Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
ANALISA KESALAHAN ALAT UKUR SUDU CROSS FLOW-WATER TURBINE Farid Mujayyina, Arif Wahyudib, I Made Londen Bantanb a,b Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur, Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, produk-produk berkualitas tinggi memerlukan pengukuran yang akurat dan tepat. Geometri sudu turbin merupakan komponen mesin yang perlu diperiksa sehingga kontrol kualitas komponen tersebut sangat terjaga. Suatu alat ukur geometri sudu turbin telah dibuat dengan menerapkan metode image processing untuk mengukur dimensi-dimensi penting dari sudu turbin menggunakan kamera CCD (Charge Coupled Device). Oleh karena setiap alat ukur harus diketahui nilai kesalahannya, alat ukur geometri sudu turbin tersebut juga perlu dicari nilai kesalahannya. Untuk mengestimasi nilai kesalahan alat ukur sudu turbin, beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada kesalahan akan diprediksi dan diidentifikasi tiap komponen alat ukur. Kesalahan alat ukur sudah diidentifikasi yaitu akibat gerakan yowing dan pitching. Kesalahan tersebut diperiksa dengan menggunakan alat ukur dial indikator. Dari hasil analisa kesalahan dapat diketahui nilai kesalahan alat ukur geometri sudu turbin cross flow water turbine yang diakibatkan yowing sebesar 3.73 µm sedangkan diakibatkan pitching sebesar 3.60 µm. Kata kunci: Kesalahan pengukuran, alat ukur geometri sudu turbin, dan gerakan yowingpitching
PENDAHULUAN Di dalam perkembangan jaman yang begitu maju saat ini, produk-produk berkualitas tinggi memerlukan pengukuran yang akurat dan tepat. Hasil pengukuran pun harus bisa menggambarkan suatu kuantitas fisik dari benda yang diukur, sehingga orang bisa menilai reliabilitas/keterandalannya. Tanpa suatu indikasi demikian, hasil-hasil pengukuran tak bisa dibandingkan diantara hasil-hasil itu sendiri atau dengan nilai acuan yang diberikan dalam suatu spesifikasi atau standar. Untuk itu perlu ada suatu prosedur yang diterima secara umum, mudah dipahami dan siap diimplementasikan untuk menggambarkan kualitas suatu hasil pengukuran, yaitu juga mengevaluasi dan mengestimasi kesalahan alat ukur. Pedoman ISO 9001 point 11.1 menyatakan bahwa perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur terdokumen untuk mengendalikan, mengkalibrasi dan merawat peralatan inspeksi, ukur dan uji (termasuk perangkat lunak uji) yang digunakan untuk memeragakan kesesuaian produk terhadap persyaratan yang ditetapkan. Peralatan inspeksi, ukur dan uji harus dipergunakan sedemikian rupa dengan tujuan untuk menjamin bahwa analisa pengukuran dapat diketahui dan konsisten dengan kemampuan pengukuran yang disyaratkan. Geometri sudu turbin merupakan komponen mesin yang perlu diperiksa sehingga control kualitas komponen tersebut sangat terjaga. Oleh karena itu, suatu alat ukur perlu dirancang agar dapat digunakan untuk memeriksa geometri sudu turbin dengan metode image processing. Windy, Bagus dan Penulis (2013) telah merancang suatu alat ukur geometri sudu ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
turbin dengan metode image processing menggunakan kamera CCD (Charge Coupled Device), akan tetapi alat ukur ini belum diketahui nilai ketidakpastiannya. Sesuai dengan ISO 9001, maka setiap alat ukur harus diketahui nilai ketidakpastiannya, sehingga alat ukur geometri sudu turbin tersebut perlu dicari nilai ketidakpastiannya. Untuk mengetahui lebih jauh lagi penyimpangan kesalahan alat ukur sudu cross flow water turbine (CFWT), maka dilakukan penelitian tentang analisa ketidakpastian alat ukur sudu turbin CFWT. Untuk mengetahui penyimpangan kesalahan alat ukur tersebut, maka dilakukan mengidentifikasi komponen-komponen alat ukur yang mempengaruhi sumbersumber kesalahan alat ukur melalui pemeriksaan kesalahan alat ukur dengan menggunakan statistik dan model persamaan matematis peyimpangan kesalahan alat ukur. