Analisa
BAB IV ANALIS A
IV.1. Analisa Manusia IV.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam bangunan Apartemen dan pusat perbelanjaan ini terbagi menjadi beberapa kelompok (lihat tabel 3) No. Pelaku 1. Pengelola Apartemen dan M al 2. Penghuni/Pemilik Apartemen
3. Pengunjung Pusat Perbelanjaan
Keterangan - Sekelompok orang yang mengatur jalannya kegiatan di dalam pusat perbelanjaan dan pemeliharaan fasilitas di apartemen - Orang-orang yang tinggal di unit-unit apartemen dan menggunakan fasilitas yang tersedia di apartemen - Orang yang datang ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja, berekreasi, dan memanfaatkan fasilitas yang ada di pusat perbelanjaan
Tabel 3. Pelaku Kegiatan di Pusat perbelanjaan dan apartemen
IV.1.2. Analisa Sasaran penghuni apartemen Seperti kita ketahui bahwa bangunan yang dirancang ini berlokasi di daerah Benhil tak jauh dari Jl. Jendral Sudirman yang merupakan pusat perkantoran di Jakarta, secara ekonomi merupakan daerah ekonomi menengah ke atas. Banyak sekali eksekutif-eksekutif muda yang bertempat tinggal di tepi Jakarta bahkan di luar Jakarta, jauh dari tempat kerja mereka yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman. Jauhnya jarak antara tempat tinggal
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 60
Analisa
dan tempat kerja merupakan kendala yang sulit dihindari, sehingga para eksekutif tersebut banyak menghabiskan waktu di jalan. Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dari itu perancangan apartemen di daerah benhil ini dimaksudkan untuk mewadahi para eksekutifeksekutif muda yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat kerja mereka di daerah Sudirman dan sekitarnya. Dengan kehadiran pusat perbelanjaan berupa
Shopping
M al
dimaksudkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
sekunder(hiburan) dari penghuni apartemen.
IV.1.3. Analisa Kegiatan Pengguna Bangunan dan Kebutuhan Ruang Analisa kegiatan pengguna bangunan terdiri dari : 1. Penghuni Apartemen Kegiatan penghuni apartemen adalah berhubungan dengan kegiatan sehari-hari yaitu : Tabel 4. Kebutuhan Ruang Penghuni Apartemen
Aktivitas M akan, dudukduduk, bersantai, nonton. M asak, cuci piring, makan
Jenis Ruang Ruang Keluarga
Ruang M akan dan Dapur
Persyaratan Ruang -Cukup cahaya -Ada ventilasi -Aksebilitasnya tinggi
-Bersih -Cukup cahaya -Nyaman, ada ventilasi
Karakter Ruang Private
Private
-Bersih dan Nyaman M andi, buang air Tidur/ istirahat
Binus University-Architecture Major 2010
K.M andi R.Tidur
Servis -Bersih dan Nyaman
Private
Apartment And Mall in Central Jakarta | 61
Analisa
2. Pengunjung Pusat Perbelanjaan Tabel 5. Kebutuhan Ruang Pengunjung Pusat Perbelanjaan
Aktivitas
Jenis Ruang
Berbelanja
-aksesibilitas tinggi -bersih, menarik Unit Retail -nyaman -pencahayaan dan pengudaraan buatan -Bersih Food -Cukup cahaya Court -Nyaman, ada ventilasi Toilet -Bersih dan Nyaman
M akan dan berkumpul bersama teman buang air
Persyaratan Ruang
Karakter Ruang Publik
Private Servis
3. Pengelola Apartemen dan Pusat Perbelanjaan Tabel 6. Kebutuhan Ruang Pengelola Apartemen dan Pusat Perbelanjaan
Aktivitas
Jenis Ruang
M engelola dan mengatur
M elayani Pembayaran Promosi buang air M asak dan minum
Persyaratan Ruang
Karakter Ruang
-bersih -nyaman
R. Kerja/Kantor
R. administrasi/ keuangan R. M arketing Toilet
Private
-Bersih dan nyaman
Private
-Bersih dan nyaman -Bersih dan nyaman -ventilasi baik Pantry Karyawan - bersih
Public Servis Servis
4. Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen Tabel 7. Kebutuhan Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen
Aktivitas M enyimpan peralatan M enjaga Keamanan M encuci pakaian
Binus University-Architecture Major 2010
Jenis Ruang Gudang R. Security Laundry
Persyaratan Ruang -Bersih dan tidak lembab -Bersih dan nyaman -Bersih dan higienis
Karakter Ruang Servis Private Servis
Apartment And Mall in Central Jakarta | 62
Analisa
Berenang
Kolam Renang
Ganti Pakaian, Bilas, Buang Air
R. Bilas dan Wc
Jogging
Jogging Track
-aksesibilitas tinggi - bersih -Bersih -pengudaraan alami baik -rekreatif
Publik Servis Publik
5. Ruang Fasilitas Utilitas Apartemen Tabel 8. Kebutuhan Ruang Utilitas Apartemen
Aktivitas
Jenis Ruang
Tempat M enyimpan AHU M enyimpan pipa-pipa pembuangan
R. AHU
R. Plumbing
M enyimpan Pompa M engontrol dan M emperbaiki
R. Pompa R. M & E
M enyimpan peralatan
Gudang
M engelola limbah
R. STP
