ANALISA KELOMPOK TAN1 Untuk meminimalisasi kekeliruan dalam menganalisis kelembagaan pada kelompok tani, diperlukan data dan informasi secara lengkap. Adapun data dan informasi yang diperlukan mengenai manfaat kelompok tani, masalah yang dialami, harapan yang diinginkan, serta faktor pendukung dan penghambat perkembangan kelompok tani. Dalam memperoleh data dan informasi tersebut dilakukan melalui wawancara terhadap anggota kelompok tani, masyarakat bukan anggota kelompok tani, serta pihak luar yang terkait serta melalui observasi lapangan, dokumentasi, serta diskusi-diskusi tentang keberadaan kelompok tani.
Kapasitas Kelornpok Tani Kapasitas Pen,ourus Motivasi.
Hampir semua pengurus di lima kelompok tani Long Midang
kurang memiliki motivasi untuk melakukan perubahan dalam mengembangkan kelompok
dan
kemampuan
anggota.
Mereka
lebih
banyak
mengurusi
pengembalian pinjaman saja, sementara konhibusi kelompok terhadap upaya pengembangan kemarnpuan anggota diabaikan. Hal ini tampak dari ketidak aktifan pengurus untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan
kelompok dan
kegiatan lain yang berorientasi pada pengembangan pertanian. Kurangnya motivasi pengurus dalam memajukan kelompok tani merupakan sikap kengganan terhadap kelompok. Sebelum terbentuk kelompok tani yang disebabkan karena adanya program P3PATPU ini, mereka telah membentuk kelompok. Sebutan kelompok tersebut adalah kelompok gotong royong
(senguyun). Pernbentukan kelompok senguyun, adanya hubungan kekeluargaan dan kecocokan antara satu dengan lainnya. Anggota kelompok senguyun tidak terbatas pada warga satu desa tetapi terdiri dari beberapa desa. Pada awalnya kelompok senguyun beranggotakan antara 2 sampai 3 keluarga. Saat penelitian dilakukan jumlah anggota kelompok tersebut antara 7 sampai 10 keluarga. Kelompok .senp)vn merupakan kelompok yang dinarnis.
karena setiap tahun baik jumlah maupun keluarga yang menjadi anggota dapat berubah. Tidak ada peraturan yang mengikat. Dalam mengerjakan sawah dilakukan secara bergiliran, sesuai dengan kesepakatan dalam kelompok, demikian juga dalam soal pemberian upah. Anggota
kelompok senguyun tetap menerima upah dari sawah yang mereka
kerjakan. Pengupahan dilakukan dalam bentuk gabah. Ketua kelompok senguyun dipilih karena kemampuan serta disukai oieh seluruh anggota. Pengurus kelompok tani jarang menyampaikan infonasi yang diperoleh dari hasil pertemuan pengurus dengan petugas PPL pertanian di Kecamatan. lnformasi hanya disampaikan apabila ada anggota kelompok yang bertanya. lnisiatif untuk mengembangkan kegiatan kurang. Mereka selalu menunggu petunjuk dan menyerahkan penasalahan kepada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian. Kurangnya motivasi ini seperti dijelaskan oleh Sdr Bangau Saiud anggota kelompok tani Mandiri yang mengatakan:
.......... ya kalau dibilang pengurus ridak aktcliftidak juga, tefapijarang sckali ketua kelornpok menyarnpaikan haril yang di dapar dari kecamaran. Kanii dikelonlpok ridak pedrdli, yang penling bag; saya. bagaimana caranya kami bisa mengembalikan pinjaman . Malu kami kalau ridak bisa repat wakru apalagi dengan bapak PPL ....... Hal senada juga disampaikan oleh Jonfred pengurus kelompok tani Masa:
Pengurus kelompok kami ridak pedtrli dengan kelonlpok, laporan penggunaan d m ~idakkami kerahui, Cuma ditekankan masalal~ pengembalian dana. Bagaiman cara anggota kelontpok rnengembalikan dana pengurus fidak mau tau. Pengurus sibttk dengan bisnisnya sendiri. Kalau begini lebih baik kami tidak menrbenruk kelortipok karena sama saja. Perkembangan kelompok terkait dengan kuranganya motivasi pengurus untuk memajukan kelompoknya. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa beberapa pengurus kelompok sibuk dengan kepentingan sendiri. Hal ini seperti dilakukan oleh ketua kelompok Tani Masa desa Pa' Nado pada saat penelitian berlangsung Sdr Petrianus P dan ketua kelompok tani Apa Kubilang desa Ba' Sikor sdr Martin Palung masih berada di Serawak
-
Malaysia untuk bekerja di
perkebunan kelapa sawit. Sedangkan sekenaris kelompok tani Tunas Muda dcsa Liang Tuer Sdr. Paru Apung dan beberapa orang kehutan mencari kayu gaharu.
