ANALISA KEANDALAN, SAFETY DAN KETIDAKPASTIAN ELECTROSURGICAL UNIT DI RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD SOEWANDHIE SURABAYA ( Bangkit Anggun W, Imam Abadi ST.,MT, Dyah Sawitri, ST.,MT) Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS keputih Sukolilo, Surabaya 60111 Abstrak Electrosurgical Unit (ESU) adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik untuk memotong, mengentalkan dan mengeringkan jaringan, dengan alat ini diharapakan pasien tidak mengalami pendarahan selama operasi berlangsung . Pada dasarnya ESU harus selalu siap ketika dibutuhkan, sehingga performa yang prima harus selalu dijaga setiap harinya. Untuk mengetahui performa dari ESU bisa dilakukan dengan pengujian kelayakan dan pengujian safety menggunakan analisa ketidakpastian pengukuran, dan juga dengan pengujian keandalan menggunakan analisa kuantitatif yang berdasarkan data kegagalan dan data perbaikan selama periode 2005-2010. Pada analisa keandalan ada 3 komponen yang sering mengalami kegagalan yaitu elektroda aktif, elektroda pasif dan foot switch. Hasil evaluasi untuk analisa kelayakan didaptkan rata-rata ketidakpastian pengukuran untuk ESU 1= ± 2.54, ESU 2= ± 0.99, ESU 3= ± 2.02. Untuk Analisa safety kelistrikan didapatkan rata-rata ketidakpastian untuk ESU 1= ± 2.00, ESU 2= ± 1.886, ESU 3 = ± 1.88, sedangkan untuk hasil evaluasi keandalan total untuk ESU 1= 0,99 pada t=440 jam, ESU 2=0,92 pada t=830 jam, dan ESU 3=0,99 pada t=320 jam. Hasil evaluasi preventive maintenance total ESU 1 dilakukan setelah dioperasikan selama t=560 jam, ESU 2=850 jam, ESU 3=700 jam. Keyword : Electrosurgical unit, keandalan, safety, ketidakpastian. 1.
PENDAHULUAN Alat Kedokteran sebagai fungsi diagnostik dan terapi sangat berkaitan dengan dua aspek, yaitu aspek keselamatan dan aspek keamanan. Kedua aspek inilah yang mengharuskan alat kedokteran wajib dilakukan pengujian sebelum digunakan untuk melakukan diagnosa atau terapi ke pasien. Berdasarkan Permenkes No.363/MENKES/PER/IV/1998 tanggal 8 April 1998, tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, setiap alat kesehatan yang dipergunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh Institusi Penguji, untuk menjamin ketelitian dan ketepatan serta keamanan penggunaan alat kesehatan. Electrosurgery adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan. Electrosurgical adalah alat medis yang selalu digunakan selama proses operasi. Dengan menggunakan alat ini diharapkan selama proses operasi, pasien tidak mengalami kehilangan banyak darah karena alat ini selaian dapat digunakan untuk melakukan pembedahan juga dapat digunakan untuk menutup jaringan setelah mengalami pembedahan. Dengan kemajuan teknologi membuat Electrosurgical ini menjadi wajib digunakan dalam selama proses pembedahan ( Ansell Care ). Menurut Ansell Cares, Australia yang memuat tentang information and educational program for the hospital and medical community. Memuat jurnal tentang “Tinjauan bedah elektro dan sarung tangan lateks” dimana jurnal ini
membahas tentang masalah lain yang berkaitan dengan penggunaan bedah elektro yang berkaitan dengan shock atau luka bakar listrik pada ahli bedah yang melakukan operasi. Ini terjadi melalui sarung tangan bedah. Jika terjadi luka bakar saat melakukan operasi, dokter biasanya menghubungkannya dengan lubang yang sebelumnya sudah ada pada sarung tangan, yaitu kerusakan pada isolator. Ada yang menganggap karet berlaku sebagai medium isolasi pada waktu melakukan bedah-elektro. Akan tetapi barier sarung tangan tidak dibuat untuk tujuan ini dan karena itu sebaiknya jangan ‘diandalkan memberikan isolasi yang tidak akan pernah gagal’. Memahami bagaimana menjamin adanya perlindungan dan kinerja optimal itu sangat penting dalam bidang perawatan kesehatan. Indikasi yang mungkin dari kasus tadi bisa bersumber dari pemakaian Electrosurgical yang tidak sesuai prosedur sehingga membuat keandalan alat menjadi menurun sehingga resiko kegagalan alat semakin tinggi dan juga karena safety yang tidak memadai seperti arus bocor, pembumian yang tidak bagus, tahanan isolasi yang jelek dan faktor-faktor lain yang perlu dikaji lebih lanjut. hal-hal ini yang kurang disadari oleh para ahli bedah sehingga perlu adanya pengujian performansi yang mencakup 3 aspek yaitu performa, kehandalan, dan safety, harapannya dengan penelitian ini mampu memberikan deteksi terhadap kerusakankerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi dan bahkan kecelakaan selama proses pembedahan.