Persyaratan Ruang -bersih -ventilasi yang baik -Efisiensi Tinggi -Bersih -Berada pada daerah servis -Bersih dan nyaman -Akses rendah -Bersih dan nyaman - Berada pada daerah servis -Bersih dan nyaman - Berada pada daerah servis -Bersih -ventilasi yang baik - Berada pada daerah servis
Karakter Ruang Servis
Servis
Servis Servis
Sevis
Servis
IV.1.4. Analisa Progam Ruang Hasil Studi Banding Tabel 9. Studi Banding Dimensi Apartemen
Apartemen/Tipe Ruang tidur
Cosmo Terrace
Binus University-Architecture Major 2010
Royal M editerania Garden 2
Season City
Permata Regency Apartement
Rata-rata
Apartment And Mall in Central Jakarta | 63
Analisa
Studio
27,32 m2
-
27,25 m2
-
27,41 m2
1 Bedroom
36,04 m2
33,00 m2
-
-
34,52 m2
2 Bedroom
49,55/53,45 m2
42 /53,5 m2
41,50 m2
37/39 m2
42,51 m2
-
2
3 Bedroom
100/110 m
74,00 m2
75/81 m2
83 m2
Persentase Jumlah Tipe Unit Apartemen Tabel 10. Studi Banding Persentase Jumlah Tipe Unit Apartemen
Season City
17 %
Royal M editerania Garden 2 -
10 %
Permata Regency Apartement -
1 Bedroom
31 %
10 %
-
-
27 %
2 Bedroom
52 %
50 %
80 %
4%
33 %
3 Bedroom
-
40 %
10 %
96 %
7%
Apartemen/Tipe Ruang tidur
Cosmo Terrace
Studio
Rata-rata 33 %
Kesimpulan : Dari hasil studi banding di atas maka dapat dilihat ada 2-3 tipe unit yang disediakan pada setiap apartemen, kemudian dari data-data di atas maka didapat rata-rata luasan unit dan persentase jumlah unit, untuk menjadi acuan terhadap perancangan apartemen di daerah Bendungan Hilir.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 64
Analisa
IV.1.5. Analisa Dimensi Ruang 1. Kompleks Bangunan Apartemen • Tipe S tudio Tabel 11. Dimensi Ruang Apartemen Tipe Studio
No.
Kebutuhan Ruang
Furnitur
Luas
1.
Kamar tidur
Tempat tidur, lemari, nakas, meja
12 m2
2.
Dapur
Kompor, bak cuci, kulkas
4,9 m2
3.
Kamar mandi
Kloset, wastafel, shower
4 m2
4.
Balkon
3 m2 23,9 m2
Total luas unit • Tipe 1 Kamar Tidur Tabel 12. Dimensi Ruang Apartemen Tipe 1 R.Tidur
No.
Kebutuhan Ruang
Furnitur
Luas
1.
Kamar tidur
Tempat tidur, lemari, nakas, meja
12 m2
2.
Ruang tamu
Sofa, meja
7,7 m2
3.
Ruang makan
M eja, kursi
3 m2
3.
Dapur
Kompor, bak cuci, kulkas
4,5 m2
4.
Kamar mandi
Kloset, wastafel, shower
4 m2
5.
Balkon
3 m2 34,2 m2
Total luas unit • Tipe 2 Kamar Tidur Tabel 13. Dimensi Ruang Apartemen Tipe 2 R.Tidur
No. 1.
Kebutuhan Ruang Kamar tidur 1
Binus University-Architecture Major 2010
Furnitur Tempat tidur, lemari, nakas, meja
Luas 12 m2
Apartment And Mall in Central Jakarta | 65
Analisa
2.
Kamar tidur 2
Tempat tidur, lemari, nakas, meja
9 m2
2.
Ruang tamu
Sofa, meja
9 m2
3.
Ruang makan
M eja, kursi
7,1 m2
3.
Dapur
Kompor, bak cuci, kulkas
4,5 m2
4.
Kamar mandi
Kloset, wastafel, shower
4 m2
5.
Balkon
3 m2 48,6 m2
Total luas unit • Fasilitas Penunjang Apartemen Tabel 14. Dimensi Ruang Penunjang Apartemen
Kebutuhan Ruang Lobby apartemen Resepsionis, R. tunggu Ruang fitnnes Kolam Renang Toilet - Wastafel -Shower -Urinoir Laundry
n 1 1
Standard 0,65 m2/org 1 m2/org
Sumber NAD NAD
Kapasitas 20 Orang 8 Orang
Luas 13 m2 8 m2
1 1 2
2,5 m2/org
SB
10 org
25 m2 300 m2 43,2 m2 2 10 m 16 m2 18 m2 12 m2 89,04 m2 534,24 m2
2 2,16 m /org 2 0,5 m /org NAD 10 orang 2 0,8 m /org 2 0,9 m /org 1 SB 10 Sirkulasi 20% x 445,2 Total Ket : NAD = Neufert Architecture Data AS = Asumsi TSS = Times Saver Standard SB = Studi Banding
• Unit Utilitas Apartemen Tabel 15. Dimensi Ruang utilitas Apartemen
Kebutuhan Ruang Ruang Pompa Ruang STP Ruang M &E Ruang Panel
Binus University-Architecture Major 2010
Dimensi (m x m) 4 x5 2 75 m /300 unit 4 x5 4 x 2,5
Sumber SB SB SB TSS
Luas 20 m2 75 m2 2 20 m 2 10 m
Apartment And Mall in Central Jakarta | 66
Analisa
1 x 1/lantai 3 x3
Ruang Sampah Ruang Genset
AS SB
Sirkulasi 20% x 135 Total
1 m2 9 m2 27 m2 2 162 m
2. Kompleks Bangunan Pusat Perbelanjaan Tabel 16. Dimensi Ruang Pusat Perbelanjaan
Kebutuhan Ruang
n
Lobby mal Unit retail kecil Unit retail sedang Unit retail besar ATM Sitting area Toilet Pria & Wanita
1 23 55 15 1 4 8
Kapasitas 10 org 7 org
Standart (m2) 15 54 130
Sumber
Luas (m2) 62 345 2970 1950 20 24 282
SB SB SB AS NAD SB NAD
Sirkulasi 20% x 5653 Total Perhitungan Kebutuhan Unit Apartemen
1130,6 6783,6
Dari analisa di atas maka dapat diperhitungkan kebutuhan tipe dan jumlah persentasi unit apartemen : 1 lantai apartemen memuat = 11 unit apartemen 1 tower memiliki = 11 unit x 9 lantai = 99 unit apartemen 2 tower memiliki = 99 unit x 2 = 198 unit apartemen 3 tower memiliki = 270 unit Terdiri dari : Tabel 17. Luas Apartemen 1 Lantai
No. 1. 2. 3.