Mencari kayu gaharu antara 2 sampai 3 bulan bahkan lebih karena untuk saat sekarang memperoleh kayu gaharu sangat sulit. Akibatnya, intensitas pertemuan kelompok dan komunikasi antara pengurus dan anggota kelompok belum dapat terjalin dengan baik. Ketua kelompok tani Maju Jaya setelah selesai tugasnya sebagai kepala sekolah di SD lnpres Long Midang, langsung ke sawah dan sering bertemu dengan beberapa anggota kelompok yang ~nembersihkanpematang. Pertemuan informal tersebut banyak mengungkapkan harapan serta kendala di dalam kelompok maupun aktivitas sehari-hari seperti mengeluhkan petugas PPL pertanian yang hanya melakukan penyuluhan di Kecamatan, binatang ternak (sapi dan kerbau) yang dibiarkan terlepas tidak dikandangkan, anak-anak babi yang yang merusak tanaman di halaman. Seperti yang disampikan oleh ketua kelompok tani Maju Jaya Sdr. Hendrik Balang : Sebagai ke~zrakelon~pokIan; soya r~~en~pzmnya; kewajiban yang tidak kecil, b~rkan suju saya hams n~errienul~i tanggung jmvab dalan~ pengenibalian bantuan dona tetapi juga terl~adapkebutuhan, harapan serta keinginan anggota. Bahkan sering ka/i sayajuga menyelesaihwn konyik yang terjudi antara anggota r~~aupur~ konflik dengan anggotu kelornpok tani yang lain. Kebutuhan kelompok tani tidak sama satu dengan yang lain. Keberagaman kebutuhan kelompok tergantung permasalahan yang dihadapi oleh kelompok. Kelompok tani
Masa dan Mandiri lebih membutuhkan penyuluhan dari PPL
pertanian yang langsung dilaksanakan di Long Midang. Sementara sebagian besar anggota kelornpok tani Apa Kubilang. menginginkan transparansi dalam pengelolaan keuangan kelompok. Pada kelompok Apa Kubilang menyatakan bahwa pertemuan kelompok untuk penyampaian informasi setelah adanya pelatihanlpenyuluhan
yang dilakukan di kecamatan merupakan kebutuhan
penting. Semua kelompok tani yang ada di Long Midang mempermasalahkan pengelolaan lumbung desa yang tidak jelas pemanfaatannya. Di Long Midang sampai saat ini belum memiliki lumbung desa untuk sementara lumbung yang digunakan adalah lumbung-lumbung gereja. Penggunaan lumbung gereja. yang tidak dilengkapi pencatatan yang benar sering kali bercampur dengan gabah
jemaat gereja. Hal ini sering menjadi konflik antara pihak jemaat gereja dengan kelompok tani yang bukan jemaat gereja tersebut. Pengetahuan. Tingkat pendidikan formal pengurus kelompok beragam. Rata-rata mereka telah menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah, seperti ketua kelompok tani Maju Jaya dan Tunas Muda berpendidikan sarjana, ketua kelompok Masa hanya sampai jenjang SLTP. Tingkat pendidikan pengurus secara lebih rinci disajikan padaTabel 6 Tabel 6. Tingkat Pendidikan Pengurus Kelompok Tani Narna Kelornpok Masa
Mandiri
Pengurus kelompok Ketua Seketaris Bandahara Ketua Selrretaris
SD
Jenjang pendidikan SLTP SLTA I Sarjana d I d 1 d d
I
Pengetahuan tentang keorganisasian pada setiap kelompok hampir sama. Mereka kurang memahami bagaimana mengembangkan dinamika kegiatan organisasi sehingga dapat berkembang untuk memenuhi kebutuhan anggotaanggotanya. Hal ini terlihat dari pemyataan dari hampir semua pengurus kelompok tani Long Midang yang mengemukakan bahwa ketua kelompok hanya bertugas mengatur, bendahara hanya mengurus keuangan, sekertaris hanya mencatat kalau ada pertemuan dengan PPL pertanian maupun pertemuan dengan anggota kelompok. Sementara anggota hanya mendengar atau menyetujui apa yang di sampaikan oleh Ketua kelompok. Karena ketidaktauan pengurus kelompok dalam mengelola kelompok maka menyebabkan kelompok tersebut menjadi tidak berkembang.
Administrasi kelompok tidak dilakukan dengan baik, seperti kelompok tani Apa Kubilang pencatatan penerimaan pendapatan dari penggilingan padi tidak dibedakan dari anggota maupun yang bukan dari anggota, tidak dicatat berapa kaleng setiap orang menggilingkan padi, karena ha1 ini berhubungan dengan penerirnaan hasil dari usaha bersama kelompok tani Apa Kubilang. Yang lebih parah hasil dari penggilingan padi dirninta oleh ketua kelompok dengan alasan lebih aman. Kejadian seperti ini menandakan bahwa pengetahuan tentang tugas dan fungsi pengurus kelompok masih kurang, dengan melihat kepercayaan antar pengurus tidak terjalin dengan baik. Yang menjalankan penggilingan padi juga adalah keluarga dari ketua kelompok yang bukan sebagai anggota kelompok. Karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus kelompok tentang organisasi menyebabkan pengurus dan anggota jarang dilibatkan dalam aktivitas kelompok. Hal ini disampikan oleh Sdr. Hendri Dukung sekretaris kelompok tani Apa Kubilang :
Kefua kanti fidak baik, seperfinya penggilangan pad; yang kanli usaltakan mendopar banfuan dari petnerinfah adalaJz ntilik pribadinya. Kami fidak pernah diberi fau berapa banyak hasil yang diperoleh dari penggilingan pad;, kunci fenzpafpenggilngan padi dia yang pegatlg, adik isfrinya yang jalankan. Sedangkan dia bukan anggora kelompok. Apa gunanya ada kami...... fidak betul seperfi ifu. Kami fidak berani lrnfuk bicara........ fapi biarlah yang penfing pinjaman kelontpok kami bisa lunas. Pengetahuan pengurus tentang peningkatan produktivitas padi lebih baik karena mereka sering mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas teknis serta penyuluhan yang dilakukan oleh PPL pertanian yang dilaksanakan di kantor kecamatan.
Anggota
jarang
dilibatkan
atau
diikutsertakan
dalam
pelatihanJpenyuluhan di kecamatan.