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi nilai kesalahan alat ukur. METODE Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian yang mengikuti beberapa langkah sebagai berikut : 1. Studi literatur dan memahami alat ukur secara mendalam yang berhubungan dengan: a. Pengukuran sudu turbin air, b. Komponen alat ukur sudu tubin, dan c. Ketidakpastian Pengukuran d. Pengukuran berbasis optic Dari buku-buku referensi tersebut akan didapatkan metode estimasi nilai ketidakpastian alat ukur dan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Adapun langkah pengoperasian alat ukur geometri sudu turbin dalam tulisan tugas akhir (Rusweki, 2013) sebagai berikut: 1. Menyalakan lampu 2. Pemasangan lilin 3. Pemasangan objek ukur 4. Pengaturan posisi kamera terhadap layar 5. Pemasangan kamera 6. Pengaturan posisi layar 7. Penyinaran lampu ke benda ukur 8. Pengambilan gambar (foto) bayangan sudu 9. Pengolahan dengan proses pencitraan
Gambar 1. Mekanisme pengukura sudu turbin crossflow water dengan menggunakan kamera CCD
Pada mekanisme pengukuran sudu turbin, kamera ccd terpasang di atas eretan melintang, pada posisi tersebut kamera dapat digerakkan bergeser sepanjang 78 mm dengan cara manual menggunakan putaran engkol. Sedangkan posisi sudu turbin di letakkan antara 2 lokasi penempatan dengan jarak yang berbeda. Saat kamera CCD fokus pada cermin pantulan cahaya menembus ke-arah sudu turbin yang telah diletakkan sehingga dapat diambil pencitraan gambar sudu tersebut. Kemudian harus dilakukan pengolahan citra secara manual dengan beberapa langkah metode yaitu: ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
1. Cropping, karena hasil ukuran citra inputan belum sesuai maka perlu diproses cropping agar mendapatkan format dan ukuran yang sesuai. 2. Setalah memperoleh citra inputan yang telah sesuai dengan persyaratan, maka proses pertama yang dilakukan adalah mengolah citra tersebut dengan proses grayscale. 3. Setelah merubah citra asli ke derajat keabuannya dengan metode greyscale, untuk memisahkan citra benda terhadap backgroundnya dibutuhkan ambang batas atau nilai threshold. 4. Setelah berhasil memisahkan antara citra blok ukur terhadap backgroundnya, dengan menggunakan metode edge detection, tepi dari blok ukur dapat dideteksi. 5. Setelah memperoleh garis AB, garis BC, dan garis DA, selanjutnya perangkat lunak memotong masing-masing garis tersebut sebesar 20% dari kedua ujungnya. 2. Pemeriksaan/kalibrasi alat ukur yang telah dikembangkan. Melakukan pemeriksaan beberapa komponen alat ukur yang mempengaruhi ketidakpastian alat ukur/kalibrasi yang meliputi kalibrasi cahaya, posisi kamera CCD, jarak pengambilan gambar dan kesejajaran gerak kamera CCD terhadap pantulan bayangan sudu turbin pada layar. Alat ukur geometri sudu CFWT ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini. Keterangan: 1.Meja 2.Dudukan Pembawa Kamera 3.Landasan (Base) 4.Dudukan Kamera 5.Kotak Baterai 6.Eretan 7.Penyangga (Atas dan Bawah) 8.Pembawa Layar 9.Bingkai Layar (Screen Frame) 10.Dudukan Benda Ukur 11.Penyangga Lampu 12.Lampu 13.Kamera 14.Benda Ukur 15.Layar
Gambar 2. Alat ukur geometri sudu CFWT
Alat ukur sudu cross-flow water turbine memiliki beberapa kemampuan dalam rentang tertentu, yaitu: 1. Dimensi maksimum benda yang dapat diukur adalah sebesar 90 mm x 90 mm, hal ini dikarenakan layar yang digunakan memiliki dimensi sebesar 130 mm x 130 mm. 2. Setelah dilakukan pengujian terhadapat alat ukur tersebut, diperoleh jarak pengambilan citra terhadapat layar sehingga dapat diproses selanjutnya adalah 130 mm sampai dengan 420 mm. Jarak 130 mm adalah batas jarak pengambilan yang paling dekat, ketika pengambilan citra dilakukan kurang dari 130 mm, maka bayangan yang dihasilkan menjadi kabur. Jarak 420 mm adalah batas jarak pengambilan yang paling jauh, hal ini dikarenakan eretan yang disediakan alat ukur ini maksimal adalah 420 mm. 3. Benda yang dapat diukur adalah benda yang memiliki ketebalan tipis.