1
Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini menjabarkan langkah-langkah analisa data yang meliputi analisa kuantitatif yaitu perhitungan keandalan menggunakan software reliasoft weibull++ version 6 sedangkan analisis kelayakan dan keamanan menggunakan toeri ketidakpastian pengukuran. Bab IV : Evaluasi Data Dan Pembahasan Bab ini menjabarkan hasil analisa data yang meliputi perhitungan ketidakpastian pengukuran untuk daya cutting dan coagulation dan safety pada masing-masing electrosurgical unit dan analisa kuantitatif yaitu perhitungan keandalan, kemudian dari hasil evaluasi dibandingkan performansinya sehingga diketahui tingkat kelayakan, kehandalan dan keamanan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan terhadap hasil penelitian dan rekomendasi serta saran-saran yang perlu dilakukan sebagai tindak lanjut penelitian untuk permasalahan yang relevan.
Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang bisa diambil untuk tugas akhir ini adalah: Bagaimana melakukan pengukuran daya cutting dan coagulation menggunakan metode ketidakpastian. Bagaimana melakukan pengujian safety kelistrikan yang meliputi pengujian tegangan jala-jala PLN, pengujian tahanan isolasi, pengujian tahanan hubungan pentanahan, pengujian arus bocor pada chassis, pengujian arus bocor pasien. Bagaimana melakukan analisa keandalan pada electrosurgical menggunakan metode reliability centered maintenance. Berdasarkan latar belakang dari pembuatan tugas akhir ini maka dapat disimpulkan tujuan dari tugas akhir ini antara lain : Menerapkan standar ECRI 411-20080901 dengan menggunakan analisa ketidakpastian untuk mengetahui kelayakan electrosurgical. Menerapkan standar AS 3551 untuk Analisa safety electrosurgical Menerapkan metode reliability centered maintenance untuk analisa keandalan electrosurgical.
2.
Batasan masalah yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Pengujian performa dilakukan dengan melakukan kalibrasi daya catting dan coagulation. Pengujian Electrosurgical unit mengacu pada standar ECRI 411-20080901. Pengujian safety electrosurgical dilakukan dengan pengujian tegangan jala-jala PLN, tahanan isolasi, tahamam hubungan pentanahan, pengujian arus bocor pada chassis, pengujian arus bocor pasien dengan batasan mengacu pada AS 3551. Data waktu kegagalan berdasarkan periode 2005-2010 dan 2007-2010.
TEORI PENUNJANG 2.1 Electrosurgery Unit (ESU)
Gambar 1. Electrosurgical Electrosurgery adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekwensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan. Electrosurgical selalu digunakan selama proses operasi, dengan alat ini diharapkan selama proses operasi pasien tidak mengalami kehilangan banyak darah karena alat ini selain dapat digunakan untuk melakkan pembedahan juga dapat digunakan untuk menutup jaringan setelah mengalami pembedahan (Ansell Care).