Keterarnpilan. Keterampilan yang dimiliki oleh pengurus kelompok sampai saat ini belum menunjukan ha1 yang lebih nyata, karena keterampilan yang dimiliki untuk pengelolaan kelompok sangat kurang. Masih diperlukan pelatihan tentans pengelolaan administrasi serta pengelolaan teknis dilapangan dalam ha1 peningkatan produktivitas padi. Keterampilan yang dimiliki pengurus diperoleh
dari warisan turun temurun, saat ini pengolahan sawah tidak banyak memerlukan keterampilan. Latihan keterampilan dalam pengelolaan administrasi kelompok sampai saat ini belum pernah dilaksanakan oleh dinas teknis, sehingga pembuatan laporan keuangan kelompok dilakukan secara sederhana. Untuk pembuatan laporan keuangan dan laporan bulanan kelompok agar lebih baik pengurus kelompok sering meminta bantuan kepada guru S D Inpres Long Midang atau Pendeta. Pendeta, guru-guru SD serta paramedis di Puskesmas Pembantu sering membantu kelompok tani dalam pembuatan kclengkapan administrasi kelompok serta membantu memimpin pertemuan formal. Bantuan berupa teknik administrasi kelompok sangat diperlukan, karena jika menunggu perugas PPL pertanian belum tentu dalam satu sampai dua bulan ke Long Midang. Alasan yang dikemukakan PPL pertanian adalah jarak yang cukup jauh serta tidak ada kendaraan dinas untuk menuju ke lokasi, waktu yang tidak tepat sehingga sering terjadi anggota dan pengurus kelompok tidak berada di tempat. Disebabkan belum adanya kesepakatan dalam penentuan jadwal antara PPL pertanian dengan kelompok tani Keterampilan dalam mengolah sawah mereka peroleh baik dari PPL pertanian maupun warisan turun temurun, seperti dalam penanaman, penyemaian bibit, penyimpanan benih, pengambilan benih banyak yang menerapkan warisan dari nenek moyang. Penanaman padi di sawah tidak disertai dengan perawatan yang seharusnya agar hasil dapat meningkat. Hal ini seperti yang disampikan oleh Sdr Yeremia
Sejak lama kan~iberfani seperti ini sejak nenek-nenek kmni, unfuk fahun ini sawah knmi ada 5 petak hasil yang knmi peroleh cukup saja unfuk kami makan dun sedikit untuk anak saya sckolah. ........ yah kalau saya pikir tidak perlu lag; ada penyuluhan perfanian kepada kami. Petani disini tidak perlu n~emakaipupuk yang seperfi dilain tempaf.. Keterampilan baik manajerial serta teknis sangat diperlukan agar kelompok tani dapat meningkatkan produktivitas padi serta dapat membuat kelompok tani menjadi salah satu sarana dalam memenuhi kecukupan pangan keluarga. Scperti yang disampaikan oleh ketua kelompok tani Maju Jaya Sdr. Hendrik Balang :
Sma ruya peningkafan keterampilan unfuk kami balk untzrk pengelolaan adminisfrasi dun teknikpertanian yang baik sangar kami
perlz~hzn.Karena bagaimana kanji bisa rnenzberikan contoh yang baik bagi anggota kami jika kanii sendiri tidak tau apa-apa tentang peningkalan izasil serta pengelolaan adrninistrasi bagi kelompok karni. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Petemakan Kabupaten Nunukan tidak pernah mengadakan pelatihan/penyuluhan baik dalam teknik maupun manajerial terhadap pengelolaan kelompok tani. Pemerintah hanya memberikan bantuan dana bergulir dan menyerahkan pengelolaannya kepada kelompok tanpa dilakukan penyiapan kelompok untuk mengembangkan hasil produksi sesuai dengan tujuan program P3PATPU. Hal ini seperti dijelaskan oleh Ketua Kelompok Tani Mandiri Ibu Berthy HR
Selunza ini pemerintal7 tidak pernah niemberikan pelatihan tenlung pengolal~anniodal yang diherikan kepada kelon~pokkanli. Menfang dalarn rencana usulan kelonrpok yang telah karni b u a ~dengan bantuan petugas PPL katni nzengajukan ztntuk tananzan padi. Setelah dona kami terin~a tidak ada pertanyaan dari bapak yang di kabupuren. Untuk apa kami buat nrodal ini nzerehz tidak tau Kapasitas Anggota Motivasi. Tidak semua anggota kelompok tani mempunyai motivasi yang ,Sb
sama. Motivasi anggota dipengaruhi oleh tingkat pendidikan serta pengetahuan yang dimiliki masing-masing individu. Motivasi pembentukan kelompok ada berbagai alasan antara lain karena ada yang hanya menginginkan bantuan modal untuk biaya anak masuk sekolah, ada yang benar-benar untuk peningkatan produktivitas padi pada musim tanam berikutnya sehingga adanya rasa aman terhadap pemenuhan kecukupan pangan keluarga, serta ada yang ingin menjual sebagian hasilnya untuk memperoleh uang tunai. Motivasi kelompok sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelompok tani. Berkembang atau tidaknya kelompok tani bukan saja motivasi pengurus tetapi juga motivasi anggota kelompok. Semua kelompok tani dibentuk setelah ada program P3PATPU dari pemerintah Kabupaten Nunukan. Pada awalnya, anggota bergabung atau membentuk kelompok lebih disebabkan untuk memperoleh bantuan bergulir dari pemerintah. Kegiatan-kegiatan kelornpok tidak tampak. Ikatan rnereka sebazai satu kelompok hanya didasarkan pada pengelolaan bantuan pemerintah. Hal ini
menyebabkan kemauan untuk memajukan kelompok sebagai wahana untuk mengembangkan anggota-anggotanya tidak mencapai sasaran. Hal ini seperti diungkapkan oleh
Bapak Manis anggota kelompok tani Mandiri yang
mengatakan:
Kan~i menjadi anggota kelompok biar memperoleh bantuan pemerintah. Kalau tidak membentuk kelompok bantuan tidak ttmrun, sedangkan bantuan itzr sangat kami perlukan. Kalau bisa kumi harap kelonpok tani kami tidak sampai disini n~aksudnyabanluan sudalz diterima tapi kelompok tani kami tetap maju. Sepertinya sulit karena kesibukan masing-musing ............. Pemyataan lain juga diungkapkan oleh bendahara kelompok tani Maju Jaya Ibu D o m a Kisu yang mengatakan:
