1
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
http://pnpm–support.org/governance–review–2012
SERI RINGKASAN STUDI
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN:
ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
(MEI 2012)
2
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
Apa Yang Dimaksud Dengan Pnpm Perdesaan? Mengapa Tata Kelola Yang Baik Merupakan Hal Penting Dalam PNPM?
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
Kajian Tata Kelola Pnpm Perdesaan: Latar Belakang, Tujuan dan Rancangan
3
Apa yang menjadi karakter dan cakupan permasalahan tata kelola di tingkat masyarakat? Apa penyebab permasalahan tersebut? Bagaimana memperbaiki masalah dalam tata kelola?
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PNPM PERDESAAN? MENGAPA TATA KELOLA YANG BAIK MERUPAKAN HAL PENTING DALAM PNPM?
tulang punggung program ini. Dana PNPM disalurkan
yang baik di dalam maupun di luar program, karena hal
Oktober dan November 2011 yang juga menyertakan
tanpa melalui banyak perantara, tidak seperti dana dari
ini akan mempengaruhi pembangunan masyarakat di
kajian dari para pemegang kepentingan (stakeholders).
proyek lainnya. Lebih dari 85% merupakan dana hibah
tingkat desa dan di tingkat lokal.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
masyarakat. Dalam program ini, infrastruktur dibangun
Walaupun tujuan PNPM telah dinyatakan sebagaimana
Review) memanfaatkan informasi yang dikumpulkan
(PNPM Mandiri) adalah program pemerintah Indonesia
oleh masyarakat, bukan oleh kontraktor. Dengan cara ini
tersebut di atas, PNPM masih menghadapi berbagai
dari kegiatan PNPM yang sedang berlangsung. Kegiatan
yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan
maka biaya pembangunan dapat ditekan, kualitas hasil
tantangan yang sebagian besar terkait dengan cepatnya
tersebut meliputi analisa resiko korupsi setiap tiga bulan
menanggulangi kemiskinan. PNPM Mandiri merupakan
pembangunan lebih tinggi, dan resiko terkait tata kelola
perubahan dari PPK –yang relatif kecil—menjadi PNPM
yang dilakukan oleh tim fidusiari PSF, serta kegiatan yang
program pemberdayaan masyarakat terbesar di dunia
menjadi lebih sedikit. Berbagai bukti menunjukkan
yang berskala nasional. Kegiatan pengawasan PNPM
dilakukan tim pengawasan (monitoring) dan evaluasi PSF
yang bergerak di setiap kecamatan di seluruh provinsi
bahwa PNPM memberikan lebih banyak manfaat dari
mendapati sejumlah kasus terkait dengan tata kelola
terkait institusi lokal (local level institutions – LLI).
Indonesia kecuali Jakarta. Melalui program ini, pemer-
dana yang disalurkan daripada program pembangunan
yang dapat menghambat perkembangan modal sos-
intah Indonesia bertekad untuk menyusun perenca-
desa lainnya.
ialyang menjadi landasan program. Salah satu masalah
Kajian tata kelola masyarakat (the Community Governance
yang langsung ditransfer kepada dan diawasi oleh
naan pembangunan yang lebih menyeluruh, dapat
HASIL TEMUAN DAN OBSERVASI
adalah kualitas fasilitasi dan partisipasi serta meningkat-
dipertanggungjawabkan, dan merefleksikan kebutuhan
Namun demikian, kesuksesan dari pendekatan ini san-
nya kasus korupsi atau penyimpangan dana yang walau-
masyarakat lokal. PNPM menyalurkan dana hibah kepa-
gat tergantung pada tata kelola yang baik, terutama
pun jumlahnya terbilang kecil namun tetap menganggu
BAGAIMANA KONDISI TATA KELOLA LOKAL DI PNPM?