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
3. Estimasi kesalahan alat ukur sudu turbin Dalam mengestimasikan nilai kesalahan, perlu dilakukan beberapa tahap : a. Membuat pemodelan error dari alat ukur sudu turbin yang telah dibuat dengan mengidentifikasi kesalahan alat ukur b. Menentukan sumber-sumber kesalahan yang diakibatkan dari kesalahan alat ukur c. Melakukan pemeriksaan kesalahan alat ukur dengan alat bantu lainnya seperti mistar baja, dan alat ukur dial indikator d. Menganalisa data hasil pemeriksaan kesalahan alat ukur melalui pengolahan data secara statistik seperti; rata-rata, standar deviasi, analisis regresi dan analisa jarak dua garis yang sejajar secara grafis dengan persamaan matematis. e. Menghitung nilai kesalahan dengan rumus matematis HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Sumber-Sumber Kesalahan Alat Ukur Identifikasi sumber ketidakpastian alat ukur geometri sudu turbin dilakukan melalui identifikasi semua komponen. Jika setelah diidentifikasi bahwa komponen tersebut mempunyai pengaruh ketidakpastian, maka komponen tersebut dilakukan pemeriksaan dengan peralatan yang sesuai, tetapi jika komponen tersebut ternyata tidak mempunyai pengaruh maka tidak dilakukan pemeriksaan. Adapun beberapa komponen yang diidentifikasi berdasarkan penyebab kesalahan alat ukur. Tabel 1. Tabel Identifikasi komponen alat ukur penyebab kesalahan alat ukur No
Komponen
1
Meja Dudukan Pembawa Kamera Landasan (base) Dudukan kamera Kotak Baterai Eretan Penyangga atas bawah Pembawa layar Bingkai layar Dudukan benda ukur Penyangga lampu Lampu Kamera Benda ukur Layar
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Penyebab Kesalahan Ya Tidak X
Metode Tidak dilakukan pemeriksaan
X
Tidak dilakukan pemeriksaan
X X X
Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Pemeriksaan dengan alat ukur dial indikator Tidak dilakukan pemeriksaan Belum ada Belum ada Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan Belum ada Tidak dilakukan pemeriksaan Validasi dengan Blok ukur Tidak dilakukan pemeriksaan
X X X X X X X X X X
Beberapa komponen yang berpengaruh terhadap evaluasi nilai ketidakpastian dari alat ukur yang dibuat, diantaranya; bagian eretan (rel rata dan rel alur v) yang mempengaruhi posisi kamera CCD, komponen lampu (pencahayaan) dan letak posisi klem kamera. Semua ke tiga komponen itu dianalisa dan dilakukan pemeriksaan lebih dalam. Namun yang paling besar berpengaruh pada image processing pada eretan. Pemeriksaan Kesalahan Pada Komponen Eretan Setelah dianalisa karena eretan berfungsi sebagai rel tempat bergeraknya kamera dan layar. Dengan adanya eretan, pembawa kamera dapat digerakkan maju atau mundur. Selain ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