Tipe Studio 1 Bedroom 2 Bedroom
Luas Jumlah 2 23,9 / 25,2m 2 2 34,2 / 37,1m 6 48,6 / 53,6m2 3 Total luas apartemen 1 lantai
Binus University-Architecture Major 2010
Persentase 16 % 38 % 46 %
Luas 1 Lantai 50,4 m2 222,6 m2 160,8 m2 401,4 m2
Apartment And Mall in Central Jakarta | 67
Analisa
Luas apartemen dalam 1 tower = (433,8 m2 + sirkulasi 20%) x 9 lantai = (433,8 m2 + 86,76 m2) x 9 lantai = 520,56 m2 x 9 lantai = 4685,04 m2 Luas apartemen tower 2 = 4685,04 m2 Luas apartemen tower 3 = 615,06 m2 x 9 = 5540,4 m2 Luas apartemen 3 tower = (2 x 4685,04 m2)+ 5540,4 m2 = 14910, 48 m2 Kebutuhan luas Pusat Perbelanjaan lantai 1 = 3587,62 m2 < 6.160 m2(KDB) Kebutuhan luas Pusat Perbelanjaan 3 lantai = 3587,62 m2 + 5181 m2 + 5181 m2 (lantai 3) = 13949,64 m2 Kebutuhan luas total bangunan = 14910, 48 m2 + 13949,64 m2 = 28860,12 m2 < 30800 m2(KLB) IV.1.6. Analisa Daya Tampung Kendaraan Bermotor/Parkir Luas mal 3 lantai = 13949,64 m2 parkir mobil di mal = 70 mobil (basement 1) Ratio parkir mobil untuk mal = 1 : 200 Parkir apartemen = 270 unit apartemen = 270 parkir mobil (basement 2&3) Total kebutuhan parkir = 270 + 70 = 340 parkir mobil Kebutuhan area parkir motor = 119 parkir motor Kesimpulan :
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 68
Analisa
Dengan kebutuhan parkir sebesar 19.705 m2 melebihi luasan tapak 7700 m2, sehingga akan dirancang lantai basement untuk menampung kendaraan pengunjung maupun penghuni. IV.1.7. S kema Hubungan Ruang Makro Skema hubungan makro menggambarkan bagaimana hubungan sirkulasi pengguna bangunan antara pengunjung bangunan mal, apartemen, fasilitas penunjang dan fasilitas utilitas.
Gbr 30. Skema Hubungan Makro
Fasilitas Penunjang
Pengelola
Servis
Apartemen
Pusat Perbelanjaan
Pengelola
Lobby
M ain Entrance
Binus University-Architecture Major 2010
Lobby
Servis
Side Entrance
M ain Entrance
Apartment And Mall in Central Jakarta | 69
Analisa
IV.1.8. S kema Hubungan Ruang Mikro Apartemen Gbr 31. Skema Hubungan Mikro Apartemen
Fasilitas Apartemen
Kantor Pengelola Servis
Unit Apartemen
Lobby
Parkir
M ain Entrance
Parkir Entrance
Pusat Perbelanjaan Gbr 32. Skema Hubungan Mikro Pusat Perbelanjaan
Kantor Pengelola Side Entrance Entrance
Pusat Perbelanjaan (retail)
Toilet
Lobby
Service
M ain Entrance
Parkir
Parkir Entrance
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 70
Analisa
IV.2. Analisa Aspek Lingkungan Perencanaan dan perancangan apartemen dan pusat perbelanjaan dimulai dengan analisa berbagai hal yang berkaitan dengan tapak dan potensi lingkungan, yang bertujuan untuk mencari solusi berbagai kendala dan masalah yang dapat terjadi di tapak. Solusi tersebut akan diterapkan dalam desain dan konsep bangunan yang akan dirancang.
IV.2.1. Analisa Kondisi Fisik Tapak Lokasi tapak berada pada daerah Bendungan Hilir yang berhadapan langsung dengan jalan Jendral Sudirman. Berdekatan dengan pasar Bendungan Hilir, Hunian penduduk sekitar, dan banyaknya Gedung-gedung perkantoran(Wisma Sudirman, Sampoerna Strategic, Bank Resona Perdana, Plaza Sentral, dll). Dengan kondisi tapak tidak berkontur relatif rata. Garis Sepadan Bangunan (G SB)
: - Belakang
:6m
- pinggir sungai
:3m
- depan jalan Sudirman : 10 m - samping jalan Benhil : 5 m
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 71
Analisa
Batas Tapak
: - Utara
: Kali Krukut
- Selatan : Jl. bendungan hilir - Timur : Jl. Jendral Sudirman - Barat
: Pertokoan
Dengan luasan sbb : Luas bangunan yang boleh dibangun = 80% x 7.700 = 6.160 m2 Total Luas Bangunan yang boleh dibangun = 4 x 7.700 = 30800 m2 Ketinggian M aksimum yang boleh dibangun = 12 lantai
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 72
Analisa
IV.2.2. Analisa Lingkungan Sekitar Tapak
Foto (56). Bangunan Sekitar Tapak
Dari gambar diatas di atas dapat dilihat bangunan di sekitar tapak : - Sebelah utara tapak terdapat bangunan : Plaza Semanggi(mal), Universitas
Atmajaya(pendidikan),
Plaza Sentral(kantor),
Standart
Chartered(kantor), Sampoerna Strategic(kantor). -
Sebelah timur tapak terdapat bangunan : Bank Resona Perdana(kantor), Bank Rakyat Indonesia(kantor), Pasar Bendungan Hilir.