Kegiatan kelompok tidak ada. Pertemuan-pertemuan lidak pernah dilakukan. Hanya pernah sekali waktu pembagian bantuan. Di sitrr disarnpaikun kapan ban~lranhams dibayarkan dun dulanl benr~rkapa bantuan tersebut dikenrbalikan. Motivasi untuk mengadakan perubahan bagi peningkatan kesejahteraan anggota atau memajukan kehidupan masyarakat masih kurang. Dalam aspek pengolahan
lahan
pertanian,
anggota kelompok
belum
berusaha
untuk
mengembangkan cara-cara bertani dan melakukan intensifikasi, misalnya dengan pengolahan tanah, pengaturan pengairan, pemupukan dan pemeliharaan tanaman secara baik. Pola tanam yang mereka lakukan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu secara turun temurun. Untuk meningkatkan hasil produktivitas padi, mereka lebih memilih membuka lahan baru yang masih cukup kandungan unsur hara. Hal ini seperti di jelaskan oleh Sdr. Bendahara anggota Kelompok Tani Maju Jaya yang mengatakan:
Kalau di sini mau menanum pad; tinggal menanam saja di smvah. Pengairan tidak perlu lag; karena air selalu ada di smvah. Pupuk juga tidak diberi karena tidak dipupuk juga tetap tumbuh. Sehabis panen, smvah dibiarkan saja tergenang air dun untuk kubangan kerbau atau kolam ikan. Kalau nlenjelang nzusinz kemarau baru kanli nzenananr padi. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi untuk mengadakan perubahan dalam pola tanam masih kurang. Mereka lebih mengandalkan kondisi alam yang subur dan tidak bcrusaha untuk mcngcmbangkan cara-cara baru dalam pertanian. Pertanian yang dilakukan anggota kelompok tani di Long Midang
masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan keluarga. Mereka kurang motivasi untuk menggunakan metode yang baru, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian. Dalam penyediaan sarana dan prasarana umum dalam kehidupan sehari-hari, anggota kelompok atau masyarakat selalu mengharap bantuan dari pemerintah. Masyarakat tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri, misalnya pengadaan penerangan di waktu malam, mereka menunggu pemerintah dengan anggapan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan solarcell. Sebenarnya melalui kelompok warga dapat mengusahakan sendiri penerangan untuk malam hari, karena ada salah satu anggota kelompok yang memiliki mesin genset. Untuk penerangan setiap rumah, anggota dapat
mengusahakan bahan bakar secara
bersama-sama. Anggota kelompok tani selain mengerjakan sawah mereka juga menambang garam, sehingga ketika masa menunggu panen sebagaian anggota kelompk tani tidak berada di rumah. Keluarga anggota kelompok berpindah tempat tinggal dimana lokasi sumur garam berada. Untuk mencapai sumur garam diperlukan waktu berjalan kaki selama 10 jam, sedangkan lama waktu memasak selama 24 jam terus menerus. Proses pememasakan garam dilakukan bergantian dengan anggota keluarga yang lain. Hasil yang diperoleh dari penjualan garam sangat membantu perekonomian keluarga. Tetapi tidak semua anggota kelompok tani mempunyai usaha penambangan garam. Satu sumur garam diusahakan oleh 4 sampai 5 keluarga. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Rismogen :
Selama wakfu menunggu panen, katni satu keluarga ke sumur garant, kecuali anak kami yang masih sekolah kelas 3 dun 5 SD kami tilipkan sama neneknya. ........ Lumanyan pengha.~ilan kami dengan adanya suritur garar, fidak terlolu susah-susah, Kanti disana mcmbuat pondok-pondok dari kajang (sebangsa daun pandan yang besar). Untuk kami tidur. Smvall kami biarkan begitu saja, kadang-kadang bapaknya rnelihat sambil membersihkan pemofang. Kanti akan kembali kalau sudah waktu panen. Hal senada juga disampaikan oleh lbu Ruth Palung:
............... kegiaran kelontpok tani ............... hiarkan saja begirtr, kun masilt adu angpra luinnya. Sudah ado pengunrsnya. s q a kutr a n g p ~ amau diapakan krlontpok kanti ik111saljo. Sekurcrng .sqa lehih baik kc sumur garant. S p a pulang hari sahtu, karena n~ingguikrrr kebaklian, Senin saya kembali ke surnur.
Jarak rumah soya d e n p n sumur tidak ferlalujauh, fapi tefap saja saya dun anak saya tidur disona. Anak saya yang hlas 6 SD saya ringgal di rumah. Sebagian anggota kelompok-kelompok tani sudah memiliki keterampilan yang diperoleh secara turun temurun. Untuk meningkatkan kualitas serta keragaman produk kerajinan World Wide Fund for Nature (WWF)' memfasilitasi anggota kelompok untuk mengikuti pelatihan. Produk kerajinan yang dihasilkan kelompok tani tersebut dipasarkan baik secara individu maupun melalui WWF bahkan diikutsertakan dalam pameran-pameran. Tujuan WWF memfasilitasi peiatihan ini agar anggota kelompok tani dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
Partisipasi dalam pengelolaan kelompok. Berdasarkan tingkat pendidikan anggota masing-masing kelompok tani di Long Midang masih rendah. Sebagian besar anggota menempuh jenjang pendidikan hanya sampai tingkat dasar dan menengah (SD dan SLTP). Secara lebih jelas, tingkat pendidikan anggota kelompok tani tersaji pada Tabel 7 dan Gambar 5. Tabel 7 Tingkat Pendidikan Anggota Kelompok Tani Long Midang
Nama Desa
Nama Kelompok
Jumlah Anggota Tamat
Pa' Nado Buduk Kinangan Ba' Sikor Liang Tuer Pa' Rupai
I Masa Mandiri Apa Kubilang Tunas Muda Maju Jaya
1 loorang
10 Orang 10 Orang 10 Orang 10 Orang
(
5 3 2 4 3
I 1
3 4
5 3 4
1
2 2 3 2 I
. WWF adalah organisasi internasional non protit yang bergerak di bidang konservasi alam terbuka.
