Analisa fundamental saham Goei Siauw Hong, CFA
Overview
Presentasi ini akan membahas faktorfaktor penentu harga saham Faktor likuiditas Fundamental perusahaan Faktor makro ekonomi
Disamping itu juga akan dibahas sekilas analisa laporan keuangan
2
Faktor likuiditas
Faktor penentu harga saham
Sentimen
Likuiditas Fundamental
4
Faktor penentu harga saham
Dalam jangka pendek, sentimen investor berperan paling besar
Pada saat investor merasa optimistis pada pasar, tanpa perubahan fundamental dan likuiditas yang signifikan-pun pasar bisa berubah banyak
Aliran dana masuk ke pasar adalah penentu utama kinerja saham dalam jangka menengah (bisa sampai beberapa tahun). Faktor fundamental perusahaan menjadi penentu harga saham dalam jangka panjang. Menentukan rekomendasi berdasarkan horizon investor penting. 5
Likuiditas berpengaruh ke harga saham
Banyaknya uang yang beredar di dunia/ di suatu negara bisa menyebabkan kenaikan harga saham. Kondisi likuiditas yang berlebih di suatu pasar, misal karena banyaknya aliran uang yang masuk, bisa berdampak ke harga saham yang membubung
Contoh : kasus di Indonesia pada tahun 1996 dan awal 1997 ; dan 2003 sampai sekarang. Bisa menimbulkan bubble : valuation suatu aset yang terlalu tinggi yang bisa terkoreksi di masa depan. 6
Apa penyebab aliran dana ke saham ?
Kondisi likuiditas yang besar di pasar saham bisa diakibatkan :
Optimisme investor yang berlebih tentang prospek suatu negara Rendahnya suku bunga yang menyebabkan investor mencari alternatif lain dari investasi Kinerja saham yang menguntungkan selama beberapa tahun terakhir, sehingga mendorong semakin banyak pemain yang masuk ke saham Tersedianya dana yang berlimpah pada fund manager.
Misal : leverage dari hedge fund, inflow dari dana yang diterima reksadana dsb.
7
Berapa lama dampak likuiditas ?
Likuiditas bisa berdampak cukup lama (jangka menengah) terhadap harga saham. Kondisi likuiditas yang berlebih bisa menyebabkan kenaikan harga saham yang cukup lama (contoh Jepang pada akhir tahun 1980-an, Indonesia selama 3-4 tahun terakhir, Nasdaq pada akhir tahun 1990-an). Namun, bila kondisi likuiditas yang berlebih menyebabkan bubble, maka koreksi seringkali menyebabkan kerugian yang berjangka panjang. 8
Bagaimana menyikapi likuiditas
Aliran dana yang masuk biasanya berdampak cukup lama ke suatu bursa. Ada peluang trade yang besar bagi investor/nasabah dari aliran dana masuk tersebut. Namun, investor tetap harus melihat ke fundamental.
Bila valuation sudah terlalu tinggi, bisa terjadi koreksi yang berkepanjangan
Nasdaq telah mencapai 5,000 pada tahun 2000. Saat ini indeks hanya sekitar 50% dari puncak Nikkei 225 telah mencapai 40,000 pada akhir 1980-an. Saat ini masih dibawah 50% dari puncak (setelah 17 tahun investor masih merugi dalam jumlah besar).
9
Fundamental perusahaan
Hubungan suatu kejadian dan harga saham Banyak data/informasi yang bisa diperoleh di pasar, mana yang mempengaruhi harga saham ? Perlu mengetahui informasi yang penting, kurang penting, dan tidak penting.
11
Prinsip dasar valuation
Nilai dari saham adalah diskonto dari dividen yang akan diterima di masa depan n
Divn P n i 1 (1 k e )
Rumus ini menyatakan bahwa harga saham :
Berbanding lurus dengan dividen yang akan diterima di masa depan Berbanding terbalik dengan cost of equity (ke) yang dituntut oleh investor ekuitas. 12
Penentu dividen di masa depan ? Laba perusahaan di masa depan Pertumbuhan laba perusahaan ROE dari perusahaan Semakin tinggi laba perusahaan, pertumbuhannya, dan ROE dari perusahaan, semakin besar harga saham perusahaan.