-
Sebelah barat tapak terdapat bangunan : Wisma Sudirman(kantor), Wisma Dharmala(kantor dan tempat pendidikan)
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 73
Analisa
-
Sebelah Selatan tapak terdapat bangunan : Ruko-ruko yang menjual bahan elektronik dan juga tempat print-printan. Kesimpulan : Dari data di atas maka diketahui bahwa 80% bangunan sekitar tapak adalah gedung-gedung perkantoran bertingkat tinggi, sehingga para executive muda yang tinggal di tepi Jakarta dan luar Jakarta sangat memerlukan tempat tinggal yang di daerah ini agar memudahkan mereka dalam pencapaian ke tempat kerja. Proyek apartemen dan pusat perbelanjaan di Bendungan Hilir ini merupakan jawaban bagi permasalahan executive muda yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat kerja mereka di kawasan Jalan Jendral Sudirman.
IV.2.3. Analisa Kemacetan Di Sekitar Tapak
Jl. Bendungan Hilir
Jl. Jendral Sudirman
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 74
Analisa
Foto (57) Jumat, 28 Agustus 2009 Pk. 05.35
Kemacetan tidak terjadi pada pagi hari di daerah tapak sehingga para penghuni apartemen di daerah Bendungan Hilir tidak perlu khawatir dengan kemacetan di pagi hari.
Foto (58) Senin, 31 Agustus 2009 Pk. 17.45
Pada sore hari kemacetan tampak terjadi pada Jl. Jendral Sudirman menuju Plaza Semanggi, dan juga pada Bendungan Hilir di depan Pasar, sedangkan pada Jl. Jendral Sudirman menuju Bundaran HI lancar.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 75
Analisa
Foto (59) Senin, 31 Agustus 2009 Pk. 20:13
Sedangkan pada malam hari Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Bendungan Hilir tampak ramai lancar. Kesimpulan : Pada lingkungan sekitar tapak terutama pada Jl. Jendral Sudirman menuju bundaran HI jarang terjadi kemacetan, sehingga tidak masalah jika dibuat entrance dan exit pada menuju daerah ini tapi kendalanya adalah daerah ini termasuk jalan wajib 3in1. Pada jalan Bendungan Hilir sering terjadi kemacetan pada sore hari terutama pada saat jam pulang kerja, kemacetan terjadi dikarenakan para pengendara menghindari jalan protokol karena wajib 3in1 dan sempitnya lebar jalan Bendungan Hilir.
IV.2.4. Analisa Pencapaian Menuju Tapak Penentuan pencapaian tapak(entrance) ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu : arus kendaraan terbanyak yang melewati tapak, lebar jalan yang melalui tapak, peraturan yang menentukan entrance pada tapak, dan kemacetan yang sering terjadi di dekat tapak, mudah dilihat dan dicapai. Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 76
Analisa
y Alternatif 1
Gbr 33. Alternatif 1 Entrance
Ket :
y Alternatif 2
Gbr 34. Alternatif 2 Entrance
= Side entrance dan exit = entrance dan exit servis = M ain Entrance dan Exit y Alternatif 1 Kelebihan : - M ain Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan. - Side Entrance ditentukan dari Jalan Bendungan Hilir untuk memudahkan pengunjung maupun penghuni apartemen dalam mencapai tapak, dan menghindari daerah 3in1.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 77
Analisa
- Jalur entrance dan exit servis diletakan di belakang, untuk memisahkan dari tempat public. Kekurangan : - fasade yang terlihat sebelum masuk ke main entrance terlihat lebih kecil dibanding fasade dari arah Bendungan Hilir yAlternatif 2 Kelebihan : - Untuk menuju ke lokasi dan keluar tapak tidak perlu melalui daerah 3in1. Kekurangan : - Lebar jalan yang sempit untuk menuju Entrance. - Letak entrance tidak terlihat secara luas sehingga pengunjung sulit mencapainya y Alternatif 3
Gbr 35. Alternatif 3 Entrance
Binus University-Architecture Major 2010
y Alternatif 4
Gbr 36. Alternatif 4 Entrance
Apartment And Mall in Central Jakarta | 78
Analisa
yAlternatif 3 Kelebihan : - M ain Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan. - Adanya jalan keluar menuju Jl. Bendungan Hilir sehingga, pengunjung keluar tak harus melalui daerah 3in1 yaitu Jl. Jendral Sudirman. Kekurangan : - Fasade untuk menuju entrance tak seluas fasade di jl. Bendungan hilir. - Tidak memiliki side entrance sehingga pengunjung harus melewati daerah 3in1 yaitu jalan Jendral Sudirman. yAlternatif 4 Kelebihan : - M ain Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan. - Pengunjung keluar tak harus melalui daerah 3in1 yaitu Jl. Jendral Sudirman. Kesimpulan : Alternatif 4 dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang baik dan memudahkan pengunjung dalam mencapai tapak . Pengunjung tetap dapat
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 79
Analisa
keluar masuk melalui jalan Bendungan Hilir mau pun jalan Jendral Sudirman. M ain entrance diletakan pada daerah Bendungan Hilir untuk menghindari 3in1 di jl. Jendral Sudirman.
