ANALIS SWOT DALAM MENYSUN STRATEGI PERUSAHAAN ( STUDY PADAPT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA II UNIT PATAL SECANG MAGELANG)
AWALUDIN AHMAD Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Ilmu Al-Qur’an, Jawa Tengah di Wonosobo
ANALIS SWOT DALAM MENYSUN STRATEGI PERUSAHAAN ( STUDY PADAPT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA II UNIT PATAL SECANG MAGELANG)
AWALUDIN AHMAD Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Ilmu Al-Qur’an, Jawa Tengah di Wonosobo
ABSTRAK PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang
merupakan salah satu
perusahaan sandang yang ada dipasar, sehingga dituntut untuk menciptakan kualitas produk yang prima, harga yang terjangkau dan dekat dengan dati konsumen dan mudah didapat. Dengan demikian dibutuhkan strategi pemasaran yang jitu agar mampu bersaing di pasar.agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam implementasi strategi yang efektif dan efisien dapat diperoleh dengan melakukan langkah langkah analisis yang memadai agar kebijakan managemen betul betul akurat. Langkah
pertama
adalah
melakukan
analisa
SWOT
(Strenght,
Weakness,
Opportunity,Treath) dimana factor internal dan eksternal perusahaan dianalisis. Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan dan factor eksternal meliputi peluang dan tantangan.. Kekuatan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang meliputi kualitas produk, citra produk,lokasi perusahaan, kelengkapan mesin produksi, penetapan harga, fasilitas dan reputasi sedankan kelemahannya
adalah pelayanan, kualitas karyawan dan bahan
baku.faktor tersebut merupakan factor internal Sedngkan factor eksternal meliputi peluang : daya beli konsumen, campurtangan pemerintah, kemajuan tekhnologi dan besar pasar sedangkan ancman pesaing, lingkungan dan halangan pemasaran. Dari identifikasi factor internal dan eksternal perusahaan maka dapat ditentukan posisi bisnis dengan menggunakan Matrik Daya Tarik Industri. Dengan menggunakan Matrik Daya Tarik Industi manajemen dapat mengidentifikasi dan memberikan penilaian terhadap factor Internal
dan eksternal sehingga dapat dijadikan pegangan pngambilan keputusan dalam penentuan strategi pemasaran. Dalam matrik Daya Tarik industri baik factor internal maupun eksternal diberi pembobotan seberapa penting pengaruh indicator terhadap perusahaan dengan memberikan bobot pada masing masing variable yaitu 0,0 ( yang paling tidak penting) 1,0 (terpenting) bobot ini mencerminkan peran dari masing-masing variable dengan bobot niai total sebesar 1,00setelah dilakukan evaluasi sesuai dengan pendekatan yang dipakai, masing masing variable diberi nilai skala lingkert 1 sampai dengan 4. kemudian hasil pembobotan setiap variable dalam factor Internal maupun eksternal dikalikan dengan nilai skala dari 4 sampai dengan 1 tergantung besaran pengaruh variable tersebut terhadap perusahaan. Hasil nilai perkalian antara bobot dan nilai akan diperoleh nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang dapat diketahui seberapa penting factor-faktor tersebut berpengaruh terhadap kemajuan perusahan dan rekomendasi kepada menejemen untuk mengambil langkahlangkah strategis. Karena posisi perusahaan sudah dapat ditentukan. Penentuan kreteria dari hasil nilai tertimbang adalah segai berikut : 1. Nilai tertimbang antara 0 sampai dengan 2 kategori rendah 2. Nilai tertimbang antara 2 sampai dengan 3 kategori medium 3. Nilai tertimbang lebih dari 3 adalah kategori tinggi
A. PENDAHULUAN Memasuki era persaingan bebas,eksistensi suatu perusahaan diuji dalam menhadapi persaingan yang sangat ketat, karena akan semakin banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang sejenis dengan kemampuan manajerial yang lebih baik. Faktor yang harus diperhatikan dalam persaingan antar perusahaan adalah permodalan, produksi, sumber daya manusia, ketrampilan, kemampuan manajerial dan penerapan strategi pemasaran. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam memenangkan suatu persaingan tersebut adalah penerapan yang tepat agar produk yang dihasilkan mampu memenuhi target perusahaan, sesuai dengan strategi pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan pemasaran merupakan salah satu unsur pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan eksistensi dan pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mendapatkan keuntungan. Memperoleh laba atau keuntungan yang optimal
adalah merupakan tujuan utama bagi perusahaan, oleh karena itu perusahaan akan senantiasa untuk berusaha memaksimisasi laba dari setiap target operasinya. Perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan perlu memperhatikan 2 (dua) factor lingkungan bisnis,yaitu; factor eksternal dan factor internal. Faktor eksternal merupakan factor yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan yang meliputi kondisi ekonomi, politik, hokum, tekhnologi, kependudukan dan sosial budaya, sedangkan faktor internal yaitu factor yang dapat dikontrol oleh perusahaan yang meliputi semua fungsi manajemen yang
yang terdiri atas
pemasaran, keuangan, personalia, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan serta system informasi manajemen perusahaan. Berdasarksn fsktor eksternal perusahaan dapat mengidentifikasikan peluang (opportunities), dan ancaman (treath) perusahaan,sedangkan dari factor internal perusahaan dapat mengidentifikasikan kekuatan (strenght) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki. Perusahaan harus mampu mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan dan peluang yang dimiliki serta harus menghadapi kelemahan dan ancaman dari lingkungan bisnis dalam menjalankan strategi pemasaranya. Strategi pemasaran merupakan gambaran mengenai apa yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan dipasar tertentu yaitu ; (1) pasar sasaran (target market). Target market merupakan sasaran pasar yang akan dilayani atau dicapai oleh perusahaan, sedangkan marketing mix merupakan alat menuju sasaran tersebut. Adapun elemen-elemen
marketing mix antara lain
produk, harga, distribusi dan promosi. Djaslim Saladin (1994:46). Produk menurut Basu Swastha dan Irawan, “Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna harga, pretise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhanya”.(1997:165). Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi suatu produk dan layananya,Basu Swatha dan Irawan, (1997:241). Saluran distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, dealer, pedagang besar dan pengecer melalui mana sebuah komoditi produk atau jasa dipasarkan”.Basu swastha dan Irawan, (1997:285).
Basu Swastha mengatakan bahwa”Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasive satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepadatindakjan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.(1997:340). Persaingan yang ketat akan menyebabkan strategi pemasaran selalu diperlukan. Tindakan pemasaran yang terancam merupakan salah satu jaminan keberhasilan suatu perusahaan dlam memenagkan persingan. Straategi pemasaran bukan merupakan sejumlah tindakan khusus, tetapi lebih merupakan pernyataan yang menunjukan usaha-usaha pemasaran pokok yang diarahkan untuk mencapai tujuan, sehingga perusahaan harus dapat mengembangkan strategi pemesaran secara terperinci dan baik. Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitanya dengan variable-variabel seperti segmentasi pasar,penentuan pasar sassaran , penentuan posisi pasar dan elemen-elemen bauran pemasaran. Berdasarkan atas pentingnya strategi pemasaran, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang strategi pemasaran pada PT Industri Sandang Nusantara UnitPatal Secang Magelang.