13
Laba perusahaan di masa depan
Laba perusahaan tergantung dari kompetisi yang dihadapi perusahaan Bisa dilihat dari Porter five forces : Barrier to entry
Bargaining power supplier
Rivalry in industry
Bargaining power buyer
Threat of substitutes 14
Laba perusahaan di masa depan
Untuk mempertahankan laba yang besar, perusahaan harus mampu menghasilkan keunggulan kompetitif (bisa melalui diferensiasi atau cost leadership), misalnya :
Merek yang unggul, contoh Coca Cola, Dji Sam Soe Riset yang berkesinambungan, misal Pfizer, Merck Keunggulan biaya karena economies of scale, misal Telkom Akses ke sumberdaya alam yang melimpah dan dapat diambil dengan biaya murah, misal Tambang Timah.
15
Pertumbuhan laba
Pertumbuhan laba perusahaan ditentukan : Pertumbuhan penjualan Lamanya periode dengan pertumbuhan tinggi Struktur industri
16
Pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan penjualan tergantung dari pertumbuhan GDP suatu negara dan industry life cycle
Semakin tinggi GDP suatu negara, maka kemungkinan pertumbuhan penjualan akan semakin tinggi
17
Industry life cycle (1)
Start-up stage :
Produk dan teknologi baru, misal internet pada akhir 1990-an Sulit memprediksi siapa yang akan menjadi pemimpin Akan ada yang sangat sukses dan banyak yang gagal
Tahap konsolidasi (consolidation stage) :
Pemimpin industri mulai muncul. Survivor dari start up stage akan lebih stabil dan memiliki pangsa pasar yang lebih mudah ditebak. Kinerja survivor akan mirip dengan kinerja industri Industri masih tumbuh lebih cepat dari ekonomi
18
Industry life cycle (2)
Maturity stage :
Produk mencapai potensi penuh dalam hal penggunaan oleh konsumen Pertumbuhan sama dengan pertumbuhan industri Poduk menjadi standar dan produser bersaing berdasarkan harga, sehingga margin turun dan profit turun. Perusahaan menjadi cash cow
Relative decline :
Industry tumbuh lebih lambat dari eknomi atau malah menyusut Bisa disebabkan oleh ketinggalan zaman dari produk baru ataupun kompetisi dari low cost supplier.
19
Industry life cycle Sales
Start-up
Consolidation
Maturity
Relative decline
20
Lamanya periode dengan pertumbuhan tinggi
Asumsi mengenai berapa lama periode pertumbuhan tinggi akan berlangsung tergantung dari beberapa hal :
Ukuran dari perusahaan : perusahaan lebih besar periode pertumbuhan tinggi lebih pendek Tingkat pertumbuhan sekarang : jika tinggi periode pertumbuhan tinggi lebih panjang Barrier to entry dan differential advantages : jika tinggi periode pertumbuhan tinggi lebih panjang
21
Struktur industri
Porter five forces akan menentukan tingkat profitabilitas suatu industri.
Jika struktur industri lemah, maka profitabilitas akan pindah dihilangkan oleh new entrants (kompetisi lebih ketat), supplier, pembeli, atau produk substitusi.
22
ROE perusahaan
ROE adalah return on equity ; yaitu berapa persen laba yang bisa dihasilkan dari investasi pemegang saham dalam perusahaan. ROE perusahaan mempengaruhi pertumbuhan laba :
glaba/EPS = ROE x retention rate
Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang didapatkan untuk setiap persentase laba yang tidak dibagikan sebagai dividen 23
ROE tinggi tidak bisa berlangsung selamanya, kecuali ….
Reinvestasi dalam perusahaan hanya akan mendatangkan nilai bagi perusahaan bila ROE yang dihasilkan lebih tinggi daripada tingkat return yang dituntut oleh investor (cost of equity). ROE tinggi akan mengundang kompetitor baru, menimbulkan tekanan dari supplier, buyer, dan produk substitusi ROE perusahaan yang tinggi (> cost of equity) hanya bisa dipertahankan jika perusahaan beroperasi dalam struktur industri yang baik dan memiliki keunggulan bersaing. 24
Keunggulan bersaing
Ada dua cara untuk mendapatkan keunggulan bersaing, yaitu :
Differentiation : membuat perbedaan dengan produk kompetitor sehingga dapat men-charge harga jual yang lebih tinggi.