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab. Isi dari masing-masing bab tersebut adalah : Bab I : Pendahulan Berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah yang diambil, batasan masalah yang digunakan, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini, manfaat yang akan diperoleh serta sistematika dalam penyusunan laporan penelitian.BAB Bab II : Dasar Teori Bab ini berisiskan tentang teori yang berhubungan dengan konsep ketidakpastian pengukuran, electrosurgical unit, electrical safety electrosurgical unit, keandalan, failure rate, distribusi waktu kegagalan, maintainability, availability, tinjauan software reliasoft weibull++ version 6
2.2 Safety Kelistrikan Electrosurgical unit merupakan salah satu alat kedokteran yang masuk dalam katagori hight risk, karena apabila terjadi kegagalan atau kesalahan pemakian peralatan dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius terhadap pasien maupun operator, misalnya luka bakar pada pasien yang biasa disebabkan karena arus bocor maupun pembumian yang kurang baik. Untuk melakukan pengujian diperlukan standar internasional dimana didalamnya memberikan persyaratan-persyaratan yang diperlukan dan metode pengujian berdasarkan karakteristik peralatan kesahatan. Standar Australia 3551 merupakan salah satu standar keselamatan kelistrikan yang dapat digunakan. Dimana
2
didalmnya terdapat detail mengenai batasan nilainilai kelistrikan yang diperkenankan
U
SSR
b
a
(x
i
)
n(
x
yang
i
i
2
i
( y b x ) n
U
B1
U s k
Dimana : U B1 = Ketidakpastian berdasarkan sertifikat standar Us = uncertainty k = faktor cakupan
Simpangan Baku (Standart Deviasi) Simpangan baku (standard deviation) S(Xi) menggambarkan dispersi ( sebaran harga x ) disekitar harga rata-ratanya.
1 n ( xi x ) 2 n 1 i 1
Experimental standard deviation of the mean (ESDM) Experimental standard deviation of the mean (ESDM) sering juga disebut dengan istilah standard uncertainty (Type A) .ESDM, S(x) adalah harga yang menjadi ukuran seberapa dekatnya harga rata-rata x ke harga sebenarnya.
s X i
x y ) ( x )
Ketidakpastian type B adalah diperoleh berdasarkan informasi yang dapat dipercaya menggunakan semua informasi relevan yang tersedia atau berdasarkan dari nilai non statistik yang dikarakteristikkan oleh data sekunder dan data tersier. Ketidakpastian berdasarkan sertifikat standar
Kesalahan Relatif Besarnya Error atau kesalahan dinyatakan dalam persen (%) % Error = (Error/ Setting) × 100
2 i
Dimana : Ʃ xi = jumlah nilai standar Ʃ yi = jumlah nilai koreksi
i1
Error = x - Setting alat
Ketidakpastian berdasarkan Resolusi standar
U
B2
resolusi 2 3
Dimana : U B 2 = Ketidakpastian berdasarkan resolusi standar
Ketidakpastian Baku Gabungan (Uc) ketidakpastian gabungan (Uc) dapat dihitung menggunakan persamaan dibawah ini :
U X i S X
n
ESDM
n x iyi
n
Kesalahan ( Error ) Besarnya penyimpangan rata-rata pengukuran dikurangi dengan setting atau True value
R2
y reg a bx
S X
R y reg y
Dimana : ∑Xi = Jumlah nilai sampling N = Banyaknya sampling
S ( xi )
SSR n 2
Dimana : U A 2 = ketidakpastian pengambilan data naik dan turun n = jumlah data
2.3 Ketidakpastian Pengukuran Ketidakpastian pengukuran atau uncertainty of measurement adalah suatu parameter berupa dispersi nilai-nilai yang mungkin diambil sebagai nilai besaran ukur (measurand). Dengan kata lain, ketidakpastian pengukuran adalah parameter yang terkait dengan hasil pengukuran, yang mengkarakteristikkan disperse (penyebaran) nilainilai yang mewakili nilai yang diukur. Ketidakpastian type A adalah ketidakpastian yang didasarkan pada percobaan yang berulang (n>1) yang kemudian dievaluasi dengan metode statistik dari distribusi statistik hasil-hasil pengukuran berulang yang dinyatakan dalam bentuk nilai ‘standat deviasi’ (simpangan baku). Perhitungan ketidakpastian type A antara lain : Rata-rata
1 x n
A2
2
2
U c U A1 U A 2 U B1
Ui n
Dimana : ESDM = Rata-rata nilai simpangan baku
3
2
Derajat Kebebasan Efektif (Veff) Derajat kebebasan efektif menggunakan rumus
dihitung
Veff
UC 4
Apabila variable acak T (waktu kegagalan) mempunyai distribusi lognormal, logaritma T memiliki distribusi normal. Fungsi kerapatan peluang untuk distribusi lognormal adalah :