IV.2.5. Analisa Sirkulasi Dalam Tapak Sirkulasi dalam Tapak terbagi menjadi 2 yaitu sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki.
Gbr 37. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung Gbr 38. Sirkulasi Pejalan Kaki
Kesimpulan : Sirkulasi kendaraan pada tapak berada pada sisi tepi tapak kemudian masuk ke basement untuk parkir, sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki pada tapak berada pada tepi bangunan yang dirancang untuk jalur pedestrian sehingga pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Untuk menarik pengunjung masuk ke dalam bangunan baru ini, pejalan kaki juga dapat melalui dalam bangunan karena dirancanng side entrance pada jl. Benhil dan pada Jl. Jend. Sudirman.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 80
Analisa
IV.2.6. Analisa Kebisingan Daerah pasar Benhil dan Jl. Jendral Sudirman merupakan
daerah
yang
rawan
menimbulkan
kebisingan dikarenakan padatnya arus kendaraan pada daerah tersebut, terutama pada saat jam-jam sibuk seperti jam pulang kerja. Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan adalah Gbr 39. Analisa Kebisingan
dengan cara menempatkan buffer berupa vegetasi.
IV.2.7. Analisa Matahari Pergerakan matahari yang diagonal pada tapak sehingga bangunan harus di desain sebaik mungkin Matahari Terbenam
tidak menghadap ke arah timur dan barat, agar panas matahari tidak masuk secara langsung. Penggunaan kisi-kisi pada bangunan yang menghadap sisi timur dan barat juga bias untuk mengurangi radiasi Matahari Terbit
matahari yang masuk ke dalam bangunan.
Gbr 40. Analisa Matahari
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 81
Analisa
IV.2.8. Analisa Orientasi Bangunan
Orientasi ke arah luar agar view apartemen dapat ke segala arah, juga dimaksudkan untuk setiap ruang di apartemen mendapat sinar matahari secara maksimal pada siang hari. Dengan memanfaatkan cahaya matahari pada siang
hari
maka
bangunan
ini
dapat
menghemat energi karena pada siang hari tidak memerlukan pencahayaan buatan.
Gbr 41. Analisa Orientasi Bangunan
IV.2.9. Analisa Zoning Ruang-ruang yang berhubungan langsung ke luar SERVIS
dijadikan
P U B L I K
mengundang
P R I V A T
PUBLIK
ruang dan
publik, menarik
dimaksudkan pengunjung
untuk pusat
perbelanjaan. Ruang-ruang yang tidak berhubungan ke luar dijadikan ruang servis dan ruang private, karena
hanya
kelompok
tertentu
yang
dapat
mengakses ke daerah tersebut(pengelola dan penghuni apartemen). Gbr 42. Analisa Zoning Horizontal Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 82
Analisa
Private Publik Servis Servis Kali Krukut
Jalan Bendungan Hilir
Gbr 43. Analisa Zoning Vertikal
Untuk zoning vertikal daerah publik seperti pusat perbelanjaan berada di bawah agar memudahkan pengunjung, sedangkan untuk daerah private berada di atas dan berada pada pinggir tapak menjauhi jalan Bendungan Hilir untuk menghindari kebisingan dari bunyi kendaraan bermotor.
IV.2.10. Analisa Tata Ruang Luar Tata ruang Luar terbagi menjadi 2 jenis, yakni: 1. Tata Ruang Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan manusia di dalamnya, dalam perancangannya dapat digunakan untuk jalur pedestrian untuk sirkulasi manusia, fasilitas penunjang seperti kolam renang, olahraga dan jalur akses sirkulasi kendaraan bermotor.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 83
Analisa
Gbr 44. Jogging Track
2. Tata Ruang Luar Pasif, yaitu ruang luar terbuka yang tidak mengandung kegiatan manusia, dalam perancangannya dapat digunakan untuk area hijau, tempat penyerapan air hujan, penyaring kebisingan kendaraan dengan vegetasi, ruang penerima, dll.
Gbr 45. Vegetasi penyaring kebisingan
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 84
Analisa
IV.3. Analisa Bangunan IV.3.1. Analisa Jenis Massa Bangunan M assa bangunan terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. M assa bangunan tunggal
Gbr 46. M assa Tunggal
2. M assa bangunan majemuk
Gbr 47. M assa M ajemuk
Tabel 18. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Massa Tunggal dan Majemuk
No. Aspek 1. Sifat bangunan
M assa Tunggal: Terpusat
M assa M ajemuk: menyebar dan memusat pada satu titik kegiatan
2. Bentuk
condong mengarah vertical
Pola letak massa bangunan lebih dinamis
3. Kebutuhan lahan 4. Pencapaian sirkulasi 5. Pengawasan dan pemeliharaan bangunan
sedikit cepat dan efisien mudah
lebih luas Lama dan tidak efisien sulit
Kesimpulan : massa yang cocok untuk lahan ini adalah massa Tunggal karena memerlukan lahan yang sedikit dan pemeliharaan yang lebih mudah, sehingga tapak dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 85
Analisa
IV.3.2. Analisa Bentuk Massa Bangunan Secara umum bentuk dasar bangunan ada 3 yaitu adalah :
Tabel 19. Bentuk Dasar Bangunan
No. Kategori 1. Keuntungan
• Bentuk halus dan bagus dilihat • Orientasi ruang memusat • statis
• Bentuk stabil dan berkarakter kuat • Orientasi ruang pada tiap sudutnya
2. Kerugian
• Efisiensi kurang, karena sulit digabungkan dengan bentuk lain • Layout ruang sulit dikembangkan
• Layout ruang sulit dikembangkan • Kurang efisien
• Efisiensi tinggi, karena mudah digabungkan dengan bentuk lain • Layout ruang mudah dikembangkan • Orientasi ruang Pada keempat sisi pembatasnya • Bentuk statis