pembawa kamera, pembawa layar juga dapat digerakkan maju dan mundur di atas eretan sehingga mengakibatkan keausan pada bentuk profil rel rata dan bentuk profil rel alur v. Maka dalam pengukuran geometri sudu turbin sangat mempengaruhi hasil pencitraan geometri sudu turbin. Ada 3 temuan dalam analisa kesalahan yang dapat disimpulkan yakni: a. Pitching yaitu Kamera berubah-ubah ke atas-ke bawah tidak berdiri tegak lurus dan tidak ridjit sehingga mempengaruhi hasil pencitraan gambar tinggi sudu, tetapi gambar sudu menjadi keliatan pendek. b. Yowing yaitu kamera selalu berubah-ubah bergerak ke kiri dan ke kanan sehingga mempengaruhi hasil gambar sudu menjadi kabur. c. Rolling yaitu kamera berubah-ubah pada posisi miring sehingga mempengaruhi lebar sudu. Identifikasi sumber-sumber kesalahan dengan pendekatan kualitatif yang berpedoman pada analisa pemeriksaan pada eretan alat ukur sudu turbin. Adapun hasil identifikasi sumbersumber kesalahan pada eretan alat ukur sudu turbin adalah:
Gambar 3. Eretan Alat Ukur Sudu CFWT
Berdasarkan identifikasi sumber kesalahan yang diakibatkan oleh kelurusan permukaan rel eretan, maka pemeriksaan eretan terdiri dari beberapa bagian permukaan yaitu kelurusan rel alur rata, kelurusan rel alur v dan kelurusan bidang miring alur v, semuanya itu akan dilakukan pemeriksaan agar lebih mudah untuk mengetahui seberapa besar penyimpangannya dan seberapa pengaruhnya pada nilai estimasi kesalahan hasil pengukurannya. Pemeriksaan Kesalahan Alat Ukur Menggunakan Dial Indikator Pemeriksaan kesalahan alat ukur, dalam hal ini pemeriksaan eretan alat ukur dengan menggunakan alat ukur dial indikator tingkat kecermatan 1 µ dengan tujuan untuk mencari berapa besarnya ketidaklurusan atau simpangan kelurusan pada eretan alat ukur sudu turbin tersebut. 1. Adapun alat-alat yang diperlukan dalam pemeriksaan eretan sebagai berikut: a. meja rata b. mistar baja c. dial indikator 2. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pemeriksaan sebagai berikut: a. letakkan spesimen yang diukur. b. tempelkan sensor dial pada permukaan benda/specimen yang diukur. c. geser alat ukur dengan hati-hati dan ingat tidak boleh adanya goyangan. d. ketika alat ukur digeserkan maka jarum dial indicator pada benda ukur akan bergerak. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
e. kemudian tulis nilainya apabila jarum dial indicatornya bergerak se arah jarum jam maka nilainya minus (-) sedangkan berlawanan jarum jam maka nilainya plus (+).