C. POKOK MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, bahwa permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah strategi pemasaran yang diterapkan sudah mengenai sasaran sesuai dengan tujuan perusahaan. 2. Banyaknya kelemahan dan ancaman dari lingkungan bisnis yang harus dihadapi olehPT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang. 3. Kekuatan dan peluang yang dimilikioleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang yang belim dimanfaatkan secara optimal.
D. BATASAN MASALAH. Berdasarkan
pokok
masalah
diatas,
nampak
bahwa
perusahaan
menghadapi
permasalahan yang kompleks, maka dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti perlu
dibatasi,penulis membatasi masalah pada : Strategi Pemasaran yang diterapkan oleh PT Indusri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang.
E. RUMUSAN MASALAH. Berdasarkan pokok masalah dan batassan masalah yang telah diuraikan diatas,maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang : 1. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang. 2. Kekuatan dan kelemahan apa saja yang dimiliki oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang. 3. Peluang dan ancaman apa saja yang dihaddapi oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang. 4. Bagaimana penerapan strategi pemasaran untuk masa yang akan dating. F. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Untuk mengetahui segmentasi pasar,penentuan target pasar dan penentuan posisi pasar yang dilakukan oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang . 2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang. 3. Untuk mengidentifikasi situasi dan kondisi serta perkembangan perusahaan tentang kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman yang dimiliki oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang.
G. MANFAAT PENELITIAN Hasilpenelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dan kegunaan bagi :
1. Perusahaan Penelitian ini diharapakan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dan sebagai bahan analisis manajer dalammenentukan kebijakan yang berkaitan dengan strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan.
2.
Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dibangku kuliah dan untuk mengetahui sampai dimana tingkat kemampuan peneliti dalam menelaah masalah sosial.
3. Pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan materi studi manajemen khususnya bidang strategi pemasaran dan sebagai masukan pihakpihak yang berkepentingan pada studi serupa dalam rangka mengembangkan penelitian lebih lanjut.
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang.
2. Data yang digunakan
a. Data Primer Data primer diperoleh dari informasi yang berhubungan dengan obyek penelitian secara langsung dari sumbernya.
b. Data Sekunder Data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari perusahaan, melaikan data yang diperoleh dari buku, literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara
Proses perolehan data yang dilakukan dengan komunikasi langsung secara Tanya jawab dengan pimpinan dan karyawan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang.
b. Metode Kepustakaan Proses perolehan data dengan pengertian dari literature dan catatan yang erat hubunganya dengan obyek penelitian.
c. Metode Sampel Suatu proses perolehan data dengan cara menyebarkan angket . Dalam penelitian ini karyawan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang, yang terdiri dari Direktur utama, bagian keuangan, personalia, pemasaran dan administrasi.
4. Metode Analisis Penelitian ini mengguanakan metode analisis data deskriptif, yaitu menganalisis data dengan cara mempelajari penerapan teori yang ada dalam praktek. Alat analisis yang dipergunakan dalam peneloitian ini adalah analisis SWOT, yaitu analisis terhadap kekuatan (streght), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (treath). Analisis SWOT merupakan analisis yang mencakup analisis factor internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta analisi factor eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan analisis SWOT adalah sebagai berikut : a. Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Faktor internal adalah kondisi internal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tingkat keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan. Secara garis besar criteria yang dipergunakan untuk menilai adalah : 1)
Apabila kondisi internal menjadi pendorong keberhasilan perusahaan, maka kondisi tersebut merupakan kekuatan.
2)
Apabila kondisi internal menjadi penghambat keberhasilan perusahaan, maka kondisi tersebut merupakan kelemahan.
b. Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan ancaman)
Faktor eksternal adalah kondisi diluar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam menca[pai tujuan. Secara garis besar criteria yang dipergunakan untuk menilai adalah : 1)
Apabila kondisi eksternal menjadi pendorong keberhasilan perusahaan,maka kondisi tersebut menjadi peluang.
2)
Apabila kondisi eksternal tersebut menjaedi penghambat keberhasilan perusahaan, maka kondisi tersebut merupakan ancaman
c. Pembobotan Berikut adalah cara pemberian bobot pada setiap variable yang sering digunakan menurut Freddy Rangkuti,(2002:22) adalah :
1)
Variabel Eksternal Adapun criteria yang umum digunakan dalam pemberian bobot adalah semakin
pentingnya factor yang dapat memberikan dampak terhadap strategis maupun posisi posisi yang strategis bagi suatu poerusahaan, maka akan semakin tinggi nilainya, akan tetapi bila semakin tidak pentingnya factor tersebutpengaruhnya terhadap perusahaan, maka nilainya akan semakin rendah. Dan dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu perusahaan.
2)
Variabel Internal Untuk variable internal,pemberian bobot adalah sama dengan pemberian bobot pada
variable eksternal
d. Pemberian Nilai (Skor) Pemberian skor untuk masing-masinh factor dengan memberi nilai mulai dari 4 (empat)/(sangat baik) sampai dengan 1 (satu)/ (kurang baik), berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variable yang termasuk kategori kekuatan dan peluang) diberi nilai mulai dari 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) dengan membandingkan dengan rata-rata perusahaan atau
dengan pesaing.Sedangkan variable yang bersifat negative (kelemahan dan ancaman) kebalikanya. Contohnya jika kelemahan atau ancaman perusahaan besar sekali dibandingkan rata-rata perusahaan atau pesaing, maka nilainya adalah 1 (satu), jika kelemahanatau ancaman perusahaan dibawah rata-rata perusahaan atau pesaing, maka nilainya adalah 4 (empat), Freddy Rangkuti, (2002:25). Pemberian skor dalam penelitian ini dengan menyampaikan angket kepada responden untuk mengetahui tentang penilaian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Responden hanya memilih salah satu butir jawaban yang tersedia. Kriteria yang dijabarkan dalam butir jawaban tersebut akan dinilai menurut jawabannya yaitu :
Jawaban
A
B
C
D
Skor
4
3
2
1
Perincian ini adalah sebagai berikut : a) Skor 4 (empat) untuk jawabkan yang mencerminkan keadaan yang sangat baik. b) Skor 3 (tiga) untuk jawaban yang mencerminkan kondisi baik. c) Skor 2 (dua) untuk jawaban yang mencerminkan kondisi cukup baik. d) Skor 1 (satu) untuk jawaban yang mencerminkan kondisi kurang baik.