da masyarakat sehingga mereka dapat mewujudkan
di tingkat masyarakat karena mereka yang mengelola
jalannya program. Kajian Tata Kelola PNPM Perdesaan:
Kajian ini menggambarkan bahwa keberadaan tata kelo-
perencanaan pembangunan yang mereka susun ber-
sebagian besar dana PNPM. Secara khusus, agar pro-
Analisa di Tingkat Masyarakat (the Governance Review of
la lokal dalam PNPM Perdesaan “masih sangat kuat”. Ter-
sama. Proses perencanaan tersebut dilakukan dengan
gram dapat mencapai hasil yang optimal, seluruh ang-
PNPM Rural: Community Level Analysis) mencoba untuk
dapat tingkat partisipasi yang tinggi. Anggota masyara-
pendekatan dari bawah ke atas (bottom–up) dan difasili-
gota masyarakat termasuk masyarakat miskin dan yang
membantu pemerintah Indonesia memahami cakupan
kat juga memiliki tingkat pengetahuan yang baik
tasi oleh tenaga ahli sosial dan teknik. Para tenaga ahli
terpinggirkan harus didorong untuk turut berpartisipasi
dan penyebab masalah–masalah tersebut serta kend-
mengenai program mereka beserta prosesnya. Keadaan
ini membantu membina masyarakat dalam kegiatannya
dan mampu mengekspresikan aspirasi mereka. Mer-
alanya. Kajian ini juga dilakukan untuk melahirkan reko-
ini terutama ditemui pada masyarakat yang telah lebih
namun tidak mengontrol penggunaan dana.
eka harus memiliki informasi yang tepat dan mudah
mendasi demi memperbaiki tata kelola dalam kegiatan
lama berpartisipasi dalam PNPM Perdesaan dan telah
dipahami sehingga mereka dapat memutuskan apakah
PNPM, untuk memastikan kontribusi PNPM dalam men-
melihat hasil nyata PNPM Perdesaan. Anggota masyara-
Melalui dana hibah yang relatinf luas cakupannya,
program berhasil sesuai harapan atau tidak. Mereka juga
ciptakan tata kelola yang baik di tingkat masyarakat.
kat lebih menyukai PNPM Perdesaan daripada program
masyarakat membiayai berbagai kegiatan yang mereka
harus mampu menyampaikan penolakan atau keberatan
putuskan bersama selama kegiatan tersebut dapat men-
jika mereka merasa suatu program tidak berhasil, teru-
dorong pembangunan dan memperbaiki kesejahteraan
tama jika mereka menduga adanya penyimpangan dana.
mereka terutama masyarakat miskin dan yang terping-
pembangunan lainnya dan berharap agar PNPM Perde-
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: LATAR BELAKANG, TUJUAN, DAN RANCANGAN
saan dapat terus berlanjut. Kajian dampak evaluasi oleh PNPM Perdesaan (the PNPM Rural Impact Evaluation) mendukung temuan ini. Hasil
girkan. Seringkali dana ini dipergunakan untuk mem-
Tata kelola yang baik dan modal sosial yang tinggi
biayai perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan
di masyarakat adalah prasyarat yang penting untuk
Secara khusus, kajian ini dilakukan dengan pembahasan
evaluasi menunjukkan bahwa secara rata–rata, tingkat
jalan, sekolah, dan infratruktur sederhana lainnya yang
memenuhi tujuan pembangunan secara umum. Hal
masalah sebagai berikut:
partisipasi perempuan dalam rapat PNPM mencapai
telah mereka sepakati sebagai jenis pembangunan yang
ini juga merupakan tujuan utama dari program ini. Jika
paling mereka butuhkan. Dana ini juga digunakan untuk
diterapkan di seluruh wilayah publik dan kehidupan
memfasilitasi kegiatan ekonomi, terutama bagi kelom-
bermasyarakat, tata kelola yang baik dapat memberi-
zzApa penyebab permasalahan tersebut?
bahwa 60% dari anggota masyarakat menilai akses infor-
pok perempuan, melalui dana pinjaman bergulir dan
kan kekuatan bagi masyarakat untuk menuntut para
zzBagaimana memperbaiki masalah dalam tata kelola?
masi program PNPM adalah “bagus”. Sementara 68%
melalui pembangunan sumber daya manusia seperti
pemimpin and penyedia jasa layanan publik dalam
keterampilan pemasaran.
memenuhi tanggung jawab mereka menciptakan ling-
Kajian ini dilakukan melalui kegiatan desk–review, wawan-
eka dengan PNPM Perdesaan. Hal ini bertolak belakang
kungan yang memungkinkan masyarakat mewujudkan
cara, dan kunjungan lapangan ke Jawa Barat dan Suma-
dengan hasil evaluasi program pembangunan desa lain-
zzApa yang menjadi karakter dan cakupan permasala-
han tata kelola di tingkat masyarakat?