4
4
4
UA1 UA2 UB1 UB1 v v v v
4
f (t )
Ketidakpastian Bentangan (Uexp)
U exp k.U c y
Jika distribusi waktu antar kegagalan suatu komponen, subsistem, atau system mengikuti distribusi lognormal, maka: a. Fungsi reliability distribusi lognormal ln t 2 1 R (t ) exp dt 2 2 t t 2 b. Failure Rate secara umum
Nilai k bergabung dengan Veff dan tingkat kepercayaan yang diambil. Misalnya diambil tingkat kepercayaan 95 % nilai k =2. 2.4
Reliability Reliability didefinisikan sebagai probabilitas dari suatu sistem untuk dapat melaksanakan operasi atau fungsinya dengan baik selama selang waktu tertentu. Kegagalan dari suatu sistem dapat didefinisikan sebagai gangguan terhadap fungsi dari suatu sistem(Ebeling, 1997) Suatu sistem atau komponen dikatakan rusak apabila ia berhenti memenuhi fungsi yang diinginkan. Apabila terjadi kemacetan dari suatu sistem seperti mesin berhenti bekerja, peralatan komunikasi dalam sistem mati, sistem dalam keadaan benar-benar rusak. Selain itu sangat penting untuk mendefinisikan bentuk lain dari kerusakan seperti dari kemunduran kerja atau fungsi yang tidak stabil. Pada kondisi pengoperasian tertentu untuk periode waktu yang telah ditentukan pula. Terminologi item yang telah dipakai dalam definisi reliability diatas dapat mewakili sembarang komponen, subsistem atau sistem yang dapat dianggap satu kesatuan. Secara umum ada dua metode yang dipakai untuk melakukan evaluasi reliability dari komponen, sistem, dan sub sistem, yaitu: a. Evaluasi Kualitatif Analisa ini merupakan analisa secara kualitas dari suatu mode dan dampak kegagalan, seperti FMEA, FMECA, dan FTA b. Evaluasi Kuantitatif Evaluasi kuantitatif dapat dibedakan menjadi bagian besar yaitu evaluasi reliability secara analisis dan evaluasi reliability dengan metode simulasi. Dalam tugas akhir ini, distribusi statistik yang digunakan adalah distribusi weibull dan normal. Distribusi Weibull Fungsi padat peluang (probability density function) distribusi weibull adalah : f (t )
t
1
t exp
(t)
Availability Availability didefinisikan sebagai probabilitas bahwa sebuah item akan tersedia saat dibutuhkan, atau proporsi dari total waktu bahwa sebuah item tersedia untuk digunakan(Ebeling, 1997) A inh
MTBF MTBF MTTR
A(t ) 1 exp t
2.5
Maintainability Didefinisikan sebagai kemampuan suatu item dalam kondisi pemakaian tertentu, untuk dirawat, atau dikembalikan ke keadaan semula dimana item itu dapat menjalankan fungsi yang diperlukan, jika perawatan dilakukan dalam kondisi tertentu dan dengan menggunakan prosedur dan sumber daya yang sudah ditentukan(Ebeling, 1997) Kemampurawatan adalah faktor yang penting dalam menentukan ketersediaan dari suatu item. RAM sering kali dipakai sebagai suatu singkatan yang mewakili reliability, availability dan maintainability. Persamaan untuk perhitungan M(t) sebagi berikut :
Distribusi eksponensial
M t 1 e .t
Distribusi weibull
M t 1 e
M t
1
0
2.6
t
Distribusi normal T
Laju kegagalan distribusi weibull adalah: t (t )
f (t ) R (t )
2.5
Fungsi keandalan distribusi weibull adalah t R (t ) exp
1 ln t 2 exp t 2 2 1
1 T
2
e
1 tT 2 T
2
dt
Preventive Maintenance Total Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik untuk menjamin
Distribusi Lognormal
4
Kegiatan ini dilakukan dengan mendeteksi awal terjadinya kerusakan dan memperkirakan waktu yang memungkinkan suatu peralatan akan mengalami kegagalan operasi.
berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan. Tujuan preventive maintenance ini adalah untuk dapat mencapai suatu tingkatan perawatan terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh suatu kualitas produk yang optimum pada biaya paling rendah(Ebeling, 1997) Melalui pemanfaatan prosedur preventive maintenance yang baik, akan dapat terjadi koordinasi yang baik antara orang-orang bagian produksi dan maintenance sehingga : Kerugian waktu produksi dapat diperkecil. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi atau dihindari. Interupsi terhadap jadwal yang telah direncanakan waktu produksi maupun perawatan dapat dihilangkan atau dikurangi.