e. Nilai Tertimbang Pemberian nilai tertimbang berdasarkan perkalian antara bobot dengan nila (skor) yang diberikan pada setiap indicator. Jumlahnya seluruh nilai tertimbang ini untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Total nilai ini menunjukan bagaimana strategi yang dijalankan oleh perusahaan. Berdasarkan analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasikan satu dari empat pola yang bersifat khas dalam keselarasan situasi internal dan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. Keempat pola yang biasanya digambarkan dalam “sel” seperti terlihat pada diagram berikut ini :
Gambar 1.1 Diagram Analisis SWOT
Sel 1 mendukung strategi orientasi “putar Balik” strategi yang agresif
Berbagai peluang lingkungan
Sel 2 mendukung strategi yang diversivikasi
Kekuatan Eksternal
Kekuatan Internal
Sel 4 mendukung strategi yang divensive
Ancaman lingkungan
Sel 3 mendukung strategi yang agresif
Kondisi yang diharapkan bagi perusahaan pada diagram tersebut yaitu pada Sell 1, karena perusahaan menghadapi berbagai peluang lingkungan yang memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut.Pada kondisi yang demikian strategi yang tepat untuk ditempuh oleh perusahaan adalah strategi pertumbuhan. Sell 2, tergambar bahwa perusahaan yang memiliki berbagai kekuatan internal menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan, jika suatu perusahaan menemukan
dirinya
pada
kondisi
demikian
strategi
yang paling sesuai
untuk
dipertimbangkan adalah strategi diversifikasi atau suatu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekarang untuk membuka peluang jangka panjang pada produk atau pasar yang baru. Sell 3, Pada diagram diatas menunjukan posisi suatu perusahaan yang menghadapi peluang pasar yang besar disatu fihak, akan tetapi dihadang oleh keterbatasan kemampuan karena berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh perusahaan. Dalam kondisi demikian sangat wajar bagi perusahaan untuk melekukan “putar haluan” mengambil berbagai langkah guna mengatasi kelemahan yang dihadapi secara internal agar peluang pasar dapat dimanfaatkan.
Sell 4, Menggambarkan kondisi yang paling buruk karena harusmenghadapi tantangan besar yang bersumber pada lingkungan pada waktu yang bersamaan dihadapkan oleh berbagai kelemahan internal. Strategi yang tepat dalam kondisi yang demikian adalah strategi yang bersifat defenitif dalam arti mengurangi atau merubah bentuk keterlibatan perusahaan pada produk atau pasar yang dianalisis.
f.
Analisis Matrik Daya Tarik Industri Dalam analisis matrik daya tarik industri ini berusaha menunjukan posisi unit usaha
strategi pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Menurus Suwarsosno: Matrik Daya Tarik industri berusaha menggambarkan posisi pasar dengan cara terlebih dahulu melakukan dekomposisi perusahaan menjadi usaha strategis atau kadang-kadang berdasarkan produk yang dihasilkan. Konsep MDTIini mempunyai dua sumbu yaitu, sumbu vertical dan sumbu horizontal. Sumbu verticalmenggabarkan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan sumbu horizontal menggambarkan tentang ancaman dan peluang bisnis yang berasal dari berbagai indicator yang ada dalam lingkungan bisnis.
Adapun langkah-langkah untuk menilai masing-masing indicator adalah : 1) Identifikasi Variabel Internal dan Eksternal Perencanaan pertama ini adalah mengidentifikasi peluang dan ancaman bisnis yang berasal dari variable eksternal dan keunggulan serta kelemahan perusahaan yang bersumber dari variable internal. 2) Panilaian Variabel Eksternal Penilaian variable eksternal diharapkan dapat diketahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing indicator tersebut terhadap daya tarik industri. Secara umum biasanya seluruh indicator tersebut masuk dalam lingkungan industri (pesaing). Untuk menilai variable eksternal digunakan skala linkert yaiti, 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) dengan rincian : a) Sangat baik
:4
b) Baik
:3
c) Cukup
:2
d) Kurang Baik
:1
3) Penilaian Variabel Internal Penilaian dilakukan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing. Jika unit usaha tersebut memiliki dua pesaing,maka penilaian dilakukan perpesaing. Sistem penilaian ini sama dengan variable eksternal, yaitu: a) Sangat Baik
:4
b) Baik
:3
c) Cukup
:2
d) Kurang
:1
4) Penilaian posisi Bisnis Langkah ini merupakan penentuan posisi bisnis masing-masing unit strategis. Cara ini merupakan langkah sederhana, yakni menggabungkan kedua nilai tertimbang yang diperoleh dengan meletakan pada sumbu yang tepat. 5) Prediksi Variabel Eksternal dan Internal Penilaian dan penentuan kecenderungan variable didasarkan pada perkiraan (prediksi) 6) Perkiraan Kecenderungan Variabel Eksternal Tahap ini, merupakan perkiraan kecenderungan yang hendak terjadi pada berbagai indicator tersebut. 7) Perkiraan Nilai Variabel Internal Tahap ini, manajemen dimintauntuk memperkirakan kecenderungan variable internal, setelah perkiraan indicator variable tersebut dilakukan pada tahap sebelumnya. 8) Perkiraan Posisi Bisnis Setelah perkiraan kecenderungan variable eksternal dan nilai variabel internal dapat diketahui langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah penentuan posisi bisnis unit usaha strategis. 9) Perumusan Strategis Tahap ini, merupakan tahap terakhir yang menunggu dari hasil penilaian tahap-tahap sebelumnya, kemudian dirumuskan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada.
ANALISIS DATA
A. Analisa SWOT Analisa SWOT adalah analisis mengenai kekuatan dan kelemahan dari PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang Industri Sandang Nusantara Unut Patal Secang Magelang dalam menghadapi ancaman sekaligus memanfaatkan [eluang yang ada diluar perusahaan. Untuk menganalisis, maka perlu mengidentifikasi variable internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan serta variable eksternal yang meliputi ancaman dan peluang perusahaan. Analisa SWOT dapat digunakan 8untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan yang berkategori
internal dan eksternal,secara relative mampu menggambarkan kekuatan,
kelemehan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan menganalisa data yang ada pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang terutama yang berkaitan dengan factor internal suatu perusahaan yang secara langsung mampu menggambarkan kekuatan maupun kelemahan perusahaan, disamping itu juga factor eksternal perusahaan yang berupa peluang dan anaman dari perusahaan dan lingkungannya. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui posisi perusahaan didalam persaingan pada saat ini dan alternatif strategi yang digunakan untuk masa yang akan datang serta setrategi apa yang akan digunakan dalam menghadapi persar dan peluang yang dimiliki serta ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan
1. FAKTOR INTERNAL Pada dasarnya, analisa profil perusahaan terdiri dari dua tahapan pokok, yaitu identifikasi komponen variable dan evaluasi terhadap komponen-komponen teraebut, Suwarsono, (1994:86). Dalam tahap pertama, manajemen perusahaan berusaha mengetahui sasaran mendalam komponen variable internal yang secara strategis bertanggung jawab terhadap kemungkinan keberhasilan perusahaan. Pada saat ini yang sama, pihak pengelola menejemen juga berusaha mengetahui alas an yang menjadikan komponen tersebut sebagi factor penentu. Untuk keperluan tersebut, terdapat beberapa pendekatan yang dapt digunakan menurut Suwarsono, (1994:87).