48%, sementara tingkat partisipasi masyarakat miskin adalah sebesar 60%. Hasil evaluasi juga menemukan
anggota masyarakat mengekspresikan kepuasan mer-
Barat1.
Kegiatan tersebut dilakukan secara terpisah
Kapasitas PNPM untuk menyalurkan bantuan secara
aspirasi mereka. Oleh karena itu, tujuan khusus PNPM
tera
langsung dan transparan kepada masyarakat merupakan
adalah untuk memfasilitasi terwujudnya tata kelola
maupun tergabung dengan misi pengawasan PNPM (PNPM supervision mission) dan berlangsung antara bulan
nya yang hanya sebesar 24% dan 29 % untuk indikator yang sama.
4
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
Hasil Temuan dan Observasi
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
Kenapa Terdapat Permasalahan?
5
Tata kelola lokal dalam PNPM Perdesaan “masih sangat kuat”. Terdapat tingkat partisipasi yang tinggi dan anggota masyarakat juga memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai program mereka beserta prosesnya.
Namun demikian, kajian ini juga menemukan beberapa
berfungsi disebabkan oleh anggota yang memiliki
jalannya program dan mengajukan keluhan. Kajian ini
wilayah–wilayah yang masih melakukan pembukuan
hal yang perlu menjadi bahan perhatian, yaitu:
hubungan terlalu dekat dengan kaum elit lokal atau
menyatakan bahwa akuntabilitas sosial dalam PNPM
secara manual semakin parah di wilayah yang telah lama
karena anggota tidak memiliki kekuatan dan kapasitas
dipengaruhi oleh tata kelola yang bermasalah yang dise-
berpartisipasi dengan PNPM. Pada wilayah tersebut,
untuk mengawasi penggunaan dana secara efektif.
babkan oleh:
dana yang digulirkan telah berkembang secara signifi-
Kajian ini mencatat bahwa terlepas dari tingginya tingkat
PENINGKATAN KASUS KORUPSI:
gan yang memadai.
partisipasi, banyak anggota masyarakat tidak berbicara
Kajian ini menemukan peningkatan laporan kasus korup-
PERUBAHAN DALAM KONTEKS YANG LEBIH BESAR:
di dalam rapat ataupun berpartisipasi dalam bentuk lain
si walaupun dalam jumlah kecil. Kasus tersebut terutama
Kajian ini menemukan bahwa kualitas tata kelola di selu-
FASILITATOR:
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
terkait dengan dana pinjaman bergulir yang dimaksud-
ruh wilayah nusantara sangat bervariasi, dengan tingkat
Fasilitator yang baik adalah yang dapat mengkritisi tata
Di berbagai wilayah, kajian ini mencatat bahwa masih
kan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi dan sos-
korupsi di beberapa kecamatan dan wilayah yang cen-
kelola masyarakat. Namun fasilitator seringkali berha-
ada dominasi kaum elit dalam pengambil keputusan
ial perempuan. Kajian ini juga mencatat bahwa sebagian
derung meningkat. Tata kelola yang lemah mempen-
langan hadir, tidak cukup terlatih, kurang terampil atau
masyarakat di tingkat desa maupun di tingkat yang
besar laporan kasus korupsi ditemukan melalui kegiatan
garuhi PNPM melalui intervensi politik, adanya tekanan
kurang termotivasi, atau menghadapi tekanan politik
lebih tinggi.
pengawasan PNPM.