Failure Finding (FF) Yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menemukan kerusakan yang tersembunyi dalam operasinya. Pada operasi yang normal dalam situasi dimana terjadinya kerusakan yang tidak diketahui, maka hal ini disebut dengan kerusakan yang tersembunyi/hidden failure. Run To Failure (RTF) Yaitu keputusan yang sengaja dibuat dengan mengoperasikan suatu peralatan sampai terjadi kerusakan. Hal ini dilakukan karena ditinjau dari segi ekonomis tidak menguntungkan untuk melakukan perawatan.
Preventive maintenance tersebut akan mengakibatkan peningkatan reliability sistem, dimana secara matematis dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Rm(t) R(T)n R(t nT),
3
METODOLOGI PENELITIAN
4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Untuk menentukan kelayakan Electrosurgical dilakukan dengan kalibrasi menggunakan dan dianalisa menggunakan analisa ketidakpastian pengukuran, dengan beberapa faktor yang memperngaruhi ketidakpastian pengukuran yaitu UA 1 dan UA 2, selaian itu juga faktor –faktor lain selain data statistik yaitu UB 1 dan UB 2, sehingga didapatkan analisa keandalan masing-masing electrosurgical sebagai berikut:
nT t (n 1)T
n 0,1,2,... Sebagai pembanding untuk studi lebih lanjut tentang preventive maintenance, dapat digunakan grafik reliability sistem yang mengalami preventive maintenance seperti yang ditampilkan dalam Gambar 2
PM , R(t n1) CumulativePM , Rm (t ) NoPM , R( t )
Gambar 2 Grafik reliability sistem dengan preventive maintenance secara periodik(Ebeling, 1997) Adapun ada 3 alasan utama dilakukannya kegiatan preventive maintanance, adalah sebagai berikut: Menghindari terjadinya kerusakan Mendeteksi awal terjadinya kerusakan Menemukan kerusakan yang tersembunyi Kegiatan-kegiatan yang dikategorikan kedalam preventive maintenance adalah sebagai berikut:
Time Directed (TD) Yaitu kegiatan yang secara langsung bertujuan untuk mencegah / memperlambat terjadinya kerusakan. Hal ini dilakukan secara periodik sampai peralatan tersebut tidak dapat diperbaiki kembali seperti semula.
Condition Directed (CD) Yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mendeteksi gejala – gejala awal terjadinya kerusakan.
5
Parameter
Cutting
Setting Alat (Watt)
ESU 1 (Watt)
ESU 2 (Watt)
ESU 3 (Watt)
25
± 2,916
± 1,151
± 2,306
50
± 2,973
± 1.075
± 2,302
75
± 3,255
± 1,146
± 2,314
100
± 3,463
± 1,144
± 2,447
125
± 3,225
± 1,146
± 2,314
150
±3,146
± 1,061
± 2,499
175
± 3,254
-
± 2,472
200
-
-
± 2,498
20
± 1,269
± 0,559
± 0,937
40
± 1,370
± 0,787
± 1,123
60
± 1,491
± 0,841
± 1,766
80
± 1,530
-
± 1,231
mengalami kegagalan yaitu elektroda aktif, elektroda pasif dan foot switch.