Gambar 4. a) Memeriksa kelurusan untuk arah penyimpangan horizontal b) Memeriksa kelurusan untuk arah penyimpangan vertical
Agar pemeriksaan memberikan hasil yang teliti maka pelaksanaanya harus dilakukan di atas meja rata (surface table). Antara benda ukur dengan landasan jam ukur harus diberi pelat lurus (straight edge) atau yang sejenis agar gerakan jam ukur tetap stabil sehingga tidak merubah posisi penekanan sensor terhadap muka ukur. Pada waktu meletakkan sensor pada muka ukur sebaiknya jarum penunjuk menunjukkan skala pada posisi nol. Seandainya muka ukurnya relatif panjang maka sebaiknya panjang muka ukur tersebut dibagi dalam beberapa bagian yang besarnya jarak tiap-tiap bagian adalah setiap 1 cm. Antara bagian satu dengan yang lain diberi tanda titik atau garis pendek/strip. Pada masing-masing inilah nantinya dapat digambarkan besarnya penyimpangan dari kelurusan muka ukur. Dengan demikian dapat diketahui hasil pemeriksaan eretan melalui pengukuran kelurusan rel eretan. Metode Perhitungan Matematis Penyimpangan Kelurusan Metode perhitungan penyimpangan kelurusan menggunakan rumus persaamaan mengenai jarak dua garis yang sejajar. Misalnya ada dua persamaan garis g ≡ Ax + By + C = 0 dan (3.1) h ≡ Ax + By + D = 0. (3.2) Kedua garis tersebut adalah garis yang sejajar. Jarak kedua garis tersebut dapat dicari menggunakan rumus, d = |C – D| / √(A2 + B2) (3.3) Rumus ini didapatkan dengan langkah-langkah, mencari persamaan garis yang tegak lurus dengan garis tersebut. kemudian mencari titik-titik potongnya dengan garis pertama dan garis kedua. Kemudian setelah menemukan titik-titiknya, mencari jarak kedua titik tersebut dengan rumus jarak dua buah titik. Akhirnya nanti ditemukan jarak dua buah garis yang dimaksud. Hasil Analisa Perhitungan Matematis Data Pengukuran Pengukuran Kelurusan Permukaan Rel Rata Pengukuran kelurusan permukaan rel rata dilakukan secara berulangkali agar mendapatkan nilai pengukuran yang akurat. Berdasarkan hasil pengukuran spesimen atau benda yang diukur rel rata eretan dengan menggunakan dial indikator telah didapatkan nilai suatu data pengukuran selama 10 kali pengukuran dapat disimpulkan dalam bentuk tabel dan grafik.
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Nilai Hasil Pengukuran
25
y = 0.3059x + 4.354 R² = 1
20
y = 0.3059x ‐ 0.6463 R² = 0.8068
15 10 5
y = 0.3059x ‐ 8.4581 R² = 1
0
‐5 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 ‐10
Jarak pengukuran ke-n (Cm)
Gambar 5. Grafik hasil pengukuran kelurusan alur rata pada eretan
Perhitungan matematis persamaan regresinya adalah: y 0
0.3059 x 4,354 0.3059 x 4.354 y 0.3059 8.4581 0.3059 8.4581 0.3059 4.354 0.3059 8.4581 |4.354 8.4581|/ 0.3059 d = 3.733 μm
0
1
Berdasarkan perhitungan penyimpangan kelurusan permukaan alur v, menggunakan persamaan menarik 2 garis sejajar penyimpangan sebesar 3.73 μm Pengukuran Kelurusan Permukaan Rel Alur v Pengukuran kelurusan permukaan rel alur v dilakukan secara berulangkali agar mendapatkan nilai pengukuran yang akurat. Berdasarkan hasil pengukuran spesimen atau benda yang diukur rel alur v eretan dengan menggunakan dial indikator telah didapatkan nilai suatu data pengukuran selama 10 kali pengukuran dapat disimpulkan dalam bentuk tabel dan grafik. 35
y = 0.353x + 7.48 R² = 1
Nilai Hasil Pengukuran
30 25 20
y = 0.353x + 0.0497 R² = 0.6494
15 10 5
y = 0.353x ‐ 11.309 R² = 1 ‐5 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 0
‐10 ‐15
Jarak pengukuran ke-n (Cm)
Gambar 6. Grafik hasil pengukuran kelurusan permukaan alur v pada eretan
Perhitungan matematis persamaan regresinya adalah: 0
y 0.353 x 7.48 0.353 x 7.48 y 0.353 11.309
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 0