untuk berkolusi, lemahnya pengawasan pemerintah,
dan mencoba untuk berkolusi dengan pegawai pemer-
dan imbas politis (political capture) yang mempengaruhi
intah setempat. Semakin banyak ditemui fasilitator yang
TINGKAT PARTISIPASI TINGGI, TAPI KUALITAS PARTISIPASI BERVARIASI:
kan tanpa dukungan staf dan aturan pengelolaan keuan-
KELEMAHAN DALAM PENYEBARAN INFORMASI
SECARA KONTEKS, KUALITAS TATA KELOLA
pengadilan dan penyelidik. Namun demikian, kajian ini
bekerja terlalu keras (overworked). Adanya tekanan dari
DAN TRANSPARANSI:
LOKAL BERVARIASI:
juga mencatat bahwa lemahnya tata kelola di tingkat
pengembangan cakupan program (scale–up) dan sema-
Kajian ini mencatat bahwa tingkat pengetahuan
Kajian ini mencatat bahwa ketika kegiatan PNPM sukses
lokal tidak selalu berarti lemahnya tata kelola dalam
kin banyaknya jumlah wilayah yang harus mereka fasili-
masyarakat mengenai prosedur pelaksanaan proyek
dan harapan masyarakat tinggi, maka tingkat partisipasi
suatu program. Hal ini dikarenakan kinerja fasilitator
tasi, serta tuntutan untuk membuat laporan, menjadi
secara umum adalah “tinggi”. Namun demikian, penge-
juga tinggi di wilayah tersebut. Kajian ini juga menemu-
yang bagus dan adanya staf program serta masyarakat
alasan mereka tidak memiliki waktu cukup untuk bekerja
tahuan masyarakat terutama yang terkait dengan pem-
kan bahwa masyarakat yang dekat dan saling kenal satu
yang telah lama berpartisipasi dengan PNPM.
secara efektif.
biayaan proyek dan prosedur untuk sistem penyampaian
dan lainnya cenderung memiliki tingkat partisipasi yang
pengaduan seringkali relatif “rendah”. Secara khusus,
lebih tinggi dan tata kelola yang lebih baik. Di wilayah
PENANGANAN KELUHAN:
kajian ini mencatat bahwa papan pengumuman yang
tersebut, mekanisme informal sering digunakan secara
PERUBAHAN RANCANGAN PROGRAM, IMPLEMENTASI, DAN MANAJEMEN:
Terdapat tiga permasalahan dalam sistem penanganan
merupakan sumber informasi masyarakat seringkali
efektif untuk mengatasi masalah tata kelola. Masyarakat
Kajian ini menemukan bahwa masalah manajemen dan
keluhan PNPM. Pertama, pelbagai faktor, temasuk anca-
menyajikan informasi yang tidak terorganisasi secara
di wilayah ini seringkali, walaupun tidak selalu, meru-
masalah implementasi, terutama dengan kegiatan fasili-
man desa dapat dikeluarkan dari program PNPM dan
baik, tidak relevan, dan sulit untuk dipahami.
pakan masyarakat yang hidup dalam kelompok kecil
tasi dan penanganan keluhan, adalah terkait dengan hal
rasa takut akan sanksi sosial, memperlemah insentif bagi
di perdesaan.
sebagai berikut:
setiap warga untuk menyampaikan keluhan. Masyarakat
PERFORMA MEKANISME
juga tidak terlalu berharap bahwa keluhan mereka akan
AKUNTABILITAS BERVARIASI:
KENAPA TERDAPAT PERMASALAHAN?
MANAJEMEN KEUANGAN:
ditanggapi. Mereka kurang mendapat informasi menge-
Penilaian performa ini dilihat berdasarkan observasi
Akuntabilitas sosial merupakan inti dari kegiatan PNPM.
PNPM mengalami masalah dengan pengelolaan keuan-
nai apa yang akan terjadi ketika mereka menyampaikan
pada saat kunjungan lapangan. Mekanisme akuntabili-
Agar PNPM dapat meraih kesuksesan, anggota masyara-
gan yang berakibat negatif pada kualitas tata kelola
pengaduan. Kedua, PNPM memiliki beban kerja yang
tas penerapan mekanisme dalam kajian ini meliputi:
kat harus berkontribusi dalam pengambilan keputu-
lokal. Satu masalah terkait dengan aturan pemerintah
terlalu banyak untuk menyelesaikan keluhan masyara-
Badan Pengawas Unit Pelaksana Kegiatan (BP–UPK) dan
san yang mempengaruhi kehidupan mereka. Mereka
Indonesia yang mencairkan dana dalam jangka waktu
kat (overloaded). Ketiga, SMS dan aplikasi penanganan
Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD); tim pengawas dari
harus dapat terlibat dalam perdebatan yang sehat dan
terlalu ketat. Akibatnya, terdapat tekanan waktu, insentif
masalah tidak dapat diakses pada saat kajian ini dilaku-
masyarakat; kegiatan audit silang (cross–audit); tim pen-
mengawasi program agar tidak gagal dalam mencapai
yang lemah, dan situasi di mana pencairan dana menjadi
kan. Hal tersebut sebagian disebabkan oleh masalah
gadaan dari kelompok perempuan; dan rapat pertang-
tujuannya. Prasyarat akuntabilitas sosial meliputi (i)
lebih penting daripada tujuan pembangunan itu sendiri.