1 -
1
1
2
Msa
Wndiri
Apa Kubilang Tunas Mda
k j u Jaya
Pada Tabel 7 dan Gambar 5 terlihat bahwa tingkat pendidikan SD dan
SLTP merupakan jenjang pendidikan yang banyak diternpuh oleh anggota masing-masing kelompok tani. Dengan tingkat pendidikan anggota kelompok tani yang masih rendah, sehingga pola kehidupan sehari-hari baik dala~naspek sosial maupun ekonomi masih tradisional. Dalam kehidupan sehari-hari seperti interaksi antar anggota atau dengan masyarakat, mereka masih memegang teguh nilai-nilai dan norma-norma yang telah menjadi tradisi turun temurun. Dalarn hubungan sosial, masih berorientasi vertikal. Mereka cenderung menurut pada inisiatif pemimpin. Tingkat
pendidikan
tidak
berhubungan
dengan kedudukan dalam
masyarakat. Kedudukan seseorang dalam masyarakat lebih ditentukan oleh garis keturunan3. Tetapi dalam pemilihan pernirnpin atau pengurus kelompok tani melihat pendidikan serta kecakapan atau kemampuan bukan kekayaan atau garis keturunan. Keaktifan anggota kelompok dalam kegiatan kelompok agar kelompok terus berlanjut sangat diperlukan. Anggota kelornpok tani dapat rnembantu pengurus kelornpok dala~n pembuatan laporan bulanan mengenai kegiatan kelompok. Memberikan masukan baik pengeloiaan adrninistrasi maupun teknik pertanian, anggota kelompok bersedia untuk mengikuti pelatihan serta penyuluhan yang dilakukan oleh dinas teknis. Dalam kenyataan anggota kelornpok sering tidak
"erdasar sejarah turunan masyarakat Suku Dayak Lundayeh, terdapat dua garis turunan yaitu garis turunan Demulun dan kelas masyarakat Lundok. Pemimpin dalam masyarakat adalah kelas masyarakat Lundok.
bersedia
mengikuti
pelatihanJpenyuluhan
karena
menyangkut biaya atau
pendanaan dari dan ke tempat pelatihan/penyuluhan. Seperti yang disampikan oleh Sdr. Heberly anggota kelompok tani Masa :
....... kami kepingin untuk mengikuti pelatil1an atau penyuluhan tetapi semua itu h a m kanli tanggung sendiri, sedangkan biaya kereta dari i Long Midang ke Long Bmvan mahal, un~ukrnakan saja k m ~ susal~ apa lagi untuk kc Long Bmvan. Lebil~baik kami menunggu hasilnya nanti dari ketua karrli. Biasanya ada bantuan ketua kelornpok tetapi tetap saja fidak cukup, lebih baik lvaktunya saya gunakan untuk rnetybla ikan...... Pelatihan/penyuluhan yang dilaksanakan di ibukota kecamatan membuat anggota kelompok tani Long Midang enggan mengikuti. Jarak yang ditempuh jauh, jalan tanah antara Long Midang dengan Long Bawan berdebu jika musi~n kemarau dan berlumpur jika musim hujan. Biaya untuk ke Long Bawan sangat mahal pergi pulang dibutuhkan dana sebesar Rp. 60.000 hanya untuk transportasi. Kalaupun ada bantuan dari kelompok atau dari pihak penyelenggara (kadangkadang) tetapi tetap tidak cukup. Belum lagi biaya lain-lain makan, rokok, kopi. Karena dari Long Bawan ke Long Midang harus menunggu mobil penumpang. Selama waktu menunggu tersebut mereka duduk-duduk di warung kopi untuk mengobrol. Seperti yang disampaikan oleh Sdr. Martinus:
Untuk ke Bawan tidak cukup Rp.lOO.OOO, berapa s a j a bantuan kelornpok paling hanya cukup unttrk rokok. Sedarlgkan sarnbil rnenunggu kPrefa datang kanlijuga nrerokok, ngopi Belunl lag; titipan istri sama anak Payah ........ Iebih baik pengurus saja yang kc sana uang dorang banyak Tidak seprti kanri-knn~i. Selain alasan mengenai biaya yang diperlukan banyak anggota kelompok rani takut ditanya oleh anggota kelompok yang lain atau pengurus hasil dari pelatihanlpenyuluhan. Karena selama mengikuti pelatihanlpenyuluhan banyak peserta yang tidak mendengarkan, mengantuk atau bahkan keluar untuk merokok. Mereka melakukan itu karena bosan dan mengantuk bahkan tidak mengerti apa yang disampaikan oleh penyaji. Kebosanan anggota dalam mengikuti pelatihanlpenyuluhan terjadi karena materi gang disampaikan tidak dipahami scrta sulit untuk dilaksanakan di lokasi. Metode yang digunakan tidak partisipatit
peserta hanya mendengarkan
Pertanyaan hanya diberikan di akhir sesi materi. Selain itu pelaksanaan pertemuan di dalam ruangan yang tidak memenuhi syarat. Seperti yang disampaikan oleh anggota kelompok tani Maju Jaya Sdr. Billy Kapung :
Bapak-bapaknya tidak memberi kami berfanya wakru niateri diberikan. Kami hanya dzldztk mendengar. Sebenarnya saya mau usul agar kami dibolehkan merokok, atau tempat pcrtettiuan di pindal~kc depan yang ada anginnya. Di dalam sana sangat panas, saya dengan teman-teman ngatuk, bosun..............