Misal perusahaan farmasi dengan R&D bisa membedakan dari produk lain (melalui paten), perusahaan dengan brand equity yang tinggi (misal Coca Cola).
Cost leadership : memiliki keunggulan biaya sehingga 25
Cost of equity Cost of equity adalah tingkat return (imbal hasil) yang dituntut oleh investor saham Cost of equity merupakan diskonto dari dividen yang akan diterima di masa depan semakin tinggi cost of equity maka semakin rendah nilai dari dividen yang diterima di masa yang akan datang.
26
Faktor yang mempengaruhi cost of equity
ke rf (rm rf )
ke = cost of equity rf = suku bunga bebas risiko Beta = risiko sistematik dari saham rm – rf = premi risiko pasar
27
Faktor yang mempengaruhi cost of equity
Semakin tinggi suku bunga bebas risiko (suku bunga obligasi pemerintah), semakin tinggi cost of equity semakin rendah harga saham harga saham akan turun jika suku bunga umum naik Semakin tinggi risiko sistematik dari suatu saham semakin tinggi cost of equity semakin rendah harga saham.
Saham dengan laba yang tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi memiliki nilai lebih tinggi daripada saham dengan laba yang volatile (jika hal lainnya sama). 28
Faktor yang mempengaruhi cost of equity
Semakin tinggi premium yang dituntut oleh investor dalam investasi yang berisiko, maka semakin tinggi cost of equity semakin rendah nilai saham
Baru-baru ini kekawatiran terhadap subprime lending di AS menyebabkan investor lebih takut terhadap risiko, sehingga premi risiko pasar meningkat harga saham turun. 29
Suku bunga
Semakin tinggi inflasi, maka semakin tinggi suku bunga bebas risiko semakin tinggi cost of equity Inflasi berdampak buruk bagi saham secara keseluruhan karena menurunkan nilai dari dividen yang diterima di masa depan Dampak negatif dari inflasi bisa dimitigasi oleh kemampuan perusahaan meneruskan inflasi ke pelanggan.
Dampak inflasi akan paling tinggi bagi perusahaan yang tidak mampu meneruskan kenaikan biaya ke pelanggan, sehingga laba (dan dividen) menjadi turun, sedangkan cost of equity naik.
30
Risiko sistematik
Beta (risiko sistematik) adalah volatilitas relatif dari suatu saham dibandingkan volatilitas dari pasar. Perusahaan yang labanya sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi akan memiliki risiko sistematik lebih tinggi daripada perusahaan yang labanya tidak banyak dipengaruhi suku bunga
Misal rokok vs otomotif.
Bila hal lainnya sama perusahaan dengan laba yang stabil (tidak volatile) akan memiliki nilai lebih tinggi daripada perusahaan dengan laba yang volatile.
31
Premi risiko pasar
Ditentukan oleh ketidaksukaan investor terhadap risiko Pada saat risk aversion berkurang (investor menjadi relatif lebih suka terhadap risiko) harga saham lebih tinggi Pada saat risk aversion bertambah market risk premium naik harga saham akan lebih rendah.
Ingat masalah sub-prime lending belakangan ini yang menyebabkan kenaikan risk premium yang dituntut oleh investor. 32
Faktor makro ekonomi
Beberapa statistik ekonomi yang penting
Gross Domestic Product (GDP) : ukuran total produksi barang dan jasa dari ekonomi (negara).
GDP yang tumbuh pesat menunjukkan ekonomi yang bertumbuh sehingga penjualan perusahaan bisa meningkat baik untuk saham
Employment : tingkat pengangguran (unemployment rate)
Unemployment rate yang rendah berarti ekonomi beroperasi pada kapasitas penuh, sehingga pertumbuhan ekonomi berikutnya bisa menyebabkan inflasi (faktor produksi naik harganya) 34
Beberapa statistik ekonomi yang penting
Inflasi : kenaikan harga yang umum. Inflasi yang tinggi berarti ekonomi mengalami ‘overheating’, sehingga bisa menyebabkan BI menaikkan suku bunga.
Ada trade off antara unemployment dan inflasi
Suku bunga : suku bunga menurunkan PV dari arus kas yang diterima di masa depan menurunkan nilai saham.