teknis namun diperburuk oleh kondisi sumber daya
gungjawaban desa. Ditemukan bahwa tingkat efektivitas
adanya norma–norma yang kuat dalam penyebaran
Masalah ini diperparah dengan kegiatan pembukuan
manusia dan permasalahan lainnya. 2
penerapan mekanisme ini bervariasi di tiap wilayah.
informasi dan transparansi; (ii) adanya kualitas partisi-
yang masih menggunakan cara manual yang tentunya
Performa yang kurang baik seringkali disebabkan oleh
pasi yang tinggi termasuk partisipasi kelompok perem-
sangat menyita waktu; lalu banyaknya siklus pencairan
Berdasarkan kajian ini, PNPM tidak memiliki kapasitas
lemahnya penyampaian informasi. Kasus lainnya menun-
puan; dan (iii) adanya mekanisme yang berjalan baik
dana, dan pembuatan laporan; serta tingginya peng-
yang cukup untuk menyelesaikan suatu keluhan. Hal ini
jukkan bahwa mekanisme BKAD dan BP–UPK yang tidak
memastikan bahwa masyarakat awam dapat mengawasi
gunaan transaksi secara tunai. Tingkat transparansi pada
sebagian disebabkan beban kerja fasilitator yang sudah
6
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
Rekomendasi
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
Rekomendasi
7
Satu masalah terkait dengan aturan pemerintah Indonesia yang mencairkan dana dalam jangka waktu terlalu pendek.
terlalu banyak. Padahal peran fasilitator dalam menyelesaikan keluhan merupakan hal yang penting. Ketika
zzMemperkuat visi PNPM: apa yang sebaiknya menjadi
pencapaian PNPM
3. Menjajaki kemungkinan bagi TPK untuk memiliki rekening desa karena dana akan langsung
zzMengambil langkah praktis untuk menterjemahkan
disalurkan ke rekening ini: Sebagian peserta meli-
mekanisme PNPM –tidak dengan cara informal—mer-
visi tersebut ke dalam langkah nyata. Jika perlu,
hat cara ini dapat mengurangi resiko penggelapan
eka menyampaikan keluhan langsung kepada fasilitator.
merubah rancangan program atau sistem pengelo-
dana atau korupsi. Terlebih lagi, cara ini akan dapat
Namun fasilitator terlalu sibuk mengerahkan perhatian
laan dan implementasi program.
memperkuat posisi masyarakat. Namun beberapa
masyarakat ingin menyelesaikan suatu masalah melalui
pada pengelolaan program setiap harinya. Mereka hanya
peserta lain menyatakan bahwa cara ini terlalu sulit
3. Memastikan bahwa perkumpulan fasilitator dapat memberikan semangat atau sanksi bagi fasilitator yang lemah. 4. Menggunakan mekanisme akuntabilitas sosial untuk memperbaiki kinerja fasilitator
PENANGANAN KELUHAN 1. Memperbaiki sosialisasi sistem penanganan
memiliki waktu sedikit untuk menjawab pengaduan
Para peserta dalam lokakarya tersebut juga menyampai-
diterapkan secara logistik maupun administratif
masyarakat. Mereka juga tidak memiliki waktu cukup
kan beberapa masukan praktis bagi perbaikan di bidang
karena banyaknya jumlah desa yang termasuk dalam
keluhan melalui berbagai media, lembaga
untuk memberdayakan masyarakat agar mereka memi-
berikut ini:
PNPM. Sebuah kajian layak dilakukan untuk menge-
keagamaan, kader desa, dan melalui kerja sama
tahui mungkin atau tidaknya mewujudkan rekening
dengan Komunitas Kreatif (Creative Communi-
desa ini.
ties).
liki kapasitas untuk menyelesaikan berbagai masalah.