Kinerja Kelompok Tani Perencanaan Perencanaan merupakan aspek penting dalam organisasi. Perencanaan merupakan proses penentuan tujuan dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Agar tujuan dan aktivitasnya dapat memenuhi aspirasi anggota, perencanaan yang disusun harus partisipatif. Secara faktual. perencanaan partisipatif pada kelompok tani di Long Midang tidak dilakukan di semua kelompok. Kelompok tani selama ini tidak pernah melakukan perencanaan secara baik. Dalam kegiatan kelompok seperti pertemuan rutin kelompok dengan PPL pertanian tidak membuat skedul siapa yang akan diikut sertakan, sehingga ketua kelompok hanya menunjuk secara langsung. Demikian juga ketika Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan mengadakan pelatihan pertanian yang wajib diikuti oleh masing-masing 3 anggota kelompok yang dilaksanakan di Long Bawan. Ketua kelompok menunjuk peserta berdasarkan kedekatan dengan unsur pengurus atau masih ada garis keturunan keluarga. Keputusan yang diambil dalam kelompok semua berasal dari Ketua, baik dalam pengiriman peserta untuk mengikuti penyuluhan, pelatihan, pengelolaan keuangan kelompok, pembuatan laporan bulanan semua dilakukan oleh keputusan ketua. Dalam kegiatan sehari-hari dalam pengelolaan keuangan semua dipegang oleh Ketua seperti pada kelompok tani Mandiri mulai pencairan dana dari rekening sampai pada anggsuran pertama semua dilakukan oleh ketua kelompok. anggota hanya mendengar laporan Ketua.
Pelaksanaan Kegiatan Dalam kegiatan pertanian, pertanian yang dilakukan juga masih tradisional. Pengolahan lahan, pola tanam dan pemeliharaan tanaman padi tidak dilakukan secara baik. Lahan diolah secara sederhana. Mereka menanam pada lahan tanpa diolah terlebih dahulu misalnya dengan dicangkul atau dibajak. Pengaturan pengairan padi juga tidak dilakukan. Air selalu dibiarkan tergenang sepanjang tahun di persawahan. Pemberian pupuk juga tidak dilakukan. Pertanian di Long Midang juga masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan konsumsi sendiri. I-lasil pertanian baru dijual apabila teiah mencukupi kebutuhan pangan keluarga dalam setahun. Tetapi sering kali hasil pertanian tersebut dijual kerana untuk memenuhi kebutuhan akan uang tunai. Kondisi tanah di Long Midang tidak memungkinkan untuk melakukan penanamanan padi dua kali setahun. Tingkat kesuburan tanah yang tidak mendukung dan adanya pengaruh musim. Lahan yang digunakan adalah tanah rawa dan hanya bisa ditanamin saat musim kemarau. Berdasarkan kepemilikan lahan. rata-rata anggota kelompok tani memiliki lahan antara satu sampai 3 sampai 7 petak4. Secara lebih jelas, kepemilikan lahan anggota kelompok tani disajikan pada Tabel 8 Tabel 8 Kepemilikan Lahan Anggota kelompok Tani di Long Midang.
Dari Tabel 8 terlihat bahwa kepemilikan lahan yang paling banyak antara 1.I
- 1.5 ha. Kepemilikan lahan yang lebih dari 2 ha biasanya dimiliki oleh petani
kaya yaitu sebanyak 7 orang. Petani kaya dapat mengupah pekerja lebih banyak. serta menyediakan bibit lebih banyak. Upaya intcnsifikasi pertanian tidak
.' Satu petal; adalah
lahan seluas kumng lebih 3W0 m'atau O,3 hektar.
dilakukan. Hal ini sepeni dijeiaskan oleh Bapak Hendru Apung (ketua kelompok tani Tunas Muda) yang mengatakan:
Paling banyak kumi memperoleh padi 150 kaleng setiap petak itupun kalo ditanam di laltan ban. Kanti tidak tau bagimana bisa Iebih baik, karena kami juga harm memba)'ar upah pekerja dengan gobait, n~enlenuhikcbutuhan seko/a/t, untuk mnakan. DimmaI~sqva masih ado keluarga istri yang lumpuh. Senlua itu menjadi tanggungjmvab saya Kepemilikan lahan di Long Midang biasanya dari warisan turun temurun, sedangkan bagi masyarakat pendatang mereka hams membuka lahan sendiri tanpa membeli dengan ijin dari ketua adat besar dan ketua adat desa suku Dayak Lundayeh. Pembukaan lahan baru tetap dilakukan di sekitar perkampungan. Masyarakat yang membuka lahan baru mematuhi lokasi yang memang telah ditetapkan sebagai lahan persawahan. Lahan tersebut merupakan tanah adat. Pada masa panen pemilik lahan diwajibkan menyerahkan sepuluh kaleng padi setiap petak ke lumbung desa. Cara penduduk memperoleh lahan dijelaskan oleh Ketua Adat
Besar
Suku
Dayak
Lundayeh
(Bapak
Yagung
Bangau)
yang
mengungkapkan :
Masyarakat Long Midang fidak membeli lahan persmvohan, karena niasih Iuasnya tanah yang kami rrriliki. Kebanyukan kami disini memperoleh dari warisan nenek-nenek kanti dulu, baik itu Iahan smvah maupun kebun. .......... bagi n8argayang akan membuka lahan smvah baru memang sudah kami siapkan. Bukan karni memakai hutan, tetupi komi ela ah tctapkan tanal~ u l q a f yang nremang k/~lr.strs digunakan unfuk persawahan. Letaknya fidak jauh dari pemukiman. Warga yang mempunyai lahan ~vajib menyetorkan husil panen sebanyak 10 kaleng gabah seiiap petaknya untuk lumbung desa yang digunakan untuk keperluan bersama Penyetoran hasil panen padi ke lumbung desa dilakukan untuk membantu warga yang membutuhkan. Hal ini biasanya terjadi saat menunggu waktu tanam berikutnya. Kekurangan pangan bagi warga yang rnempunyai lahan sempit terutama bagi petani yang mempunyai lahan antara 0.5