Kesimpulan : Dari ketiga bentuk diatas maka bentuk persegi panjang adalah bentuk yang paling cocok terhadap
tapak, bentuk massa bangunan mengikuti bentuk
tapak yang memanjang, sehingga dapat menggunakan lahan secara efektif dan efesien.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 86
Analisa
IV.3.3. Analisa Gubahan Massa
Apartemen
Mal
Gbr 49. Aksonometri Gubahan Massa
Gbr 48. Gubahan Massa
Kesimpulan : Bentuk massa bangunan pusat perbelanjaan memanjang mengikuti tapak membentuk huruf ‘U’. Bentuk apartemen memanjang mengikuti bentuk pusat perbelanjaan, sehingga unit-unit apartemen mendapat view ke segala arah dan pencahayaan alami secara maksimal. Pemilihan massa tunggal pemilihan paling cocok pada tapak benhil karena tidak memerlukan lahan yang luas. Bangunan apartemen terdiri dari 3 tower terletak di atas pusat perbelanjaan dan fasilitas penunjang seperti kolam renang dan jogging track berada diantara pada tower2 apartemen. Bentuk pusat perbelanjaan pada lantai 1 yang menjorok ke dalam dimaksudkan untuk mengundang orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan mal. Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 87
Analisa
IV.3.4. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan • Sirkulasi Horisontal Sirkulasi yang berfungsi menghubungkan ruang-ruang pada lantai yang sama. Pada apartemen sirkulasi horizontal(koridor) berfungsi untuk menghubungan unit-unit apartemen ke sirukulasi vertikal(lift). Pada mal sirkulasi horizontal berupa koridor untuk menghubungkan retail 1 dengan retail lainnya. Terdapat 2 jenis sirkulasi horisontal yaitu : a)
Linier - berupa jalan lurus yang dapat menjadi sirkulasi utama dari suatu deretan ruang dan jalan tersebut bisa melengkung, bercabang, memotong - digunakan pada podium apartemen, untuk menghubungkan antara retail-retail serta fasilitas-fasilitas yang ada. - memberikan orientasi yang baik (terarah) ke dalam bangunan. - memberikan kemudahan pencapaian - membentuk sirkulasi yang sederhana
b) Radial - Berupa jalan yang berkembang pada satu titik pusat. - Terbagi menjadi 2 yaitu, radial memusat dan menyebar - Digunakan pada lantai-lantai hunian yang menghubungkan sirkulasi antara core dan unit hunian, dengan pola ini penghuni Apartemen akan lebih mudah untuk mencapai unit huniannya. Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 88
Analisa
- Pelayanan yang merata kesegala arah - M emusatkan aktifitas ruang - Pencapaian yang efisisen Sirkulasi horizontal (koridor) dalam bangunan Apartemen, terbagi menjadi beberapa jenis, yakni: a) Double loaded
Sirkulasi yang diapit oleh unit-unit hunian/retail-retail. b) Single Loaded
Koridor untuk penataan ruang-ruang hunian yang memiliki satu koridor untuk melayani satu deret unit hunian. c) Rectangular Tower
Koridor untuk penataan unit hunian yang memiliki core/inti sebagai pusat dari servis seperti sirkulasi vertical, ruang mesin, toilet, ruang AHU dll.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 89
Analisa
Kesimpulan : Retail Koridor pengunjung Retail Gbr 50. Double Loaded Corridor
Pada bangunan mal menggunakan sirkulasi liner dan koridor double loaded berupa jalan lurus menjadi sirkulasi utama sehingga membentuk sirkulasi yang sederhana dan tidak membingungkan bagi pengunjung shopping mal, Sedangkan untuk sirkulasi pada bangunan Apartemen menggunakann sistem Tower plan sehingga letak tangga darurat dan lift berada pada tengah2 bangunan.
• Sirkulasi Vertikal Digunakan untuk menghubungkan ruang yang satu dengan ruang lainnya yang berada pada lantai berbeda. Pada bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan sirkulasi vertikal sangat penting karena untuk mencapai unit-unit hunian di atas. Bentuk sirkulasi vertikal dapat berupa lift, escalator dan tangga. Lift/Elevator Lift merupakan sarana sirkulasi vertical untuk mencapai unit-unit apartemen yang berada di atas., dengan daya angkut setiap lift = 10-20
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 90
Analisa
orang. Lift dibedakan menurut fungsinya, lift untuk penghuni dan lift untuk servis.
Gbr 51. Lift Perhitungan kebutuhan Lift Apartemen Dik : h = 2,6 m
s = 1 m/s
n = 9 lantai
m = 16 orang
Dit: N (jumlah lift)? Jawab : T = (2h + 4s) (n - 1) + s (3 m + 4) detik s = (2.3 + 4.1) (12 – 1) + 1 (3.16 + 4) detik 1 = (6 + 4) (11) + 1 (48 +4) detik = 110 + 52 = 162 detik N = L. Netto . n . P. T 300. PB. M
= 559,5 m2 . 12 . 0,03. 162 detik 300 . 3 . 16 Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 91
Analisa
= 32.630,04 14.400 = 2.2~ 2 lift per tower apartemen Tangga dan escalator Sirkulasi vertikal selain lift adalah tangga dan escalator. Tangga biasanya digunakan pada saat keadaan darurat maka dari itu letak tangga harus mudah dijangkau dan jarak maksimum 30m, sedangkan dalam keadaan biasa saja maka akan digunakan escalator agar pengunjung tidak kelelahan dalam pencapaian tiap lantai pada apartemen maupun pusat perbelanjaan. Kesimpulan : Pada 1 tower bangunan apartemen akan memiliki 2 lift penghuni dengan kapasitas 16 orang/lift dan 1 lift barang. Untuk Pusat perbelanjaan juga memiliki 2 lift pengunjung
kapasitas 12 orang, 1 lift barang, dan
escalator untuk pencapaian ke retail-retail dalam bangunan.