MEMPERBAIKI AKUNTABILITAS SOSIAL: Kedua, tanggapan terhadap keluhan masyarakat yang
1. Menciptakan komitmen untuk memperkuat
4. Memperbaiki pelatihan bagi BP–UPK.
lambat menjadikan jumlah permasalahan semakin
BKAD dan BP–UPK dan melakukan kegiatan diag-
meningkat. Hal ini sebagian disebabkan karena luasnya
nostik untuk menjajaki cara terbaik dalam: (a)
cakupan program; permasalahan dalam mengelola
mengambil langkah untuk memastikan mekanisme
sistem penanganan keluhan; dan pemahaman fasilitator
BKAD dan BP–UPK memiliki dasar hukum yang
dapat meningkatkan pengawasan masyarakat,
dan staf kecamatan serta proPinsi yang merasa bahwa
jelas; dan (b) membentuk sebuah asosiasi bagi
terutama dalam mengawasi dana pinjaman ber-
BKAD/BP–UPK.
gulir (RLFs) secara kasus korupsi banyak ditemui
mereka hanya dapat melaporkan pengaduan melalui jalur resmi namun tidak memiliki mekanisme untuk
2. Melakukan pengawasan yang lebih baik di
mencari bantuan jika terdapat permasalahan besar yang
tingkat distrik dengan melibatkan lembaga swa-
perlu segera ditindaklanjuti.
daya masyarakat (NGO) dan paralegal. 3. Melembagakan audit sosial (social audits) di
SISTEM MANAJEMEM INFORMASI (SMI)
tingkat desa: Sebuah studi banding perlu untuk
DAN PELAPORAN
dilakukan untuk melihat pengalaman audit sosial di
Permasalahan terkait dengan sistem MIS dan pelapo-
negara lain dan proyek pembangunan lain. Kunjun-
ran mempengaruhi tata kelola di tingkat lokal. Laporan
gan bisa dilakukan ke India atau Bangladesh.
terlalu panjang, menghabiskan banyak waktu, dan tidak
4. Menyediakan bantuan hukum: Bantuan hukum
5. Meningkatkan kegiatan saling audit (cross–audits). 6. Mempertimbangkan berbagai pilihan yang
dalam pengelolaan dana ini. 7. Memperbaiki aplikasi keuangan untuk mengurangi beban kerja UPK. Aplikasi tersebut sebaiknya terintegrasi secara nasional. Hal ini juga akan dapat memperbaiki MIS dan pelaporan.
2. Memperbaiki sistem SMS untuk menjaga anonimitas. 3. Memperbaiki kerusakan pada sistem penanganan keluhan seperti akses SMS dan sebagainya.
MIS & PELAPORAN 1. Menyederhanakan format pelaporan yang telah ada 2. Merubah tenggat waktu pelaporan agar lebih realistis. 3. Memisahkan rutinitas dari laporan ‘istimewa’/’mendesak’ terutama pada kasus korupsi.
FASILITATOR 1. Kegiatan fasilitasi sebaiknya dilakukan oleh sebuah tim, bukan individu, dalam menjangkau
4. Memastikan kualitas kontrol yang lebih baik dalam penyusunan laporan, mungkin dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat
memiliki tenggat waktu yang realistis. Hal ini menurunk-
sebaiknya diberikan untuk membantu masyara-
wilayah kerja yang tediri lebih dari satu kecamatan.
an kualitas informasi, fasilitasi, dan penanganan keluhan.
kat desa melaporkan sebuah kasus kepada polisi
Hal ini bukan berarti pengurangan jumlah fasilitator
Kurangnya penetapan standar untuk aplikasi perangkat
dan menindaklanjuti kasus tersebut sesuai sistem
namun untuk memudahkan mereka dalam saling
mungkin dengan memberi sangsi pada fasilita-
lunak (software) juga menyebabkan permasalahan. Keg-
hukum Indonesia.
bekerja sama, saling belajar, dan membagi beban
tor yang gagal memperbaiki papan pengumu-
kerja.
man tersebut.
iatan analisa dan kegiatan membandingkan informasi antar wilayah menjadi sulit.