Elektroda Pasif
Control Panel
Isolator switch board
Logic board
Foot Switch
Power Supply
Generator
Power Output board
Electroda Aktif
Coagulation
Gambar 2. Blok diagram electrosurgical unit
Tabel 1. Tabel Keidakpastian Pengukuran Daya 4.3.1 Distribusi Data Waktu Antar Kegagalan ESU 1 Elektroda Aktif Dari data waktu kegagalan dicari TTF yang kemudian dilakukan uji distribusi dengan menggunakan software weibull 6. Didapatkan distribusi yang paling mendekati weibull 3 , dengan parameter β = 0.94; η = 386.08; = 439.15. dan TTR didapatkan distribusi yang paling mendekati yaitu distribusi weibull 3 dengan parameter β=0,33, µ= 0,86, γ= 2.99. MTTR = 8,44, MTBF=836,41. = 0,12 maka nilai Ainh = 0,99 Elektroda Pasif Dari hasil uji distribusi menggunakan data TTF didapatkan distribusi yang mendekati weibull 3 , dengan parameter β = 0,67; η = 677,64; = 895,44. Dengan uji distribusi TTR didapatkan weibull 2 dengan parameter β=7,62, µ= 3,80 yang paling medekati dengan nilai MTTR = 3,57, MTBF=1797,51 untuk = 0,28 maka nilai Ainh = 0,99. Foot Switch Dari data waktu kegagalan diketahui nilai TTR yang kemudian menggunakan software weibull 6 dicari distribusi yang paling mendekati yaitu distribusi weibull 2 , dengan parameter β = 3.88; η = 1295.99.dan dari data TTR didapatkan distribusi yang mendekati yaitu weibull 3 dengan parameter β=1,58, µ= 1,64, γ= 2,28. MTTR = 3,76, MTBF= 1172,63 dan untuk = 0,27, maka nilai Ainh = 0,996
4.2 Analisa Safety Kelistrikan Untuk analisa safety kelistrikan dilakukan dengan pengambilan data beberapa parameter pengukuran sesuai dengan standar AS 3551 yang antara lain tegangan PLN, tahanan isolasi, arus bocor pada chassis, arus bocor pada elektroda. Yang kemudian dianalisa menggunakan analisa ketidakpastian dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yang antara lain UA 1, selain itu sertifikat standar (UB 1) dan resolusi standar (UB 2), sehingga didapatkan ketidakpastian pengukuran sebagai berikut : Ketidakpastian pengukuran N0.
Parameter ESU 1
ESU 2
ESU 3
1.
Tegangan PLN (Volt)
± 0,388
± 0,396
± 0,406
2.
Tahanan Isolasi kabel catu (Ω)
± 2,33
± 2,30
± 2,19
3.
Tahanan Hubungan Pentanahan (Ω)
± 0,121
± 0,121
± 0,121
4.
Arus bocor chasiss dengan grounding (µA)
± 2,354
± 2,354
± 2,354
5.
Arus bocor chasiss tanpa GND (µA)
± 2,389
± 2,373
± 2,371
6.
Arus bocor chasiss polaritas terbalik dengan GND (µA)
± 2,354
± 2,353
± 2,354
7.
Arus bocor chasiss polaritas terbalik tanpa GND (µA)
± 2,368
± 2,370
± 2,380
8.
Arus bocor elektroda aktif (µA)
± 2,354
± 2,361
± 2,354
9.
Arus bocor elektroda pasif (µA)
± 2,345
± 2,359
± 2,354
Tabel 2 Tabel Ketidakpastian pengukuran safety kelistrikan. 4.3 Analisa Keandalan Evaluasi keandalan diterapkan pada 3 unit electrosurgical yaitu ESU 1, ESU 2, ESU 3, dengan 3 komponen yang sering
6
4.3.2
6. Fault Tree Diagram
Keandalan Total ESU 1
Electrosurgical
Power Supply
Rangkaian Safety
Generator
Grafik 1. Grafik Keandalan total ESU 1 4.3.3
Maintainability total ESU 1
trafo
IC regulator
Gambar 2 Grafik maintainability total ESU 1 4.3.4
Spear gap
Power Amp
Contactor
Elektroda Aktif
Counter Intensitas
Foot Switch
Availability Total ESU 1 7.
Validasi Uji Distribusi Validasi uji distribusi bertujuan untuk menentukan disrtibusi apa yang paling mendekati untuk dijadikan acuan dalam menentukan keandalan suatu komponen, keakuratan distribusi yang digunakan akan mempengeruhi keakuratan keandalan yang dihasilkan, uji validasi ini menggunakan dua software yaitu realisoft dan easy fit. Kedua softwere ini akan dibandingkan untuk menentukan softwere mana yang akan digunakan untuk melakukan analisa kendalan
Gambar 4.53. Grafik availability total ESU 1 5. Evaluasi Preventive Maintenance Total Evaluasi preventive maintenance adalah upaya untuk menjaga keandalan suatu alat yang diharapkan dapat meningkatkan keandalan sehingga diperoleh tingkat pemakian yang optimal dengan biaya serendah-rendahnya.
No.