-
I ha. Kebutuhan akan
uang tunai serta tanggungan dalam keluarga yang menyebabkan mereka menjual padi. Tidak semua anggota kelompok tani di Long Midang adalah petani. Sebagian dari mereka adalah tenaga honorer. PNS/ABRI maupun Pendeta. Dari
50 anggota kelompok tani ada !I:
orang yang bukan petani. Benani merupakan
strategi natkah ganda sebagai subsisten untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini
seperti di sampaikan oleh pengurus kelompok tani Mandiri Sdr. Yuni Sere yang mengatakan bahwa :
Walaupun saya pegawai kalau soya fidak berfani, kami sekelzrorga mau makan apa, gaji pegmvai ridak cukup untuk biaya hidup dun biaya pendidikan anak, apa lagi anak saya 4 orang yang semuonya masill membufuhkan biaya, rapi saya bersyukur masill ada banruan bergulir yang diberiknn kepada kelompok kami sehingga dapar membantu saya untuk mengupah pekerja dalam menanant dun nzenzbersihknn pemaiang, kurena kalau saya sendiri dun isrri tidak akan songgup Bertani bukan sebagai mata pencaharian pokok bagi 12 orang anggota kelompok tani tersebut, tetapi merupakan sumber pengahasilan yang utama dan dianggap penting. Hal ini terlihat pada waktu musim panen, murid-murid kelas 6 dan 5 diliburkan untuk untuk membantu
guru-guru maupun orang tua yang
mempunyai lahan sawah. Selain bersawah sebagain penduduk juga memanfaatkan waktunya untuk membuat garam, membuat kerajinan tangan, berburu atau bahkan mencari kerja diperkebunan di Serawak. Mereka lakukan karena jangka waktu dari menanam sampai panen berikutnya adalah 6 - 7 bulan. Pengetahuan baik pengurus dan anggota terhadap teknik-teknik pertanian yang baik masih kurang. Hal ini tampak dari mereka hanya melakukan pola tanam padi secara tradisional sebagaimana telah dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun. Teknik-teknik pertanian modem, seperti pengolahan lahan. pengaturan pola tanam, pengairan, pemupukan dan pemeliharaan tanaman tidak dilakukan dengan baik. Pemeliharaan hanya dilakukan dengan membersihkan pematang agar rumput tidak menjulur ke padi dan mencegah serangan hama (tikus).
Untuk
mencegah gangguan binatang terutama sapi dibiarkan berkeliaran (tidak dikandangkan), lahan sawah dipagari secara berkeliling. Kerbau-kerbau digiring ke hutan yang agak jauh dari pemukiman. Kurangnya pengetahuan tentang teknikteknik pertanian
dijelaskan oleh pernyataan bendahara kelompok tani Tunas
Muda Sdr. Laden Mering yang mengatakan:
Selama ini kami berfani begini-begin; saja. Nenek-nenek karni relah melakukannya don ha~ilnvapun cukup unruk di nrakun. Kalau bagaimarm Cora herfan;Fang boik kanri kurang puhum. Sclohrd kurni menanam padi y o begin; saja.
Pengelolaan Dana Bergulir Di Lokasi Long Midang terdapat lima kelompok tani. Anggota kelompok terdiri dari 10. Anggota kelompok tani merupakan warga desa yang menjadi kepala keluarga dalam sebuah rumah tangga tanpa memperhatikan tingkat pendidikan, jenis kelamin serta usia. Pembentukan kelompok ini didasarkan pada minat anggota untuk meningkatkan pendapatan, kedekatan tempat tinggal serta kekerabatan yang masih sangat kental. Setiap kelompok
memperoleh
bantuan
dana bergulir sebesar Rp
20.000.000, 00. Dana tersebut diperuntukkan bagi peningkatan produksi pertanian baik melalui
intensifikasi
maupun
ekestensifikasi.
Dana bantuan
harus
dikembalikan dalam jangka 3 tahun. Lebih rinci, kelompok tani, lokasi dan alokasi dana disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Jumlah, Lokasi dan Alokasi Dana Kelompok Tani di Long Midang Nama Kelompok
LokasilDesa
I I'a'
Masa
Nado
Peruntukan Dana
I Padi sawah
Sistem Penggunaan Bantuan
I Dikrikan
kepada angpota r d u r h a n kchutuha.n L)itugi rn13 antar anaiuow l>ikcl<~la kelompok untuk usllha bersama Ilikrikan kepada anggota berdasarkan kebutuhan Dibagi ram antar anggota n n
Uud~l.htnangnn I'adi sawah ,, + , 1 h ' Sikor h l w n g~lingpadi
Tunas Muda
I.iang Tuer
Padi sawah
Maju Java
Pa' Rupai
Padi sawah
Dana bantuan dikelola oleh kelompok. Tidak seluruh dana untuk keperluan anggota tetapi juga disisihkan untuk keperluan administrasi kelompok dan bantuan biaya ke kecamatan. Setiap anggota memperoleh dana sesuai dengan kesepakatan yang dibuat kelompok. Untuk menyalurkan bantuan ke anggota kelompok baik itu bantuan alat maupun bantuan berupa uang yang akan digunakan meningkatkan produktivitas pertanian, mereka melakukan secara musyawarah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah seorang anggota kelompok tani Tunas Muda yaitu Sdr. Yaheskel :
PNji Tuhan ....... adanya hantuon ke kelontpok kami sangat rnemhantu. r i ~ r z ~ a n.xnu ~ a h n a darimana s q a dapor ~ a n gunrzik m~.nrhelihihir i)l~liililrrtrrrk rcllltm in;. hihir yung sqsa ptmnJ.u tidak cukup. Srn~~oh .IYIII~ .vutw huur unfuk ru/]unuguk luas duriyang kcmarin.