IV.3.5. Analisa Sistem S truktur dan Konstruksi Bangunan Pemilihan system pada struktur pada perencanaan bangunan M al dan Apartemen didasarkan pada beberapa kriteria, yakni: - Bahan bangunan yang dapat digunakan dan tersedia. - Kemudahan dalam pelaksanaanya. - Faktor kekakuan, kekuatan, kestabilan, keamanan terhadap kebakaran. Struktur bangunan terbagi atas 2 bagian yaitu: Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 92
Analisa
1. Sub-Structure M erupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dengan tanah dan menyalurkan beban-beban yang bekerja diatasnya ke tanah. Faktor pertimbangan : jenis tanah, kedalaman, daya dukung tanah, beban dari atas yang harus disalurkan ke tanah secara merata, pertimbangan biaya pelaksanaan, bahan bangunan yang digunakan dan tersedia. Jenis pondasi yang digunakan pada bangunan apartemen dan mal ini adalah pondasi dengan tiang pancang mudah pengerjaannya, lebih efektif dan efesien terhadap waktu. 2. Upper-structure M erupakan bagian struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari atas berupa beban hidup maupun beban mati ke bawah hingga ke pondasi. Tabel 20. Kelebihan dan Kekurangan Pada Struktur Beton Bertulang dan Baja
No. Struktur beton bertulang 1. Resiko berkarat pada bahan rendah. 2. Waktu relatif lama karena dicor dicor dan dicetak di tempat. 3. Bentuk dan ukuran mudah disesuaikan dengan kebutuhan
Struktur baja Resiko karat pada bahan tinggi. Waktu pelaksanaan relatif cepat karena telah dicetak di pabrik. Bentuk dan ukuran sudah dirancang dari pabrik sehingga tidak fleksibel pada pemasangan
Pemilihan upper strukture yang cocok untuk perancangan bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan adalah konstruksi struktur beton bertulang/Frame/RangkaKaku,dengan pertimbangan bahwa perancangan
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 93
Analisa
bangunan M al dan Apartemen yang menggunakan bahan beton bertulang akan lebih kuat terhadap tekan, tidak mudah berkarat, dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan.
IV.3.6.Analisa Utilitas Bangunan Sistem utilitas merupakan faktor yang membantu dalam pencapaian keamanan dan kenyamanan pemakai bangunan. Dalam pencapaian keamanan dan kenyamanan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu temperature suhu, cahaya, kebisingan, dan keamanan. Sistem komunikasi Terdapat 2 jenis system komunikasi: 1. Sistem komunikasi satu arah, alat yang digunakan adalah Loud Speaker dan CCTV. 2. System komunikasi dua arah, alat yang digunakan adalah PABX (Private Automatic Branch Exchange), Direct Line (Telkom), LAN, PC atau beberapa PC maupun notebook yang digabung dalam satu server dan terkoneksi ke internet melalui jaringan kabel maupun wireless. Sistem penanggulangan Kebakaran Tabel 21. Penanggulangan Kebakaran
No. Aspek 1. Evakuasi
Binus University-Architecture Major 2010
Keterangan - Tangga darurat dilengkapi dengan Blower - pintu, dinding tangga serta railing dibuat dari bahan yang dapat menahan api dan panas - lampu darurat otomatis menyala - penunjuk arah exit/keluar otomatis menyala - sistem komunikasi darurat, mematikan sarana
Apartment And Mall in Central Jakarta | 94
Analisa
2. Deteksi
3. Pemadam kebakaran
Foto (60). Alat Deteksi
secara otomatis apabila mendeteksi adanya kebakaran - pintu keluar menuju ruang terbuka -TPM berupa tombol yang ditekan manual -detector : heat untuk panas, smoke untuk asap, dan flame untuk lidah api -sprinkler, menyemprot air atau zat pemadam api o (tingkat awal bekerja pada suhu 135-160 F) jarak 6-9 meter -Fire Hydrant, jarak maksimum adalah 30 meter -pylar hydrant, di luar bangunan digunakan oleh pemadam kebakaran
Gbr (61). Hydrant dan APAR
Tangga
Akses tangga
Foto (62). Sprinkler Gbr 52. Sistem sprinkler
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 95
Analisa
IV.3.7. Analisa Sistem Pencahayaan Pencahayaan merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan spatial dan estetika. Terdapat dua sistem penerangan yakni: penerangan alami dan buatan. 1. Pencahayaan buatan Pada bangunan sumber daya untuk pencahayaan buatan ini berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), genset atau diesel yang dipergunakan apabila listrik dari PLN padam. 2. Pencahayaan alami Dalam penerapan konsep hemat energi pencahayaan alami merupakan peranan penting karena sumber daya berasal dari matahari. Untuk mendapatkan cahaya matahari maka bangunan perlu diberi bukaan, sehingga pencahayaan buatan hanya dipakai pada saat malam hari.
IV.3.8. S istem Pembuangan Limbah A. Limbah S ampah Pembuangan sampah berupa sistem pengumpulan dari bangunan ke bak penampungan yang disediakan dan kemudian akan diangkut dengan truk sampah ke lokasi pembuangan akhir.
B. Limbah Cair dan Padat Limbah cair berupa air hujan, air kotor pada kamar mandi semuanya diteruskan melalui talang vertikal yang tertanam di dinding disalurkan ke Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 96
Analisa
riol saluran bawah dan di lanjutkan ke riol kota, tiap jarak tertentu mempunyai bak control, Sedangkan limbah padat di salurkan melalui proses penetralan di STP dan diurai oleh bakteri.