ESU 1
ESU 2
ESU 3
Gambar 4.56. Grafik Preventive Maintenance Total ESU 1
7
Validasi MTTF MTTF
Komponen Manual
Reliasoft
Distribusi
easyfit
distribusi
elektroda aktif
791.56
836.41
weibull 3
997.74
elektroda pasif
1554.00
1797.52
weibull 3
-
lognormal johnson SB
foot switch
1178.40
1172.63
weibull 2
1170.4
uniform
elektroda aktif
1078.67
1072.82
weibull 2
647.2
error
elektroda pasif
1050.67
1107.97
weibull 3
630.4
uniform
foot switch
852
924.98
weibull 3
426
uniform
elektroda aktif
767.33
825.20
weibull 3
853.1
beta
elektroda pasif
988.00
1532.89
weibull 3
1592.8
foot switch
918.00
914.86
weibull 2
-
uniform johnson SB
Elektrod a Pasif
Validasi MTTR
No.
DAFTAR PUSTAKA MTTR
Komponen
ESU 1
ESU 2
ESU 3
Manual
Reliasoft
Distribusi
easyfit
Distribusi
elektroda aktif
5.7
8.44
weibull 3
8.75
weibull
elektroda pasif
3.6
3.57
weibull 2
3.49
weibull
foot switch
3.66
3.76
weibull 3
3.48
uniform
elektroda aktif
3.75
3.87
weibull 3
3.00
elektroda pasif
3.25
3.26
weibull 3
2.17
cauchy johnson SB
foot switch
3.75
3.72
weibull 3
2.50
uniform
elektroda aktif
4.43
5.61
weibull 3
6.60
uniform
elektroda pasif
5.25
5.84
weibull 3
4.20
uniform
foot switch
5.2
6.09
weibull 2
7.01
weibull
Gregory T Abstain, BSc., MBA (2002). “Practical Electrosurgery For Clinic” Professional Medical Education Association, inc. Barringer, H. Paul. (1993). “Reliability Engineering Principles”. Houston Chairunisah, Nur Aini. (2009). “Studi Performansi Pada Fototerapi Unit Di RSU Haji Surabaya ”. Teknik Fisika ITS Ansell Care. (2004). “information and educational program for the hospital and medical community Dhilllon, B.S. “Reliability, Quality, and Safety for Engineers”. CRC Press, Boca Raton, London, New York, Washington, D.C Australian Standar 3551 (1988). “AcceptanceTestingAnd In-Service Testing-Electromedical Equipment”. Standards Association of Australia. Ebeling, Charles E. (1997). “An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering 2nd Edition”. The McGrowHill Companies, New York Biomedical Benchmark (2008). “Inspection And Preventive Maintenance Electrosurgical Unit”. ECRI Institute
8.
Kesimpulan Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Hasil evaluasi untuk analisa kelayakan didaptkan ESU 2 memiliki akurasi yang paling baik dilihat dari rata-rata ketidakpastian pengukuran ESU 1= ± 2.54, ESU 2= ± 0.99, ESU 3= ± 2.02. Analisa safety kelistrikan didapatkan ratarata ketidakpastian untuk ESU 1= ± 2.00, ESU 2= ± 1.886, ESU 3 = ± 1.88, Hasil evaluasi keandalan total menunjukkan ESU 2 mempunyai keandalan paling baik dengan hasil evaluasi keandalan total sebagai berikut ESU 1= 0,99 pada t=440 jam, ESU 2=0,92 pada t=830 jam, dan ESU 3=0,99 pada t=320 jam. Ketersediaan komponen dari ketiga electrosurgical sangat baik ini ditunjukkan dengan nilai availability inherent memiliki probabilitas hampir 100 % yaitu 99,9 %. Dari perhitungan preventive maintenance didapatkan waktu maintenance yang tepat untuk ESU 1 dilakukan setelah t=560 jam, ESU 2=850 jam, ESU 3=700 jam
BIODATA
Nama TTL Alamat Email Pendidikan 1992 - 1998 1998 - 2001 2001 - 2004 2004 - 2007
: Bangkit Anggun Wicaksana : Nganjuk, 20 Mei 1986 : Jl. Lawu No.72 kramat, Nganjuk :
[email protected]
: SDN Kramat 1 Nganjuk : SMPN 2 Nganjuk : SMUN 2 Nganjuk : D3 Elektromedik POLTEKKES surabaya 2008 – sekarang : Teknik Fisika ITS Surabaya .
8
9