1
Pengembalian pinjaman dapat bempa uang atau padi dan dibayarkan pada musim panen. Anggota kelompok yang memperoleh dana bantuan digunkanan untuk pembelian alat-alat pertanian, pembelian bibit tanaman, pembelian obatobatan hama tanaman, perbaikan pematang, perluasan lahan pertanian dan pembayaran upah pekerja. Penggunaan dana yang berbeda, hanya dilakukan oleh kelompok tani Apa Kubilang dari Desa Ba' Sikor. Pada kelompok ini, dana bergulir digunakan untuk modal usaha penggilingan padi sebagi miliki bersama. Baik masyarakat atau anggota kelompok membayar apabila menggilingkan padi di penggilingan kelompok. Penggilingan padi dikelola bersama oleh kelompok. Pemerintah hanya membuatkan rumah penggilingannya. Pembangunan tempat penggilingan padi sangat bermanfaat karena masyarakat tidak perlu ke Long Bawan yang letaknya relatif jauh. Demikian yang disampaikan oleh anggota kelompok tani Masa, lbu Ruth Palung sebagai berikut :
Kanri senang sudah ada selep padi di sini, kalo dullt saya hams ke Bmran unruk nyelepkan, sudalr padi yang kami tidak banyak biayanya besar. Kerera unruk ke Bmvan pulang bolik Rp. 30.000.- biaya selep perkalengnya Rp. 5.000,- berapa yang kami dapar biaya begiru besar. Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Heberly anggota kelompok tani Masa sebagai berikut :
Dulu h m i selalu nit@ dengan kerera y c q niau kc Bmvcm, ongkosnya nral~alkadang kami Iilip I0 kaleng padi yang sanipai !e kan~ibiasanya cuma ernpat kaleng beras kadang Citma liga kaleng, herar berapa yang harus kami makan. Tetapi setelah mesin giling padi ada di Long Midang masyarakat lebih leluasa untuk mengatur penggilangan padi tersebut. Kerusakan yang terjadi dan pemakaian bahan bakar ditanggung kelompok. Bahan bakar di datangkan dari Distrik Bakalalan. Pola pengembalian dana bergulir yang diberikan kepada kelompok tani dilakukan secara teratur dengan cara mencicil selama tiga tahun.
Besarnya
angsuran ditentukan dengan kcsepakatan kelompok. Setelah pinjaman terlunasi, dana tersebut akan digulirkan kepada kelornpok lain atau kclompok baru. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak anggora yang tidak
melakukan angsuran pinjaman. Dari 50 anggota (lima kelompok tani), terdapat 27 orang yang belum mengembalikan pinjaman sesuai dengan ketentuan. Upaya rnengatasi kemacetan pengembalian pinjaman dari pemerintah baik oleh PPL pertanian maupun pihak Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan hanya dilakukan dengan menekan ketua kelompok agar anggota-anggotanya segera melakukan pembayaran dengan tertib. Seperti disampaikan oleh Sdr. Lafudi sebagai tenaga PPL pertanian di Kecamatan Krayan adalah : Kanli soma sekuli lepas tangan jiku ado konflik di kelornpok, biar saja kelotnpok yang nlenyelesaiknn. Sedangknn disini hanya ~~enrbantu penlbuaian proposal dalam pengajuan bantuan kc Kabupaien, selain iiu kunti hanya mernbantu petani jika ada kenda/a mengenai ina.~a/a/r pertanian bukan ntasalah orpnisa.si atau dana. Dari Program .sat?lpoi pelaksanaon kumi har~yun~ernonirorpelaksanaannya serta peningka~an hasil produksinya saja. Harapan Yang Diinginkan Anggota kelompok tani Keberadaan Kelompok tani bagi petani Long Midang telah menjadi sarana dalam upaya peningkatan pendapatan bagi keluarga petani tersebut. Di samping itu bertujuan untuk menciptakan keharmonisan hubungan sosial kemasyarakatan antar warga, sebagai wadah upaya penyelesaian masalah sosial yang dirasakan, untuk upaya pengembangan diri serta sebagai wadah berbagai pengalaman di antara anggotanya. Melalui kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan kapasitas individu yaitu meningkatkan pengetahuan dan wawasan berpikir para anggotanya,
meningkatkan
kapasitas
kelembagaan,
yaitu
mernbangun
kelembagaan kelompok tani mengenai pembenahan fungsi kepengurusan, menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan kegotong royongan, serta membangun norma-norma atau aturan-aturan dalam usaha secara kelompok, karena dalam kegiatan kelompok tani di samping dituntut bekerja untuk ekonomis produktif juga dituntut suatu kemampuan manajerial dalam mengelola usaha yang sedang dijalankan. Dalam kaitan ini dapat berupa menggali dan memanfaatkan sumbersumber yang tersedia di linghungan untuk keberhasilan kelornpoknya. Selain itu juga diharapkan dapat menumbuh kembangkan sikap-sikap berorganisasi dan pengendalian emosi yang semakin baik serta dapat menumbuhkan rasa
kebersamaan,
kekeluargaan,
kegotongroyongan,
rasa
kepedulian
dan
kesetiakawanan sosiai, baik di antara anggota maupun kepada masyarakat secara luas. Di samping itu meningkatnya kapasitas pengembangan jaringan seperti pengembangan permodalan, pemasaran, serta program pendampingan. Pada umumnya dari kelima kelompok tani yang ada di Long Midang memiliki harapan yang sama yaitu meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga dapat memperbaiki
taraf hidup mereka dengan meningkatkan
pendapatan keluarga. Harapan-harapan ini muncul tentunya disebabkan oleh adanya permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Bapak Sigar Acang salah satu anggota kelompok tani tersebut mengatakan :
..... untuk sekarang ini keadaan anggota kelompok yang helimni dapa! berkejasoma dengan haik dun kurang konpak sehingga menghambat pengenzhalian pinjaman modal. Oleh karena itu harapan kanri sehagai anggota kelompok rani agar ada pe~ugaspemhina alau pendunping pertanian sehingga kelonipok tan; dapal terarah dun herken~hung.....