PENGELOLAAN KEUANGAN 1. Mengurangi transaksi tunai dengan membayar
REKOMENDASI Rekomendasi berikut disusun dalam suatu lokakarya di
pemasok (suppliers) melalui transfer bank. 2. Bekerja sama dengan bank swasta untuk menye-
2. Memperbaiki kualitas dan lamanya pelatihan penyegaran (refresher training) serta membuat sebuah ‘rumah pintar’ (learning house) bagi para fasilitator agar mereka dapat saling memberikan
Jakarta pada Desember 2011. Kesepakatan yang paling
diakan jasa mobile banking di wilayah yang belum
dukungan dan memiliki kesempatan untuk sal-
utama adalah untuk memperbaiki tata kelola lokal PNPM
memiliki jasa tersebut.
ing belajar.
dan kelola masyarakat desa (PMD) dengan:
dan universitas. 5. Memperbaiki papan pengumuman masyarakat,
8
KAJIAN TATA KELOLA PNPM PERDESAAN: ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT
CATATAN 1
Pemilihan lokasi dilakukan untuk memastikan keanekaragaman yang dalam beberapa hal dapat mempengaruhi tata pemerintahan lokal, serta untuk mengobservasi bagaimana PNPM berfungsi dalam konteks tertentu. Pertimbangan pemilihan lokasi meliputi: (i) wilayah ‘lama’ yang telah bermitra dengan PNPM sejak masa PPK, serta wilayah ‘baru’ yang bergabung sejak PNPM menjadi program nasional; (ii) wilayah yang memiliki tata pemerintahan yang lemah, serta yang berfungsi baik; (iii) wilayah perkotaan dan perdesaan di lokasi terpencil; (iv) wilayah yang masih menjalankan program PNPM, wilayah yang telah meninggalkan program PNPM Perdesaan untuk menjalankan program PNPM Perkotaan. Wawancara dilakukan pada saat kunjungan lapangan dan dilakukan terhadap: pegawai pemerintah lokal termasuk koordinator proyek PNPM, koordinator provinsi, dan para tenaga ahli, juga mereka yang terlibat dengan
pelatihan dan penanganan keluhan; fasilitator distrik dan para tenaga ahli, termasuk mereka yang terlibat dengan pengelolaan keuangan dan penanganan keluhan; fasilitator kecamatan (pemberdayaan dan teknis); staf unit pengelolaan kegiatan tingkat kecamatan, UPK yang menangani dana; BP–UPK — Badan Pengawas UPK, dan lembaga terpilih yang bertugas mengawasi UPK; BKAD – Badan Kerjasama Antar Desa, dan lembaga terpilih yang bertugas menangani masalah antar desa, termasuk memastikan akuntabilitas UPK dan badan lainnya; kepada desa; kader desa; masyarakat wanita peminjam dana (borrowers); anggota masyarakat. 2
Pada saat penulisan kajian ini, masalah teknis tersebut sebagian besar telah dapat diatasi.
Referensi: Woodhouse, A. (2012). “Governance Review of PNPM Rural: Community Level Analysis”, PNPM Support Facility, Indonesia, Jakarta.
SERI RINGKASAN STUDI Tujuan utama PNPM Support Facility (PSF) adalah menjadi sarana obyektif untuk mengulas, berbagi pengalaman, dan menerapkan pelajaran dari berbagai program kemiskinan dan untuk menumbuhkan diskusi mengenai solusi untuk program kemiskinan. PSF memfasilitasi pelaksanaan analisis dan penelitian terapan untuk mengoptimalkan desain program berbasis komunitas yang merespon terhadap dampak kemiskinan yang semakin tinggi dan untuk lebih memahami dinamika sosial di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penelitian dan analisis ini bertujuan memberikan basis yang kuat untuk perencanaan, pengelolaan, dan perbaikan program pemberantasan kemiskinan pemerintah Indonesia. Penelitian
ini juga dapat mendorong pembelajaran antar negara berkembang, dan menjadi masukan berharga bagi akademisi, instansi pemerintah, dan pelaku pembangunan lain yang menerapkan program berbasis komunitas di mana pun di dunia. Penelitian dan kerja analisis ini diterbitkan oleh PSF dalam rangka mempublikasi dan mempromosikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari penelitian dan analisis kepada khalayak yang lebih luas, termasuk akademisi, jurnalis, anggota parlemen, dan pihak–pihak lain yang memiliki ketertarikan terhadap pengembangan masyarakat.