1).Pendekatan Fungsional Menurut pendekatan ini, kompetensi (keunggulan dan kelemahan) perusahaan dapat dilihat pada berbagai fungsi bisnis yang ada dan dikerjakan didalam perusahannya, yakni fungsi pemasaran, pembelanjaan (keuangan), operasi dan produksi, sumber daya manusia, riset dan pengembangan, sisitem informasi manajer dan budaya perusahaan.
2). Pendekatan Rantai Nilai Pada dasarnya ada tiga tahap yang perlu dikerjakan dalam pendekatan ini. Pertama, manajemen perlu secara detail mengidentivikasi aktivitas yang perlu dikerjakan baik langsung maupun tidak langsung, sejak sebelum memproduksi barang, proses produksi, menyampaikan barang tersebut ketangan konsumendan pelayanan purna jual.Dalam hal ini aktivitas dibedakan dalam dua kelompok, yaitu, aktivitas pokok yang terdiri dari logistic,pemasaran serta penjual dan aktivitas penunjang yang terdiri dari prasarana, manajemen SDM dan pengembangan tehnologi. Pada tahap kedua, yaitu manajemen mencoba mencari keterkaitan dari berbagai aktivitas rantai nilai tersebut, yautu antara aktivitas pokok dan aktivitas sinergi potensial yang mungkin dapat ditemukan diantara berbagai unit strategis yang dimiliki oleh perusahaan.
3). Pendekatan Untuk Keunggulan Bersaing Pendekatan unit keunggulan bersaing menganut prinsip disagregasi dengan jalan membedakan kegiatan perusahaan kedalam empat jenis, yaitu aktivitas pembentuk unit keunggulan bersaing, aktivitas penunjang unit keunggulan bersaing, aktivitas penunjang utama dan aktivitas essensial, Suwarsono, (1994:93). Pendekatan ini justru menganut prinsip bahwa kompetensi khas yang ada didalam unit keunggulan bersaing yang merupakan kekuatan perusahaan, hanya akan muncul jika manajemen memberikan focus perhatianya pada beberapa aktivitas kunci saja, dijalankan pada tingkatan yang tertandingi pesaing. Dalam menentukan apakah sejumlah variable tertentu termasuk dalam kategori kekuatan atau kelemahan perusahaan diperlukan standar prosedur penilaian. Untuk keperluan tersebut tersedia empat macam pendekatan yang dapat digunakan sebagai pedoman evaluasi, Suwarsono, (1994:98), Yaitu:
a. Perbandingan dengan kinerja dan kompetensi masa lalu Kinerja dan kompetensi masa lalu dapat digunakan sebagai tolak ukur penentuan apakah suat variable dapat dikategorikan sebagai kekuatan atau justru sebagai kelemahan perusahaan. Manajemen dapat melihat kapan perusahaan berhasil dan kapan perushaan mengalami kemunduran dan menentukan variable penentunya. Untuk menilai keunggulan perusahaan, maka pendekatan ini sangat mudah diterapkan, akan tetapi untuk mengevaluasi kelemahan perusahaan, pendekatan ini jarang digunakan, karena adanya unsure subyektifitas yang sangat tinggi. Menilai kelemahan dianggap lebih sulit dikerjakan, jika menggunakan pengalaman sendiri.
b. Pendekatan evolusi produk Syarat-syarat yang diperlukan babi keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk banyak dipengaruhi oleh evolusi produk itu sendiri. Oleh karena itu, variable penentu kekuatn perusahaan juga berkembang seiring dengan daur hidup kehidupan barang yang dipasarkan. Untuk mengenali kekuatan adan keunggulan bersaing perusahaan, syarat-syarat keberhasilan ini kemudian dijadikan sebagai pedoman normative, setelah diketahui posisi barang yang ditawarkan. Pada masa perkenalan, penjualan masih relative kecil dan biasanya belum mengalami kerugian. Pada masa ini, strategi yang dipilih ketika memasuki pasar sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahan. Pada masa pertumbuhan, ketika pesaing mulai memasuki pasar, kemampuan perusahaan untuk memperoleh rekonansi dan diferensiasi barang sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Pada masa berikutnya, ketika volume penjualan tidak tumbuh sepesat periode sebelumnya, kemampuan perusahaan untuk memiliki keunggulan harga dan membangun hubungan khusus dengan pemasok, saluran distribusi dan konsumen sangat menentukan. Pada masa penurunan, efisiensi biaya dan pengembangan produk biasanya yang tidak berkaitan dengan inti produk biasanya sangat berpengaruh besar dalam menunjang keberhasilan perusahaan.
c. Perbandingan dengan pesaing Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan juga dapat dilakukan dengan membandingkan secara relative dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing.