IV.3.9. S istem Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih yang berasal dari Perusahaan Air M inum (PAM ) ditampung di reservoir atas berupa tanki penyimpanan air, kemudian didistribusikan ke ruang-ruang yang memerlukan. Kebutuhan air dingin/ hari = 135/225Lt/ orang Tabel 22. Total penghuni apartemen
Bangunan
Jumlah Jumlah unit penghuni Hunian tipe 54 1 org studio Hunian tipe 90 2 org 1 kamar Hunian tipe 168 3org 2 kamar Total
Volume
Total penghuni (orang) 54 180 504 738
= (135 x 738)+(225 x 738) 2 = 132.840 Lt/hari untuk bangunan apartemen
Kebutuhan air panas/ hari = 45Lt/ orang Volume = 45 x 738= 33.210 Lt/hari untuk bangunan apartemen
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 97
Analisa
Gbr 53. Jaringan air bersih
IV.3.10. S istem Penghawaan 1. Pengudaraan buatan • Pengudaraan buatan pada bangunan mal menggunakan AC Central, karena ruangan pada pusat perbelanjaan besar sehingga penggunaan AC Central lebih efektif daripada AC Split.
Gbr 54. AC Central
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 98
Analisa
• Pengudaraan buatan pada unit-unit apartemen menggunakan AC Split, karena ruangan yang kecil pada unit-unit apartemen sehingga penggunaan AC Split sangat efektif dan sistem ini dapat mengatur temperatur udara yang diinginkan.
Gbr 55. AC Split
2. Pengudaraan alami Koridor apartemen diberi bukaan sehingga pengudaraannya hanya mengandalkan ventilasi alami. Pada ruang-ruang unit dirancang terdapat bukaan untuk ventilasi alami, tetapi untuk daerah pusat perbelanjaan tidak memakai ventilasi alami tapi AC Central.
IV.3.11. S istem Penangkal Petir Penangkal petir merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk menangkal petir yang menyambar dengan menyalurkannya ke dalam tanah. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sistem penangkal petir yaitu faktor ekonomis, memperhatikan keserasian arsitekturnya dengan tetap menjaga keamanan teknis, serta ketahanan Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 99
Analisa
terhadap mekanis dan terhadap korosi. Salah satu sistem yang digunakan adalah sistem faraday dengan menghubungkan kawat tembaga ke saluran arde didalam tanah, sistem ini efisien namun memerlukan biaya yang cukup mahal.
Gbr 56. Skematik Sistem Penangkal Petir Sangkar Faraday Tabel 23. Perkiraan Bahaya Petir Pada bangunan Tinggi
No. Kriteria Nilai indeks 1. M acam/jenis bangunan apartemen dan mal dimana 2 merupakan bangunan yang berisi sangat banyak orang. 2. Bahan konstruksi adalah beton bertulang, kerangka 2 besi dan atap bukan logam. 3. Tinggi bangunan (35-50 meter) 6 4. Situasi bangunan di tanah datar pada semua 0 ketinggian 5. Jumlah hari guruh (75-100/tahun) 6 Total 16
Nilai <11 11 12 >12
Perkiraan bahaya Diabaikan Kecil Sedang Agak besar
Binus University-Architecture Major 2010
Pengamanan Tidak perlu Tidak perlu Agak perlu perlu
Apartment And Mall in Central Jakarta | 100
Analisa
14 Besar >14 Sangat besar
Sangat perlu diharuskan
Dari analisa diatas maka bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan ini sangat memerlukan penangkal petir dengan perkiraan bahaya sangat besar.
IV.3.12. Analisa Hemat Energi
Penghematan energi melalui rancangan bangunan
mengarah pada
penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi. M elalui perancangan pasif bangunan dapat dijadikan bangunan yang dapat menghemat energi. Ada beberapa cara untuk menciptakan bangunan hemat energi, yaitu :
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 101
Analisa
• Orientasi bangunan di mengarah pada sisi utara dan selatan, tidak searah orientasi matahari dari timur ke barat sehingga bangunan tidak secara langsung
menerima
panas
matahari
yang
mengakibatkan naiknya suhu di dalam bangunan secara
signifikan.
Dengan
naiknya
suhu
Gbr 57. Orientasi Bangunan
bangunan secara signifikan maka dibutuhkan penghawaan
buatan
yang
besar
untuk
menormalkan suhu di dalam bangunan agar para pemakai
gedung
dapat
beraktifitas
dengan
nyaman. • Penggunaan skylight pada bangunan M al untuk penghematan energi listrik, sehingga mengurangi pemakaian energi listrik(penerangan buatan) untuk kenyamanan secara visual. Foto 63. Puri Mal
• Gedung ini menggunakan sirip-sirip di setiap bukaan(jendela) untuk mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan, Sehingga dapat menghemat
penggunaan
energi listrik
untuk
penghawaan buatan. Foto 64. Gedung S. Widjojo
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 102
Analisa
Tabel 24. Jenis selubung bangunan sumber: Ir. Daryanto, MSA – FTSP Universitas Trisakti
• Dapat juga dengan menggunakan selubung pada bangunan agar panas matahari tidak masuk secara langsung ke dalam bangunan. Kesimpulan : Dengan memanfaatkan kelebihan dari iklim tropis lembab di Indonesia kita dapat menekan pemakaian energi untuk kenyamanan dan keamanan aktifitas di dalam bangunan.Terdapat berbagai cara untuk merancang bangunan dengan konsep hemat energi, kemudian kita dapat menerapkan cara-cara diatas untuk melakukan penghematan terhadap energi.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 103