Dampak kenaikan suku bunga paling besar pada perusahaan yang menjual high-priced consumer durables, misal mobil dan rumah yang biasanya didanai dengan kredit. 35
Beberapa statistik ekonomi yang penting
Defisit budget : perbedaan antara belanja dan pendapatan pemerintah.
Budget defisit bisa ditujukan untuk mendorong ekonomi. Budget defisit yang sangat besar harus ditutup dengan meminjam, sehingga bisa menaikkan suku bunga efek crowding out, yaitu pinjaman pemerintah membatasi pinjaman dari sektor swasta.
Sentimen : kepercayaan konsumen (consumer confidence). Jika consumer confidence tinggi maka ia lebih mungkin membeli big ticket item (barang-barang mahal, seperti mobil, rumah). 36
Kebijakan moneter dan fiskal
Pengelola ekonomi (Menteri Keuangan dan Bank Indonesia) bisa mempengaruhi ekonomi melalui Kebijakan fiskal (dilakukan oleh Menkeu) Kebijakan moneter (dilakukan oleh BI).
37
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal : pembelanjaan pemerintah dibandingkan dengan penerimaan pajak dari pemerintah. Defisit fiskal : pembelanjaan dari pemerintah > penerimaan pajak
Surplus fiskal : pembelanjaan dari pemerintah < penerimaan pajak
Memberikan stimulus ke ekonomi karena meningkatkan permintaan barang dan jasa
Bersifat kontraksi terhadap ekonomi karena pemerintah mengurangi permintaan swasta lebih banyak (melalui pajak) daripada membeli barang dari ekonomi.
Defisit yang berlebihan bisa bersifat “crowding out”, karena financing defisit fiskal bisa bersaing dengan swasta dalam pasar hutang. 38
Kebijakan moneter
Kebijakan moneter : manipulasi dari supply uang untuk mempengaruhi ekonomi makro.
Kenaikan supply uang bisa menurunkan suku bunga sehingga mendorong investasi dan konsumsi
Namun kenaikan supply uang yang berkelanjutan bisa menyebabkan inflasi, yang menyebabkan bunga harus naik.
39
Kebijakan moneter
Beberapa alat kebijakan moneter BI : BI rate Open market operation Giro wajib minimum Lender of last resort (BLBI)
40
Memahami laporan keuangan
Laporan keuangan : Neraca
Neraca (asset = liability + equity) :
Sisi sebelah kiri dari neraca adalah sumberdaya yang dikontrol oleh perusahaan atau asset Sisi sebelah kanan dari persamaan adalah sumber dana
Kewajiban (liability) adalah dana dari kreditur, atau klaim kreditur atas aset Equity adalah total (1) dana yang dikontribusikan pemilik, dan (2) akumulasi laba di atas distribusi ke pemilik (retained earnings)
Aset lancar (current asset) adalah aset yang bisa dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam operasi dalam satu tahun atau satu siklus operasi, yang mana yang lebih panjang. 42
Laporan keuangan : Neraca (2) Kewajiban lancar (current liability) adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam satu tahun atau siklus operasi, yang mana yang lebih panjang. Secara operasi : total investing = creditor financing + owner financing Neraca menunjukkan keadaan pada suatu point dari waktu. Operating activities terjadi selama suatu periode dan tidak terefleksi dalam neraca.
43
Laporan laba rugi (profit and loss)
Memberikan informasi detail mengenai penjualan (revenue), biaya (expense), gain atau loss, dari perusahaan selama suatu periode. Bottom line (net income) adalah laba perusahaan.
Gross profit : beda antara sales dan cost of sales Earnings from operation : perbedaan sales dan semua operating expense Earnings before tax : laba sebelum provisi untuk income tax Earnings from continuing operations : income dari bisnis yang berkesinambungan setelah bunga dan pajak
Dasar earnings adalah accrual basis.
