilik proyek. Tabel 4.Hasil Analisa Reabilitas Variabel Faktor Sukses Studi Value Engineering Reliability Statistics Cronbach's Alpha .664
Cronbach's Alpha Based on N of Items Standardized Items .655
Gambar 5. Faktor Yang Sangat Mempengaruhi Kesuksesan Studi Value Engineering Sedangkan berdasarkan hasil analisa OneSample t-Test, diketahui bahwa untuk variabel faktor sukses studi Value Engineering (lihat Tabel 5.), faktor ”perencanaan yang matang dan terstruktur” memiliki nilai-t (t-value) = 4.413 dan nilai signifikansi 2-tailed = 0.000 yang berarti signifikan. Demkian pula dengan faktor ”metode yang digunakan” memiliki nilai-t (tvalue) = 1.562 dan nilai signifikansi 2-tailed = 0.125 yang juga signifikan. Beberapa faktor sukses studi lain, seperti komitmen dari pihak yang terlibat, dukungan jajaran eksekutif pemilik proyek, cara bagaimana seluruh proses difasilitasi dan dikelola, dan kualitas informasi juga harus mendapatkan perhatian dalam studi value engineering di Indonesia. Tabel 5.Hasil Analisa One-Sample t-Test Variabel Faktor Sukses Studi Value Engineering One-Sample Test
4
Test Value = 0.5 99% Confidence Interval of the Difference t
124
df
Sig. Mean (2Lower Difference tailed)
Upper
VAR00034
4.413 50
.000
.26471
.1041
.4253
VAR00035
1.562 50
.125
.10784 -.0770
.2927
VAR00036
-.980 50
.332
-.06863 -.2562
.1189
VAR00037
-.697 50
.489
-.04902 -.2375
.1394
VAR00038
-2.839 50
.007
-.18627 -.3620
-.0106
VAR00039
-3.977 50
.000
-.24510 -.4101
-.0801
VAR00040
-11.088 50
.000
-.42157 -.5234
-.3198
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014
Hasil survey selanjutnya menunjukkan bahwa permasalahan yang sering dihadapi dalam penyelenggaraan studi value engineering adalah (1) kurangnya pemahaman pengetahuan dan praktek tentang VE (78.43%); (2) adanya konflik kepentingan oleh pihak yang berbeda (64.71%); (3) kurangnya panduan mengenai VE/VM (56.86%); dan (4) kurangnya peraturan perundangan dalam pelaksanaan VE (50.98%). Variabel permasalahan studi VE memiliki nilai Cronbach’s Alpha = 0.719 (lihat Tabel 6.) yang berarti bahwa hasil uji 71.9 % reliable. Tabel 6. Hasil Analisa Reabilitas Permasalahan Studi VE Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Based on Standardized Alpha Items .719
N of Items
.716
9
Tabel 7. Hasil Analisa One-Sample t- Test Variabel Permasalahan Studi VE One-Sample Test Test Value = 0.5 99% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. Mean (2Lower Difference tailed)
Upper
VAR00186 4.888 50
.000
.28431
.1286
.4401
VAR00187 2.176 50
.034
.14706
-.0339
.3280
VAR00188
.980
50
.332
.06863
-.1189
.2562
VAR00189
.139
50
.890
.00980
-.1795
.1991
VAR00190 -2.176 50
.034
-.14706
-.3280
.0339
VAR00191 -2.500 50
.016
-.16667
-.3452
.0119
VAR00192 -2.500 50
.016
-.16667
-.3452
.0119
VAR00193 -3.195 50
.002
-.20588
-.3784
-.0333
VAR00194 -3.573 50
.001
-.22549
-.3945
-.0565
Sedangkan, berdasarkan hasil analisa OneSample t-Test variabel permasalahan studi VE dapat diketahui bahwa permasalahan yang sering dihadapi dalam penyelenggaraan studi value engineering, adalah : Kurangnya pemahaman pengetahuan dan praktek tentang VE (t=4.888; sig. [2tailed]=0.000) Adanya konflik kepentingan oleh pihak yang berbeda (t=2.176; sig. [2tailed]=0.034) Kurangnya panduan mengenai VE/VM (t=0.980; sig. [2-tailed]=0.332)
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014