0.353 0.353 0.353 |11.309
11.309 7.48 11.309 7.48|/ 0.353
1
d = 3.60 μm Berdasarkan perhitungan penyimpangan kelurusan permukaan alur v, menggunakan persamaan menarik 2 garis sejajar penyimpangan sebesar 3.60 μm Pengukuran Kelurusan Permukaan Bidang Miring Rel Alur v Pengukuran kelurusan permukaan rel alur v harus adilakukan secara berulangkali agar mendapatkan nilai pengukuran yang akurat. Berdasarkan hasil pengukuran spesimen atau benda yang diukur rel alur v eretan dengan menggunakan dial indikator akan didapatkan nilai suatu data pengukuran selama 10 kali pengukuran dapat disimpulkan dalam bentuk tabel dan grafik. y = 1.1567x + 34.478 R² = 1
Nilai Hasil Pengukuran
120 100 80 60
y = 1.1567x + 9.2362 R² = 0.7311
40 20
y = 1.1567x ‐ 24.402 R² = 1 1 4 7 1013161922252831343740434649525558 ‐20 0
‐40
Jarak pengukuran ke-n (Cm)
Gambar 8. Grafik hasil pengukuran kelurusan bidang miring alur v pada eretan
Perhitungan matematis persamaan regresinya adalah: y 0 0
1.1567 x 34.478 1.1567 x34.478 y 1.1567 24.402 1.1567 24.402 1.1567 24.402 1.1567 24.402 |34.478 24.402|/ 1.567 6.59 μm
1
Berdasarkan perhitungan penyimpangan kelurusan permukaan bidang miring alur v, menggunakan persamaan menarik 2 garis sejajar penyimpangan sebesar 6.59 µm KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan yang dapat di ambil pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Telah ditemukan pada identifikasi kesalahan komponen alat ukur adalah eretan yang menimbulkan kesalahan pada image processing yaitu pada eretan alat ukur 2. Kesalahan yang diakibatkan penyimpangan kelurusan mengakibatkan pitching, yowing dan roling.
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
3. Pada model matematis perhitungan penyimpangan kelurusan permukaan alur rata yang diakibatkan yowing sebesar 3,73 μm, perhitungan penyimpangan kelurusan permukaan alur v yang diakibatkan pitching sebesar 3,60 μm dan perhitungan penyimpangan kelurusan permukaan bidang miring alur v sebesar 6,59 μm. Sedangkan saran untuk penelitian ini adalah pada penelitian alat ukur sudu cross flow water turbine sebaiknya dapat menyempurnakan alat ukur dan dapat mengetahui seberapa nilai ketidakpastian pengukurannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Hugh W. Coleman and W. Glenn Steele (1999), Experimentation and Uncertainty Analisys For Engginers, 2end Edition, Jhon Wiley dan Sons, Inc, Toronto [2] Internet Komite Akreditasi Nasional-KAN. Compression (2003), Pedoman Evaluasi dan Pelaporan Ketidakpastian pengukuran, email:
[email protected]. Website. http://www.bsn.or.id [2] ISO-9001 (1993), Guide to The Expression of Uncertainty In Measurement, ISO Technical Advisory Group on Metrology [3] Johanes, B. A.W. (2012), Measurement Uncertainty Evaluation of Optical multi-sensormeasurement. Chair Quality Management and Manufacturing Metrology, University Erlangen-Nuremberg, 91052 Erlangen, Germany. Vol. 45, pp 2309-2320 [4] Osamura, K. N. S. (2010), Estimation of uncertainty with the modulus of elasticity measured by means of tensile test for BSCCO tapes. Research Institute for Applied Sciences, Sakyo-ku Tanaka, Kyoto 606-8202, Japan Vol. 50, pp 660-665 [5] Pradnyana, B. M. (2013) Perancangan perangkat lunak berbasis pengolahan citra untuk pengukuran dimensi tepi dan radius. Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya [6] Rusweki, W. (2013), Rancang bangun mekanisme alat ukur sudu cross-flow water turbine berbasis image processing. Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya [8] Wahyudi, A. (2004), Ketidakpastian pengukuran pada pengembangan alat ukur kesilindrisan dengan Bench center, Tesis master Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-8-9