Perbandingan ini lebih banyak digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan perusahaan, yang biasanya sulit dikenali jika hanya menggunakan pengalaman manajerial perusahaan yang bersangkutan. Untuk keperluan mengenali profil perusahaan, manajemen harus selektif dan jeli dalam mengamati kompetensi yang dimiliki dan tidak disbanding dengan profil pesaing utamanya, yakni perusahaan yang biasanya memiliki elastisitas silang negative, mempunyai segmen yang sama, menerapkan kebijakan harga yang tidak jauh berbeda dan perusahaan yang menyediakan barang pengganti
d. Faktor kunci keberhasilan industri Pendekatan ini tidak jauh ber beda dengan pendekatan lainnya. Pada pendekatan ini yang dipelajari sebagai perbandingan tidak hanya perusahaan pesaing produk saja tetapi industri secara keseluruhan. Manajemen perlu mengidentifikasi factor kunci penentu kebberhasilan industri. Hal tersebut misalnya meliputi karakteristik pesaing, kebutuhan dan posisi tawar menawar consumen, ham,batan masuk dan keluar dari pasar, ketersediaan barang pengganti dan posisi tawar menawar pemasok Profil perusahaan yang menggambarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan dapat diketahui setelah diidentifikasi dan efaluasi variable internal dilakkukan. Sampai tahap tersebut, gambaran perusahaan yang diperoleh masih sebatas aspek kualitatif. Sebagai usaha untuk menjelaskan dilakukan dengan aspek kuantitatif salah satunya yaitu dengan menyusun matrik profil perusahaan. Matrik ini disusun dengan mengikuti langkah-langkah yaitu pertama melakukan identifikasi variable internal yang menjadi penentu kekuatan dan kelamahan perusahaan berdasarkan salah satu pendekatan yang tersedia. Kedua dengan memberikan bobot pada masing masing variable yaitu 0,0 ( yang paling tidak penting) 1,0 (terpenting) bobot ini mencerminkan peran dari masing-masing variable setelah dilakukan evaluasisesuai dengan pendekatan yang dipakai setelah itu masing masing variable diberi nilai 1 sampai dengan 4 yaitu (Fredy Rangkuty;2002) Adapun kreteria yang umum digunakan dalam pemberian bobot adalah semakain pentingnya factor yang dapat memberikan dampak terhadap factor strategis maupun posisi yang strategis bagi suatu perusahaan maka akan semakin tinggi nilainya aklan tetapi bila semakin tidak pentingnya factor tersebut berpengaruh terhadap perusahaan maka nilainya
akan semakin rendah. Dan dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu perusahaan. Setelah pembobotan selanjutnya adalah pemberian nilai, untuk factor kekuatan yang paling kuat pengaruhnya terhadap perusahaan diberi sampai dengan satu , yaitu : a) Nilai 4 b) Nilai 3 c) Nilai 2 d) Nilai 1 Sedangkan untuk factor kelemahan pemberian nilainya adalah kebalikan dari kekuatan yaitu factor paling lemah deberi nilai 1 sampai factor yang tidak begitu lemah diberi sekor nilai 4 Langkah selanjutnya adalah menentukan kreteria dari pemberian nilai tersebut yaitu: (Suwarsono;1994:140) 1. Nilai 0 sampai dengan 2 adalah kategori rendah 2. Nilai 2 sampai dengan 3 kategori medium 3. nilai lebih besar dari 3 kategori tinggi
a. Kekuatan (Strenght)
1) Kualitas Produk Produk yang dihasilkan oleh PT Industri Sandang Nusantara Patal Secang Magelang dinilai memiliki kualiutas yang baik hal ini terlihat dari banyaknya pesanan yang selalau meningkat setiap tahunnya. Variasi produk yang dihasilkan oleh perusahaan juga bermacam macam sehingga pperusahaan tidak hanya menerima pesanan hanya satu jenis benang saja
2) Citra Produk Barang yang dihasil;kan oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang memiliki citra tersendiri dimata konsumen karena memiliki mutu sesuai dengan stendar SH atau ISO 9002 dengan demikian kesan kualitas bagus melekat pada konsumen dengan jaminan tersebut
3) Lokasi Perusahaan Lokasi PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang terletak di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang yang posisinya terletak dijalan raya Secang menuju Yogyakarta yang merupakan urat nadi perdagangan antar kota 4) Kelengkapan Mesin Produksi Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang
adalah tersedianya fasilitas mesin produksi yang lengkap, baik
dan memadai untuk setiap kegiatan atau proses produksi sehingga dengan demikian perusahaan dapat memenuhi pesanan atas produk yang dibutuhkan oleh konsumen 5) Penetapan Harga Harga yang ditetapkan oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang
disesuaikan dengan kemampuan daya beli dan biaya produksi yang
dikeluarkan, sehingga terdapat kesesuain antara hrga dan daya beli konsumen. Dengan demikian harga dapat bersaing denga perusahaan plainya 6) Fasilitas Dalam rangka untukmendukung kegiatan penjulan produk yang ditawarkan oleh perusahaan, maka pihak perusahaan dapat memberikan fasilitas kemudahan bagi para konsumen seperti telephone dan faxsimil untuk kegiatan kominikasi dan memperlancar hubungan antara pihak perusahaan dengan calon konsumen. 7) Reputasi PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang mempunyai reputasi yang cukup tinggi, ini dikarenakan meluasnya daerah pemasaran yang dimiliki selain kota magelang juga kota-kota lain di indonesia.
b. Kelemahan(Weakness)
1) Pelayanan Konsumen Bagi konsumen pelayanan yang baik itulah yang diharapkan, namun kadang-kadang perusahaan tidak begitu memperhatikan adanya keterlambatan dalam pengiriman,
sehingga konsumen tidak merassaka adanya kepuasan dan akhirnya perusaahaan akan kehilangan konsumen.
2) Bahan Baku Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang masih harus mendtangkan dari luar negeri disampinh itu untuk memperoleh bahan baku harus melalui proses tender, maka dengan demikian proses produksi akan terhambat. 3) Kualitas Karyawan Perusahaahn ini dalam menarik atau merekrut karyawan dalam bidang tertentu masih menerapkan system family (kekeluargaan), dimana dalam penarikan karyawan baru tanpa memperhatikan kualitas dan kinerja karyawan tersebut.
Dari hasil identifikasi diatas, ternyata antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, terdapat lebih banyak kekuatanya disbanding dengan kelemahanya. Hal ini merupakan modal bagi PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang
untuk
mengembangkan strategi pemasaranya.
2.
FAKTOR EKSTERNAL Untuk variabel eksternal pembobotan adalah sama dengan penbobotan pada variable internal, sedangkan factor peluang yang palinng besar diberi nilai 4 sampai dengan 1, (Fredy Rangkuty, 1995:23) yaitu : a) Nilai 4 b) Nilai 3 c) Nilai 2 d) Nilai 1 Sedangkan untuk factor ancaman yang paling besar ancamanya terhadap perusahaan diberi nilai 1 sampai dengan 4 (sampai yang kurang berbahaya). Untuk kreteria dari hasil penilaian sama dengan yang dilakukan pada variable internal. Pemberian nilai tidak harus berdasarkan jarak (rentang waktu), yang terpenting adalah konsistensi memberikan jarak terserbut dan tafsir yang terkandung
didalamnya. Langkah keempat, yaitu bobot nilai yang diberikan pada masing-masing variable dikalikan untuk memperoleh nilai tertimbang, yang kemudian dijumlahkan dan jumlah nilai inilah yang menggambarkan profil perusahaan
a.
Peluang (Opportunity)
1) Daya Beli Konsumen Daya beli konsumen PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang cukup besar. Indikasinya dapt diketahui pada peningkatan jumlah pesanan dari tiap tahunya.Dalam hal ini merupakan peluang besar bagi perusahaan dalam keberhasilanya untuk meningkatkan jumlah produk yang dipasarkan.
2) Campur Tangan Pemerintah Adanya kebijakan pemerintah yang diantaranya yaitu adanya kebijakan pemerintah mengenai penggabungan 4 unit pabrik pemerintah dan peningkatan kegiatan di sector industri serta perdagangan yang merupakan peluang yang baik bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan usahanya.