KESIMPULAN Para stakeholder industri konstruksi Indonesia, terutama kontraktor dan konsultan perencana, memiliki pemahaman bahwa dari studi VE pada industri konstruksi di Indonesia akan mendatangkan 2 (dua) manfaat yaitu ”meningkatkan efisiensi” dan ”nilai (value) proyek lebih baik”. Para stakeholder industri konstruksi Indonesia memahami bahwa faktor yang sangat mempengaruhi kesuksesan studi VE adalah “perencanaan yang matang dan terstruktur”. Dalam pelaksanaannya ternyata terdapat kekurangan pemahaman pengetahuan mengenai VE, adanya konflik kepentingan oleh pihak yang berbeda, dan belum adanya panduan mengenai VE adalah permasalahan yang masih sering dihadapi pada studi VE sehingga menyebabkan studi VE di Indonesia tidak sesuai dengan standar internasional VE dan tidak optimalnya studi VE yang dilakukan. Dengan demikian, diperlukan beberapa upaya untuk meningkatkan penerapan metode VE pada industri konstruksi di Indonesia, antara lain dengan perlu adanya panduan dan handbook mengenai VE untuk konstruksi Indonesia dalam rangka mengoptimalkan penggunaan metode VE agar dapat lebih efisien dan kompetitif. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan publik diharapkan dapat mengeluarkan peraturan dan kebijakan untuk mendorong penggunaan VE pada industri konstruksi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan awal dalam penulisan handbook studi dan penggunaan VE di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
Biemo W. Soemardi, 2008, Peningkatan Daya Saing Industri Konstruksi Nasional Melalui Inovasi Konstruksi, Konferensi Nasional Teknik Sipil 2 (KoNTekS 2) – Universitas Atma Jaya Yogyakarta,Yogyakarta, 6 – 7 Juni 2008. Charles Y.J. Cheah, Seng Kiong Ting, 2005, Appraisal of value engineering in construction in Southeast Asia, International Journal of Project Management 23 (2005) 151–158 Therese Daddow and Martin Skitmore, 2003, Value Management In Practice: An Interview Survey, School of Construction Management and Property, Queensland University of` Technology,
125
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 11.
12.
13.
14.
126
Australia, For The Australian Journal of Construction Economics and Building, 4 August 2003 (version 2) Yohanes John Chandra Fanggidae, 2006, Penerapan Value Engineering Pada Proyek Konstruksi, Tesis, 2006 Dell’Isola A.J., (1982) Value Engineering in The Construction Industry, 3 rd ed., New York: Van Nosrand Reinhold Fong, P. S. (1998), “Value Management Applications in Construction”, AACE, International Transactions, AACE, Morgantown, USA Abdul-Rahman, H & Berawi, M.A. (2002), Power Quality System, A new System for Quality Management in Globalization-Towards Innovation and Competitive Advantages, Quality Assurance: Best practice, Regulation, and Law, Vol.9, Issue 1, pp 5-30, Taylor & Francis. Berawi, M.A. & Woodhead, RM (2005c), Application of Knowledge Management in Production Management, Human Factors and Ergonomics in Manufacturing, Vol. 15, No. 3, pp.249 – 257, Wiley and Son Berawi, M.A., Abdul-Rahman, H & Siang, K.W. (2008b), Strengthening Codes of Professional Ethics in the Construction Industry, Building Engineer, pp. 6-11, October 2008, The Association of Building Engineers (ABE) Press, United Kingdom. SAVE International Value Standard, 2007 edition Aini Jaapar and Prof. Dr. Johan Victor Torrance,2006, Contribution of Value Management to Malaysian Construction Industry : A New Insight, ICCI2006International Conference on Construction Industry 2006: Toward Innovative Approach in Construction and Property Development (June 2006) C. Makarim, Peter Barrett, Anne Dye, and Monty Sutrisna, Impacts of Value Engineering on Five Capital Arts Projects, Journal on Building Research & Information, 2007, hal 289 Fong, P. S. (1998), “Value Management Applications in Construction”, AACE, International Transactions, AACE, Morgantown, USA Kirsty Hunter dan John Kelly, MRICS,PVM, Efficiency In Vm/Ve Studies And The Pressure For Shorter Workshop, Value World, spring 2007, SAVE International
15. Qiping Shen dan Guiwen Liu, Critical Success Factors for Value Management Studies in Construction, Journal of Construction Engineering and Management of ASCE, Vol. 129, No.5, October 1, 2003
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 27 NOMOR 2 JUNI 2014