Revenue diakui pada saat perusahaan menjual barang atau memberikan jasa, tanpa melihat kapan kas diterima. 44
Neraca, arus kas dan laba rugi Balance sheet Dec 31, 2000 Assets Cash 246 Noncash assets 13,966 Total assets 14,212 Liab. and equity Total liabilities Equity Share capital Ret. earnings Treasury stock Total equity Liab. and equity
Point in time
10,784 1,849 7,387 (5,808) 3,428 14,212
Statement of cash flows For year ended Dec 31, 2001 Operating cash flows 2,065 Investing cash flows (1,047) Financing cash flows (808) Exchange rate ch. on cash (8) Net change in cash 202 Cash balance, Dec 31, 2000 246 Cash balance, Dec 31, 2001 448 Income Statement For year ended Dec 31, 2001 Sales 13,234 Expenses (13,158) Net earnings 76 Other comprehensive inc. (115) Compreshensive income (39) Statement of shareholders equity For year ended Dec 31, 2001 Share capital, Dec 31, 00 1,849 Adjustments (22) Share capital, Dec 31, 01 1,827 Ret. earnings, Dec 31, 00 (-) comprehensive income (-) dividends Ret. earnings, Dec 31, 01
7,387 (39) (514) 6,834
Treasury Treasury Treasury Treasury
5,808 82 (41) 5,849
stock, Dec 31, 00 stock issued stock repurchased stock, Dec 31, 01
Balance sheet Dec 31, 2000 Assets Cash 448 Noncash assets 12,914 Total assets 13,362 Liab. and equity Total liabilities Equity Share capital Retained earnings Treasury stock Total equity Liab. and equity
10,468 1,827 6,834 (5,767) 2,894 13,362
Point in time
Period of time Dec 31, 2001
Dec 31, 2001
45
Apa yang ingin dilihat oleh investor
Investor ingin melihat profitabilitas dari perusahaan
Apakah perusahaan mengalahkan ekspektasi analis ? Berapa besar ROE dari perusahaan dan tren-nya ? Bagaimana pertumbuhan laba dari perusahaan ? Bagaimana earning quality dari perusahaan ?
Apakah ada creative accounting ? Apakah laba kebanyakan diberikan oleh one-time income ?
46
Laba vs ekspektasi
Kinerja saham setelah pengumuman laporan keuangan akan tergantung dari apakah perusahaan mampu melewati ekspektasi analis atau tidak.
Misal, perusahaan A membukukan kenaikan laba dari Rp100 milyar pada tahun 2005 ke Rp200 milyar pada tahun 2006. Ini tidak selalu bagus. Bila analis/konsensus memprediksi laba pada tahun 2006 sebesar Rp220 milyar berarti hasil perusahaan buruk. Perusahaan B membukukan penurunan laba dari Rp100 milyar ke Rp90 milyar. Ini juga belum tentu buruk, jika analis/konsensus meramalkan penurunan ke Rp75 milyar, misalnya.
47
ROE perusahaan Return on equity adalah ukuran penciptaan nilai dari perusahaan. Secara konseptual :
Jika ROE > cost of equity P/BV > 1 Jika ROE < cost of equity P/BV < 1, karena perusahaan destroying value
48
Pertumbuhan laba
Pertumbuhan laba akan menyebabkan pertumbuhan dividen di masa yang akan datang nilai saham lebih tinggi Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh :
Pertumbuhan penjualan industri Kenaikan/penurunan pangsa pasar perusahaan Kemampuan menaikkan harga di atas kenaikan biaya Kemampuan menurunkan biaya produksi ROE dari perusahaan : semakin tinggi ROE, maka kemampuan menumbuhkan laba semakin besar. 49
Earnings quality dari perusahaan
Apakah laba yang dihasilkan perusahaan hanya merupakan hasil creative accounting ?
Memasukkan revenue yang palsu dengan mengakui penjualan yang sebenarnya belum terjadi
Perusahaan dengan percentage completion method bisa mengakui persentase completion lebih cepat daripada sesungguhnya. Perusahaan bisa ‘mengirim’ inventory ke gudang buyer dan mengakui penjualan. Penjualan akan dikembalikan kemudian. Bisa dilihat dari receivables yang membengkak.
50
Earnings quality
Apakah income akan berulang (recurring income).
Investor lebih menghargai recurring income karena bisa diharapkan berulang lagi Perusahaan sering memasukkan item nonrecurring seolah-olah adalah item recurring bila adalah income.
Non-recurring expense seringkali diabaikan oleh analis (dibuat adjustment)
Perusahaan seringkali memberikan impresi seolaholah recurring expense adalah non-recurring expense.
51
Thank You ….