3) Perubahan Tehnologi Perubahan tehnologi merupakan peluang bagi perusahaan karena dengan demikian perusaahaan dapat membeli dan menggunakan mesin produksi yang berupa alat press, dibandingkan dengan sebelumnya hanya menggunakan alat tradisional yang dijalankan secara manual, sehingga dengan adanya tehnologi yang maju, maka proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan jumlah produksinya.
4) Besar Pasar PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang
saat ini dalam
memasarkan benang selain diwilayah magelang juga jawa barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI.Besar pasar merupakan peluang bagi perusahaan untuk dapat memperluas lagi daerah pemasaran produksinya diseluruh indonesia.
b. Ancaman (Threath) 1) Pesaing Persaingan yang sangat ketat diantara para produsen benang saat ini, merupakan ancaman serius bagi PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang dalam mengembangkan usahanya, terutama bila tidak berhati-hati dalam pengambilan keputusan mengenai strategi pemasaran yang tepat untuk kemajuan usahanya. Adapun pesaing utama yaitu PT Industri Sandang Nusantara II Ceper.
2) Lingkungan Dengan demikian kritisnya sikap masyarakat terhadap segala perubahan lingkunga sekitarnya, maka lingkungan social masyarakatpun akan terpengaruh. Keadaan social masyarakat yang tidak seimbang akan mengakibatkan kecemburuan dibidang material, karena dalam perekruitan tenaga kerja yang kurang memperhatikan daerah sekitar yang juga menginginkan pekerjaan, sehingga hal ini merupakan ancaman bagi perkembangan perusahaan.
3) Halangan Pemasaran Halangan pemasaran yang dihadapi perusahaan cukup besar, yaitu adanya persaingan, minimunya distributor dan penyalur serta terdapatnya pemesanan yang tidak dibayar oleh pemesan, sehingga jika perusahaan tidak mampu mengatasi hal tersebut, maka perusahaan dapat kalah dalam persaingan. Dari hasil identifikasi diatas, ternyata antara peluang dan ancaman yang ada dalam perusahaan lebih banyak peluangnya dibandingkan dengan ancamanya. Hal ini merupakan factor yang baik bagi PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang untuk dapat mengembangkan strategi pemasaranya. Penilaian veriabel eksternal tidak terlalu berbeda jauh dengan penilaian variable internal. Penilaian variable eksternal dimaksudkan untuk mengetahui atau memberi gambaran terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang.
B. Analisa MDTI
Matrik daya tarik industri berusaha menunjukan posisi bisnis unit strategies pada saat sekarang ini dan juga mencoba untuk dapat memperkirakan posisi unit usaha pada masa yang akan datang. Posisi unit usaha pada masa sekarang dalam matrik daya tarik industri baru dapat disusun setelah manajemen mampu mengidentifikasi dan memberikan penilaian terhadap factor internal dan factor eksternal. Disamping itu, perkiran posisi unit usaha strategis dimasa yang akan datang dalam batas-0batas tertentu juga merupakan posisi yang dikehendaki oleh manajemen, juga baru dapat diketahui setelah manajemen melakukan perkiraan dan penilaian pada variable internal dan variable eksternal yang diperkirakan menjadi variable penentu.
1.
Penilaian Variabel Internal Dengan penilaian variable internal dimungkinkan untuk dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan berdasarkan indicator-ndikator yang ada dalam lingkunga perusahaan itu sendiri. Penilaian dilakukan oleh perusahaan dengan membandingkan antara kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Penilai dilakukan terhadap masing- masing indicator yang terlebih dahuludiberi pembootan. Kegiatan pembobotan ini menggambarkan seberapa penting pengaruh indicator terhadap perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengalikan nilai pembobotan dengan nilai sekala pada indicator. Dari hasil perkalian ini selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh nilai tertimbang. Untuk lebih jelasnya, penilaian variable internala pasda PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang dapat dilihat pada table berikut
Table Nilai tertimbang variable internal
No
Indikator variable Internal
bobot
nilai
Nilai tertimbang
KEKUATAN 1
Kualitas produk
0.11
3
0.33
2
Citra produk
0.09
4
0.36
3
Lokasi perusahaan
0.11
4
0.44
4
Kelengkapan
5
mesin
0.11
4
0.44
produksi
0.10
3
0.30
6
Penetapan harga
0.11
3
0.33
7
Fasilitas
0.10
3
0.30
Reputasi
1
KELEMAHAN
0.09
2
0.18
2
Pelayanan konsumen
0.10
2
0.20
3
]kualitas karyawan
0.07
2
0.14
Bahan baku 1.00
Total
3.02
Sumber : Data primer yang diolah dr PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang
Langkah selanjutnya dari hasil nilai tertimbang adalah penentuan kreteria penilaiandari hasil nilai tertimbang yaitu sebagai berikut : a. nilai tertimbang antara 0 sampai dengan 2 (tergolong kateegori rendah b. nilai tertimbang antara 2 smpai dengan 3 (kategori medium) c. nilai tetimbang lebih dari 3 (kategori tinggi Dengan menggunakan kreteria yang ada maka nilai tertimbang sebesar 3.02 ini menunjukan bahwa perusahaan berada pada posisi tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan mempunyai kekuatan usaha yan dapat terus dikembangkan pada masa yang akan dataang, sedangkan kelemahannya yang ada dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi perkembangan perusahaan
2.
Penilaian Variabel Eksternal Dari gambar tersebut penilaian terhadap variable eksternal yang dilakukan dapat diliohat pada table sebagai berikut
Table
Nilai tertimbang variable Eksternal
No
Indikator variable Ekternal
bobot
nilai
Nilai tertimbang
PELUANG 1
Daya beli konsumen
0.15
3
0.45
2
Campur
0.15
3
0.45
3
pemerintah
0.16
4
0.64
4
Kiemajuan teknologi
0.16
4
0.64
tangan
Besar pasar
1
ANCAMAN
0.11
2
0.22
2
Pesaing
0.13
2
0.26
3
Lingkungan
0.14
2
0.28
Halangan pemasaran Total
1.00
2.94
Sumber : Data primer yang diolah dr PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang
Kreteria penilan dari hasil yang ada tersebut adalah sebagai berikut : a. nilai 0 sampai dengan 2 ( kategori rendah) b. nilai 2 sampai dengan 3 (kategori medium) c. nilai lebih besar dai 3 (kategori tinggi)
dari hasil nilai tertimbang pada variable ekternal diperoleh sebesar 2,94, yang menunjukan bahwa posisi perusahaan termasuk medium. Dengan kata lain PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang dilihat dari lingkungan bisnisnya memiliki peluang yang culup untuk berkembang.pada posisi medium, perusahaan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang. Dengan peluang yang dimiliki perudahaan pada saat sekarang ini, akan sedikit mengalami masalah jika perusahaan tidak memperhatikan lingkungan bisnis yang ada.
Kondisi bisnis yang sekarang terjadi membuat PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang lebih berhati-hati terhadap ancaman yang sewaktu waktu bisa muncul.
3. Penentuan Posisi Bisnis Setelah penilain variable internal; dan eksternal , lankag selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentuikan posisi bisnis perusahaan. Tahap ini sangat sederhana yaitu dengan menggabungkan kedua nilai tertimbang yang diperoleh dengan meletakannya pada sumbu yang tepat dalam matrik daya tarik industri (MDTI). Penilaian nilai variable eksternalk diletakan pada sumbu horizontal, sedangkan nilai variable internal diletakan pada sumbu vertical. Posisi bisnis menggambarkan tepat sebagaio sel yang terbentuk akibat perpotongan antara kedua nilai tertimbang yang diperoleh. Matrik daya tarik industri secara sederhana ddapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Matrik Daya Tarik Industri
Daya Tarik Industri
Tinggi
Kekuatan
Menengah
Bisnis
Rendah
Tinggi
Menengah
Investasi dan
Pertumbuhan
tumbuh
selektif
Pertumbuhan selektif
Selektif
Rendah Selektif Panen
Selektif
atau divertasi
Panen atau divertasi
Panen atau divertasi
Suwarsono 1994
Unit usaha strategis yang terletak pada sel yang terbentuk dari perpotongan sumbu vrtikal bagian tinggi dan sumbu horizontal bagian tinggi adalah unit usaha yang memiliki prospek paling baik dan menejemen tanpa ragu lagi dapat terus melakukan investasi guna
meningkatkan pertumbuhannya. Dua sel yang terbentuk dari perpotongan bagian menengah dari sumbu vertikan dan horisintal memiliki prospek untuk berkembang. Tiga sel terakhir yang terletak pada sisi kanan bawah MDTI adalah tempat bagi unit usaha stra tegis yang hamper sama sekali tidak mempunyai peluang dan keunggulan bisnis untuk berkembang. Dari posisi bisnis yang diketahui, maka menejemen dituntut untuk menentukan strategi yang efektif dalam menghadapi persaingan dimasa yang akan datang.
Penentuan posisi bisnis dilakukan untuk mengetahui posisi bisnis dari masing-masing unit usa strategis. Lankah dalam penyusunan posisi bisnios dilakukan dengan cara menggabungkan kedua nilai tertimbang yang telah diperoleh, yaitu sumbu vertical untuk nilai internal dan sumbu horizontal untuk nilai variable eksternal, pada posisi bisnis unit usaha pada perpotongan antara dua sumbu tersebut. Untuk posisi perusahaan pada saat ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut Gambar Perkiraan Posisi Bisnis
Daya tarik Industri
Tinggi
Medium
Rendah
Kekuatan bisnis
Tinggi
3.02 3
Medium 2 rendah 3 2,94
2
0
sumber : Data primer PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang dioleh
yang
Keteranagan Nilai 0 sampai 2 kategori rendah Nilai 2 sampai dengan kategori medium Nilai 3 keatas kategori tinggi
Dari hasil perpotongan tersebut terlihat bahwa posisi bisnis PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang memiliki daya tarik industri pada posisi tinggi. Hal seperti ini menggambarkan bahwa unit usaha memiliki peluang yang cukup untuk berkembang sedangkan kekuatan bisnis terletak pada posisi yang sama yaitu medium, yang berarti perusahaan mempunyai keunggulan dan kekuatan yang tinggi di tengah situasi persaingan yang ada. Keberadaan posisi bisnis seperti ini dapat dijadikan sebagai pendukung dalan mengantisipasi peluang yang ada
4. implementasi Strategi implementasi strategis pada matrik daya tarik industri (MDTI) memberikan tekanan pada penentuan skala prioritas investasi yang selektif dan pertumbuhan pasar. Unit usaha yang dimiliki peluang untuk tumbuh berada pada sel daya tarik industri atau pasar yang besar dan memiliki keunggulan dalam investasi dan sepesialisasi. Secara sederhana matrik ini juga memberikan petunjuk tentang alokasi dana dan sumber daya yang ada. Pada skala perioritas ketiga atau medium, unit usaha masih memiliki peluang yang cukup untuk berkembang akan tetapi keputusan untuk melakukan investasi sedapat mungkin dilakukan dengan hati-hati.
5. Alternatif Strategi Alternatif strategi membahas perencanaan strategi bisnis pada tingkat korporat, yang biasanya digunakan sebagai arahan dasar yang digunakan sebagai pedoman singkronisasi dan kooordinasi berbagai hala yang disusun. Sebagan perusahaan dimulau dengan satu unit usaha yang relative kecil dengan melayani wilayah pemasaran yang relative sempit. Pada mulanya perusahaan hanya didukung dengan permodalan yang tidak begitu besar, pengembangan usaha sepenuhnya diarahkan untuk meningkatkan volume penjualan, meningkatkan pangsa pasar dan menumbuhkan sikap loyalitas konsumen.
Jika tahapan ini berhasil, perusahaan mencoba mengembangkan ragam produk yang dihasilkan dan memperluas jangkauan wilayah pemsaran dengan berbagai macam strategi.antara lain :
a. Strategi pertumbuhan Straegi pertumbuhan adalah strategi yang beusaha mengewmbangkan perusahaan sesuai dengan ukuran besar yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Perusahaan disebut tumbuh jika perusahaan tersebut berhasail meningkatkan volume penjualan, meningkatkan besranya pangsa pasar yang dikuasai, meningkatkan laba yang diperoleh, wilayah pemasaran yang semakin luas, meningkatkan ragam produk yang dihasilkan, meningkatkan harta kekayaan yang dioperasikan, meningkatkan penguasaan tehnologi dan bertambahnya karyawan dalam perusahaan.
b. strategi konsentrasi Strategi konsentrasi adalah straegi yang berusaha mengarahkan sumber daya dan dana yang dimiliki untuk mengembangkan suatu prosuk tertentu yang menggunakan satu jenis tehnologi pokok tertentu yang bertada dalam pasar tertentu, Sondang P. Siagian, (1998:144). Ada beberapa pilihan strategi konsentrasi yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Pertama, perusahaan berusaha meningkatkan penggunaan propduk dari konsumen yang dimiliki yaitu,: a. Meningkatkan jumlah pembelian b. Meningkatkan kecepatan penggunaan produk c. Memberikan insentif harga sebagi pedoman peningkatan penggunaan barang. Kedua, perusahaan beruasa menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan menjadi calon konsumen perusahaan dengan cara : a. Memperjelas diferensiasi barang b. Menggiatkan promosi barang c. Menawarkan potongan harga. Ketiga, perusahaan juga dapat mencoba untuk mencari calon pembeli baru yang selama ini belum menjadi konsumen perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing yaitu dengan cara :
a. Mendorong konsumen baru untuk mencoba memakai baarang dengan memberi insentif harga maupun untuk mencoba contoh barang. b. Menaikan dana atau menurunkan harga c. Mempromosikan produk dimedia lain Strategi konsentrasi sangat dikenal dan diterapkan oleh banyak perusahaan, karena strategi ini banyak memberikan kemudahan. Dari berbagai hal yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, dibandingkan dengan perusahaan lain, strategi konsentrasi juga memiliki hambatan. Dengan berbagaiu masalah yang melanda perekonomian indonesia sangat menghambat laju pertumbuhan perusahaan, khususnya untuk produk yang dikonsumsi secara maksimum.
c. Integrasi horizontal Integrasi horizontal , terjadi jika perusahaan menambah unit usaha strategis yang dimiliki, yang dapat menghasilkan barang sama yang sebelumnya telah dimiliki. Pada umumnya, integrasi horizontal dilakukan dengan cara melakukan akusisi, yakni membeli perusahaan lain yang menghasilkan produk sama yang sebelumnya menjadi pesaing perusahaan. Biasanya strategi ini dipilih sebagai alternative strategi, karena ada dua hal yang dipertimbangkan, Sondang P. Siagian, (1998:149), yaitu : a. Agar perusahaan memperoleh akses kepada prasarana baru. b. Untuk menghilangkan persaingan. d. Integrasi vertical Integrasi vertical terjadi jika perusahaan melakukan perluasan usaha pada bidang usaha yang sebelumnya menjadi bidang garap pemasok dari perusahan atau bidang usaha yang digarap konsumen dari perusahaan tersebu. Alasan dilakukannya
integrasi vertical adalah untuk
meningkatkan posisi kompetitif perusahaan antara lain untuk menguragi kencendrungan fluktuasi pasar untuk dapat meningkatkan efisiensi ekonomi baik jumlah barang maupun harga.
e. diversivikasi konsentrik f. diversivikasi konglomarasi g. strategi generik
A. Kesimpulan Berdasarkan analisa variable internal perusahaan yang berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan serta nilai-nilai yang dianut para eksekutif dan analisis variable eksternal perusahaan yang berupa peluang dan ancaman perusahaan sera analisis SWOT PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Unuk menganalisa kegiatan pemasaran PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang menggunakan analisis SWOT dan MDTI. Analisis SWOT yang terdiri dari factor internal yairu, kekuatan dan kelemhan dan factor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Factor internal dalam kekuatan yang terdiri dari kualitas produk, citra produk, lokasi perusahaan, penetapan harga kelengkapan mesin produksi, fasilitas dan reputasi, sedangkan factor internal untuk kelemahan terdiri dari pelayanan konsumen, bahan baku dan kualitas karyawan. Sedangkan untuk factor eksternal dalam peluang meluputi daya beli konsumen, pertumbuhan tehnologi, campur tangan pemerintah, besar pasar dan pertumbuhan pasar yang dapat dijadikan peluang yang baik untuk dimanfaatkan. Selain Faktor eksternal peluang perusahaan juga mempunyai ancaman yang terdiri dari pesaing, lingkungan dan perubahanselera konsumen.. 2. Analisis dalam MDTI meliputi penilaian variable internal dan variable eksternal. Dengan analisis yang dilakukan, maka diperoleh hasil penjumlahan nilai variable internal sebesar 2.98, yang berarti PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang berada pada posisi medium yang dengan demikian berarti memiliki kekuatan yang cukup tinggi untuk meluaskan pasarnyadan sebisa mungkin dapat mengatasi kelemahan yang ada dalam peruasahaan. Dan berdasarkan hasil penjumlahan dari nilai tertimbang variable eksternalyang diperooleh hasil 2.95, yang juga menempati posisi medium berarti PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang memiliki peluang yang cukup untuk memasuki pasar baru dan mempertahankan pasar yang telah ada, karena ancaman yang ada dapat diatasi oleh perusahaan. Dengan posisi bisnis usaha PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang yang berada pada posisi sel selektif berarti PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang masih dapat mengembangkan usahanya dimasa yang akan datang. B Saran
Melihat dari analisa diatas, maka perlu kiranya penulis memberikan saran-saran yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengembangkan atau mengolah perusahaan, maka sebaiknya terlebih dahulu membuat perencanaan (planning) yang disesuaikan dengan keadaan saat ini agar perusahaan dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dengan keadaan saat ini agar perusahaan dapat mengetahui apa yang harus dilakukan, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan maupun penyimpangan-penyimpangan dapat dihindari, serta manajemen perusahaan dapat berperan aktif dalak segala aktivitas di PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang 2. PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang harus dapat meningkatkan kualitas karyawan dengan cara adanya prasarat yang harus dimiliki oleh calon karyawan baru misalnya keahlian (Skil), selain itu bagi karyawan yang sudah lama dengan cara memberikan pelatihan berupa pengarahan, bimbingan mengenai bagaimana pengolahan terhadap produksinya, dan selain itu dapat juga dengan menerangkan pada karyawanbahwa pembeli adalah raja., sebisa mungkin karyawan selalu bersikap baik terhadap konsumen, sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat bersaing dipasaran. 3. Perusahaan seharusnya mulai memikirkan untuk memasuki peluang- peluang yang ada dengan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan serta meningkatkan cirri khas produk masih diperlukan untuk meningkatkan diferensiasi, walaupun diferensiasi bukan menjadi target perusahaan. 4. Mengingat banyaknya pesaing antar sesama industri pemintal benang saat ini, perusahaan hendaknya melakukan kegiatan promosi penjualan lebih gencar lagi dan didukung dengan peningkatan efisiensi didalam memproduksi benangnya. 5. Dengan semakin kritisnya sikap masyarakat terhadap segala perubahan lingkungan sekitarnya, maka hendaknya perusahaan lebih memperhatikan masyarakat yaitu, dengan jalan penarikan tenaga kerja yang lebih mengutamakan lingkungan sekitar yang juga menginginkan pekerjaan tersebut. Dalam penarikan tenaga kerja perusahaan lebih memperhatikan karakteristik yang dimiliki oleh para calon tenaga kerja misalnya : ketrampilan (Skill) yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA Poter, Michel E (1980) Competitif Strategy The free press A Division of Macmilen Publising Co., Inc Cravens David W (1996) Pemasaran Strategis (Terj) Jakerta Erlangga Kotlher, Philip (1991) Menejemen Pemasaran, Analisa, perencanaan, implementasi dan control, Jilid 1 (terj) Jakarta, Prenhelindo Kotlher, Philip dan Amstrong, Gory Prinsip-prinsip Pemasaran (Terj) Jakarta Erlangga Swata, Bashu dan Iryawan (1997) Menejemen Pemasaran Modern Yogyakarta library Rangkuty,Fredy (1995) Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, Gramedia